• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI STRESSOR DAN STRATEGI COPING PADA GURU SLB YANG MENGAJAR ANAK ADHD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI STRESSOR DAN STRATEGI COPING PADA GURU SLB YANG MENGAJAR ANAK ADHD"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak adalah masa-masa bermain, proses mereka belajar tentang sesuatu

yang baru melalui sebuah permainan. Dalam permainan, seorang anak akan dapat

berpikir mengenai apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu konflik. Akan

tetapi yang menjadi masalah adalah ketika anak memiliki karakter atau kepribadian yang

berbeda dari anak-anak pada umumnya, anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki

gangguan jika telah memenuhi kriteria dari gangguan itu sendiri.

Gangguan dimasa kanak-kanak yang lebih tinggi sering kali dikelompokkan

dalam dua kelompok yang lebih luas, yang disebut gangguan eksternalisasi dan

internalisasi. Gangguan eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang lebih diarahkan ke

luar diri seperti agresivitas, ketidakpatuhan, overaktivitas, impulsivitas dan termasuk

berbagai kategori dalam DSM-IV-TR, yaitu gangguan pemusatan perhatian atau ADHD,

gangguan tingkah laku, dan gangguan sikap menentang. Sedangkan gangguan

internalisasi ditandai dengan pengalaman dan tingkah laku yang lebih terfokus kedalam

diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan sosial, kecemasan dan termasuk gangguan

anxietas dan mood dimasa kanak-kanak. Anak-anak dan remaja dapat menunjukkan

simtom-simtom dari kedua kelompok tersebut.

Salah satu gangguan eksternalisasi adalah gangguan pemusatan perhatian atau

hiperaktivitas (ADHD). Istilah ini sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang, terutama

bagi orang tua dan guru. Seorang anak yang selalu bergerak, mengetuk-ngetukkan jari,

menggoyang-goyangkan kaki, mendorong tubuh anak lain tanpa alasan yang jelas,

berbicara tanpa henti, dan bergerak gelisah sering kali disebut dengan hiperaktif.

Anak-anak tersebut juga sulit berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakannya dalam

waktu tertentu (Davison, Gerald C, 2010).

Seorang anak dengan gangguan ADHD membutuhkan proses pembelajaran

dimana anak tersebut membutuhkan seorang guru yang mampu mendidik serta mengajari

bagaimana seorang anak tersebut mendapatkan pendidikan secara khusus. Dunia dan

masyarakat telah mengalami banyak perubahan sejak tahun 1968. Hal ini belum

dipertimbangkan dalam kurikulum 1968 yang sudah dikembangkan untuk

sekolah-sekolah umum, sedangkan bagi SLB memang belum disusun kurikulum tersendiri.

(2)

2 pada bulan mei 1974, menyadari pentingnya meninjau dan memperbarui kurikulum yang

sudah berjalan selama enam tahun (Dep P dan K, 1975). Kebijaksanaan ini telah

melahirkan serangkain kegiatan untuk meneliti dan mengembangkan kurikulum baru

yang lebih sesuai, dilakukan bersama oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan dan Kebudayaan dengan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hasil dari serangkaian kegiatan ini adalah Kurikulum SD, SMP, dan SMA yang

diresmikan pada tahun 1975 untuk mulai berlaku pada tahun ajaran 1976, sedangkan

untuk SLB baru diresmikan pada tahun 1977 yang menjadi kurikulum nasional pertama

kali di Indonesia.

Guru SLB adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik,

kompetensi dan sertifikasi pendidik bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, sosial dan potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada

satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum dan satuan pendidikan kejuruan

(Permendiknas No.32 Tahun 2008).

Dalam menjalankan perannya ini guru memikul tanggung jawab yang sangat

besar, ia dituntut untuk mampu mampu memilih, menentukan, dan mengembangkan

model dan bentuk-bentuk evaluasi kemajuan belajar yang cocok atau sesuai bagi siswa

ADHD. Sehingga informasi dan data hasil evaluasi menggambarkan kemampuan siswa

ADHD yang mendekati sesungguhnya.

Guru SLB dituntut untuk mempunyai kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik

dan mental yang baik dalam bekerja untuk melakukan tugas fungsional (mengajar satu

persatu siswanya dengan penuh kesabaran), melakukan tugas administrasi seperti

membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi sekolah. Selain itu guru SLB juga

dituntut untuk menjadi pribadi yang telaten sebab mengajar siswa di SLB memiliki

tingkat kesulitan yang berbeda dengan guru sekolah untuk anak normal.

Ketika guru SLB tidak memiliki kesabaran dan ketelatenan dalam melakukan

pengajaran maka guru tersebut akan rentan mengalami stres karena kegiatan pada guru

SLB saat melakukan pengajaran pada penderita gangguan mental berhubungan dengan

gangguan kognitif, fungsional dan perilaku yang dialami oleh penderita. Aneshensel

(3)

3 Adapun penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu dengan penelitian

deskriptif yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan angket, skala

psikologis stres kerja dan pedoman observasi. Data tersebut diolah dengan menggunakan

program komputer untuk mengetahui gambaran stres kerja terkait dengan penanganan

siswa SLB termasuk anak ADHD, karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan

lingkungan kerja sosial pada guru SLB Widya Bakti Semarang. Penelitian ini

menggunakan 54 orang sebagai responden dengan hasil guru yang mengalami stres

sedang berjumlah 33 (61,1 %), guru yang mengalami stres ringan berjumlah 14 (25,9 %),

dan guru yang mengalami stres berat berjumlah 7 (13 %).

Stres yang dialami guru akan mempengaruhi kesehatan mereka sendri yaitu

berdampak pada sistem imun yang rendah, hormon stres yang tinggi, dan tingkat angka

kematian yang tinggi (sarafino, 2006). Guru berusaha mengimbangi dengan potensi yang

dia miliki dengan tuntutan untuk memberikan pendidikan. Penerimaan potensi yang

dimiliki guru dapat membuat dirinya menjadi lebih aktif dan melihat situasi yang ada

dengan pandangan positif (dalam Dacey dan Travers, 2002).

Pada saat stres orang akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk

mengurangi dan menghilangkan rasa stresnya atau biasa disebut dengan coping stress (sarafino, 2006). Folkman dan Lazarus (dalam Rice, 1992) mendefinisikan coping sebagai usaha individu dalam menghadapi dan bertingkah laku untuk menguasai,

mengurangi atau memaklumu permintaan atas dirinya. Menurut Lazarus dkk (1994)

coping mempunyai dua macam fungsi yaitu emotion focused coping dan problem focused coping. Metode dan strategi coping juga harus sesuai dengan stres yang dialami agar coping tersebut menjadi efektif. Jika coping yang dilakukan berhasil maka keadaan stres

dan stressor dapat ditekan.

Untuk mencegah dan meminimalisir stres yang timbul maka seorang guru SLB

perlu belajar dan berlatih untuk meningkatkan coping seperti mengontrol, mengurangi atau belajar mentoleransi suatu ancaman yang bisa menyebabkan stres, belajar menerima

tanggungjawab untuk menyelesaikan atau mengontrol masalah yang menimbulkan stress,

merubah situasi dari masalah yang bersangkutan dan diharapkan efek stresnya juga akan

menghilang, menerima simpati dan pengertian dari seseorang (teman, saudara atau

(4)

4 Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas peneliti ingin

mengidentifikasi stressor seorang guru SLB yang mengajar anak ADHD dan bagaimana

coping atau cara guru tersebut mengatasi stres yang dialami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan beberapa

pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini. Dengan demikian dapat dirumuskan

masalah utama penelitian ini adalah :

1. Stressor pada guru SLB yang mengajar anak ADHD?

2. Bagaimanakah strategi coping yang digunakan oleh guru SLB yang mengajar anak ADHD?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stressor dan strategi coping yang dialami oleh guru SLB yang mengajar anak ADHD.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk perkembangan ilmu

psikologis, khususnya dalam bidang psikologi klinis dan bermanfaat menjadi salah

satu sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut masalah yang

berkaitan dengan stressor dan coping pada guru SLB yang mengajar anak ADHD.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru

keluarga, dan orang-orang yang berada disekitar individu yang mengalami ADHD

dan pihak lain yang berkepentingan mengenai stressor dan coping pada guru SLB yang mengajar anak ADHD sehingga dapat diharapkan membantu mengatasi

(5)

IDENTIFIKASI STRESSOR DAN STRATEGI

COPING

PADA GURU SLB YANG MENGAJAR

ANAK ADHD

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu pertsyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

NAILA SAIDAH

(07810079)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Identifikasi Stressor dan Coping Stres Guru SLB yang Mengajar Anak ADHD

2. Nama Peneliti : Naila Saidah

3. NIM : 07810079

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 21 Desember 2011– 02 Januari 2012

7. Tanggal Ujian : 03 Februari 2012

Malang, 20 Februari 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 03 Februari 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Siti Suminarti Fasikhah, M.Si. ( )

Anggota Penguji : 1. M Salis Yuniardi, M.Si. ( )

2. Dr. Diah Karmiati, M.Si. ( )

3. Linda Yani P, M.Si. ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si

(8)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Naila Saidah

NIM : 07810079

Fakultas : Psikologi

Jurusan : Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Skripsi dengan judul : Identifikasi Stressor dan Coping Stres pada Guru SLB yang Mengajar Anak ADHD adalah hasil karya saya, dan dalam naskah Tugas Akhir saya ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh Gelar Akademikdi suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila didalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 20 Februari 2012

Yang Menyatakan,

(9)

v ABSTARAK

Saidah, Naila (2012). Identifikasi stressor dan strategi coping pada guru SLB yang mengajar anak ADHD. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Dra. Siti Suminarti, M.Si. (2) M. Salis Yuniardi, S. Psi. M.Psi.

Kata Kunci : stressor, coping stres, guru SLB yang mengajar anak ADHD

Anak-anak adalah masa-masa bermain, proses mereka belajar tentang sesuatu yang baru melalui sebuah permainan. Dalam permainan, seorang anak akan dapat berpikir mengenai apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu konflik. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah ketika anak memiliki kepribadian yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki gangguan jika telah memenuhi kriteria dari gangguan itu sendiri. Misalnya gangguan pemusatan perhatian atau ADHD, dan gangguan tingkah laku.

Anak ADHD tersebut memerlukan pendidikan dengan guru yang dapat memikul tanggung jawab yang sangat besar, ia dituntut untuk mampu mampu memilih, menentukan, dan mengembangkan model dan bentuk-bentuk evaluasi kemajuan belajar yang cocok atau sesuai bagi siswa ADHD. Ketika guru SLB tidak memiliki kesabaran dan ketelatenan dalam melakukan pengajaran, guru tersebut akan rentan mengalami stres karena kegiatan tersebut berhubungan dengan gangguan kognitif, fungsional dan perilaku yang dialami oleh penderita. Menurut Lazarus dkk (1994) coping atau cara mengurangi stres mempunyai dua macam fungsi yaitu emotion focused coping dan problem focused coping. Metode dan strategi coping juga harus sesuai dengan stres yang dialami agar coping tersebut menjadi efektif. Jika coping yang dilakukan berhasil maka keadaan stres dan stressor dapat ditekan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berjenis deskriptif dengan subyek berjumlah 4 orang dengan klasifikasi tertentu yaitu guru SLB yang mengalami stres berdasarkan gejala-gejala yang diramalkan ketika mengajar anak ADHD dan memiliki coping

yang ditunjukkan melalui cheklist. Selanjutnya pengambilan data yaitu dengan metode wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman umum wawancara.

Didalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyebab stres terdapat dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ditunjukkan adanya perasaan jenuh, marah dan jengkel pada anak ADHD. Hal tersebut muncul karena subyek merasa tidak mampu untuk menanganinya dan merasa kurang memiliki strategi lain untuk mengajar anak ADHD. Faktor eksternal yang menyebabkan munculnya stres adalah ketatnya aturan yang ada disekolah dan ketua yayasan yang terlalu menuntut agar pekerjaan guru tersebut dapat memenuhi target. Hal tersebut membuat subyek merasa sangat tertekan dan bingung harus bersikap seperti apa. Selain itu masalah-masalah yang ada dalam rumah subyek kadang-kadang juga membuat subyek merasa terbebani.

(10)

vi ABSTRACT

Saidah, Naila (2012). Identification of stressors and coping strategies in special-ed teacher who taught children with ADHD. Final Project, School of Psychology, University of Muhammadiyah Malang. Advisor : (1) Dra. Siti Suminarti, M.Si. (2) M. Salis Yuniardi, S. Psi. M.Psi.

Keywords: stressors, coping stress, special school teachers who teach children with ADHD

Children are the days play, a process they learn about something new through a game. In the game, a child will be able to think about what to do in resolving a conflict. However, the problem is when a child has a different personality of the children in general, the child can be said to have had if the impairment meets the criteria of the disorder itself. For example, problems concentration or ADHD, and behavioral disorders.

Children with ADHD requires education with teachers who can carry an enormous responsibility, he is required to be able to select, define, and develop models and other forms of evaluation of learning progress are suitable or appropriate for ADHD students. When the special-ed teacher does not have the patience and diligence in the conduct of teaching the teachers will be susceptible to stress because of the activity associated with cognitive impairment, functional and behavior experienced by the patient. According to Lazarus et al (1994) coping or how to reduce stress has two kinds of functions, emotion focused coping and problem focused coping. Methods and coping strategies must also comply with the stress experienced in order to be effective coping. If coping is done successfully then the state of stress and stressors can be reduced

This study uses qualitative research methods to the manifold descriptive subjects amounted to 4 people with a certain classification of the special-ed teacher who experience symptoms of stress based on the forecast when teaching children with ADHD and have demonstrated through coping checklist. Further data collection is by unstructured interviews with the general guidelines for the interview

Within this study it can be concluded that the causes of stress are two factors: internal factors and external factors. Internal factors indicated a feeling bored, angry and annoyed at the child's ADHD. This arises because the subject was not able to handle it and feel less have other strategies for teaching children with ADHD. External factors that led to the emergence of stress is that there are strict rules in school and chairman of the foundation that is too demanding for the teacher's job to meet the target. This makes the subject feel very depressed and confused as to what should be. Besides the problems that exist in the subject home is sometimes also made the subjects feel overwhelmed.

(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Identifikasi Stressor dan Strategi Coping Pada Guru SLB yang Mengajar Anak ADHD”,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dra. Siti Suminarti M.Si selaku dosen pembimbing I, terimakasih untuk kesabaran

dan segala macam nasihatnya.

3. Bapak M. Salis Yuniardi M.Psi selaku dosen pembimbing II dan juga menjadi “bapak

kampus” sehingga proses belajar sampai pengerjaan skripsi ini selesai dengan lancar.

4. Alm.Bapak H. Ali Basyar, bapak yang selalu mendengar keluhanku, memberikan semua

pelajaran tentang kehidupan, gambaran pengalaman yang sangat berharga, kasih sayang,

kesabaran, semangat dan pengertian yang diberikan sampai akhir nafasnya. Terutama

menemani saat tidurku. Semoga Allah selalu menjaganya seperti dia menjagaku dan

menempatkannya ditempat terindah-Nya. Amin.

5. Ibu Hj. Suroyya Nur, ibu yang selalu memberikan nasihat dan motivasi kepadaku.

Terimakasih juga untuk pengertian dan pengorbanannya.

6. Abangku, Jatmiko Budi Antoro. Terima kasih telah menemani penulis di saat pasang

maupun surut penulis.

7. Semua anggota Komunitas Teater UMM yang banyak membantu dalam pengerjaan

tugas akhir ini dan terutama juga kepada Sanggar Seni Teater Bell Baba yang banyak

memberikan dukungannya. (tetap semangat belajar dan tetap berkarya kawan...)

8. Mbak ipul yang sudah menjadi rumah kedua sebagai tempat aku pulang dari segala

permasalahan. (terimakasih mbak ku sayang...)

9. Semua saudara-saudaraku sebangsa, setanah, dan seair. Mas hudan yang sudah

(12)

viii

10.Saudara-saudaraku tersayang : Intan, teman sebangku dari kelas satu SMA sampai

kuliah, Sari, Resty, Dian, dan Anisa, terimakasih buat semua bantuan dan doanya serta

teman-teman mahasiswa psikologi UMM 2007 terimakasih untuk segala masukannya.

11.Seluruh dosen psikologi, dekan, rektor, dan semua karyawan UMM yang telah

memberikan dukungan dan doanya. Terimakasih juga untuk semua pihak yang telah

memberikan dukungan, bantuan dan doa hingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi kesempurnaan penelitian

ini. Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait,

lingkungan akademik Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, serta para

pembaca pada umumnya,

Terima kasih

Malang, Februari 2012

(13)

ix

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Terhadap Stres ... 16

D. Coping ... 17

(14)

x

2. Trategi Coping ... 17

3. Proses Terbentuknya Coping ... 19

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Bentuk Coping ... 20

5. Keberhasilan Penggunaan Strategi Coping ... 22

E. Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) ... 23

F. Lokasi, Waktu, dan pengorganisasian Penelitian ... 30

(15)

xi

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(16)

xii

DAFTAR TABEL

A. DESKRIPSI SUBYEK

Tabel 1. Gambaran Umum Subyek A ... 34

Tabel 2. Gambaran Umum Subyek B ... 37

Tabel 3. Gambaran Umum Subyek C ... 41

Tabel 4. Gambaran Umum Subyek D ... 43

B. ANALISI DATA SUBYEK Tabel 5. Analisis Data Subyek A ... 46

Tabel 6. Analisis Data Subyek B ... 48

Tabel 7. Analisis Data Subyek C ... 49

(17)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Guide Wawancara ... 59

Daftar Checklist ... 60

1. Subyek A ... 60

2. Subyek B ... 62

3. Subyek C ... 64

4. Subyek D ... 65

Verbatim ... 68

a. Subyek A ... 68

b. Subyek B ... 73

c. Subyek C ... 80

(18)

54

Looker, T., & Gregson, O. (2005). Managing Stress. Yogyakarta : Penerbit Baca.

Mangungsong, F. (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok : Penerbit Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

(LPSP3) Kampus Baru UI Depok.

Putri, Y. N. S. (2009). Coping stres suami yang memiliki istri skizofrenia (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara).

Rahmandani, A. (2007). Strategi penanggulangan (coping) pada ibu yang mengalami postpartum blues dirumah sakit umum daerah kota semarang (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang).

Rice, P.L. (1992). Stress and Health. Ed.2. California : Brooks / Cole Publishing Company.

Semiawan, C. R., & Mangunsong, F. (2010). Keluarbiasaan Ganda. Jakarta : Penerbit Prenada Media Group.

Syafrianto, J. (2010). Pengertian Stres Dan Emosi. Diakses 1 November 2011, dari http://jankerdwells.wordpress.com

(19)

55 Widiastuti, R. (2009). Coping stres pada prymary caregiver penderita penyakit alzheimer

Referensi

Dokumen terkait

“GENDERANG BARATAYUDHA” VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SUNGAI LAIS KECAMATAN SAMBUTAN (BANKEU PROV. P-APBD 2015). UNIT LAYANAN PENGADAAN

Laporan  Pengaduan  Pelayanan  Publik  yang  telah  disetujui  oleh  Kepala  Bidang  Dokumentasi 

Eka Sari Lorena Pekanbaru 2013 Berdasarkan tabel 1.3, dari hasil tersebut dapat dikatakan hasil penjualan tiket bergerak fluktuatif, seperti yang disampaikan Griffin

Bila kita klik pada tulisan file tersebut maka akan keluar menu seperti berikut: New Windows, adalah perintah untuk menampilkan layar baru.. Layar lama akan dihapus (ditimpa) dan

Melihat hasil rilis Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah kondisi Februari 2014 dengan usia kerja sebanyak 24,98 juta orang dan jumlah angkatan kerja ada sebanyak 17,72

a) Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari hasil pengamatan di lapangan yaitu data kondisi fisik lingkungan, pengamatan vegetasi, data dari hasil analisis tanah dan

4.Perubahan kapasitas resapan disebabkan karena penggunaan lahan sawah, tidak Dari kedua faktor ini, untuk mencegah terjadinya dilakukan pembatasan penggunaan lahan