• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA CITRA DIRI DENGAN MINAT MEMBELI PRODUK SMARTPHONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA CITRA DIRI DENGAN MINAT MEMBELI PRODUK SMARTPHONE"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pengaruh modernisasi sangat besar dampaknya pada kehidupan manusia, pengaruh yang ditimbulkan bisa langsung juga tidak langsung. Ide-ide ataupun fenomena kehidupan dapat mempengaruhi pola, sikap dan perilaku seseorang. Masyarakat yang semakin maju tentunya mempunyai kebutuhan dan keinginan yang semakin banyak dan meningkat pula. Perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia, mengisyaratkan adanya beberapa permasalahan menarik untuk dicermati. Hal ini dibuktikan adanya penggunaan telepon genggam yang sangat mencengangkan sekarang ini. Awal muncul telepon seluler dulu identik dengan kalangan orang yang berduit, karena harganya yang mahal. Industri elektronika yang memproduksi telepon seluler semakin menjamur. Hampir semua kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa tidak ketinggalan untuk memiliki telepon seluler, bahkan sekarang telepon seluler sudah berkembang menjadi suatu barang yang sangat multifungsi, dimana tidak hanya sebagai alat komunikasi saja akan tetapi banyak fungsi atau fitur-fitur lainnya yang dapat memanjakan dan memudahkan pemakainya, telepon seluler multifungsi ini disebut dengan smartphone (ponsel pintar).

(2)

dengan dokumen-dokumen seperti word, excel, pdf dan lain-lain. Menurut Ekha (wordpress, 2008) untuk membedakan smartphone dengan ponsel yang biasa, ponsel pintar atau smartphone setidaknya memenuhi dua standar. yang pertama sebuah smartphone harus mampu menjalankan berbagai aplikasi. Syarat kedua penilaian suatu smartphone adalah capacity atau kapasitas simpan. Media simpan diperlukan untuk menginstalkan aplikasi tambahan maupun untuk menyimpan data mulai berbagai pesan sms, mms, email sampai file video. Fitur lain yang dianggap penting sebagai pondasi smartphone adalah kamera, musik, perangkat koneksi terkini, web 2.0, maupun jaringan broadband. Selain dari sisi perangkat lunak, kemampuan smartphone termasuk juga fitur fisik seperti keypad QWERTY, layar sentuh, memotret, dan fitur pintar lainnya.

Makin meluasnya penggunaan telepon genggam berbasis data centric

smartphone software di Indonesia membuat produk tersebut makin banyak di

produksi oleh berbagai produsen ponsel pintar. Mulai dari Nokia, Samsung, Motorola, RIM, Apple, HTC, LG sampai vendor-vendor Cina seperti Huawei dan ZTE. Terus meningkatnya jumlah pengguna ponsel generasi baru dari tahun ke tahun menandai wabah smartphone tengah melanda Indonesia. Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) mencatat jumlah pengiriman ponsel pintar meningkat dari hanya 6% (2009) menjadi 12% dari jumlah pengiriman semua model ponsel ke Indonesia pada 2010. Selain itu di seluruh dunia, terjual 100,9 juta smartphone dalam 3 bulan terakhir di 2010. Angka ini melonjak 87% dari tahun sebelumnya. Sebaliknya tren penjualan PC melemah, hanya naik 3%, menjadi 92,1 juta (Fauzi, 2011).

(3)

pemanfaatan” oleh banyak pengguna Blackberry di Indonesia. Menurut Pusat Ilmu (2010) alasan popularitas BlackBerry di Indonesia juga dapat disebabkan oleh fakta bahwa Indonesia adalah salah satu operator pertama di dunia yang memperkenalkan layanan prabayar termasuk kurs harian dan mingguan. Hal tersebut dapat memanjakan para pengguna smartphone, dengan biaya yang ringan dapat menikmati semua fasilitas yang disediakan smartphone.

Gaduh smartphone sangat menggila di tanah air. Lihatlah di sekolah, kampus, mall, atau bahkan dirumah. anak muda atau ABG selalu menggenggam sebuah telepon cerdas dengan bangga di tangan mereka. Blackberry dan iPhone, dua buah

brand besar yang kini melegenda di Indonesia. Dua nama tersebut seakan melupakan

masyarakat pencinta gadget tanah air bila dulu mereka sangat tergila-gila dengan Nokia atau Sony Ericsson. Jika kita melihat dari fungsi dan fasilitas unggulan dari Blackberry serta iPhone, sesungguhnya masyarakat kita bisa dikatakan sangat sedikit yang memanfaatkannya. Bisa dibilang mereka hanya menggunakan 30% dari seluruh fasilitas yang dimiliki kedua telepon pintar tersebut (Kaskus, 2011). Maka perlu dipertanyakan motivasi menggunakan produk smartphone. Apalagi kenyataan lain, ponsel pintar yang awalnya ditunjukkan bagi pelanggan korporat ini, kini telah berubah menjadi perangkat yang dapat memuaskan ketergantungan kaum muda.

Anak muda mereka ingin selalu terdepan, gaul, keren, di kelompok atau geng mereka. Mereka sepertinya tidak mau kalah, ketinggalan teknologi, mati gaya, atau bahkan gaptek. Fenomena ini sejatinya telah ada sejak dulu. Menurut Darmawan (2010) ponsel pintar Blackberry kini menjadi begitu populer di kampus-kampus Universitas, tidak terkecuali di Inggris. Riset terakhir yang dilakukan oleh Mobile Youth, sebuah perusahaan konsultan Inggris, ternyata 2% dari mahasiswa Universitas Inggris menggunakan perangkat Blackberry. Hasil survey yang melibatkan 1000 responden dikalangan anak muda, Nokia dengan pangsa pasar sebesar 30%, diikuti Sony Ericsson 27%. Namun pertumbuhan tersebut cukup mengejutkan mengingat perangkat Blackberry adalah ponsel pintar, yang tentu harganya lebih mahal dari ponsel biasa, terutama bagi ukuran kantong mahasiswa.

(4)

generasi muda, separo penggunanya berusia 18-34 tahun. Dan pengguna RIM BB dan Microsoft Mobile, sebagian besar berusia 35 tahun ke atas. Disini terlihat sekali bahwa generasi muda yang paling mudah menerima teknologi baru, menggunakan sistem operasi yang baru dan menawarkan banyak fitur.

  Ada beberapa minat pada masa remaja. Salah satu minat pada masa remaja adalah minat-minat pribadi yang berhubungan dengan penampilan remaja. Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat dikalangan kawula muda. Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, dan banyaknya uang yang dibelanjakan (Hurlock, 1990)

(5)

tersebut dan konsumen memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang barang tersebut.

Konsumen terkadang tidak menyadari seluruh motif mereka dalam melakukan pembelian, hal tersebut menerangkan mengapa para konsumen seringkali tidak menyadari atau tidak dapat menunjukkan alasan-alasan mereka mengapa tertarik membeli atau tidak membeli. Berkaitan dengan ketertarikan konsumen untuk membeli dikenal dengan istilah minat membeli. Hawkin, Best dan Coney (1998) mengatakan minat membeli adalah perhatian yang diberikan konsumen terhadap suatu produk yang mengundang ketertarikan konsumen untuk membelinya. Sedangkan menurut Winardi (2003) minat membeli adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Pada dasarnya seseorang memiliki keinginan untuk mengejar kesenangan sesaat yang berkaitan erat dengan penentuan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti gengsi, mencerminkan siapa dirinya, ikut-ikutan ingin mencoba merasakan pengalaman sensasional dan merasa lebih percaya diri salah satunya dengan memakai handphone yang disebut dengan smartphone ini. Menurut Carolina Milanesi (2010) persepsi orang terhadap perangkat smartphone kini telah bergeser begitu cepat. Kini kaum muda memiliki persepsi yang baik terhadap ponsel pintar Blackberry. Seseorang akan terlihat cool, bila memiliki perangkat smartphone yang sedang tenar dan ternama itu. Karena produk smartphone sedang menjadi tren hidup sekarang ini, banyak orang yang berminat untuk memiliki produk ini. Walaupun harganya dapat dibilang cukup mahal apalagi untuk kantong mahasiswa dan terkadang kepemilikan benda ini tidak sebanding dengan penggunaan tanpa manfaat seperti fakta yang telah dipaparkan diatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan, sebenarnya apa tujuan dari seseorang berminat untuk membeli produk smartphone.

Penelitian yang dilakukan Mutiara (2008), tentang hubungan antara image

product dengan minat membeli pakaian batik pada remaja di Pekalongan, didapatkan

(6)

Adapun sumbangan efektif image product terhadap minat membeli yaitu sebesar 45,7% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Sementara peneltian yang dilakukan Permadi (2008), tentang Hubungan antara Sikap terhadap Lingkungan dengan Minat Membeli Sepeda Elektrik, dimana hasilnya ada hubungan positif yang sangat signifikan yang ditunjukkan dengan nilai r = 0,807 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,001. Nilai r = 0,807 menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap lingkungan maka semakin tinggi minat membeli sepeda elektrik. Sebaliknya, semakin negatif sikap terhadap lingkungan maka semakin rendah minat membeli sepeda elektrik. Sumbangan efektif variabel sikap terhadap lingkungan terhadap minat membeli sepeda elektrik sebesar 65,1% sedangkan 34,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Agustina (2005) menjelaskan tentang Faktor-Faktor yang Mebentuk Minat Membeli Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang terhadap produk tabloid Bola, hasil yang didapat minat membeli dipengaruhi oleh aspek berita olahraga 20,75%, aspek tambahan 20,67%, aspek jurnalistik 20,50%, aspek hadiah 19,93%, aspek harga 18,14%. Dan aspek berita merupakan aspek yang dominan.

Penelitian diatas dapat disimpulkan minat membeli dapat ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri antara lain dari pengalaman, pengetahuan, bahkan kepribadian seperti sikap, citra diri dan dari luar yaitu faktor sosial yang merupakan proses dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh keluarga, status sosial dan kelompok acuan, kemudian faktor pemberdayaan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga dan promosi. Citra diri sendiri merupakan salah satu faktor pribadi yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan keputusan membeli. Setiap orang memiliki kepribadian sendiri yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Engel, Blackwell, Minaiard (2005), mengatakan bahwa setiap orang melakukan pembelian dengan harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk atau jasa yang bersangkutan ketika akan digunakan dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan.

(7)

bahwa telepon genggam sebagai benda budaya telah menjadi image budaya bagi pemakainya. Melalui iklan dan promosi besar-besaran, yang di dalamnya terdapat konsumsi tanda atau aspek simbolik, benda-benda menjadi sumber kepuasan utama yang diperoleh pemakainya. Oleh karena itu, sebetulnya selalu ada pesan atau tanda dari pemakai telepon genggam kepada orang lain tempat ia ingin menunjukkan sebuah gengsi atau status tertentu dari pemakainya. Setiawan (dalam Nugroho, 2008) juga mengemukakan kehidupan bermasyarakat modern yang semakin komplek secara tidak langsung mempengaruhi individu untuk menunjukkan siapa dirinya dengan berbagai cara, salah satunya dengan gaya hidup yang ditunjukkannya dengan membeli dan memiliki barang yang dapat meningkatkan citra dirinya.

Citra diri merupakan gambaran seseorang tentang dirinya sendiri. Pandangan seseorang mengenai dirinya yang akan membentuk gambaran diri akan berkaitan dengan penilaian terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu tugas, kondisi fisik, apa yang dirasakan serta bagaimana ia menjalin relasi dengan orang lain (Jersil dalam Ardi, 2008). Van Fleet (1997) menyatakan bahwa citra diri berarti segala sesuatu mengenai diri yang akan dipertimbangkan menjadi positif atau negatif, bersikap terbuka atau pemarah atau pemalu dan suka menyendiri, pandai atau bodoh, tampan atau jelek, sukses atau gagal. Citra diri menjadi bagian yang penting bagi individu karena citra diri merupakan sebagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik atau psikologi atau penerimaan terhadap dirinya baik fisik, psikologis maupun sosial (Hurlock, 1990).

(8)

diri didepan teman-temannya atau lingkungannya, dan menunjukkan siapa dirinya kepada orang lain. Semakin tenar dan ternamanya suatu merek (biasanya) semakin mahal pula barang itu dan semakin tinggi pula prestise yang dihasilkan dengan memiliki barang tersebut (Comelic, 2008). Cherrington, David J. (2010) dalam bukunya Organizational Behavior menjelaskan bahwa kepemilikan barang atau akses terhadap sesuatu hal tertentu oleh seseorang dapat menaikkan status sosial orang yang bersangkutan. Biasanya barang-barang yang dianggap sebagai simbol status adalah barang-barang mewah, mencakup seperti kendaraan pribadi, jam tangan, personal gadget (termasuk BB) dan lain sebagainya.

Smartphone makin banyak di produksi oleh berbagai produsen, karena konsumen membeli smartphone bukan karena alasan fasilitas yang diberikan oleh produk tersebut, tapi karena konsumen khususnya anak muda lebih mengutamakan ingin menampilkan citra diri mereka pada lingkungannya. Sehingga para produsen berlomba-lomba memasarkan maupun mengkomunikasikan produknya yang sesuai dengan harapan serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Sekarang ini di pasaran telepon seluler, sudah banyak sekali merek dan tipe smartphone yang beredar. Untuk dapat tetap bertahan di pasaran, produsen pun saling bersaing harga dan fitur-fitur dari smartphone pun menjadi lebih bervariasi dan canggih. Kehadiran smartphone tidak lagi semata-mata hanya untuk bekerja tetapi telah merambah ke lifestyle (Sari,2010).

Ada beberapa penelitian sebelumnya mengenai citra diri, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) mengenai “Hubungan antara Citra Diri dengan Keputusan Membeli Telepon Genggam Nokia” diperoleh kesimpulan yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara citra diri dengan keputusan membeli, dimana semakin tinggi citra diri maka semakin rendah keputusan membeli, dan sebaliknya semakin rendah citra diri maka semakin tinggi keputusan membeli. Sumbangan efektif variabel citra diri terhadap keputusan membeli sebesar 13%, sedangkan 87% sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

(9)

citra diri positif maka semakin rendah intensi membeli pakaian bermerk pada remaja, begitu sebaliknya bila citra diri negatif maka semakin tinggi intensi membeli pakaian bermerk pada remaja. Adapun koefisien determinan diperoleh 0,217 yang menandakan sumbangan efektif citra diri terhadap intensi membeli sebesar 21,7%, sedangkan 78,3% sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

Beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra diri mempengaruhi hal-hal seperti keputusan membeli dan intense membeli konsumen. Salah satunya faktor yang akan dicermati mengenai minat membeli pada konsumen, dimana seseorang yang memiliki citra diri yang negatif semakin kuat orang tersebut berkeinginan untuk menutupi segala kekurangannya salah satunya dengan mengikuti trend atau gaya hidup yaitu dengan membeli atau memiliki smartphone dengan perangkat komunikasinya yang multifungsi dan berkemampuan layaknya sebuah komputer ini. Hal ini dilakukan karena kaum muda tersebut ingin dapat diterima dan merasa percaya diri dilingkungannya. Sehingga mereka akan melakukan suatu tindakan untuk memiliki produk tersebut guna memenuhi keinginanya.

Berdasarkan paparan diatas maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut tentang “Hubungan antara Citra Diri dengan Minat Membeli Produk

Smartphone” karena dianggap penting untuk membuktikan secara empiris.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan antara citra diri dengan minat membeli produk smartphone?

C. Tujuan Penelitian

(10)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu di bidang Psikologi, khususnya Psikologi Konsumen dan Psikologi Kepribadian.

2. Manfaat Praktis

(11)

 

 

 

 

 

(12)

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Saya mahasiswi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melaksanakan penelitian guna menyelesaikan tugas akhir memohon bantuan dan kesediaan Saudara untuk mengisi skala penelitian berikut.

Dalam pengisian skala ini, saya mohon agar dapat menjawab dengan apa adanya sesuai pemikiran dan perasaan Saudara. Perlu diketahui, tidak ada jawaban yang dinilai benar atau salah. Hasil penelitian bersifat rahasia dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu Saudara tidak perlu ragu untuk menjawab semua pernyataan yang kami sediakan.

Besar harapan saya dapat menerima kembali skala penelitian yang telah Saudara isi. Atas kesediaan Saudara membantu penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Peneliti,

Iratanti Linda Nurmalasari

Petunjuk Pengisian Skala :

1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara, dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan :

SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan

TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pertanyaan

2. Apabila saudara ingin mengganti jawaban, beri tanda ( = ) pada jawaban yang telah Saudara buat sebelumnya. Kemudian berilah tanda silang ( X ) pada jawaban baru.

Contoh :

JAWABAN

SS S TS STS

SS S TS STS

3. Jawablah semua pernyataan tanpa ada yang terlewati. Identitas Rsponden :

Isilah identitas Saudara di bawah ini : Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin :

Usia :

(13)
(14)

SKRIPSI

Oleh :

Iratanti Linda Nurmalasari 06810055

FAKULTAS PSIKOLOGI

(15)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Iratanti Linda Nurmalasari 06810055

FAKULTAS PSIKOLOGI

(16)
(17)
(18)
(19)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Citra Diri Dengan Minat Membeli Produk Smartphone” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah Ya Rahman Ya Rahhim, yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Blitar dan Bapak yang tidak tahu dimana serta Ayah Ibu Ngawi, terima kasih atas dukungan, doa, kasih sayangnya serta peluh dan keringat demi kebahagiaan anak mu ini, sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini dan berharap bisa membalas semua kasih sayang yang diberikan.

3. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. M. Salis Yuniardi, S.Psi. M.Psi., selaku Ketua Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

(20)

7. Bapak Ari Firmanto selaku dosen wali

8. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Suamiku tersayang Nanang Agus WS., terimakasih atas dukungan dan kasih sayangmu yang tak terkira. Dan “My Miracle” jagoan mama, terimakasih karena dedek tidak pernah rewel menemani mama selama tidak ada papa dalam menyelesaikan skripsi ini, I love you.

10.Ari dan Fauzi, yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data. 11.Dani, Tyas, Joni teman senasib sepenanggungan selama bimbingan, “Akhirnya

perjuangan kita tidak sia-sia, good luck guys!”.

12.Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 12 September 2011 Penulis,

(21)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat ... 12

3. Macam-macam minat ... 12

4. Unsur-unsur minat ... 13

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ... 14

6. Karakteristik Minat Membeli ... 14

B.Citra Diri 1. Pengertian citra diri ... 15

2. Aspek-aspek citra diri ... 16

(22)

1. Pengertian smartphone ... 19

3. Tugas-tugas perkembangan remaja ... 24

E.Hubungan antara citra diri dengan minat membeli produk smartphone 25 F. Kerangka Pemikiran ... 28

G.Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 29

B.Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian ... 30

2. Definisi operasional ... 30

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 32

D.Jenis data dan metode pengumpulan data (instrument penelitian) 1. Jenis data ... 33

2. Metode pengumpulan data (instrument penelitian) ... 33

3. Validitas dan reliabilitas a. Validitas ... 37

b. Reliabilitas ... 43

E.Prosedur Penelitian ... 45

(23)

C.Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 56

B.Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(24)

Tabel 1 Skala Penilaian... 35

Tabel 2 Blue Print Skala Citra Diri ... 36

Tabel 3 Blue Print Skala Minat Membeli ... 37

Tabel 4 Hasil Validitas Skala Citra Diri ... 40

Tabel 5 Blue Print Skala Citra Diri setelah Try Out ... 41

Tabel 6 Hasil Validitas Skala Minat Membeli ... 42

Tabel 7 Blue Print Skala Minat Membeli setelah Try Out ... 42

Tabel 8 Uji Reliabilitas Skala Citra Diri ... 44

Tabel 9 Uji Reliabilitas Skala Minat Membeli ... 45

Tabel 10 Uji Reliabilitas Skala Keseluruhan ... 45

Tabel 11 Rancangan Analisa Data ... 48

Tabel 12 Tabel Sebaran T-Score Citra Diri ... 49

(25)

1. Skala Try Out Citra Diri

2. Data Kasar Try Out Skala Citra Diri

3. Hasil Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Citra Diri 4. Skala Try Out Minat Membeli

5. Data Kasar Try Out Skala Minat Membeli

6. Hasil Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Minat Membeli 7. Skala Penelitian

8. Data Kasar Penelitian Citra Diri 9. Data Kasar Penelitian Minat Membeli

(26)

Abror, R. 1993. Psikologi pendidikan. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi remaja. Bandung : Pustaka Setia

Albantani, J. 2010. Brand self image congruity. (Online) : http://brandsite.wordpress.com/2010/12/06/brand-self-image-congruity/

(diakses Maret 2011).

Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

Agustina, D.S. 2005. Faktor-faktor yang mebentuk minat membeli mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang terhadap Produk Tabloid Bola. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi UMM. Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka

Cipta.

Ardi, P. 2008. Hubungan antara citra diri (self image) dengan aspirasi kerja pada selesman. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

As’ad, M. 2004. Psikologi industri. Edisi keempat. Yogyakara : Liberty. Azwar, S. 1995. Sikap manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

2002. Penyusunan skala psikologi. Yogyarkarta : Pustaka Pelajar Offset 2004. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset 2007. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Comelic. 2008. Emang gue makan mereknya?. (Online) : http://archive.kaskus.us/thread/1249802 (diakses Maret 2011).

Crow, L.D. & Crow, A. 1984. Psikologi pendidikan. Buku 1 (Terjemahan: Z. Kasijian). Surabaya : Bina Ilmu.

Engel, J. dkk. 2005. Perilaku konsumen jilid ke enam. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Ekha. 2008. ”Apa itu smartphone?”. (Online) :

(27)

April 2011).

Fleet, V. 1997. Menggali dan mengembangkan kekuatan tersembunyi di dalam diri. Jakarta : Mitra Utama.

Grad. 1996. Krisma : Bagaimana cara mendapatkan keajaiban yang istimewa itu. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Hawkins, D.I. Best, R.J. & Coney, K.A. 1998. Customer behavior. Ninth Edition. New York : McGraw Hill.

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Kartono, K. 1980. Teori kepribadian. Bandung : Alumni

Kerlinger. 2006. Asas-Asas penelitian behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kluytmans, F. 2006. Perilaku manusia. Bandung : PT. Refika Aditama.

Kotler & Armstrong. 1997. Prinsip-prinsip pemasaran. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Loundon, dkk. 1993. Consumer behavior. Singapore : Mc. Graw & Hill Mappiare, Andi. 1982. Psikologi remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Mutiara, D. 2008. Hubungan antara image product dengan minat membeli pakaian batik pada remaja di Pekalongan. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Nielsen. “Perkembangan sistem operasi smartphone di US dan Indonesia”. (Online) : http://andi.stk31.com/perkembangan-sistem-operasi-smartphone-di-us-dan-indonesia.html (diakses Maret 2011)

Nugroho, D.A. 2008. Hubungan antara Citra Diri dengan Keputusan Membeli Telepon Genggam Nokia. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Opini. 2010. Blackberry: antara kebutuhan dan status sosial. (Online) :

(28)

Poerwodarminto. 1991. Kamus bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Prastya, A.K. 2011. Hubungan antara citra diri dengan intensi membeli pakaian bermerk pada remaja. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi UMM.

Sari. 2010. Fitur-fitur smartphone blackberry dan smartphone lainnya. (Online) : http://www.articlesnatch.com/Article/Fitur-fitur--Smartphone-Blackberry-Dan-Smartphone-Lainnya/1053646 (diakses Maret 2011)

Serba Serbi. 2010. Apa itu smartphone?. (Online) : http://pengen-tau2010.com/2010/05/apa-itu-smartphone-lanjutan.html. (diakses Maret 2011). Shaleh & Wahab. 2004. Psikologi suatu pengantar :Dalam Perspektif Islam. Jakarta

: Kencana

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soedarmayanti & Hidayat. 2002. Metodologi penelitian. Bandung : Mandar Maju. Syah, M. 2008. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Edisi Revisi.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Wagenugraha. 2010. Potensi pasar smartphone di indonesia. (Online) : http://www.feedberry.com/2010/02/01/potensi-pasar-smartphone-di-indonesia

/

(diakses Maret 2011).

Winardi, S.E. 1991. Marketing dan perilaku konsumen. Bandung : Mandar Maju. Winarsunu, T. 2002. Statistik. : dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Edisi

Referensi

Dokumen terkait

results-oriented accountability, drawing on lessons learned while teaching a seminar on accountability and highlighting the development of accountability policy in North Carolina..

1) Dosen menarik kembali pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang Ayat dan Hadits tentang Ketuhanan. 2) Dosen membuat beberapa point pertanyaan secara lisan terkait

Secara legal normatif mempelajari kitab Tabyīn al-Iṣlāh sebagai syarat sahnya pernikahan bagi Jam’iyyah Rifa’iyah adalah dengan adanya syarat-syarat pernikahan yang

Koordinasi dilakukan pada pegawai dan masyarakat dalam mencapai keberhasilan pembangunan fisik, selain itu kepala distrik juga berkoordinasi dengan bupati dan SKPD

Namun demikian yang memberikan pengertian khusus jual beli menurut Hukum Perdata adalah bahwa penyerahan barang yang menjadi objek jual beli bisa dilakukan kemudian

Oleh kerana Nabi dianggap manusia yang sempurna kerana adanya bimbingan wahyu maka, segala perbuatan, perlakuan dan pengakuan Nabi ini mestilah diikuti oleh semua

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk peningkatan produksi dan efisiensi teknis serta pendapatan usahatani Horenso pada