• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VOLUME USAHA, MODAL PINJAMAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI SELURUH KABUPATEN/KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERIODE 2009-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VOLUME USAHA, MODAL PINJAMAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI SELURUH KABUPATEN/KOTA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERIODE 2009-2014"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF BUSINESS VOLUME, LOAN CAPITAL AND OWN CAPITAL ON ADDED VALUE OF COOPERATIVES IN ALL OF CITIES WEST NUSA

TENGGARA PERIOD 2009-2014

Disusun Oleh :

BAIQ INTAN PUJIANA

20120430050

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

THE INFLUENCE OF BUSINESS VOLUME, LOAN CAPITAL AND OWN CAPITAL ON ADDED VALUE OF COOPERATIVES IN ALL OF CITIES WEST NUSA

TENGGARA PERIOD 2009-2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

BAIQ INTAN PUJIANA 20120430050

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

v

 Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang

dan perhatiannya serta yang tak pernah lelah untuk selalu memberikan yang

terbaik.

 Saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendukung serta mengasihi tanpa

pamrih (Kak Emon, Kak Ondox, Kak Yen, Kak Budi, Kak Aces).

 Teman-teman yang sudah baik hati memberikan dukungan dan semangat

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

 Kepada Nurhikmah Amalia, Reni Apriani, M. Khoirurozikin, Bhetari

Febianda, Fredy Susanto dan Fenny. Dengan Bantuan dan semangat mereka

skripsi ini menjadi lebih mudah dalam penyelesaiannya.

 Lingkungan kos dan juga para penghuninya yang sudah memberikan rasa

nyaman dan damai.

 Kepada Almamaterku terhebat, terunik dan pemberi banyak tantangan serta

(4)
(5)
(6)
(7)

ix

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. BATASAN MASALAH ... 5

2. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi ... 15

a. Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 15

b. Perhitungan Sisa Hasil Usaha ... 17

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi SHU Koperasi ... 21

d. Modal Koperasi ... 22

3. Volume Usaha ... 23

4. Modal Pinjaman ... 25

a. Pengertian Modal Pinjaman Koperasi ... 25

b. Sumber Modal Pinjaman Koperasi ... 26

5. Modal Sendiri ... 27

a. Pengertian Modal Sendiri Koperasi ... 27

(8)

x

c. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap SHU ... 32

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Berfikir ... 35

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Populasi dan Sampel ... 37

B. Jenis dan Sumber Data ... 38

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38

1. Variabel Penelitian ... 38

2. Definisi Operasional Variabel ... 39

D. Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Model Analisis Data ... 40

1. Model Analisis Ekonometrika ... 40

2. Teknik Penafsiran Model ... 44

a. Uji Chow ... 47

b. Uji Hausman ... 48

c. Uji F (Uji Wald) ... 48

d. Uji Asumsi Klasik ... 49

e. Uji Statistik Analisis Regresi ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 57

A. Gambaran Umum Provinsi NTB ... 57

1. Geografis ... 57

2. Wilayah Administrasi Pemerintahan ... 58

3. Perekonomian ... 59

B. Gambaran Variabel Penelitian ... 60

1. Keadaan dan Perbandingan Volume Usaha Pada Koperasi Kabupaten/Kota NTB ... 60

2. Keadaan dan Perbandingan Modal Pinjaman Pada Koperasi Kabupaten/Kota NTB ... 62

3. Keadaan dan Perbandingan Modal Sendiri Pada Koperasi Kabupaten/Kota NTB ... 64

4. Keadaan dan Perbandingan SHU Pada Koperasi Kabupaten/Kota NTB ... 66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Hasil Penelitian ... 69

1. Uji Heterokedastisitas ... 69

2. Uji Multikolinearitas ... 70

B. Pemilihan Model Analisis ... 70

1. Uji Chow ... 70

2. Uji Hausman ... 71

C. Analisis Model Terbaik ... 72

(9)

xi

(10)

vii

milestone and also locomotives or driving various resources they have an area that can foster and promote the economy in areas including West Nusa Tenggara. Good cooperative is cooperative with the performance of sound. This study aims to determine the effects of business volume, capital loans and own capital to added value of cooperatives (SHU) in the province of West Nusa Tenggara during 2009-2014. The analytical tool used in this research is data panel. The analysis showed that the volume of business has positive and significant impact on added value of cooperative, loan capital and own capital also has positif impact and significant on added value of cooperatives.

(11)

vi

perorangan. Koperasi menjdi tonggaka ekonomi dan juga lokomotif atau penggerak berbagai smeuber daya yang dimiliki suatu daerah yang dapat menumbuhkan dan memajukan perekonomian di daerah-daerah termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat. Koperasi yang baik adalah koperasi dengan keragaan yang sehat. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui pengaruh Volume Usaha, Modal Pinjaman dan Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode 2009-2104. Alat analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah panel. Hasil analisis menunjukkan bahwa Volume Usaha berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi, Modal Pinjaman dan Modal Sendiri secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia,

koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi

rakyat. Asas kekeluargaan yang dimiliki koperasi sangat relevan bagi kekuatan

perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

memiliki perbedaan sudut pandang, tujuan dan prinsip usaha dengan bentuk

badan usaha lainnya.

Di dalam menjalankan usahanya, koperasi bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan bersama para anggotanya, dengan berpegang

teguh pada prinsip koperasi yaitu siapa saja bisa menjadi anggota, satu anggota

satu suara, pembagian SHU berdasarkan partisipasi anggota, dan balas jasa

terhadap modal bersifat terbatas.

Koperasi telah banyak menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di

Indonesia yang sangat dibutuhkan masyarakat luas dalam meningkatkan

produktivitas dan daya saing. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi

maka peranan koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan demokrasi

ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan

(13)

Keberadaan dan pembangunan koperasi perlu diarahkan sehingga

dapat semakin berperan dalam perekonomian nasional. Pengarahan koperasi

harus benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah ekonomi dalam

pengelolannya, sehingga mendorong kegiatan usaha dan berperan utama dalam

kehidupan ekonomi rakyat.

Di Indonesia koperasi tumbuh dari tahun ke tahun. Perkembangan ini

terjadi pada aspek finansial koperasi seperti volume usaha, modal luar, modal

sendiri dan SHU. Setiap koperasi berusaha untuk selalu tumbuh dan

berkembang. Sebagai organisasi usaha, maka dalam menjalankan aktivitas

usahanya koperasi harus memperoleh keuntungan atau sisa lebih pendapatan

setelah dikurangi dengan semua biaya usaha yang dikeluarkan oleh koperasi

dalam satu periode akuntansi. Sisa lebih ini dalam koperasi dikenal sebagai

Sisa Hasil Usaha (SHU).

Keuntungan atau laba yang diperoleh sebenarnya bukanlah

merupakan tujuan utama dari koperasi, akan tetapi laba yang diperoleh

ditujukan untuk kelangsungan dan keberhasilan serta kemajuan koperasi itu

sendiri di masa yang akan datang. Di dalam koperasi pada hakekatnya tidak

dikenal istilah “keuntungan”, dikarenakan kegiatan usaha koperasi memiliki

tujuan utama bukan untuk berorientasi mencari keuntungan (non profit

oriented) melainkan berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Dan pada

dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan menyejahterakan anggotanya dan

(14)

Perkembangan koperasi dapat dilihat atau ditentukan dari besar

kecilnya dana atau modal yang digunakan. Semakin berkembangnya kegiatan

usaha koperasi, maka semakin besar pula dana yang digunakan untuk

membiayai kegiatan usaha koperasi. Hal ini berarti semakin besar pula

tanggung jawab manajemen (Partomo, 2002). Peranan modal didalam

operasional koperasi mempunyai kontribusi yang sangat penting karena tanpa

modal yang cukup koperasi tidak akan berjalan dengan lancar.

Faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang

ikut menentukan maju atau mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal, suatu

usaha yang bersifat ekonomis tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Menurut Andjar, dkk (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri

dari dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari

partisipasi anggota, jumlah modal sendiri, kinerja pengurus, jumlah unit usaha

yang dimiliki, kinerja manajer serta kinerja karyawan. Faktor luarnya terdiri

dari modal pinjaman dari luar, perilaku konsumen luar selain anggota dan

pemerintah.

Menurut Sitio (2002:142), selain faktor modal aktivitas ekonomi

koperasi usaha atau kegiatan yag dilakukan koperasi pada dasarnya juga dapat

dilihat dari besarya volume usaha koperasi itu sendiri. Volume usaha ini yang

kemudian nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha

(SHU) suatu koperasi.

Apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam setiap

(15)

besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya dan masyarakat pada umumnya.

Terlepas dari uraian diatas, NTB, merupakan salah satu provinsi yang

pertumbuhann ekonomi daerah dan rakyatnya didukung oleh koperasi. Pada

tahun 2011 NTB mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai

salah satu provinsi terbaik pendukung pengembangan koperasi di tanah air.

Koperasi bagi daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah

satu andalan dalam menggerakkan roda perekonomian masayrakat. Sekitar 99

persen pelaku perekonomian di provinsi NTB merupakan badan usaha

koperasi, usaha mikro kecil dan menengah, sehingga pengembangan koperasi

berkualitas dijadikan sebagai program strategis pemerintah. Pembangunan

koperasi sebagai lokomotif atau penggerak sektor rill dan berbagai potensi

sumber daya lain yang dimiliki NTB.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Koperasi dan

UMKM Provinsi NTB menyebutkan bahwa pertumbuhan koperasi di NTB

cukup signifikan, pada tahun 2012 NTB memiliki sebanyak 3.728 koperasi

dengan jumlah anggota sebanyak 658795 orang. Jumlah ini naik sebesar 4,87

persen dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2011 dimana jumlah

koperasi sebanyak 3512 unit.

Hingga tahun 2013, perkembangan koperasi di NTB sangatlah pesat

dan juga bisa dikatakan sangat baik. Menurut laporan Asiten Administrasi

Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, diketahui hasil yang diperoleh

(16)

dengan jumlah anggota 660.766 orang, dan total omzet lebih dari Rp1,9 trliun,

dengan siasa hasil usaha yang mencapai besaran Rp540,7 miliar dan

melibatkan 31765 orang tenaga kerja. Dan data laopran Badan Pusat Statistik

(BPS) NTB 2014, menyebutkan bahwa keanggotaan koperasi sudah mencapai

626.117 orang dengan jumlah unit sebanyak 3.966 koperasi yang tersebar luas

di seluruh kabupaten/ kota NTB.

Dengan perkembangan data tersebut dapat dketahui bahwasanya

koperasi menjadi penopang utama perekonmian masyarakat di NTB.

Berlandaskan uraian teori diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Volume Usaha, Modal Pinjaman dan Modal Sendiri Terhadap

Sisa Hasil Usaha Koperasi di Seluruh Kabupaten/Kota Provinsi NTB Periode 2009-2014”.

B. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang cukup luas. Namun menyadari

adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu

memberi batasan masalah agar penelitian lebih fokus dan tidak melebar.

Adapun masalah yang dibatasi oleh penulis adalah pengaruh Volume Usaha,

Modal Pinjaman dan Modal Sendiri pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di seluruh

(17)

C. Rumusan Masalah

Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan

penulisan skripsi mencapai tujan yang diinginkan maka perlu disusun rumusan

masalah yang didasarkan pada latar belakang masalah. Rumusan masalah

tersebut antara lain:

1. Apakah Volume Usaha berpengaruh pada Sisa Hasil usaha Koperasi di

Provinsi NTB?

2. Apakah Modal Pinjaman berpengaruh pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di

Provinsi NTB?

3. Apakah Modal Sendiri berpengaruh pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di

Provinsi NTB?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh volume usaha koperasi pada Sisa Hasil Usaha

(SHU) koperasi di Provinsi NTB.

2. Mengetahui pengaruh modal pinjaman pada Sisa Hasil Usaha (SHU)

koperasi di Provinsi NTB.

3. Mengetahui pengaruh modal sendiri pada Sisa Hasil Usaha (SHU)

(18)

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

semua pihak sebagai berikut:

1. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

selajutnya melakukan penelitian yang lebih banyak lagi tentang apa saja

yang mempengaruhi sisa hasil usaha suatu koperasi tidak hanya di NTB

melainkan daerah lainnya.

2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah ataupun

institusi yang terkait, khusunya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

NTB.

3. Sebagai bahan masukan maupun referensi bagi kalangan akademisi dan

peneliti yang sedang mempelajari dan meneliti tentang pengaruh volume

usaha, modal pinjaman dan modal sendiri pada sisa hasil usaha koperasi.

4. Sebagai tambahan referensi maupun bahan masukan bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

terutama mahasiswa Ilmu Ekonomi yang ingin melakukan penelitian

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata co dan operation dalam bahasa inggris,

yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Koperasi juga

diartikan sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan

yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan

bekerjasama secara kekeluargaan dalam menjalankan usaha untuk

mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Chaniago,1984).

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berbadan hukum dan

berlandaskan azas kekeluargaan dan juga azas demokrasi ekonomi serta terdiri

dari beberapa anggota di dalamnya. Koperasi juga merupakan salah satu

kegiatan organisasi ekonomi yang bekerja dalam bidang gerakan potensi

sumber daya yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya.

Sumber daya ekonomi yang ada dalam koperasi terbatas sehingga lebih

mengutamakan kesejahteraan dan kemajuan anggotanya terlebih dahulu. Agar

suatu koperasi berjalan lancar, koperasi harus bisa bekerja secara efisien dan

(20)

Dalam Undang-undang perkoperasian nomor 17 tahun 2012 koperasi

berarti badan hukum yang didirikan orang perseorangan atau badan hukum

koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang

ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Menurut Hadhikusuma (2000:1) koperasi merupakan suatu

perkumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan bertujuan

mensejahterakan anggota koperasi tersebut. Selain itu, koperasi juga

memberikan kebebasan masuk atau keluar sebagai anggota sesuai dengan

peraturan yang ada.

Definisi koperasi menurut Hatta (dalam Sitio dan Tamba 2001:17)

menyatakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib

penghidupan ekonomi berdasrakan tolong menolong. Semangat tolong

menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan,

berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, koperasi

Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan

beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan

tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asa kekeluargaan

(Kartasapoetra dkk, 2001:3).

Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menetukan

(21)

di dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-Undang Nomor 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian di

Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut: Landasan Idil: (Pancasila).

Landasan Struktural (Undang-undang Dasar 1945), dan Landasan Mental

(Baswir, 1997).

b. Tujuan Koperasi

Koperasi memiliki tujuan yang utama yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi para anggotanya dan juga dimaksudkan untuk

pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu. Menurut Baswir (2000:41)

dalam konteks Indonesia, pernyataan mengenai tujuan koperasi dapat

ditemukan dalam pasa 3 UU No.25/1992. Dalam pasal itu tujuan koperasi

Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan para anggota pada

khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya serta ikut membangun

suatu tatanan perekonomian nasional dalam rangka usaha untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur lahiriah dan batiniah berdasarkan pancasila dan

Undang - Undang Dasar 1945. Tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya

meliputi tiga hal sebagai berikut:

a) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya

b) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

(22)

c. Prinsip Koperasi

Sejarah dan perkembangan prinsip koperasi secara Internasional juga

mempengaruhi penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia. Sebagaiman

dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, koperasi

Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut:

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c) Pembagian sisa hasil usaha dilakuka adil dan sebanding dengan besarnya

jasa usaha masing-masing anggota

d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

e) Kemandirian

d. Fungsi Koperasi

Menurut Baswir (dalam Atmaji, 2007) koperasi memiiki dua fungsi

antara lain sebagai berikut:

a) Fungsi Koperasi dalam Bidang Ekonomi

Dalam berusaha koerasi lebih berkprimanusiaan artinya tidak semata-mata

mencari keuntungan, pembagian SHU lebih adil sesuai dengan jasa

anggota terhadap koperasi. Koperasi bukan perkumpulan modal, jadi

koperasi harus menghindari praktek monopoli. Dengan motif pelayanan

pada anggota maka koperasi menawarkan barang dan jasa dengan harga

(23)

Koperasi berfungsi meningkatkan penghasilan para anggotanya dengan

membagikan keuntungan koperasi kepada para anggotanya sesuai

kontribusi yang diberikan anggota kepada koperasi, menyederhanakan

sistem tataniaga dengan mengurangi mata rantai perdagangan yang tidak

perlu, menumbuhkan sikap jujur dan terbuka dalam pengelolaan

perusahaan, menjaga terciptanya keseimbangan antara penawaran dan

permintaan dan mendidik masyarakat untuk mengalokasikan pendapatan

secara efektif dan efisien.

b) Fungsi Koperasi dalam Bidang Sosial

Dalam bidang sosial koperasi melatih dan mendidik anggotanya untuk

mebiasakan diri hidup bekerjasama, memiliki semangat berkorban,

membangun tatanan sosial yang berdasarkan rasa persaudaraan,

kekeluargaan dan demokratis yang akhirnya dalam masyarakat akan

tercipta kehidupan tentram.

Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 bagian 2 pasal 4, fungsi

koperasi Indonesia (dalam Kartasapoetra dkk, 1991:8) adalah:

(a) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat

(b) Alat pendemokrasian ekonomi nasional

(c) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia

(d) Alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi

bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian

(24)

e. Peranan Koperasi

Koperasi memiliki peranan sebagai berikut:

a) Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia

b) Mengembangkan demokrasi ekonomi Indonesia

c) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata

dengan cara menyatukan, mebina, dan mengembangkan setiap

potensi yang ada.

Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Pasal 4, menyatakan bahwa

koperasi memiliki fungsi dan peran yaitu:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi.

Jika ditinjau lebih dalam ada beberapa perbedaan antara koperasi

dengan badan usaha yang lainnya. Dilihat dari segi pengertian koperasi dengan

(25)

beberapa hal yang dapat membedakan antara koperasi dengan badan usaha

yang lainnya. Perbedaan itu adalah :

a) Dari segi organisasi, koperasi memiliki perbedaan dengan badan usaha

lain. Kekuatan paling tinggi didalam koperasi ada di tangan anggotanya,

koperasi juga tidak membeda-bedakan kepentingan anggotanya,

sedangkan pada badan usaha lain, anggotanya dibatasi pada orang-orang

yang mempunyai modal saja, didalam pelaksanaan kegiatan kekuasaan

paling tinggi ada ditangan pemilik modal paling besar.

b) Dari segi tujuan usaha koperasi juga berbeda dengan badan usaha lain.

Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan semua anggotanya dan

melayani anggota secara adil, tidak membeda-bedakan antara anggota

yang satu dengan anggota lainnya. Jika pada badan usaha yang lain

tujuannya adalah untuk memperoleh suatu keuntungan.

c) Dilihat dari segi sikap hubungan usaha koperasi juga berbeda dengan

badan lainnya. Koperasi senantiasa melakukan kerjasama dengan koperasi

lainnya, jika badan usaha lain tdak bekerjasama melainkan melakukannya

adanya persaingan.

d) Dari segi pengolahan usahapun koperasi berbeda dengan badan usaha lain,

jika pada koperasi pengolahan usahanya dilakukan secara terbuka pada

semua anggotanya, jika pada badan usaha pengolahan usahanya cenderung

(26)

2. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi a. Pengertian Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha koperasi dalam bahasa Inggris digunakan istilah

(Surplus) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu tahun

buku setelah dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari

tahun buku yang bersangkutan (pasal 31 UU No. 12 Tahun 1967).

Sisa hasil usaha ini adalah sebagai berikut (Kartasapoetra dkk,

2001:171) antara lain:

a) Surplus yang diperoleh dari usaha yang diselenggrakan untuk anggota.

b) Surplus yang diperoleh dari usaha yang diselenggrakan untuk pihak ketiga.

Menurut Sitio dan dan Tamba (2001: 87) ditinjau dari aspek

ekonomi manajerial, sisa hasil usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh

pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya-biaya atau

biaya total (Total Cost) dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan

penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan.

Pasal 45 UU No.25 Tahun 1992 (dalam Hadhikusuma 2000:105)

menjelaskan tentang penegrtian sisa hasil usaha koperasi yaitu pendapatan

koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya,

penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

(27)

Pengertian sisa hasil usaha (SHU) dalam UU No. 25 / 1992 , Bab IX

Pasal 45 menyatakan bahwa besarnya sisa hasil usaha (SHU) yang diterima

oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan

transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dengan

pengertian ini, juga dijelaskan bahwa adanya hubungan linear antara transaksi

usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar

transaksi (usaha dan modal) anggota dan koperasinya, maka semakin besar

pula sisa hasil usaha (SHU) yang akan diterima (Sitio dan Tamba, 2001:87).

Lebih lanjut Sitio dan Tamba menjelaskan bahwa SHU koperasi yang

diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan

oleh anggota sendiri yaitu:

a. SHU atas Jasa Modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik

ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari

anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada

tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU atas Jasa Usaha

Jasa ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai

pemakai atau pelanggan.

Sisa hasil usaha bersumber dari kegiatan ekonomi yang dilakukan

oleh anggota sendiri yaitu sisa hasil usaha atas jasa modal dan sisa hasil usaha

(28)

pemilik atau investor dari koperasi karena anggota adanya jasa anggota atas

jasa modal yang berupa simpanan, jadi sepanjang koperasi tersebut

menghasilkan sisa hasil usaha, maka anggota dari koperasi itu akan

menerimanya. Sedangkan sisa hasil usaha atas jasa usaha adalah anggota selain

menjadi pemilik juga merupakan sebagai pelanggan dan pemakai. Jadi dari jasa

yang dilakukan oleh anggota terhadap usaha yang ada pada koperasi tersebut

juga akan memperoleh sisa hasil usaha.

Perolehan sisa hasil usaha oleh masing-masing anggota tergantung

besar kecilnya partisipasi modal dan tranksaksi ysng dilakukan oleh anggota

tersebut terhadap usaha-usaha yang ada pada koperasi. Dengan artian semakin

besar partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap

koperasi, maka semakin besar pula sisa hasil usaha yang akan diterima oleh

anggota tersebut dan juga sebaliknya.

b. Perhitungan Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh koperasi

dikurangi dengan biaya-biaya serta kewajiban finansial lainnya. Setelah sisa

hasil usaha dikurangi dengan cadangan dahulu, dan selanjutnya dibagikan

kepada anggota sesuai dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing

anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian

dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota (Sitio dan

(29)

Sesuai dengan salah satu sendi-sendi dasar koperasi, yang mengatakan

pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, maka

pembagian SHU dibedakan antara yang berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota dan yang berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk bukan anggota ( Widiyanti dan Sunindhia, 1992:157),

yaitu:

a) SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi

untuk:

(a) Cadangan Koperasi.

(b) Anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya.

(c) Dana Pengurus.

(d) Dana Pegawai/karyawan.

(e) Dana Pendidikan Koperasi.

(f) Dana Sosial.

(g) Dana Pembangunan Daerah Kerja.

b) SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota

dibagi untuk:

(a) Cadangan Koperasi.

(b) Dana Pengurus.

(c) Dana Pegawai/karyawan

(d) Dana Pendidikan.

(e) Dana Sosial.

(30)

Berdasarkan pasal 45 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992 (dalam Partomo

dkk, 2002:83), perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan

pendapatan koperasi dan alokasi penggunaanya untuk biaya-biaya koperasi

dapat dirumuskan sebagai berikut:

SHU = Pendapatan – (Biaya + Penyusutan + Kewajiban Lain + Pajak)

Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi:

SHU = TR – TC

Sisa hasil usaha merupakan pendapatan total koperasi dari seluruh

usaha yang diperoleh dengan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan dalam

satu tahun yang sama. Dengan demikian sisa hasil usaha tergantung pada dua

hal, yaitu volume usaha yang dicapai dan biaya-biaya operasional yang

dikeluarkan.

Dari persamaan (SHU = TR – TC) tersebut, maka akan ada tiga

kemungkinan yang terjadi, yaitu:

a) Jumlah pendapatan koperasi lebih besar dari jumlah biaya-biaya koperasi

sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif, yang berarti kontribusi

anggota pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil

koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para

(31)

b) Jumlah pendapatan anggota koperasi lebih kecil daripada jumlah

biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negativ atau

SHU minus, yang berarti kontribusi anggota koperasi terhadap

pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi.

Kekurangan kontribusi anggota tersebut ditutup dengan dana cadangan.

Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunakan untuk

memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila

diperlukan.

c) Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi

sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang, yang berarti dimana

pengeluaran biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam hal ini

koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan

pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi harus bekerja

dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal maupun alokasi

sumber dayanya.

Sisa hasil usaha yang selalu berkembang adalah sisa hasil usaha yang

dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Sisa hasil usaha pada koperasi

bersumber dari anggota dan non anggota, maka sisa hasil usaha ini juga akan

dibagikan kembali. Pembagian sisa hasil usaha untuk anggota sesuai dengan

jasa masing-masing anggota. Jadi pembagian sisa hasil usaha harus sesuai

dengan partisipasi anggota, baik itu terhadap modal, transaksi dan usaha

(32)

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

Menurut Iramani dan E. Kristijadi (1997:75), faktor-faktor yang

mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) koperasi adalah jumlah anggota

koperasi, volume usaha, jumlah simpanan (modal sendiri), jumlah hutang

(modal asing).

Sedangkan Atmadji (2007:219) menjelaskan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dicerminkan oleh

indikator keuangan koperasi seperti, modal sendiri, modal luar, volume usaha

dan sisa hasil usaha koperasi. Disamping itu tentu saja indikator non keuangan

juga ikut mewarnai perkembangan koperasi itu sendiri seperti, jumlah anggota,

jumlah tenaga kerja yang terserap serta jumlah unit koperasi itu sendiri.

Di dalam sebuah koperasi tidak dapat dipungkiri faktor-faktor lain

disamping faktor yang memajukan atau melancarkan perekembangan koperasi

tentu ada juga faktor yang dapat menghambat perkembangan koperasi

diantaranya adalah keterbatasan modal, banyak di kalangan Pembina yang

belum mendalami hakikat koperasi, sikap yang tidak konsisten terhadap

koperasi, terbatasnya sarana pelayanan rendahnya kesadaran anggota tentang

kedudukannya sebagai pemilik dan langganan.

Dengan meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil

usaha (SHU) dan menanggulangi adanya faktor-faktor penghambat

(33)

akan meningkat, sehingga kesejahteraan anggota koperasi pun akan meningkat.

Dengan meningkatnya sisa hasil usaha diharapkan koperasi dapat mampu

menjaga kelangsungan hidup koperasi tersebut.

Yang dimaksud sisa hasil usaha (SHU) dalam penelitian ini adalah

pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan

biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku

yang bersangkutan.

d. Modal Koperasi

Faktor modal dalam koperasi adalah suatu hal yang digunakan untuk

kegiatan usaha koperasi yang datang dari dalam koperasi (intern) maupun dari

luar koperasi sendiri (ekstern), modal inilah yang digunakan untuk kegiatan

usaha koperasi. Jadi dapat disimpulkan tanpa adanya modal maka tidak akan

bisa suatu usaha pada koperasi dijalankan. Modal dalam koperasi dibutuhkan

bukan hanya untuk menjalankan usaha yang telah direncanakan koperasi oleh

koperasi namun juga untuk keperluan lainnya.

Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal

anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini

mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri

sendiri dengan kekuatan sendiri. Maka kegiatan usaha tersebut akan terus

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada

(34)

Perkembangan usaha koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya

dana atau modal yang digunakan (Partomo dkk, 2002:76). Semakin

berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini serta semakin besar pula

dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang

berasal dari dana intern (modal sendiri) modal ekstern (modal luar atau

pinjaman) maka semakin berarti pula tanggung jawab manajemennya.

Sitio dan Tamba (2001:52) menjelaskan, modal usaha terdiri dari

modal investasi dan modal kerja. Modal investasi adalah jumlah uang yang

ditanamkan atau digunakan untuk pengadaan secara operasional suatu

perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan (Inliquid) seperti tanah,

mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. Sedangkan Modal kerja

adalah sejumlah uang yang ditanamkan dalam aktiva lancar perusahaan atau

yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan,

seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain.

3. Volume Usaha

Akumulasi barang dan jasa pada sebuah koperasi yang terjadi selama

satu tahun dari awal tahun buku hingga akhir tahun buku, aehingga volume

usaha transakasi koperasi dapat diketahui. Volume usaha adalah total nilai

penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun

buku yang bersangkutan (Sitio dan Tamba, 2001:142). Denagn demikian

volume usaha koperasi merupakan akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa

(35)

Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan

koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu

anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu

koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan

atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu

diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi.

Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari

besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan

oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi

anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang

dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya

akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi (Sitio

dan Tamba, 2001:142).

Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan

koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu

anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu

koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan

atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu

diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi.

Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992,

(36)

a) Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan

anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini,

konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama

dengan ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan.

b) Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.

c) Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang

kehidupan ekonomi rakyat

4. Modal Pinjaman atau Modal Luar

a. Pengertian Modal Pinjaman Koperasi

Modal luar koperasi merupakan modal yang berasal dari luar koperasi

yang bersifat sementara. Bagi koperasi, modal luar tersebut merupakan hutang

yang pada waktunya harus dibayarkan kembali. Modal luar koperasi dapat

diperoleh dari pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya.

Modal luar atau modal pinjaman merupakan modal koperasi yang

diperoleh dari pinjaman-pinjaman. Modal yang terbaik tentunya dalah modal

sendiri tanpa adanya pinjaman modal dari yang lainnya. Namun karena modal

sendiri terkadang kurang mencukupi untuk pengembangan usaha yang

dilakukan koperasi, maka diperlukan bantuan dari luar sebagai pinjaman

(37)

Modal luar digunakan koperasi ntuk pengembangan kegiatan

usahanya, koperasi dapat menggunakan modal pinjaman dengan

memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya.

b. Sumber Modal Pinjaman Koperasi

Modal luar atau modal pinjaman koperasi dapat berasal dari:

a) Anggota

Pinjaman dari anggota adalah suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota,

termasuk calon anggota yang memenhi syarat. Pinjaman yang diperoleh dari

anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota.

Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan

tergantung dari kerelaan anggota, sebaliknya dalam pinjaman, koperasi

meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal

dari anggota.

b) Koperasi lain atau anggotanya

Pinjaman dari koperasi lain atau dari anggotanya didasari dengan perjanjian

kerjasama antar koperasi.

c) Bank dan lembaga keuangan lain

Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika tidak terdapat

ketentuan khusus, koperasi sebagai debitur dari bank atau lembaga

keuangan lainnya diperlakukan sama dengan debitur lainya, baik mengenai

(38)

d) Penerbitan obligasi dan hutang lainnya

Dalam rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat mengeluarkan

obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat. Sebagai

konsekuensinya maka koperasi diharuskan membayar bunga atau pinjaman

yang diterima (nilai dari obligasi yang dijual) secara tetap, baik besar

maupun kecil. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dilakukan

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e) Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan

tidak melalui penawaran secara hukum (Subandi, 2010:83-84).

5. Modal Sendiri

a. Pengertian Modal Sendiri

Modal sendiri merupakan modal yang bersumber dari dalam

perusahaan itu sendiri. Modal sendiri koperasi dalam penelitian ini adalah

simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, dana cadangan dan

donasi/hibah. Suatu perusahaan koperasi yang mempunyai laju pertumbuhan

harus menyediakan modal yang cukup untuk membiayai usahanya. Modal

yang produktif biasanya menggunakan penghasilan lebih untuk ditanamkan

kembali pada saham. Penghasilan setelah pajak dapat digunakan untuk

konsumsi atau ditanamkan kembali. Laba bersih yang tidak dikonsumsi akan

(39)

pertumbuhan modal sendiri akan meningkatkan konsumsi di masa yang akan

datang (Maryati, 2002:60)

Modal sendiri pada koperasi adalah modal yang berasal dari pemilik

usaha yang ditanam selama aktivitas usaha dalam jangka waktu yang tidak

ditentukan (Nurseto, 2011). Sedangkan menurut Atmadji (2007:224) modal

sendiri adalah modal yang menanggung resiko (equity) atau merupakan

kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.

Menurut Riyanto (2001:240), modal sendiri pada dasarnya adalah

modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam

perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal

sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak

tertentu waktunya.

Menurut Tohar (2000:19), modal sendiri adalah modal yang berasal

dari pemilik perusahaan yang ditanam untuk jangka tertentu. Modal sendiri

selain yang berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam

perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern berupa cadangan

keuntungan yang ditahan, sedangkan modal sendiri yang berasal dari sumber

eksternal adalah modal dari pemilik perusahaan atau badan usaha tersebut.

b. Sumber Modal Sendiri Koperasi

Modal sendiri merupakan salah satu modal dalam koperasi yang

(40)

menyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman.

Modal sendiri tidak selalu tetap, juga terjadi perubahan baik naik

maupun turun, tergantung dari jumlah anggota yang ada. Modal sendiri pada

koperasi terdiri atas:

a) Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan pada saat

masuk menjadi anggota oleh setiap anggota kepada koperasi, yang besarnya

untuk masing-masing anggota adalah sama (Hadhikusuma, 2000:96).

Simpanan pokok ini tidak bisa diambil oleh anggotanya selama anggota

tersebut menjadi anggota koperasi. Mengenai jumlah simpanan pokok yang

dibayarkan oleh anggota tergantung pada anggaran dasar koperasi yang

telah ditetapkan. Simpanan pokok ini ikut menanggung resiko.

b) Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh

setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang

nilainya untuk masing-masing anggota tidak harus sama (Hadhikusuma,

2000:97). Simpanan wajib ini sama halnya dengan simpanan pokok, yaitu

tidak dapat diambil kembali oleh anggota selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi. Namun simpanan wajib ini tidak ikut

(41)

c) Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk

menutup kerugian jika diperlukan (Hadhikusuma, 2000:97).

Dana cadangan ini tidak boleh dibagikan kepada anggota koperasi,

walaupun terjadi pembubaran koperasi. Karena dana ini digunakan untuk

membayar hutang-hutang koperasi, menutup kerugian koperasi dan yang

lainnya.

d) Hibah/donasi

Hibah merupakan hadiah atau pemberian secara cuma-cuma kepada

seseorang atau organisasi. Modal donasi ini merupakan bantuan yang

diberikan tanpa ada perjanjian atau syarat apapun dan modal ini digunakan

untuk operasional koperasi yang tidak bisa dipindah tangankan.

6. Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Pengaruh Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha

Usaha koperasi adalah usaha-usaha yang dijalankan oleh masyarakat

dengan tujuan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya, maka dari itu

(42)

melakukan kegiatan usaha. Persewaan dan usaha lainnya sesuai dengan

jangkauan modal dan perluasan usaha koperasi.

Setiap menjalankan unit usaha, koperasi memperoleh pendapatan

yang nantinya setelah dikurangi dengan beban-beban, penyusustan, kewajiban-

kewajiban dan pajak merupakan sisa hasil usaha. Jadi volume usaha adalah

total nilai penjualan atau pendapatan yang diperoleh koperasi selama satu tahun

buku yang bersangkutan. Semakin besar volume usaha yang diperoleh koperasi

maka akan memperbesar sisa hasil usaha. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Iramani (1997) dan Atmadji (2007).

Volume usaha berpengaruh signifikan terhadap perolehan sisa hasil

usaha. Semakin besar perolehan volume usaha, maka akan meningkatkan sisa

hasil usaha pada koperasi. Hal ini sesuai dengan Prinsip Keadilan yaitu jumlah

transaksi koperasi besar, maka perolehan sisa hasil usaha juga akan besar,

begitu juga sebaliknya jika jumlah transaksi kecil maka penerimaan sisa hasil

usaha juga akan kecil.

b. Pengaruh Modal Luar atau modal Pinjaman terhadap Sisa hasil Usaha

Modal luar adalah modal yang diperoleh dari bantuan atau pinjaman

dari pemerintah, koperasi lainnya, lembaga keuangan dan lain-lain.Tetapi

modal yang terbaik adalah modal sendiri tanpa adanya pinjaman modal dari

(43)

pengembangan usaha yang dilakukan koperasi, maka diperlukanlah bantuan

dari luar sebagai pinjaman modal.

Bantuan atau pinjaman yang diperoleh digunakan sebagai tambahan

modal bagi usaha koperasi. Sehingga modal luar berpengaruh signifikan

terhadap sisa hasil usaha. Karena jika modal luar diperoleh semakin besar,

maka unit usaha-usaha koperasi yang dikembangkan juga akan semakin besar.

Sehingga dapat meningkatkan sisa hasil usaha koperasi.

c. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha

Setiap kegiatan usaha memerlukan modal sebagai penggerak

operasional. Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan

yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi untuk mendapatkan hasil

atau laba yang diinginkan. Oleh karena itu koperasi harus berusaha

meningkatkan modal usahanya. Modal usaha yang cukup akan membantu

koperasi untuk melakukan kegiatan secara efisien.

Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan

usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan

menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai sumber keuntungan

dan banyaknya jumlah anggota. Modal anggota bersumber dari simpanan

pokok dan simpanan wajib. Hal ini bertujuan untuk mendidik koperasi sebagai

badan usaha yang mandiri dengan kekuatan sendiri.

Semakin besar jumlah anggota, maka semakin besar pula modal yang

(44)

ragam dan pada gilirannya akan memperbesar sisa hasil usaha. Usaha koperasi

terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan

kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya.

Berarti faktor variabel modal sendiri berpengaruh secara signifikan

terhadap sisa hasil usaha. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Gitosudarmo (2002) bahwa dengan modal yang lebih dari cukup akan

mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan atau laba. Menurut

Kusmuriyanto (2003), partisipasi anggota dalam kontribusi modal berpengaruh

terhadap pemupukan modal sendiri sehinggan nantinya akan meningkatkan

penghasilan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2011) menjleaskan

Pengaruh Modal Sendiri dan Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

(SHU) Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Sidoarjo. Penelitan ini enguunakan

analisis regresi linear berganda Hasil penelitannya menunjukkan terdapat

pengaruh antara modal sendiri dan jumlaha anggota terhadap perolehan SHU,

sedangkan secara parsial hanya modal snedri yang berpengaruh signifikan.

Sedangkan Winarko (2014) dalam penelitiannya tentang pengaruh Modal

Sendiri, Jumlah Anggota dan Asset terhadap SHU pada Koperasi di Kediri

dengan analisis linear berganda, penelitiannya menunjukkan bahwa modal

(45)

yang mempengaruhi SHU adalah aset. Modal sendiri, jumlah anggota dan aset

secara bersama-sama mempengaruhi SHU.

Dalam penelitian Jabar (2012) yang menjelaskan tentang Pengaruh

Modal Sendiri, Modal Pinjaman dan Volume Usaha (studi kasus pada koperasi

di Kabupaten Sukoharjo tahun 2012), dengan metode analisis regresi linier

berganda. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah modal sendiri,

modal pinjamaman dan volume usaha berpengaruh positif terhadap sisa hasil

usaha baik secara parsial maupun simultan.

Kemudian penelitian Widiartin dkk, (2016) tentang pengaruh modal

pinjaman dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha, dengan metode analisis

linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal pinjaman dan

volume usaha berpengaruh psositif terhadap sisa hasil usaha.

Sedangkan penelitian Sari dan Susanti yang menjelaskan tentang

Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar dan Volume Usaha Koperasi di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (2010), dengan tekhnik analisis regresi linier

berganda dan analisis statistik deskriptif, hasil penelitiannya adalah selama

periode penelitian, ditemukan modal sendiri, modal luar dan volume usaha

secara bersama-sama mepengaruhi SHU, sedangkan secara parsial hanya

volume usaha yang mepengaruhi SHU koperasi.

Penelitian Ganitri, dkk (2014) tentang pengaruh Modal Sendiri,

Modal Pinjaman, dan Volume Usaha terhadap selisih Sisa Hasil Usaha pada

(46)

penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan

dan parsial modal sendiri, modal pinjaman, dan volume usaha terhadap SHU.

Dalam penelitian Setiyono (2009) tentang Pengaruh Modal Sendiri,

Modal Asing, dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi

Unit Desa (KUD) Kabupaten Kebumen, dengan analisis Deskriptif, dan

Analisis Inferensial, dari pengujian hipotesis secara parsial antar variabel

modal sendiri, modal asing, dan volume usaha berpengaruh signifikan terhadap

sisa hasil uaha.

Penelitian Fatmi (2016) tentang Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar

dan Volume Usaha pada Sisa Hasil saha Koperasi di Kabupaten Bantul

(Periode 2011-2014), dengan metode analisis panel data, hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel Modal Sendiri, Modal Luar dan Volume Usaha

secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan pada Sisa Hasil Usaha

Koperasi.

C. Kerangka Berfikir

Ada banyak variabel yang mempengaruhi Sisa Hasi Usaha (SHU)

Koperasi, namun dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah volume

usaha, modal luar dan modal sendiri volume sedangkan variabel lainnya

dianggap konstan. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang

(47)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil

untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang

harus diuji secara empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian

dibidang ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga Volume Usaha berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha

Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Diduga Modal Pinjaman berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha

Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

3. Diduga Modal Sendiri berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha

Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. VOLUME USAHA (+)

MODAL PINJAMAN (+)

M MODAL SENDIRI (+)

SISA HASIL

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi yang masih aktif yang

berada di 10 Kabupaten/Kota Provinsi NTB yang terdaftar di Dinas Koperasi

dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2009-2014 dengan

sampel koperasi yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT)

yaitu 1.244 unit koperasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti dimana

syarat yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi oleh sampel. Kriteria

Koperasi yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Koperasi di 10 Kabupaten/Kota NTB yang memiliki Data Keragaan

Tahunan Koperasi mengenai modal volume usaha, modal pinjaman, modal

sendiri dan sisa hasil usaha selama periode 2009-2014.

2. Melaksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) selama periode penelitian

yaitu 2009-2014, sehingga diperoleh 1.244 koperasi yang datanya telah

(49)

B. Jenis dan Sumber Data

a) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

yang digunakan merupakan data-data kuantitatif, meliputi laporan Data

Keragaan Koperasi di seluruh Kabupaten/Kota NTB yang meliputi

volume usaha, modal luar, modal sendiri, dan sisa hasil usaha koperasi

selama periode 2009 sampai 2014 .

b) Data sekunder yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari publikasi oleh

instansi-instansi yang terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Badan

pusat statistik (BPS) dan dengan cara survei langsung ke kantor

instansi-instansi tersebut atau dengan browse ke website mereka, seperti:

www.bps.go.id.

C. Variabel Penelitan dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang telah dipaparkan,

variabel dependen dan independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel dependen yaitu: Sisa Hasil Usaha (SHU)

(50)

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan

pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan

kegiatan ataupun membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain adalah:

a) Volume Usaha

Volume usaha adalah total nilai penjualan atau pendapatan barang dan jasa

yang dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp) pada tahun buku yang

bersangkutan.

b) Modal Pinjaman

Modal Pinjaman atau modal luar adalah pinjaman modal yang diperoleh

dari anggota, koperasi lainnya, Bank dan lembaga keuangan lainnya dan

sumber lain yang sah.

c) Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko (equity) atau

merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana

(51)

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a) Metode Studi Pustaka

Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai

literatur pustaka seperti berbagai majalah, jurnal, dan sumber-sumber yang

berkaitan dengan penelitian.

b) Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat dokumen yang

berhubungan dengan penelitian ini, yang terdapat dalam publikasi Badan

Pusat Statistik, Dinas Koperasi Dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat.

A. Model Analisis Data

1. Model Analisis Ekonometrika

Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka dalam

menganalisis permasalahan (data) penulis menggunakan metode regresi Data

Panel. Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data

yang merupakan data panel. Umumnya pendugaan parameter dalam analisis

regresi dengan data cross section dilakukan menggunakan pendugaan metode

kuadrat terkecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS).

Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan

data silang (cross section). Menurut Widarjono (2009) penggunaan data panel

(52)

Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross

section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga lebih

menghasilkan degree of freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan

informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang

timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).

Hsiao (1986), mencatat bahwa penggunaan panel data dalam

penelitian ekonomi memiliki beberapa keuntungan utama dibandingkan data

jenis cross section maupun time series. Pertama, dapat memberikan peneliti

jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom (derajat

kebebasan), data memiliki variabelitas yang besar dan mengurangi kolinearitas

antara variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri

yang efisien. Kedua, panel data dapat memberikan informasi lebih banyak yang

tidak dapat dberikan hanya oleh data cross section dan time series saja. Dan

ketiga, panel data dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam

inferensi perubahan dinamis dibandingkan data cross section (Basuki dan

Yuliadi, 2015). Menurut Wibisono (2005), keunggulan regresi data panel

adalah:

a. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara

eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.

b. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data

panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model prilaku lebih

(53)

c. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang

berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai

study of dynamic adjustment.

d. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih

informatif, lebih variatif dan kolinearitas (multikol) antara data semakin

berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi

sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.

e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku

yang kompleks.

f. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin

ditimbulkan oleh agregasi data individu.

Ada tiga metode yang digunakan untuk data panel (Ajija, 2011)

a) Model Pooled Least Square (Common Effect)

Model ini dikenal dengan estimasi Common Effect yaitu teknik

regresi yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel dengan cara

hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Model ini

hanya menggambungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar

waktu dan individu sehingga dapat dikatakan bahwa model ini sama

halnya dengan metode Ordinary Least Square (OLS) karena

menggunakan kuadrat terkecil biasa.

Dalam pendekatan ini hanya mengasumsikan bahwa perilaku data

antar ruang sama dalam berbagai kurun waktu. Pada beberapa penelitian

(54)

utama karena sifat dari model ini yang tidak membedakan perilaku data

sehingga memungkinkan terjadinya bias, namun model ini digunakan

sebagai pembanding dari kedua pemilihan model lainnya.

b) Model pendekatan Efek tetap (Fixed Effect)

Pendekatan model ini menggunakan variabel Dummy yang

dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square

Dummy Variabel atau disebut juga Covariance Model. Pada metode Fixed

effect estimasi dapat dilakukan dengan tanpa pembobot (no weight) atau

Least Square Dummy Variabel (LSDV) dan dengan pembobot (cross

section weight) atau General Least Square (GLS). Tujuan dilakukannya

pembobotan adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross

section (Gujarati, 2006). Penggunaan model ini tepat untuk melihat

perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data lebih dinamis

dalam mengintepretasi data.

Pemilihan model antara Common Effect dengan Fixed Effect

dapat dilakukan dengan pengujian Likelihood Test Radio dengan

ketentuan apabila nilai probabilitas yang dihasilkan signifikan dengan

alpha maka dapat diambil keputusan dengan menggunakan Fixed Effect

Model.

c) Model Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Model data panel pendekatan ketiga yaitu model efek acak

(random effect). Dalam model efek acak, parameter-parameter yang

(55)

Karena hal inilah, model efek acak juga disebut model komponen eror

(error component model).

Dengan menggunakan model efek acak ini, maka dapat

menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi

jumlahnya seperti yang dilakukan pada model efek tetap. Hal ini

berimplikasi parameter yang merupakan hasil estimasi akan jadi semakin

efisien. Keputusan penggunaan model efek tetap ataupun acak ditentukan

dengan menggunakan uji hausman. Dengan ketentuan apabila probabilitas

yang dihasilkan signifikan dengan alpha maka dapat digunakan metode

Fixed Effect namun apabila sebaliknya maka dapat memilih salah satu

yang terbaik antara Model Fixed dengan Random Effect.

2. Teknik Penaksiran Model

Pada penelitian ekonomi, seorang peneliti sering menghadapi kendala

data. Apabila regresi diestimasi dengan data runtut waktu, observasi tidak

mencukupi. Jika regresi diestimasi dengan data lintas sektoral terlalu sedikit

untuk menghasilkan estimasi yang efisien. Salah satu solusi untuk

menghasilkan estimasi yang efisien adalah dengan menggunakan model regresi

data panel. Data panel (pooling data) yaitu suatu model yang menggabungkan

observasi lintas sektoral dan data runtut waktu. Tujuannya supaya jumlah

observasinya meningkat. Apabila observasi meningkat maka akan mengurangi

kolinieritas antara variabel penjelas dan kemudian akan memperbaiki efisiensi

(56)

Hal yang diungkap oleh Baltagi (dalam Irawan, 2012), ada beberapa

kelebihan penggunaan data panel yaitu:

a) Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap

unit.

b) Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap

unit.

c) Data panel cocok utnuk digunakan karena menggambarkan adanya

dinamika perubahan.

d) Data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin dihasilkan dalam

agregasi.

Untuk menguji estimasi pengaruh volume usaha, modal luar dan

modal sendiri pada sisa hasil usaha koperasi digunakan alat regresi dengan

model data panel. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis

data panel. Pendekatann Fixed Effect dan Random Effect. Sebelum model

estimasi dengan model yang tepat, terlebih dahulu dilakukan uji spesifikasi

apakah Fixed Effect dan Random Effect atau keduanya memberikan hasil yang

sama.

Metode GLS (Generated Least Square) dipilih dalam penelitian ini

karena adanya nilai lebih yang dimiliki oleh GLS dibanding OLS dalam

mengestimasi parameter regresi. Gujarati (2003) menyebutkan bahwa metode

OLS yang umum mengasumsikan bahwa varians variabel adalah heterogen,

pada kenyataannya variasi pada data pooling cenderung heterogen. Metode

(57)

independen secara eksplisit sehingga metode ini mampu menghasilkan

estimator yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).

Dari beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka

dapat dibuat model penelitan sebagai berikut:

Yit = β0+β1X1it+ β2X2it +β3X3it t+ε

Yang kemudian ditransformasikan kedalam persamaan logaritma,

yaitu :

LogYit = β0 +Log β1X1it + Log β2X2it + Log β3X3it + ε

Keterangan:

Log Yit = Sisa Hasil Usaha (SHU)

β0 = Konstanta

Log β123 = Koefisien variabel 1, 2, 3

Log X1 = Modal Sendiri

Log X2 = Modal Luar

Log X3 = Volume Usaha

i = 10 Kabupaten/Kota

t = Periode Waktu ke-t

ε = Error Term

Dalam menguji spesifikasi model pada penelitian, penulis

Gambar

Gambar 2.1   Kerangka Berfikir
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Petugas Pelayanan Jasa Medik Veteriner yang tidak melaporkan hasil diagnosis Penyakit Hewan Menular Strategis yang mengindikasikan Wabah dan/atau Penyakit Hewan menular

Jadi bakat dan minat adalah kemampuan yang dimiliki individu yang harus dikembangkan dengan baik sesuai dengan keinginan yang akan dicapai sesuai dengan apa yang telah

[r]

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI

Pengangkutan sampah dari rumah-rumah penduduk, perkantoran, hotel ke tempat-tempat penumpukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dapat dilakukan secara langsung

Dari pengalaman sehari-hari, ketika anda mematikan sebuah alat listrik (apapun) yang mengandung kapasitor di dalamnya, kadang arus listrik tidak langsung mati, akan tetapi

Tahapan pengembangan game dimulai dengan membuat scenario game, menentukan tokoh game, kemudian mengumpulkan data, merancang game, pembuatan game, terakhir pengujian (testing)