• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Pemegang Polis Ajb Bumiputera 1912 terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus : Kantor Operasional Bogor Siliwangi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Persepsi Pemegang Polis Ajb Bumiputera 1912 terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus : Kantor Operasional Bogor Siliwangi)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS

AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP

EFEKTIVITAS

PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

Oleh:

Nur Hamidah

H24102100

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Nur Hamidah. H24102100. Analisis Persepsi Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus Kantor Operasional Siliwangi). Di bawah bimbingan Abdul Basith dan Beatrice Mantoroadi.

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera 1912) merupakan salah satu lembaga perintis lahirnya perusahaan asuransi nasional swasta. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 menjalankan berbagai strategi pemasaran untuk memperkenalkan produknya, meningkatkan jumlah pemegang polis asuransi serta meningkatkan pendapatan premi perusahaan asuransi. Salah satu cara dari strategi pemasaran tersebut adalah melalui kegiatan promosi. AJB Bumiputera 1912 lebih menekankan pada kegiatan promosi dalam bentuk personal selling dengan memberdayakan agen atau tenaga penjual. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis respon pemegang polis terhadap personal selling. (2) Menganalisis efektifitas personal selling terhadap pemegang polis. (3) Menganalisis kinerja promosi personal selling AJB Bumiputera 1912.

Penelitian ini dilakukan di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Operasional Siliwangi yang berlokasi di Jl. Siliwangi No. 56 Bogor selama tiga bulan, yaitu dari Februari sampai April 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan, informasi dari perusahaan, perpustakaan, dan internet. Analisis menggunakan Metode Deskriptif, EPIC model, dan Model Fishbein dengan alat pengolah data software Microsoft Excel.

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912

TERHADAP EFEKTIFITAS PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut pertanian Bogor

Oleh

Nur Hamidah

H24102100

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912

TERHADAP EFEKTIFITAS PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut pertanian Bogor

Oleh

Nur Hamidah

H24102100

Menyetujui, Juni 2006

Ir. Abdul Basith, M. Sc Beatrice Mantoroadi, SE. AK., MM Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintato Munandar, M. Sc. Ketua Departemen

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 April 1984. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan H. Ali Makki dan Hj. Nasrifah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mexindo Bogor pada tahun 1990, lalu melanjutkan Sekolah Dasar Negeri Bangka III Bogor pada tahun 1990 sampai 1996. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Bogor dan melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 4 Bogor dan masuk dalam program IPA. Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Era globalisasi dan era perdagangan bebas strategi pemasaran dalam bentuk promosi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia. Oleh karena itu penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mengetahui persepsi pemegang polis terhadap promosi personal selling asuransi jiwa. Skripsi ini berjudul “Analisis Persepsi Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 Terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus Kantor Operasional Bogor Siliwangi).

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Abdul Basith, M,Sc sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Beatrice Mantoroadi, SE. Ak., MM sebagai dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, Ibu Hardiana, Ibu Heti Mulyati dan Bapak Syamsun. 3. Staf dan Karyawan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Operasional Bogor

Siliwangi, khususnya (Bapak Koesnadi, Bapak Radja, Bapak Andro, Bapak Sefir, Bapak Yudi, Bapak Mulyadi, Bapak Bagyo, Ibu Lastri, Ibu Sri, Ibu Heti serta seluruh agen dan supervisor).

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Ibunda, ayahanda, dan adik-adikku Eni, Kiki dan Nurin yang telah

memberikan curahan kasih sayang, perhatian, inspirasi dan do’a yang tulus. 6. Sahabat-sahabatku : Inne, Mutia, Via, Imel, Ikoh, Uthie, Dewi, Meis, Desi,

(7)

selalu ada dalam suka dan duka, memberikan perhatian, arti sebuah persahabatan yang indah dan semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku di Departemen Manajemen Angkatan ’39 khususnya Arya, Eko dan Ferdie yang telah membantu dalam penulisan skripsi dan teman sebimbingan yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah Sri dan Bima.

8. Orang terspesial Iman Hariyatno yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, dan semangatnya yang selalu ada disaat suka dan duka. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi lingkungan akademik dan masyarakat luas. Amien.

Bogor, Juni 2006

(8)

DAFTAR ISI

2.8. Pengambilan Keputusan Konsumen ... 19

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 41

4.1.3. Struktur Organisasi ... 41

4.1.4. Promosi ... 45

4.1.5. Pelatihan ... 45

4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.2.1. Pengujian Kuesioner ... 46

4.2.2. Karakteristik Responden ... 48

4.2.3. Kinerja Personal Selling ... 55

4.2.4. Hasil Jawaban Responden ... 59

1. EPIC Model ... 59

2. Model Fishbein ... 67

KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

1. Kesimpulan ... 73

2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Kode pertanyaan EPIC model ... 32

2. Bobot nilai EPIC model ... 34

3. Rentang skala keputusan EPIC model ... 35

4. Nilai validitas uji awal EPIC Model ... 46

5. Nilai validitas uji awal FISHBEIN ... 46

6. Klasifikasi nilai alpha ... 47

7. Nilai reliabilitas uji awal EPIC Model ... 47

8. Tabulasi silang jenis kelamin dan usia ... 49

9. Tabulasi silang pekerjaan dan pendidikan ... 51

10. Tabulasi silang pengeluaran dengan Pekerjaan ... 52

11. Tabulasi silang pengeluaran dan jumlah tanggungan ... 53

12. Tabulasi silang jenis kelamin dan status ... 53

13. Rata-rata perolehan pemegang polis per bulan ... 56

14. Hasil jawaban responden ... 59

15. Dimensi empati ... 60

16. Dimensi persuasi ... 61

17. Dimensi dampak ... 62

18. Dimensi komunikasi ... 64

19. Analisis Belief ... 67

20. Analisis Evaluation... 69

(11)

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS

AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP

EFEKTIVITAS

PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

Oleh:

Nur Hamidah

H24102100

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

Nur Hamidah. H24102100. Analisis Persepsi Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus Kantor Operasional Siliwangi). Di bawah bimbingan Abdul Basith dan Beatrice Mantoroadi.

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera 1912) merupakan salah satu lembaga perintis lahirnya perusahaan asuransi nasional swasta. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 menjalankan berbagai strategi pemasaran untuk memperkenalkan produknya, meningkatkan jumlah pemegang polis asuransi serta meningkatkan pendapatan premi perusahaan asuransi. Salah satu cara dari strategi pemasaran tersebut adalah melalui kegiatan promosi. AJB Bumiputera 1912 lebih menekankan pada kegiatan promosi dalam bentuk personal selling dengan memberdayakan agen atau tenaga penjual. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis respon pemegang polis terhadap personal selling. (2) Menganalisis efektifitas personal selling terhadap pemegang polis. (3) Menganalisis kinerja promosi personal selling AJB Bumiputera 1912.

Penelitian ini dilakukan di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Operasional Siliwangi yang berlokasi di Jl. Siliwangi No. 56 Bogor selama tiga bulan, yaitu dari Februari sampai April 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan, informasi dari perusahaan, perpustakaan, dan internet. Analisis menggunakan Metode Deskriptif, EPIC model, dan Model Fishbein dengan alat pengolah data software Microsoft Excel.

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912

TERHADAP EFEKTIFITAS PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut pertanian Bogor

Oleh

Nur Hamidah

H24102100

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912

TERHADAP EFEKTIFITAS PERSONAL SELLING

(STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut pertanian Bogor

Oleh

Nur Hamidah

H24102100

Menyetujui, Juni 2006

Ir. Abdul Basith, M. Sc Beatrice Mantoroadi, SE. AK., MM Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintato Munandar, M. Sc. Ketua Departemen

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 April 1984. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan H. Ali Makki dan Hj. Nasrifah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mexindo Bogor pada tahun 1990, lalu melanjutkan Sekolah Dasar Negeri Bangka III Bogor pada tahun 1990 sampai 1996. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Bogor dan melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 4 Bogor dan masuk dalam program IPA. Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Era globalisasi dan era perdagangan bebas strategi pemasaran dalam bentuk promosi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia. Oleh karena itu penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mengetahui persepsi pemegang polis terhadap promosi personal selling asuransi jiwa. Skripsi ini berjudul “Analisis Persepsi Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 Terhadap Efektifitas Personal Selling (Studi Kasus Kantor Operasional Bogor Siliwangi).

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Abdul Basith, M,Sc sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Beatrice Mantoroadi, SE. Ak., MM sebagai dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, Ibu Hardiana, Ibu Heti Mulyati dan Bapak Syamsun. 3. Staf dan Karyawan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Operasional Bogor

Siliwangi, khususnya (Bapak Koesnadi, Bapak Radja, Bapak Andro, Bapak Sefir, Bapak Yudi, Bapak Mulyadi, Bapak Bagyo, Ibu Lastri, Ibu Sri, Ibu Heti serta seluruh agen dan supervisor).

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Ibunda, ayahanda, dan adik-adikku Eni, Kiki dan Nurin yang telah

memberikan curahan kasih sayang, perhatian, inspirasi dan do’a yang tulus. 6. Sahabat-sahabatku : Inne, Mutia, Via, Imel, Ikoh, Uthie, Dewi, Meis, Desi,

(17)

selalu ada dalam suka dan duka, memberikan perhatian, arti sebuah persahabatan yang indah dan semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku di Departemen Manajemen Angkatan ’39 khususnya Arya, Eko dan Ferdie yang telah membantu dalam penulisan skripsi dan teman sebimbingan yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah Sri dan Bima.

8. Orang terspesial Iman Hariyatno yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, dan semangatnya yang selalu ada disaat suka dan duka. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi lingkungan akademik dan masyarakat luas. Amien.

Bogor, Juni 2006

(18)

DAFTAR ISI

2.8. Pengambilan Keputusan Konsumen ... 19

(19)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 41

4.1.3. Struktur Organisasi ... 41

4.1.4. Promosi ... 45

4.1.5. Pelatihan ... 45

4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.2.1. Pengujian Kuesioner ... 46

4.2.2. Karakteristik Responden ... 48

4.2.3. Kinerja Personal Selling ... 55

4.2.4. Hasil Jawaban Responden ... 59

1. EPIC Model ... 59

2. Model Fishbein ... 67

KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

1. Kesimpulan ... 73

2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(20)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Kode pertanyaan EPIC model ... 32

2. Bobot nilai EPIC model ... 34

3. Rentang skala keputusan EPIC model ... 35

4. Nilai validitas uji awal EPIC Model ... 46

5. Nilai validitas uji awal FISHBEIN ... 46

6. Klasifikasi nilai alpha ... 47

7. Nilai reliabilitas uji awal EPIC Model ... 47

8. Tabulasi silang jenis kelamin dan usia ... 49

9. Tabulasi silang pekerjaan dan pendidikan ... 51

10. Tabulasi silang pengeluaran dengan Pekerjaan ... 52

11. Tabulasi silang pengeluaran dan jumlah tanggungan ... 53

12. Tabulasi silang jenis kelamin dan status ... 53

13. Rata-rata perolehan pemegang polis per bulan ... 56

14. Hasil jawaban responden ... 59

15. Dimensi empati ... 60

16. Dimensi persuasi ... 61

17. Dimensi dampak ... 62

18. Dimensi komunikasi ... 64

19. Analisis Belief ... 67

20. Analisis Evaluation... 69

(21)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Konsep inti pemasaran ... 8

2. Proses personal selling ... 14

3. Tahap-tahap proses pengolahan Informasi ... 21

4. Proses persepsi ... 22

5. Kerangka Pemikiran... 26

6. Tahapan penelitian ... 27

7. Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 ... 42

8. Jenis Kelamin Responden ... 48

9. Usia ... 49

10. Pekerjaan Responden ... 50

11. Pendidikan Responden ... 51

12. Pengeluaran per bulan Responden ... 52

13. Status Responden ... 53

14. Tanggungan Responden ... 54

15. Grafik kinerja agen ... 58

16. Grafik hasil analisis EPIC model ... 66

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi dan era perdagangan bebas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia. Persaingan dalam menguasai pangsa pasar di Indonesia tidak hanya melibatkan perusahaan asuransi lokal akan tetapi juga perusahaan-perusahaan asuransi asing yang beroperasi di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi juga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Manusia pada kenyataannya tidak hanya memerlukan pemenuhan kebutuhan fisiologis saja, melainkan juga membutuhkan rasa aman terutama dalam keadaan stabilitas politik dan perekonomian di Indonesia yang tidak stabil dimana resiko selalu mengikuti dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan akan rasa aman tersebut adalah ikut serta dalam asuransi. Namun pada umumnya masyarakat Indonesia belum meletakkan asuransi sebagai prioritas untuk pemenuhan kebutuhan rasa aman, hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang beredar dalam masyarakat tentang produk dan peran penting dari asuransi.

(24)

Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, jumlah peserta asuransi tahun (2000-2001) mengalami kenaikan dari 22,5 juta jiwa menjadi 28,9 juta jiwa atau mengalami kenaikan 28,04 persen dari tahun sebelumnya. Rasio peran serta berasuransi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk baru yang diperkirakan di atas 210 juta jiwa adalah 10,75 persen. Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, tetapi presentasi peran serta asuransinya paling rendah. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mencatat, masyarakat Indonesia paling rendah dalam peran sertanya di asuransi dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, karena di Negara Thailand dan Malaysia sudah di atas 15 persen, bahkan Singapura mencapai 30 persen. Jika peluang tersebut tidak dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi lokal maka cepat atau lambat pasar asuransi di Indonesia akan dikuasai oleh perusahaan asing.

Kendala perusahaan asuransi adalah keinginan masyarakat membeli produk asuransi masih rendah yang disebabkan rendahnya minat masyarakat untuk membeli polis, rendahnya pendapatan masyarakat dan masih banyak masyarakat yang belum paham tentang kontrak jual beli polis. Sebagian masyarakat memiliki anggapan atau persepsi negatif mengenai asuransi, contoh: seperti anggapan bahwa asuransi merupakan bentuk lain dari penipuan karena adanya pembayaran sejumlah premi sepanjang periode tertentu untuk menanggung suatu perkiraan resiko yang belum pasti waktu terjadinya, atau anggapan lain bahwa asuransi tidak adil karena merupakan suatu usaha yang mengambil keuntungan dari kemalangan seseorang.

(25)

memahami produk dan manfaat asuransi sehingga pada akhirnya menjadi pemegang polis asuransi.

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera 1912) merupakan salah satu lembaga perintis lahirnya perusahaan asuransi nasional swasta dan penerima jumlah premi terbesar di atas Rp 1,5 triliun per tahunnya yang membuktikan bahwa AJB Bumiputera 1912 sebagai “market leader”, mempunyai cukup peluang untuk meningkatkan jumlah polis karena memiliki jaringan di seluruh pelosok Indonesia.

Perusahaan AJB Bumiputera 1912 menjalankan berbagai strategi pemasaran untuk memperkenalkan produknya, meningkatkan jumlah pemegang polis asuransi serta meningkatkan pendapatan premi perusahaan asuransi. Pendapatan premi akan semakin besar apabila jumlah pemegang polis semakin meningkat, hal ini akan berhasil jika perusahaan asuransi berhasil dalam menjalankan strategi pemasarannya.

Salah satu cara dari strategi pemasaran tersebut adalah melalui kegiatan promosi, dimana pada AJB Bumiputera 1912 lebih menekankan pada kegiatan promosi dalam bentuk personal selling dengan memberdayakan agen atau tenaga penjual karen7a personal selling dianggap sebagai cara yang paling efektif dalam memberikan informasi kepada calon konsumen dan dianggap sebagai ujung tombak dari perusahaan.

(26)

persepsi yang positif tentang Asuransi Jiwa Bumiputera 1912 dibandingkan asuransi jiwa lainnya.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Persepsi Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 Terhadap Efektivitas Personal Selling. (Studi Kasus: Kantor Operasional Bogor Siliwangi)”

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini berusaha untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai berikut:

1.Bagaimanakah respon pemegang polis terhadap personal selling? 2.Bagaimanakah efektifitas personal selling terhadap pemegang polis? 3.Bagaimanakah kinerja promosi personal selling AJB Bumiputera?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis respon nasabah terhadap personal selling.

2. Menganalisis efektifitas personal selling terhadap pemegang polis AJB Bumiputera 1912.

3. Menganalisis kinerja promosi personal selling AJB Bumiputera 1912.

1.4. Manfaat Penelitian

1.Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada perusahaan dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas personal selling AJB Bumiputera 1912 serta meningkatkan pelayanan kepada para pemegang polis asuransi.

2.Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, wawasan dan melatih penulis untuk menganalisis masalah.

(27)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membahas tentang persepsi pemegang polis terhadap alat promosi yang paling sering digunakan oleh perusahaan asuransi yaitu promosi secara personal atau yang dikenal dengan personal selling. Sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat menganalisis persepsi pemegang polis AJB Bumiputera 1912 terhadap efektifitas personal selling. Penelitian ini mengambil sampel dari pemegang polis AJB Bumiputera 1912 yang bertempat tinggal di daerah Bogor.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuransi

Perusahaan asuransi dibedakan menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, asuransi sosial dan asuransi sukarela. Asuransi sosial adalah asuransi yang di dalamnya terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga negara, asuransi ini biasanya diusahakan oleh pemerintah. Sedangkan asuransi sukarela adalah asuransi yang di dalamnya tidak terdapat paksaan bagi siapa pun untuk menjadi anggota dan biasanya asuransi ini diselenggarakan oleh pihak swasta tetapi ada juga yang diselenggarakan oleh pemerintah (Djojosoedarso, 2003).

Pengertian asuransi adalah transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak yaitu, tertanggung dan penanggung dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan pergantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat atau kapan terjadinya. Sebagai kontra prestasinya si tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian persen dari nilai pertanggungan, yang biasa disebut premi (Djojosoedarso, 2003). Menurut pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, dimana penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi untuk mengganti kerugian karena kehilangan, kerugian atau tidak diperolehnya keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.

Beberapa macam perusahaan asuransi yang sekarang ini sudah ada di Indonesia menurut (Djojosoedarso, 2003) antara lain :

1. Perusahaan Asuransi Jiwa

(29)

2. Perusahaan Asuransi Kerugian/Umum

Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggulangi risiko keuangan sebagai akibat kerugian yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan.

3. Perusahaan Asuransi Reasuransi Umum

Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko yang benar-benar terjadi dari pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa maupun perusahaan asuransi kerugian. Jadi reasuransi adalah mempertanggungkan kembali sejumlah resiko oleh sebuah perusahaan asuransi kepada perusahaan asuransi lainnya (reinsurer). Hal ini terjadi karena biasanya sebuah perusahaan asuransi akan menentukan suatu batas maksimum nilai pertanggungan yang akan ditanggung sehingga kalau ada suatu pertanggungan yang telah diterima yang nilainya melebihi batas maksimum tersebut, maka kelebihan tersebut diasuransikan lagi (direasuransi) kepada perusahaan asuransi yang lain.

4. Perusahaan Asuransi Sosial

Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko finansial masyarakat kecil yang kurang mampu. Perusahaan ini diselenggarakan oleh pemerintah atau badan-badan yang ditunjuk dan dibentuk oleh pemerintah.

Unsur yang terlibat dalam asuransi ada empat menurut pengertian otentik pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), yaitu : penanggung (insurer) yang memberikan proteksi, tertanggung (insured) yang menerima proteksi, peristiwa (accident) yang tidak dapat diduga atau tidak diketahui sebelumnya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian, kepentingan (interest) yang diasuransikan yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.

(30)

Menurut pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) polis adalah perjanjian asuransi yang harus dibuat secara tertulis dengan akta. Pembuatan persetujuan mewajibkan penanggung untuk menandatangani polis dan menyerahkan kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu. Menurut pasal tersebut hanya penanggung yang menandatangani polis, berarti semacam perjanjian unilateral, tetapi mengikat kedua belah pihak yaitu penanggung dan tertanggung.

2.2. Pemasaran

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan (Kotler, 2000). Pemasaran bersandar pada konsep inti sebagai berikut : kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands); Produk (barang, jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan calon pembeli konsep-konsep ini diilustrasikan dalam Gambar 1 (Kotler, 1997).

Gambar 1. Konsep inti pemasaran (Kotler, 1997).

Menurut Kotler (2000) untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran. Pertama saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Kedua saluran distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna. Ketiga saluran penjualan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial, saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan juga bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

Kebutuhan,

transaksi Hubungan dan jaringan

Pasar Pemasar dan

(31)

Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas. Lingkungan tugas mencakup aktor-aktor dekat yang terlibat dalam memproduksi, menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Sedangkan lingkungan luas terdiri dari enam komponen, yaitu : lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan hukum-politik, dan lingkungan sosial-budaya. Lingkungan luas mengandung kekuatan yang dapat membawa dampak utama bagi para pelaku di lingkungan tugas (Kotler, 2000).

2.3. Bauran Pemasaran

Di dalam strategi pemasaran terdapat suatu konsep kunci dalam pemasaran modern yang dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2000). Bauran pemasaran produk jasa terdiri atas tujuh unsur, yaitu (Kotler, 1997) : 1. Product (produk)

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan individu, rumah tangga maupun organisasi ke dalam pasar dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Macam produk dapat dicirikan fisik, jasa layanan, prestise tempat, organisasi maupun ide.

2. Price (harga)

Harga merupakan jumlah uang tertentu yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tertentu dan merupakan salah satu alat ukur besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk atau jasa yang dibeli.

3. Place (tempat distribusi)

(32)

jasa selama berpindah dari produsen ke konsumen. Dalam pendistribusian, perusahaan membutuhkan penyalur baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Macam distributor antara lain agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri.

4. Promotion (promosi)

Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut.

5. People (orang)

People berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti berhubungan dengan seleksi, training dan manajemen sumber daya konsumen.

6. Process (proses)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan.

7. Physical Evidence (bukti fisik)

Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Membantu marketer untuk memposisikan perusahaannya di pasar dan memberikan tangible support apalagi yang berhubungan dengan lokasi.

2.4. Promosi

(33)

komunikasi yang memperkenalkan sebuah perusahaan dengan produk barang atau jasanya kepada konsumen. Tujuannya untuk mengkomunikasikan atribut-atribut kepuasan akan kebutuhan yang mengarah kepada peningkatan penjualan dan mengkontribusikan kinerja laba perusahaan.

Memahami proses penginformasian dan pemberian keyakinan merupakan dasar untuk mengembangkan strategi promosi yang efektif. Promosi yang efektif juga adalah mengkomunikasikan pesan sebuah perusahaan (Longenecker et al., 2001).

Menurut Cummins dan Mullin (2004) ada sepuluh tujuan utama promosi, yaitu meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pembelian coba-coba, meningkatkan pembelian ulang, meningkatkan loyalitas, memperluas kegunaan, menciptakan ketertarikan, menciptakan kesadaran, mengalihkan perhatian dari harga, mendapatkan dukungan dari perantara dan melakukan diskriminasi para pengguna.

2.5. Alat Promosi

Kegiatan promosi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu periklanan, promosi penjualan, publikasi dan penugasan sales exekutif perusahaan mendekati calon pembeli (Sutojo dan Kleinsteuber, 2003). Bauran komunikasi pemasaran juga disebut dengan bauran promosi terdiri atas lima cara komunikasi utama yang digunakan perusahaan untuk menyusun strategi promosi perusahaan dalam memasarkan produknya dan mengkomunikasikan kepada konsumen dalam memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang terdiri atas (Kotler, 1997): 1. Periklanan

(34)

besar, sedangkan bentuk yang lain (seperti iklan surat kabar) dapat dilakukan dengan anggaran yang kecil.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu. Alat promosi penjualan berupa: kupon, kontes, premium dan sejenisnya.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat dan publisitas adalah Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga, dan dramatisasi. 4. Penjualan personal

Penjualan personal adalah Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif-biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian, tertutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembelian.

5. Pemasaran langsung

Pemasaran langsung menggunakan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

(35)

menarik minat (interest) membangkitkan keinginan (desire) dan menghasilkan tindakan (action). Untuk menentukan keberhasilan hal tersebut dapat dilihat bagaimana respon konsumen dan pengaruhnya pada tingkat penjualan. Kedua, suatu kegiatan promosi sebaiknya menghibur. Ini berhubungan dengan daya tarik iklan sehingga kegiatan tersebut mendapatkan respon dari konsumen. Ketiga, ada relevansinya dengan brand produk. Sehingga atribut dan karakteristik produk benar-benar disampaikan kepada konsumen. Keempat, memiliki respek. Kegiatan promosi sebaiknya mendapatkan simpati dari masyarakat.

2.6. Personal Selling

Menurut Kotler (1997) bahwa definisi dari personal selling adalah Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

Menurut Sulaksana (2003) penjualan personal merupakan alat yang paling efektif pada tahapan lanjut proses pembelian, khususnya untuk membangun preferensi, keyakinan, dan mendorong aksi konsumen. Penjualan personal punya tiga kelebihan unik, yaitu:

1. Perjumpaan personal : Penjualan personal merupakan penjualan tak berjarak dan bersifat interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing dapat mengamati reaksi satu sama lain secara dekat.

2. Kutivasi : Penjualan personal memungkinkan berkembangnya segala jenis hubungan, dari sekedar hubungan jual-beli hingga persahabatan pribadi yang hangat. Wiraniaga umumnya akan memperjuangkan kepentingan konsumen sebaik-baiknya.

3. Respon : Penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa wajib mendengarkan wiraniaga.

(36)

barang yang dijualnya, pasar yang dituju, dan teknik penjualannya. Tahap kedua penentuan lokasi pembeli potensial berdasarkan segmen pasar yang dituju. Tahap ketiga pendekatan pendahuluan, penjual harus mempelajari semua masalah tentang calon pembeli dan beberapa macam informasi yang mendukung sebelum melakukan penjualan. Tahap keempat Melakukan penjualan dalam tahap ini penjualan bermula dari memikat perhatian calon pembeli, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka dan akhirnya penjual melakukan penjualan produk kepada pembeli. Tahap kelima pelayanan sesudah penjualan yaitu memberikan pelayanan atau servis kepada pembeli sesudah terjadi pembelian.

Gambar 2. Proses personal selling (Swastha dan Sukotjo, 2000)

Ada tiga hal yang bisa dilakukan perusahaan jika ingin menciptakan jajaran penjual yang efektif. Pertama, pola rekrutmen yang dijalankan perusahaan. Khusus pasukan penjualan, harus dipilih orang-orang yang memang berbakat menjual. Kedua, adanya sistem pelatihan sistematis berjenjang. Pelatihan harus dijalankan terus-menerus agar selain keterampilan menjualnya semakin tajam, product knowledgenya tetap terbarui. Ketiga, adanya iklim dan sistem yang merangsang prestasi puncak dari seorang penjual. Tenaga penjual yang dibekali psikologis praktis, product knowledge, pembentukan attitude dan teknik-teknik persuasi serta time management diharapkan agar mereka bisa efektif dalam melakukan langkah-langkah berikut (Sulaksana, 2003) :

Persiapan sebelum penjualan

Penentuan lokasi pembeli potensial

Pendekatan pendahuluan

Melakukan penjualan

(37)

1. Prospecting : mencoba mencari prospek atau lead.

2. Targetting : menentukan alokasi waktu antara prospek dan pelanggan. 3. Communicating : mengkomunikasikan informasi produk atau layanan

perusahaan pada prospek dan pelanggan.

4. Selling : melakukan pendekatan, mempresentasikan, menjawab keberatan prospek dan menutup penjualan.

5. Servicing : menyediakan berbagai layanan pada pelanggan, memberi konsultasi, memberi bantuan teknis, mengatur pembiayaan, dan lain-lain.

6. Information gathering : melakukan riset pasar dan tugas intelijensi. 7. Allocating : mengatur pelanggan mana yang akan diprioritaskan

mendapat produk yang sedang langka bila terjadi kehabisan stok.

Kepribadian khusus sales executive yang menunjang keberhasilan penjualan produk ada empat (Paul dalam Sutojo, 2000), yaitu :

1. Merak ati atau menyenangkan (the engaging personality)

Seseorang dengan kepribadian merak ati atau menyenangkan menyebabkan orang lain menyukainya. Kepribadian ini sangat dibutuhkan untuk mendorong keberhasilan sales executives menjual jenis produk apapun. Kepribadian seperti ini terlebih dibutuhkan apabila persaingan produk yang dijual sangat ketat, dimana perbedaan mutu produk, harga, jadwal pengiriman barang, ketenaran merk produk dan sebagainya sangat minim. Dalam situasi seperti ini calon pembeli cenderung membeli produk dari sales executives yang disukainya. Beberapa pedoman kepribadian merak ati adalah :

1. Tidak membicarakan diri sendiri secara berlebihan

2. Selalu mencari hal-hal yang positif tentang orang-orang yang ditemuinya

3. Menghormati diri sendiri tetapi tidak memanjakannya secara berlebihan.

(38)

2. Kepribadian Meyakinkan (the assuring personality)

Kepribadian ini menyebabkan orang lain mempercayai orang yang bersangkutan dan dapat menerima sarannya dengan penuh kepercayaan. Kepribadian meyakinkan sangat penting peranannya dalam menunjang keberhasilan penjualan produk. Kepribadian ini dapat dibangun dengan memperhatikan dua pedoman berikut : memiliki pengetahuan yang mendalam tentang produk yang ditawarkan, dan tidak berbohong.

3. Kepribadian Berwibawa (compelling personality)

Kepribadian ini tidak mudah, namun kepribadian meyakinkan dan berwibawa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan penjualan produk. Kepribadian berwibawa dapat membimbing orang lain melakukan sesuatu sesuai anjuran atau saran sales executives. Kepribadian berwibawa dapat dibangun dengan mempraktekan tiga pedoman berikut : membangun kepandaian menguasai diri, membangun kebulatan tekad menyelesaikan tugas, dan membangun kecepatan berfikir dalam menghadapi konsumen.

4. Kepribadian Dinamis

Kepribadian dinamis seseorang harus memiliki (atau berhasil membangun) kombinasi ketiga kepribadian, yaitu : merak ati, meyakinkan dan berwibawa secara seimbang serta ditunjang oleh rasa percaya diri yang tinggi dan penuh antusiasme.

2.7. Efektifitas

(39)

Sebenarnya membuat kriteria evaluasi sistem mengenai sisi efektivitas cukup sulit dibuat. Beberapa kategori efektivitas umum adalah kegunaan, kebagusan, nilai, manfaat dan hasil. Tujuan seperti itu cukup sulit dibuat, oleh karena itu kriteria seperti mobilitas, ketersediaan, kemampuan untuk diperbaiki, keandalan, dan lainnya bisa digunakan. Walaupun pengukuran kuantitatif yang tepat tidak tersedia untuk semua kriteria itu, kriteria evaluasi itu berguna sebagai dasar untuk menggambarkan efektivitas sistem (Thuesen dan Fabrycky, 2003).

Salah satu metode pengukuran efektivitas promosi adalah dengan menggunakan EPIC model, mencakup empat dimensi kritis yaitu empati (emphaty), persuasi (persuasion), dampak (impact), dan komunikasi (communication) (Durianto, 2003).

1. Dimensi empati

Dimensi ini menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu kegiatan promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu strategi promosi dengan pribadi mereka. Dimensi ini juga memberikan informasi tentang daya tarik suatu merek.

Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati melibatkan afeksi (affection) dan kognisi (cognition) konsumen. Menurut Peter dan Olson dalam Sumarwan (2002), afeksi dan kognisi mencakup pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran.

2. Dimensi Persuasi

(40)

memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.

Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Komunikasi promosi dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan dua proses kognitif, yaitu jalur sentral dan jalur periferal menuju persuasi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk (Peter dan Olson dalam Sumarwan, 2002). Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral konsumen memfokuskan diri pada pesan produk dalam kegiatan promosi. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam kegiatan promosi tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang ciri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju persuasi (peripheral route to persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah kegiatan promosi tetapi pada perangsang periferal, seperti selebriti atau musik yang populer dan menarik. Perasaan konsumen yang berkenaan dengan perangsang lainnya ini akan mempengaruhi kepercayaan dan sikap mereka terhadap suatu produk.

3. Dimensi Impact

(41)

yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian.

4. Dimensi Komunikasi

Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif ini adalah untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian.

2.8. Pengambilan Keputusan Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan dalam membeli atau mengkonsumsi suatu produk akan melalui langkah-langkah berikut (Engel et al., 1994) :

1. Pengenalan kebutuhan

Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi

(42)

3. Evaluasi alternatif

Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. 4. Pembelian

Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.

5. Hasil

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

Pengaruh lingkungan yang mendasari pada perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi suatu produk dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu (Engel et al., 1994) :

1. Pengaruh lingkungan

Perilaku proses keputusan konsumen dipengaruhi oleh lingkungan adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. 2. Perbedaan individu

Faktor internal yang mempengaruhi perilaku proses keputusan konsumen, yaitu: sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, dan kepribadian, gaya hidup dan demografi.

3. Proses psikologis

(43)

2.9. Persepsi Konsumen

Persepsi adalah tahap pemaparan, perhatian dan pemahaman dimana dapat dilihat dalam Gambar 3. Persepsi bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi (Mowen dalam Sumarwan, 2002). Setelah konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra (images) produk. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus. Di dalam konteks pemasaran, maka persepsi konsumen bisa berupa persepsi produk, persepsi merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas produk, persepsi toko, atau persepsi terhadap produsen (Sumarwan, 2002).

Persepsi konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Memahami persepsi konsumen adalah penting bagi para pemasar dan produsen (Sumarwan, 2002).

Gambar 3. Tahap-tahap proses pengolahan Informasi (Engel et al.,1995)

Stimulus

Pemaparan

Perhatian

Pemahaman

Penerimaan

Retensi

(44)

Proses persepsi menurut Setiadi (2003) merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi, dan intrepretasi terhadap stimulus.

Gambar 4. Proses Persepsi (Setiadi, 2003)

1. Seleksi perseptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psichology set yang dimiliki, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. 2. Organisasi persepsi

Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintregrasi terhadap stimulus.

3. Intrepretasi perseptual

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan intrepretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak, akan diintrepretasikan oleh konsumen. Dalam proses intrepretasi, konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memorinya.

Seleksi Perseptual

Organisasi persepsi

(45)

2.10. Penelitian Terdahulu

Sumirah (2004) meneliti tentang peranan iklan, humas dan personal selling dalam meningkatkan penjualan produk asuransi syariah studi kasus PT. Asuransi Takaful Keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi alat promosi yang digunakan perusahaan dan alat promosi mana yang lebih efektif terhadap peningkatan penjualan produk asuransi PT. ATK, masalah ini dianalisis dengan menggunakan data berkala (time series), korelasi dan regresi linear berganda, kuesioner dan data-data perusahaan.

Berdasarakan Analisis Regresi Berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 11.0 diketahui bahwa alat promosi yang paling efektif dalam peningkatan penjualan premi produk asuransi syariah adalah agen sedangkan alat promosi humas dan iklan tidak masuk dalam persamaan regresi karena variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata pada model regresi.

Irwan (2005) menganalisis tentang perilaku dan persepsi konsumen terhadap kualitas produk dan layanan di Factory Outlet kota Bogor studi kasus pada factory outlet Parkir, B’bos, dan Fame’n Famous. Penelitian ini memiliki empat tujuan diantaranya : mengidentifikasi karakteristik konsumen di factory outlet, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen di factory outlet, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen di tiga factory outlet tersebut, menganalisis persepsi konsumen tentang kualitas yang dirasakan di tiga factory outlet tersebut serta membandingkan satu sama lainnya.

Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis asosiasi Cochran Q test untuk menentukan atribut pertanyaan pada kuesioner, uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan korelasi product moment pearson, tabulasi data deskriptif, model fishbein dan matriks importance - performance.

(46)

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen FO dikarenakan orang lain, seperti teman. Faktor utama yang dipertimbangkan konsumen dalam menilai kualitas produk adalah jenis bahan pakaian. Sedangkan faktor utama yang dipertimbangkan konsumen dalam menilai kualitas pelayanan adalah keramahan pramuniaga. Menurut analisis persepsi konsumen yang terbaik adalah factory outlet Parkir .

Imaduddin (2005) menganalisis efektifitas promosi PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Penelitian ini memiliki tiga tujuan diantaranya : menganalisis efektifitas promosi yang dilakukan PT. BPRS Amanah Ummah, menganalisis respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan dan menganalisis hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan jumlah nasabah serta jumlah dana pihak ketiga yang diterima di PT. BPRS Amanah Ummah.

Jenis data yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu, data primer dan sekunder. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication) Model untuk menganalisis efektifitas promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS Amanah Ummah, dan Direct Rating Method untuk menganalisis respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan. Analisis Regresi digunakan untuk melihat hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan jumlah nasabah serta dana pihak ketiga. Untuk membantu dalam pengolahan data maka digunakan software SPSS 11.0 for Windows dan Micosoft Excel.

(47)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Era globalisasi dan era perdagangan bebas sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Manusia pada kenyataannya tidak hanya memerlukan pemenuhan kebutuhan fisiologis saja, melainkan juga kebutuhan akan rasa aman.

Salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan akan rasa aman tersebut adalah ikut serta dalam asuransi. Namun pada saat ini minat masyarakat untuk membeli produk asuransi masih rendah, dikarenakan rendahnya pendapatan masyarakat dan masih banyak masyarakat yang belum paham tentang kontrak jual beli polis.

Hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi perusahaan asuransi nasional untuk lebih memperkenalkan produk asuransi kepada masyarakat melalui kegiatan promosi. AJB Bumiputera 1912 lebih menekankan pada kegiatan promosi personal selling dengan memberdayakan agen atau tenaga penjual karena personal selling dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk mengkomunikasikan dan menginformasikan produk asuransi kepada masyarakat umum.

(48)

Gambar 5. Kerangka Pemikiran

Era Globalisasi dan Perdagangan Bebas

Peningkatan Kebutuhan hidup manusia

Kebutuhan Rasa Aman

Asuransi

Minat Masyarakat yang Rendah

AJB Bumiputera 1912 Melakukan Promosi

Personal Selling

Menginformasikan Produk Asuransi kepada Masyarakat

Membentuk Persepsi yang Positif terhadap AJB Bumiputera 1912

(49)

3.2. Tahapan Penelitian

Gambar 6. Tahapan Penelitian

Strategi Pemasaran

Strategi Promosi

Personal Selling

Kinerja Personal Selling

Analisis Persepsi Pemegang Polis Terhadap Personal Selling yang dilakukan AJB Bumiputera 1912.

Respon nasabah terhadap

personal selling

Analisis Fishbein Data historis

EPIC Model

Perbaikan / peningkatan kualitas personal selling

AJB Bumiputera 1912 Metode

(50)

Tahapan Penelitian pada Gambar 6. menggambarkan tahapan kegiatan penelitian yang terkait dengan strategi promosi personal selling dalam mempengaruhi persepsi pemegang polis AJB Bumiputera 1912. Penelitian ini dimulai dengan memberikan gambaran umum tentang Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 yang merupakan perusahaan asuransi dibidang asuransi jiwa. Perusahaan ini memiliki visi dan misi, untuk merealisasikannya perlu dibuat strategi pemasaran yang di dalamnya terdapat strategi promosi.

Strategi promosi yang efektif dapat diterapkan di perusahaan asuransi dengan menggunakan alat promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas serta personal selling. Dari kelima alat promosi AJB Bumiputera 1912 tersebut yang di prioritaskan adalah promosi personal selling.

(51)

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data sekunder, yaitu data yang berasal dari berbagai buku, literatur dan data yang berhubungan dengan penelitian. Data ini digunakan untuk membantu dan mendukung data primer yang didapatkan. 2. Data primer, yaitu data yang berasal dari pengamatan langsung di

lapangan yang merupakan hasil dari observasi, wawancara dengan pihak-pihak terkait di perusahaan asuransi dan kuesioner yang dibagikan kepada nasabah AJB Bumiputera Kantor Operasional Bogor Siliwangi.

1. Wawancara

Data Primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait di perusahaan asuransi, hasil wawancara diperoleh dari Kepala Unit Administrasi Keuangan, Kasir/Administrasi, Staff, Sekretariat, Supervisor dan agen.

2. Observasi

Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan promosi yang dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada parapemegang polis, dan secara langsung melihat cara agen berpromosi dan melayani konsumen.

3. Kuesioner

Kuesioner berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan promosi personal selling yang nantinya memberi tanggapan dengan memberikan jawaban pada kuesioner tersebut.

3.3.2. Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel dengan teknik nonprobabilitas. Sampel diambil secara purposive dari pemegang polis asuransi lalu dikuotakan sebanyak 100 responden.

(52)

3.3.3. Pengujian Kuesioner

Uji kuesioner terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, uji kuesioner tersebut dilakukan terhadap 30 responden awal.

1. Uji Validitas, suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen agar instrumen mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara data pada masing - masing pertanyaan, dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment. Rumus:

n ∑XY-∑X ∑Y

r = ... 1)

(n ∑X2 – (∑X)2 ) – ( n∑Y2 – (∑Y)2 )

Dimana :

X = skor total pernyataan Y = skor total

Nilai koefisien korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

1.Jika r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linear positif , yaitu makin besar nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen) atau sebaliknya.

2.Jika r < 0 artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen) atau sebaliknya.

3.Jika r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen).

4.Jika r = 1 atau r= -1 telah terjadi hubungan linear sempurna yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka garis makin tidak lurus.

(53)

2. Uji Reliabilitas, dilakukan jika alat ukur telah dinyatakan valid. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten dengan memperhitungkan unsur kesalahan dalam pengukuran gejala perilaku (measurement error). Uji reliabilitas diuji dengan menggunakan teknik dari Cronbach.

K Σ σb2

Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varian yang digunakan adalah :

3.3.4. Metode Pengolahan Data

Penelitian ini diawali dengan menganalisa strategi-strategi AJB Bumiputera 1912 dalam melakukan promosi secara langsung yaitu personal selling atau penjualan secara perorangan. Apakah promosi secara personal selling memiliki dampak kepada konsumen dalam mengambil keputusan untuk menjadi pemegang polis.

(54)

1. Metode Deskriptif

Metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu gejala tertentu (Travers dalam Umar, 1978). Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya proses riset. Metode riset ini dapat digunakan dengan lebih banyak segi dan lebih luas dari metode yang lain, dan memberikan informasi yang mutakhir yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai macam masalah (Gay dalam Umar, 1976).

2. EPIC Model

Salah satu metode pengukuran efektivitas promosi personal selling adalah dengan menggunakan EPIC model. Model ini mencakup empat dimensi kritis yaitu empati (empathy), persuasi (persuasion), dampak (impact), dan komunikasi (communication) (Durianto, 2003).

Tabel 1. Kode Pertanyaan EPIC model

No Dimensi Pertanyaan

1 Emphaty (E) 1 dan 2

2 Persuasion (P) 3 dan 4

3 Impact (I) 5 dan 6

4 Communication (C) 7 dan 8

(55)

Bumiputera 1912. Dimensi dampak berada pada pertanyaan nomor 5 dan 6. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui dampak dari promosi personal selling AJB Bumiputera 1912 terhadap pemegang polis berupa pengetahuan pemegang polis yang baik dan terciptanya pandangan pemegang polis yang positif terhadap personal selling AJB Bumiputera 1912. Dimensi komunikasi diwakili oleh pertanyaan nomor 7 dan 8. Kedua pertanyaan tersebut menggambarkan tentang kejelasan terhadap promosi personal selling yang dilakukan, pemahaman pemegang polis terhadap isi dari pesan yang disampaikan oleh tenaga penjual dalam promosinya.

Total pertanyaan dimensi EPIC yang diberikan kepada responden ada delapan pertanyaan. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat merepresentasikan alat analisis EPIC model. Jawaban dari kuesioner digunakan untuk mengukur efektifitas dari promosi personal selling.

(56)

a) Skor rataan

Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala likert atau skala 5. Nilai skor rataan (Rs) diperoleh melalui perhitungan adalah sebesar 0,8. perhitungan tersebut didapat melalui rumus berikut :

Rs = R (bobot) ... 4) M

Dimana :

R (bobot) = bobot terbesar-bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot

Perhitungan skor rataan untuk skala 5 atau skala likert adalah sebagai berikut :

Rs = 4 – 0 5 = 0,8

Skor rataan tersebut digunakan ke dalam rentang skala keputusan. Rentang skala tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan patokan pengambilan keputusan untuk hasil analisis EPIC model.

b) Rentang Skala Keputusan

Pembobotan untuk nilai X pada EPIC model, yaitu sebesar : Tabel 2. Bobot nilai EPIC model

Kriteria Jawaban Bobot Nilai Sangat Tidak Setuju 0

Tidak Setuju 1

Cukup 2 Setuju 3

Sangat Setuju 4

(57)

Tabel 3. Rentang skala keputusan EPIC model

Kriteria Rentang Skala

Sangat Tidak Efektif 0,0 – 0,8

Tidak Efektif 0,8 – 1,6

Cukup Efektif 1,6 – 2,4

Efektif 2,4 – 3,2

Sangat Efektif 3,2 – 4,0

Posisi keputusan diatas memiliki rentang skala keputusan 0,8, jika diinterpretasikan nilai x berada dalam rentang 0,0 sampai 0,8 promosi dikatakan sangat tidak efektif. Nilai x yang dihasilkan di dalam rentang 0,8 sampai 1,6 dikatakan promosi yang dilakukan tidak efektif. Nilai x yang dihasilkan berada di dalam rentang 1,6 sampai 2,4 dikatakan promosi yang dilakukan cukup efektif. Nilai x yang dihasilkan berada di dalam rentang 2,4 sampai 3,2 dikatakan promosi yang dilakukan efektif. Jika nilai x yang diperoleh berada di dalam rentang 3,2 sampai 4,0 promosi dikatakan sangat efektif. Nilai x dihasilkan dari analisis tabulasi sederhana, yang merupakan perkalian antara bobot dengan jumlah responden yang memilih kategori tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah total responden.

c) Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah dengan rumus sebagai berikut:

fi

P = x 100% ... 5) Σfi

Dimana :

P = presentase responden memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu

(58)

Kemudian menentukan nilai X untuk masing-masing dimensi dengan menggunakan rumus berikut :

X = Σ (bxj) ... 6)

Dimana : b = bobot

j = jumlah responden yang memilih kategori tersebut.

d)Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus berikut :

EPIC Rate = X Empati + X Persuasi + X Dampak + X Komunikasi ... 7) 4

3.Tanggapan konsumen terhadap promosi personal selling, menggunakan rumus :

Model Fishbein n

A0 = ∑ biei ... 8)

i=1

Model ini pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude Toward The Object), yaitu sikap seseorang terhadap sebuah objek yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat pada objek tersebut. A0 = Sikap konsumen terhadap atribut promosi AJB Bumiputera

1912

bi = Kekuatan keyakinan konsumen bahwa AJB Bumiputera

1912 memiliki atribut i

ei = evaluasi kepentingan terhadap atribut promosi ke-i yang

(59)

Komponen ei menggambarkan evaluasi pentingnya suatu atribut promosi bagi konsumen dalam menarik minat konsumen utuk membeli produk asuransi. Konsumen belum memperhatikan nama merek perusahaan asuransi ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut promosi tersebut. Skala pengukuran menggunakan lima tingkatan skala, yaitu 5 untuk sangat penting, 4 untuk penting, 3 untuk cukup, 2 untuk tidak penting, 1 untuk sangat tidak penting.

Komponen bi menunjukkan seberapa kuat keyakinan konsumen bahwa AJB Bumiputera memiliki atribut promosi yang diberikan. Skala pengukuran juga menggunakan lima tingkatan skala, yaitu 5 untuk sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 untuk netral, 2 untuk tidak setuju, 1 untuk sangat tidak setuju.

Komponen A0 menunjukkan penilaian sikap responden

(60)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang, Jawa Tengah dengan nama “Onderlingen Levensverzekering Maatschappij Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda” atau disingkat O.L.Mij. PGHB. Perusahaan ini digagas dan didirikan oleh Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru di Yogyakarta yang juga sekretaris Boedi Oetomo – sebuah organisasi yang mempelopori gerakan kebangkitan nasional, dua orang guru lainnya yaitu Mas Karto Hadi Soebroto dan Mas Adimidjodjo turut mendirikan perusahaan ini, masing-masing sebagai Direktur dan Bendahara. R. Soepadmo dan M. Darmowidjodjo bersama kelima pendiri yang juga anggota O.L.Mij. PGHB ini menjadi pemegang polis yang pertama.

Bumiputera memulai usahanya tanpa modal. Pembayaran premi pertama oleh kelima tokoh tersebut dianggap sebagai modal awal perusahaan, dengan syarat Uang Pertanggungan tidak akan dibayarkan kepada ahli waris Pemegang Polis yang meninggal sebelum berjalan tiga tahun penuh. Para pengurus saat itu juga tidak mengharapkan honorarium, sehingga mereka bekerja dengan sukarela.

(61)

Pada tahun 1921, perusahaan pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1934 perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin dan Ujung Pandang. Dengan semakin berkembangnya AJB Bumiputera 1912, maka pada tahun 1958 secara bertahap kantor pusat dipindahkan ke Jakarta, dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB Bumiputera 1912 berdomisili di Jakarta.

Selama lebih sembilan dasawarsa, Bumiputera telah berhasil melewati berbagai rintangan yang amat sulit, antara lain pada masa penjajahan, masa revolusi, dan masa-masa krisis ekonomi seperti sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997.

Salah satu kekuatan Bumiputera adalah pada kepemilikan dan bentuk perusahaannya yang unik, dimana Bumiputera adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk ”mutual” atau ”usaha bersama”, artinya pemilik perusahaan adalah para pemegang polis, bukan pemegang saham. Jadi perusahaan tidak berbentuk PT atau Koperasi. Hal ini dikarenakan premi yang diberikan kepada perusahaan sekaligus dianggap sebagai modal. Badan Perwakilan Anggota yang merupakan perwakilan para pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi, dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.

Kantor pusat saat ini berada di Jakarta, pengurus Bumiputera mengendalikan perusahaan yang jaringannya tersebar di seluruh penjuru tanah air dan melakukan hubungan intenasional dengan rekan-rekan di negara lain. Sekitar 2.900 karyawan, 18.000 agen dan 610 kantor, melayani lebih dari 9 juta pemegang polis dan peserta.

Pengurus juga mengendalikan kelompok usaha Bumiputera yang terdiri dari anak-anak perusahaan, asosiasi dan penyertaan, antara lain : Anak Perusahaan/Yayasan :

(62)

3. PT. Mardi Mulyo (Penerbitan dan Percetakan) 4. PT. Eurasia Wisata (Tour dan Travel)

5. Bank Bumiputera Indonesia (Perbankan) 6. PT. Informatics OASE (Teknologi Informasi) 7. PT. Bumiputera Multimedia (Rumah Produksi)

8. PT. Bumi Wisata (Perhotelan : Bumi Wiyata Hotel-Depok, Hyatt Regency-Surabaya)

9. PT. Bumiputera Mitrasarana (Jasa Konstruksi)

10. Yayasan Dharma Bumiputera (Pendidikan STIE Dharma Bumiputera)

11. Yayasan Bumiputera Sejahtera (Pengelola Kesejahteraan Karyawan)

12. Dana Pensiun Bumiputera (Pengelola Dana Pensiun Karyawan) 13. Koperasi Masyarakat Bumiputera (Koperasi Pemegang Polis

Bumiputera) Asosiasi / Penyertaan :

1. PT. Bumiputera BOT Finance (Leasing dan Financing) 2. PT. Bapindo Bumi Sekurutas (Sekuritas)

3. PT. Damai Indah Padang Golf (Pengelola Padang Golf) 4. PT. Sukapraja Padang Golf (Pengelola Padang Golf) 5. PT. Preton Nusantara (Pengelola Padang Golf) 6. PT. Kyoei Medical Center (Medical Check Up)

7. PT. Langen Kridha Pratyangga (Pengelola Padang Golf) 8. PT. Pembangunan Jaya (Kontraktor)

9. PT. Dago Endah (Pengelola Padang Golf)

10. PT. Pondok Indah Padang Golf (Pengelola Padang Golf) 11. Asean Re, Ltd (Pengelola Padang Golf)

Gambar

Gambar 1. Konsep inti pemasaran (Kotler, 1997).
Gambar 2. Proses personal selling (Swastha dan Sukotjo, 2000)
Gambar 3. Tahap-tahap proses pengolahan Informasi (Engel et al.,1995)
Gambar 4. Proses Persepsi (Setiadi, 2003)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketua atau anggota pengusul yang sedang dan atau akan mendapatkan pendanaan pengabdian dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM)

Evaluasi ini juga tidak hanya dilaksanakan sekali, akan tetapi akan berjalan berkala agar bisnis tersebut menghasilkan laba yang optimal dan hasil evaluasi juga dapat

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika

Akibatnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai mata pelajaran hafalan, yang penting peserta didik dapat dalil politik, lembaga-lembaga

Physical Activity During Leisure Time and Primary Prevention of Coronary Heart Disease: An Updated Meta-Analysis of Cohort Studies.. European Journal of

Dengan begitu akan menjadi perhatian, “Bagaimana pun keadaan keturunan Ibrahim as, darinya akan berlangsung silsilah kenabian, sementara orang lain akan dihalangi

sedangkan yang dilakukan pada untuk mengatisipasi pasien yang belum Kemudian ada juga penelitian yang dilakukan oleh Nuning Versianita, Rini Sovia dan l “Perancangan

Perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampel 5 bagian cairan penyari dimasukkan