• Tidak ada hasil yang ditemukan

Technical Specified Rubber Trade between Thailand and China

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Technical Specified Rubber Trade between Thailand and China"

Copied!
303
0
0

Teks penuh

(1)

PERDAGANGAN KARET

SPESIFIKASI TEKNIS

ANTARA THAILAND DAN CHINA

ABDULHAKIM MADIYOH

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “PERDAGANGAN

KARET SPESIFIKASI TEKNIS ANTARA THAILAND DAN

CHINA” adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Abdulhakim Madiyoh

(3)
(4)

RINGKASAN

ABDULHAKIM MADIYOH. Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara

Thailand dan China. Dibimbing oleh RATNA WINANDI ASMARANTAKA dan

BONAR MARULITUA SINAGA.

Thailand dan China berperanan penting dalam perdagangan karet alam

oleh karena kedua negara tersebut adalah sebagai negara eksportir dan importir

karet alam terbesar di dunia. Namun, ada berbagai masalah yang terjadi seperti

kekurangan penawaran karet alam untuk memenuhi permintaan karet alam dan

masalah ketidakstabilan harganya. Oleh karena itu, perlu untuk mengkaji

perilakunya bagaimana kedua negara tersebut mempengaruhi penawaran,

permintaan dan harga dalam perdagangan karet alam dunia khususnya karet

spesifikasi teknis dimana jenis karet tersebut memiliki jumlah terbesar yang

diperdagangkan antar dua negara ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) menganalisis perilaku

penawaran, permintaan dan harga karet spesifikasi teknis antara Thailand dengan

China, dan (2) menganalisis dampak perubahan faktor internal dan eksternal

terhadap penawaran, permintaan dan harga karet spesifikasi teknis antara Thailand

dengan China.

Penelitian ini menggunakan metode analisis ekonometrika

two stage least

square

(2SLS)

dengan membangunkan model persamaan simultan dan

menggunakan data sekunder derat waktu antara tahun 1990-2010. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa: (1) penawaran ekspor karet TSR Thailand ke China

dipengaruhi oleh jumlah ekspor karet TSR Thailand ke China tahun sebelumnya

dan jumlah produksi karet TSR Thailand, sedangkan penawaran ekspor karet

spesifikasi teknis Thailand ke non-China dipengaruhi oleh jumlah produksi karet

spesifikasi teknis Thailand dan jumlah ekspor karet spesifikasi teknis Thailand ke

China, (2) permintaan impor karet TSR China dari Thailand dipengaruhi oleh

gabungan China menjadi anggota WTO, jumlah produksi otomotif di China dan

harga impor riil karet TSR China. Sementara permintaan impor karet TSR China

dari Thailand dipengaruhi oleh jumlah impor karet TSR China dari

non-Thailand tahun sebelumnya, jumlah produksi otomotif China dan pajak impor

karet TSR di China, dan (3) harga riil karet TSR dunia dipengaruhi oleh harga riil

karet TSR dunia tahun sebelumnya, jumlah ekspor karet TSR dunia tahun

sebelumnya dan jumlah impor karet TSR total dunia, sementara harga ekspor riil

karet TSR Thailand dipengaruhi oleh harga riil karet TSR dunia, jumlah ekspor

total karet TSR Thailand dan harga riil minyak mentah di Amerika Serikat,

kemudian harga impor riil karet TSR China dipengaruhi oleh rasio harga riil karet

TSR dunia dan harga impor riil karet TSR China tahun sebelumnya. Hasil

simulasi historis dan simulasi peramalan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah

produksi karet TSR di Thailand dan penghapusan pajak impor karet TSR di China

baik dijalankan dalam perdagangan karet TSR antara Thailand dan China karena

faktor tersebut mampu meningkatkan hasil devisa ekspor karet spesifikasi teknis

Thailand.

(5)
(6)

SUMMARY

ABDULHAKIM MADIYOH. Technical Specified Rubber Trade between

Thailand and China. Supervised by RATNA WINANDI ASMARANTAKA and

BONAR MARULITUA SINAGA.

Thailand and China play important roles in the trade of natural rubber

because both countries are respectively the biggest exporter and importer of

natural rubber in the world. However, there are many problems such as supply

shortage of natural rubber to meet the demand for natural rubber and unstable

prices. Therefore, it is necessary to examine how the behaviors of both countries

affect the supply, demand and price of natural rubber in international trade in

particular technical specified rubber (TSR) where this type of rubber have the

greatest amount traded between the two countries.

This study has two main objectives that include the following: (1) to

analyze the factors that influence the export supply, import demand and price for

technical specified rubber in Thailand and China, and (2) to analyze the impact of

internal factors and external factors alteration to the export supply, import demand

and price for technical specified rubber in Thailand and China.

This study used econometric analysis and implemented two stage least

squares (2SLS) method and simultaneous equation model and used time series

secondary data from

1990 to 2010. The results showed that: (1) Thailand’s supply

for TSR exports to China was influenced by amount of TSR Thailand export to

China in previous year and amount of TSR Thailand production,

while Thailand’s

supply for TSR exports to non-China was influenced by amount of TSR Thailand

production and amount of TSR Thailand exports to China,

(2) China’

s demand for

TSR imports of Thailand influenced by China

’s

participation in WTO, amount of

automotive production in China

and China’s real price import

of TSR, while

China’s demand for TSR imports of non

-Thailand influenced by amount of

China’s TSR imports

from non-Thailand in previous year, amount of automotive

production in China and import tariff in China, and (3) world TSR real prices was

influenced by world TSR real price in previous year, amount of exports supply of

the world in previous year and amount of imports demand of the world, while real

price TSR exports of Thailand was influenced by world TSR real price, amount

total of TSR Thailand exports and USA fuel real price, while real price TSR

import of China was influenced by world TSR real price ratio and real price TSR

import of China in previous year. Historical simulation and forecasting simulation

results show that increased production quantities of TSR policy in Thailand and

abolition of import tax of TSR policy in China performed within TSR rubber trade

between Thailand and China because it enabled to increase foreign exchange for

Thailand's technical specified rubber exports.

(7)
(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

(9)
(10)

PERDAGANGAN KARET SPESIFIKASI TEKNIS ANTARA

THAILAND DAN CHINA

ABDULHAKIM MADIYOH

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(11)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS

(12)
(13)

Judul Tesis : Perdagangan Karet Sprsifikasi Teknis antara Thailand dan China

Nama : Abdulhakim Madiyoh

NIM : H353118031

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS

Prof Dr Ir Bonar Marulitua Sinaga, MA

Ketua

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Ilmu Ekonomi Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M. Sc. Agr

(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah

subhanallahu wa ta’ala

atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Mengangkat tesis

dengan judul Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Ratna Winandi

Asmarantaka, MS dan Bapak Prof Dr Ir Bonar Marulitua Sinaga, MA, selaku

pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Pusat Statitik IPB yang telah membantu selama

penganalisis data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,

serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013

(16)
(17)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

v

DAFTAR GAMBAR

vi

DAETAR LAMPIRAN

vii

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

5

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

6

2 TINJAUAN PUSTAKA

Keadaan Perkaretan Dunia

7

Ekspor Karet Spesifikasi Teknis Dunia

7

Impor Karet Spesifikasi Teknis Dunia

8

Harga Karet Spesifikasi Teknis di Pasar Domestik dan

Internasional

9

Perdagangan Karet Alam antara Thailand dan China

10

Tinjauan Penelitian Terdahulu

13

Kerangka Teoritis

15

Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor Karet Alam

di Pasar Internasional

15

Dampak Kebijakan Pajak Impor terhadap Perdagangan

Karet Alam

16

Penawaran Ekspor Karet Spesifikasi Teknis Thailand ke China

18

Permintaan Impor Karet Spesifikasi Teknis China dari

Thailand

19

Harga Karet Spesifikasi Teknis di Dunia, Thailand dan China

20

Kerangka Model Perdagangan Karet Alam

21

3 METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Model Perdangan Karet Spesifikasi Teknis antara

Thailand dengan China

24

Penawaran Ekspor Karet Spesifikasi Teknis

24

Permintaan Impor Karet Spesifikasi Teknis

26

Harga Karet Spesifikasi Teknis

28

Sumber dan Jenis Data

29

Identifikasi dan Metode Pendugaan Model

30

Identifikasi Model

30

Metode Pendugaan Model

31

Prosedur Penerapan Model

33

Validasi Model

33

(18)

4 HASIL

DAN

PEMBAHASAN

PERDAGANGAN

KARET

SPESIFIKASI TEKNIS ANTARA THAILAND DAN CHINA

Keragaan Umum Hasil Estimasi Model

36

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Karet

Spesifikasi Teknis

36

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Karet

Spesifikasi Teknis

41

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Riil Karet Spesifikasi

Teknis

46

5 EVALUASI DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN

EKSTERNAL

Evaluasi Daya Prediksi Model

49

Simulasi Historis Skenario Perubahan Faktor Internal dan

Eksternal

49

Dampak Perubahan Faktor Internal dan Eksternal terhadap

Devisa Negara Tahun 2006-2010

54

Simulasi Peramalan Skenario Perubahan Faktor Internal dan

Eksternal

55

Dampak Perubahan Faktor Internal dan Eksternal terhadap

Devisa Negara Tahun 2015-2020

60

6 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

63

Saran Kebijakan

65

Saran Penelitian Lanjutan

65

DAFTAR PUSTAKA

66

LAMPIRAN

69

(19)

DAFTAR TABEL

1

Jumlah Produksi Otomotif dari Negara Produsen Utama Tahun

1980-2011

1

2

Jumlah Produksi Karet Alam dari Negara Produsen Utama Tahun

2006-2010

2

3

Penggunaan Karet Alam dan Harga Karet Alam Tahun 2003-2009

3

4

Produksi, Konsumsi dan Stok Karet Alam Dunia Tahun 2002-2010

4

5

Keadaan Perdagangan Perkaretan Dunia Tahun 2006-2011.

7

6

Kemunculan Asia pada Konsumsi Karet Alam

9

7

Produksi dan Konsumsi Karet Alam di China Tahun 2003-2009

11

8

Volume Imspor Karet Alam di China dari Berbagai Negara Tahun

2007-2011

12

9

Penggunaan Karet Alam Thailand Tahun 2000-2010

12

10

Volume Ekspor Karet Alam Thailand ke China Tahun 2006-2011

13

11

Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Karet Spesifikasi Teknis

Thailand ke China

37

12

Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Karet Spesifikasi Teknis

non-Thailand ke China

38

13

Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Karet Spesifikasi Teknis

Thailand ke non-China

39

14

Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Karet Spesifikasi Teknis

non-Thailand ke non-China

40

15

Hasil Estimasi Persamaan Impor Karet Spesifikasi Teknis China

dari Thailand

41

16

Hasil Estimasi Persamaan Impor Karet Spesifikasi Teknis China

dari non-Thailand

42

17

Hasil Estimasi Persamaan Impor Karet Spesifikasi Teknis

non-China dari Thailand

43

18

Hasil Estimasi Persamaan Impor Karet Spesifikasi Teknis

non-China dari non-Thailand

45

19

Hasil Estimasi Persamaan Harga Riil Karet Spesifikasi Teknis

Dunia

46

20

Hasil Estimasi Persamaan Harga Riil Ekspor Karet Spesifikasi

Teknis Thailand

47

21

Hasil Estimasi Persamaan Harga Riil Impor Karet Spesifikasi

Teknis China

48

22

Dampak Peningkatan Jumlah Produksi Karet TSR Thailand

sebesar 10 persen terhadap Penawaran, Permintaan dan Harga

Karet TSR Tahun 2006-2010

50

23

Dampak Penurunan Pajak Impor Karet TSR di China sebesar 20

persen terhadap Penawaran, Permintaan dan Harga Karet TSR

(20)

24

Dampak Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang Baht terhadap Yuan

sebesar 10 persen terhadap Penawaran, Permintaan dan Harga

Karet TSR Tahun 2006-2010

53

25

Evaluasi Dampak Berbagai Perubahan Fakotr Internal dan

Eksternal Tahun 2006-2010

54

26

Dampak Peningkatan Jumlah Produksi Karet TSR di Thailand

sebesar 5 persen terhadap Penawara, Permintaan dan Harga Karet

TSR Tahun 2015-2020

56

27

Dampak Penghapusan Pajak Impor Karet TSR di China menjadi 0

persen terhadap Penawaran, Permintaan dan Harga Karet TSR

Tahun 2015-2020

58

28

Dampak Penghapusan Pajak Impor Karet TSR di China menjadi 0

persen dan Peningkatan Jumlah Produksi Karet TSR Thailand

sebesar 5 persen terhadap Penawaran, Permintaan dan Harga

Karet TSR Tahun 2015-2020

59

29

Evaluasi Dampak Berbagai Perubahan Faktor Internal dan

Eksternal Tahun 2015-2020

61

DAFTAR GAMBAR

1

Keadaan Fluktuasi Harga Karet Spesifikasi Teknis di Thailand

4

2

Pertumbuhan Industri Otomotif di China Tahun 1997-2010

11

3

Proses Terjadinya Perdagangan antara Dua Negara Besar

16

4

Dampak Pengenaan Pajak Impor

17

5

Kerangka Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

1

Data Model Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand

dan China Tahun 1990-2010

70

2

Daftar Nama Variabel Eksogen dan Endogen Model Perdagangan

Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China

73

3

Program Estimasi Model Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis

antara Thailand dan China Menggunakan Metode 2SLS dan

Prosedur SYSLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

74

4

Hasil Estimasi Model Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara

Thailand dan China Menggunakan Metode 2SLS dan Prosedur

SYSLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

77

5

Program Validasi Model Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis

antara Thailand dan China Tahun 2006-2010 Menggunakan

Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

88

6

Hasil Validasi Model Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara

Thailand dan China Tahun 2006-2010 Menggunakan Metode

NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS

Versi 9.1

91

7

Program Simulasi Historis Peningkatan Jumlah Produksi Karet

Spesifikasi Teknis di Thailand Tahun 2006-2010 Menggunakan

Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

95

8

Hasil Simulasi Historis Peningkatan Jumlah Produksi Karet

Spesifikasi Teknis di Thailand Tahun 2006-2010 Menggunakan

Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

98

9

Program Simulasi Historis Penurunan Pajak Impor Karet

Spesifikasi Teknis China Sebesar 20 Persen Tahun 2006-2010

Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

101

10

Hasil Simulasi Historis Penurunan Pajak Impor Karet Spesifikasi

Teknis di China Sebesar 20 Persen Tahun 2006-2010

Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

104

11

Program Simulasi Historis Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang Baht

terhadap Dollar Amerika Serikat Sebesar 10 Persen Tahun

2006-2010 Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN

(22)

12

Hasil Simulasi Historis Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang Baht

terhadap Dollar Amerika Serikat Sebesar 10 Persen Tahun

2006-2010 Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur

SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

110

13

Program Peramalan Variabel Eksogen Model Perdagangan Karet

Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China Tahun 2015-2020

Menggunakan Metode STEPAR dan Prosedur FORECAST

dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

113

14

Hasil Peramalan Variabel Eksogen Model Perdagangan Karet

Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China Tahun 2015-2020

Menggunakan Metode STEPAR dan Prosedur FORECAST

dengan

Software

SAS/ETS Versi 9.1

115

15

Program Simulasi Peramalan Nilai Dasar

Model Perdagangan

Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China Tahun

2015-2020 Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN

dengan

Software

SAS/ETS 9.1

116

16

Hasil Simulasi Peramalan Nilai Dasar

Model Perdagangan Karet

Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China Tahun 2015-2020

Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN

dengan

Software

SAS/ETS 9.1

119

17

Program Simulasi Peramalan Peningkatan Jumlah Produksi

Karet Spesifikasi Teknis di Thailand Sebesar 5 Persen Tahun

2015-2020 Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur

SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS 9.1

122

18

Hasil Simulasi Peramalan Peningkatan Jumlah Produksi Karet

Spesifikasi Teknis di Thailand Sebesar 5 Persen Tahun

2015-2020 Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN

dengan

Software

SAS/ETS 9.1

125

19

Program Simulasi Peramalan Penghapusan Pajak Impor Karet

Spesifikasi Teknis di China Tahun 2015-2020 Menggunakan

Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

SAS/ETS 9.1

128

20

Hasil Simulasi Peramalan Penghapusan Pajak Impor Karet

Spesifikasi Teknis di China Tahun 2015-2020 Menggunakan

Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan

Software

(23)

21

Program Simulasi Peramalan Kombinasi antara Peningkatan

Jumlah Produksi Karet Spesifikasi Teknis di Thailand Sebesar 5

Persen dan Penghapusan Pajak Impor Karet Spesifikasi Teknis di

China Tahun 2015-2020 Menggunakan Metode NEWTON dan

Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS 9.1

134

22

Hasil Simulasi Peramalan Kombinasi antara Peningkatan Jumlah

Produksi Karet Spesifikasi Teknis di Thailand Sebesar 5 Persen

dan Penghapusan Pajak Impor Karet Spesifikasi Teknis di China

Tahun 2015-2020 Menggunakan Metode NEWTON dan

(24)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan keinginan manusia menggunakan barang yang bersifat tahan

dari pecah dan elastis maka kebutuhan karet alam saat ini cenderung terus

berkembang dan meningkat. Sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif,

kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan dan keperluan rumah tangga dan sebagainya,

diperkirakan untuk masa yang akan datang kebutuhan karet alam akan terus

meningkat. Tentu hal ini akan menjadi peluang yang baik bagi negara eksportir karet

alam dan hasil olahan industri karet yang ada ke negara-negara lainnya.

Memperhatikan adanya peningkatan permintaan bahan karet alam di

negara-negara industri terhadap komoditas karet alam di masa yang akan datang, maka upaya

untuk meningkatkan persedian karet alam dan industri produksi karet merupakan

langkah yang perlu untuk dilaksanakan. Perkembangan ekspor dan impor karet alam

dunia saat ini berdasarkan RRIT

(Rubber Research Institute of Thailand)

dalam

jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini memperoleh peningkatan yang cukup tinggi.

Ini semua disebabkan meningkatnya kebutuhan industri terhadap karet alam terutama

industri otomotif di China sebagai negara produsen otomotif terbesar sejak tahun

2009, maskipun terkena akibat dari krisis ekonomi di Amerika Serikat dan di Eropa

sejak tahun 2008 namun jumlah produksi otomotif di China terus meningkat.

Tabel 1 Jumlah Produksi Otomotif Negara Produsen Utama Tahun 1980-2011

(Unit)

Negara 1980 1990 2000 2008 2009 2010 2011

World 38 564 516 48 553 969 58 374 162 70 520 493 61 791 868 77 629 127 80 092 840

China 222 288 509 242 2 069 069 9 299 180 13 790 994 18 264 667 18 418 876

United

State 8 009 841 9 782 997 12 799 857 8 693 541 5 731 397 7 761 443 8 653 560

Japan 11 042 884 13 486 796 10 140 796 11 575 644 7 934 057 9 625 940 8 398 654

Germany 3 878 553 4 976 552 5 526 615 6 045 730 5 209 857 5 905 985 6 311 318

South

Korea 123 135 1 321 630 3 114 998 3 826 682 3 512 926 4 271 941 4 657 094

India 113 917 362 655 801 360 2 332 328 2 641 550 3 536 783 3 936 448

Brazil 1 165 174 914 466 1 681 517 3 215 976 3 182 923 3 381 728 3 406 150

Sumber: Wikipedia (2012)

(25)

penurunan, dimana tahun 2008 memproduksi sebesar 8.69 juta kendaraan kemudian

tahun 2009 menurun menjadi 5.73 juta kendaraan.

Setelah China menjadi anggota WTO

(World Trade Organization)

pada tahun

2002, hambatan-hambatan perdagangan mulai dihapuskan. Hal ini mengakibatkan

perekonomian di China memperoleh peningkatan yang cukup tinggi rata-rata per

tahun 10 persen. Selain itu, tekanan dari pertumbuhan ekonomi di China

menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan baku untuk berbagai industri yang tidak

mencukupi kebutuhannya terutama bahan baku di sektor pertanian yaitu karet alam

sebagai produk turunan untuk produksi ban kenderaan dan sebagainya.

Karet alam adalah salah satu produk pertanian yang sebagian besar diproduksi

di wilayah ASEAN. Negara produsen utama karet alam terdiri dari Thailand,

Indonesia, Malaysia, China dan VietNam.

Table 2 Jumlah Produksi Karet Alam dari Negara Produsen Utama Tahun 2006-2010

(ribu ton)

Tahun

Negara

2006

2007

2008

2009

2010

Persentase

Th 2010 (%)

Thailand

3 137.00

3 056.00

3 089.80

3 164.40

3 252.10

31.27

Indonesia

2 637.00

2 755.20

2 751.00

2 440.00

2 736.00

26.31

Malaysia

1 283.60

1 199.60

1 072.40

856.20

939.00

9.03

China

533.00

590.00

560.00

644.00

665.00

6.39

VietNam

555.40

605.80

660.00

711.30

754.50

7.25

India

853.30

811.10

881.30

820.30

850.80

8.18

Lain-lain

827.70

872.30

1 113.50

1 053.80

1 203.60

11.57

Dunia

9 827.00

9 890.00

10 128.00

9 690.00

10 401.00

100.00

Sumber: RRIT (2012) (diolah)

Pada Tabel 2 di atas, menunjukkan jumlah produksi karet alam dari negara

produsen utama, dimana pada tahun 2010, jumlah produksi karet alam dari Thailand

adalah sebesar 3.25 juta ton (31.27%), kemudian dari Indonesia sebesar 2.73 juta ton

(26.31%) dan Malaysia sebesar 0.93 juta ton (9.03%).

(26)

Tabel 3 Penggunaan Karet Alam dan Harga Karet Alam Dunia Tahun 2003-2009

Tahun

Konsumsi Karet Alam (ribu ton)

Porsi Penggunaan

Ban (%)

TSR20

(baht/kg)

Ban

Produk

Lainnya

Total

2003

10 744.00

8 660.00

18 320.00

58.60

41.97

2004

11 449.00

9 105.00

19 404.00

59.90

49.26

2005

12 079.00

8 898.00

20 553.00

58.80

56.51

2006

12 395.00

9 329.00

21 724.00

57.10

75.63

2007

13 121.00

9 884.00

23 006.00

57.00

75.12

2008

12 926.00

9 226.00

22 151.00

58.40

85.08

2009

12 296.00

8 429.00

20 725.00

59.30

63.67

Sumber: RRIT (2012) (diolah)

Thailand, sebagian besar karet alam diekspor ke pasar dunia dan China adalah

pasar tujuan ekspor karet alam terbesar, hasil devisa dari ekspor karet alam ke China

relatif besar, dimana volume ekspor karet alam Thailand ke China memperoleh

peningkatan yang cukup besar. Pada tahun 2011, jenis karet spesifikasi teknis

(Technical Spesified Rubber)

memberi sumbangan terbesar yaitu mencapai

2 842.94 juta US dollar, kemudian karet sit asap

(Ribber Smoke Sheet)

sebesar

1 227.21 juta US dollar dan karet lateks

(Rubber Latex)

sebesar 712.83 juta US dollar

(Tabel 2). Hal demikian dikarenakan pertumbuhan industri kenderaan di China yang

menggunakan karet spesifikasi teknis sebagai bahan baku dalam produksi ban

kenderaan, maka beberapa tahun terakhir ini Thailand berupaya menyesuaikan

permintaan di pasar China sehingga saat ini karet spesifikasi teknis menjadi jenis

karet yang paling banyak diekpor ke pasar tersebut.

Perumusan Masalah

(27)

Tabel 4 Produksi, Konsumsi dan Stok Karet Alam Dunia Tahun 2002-2010

Hal tersebut juga didukung oleh adanya ramalan dari

International Rubber

Study Group-IRSG

bahwa jumlah konsumsi karet alam akan naik menjadi sekitar

13.8 juta ton pada tahun 2020, sementara produksi karet alam dunia hanya sekitar

12.4 juta ton, berarti akan mengalami kekurangan pasokan sekitar 1.4 juta ton

(AFET 2011).

Ekspor karet alam Thailand didominasi oleh jenis karet spesifikasi teknis

(Technical Specified Rubber)

, kemudian diikuti oleh jenis karet sit asap

(Ribber

Smoked Sheet)

dan karet lateks. Sejak tahun 2003, volume ekspor karet sit asap mulai

menurun dan lebih sedikit volumenya dibandingkan karet spesifikasi teknis. Hal ini

dikarenakan bahwa China sebagai pengimpor karet TSR terbesar bagi Thailand lebih

menyukai jenis karet spesifikasi teknis untuk industri otomotif.

(28)

Keadaan perkaretan dunia beberapa tahun terakhir ini mengalami berbagai

perubahan struktural terutama dalam industri otomotif yang beralih dari Amerika

serikat ke Asia. Perkembangan industri otomotif, memberikan pengaruh terhadap

perilaku dalam penggunaan bahan baku. Perkembangan teknologi radialisasi dan

optimalisasi dalam industri ban akan meningkatkan konsumsi serta menghendaki

kualitas bahan baku karet alam yang lebih baik dan konsisten. Semua keadaan di atas

akan membawa perubahan struktural permintaan terhadap karet alam, yang juga

diduga akan mempengaruhi harga karet alam di pasar internasional.

Oleh karena itu, Thailand dan China selaku negara yang diduga berperanan

penting dalam perdagangan karet alam dunia khususnya jenis karet spesifikasi teknis

karena kedua negara ini memiliki skala pasar yang paling besar, dimana pangsa

ekspor karet alam dunia oleh Thailand adalah sebesar 31.27 persen, sementara pangsa

impor karet alam dunia oleh China adalah sebesar 34.86 persen (RRIT 2012).

Adapun, jika dilihat dari jenis karet spesifikasi teknis pada tahun 2008 Thailand

mengekspor karet spesifikasi teknis ke dunia sebesar 25.01 persen dan China

mengimpor karet spesifikasi teknis dari dunia sebesar 29.40 persen. Hal demikian,

maka kedua negara tersebut perlu diamati bagaimana perilakunya dalam perdagangan

karet alam khususnya jenis karet spesifikasi teknis, perilaku kedua negara ini diduga

akan mempengaruhi penawaran dan permintaan serta harga karet spesifikasi teknis di

pasar dunia. Semua keadaan di atas, timbulnya pertanyaan sehingga dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran ekspor, permintaan impor dan

harga karet spesifikasi teknis baik di Thailand, China dan dunia.

2.

Bagaimana dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap penawaran

ekspor, permintaan impor dan harga karet spesifikasi teknis baik di Thailand,

China dan dunia.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk mengkaji perdagangan karet

spesifikasi teknis antara Thailand dengan China. Namun secara rinci tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor, permintaan

impor dan harga karet spesifikasi teknis baik di Thailand, China dan dunia.

2.

Menganalisis dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap penawaran

ekspor, permintaan impor dan harga karet spesifikasi teknis baik di Thailand,

China dan dunia.

(29)

Ruang Lingkup Penelitian

(30)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Keadaan Perkaretan Dunia

Karet alam adalah komoditas pertanian non migas yang mempunyai posisi

yang unik dalam menunjang pembangunan dunia industri dimana sumber utama

karet alam berasal dari negara-negara berkembang. Perdagangan karet alam dunia

dewasa ini, pempunyai peningkatan yang cepat setelah pertumbuhan industri

otomotif dunia sejak tahun 2002, karet alam sebagian besar digunakan dalam industri

ban, sisanya digunakan dalam industri produk lainnya

(General Rubber Goods)

(Tabel 3). Sampai saat ini perdagangan karet alam masih didominasi oleh Thailand,

Indonesia dan Malaysia sebagai eksportir utama, sedangkan China, Amerika Serikat,

Jepang, Korea selatan dan Jerman merupakan negara importir utama.

Gambaran secara umum keadaan perkaretan dunia dapat dilihat pada Tabel 5

dimana pada tahun 2009 jumlah konsumsi karet alam dunia mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya sebesar 9.16 persen akibat dari krisis ekonomi dunia di

negara konsumen karet alam utama yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa

yang berdampak terhadap penuruan konsumsi karet alam dunia. Pada tahun

2006-2011, pertumbuhan produksi karet alam meningkat sebesar 1.78 persen

sedangkan pertumbuhan konsumsi meningkat sebesar 2.13 persen sehingga

pertumbuhan stok karet alam dunia menurun sebesar 4.40 persen, hal ini menjukkan

bahwa konsumsi karet alam dunia lebih besar dari produksinya.

Tabel 5 Keadaan Perdagangan Perkaretan Dunia Tahun 2006-2011

(juta ton)

Tahun

Produksi

Konsumsi

Ekspor

Impor

Stok

2006

9.83

9.69

6.93

6.84

1.85

2007

9.89

10.18

6.86

7.23

1.57

2008

10.13

10.18

6.76

7.08

1.52

2009

9.69

9.33

6.28

6.31

1.88

2010

10.40

10.78

7.15

7.40

1.50

2011

10.70

10.61

7.19

7.37

1.40

Pertumbuhan

1.78

2.13

0.97

1.92

-4.40

Sumber:

RRIT (2012)

Ekspor Karet Spesifikasi Teknis Dunia

(31)

total ekspor karet alam dunia. Kuantitas karet alam yang diekspor oleh ketiga negara

tersebut kira-kira sebesar 80 persen dari total ekspor karet alam dunia.

Adapun jenis karet alam yang diekspor ke pasar dunia pada tahun 1996-2010

menggambarkan bahwa ekspor karet sit asap

(Ribbed Smoked Sheet)

dari Malaysia

dan Thailand cenderung menurun rata-rata 17.63 dan 3.23 persen per tahun,

sementara ekspor karet sit asap oleh Indonesia cenderung naik rata-rata 9.08 persen

per tahun. Pada tahun 2010, Thailand mengekspor karet sit asap (

Ribbed Smoked

Sheet)

terbesar dengan sebesar 657.8 ribu ton, diikuti Indonesia sebesar 60.8 ribu ton

dan Malaysia hanya sebesar 11.1 ribu ton. Sementara ekspor karet spesifikasi teknis,

menunjukkan bahwa ekspor dari ketiga negara tadi cenderung meningkat terutama

Thailand mengekspor karet spesifikasi teknis dengan nilai rata-rata sebesar

7.91 persen per tahun. Pada tahun 2010, Indonesia mengekspor karet spesifikasi

teknis terbesar dengan sebesar 2 305.2 ribu ton, berikutnya adalah Thailand sebesar

1 033.7 ribu ton sementara Malaysia mengeskpor sebesar 838.5 ribu ton

(RRIT 2012)

.

Dari data ekspor menunjukkan bahwa Amerika Serikat merupakan

Negara tujuan ekspor komoditas karet alam terbesar bagi Indonesia dan Indonesia

merupakan mitra dagang utama yang menduduki ranking ke lima Negara pengimpor

di Amerika Serikat (Widayanti 2008)

Impor Karet Spesifikasi Teknis Dunia

Negara pengimpor karet alam terbesar di dunia adalah China. Sejak tahun

2003, China cenderung impor karet alam terbesar dengan nilai rata-rata 12.85 persen

per tahun, German dan Korea masing-masing cenderung meningkat impor karet alam

dengan nilai rata-rata sebesar 1.74 persen dan 0.62 persen per tahun, sementara

negara lainnya cenderung menurun impor karet alam seperti Inggris impor karet alam

menurun dengan nilai rata-rata sebesar 6.63 per tahun, Prancis impor menurun

6 persen per tahun, Amerika Serikat impor menurun sebesar 4.75 persen per tahun,

dan Jepang impor menurun 2.27 persen per tahun. Tahun 2010, China mengimpor

karet alam terbesar dengan jumlahnya sebesar 2.58 juta ton, kemudian Amerika

Serikat dan Jepang mengimpor karet alam sebesar 0.93 dan 0.74 juta ton. Sementara

jenis karet spesifikasi teknis diimpor terbesar yaitu di China dengan jumlah impor

pada tahun 2008 adalah sebesar 1 224 375 juta ton atau 29.40 persen dari total impor

karet spesifikasi teknis dunia (RRIT 2012).

(32)

Table 6 Kemunculan Asia pada Konsumsi Karet Alam

Wilayah

Presentase (%)

Negara Asia

Presentase (%)

1960

2008

1960

2008

Amerika Utara

25.1

12.3

China

5.3

25.5

Amerika Latin

5.3

5.9

Jepang

8.1

9.0

Eropa

47.9

15

India

2.2

9.2

Asia

18.7

65.5

Malaysia

0.3

4.9

Australia

1.8

0.2

Korea

0.4

3.8

Afrika

1.2

1.1

Thailand

0.4

4.2

Dunia

100

100

Indonesia

0.9

4.3

Kuantitas (ribu ton)

2080

9550

Asia Lainnya

1.5

4.6

Total Asia

18.7

65.5

Sumber: Damardjati dan Jacob (2009)

Harga Karet Spesifikasi Teknis di Pasar Domestik dan Internasional

Karet alam merupakan hasil pertanian sehingga perkiraan harganya lebih sulit

dibandingkan karet sintetis. Untuk penentuan harga karet alam, pada dasarnya ada

keterkaitan baik dari sisi permintaan karet alam negara importir utama maupun dari

sisi penewaran karet alam negara produsen utama.

Selanjutnya, jika kita melihat dari sisi penawaran dalam menentukan harga

karet alam dunia, tentu saja dia tidak lepas dari negara produsen utama yang

mempengaruhi penting terhadap harga karet alam dunia karena perubahan

permintaan dan penawaran dalam negeri tersebut akan menentukan harga karet alam

domestik sehingga harga domestik dari negara eksportir utama yaitu Thailand,

Indonesia dan Malaysia akan berdampak terhadap harga karet alam dunia. Adapun,

negara eksportir karet alam skala kecil, dampak dari harga karet alam dunia akan

menentukan permintaan dan penawaran dalam negerinya, misalkan jika harga karet

alam dunia meningkat akan menjadi insentif oleh negara tersebut untuk

meningkatkan produksinya dan akan mengurangi konsumsi dalam negeri tetapi

menambahkan ekspornya, perhatikan bahwa perubahan permintaan maupun

penawaran domestik negara eksportir skala kecil tidak berdampak terhadap harga

karet alam dunia.

(33)

Hal yang sama bagi karet spesifikasi teknis adalah salah satu jenis karet alam

dimana negara yang berpengaruh penting terhadap harga karet spesifikasi teknis

adalah Indonesia, Thailand dan Malaysia sebagai eksportir utama, sementara China,

Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan sebagai importir utama.

Selain penjelasan di atas dimana harga karet alam dipengaruhi oleh faktor dari

permintaan maupun penawaran dengan mengasumsikan perdangan karet alam dengan

mata uang yang sama. Tetapi fakta sebenarnya perdagangan karet alam di pasar nyata

adalah perdagangan internasional dimana masing-masing negara mempunyai mata

uangnya sendiri, maka dalam pertimbangan harga karet alam sangat perlu dalam

pengambilan faktor nilai tukar valuta asing masuk ke dalam model oleh karena nilai

tukar mata uang bisa berubah mengikut faktor-faktor yang akan dibahas selanjutnya.

Perdagangan karet alam dunia, biasanya menggunakan mata uang utama yaitu

US dollar

, maka perubahan “nilai tukar valuta asing” di negara eksportir atau

importir dibandingkan US dollar akan berdampak terhadap harga karet alam dunia

sebagai penjelasan berikut ini (AFTC 2007):

(a)

Misalkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga karet alam tetap

(Ceteris

Paribus)

tetapi nilai tukar mata uang baht Thailand (sebagai negara eksportir)

terapresiasi dibandingkan nilai mata uang US dollar, katakanlah dari 35 Baht per

1 US dollar menjadi 30 baht per 1 US dollar, hal tersebut akan mengakibatkan harga

karet alam di Thailand menurun. Contohnya, jika harga karet yang didagang adalah

2 US dollar/kg akan berdampak terhadap harga karet alam di Thailand menurun

menjadi 60 baht/kg (2 US $/kg x 30 = 60 baht/kg) dimana harga karet alam

sebelumnya adalah 70 baht/kg (2 US $/kg x 35 = 70 baht/kg).

(b)

Misalkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga karet alam tetap

(Ceteris

Paribus)

tetapi nilai mata uang baht Thailand (sebagai negara eksportir) terdepresiasi

dibandingkan nilai mata uang US dollar, katakanlah dari 35 baht per 1 US dollar

menjadi 40 baht per 1 US dollar, hal tersebut akan mengakibatkan harga karet alam di

Thailand menaik. Contohnya, jika harga karet yang didagang adalah 2 US dollar/kg

akan berdampak terhadap harga karet alam di Thailand menaik menjadi 80 baht/kg

(2 US $/kg x 40 = 80 baht/kg) dimana harga karet alam sebelumnya

adalah 70 baht/kg (2 US $/kg x 35 = 70 baht/kg).

Perdagangan Karet Spesifikasi Teknis antara Thailand dan China

(34)

Sumber: OICA 2012

Gambar 2 Pertumbuhan Industri Otomotif di China Tahun 1997-2010

Sumber produksi karet alam di China, sebagian besar diperoleh dari Hainan

dengan jumlah produksi sebesar 60 persen dari kebun produksi karet seluruh nageri,

kemudian Yunnan, Guangxi Zhuang dan sebagian kecilnya diperoleh dari Guangdong

dan Fujian. Dalam kurun tahun 2003 sampai 2009, China mampu memproduksi karet

alam hanya sebesar 23.33 persen dari total kebutuhan dalam negeri (Tabel 7).

Pada Tebel 7 menunjukkan bahwa kemampuan produksi terhadap konsumsi

karet alam di China pada tahun 2003 adalah sebesar 34.28 persen, kemudian pada

tahun 2009 menurun menjadi 19.03 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

konsumsi karet alam di China lebih besar dibandingkan produksinya. Akhirnya

China harus mengimpor karet alam dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri.

Tabel 7

Produksi dan Konsumsi Karet Alam di China tahun 2003-2009

Tahun

Produksi

(ton)

Konsumsi

(ton)

Kemampuan produksi

terhadap konsumsi karet

alam China (%)

Nilai impor karet alam China

(US $)

2003

565.00

1 537.80

34.28

1 155 101 867.00

2004

573.00

2 000.00

28.65

1 524 504 882.00

2005

510.00

2 277.50

22.39

1 854 895 011.00

2006

533.00

2 769.20

19.24

3 029 599 956.00

2007

590.00

2 842.70

20.75

3 258 525 506.00

2008

560.00

2 946.80

19.01

4 302 033 669.00

2009

644.00

3 383.60

19.03

2 814 183 907.00

Rerata

567.85

2 536.80

23.33

2 562 692 114.00

Sumber: RRIT (2012) (diolah)

(35)

US dollar, sebagian besar karet alam yang diimpor adalah dari Thailand dengan

volume sebesar 6 753.77 juta US dollar, kemudian dari Malaysia dengan volume

sebesar 3 805.69 juta US dollar dan dari Indonesia dengan volume sebesar

2 282.46 juta US dollar.

Tabel 8 Volume Impor Karet Alam China dari Berbagai Negara Tahun 2007-2011

(juta US $)

Sumber: RRIT (2012) (diolah)

Ada pun, penggunaan karet alam domestik Thailand masih sedikit, oleh

karena itu sebagian besar karet alam Thailand diekspor ke pasar dunia. Pada Tabel 9

di bawah, menunjukkan penggunaan karet alam di Thailand dimana sebagian besar

diekspor ke pasar dunia. Contohnya pada tahun 2010 penggunaan karet alam

domestik adalah sebesar 0.45 juta ton atau 7.24 persen, sedangkan sisanya diekspor

ke pasar dunia sebesar 2.86 juta ton atau 92.72 persen.

Tabel 9 Penggunaan Karet Alam Thailand Tahun 2000-2010

Tahun

Penggunaan Karet Alam

Domestik

(ribu ton)

Ekspor ke Luar Negeri

(ribu ton)

Proporsi Penggunaan Domestik

(%)

2000

245.50

2 166.20

9.82

2001

253.10

2 042.10

9.06

2002

278.40

2 354.40

9.45

2003

298.70

2 573.50

9.61

2004

318.60

2 637.10

9.27

2005

334.60

2 632.40

8.86

2006

320.80

2 771.60

9.64

2007

373.70

2 703.80

8.23

2008

397.60

2 675.30

7.72

2009

399.40

2 726.20

7.82

2010

458.70

2 866.40

7.24

Rata-rata Penggunaan Karet Alam Domestik

8.79

Sumber: RRIT (2012) (diolah)

(36)

Lebih lanjut, pasar tujuan ekspor karet alam Thailand sebagian besar diekspor

ke pasar China. Berdasarkan Tabel 9 menunjukan volume ekspor karet alam Thailand

ke China memperoleh peningkatan yang cukup besar. Pada tahun 2011 jenis karet

spesifikasi teknis

(Technical Spesified Rubber)

memberi kontribusi terbesar yaitu

mencapai 2 842.94 juta US dollar, kemudian karet sit asap

(Ribber Smoke Sheet)

sebesar 1 227.21 juta US dollar dan karet lateks

(Rubber Latex)

sebesar 712.83 juta

US dollar. Hal demikian dikarenakan pertumbuhan industri kenderaan di China yang

cenderung menggunakan karet spesifikasi teknis sebagai bahan baku produksi ban

kenderaan, maka beberapa tahun terakhir ini Thailand berupaya menyesuaikan

permintaan di pasar China sehinggga saat ini karet spesifikasi teknis menjadi jenis

karet yang paling banyak diekpor ke pasar tersebut.

Tabel 10 Volume Ekspor Karet Alam Thailand ke China Tahun 2006-2011

(Juta US $)

Jenis Karet Alam

2006

2007

2008

2009

2010

2011

TSR

19.73

785.04

941.59

667.58

1 303.70

2 842.94

RSS

461.88

403.18

475.97

405.92

486.74

1 227.21

Lateks

262.97

294.63

300.16

328.00

409.33

712.83

Sumber

:

RRIDA (2011)

Adapun, peraturan impor karet China dari Thailand, walaupun China tidak

membatasi jumlahnya namun perusahaan Thailand harus minta lesensi dari

pemerintah China sebelum mengimpor karet dan hanya dengan perusahaan tertentu

yang diperbolehkan oleh pemerintahnya. China menentukan pajak untuk impor karet

sit asap

(Ribbed Smoked Sheet-RSS)

maupun karet spesifikasi teknis

(Technical

Specified Rubber-TSR)

sebesar 20 persen dan karet Lateks 7.5 persen. Selain itu,

semua karet yang diimpor dikenakan Pajak Pertambahan Nilai-PPN sebesar

17 persen. Dengan ini, berdasarkan perjanjian perdagangan bebas

ASEAN-China Free

Trade Agreement (ACFTA)

, China mengklasifikasikan semua jenis karet tersebut

adalah jenis produk sensitif tinggi

(Highly Sensitive Products)

sehingga pajak impor

ditetapkan hingga tahun 2015. Dengan itu, ekspor karet alam Thailand masih belum

dapat manfaat dari perjanjian tersebut (Anwar 2004).

Tinjauan Penelitian Terdahulu

(37)

karet spesifikasi teknis Amerika Serikat bersifat inelastis. Sedangkan harga ekspor

karet alam spesifikasi teknis di negara produsen utama baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang tidak responsif terhadap perubahan harga di pasar Amerika

Serikat. Dari angka-angka elastisitas dapat diketahui bahwa harga ekspor karet alam

spesifikasi teknis Indonesia lebih responsif terhadap perubahan harga di Amerika

Serikat dibandingkan dengan dua negara produsen lainnya.

Penelitian dari Tety (2002) dengan judul Penawaran dan Permintaan Karet

Alam Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional, dengan menggunakan data

sekunder periode 1969-2000. Analisis dilakukan dengan membangun model

ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan dan diduga dengan metode 2SLS.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peubah-peubah yang berpengaruh terhadap

penawaran ekspor karet alam Indonesia ke masing-masing negara tujuan ekspor (AS,

Jepang, Singapura, dan Korea Selatan) adalah harga ekspor karet alam Indonesia,

produksi, nilai tukar Rupiah terhadap US dollar, pajak ekspor, dan jumlah ekspor

karet alam bedakala ke masing-masing negara. Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penawaran karet alam negara-negara pesaing Indonesia yaitu Thailand dan

Malaysia adalah harga ekspor karet alam, produksi, dan nilai tukar mata uang negara

pengekspor. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku impor dari

keempat negara utama yaitu Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan

adalah harga impor karet alam, harga impor karet sintetis, nilai tukar, pendapatan

perkapita masing-masing negara, dan jumlah impor bedakala masing-masing negara.

Untuk harga karet alam internasional dipengaruhi oleh rasio total permintaan impor

dan total penawaran ekspor serta harga karet internasional bedakala.

Prabowo (2006) dengan judul Dampak Kebijakan Perdagangan Terhadap

Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara-Negara Importir Utama. Secara

umum pernelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perdagangan karet alam

Indonesia ke negara-negara importir utama. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang berupa data derat waktu (

time series)

triwulanan dari tahun

1995-2004. Metode estimasi model yang diterapkan adalah metode

Ordinary Least

Squares

(OLS) dengan model bentuk persamaan tunggal yang terdiri dari model dasar

yaitu permintaan impor, permintaan ekspor, penawaran impor, dan penawaran ekspor

karet alam. Hasil penelitian menujukkan ekspor karet alam dunia secara umum untuk

sepuluh tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan yang didominasi oleh

Thailand, Indonesia, dan Malaysia, sedangkan konsumsi karet alam dunia secara

umum juga cenderung mengalami peningkatan, yang semula didominasi oleh

Amerika Serikat telah mengalami pergeseran, dimana sejak tahun 2001 China

menjadi negara konsumen karet alam terbesar di dunia. Sementara perdagangan karet

alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang menunjukkan tren yang terus

meningkat dimana terjadi pergeseran jenis karet alam yang diperdagangkan dari

dominasi karet RSS menjadi karet TSR. Selain itu, faktor dominan yang

mempengaruhi permintaan impor karet alam Amerika Serikat adalah GDP dengan

respon yang elastis, sementara permintaan impor karet alam Jepang tidak responsif

terhadap perubahan harga impor karet alam dan GDP-nya.

(38)

mengidentifikasi perkembangan permintaan ekspor karet alam Negara China,

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam

Indonesia di China, serta menganalisis strategi pengembangan ekspor karet alam

Indonesia. Data yang digunakan adalah data dari tahun 1976-2007, metode yang

digunakan adalah metode deskriptif, OLS, serta SWOT. Hasil dari analisis OLS

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan ekspor

karet alam Indonesia di China adalah harga ekspor karet alam Indonesia ke China

tahun sebelumnya, harga karet sintetis dunia, GDP per kapita China, nilai tukar yuan

per dollar US dan volume ekspor karet alam Indonesia ke China tahun sebelumnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa dari

penelitian yang dipilih tersebut karena ada keterkaitan dengan penelitian ini pada tiga

aspek yaitu: (1) aspek penawaran ekspor karet spesifikasi teknis, (2) aspek

permintaan impor karet spesifikasi teknis, dan (3) aspek harga karet spesifikasi teknis.

Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengruhi baik penawaran, permintaan

maupun harga karet spesifikasi terdapat bahwa masing-masing penelitian tersebut

tidak jauh beda dalam menentukan faktor-faktor ke dalam model karena semuanya

bangkit dari dasar teori yang sama sehingga faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan

perilaku perdagangan karet spesifikasi teknis sesuai tujuan penelitian masing-masing.

Selain itu, model dalam penelitian tersebut dapat menjadi manfaat sebagai contoh

untuk mengedentifikasi model dalam penelitian ini.

Kerangka Teoritis

Penawaran Ekspor dan Permintaan Impor Karet Alam di Pasar Internasional

Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan penawaran dan

permintaan antara suatu negara dengan negara lain, setiap Negara tidak dapat

menghasilkan semua komoditas atau barang yang dibutuhkan oleh rakyat, adanya

perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditas tertentu dan adanya keinginan

suatu negara untuk memperluas pasaran komoditas ekspor serta untuk meningkatkan

devisa bagi kegiatan pembangunan (Tety 2002).

(39)

Negara A (Eksportir) Negara B (Importir)

Pasar Dunia

Gambar 3 Proses Terjadinya Perdagangan antara Dua Negara Besar

Berdasarkan Gambar 3 dengan mengasumsikan negara A dan B adalah negara

besar yang berpengaruh pasar dunia, terlihat bahwa sebelum terjadinya perdagangan

dunia harga di Negara A sebesar P

A0

, sedangkan di Negara B sebesar P

B0

. Penawaran

di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih tinggi dati P

A0

, sedangkan

permintaan di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih kecil dari P

B0

. Pada saat

harga dunia (P

W2

) sama dengan P

A0

maka di Negara A tidak terjadi

excess supply

,

namun di Negara B akan terjadi

excess demand

. Adapun jika harga dunia (P

W1

) sama

dengan P

B0

maka di Negara A akan terjadi

excess supply

, namun di Negara B tidak

terjadi

excess demand

. Dari P

A0

dan P

B0

tersebut maka akan terbentuk kurva ES dan

ED di pasar dunia, dimana perpotongan antara kurva ES dan ED akan menentukan

harga yang terjadi di pasar dunia sebesar P

W0

. Dengan adanya perdagangan tersebut

maka Negara A akan mengekspor komoditas (karet alam) sebesar x, sedangkan

Negara B akan mengimpor karet alam sebesar m, dimana si pasar dunia besarnya x

sama dengan m yaitu Q

W0

(Novindra 2011).

Dampak Kebijakan Pajak Impor terhadap Perdagangan Karet Alam

(40)

Pajak impor merupakan pajak yang dikenakan atas impor suatu barang

dimana suatu tarif akan cenderung menaikan harga dan menurunkan harga jumlah

yang dikonsumsikan, dan menaikan produksi domestik. Kebijakan pajak impor ini

disatu sisi bertujuan untuk mengurangi volume impor, namun disisi lain akan

meningkatkan produksi domestik melalui perbaikan harga. Pemberlakuan pajak

impor akan menyebabkan kenaikan harga produk di negera importir, penurunan

konsumsi, peningkatan produksi, penurunan volume impor, dan adanya penerimaan

pemerintah yang berasal dari pajak impor tersebut. Pemberlakuan pajak impor akan

menguntungkan produsen domestik karena harga impor suatu komoditas cenderung

lebih mahal daripada harga domestiknya.

Dampak ekonomi dari pengenaan pajak impor oleh negara importir

ditunjukkan oleh Gambar 4 dengan menggunakan asumsi-asumsi antara lain (1)

hanya ada dua negara yaitu negara A sebagai importir, (2) pajak impor yang

dilakukan adalah pajak impor spesifik, dan (3) negara impor adalah negara besar

dimana perubahan jumlah impor dapat mempengaruhi harga dunia.

(a)

Negara Importir (b) Pasar Dunia (c) Negara Eksportir

Sumber: Murtiningsih (2009)

Gambar 4 Dampak Pengenaan Pajak Impor

Keterangan:

Pt1

= Harga setelah pengenaan pajak impor

E = Keseimbangan sebelum pengenaan pajak impor

E1 = Keseimbangan setelah pengenaan pajak impor

S = Supply sebelum pengenaan pajak impor

S1

= Supply setelah pengenaan pajak impor

D = Demand sebelum pengenaan pajak impor

D1

= Demand setelah pengenaan pajak impor

(41)

besarnya pajak menjadi WD+t. Kondisi ini menyebabkan harga dunia turun menjadi

P

w

’ sedangkan harg

a impor yang diterima konsumen di negara importir akan

meningkat menjadi P

t

. Meningkatnya harga impor ini akan menyebabkan konsumen

terhadap komoditas yang perdagangkan menjadi turun sebesar q

c

’, sebaliknya

produksi domestik akan meningkat sebesar q

p

’. Ada

nya kebijakan pajak ini membuat

volume impor negara importir turun menjadi q

p

’ –

q

c

’, sedangkan pada negara

eksportir, dengan harga dunia P

w

’ kelebihan penawaran akan turun menjadi Q

c

’ –

Q

p

’.

Pada pasar dunia, akan terbentuk keseimbangan baru yaitu pada tingkat harga dunia

sebesar P

w

’ dan volume perdagangan sebesar q

e

’.

Pengenaan pajak impor terhadap suatu komoditas menyebabkan kenaikan

harga komoditas tersebut sehingga akan menurunkan konsumsi, peningkatan

produksi, penurunan volume impor, dan adanya penerimaan pemerintah dari pajak.

Sedangkan di negara eksportir terjadi penuruan harga sehingga menyebabkan

berkurangnya volume ekspor.

Penawaran Ekspor Karet Spesifikasi Teknis Thailand ke China

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspor suatu negara

merupakan selisih antara produksi dengan komsumsi domestik. Secara matematis

dapat ditulis sebagai berikut:

X

t

= Q

t

CD

t

……… (2.1)

dimana :

X

t

= Jumlah karet TSR yang diekspor oleh Thailand pada tahun t,

Q

t

= Produksi karet TSR Thailand pada tahun t, dan

CD

t

= Komsumsi karet TSR domestik pada tahun t.

Dalam arti yang lebih luas, ekspor ke suatu negara merupakan kelebihan

penawaran domestik atau produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh

konsumen negara yang bersangkutan atau tidak disimpan dalam bentuk stok (Labys

1973).

Maka ekspor karet TSR Thailand dapat dirumuskan sebagai berikut:

X

t

= Q

t

C

t

+ S

t-1

……… (2.2)

dimana :

X

t

= Jumlah ekspor karet TSR pada tahun t,

Q

t

= Jumlah produksi karet TSR pada tahun t,

C

t

= Jumlah konsumsi karet TSR pada tahun t, dan

S

t-1

= Jumlah stok karet TSR pada tahun t-1.

(42)

karet jika dibandingkan dengan permintaan maka stok di negara produsen diduga

bukanlah berfungsi sebagai penyangga

(buffer)

untuk mengatur kondisi pasar, namun

merupakan sisa produksi pada akhir tahun yang tidak dapat disalurkan di pasar dunia.

Penawaran ekspor suatu negara dipengaruhi juga oleh harga karet baik di

pasar domestik maupun di pasar internasional, nilai tukar valuta asing di negara

pengekspor dan di negara mittra dagang (Branson dan Litvack 1981). Tidak kalah

penting, harga komoditas substitusinya juga berpengaruh terhadap ekspor karet alam.

Di pihak lain, berbagai kebijakan pemerintah baik di negara yang bersangkutan

maupun di tingkat internasional dapat mempengaruhi keragaman ekspor karet

spesifikasi teknis oleh suatu negara. Selain itu, negara pesaing ekspor karet TSR juga

berpengaruh untuk menentukan penawaran ekspor suatu negara. Dengan demikian,

maka didapat fungsi penawaran ekspor karet spesifikasi teknis suatu negara dalam

bentuk dinamis adalah sebagai berikut:

X

t

= f (Q

t

, XS

t

, P

t

, ER

t

, Z

t

, X

t-1

) …………..……….…... (2.3)

dimana:

Q

t

= Jumlah produksi karet TSR dalam negeri tahun t,

XS

t

= Jumlah ekspor karet TSR negara pesaing tahun t,

P

t

= Harga ekspor karet TSR pada tahun t,

ER

t

= Nilai tukar mata uang asing tahun t,

Z

t

= Faktor lain yang mempengaruhi ekspor karet TSR pada tahun t, dan

X

t-1

= Jumlah ekspor karet TSR tahun t-1.

Permintaan Impor Karet Spesifikasi Teknis China dari Thailand

Permintaan impor suatu negara terhadap suatu barang merupakan kelebihan

konsumsi yang tidak sanggup diproduksi di dalam negeri (Labys 1973). Dengan kata

lain, suatu negara akan mengimpor karena produksi negara produksi relatif kecil

dibandingkan dengan konsumsinya. Permintaan impor dirumuskan sebagai berikut:

M

t

= C

t

Q

t

+ S

t-1

……….………

.

..

… (2.4)

dimana:

M

t

= Jumlah impor karet TSR tahun t,

C

t

= Jumlah konsumsi karet TSR tahun t,

Q

t

= Jumlah produksi karet TSR tahun t, dan

S

t-1

= Jumlah stok karet TSR tahun t-1.

Jika diasumsikan stok karet negara konsumen konstan, maka konsumsi karet

negara konsumen akan konsisten dengan pola permintaan impornya, sehingga berapa

besar utilitas yang diperoleh dari konsumsi karet TSR yang diimpor menjadi begitu

penting, sementara diasumsikan juga jumlah produksi karet TSR Negara konsumen

konstan. Bertolak dari hal itu maka permintaan impor dapat diturunkan dari fungsi

konsumen, sedangkan fungsi konsumsi sebagai berikut:

Gambar

Tabel 5  Keadaan Perdagangan Perkaretan Dunia Tahun 2006-2011
Tabel 7   Produksi dan Konsumsi Karet Alam di China tahun 2003-2009
Tabel 8   Volume Impor Karet Alam China dari Berbagai Negara Tahun 2007-2011            (juta  US $)
Tabel 10   Volume Ekspor Karet Alam Thailand ke China Tahun 2006-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di BRI Syariah KCP Purwodadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan manajemen risiko layanan BRIS Online,

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan LKS matematika dengan metode penemuan terbimbing bermuatan nilai-nilai budi

Maka dengan ini penulis berencana membuat suatu aplikasi missing lyric lagu wajib nasional menggunakan perangkat telepon seluler yang berbasis Android dengan

Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau,

Di Esabara Games sendiri, multimedia sangat erat sekali kaitannya dengan game, karena di dalam game terdapat unsur multimedia yaitu menciptakan presentasi yang

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bobot badan itik Magelang jantan dan betina G2, yang merupakan hasil dari penimbangan itik jantan 113 ekor dan

Dari hasil penelitian ini harapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa dari kesehatan masyarakat terutama pada kesehatan lingkungan tentang limbah B3 dan atau dapat

kapasitas pertukaran udara dan tingkat hemoglobin darah dapat membatasi VO 2 Max pada sebagian orang. 2) metabolisme otot aerobik, selama latihan oksigen benar-benar