ANALISIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL ZAMAN GEMBLUNG KARYA SRI WINTALA ACHMAD
Oleh
Ani Sampurna Wati NIM 201210080311039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
ANALISIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL ZAMAN GEMBLUNG KARYA SRI WINTALA ACHMAD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Ani Sampurna Wati NIM 201210080311039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas skripsi ini sebagai tugas akhir persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan segala sesuatu harus didasari dengan doa dan usaha agar segala sesuatunya menjadi mudah, dan tak lupa keyakinan yang teguh menjadi modal berharga bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penelitian yang diangkat pada kali ini berjudul “Analisis Kearifan Lokal Masyarakat Jawa dalam Novel Zaman GemblungKarya Sri Wintala Achmad”.
Terima kasih peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik berupa materil maupun non materil. Berkat bantuan beliaulah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas untuk dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dr. Ekarini Saraswati, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Hari Sunaryo, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, arahan, dan semangat untuk
viii
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Malang, 2 Mei 2016
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Allah akan meninggikan orang
-orang yang beriman di antaramu
dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan”
(QS. Al-Mujadalah: 11)
Saya persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang
yang berarti dalam hidup saya, semoga Allah membalas kalian dengan
sebaik-
baik balasan “Bantuanmu adalah ibadahmu”.
1.
Ibu dan ayah tercinta, Taslima dan Tukijan yang sering saya sebut
sebagai “Sang Motivator” saya bangga bisa menjadi bagian dari
kalian. Terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya. Tanpa
perhatian kalian, saya tidak akan mampu menjadi seperti sekarang
ini.
2.
Saudara-saudara saya tercinta Pujiono dan Rudi Prasetiyo yang
selalu memotivasi saya, terima kasih atas keceriaan dan
semangatnya.
3.
Teman-teman saya yang telah memotivasi saya agar segera
merampungkan penelitian tersebut. Nur Ainudin, Munawaroh, dan
x
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Fokus Penelitian. ... 8
1.6 Penegasan Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Novel ... 10
2.2 Antropologi Sastra ... 13
2.3 Pengertian Kearifan Lokal ... 14
2.4 Bentuk Kearifan Lokal ... 15
2.4.1 Bentuk Kepercayaan ... 15
2.4.2 Bentuk Moral dan Budi Pekerti ... 17
xi
2.5 Makna Kearifan Lokal ... 21
2.5.1 Makna Kepercayaan ... 21
2.5.2 Makna Moral dan Budi pekerti ... 22
2.5.3 Makna Tradisi ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian... 24
3.2 Metode Penelitian... 24
3.3 Sumber Data dan Data Penelitian ... 25
3.3.1 Sumber Data ... 25
3.3.2 Data Penelitian ... 25
3.3.3 Indikator Penelitian ... 26
3.5 Instrumen Penelitian ... 27
3.6 Teknik Penelitian ... 29
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.6.2 Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Jawa ... 32
4.1.1 Bentuk Kepercayaan... ... 32
4.1.2 Bentuk Moral dan Budi Pekerti ... 38
4.1.3 Bentuk Tradisi. ... 43
4.2 Makna Kearifan Lokal Masyarakat Jawa ... 45
xii DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Sinopsis ... 55
Lampiran 2 Biografi Pengarang ... 57
Lampiran 3 Korpus Data ... 58
53 Daftar Pustaka
Achmad, Sri Wintala. 2011. Zaman Gemblung. Yogyakarta: Diva Press
Alhakim, Ahmad Rijal. 2014. Analisis Kearifan Lokal Budaya Perempuan Jawa Pada Novel Centini Karya Sri Wintala Achmad. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Bayuadhy, Gesta. 2015. Tradisi-tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa. Yogyakarta: Dipta.
Bungin, Burhan.2001. Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS Endraswara Suwardi. 2013. Kearifan Lokal Nusantara. Jurnal Parafrase, (online).
(suwardiendra15@gmail.com), 20 Oktober 2015.
Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran. Keraf, Gorys. 2009. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. 1971. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ninik. 2014. Analisis Budaya Jawa Pada Kehidupan Piyayi dalam Novel
“Canting” Karya Arswendp Atmowiloto. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra Peran Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
54
Sartini, Ni Wayan. 2009. Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Melalui Ungkapan (Bebasan, Saloka dan peribahasan). Jurnal Ilmiah dan Bahasa. 22 Maret 2016
Semi, M Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Simuh, 1988. Mistik Islam Kejawen. Jakarta: Universitas Indonesia
Soelaeman, M Munandar. 1990. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT Eresco.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup berbagai bidang, antaranya dalam bidang keagamaan, sosial dan budaya karena mempunyai hubungan interaksi antara individu yang satu dengan yang lain. Berbagai bidang kehidupan yang telah dalami manusia tersebut dapat secara nyata diungkap dalam karya sastra dan secara tidak sadar bahwasannya pengalaman yang dialami manusia itu tidak berarti apapun. Sebenarnya justru pengalaman peristiwa, dan apapun pandangan serta dirasakan oleh manusia merupakan nilai dan inspirasi yang dapat menyambungkan ke dalam dunia seni yaitu berupa karya sastra.
Karya sastra dipahami dalam kaitannya dengan latar belakang sosial yang menghasilkannya. Dalam perkembangan inilah berkembang model analisis interdisiplin, yaitu psikologi sastra, sosiologi sastra, dan antropologi sastra. Atropologi sastra berfungsi untuk melengkapi analisis sosiologi sastra dan psikologi sastra (Ratna, 2011:68).
2
sistem kepercayaan, dan agama. Menurut bernard (dalam Endraswara, 2008:106) bahwa pada umumnya penelitian antropologi sastra lebih bersumber pada tiga hal yaitu (1) manusia, (2) artikel tentang sastra, (3) biografi.
Berdasarkan pendapat tiga pakar tersebut, maka dapat disimpulakan bahwa antropologi sastra merupakan pendekatan yang digunakan mengkaji aspek-aspek kebudayaan dalam karya sastra seperti sistem penegtahuan, adat istiadat, kepercayaan dan agama yang bersumber dari manusia. Antropologi sastra memiliki cabang-cabang ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan, diantaranya yaitu kearifan lokal.
3
nenek moyang atau lelehur dalam rangka menupang hidup masyarakat (Ratna, 2011:91-92). Kearifan lokal membentuk anggota masyarakat bertindak atas dasar kepentingan individu. Kearifan lokal sebagai media yang berpengaruh terhadap sistem-sistem dan norma yang sudah ada dalam kelompok masyarakat untuk mengembangkan nilai-nilai luhur.
Kearifan lokal perlu dipelihara, dan dilestarikan sebagai warisan budaya. Seperti sistem norma dalam kebudayaan lokal juga penuh pengetahuan lokal, pengertian tradisional, yaitu berbagai konsep, bahkan teori yang sudah digunakan oleh nenek moyang dalam rangka menopang keberlangsungan kehidupannya. Pengetahuan lokal, sebagai pendukung ilmu pengetahuan global, jelas membantu kelancaran kehidupan masyarakat setempat. Seperti istilah masa lampau dan lokal di atas, maka istilah tradisi, tradisional, lama, dan berbagai pendanaannya tidak harus diartikan sebagai segala sesuatu yang sudah lewat, ketinggalan zaman, dan dengan demikian tidak sesuai dengan situasi zaman modern. Di masa kontemporer di dalamnya manusia seolah-olah sudah tiba pada puncak perkembangan ilmu pengetahuan, di situlah tampak lemah bahwa manusia tidak boleh melihat belakang, ke masa lampau pada alam semesta sebagai tempat berpijak, dan akhirnya pada kebesaran Sang Maha Pencipta (Ratna, 2011:95).
4
hubungannya dengan kearifan budayanya yang sudah mentradisi. Etnis dan budaya daerah sejatinya menunjukan karekteristik masing-masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi lain karakteristik itu mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan lokal (Wahyudi, 2014:35).
Budaya merupakan suatu cara hidup yang dikembangkan dan dimiliki oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbntuk dari unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, pakaian, bangunan dan karya seni. Budaya juga bagian tak terpisahkan dari diri manusia, sehingga banyak manusia mengganggapnya sebagai faktor genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyusuaikan perbedaan-perbedaan, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
5
Kajian terhadap novel Zaman Gemblung lebih berfokus untuk mengkaji bentuk dan makna kearifan lokal masyarakat Jawa. Isi yang terkandung dalam novel membahas mengenai pedoman hidup masyarakat Jawa dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, mengapa penelitian ini mengangkat judul tentang analisis novel Zaman Gembelung karya Sri Wintala Achmad, karena novel ini mengandung nilai-nilai serta unsur-unsur kesosialan baik itu kearifan lokal dan budayanya.
Penelitian ini mengambil referensi pada penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ninik,(2014), skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Bahasa dan Sastra Indonesia, yang dalam penelitiannya diberi Judul Analisis Budaya Jawa Pada Kehidupan Piyayi dalam Novel “Canting” Karya Arswendp Atmowiloto. Perbandingan kesamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu pada dasarnya penelitian sama-sama membahas tentang kebudayaan Jawa yang terkandung dalam sebuah novel, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu hanya meneliti tentang kehidupan para Piyayi atau tokoh yang paling berkuasa dan dihormati. Penelitian ini lebih mengarah pada kehidupan masyarakat Jawa dan budayanya.
Penelitian dengan judul “Analisis Kearifan Lokal Masyarakat Jawa dalam Novel Zaman Gemblung karya Sri Wintala Achmad” sangat penting untuk diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat bentuk dan makna kearifan lokal dalam novel Zaman Gemblung karya Sri Wintala. Alasan peneliti mengambil judul “Analisis Kearifan Lokal Masyarakat Jawa dalam Novel Zaman
6
menceritakan kearifan lokal masyarakat Jawa yang masih mempertahankan tradisi leluhurnya seacara turun-temurun dan dilestarikan.
Kearifan lokal merupakan bagian yang terelakkan dalam lingkungan masyarakat, yang mencerminkan kebijaksanaan berfikir yang menjadi pegangannya. Peneliti akan mengkaji secara mendalam mengenai kearifan lokal dalam novel Zaman Gemblung karya Sri Wintala Achmad. Melalui penelitian ini peneliti ingin memperkenalkan budaya Jawa sebagai salah satu identitas negara yang harus dilestarikan supaya tidak punah tergeser zaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana bentuk keaifan lokal masyarakat Jawa dalam novel Zaman Gemblung Karya Sri Wintala Ahmad?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan bentuk kearifan lokal masyarakat Jawa dalam novel Zaman Gemblung Karya Sri Wintala Ahmad.
2) Memahami makna kearifan lokal masyarakat Jawa dalam novel Zaman Gemblung Karya Sri Wintala Ahmad.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dihadirkan dalam penelitian kali ini ialah bagaimana hasil penelitian ini, yaitu Kearifan Lokal Masyarakat Jawa dalam Novel Zaman Gembung dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam menentukan hal serupa dimasa yang akan datang dan juga dapat membantu memudahkan bagi khalayak umum yang berkeinginan untuk mempelajari hasil penelitian ini.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan kearifan lokal masyrakat Jawa sendiri dalam lingkup kecil maupun luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
8
berkualitas tinggi sehingga akan berdampak kepada kemajuan negeri dan bangsa ini.
1.5 Fokus Penelitian
Melihat luasnya permasalahan kearifan lokal, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini, ruang lingkup masalah yang akan diteliti adalah bentuk dan makna kearifan lokal masyarakat Jawa dalam novel Zaman Gemblung.
1.6 Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini digunakan untuk membuat pemahaman isi yang terkait dengan istilah-istilah yang dikaji. Pendekatan istilah tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berartii “budi” atau “akal”. Demikian, ke-budayaan
itu dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
2) Masyrakat Jawa
9
3) Kearifan Lokal