• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Buku Safety Riding Dengan Teknik Ilustrasi Karikatur Untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Buku Safety Riding Dengan Teknik Ilustrasi Karikatur Untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ILUSTRASI KARIKATUR UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN KESELAMATAN BERKENDARA BAGI REMAJA DI SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

DEBBY DAMAR PRIYOGATAMA 12420100050

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

x

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 6

1. 4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 7

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu. ... 8

2.2 Keselamatan Berkendara ... 9

2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara ... 10

2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara ... 12

2.3 Buku ... 14

2.3.1 Anatomi Buku ... 15

2.4 Layout ... 22

2.5 Tipografi ... 26

2.6 Ilustrasi ... 26

(3)

xi

3.1.1 Jenis Penelitian ... 33

3.1.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.2.1 Observasi ... 34

3.2.2 Wawancara ... 35

3.2.3 Studi Literatur ... 36

3.2.4 Studi Eksisting ... 36

3.2.4 Studi Kompetitor ... 36

3.3 Teknik Analisis Data ... 36

3.3.1 Analisis SWOT ... 37

BAB IVPEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil dan Analisis Data ... 39

4.1.1 Wawancara ... 39

4.1.2 Hasil Observasi ... 44

4.1.3 Literatur ... 47

4.1.4 Hasil Studi Eksisting ... 49

4.1.5 Hasil Studi Kompetitor ... 50

4.2 Konsep/Keyword... 53

4.2.1 Analisis STP ... 53

4.2.2 Unipue Selling Preposition (USP) ... 55

4.2.3 Analisis SWOT ... 56

4.2.4 Tabel Analisis SWOT ... 57

4.2.5 Keyword ... 59

4.2.6 Deskripsi Konsep ... 61

4.3 Perancangan Kreatif ... 62

4.3.1 Tujuan Kreatif ... 62

4.3.2 strategi Kreatif ... 62

(4)

xii

BAB V PENUTUP ... 83

4.4 Kesimpulan ... 83

4.4 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(5)

xiv

Gambar 4.2Studi Eksisting ... 49

Gambar 4.3Buku Ayo Kita Berempati ... 52

Gambar 4.4Font Komika ... 65

Gambar 4.5Font Tekton Pro ... 66

Gambar 4.6Warna Pilihan ... 67

Gambar 4.7Cover Depan dan Belakang ... 70

Gambar 4.8Halaman Pembuka... 71

Gambar 4.9 Halaman Teori dan Persiapan ... 72

Gambar 4.10 Bab Bahas Helm 1 ... 73

Gambar 4.11 Bab Bahas Helm 2 ... 74

Gambar 4.12 Bab Bahas Helm 3 ... 74

Gambar 4.13 Bab Bahas Helm 3 ... 75

Gambar 4.14 Bab Bahas Hp 1 ... 76

Gambar 4.15 Bab Bahas Hp 2 ... 76

Gambar 4.16 Bab Bahas Hp 3 ... 77

Gambar 4.17 Bab Bahas Hp 4 ... 78

Gambar 4.18 Bab Bahas SIM 1 ... 79

Gambar 4.19 Bab Bahas SIM 2 ... 79

Gambar 4.20 Halaman Penutup ... 80

Gambar 4.21 Stiker ... 81

Gambar 4.22 Pembatas Buku ... 81

(6)
(7)

xvi

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia saat ini alat transportasi dengan jumlah terbanyak adalah

sepeda motor dapat dilihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor

Indonesia) sebanyak 7.867.195 sepeda motor terjual di tahun 2014

(www.aisi.or.id), dan jika dilihat dari data penjualan pada tahun-tahun

sebelumnya memiliki tren peningkatan penjualan. Sayangnya peningkatan

penjualan ini juga diikuti dengan permasalahan angka tingkat kecelakaan yang

besar, terbesar jika dibandingkan dengan kendaraan lain. Menurut data dari

Korlantas Polri yang di hitung setiap kuartal triwulan, kecelakaan pesepeda motor

mencapai 24.330 kasus dalam jangka waktu 1 oktober hingga 31 Desember 2015,

dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

korban, dengan angka kematian mencapai 465 korban jiwa, ada pula kejadian

pada anak berusia 10 hingga 14 tahun yang memprihatinkan sebanyak 1.469

korban. Hal ini sangat disesalkan karena memang dalam usia dibawah 17 belum

di perbolehkan mengendarai sepedamotor, namun memiliki angka kejadian yang

paling tinggi (www.korlantas-irsms.info).

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas maka

menerapkan prinsip safety riding dapat menjadi solusi, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan kelalaian. Istilah

(9)

kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan

yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario, 2015: 44). Mental serta

periliaku saat berkendara juga perlu di perhatikan, karena pemahaman mengenai

peraturan lalulintas tidak berguna jika tidak di patuhi, sehingga kesadaran dalam

berkendara dengan aman sangatlah penting bagi diri sendiri maupun oranglain.

Gambar 1.1: Grafik Kelompok Umur Korban Sumber: (www.korlantas-irsms.info)

Dengan tingginya angka kecelakaan sepeda motor maka di perlukan media

untuk mengkomunikasikan safety riding untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara, maka merancang suatu buku menggunakan teknik

ilustrasi yang mengedukasikan tentang pentingnya keselamatan berkendara adalah

salah satu solusi yang dapat digunakan. Dengan tingginya angka kecelakaan di

usia muda terutama pada usia 13 sampai 19 tahun, maka terlihat bahwa

(10)

cukup akan keselamatan berkendara, oleh karena itu peneliti bertujuan untuk

merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan bersepeda motor khususnya bagi remaja di

kota Surabaya. Penggunaan ilustrasi dalam buku dikarenakan buku yang memiliki

banyak bagian bergambar atau ilustrasi lebih mudah dekat dengan pribadi remaja

dan mudah di ingat, sehingga mereka dapat menikmati gambar ilustrasi sembari

mempelajari keselamatan berkendara. Dengan bekal awal yang cukup diharapkan

pengendara motor usia muda dapat memulai dengan benar dan terhindar dari

kecelakaan.

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak

bangsa (Mutikno, 2003:2) pembangunan watak yang menjunjung niai-nilai safety riding dapat melalui media buku ilustrasi, buku ilustrasi ini bersifat komunikatif dan edukatif, komunikatif adalah penyampaian pesan yang mudah di pahami dan

di terima dengan baik (KBBI.co.id), komunikatif disini adalah di mana dalam isi

buku ilustrasi safety riding menggunakan ilustrasi yang mengandung pesan, baik berupa sindiran maupun berupa informasi mengenai keselamatan berkendara

sehingga dapat mengkomunikasikan pesan kepada pembaca. Pesan yang di

sampaikan berkisar tentang peraturan lalulintas, kelengkapan berkendara, apa

yang boleh dan tidak boleh di lakukan di jalan raya, dan bagaimana situasi

sesungguhnya di jalan raya khususnya di Surabaya. Pemilihan buku berbasis

ilustrasi sebagai media penyampaian pesan yang digunakan dikarenakan buku

adalah salah satu media pembelajaran yang dapat mengkomunikasikan banyak

(11)

menarik secara visual dan mudah untuk di serap oleh pembaca. Ilustrasi gambar

adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu

adegan (Kusmiyati,1999:46). Buku yang di lengkapi dengan ilustrasi akan

memudahkan dalam menyerap informasi serta dapat lebih menarik minat baca

(Wojirsch, 1995). Ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang

dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis

informasi yang memikat, sehingga dapat menielaskan makna yang terkandung

didalam pesan tersembunyi. Oleh karena itu dipilih penggunaan buku yang

sebagian besar isinya menggunakan ilustrasi sebagai penyampai pesan secara

visual yang mudah di ingat dan lebih mudah menarik perhatian pembaca.

Perancangan ini di tujukan untuk usia remaja yaitu pada usia 13 hingga 19

tahun, hal ini dikarenakan dalam data Korlantas Polri pada usia ini telah memiliki

catatan kecelakaan lebih dari 3.841 korban kecelakaan lalu lintas. Dengan

memberikan edukasi berupa buku ilustrasi yang mengedukasi keselamatan

berkendara maka diharapkan anak-anak pada usia remaja telah memulai

mempelajari aturan aturan lalu lintas yang dibutuhkan agar terhindar dari

kecelakaan di masa mendatang. Pemilihan usia tersebut di dasari pemikiran

bahwa pencegahan harus dilakukan segera mulai dari awal, sehingga para calon

pengendara ini akan memiliki bekal dan diharapkan akan terus mengembangkan

pengetahuan dan kemampuannya dalam hal keselamatan berkendara.

Pembelajaran dengan media buku berbasis ilustrasi ini juga akan

memudahkan dalam hal mengajarkan keselamatan berkendara, karena dengan

(12)

bagi pembacanya, buku berbasis ilustrasi yang edukatif ini dapat di gunakan

sebagai bacaan di dalam proses penngajaran di sekolah maupun dilakukan di

rumah, ataupun tempat tempat lain yang memungkinkan. Dengan kemudahan ini

maka orang tua ataupun guru dapat mengawasi dan membantu dalam proses

belajar ini, sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Buku berbasis ilustrasi

bertemakan keselamatan berkendara ini juga dapat di hadirkan pada event keselamatan berkendara, sehingga dapat membantu proses sosialisasi, sehingga

pembaca remaja tidak akan cepat bosan dan mau menerima materi pembelajaran,

dengan alur informasi serta ilustrasi yang menarik maka anak akan lebih dapat

menikmati proses belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumusan masalah

sebagai berikut:

“Bagaimana merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi

karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di

(13)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas di tentukan batasan masalah yang di

titik beratkan pada:

1. Merancang buku ilustrasi keselamatan berkendara untuk remaja 13 sampai

19 tahun.

2. Merancang buku ilustrasi safety riding meliputi, kesiapan berkendara,

penggunaan helm, penggunaan hand phone saat berkendara, dan kepemilikan

surat izin mengemudi

3. Menggunakan ilustrasi karikatur jenis karikatur komik/kartun.

1.4 Tujuan

Penulisan ini bertujuan untuk merancang buku keselamatan berkendara

berbasis ilustrasi untuk remaja 13 sampai 19 tahun khususnya di kota Surabaya.

Perancangan di tujukan untuk pengendara dan calon pengendara roda dua atau

sepeda motor untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi

(14)

1.5 Manfaat

Diharapkan penulisan ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoristis

Menambah pengetahuan bagi penulis serta pembaca dalam hal

keselamatan berkendara khususnya untuk kendaraan sepeda motor, diharapkan

juga penulisan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta perancang-perancang

selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan keselamatan berkendara.

Buku berbasis ilustrasi ini juga sekurang-kurangnya di harapkan dapat

menyampaikan informasi mengenai safety riding, sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara bagi pembaca khususnya

kalangan remaja.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai kontribusi terhadap pembelajaran keselamatan berkendara

khusunya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sebagai kontribusi dalam

(15)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan buku ilustrasi

bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia 16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya berfokus pada

aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran safety riding,

terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak sesulit

yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.

Keunggulan yang ada pada penelitian terdahulu terdapat pada jenis isi

konten yang cenderung fun dengan penggunaan komik dan kartun, lalu lebih banyak teori yang di masukan dalam buku dengan banyaknya penjelasan dan teori yang dimasukan dalam buku. Jenis ilustrasi yang digunakan juga beragam mulai

dari ilustrasi untuk pelengkap tulisan hingga untuk komik.

Kelemahan pada penelitian terdahulu terdapat pada banyaknya

(16)

2.2 Keselamatan Berkendara

Salah satu hal yang dapat di lakukan untuk mecegah dan mengurangi

kejadian kecelakaan lalu lintas adalah dengan menerapkan prinsip safety riding, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan

kelalaian. Istilah keselamatan berkendara atau yang biasa di sebut dengan safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario,

2015: 44).

Safety riding berarti mengendarai motor dengan aman, sesuai aturan, dan tidak ugal ugalan. Inti dari safety riding adalah mengutamakan keselamatan, yaitu

keselamatan diri dan juga keselamatan pengguna jalan lain. Pengendara harus selalu mengingat bahwa jalan raya adalah sebuah fasilitas umumyang di gunakan

bersama sama, sehingga kecerobohan sesaat dapat menyebabkan orang lain celaka (Kusmagi, 2010: 40-41).

Peraturan dan etika berkendara harus di pahami dan di jalankan secara beriringan dan saling melengkapi, menurut Edo Rusyanto, badan pengawas RSA (Road Safety Asociation), bahwa etika dan aturan bisa saling melengkapi.

Nilai-nilai atau norma-norma di masyarakat juga bisa dibakukan menjadi aturan hukum positif jika masyarakatnya menganggap itu perlu. Terpenting, semua etika, moral,

(17)

Untuk memenuhi prinsip safety riding maka pengendara harus melindungi dirinya dengan baik, dengan senantiasa menggunakan sabuk pengaman untuk

mobil atau helm, sepatu, dan body protector bagi pengendara motor. Pengendara juga harus bersikap bijaksana, bersikap sosial, serta memiliki disiplin yang tinggi.

Dalam safety riding di usahakan pengendara harus meminimalkan resiko atau yang biasa disebut defensive riding, artinya pengendara harus dapat memperkecil setiap resiko dalam berkendara, dengan prinsip selalu menyayangi diri sendiri

(IMI, 2012: 15).

2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara

Salah satu aspek yang perlu di perhatikan saat berkendara agar nyaman dan aman dan sesuai prinsip safety riding adalah perlenkapan berkendara baik yang ada pada pengendara maupun pada kendaraan, berikut adalah beberapa

perlengkapan berkendara yang di butuhkan:

1. Helm Sesuai Standar

Istilah helm berasal dari bahasa Belanda, yang berarti alat pelindung anggota tubuh. Fungsi utama helm adalah pelindung kepala dari benturan yang bisa membuat kepala cedera. Di Indonesia, helm yang di rekomendasikan untuk di

(18)

Helm yang memenuhi kebutuhan safety riding adalah sebagai berikut,:

a) Usahakan untuk selalu menggunakan helm yang sudah di standarisasi agar

terjamin mutunya. Pergunakan helm yang memiliki logo SNI karena sudah melalui pengujian pemerintah.

b) Pilihlah helm yang pas dan nyaman dengan kepala, helm yang dipilih jangan terlalu longgar. Helm yang baik adalah helm yang terasa sedikit menekan di bagian pipi dan rahang, serta bagian atas kepala.

c) Pakailah helm yang mampu melindungi seluruh bagian kepala dengan baik. d) Lebih baik membeli helm yang memiliki double visor atau kaca ganda, bening dan gelap. Kaca gelap sangat membantu jika kita berkendara di

terik matahari, sedangkan kaca bening memudahkan kita melihat di kegelapan atau hujan.

e) Cari helm yang memiliki ventilasi sehingga menghindarkan terjadinya embun saat berkendara di saat hujan, ventilasi juga dapat memberikan

kenyamanan pada saat berkendara.

f) Gunakan helm berwarna cerah, helm berwarna cerah membantu pengguna jalan lain lebih awas terhadap keberadaan pengendara sehingga mencegah

(19)

2. Jaket dan Sepatu Riding

a) Pilih jaket yang cukup tebal, selain bisa melindungi dari hembusan angin

juga mampu memberikan sedikit perlindungan saat tergelincir.

b) Menggunakan jaket yang kedap air akan menguntungkan saat sewaktu

waktu turun hujan, dan tidak membawa jas hujan, setidaknya masih bisa mencari tempat berteduh yang nyaman.

c) Usahakan membawa jas hujan sesuai tubuh, bukan ponco. Menggunakan

ponco saat hujan membahayakan diri anda karena kemungkinan ponco terlilit roda dan membahayakan keselamatan.

d) Lebih baik jika berkendara di malam hari menggunakan jaket yang

memiliki bagian memantulkan cahaya.

e) Jika akan berkendara jarak jauh atau dalam waktu tertentu, usahakan

memakai sepatu yang tahan banting. Pakailah sepatu yang tahan panas dan nyaman di kaki. Ini menjadi penting karena bukan tidak mungkin selama

berkendara kaki anda bersentuhan dengan mesin (Kusnagi: 2010: 41- 43)

2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara

Selain perlengkapan pengendara beberapa persiapan lain yang perlu di

perhatikan dalam berkendara terutama sepeda motor adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan fisik dan mental.

a) Tidak mengantuk. b) Tidak mabuk.

(20)

d) Tidak sedang emosi tinggi atau marah.

e) Berdoa sebelum berangkat dan bersyukur setelah tiba.

2. Membawa perlengkapan tambahan.

a) Alat-alat teknis standar seperti, tang,obeng,kunci pas 10-12,kunci busi. b) Jas hujan model baju-celana per orang.

c) Kunci pengaman tambahan. d) Ban dalam cadangan.

3. Patuhi rambu dan aturan lalulintas.

a) Membawa STNK dan SIM yang masih berlaku. b) Berkendara sesuai jalur dan tidak melawan arus.

c) Berhenti di rambu lalin ketika menyala merah di belakang garis stop.

d) Berjalan kembali setelah lampu rambu lalin menyala hijau bukan

merah-kuning.

e) Tidak memotong ‘garis putih tidak putus’. f) Tidak berkendara diatas trotoar.

g) Tidak menerobos pintu perlintasan rel kereta api. h) Patuh aturan petugas di lapangan.

4. Fungsikan semua navigasi sesuai aturan warna dan fungsinya.

a) Speedometer, fuel indicator.

b) Lampu penerang instrument

(21)

e) Lampu rem berwarna merah.

f) Klakson berfungsi baik dan suaranya tidak terlalu keras.

g) Spion berfungsi sebagaimana mestinya.

h) Plat nomor terpasang di depan dan belakang dan mudah di baca.

i) Tidak menggunakan lampu tambahan terlebih yang berwarna-warni saat berkendara.

j) Tidak menggunakan flip-flop/ flasher/ lampu yang menyala berganti kiri kanan.

k) Gunakan hazard hanya dalam keadaan darurat atau butuh perhatian.

5. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik.

a) Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik. b) Ban tidak gundul.

c) Kondisi mesin baik secara keseluruhan. (Billy, 2015: 45)

2.3 Buku

Dalam merancang suatu buku maka harus mengetahui definisi dari buku serta manfaat apa yang di dapat dari perancangan ataupun membaca suatu buku. Sebagai salah satu media cetak buku memiliki peran penting dalam pembelajaran.

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa (Mutiono, 2003: 2).

(22)

buktika dengan meneliti struktur otak 320 orang berusia 66 tahun hingga 90 tahun yang tak terkena demensia.

Buku ataupun kitab kitab mampu membentuk cara pandang manusia terhadap kehidupanya, memantapkanya dengan jalan yang telah di tempuhnya,

mengubah apa yang telah di yakininya, menjadikanya kian tabah dan yakin akan perjuanganya. Semua itu memiliki implikasi yang tidak kecil dan bahkan mampu mengubah sejarah satu bangsa dan dunia. Singkat kata buku mempunyai peran

yang tidak kecil dalam mendorong perkembangan sosial budaya, teknologi, politik dan ekonomi (Muktiono, 2003: 5).

2.3.1 Anatomi Buku

Bagian-bagian dari buku tidak selalu sama antara satu buku dengan buku lainnya, tetapi pada dasarnya berkisar dari unsur-unsur berikut:

a. Kulit Buku (Cover)

Kulit buku merupakan bagaian buku yang paling luar atau biasa disebut

juga sampul buku, kulit buku gunanya jelas, yaitu untuk melindungi isi dan untuk memperkokoh buku. Kulit buku banyak jenisnya, ada yang dari kertas tebal saja, ada yang dibuat dari karton kemudian dibalut dengan kain linen, kain biasa,

bahkan buku-buku mahal ada yang memakai balutan kulit asli.

Yang lebih bagus buku-buku untuk perpustakaan memiliki kulit buku yang

(23)

Pada kulit buku biasanya dimuat judul buku (Cover Title), kadang-kadang juga tidak ditemui judul. Judul pada kulit buku ini dalam katalogisasi tidak terlalu

penting. Dalam proses pengkatalogan dapat mengabaikannya, kecuali kalau judul tersebut berbeda dengan judul yang tercantum dalam halaman judul “Title Page” buku. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan apakah judul tersebut perlu dicatat dan diinformasikan kepada pembaca dalam katalog. Sebab sebagian pembaca memungkinkan akan menelusuri judul buku tersebut melalui judul

dikulit tersebut.

b. Punggung Buku

Pada pungung buku biasanya terdapat judul buku. Seperti halnya judul yang terdapat pada kulit buku, judul punggung buku ini pun ada kemungkinan tidak sama dengan apa yang terdapat pada halaman judul.

c. Halaman Kosong (Fly Leaves)

Halaman kosong ini adalah halaman tanpa teks yang terletak setelah kulit

buku di bagian depan dan bagian belakang. Halaman kosong ini ada yang menyebut juga halaman pelindung. Halaman ini berfungsi sebagai penguat jilid dan buku. Oleh karena itu biasaanya halaman kosong ini terbuat dari kertas yang

lebih kuat.

d. Halaman Judul Singkat (Half Title)

Halaman judul singkat ini ada yang menyebut juga halaman setengah judul ”Half Title Page“. Halaman judul singkat ini terletak setelah halaman kosong dan

(24)

e. Judul Seri

Judul seri ini merupakan judul dari karya-karya berjilid yang saling

berkaitan dalam subyek dengan satu judul mencakup judu-judul seri.

f. Halaman Judul (Title Page)

Halaman judul buku merupakan halaman yang berisi banyak data dan informasi yang diberikan penerbit , antara lain judul buku, nama pengarang dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kepengarangan seperti penerjemah, editor,

dan illustrator. Di samping itu juga berisi informasi tentang kota tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Oleh karena itu, halaman judul buku merupakan

halaman yang sangat penting diperhatikan dalam proses katalogisasi deskriptif. Halaman inilah yang menjadi sumber utama dalam mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam katalogisasi.

1. Judul Buku

Judul yang tercantum pada halaman judul merupakan judul resmi dari

buku tersebut. Di samping judul pokok tercantum pula judul-judul lain seperti judul tambahan, judul alternatif dan judul paralel.

2. Nama Pengarang

Nama pengarang yang tercantum di halaman judul biasanya lengkap dengan gelar-gelarnya jika pengarang tersebut bersifat perorangan. Pengarang bisa

(25)

dicantumkan juga nama-nama berbagai pihak yang terlibat dalam kepengarangan buku seperti penerjemah, editor, dan penyadur

3. Keterangan Edisi

Pada halaman judul terdapat keterangan tentang edisi atau cetakan buku. Tetapi tidak selalu demikian karena sering kali keterangan edisi justru terdapat di

halaman balik judul, di kulit buku atau di kata pendahuluan. Keterangan edisi penting dicantumkan dalam katalog karena menunjukkan tingkat kemutakhiran

buku tersebut. Kata edisi mungkin berbeda dengan cetakan, jika yang dimaksud cetakan ialah pencetakan ulang dari buku tanpa revisi atau penambahan. Pencetakan ulang dengan bahasa Inggris bisanya dinyatakan dengan “Printing” dan untuk edisi dinyatakan dengan “edition

4. Keterangan Imprin

Di halaman judul biasanya terdapat keterangan tentang kota tempat diterbitkannya buku, penerbit, dan tahun penerbitannya. Ketiga unsur ini tidak

selalu terdapat di halaman judul bahkan di dalam buku. Unsur-unsur ini kadang-kadang terdapat di halaman balik judul atau mungkin di halaman kulit luar bagian belakang buku. Di halaman judul biasaanya juga dituliskan juga hak cipta

(26)

g. Halaman Balik Judul

Pada halaman balik judul sering kali terdapat banyak informasi penting,

antara lain:

1) Keterangan kepengarangan

2) Judul asli dari karya terjemahan

3) Kota tempat terbit dan penerbit

4) Tahun terbit dan tahun copyright

5) Keterangan edisi

h. Halaman Persembahan (Dedication)

Halaman persembahan biasanya terletak sebelum halaman prakata. Dalam proses katalogisasi deskriptif tidak perlu memperhatikan halaman persembahan

ini.

i. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan catatan singkat yang mendahului teks, berisi

penjelasan-penjelasan yang diberikan si pengarang kepada para pembaca. Penjelasan-penjelasan itu dapat berupa tujuan dan alas an penulisan buku, ruang

(27)

j. Daftar Isi

Daftar isi biasaanya terletak sesudah kata pengantar tetapi dapat juga

terletak di bagian akhir dari buku. Daftar isi memuat judu-judul bab yang biasanya diikuti rincian berupa anak-anak bab, tetapi bisa juga tanpa bab. Dalam

daftar isi ini juga bisa ditemukan daftar gambar, daftar peta, ilustrasi, dan lain-lain.

k. Pendahuluan

Pendahuluan biasanya mengikuti daftar isi dan merupakan bab pertama dari buku. pendahuluan memberikan wawasan tentang subyek yang dibahas, baik

pengembangannya maupun pengorganisasiannya secara ilmiah. Pendahuluan ini sering kali tidak ditulis sendiri oleh si pengarang, melainkan oleh seseorang yang dianggap mempunyai nilai lebih tentang bidang yang dibahas.

l. Naskah (Teks)

Naskah atau teks buku, bahkan ada yang menyebut isi buku. Naskah ini

disajikan dalam bab-bab secara sistematis mengikuti daftar isi. Banyak teks dibubuhi berbagai jenis ilustrasi untuk penjelasan atau hiasan. Buku yang memuat ilustrasi akan lebih mudah menarik pembaca, terlebih buku anak-anak. Buku akan

lebih menarik juga apabila memakai huruf yang bagus.

m. Indeks

(28)

dianggap penting. Indeks ini disusun secara sistematis menurut abjad atau alfabetis. Indeks ini bertujuan agar lebih memudahkan para pembaca dalam

menelusuri informasi. Indeks ini biasaanya diletakan di bagian akhir dari sebuah buku. Tetapi apabila buku itu dalam beberapa jilid, biasa saja indeks tersebut

terpisah dalam satu jilid.

n. Bibliografi

Bibliografi merupakan daftar kepustakaan yang digunakan si pengarang

dalam menulis buku. Biasanya buku-buku yang bersifat ilmiah selalu memuat bibliografi. Terkadang bibliografi disebut juga dengan Daftar Pustaka. Bibliografi

biasanya terletak di bagian akhir.

o. Glossary

Glossary merupakan daftar kata-kata atau istilah-istilah yang dianggap

masih asing bagi pembaca pada umumnya atau masih perlu dijelaskan. Glossary biasanya diletakkan di bagian akhir buku.

p. Nomor Pagina

Nomor pagina dari sebuah buku biasaanya terdiri atas angka Romawi kecil dan angka Arab. Angka Romawi kecil biasanya digunakan pada penomoran

(29)

2.4 Layout

Menurut Tom Lincy dalam (Kusrianto, 2007: 277), prinsip layout yang

baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan.

Jenis-jenis layout yang di gunakan dalam media cetak seperti buku, majalah dan media cetak lain sangat beragam, berikut beberapa jenis layout:

a. Mondrian Lay Out

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/ landscape/ portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat

gambar/ copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

b. Multi Panel Lay Out

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa

tema visual dalam bentuk yang sama (square/ double square semuanya).

c. Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up.

(30)

d. Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy).

e. Frame Lay Out

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).

f. Shilhoutte Lay Out

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

g. Type Specimen/Big type Lay Out

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.

h. Sircus Lay Out

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak

(31)

i. Jumble Lay Out

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi

beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

j. Grid Lay Out

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

k. Bleed Lay Out

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum

dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

l. Vertical Panel Lay Out

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.

m. Alphabet Inspired Lay Out

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga

(32)

n. Angular Lay Out

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut

kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

o. Informal Balance Lay Out

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

p. Brace Lay Out

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

q. Two Mortises Lay Out

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail

dari produk yang ditawarkan.

r. Quadran Lay Out

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%.

s. Comic Strips Lay Out

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk

(33)

t. Rebus Lay Out

Susunan lay out iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga

membentuk suatu cerita

2.5 Tipografi

Tipografi di definisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Menyusun meliputi merancang bentuk huruf cetak, hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk

memperoleh suatu efek tampilan yang di kehendaki (Kusrianto, 2007 : 190).

Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Menurut Rustan (2001 : 16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”.

Menurut Sihombing (2001 : 58), dalam pembuatan desain suatu buku,

dibutuhkan jenis huruf yang memiliki tingkat legibility tinggi. Legability adalah kualitas desain huruf atau naskah sehingga mudah di baca tiap karakter huruf dan

katanya oleh pembaca.

2.6 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu bentuk dari karya visual,yang pada

umumnya berupa sketsa atau gambar, dimana biasanya digunakan sebagai penyampai pesan,menggambarkan suatu situasi, menggambarkan sesosok tokoh

(34)

yang di gunakan dalam pembuatan bermacam macam mulai dari manual hingga digital,baik dengan teknik gambar, melukis, atau teknik seni rupa lainya.

Luasnya bidang yang dapat di cakup oleh ilustrasi membuat kebutuhan akan ilustrasi sangatlah banyak, seperti pada concept art, desain karakter, desain peta,desain cover buku,desain story board, ilustrasi buku cerita dan lain sebagainya,dengan banyaknya penerapan yang di lakukan maka banyak definisi dari ilustrasi berdasarkan bidangnya masing masing, ilustrasi dalam bidang visual

memiliki bergam penafsiran dan beberapa pengertian dari ilustrasi adalah sebagai berikut:

a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk

[image:34.595.91.515.313.550.2]

membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.

b. Menurut Kusmiyati (1999: 46), ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan.

c. Wojirsch (1995) berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak

terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menielaskan makna Yang

(35)

2.7 Karikatur

Pengertian karikatur dapat di lihat dari bahasa dan asal namanya, karikatur berasal dari bahasa Italia “caricare” yang berarti memuat. Pengertian ini berkembang sehingga karikatur dikenal sebagai gambaran yang melebih-lebihkan

(hiperbola) atau mendistorsikan gambaran seseorang dan untuk mengidentifikasi atau mengimpresikanya dengan mudah. Karikatur sendiri berfungsi untuk menyampaikan suatu makna, pesan, kritik, atau informasi lain secara visual

(Bonnie, 2007: 3).

Distorsi dalam gambar karikatur dapat diartikan sebagai perubahan atau

pergeseran bentuk objek atau sebagai plesetan bentuk suatu objek tertentu pada tubuh manusia, akan tetapi plesetan tersebut masih mengandung atau menyerupai karakter objek tersebut. Bagian objek yang mengalami distorsi ini dapat berupa

pengurangan atau penambahan ukuran (A.R Studio, 2011: 82).

Visual dan pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur dapat

berbeda-beda, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan untuk membedakan jenis karikatur , berikut adalah beberapa teori mengenai jenis karikatur:

1. Karikatur portrait

Menurut James Sherry (1987: 6) karikatur portrait adalah karikatur dengan menggambar profil figur atau tokoh secara penuh, biasanya karikatur jenis ini

(36)

portrait dari orang yang dapat dikenali. Yang membedakan karikatur portrait dan ilustrasi portrait biasa, adalah akal, dan permainan portraiture yang dilakukan dalam gambar tersebut., ada permainan visual komedi primitif atau akal yang terdiri dari melebih lebihkan, atau elemen badut dalam distorsi dari fitur atau

bentuk, distorsi bentuk dapat berupa pengempesan atau pengembungan bentuk atau garis.

2. Karikatur satir

Satir menurut catatan Ronald Paulson dalam James Sherry 1987: 11, memiiki dua komponen, sebuah komponen representational dan komponen rhetorical, sebagai represntasi satir adalah seni yang seperti meniru-niru potraitur. Biasanya mempresentasikan atau merepresentasi ulang suatu individu atau grup dari suatu individu, sebuah scene, sebuah objek satiric. Namun satir juga sebuah

seni majas retoris yang mencoba membuat kita mengadopsi suatu sikap tertentu terhadap objek yang di suguhkan pada kita, untuk meyakinkan kita melihat

mereka dengan cara tertentu. Karikatur satir tidak bisa dipuaskan hanya dengan menyuguhkan suatu hal yang dilebih-lebihkan, terdistorsi atau fantastis, karikatur itu harus harus mempresentasikan mereka sebagai ekspresi dari kondisi moral,

dan membuat jelas hubungan antara fisik dan alam moral.

Sebuah karikatur seseorang yang sangat gemuk bukanlah satir, namun

(37)

antara portrait dan karikatur satir, pertama adalah dalam karikatur satir ironi di suplai oleh sifat asli gambar karikatur yang diberi sebuah kontrol arah terhadap

moral. Kedua tidak seperti karikatur portrait yang biasanya figurnya statis, karikatur satr biasanya menyuguhkan situasi yang dramatis.

Grafis dalam satir adalah seperti mimpi, proses dramatisasinya kadang menghasilkan scene yang sangat fantasis, perpaduan yang aneh antara yang mungkin dan tidak mungkin, ada juga yang menggunakan metafora dalam

karikatur jenis ini contohnya mengganti seorang tokoh yang masih diri mereka namun juga digambarkan sebagai kupu-kupu, kecebong, kelelawar, babi, kantong uang, dan lain sebagainya (Sherry, 1987: 12)

3. Karikatur komik, kartun atau humor

Seperti karikatur satir, karikatur komik atau humor dapat dilihat sebagai

satu realisasi potensial dari sebuah aliran yang kompleks. Karikatur komik mengambil poin dari ironi yang dihasilkan oleh melebih-lebihkan dari

mengembangkan atau mengempiskan dari karikatur portrait, namun memiliki tujuan tak lain untuk mengambil kepuasan dalam keabsurban sifat dasar manusia. Dalam karikatur komik mengandung unsur fantastis, melebih-lebihkan,

ketenangan, atau pelarian dari gambar portrait yang serius dengan cara mengundang tawa. Karikatur komik memiliki kecenderungan berelawanan dengan

(38)

Simplisitas dan pengurangan dari karikatur komik secara langsung mensugesti kita sebagai viewers bahwa kita tidak perlu untuk menanggapinya secara terlalu serius (Sherry, 1987: 23). Karikatur komik dimulai dengan situasi yang dramatis (tidak penting seberapa kecil), namun dimana ketika karikatur satir

membuang figurnya untuk cocok dengan tujuan retoris atau poin satir, karikatur komik mengeksploitasi situasi dramatis untuk potensi humornya, kapasitasnya untuk menciptakan kesenangan.

4. Grotesque caricature (Fantastis)

Karikatur Grostesque adalah tentang batas dan garis, berasal dari kata grottesco, dari grotto atau gua (cave), grotesque awalnya didesain sebagai style ornamen yang mencampur tanaman, hewan, dan bentuk manusia dalam desain dekoratf, lalu kemudian hal tersebut berubah untuk merepresentasikan hampir

semua bentuk fantastis atau yang dilebih-lebihkan.

Adapula pembagian jenis karikatur berdasarkan sifatnya, yaitu untuk apa

tujuan karikatur tersebut dibuat, berikut beberapa jenis atau sifat karikatur:

1. Karikatur personal

Karikatur personal adaah karikatur yang digunakan untuk menggambarkan

watak atau perbuatan seseorang melalui karikatur, karikatur jenis ini hanya menunjukan satu tokoh dalam gambarnya. Karikatur ini lebih personal karena

(39)

2. Karikatur Sosial

Karikatur sosial adalah karikatur yang mengambarkan mengenai persoalan

yang ada di masyarakat, misalnya seperti kesenjangan sosial, si kaya dan si miskin, dan isu sosial lain (Sibrani, 2001:10).

3. Karikatur Politik

Karikatur jenis ini adalah karikatur yang menggambarkan situasi politik, biasanya mengambil sudut pandang dari sisi humor dan mengandung nuansa

(40)

33

Pembahasan dalam bab ini terfokus pada metode yang di gunakan dalam

merancang karya, observasi data, serta teknik pengolahanya dalam perancangan Buku Safety Riding dengan Teknik Ilustrasi Karikatur untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya.

3.1 Perancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, penelitian ini menggunakan data dari beberapa sumber yang terdiri dari respon, gagasan, ataupun pengamatan peneliti. Moelong dalam Arifin (2010:26)

berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah, penelitian yang di gunakan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,

seperti perilaku, persepi, pandangan, motovasi, tindakan sehari-hari, secara holistik dan dengan metode deskripsi kata-kata, dan bahasa pada suatu konteks alamiah.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai keselamatan berkendara dibatasi dalam kota Surabaya

sesuai tujuan perancangan yaitu meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya, maka penelitian akan di batasi di lakukan di daerah kota Surabaya, baik penelitian berupa observasi di lapangan, maupun wawancara

(41)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian kualitatif ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah, observasi, wawancara atau interview, dan dokumen.

Dalam pengumpulan data ini penggunaan metodenya harus di pahami dalam penggunaanya seperti saat kapan harus menggunakan salah satu metode, dan kapan harus menggunakan ketiganya pada satu responden, data yang di dapat

akan menjadi konsep awal perancangan buku safety rding. Berikut uraian dari metode pengumpulan data di atas:

3.2.1 Observasi

Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan harapan mampu memahami apa yang di teliti dan apa yang terjadi,dengan melakukan observasi dengan pikiran

yang terbuka maka peneliti dapat melihat hal yang mungkin tidak di sadari atau di ketahui oleh peneliti. Dengan melakukan observasi maka diharapkan peneliti

dapat memahami subjek yang diamati dan dapat mengingat serta mencatat fenomena yang terjadi, sehingga didapatkan data yang dapat membantu dalam perancangan.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya

seperti jalan Ahmad Yani dan jalan Rungkut Industri, kemudian melakukan pencatatan terhadap aktifitas di lokasi observasi. Dengan observasi ini diharap peneliti dapat mendapat tambahan ilmu pengetahuan atas hal apa yang perlu di

(42)

sesuai dengan realitas yang ada di jalan raya. Dengan observasi ini juga dapat mengamati perilaku pengendara roda dua serta hubunganya dengan keselamatan

berkendara khususnya di jalan umum kota Surabaya.

3.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik tanya jawab secara lisan yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bahan perancangan buku ilustrasi safety riding. Wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat

penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang

akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar adalah mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan keseamatan berkendara, atau mengetahui respon dan jawaban dari narasumber,

sehingga peneliti mendapat masukan data narasumber. Wawancara akan di lakukan secara langsung kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan

data ataupun masukan yang dapat membantu penelitian. Dishub Surabaya, wawancara kepada pihak-pihak tersebut di harapkan menghasilkan data yang dapat membantu dalam perancanga buku safety riding.

Wawancara yang di lakukan adalah tipe wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang tidak tertulis secara sistematis, namun wawancara berisi garis

(43)

ketahui oleh peneliti, sehingga dapat melengkapi data untuk perancangan buku ilustrasi safety riding.

3.2.3 Studi Literatur

Penggunaan teori-teori atau buku-buku dalam penelitian akan berperan

sebagai landasan agar penelitian memiliki dasar yang jelas, beberapa buku yang dapat membantu dalam penelitian seperti buku safety riding, baik yang di keluarkan oleh kepolisian maupun buku pedoman dari Ikatan Motor Indonesia

dapat di gunakan sebagai studi literatur.

3.2.4 Studi Eksisting

Studi eksisting dilakukan dengan meneliti mengenai studi yang telah terlebi dahulu ada dan memiliki kesamaan, studi eksisting dapat berupa karya yang pernah dibuat oleh perusahaan, instansi, atau lokasi penelitian yang sedang

di teliti, sehingga bsa menjadi refrensi untuk membuat konsep baru.

3.2.5 Studi Kompetitor

Studi kompetitor digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat memunculkan konsep yang baru, studi kompetitor dapat dilakukan pada karya yang pernah di buat oleh perusahaan, orang lain, instansi, yang memiliki

kesamaan tema, teknik, dan lain sebagainya sehingga dapat digunakan untuk mencari alternatif konsep baru yang berbeda dari karya sebelumnya.

3.3 Teknik Analisis Data

Pengolahan data atau analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 334), terdaat tiga tahapan yaitu tahap,reduksi data,penyajian

(44)

Setelah data terkumpul baik dari metode wawancara, observasi, maupun dokumen, maka data yang telah didapat akan di reduksi untuk mendapatkan data

yang lebih jelas, data yang didapat akan dipilih dan disederhanakan sehingga akan fokus kepada data yang benar-benar di butuhkan dalam perancangan. Data yang

telah direduksi tersebut diharapkan dapat menjadi data yang tepat.

Setelah mendapatkan data yang telah direduksi maka memasuki tahapan penyajian data, pada tahap ini data yang terpilih akan disusun baik berupa tulisan,

tabel, ataupun grafik, sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan penyajian data sehingga data dapat di pahami dan di gunakan dengan mudah, data yang telah

tersusun rapi juga dapat memudahkan jika suatu saat di butuhkan dalam perancangan maka data telah siap di gunakan.

Setelah data tersaji dengan baik maka dilakukan proses penarikan

kesimpulan, kesimpulan ini akan di ambil dari setiap data yang telah tersaji, dengan menarik pola-pola dari setiap data yang di dapat diharapkan akan

memunculkan suatu kesimpulan akhir yang jelas. Tahap akhir ini yang akan menentukan arah perancangan, karena data akhir akan digunakan sebagai landasan dalam perancangan.

3.3.1 Analisis SWOT

Analisa SWOT di pergunakan untuk menilai dan menilai ulang suatu hal

yang telah ada dan telah di putuskan sebelumnya, dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang menghambat keputusan

(45)

Langkah dalam analisis SWOT ini adalah mencari dan memilah, segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman

(threat). Kekuatan serta kelemahan akan di dapat dari faktor internal atau objek perancangan, sedangakan peluang serta ancaman adalah faktor eksternal, baik dari

kompetitor maupun hal lain yang menjadi ancaman maupun peluang bagi objek perancangan. Dalam perancangan ini hasil dari analisis SWOT akan di gunakan dalam strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

(46)

39

Pembahasan dalam bab ini difokuskan kepada metode penelitian yang

digunakan dalam perancangan karya, seperti menjelaskan hasil analisis data yang

telah di dapat melalui wawancara serta observasi, analisis SWOT, STP, keyword

dan strategi kreatif lainnya yang di gunakan dalam perancangan buku safety

riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk meningkatkan kesadaran

keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya.

4.1 Hasil dan Analisis Data

4.1.1 Wawancara

Dijelaskan bahwa wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat

penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian

melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang

akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar

adalah, mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan

safety riding khususnya di kalangan remaja, oleh karena itu wawancara di lakukan

kepada pihak Dinas perhubungan Kota Surabaya.

Wawancara dilakukan di Dinas perhubungan Kota Surabaya pada tanggal

15 juni 2016, kepada bapak Trianto Aristyadi, selaku kasi pembina keselamatan

dalam divisi pengendalian dan operasional (DALOP). Menurut bapak Trianto

Aristyadi, safety riding merupakan sebuah ilmu dalam berkendara sehingga

(47)

keselamatan, pembelajaran safety riding memang sangat di butuhkan oleh para

remaja, seperti pada remaja SMP serta SMA dimana di anggap pada usia ini

paling tepat di lakukan penyuluhan mengenai safety riding dikarenakan mereka

masih dalam tahap pembelajaran berkendara dengan baik, serta masih dapat

menyerap banyak ilmu ilmu dan pengetahuan baru. Pengetahuan akan safety

riding di kalangan remaja juga masih sangat sedikit, masih banyak remaja yang

masih belum tau atau masih belum peduli terhadap safety riding, walau pada usia

yang sebenarnya masih tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor tetap

masih banyak yang melanggar. Pembelajaran safety riding yang dapat di berikan

kepada remaja meliputi bagaimana mempersiapkan dengan baik saat akan

memulai berkendara, semua persiapan harus di siapkan dengan baik sejak awal,

baik persiapan dari kendaraan maupun dari pengendara itu sendiri. Yang perlu di

pahami oleh para pengendara sepeda motor khususnya di kalangan remaja adalah

pemahaman mengenai etika dalam berkendara, peraturan lalulintas seperti

rambu-rambu dan marka jalan, serta pengetahuan akan sangsi hukum bagi pelanggar

hukum lalulintas.

Di karenakan sepeda motor adalah kendaraan yang dapat mengakomodasi

maksimal dua orang demi faktor keselamatan, maka keselamatan yang perlu di

perhatikan pada saat mengendarai sepedamotor berlaku bagi yang mengendarai

maupun yang menjadi penumpang, fakta yang ada adalah saat terjadi kecelakaan

pada kendaraan bermotor yang di gunakan berboncengan, maka yang di

boncenglah yang cenderung mengalami resiko luka lebih parah ataupun tingkat

(48)

di bonceng kadang masih di remehkan dan tidak dianggap penting. Selain yang di

bonceng pengendara juga bertanggung jawab agar tindakan nya tidak

membahayakan pengguna jalan yang lain, berkendara memang menuntut agar

penuh dengan rasa tanggungjawab sehingga dapat berkendara dengan aman.

Menurut bapak Aris Triyanto, dalam berkendara ada banyak hal yang

harus dipersiapkan diantaranya kesiapan dari diri sendiri, yaitu kesiapan mental

serta fisik, berkendara dalam kondisi sakit, kelelahan, atau sedang dalam keadaan

emosi akan dapat membahayakan keselamatan berkendara, persiapan lainya yaitu

dari perlengkapan berkendara seperti helm dengan standard SNI, jaket, celana

yang dapat melindugi yang dapat melindungi bagian kaki, sarung tangan, serta

menggunakan sepatu. Perlengkapan yang berhubungan dengan kendaraan juga

perlu di lengkapi, seperti STNK, serta SIM, lalu kelengkapan kendaraan harus di

pastikan lengkap serta aman, biasakan rutin memeriksa kondisi kendaraan karena

dapat berubah sewaktu-waktu. Kelengkapan utama kendaraan meliputi lampu

utama, lampu sein, spion, rem yang bekerja dengan baik, ban yang masih layak

pakai, dan instrumen kendaraan masih berfungsi dengan baik.

Selain dari perlengkapan, dan juga kemampuan/skill berkendara, hal yang

sangat penting adalah etika dalam berkendara, memiliki pengetahuan maupun

kemampuan yang baik dalam berkendara jika tidak di terapkan maka akan

menjadi sia-sia, dan etika berkendara yang di maksut disini adalah mematuhi

peraturan dan hukum yang berlaku, serta saling menghormati antar pengendara

dan pengguna jalan, kurangnya etika yang baik juga dapat meresahkan dan

(49)

keselamatan diri sendiri dan oranglain adalah contoh etika yang buruk. Di jalan

umum terdapat berbagai macam sifat, dan pemikiran orang yang berbeda-beda,

dengan etika yang baik maka di harapkan dapat juga berkendara dengan harmonis

dengan pengguna jalan lain, karena jalan umum adalah tempat yang di gunakan

banyak orang dan banyak hal bisa saja terjadi. Etika yang dapat di terapkan oleh

pengendara motor dengan pengguna jalan yang lain antara lain seperti

menghormati pejalan kaki, mengutamakan kendaraan yang memiliki prioritas

seperti kendaraan darurat seperti pemadam, ambulance atau kendaraan lain yang

berada di lajur yang lebih di utamakan, utamakan keselamatan bersama. Etika

dalam berkendara dapat meengkapi semua pengetahuan serta kemampuan

berkendara, tanpa etika maka perlengkapan yang lain menjadi sia-sia.

Dalam berkendara tidakboleh ada hal yang di sepelekan oleh pengendara,

hal ini di karenakan berkendara adalah salah satu kegiatan yang memiliki resiko

tinggi setiap orang bisa saja menjadi korban ataupun pelaku penyebab kecelakaan.

Segala kegiatan yang dilakukan saat berkendara tidakboleh di sepelekan, hal ini

karena setiap kali kita lengah dalam berkendara beresiko dapat memperbesar

peluang terjadinya kecelakaan. Keselamatan berkendara juga menjadi bagian dari

kemajuan suatu bangsa, kecelakaan yang melibatkan sepeda motor adalah yang

paling tinggi jumlahnya dan penyumbang kecelakaan tertinggi ada pada usia

produktif, hal ini dapat mengancam masa depan bangsa karena banyaknya korban

kecelakaan pada usia produktif. Sebegitu pentingnya keselamatan berkendara

sehingga safety riding menjadi sangat penting untuk di pelajari dan di terapkan,

(50)

dianggap aman dapat membahayakan pengendara, menjaga fokus serta tidak

menyepelekan hal apapun dalam berkendara adalah sal tindakan pencegahan yang

perlu di lakukan.

Menurut bapak Aris Triyanto, peran keluarga dalam pembinaan safety

riding bagi remaja sangatlah penting, karena keluarga terutama orangtua berperan

besar dalam kehidupan seorang anak. Jika orangtua sudah dapat membina safety

riding maka diharapkan dapat melindungi anak dari pengaruh buruk yang

mungkin di dapat dari lingkungan dan juga bergaulan dengan teman. Terdapat

hukum dalam UUD 22 tahun 2009, yang mengatur bahwa seseorang yang

memperbolehkan atau memberikan izin pada anak yang belum cukup umur atau

belum memenuhi persyaratan legal untuk berkendara dapat di kenakan hukuman,

oleh karena itu orangtua harusah memberi contoh yang baik dan berperan aktif

dalam edukasi safety riding.

Menurut bapak Aris Triyanto, sebenarnya mempelajari safety riding itu

adalah hal yang mudah, namun dalam penerapanya membutuhkan disiplin yang

lebih agar etika berkendara semakin membaik. Seseorang dapat dikatakan sudah

menerapkan prinsip safety riding jika sudah memenuhi syarat untuk dapat

berkendara seperti umur cukup, kondisi fisik dan mental yang baik, memiliki

pengetahuan berkendara, melengkapi semua perlengkapan berkendara, dan yang

terpenting memiliki etika berkendara dan menerapkan semua hal yang dapat

meningkatkan keselamatan dalam berkenda. Penerapan defensive riding juga

menjadi salah satu poin dalam safety riding, dimana seorang pengendara harusla

(51)

berbahaya saat berkendara, sebenarnya untuk pengetahuan safety riding mudah

untuk di pelajari namun penerapanya memang membutuhkan kesadaran dari diri

masing-masing pengendara.

Kesimpulan dari wawancara yaitu:

1. Safety riding sangat penting untuk remaja

2. Remaja masih banyak yang tidak mengetahui tentang safety riding

3. Safety riding meliputi kesiapan diri sendiri, dan kendaraan

4. Kesadaran akan penerapan safety riding masih kurang

5. Peran keluarga/kedua orangtua sangat penting untuk mengajarkan safety riding

6. Safety riding sangat penting untuk remaja

7. Etika adalah hal yang penting dalam berkendara

4.1.2 Hasil Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal

tertentu yang berkaitan dengan objek pengamatan. Dengan melakukan observasi

maka diharapkan peneliti dapat memahami subjek yang diamati sehingga dapat

membantu dalam perancangan.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara

melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya

yaitu jalan Ahmad Yani karena termasuk jalan raya utama yang cenderung ramai

dengan berbagai kegiatan pengguna jalan, Observasi dilakukan pada jam yang

(52)

pada hari jum’at, 3 juni 2016, pada pagi hari untuk megetahui kondisi jalan pada

jam aktifitas di mulai pada pukul 10:30 WIB hingga 07:30 WIB,dan 16:30 WIB

hingga 17:30 WIB untuk mengetahui kondisi di saat jalan dalam kondisi sepi dan

kondisi padat/macet dikarena jam pulang kerja yang bersamaan. Berdasarkan

pengamatan peneliti pada saat jalan sepi kecenderungan pengendara memacu

kendaraanya dengan lebih cepat, hal ini dapat membahayakan jika jalan yang

lancar dan sepi dapat membuat lengah, terlebih tidak jarang di daerah jalan

tersebut banyak gang yang beresiko tidak terlihat jika ada yang keluar dari gang,

kendaraan yang keluar dari gang sering membahayakan karena meremehkan jalan

yang tampak cenderung lancar, padahal menurut peraturan kendaraan yang keluar

dari gang harus mendahulukan yang berada di jalan utama. Sehingga di harapkan

pengendara dapat memacu kendaraanya di dalam batas kecepatan yang aman.

Dikarenakan jalan yang sepi juga menyebabkan pergantian jalur dilakukan dengan

kurang hati-hati dengan kecpatan yang cukup tinggi dan terkadang melupakan

penggunaan lampu sein, hal ini menunjukan jalan yang lancar memiliki resiko

tinggi jika pengendara terlena oleh jalan yang lancar dan cenderung sepi.

Observasi kedua dilakukan pada waktu dimana jalan cenderung padat dan

macet pada pukul 16:30-17:30 WIB, pada saat observasi dilakukan di jalan ahmad

yani peneliti menemui bahwa volume kendaraan meningkat dibandingkan pagi

hari, hal ini di pengaruhi oleh jam pulang kerja yang banyak bersamaan, jarak

pendek yang biasa di tempuh dengan beberapa menit menjadi hampir setengah

jam karena kemacetan yang terkumpul sebelum lampu lalulintas, dengan waktu

(53)

fisik maupun mental yang dapat membahayakan pengendara. Dengan kondisi

macet dapat dilihat walaupun ruang gerak sempit banyak yang memaksakan untuk

mendahului kendaraan di sekitarnya, di konndisi seperti ini memang membuat

banyak kendaraan yang semakin tidak sabar dan melanggar peraturan lalulintas

seperti menggunakan jalur pejalan kaki untuk mendahului beberapa pengendara

lainya, tentu saja hal ini membahayakan baik bagi pejalan kaki maupun

pengendara, belum lagi penghambatan arus yang terjadi karena kendaraan yang

berganti jalur akan semakin memperpanjang kemacetan. Ada beberapa planggaran

yang berhasil peneliti amati, seperti sepeda motor yang membawa beban tidak

sesuai dengan batas muatan, mengambil jalur pejalan kaki, memotong jalur tanpa

menyalakan lampu sein, hingga mengambil jalur berlawanan karena kemacetan.

Tentu sebaiknya setiap pengendara bersikap lebih bijak dan mengutamakan

keselamatan bersama dalam situasi seperti ini.

Kesimpulan Observasi:

1. Banyak pengendara meremehkan keadaan jalan yang sepi.

2. Masih banyak yang berfokus pada cepat sampai tujuan daripada keselamatan.

3. Masih banyak yang belum menaati peraturan lalulintas

4. Etika dalam berkendara masih kurang

5. Baik pada kondisi jalan lancar maupun macet ditemukan tindakan pelanggaran.

6. Masih banyak yang tidak melengkapi perlengkapan keselamatan berkendara.

(54)

4.1.3 Literatur

Segala peraturan berkendara dan lalulintas telah di atur dalam UUD nomor

22 tahun 2009, dasar hukum ini adalah pedoman tetap pada hukum lalulintas dan

berkendara, dalam UUD ini terdapat berbagai definisi dari instrument lalulintas

seperti peraturan berkendara, etika berkendara, definisi dari istilah-istilah dalam

lalulintas serta segala instrument nya. Dikarenakan keselamatan berkendara

memiliki dasar hukum dan juga berbagai kebijakan dari pemerintah maka di

perlukan penggunaan buku sebagai literatur dalam perancangan buku ilustrasi

karikatur mengenai keselamatan berkendara, buku yang di gunakan adalah buku

Undang Undang lalulintas dan angkutan jalan yang berisi UUD 22 tahun 2009,

[image:54.595.92.514.299.693.2]

dan peraturan pemerintah mengenai lalulintas dan kendaraan.

(55)

Tertulis dalam hal yang menjadi salah satu pertimbangan di buatnya

peraturan lalulintas dan menunjukan bahwa keselamatan dalam berkendara

sangatlah penting dapat dilihat pada pertimbangan dalam pembukaan UUD nomor

22, tahun 2009 mengenai lalulintas yaitu, lalu Lintas dan Angkutan Jalan

mempunyai peranstrategis dalam mendukung pembangunan dan integrasinasional

sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Dapat dilihat juga definisi dari keselamatan lalu lintas dalam buku ini

menuliskan bahwa, keselamatan lalu lintas dan Aangkutan jalan adalah suatu

keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas

yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan, (UUD,

No.22, 2009, Pasal 1 Poin 31).

Buku ini dapat dijadikan dasar akan semua peraturan dan etika yang

mencakup ruang lalu lintas dan keselamatan berkendara, banyaknya peraturan dan

juga hal lain yang terdapat dalam buku undang-undang lalu lintas tentu sulit untuk

di hafalkan dan di pahami secara keseluruhan, namun dengan kesadaran akan

keselamatan yang terus meningkat di harapkan dapat membantu akan pemahaman

akan keselamatan berkendara dan terus membantu proses belajar sehingga

(56)

4.1.4 Hasil Studi Eksisting

Studi eksisting terhadap penelitian dengan tema yang sama yaitu buku

ilustrasi bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, mahasiswa ITS,

dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia

16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya

berfokus pada aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan

ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran

safety riding, terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian

remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan

komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak

[image:56.595.92.506.298.724.2]

sesuilit yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.

(57)

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan pendekatan

baik secara komunikasi maupun secara teknik visual yang di gunakan,

penyampaian prinsip safety riding dapat di sampaikan dengan berbagai cara, hal

yang terutama adalah dapat menimbulkan kesadaran keselamatan berkendara, oleh

karena itu dalam penelitian ini di pilih penggunaan teknik karikatur sebagai media

komunikasi berupa sindiran kritik sosial terhadap perilaku berkendara yang

menyalahi prinsip safety riding.

Pemilihan sindiran dan penggunaan teknik ilustrasi berupa karikatur di

tujukan agar menyadarkan pembaca terhadap perilaku berkendara yang menyalahi

prinsip safety riding, penggunaan karikatur dapat menyampaikan pesan dengan

lebih ringkas dan efektif dimana tidak terlalu panjang, dengan pesan berupa

sindiran tersebut di harapkan dapat lebih mendapat perhatian, berkesan, serta lebih

efektif dalam penyampaian pesan dari setiap topik keselamatan berkendara yang

terdaat dalam buku ilustrasi safety riding dengan teknik karikatur untuk

meningkatkan kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi remaja di Surabaya.

Diharapkan dengan sindiran berupa karikatur dapat menumbuhkan kesadaran

akan mana yang baik dan tidak untuk di lakukan di jalan umum, sehingga dapat

berkendara aman bagi diri sendiri maupun orang lain.

4.1.5 Hasil Studi Kompetitor

Studi dari penelitian atau produk yang telah ada terlebih dahulu di buat

dengan media yang sama sehingga dapat dijadikan pembanding, perbandingan ini

bertujuan agar dalam proses perancangan dapat menemukan kekurangan serta

(58)

karya yang di hasilkan dapat memiliki suatu keunggulan dan keunikan tersendiri

yang dapat menjadi nilai tambah.

Studi kompetitor dilakukan pada buku Ayo Kita Berempati yang di

terbitkan oleh Balai Lalu Lintas Angkutan Jalan, Denpasar pada tahun 2015.

Buku ini berisi mengenai keselamatan berlalulintas, namun tidak hanya berfokus

pada sepedamotor seperti yang dilakukan pada penelitian yang sedang dilakukan,

buku ini memuat tips keselamatan bagi pejalan kaki, pengendara motor,

pengemudi mobil, serta pengguna sepeda. Buku ini menjelaskan berbagai situasi

dimana dibutuhkan empati oleh sesama pengguna jalan, dan di selingi dengan

beberapa tips berkendara seperti penggunaan helm dan lain sebagainya. Dengan

banyaknya aspek keselamatan menurut segi pandang banyak pengguna jalan

seperti pejalan kaki, pengemudi mobil, pengendara motor, dan pesepeda, yang di

masukan kedalam buku ini maka tentu menjadikan buku ini memiliki banyak

variasi, namun dengan materi yang banyak buku ini hanya berisi 16 halaman

sehingga pembahasan kurang terperinci dan terfokus pada setiap tema khusus

(59)
[image:59.595.95.507.109.493.2]

Gambar 4.3: Buku Ayo Kita Berempati Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Ukuran buku ini cenderung kecil

Gambar

Gambar 1.1: Grafik Kelompok Umur Korban
gambar/ copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang
gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.
Gambar: 4.1 UU 22 tahun 2009 Sumber: Olahan Peneliti, 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama

Pada kelompok terdiri dari 4 orang, orang pertama akan memberikan ke orang kedua dengan 3 cara, orang kedua akan memberikan ke orang ketiga dengan 2 cara, orang ketiga akan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Tanjung Layar Putih Makassar yang pada awalnya merupakan suatu tempat wisata, namun kemudian seiring berjalannya waktu berubah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan mengevaluasi dan

Sehingga Walikota Pekalongan (Mohamad Basyir Ahmad) menerbitkan Surat Keputusan Nomor 420/1006 Tahun 2005 tentang Penetapan Sekolah Umum Negeri Model PAI. Saat itu

Data Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I Kemampuan Merencanakan Pembelajaran Menulis Pengumuman dengan Model Genre Based Writing dan Permainan Scramble ............... Data

Dimana proses perhitungannya dengan menjumlahkan hasil jawaban kuesioner dari 20 pertanyaan untuk tiap responden yang berjumlah 79 orang dan melakukan