• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empris Pada Perusahaan manufaktur Di Kabupaten Tangerang)

Oleh: Senator Rio NIM: 104082002629

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Senator Rio

2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 16 April 1986

3. Alamat Domisili : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang - Banten 15416

4. Telepon : 021 – 92261032

II. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri 01 Pagi

SD Seruni Putih

2. SMP : SLTP Negeri 2 Pamulang

3. SMA : SMU Negeri 1 Pamulang

4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(3)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Iskandar Zulkarnaen

2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 28 September 1961

3. Alamat : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang - Banten 15416

4. Ibu : Siti Harlinda Harun, SH 5. Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 27 Desember 1963

6. Alamat : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang - Banten 15416

(4)

ANALYZE THE INFLUENCE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT, MEASUREMENT PERFORMANCE SYSTEMS AND REWARDS

SYSTEMS TO MANAGERIAL PERFORMANCE (Empirical Study: Manufacturing Company in Kabupaten Tangerang)

By : Senator Rio ABSTRACT

The research examines the influence of total quality management, measurement performance system and reward systems to managerial performance. The purposes of this research are to get evidences influence total quality management, measurement performance system and reward systems to managerial performance. The sample for this research come from 32 correspondances, who are taking hold of as managers in their company, work in Kabupaten Tangerang.

Questioners in this research are distributed and collected from 13 October 2008 to 31 October 2008. From 40 distributed questioners, amount questioners which returned were 32 questioners (80%) and which can be processed as much 32 questioners (80%). The sampling method used is Judgement Sampling. The test for data quality are using validity of test to use is Pearson Correlation and reability test of research to use is Cronbach Alpha. For hypothesis test, researcher uses Adjusted R square, F test and t test.

The results of this research indicate when examination by together, all variables that are total quality management, measurement performance system and reward system show the influence which significantly to managerial performance with the storey level significantly 0,000. However, when examination in per independent variable only total quality management having an effect on by significantly to managerial performance with the value significantly 0,000. While other dissimilar variable like measurement performance system and reward system individually do not have an effect on to managerial performance with the value significantly that is equal to 0,128 and 0,993

(5)

ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang) Oleh: Senator Rio

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang koresponden yang menjabat sebagai manajer di dalam perusahaan tempat mereka bekerja di Kabupaten Tangerang.

Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008. Dari 40 kuesioner yang disebarkan, jumlah kuesioner yang kembali adalah 32 kuesioner (80%) dan yang dapat diolah sebanyak 32 kuesioner (80%). Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Judgement Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelititan ini adalah uji validitas Pearson Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial yaitu dengan tingkat signifikansi 0,000. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara per variabel independen hanya total quality management yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansinya 0,000. Sedangkan variabel lain seperti sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara individual tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,128 dan 0,993.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu

Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dengan judul: “Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang)”. Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua, Iskandar Zulkarnaen dan Siti Harlinda Harun yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah.

2. Om Ade, Tante Ade dan keluarga besar Sutan Harun Nurassyid yang telah banyak berjasa memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya.

3. Adik-adikku, terimakasih atas semangat dan doa yang telah diberikan.

4. Ibu Dr. Khomsiyah, Ak., MSi, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi.

(7)

6. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pudek Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

7. Ibu Dr. Zurinal Z, selaku dosen pembimbing akademik peneliti dan juga selaku Pudek administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

8. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 9. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.

10.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 11.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya

bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis. 12.Devi Megasari, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa selama proses

penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

13.Teman-teman terbaik: Ian, Ican, Ucup, Eli, Irvan, Silky, Altaf, Indah, Nindy, Nisa dan anak-anak Akuntansi A angkatan 2004 khususnya Lapuker’s yang telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 14.Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial angkatan 2004

khususnya teman-teman akuntansi manajemen, terima kasih atas semua bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Desember 2008

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACT ... iii A. Latar Belakang Penelitian ... .1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan………. 4

D. Manfaat ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 6

1. Total Quality Management ... 6

2. Sistem Pengukuran Kinerja ... 13

3. Sistem Penghargaan ... 16

4. Kinerja Manajerial ... 18

5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial ... 21

6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja…..22

Manajerial 7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja………….22

Manajerial 8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja,……….23

Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial B. Kerangka Pemikiran ... 24

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 28

B. Jenis, Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

C. Metode Analisis Data ... 30

1. Statistik Deskriprtif ... 30

2. Uji Kualitas Data ... 30

3. Uji Hipotesis ... 32

D. Pengukuran Variabel ... 35

1. Variabel Dependen ... 35

2. Variabel Independen ………. 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Populasi dan Deskripsi Data Responden……… 40

B. Penemuan dan Pembahasan... 43

1. Statistik Deskriptif ... 43

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 44

3. Hasil Uji Normalitas………45

4. Hasil Uji Hipotesis………...46

C. Pembahasan Hasil Analisis Data……….48

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 53

B. Implikasi ... 55

C. Keterbatasan………....56

D. Saran………....57

(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Keterangan Halaman

3.1 Variabel dan Indikator Penelitian...38

4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner...41

4.2 Deskriptif Demografi Responden………...41

4.3 Statistik Deskriptif ... 43

(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Keterangan Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 60

Lampiran 2 Skor Jawaban Kuesioner ... 66

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ... 70

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 74

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas………...78

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan.

Tjiptono (2001:4) menyatakan bahwa total quality management (TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.

(14)

telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan atau tidak sesuai. Reward (penghargaan) merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Reward yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhi produktivitas dan tendensi para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya. Semakin besar perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawannya maka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai, yaitu maksimalisasi dalam produktivitas kerja.

Menurut Heizer dan Render (2004:254) selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada tiga alasan lain pentingnya kualitas:

1. Reputasi perusahaan.

Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. 2. Keandalan produk.

Pengadilan terus-menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Consumer Product Safety Act membuat standar produk dan cara melarang produk

(15)

3. Keterlibatan Global

Di masa teknologi seperti masa sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian internasional. Bagi perusahaan yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga global.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam judul “Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang).” Penelitian ini mengacu dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Kurnianingsih (2000) dengan judul “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia,”. Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah di tahun 2000 sedangkan penelitian sekarang tahun 2008.

2. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah pada perusahaan manufaktur di wilayah Indonesia, sedangkan penelitian sekarang adalah pada perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang.

(16)

terhadap kinerja manajerial, sedangkan penelitian sekarang tidak mengukur interaksi antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan tetapi, hanya mengukur pengaruh langsung antara total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah total quality management berpengaruh terhadap kinerja

manajerial?

2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

3. Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 4. Apakah total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem

penghargaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(17)

4. Pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan secara simultan terhadap kinerja manajerial

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Perusahaan

Memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan akuntansi manajemen, dan menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dengan efektif dapat meningkatkan kinerja manajerial yang diharapkan bagi kemajuan perusahaan.

b. Pengembangan Ilmu Akuntansi

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Total Quality Management

a. Pengertian Total Quality Management

Dalam menghadapi situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam, pendekatan total quality management diharapkan dapat menjawab semua tantangan global saat ini. Selain itu diharapkan total quality management juga dapat menyempurnakan arah perusahaan dalam menghadapi masa yang akan datang yang semakin cepat perubahannya serta sulit untuk diprediksikan.

Total quality management (TQM) adalah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Nasution, 2001:28).

(19)

Definisi TQM menurut Stoner (1996:210) adalah sebagai berikut:

"Suatu komitmen budaya organisasi untuk memuaskan

pelanggan lewat penggunaan struktur terintegrasi dari peralatan, teknik, dan pelatihan, dimana TQM ini mencakup perbaikan terus menerus proses organisasi, dengan hasil produk dan jasa bermutu tinggi. "

Pengertian total quality management secara rinci Menurut Handoko (1998) dalam Hatane (2003:74):

1) Pengertian Total

Menunjukkan bahwa total quality management merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses total quality management. Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa total quality management mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.

2) Pengertian Kualitas

(20)

pelanggan lain. Tantangan total quality management adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.

3) Pengertian Manajemen

Mengandung arti bahwa total quality management merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan total quality management sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi total quality management mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategik, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya. Dapat disimpulkan bahwa total quality management memfokuskan pada kepuasan konsumen secara total dan secara terus menerus dengan melakukan usaha perbaikan mutu pada semua tingkat manajemen dalam suatu organisasi. Total quality management tidak hanya mengandalkan inspeksi mutu pada akhir proses, tetapi lebih menitikberatkan pada proses pembentukan mutu itu sendiri dengan cara mengeliminasi penyimpangan-penyimpangan selama proses produksi.

b. Prinsip-Prinsip Utama Dalam Total Quality Management

(21)

organisasi. Menurut Nasution (2001:33) ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah :

1) Kepuasan Pelanggan

Dalam total quality management, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut di tentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan di usahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. 2) Respek Terhadap Setiap Orang

(22)

3) Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau varibilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai varibilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4) Perbaikan Berkesinambungan

(23)

c. Tujuan Total Quality Management

Tujuan dari total quality management adalah menghasilkan suatu produk atau jasa dimana kualitas dirancang, dipadukan dan dipertahankan pada tingkat biaya yang paling rendah ekonomis sehingga memungkinkan tercapainya kepuasan konsumen (Narsa 2003:23).

Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan dapat dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak perusahaan menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha memaksimumkan daya saing organisasi maka perusahaan perlu menerapkan suatu teknik total quality management (TQM). Apabila perusahaan menggunakan total quality management, maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat (Narsa 2003:23).

d. Manfaat Total Quality Management

(24)

1) Meningkatkan moril atau semangat kerja karyawan. 2) Meningkatkan efisiensi proses kerja.

3) Meningkatkan produktivitas.

4) Mengurangi persaingan yang tidak sehat antar karyawan dan meningkatkan inovasi dan kreativitas karyawan.

5) Meningkatkan mutu dari barang atau jasa itu sendiri. 6) Menurunkan biaya.

7) Meningkatkan kepuasan konsumen.

8) Meningkatkan keuntungan / laba perusahaan

(25)

Gambar 2.1: Manfaat TQM

(Sumber: Nasution, 2001:42)

2. Sistem Pengukuran Kinerja

a. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian (Suwono dan Sukarno, 2004:23).

(26)

pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan tentang kinerja suatu perusahaan atau organisasi.

Pengukuran kinerja keuangan biasanya menjabarkan tentang kinerja dari semua produk dan aktivitas jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam satuan mata uang. Dasar yang digunakan adalah kinerja masa lalu sehingga pencapaian kinerja dan keunggulan bersaing yang diharapkan sangat sulit. Jadi, fokus dari pengukuran adalah pada hasil akhir yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai dampak dari keputusan yang telah dirumuskan oleh manajemen perusahaan. Contoh alat ukur pada financial performance measures, yaitu: contribution margin, income before tax, percentage of profit to sales, direct business unit profit, ROI, residual income, dan net income.

Pengukuran kinerja non keuangan mempunyai pendekatan lain dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran ini biasanya berhubungan dengan pengukuran fisik. Informasi yang digunakan seringkali dikumpulkan bersamaan dengan data informasi bagi pengukuran kinerja keuangan. Alat ukur pada non financial performance measures, yaitu: price, quality, lead time, productivity, customer complain, customer satisfaction, dan customer respon time.

b. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja

(27)

1) Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

3) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan, menyediakan kriteria seleksi, dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja.

5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi reward.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2004:13) suatu sistem penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku kepentingan (stakeholders) yang berbeda dari organisasi perusahaan dengan menciptakan campuran dari ukuran-ukuran strategis, yaitu:

1) Ukuran Hasil dan Pemicu

(28)

2) Ukuran Internal dan Eksternal

Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses bisnis internal, seperti hasil produksi. Terlalu sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena secara salah meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi.

3) Pengukuran Memicu Perubahan

Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan cita-cita dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan dengan tujuan di tingkat yang lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi di tingkatan organisasi yang berbeda.

3. Sistem Penghargaan

a. Pengertian Sistem Penghargaan

(29)

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Sistem penghargaan menurut Kurnianingsih (2000:237) adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance contingent reward).

Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan johny, 1999:164).

(30)

b. Tujuan Penghargaan

Hansen dan Mowen (2000:76) menyatakan tujuan kompensasi biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan.

Dengan demikian kompensasi adalah semua bentuk return baik finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan.

Praktik pemanufakturan total quality management lebih berorientasi pada pemberdayaan karyawan sehingga pendesainan sistem kompensasi merupakan salah satu metode yang paling penting untuk mengurangi dan memperkuat perilaku yang diinginkan untuk keberhasilan penerapan praktik pemanufakturan total quality management. Dengan demikian karyawan mempunyai kontribusi atau memberikan informasi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu seharusnya menerima reward dari manajemen (Ichniowski,1997 dalam Listianingsih dan Mardiyah, 2005:570).

4. Kinerja Manajerial

a. Pengertian Kinerja Manajerial

(31)

rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain.

Seseorang yang memegang posisi manajer diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang pada umumnya bersifat konkrit, kinerja adalah bersifat abstrak dan kompleks (Mulyadi dan Johny 1999:164).

Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi (Listianingsih dan Mardiyah, 2005:568).

b. Kinerja Personel

Menurut Mahoney (1963) dalam Narsa (2003:24) Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu:

1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.

(32)

3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.

4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.

5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.

6) Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.

7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok dan

(33)

perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial

Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan dapat dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak perusahaan menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha memaksimumkan daya saing organisasi maka perusahaan perlu menerapkan suatu teknik total quality management (TQM). Apabila perusahaan menggunakan total quality management, maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat (Narsa, 2003:24).

(34)

pengaruh peran yang saling melengkapi sering meningkat pada kelompok elemen-elemen tersebut yang akan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial

Para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan, yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Desain sistem penghargaan yang diberikan manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer akan memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya (Narsa, 2003:25). 7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial

Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999:227).

(35)

Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan.

Ichniowski et al. (1997) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:570) menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dasarnya tergantung program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.

8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial

Penerapan teknik total quality management yang tinggi pada perusahaan dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Selain itu desain sistem kompensasi kepada manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer juga memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya (Kurnianingsih, 2000:49).

(36)

management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen.

Sedangkan menurut Ittner dan Larcker (1995) dalam Kurnianingsih (2000:49). Penerapan teknik total quality management yang digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam hal ini adalah sistem pengukuran kineja dan sistem penghargaan belum tentu menghasilkan kinerja yang tinggi.

B. Kerangka Pemikiran

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengaruh antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, yaitu:

Kurnianingsih (2000) menguji pengaruh interaktif praktik pemanufakturan total quality management dan desain sistem akuntansi manajemen dalam perusahaan yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasional melalui peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini mendukung ekspektasi mengenai efektivitas teknik total quality management dapat dicapai bila penerapan total quality management tinggi dalam perusahaan dengan demikian dapat mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

(37)

terhadap variabel dependen (kinerja manajerial) dalam ruang lingkup perusahaan yang lebih kecil yaitu pada perusahaan-perusahaan di wilayah Tangerang.

Total quality management merupakan konsep yang menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara langsung. Peneliti berkesimpulan bahwa total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena dengan penerapan konsep total quality management manajer dapat memperbaiki kinerjanya secara terus-menerus.

Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan dimana hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi atas kinerja manajerial. Peneliti berkesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena kinerja manajerial diukur dan selalu dipantau sehingga para manajer harus dapat secara terus-menerus meningkatkan kinerjanya.

(38)

bahwa penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena penghargaan yang tinggi akan memacu para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya..

Kinerja manajerial adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi. Kinerja Manajerial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut peneliti kinerja manajerial dipengaruhi oleh tiga faktor yang paling fundamental yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan.

Dari kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2: Model Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model analisis di atas, maka dalam penelitian ini diajukan empat buah hipotesis yaitu:

Ha1: Total quality management (TQM) berpengaruh terhadap kinerja manajerial

Ha2: Sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial Ha3: Sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial

Total Quality Management

Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem Reward

(39)

Ha4: Total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan, secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh penerapan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yaitu merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang digunakan peneliti, dalam menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang sebenarnya. Peneliti melakukan penelitian di perusahaan-perusahaan manufaktur di daerah Kabupaten Tangerang, dimana para manajer sebagai objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan sekaligus (studi satu tahap) selama setengah bulan.

(41)

sampai dengan 5 untuk variabel independen dan 1 sampai 9 untuk variabel dependen.

B. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa jawaban atas daftar pertanyaan mengenai total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan kinerja manajerial. Sedangkan sumbernya adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya.

Subjek yang menjadi target penelitian adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang dengan alasan manajer tingkat menengah: a) merupakan pelaksana keputusan manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak dan b) bisanya terlibat langsung dengan kebijakan yang dilaksanakan oleh manajemen puncak.

Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah menggunakan sampel dengan alasan jumlah elemen populasi relatif banyak sehingga peneliti tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan tenaga dan biaya yang relatif tidak sedikit.

(42)

C. Metode Analisis Data

Metoda statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 15.0. Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka

selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif

Statisik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Di samping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya (Ghozali, 2005). Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel penelitian yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, dan kinerja manajerial dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif variabel yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

2. Uji Kualitas Data

(43)

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika kolerasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika kolerasi skor masing-masing butir pertanyaan mempunyai tingkat signifikasi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid (Santoso, 2000:168).

b. Uji Reliabilitas

(44)

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana, sedangkan regresi yang memilki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = + 1X1+ 2X2+ 3X3 + Keterangan :

Y : Variabel Dependen : Konstanta 1 2 3 : Koefisien Regresi X1 : Total Quality Management X2 : Sistem Pengukuran Kinerja X3 : Sistem Penghargaan

(45)

regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.

Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi:

a. Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai RSquare (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 R2 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83).

(46)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.

b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel-variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel

independen yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84).

c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t)

(47)

variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005:85).

D. Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen

Kinerja manajerial, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating.

Kinerja manajerial yang diukur meliputi delapan dimensi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan. Setiap responden diminta menilai kinerja manajerial dari kinerja dibawah rata-rata (1 s.d. 3), kinerja rata-rata (4 s.d. 6) dan kinerja di atas rata-rata (7 s.d. 9). Pengukuran variabel kinerja manjerial menggunakan instrumen yang dikembangankan oleh Mahoney(1963) dalam Kurnianingsih (2000:38).

2. Variabel Independen

a.Total Quality Management(TQM)

(48)

mengenai penerapan teknik total quality management dilingkungan perusahaannya. Pengukuran variabel total quality management menggunakan instrumen yang dikembangankan oleh Krumwiede (1998) dalam Kurnianingsih (2000:37).

Variabel total quality management dalam penelitian ini diukur dengan prinsip utama TQM. Setiap responden diminta menilai penerapan TQM dari sangat tidak setuju (poin 1) berarti total quality management rendah sampai dengan sangat setuju (Poin 5) berarti TQM tinggi.

b. Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja adalah pemberian informasi pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasi perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992) dalam Kurnianingsih (2000:39), frekuensi pengukuran kinerja manajer yang diukur dalam skala numerik (angka) 1 (tidak pernah) sampai dengan angka 5 (sangat sering). Skala rendah (1) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang rendah dan skala tinggi (5) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang tinggi.

c. Sistem Penghargaan

(49)

(a) pembayaran tetap saja dan (b) pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (Kurningsih, 2000:40).

Variabel ini diukur dengan skala interval dengan menggunakan instrumen yang dipakai oleh Kurnianingsih, responden diminta untuk memilih alternatif sistem kompensasi yang berlaku:

1) Kompensasi (gaji + tunjangan) tetap saja, 2) Kompensasi tetap + reward nonkeuangan, 3) Kompensasi tetap + reward keuangan,

4) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual, dan

5) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja kelompok.

(50)

Tabel 3.1

Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Indikator Skala

Kinerja Manajerial - Perencanaan - Investigasi

(51)

insentif yang ditentukan

berdasarkan kinerja individual

(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Populasi dan Deskripsi Data Responden

Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, yaitu perusahaan yang memiliki sistem pengendalian kualitas yang efektif. Tercemin dari perusahaan yang berskala menengah hingga atas, dimana sistem pengendalian kualitas yang sudah terorganisir. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini merupakan perusahaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang.

Metode sample yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling.

Instrument penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner. Pengiriman kuesioner dilakukan dari pertengahan bulan oktober 2008, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai akhir oktober 2008. Kuesioner yang dikirim sebanyak 40 lembar eksemplar yang berasal dari perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang.

(53)

sebanyak 8 kuesioner atau 20% karena beberapa perusahaan tidak koperatif dan beberapa tidak termasuk dalam kriteria responden seperti staf atau karyawan. Sehingga kuesioner dapat digunakan dan memenuhi syarat sebanyak 32 kuesioner dengan tingkat persentase 80%.

Tabel 4.1

Gambaran Distribusi Kuesioner

No Kuesioner Jumlah Persentase (%)

1. Kuesioner yang dikirim 40 100 2. Kuesioner yang tidak kembali 8 20 3. Kuesioner yang kembali 32 80 Kuesioner yang dapat diolah 32 80 Sumber: Data diolah

Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja dan lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2.

(54)

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan gender lebih banyak didominasi oleh laki-laki sebanyak 22 orang atau 69 % dan perempuan sebanyak 10 orang atau 31 %.

Jumlah responden berdasarkan usia tersebar berada pada responden berusia 26–40 tahun sebanyak 20 orang atau 63 % dari 32 responden. Responden yang berusia 41-55 tahun sebanyak 12 orang atau 37 %. Sedangkan responden yang berusia di atas 55 tahun tidak ada atau 0 %

Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan D3 sebanyak 5 orang atau 16 % dan yang berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 17 orang atau 53 %, dan Strata Dua (S2) sebanyak 10 orang atau 31 %.

Jumlah lama bekerja yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini adalah lama bekerja manajer yang paling mendominasi yaitu lebih dari 10 tahun sebanyak 18 orang atau 57 %. Lama bekerja < 5 tahun sebanyak 3 orang atau 9 % dan lama bekerja 5 -10 tahun sebanyak 11 orang atau 34 %.

(55)

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif

Analisa didasarkan dari jawaban responden sebanyak 32 responden. Hasil pengolahan data mengenai statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Hasil pengukuran instrument total quality management menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 16 dan nilai tertinggi 24 dan rata-rata total quality management adalah 20,09. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Setuju”, ini menunjukkan bahwa penerapan total quality management dalam penelitian cukup tinggi.

(56)

menunjukkan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja dalam penelitian cukup tinggi.

Hasil pengukuran instrument sistem penghargaan menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 2 dan nilai tertinggi 5 dan rata-rata sistem penghargaan adalah 3,88. ini berarti rata-rata responden menjawab “Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual”, ini menunjukkan bahwa penerapan sistem penghargaan dalam penelitian relatif cukup tinggi.

Hasil pengukuran instrument kinerja manajerial menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 61 dan rata-rata kinerja manajerial adalah 53,97. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Kinerja rata-rata”, ini menunjukkan bahwa kinerja manajerial dalam penelitian relatif cukup tinggi.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Santoso, 2004:168).

(57)

b. Uji Reliabilitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu dengan menggunakan SPSS konstruk, atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42).

Hasil penelitian menunjukkan semua instrumen penelitian ini reliabel (lihat di dalam lampiran), karena memiliki cronbach alpha 0,736. Realiabilitas suatu konstruk variabel akan dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach alpha-nya > dari 0,60.

3. Hasil Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).

(58)

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2005:83). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah varibel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R square yang digunakan yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Ghozali, 2005:83). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5.

(59)

b. Uji Statistik F

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 menunjukkan nilai F hitung sebesar 14,843 pada tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.

c. Uji Statisitk t

(60)

Tabel 4.5 TQM 1,418 ,230 ,761 6,154 ,000 SPK ,253 ,161 ,185 1,569 ,128 Reward 0,05 ,496 ,001 ,009 ,993 F= 14,843 Sig= 0,000(a)

Adj R2 = 0,573

a Dependent Variable: Kinerja Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel total quality management memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) Ini berarti Ha1 diterima, sistem pengukuran kinerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,128 nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,128 > 0,05) Ini berarti Ha2 ditolak dan sistem penghargaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,993 nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,993 > 0,05) Ini berarti H3 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan total quality management berpengaruh (X) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

(61)

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel total quality management dengan kinerja manajerial yaitu total quality management yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat total quality management yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Narsa (2003:24) bahwa, apabila perusahaan menggunakan total quality management maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat dan kinerja manajerial akan meningkat juga.

Total quality management merupakan keterlibatan seluruh manajer dalam suatu organisasi untuk meningkatkan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan mengeliminasi pemborosan, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang memfokuskan pendekatan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Dengan berkurangnya biaya produksi akibat produk cacat, pengerjaan produk kembali dan retur produk maka biaya produksi dapat ditekan, sehingga laba perusahaan akan meningkat sekaligus meningkatkan kinerja manajerial perusahaan tersebut.

(62)

bahwa terdapat hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja dengan kinerja manajerial.

Dalam penelitian ini, sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Seharusnya, jika para manajer dalam setiap kegiatannya mempunyai suatu ukuran kinerja maka manajer tersebut pasti akan termotivasi untuk mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh sistem pengukuran tersebut. Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut (Honggren dan Foster 1991:7 dalam Narsa, 2003:21). Akan tetapi, dalam penelitian ini sistem pengukuran kinerja sama sekali tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah setiap perusahaan memiliki ukuran kinerja yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan pengukuran kinerja yang berlaku di perusahaan responden tersebut bekerja.

(63)

Dalam penelitian ini, sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Seharusnya, dengan sistem penghargaan dapat menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan.

Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah

kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999:227). Akan tetapi, dalam penelitian ini sistem penghargaan sama sekali tidak berpangaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah setiap perusahaan menerapkan kebijakan kompensasi atau sistem penghargaan yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan sistem penghargaan yang berlaku di perusahaan responden tersebut bekerja.

(64)

(2000:49) terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen.

Adjusted R Square sebesar 0,573 yang berarti variabilitas kinerja manajerial yang dapat dijelaskan oleh variabilitas total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan adalah sebesar 57,3% dan sisanya sebesar 42,7% dijelaskan oleh variabel lain seperti motivasi kerja, sistem pengendalian manajemen dan partisipasi anggaran. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih yang menjelaskan bahwa teknik total quality management yang digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen menghasilkan kinerja yang tinggi.

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yakni total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang terdiri dari manajer-manajer perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0, 784, koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,614 dan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,573. Hal ini berarti total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dapat menjelaskan 57,3% terhadap kinerja manajerial. Sedangkan, sisanya 42,7% varians dijelaskan oleh variabel lain.

(66)

menurunkan kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total quality management berhubungan dengan kinerja manajerial.

3. Dari hasil uji t variabel ke-2 menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,128. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja berhubungan dengan kinerja manajerial. Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut.

(67)

5. Hasil uji F menyatakan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

B. Implikasi

Dalam penelitian ini kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebesar 57,3%. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang terorganisir dalam perusahaan dan proses seorang manajer dalam memastikan sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.

(68)

C. Keterbatasan

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur dimana ada beberapa perusahaan manufaktur khususnya yang sudah terbuka (Tbk.) tidak bersedia berperan dalam pengisian kuesioner, dikarenakan adanya kekhawatiran untuk dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang lain, meskipun sudah dijelaskan bahwa kuesioner digunakan untuk keperluan akademis.

2. Responden dalam penelitian ini adalah manajer-manajer perusahaan manufaktur, seperti manajer pabrik, manajer keuangan dan lain–lain. Mereka umumnya tidak mempunyai banyak waktu dalam pengisian kuesioner.

3. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.

4. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuisioner, peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.

(69)

D. Saran

Selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya saran-saran mengenai beberapa hal:

1. Memilih objek penelitian lain selain perusahaan manufaktur, seperti instansi pemerintah/lembaga, bank, perusahaan jasa dan jangkauan yang lebih luas seperti seluruh Indonesia.

2. Perhatikan dengan seksama operasional penelitian untuk memberikan hasil yang berkualitas atas instrumen yang diuji dan untuk mengukur variabel yang diteliti.

(70)

Daftar Pustaka

Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan, 2005, “Management Control System”, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Barry Render and Jay Heizer (terjemahan Kresnohadi, Ir, MBA), Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, prentice-Hall,Inc.,Pearson Education Asia Pte, Ltd.,PT Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Ghazali, Imam, 2001, “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Penerbit Univesitas Diponegoro, Semarang.

Halim, A. and H. Tjahjono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Hansen, D. R. and M. M. Mowen. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi II,

Erlangga, Jakarta.

Hatane, Samuel, ”Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja (Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo)”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 1, Universitas Kristen Petra, Maret 2003.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama”. BPFE, Yogyakarta, 2002.

Kurnianingsih, R. 2000. “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: StudiEmpiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia,” Makalah disampaikan pada SNA III di Jakarta tanggal 5 September 2000. Listianingsih dan Ainul, Aida Mardiyah, Jurnal ”Pengaruh Sistem Pengukuran

Kinerja, Sistem Reward, Dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara Total Quality Management Dengan Kinerja Manajerial” Jurnal SNA VIII Solo, STIE Malangkucecwara Malang, September 2005.

(71)

Narsa,I Made, Jurnal ”Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial Studi Empiris Pada Pt. Telkom Divre V Surabaya”, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1, Universitas Airlangga, Mei 2003.

Nasution (2001), “Manajemen Mutu Terpadu”, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Singgih, Santoso, 2000, Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sony Suwono, Edy Sukarno dan Muhammad Ihsan, 2007, “Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Supriyono, R. A. 1999. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis, Edisi I, BPFE, Yogyakarta. ---, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, BPFE, Yogyakarta.

Stoner, James A. F., R. Edward Freeman & Daniel R. Gilbert Jr., Management. Edisi Keenam, Alih bahasa Drs. Alexander Sindoro, Jakarta, 1996.

Gambar

gambaran mengenai varibilitas yang merupakan bagian yang wajar
Gambar 2.1.
Gambar 2.1: Manfaat TQM
Gambar 2.2: Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aspek nilai moral yang ditemukan dalam tanggapan nitizen dalam akun facebook Jokowi dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran kemampuan berkomunikasi di jenjang

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus) SEMI ALAMI DENGAN SEX RATIO BERBEDA.. Semi Natural Spawning of Climbing Perch (Anabas Testudineus) With Different

Kinerja perusahaan adalah suatu gambaran yang dapat dilihat oleh investor bagaimana keadaan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik atau tidak. Pada umumnya

Setelah itu bencana menghampiri buffon dan juventus yang mana juventus terkena kasus calciopoli yang terjadi pada tahun 2006 dengan akibat kasus tersebut buffon dan juventus

agar menjadi institusi yang mampu Bagaimana pun Badan Nasional mengontrol secara kualitas tenaga Sertifikasi Profesi (BNSP) dimana kerja untuk memasuki gerbang sebagai

1) Persiapkan peralatan K3 dengan baik dan gunakanlah dengan benar untuk menghindari kejadian buruk yang tidak diinginkan. 2) Persiapkan perlengkapan dan peralatan seperti palu,

penelitian ini adalah mendapatkan faktor penyebab siswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan menemukan bagaimana penerapan model konseling Behavioristik dapat

Apabila remaja tersebut tidak memiliki kemampuan self disclosure, maka dia akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain dan tidak dapat mengembangkan