• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resistensi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (KB) (Studi di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Resistensi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (KB) (Studi di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

Resistensi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (KB)

(Studi di Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

DliyaunNajihah 201210030311001

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ِها مسب

Segala yang ada memiliki asal yang sama, untuk itu dari Allah kembali ke Allah. Alhamdulillahirobbil „Alamiin. Tanpa kuasa-Nya tidak akan pernah ada karya ini yang didedikasikan kepada mereka yang tak pernah penulis lupakan kehadiran dan perannya. Atas dua nikmat yaitu nikmat sehat dan nikmat sempat yang mana hingga saat ini penulis masih diberi kelancaran dalam menyusun laporan akhir sebagai persyaratan kelulusan jenjang strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang ini. Tak lupa salawat serta salam untuk Rasul-ku Muhammad SAW yang selalu menyatakan dengan tegas kepada ummatnya agar hati-hati “Ummati!!! Ummati!!!” yang mana semoga kita tidak pernah lupa akan mukjizatnya yang akan menjadikan syafa’at kita kelak.

Segala yang ada dibumi menjadikan kita contoh bagaimana kita bersikap kepada bumi. Karya ini bukan semata-mata karya yang menakjubkan tanpa ada beberapa dukungan, pesan, kritikan dan tambahan dari beberapa pihak. Meski tak selamanya cela namun tetap akan kuhaturkan ucapan terimakasih terdalam bagi mereka yang sudah membantu penulis menyelesaikan “Resistensi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB) : (Studi di Desa Penambangan

Kecamatan Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo)” ini.

(6)

v

1. Drs. Fauzan M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Asep Nurjaman M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Oman Sukmana, M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

4. Dosen pembimbing, Bapak Dr. Masduki M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Luthfi J. Kurniawan, S.Sos selaku Dosen Pembimbing II skripsi ini. Dosen penguji Dra. Su’adah, M.Si dan Dr. Fauzik Lendriyono, M.Si.

Terima kasih untuk beberapa masukan, karya ini tak akan menjadi lebih baik tanpa beberapa masukan dewan penguji.

5. Ibu Hesti Puspitosari, M.Si Selaku Dosen Wali Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Angkatan 2012

6. Juga segenap jajaran Dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang. 7. Untuk bapak dan Ibuk. Yang selalu tanya “Kapan pulang?” di tahun ke-10

rantauan penulis. Yang menggantikan kata Lelah penulis menjadi LiLLAH. Terima kasih untuk segalanya, semoga Allah merahmati bapak ibu. Aamiin 8. Untuk beberapa informan desa Bapak Kades Fahmi Rosyidi S.Ikom, ibu

Bidan Umi Hamdi Amd. Keb yang sudah rela di ganggu. Segenap subjek penelitian yang sudah berpartisipasi dalam karya penulis.

(7)

vi

10.Untuk teman kamar, teman kos. Lita, Feni endel, Uswah, Nanik dan Dewi. Terima kasih untuk rempongnya kalian, sudah hibur penulis, ingat kesehatan penulis, sudah temani penulis selama masa panjang penggarapan tugas ini. Untuk Rosalina Kumala Dewi sudah mau direpotin penulis.

11.Untuk Ces teman segalanya.

12.Semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan skripsi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terutama yang rela penulis ajak kejar-kejaran dengan dosen pembimbing, informan dan subjek penelitian.

Penulis pribadi menyadari banyak kekurangan yang ada pada skripsi ini karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan. Segala kritik, saran serta masukan lainnya yang membangun begitu penulis harapkan atas kesalahan dan kekurangan demi kebaikan bersama. Kendati demikian, penulis juga berharap agar karya ini bermanfaat khususnya bagi kalangan yang menjadikan skripsi penuis sebagai rujukan atau referensi karya tulis lainnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin ya Rabbal‟alamiin

Malang, 28 Oktober 2016

(8)

xvi DAFTAR ISI

LEMBAR LOGO... i

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv I. Latar Belakang Masalah ... 1

II. Rumusan Masalah ... 11

III.Tujuan Penelitian ... 12

IV.Manfaat Penelitian... 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA I. Penelitian Terdahulu ... 14

II.Kajian Teori ... 16

1. Teori Resistensi ... 16

2. Teori Fertilitas dan Mortalitas ... 18

III. Kerangka Konsep ... 28

1. Konsep Bonus Demografi ... 28

IV. Masyarakat ... 31

1. Pengertian Masyarakat ... 31

(9)

xvii

3. Masyarakat Setempat ... 34

V. Konsep Kebijakan ... 35

VI. Konsep dan Definisi Keluarga Berencana ... 37

1. BPMPKB Kabupaten Sidoarjo ... 37

2. Konsep KB ... 38

3. Sejarah Program KB ... 41

4. Tujuan Program KB... 42

5. Pendekatan Program KB ... 43

6. Metode-metode Kontrasepsi ... 43

VII.Keluarga Berencana Sebagai Kebijakan ... 44

VIII. Kesejahteraan Sosial dalam Kependudukan ... 45

BAB III : METODE PENELITIAN I. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 48

II. Lokasi Penelitian ... 48

III. Teknik Penentuan Subyek Penelitian ... 49

1. Data Primer ... 49

2. Data Sekunder ... 51

IV. Teknik Pengumpulan Data ... 51

(10)

xviii

3. Penggambaran Kesimpulan... 56

VI. Teknik Keabsahan Data ... 56

1. Perpanjangan Pengamatan ... 57

2. Presisten Observation (pengamatan yang berkesinambungan) ... 57

3. Triangulasi ... 57

4. Menggunakan Referensi ... 58

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 59

1. Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo ... 59

2. Gambaran Umum Kecamatan Balongbendo... 62

3. Gambaran Umum Desa Penambangan ... 64

II.Subjek Penelitian ... 68

III. Profil Keluarga Subjek Penelitian ... 70

1. Subjek I (Ibu Umani) ... 70

IV. Resistensi Masyarakat Terhadap Program KB ... 79

1. Alasan-alasan Resistensi ... 79

2. Bentuk-bentuk Resistensi ... 82

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resistensi ... 87

(11)

xix

1. Analisis Resistensi Masyarakat Terhadap Program KB ... 98

2. Analisis Teori ... 102

3. Tabel Subjek Penelitian ... 107

VI. Hasil Pembahasan... 109

BAB V : PENUTUP I. Kesimpulan ... 111

II.Saran ... 111

(12)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tingkat Prevelensi Peserta KB Aktif tahun 2015 – Kabupaten Sidoarjo

... 10

Tabel 2.1 : IndikatorKinerjaTujuan ... 42

Tabel 4.1 : Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Setiap Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo ... 60

Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia tahun 2015 ... 64

Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 66

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 67

Tabel 4.5 : Daftar Informan Penelitian ... 68

Tabel 4.6 : Daftar Subjek Penelitian ... 69

Tabel 4.7 : Identitas Keluarga Subjek I... 70

Tabel 4.8 : Identitas Keluarga Subjek II ... 72

Tabel 4.9 : Identitas Keluarga Subjek III ... 74

Tabel 4.10 : Identitas Keluarga Subjek IV ... 75

Tabel 4.11 : Identitas Keluarga Subjek V ... 77

Tabel 4.12 : Identitas Keluarga Subjek VI ... 78

Tabel 4.13 : Tanggapan Informan Penelitian ... 107

(13)

xxi

DAFTAR GAMBAR

(14)

xxii

DAFTAR BAGAN

(15)

113

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adi, Isbandi Rukminto.2012.Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial : Pembangunan dan Pelayanan Sosial. Bandung : STKS

Agustino, Leo.2006.Politik & Kebijakan Publik.Bandung : AIPI – Puslit KP2W Lemlit Unpad

Alisjahbana.2005.Sisi gelap Perkembangan Kota.Yogyakarta : Laksbang Pressindo

Al-Quran dan Terjemahannya Departemen Agama RI.2005.Bandung : PT. Syaamil Cipta Media.

BAPPEDA, BPS.2013.Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013.Sidoarjo : BAPPEDA Kabupaten Sidoarjo

BAPPEDA.2015.Revisi Dokumen Rencana Strategis (Restra) 2010-2015.Sidoarjo : BAPPEDA Kabupaten Sidoarjo

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).1995.25 Tahun Gerakan Keluarga Berencana.Jakarta : BKKBN

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).2007.Analisis dan Evaluasi Dampak Program KB terhadap Fertilitas dan Aspek

Kependudukan di Indonesia Tahun 2006.Jakarta : BKKBN

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).2013.AGAMA DAN KELUARGA BERENCANA:Politik Reproduksi Islam Salafi Paska Orde

Baru, Studi Kasus di Profinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sulawesi

Selatan.Jakarta : BKKBN

Black, James A.2001.Metode dan Masalah Penelitian Sosial.Bandung : PT Refika Aditama

Bloom, D E, D Canning and J Sevilla. 2003. The Demographic Dividend: A New Perspective on the Economic Consequences of Population Change :

Population Matters Series. Santa Monica, California : Rand.

(16)

114

Direktorat Analisis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Hujanikajenong, Agung.2006.Resistensi Gaya Hidup; Teori dan Realita editor: Alfathri Adlin.Yogyakarta: Jala Sutra

Idrus, Muhammad.2002.Metode Penelitian Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Kartono, Kartini.1996.Pengantar Metodologi Riset Sosial.Bandung : Mandar Maju

Koentjaraningrat.2009.Pengertian Ilmu Antropologi.Jakarta : Rineksa Cipta Kollman, Nathalie dan Emmy LS.1997.Keluarga Berencana dari Perspektif

Perempuan.Jakarta :YLKI dan The Ford Foundation

Lembaga Demografi FE UI.2010.Dasar-dasar Demografi.Jakarta : Salemba Empat

Mantra, Ida Bagoes.2006.Demografi Umum Edisi Kedua.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mason, Andrew. (2005). Demographic Transition And Demographic Dividends in Developed and Developing Countries. United Nations Expert Group Meeting On Social And Economic Implications Of Changing Population

Age Structure.

Moleong, J. Lexy.2005.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Milles, dan Hubberman.1992.Analisis Data Kualitatif.Jakarta : Universitas Indonesia

Nugroho, Riant.2003.Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.Jakarta : Gramedia

Pujileksono, Sugeng.2016.Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Perspektif Pemenuhan Keadilan & kesejahteraan Sosial

Masyarakat.Malang : Setara Press

Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial.2005.Mengenal Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.Malang : Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP UMM

(17)

115

Singarimbun, Masri.1975.Faktor-faktor Social-Budaya Yang Mempengaruhi Fertilitas dan Mortalitas.Yogyakarta : Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM

Soelaeman, M. Munandar.2005.Ilmu Sosial Dasar; Teori dan Konsep.Bandung : Refika Aditama

Soekanto, Soejono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : Raja Grafindo Persada

________________.2013.Sosiologi Suatu Pengantar cetakan ke-Empat Puluh Lima.Jakarta : Rajawali Pers

Soekarno, SD.2003.Public Policy.Surabaya : Universitas Airlangga Press Sugiyono.2006.Metode Penelitian Administratif.Bandung : Alfabeta

________.2014.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.Bandung : PT.Rosdakarya Offset

Suharto, Edi.2005.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Bandung : PT. Refika Aditama

Sukeni, Ni Nyoman.2009.Hegemoni Negara dan Resistensi Perempuan.Denpasar : Udayana University Press

Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan, Keluarga dan Lingkungan.Yogyakarta : Kanisius

R.M. Maclver dan Charles H. Page.1936.Society an Introductory Analysis.Mac Milan 2 Co Ltd.

Yustinus, Semium OFM.2006.Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud.Yogyakarta : Kanisius

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori-Aplikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Jurnal

Global Leaders Council.2011.Family Planning Promotes the Demographic Dividend.Washington D.C : Aspen Institute.pdf dapat di akses di www.aspeninst.org/GHD

(18)

116

http://links.jstor.org/sici=0013-0079%28195604%294%3A3%3C211%3ASSAFAA%3E2.0.CO%3B2-U John Ross.2004.Understanding the Demographic Devidend.Washington D.C :

Policy Project

Population Action International Healthy Families Healthy Planet.2013.10 Things You Should Know About Family Planning and The Demographic

Devidend.USA Washington D.C

Vinthagen, Stellan and Anna Johansson.2013.Everyday Resistance:Exploration of a Concept and its Theories.Resistance Studies Magazine : University West, Sweden

Sumber Lain

Buku Saku Kemensos RI.2010.Materi Penyelenggaraan Bimbingan Kesejahteraan Sosial Keluarga (BKSK).Jakarta.pdf

Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UI.2015.Analisis Bonus Demografi Sebagai Kesempatan Memacu Perpercepatan Industri di

Indonesia.pdf

Luca Silipo.2009.The Truth About Demographic Dividend in Asia.Jurnal Flash Economic diterbitkan oleh Naxitis.pdf

Materi International Conference on Family Planning di Addis Ababa Ethiopia pada tanggal 12-15 November 2013 oleh Population Reference Bureau.Pdf Skripsi

Hanna Justicia Simanjuntak.2008.Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur, Jenis Kelamin, Agama dan Suku Terhadap Penerimaan Dan Penolakan

(19)

117 Kitab Hukum

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014

Restra Kesehatan tahun 2015 – 2019 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019)

Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3039

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Situs Web

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidoarjo tahun 2015. http://bpmpkb.sidoarjokab.go.id/statis-2-visidanmisi.html diakses pada tanggal 31 Maret 2016.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) Kabupaten Sidoarjo http://disdukcapil.sidoarjokab.go.id/?go=cp_prolay/prolay&kdprolay=16&

tx=RGF0YSBLZXBlbmR1ZHVrYW4= diunduh hari Jum’at 19 juni 2015 pukul 14:02 WIB

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPJA) BPMPKB Kabupaten

Sidoarjo.2015 data diunduh dari situs resmi

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kebijakan kependudukan dibedakan ke dalam dua tujuan. Pertama, kebijakan yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Kedua, kebijakan yang bertujuan pada perbaikan tingkat sosial dan ekonomi, seperti pengaturan migrasi, kebijakan pelayanan terhadap penduduk usia lanjut, serta kebijakan-kebijakan berkualitas yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi.

Kebijakan kependudukan yang berorientasi secara umum sifatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan kependudukan yang pronatalis dan kebijakan kependudukan yang antinatalis. Kebijakan kependudukan yang banyak dianut saat ini adalah yang antinatalis. Kebijakan ini mempunyai tujuan utnuk menurunkan angka kelahiran. Negara-negara yang menjalankan program KB termasuk ke dalam kelompok negara yang antinatalis.

Dibenua Asia kebijakan kependudukan dibagi menjadi dua, yakni pengikut kebijakan anti natalis dengan pengikut kebijakan pronatalis, sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut:

(21)

2

mencapai jumlah stau milyar. Negara-negara pronatalis, terdiri dari Asia Barat yang sebagian sebagian penduduknya bangsa Arab yang beragama Islam, dan Kuwait yang menganut kebijakan pronatalis. Selain itu beberapa negara belum memiliki kebijakan kependudukan yang jelas. (Lembaga Demografi FEB UI 2010 : 264-266).

Kebijakan kependudukan di Indonesia telah dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Pada saat itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menyadari bahwa kepadatan penduduk di pulau Jawa semakin tinggi. Hingga Sensus Penduduk (SP) pertama yang dilakukan di Jawa pada tahun 1905 menunjukkan bahwa penduduk Jawa telah mencapai 30 juta Jiwa. Pemerintah kolonial kemudian mulai memikirkan adanya proyek pemukiman kembali (resettlememt) yakni penempatan petani-petani dari daerah di pulau jawa yang padat penduduknya, ke desa-desa baru yang disebut “koloni” di daerah-daerah di luar Jawa yang belum ada atau sedikit

penduduknya. Hal ini juga dipandang sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah kemiskinan. Oleh sebab itu, kebijakan ini kemudian dikenal sebagai kebijakan kolonisasi (Lembaga Demografi FE UI 2010 : 266).

(22)

3

ditekankan pada upaya untuk mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk, persebaran, kepadatan dan struktur umur penduduk. Dengan menggunakan strategi pendekatan yang berbeda, sesuai dengan perubahan sosial yang dihadapi dan ketersediaan sumber daya, program ini disosialisasikan ditengah-tengah masyarakat dengan intensitas dan aksentuasi yang berbeda pula. (BKKBN,1995:35)

Sejarah keluarga berencana (KB) di Indonesia dimulai pada tahun 1950-an, didasarkan atas keprihatinan sekelompok individu yang terdiri dari dokter, para ibu, sarjana hukum dan sebagainya, terhadap keadaan kesehatan perempuan pada saat itu. Menurut dokter Kartono Mohamad, saat itu angka kematian ibu mencapai angka sekitar 800/100.000. Pada saat itu perempuan banyak menderita sakit dan mengalami kematian terutama sewaktu hamil dan melahirkan, bahkan sesudahnya. Hal ini terjadi karena jumlah kehamilan yang terlalu dekat jaraknya, terlalu sering hamil, terlalu sering keguguran atau sering melahirkan yang mengakibatkan banyak anak (Kollman, 1997:13).

(23)

4

perkotaan tapi di pedesaan pun kebutuhan KB mulai terasa penting bagi keluarga (Kollman, 1997:73).

Meskipun program KB di Indonesia cukup diakui keberhasilannya di kalangan internasional, banyak kritik yang diajukan terhadap keberhasilan Indonesia ini. Kritikan tersebut antara lain adalah menyangkut pelaksanaan KB karena kebijakan ini mendapat kritikan luas terutama karena menyangkut masalah hak asasi manusia.

Banyak pasagan muda yang saat ini memiliki empat anak. Ini

menunjukkan program KB dengan dua anak cukup masih belum berjalan

sesuai dengan semestinya,” menurut penjelasan Surya Chandra Surapaty

ketua BKKBN saat mengisi seminar Nasional Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Dalam Rangka memperingati Hari Kontrasepsi se-Dunia Tahun 2016 di Hotel Atria Malang

pada hari senin 26 September 2016.

(http://malangkota.go.id/2016/09/27/bkkbn-gencarkan-program-keluarga-berencana/ diakses pada tanggal 5 oktober 2016)

(24)

5

Partisipasi KB yang rendah terjadi dipedesaan karena keterbatasan alat kontrasepsi, tetapi diperkotaan yang tersedia alat kontrasepsi melimpah tidak pula membuat angka partisipasi tinggi. Bahwa selama ini penelitian lembaga lain tidak mengaitkan fenomena tren penurunan partisipasi Keluarga Berencana (KB) dengan pandangan keagamaan tertentu (http://www.satuharapan.com/read-detail/read/agama-faktor-penurunan-partisipasi-keluarga-berencana diakses pada 4 Oktober 2016)

Hal inilah termasuk alasan yang mewakili bahwa program KB tidak sepenuhnya berhasil bahwa media tidak sepenuhnya mengaitkan penelitian lembaga lain mengenai fenomena penurunan partisipasi Keluarga Berencana (KB) dengan pandangan keagamaan atau kelompok golongan tertentu. Hal ini menjadikan argumentasi penulis tentang agama sebagai salah satu faktor partisipasi KB yang tergolong rendah. Bisa dari segi strategi program KB pada masa Orde Baru dulu. Diawali dengan kekeliuan strategi program Orde Baru yang mana dahulu KB hanya melibatkan kalangan Islam seperti NU-Muhammadiyah sehingga kalangan Islam non-mainstream merasa tersisihkan dan tidak memiliki kesempatan menyuarakan pendapatnya.

Hal ini semakin kuat berdasarkan penelitian BKKBN berjudul Agama

dan Keluarga Berencana “Politik Reproduksi Islam Salafi Paska Orde

Baru” Studi Kasus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sulawesi

Selatan, ketika sebagian kalangan Islam non-mainstream beranggapan

(25)

6

keagamaan dibandingkan kalangan Islam mainstream Muslim di Indonesia yang didomisili oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Pandangan lain yang berkaitan dengan KB berdasarkan faktor teologis yakni bersumber dari Al-Quran dan Hadits yang ditafsirkan tidak mendukung KB. Selain itu ada pro dan kontra mengenai KB sebagai pengaturan dan mengatasi kelahiran. Dalam relasi gender, rata-rata perempuan tidak berhak mengambil keputusan tentang jumlah anak sehingga dapat diartikan perempuan tidak berhak atas tubuhnya sendiri

Dewasa ini, resistensi terhadap program KB bukanlah hal baru di indonesia. Munculnya suatu perlawanan biasanya didorong oleh suatu hal, seperti adanya perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara kelompok yang berkuasa dengan kelompok yang dikuasai merupakan ciri adanya konflik dalam organisasi sosial. Kepentingan tersebut bukan hanya di bidang material, tetapi juga dalam budaya, harga diri, politik dan ekonomi.

(26)

7

Fenomena resistensi di masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo mencakup beberapa hal termasuk diantaranya adalah argumentasi secara teologi. Kajian ini dilatarbelakangi karena sebagian besar masyarakat desa Penambangan memiliki banyak ada dan paling sedikit memiliki 3 anak. Beberapa alasan terjadinya fenomena tersebut diantaranya dapat diuraikan sebaai berikut: 1) Masyarakat lebih memilih KB sebagai pengaturan kelahiran tanpa melepas masalah mencegah kehamilan, sehingga masyarakat lebih tidak sepakat dengan pembatasan dua anak saja; 2) Masyarakat lebih memilih tidak menggunakan KB berdasarkan surah AL-Israa’ ayat 31 yang berbunyi “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada

mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu

dosa yang besar.”; 3) Selain itu masyarakat lebih memilih tidak menggunakan KB dengan alasan ingin memperbanyak ummat Islam sehingga dapat menghambat konspirasi negara Barat yang lebih cenderung menginginkan pembatasan pada masyarakat ; 4) Beberapa masyarakat lebih memilih memilik anak lebih dari 3 dan tidak menggunakan KB dikarenakan mereka lebih mampu secara ekonomi dan dapat mengatasi konsekuensi yang didapat.

(27)

8

pentingnya ber-KB dengan menggunakan argumentasi keagamaan. Sedangkan Islam fundamental lainnya lebih memilih menolak KB yang diadakan pemerintah kabupaten Sidoarjo.

Sejarah Lembaga Dakwah Islam Indonesia(LDII) yang pada awal mula berdirinya pada 3 Januari 1972 di Surabaya,Jawa Timur bernama Yayasan Lembaga Karyawan Islam(YAKARI) yang kemudian dirubah menjadi Lembaga Karyawan Islam(LEMKARI) didirikan oleh : Drs.Nur Hasyim, Drs.Edi Masyadi, Drs.Bahroni Hertanto, Soetojo Wirjo Atmodjo BA. Dan Wijono BA (http://ldii-balongbendo.blogspot.co.id/p/sejarah.html diakses pada tanggal 13 Oktober 2016) disinilah awal mula penyebaran LDII hingga sampai pada Surabaya dan sekitarnya.

Sedangkan PII dan HTI berkembang dengan beberapa perkembangan. PII sendiri berkembang dengan adanya yayasan pondok pesantren Al-Islam cabang dari Al-Islam Gumuk Solo, dengan beberapa cabang lainnya yang tersebar di beberapa kota di pulau Jawa. Sedangkan HTI di Sidoarjo berkembang seperti perkembangan gerakan islam lainnya di seluruh Indonesia. Sekitar tahun 1990-an ide-ide dakwah HTI merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan dan perumahan. HTI juga menjadi pecahan dari salafi modern dalam beberapa literatur yang mencakupi kajian tentang perkembangan salafi di Indonesia, berawal dari perkembangan awal di mesir pada era sebelum reformasi hingga setelah reformasi (BKKBN, 2013:5)

(28)

9

program Keluarga Berencana di Indonesia. Di awal tahun 70-an kampanye KB berlangsung sulit. Di luar kelompok-kelompok yang sangat kritis terhadap ideologi developmentalisme, resistensi paling kuat datang dari kelompok keagamaan atau kelompok yang menggunakan argumentasi keagamaan. Mereka menggunakan argumentasi politis di mana KB dicurigai sebagai upaya sistematis untuk mengurangi jumlah penduduk Muslim. Di luar itu, penolakan atas KB pada umumnya terkait dengan alasan keyakinan agama; dengan ber-KB manusia telah melampaui wilayah kekuasaan Tuhan (http://rumahkitab.com/all-project-list/3-dasar-penolakan-kb-di-kalangan-islam-fundamentalis/ diakses tanggal 13 oktober 2016).

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kategori yang melatarbelakangi kelompok islam fundamental dalam menolak pelaksanaan program Keluarga Berencana, yaitu: 1) Alasan fikih/teologis; 2) Alasan ekonomi dan politis keagamaan, dan; 3) Alasan politis ekonomi.

(29)

10

pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, diperkirakan ada 5 juta ibu hamil setiap tahun.

Dari data akseptor KB yang telah di paparkan Lapja BPMPKB tahun 2015 didapati sekitar 82% adalah peserta aktif dari keseluruhan jumlah penduduk dan sisanya sekitar 18% masih tercatat belum berpartisipasi dalam program KB. Dari 18% penduduk yang masih belum berpartisipasi ini ada beberapa motivasi yang melatarbelakangi terhadap penolakan KB sesuai kondisi yang di temui di lapangan tergantung bagaimana kondisi lingkungan sosial-budaya, ekonomi serta psiko-sosial masyarakat kabupaten Sidoarjo sendiri. Berikut ini tabel tingkat prevalensi akseptor aktif di sidoarjo tahun 2015:

Tabel 1.1

Tingkat Prevelensi Peserta KB Aktif tahun 2015 – Kabupaten Sidoarjo

(30)

11

Sumber : Lapja BPMPKB Kabupaten Sidoarjo 2015

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis menjadi termotivasi dalam pengambilan judul tentang “Resistensi Program Keluarga Berencana (KB) Pada Masyarakat (Studi di Desa Penambangan Kecamatan Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo)”. Guna

mengetahui secara langsung apa saja motivasi dan alasan penolakan terhadap program Keluarga Berencana yang sedang dicanangkan oleh pemerintah kabupaten Sidoarjo. Mengingat pentingnya masalah ini bagi masa depan Indonesia, maka kajian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang resistensi KB menyangkut pandangan, sikap, perilaku serta narasi penolakan terhadap program pemerintah terkait kependudukan dan keluarga berencana.

II. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang penelitian diatas dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa alasan masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Balong Bendo menolak program KB?

(31)

12 III. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, maka penelitian tersebut memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui alasan masyarakat menolak program KB di Desa Penambangan Kecamatan Balong Bendo

2. Untuk mengetahui bentuk penolakan masyarakat Desa Penambangan Kecamatan Balong Bendo terhadap program KB

IV. Manfaat

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini di harapkan mampu memberikan kontribusi kajian tentang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan juga bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti lain jika akan meneliti tentang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

b. Para peneliti, mahasiswa yang berminat mengkaji ulang tema yang sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi, khusus mengenai program Keluarga Berencana (KB). Serta menambah referensi untuk dijadikan acuan pembelajaran dalam memberikan informasi kepada mahasiswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis Memberikan wawasandan ilmu pengetahuan yang

(32)

13

b. Bagi Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kabupaten Sidoarjo Sebagai bahan masukan dan referensi tentang program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dijalankan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Sidoarjo agar menjadi lebih baik.

3. Bagi Masyarakat

Gambar

Gambar 4.1 : Peta Administratif Kabupaten Sidoarjo ........................................
Tabel 1.1 Tingkat Prevelensi Peserta KB Aktif tahun 2015 – Kabupaten Sidoarjo

Referensi

Dokumen terkait

Ti rezultati govore da bi poduzeće Naprijed trebala otvoriti profil na Instagramu radi velikog broja osoba koje posjeduju Instagram, te zbog toga što bi sa tim potezom dobili

usaha baru berskala mikro, kecil dan menengah tersebut, akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dan dengan adanya lapangan pekerjaan baru ini, secara tidak sadar

Pada Tabel 1 terlihat bahwa pada perairan desa Rutong dijumpai 6 spesies makroalgae yaitu Codium edule, Halimeda macroloba, Ulva reticulate, Padina australis, Actinotrichia

Kadang mereka mengajarkan kehendak telah demikian dirusak oleh dosa, sehingga manusia sepenuhnya bergantung kepada anugerah Allah, tetapi di lain kesempatan mereka menjelaskan

Mencermati hasil observasi Kepala Sekolah dan hasil observasi guru dalam kegiatan diskusi kelompok/kerja kelompok menyusun RPP berbasis pendidikan karakter bangsa,

Berkoordinasi dengan Bidang Kajian Kebijakan Kesehatan dalam membangun sebuah metode gerakan yang fresh , esensial, dan dinamis bagi institusi maupun seluruh

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli

Perlakuan dosis pupuk kandang sapi tidak berpengaruh tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tongkol