• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan

4.1.3. Struktur Organisasi

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan.

Visi AJB Bumiputera 1912 adalah Bumiputera ingin menjadi Asuransinya Bangsa Indonesia. Sedangkan Misi yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912 adalah menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat Indonesia, dengan :

1. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan bangsa Indonesia,

2. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong royong,

3. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera,

4. Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial.

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada Kantor Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 secara keseluruhan terdiri dari wewenang, tugas dan tanggung jawab. Struktur organisasi tergambar dalam Gambar 7 sebagai berikut :

Gambar 7. Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912

Badan perwakilan Anggota

Dewan Komisaris Divisi Asuransi Jiwa Perorangan Direksi Kantor Cabang Divisi Jiwa Kumpulan Divisi Asuransi Jiwa Syariah Kantor Operasional Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Operasional Kantor Operasional Agen Supervisor Kep. Unit operasional

Kep. Unit Adm. Keuangan - Departemen Perencanaan Perusahaan - Departemen Pengendalian - Departemen Hukum - Departemen Teknologi informasi - Departemen Akuntansi - Departemen SDM - Departemen Umum - Departemen Keuangan - Departemen Aktuaria - Departemen Pertanggungan - Departemen Klaim - Departemen Konservasi - Kasir - Staff - Sekretariat -Agen Debit -Agen Produksi

Tugas dan tanggung jawab :

Badan Perwakilan Anggota (BPA) merupakan perwakilan pemegang polis dari beberapa wilayah bagian di Indonesia. Anggota dipilih lima tahun sekali oleh seluruh nasabah. Tugas BPA diantaranya, adalah : Menetapkan garis-garis besar haluan perusahaan, Memilih dan membentuk direksi Bumiputera dan Mengawasi dan mengendalikan kinerja perusahaan beserta anak perusahaan didalamnya.

Direksi sebagai Direktur pelaksana yang dibantu oleh wakil-wakil direksi bertugas menjalankan garis-garis besar haluan perusahaan yang disampaikan pemegang polis melalui Badan Perwakilan Anggota. Direksi membentuk tiga divisi pemasaran yang terdiri dari Divisi Asuransi Jiwa Perseorangan, Divisi Asuransi Jiwa Kumpulan, dan Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

Divisi terbagi menjadi tiga divisi, yaitu : Divisi Asuransi Jiwa Perorangan yang bertanggung jawab dalam manggarap pasar kelas menengah dan menengah bawah, Divisi Asuransi Jiwa Kumpulan yang bertanggung jawab dalam menggarap pasar-pasar institusi, dan Divisi Asuransi Jiwa Syariah yang dibentuk untuk merespon kebutuhan pasar atas Asuransi Syariah guna meningkatkan market share. Setiap divisi membawahi kantor cabang, dibentuknya kantor cabang guna mempermudah pelaksanaan operasional maupun pelayanan kepada pemegang polis. Hingga saat ini sudah terdapat 46 kantor cabang yang dipimpin oleh pimpinan cabang di seluruh Indonesia.

Masing-masing kantor cabang membawahi beberapa kantor operasional. Kantor operasional dibentuk agar pemegang polis mendapat pelayanan yang optimal dari perusahaan. Saat ini sudah ada di seluruh Indonesia kurang lebih 540 kantor operasional, dan Kantor Operasional Siliwangi berada di bawah Kantor Cabang Bogor.

Kepala Unit Operasional memiliki tugas dan tanggung jawab bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan yang ada di kantor operasional, terutama tercapainya anggaran income. Sedangkan tugas dan tanggung jawab dari KUAK (Kepala Unit Administrasi dan Keuangan) adalah melaksanakan program kerja kantor operasional khususnya dalam bidang administrasi dan keuangan, mengelola dana di kantor operasional, membina dan mengembangkan pegawai administrasi, melaksanakan dan mengawasi tertib administrasi dan keuangan, melakukan kegiatan pelayanan kepada pemegang polis, agen dan supervisor.

Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) membawahi kasir, staff dan sekretariat yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Kasir memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pemegang kas, Menyelenggarakan administrasi provisi, produksi dan pembukuan premi, pembuatan daftar gaji setiap bulan dalam unit kerja, menyusun pajak rampung dan penyetoran pajak sebelumnya. Staff sebagai pemproses aplikasi administrasi dan support kepada agen. Dan sekretariat memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap segala urusan yang berkaitan dengan kesekretariatan.

Supervisor memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membina dan mengawasi agen dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai sasaran dari anggaran yang telah ditargetkan. Sedangkan agen di dalam perusahaan AJB Bumiputera terdiri dari dua bagian yaitu agen debit dan agen produksi yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab, yaitu : Agen Penagihan atau Debit bertugas dalam melakukan penagihan atau konservasi serta pelayanan terhadap pemegang polis asuransi dan Agen Produksi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mencari pemegang polis baru.

4.1.4. Promosi

Strategi promosi yang dilakukan oleh kantor pusat AJB Bumiputera terdiri dari lima alat promosi yaitu : periklanan melalui surat kabar dan televisi; promosi penjualan melalui pameran; humas dan publisitas melalui seminar dan menjadi sponsor; personal selling tetapi hanya dalam penetapan kebijakan; dan pemasaran langsung melalui internet dan media telekomunikasi (fax dan telepon). Sedangkan promosi yang dilakukan kantor cabang AJB Bumiputera 1912 adalah personal selling agen karena promosi yang paling diandalkan oleh AJB Bumiputera 1912 adalah promosi personal selling dengan menggunakan tenaga penjual atau agen.

4.1.5. Pelatihan

AJB Bumiputera 1912 telah melakukan pelatihan kepada agen baru dan lama. Untuk agen baru dilatih sebanyak tiga kali dalam satu tahun, kurun waktu pelatihan tersebut selama satu minggu yang diadakan di kantor cabang setempat. Waktu pelatihan tersebut tidak tentu berdasarkan banyaknya agen baru secara keseluruhan yang berada di kantor cabang setempat minimal 20 orang, baru bisa mengadakan pelatihan dengan tujuan efesiensi dana pendidikan dan pelatihan.

Untuk agen lama mengikuti pelatihan ketika agen tersebut mengalami penurunan dalam produksinya yang dinamakan pelatihan LBD (learning by doing) diharapkan agar para agen menjadi semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya, bisa menaikkan produksinya lagi serta pengetahuannya dan keterampilannya dalam berkomunikasi semakin bertambah. Untuk seluruh agen lama juga ada pelatihan yang sifatnya wajib diikuti biasanya dilakukan di luar kantor selama beberapa hari.

4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data

Dokumen terkait