• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Biofilm Pada Alat Pengolahan Makanan Laut Di Beberapa Tahap Pemrosesan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemeriksaan Biofilm Pada Alat Pengolahan Makanan Laut Di Beberapa Tahap Pemrosesan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEM ERI KSAAN BI OFI LM PAD A ALAT PEN GOLAH AN M AKAN AN LAUT D I

BEBERAPA TAH AP PEM ROSESAN

I T JAM I LAH N UN UK PRI YAN I KI KI N URCAH YA

Fa k u lt a s M a t e m a t ik a D a n I lm u Pe n ge t a hua n Ala m Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Bakt eri yang hidup bebas ( plankt onik) dalam perairan di alam akan cenderung unt uk m elekat ( sesil ) ke berbagai m acam perm ukaan baik abiot ik m aupun biot ik. Pelekat an ini didukung berbagai fakt or diant aranya oleh m at rik ekst rasellular ( Marshall el al., 1971 ; Characklis & Marshall, 1990) . Di alam , bakt er i yang m elekat ini j um lahnya j auh lebih besar dari yang hidup bebas ( Cost ert on, 1995) .

Mikroorganism e yang m elekat erat ke suat u perm ukaan disebut dengan biofilm , dim ana kehadirannya m enyebabkan m asalah yang pot ensial t erhadap beberapa indust ri, salah sat unya adalah indust ri m akanan. Kekhaw at iran t erj adi bila bakt eri pat ogen m elekat pada alat pem erosesan m akanan. Kalau biofilm t idak dibersihkan, organism e yang m elekat dalam perkem bangannya dapat t erlepas dari perm ukaan dan m engkont am inasi produk sebelum produksi ( Frank & Koffi, 1990 ; Krysinski et al.,1992) . Masalah yang dit im bulkan oleh adanya kont am inasi ini adalah t erj adinya pem busukan m akanan yang akan m em perpendek m asa sim pan ( shelf-life) m aupun penyebaran penyakit m elalui m akanan ( foodbom desease) ( Dunsm ore et al., 1981 ; Chavalier el al., 1988) .

Pem erosesan j enis- j enis m akanan laut ( seafood) pada pasca pallen m em beri peluang bagi bakt eri yang t erbaw a pada perm ukaan t ubuh m aupun dari ususnya diwakt u pem bersihan, m em bent uk biofilm pada perm ukaan alat - alat pengolahan, dim ana set elah penangkapan, m akanan laut ini akan dibilas dengan air pada bak- bak penam pungan dan dibersihkan. Pada t ahap inilah kekhaw at iran bakt eri t erlepas ke air pencucian dan m elekat pada perm ukaan bahan t em pat pengolahan.

Secar st rukt ural dan fungsional keberadaan gel biofilm sangat berbeda dengan sel plankt onik ( Cost ert on et al, 1989) . Hal inilah yang m enj adi dasar kekhususan sekaligus keist im ew aan lingkungan kehidupan m ikroba ( niche) ini, yang m em berikan dam pak negat if pada beberapa lingkungan perindust rian. Sel Biofilm lebih t ahan beribu- ribu kali dibandingkan dengan set plankt onik t erhadap bahan-bahan ant im ikroba, m aupun kondisi fisik yang ekst rim sepert i panas ( Oh & Marshall, 1995) . Oleh sebab it u bila biofilm dit em ukan pada aliran pem erosesan m akanan, pengont rolannya m em erlukan usaha yang lebih keras dan t eknik- t eknik sanit asi yang khusus sepert i konsent rasi yang lebih t inggi dari bahan ant i m ikroba, pem anasan yang lebih lam a pada suhu t inggi, dan lain- lain.

(2)

Di beberapa penelit ian penulis sebelum nya pengam at an biofilm dilakukan di laborat or ium , t api kali ini pengam at an dilakukan langsung di lapangan yait u pada salah sat u indust ri pengekspor m akanan laut di Medan. Sej auh ini perhat ian indust ri t erhadap fenom ena pem bent ukan biofilm dan dam paknya t erhadap indust ri m akanan di I ndonesia m asih sangat kecil, sedangkan hasil- hasil penelit ian m engenai biofilm di Am erika Serikat m enunj ukkan bahwa fenom ena ini perlu m enj adi perhat ian khusus pada indust ri m akanan. Dalam penelit ian ini akan diam at i kem ungkinan pem bent ukan biofilm pada alat yang digunakan dalam penanganan hasil laut yang akan diproduksi sepert i bak- bak pencucian, t em pat penyort iran dan pem bersihan, dan lain- lain, yang dilakukan pada t ahapan pem erosesan original pada indust ri t ersebut , dengan m engam bil sam pel pada t it ik yang berbeda. Pada indust ri ini pengawasan secara m ikrobiologi sudah dilakukan, nam un pengert ian t ent ang biofilm m em erlukan w akt u unt uk diperkenalkan t api penelit ian ini bert uj uan m urni unt uk t uj uan ilm iah, bukan invest igasi at au pem eriksaan kelayakan suat u usaha.

Pe r u m u sa n M a sa la h

Unt uk m enget ahui t ingkat sanit asi yang baik pada lingkungan pengolahan m akanan, penget ahuan akan t ingkat keberadaan m ikroba pengkont am inasi sangat vit al. Sej auh ini belum diket ahui sej auh m ana keberadaan biofilm pada alat yang digunakan unt uk pem erosesan m akanan laut dengan pengam at an langsung di lapangan.

I I . TI N JAUAN PUSTAKA

1 . Biofilm

Di alam , biofilm t erdiri dari lapisan gel yang t erbent uk dari m ult ispesies m ikroorganism e dan m at rik yang t ersusun secara t idak berat uran sert a bahan- bahan organik yang t erperangkap didalam nya yang m elekat kuat ( irreversibel) pada suat u perm ukaan padat . Pelekat an ke suat u m at erial t erj adi dengan m enggunakan m at rik ekst rasellular ( Characklis & Mar shall, 1990 ; Oewant i & Har iyadi, 1997) , yang t erut am a t erdir i dar i polisakarida ( Wirt anen & Mat illa- Sandholm , 1993) . Sel kem udian m em belah diri dalam m at rik ini unt uk m enghasilkan gel anak ( Cost ert on et al., 1987) . Sel anak dapat t erlepas dar i biofilm , kem udian akan m engkoloni perm ukaan dan dapat m em bent uk biofilm baru j ika kondisi m akanan m encukupi ( Cost ert on et al., 1995) . Dalam kondisi yang diperlakukan di laborat orium biofilm dapat t erbent uk dari sat u j enis m ikroorganism e ( Som ers et al., 1994 ; Herald & Zot t ola, 1989 ; Jam ilah, 1995 ; Jam ilah, 1998; Dewant i, 1995) .

Biofilm berk em bang pada perm ukaan yang t erbilas dalam lingkungan berair , baik perm ukaan biot ik ( t anam an air, binat ang) , m aupun abiot ik ( bat u, logam , dan t em bok) . Biofilm t erbent uk sangat cepat dalam sist em y ang m engalir dim ana suplai m akanan yang t erat ur cukup t ersedia. Polim er ekst rasellular yang dihasilkan dalam perkem bangan biofilm , m enyebabkan t erlihat nya lapisan berlendir pada perm ukaan. Efek yang dit im bulkan oleh biofilm m enyangkut area yang luas yait u ( 1) kehilangan energi dalam unit pem indah panas, ( 2) korosi logam , ( 3) pert um buhan pada alat -alat rum ah sakit , ( 4) kont am inasi pada -alat pendist ribusian air m inum ( Characklis & Marshall, 1990) , dan ( 5) kont am inasi perm ukaan alat pem erosesan m akanan ( Hood & Zot t ola, 1995) .

2 . Ba k t e r i Pe n gk on t a m ina si M a k a na n La ut ( Se a food)

(3)

pem eriksaan spesies lainnya. Aerom onas hydrophilla t elah dit em ukan diperairan Sout h Carolina ( Flierm ans et al., 1988) . Bakt eri ini diket ahui sebagai penyebab gasroent erit is pada m anusia ( I ngham ef al., 1988) . Selain it u List eria m onocyt ogenes t erlibat sebagai pengkont am inasi ber bagai j enis produk m akanan laut sepert i udang, kerang, dan lain- lain.

I I I . TUJUAN D AN M AN FAAT PEN ELI TI AN

A. Tu j ua n Pe n e lit ia n

Tuj uan dari penelit ian ini adalah unt uk m enget ahui keberadaan biofilm dan j enis- j enis m ikroba yang m em bent uknya pada perm ukaan alat unt uk pem erosesan m akanan yait u st ainless st eel di beberapa t ahap pem erosesan m akanan laut .

B. M a n fa a t Pe n e lit ia n

Penelit ian ini diharapkan dapat m em beri inform asi yang berm anfaat unt uk prosedur m akanan ( indust ri, pedagang dan m asyarakat yang t erlibat dalam penyediaan m akanan) m aupun konsum en, unt uk pengolahan m akanan yang lebih baik, khususnya m akanan laut , dem i m enj aga keam anan m akanan dari segi kesehat an m aupun m encegah kerugian secara ekonom is. Selain it u hasil penelit ian ini akan berm anfaat sebagai acuan bagi penelit ian lanj ut an m engenai biofilm .

I V . M ETOD A PEN ELlTI AN

1 . Su r v e y La pa n ga n

Survey t elah dilakukan sebelum m em buat usulan penelit ian ini. Yang dilakukan adalah m elihat t ahapan proses penanganan m akanan laut ( t erut am a udang) sebelum dikem as unt uk diekspor, pada salah sat u indust ri m akanan di Medan. Survey ini digunakan unt uk m elihat t it ik yang dipilih sebagai perlakuan pada j alur pem erosesan. Dari survey ini diket ahui bahwa ada beberapa t ahapan pem erosesan m akanan laut pada indust ri t ersebut sebelum diekspor ( lihat Lam piran 1)

2 . Pe r sia pa n Ba ha n Pe le t a k a n Biofilm

Pem bent ukan biofilm akan diam at i pada st ainless st eel ( yang digunakan unt uk pem erosesan m akanan dengan ukuran 1 cm2. Lem pengan st ainless st eel dicuci dalam sonikat or dengan lar ut an pem bersih m ikrobiologis, t ergazim e selam a 15 m enit , kem udian dikeringkan. Set elah it u lem pengan dibungkus dengan alum unium foil dan dist erilisasi didalam oven pada suhu 170 ° c selam a 2 j am . Set elah didinginkan, lem pengan ini siap digunakan.

3 . Pe r sia pa n Pe m be n t u k a n Biofilm

Lem pengan st ainless st eel dilet akkan dan dit em pelkan pada bagian dasar t em pat pem erosesan dengan m em pergunakan isolasi band pada hari produksi pada set iap lokasi yang sudah dit ent ukan, yait u ( 1) t em pat penerim aan, ( 2) pencucian I dan ( 3) pencucian I I I Unt uk t iap- t iap perlakuan dibuat 3 ulangan sam pel dan unt uk ident ifikasi bakt eri dan pengam at an elekt ron m ikroskop dibuat sam pel ekst ra. Wakt u kont ak divariasikan selam a 5,30 dan 60 m enit .

4 . Pe n gh it u n ga n Se t Biofilm

(4)

air pept on dan dibilas sebanyak 3 kali unt uk m elepas bakt eri yang m elekat rev ersible ( dapat t erlepas) .Kem udian disediakan 20 m l fosfat buffer dengan 0,5 gr m anik-m anik kaca anik-m ikroskopis ( glass bead) dalaanik-m t abung reaksi unt uk t iap- t iap leanik-m pengan kem udian diput ar dengan vort ek selam a 2 m enit unt uk m elepas gel dari perm ukaan m aupun kum pulan gel ( Krysinski et al., 1992) . Set elah dibuat seri pengenceran 1 m l gel dit anam pada cawan pet ri yang berisi m edia plat e count agar ( PCA) dengan m et oda cawan t uang ( pour plat e) . Biakan diinkubasi dalam inkubat or pada suhu 28° c selam a 24- 48 j am dan dilakukan perhit ungan caw an t ot al ( t ot al plat e count ) .

5 . I de n t ifik a si Ba k t e r i

Sel biofilm yang sudah dilepask an dari perm ukaan dalam larut an fosfat but t er, diam bil 1 m l dan dibiakkan dalam m edia Tript ic Soy Brot h ( TSB ; Difco) selam a 24 j am dalam inkubat or pada suhu 28 ° C. Set elah dibuat seri pengenceran, 0,5 m l dibiakkan pada cawam pet ri dengan m et oda cawan t uang pada m edia TSA ( Difco) , diinkubasi selam a 24 j am pada t em perat ur 28 ° C. Koloni yang t um buh t erpisah diam at i dicat at karakt erist iknya dan diident ifikasi dengan sist em API - 20 syst em ( API Analyt ab Product s I nc., Plainview , NY) , dan m odiflkasi ident ifikasi lainnya ( Fiqueredo & Plum b ( 1997) Bergeys Manual of Syst em at ic Bact eriology) .

6 . Pe r sia pa n Sa m pe l u n t u k Ele k t r on M ik r osk op Sca n n in g

Sel biofilm pada lem pengan logam st ainless st eel dibilas dengan buffer fosfat 250 m l sebanyak 3 kali. Spesim en kem udian didehidrasi dengan seri t ingkat an alkohol ( 30% , 50% , 70% , 90% dan sam pai absolut ) . Alkohol digant i set iap 10 m enit m asing- m asingnya 3 kali yang diperant arai dengan pem bilasan dengan fosfat but t er ( pH 7,2) , Spesim en kem udian dikering anginkan, set elah it u dilekat kan ke t em pat spesim en dengan pit a karbon bersisi ganda. Selanj ut nya spesim en dilapisi dengan em as- pat adum dan set elah it u siap unt uk diam at i dengan elek t ron m ikroskop scanning ( JEOL JSM – 35 CF pada kilovolt ( KV) ) . ( Modifikasi dari laborat or ium m ikroskop elekt ron Depart em en Ent oroologi MSU - USN. Pengam at an yang dilakukan adalah bent uk gel dan st rukt ur biofilm .

7 . Ra n ca nga n Pe r coba a n da n Ana lisis D a t a

Unt uk perhit ungan j um lah gel bakt eri pada t iap lokasi pengam bilan sam pel dan wakt u kont ak yang berbeda akan digunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) fakt orial. Dat a yang didapat kan dit ransform asikan ke dalam bent uk log10 dan uj i lanj ut Analysis of Varian ( ANOV A) pada t araf kepercayaan P = 0,05.

V . H ASI L D AN PEM BABASAN

5 .1 . Jum la h Se l Biofilm

(5)

Ta be l 1 . Jum la h se l biofilm pa da t iga lok a si pe le t a k a n sa m pe l da la m t iga w a k t u in k u ba si

Pe r la k u a n Ju m la b Ra t a - r a t a Se t Biofilm ( Log1 0 CFU/ Le m pe nga n)

Ra t a - r a t a

Lok a si 5 M e n it 3 0 m e n it 6 0 m e n it

Penerim aan 2,67 2,44 2,09 2,40 A

Pencucian I 2,56 2,10 2,44 2,37 A

Pencucian I I I 2,59 2,42 2,40 2,47 A

Rat a- rat a 2,61A 2,32A 2,31A 2,41 Ket erangan: Angka yang diikut i huruf yang sam a t idak berbeda pada t araf kepercayaan 5% .i

Gam bar 1. Grafik j um lah set biofilm yang dit em ukan pada lokasi pem erosesan dan I w akt u kont ak yang diberikan.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada set iap lokasi pengam bilan sam pel dan lam a wakt u inkubasi t idak ada perbedaan j um lah set biofilm yang dit em ukan. Hal ini j uga dapat dilihat pada grafik pada Gam bar 1. Jum lah set biofilm yang dit em ukan rat a- rat a m encapai 2,4 log CFU/ lem pengan. Kalau dibandingkan dengan j um lah set yang diperlakukan di laborat orium , j um lah ini cukup rendah sepert i Jam ilah ( 1996) m enem ukan 3,5 log CFU/ lem pengan dengan m em akai k ult ur t unggal A. Hydrophila pada wakt u inkubasi 4 j am . Sedangkan Fadia ( 1998) m enem ukan 4 log CFU/ lem pengan dengan m em akai kult ur cam puran pada w akt u inkubasi 5 m enit . Tet api di laborat orium j um lah awal gel dibuat dalam j um lah t ert ent u ( um um nya 104-106 sel/ m l) , fase pert um buhan adalah pert um buhan akt if dan nut risi yang t ersedia dalam keadaan opt im um , sedangkan di lapangan ket iga fakt or ini t idak t erkont rol.

[image:5.612.91.521.116.357.2]
(6)

perlu penggant ian air pencuci dengan klorin t erlarut unt uk j angka w akt u yang t idak t erlalu lam a Selain it u kont am inasi silang dapat berasal dari para pekerj a di j alur pem erosesan yang m elibat kan rat usan orang. Jadi w alaupun sanit izer sudah diberikan di suat u t it ik nam un bila set elah it u m asih ada penanganan oleh m anusia rekont am inasi dapat t erj adi.

Tem pat pem erosesan pada pabrik ini bervariasi dari t ong besi, bak plast ik, sert a keranj ang plast ik , nam un bahan ini j uga m ungkin dapat dit um buhi biofilm karena dan hasil penelit ian Jam ilah ( 1998) Fadia ( 1999) biofilm j uga dit em ukan pada bahan plast ik dan kayu. Tet api dari hasil penelit ian Jam ilah ( 1998) penggunaan klorin 50 ppm dapat m enekan j um lah sel sebanyak 2log pada bahan kayu dengan sel biofilm t unggal A.hydrophila pada wakt u kont ak 24 j am .

Dari wawancara dengan st ar Lab. Mikrobiologi pabrik, perlakuan klorin pada kosent rasi yang m ereka anut t idak efekt if m em bunuh 100% bakt eri, Mereka j uga m asih m enem ukan sej um lah bakt eri pada sam pel air dan udang pada t ahap aw al pem erosesan bahkan pada produk yang siap dikirim . Tet api unt uk udang m ent ah ada t oleransi j um lah m ikroba sej um lah 100.000 ( 5 log CFU/ m l) pada penghit ungan caw an t ot al. Tet api unt uk pat ogen w alaupun 1 gel kehadirannya sangat dipert im bangkan. Jadi unt uk j enis pat ogen inilah perlakuan yang efekt if sangat diper lukan.Pada lokasi penerim aan, dim ana udang- udang dit erim a dalam t ong- t ong besi yang berisi es walaupun t idak diberi k lor in, nam un j um lah sel yang dit em ukan t idak lebih t inggi dari pem erosesan berikut nya yang m em pergunakan klorin. Hal ini m ungkin disebabkan karena pem berian es pada t ong- t ong pengangkut an dapat m enahan pert um buhan bakt eri m esofilik. Tet api pada t ahap pem erosesan selanj ut nya es t idak diberikan lagi, sehingga m esofilik m enem ukan kem bali lingkungan yang cocok unt uk pert um buhannya.

Dari Tabel 1 j uga dapat dilihat bahw a pem berian w akt u kont ak yang bervariasi 5, 30 dan 60 m enit pada lokasi yang sam a j uga t idak m em pengaruhi j um lah gel biofilm . Hal ini dapat disebabkan dekat nya j arak wakt u pengam bilan sam pel dim ana m ungkin belum t erj adi pert um buhan sel biofilm , sehingga gel yang dit em ukan m ungkin adalah sem ua bakt eri yang m am pu m em bent uk biofilm pada air pencucian yang m elekat pada w akt u inkubasi yang diberikan pert am a kali. Jam ilah ( 1996) m endapat kan wakt u generasi gel biofilm A.hydrophila lebih lam a dar i sel plankt oniknya yait u 5 : 1 ( j am ) pada fase wakt u pert um buhan yang sam a. Pada wakt u inkubasi t erpanj ang ( 1 j am ) j um lah gel yang dit em ukan hanya m encapai 2 log CFU/ lem pengan, berdasarkan ini diperkirakan t ingkat kont am inasi pada t ahap pem erosesan cukup rendah. Fadia ( 1999) m enem ukan 4,39 log CFU/ lem pengan pada wakt u 5 m enit dari biakan cam puran bakt eri dari air pencucian m akanan yang dibiakan di laborat orium dengan j um lah awal sel plankt onik 105 cfu/ m l.

Walaupun j um lah sel biofilm y ang dit em ukan sangat rendah nam un kehadirannya harus dipert im bangkan m engingat ket ahanannya yang j auh lebih t inggi t erhadap kondisi- kondisi ekst rim sepert i panas dan bahan- bahan kim ia ( Cost ert on et al.1987) . Hal ini dapat t erj adi akibat pem bent ukan m at rik ekst raseluler yang berfungsi selain sebagai penguat pelekat an j uga dapat m elindungi sel dari kondisi yang kurang m engunt ungkan. Kehadiran biofilm m ungkin sedikit sekali m enj adi per hat ian ahli m ikrobiologi m akanan di I ndonesia, nam un di Am erika Serikat j ust ru sebaliknya, banyak penelit ian yang sudah dipublikasikan t ent ang kekhaw at iran t erhadap pem bent ukan biofilm di lingkungan pem erosesan m akanan.

5.2. I dent ifikasi Bakt eri

(7)

ent erik dari fam ili Ent erobact eriaceae yang m em punyai habit at pada usus m anusia dan hewan berdarah panas. Dengan dem ikian kem ungkinan air pada t am bak udang ini m em punyai kont ak dengan sum ber buangan rum ah t angga. Walaupun dari hasil penelit ian ini t idak dit em ukan j enis pat ogen sangat berbahaya, nam un kehadiran E. coli dapat m enj adi indikat or bahwa pat ogen lain dapat hadir pada wakt u pem erosesan lainnya. Walaupun dem ikian pem bekuan pada t ahap akhir pem erosesan dapat m em at ikan bakt eri m esofilik t api t idak psikrofilik. Yang paling pent ing dari basil penelit ian ini adalah bahwa genus yang dit em ukan adalah pem bent uk biofilm yang m em erlukan pengont rolan yang lebih serius dibandingkan dengan set bebas.

5 .3 . Pe nga m a t a n M ik r osk opis St r u k t u r Biofilm

Pada pengam at an lem pengan st ainless st eel di bawah " scanning elekt ron m icroscopy" t erlihat bahwa hanya 1 sam pai 2 set berbent uk bat ang yang t erlihat pada set iap kali pengam at an pada pem besaran 2000 kali di layar m onit or Hal ini m ungkin karena rendahnya j um lah set biofilm yang dit em ukan sedangkan unt uk sat u kali penam pakan pada layar m onit or hanya sebahagian kecil dari keseluruhan lem pengan st ainless st eel. penyebab lain dari rendahnya j um lah sel yang t erlihat adalah m ungkin akibat m et ode persiapan sam pel yang dim odifikasi dari Jam ilah ( 1996) kurang m em perlihat kan hasil yang baik.

D AFTARPUSTAKA

Abeyt a, C[ et .al] ,1986. Recovery of Aerom onas hydrophila from Oyst er I m plicat ed in An Out break of Foodborne I lnesess . J. Food Prot : 49: 643- 646.

Characklis, W. G. dan Marshall, K. C. 1990. Biofilm s. John Wiley & Sons, I nc, New York. Hal. 3- 195.

Chavalier, M. W., Caut hon, C. D., dan Lee, R. G. 1988. Fact or prom ot ing survival of bact eria in chlorinat ed wat er supplies. Appl. Environ. Microbiol. 54: 649-654.

Cost ert on, J. W., Marrie, T. J., dan Cheng, K. J. 1985. Phenom enon of bact erial adhesion.Dalam Savage, D. C. and Flet cher, M. ( Ed) . Bact erial Adhesion. Plenum Press, New York. Hal. 3- 43.

Cost ert on, J. W.[ et .al] .1987. Bact erial biofilm s in nat ure and disease. Annu. Rev. Microbhiol. 41: 435- 464.

Cost ert on, J. W., dan Lappin- Scot t , H. M. 1989. Behavior of bact eria in biofilm s .ASM News 55: 650- 654.

Cost ert on, J. W[ et .al] . 1995. Microbial Biofilm s. Annu. Rev. Microhiol. 49: 711- 745.

Dewant i, R. 1995. St udies on Biofilm For m at ion by Escherichia coli O157: H7. Ph.D Disert at ion. Universit y of Wiconsin- Madison.

(8)

Dunsm ore, D.G. [ et .al] . 1981. Design and Peforrnance of Syst em s for Cleaning Product Cont act Surfaces of Food Equipm ent : A Review. J. rood Pr ot o 44: 220- 240.

Fadia, T. 1998. Pem bent ukan Biofilm oleh Biakan Cam puran Bakt eri yang Berasal dari Biakan Cam puran Bakt eri yang Berasal dari Air Pencucian Makanan. Thesis.Fakult as Mat em at ika dan llm u Penget ahuan Alam . USU.

Flet cher, M dan Loeb, G. I . 1979. I nfluence of subt rat um charact erist ic on t he at t achm ent ora m arine pseudom onad t o solid surfaces. Appl. Environ. Microbial. 37: 67- 72.

Frank, J. F. dan Koft i, R. A. 1990. Surface adherent growt h of List eria m onocyt ogenes associat ed wit h increased resist ance t o surfact ant sanit izers and heat .J. food Prot o 53: 550- 554.

Herald, P. J. dan Zot t ola,E. A. 1989. Effect of various agent s upon t he at t achm ent of Pseudom onas fragi t o st ainless st eel. J. Food Sci. 54: 461- 464.

Hood, S.K. danZot t ola, E.A. 1.995. Biofilm s in Food processing Cont rol 6: 9- 1.8.

Jam ilah, J. 1996. Form at ion and Cont rol of Aerom onas hydrophila Biofilm on St ainless st eel surfaces. Thesis. Food Science and Technology Depart m ent . Mississippi Universit y.

Jam ilah, I ., Syarifuddin, I . Dan Mirzawat i. 1998. Pem bent ukkan dan Kont rol Biofilm Aerom onas Hydrophila pada Bahan Plast ik dan Kayu. Lem baga Penelit ian USU. Medan.

Mafu, A. A., Roy, D., Goulet , J., dan Magny, P. 1990. At t achm ent of List eria m onocvt ogenes t o st ainless st eel, glass, prolypropylene, and rubber surfaces aft er short cont act t im es. .J. food Prot o 53: 742- 746.

Marshall, K. C. 1992. Biofilm s: An overview of bact erial adhesion, act ivit y, and cont rol at surfaces. ASM News 58: 202- 207.

Marshall, K.C. St out R.H. 1988. Growt h of List eria m onocyt ogenes at 100C in m ilk preincubat ed wit h select ed pseudom onad J. Food Prot . 51: 277- 282.

Oh, D. H. dan Marshall, D. L. 1995. Dest ruct ion of List eria m onocyt ogenes biofilm s on st ainless st eel using m onolaurin and heat . J. Food Prot o 58: 251- 255. Sasahara, K. C. dan Zot t ola, E. A. 1993. Biofilm form at ion by List eria m onocyt ogenes

ut ilizes a pr im ary colonizing m icroorganism in flow ing syst em s. J.Food Prot o 56: 1022- 1028. Microbiol. 25: 220- 224.

Som ers, E. B., Schoeni, J. L., dan Wong, A. C. L. 1994. Effect of t risodium phosphat e on biofilm and plankt onic cells of Cam pylobact er Jeyuni, Escherichia Coli o157 : : H7 List m onocyt ogenes and Salm onella t yphim urium . I nt . .J. Food Microbiol. 22: 269- 276.

Gambar

Tabel 1 . Jum lah sel biofilm  pada tiga lokasi peletakan sam pel dalam  tiga

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Jumat tanggal dua puluh dua bulan Pebruari tahun Dua Ribu tiga Belas, dimulai pukul 14.00 WIT bertempat di ruang rapat Dinas Perhubungan

Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa beton yang ditambah dengan serat aluminium dan beton setelah dibakar pada suhu 500°C akan mengakibatkan nilai serapan dan

Tanpa mencantumkan NPWP, dividen tunai yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Badan Dalam Negeri tersebut dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 30% (tiga puluh persen). Bagi

Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, karena keberadaannya yang dapat memberikan dan menanamkan karakter yang

• For Applet, Macromedia Flash, and Shockwave files: In the File Name field in the Select File dialog box, enter the path to the media and click OK.. Your file is inserted, and

niger , untuk megkomparasi tingkat penurunan warna empat macam jenis limbah pewarna batik yang ditentukan dengan persentase penurunan warna.. niger sangat efektif

[r]

Model pembelajaran menjadi salah satu faktor utama dalam proses pembelajaran karena ketika menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan kondisi