• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MINAT MEMBELI PAKAIAN IMPORT SECOND PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MINAT MEMBELI PAKAIAN IMPORT SECOND PADA MAHASISWA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya keberadaan produk import saat ini memenuhi kondisi pemasaran di Indonesia. Produk yang ditawarkan pun beragam, mulai dari kendaraan, alat elektronik, pakaian, tas, kosmetik hingga mainan anak. Salah satu produk yang sangat diminati oleh masyarakat adalah pakaian import. Tidak sulit untuk menemukan toko yang menjual pakaian import karena hampir di setiap mall dan pasar tradisional menyediakan pakaian import.

Maraknya penjualan serta pembelian produk import salah satunya dikarenakan oleh nilai barang import di Indonesia yang dianggap lebih berkelas atau berkualitas dibandingkan dengan produk lokal. Sehingga sebagian orang berlomba–lomba untuk membeli produk–produk import. Hal ini menunjukkan adanya harapan bahwa nilai barang import yang berkelas akan mewakili nilai-nilai atau konsep yang ada pada diri pemakai atau pemiliknya.

Bisnis pakaian import second pun kini berkembang pesat, terutama di daerah perkotaan. Dengan karakter konsumen yang sebagian besar ingin tampil serba ber-merk dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Namun, tidak jarang orang-orang dari kelas ekonomi menengah keatas pun bersedia berdesak-desakkan untuk mencari pakaian atau aksesoris yang mereka inginkan ditoko pakaian second. Jenis barang yang dijual bermacam-macam, mulai dari kaos, kemeja, jaket, celana pendek, celana panjang sampai selimut-selimut tebal dengan harga relatif murah.

Ditengah mahalnya harga pakaian ditoko pakaian dan butik, pakaian

(2)

2

pembelinya pun bervariasi mulai dari kalangan menengah kebawah sampai kalangan menengah keatas. (ANS/Suhatman, 2001)

Tingginya tingkat pembelian atau permintaan dari konsumen usia dewasa pada pakaian import second sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya pada konsumen pria dewasa berminat terhadap pakaian-pakaian import seperti kemeja untuk kebutuhan kerja, serta jaket untuk berkendaraan roda dua. Sedangkan ibu-ibu rumah tangga atau konsumen wanita usia dewasa melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan akan pakaian anak mereka. Sedangkan para mahasiswa membeli pakaian import second dikarenakan model-model pakaian di toko tersebut unik, bervariasi, dan jumlahnya terbatas sehingga menimbulkan kesan lebih personal atau berbeda dengan model pakaian yang diperjualbelikan di mall

atau toko baju lainnya, serta kualitasnya yang baik dan berasal dari luar negeri. Kekurangan dari pakaian import second hanyalah karena pakaian-pakaian tersebut pernah digunakan oleh orang lain sebelumnya yang biasa disebut bekas.

Dari besarnya perhatian dan ketertarikan masyarakat tersebut, maka dapat dikatakan minat membeli terhadap barang import second tinggi. Menurut Kotler dan Armstrong (1997) bahwa orang akan memiliki minat atau menyukai terhadap sesuatu itu jika dianggap dapat memproyeksikan kualitas yang sama dengan dirinya. Maka minat membeli masyarakat tinggi dikarenakan adanya pemikiran bahwa pakaian import dianggap dapat memproyeksikan kualitas yang sama dengan dirinya yaitu berkelas dan dipandang positif oleh lingkungan, namun bagaimana jika pakaian import tersebut second atau bekas.

Dalam hal ini minat membeli merupakan bagian penting yang mengawali perilaku konsumen. Menurut Engel, et al. (1994) dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Minat membeli merupakan hal yang mendahului atau awal dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang dilakukan oleh calon konsumen. Minat membeli pada calon konsumen

(3)

3

tercapai. Adapun pertimbangan yang dapat mempengaruhi dalam minat membeli seseorang yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pembeliannya, yaitu kualitas produk, harga, kemasan produk, serta kebutuhan akan barang.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mutiara (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara image product dengan minat membeli dalam arti jika remaja memiliki image product yang positif terhadap pakaian batik maka minat membeli pakaian batik pada remaja juga cenderung tinggi, dan apabila remaja memiliki image product yang negatif terhadap pakaian batik maka minat membeli pakaian batik pada remaja juga cenderung rendah. Adapun sumbangan efektif image product terhadap minat membeli yaitu 45,7% sedangkan 54,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Pada penelitian yang dilakukan Sujatmoko (2005) menyatakan bahwa tayangan iklan Honda Supra Fit versi “Komentar Masyarakat” di televisi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat membeli masyarakat

dengan persentase sebesar 60% dan sisanya 40% merupakan minat membeli yang dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widyananta (2005) menyatakan bahwa penggunaan selebritis sebagai model iklan Oli Top One ditelevisi berpengaruh terhadap minat membeli masyarakat sebesar 43% dan 57% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2010) menyatakan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara citra merek kartu CDMA dengan minat membeli konsumen. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa citra merek memiliki sumbangan efektif terhadap minat membeli sebesar 60,5% dan sisanya 39,5% disebabkan oleh faktor lain seperti harga, pelayanan, dan kualitas produk yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Normalasari (2010) menyatakan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara harga diri dengan minat membeli notebook, apabila harga diri tinggi maka minat membeli notebook pun tinggi. Adapun sumbangan efektif harga diri terhadap minat membeli adalah

(4)

4

Dari penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa nilai suatu produk (image product), citra produk, unsur iklan serta penggunaan selebritis juga ikut mempengaruhi minat membeli konsumen. Searah dengan penelitian tersebut, bahwa jenis pakaian luar negeri yang berkelas dan berkualitas tinggi yang sering dilihat diberbagai media begitu menarik, apalagi jika model pakaian tersebut seperti yang dikenakan oleh artis idola masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa sikap yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu produk tidak lagi didasari atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merk produk itu dalam mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada diri mereka. Bahkan sebagian masyarakat kini tidak hanya sekedar membeli pakaian sesuai kebutuhannya saja, melainkan lebih memilih pakaian dengan berbagai macam alasan yang jauh dari kebutuhan yang mendasar akan pakaian itu sendiri.

Tinggi rendahnya minat membeli dapat dilihat dari adanya perasaan senang atau tidak terhadap produk tersebut, yaitu apakah ada rasa puas dari diri

yang membangkitkan rasa untuk lebih memberikan pemusatan pada produk tersebut atau tidak. Kemudian dengan melihat atau mengobservasi partisipasi konsumen dalam suatu aktivitas yang sehubungan dengan produk tersebut, yaitu ada tidaknya perhatian konsumen terhadap produk, dimana konsumen melakukan pemusatan pada produk yang dilakukan secara sadar dengan adanya keinginan untuk memilikinya atau tidak. Kemudian apakah konsumen melakukan pencarian produk atau tidak. Jika kesemua hal tersebut terpenuhi barulah seseorang itu dikatakan memiliki minat yang dalam hal ini adalah pakaian import second.

Adapun perasaan senang untuk tertarik membeli suatu produk dapat dilihat dari sifat-sifat perasaan, salah satunya yaitu dapat mengarahkan tingkah laku dan perasaan sesorang sehingga dapat memperkuat atau memperlemah tindakan seseorang. Sehingga apabila konsumen mempunyai perasaan senang terhadap pakaian import second, maka akan mempunyai pengaruh pada tindakan konsumen tersebut dengan membeli pakaian tersebut. Pada dasarnya perasaan konsumen terhadap sutu produk akan berpengaruh pada kuat atau lemahnya

(5)

5

Konsumen pakaian import second tidak hanya dari kalangan ibu rumah tangga saja, namun ada juga dari kalangan mahasiswa. Anak-anak muda termasuk mahasiswa saat ini sudah terpengaruh dengan kultur negara luar, mereka lebih memilih membeli baju bekas karena ingin meniru gaya tokoh atau artis luar negeri. Para konsumen tersebut memiliki alasan-alasan tersendiri, diantaranya adalah tuntutan untuk tampil maksimal disetiap kesempatan, serta alasan ekonomi. (Anon., 2009)

Pakaian import second banyak diminati oleh mahasiswa khususnya dari kalangan yang mengetahui merk ternama dunia. Sebut saja merk levis, gucci, elle, pumma, burberrys, nike, polo, get used, louise vuitton, christian dior, dan merk lainnya. Selain sesuai dengan posisi keuangan mahasiswa yang terbatas, juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian yang tidak ada

kembarannya karena biasanya berjumlah terbatas atau hanya tersedia satu buah saja sehingga terkesan lebih personal. Barang personal inilah yang tidak didapat

jika membeli pakaian di mall atau supermarket, dimana pakaian-pakaian yang dijual disana rata-rata dibuat secara massal atau dibuat dalam jumlah banyak. Umumnya anak-anak muda ini bersikap malu saat membeli pakaian second. Sikap malu dari konsumen pakaian import second ini disebabkan oleh respon sebagian besar masyarakat yang menganggap pakaian second adalah sesuatu yang tidak jelas asal usulnya, juga berkesan kumuh karena dibeli ditempat yang sudah dikenal sebagai toko pakaian second. (Ambarini, 2011)

Para mahasiswa memiliki minat-minat pribadi, seperti minat pada penampilan diri dan minat pada pakaian (Hurlock, 1980). Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa dini. Seseorang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi keberhasilannya disemua bidang kehidupan, sehingga mereka sering menghabiskan banyak waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan. Selain itu, minat terhadap pakaian tidak menjadi berkurang dengan bertambahnya usia. Bahkan perhatian itu bertambah apabila orang merasakan manfaat pakaian ber-merk dan menarik dalam pergaulan. Perkembangan mahasiswa dalam menjalani kehidupannya tak lepas dari faktor

(6)

6

dirinya dan mampu mengembangkan sikap serta perilakunya. Individu yang memiliki harga diri tinggi akan memiliki evaluasi diri dan keberhargaan diri yang kuat, sehingga mampu mengembangkan sikap dan perilaku yang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. Sehingga individu yang memiliki harga diri tinggi akan lebih memiliki minat atau ketertarikan untuk membeli pakaian sesuai dengan kebutuhannya, dan sebaliknya individu dengan harga diri rendah tidak akan mempermasalahkan pemilihan pakaian import second karena pakaian tersebut merupakan pakaian bermerk yang memiliki kualitas dan tampilan yang masih bagus. Hal tersebut merupakan ekpresi dari gambaran diri yang dimiliki agar sesuai dengan gambaran diri yang diinginkan.

Suatu sikap yang paling penting ditunjukkan dan dikembangkan oleh seseorang adalah sikap terhadap diri sendiri. Bagaimana ia memandang dirinya

sendiri, mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan menghargai dirinya sendiri. Harga diri dalam kehidupan sehari – hari sering dikaitkan dengan situasi

tersinggung atau penghargaan terhadap diri maupun orang lain yang dinilai melalui perilaku orang yang bersangkutan. Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level kedua sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan akan harga diri begitu besar dalam sisi manusia, manusia dapat mengaktualisasikan dirinya jika kebutuhan akan harga diri sudah terpenuhi.

Sebuah perilaku yang salah dan menyimpang dimata masyarakat dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Kesalahan persepsi yang terjadi di masyarakat saat ini membuat individu berlomba–lomba agar dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang mempunyai harga diri tinggi sehingga akan mempengaruhi image-nya dimata masyarakat. Kedudukan dan status sosial individu akan mempengaruhi kepercayaan diri dan harga diri seseorang. Maka tak jarang individu rela mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar hanya untuk mendapatkan pengakuan dari kelompok sosialnya. Hal ini wajar adanya, mengingat manusia sebagai makhluk sosial yang ingin diakui keberadaannya.

(7)

7

konsumtif, dengan sumbangan efektif harga diri terhadap gaya hidup konsumtif sebesar 13,2% dan sisanya 86,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2008) menyatakan bahwa self esteem yang tinggi akan dapat melakukan keputusan membeli dengan tepat, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Begitu pula sebaliknya saat

self esteem rendah maka keputusan membelinya tidak tepat yaitu tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Karena dengan self esteem tinggi maka orang akan mampu bersikap mandiri yaitu mampu membuat pilihan dan mengambil keputusan membeli sesuai dengan kebutuhannya, melakukan evaluasi alternative yang benar, yaitu info yang diperoleh akan dikembalikan pada alasan menginginkan produk tersebut bukan karena pengaruh dari orang lain. Self esteem memberikan sumbangan efektif terhadap keputusan membeli ponsel high class sebesar 20,3% sedangkan 79,7% adalah faktor lain.

Dari penelitian-penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa harga diri

mempengaruhi gaya konsumtif serta keputusan membeli seseorang. Semakin tinggi harga diri seseorang maka kecenderungan akan gaya konsumtif semakin rendah serta dapat melakukan keputusan membeli dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Sedangkan orang dengan harga diri rendah kecenderungan akan gaya hidup konsumtifnya semakin tinggi dan akan melakukan keputusan membeli tidak tepat, yaitu tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan bahwa harga diri seseorang akan membentuk minat membeli mereka terhadap produk, bilamana produk yang dibeli sesuai dengan apa yang diharapkannya. Pengetahuan atau bahkan pengalaman dalam menggunakan suatu produk, tentunya tak lepas dari proses berpikir mengenai kelebihan dan kekurangan produk tersebut, juga adanya perasaan senang atau tidak terhadap produk yang berujung pada pengambilan keputusan. Berdasarkan hal inilah, konsumen yang dalam hal ini adalah mahasiswa mengevaluasi kinerja produk secara menyeluruh. Bila mahasiswa memiliki sikap positif atas sebuah produk, tentunya

(8)

8

kepemilikan harga diri mahasiswa. Harga diri yang dimiliki dapat menjelaskan bagaimana mahasiswa dapat menyatakan minatnya terhadap suatu produk, sehingga mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian atau tidak. Mahasiswa yang menunjukkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, perasaan berguna dan penting didunia akan memiliki kriteria yang tinggi dalam peminatan atau pemilihan produk, sehingga mahasiswa tersebut lebih memilih pakaian import yang masih baru dan bukan pakaian import yang

second atau pernah digunakan oleh orang lain. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki sikap canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul, maka mahasiswa tersebut tidak memiliki kriteria atau standart yang tinggi dalam pemilihan produk, sehingga mereka tidak mempermasalahkan pemilihan pakaian pada toko

pakaian import second walaupun orang lain memandang negatif asalkan apa yang menjadi kebutuhan mereka tercapai. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara harga diri dengan minat

membeli pakaian import second pada mahasiswa”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara harga diri dengan minat membeli pakaian import second pada mahasiswa.

C. TUJUAN PENELITIAN

(9)

9

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoritis

Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri & organisasi mengenai sikap konsumen.

2. Secara Praktis

(10)

1

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MINAT

MEMBELI PAKAIAN IMPORT SECOND

PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh :

FEBRINA NOVIANTI 05810082

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(11)

2

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN MINAT

MEMBELI PAKAIAN IMPORT SECOND

PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh Febrina Novianti

05810082

FAKULTAS PSIKOLOGI

(12)

3

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Antara Harga Diri Dengan Minat Membeli

Pakaian Import Second Pada Mahasiswa Nama Peneliti : Febrina Novianti

No.Induk Mahasiswa : 05810082

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian : 29 November – 7 Desember 2011

Malang, 06 Januari 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(13)

4

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji

Tanggal : 06 Januari 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si _________________

Anggota Penguji : 1. Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi _________________

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si _________________

3. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi _________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(14)

5

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Febrina Novianti

Nim : 05810082

Fakultas : Psikologi

Menyatakan skripsi saya yang berjudul Hubungan Antara Harga Diri Dengan Minat Membeli Pakaian Import Second Pada Mahasiswa adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam

bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Mengetahui Malang, 06 Januari 2012

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

(15)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul Hubungan Harga Diri Dengan Minat Membeli Pakaian Import Second Pada Mahasiswa. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikut yang di ridhoi-Nya.

Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan teramat sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan rasa terimakasih banyak kepada

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Zakarija Achmat M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan, memberikan saran, serta kesabaran dan pengertiannya

sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

3. Ibu Tri Muji Ingarianti M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan juga memberikan saran, serta sabar dan ikhlas untuk

membimbing dan mengarahkan peneliti hingga selesainya penulisan tugas

akhir/skripsi ini.

4. Ibu Diana Savitri M.Psi, selaku dosen wali psikologi yang telah mendukung dan member pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

(16)

ii

6. Pemberi cinta terbesar, kedua orangtuaku : Papa Lodewyk Felix Jacobs & Mama Rustiati yang tidak pernah berhenti memberikan do‟a, semangat, dan dukungan moril maupun materil.

7. Keluarga ku, Kak Tonny, Kak Ayu, Novi dan keponakan kecil ku Kafka, serta keluarga besar Jacobs & Chalifah atas kasih sayang dan semangatnya.

8. Tami Chalifah Abdi tempat berbagi hati dan cerita yang telah mengorbankan waktu, ilmu dan kasih sayang nya selama 1 tahun ini.

9. Buat sahabat ku tersayang dan teman-teman seperjuangan khususnya kelas B Psikologi 05 Rahma, Anita, Dwi, Ratih, Pras, Erwin, Hendra. Sahabat-sahabat kostan kav 7 Febrica, Ulfa, Asstrini, Itha, Tanti, Mega, Novi, Maeda dan Egi atas kisah terhebat yang sudah dibagi selama di Malang „unforgetable moment

yang akan selalu diingat.

10. Para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia menjadi subjek penelitian

11. Serta seluruh pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang mungkin tidak dapat ditulis satu persatu, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, tiada satupun karya yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan segenap pembaca.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamitthariq, Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, Januari 2012 Penulis

(17)

iii INTISARI

Novianti, Febrina. (2011). Hubungan Antara Harga Diri Dengan Minat Membeli Pakaian Import Second Pada Mahasiswa. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pembimbing (1) Zakarija Achmat, M.Si (2) Tri Muji Ingarianti, M.Psi Kata kunci : Harga Diri, Minat Membeli

Tingginya minat membeli mahasiswa terhadap pakaian import second tampak dari tingkat pembeliannya. Selain karena faktor harga yang terjangkau serta keadaan ekonomi juga dikarenakan adanya kesesuaian antara produk tersebut dengan dirinya. Minat membeli merupakan bagian penting yang mengawali keputusan membeli konsumen nantinya yang dipengaruhi oleh pandangan positif atau negatif terhadap produk yang dituju, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta harapannya akan produk tersebut. Pilihan atas produk akan menggambarkan bagaimana penghargaan seseorang atas kemampuan, keberhasilan, serta penerimaan dirinya. Maka dari itu, hal ini berkaitan erat dengan harga diri yang dimiliki mahasiswa. Sehingga peneliti mencoba mengkaji permasalahan melalui sebuah penelitian dengan judul “hubungan antara harga diri dengan minat membeli pakaian import second pada mahasiswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala yaitu skala harga diri dan skala minat membeli. Adapun metode analisa data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi product moment dari Karl Pearson yang dibantu dengan program SPSS.

(18)

iv

ABSTRACTION

Novianti, Febrina. (2011). Relationship Between Self-Esteem With Interest In Buying Clothes Import Second on University Student. Faculty of Psychology University of Muhammadiyah Malang.

Counselor (1) Zakarija Achmat, M.Si (2) Tri Muji Ingarianti, M.Psi Keywords : Self-Esteem, Buying Interest

The high interest of students to buy imported clothing second looks from the purchase. In addition to its affordable price factors as well as the economic situation is also due to the compatibility between these products by themselves. Interest in buying is an important part of consumers will start buying decisions are influenced by positive or negative outlook towards the intended product, and tailored to the needs and expectations for such products. Choice of product will illustrate how one's appreciation of the ability, success, and the reception itself. Therefore, it is closely related to self-possessed student. So the researchers tried to assess the problem through a study entitled "The relationship between self-esteem by buying interest clothes import second on university student”.

This study is a quantitative study. The subjects used in this study were 100 students University of Muhammadiyah Malang. Data collection methods used were the scale of self-esteem scale and the scale of buying interest. The data analysis method used is the product moment correlation analysis technique that is assisted by SPSS program.

(19)

v

2. Faktor-faktor Pendorong Minat Membeli ... 9

3. Macam-macam Minat ………... .. 10

4. Karakteristik Minat ………... .. 11

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membeli ... 11

B. Harga Diri ... 12

1. Pengertian Harga Diri ………... .. 12

2. Kategori Kebutuhan Akan Penghargaan ……….. .. 12

3. Aspek Harga Diri ……….. .. 13

4. Karakteristik Harga Diri ……… . 14

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ……… 15

C.Hubungan Harga Diri dengan Minat Membeli Pakaian Import Second……….. 15

D.Kerangka Pemikiran ... 19

E. Hipotesa Penelitian ……….. 20

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C.Definisi Operasional ... 22

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ……… 24

F. Prosedur Penelitian ……….. 28

G. Validitas dan Reliabilitas ... 28

(20)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data ... 35

B. Analisa Data Penelitian ... 38

C.Pembahasan ... 39

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(21)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pilihan Jawaban ... 25

Tabel 3.2 Blue Print Skala Harga Diri ... 26

Tabel 3.3 Blue Print Skala Harga Diri Setelah Try Out ……… 26

Tabel 3.4 Blue Print Minat Membeli Pakaian Import Second……….. 27

Tabel 3.5 Blue Print Minat Membeli Pakaian Import Second Setelah Try out.. 27

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Harga Diri ... 30

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Skala Minat Membeli Pakaian Import Second .... 31

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Harga Diri Setiap Aspek ... 32

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Harga Diri Keseluruhan ……… 32

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Skala Minat Membeli pakaian import Second Setiap Aspek …… ... 33

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Skala Minat Membeli Pakaian Import Second Keseluruhan ………... ... 33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Skala Harga Diri ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Skala Minat Membeli Pakaian Import Second………..……… 36

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kelompok Skala Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 37

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kelompok Skala Minat Membeli Pakaian Import Second Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 38

(22)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala untuk Try Out

Lampiran 2 Skala untuk Penelitian

Lampiran 3 Data Try Out Skala Harga Diri Lampiran 4 Data Try Out Skala Minat Membeli

Lampiran 5 Hasil Analisis Try Out Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Data Penelitian Skala Harga Diri

Lampiran 7 Data Penelitian Skala Minat Membeli

(23)

ix

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian edisi revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta As‟ad, M. (2004). Psikologi industri seri sumber daya manusia edisi IV. Yogyakarta:

Liberty.

Azwar, S. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron & Byrne. (2003). Psikologi Sosial., Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga

Borualogo, I. S. (2004). Hubungan Antara persepsi tentang Figure Attachment dengan Self-Esteem remaja panti asuhan Muhammadiyah. Bandung: Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam, Vol. 13, No. 1.

Clemes., Bean., & Clark. (1997). Bagaimana meningkatkan harga diri remaja. Jakarta: Binapura Aksara.

Dayakisni, T., dan Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Engel, Blackwell & Miniard. (1994). Perilaku konsumen edisi VI jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara

Hurlock. (1980). Psikologi perkembangan edisi V. Jakarta: Erlangga

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajahmada University Press

Koswara. (1991). Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco

Kotler & Armstrong. (1997). Prinsip-prinsip pemasaran edisi III. Jakarta: Erlangga Kurniawati, I. (2008). Hubungan antara self esteem dengan keputusan membeli

(24)

x

Maslow, A. (1987). Motivation and personality third edition. New York: Harper Collins.

Muslimin, A. (2000). Korelasi antara penampilan publik figure pada iklan minuman berenergi kratingdaeng di televise indosiar dengan minat beli konsumen

(Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Mutiara, D. (2008). Hubungan antara image product dengan minat membeli pakaian batik pada remaja di pekalongan (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Normalasari, D. P. (2009). Hubungan harga diri dengan minat membeli notebook

(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Poerwanti. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press

Pratiwi, F. C. (2010). Hubungan antara citra merk kartu CDMA dengan minat membeli konsumen (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Putra, Y. E. (2005). Hubungan antara harga diri dengangaya hidup konsumtif pada remaja SMU Muhammadiyah 1 Klaten (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Shaleh & Wahab. (2004). Psikologi suatu pengantar (dalam perspektif islam).

Jakarta: Kencana.

Sujatmoko, E. (2005). Pengaruh tayangan iklan Honda Supra Fit versi “komentar

masyarakat” di televise terhadap minat membeli masyarakat (studi pada perum. ASABRI, Gogorante, Kediri) (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

(25)

xi

Widyananta, H. (2005). Penggunaan model iklan dan minat membeli masyarakat (studi pengaruh penggunaan selebritis sebagai model iklan Oli Top One di televise terhadap minat beli masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Malang)

(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).

Referensi

Dokumen terkait

Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun terkadang seorang individu membeli suatu barang

Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun terkadang seorang individu membeli suatu barang

Perilaku konsumtif ... Pertimbangan konsumen dalam membeli ... Aspek-aspek perilaku konsumtif ... Dampak perilaku konsumtif ... Pengertian harga diri ... Pembentukan harga diri

Minat membeli adalah pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu barang, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi terhadap harga dan kualitas produk dengan minat membeli produk fashion melalui online shop di

Hasil penelitian tersebut adalah adanya hubungan yang positif antara harga diri dengan minat berwirausaha, artinya bahwa semakin tinggi konsep diri makanya semakin tinggi

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi pula minat berwirausaha difabel, sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah

Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Citra Diri Dengan Minat Membeli Produk Smartphone” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar