• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEARNING ARTIFACT PADA PEMBELAJARAN SISTEMATIKA TUMBUHAN UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN AKTIF STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LEARNING ARTIFACT PADA PEMBELAJARAN SISTEMATIKA TUMBUHAN UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN AKTIF STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LEARNING

ARTIFACT

PADA PEMBELAJARAN

SISTEMATIKA TUMBUHAN UNTUK

MENDUKUNG PEMBELAJARAN AKTIF':

STUDI KASUS PEMBELAJARAN

DI

FAKULTAS SAINS

DA}[ TEKNOLOGI UIN

SUNAN

KALIJAGA

YOGYAKARTA-Widodo** ABSTRAK

Kajian

ini

bertujuan mennparkan bentuk-bentuk (perforrnen) Iearning artifact pada proses

pembelajaran praktikum sistematika tumbuhan, relevansi peran learning artifact pada assesmen proses

dan hasil belajar, kedudukan artefak belajar dalam penyelenggaraan pembelajaran aktiflpartisipatif. Kajian didasarkan pada review literatur dan data studi kasus pembelajaran di program studi biologi -pendidikan biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas IslamNegeri Sunan KalijagaYogyakarta pada semester genap tahun 2008-2009. Bentuk-bentuk dan jenis learning artifact bervariasi dan dapat

dikelompokkan menurut kategori tinjauan. Artefak belajar mahasiswa"/siswa berperan sangat penting

urtuk

assessment aspek proses belajar.

Nilai

korelasi yang sangat signifikan antar beberapa jenis arlefak rnenunjukkan stirnulasi ekspresi jenis artefak belajar yang dituntut oleh desain pembelajaran relatif tepat sasaran. Nilai korelasi yang sangat signifikan antarabeberapa arlefak belajar dengan nilai

perkuliahan menunjukkan bahwa altefak belajar mahasiswa

juga

dapat digunakan unhrk assesmen

aspek

hasil

belajar'. Desain penrbelajaran

aktif perlu

menentukan

jenis-jenis artefak

belajar maliasiswa/siswa yang pellu di hasilkan selanra proses pembelajaran dan disepakati melalui konhak

belajar'.

Kata ktnrci: leanting artifact; pentbelajaran; sistematika ttnnbtilmn; pembelajaran

aktif

B.

PENDAHULUAN

Di

beberapa lenrbaga pendidikan

bai\

di

perguuan tinggi rnaupun pendidikan dasar dan

rnenengalr, para pengajal menginginkan pertrbahan iklim

belajar

dalri passive learning (pembelajaran pasif) menjadi active learning (pernbelajaran aktif). Persoalan yang sering muncul selir4'utnya adalah terjadinya kesulitan menemukan langkah-langkah atau cara-cara yang tepat untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Rendalmya partisipasi siswa dalam pembelajaran

juga

ditemukan di negara-negala maju walaupun berbagai strategi dan metode pengajaran diterapkan. Freeman et al. (2007:132) memaparkan bahwa strategi infortnal groLe, thinHpair/share exercises, muddiest point t+'r'itittg, exent question

w'iting,

ntiturte

paper,

discttssiort

of

exam question

belum

ffurmpu nreningkatkan perfor'mance active leanting. Jenis atau ragam benhrk-bentuk kegiatan belajar yang nrensuport

sctive

leandng

perlu

diidentifikasi

dan

dikembangkan.

Salah satu

aspek penting penyelenggaraan aktif leaming adalah stimulasi produksi artefak belajar mahasiswa. Selain berperan

dalam assessrnen hasil belajar, artefak pembelajaran menentukan akfivitas proses belajar.

C.

LITERATUR

RIVIEW

Fink

(1999:1) menyaratkan bahwa

di

dalam suatu pembelajaran

aktif

(acttve learning) terdapat konrponen dialogue dan experience

(Ganfiar 1). Konpotr"n

diulog dapat

berkirut

d^*ii

dialogue with self hingga dialog with otl'ters (dialog antar siswa). Konponen experieice dapat ber.kisar

dali

experience

of

observing (pengamatar) hingga expterience

of

doing

(melakukan). Samadhi

'

Makalah disarnpaikzur pada Semiloka Nasional Feningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Active Leandng

Menuju

Prol'esionalisme Guru yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tangal 18 Juli 2009

*-Stafpengajar

pada Program studi Biologi dan Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Tehrologi Universitas Islanr Negeri Sunzur Kalija ga Y ogyakarla

(2)

(2003:46) menggambarkan levelltingkatan efektifitas bentuk-bentuk kegiatan belajar dari berifat pasif hinga bersifat aktif (Garnbar 2).

gli!*Jilb$iltl:

lt4l$g$;*li*'} ts(d ofi.!r,(rt')e&!f "1

Yx:rff I

*o**tu

l"

l, l{! ts l{ l4

riard I Selclv:lrl

I

J

Frnlcl0rrhrg lrr I !il?d$3lrn t\^^-,",.,:::l

v

<t r,

[image:2.595.34.509.81.387.2]

ttr^ I $:r,rul)r{Dri :l:i }liil iiYnfl l*irrt

Gambar 1. Model pernbelajaran

aktif

Gink.l999:1)

Gambar 2. Efektifitas Model Pembelajaran (Samadlri. 2003:46\

Leaming Artifact

Penelitian tentang pengajaran dan pembelajaran di perguruan tinggi relatif jarang ditemukan (Clring, 2003:2). Kajian pengajaral dan pembelajaran di perguruan tinggi secara umum dapat dibagi menjadi dua prespektif

yaitu

prespektif kesisr,vaan dan prespektif desain kelas. Pada prespektif kesiswaan, pengkajian berupa survey-survey respon/feeling siswa./mahasiswa tentang belajarnya dalam situasi tertentu dan kemampuan mereka'dalam menerima pesan-pesan/informasi pengajaran. Pada prespektif desain kelas terfokus pada renovasi dan perlengkapan infrastruktur atau pembaruan proses pembelajaran yang bersifat administratif. Tanpa mengabaikan pentingnya aspek

di

atas,

pengrtob*gan penelitian yang berbasis pada praktek pembelajaran konkret dalam kelas perlu lebih dikenrbangkan, terutarlra yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran alcciff (active learning)

secara

riil

dan usaha-usaha untuk mencapai hasil pembelajaran yang tinggi.

Penciptaan pernbelajaran yang rnemicu terjadinya pembelajaran

aktif tidak

cukup dengan nrelengkapi sarana pmsarana penrbelajaran (artifact

of

learning)

tetapi aspek lebih penting ialalt pengembangan artefak

belajar

(learning

artifact)

dalam proses pembelajaran.

Artefak

diartikan sebagai sesuatu benda atau obyek buatan manusia, atau obyek budaya yang melalui pengkajian dapat menunjukkan kebiasaan maupun

tata

cara seseorang atau sekelompok orang.

Artefak

(artifuct)

senantiasa ada./ muncul pada suatu proses pernbelajaran dan mernberikan keterangan mengenai sesuatu yzurg telah diketahui dan dilakukan oleh komunitas belajar.

Learning

artifuct

dalam penrbelajaran dapat ditinjau/diartikan sebagai teaching

artifuct

dart student artifact. Teaching artifuct pada unrumnya

berupa

diagram, gambar, chart, grafik, maupun materi kurikuler lainya yang diaplikasikan untuk membangun proses belajar siswa. Student artifact antara

lain

berupa laporan

kerja,

laporan kegiatan praktikum, evaluasi performen, paper, slide presentasi, studi rnandiri, dll.(Bergman, eI

al,

127).

Learning artifact siswa dapat berupa personal artifact yaitu berupa artefak yang dihasilkan siswa atau kelompok siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dipaparkan/dipresentasikan pada pengajarnya. Contoh personal artifact bempa: essay, laporan proyelc/tugas, creative assignment

(3)

dll.

Tipe

personil

artifact

ini

biasanya akan dikernbalikan menjadi

milik

sisr,va setelah selesai

dibuaVdikerjakan.

Leaming artifact yang lebilr

spesifik

adalah

belupa

kreasi siswa

untuk menunjukkan kemajuan

dan

pencapaian kompetensi belajarnya.

Learning

artifact

seperti

ini

nremurgkinkarl proses belajar dapat diamati oleh orang lain. Contoh learning artifuct seperti ini ialah: sunber belajar celdas (misalnya animasi dan file-file kreatif lainnya) i.rntuk kemajuan pembelajaran, model, ilushasi, tiruan visual, simulasi, d11.

Krajcik,

el al.

(1999:227-234) memaparkan bentuk-bentuk learuing

artifact

siswa dapat

berupa: catatan siswa,

junal

harian siswa, liasil karya (physical product), ganfiargarnbar (poster, bulletin, stiker, lukisan), music, videotape, mulitidimensional document (kombinasi tulisan, iiustrasi, fotografi, videotape, audiotape, aplikasi komputer

dll.).

Learning artifuct menentukan kualitas dan

kuantitas konstruksi pengetahuan serta keaktifan siswa dalam proses penrbelajaran. Begitu pentingnya peran artefak penibelajaran dalarn penyelenggaraan active learning ,tetapi hal yang tidak kalah penting adalah pengajar harus pandai-pandai mendeteksi artefak-altef,ak belajar siswa agar assessrnen tryat. Langkah ini menuntut kemanqruan pengajar

ultuk

rnendeteksi proses pembelajaran dan menciptakan arlefak belajar mengajar yang adekuatbagiproduksi leanting artifact siswanya.

Sistematika Tunbuhan

Pesatnya perkembangan

biologi

akibat kemajuan

ilmu-ilmu

pendukung telah membentuk disiplin-disiplin

biologi

kontemporer yang spesifik. Walaupun demikian, korqpetensi

ahli

biologi dalam rnemahami dan merumuskan pola keragaman makhluk hidup merupakan

ciri

penanda gaya kognitif seseorang dalam menguasai disiplin keilmuan yang telmaiuk cluster

biologi.

Kedalamin pemahaman taksonomi-sistenratik merupakan marka spesifik seseorang dalarn menguasai/memahami

biologi. Oleh

kalenanya cabang

atau disiplin

taksonomi-sistematik

bukan

merupakan bagian bioscience yang off up date dan tidak penting, jushu pelkernbangan bioiogi modern yang pesat akan menjadikan disiplin taksonomi-sistematik rnenjadi lebih tereksplolasi, konsep-konsep hipotetik dapat diuji dan dijelaskan, demikian pula sebaliknya.

Penrahaman mendalam tentang taksonomi-sisternatik memerlukan belbagai ketranpilan dan peugalaman yang menxrdai dalam menganrati organisme. Kernanqruan

ini

tidak hanya didasari oleh logika dan fakta obsewasi semata, tetapi sangat ditentukan oleh faktor apresiasi danfeeling. Menurut

Gilmow

(Steven, 1989:391),

feeling

taksonondk merupakan

arr

(seni) untuk

mendiskripsikan ganrbaran alanriah dan merupakan proses yang lebih dali sekedar penggabrurgan teori dengan hasil observasi. Kemanrpuan jangkauan pemikiran manusia untuk membuat kesirr4rulan taksonomik oleh Conqruist (Steven,

1989:391)

disebut insting taksonomik,

intuisi

taksonomik, taksonomik jeirius ataupur heu;istic tal<sonornic. Dalam rekomendasinya, Federasi Bioscience Institut

of

Biology and British Ecological Society United Kingdom rnendudukkan sistematik-taksonomi pada rekomendasi nomor satu dalarn pengembangan bioscience. Sistenratik dan taftsonomi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasar dan rnemungkinkan dapat menjawab kebijakan rnaupun permasalahan keilmuan bagi ledakan besar perkembangan ilmu pengetahuan beserta perubahan social pada abad

ini,

antara lain:

peng,awetan biodiversitas, pengelolaan ekosisterrre penyesuaian-penyesuaiari terhadap perubahan

iklim

(Kuowles, 2008:1-14).

Penelitian tentang kemampuan siswa./rnhasiswa dalam determinasi dan identifikasi specimen telalr dilakukan oleh Randler dan Bogner (2006:161-165). Ketepatan identifikasi siswa meiupakan perwujudan cognitive achievement. Sedangkan Susan dan Sanders (2007:123-130) mengidentifikasi keragaman rnodel dan ketepatan dalam memahami garis besar klasisikasi

rnkhluk

hidup dalam penrbelajaran

biologi

dari aspek pemahaman siswa,/rrnhasiswa,

gulu,

dosen nuupun pengembang

kru'ikulum

Selama

ini

pengetahuan klasifikasi-taksonomi

relatif

terabaikan

dalam

proses

penibelajaran

(Tunicliffe,

2006:i00).

Sudah saahrya tema taksonomi-sistematik dalam biologi direvitalisasi dalam pembelajaran biologi pada sernua tingkatan lembaga pend,idikan.

Pernrasalahan

yang

rnuncul selanjutnya adalah: bagaimanakah pernbelajaran

aktif

pada nrateri/tema taksonomi-sisteniatik dapat didesain? Apakah benhrk-bentuk learning artifact mahasiswa
(4)

yang dihasilkan selaura proses pembelajaran sistematika tunrbuhan? Sejauh mana komponen/bentuk-bentuk artefak memiliki kedudtikan penting dalam menciptakan pembelajaran aktif dan mempunyai korelasi tinggi terhadap pencapaian penilaian. Sesuai permasalahan tersebut makalah

ini

memaparkan kasus penrbelajaran sistenratika tumbuhan

di

klas program studi

biologi

dan pendidikan biologi Fakultas Sainstek Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

D.

IVIETODE

Pembelajaran praktikum sistematika tumbuhan yang berlangsung pada semester genap tahwr 2008-2009 terdiri dafi 47 mahasiswa klas prograrn studi pendidikan biologi

dan

39 rnahasiswa klas progran studi biologi. Proses penrbelajaran

ini

dibantu

7

asisten praktikum yang membantu secara

ieknis

proses

prakiikurn

neiancangan/desain pembelajaran

dililnrkan

oleh

dosen lioordinator praktikunr Data bahan kajian yang dikunpulkan berupa senua dokumen hasil praktikumbaik berupa dokgmen-dokumen hasil penilaian, laporan praktikurn sementara, laporan praktikum akhir, hasil kuis/pretes/postes mahasiswa, kertas kerja, hasil responsi, nilai perkuliahan, produk herbariurq produk

kgnci

deternrinasi,

hasil

determinasi tumbuhan specimen terhurjuk,

hasil

determinasi species

eksplorasi dan artefak pembelajaran lainnya yang relevan. Kajian

ini

dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Identifikasi jenis-jenis learning artifact rnahasiswa dilakukan secara kualitatif berdasalkan dokumeir dan artefak yang disinpan

di

laboratorium maupun telah dikembalikan pada lrahasiswa. Kajian kuantitatif dilakukan dengan uji korelasi hasil penilaian kuantitatif tiap jenis artifak

dengan pencapaian nilai perkuliahan.

E.

ANALISIS

DATA

Hasil identifikasi jenis-jenis artifak belajar mahasiswa dianalisis secara

kualitatif

dengan pengelompokkan berdasarkan asumsi/prediksi bentuk active learning yang memungkinkan dapat berlangsung sesuai pemodelan menulut Fink (1999:1). Besaran koefisien korelasi antar jenis artefak belajar rnupun antara tiap jenis artifak belajar dengan nilai perkuliahan digunakan untuk menentukan tingkatan/nilai

penting

suatu

jenis

artefak dalam

peuibelajaran.

Nilai

korelasi

yang

tinggi diinterpretasikan sebagai jenis artefak yang signifikan sebagai performen pembelajaran yang penting urtuk rnencapai tujuan penrbelajaran.

F.

HASIL

DAN PEMBAHASAN

Teaching artifact

Jenis-jenis artefak penrbelajalan penting yang bersifat teaching artifact pada pembelajaran praktikum sistenratik tunrbuhan pada semester genap talurn 2008-2009 di program studi biologi dan pendidikan biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat diidentifikasi

dan dipetakan sebagai berikut (Tabel 1):

(5)

Tabel 1. Identifikasi teaching artifact dan prediksi kualitatif terhadap perforrnen active learning

Jenii teaching artifact pada Tabel 1 merupakan berbagai sarana prasiilana, perangkat lunak, perangkat keras serta desain-desain aktivitas rnahasiswa. Semua artefak

ini

akan menentukan kualitas

dan kuantitas proses belajar mahasiswa. Fungsi dan peran teaclting artifact ditentukan pula oleh desain

Jenis aitefak

Support to student active learning Dialogue with self Dialogue with othres Experience of obserwing

Experience of Doing

l.

Outline training asisten

2.

Ranrbu-ranrbu/tata laksana asistensi

praktikurn dan p enrb agian

3. 4. 5. 6. 1. 8. 9.

kelonpok kerja Tata tertib asisten

Tata tertib mahasiswa Outline pembelajaran Time line pembelajaran

P etLuij uk/pros edru kerj a

Worksheet

Leafl etllanp iran prosedu kerj a

untuk kegiatan dan tugas khtsus Tugas tershuktLu

S oal-s oal rurtuk menstimulasi

pemaknaan hasil observasi dan

pelacakan litelature lebih lanjut Ganrbar dan ilustrasi soft file Garrbar dan ilushaSi hard file Foto-foto obyek hasil eksplorasi

s elama p emb elai ar anl pr aktikurn Fasilitas intemet on line dengan akses melalui asisten

10. 11. 12. 13. 14. 15.

16. Buku identikasi dan determinasi 17. Atlas urtuk identifikasi dan

determinasi

I 8. Dokumen herbariur/preparat

awetan kering

19. Plepalat awetau basah

20. Preparat segar

21. Milaoskop

22. Milroskop binokuler

23. Mila'oskop berkamera terhubung konrputer 24. 25. 26. 21. 28. 29. 30,

Forum haining asisten Responsi test

Data rekarnpenilaian dan kemajuan kegiatan mahasiswa

Jurial Penibelajaran

Kendali pres ensi mahasiswa Dokunren konhak pemb elajalan Kriteria-kriteria ass esment

* * *{<

**

**

lr*

**

*16

**

**

*t< * >F I I * * * * ,r * * * * * * * * * * * a {< * * * * {< * tr {< * * * >F * * * * * {<

*

td ,< * * * ,<* xrF *rr ,,<** {<**>k t<*** 8***

****

****

|

****

I xxxx I

o***

I

*o**

I

****

|

**n*

l**

I

l.

I

l*

* *

**

**

**{<

,r r/(

I

**rr

***

***

i< ,F ,<

***

**8 **rr

*t*

***

***

t<*

***

*{<* * **{<

**tr

***

*tr*

Point 29 29 21 28

[image:5.595.32.549.68.697.2]
(6)

umuln atau

oltline

penrbelajaran selama satu semester. Pada kegiatan pembelajaran yang berupa

praktikunl

outline penrbelajaran disusun dengan ketepatan yang

tinggi,

memerlukan ftreativitas khusus agar pelaksanaall

plaktikum

menjadi berdaya guna

bagi

pencapaian tujuan perkuliahan. Outline perkuliahan secara telbuka diketahui oleh mahasiswa dan tercermin dalam teaching artifact. Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi teaching artifact terhadap bentuk performen active learning

relatif

berinrbang pacla senrua

jenis

kategori. Data

ini

memberikan gambaran bahwa

by

design, penrbelajaran sisternatika hunbuhan telah menye diakan berbagai teaching artifuct unhrk memfasilitasi ierjadinya active learning

baik

bersifat dialogue

with self,

dialogue

with

others, experience

of

observing, mtupult experience of doing.

Dalarn peinbelajaran

sisterntika

tunrbuhan, active learning

tidak

semata-mata menuntut keaktifan secala fisik. Kedalaman berfikir, intensitas dialog antar siswa dalamkelompok maupun antar kelonrpok, kedalaman observasi, intensitas obseivasi merupakan performen yang lebih dituntut. Fink (1,999:2) rnerryarankan

hal

yang

penting

dilakukan

oleh

pengajar

untuk

menyelenggarakan penrbelajaran

aktif

ialah

rnemperbanyak

jenis

produk-produk

kreasi

pengalaman belajar siswa/rnahasiswa, rnenlperbarryak dan meiringkatkan intensitas dialog serta mengintensifkan kekuatan ilteraksi antal sislva. Penrbentukan kelorrpok-kelompok, fasilitasi forum diskusi/dialog, presentasi, bantuan intensif bagi kegiatan siswa dalam obServasi/eksplorasi merupakan langkah relevan untuk meningkatkan keaktivan sislva.

Dukr.ulgall salana fasilitas pernbelajaran sangat penting artinya

bagi

keberhasilan proses

belajal mengajar. Desain penrbelajaran merupakan fasilitas pembelajaran yang sering diabaikan sebagai

bentuk fasilitas.

Desailr pembelajalan dalarn berbagai

bentuk

dan

aplikasinya pada keseluruhan

nxlupun

pff

acani

penrbelajaran

sangat

meirentukan

tingkatan

hasil

belajar siswa/nrahasiswa maupun jenis capaian hasil belajar yang diharapkan. Relevansinya dengan kegiatan penrbelajaran aktif, desain pembelajaran menentukan bentuk performen belajar serta aktivitas subyek

belajar. Sarana, fasilitas, desain

pembelajaran

merupakan

artefak

penrbelajaran yang diciptakarVdikondisikan oleh pengajar untuk rnenjamin berlangsungnya proses belajar sesuai tujuan. Dengan demikian, saralla, fasilitas dan desain penrbelajaran dapat digolongkan sebagai teaching

artifuct

atau

leaning

artifuct dari dimensi teacher/pengajn. Artefak

ini

sekaligus merupakan track

record pengajar, lembaga dan sistem pembelajaran dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar suatu tema.

Leaming artifact

Selan,a proses pembelajalan satu semestel berlangsung, jenis-jenis artefak belajar mahasiswa (leanting artifact) dapat diidentifikasikasi sebagai belikut (Tabel 2):

(7)

Tabel

2.

Identifikasi learning

artifact

mahasiswa dan pemetaan jenis/kategori performen active Iearning mahasiswa.

Tujuan

nr:ryol'

mata kuliah

praktikum sistemiatika hurjbuhan

ialah

mahasiswa mampu menralrami clistinc clmracter takson famili rurtuk kelonpok tumbuhan tingkat tinggi dan talson ordo

atau kelas rurtuk kelonrpok tunrbuhan tirigkat rendah. Mahasiswa juga ditargetkan mampu rnengenali, mengidentifikasi contoh-contoh' tumbuhan

di

alam dan mengetahui kedudukannya dalam hirarkhi klasifikasi. Setelah kompetensi-korpetensi yang bersifat eksploratif dicapai, mahasiswa diharapkan rnerniliki broad classification yang didalarnya terdapat unsur-unsur konsep filogeni yang bersifat hipotetik spekulatif.

Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis artefak belajar mahasiswa masih didominasi produk artefak kategori dialog with self. Nalrtur demikial, dari aspek kualitatif tarrpak bahwa jenis artefak belajar nrenrpakan bentuk perfomren kuat terjadinya experience of observing dan experience of doing. Level

atau tingkat pencapaian performen artefak dianggap paralel dengan nilai tiap jenis artefak mahasiswa. Asumsi

ini

didasarkan pada fakta bahwa proses penilaian dilakukan oleh banyak

penilai

serta didasalkan pada kriteriay'dng telah dijabarkan dan ditetapkan. Validitas data level artefak didasarkan pada nrulti penilaian dan nrulti kriteria tersebut. Ringkasan level performen antar golongan learing artefak dihnjukkan Garibar 3.

Jenis arlefak

Support to student active learning Dialogue

with self

Dialogue with others

Expelience

of

observins

Experience of Doing

iirTEsilHflj *

***

***:f **trl

* *

,r

* *

* * * * *

ti

* *

,(

* * * * t *

*'

x<

****

*d<*x *x<**

**

**tr< *

*t<**

****

****

>t<16**

*t8>f*

*{<tFt

{<{<**

****

tii<** t<**

x***

Point t3 t2 8 8

[image:7.595.40.542.87.434.2]
(8)

',i :t:

ircrurs ARTTFAK

nAN

KEtAs

ft Kl,ll.t'gl0.lilr)

l.t.lil.lL sl{)

t,.l:ljL trttil

f,l.$ft-itlt $$ttl"9it'!

tl.PSi;tliT f}'r}

t.l.Ps{r:.liT Pgltt tl[ jfJ0tt:it t'0113 *til{.) Ef Str{)t{ }l $lr3

ijiil:i:ii;i;,*;i:;:i;ii:iiii;iiiiiii:::;iiiiliii:i:r:rii:i:i:i:i:i:i:iiiiii

'tr'rlt

iiiii:::iiilii::iri::i:iiii::i::::i::iiiiiiiiiiiiiili:i:iiiiiii:iiiiiii:;i a';.cti ltililji!;ti,itititttttitti::iiiitiitiit:iitiiifi;iiiffiii:iirt:i:jr:rii::::::iii st.irr

r ng$:Alr"lt5 PAld)

r tlf;R.ir.lA {[5 $t{:l

r trft{r.l i\ Tl:s PPil(}..ttl{}

so fi{$tsif J{ l"Rhltl;l'.i f'fi tO

* fie ftir.'l'A h\1'r311st{ hlt}

H R€ft .\T,!, tiltttlfir'r.l{ tr&ll)+Blll

r:i R[*AT;3. TlJti/ri it8lll

${ l!{lrifst lrJ!:iAt sllr

s ll{F.ATil.'tU{.,:\5 {}l{3 +Pfi tt)

:i:: 'l l.lr,iris f{.s:s l t\I:ltiT{:ltr. P$l('}

,;,;, I lJr.iiid'f ffi f,fFff ]i.l{.!fi, St{) ,i,ti't tjrji!( l{F.tTffl .l }ituft

tr{tlljl,'$}13

x it.EgTlSiFi.\St tjlltl S it.lRTljtit.\St f}til s P.rflflltlPi\$l fr{ruJ' {}lrl

$ n{5lii)l,fi} p0t{3

€s ftfst,$$tSl Btr.j i$ fif sPtltill F{ilr:'rr gl0

ii tt.t t{.,:\lil PflJ{)

i:t r.3.If f{.itrl'f P,ltl !,\ N. Pititi: PRll) rBl{.t :n N.tilt,l tr,Btr) ti 1.'ri

s.$t

F.{RTl :Af }e\tl P? lil "fit il

9,ifiT,S,PjiSt Sltl

P.stt1l:il Pil$t tr ttlrit 1r,.rr.l;{5 ltllt'fllt lif{.,F. 1',gl{)dtlltl

Tr.t{i$s l fitrs TRt,tiT tttr. $i(!

'

Il.l(i.trli T[t?liTF]l.tllil.rF: tlf]t'] Fllittil}.{l't,fi ti,S $lr1+f'lil('}

li( fl ,r.3,*.',l tl /,; sls B I (.1

tlt tlil Ii:\ 1l.l{;ii\l; Plili;i

fi il?ir Ih tnF*EAtl f'$lt).. &lt) F[ ll.trl rl t.SPt-rtir t l *lfi

ftt,lr: ll\ L,.rp fJF.AtJ frtrtr,l

t![Fi\L1 1{t PBlt} i gt{)

(sftiitA ttt 8lr.)

ft[frt].c l0s FBI$

!r{},rit{

'i':],4t

+r{. 1 / 7 A.5r) trti..],tl ,i

i:

f{[.lprJti'i;t

p$trj,W

i;il.+r

t :. ...:...i . ::

l"-'- i

t

i

i

.

f::,i

"tiili,ii\ltrTll\\1,\itiii\i.\\.-\-ltili\..-\ iilliiiiii$ir,-irl-t$Nl{i\-\\S\i}

ttt.:rti

l\.'lN,\\\i\]ili'ill,\.\.\i1LB,t$t$lRijiii-l$Iitiiiil{ii\li\t\i} 'i'.

rr

it$N,r\lit*\\\HlNNi,\\ii}*\'ttt\\H\Ni$llNlN':NliNarisv

ffiiMlr.r7

ii:i::

7).,){i i

[image:8.595.37.554.37.501.2]

{}.t}CI :iCI.0CI

4tll)0

tltl

$0

*'lCI.CIi] .1t10.Q0

Gambar 3. Nilai tiap jenis artefak beldasarkan kelas

Walaupun nilai kuantitas antar kelonrpok/jenis tidak dapat dibandingkan secara rasio, namun

secara ordinal menunjukkaqbahwa kelorrpok artefak berupa partisipasi keaktifan mahasiswa, laporan-laporan, hrgas terstruktur merupakan jenis-jenis artefak yang konhibutif telhadap pencapaian hasil beilajar. Dengan demikiarl desain pembelajaran dan proses pembelajaran dapat menstimulasi produk jenis kelornpok artefak

ini

lebih kreatif. Kelonrpok artefak seperti

ini

mempunyai

nilai

yang

relatif

tinggi dalarnpenyelenggaraanpernbelajaranyang aktif urtuk konponenexperience.

Nilai

responsi ternyata mempunyai proporsi pencapaian

paling

rendah

dilihat dari

nilai maksinral harapan yang ditentukan. Jenis artefak seperti

ini

memerlukan kelengkapan performen artefak lainnya agar assessmen terjadi secara proporsional. Walauprur mungkin beberapa artefak mempuryai

nilai

validitas yang tinggi untuk menentukan pelfolmen belajar dan hasil belajar, tetapi keragaman artefak amat penting dalampenilaian yang bersifat ploses.

Table

3

menunjukkan rangkunran hasil analisis kolelasi antar

tipe

artefak yang diukur berdasarkan sebaran

nilai

artefak. Belbagai

nilai

hasil tes dan

kuis

singkat tenryata mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan : nilai tes/ujian perkuliahan ,

nilai

responsi, nilai partisipasi nilai rerata tugas,

nilai

tugas tershtrktur, serta nilai rerata lapolan.

Nilai

laporan berkorelasi sangat

signifikan dengan, responsi, partisipasi, tugas, maupur tugas tersh'uktur, tetapi tidak berkorelasi

(9)

dengan nilai ujian kuliah.

Nilai

tugas berkorelasi sangat signifikan dengan responsi, partisipasi, tugas

tershuktu, tetapi tidak berkorelasi dengan

nilai

ujian kuliah. Tugas terstr.4ttru berkorelasi rutfiut signifikan dengan lesponsi dan partisipasi tetapi juga tidak berkorelasi dengan ujian kuliah. Artefak partisipasi berkorelasi sangat signifikan dengan responsi tetapi tidak berkoielasi dengan

nilai

ujian

kuliah'

Responsi berkorelasi sangat signifikan dengan

nilai

ujian kuliah.

Nilai

akhir praktikum berkorelasi sangat signifikan dengan nilai ujian kuliah.

Tabel 3. Rangkuman koefisien korelasi antar jenis artefak berdasarkan nilai artefak

RERAT ATES

RERAT

ALAP

RERAT

ATG RERATAL&T PASIPARTISI

RESPO NSI NA PRAKTI KLII\4 N KI.]'LIA H

RERATA

Pearson

TES

Corelatiou

Sig. (2-tailed) N 1 86 ,521(**) ,000 B6

,389(* *)

,000 86 ,535(**) ,000 86 ,400({'*) ,000 86

,864(* *

) ,000 86 ,435(** ) ,000 82

RERATA

Pearson

LAP

Correlation

Sig. (2-tailed)

N ,521(**) ,000 86 1 86 ,592(**) ,000 86 ,945(**) ,000 86 ,644(**) ,000 86

,63 1(* *

) ,000 86 ,107 ,338 82

RARATA

Fearson

TG

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,389(* *) ,000

86

,5 92(* *)

,000

86

1

86

,g 17(* *)

,000

86

,g4g(**) ,000

86

,563(* * ) ,000 86 ,n{ ,064 82

RERATA

Pearson

l,&T

Comelation Sig. (2-tailed)

N ,535(**) ,000 86 ,945(**) ,000 86

,8 17(* *)

,000 86 I 86 ,795(**) ,000 86 ,677(** ) ,000 86

,l 65

,139

82

PARTISIP Pearson

ASI

Correlation

Sig. (2{ailed) N ,400(**) ,000 86 ,644(**) ,000 86 ,849(**) ,000 86 ,795(**) ,000 86 1 86 ,632(** ) ,000 86 ,196 ,077 82

.

Peerrson RESPONSI Conelation

Sig. (2-tailed) N

,864(**) ,000

86

,63 1 (* *)

,000 86 ,563(**) ,000 86 ,677(**) ,000 86 ,632(**) ,000 86 I 86 ,425(** ) ,000 82 NA

PRAKTIK Pearson

M

Correlation

sig N (2-taited) ,3'.76(** ) ,000 82

N

Pearson

KULTAH

Corelation Sig. (2-tailec1) N ,435(**) ,000 82 ,107 ,338 B2 ,205 ,064 6Z ,165 ,139 82 ,196 ,077 82 ,425(** ) ,000 82 ,376(,k*) ,000 82 1 82

Correlation is significant atthe 0.01 t"vet (Z-tartea) Jika

nilai kuliah

,g

17(* *)

,000

86

,g4g(**) ,000

86

,563(* * ) ,000 86 ,n{ ,064 82

RERATA

Pearson

`

pembelajaran siJtemali-ka tumb'han dapat berkedudukan setara dan pAralel untuk assessrnent akhir. Konrponen artefak

ini

diduga rnemiliki presisi yang tinggi untuk mengukur hasil belajar yangberupa pengetahuan, konsep, pengertian,

atau knowledge pada umllmnya. Hubungannya dengan

pe*b"lui**

aklif, perfonne

nbiiajarnon

tes

perlu

,

dikernbangkan dan dijadikan korrponen-utamaispik penilaian. produksi artefak belajar yang beragam

dapat menjadi altematif perencanaan/desain pemtelajaran, Berdasar besaran nilai korelasi antar nilai artefak pada Tabel 3, penentuan jenis-jenis artefak untuk merangsang pembelajaran aktif serta

,ntuk

assessntent proses dan hasil

belajal perlu

dilakukan dengan

-s"t.[tif.

Arteiak

yang relevan dan fturgsional perlu mendapat prioritas utama. Skoling bobot nilai penting artefak pinrbelajaran perlg dilakukan. Nilai koefisien korelasi dapat dipertimbangkan untuk menentukan skor.

Sentuur LoFgFgLrya !,(aionafeen.f,i6ifum @iofogi,l-Xta 0${S 1S J"ti 2009

(10)

Performen belajar yang dikategorikan active learning meliputi: partisipasi dalam diskusi, sumbang saran, doing a dramattc presentation, sirnnlating the real experience, doing the real thing (Sanradhi, 2003:46). Kegiatan belajar

biologi

sebenarnya kaya dengan aktivitas yang merupakan perlormen unslu'-Lulsru' active learning karena biologi sebagai sains berbasis laboratorium dan alam. Trurtutan aktual kegiatan pembeiajaran biologi yang perlu menjadi. fokus bagi para pengajar ialah peningkatan level unsur active

leaning

dzri dialog witlt self menjadi dialog with others, dan dari experience

of

observing menjadi experience

of

doing. Berdasar hasil-hasil.

kajian

di

atas unsur performen doing a drcunatic presentution dirasakan belum terdesain pada pembelajaran ini. Artefak-artefak pernbelajalan yang lelevan dengan rursu'

ini

tampak belum signifikan. Melalui evaluasi kritis, shaling asisten dan usulan mahasiswa dipeloleh konsep-konsep perbaikan desain pembelajaran dan jenis artefak belajar yang dituntut rurtuk dihasilkan. Konsep-konsep pelbaikan itu antala lain: perlunya forumpresentasi hasil-hasil kerja praktikum secara periodik agal terjadi dialog telbuka antar individu dan antar- kelon4rok ruIupun dengan asisten dan dosen koordinator, per'lunya pengalaman eksplorasi tunrbuhan

di

ekosistem

lial

untuk rnemberikan pengalaman nyata dan langsung

bagi

rnahasiswa tentang terapan pengetahuan taksonomi-sistematik.

Dialog dan

sharing menjadi konsep kunci pembelajaran kooperatif dan kolaboratif sedangkan eksplorasi alam

liar

merupakan konsep kunci

penrb elajaran konstruktif.

G.

KESIMPULAN

Lear"nittg cfftif(rct pernbelajaran sistematika tumbuhan rnerupakan altefak perfomen ploses dan

hasil

belajar

yang penting.

Stimulasi produksi learning artefak

perlu

dijadikan acuan dalam perancangan desain pernbelajaran agar artefak belajar mahasiswa relevan dan mencukupi untuk menunjukkan kompetensi belajar yang sudah dicapai. Pembelajaran praktikum sistematika tumbuhan yang berkualitas perlu menyediakan teaching artifack ya11g memadai sekaligus desain pembelajaran yang d:ipat mengeksplorasi benttrk ekspresi korrpetensi belajar mahasiswa. Terdapat banyak jenis bentuk-bentuk artefak belajar mahasiswa dalam pernbelajaran sistematika tumbuhan. Sebagian besar bentuk arteferk pernbelajaran rnelupakan komponen penting obyek penilaian hasil belajar. Beberapa bentuk artefak belajal merupakan bentuk alat evaluasi itu sendiri. Antar jenis artefak memiliki potensi, .prioritas dan bobot yang berbeda. Stimulasi produksi artefak dan eksplesi performen artefak penting dilakukan

untuk

rnnyeleirggarakan pembelajaran

yang

aktif

dan partisipatif.

A.rtefak belajar nrerupakan tuntutan ploses pernbelajaran akttf (active leanting). Artefak belajar mahasiswa yang berasal dari liasil proses kegiatan belajar yang eksploratif, mendalanl dibuat atau dikerjakan dengan nraksimal nr.erupakan obyek assessment yang

valid

untuk

dinilai.

Untuk kepentingan assessment

belajar nrahasiswa, perlu penentuan skor

nilai

penting tiap

jenis

artefak ber:dasalkan pengalaman pengajar', shaling antar pengajar,

uji-uji

kuantitatif-statistik, serta

uji

kualitatif

disesuaikan tujuan belajar yang ditargetkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bergnran,

K.,

el

ctl.

.

Crulicrilum lmprovement

in

Plactice-based Biology Programs Using E-Portfolio: A Progress Report. Northeastem Univer-sity.

Clring, C. C., Levin, J.

A,

and Parisi,

J.

2003. Artifact of Knowledge and Practice

in

(Jniversity Teachtng

and Leanting.

Paper presented

at

the

2003 American Educational Research Association Annual Meeting, Chicago

IL,

April

2003. Fink,

L.

D.

Iggg. Active Learning. Univ ersity of Oklahorna : Ins h uctional D evelopment Pro granr

Freetnan, 5., et al.2007. Prescribed Active Learning Increases Performance

in

Inhoductory Biology. CBE Life Sciences Education, Vol. 6, Summer 2007.

Knor,vles, B. 2008. Systematics and Taxonomy Response to the Hottse of Lord Science cmd Technologt Committee. Bioscience Fedelation, United Kingdorq 4 Febluary 2008.

(11)

Krajcik, J., Czemiak, C, and Berger, C. 1999. Teaching Children Science, A Project Based Approach. Boston: Mc Graw

Hill

College.

Perfornrances in Inhoductory Biology. Tlrc American Societyfor Cett Biologlt Vol. 6, Summer 2007. Randler, C., and Bogner,

F.

X.

20061 Cognitive Achievement

in

Identification Skills. Journal

of

Biology Educcttion. Volurne 40 Nunrbei'4, Autumn 2006.

Samadlri,

T.M.A.A.

. Pembelajaratt

Aktif

(Active Learning). Teaching Improvement Workshop, Enginering Education D evelopment Program

Steven,

P.F.

1990. Nomenclature Stability, Taxanomic Insting and

Flora

Tlrc

Plant

Diversity

of

Males ia. Dordlecht: Kluwer Academic Publisher.

Tumicliffe,

S.

D.

2006. The Inlportance

of

Research

to

Biological Education. Journal

of

Biology Education. Volume 40 Nunber 3, Summer 2006.

1

!

1 I

Gambar

Gambar 1. Model pernbelajaran aktif
Tabel 1. Identifikasi teaching artifact dan prediksi kualitatif terhadap perforrnen active learning
Tabel 2. Identifikasi learning artifact mahasiswa dan pemetaan jenis/kategori performen active
Gambar 3. Nilai tiap jenis artefak beldasarkan kelas

Referensi

Dokumen terkait

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti

belum mengoptimalkan fungsi komputer secara penuh. Komputer digunakan hanya sekedar untuk pengetikan dan pencetakan. 2) Kebutuhan yang ada pada program studi mencakup kebutuhan alat,

Substitusi kalimat berikut masih menggunakan dua kata yang berada dalam satu makna ‘kelapa’. Secara gramatikal kedua kalimat itu masih berterima karena kedua kata

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sumber energi dengan perlakuan dedak padi, onggok basah dan kering serta tepung jagung dapat digunakan sebagai

Dengan adanya katalog digital kain tajung dan songket serta blongsong mampu memperlihatkan motif dengan jelas dan memperkaya khasanah motif untuk diimplementasikan pada

Hasil pengamatan pada berbagai dosis insektisida GOKILAHT-S 50 EC (dosis 125; 250; 500 dan 625 ml/ha), pada aplikasi pengkabutan (ULV) dengan pelarut solar terhadap kematian nyamuk uji

Lanjut usia (Lansia) adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu,

Dari hasil penelitia lanjut usia yang memiliki pasangan hidup mengalami sebagian besar tingkat kesepiannya adalah tingkat kesepian rendah 24 orang (60%) dan pada lanjut