ILUSTRASI KARIKATUR UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN KESELAMATAN BERKENDARA BAGI REMAJA DI SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Desain Komunikasi Visual
Oleh :
DEBBY DAMAR PRIYOGATAMA 12420100050
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah... 6
1. 4 Tujuan ... 6
1.5 Manfaat ... 7
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 7
1.5.2 Manfaat Praktis ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu. ... 8
2.2 Keselamatan Berkendara ... 9
2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara ... 10
2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara ... 12
2.3 Buku ... 14
2.3.1 Anatomi Buku ... 15
2.4 Layout ... 22
2.5 Tipografi ... 26
2.6 Ilustrasi ... 26
xi
3.1.1 Jenis Penelitian ... 33
3.1.2 Lokasi Penelitian ... 33
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.2.1 Observasi ... 34
3.2.2 Wawancara ... 35
3.2.3 Studi Literatur ... 36
3.2.4 Studi Eksisting ... 36
3.2.4 Studi Kompetitor ... 36
3.3 Teknik Analisis Data ... 36
3.3.1 Analisis SWOT ... 37
BAB IVPEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasil dan Analisis Data ... 39
4.1.1 Wawancara ... 39
4.1.2 Hasil Observasi ... 44
4.1.3 Literatur ... 47
4.1.4 Hasil Studi Eksisting ... 49
4.1.5 Hasil Studi Kompetitor ... 50
4.2 Konsep/Keyword... 53
4.2.1 Analisis STP ... 53
4.2.2 Unipue Selling Preposition (USP) ... 55
4.2.3 Analisis SWOT ... 56
4.2.4 Tabel Analisis SWOT ... 57
4.2.5 Keyword ... 59
4.2.6 Deskripsi Konsep ... 61
4.3 Perancangan Kreatif ... 62
4.3.1 Tujuan Kreatif ... 62
4.3.2 strategi Kreatif ... 62
xii
BAB V PENUTUP ... 83
4.4 Kesimpulan ... 83
4.4 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
xiv
Gambar 4.2Studi Eksisting ... 49
Gambar 4.3Buku Ayo Kita Berempati ... 52
Gambar 4.4Font Komika ... 65
Gambar 4.5Font Tekton Pro ... 66
Gambar 4.6Warna Pilihan ... 67
Gambar 4.7Cover Depan dan Belakang ... 70
Gambar 4.8Halaman Pembuka... 71
Gambar 4.9 Halaman Teori dan Persiapan ... 72
Gambar 4.10 Bab Bahas Helm 1 ... 73
Gambar 4.11 Bab Bahas Helm 2 ... 74
Gambar 4.12 Bab Bahas Helm 3 ... 74
Gambar 4.13 Bab Bahas Helm 3 ... 75
Gambar 4.14 Bab Bahas Hp 1 ... 76
Gambar 4.15 Bab Bahas Hp 2 ... 76
Gambar 4.16 Bab Bahas Hp 3 ... 77
Gambar 4.17 Bab Bahas Hp 4 ... 78
Gambar 4.18 Bab Bahas SIM 1 ... 79
Gambar 4.19 Bab Bahas SIM 2 ... 79
Gambar 4.20 Halaman Penutup ... 80
Gambar 4.21 Stiker ... 81
Gambar 4.22 Pembatas Buku ... 81
xvi
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia saat ini alat transportasi dengan jumlah terbanyak adalah
sepeda motor dapat dilihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia) sebanyak 7.867.195 sepeda motor terjual di tahun 2014
(www.aisi.or.id), dan jika dilihat dari data penjualan pada tahun-tahun
sebelumnya memiliki tren peningkatan penjualan. Sayangnya peningkatan
penjualan ini juga diikuti dengan permasalahan angka tingkat kecelakaan yang
besar, terbesar jika dibandingkan dengan kendaraan lain. Menurut data dari
Korlantas Polri yang di hitung setiap kuartal triwulan, kecelakaan pesepeda motor
mencapai 24.330 kasus dalam jangka waktu 1 oktober hingga 31 Desember 2015,
dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841
korban, dengan angka kematian mencapai 465 korban jiwa, ada pula kejadian
pada anak berusia 10 hingga 14 tahun yang memprihatinkan sebanyak 1.469
korban. Hal ini sangat disesalkan karena memang dalam usia dibawah 17 belum
di perbolehkan mengendarai sepedamotor, namun memiliki angka kejadian yang
paling tinggi (www.korlantas-irsms.info).
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas maka
menerapkan prinsip safety riding dapat menjadi solusi, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan kelalaian. Istilah
kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan
yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario, 2015: 44). Mental serta
periliaku saat berkendara juga perlu di perhatikan, karena pemahaman mengenai
peraturan lalulintas tidak berguna jika tidak di patuhi, sehingga kesadaran dalam
berkendara dengan aman sangatlah penting bagi diri sendiri maupun oranglain.
Gambar 1.1: Grafik Kelompok Umur Korban Sumber: (www.korlantas-irsms.info)
Dengan tingginya angka kecelakaan sepeda motor maka di perlukan media
untuk mengkomunikasikan safety riding untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara, maka merancang suatu buku menggunakan teknik
ilustrasi yang mengedukasikan tentang pentingnya keselamatan berkendara adalah
salah satu solusi yang dapat digunakan. Dengan tingginya angka kecelakaan di
usia muda terutama pada usia 13 sampai 19 tahun, maka terlihat bahwa
cukup akan keselamatan berkendara, oleh karena itu peneliti bertujuan untuk
merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan bersepeda motor khususnya bagi remaja di
kota Surabaya. Penggunaan ilustrasi dalam buku dikarenakan buku yang memiliki
banyak bagian bergambar atau ilustrasi lebih mudah dekat dengan pribadi remaja
dan mudah di ingat, sehingga mereka dapat menikmati gambar ilustrasi sembari
mempelajari keselamatan berkendara. Dengan bekal awal yang cukup diharapkan
pengendara motor usia muda dapat memulai dengan benar dan terhindar dari
kecelakaan.
Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak
bangsa (Mutikno, 2003:2) pembangunan watak yang menjunjung niai-nilai safety riding dapat melalui media buku ilustrasi, buku ilustrasi ini bersifat komunikatif dan edukatif, komunikatif adalah penyampaian pesan yang mudah di pahami dan
di terima dengan baik (KBBI.co.id), komunikatif disini adalah di mana dalam isi
buku ilustrasi safety riding menggunakan ilustrasi yang mengandung pesan, baik berupa sindiran maupun berupa informasi mengenai keselamatan berkendara
sehingga dapat mengkomunikasikan pesan kepada pembaca. Pesan yang di
sampaikan berkisar tentang peraturan lalulintas, kelengkapan berkendara, apa
yang boleh dan tidak boleh di lakukan di jalan raya, dan bagaimana situasi
sesungguhnya di jalan raya khususnya di Surabaya. Pemilihan buku berbasis
ilustrasi sebagai media penyampaian pesan yang digunakan dikarenakan buku
adalah salah satu media pembelajaran yang dapat mengkomunikasikan banyak
menarik secara visual dan mudah untuk di serap oleh pembaca. Ilustrasi gambar
adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu
adegan (Kusmiyati,1999:46). Buku yang di lengkapi dengan ilustrasi akan
memudahkan dalam menyerap informasi serta dapat lebih menarik minat baca
(Wojirsch, 1995). Ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang
dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis
informasi yang memikat, sehingga dapat menielaskan makna yang terkandung
didalam pesan tersembunyi. Oleh karena itu dipilih penggunaan buku yang
sebagian besar isinya menggunakan ilustrasi sebagai penyampai pesan secara
visual yang mudah di ingat dan lebih mudah menarik perhatian pembaca.
Perancangan ini di tujukan untuk usia remaja yaitu pada usia 13 hingga 19
tahun, hal ini dikarenakan dalam data Korlantas Polri pada usia ini telah memiliki
catatan kecelakaan lebih dari 3.841 korban kecelakaan lalu lintas. Dengan
memberikan edukasi berupa buku ilustrasi yang mengedukasi keselamatan
berkendara maka diharapkan anak-anak pada usia remaja telah memulai
mempelajari aturan aturan lalu lintas yang dibutuhkan agar terhindar dari
kecelakaan di masa mendatang. Pemilihan usia tersebut di dasari pemikiran
bahwa pencegahan harus dilakukan segera mulai dari awal, sehingga para calon
pengendara ini akan memiliki bekal dan diharapkan akan terus mengembangkan
pengetahuan dan kemampuannya dalam hal keselamatan berkendara.
Pembelajaran dengan media buku berbasis ilustrasi ini juga akan
memudahkan dalam hal mengajarkan keselamatan berkendara, karena dengan
bagi pembacanya, buku berbasis ilustrasi yang edukatif ini dapat di gunakan
sebagai bacaan di dalam proses penngajaran di sekolah maupun dilakukan di
rumah, ataupun tempat tempat lain yang memungkinkan. Dengan kemudahan ini
maka orang tua ataupun guru dapat mengawasi dan membantu dalam proses
belajar ini, sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Buku berbasis ilustrasi
bertemakan keselamatan berkendara ini juga dapat di hadirkan pada event keselamatan berkendara, sehingga dapat membantu proses sosialisasi, sehingga
pembaca remaja tidak akan cepat bosan dan mau menerima materi pembelajaran,
dengan alur informasi serta ilustrasi yang menarik maka anak akan lebih dapat
menikmati proses belajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumusan masalah
sebagai berikut:
“Bagaimana merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi
karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas di tentukan batasan masalah yang di
titik beratkan pada:
1. Merancang buku ilustrasi keselamatan berkendara untuk remaja 13 sampai
19 tahun.
2. Merancang buku ilustrasi safety riding meliputi, kesiapan berkendara,
penggunaan helm, penggunaan hand phone saat berkendara, dan kepemilikan
surat izin mengemudi
3. Menggunakan ilustrasi karikatur jenis karikatur komik/kartun.
1.4 Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk merancang buku keselamatan berkendara
berbasis ilustrasi untuk remaja 13 sampai 19 tahun khususnya di kota Surabaya.
Perancangan di tujukan untuk pengendara dan calon pengendara roda dua atau
sepeda motor untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi
1.5 Manfaat
Diharapkan penulisan ini memberikan manfaat sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoristis
Menambah pengetahuan bagi penulis serta pembaca dalam hal
keselamatan berkendara khususnya untuk kendaraan sepeda motor, diharapkan
juga penulisan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta perancang-perancang
selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan keselamatan berkendara.
Buku berbasis ilustrasi ini juga sekurang-kurangnya di harapkan dapat
menyampaikan informasi mengenai safety riding, sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara bagi pembaca khususnya
kalangan remaja.
1.5.2 Manfaat Praktis
Sebagai kontribusi terhadap pembelajaran keselamatan berkendara
khusunya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sebagai kontribusi dalam
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan buku ilustrasi
bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia 16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya berfokus pada
aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran safety riding,
terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak sesulit
yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.
Keunggulan yang ada pada penelitian terdahulu terdapat pada jenis isi
konten yang cenderung fun dengan penggunaan komik dan kartun, lalu lebih banyak teori yang di masukan dalam buku dengan banyaknya penjelasan dan teori yang dimasukan dalam buku. Jenis ilustrasi yang digunakan juga beragam mulai
dari ilustrasi untuk pelengkap tulisan hingga untuk komik.
Kelemahan pada penelitian terdahulu terdapat pada banyaknya
2.2 Keselamatan Berkendara
Salah satu hal yang dapat di lakukan untuk mecegah dan mengurangi
kejadian kecelakaan lalu lintas adalah dengan menerapkan prinsip safety riding, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan
kelalaian. Istilah keselamatan berkendara atau yang biasa di sebut dengan safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario,
2015: 44).
Safety riding berarti mengendarai motor dengan aman, sesuai aturan, dan tidak ugal ugalan. Inti dari safety riding adalah mengutamakan keselamatan, yaitu
keselamatan diri dan juga keselamatan pengguna jalan lain. Pengendara harus selalu mengingat bahwa jalan raya adalah sebuah fasilitas umumyang di gunakan
bersama sama, sehingga kecerobohan sesaat dapat menyebabkan orang lain celaka (Kusmagi, 2010: 40-41).
Peraturan dan etika berkendara harus di pahami dan di jalankan secara beriringan dan saling melengkapi, menurut Edo Rusyanto, badan pengawas RSA (Road Safety Asociation), bahwa etika dan aturan bisa saling melengkapi.
Nilai-nilai atau norma-norma di masyarakat juga bisa dibakukan menjadi aturan hukum positif jika masyarakatnya menganggap itu perlu. Terpenting, semua etika, moral,
Untuk memenuhi prinsip safety riding maka pengendara harus melindungi dirinya dengan baik, dengan senantiasa menggunakan sabuk pengaman untuk
mobil atau helm, sepatu, dan body protector bagi pengendara motor. Pengendara juga harus bersikap bijaksana, bersikap sosial, serta memiliki disiplin yang tinggi.
Dalam safety riding di usahakan pengendara harus meminimalkan resiko atau yang biasa disebut defensive riding, artinya pengendara harus dapat memperkecil setiap resiko dalam berkendara, dengan prinsip selalu menyayangi diri sendiri
(IMI, 2012: 15).
2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara
Salah satu aspek yang perlu di perhatikan saat berkendara agar nyaman dan aman dan sesuai prinsip safety riding adalah perlenkapan berkendara baik yang ada pada pengendara maupun pada kendaraan, berikut adalah beberapa
perlengkapan berkendara yang di butuhkan:
1. Helm Sesuai Standar
Istilah helm berasal dari bahasa Belanda, yang berarti alat pelindung anggota tubuh. Fungsi utama helm adalah pelindung kepala dari benturan yang bisa membuat kepala cedera. Di Indonesia, helm yang di rekomendasikan untuk di
Helm yang memenuhi kebutuhan safety riding adalah sebagai berikut,:
a) Usahakan untuk selalu menggunakan helm yang sudah di standarisasi agar
terjamin mutunya. Pergunakan helm yang memiliki logo SNI karena sudah melalui pengujian pemerintah.
b) Pilihlah helm yang pas dan nyaman dengan kepala, helm yang dipilih jangan terlalu longgar. Helm yang baik adalah helm yang terasa sedikit menekan di bagian pipi dan rahang, serta bagian atas kepala.
c) Pakailah helm yang mampu melindungi seluruh bagian kepala dengan baik. d) Lebih baik membeli helm yang memiliki double visor atau kaca ganda, bening dan gelap. Kaca gelap sangat membantu jika kita berkendara di
terik matahari, sedangkan kaca bening memudahkan kita melihat di kegelapan atau hujan.
e) Cari helm yang memiliki ventilasi sehingga menghindarkan terjadinya embun saat berkendara di saat hujan, ventilasi juga dapat memberikan
kenyamanan pada saat berkendara.
f) Gunakan helm berwarna cerah, helm berwarna cerah membantu pengguna jalan lain lebih awas terhadap keberadaan pengendara sehingga mencegah
2. Jaket dan Sepatu Riding
a) Pilih jaket yang cukup tebal, selain bisa melindungi dari hembusan angin
juga mampu memberikan sedikit perlindungan saat tergelincir.
b) Menggunakan jaket yang kedap air akan menguntungkan saat sewaktu
waktu turun hujan, dan tidak membawa jas hujan, setidaknya masih bisa mencari tempat berteduh yang nyaman.
c) Usahakan membawa jas hujan sesuai tubuh, bukan ponco. Menggunakan
ponco saat hujan membahayakan diri anda karena kemungkinan ponco terlilit roda dan membahayakan keselamatan.
d) Lebih baik jika berkendara di malam hari menggunakan jaket yang
memiliki bagian memantulkan cahaya.
e) Jika akan berkendara jarak jauh atau dalam waktu tertentu, usahakan
memakai sepatu yang tahan banting. Pakailah sepatu yang tahan panas dan nyaman di kaki. Ini menjadi penting karena bukan tidak mungkin selama
berkendara kaki anda bersentuhan dengan mesin (Kusnagi: 2010: 41- 43)
2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara
Selain perlengkapan pengendara beberapa persiapan lain yang perlu di
perhatikan dalam berkendara terutama sepeda motor adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan fisik dan mental.
a) Tidak mengantuk. b) Tidak mabuk.
d) Tidak sedang emosi tinggi atau marah.
e) Berdoa sebelum berangkat dan bersyukur setelah tiba.
2. Membawa perlengkapan tambahan.
a) Alat-alat teknis standar seperti, tang,obeng,kunci pas 10-12,kunci busi. b) Jas hujan model baju-celana per orang.
c) Kunci pengaman tambahan. d) Ban dalam cadangan.
3. Patuhi rambu dan aturan lalulintas.
a) Membawa STNK dan SIM yang masih berlaku. b) Berkendara sesuai jalur dan tidak melawan arus.
c) Berhenti di rambu lalin ketika menyala merah di belakang garis stop.
d) Berjalan kembali setelah lampu rambu lalin menyala hijau bukan
merah-kuning.
e) Tidak memotong ‘garis putih tidak putus’. f) Tidak berkendara diatas trotoar.
g) Tidak menerobos pintu perlintasan rel kereta api. h) Patuh aturan petugas di lapangan.
4. Fungsikan semua navigasi sesuai aturan warna dan fungsinya.
a) Speedometer, fuel indicator.
b) Lampu penerang instrument
e) Lampu rem berwarna merah.
f) Klakson berfungsi baik dan suaranya tidak terlalu keras.
g) Spion berfungsi sebagaimana mestinya.
h) Plat nomor terpasang di depan dan belakang dan mudah di baca.
i) Tidak menggunakan lampu tambahan terlebih yang berwarna-warni saat berkendara.
j) Tidak menggunakan flip-flop/ flasher/ lampu yang menyala berganti kiri kanan.
k) Gunakan hazard hanya dalam keadaan darurat atau butuh perhatian.
5. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik.
a) Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik. b) Ban tidak gundul.
c) Kondisi mesin baik secara keseluruhan. (Billy, 2015: 45)
2.3 Buku
Dalam merancang suatu buku maka harus mengetahui definisi dari buku serta manfaat apa yang di dapat dari perancangan ataupun membaca suatu buku. Sebagai salah satu media cetak buku memiliki peran penting dalam pembelajaran.
Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa (Mutiono, 2003: 2).
buktika dengan meneliti struktur otak 320 orang berusia 66 tahun hingga 90 tahun yang tak terkena demensia.
Buku ataupun kitab kitab mampu membentuk cara pandang manusia terhadap kehidupanya, memantapkanya dengan jalan yang telah di tempuhnya,
mengubah apa yang telah di yakininya, menjadikanya kian tabah dan yakin akan perjuanganya. Semua itu memiliki implikasi yang tidak kecil dan bahkan mampu mengubah sejarah satu bangsa dan dunia. Singkat kata buku mempunyai peran
yang tidak kecil dalam mendorong perkembangan sosial budaya, teknologi, politik dan ekonomi (Muktiono, 2003: 5).
2.3.1 Anatomi Buku
Bagian-bagian dari buku tidak selalu sama antara satu buku dengan buku lainnya, tetapi pada dasarnya berkisar dari unsur-unsur berikut:
a. Kulit Buku (Cover)
Kulit buku merupakan bagaian buku yang paling luar atau biasa disebut
juga sampul buku, kulit buku gunanya jelas, yaitu untuk melindungi isi dan untuk memperkokoh buku. Kulit buku banyak jenisnya, ada yang dari kertas tebal saja, ada yang dibuat dari karton kemudian dibalut dengan kain linen, kain biasa,
bahkan buku-buku mahal ada yang memakai balutan kulit asli.
Yang lebih bagus buku-buku untuk perpustakaan memiliki kulit buku yang
Pada kulit buku biasanya dimuat judul buku (Cover Title), kadang-kadang juga tidak ditemui judul. Judul pada kulit buku ini dalam katalogisasi tidak terlalu
penting. Dalam proses pengkatalogan dapat mengabaikannya, kecuali kalau judul tersebut berbeda dengan judul yang tercantum dalam halaman judul “Title Page” buku. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan apakah judul tersebut perlu dicatat dan diinformasikan kepada pembaca dalam katalog. Sebab sebagian pembaca memungkinkan akan menelusuri judul buku tersebut melalui judul
dikulit tersebut.
b. Punggung Buku
Pada pungung buku biasanya terdapat judul buku. Seperti halnya judul yang terdapat pada kulit buku, judul punggung buku ini pun ada kemungkinan tidak sama dengan apa yang terdapat pada halaman judul.
c. Halaman Kosong (Fly Leaves)
Halaman kosong ini adalah halaman tanpa teks yang terletak setelah kulit
buku di bagian depan dan bagian belakang. Halaman kosong ini ada yang menyebut juga halaman pelindung. Halaman ini berfungsi sebagai penguat jilid dan buku. Oleh karena itu biasaanya halaman kosong ini terbuat dari kertas yang
lebih kuat.
d. Halaman Judul Singkat (Half Title)
Halaman judul singkat ini ada yang menyebut juga halaman setengah judul ”Half Title Page“. Halaman judul singkat ini terletak setelah halaman kosong dan
e. Judul Seri
Judul seri ini merupakan judul dari karya-karya berjilid yang saling
berkaitan dalam subyek dengan satu judul mencakup judu-judul seri.
f. Halaman Judul (Title Page)
Halaman judul buku merupakan halaman yang berisi banyak data dan informasi yang diberikan penerbit , antara lain judul buku, nama pengarang dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kepengarangan seperti penerjemah, editor,
dan illustrator. Di samping itu juga berisi informasi tentang kota tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Oleh karena itu, halaman judul buku merupakan
halaman yang sangat penting diperhatikan dalam proses katalogisasi deskriptif. Halaman inilah yang menjadi sumber utama dalam mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam katalogisasi.
1. Judul Buku
Judul yang tercantum pada halaman judul merupakan judul resmi dari
buku tersebut. Di samping judul pokok tercantum pula judul-judul lain seperti judul tambahan, judul alternatif dan judul paralel.
2. Nama Pengarang
Nama pengarang yang tercantum di halaman judul biasanya lengkap dengan gelar-gelarnya jika pengarang tersebut bersifat perorangan. Pengarang bisa
dicantumkan juga nama-nama berbagai pihak yang terlibat dalam kepengarangan buku seperti penerjemah, editor, dan penyadur
3. Keterangan Edisi
Pada halaman judul terdapat keterangan tentang edisi atau cetakan buku. Tetapi tidak selalu demikian karena sering kali keterangan edisi justru terdapat di
halaman balik judul, di kulit buku atau di kata pendahuluan. Keterangan edisi penting dicantumkan dalam katalog karena menunjukkan tingkat kemutakhiran
buku tersebut. Kata edisi mungkin berbeda dengan cetakan, jika yang dimaksud cetakan ialah pencetakan ulang dari buku tanpa revisi atau penambahan. Pencetakan ulang dengan bahasa Inggris bisanya dinyatakan dengan “Printing” dan untuk edisi dinyatakan dengan “edition“
4. Keterangan Imprin
Di halaman judul biasanya terdapat keterangan tentang kota tempat diterbitkannya buku, penerbit, dan tahun penerbitannya. Ketiga unsur ini tidak
selalu terdapat di halaman judul bahkan di dalam buku. Unsur-unsur ini kadang-kadang terdapat di halaman balik judul atau mungkin di halaman kulit luar bagian belakang buku. Di halaman judul biasaanya juga dituliskan juga hak cipta
g. Halaman Balik Judul
Pada halaman balik judul sering kali terdapat banyak informasi penting,
antara lain:
1) Keterangan kepengarangan
2) Judul asli dari karya terjemahan
3) Kota tempat terbit dan penerbit
4) Tahun terbit dan tahun copyright
5) Keterangan edisi
h. Halaman Persembahan (Dedication)
Halaman persembahan biasanya terletak sebelum halaman prakata. Dalam proses katalogisasi deskriptif tidak perlu memperhatikan halaman persembahan
ini.
i. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan catatan singkat yang mendahului teks, berisi
penjelasan-penjelasan yang diberikan si pengarang kepada para pembaca. Penjelasan-penjelasan itu dapat berupa tujuan dan alas an penulisan buku, ruang
j. Daftar Isi
Daftar isi biasaanya terletak sesudah kata pengantar tetapi dapat juga
terletak di bagian akhir dari buku. Daftar isi memuat judu-judul bab yang biasanya diikuti rincian berupa anak-anak bab, tetapi bisa juga tanpa bab. Dalam
daftar isi ini juga bisa ditemukan daftar gambar, daftar peta, ilustrasi, dan lain-lain.
k. Pendahuluan
Pendahuluan biasanya mengikuti daftar isi dan merupakan bab pertama dari buku. pendahuluan memberikan wawasan tentang subyek yang dibahas, baik
pengembangannya maupun pengorganisasiannya secara ilmiah. Pendahuluan ini sering kali tidak ditulis sendiri oleh si pengarang, melainkan oleh seseorang yang dianggap mempunyai nilai lebih tentang bidang yang dibahas.
l. Naskah (Teks)
Naskah atau teks buku, bahkan ada yang menyebut isi buku. Naskah ini
disajikan dalam bab-bab secara sistematis mengikuti daftar isi. Banyak teks dibubuhi berbagai jenis ilustrasi untuk penjelasan atau hiasan. Buku yang memuat ilustrasi akan lebih mudah menarik pembaca, terlebih buku anak-anak. Buku akan
lebih menarik juga apabila memakai huruf yang bagus.
m. Indeks
dianggap penting. Indeks ini disusun secara sistematis menurut abjad atau alfabetis. Indeks ini bertujuan agar lebih memudahkan para pembaca dalam
menelusuri informasi. Indeks ini biasaanya diletakan di bagian akhir dari sebuah buku. Tetapi apabila buku itu dalam beberapa jilid, biasa saja indeks tersebut
terpisah dalam satu jilid.
n. Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar kepustakaan yang digunakan si pengarang
dalam menulis buku. Biasanya buku-buku yang bersifat ilmiah selalu memuat bibliografi. Terkadang bibliografi disebut juga dengan Daftar Pustaka. Bibliografi
biasanya terletak di bagian akhir.
o. Glossary
Glossary merupakan daftar kata-kata atau istilah-istilah yang dianggap
masih asing bagi pembaca pada umumnya atau masih perlu dijelaskan. Glossary biasanya diletakkan di bagian akhir buku.
p. Nomor Pagina
Nomor pagina dari sebuah buku biasaanya terdiri atas angka Romawi kecil dan angka Arab. Angka Romawi kecil biasanya digunakan pada penomoran
2.4 Layout
Menurut Tom Lincy dalam (Kusrianto, 2007: 277), prinsip layout yang
baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan.
Jenis-jenis layout yang di gunakan dalam media cetak seperti buku, majalah dan media cetak lain sangat beragam, berikut beberapa jenis layout:
a. Mondrian Lay Out
Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/ landscape/ portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat
gambar/ copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.
b. Multi Panel Lay Out
Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa
tema visual dalam bentuk yang sama (square/ double square semuanya).
c. Picture Window Layout
Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up.
d. Copy Heavy Layout
Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy).
e. Frame Lay Out
Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).
f. Shilhoutte Lay Out
Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.
g. Type Specimen/Big type Lay Out
Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.
h. Sircus Lay Out
Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak
i. Jumble Lay Out
Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi
beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
j. Grid Lay Out
Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.
k. Bleed Lay Out
Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum
dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.
l. Vertical Panel Lay Out
Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.
m. Alphabet Inspired Lay Out
Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga
n. Angular Lay Out
Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut
kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.
o. Informal Balance Lay Out
Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.
p. Brace Lay Out
Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.
q. Two Mortises Lay Out
Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail
dari produk yang ditawarkan.
r. Quadran Lay Out
Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%.
s. Comic Strips Lay Out
Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk
t. Rebus Lay Out
Susunan lay out iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga
membentuk suatu cerita
2.5 Tipografi
Tipografi di definisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Menyusun meliputi merancang bentuk huruf cetak, hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk
memperoleh suatu efek tampilan yang di kehendaki (Kusrianto, 2007 : 190).
Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Menurut Rustan (2001 : 16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”.
Menurut Sihombing (2001 : 58), dalam pembuatan desain suatu buku,
dibutuhkan jenis huruf yang memiliki tingkat legibility tinggi. Legability adalah kualitas desain huruf atau naskah sehingga mudah di baca tiap karakter huruf dan
katanya oleh pembaca.
2.6 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu bentuk dari karya visual,yang pada
umumnya berupa sketsa atau gambar, dimana biasanya digunakan sebagai penyampai pesan,menggambarkan suatu situasi, menggambarkan sesosok tokoh
yang di gunakan dalam pembuatan bermacam macam mulai dari manual hingga digital,baik dengan teknik gambar, melukis, atau teknik seni rupa lainya.
Luasnya bidang yang dapat di cakup oleh ilustrasi membuat kebutuhan akan ilustrasi sangatlah banyak, seperti pada concept art, desain karakter, desain peta,desain cover buku,desain story board, ilustrasi buku cerita dan lain sebagainya,dengan banyaknya penerapan yang di lakukan maka banyak definisi dari ilustrasi berdasarkan bidangnya masing masing, ilustrasi dalam bidang visual
memiliki bergam penafsiran dan beberapa pengertian dari ilustrasi adalah sebagai berikut:
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk
[image:34.595.91.515.313.550.2]membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.
b. Menurut Kusmiyati (1999: 46), ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan.
c. Wojirsch (1995) berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak
terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menielaskan makna Yang
2.7 Karikatur
Pengertian karikatur dapat di lihat dari bahasa dan asal namanya, karikatur berasal dari bahasa Italia “caricare” yang berarti memuat. Pengertian ini berkembang sehingga karikatur dikenal sebagai gambaran yang melebih-lebihkan
(hiperbola) atau mendistorsikan gambaran seseorang dan untuk mengidentifikasi atau mengimpresikanya dengan mudah. Karikatur sendiri berfungsi untuk menyampaikan suatu makna, pesan, kritik, atau informasi lain secara visual
(Bonnie, 2007: 3).
Distorsi dalam gambar karikatur dapat diartikan sebagai perubahan atau
pergeseran bentuk objek atau sebagai plesetan bentuk suatu objek tertentu pada tubuh manusia, akan tetapi plesetan tersebut masih mengandung atau menyerupai karakter objek tersebut. Bagian objek yang mengalami distorsi ini dapat berupa
pengurangan atau penambahan ukuran (A.R Studio, 2011: 82).
Visual dan pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur dapat
berbeda-beda, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan untuk membedakan jenis karikatur , berikut adalah beberapa teori mengenai jenis karikatur:
1. Karikatur portrait
Menurut James Sherry (1987: 6) karikatur portrait adalah karikatur dengan menggambar profil figur atau tokoh secara penuh, biasanya karikatur jenis ini
portrait dari orang yang dapat dikenali. Yang membedakan karikatur portrait dan ilustrasi portrait biasa, adalah akal, dan permainan portraiture yang dilakukan dalam gambar tersebut., ada permainan visual komedi primitif atau akal yang terdiri dari melebih lebihkan, atau elemen badut dalam distorsi dari fitur atau
bentuk, distorsi bentuk dapat berupa pengempesan atau pengembungan bentuk atau garis.
2. Karikatur satir
Satir menurut catatan Ronald Paulson dalam James Sherry 1987: 11, memiiki dua komponen, sebuah komponen representational dan komponen rhetorical, sebagai represntasi satir adalah seni yang seperti meniru-niru potraitur. Biasanya mempresentasikan atau merepresentasi ulang suatu individu atau grup dari suatu individu, sebuah scene, sebuah objek satiric. Namun satir juga sebuah
seni majas retoris yang mencoba membuat kita mengadopsi suatu sikap tertentu terhadap objek yang di suguhkan pada kita, untuk meyakinkan kita melihat
mereka dengan cara tertentu. Karikatur satir tidak bisa dipuaskan hanya dengan menyuguhkan suatu hal yang dilebih-lebihkan, terdistorsi atau fantastis, karikatur itu harus harus mempresentasikan mereka sebagai ekspresi dari kondisi moral,
dan membuat jelas hubungan antara fisik dan alam moral.
Sebuah karikatur seseorang yang sangat gemuk bukanlah satir, namun
antara portrait dan karikatur satir, pertama adalah dalam karikatur satir ironi di suplai oleh sifat asli gambar karikatur yang diberi sebuah kontrol arah terhadap
moral. Kedua tidak seperti karikatur portrait yang biasanya figurnya statis, karikatur satr biasanya menyuguhkan situasi yang dramatis.
Grafis dalam satir adalah seperti mimpi, proses dramatisasinya kadang menghasilkan scene yang sangat fantasis, perpaduan yang aneh antara yang mungkin dan tidak mungkin, ada juga yang menggunakan metafora dalam
karikatur jenis ini contohnya mengganti seorang tokoh yang masih diri mereka namun juga digambarkan sebagai kupu-kupu, kecebong, kelelawar, babi, kantong uang, dan lain sebagainya (Sherry, 1987: 12)
3. Karikatur komik, kartun atau humor
Seperti karikatur satir, karikatur komik atau humor dapat dilihat sebagai
satu realisasi potensial dari sebuah aliran yang kompleks. Karikatur komik mengambil poin dari ironi yang dihasilkan oleh melebih-lebihkan dari
mengembangkan atau mengempiskan dari karikatur portrait, namun memiliki tujuan tak lain untuk mengambil kepuasan dalam keabsurban sifat dasar manusia. Dalam karikatur komik mengandung unsur fantastis, melebih-lebihkan,
ketenangan, atau pelarian dari gambar portrait yang serius dengan cara mengundang tawa. Karikatur komik memiliki kecenderungan berelawanan dengan
Simplisitas dan pengurangan dari karikatur komik secara langsung mensugesti kita sebagai viewers bahwa kita tidak perlu untuk menanggapinya secara terlalu serius (Sherry, 1987: 23). Karikatur komik dimulai dengan situasi yang dramatis (tidak penting seberapa kecil), namun dimana ketika karikatur satir
membuang figurnya untuk cocok dengan tujuan retoris atau poin satir, karikatur komik mengeksploitasi situasi dramatis untuk potensi humornya, kapasitasnya untuk menciptakan kesenangan.
4. Grotesque caricature (Fantastis)
Karikatur Grostesque adalah tentang batas dan garis, berasal dari kata grottesco, dari grotto atau gua (cave), grotesque awalnya didesain sebagai style ornamen yang mencampur tanaman, hewan, dan bentuk manusia dalam desain dekoratf, lalu kemudian hal tersebut berubah untuk merepresentasikan hampir
semua bentuk fantastis atau yang dilebih-lebihkan.
Adapula pembagian jenis karikatur berdasarkan sifatnya, yaitu untuk apa
tujuan karikatur tersebut dibuat, berikut beberapa jenis atau sifat karikatur:
1. Karikatur personal
Karikatur personal adaah karikatur yang digunakan untuk menggambarkan
watak atau perbuatan seseorang melalui karikatur, karikatur jenis ini hanya menunjukan satu tokoh dalam gambarnya. Karikatur ini lebih personal karena
2. Karikatur Sosial
Karikatur sosial adalah karikatur yang mengambarkan mengenai persoalan
yang ada di masyarakat, misalnya seperti kesenjangan sosial, si kaya dan si miskin, dan isu sosial lain (Sibrani, 2001:10).
3. Karikatur Politik
Karikatur jenis ini adalah karikatur yang menggambarkan situasi politik, biasanya mengambil sudut pandang dari sisi humor dan mengandung nuansa
33
Pembahasan dalam bab ini terfokus pada metode yang di gunakan dalam
merancang karya, observasi data, serta teknik pengolahanya dalam perancangan Buku Safety Riding dengan Teknik Ilustrasi Karikatur untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya.
3.1 Perancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, penelitian ini menggunakan data dari beberapa sumber yang terdiri dari respon, gagasan, ataupun pengamatan peneliti. Moelong dalam Arifin (2010:26)
berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah, penelitian yang di gunakan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,
seperti perilaku, persepi, pandangan, motovasi, tindakan sehari-hari, secara holistik dan dengan metode deskripsi kata-kata, dan bahasa pada suatu konteks alamiah.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai keselamatan berkendara dibatasi dalam kota Surabaya
sesuai tujuan perancangan yaitu meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya, maka penelitian akan di batasi di lakukan di daerah kota Surabaya, baik penelitian berupa observasi di lapangan, maupun wawancara
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian kualitatif ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah, observasi, wawancara atau interview, dan dokumen.
Dalam pengumpulan data ini penggunaan metodenya harus di pahami dalam penggunaanya seperti saat kapan harus menggunakan salah satu metode, dan kapan harus menggunakan ketiganya pada satu responden, data yang di dapat
akan menjadi konsep awal perancangan buku safety rding. Berikut uraian dari metode pengumpulan data di atas:
3.2.1 Observasi
Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan harapan mampu memahami apa yang di teliti dan apa yang terjadi,dengan melakukan observasi dengan pikiran
yang terbuka maka peneliti dapat melihat hal yang mungkin tidak di sadari atau di ketahui oleh peneliti. Dengan melakukan observasi maka diharapkan peneliti
dapat memahami subjek yang diamati dan dapat mengingat serta mencatat fenomena yang terjadi, sehingga didapatkan data yang dapat membantu dalam perancangan.
Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya
seperti jalan Ahmad Yani dan jalan Rungkut Industri, kemudian melakukan pencatatan terhadap aktifitas di lokasi observasi. Dengan observasi ini diharap peneliti dapat mendapat tambahan ilmu pengetahuan atas hal apa yang perlu di
sesuai dengan realitas yang ada di jalan raya. Dengan observasi ini juga dapat mengamati perilaku pengendara roda dua serta hubunganya dengan keselamatan
berkendara khususnya di jalan umum kota Surabaya.
3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik tanya jawab secara lisan yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bahan perancangan buku ilustrasi safety riding. Wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang
akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar adalah mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan keseamatan berkendara, atau mengetahui respon dan jawaban dari narasumber,
sehingga peneliti mendapat masukan data narasumber. Wawancara akan di lakukan secara langsung kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan
data ataupun masukan yang dapat membantu penelitian. Dishub Surabaya, wawancara kepada pihak-pihak tersebut di harapkan menghasilkan data yang dapat membantu dalam perancanga buku safety riding.
Wawancara yang di lakukan adalah tipe wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang tidak tertulis secara sistematis, namun wawancara berisi garis
ketahui oleh peneliti, sehingga dapat melengkapi data untuk perancangan buku ilustrasi safety riding.
3.2.3 Studi Literatur
Penggunaan teori-teori atau buku-buku dalam penelitian akan berperan
sebagai landasan agar penelitian memiliki dasar yang jelas, beberapa buku yang dapat membantu dalam penelitian seperti buku safety riding, baik yang di keluarkan oleh kepolisian maupun buku pedoman dari Ikatan Motor Indonesia
dapat di gunakan sebagai studi literatur.
3.2.4 Studi Eksisting
Studi eksisting dilakukan dengan meneliti mengenai studi yang telah terlebi dahulu ada dan memiliki kesamaan, studi eksisting dapat berupa karya yang pernah dibuat oleh perusahaan, instansi, atau lokasi penelitian yang sedang
di teliti, sehingga bsa menjadi refrensi untuk membuat konsep baru.
3.2.5 Studi Kompetitor
Studi kompetitor digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat memunculkan konsep yang baru, studi kompetitor dapat dilakukan pada karya yang pernah di buat oleh perusahaan, orang lain, instansi, yang memiliki
kesamaan tema, teknik, dan lain sebagainya sehingga dapat digunakan untuk mencari alternatif konsep baru yang berbeda dari karya sebelumnya.
3.3 Teknik Analisis Data
Pengolahan data atau analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 334), terdaat tiga tahapan yaitu tahap,reduksi data,penyajian
Setelah data terkumpul baik dari metode wawancara, observasi, maupun dokumen, maka data yang telah didapat akan di reduksi untuk mendapatkan data
yang lebih jelas, data yang didapat akan dipilih dan disederhanakan sehingga akan fokus kepada data yang benar-benar di butuhkan dalam perancangan. Data yang
telah direduksi tersebut diharapkan dapat menjadi data yang tepat.
Setelah mendapatkan data yang telah direduksi maka memasuki tahapan penyajian data, pada tahap ini data yang terpilih akan disusun baik berupa tulisan,
tabel, ataupun grafik, sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan penyajian data sehingga data dapat di pahami dan di gunakan dengan mudah, data yang telah
tersusun rapi juga dapat memudahkan jika suatu saat di butuhkan dalam perancangan maka data telah siap di gunakan.
Setelah data tersaji dengan baik maka dilakukan proses penarikan
kesimpulan, kesimpulan ini akan di ambil dari setiap data yang telah tersaji, dengan menarik pola-pola dari setiap data yang di dapat diharapkan akan
memunculkan suatu kesimpulan akhir yang jelas. Tahap akhir ini yang akan menentukan arah perancangan, karena data akhir akan digunakan sebagai landasan dalam perancangan.
3.3.1 Analisis SWOT
Analisa SWOT di pergunakan untuk menilai dan menilai ulang suatu hal
yang telah ada dan telah di putuskan sebelumnya, dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang menghambat keputusan
Langkah dalam analisis SWOT ini adalah mencari dan memilah, segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman
(threat). Kekuatan serta kelemahan akan di dapat dari faktor internal atau objek perancangan, sedangakan peluang serta ancaman adalah faktor eksternal, baik dari
kompetitor maupun hal lain yang menjadi ancaman maupun peluang bagi objek perancangan. Dalam perancangan ini hasil dari analisis SWOT akan di gunakan dalam strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.
39
Pembahasan dalam bab ini difokuskan kepada metode penelitian yang
digunakan dalam perancangan karya, seperti menjelaskan hasil analisis data yang
telah di dapat melalui wawancara serta observasi, analisis SWOT, STP, keyword
dan strategi kreatif lainnya yang di gunakan dalam perancangan buku safety
riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk meningkatkan kesadaran
keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya.
4.1 Hasil dan Analisis Data
4.1.1 Wawancara
Dijelaskan bahwa wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian
melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang
akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar
adalah, mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan
safety riding khususnya di kalangan remaja, oleh karena itu wawancara di lakukan
kepada pihak Dinas perhubungan Kota Surabaya.
Wawancara dilakukan di Dinas perhubungan Kota Surabaya pada tanggal
15 juni 2016, kepada bapak Trianto Aristyadi, selaku kasi pembina keselamatan
dalam divisi pengendalian dan operasional (DALOP). Menurut bapak Trianto
Aristyadi, safety riding merupakan sebuah ilmu dalam berkendara sehingga
keselamatan, pembelajaran safety riding memang sangat di butuhkan oleh para
remaja, seperti pada remaja SMP serta SMA dimana di anggap pada usia ini
paling tepat di lakukan penyuluhan mengenai safety riding dikarenakan mereka
masih dalam tahap pembelajaran berkendara dengan baik, serta masih dapat
menyerap banyak ilmu ilmu dan pengetahuan baru. Pengetahuan akan safety
riding di kalangan remaja juga masih sangat sedikit, masih banyak remaja yang
masih belum tau atau masih belum peduli terhadap safety riding, walau pada usia
yang sebenarnya masih tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor tetap
masih banyak yang melanggar. Pembelajaran safety riding yang dapat di berikan
kepada remaja meliputi bagaimana mempersiapkan dengan baik saat akan
memulai berkendara, semua persiapan harus di siapkan dengan baik sejak awal,
baik persiapan dari kendaraan maupun dari pengendara itu sendiri. Yang perlu di
pahami oleh para pengendara sepeda motor khususnya di kalangan remaja adalah
pemahaman mengenai etika dalam berkendara, peraturan lalulintas seperti
rambu-rambu dan marka jalan, serta pengetahuan akan sangsi hukum bagi pelanggar
hukum lalulintas.
Di karenakan sepeda motor adalah kendaraan yang dapat mengakomodasi
maksimal dua orang demi faktor keselamatan, maka keselamatan yang perlu di
perhatikan pada saat mengendarai sepedamotor berlaku bagi yang mengendarai
maupun yang menjadi penumpang, fakta yang ada adalah saat terjadi kecelakaan
pada kendaraan bermotor yang di gunakan berboncengan, maka yang di
boncenglah yang cenderung mengalami resiko luka lebih parah ataupun tingkat
di bonceng kadang masih di remehkan dan tidak dianggap penting. Selain yang di
bonceng pengendara juga bertanggung jawab agar tindakan nya tidak
membahayakan pengguna jalan yang lain, berkendara memang menuntut agar
penuh dengan rasa tanggungjawab sehingga dapat berkendara dengan aman.
Menurut bapak Aris Triyanto, dalam berkendara ada banyak hal yang
harus dipersiapkan diantaranya kesiapan dari diri sendiri, yaitu kesiapan mental
serta fisik, berkendara dalam kondisi sakit, kelelahan, atau sedang dalam keadaan
emosi akan dapat membahayakan keselamatan berkendara, persiapan lainya yaitu
dari perlengkapan berkendara seperti helm dengan standard SNI, jaket, celana
yang dapat melindugi yang dapat melindungi bagian kaki, sarung tangan, serta
menggunakan sepatu. Perlengkapan yang berhubungan dengan kendaraan juga
perlu di lengkapi, seperti STNK, serta SIM, lalu kelengkapan kendaraan harus di
pastikan lengkap serta aman, biasakan rutin memeriksa kondisi kendaraan karena
dapat berubah sewaktu-waktu. Kelengkapan utama kendaraan meliputi lampu
utama, lampu sein, spion, rem yang bekerja dengan baik, ban yang masih layak
pakai, dan instrumen kendaraan masih berfungsi dengan baik.
Selain dari perlengkapan, dan juga kemampuan/skill berkendara, hal yang
sangat penting adalah etika dalam berkendara, memiliki pengetahuan maupun
kemampuan yang baik dalam berkendara jika tidak di terapkan maka akan
menjadi sia-sia, dan etika berkendara yang di maksut disini adalah mematuhi
peraturan dan hukum yang berlaku, serta saling menghormati antar pengendara
dan pengguna jalan, kurangnya etika yang baik juga dapat meresahkan dan
keselamatan diri sendiri dan oranglain adalah contoh etika yang buruk. Di jalan
umum terdapat berbagai macam sifat, dan pemikiran orang yang berbeda-beda,
dengan etika yang baik maka di harapkan dapat juga berkendara dengan harmonis
dengan pengguna jalan lain, karena jalan umum adalah tempat yang di gunakan
banyak orang dan banyak hal bisa saja terjadi. Etika yang dapat di terapkan oleh
pengendara motor dengan pengguna jalan yang lain antara lain seperti
menghormati pejalan kaki, mengutamakan kendaraan yang memiliki prioritas
seperti kendaraan darurat seperti pemadam, ambulance atau kendaraan lain yang
berada di lajur yang lebih di utamakan, utamakan keselamatan bersama. Etika
dalam berkendara dapat meengkapi semua pengetahuan serta kemampuan
berkendara, tanpa etika maka perlengkapan yang lain menjadi sia-sia.
Dalam berkendara tidakboleh ada hal yang di sepelekan oleh pengendara,
hal ini di karenakan berkendara adalah salah satu kegiatan yang memiliki resiko
tinggi setiap orang bisa saja menjadi korban ataupun pelaku penyebab kecelakaan.
Segala kegiatan yang dilakukan saat berkendara tidakboleh di sepelekan, hal ini
karena setiap kali kita lengah dalam berkendara beresiko dapat memperbesar
peluang terjadinya kecelakaan. Keselamatan berkendara juga menjadi bagian dari
kemajuan suatu bangsa, kecelakaan yang melibatkan sepeda motor adalah yang
paling tinggi jumlahnya dan penyumbang kecelakaan tertinggi ada pada usia
produktif, hal ini dapat mengancam masa depan bangsa karena banyaknya korban
kecelakaan pada usia produktif. Sebegitu pentingnya keselamatan berkendara
sehingga safety riding menjadi sangat penting untuk di pelajari dan di terapkan,
dianggap aman dapat membahayakan pengendara, menjaga fokus serta tidak
menyepelekan hal apapun dalam berkendara adalah sal tindakan pencegahan yang
perlu di lakukan.
Menurut bapak Aris Triyanto, peran keluarga dalam pembinaan safety
riding bagi remaja sangatlah penting, karena keluarga terutama orangtua berperan
besar dalam kehidupan seorang anak. Jika orangtua sudah dapat membina safety
riding maka diharapkan dapat melindungi anak dari pengaruh buruk yang
mungkin di dapat dari lingkungan dan juga bergaulan dengan teman. Terdapat
hukum dalam UUD 22 tahun 2009, yang mengatur bahwa seseorang yang
memperbolehkan atau memberikan izin pada anak yang belum cukup umur atau
belum memenuhi persyaratan legal untuk berkendara dapat di kenakan hukuman,
oleh karena itu orangtua harusah memberi contoh yang baik dan berperan aktif
dalam edukasi safety riding.
Menurut bapak Aris Triyanto, sebenarnya mempelajari safety riding itu
adalah hal yang mudah, namun dalam penerapanya membutuhkan disiplin yang
lebih agar etika berkendara semakin membaik. Seseorang dapat dikatakan sudah
menerapkan prinsip safety riding jika sudah memenuhi syarat untuk dapat
berkendara seperti umur cukup, kondisi fisik dan mental yang baik, memiliki
pengetahuan berkendara, melengkapi semua perlengkapan berkendara, dan yang
terpenting memiliki etika berkendara dan menerapkan semua hal yang dapat
meningkatkan keselamatan dalam berkenda. Penerapan defensive riding juga
menjadi salah satu poin dalam safety riding, dimana seorang pengendara harusla
berbahaya saat berkendara, sebenarnya untuk pengetahuan safety riding mudah
untuk di pelajari namun penerapanya memang membutuhkan kesadaran dari diri
masing-masing pengendara.
Kesimpulan dari wawancara yaitu:
1. Safety riding sangat penting untuk remaja
2. Remaja masih banyak yang tidak mengetahui tentang safety riding
3. Safety riding meliputi kesiapan diri sendiri, dan kendaraan
4. Kesadaran akan penerapan safety riding masih kurang
5. Peran keluarga/kedua orangtua sangat penting untuk mengajarkan safety riding
6. Safety riding sangat penting untuk remaja
7. Etika adalah hal yang penting dalam berkendara
4.1.2 Hasil Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal
tertentu yang berkaitan dengan objek pengamatan. Dengan melakukan observasi
maka diharapkan peneliti dapat memahami subjek yang diamati sehingga dapat
membantu dalam perancangan.
Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara
melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya
yaitu jalan Ahmad Yani karena termasuk jalan raya utama yang cenderung ramai
dengan berbagai kegiatan pengguna jalan, Observasi dilakukan pada jam yang
pada hari jum’at, 3 juni 2016, pada pagi hari untuk megetahui kondisi jalan pada
jam aktifitas di mulai pada pukul 10:30 WIB hingga 07:30 WIB,dan 16:30 WIB
hingga 17:30 WIB untuk mengetahui kondisi di saat jalan dalam kondisi sepi dan
kondisi padat/macet dikarena jam pulang kerja yang bersamaan. Berdasarkan
pengamatan peneliti pada saat jalan sepi kecenderungan pengendara memacu
kendaraanya dengan lebih cepat, hal ini dapat membahayakan jika jalan yang
lancar dan sepi dapat membuat lengah, terlebih tidak jarang di daerah jalan
tersebut banyak gang yang beresiko tidak terlihat jika ada yang keluar dari gang,
kendaraan yang keluar dari gang sering membahayakan karena meremehkan jalan
yang tampak cenderung lancar, padahal menurut peraturan kendaraan yang keluar
dari gang harus mendahulukan yang berada di jalan utama. Sehingga di harapkan
pengendara dapat memacu kendaraanya di dalam batas kecepatan yang aman.
Dikarenakan jalan yang sepi juga menyebabkan pergantian jalur dilakukan dengan
kurang hati-hati dengan kecpatan yang cukup tinggi dan terkadang melupakan
penggunaan lampu sein, hal ini menunjukan jalan yang lancar memiliki resiko
tinggi jika pengendara terlena oleh jalan yang lancar dan cenderung sepi.
Observasi kedua dilakukan pada waktu dimana jalan cenderung padat dan
macet pada pukul 16:30-17:30 WIB, pada saat observasi dilakukan di jalan ahmad
yani peneliti menemui bahwa volume kendaraan meningkat dibandingkan pagi
hari, hal ini di pengaruhi oleh jam pulang kerja yang banyak bersamaan, jarak
pendek yang biasa di tempuh dengan beberapa menit menjadi hampir setengah
jam karena kemacetan yang terkumpul sebelum lampu lalulintas, dengan waktu
fisik maupun mental yang dapat membahayakan pengendara. Dengan kondisi
macet dapat dilihat walaupun ruang gerak sempit banyak yang memaksakan untuk
mendahului kendaraan di sekitarnya, di konndisi seperti ini memang membuat
banyak kendaraan yang semakin tidak sabar dan melanggar peraturan lalulintas
seperti menggunakan jalur pejalan kaki untuk mendahului beberapa pengendara
lainya, tentu saja hal ini membahayakan baik bagi pejalan kaki maupun
pengendara, belum lagi penghambatan arus yang terjadi karena kendaraan yang
berganti jalur akan semakin memperpanjang kemacetan. Ada beberapa planggaran
yang berhasil peneliti amati, seperti sepeda motor yang membawa beban tidak
sesuai dengan batas muatan, mengambil jalur pejalan kaki, memotong jalur tanpa
menyalakan lampu sein, hingga mengambil jalur berlawanan karena kemacetan.
Tentu sebaiknya setiap pengendara bersikap lebih bijak dan mengutamakan
keselamatan bersama dalam situasi seperti ini.
Kesimpulan Observasi:
1. Banyak pengendara meremehkan keadaan jalan yang sepi.
2. Masih banyak yang berfokus pada cepat sampai tujuan daripada keselamatan.
3. Masih banyak yang belum menaati peraturan lalulintas
4. Etika dalam berkendara masih kurang
5. Baik pada kondisi jalan lancar maupun macet ditemukan tindakan pelanggaran.
6. Masih banyak yang tidak melengkapi perlengkapan keselamatan berkendara.
4.1.3 Literatur
Segala peraturan berkendara dan lalulintas telah di atur dalam UUD nomor
22 tahun 2009, dasar hukum ini adalah pedoman tetap pada hukum lalulintas dan
berkendara, dalam UUD ini terdapat berbagai definisi dari instrument lalulintas
seperti peraturan berkendara, etika berkendara, definisi dari istilah-istilah dalam
lalulintas serta segala instrument nya. Dikarenakan keselamatan berkendara
memiliki dasar hukum dan juga berbagai kebijakan dari pemerintah maka di
perlukan penggunaan buku sebagai literatur dalam perancangan buku ilustrasi
karikatur mengenai keselamatan berkendara, buku yang di gunakan adalah buku
Undang Undang lalulintas dan angkutan jalan yang berisi UUD 22 tahun 2009,
[image:54.595.92.514.299.693.2]dan peraturan pemerintah mengenai lalulintas dan kendaraan.
Tertulis dalam hal yang menjadi salah satu pertimbangan di buatnya
peraturan lalulintas dan menunjukan bahwa keselamatan dalam berkendara
sangatlah penting dapat dilihat pada pertimbangan dalam pembukaan UUD nomor
22, tahun 2009 mengenai lalulintas yaitu, lalu Lintas dan Angkutan Jalan
mempunyai peranstrategis dalam mendukung pembangunan dan integrasinasional
sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dapat dilihat juga definisi dari keselamatan lalu lintas dalam buku ini
menuliskan bahwa, keselamatan lalu lintas dan Aangkutan jalan adalah suatu
keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas
yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan, (UUD,
No.22, 2009, Pasal 1 Poin 31).
Buku ini dapat dijadikan dasar akan semua peraturan dan etika yang
mencakup ruang lalu lintas dan keselamatan berkendara, banyaknya peraturan dan
juga hal lain yang terdapat dalam buku undang-undang lalu lintas tentu sulit untuk
di hafalkan dan di pahami secara keseluruhan, namun dengan kesadaran akan
keselamatan yang terus meningkat di harapkan dapat membantu akan pemahaman
akan keselamatan berkendara dan terus membantu proses belajar sehingga
4.1.4 Hasil Studi Eksisting
Studi eksisting terhadap penelitian dengan tema yang sama yaitu buku
ilustrasi bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, mahasiswa ITS,
dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia
16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya
berfokus pada aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan
ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran
safety riding, terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian
remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan
komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak
[image:56.595.92.506.298.724.2]sesuilit yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan pendekatan
baik secara komunikasi maupun secara teknik visual yang di gunakan,
penyampaian prinsip safety riding dapat di sampaikan dengan berbagai cara, hal
yang terutama adalah dapat menimbulkan kesadaran keselamatan berkendara, oleh
karena itu dalam penelitian ini di pilih penggunaan teknik karikatur sebagai media
komunikasi berupa sindiran kritik sosial terhadap perilaku berkendara yang
menyalahi prinsip safety riding.
Pemilihan sindiran dan penggunaan teknik ilustrasi berupa karikatur di
tujukan agar menyadarkan pembaca terhadap perilaku berkendara yang menyalahi
prinsip safety riding, penggunaan karikatur dapat menyampaikan pesan dengan
lebih ringkas dan efektif dimana tidak terlalu panjang, dengan pesan berupa
sindiran tersebut di harapkan dapat lebih mendapat perhatian, berkesan, serta lebih
efektif dalam penyampaian pesan dari setiap topik keselamatan berkendara yang
terdaat dalam buku ilustrasi safety riding dengan teknik karikatur untuk
meningkatkan kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi remaja di Surabaya.
Diharapkan dengan sindiran berupa karikatur dapat menumbuhkan kesadaran
akan mana yang baik dan tidak untuk di lakukan di jalan umum, sehingga dapat
berkendara aman bagi diri sendiri maupun orang lain.
4.1.5 Hasil Studi Kompetitor
Studi dari penelitian atau produk yang telah ada terlebih dahulu di buat
dengan media yang sama sehingga dapat dijadikan pembanding, perbandingan ini
bertujuan agar dalam proses perancangan dapat menemukan kekurangan serta
karya yang di hasilkan dapat memiliki suatu keunggulan dan keunikan tersendiri
yang dapat menjadi nilai tambah.
Studi kompetitor dilakukan pada buku Ayo Kita Berempati yang di
terbitkan oleh Balai Lalu Lintas Angkutan Jalan, Denpasar pada tahun 2015.
Buku ini berisi mengenai keselamatan berlalulintas, namun tidak hanya berfokus
pada sepedamotor seperti yang dilakukan pada penelitian yang sedang dilakukan,
buku ini memuat tips keselamatan bagi pejalan kaki, pengendara motor,
pengemudi mobil, serta pengguna sepeda. Buku ini menjelaskan berbagai situasi
dimana dibutuhkan empati oleh sesama pengguna jalan, dan di selingi dengan
beberapa tips berkendara seperti penggunaan helm dan lain sebagainya. Dengan
banyaknya aspek keselamatan menurut segi pandang banyak pengguna jalan
seperti pejalan kaki, pengemudi mobil, pengendara motor, dan pesepeda, yang di
masukan kedalam buku ini maka tentu menjadikan buku ini memiliki banyak
variasi, namun dengan materi yang banyak buku ini hanya berisi 16 halaman
sehingga pembahasan kurang terperinci dan terfokus pada setiap tema khusus
Gambar 4.3: Buku Ayo Kita Berempati Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Ukuran buku ini cenderung kecil