SISTEM PEMERINTAHAN DI JEPANG PADA ZAMAN
MUROMACHI
MUROMACHI JIDAI NO NIHON NO SEIFU SEIDO
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian fakultas sastra
Universitas Sumatera Utara
Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang ilmu
sastra jepang
Oleh :
RUDI PRATAMA LUBIS
NIM : 040708012
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATER UTARA
MEDAN
2010
MUROMACHI
MUROMACHI JIDAI NO NIHON NO SEIFU SEIDO
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian fakultas sastra Universitas Sumatera Utara
Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang ilmu sastra jepang
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum Drs. Nandi S
NIP. 19580704 1984 12 1 OO1 NIP. 19600822 1988 03 1 002
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATER UTARA
MEDAN
Disetujui oleh :
Fakultas sastra
Universitas Sumatera Utara
Medan
Departemen Sastra Jepang
Ketua Departemen
Prof. Drs. Hamzon Situmorang M.S.Ph. D
_______________________________
NIP.
Pengesahan
Diterima oleh,
Panitia ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara medan untuk melengkapi salah
satu ujian sarjana dalam bidang ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara
Pada : Pukul
Tanggal :
Hari :
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Medan
Dekan
Prof. Drs. Syaifuddin, M.A, Ph. D
___________________________
NIP.1965 0909 1994 03 1 004
Panitia Ujian
NO Nama Tanda Tangan
1 Prof. Drs.Hamzon Situmorang, M. S. Ph. D
2, Drs Eman Kusdiyana, M.Hum
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, Karena nikmat dan
karuniaNYA, penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Skripsi yang berjudul “ Sistem
Pemerintahan Di Jepang Pada Zaman Muromachi ini di ajukan untuk memenuhi
persyaratan dalam pencapaian gelar kesarjanaan pada fakultas sastra program studi Sastra
Jepang Universitas Sumatera utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan studi
dan skripsi ini antara lain kepada :
1 Bapak Drs. Syaifuddin , M A, PhD, Selaku dekan fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, PhD, Selaku ketua departemen sastra
jepang yang dalam kesibukannya telah menyediakan banyak waktu untuk mengarahkan
penulis dalam meneyelesaikan penulisan skripsi.
3. Bapak M.Pujiono, M.HUM, Selalu sekretaris departemen sastra jepang yang dalam
kesibuknnya telah menyediakan banyak waktu untuk mengarahkan penulis dala
menyelesaikan penulisan skripsi.
4. Bapak Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang banyak
memberikan arahan dan masukkan dalam penulisan skrispi ini.
5. Bapak Nandi. S, Selaku dosen pembimbing II yang memberikan arahan dan
masukkan dalam penulisan skripsi .
6. Dosen penguji skripsi yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji
skripsi ini dan juga terima kasih kepada dosen pengajar departemen sastra Jepang
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikn perkuliahan dan skripsi dengan baik
7. Ayahanda Almarhum H. Chairulsyah Lubis dan Ibunda Siti Zainab yang tiada lelah
bersabar mendidik dan memberikan doa di setiap sholatnya. Terima Kasih untuk semua
jasa-jasa yang tiada nilainya di dunia ini.
8. Abangda Dr Roni Batara Lubis dan Kakanda Dr Siska Maya Sari Lubis dan Rizal
Iskandar Batubara, Terima kasih telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-temanku Fitri, Uci, Dona, Tobu, Salim, Citra, Joko serta Miskah, Terima
kasih atas semangatnya yang diberikan mereka kepada penulis dan informasi serta buat
teman-teman angkatan 2004 yang namanya tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
Terima Ksih.
10. Abang Amran dan Bang Mistam,Terima kasih telah banyak menolong penulis bisa
sampai pada tahap skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang belum disbutkan.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari tidak ada yang dapat membalas kebaikan dan budi dari
orang-orang yang telah mendukung, Hanya tuhan yang akan membalas semua jasa-jasa tersebut.
Penulis mengharapakan saran dan kritik yang membangun dan dapat meningkatkan mutu
tulisan ini nantinya dan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca atau
pihak lain yang membutuhkan .
Atas perhatiannya dan dukungan, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 2010
RUDI PRATAMA LUBIS
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGHANTAR……… i
DAFTAR ISI……….. Iv BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang Masalah... 1
1.2.Perumusan Masalah... 6
1.3.Ruang Lingkup Pembahasan... 8
1.4.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori... 9
1.5.Tujuan dan ManfaatbPenilitian... 11
1.6.Metode Penilitian... 11
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI... 13
2.1. Sejarah Kekaisaran jepang... 14
2.2. Feodalisme Jepang Zaman Muromachi... 15
2.3. Nanbokucho Zaman Muromachi... 19
BAB III SISTEM PEMERINTAHAN DI ZAMAN MUROMACHI 23
3.1. Sejarah Pemerintahan pada zaman Muromachi... 23
3.2. keshogunan pada Zaman Muromachi... 29
ABSTRAK SKRIPSI
Jepang adalah Negara kepulauan yang terdiri dari 6.853 pulau, dimana luasnya
mencapai 377.781 km. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu,
Shikoku, Kyushu dan Ryukyu. Sebagian besar pulau di jepang bergunung-gunung dan
sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah
Gunung fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128
juta orang dan berada peringkat ke 10 negara berpenduduk di dunia
Tokyo adalah ibu kota jepang. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia,
Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang. Menurut mitologi tradisional, Jepang
didirikan oleh kaisar Jimmu pada abad ke 7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai
monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya
untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana,
shogun, pihak militer dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut
Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional dibawah
pimpinan kaisar Jepang dan parlemen Jepang.
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi
kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang di
atur dalam konstitusi sebagai ” simbol negara dan pemersatu rakyat”. Kekuasaan
pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih parlemen
Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat
melalui pemilihan di antara anggota parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi
masing-masing memiliki calon perdana Menteri maka calon dari Majelis Rendah yang di
utaamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas diparlemen.
Menteri-menteri kabinet diangkat oleh perdana menteri. Kaisar Jepang menangkat
perdana menteri berdasarkan keputusan parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas
penngangkatan menteri-menteri kabinet. Perdana menteri memerlukan dukungan dan
kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebaga perdana menteri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti
dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah
sebuah Negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya diujung barat samudra pasifik, di
sebelah timur laut Jepang dan bertetangga dengan Rakyat China, Korea dan rusia.
Pulau-pulau paling utara berada dil laut okhotsk dan wilyah paling selatan berupa kelompok
pulau-pulau kecil di laut Cina Timur tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang
betetangga dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6,852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan.
Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokaido, Honshu, Shikoku, Kyushu,
Ryukyu. Menurut kodansha, 1993 : 649-658, tercatat dan disebutkan bahwa jepang
adalah Negara yang terdiri dari serangkaian pulau dimana luasnya mencapai 377,781 km
Sekitar 97% wilayah jepang berada di keempat pulau terbesarnya . Ssebagian besar pulau
di jepang bergunug-gunung dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi .
Gunung tertinggi di Jepang adalah gunung fujiyang merupakan gunung berapi. Penduduk
Jepang berjumlah 128 juta orang dan berada di peringkat ke 10 negara berpenduduk
terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adal Prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan
untuk tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya.
Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia. Tokyo Raya berpenduduk lebih dari
30 juta orang. Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada
abad ke 7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus
sebenarnya berada ditangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer dan memasuki
zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut konstitusi Jepang pada tahun 1947.
Jepang adalah Negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan
parlemen Jepang
Berdasarkan uraian diatas Jepang menganut sistem Negara monarki konstitusional
yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang sebagai kepala Negara seremoial,
kedudukan Kaisar Jepang di atur dalam konstitusi sebagai “ symbol Negara dan
pemersatu rakyat. Kekuasaan pemerintah berada ditangan perdana menteri jepang dan
anggota terpilih parlemen Jepang, Sementara kedaulatan sepenuhnya berada ditangan
rakyat Jepang. Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala Negara dalam urusan diplomatic.
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem
britania. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis
Rendah terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung
oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah di bubarkan. Majelis tinggi
Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memilii masa jabatan 6 tahun dan dipilih
langsung oleh rakyat. Warga Negara Jepang berusia 2otahun ke atas memiliki hak untuk
memilih
Perdana menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana menteri di angkat
melalui pemilihan di antara anggota parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi
masing-masing memiliki calon perdana menteri maka calon dari Majelis Rendah yang
diutamakan. Pada praktiknya , perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen.
Menteri-menteri kabinet diangkat oleh perdana menteri. Kaisar Jepang mengangkat
perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang dan memberi persetujuan atas
pengangkatan menteri-menteri kabinet. Perdana menteri memerlukan dukungan dan
kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana menteri
Sistem pemerintahan di atas merupakan sistem pemerintahan modern yang banyak
pemerintahan pada zaman sebelumnya. Khususnya sistem pemerintahan pada zaman
muromachi. Zaman muromachi diawali tahun 1338 – 1573 dipimpin oleh tampuk
kekuasaan dari seorang raja yang bernama Godaigo Tenno (1334) namun zaman
sebelumnya melaju ke zaman ini banyak sudah proses politik terjadi yakni politik
ritsuryo dimana awal terciptanya undang-undang buat tanah.
Menurut buku ilmu kejepangan yang ditulis oleh situmorang (1995:73) bahwa
masyarakat Jepang memiliki kepercayaan tradisional dimana dari makna kelahiran,
perkawinan, kematian sampai sudah kematian mereka masih memiliki aturan
Sejarah mencatat yang di kutip dari buku folklore, kodansha, buku situmorang
Hamzon dan beberapa kutipan yang disbutkan dalam media internet, Japanese culture in religion and politic 2009 mengatakan bahwa politik jepang pada
zaman dahulu bersifat militer /shogun.
Adapun latar belakang yang kuat untuk menganalisi lebih detail di zaman ini
adalah kerana mulai dari zaman muromachi, kekuasaan politik yang berbentuk
militer/shogun. Bicara tentang zaman muromachi adalah dikenal dengan zaman
keshogunan.
Zaman Muromachi atau zaman keshogunan Ashikaga (sekitar 1334-1573) adalah
salah satu pembagian periode dalam sejarah jepang. Pada zaman ini, kaisar benar-benar
tidak berfungsi.Secara terang-terangan, Ashikaga Takauji yang menjadi pemimpin
pasukan militer terkuat di Kamakura, mulai memonopoli Jepang terlebih setelah di
angkat sebagai shogun. Pada zaman Muromachi, Keshogunan yang berkuasa di jepang.
Pemerintah Ashikaga berpusat di Muromachi, Kyoto
Pada tahun 1336 Ashikaga Takauji mendirikan keshogunan Muromachi ( Istana
utara ) sebagai tandingan kaisar Godaigo dari Istana selatan. Setelah terjadi perebutan
kekuasaan antara dua kubu yang berbeda tidak menjadikan Jepang saat itu menjadi
Go Daigo menjadi pimpinan sah Jepang, menjadikannya sebagai pimpinan yang tamak
akan kekuasaan dan memimpin secara diktator. Pada periode ini, banyak samurai yang
merasa kecewa dengan cara pemerintahan yang dipimpin oleh kaisar Go Daigo sehingga
muncuk Istana Utara sebagai tandingan pemerintahan yang sedang berlangsung.
Terpecahnya kekaisaran ditaklukan Istana Utara pada tahun 1392.
Kedudukan kaum bushi berada di atas kedudukan kaisar setelah Istana Utara
berhasil menundukan Istana Selatan tapi kondisi keuangan dan kondisi militer
Keshogunan Ashikaga menjadi lemah akibat perang berkepanjangan. Pergolakan diklan
Ashikaga yang disebut peristiwa Meionoseihen merupakan awal zaman Sengoku yang
penuh intrik, perebutan kekuasaan, kerusuhan dan dihapuskan sistem tanah milik
bangsawan (menurut wikipedia, 2009 update, japanese culture)
Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi berlangsung dari tahun 1136
hingga 1673 ketika kekuasaan pemerintah berada di tangan Keshogunan Ashikaga adalah
Ashikaga Takauji yang merebut kekuasaan politik dari Kaisar Go Daigo dan sekaligus
mengakhiri Restorasi Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573 ketika
shogun ke 15 sekaligus shogun Muromachi terakhir Ashikaga Yoshiaki diusir dari ibu
kota Kyoto oleh Oda Nobunaga
Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga disebut zaman Nanbokucho atau zaman
Istana Utara- Istana Selatan ketika kekuasaan istana terbelah dua menjadi Istana Utara
dan Istana Selatan. Sejak tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi disebut
sebagai zaman Sengoku atau ” zaman negara-negara bagian yang berperang”. Pada
zaman Sengoku terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan antar provinsi. Pada
masa ini pula terjadi kontak pertama Jepang dengan orang-orang barat yang disebut
perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang portugis tiba di jepang. Orang
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pad zaman Muromachi sistem pemerintahan
terbagi dua yaitu ada pemerintahan dibawah kekuasaaan shogun Ashikaga Takauji di
Istana Utara dan pemerintahan dibawah kekaiasaran Godaigo di Istana Selatan.
Dengan adanya pemerintahan yang terbagi dua seperti pada zaman Muromachi
untuk dibahas dalam skripsi ini dan akhirnya dalam skripsi ini juga mengenai judulnya
adalah :
”SISTEM PEMERINTAHAN DI JEPANG PADA ZAMAN MUROMACHI
1.2 Perumusan masalah
Menurut Situmorang Hamzon (1994 :2), disebutkan Bahwa setelah zaman Nara
yakni tepatnya pada zaman Heian (794 – 1192), dimana pemimpin pada zaman Heian ini
memperbaiki politik ritsuryo, karena itu ibukota harus dipindahkan ke Kyoto, disebutlah
koto tersebut dengan Heiankyou, dan ini berlangsung selam 400 tahun, Zaman
Muromachi atau zaman Keshogunan Ashikaga ( sekitar 1338 – 1573) adalah salah satu
pembagian periode dalam sejarah jepang ketika Keshogunan Ashikaga yang juga dikenal
sebagai Keshogunan Muromachi berkuasa dijepang. Pemerintah Ashikaga berpusat di
Muromachi, Kyoto sehingga disebut Keshogunan Muromachi.
Keshogunan Muromachi atau keshogunan ashikaga (1336-1573) adalah
pemerintahan militer oleh samurai yang didirikan Ashikaga Takauji sebagai kelanjutan
dari Keshogunan Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa Keshogunan
Muromachi selama kurang lebih dari 240 tahun disebut zaman Muromachi
Shogun ke 3 Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman resmi shogun
yang disebut Istana Muromachi ( Muromachi Dono) sehingga pemerintahan shogun klan
Ashikaga disebut Keshogunan Muromachi. Nama pouler untuk Istana Muromachi adalah
Pada tahun 1338, Ashikaga Takauji mendirikan Keshogunan Muromachi (Istana
Utara) sebagai tandingan kaisar Go Daigo dari Istana Selatan. Terpecahnya kekaisaran
menjadi Istana Utara-Istana Selatan berlangsung sampai Istana Selatan ditaklukan Istana
Utara pada tahun 1392.
Kedudukan kaum bushi berada diatas kedudukan kaisar setelah Istana Utara
berhasil menundukan Istana Selatan, tapi kondisi keuangan dan kondisi militer
Keshogunan Ashikaga menjadi lemah akibat perang berkepanjangan. Pergolakan didalam
klan Ashikaga yang disebut Peristiwa meionoseihen merupakan awal zaman sengoku
yang penuh intrik, perebutan, kekuasaan dan dihapuskannya sistem tanah milik
bangsawan.
Pada masa Godaigo Tenno, Tenno menjatuhkan kekuasaan kamakura Bakufu
pada tahun 1933 dan beralih ketangan tenno. Dan Ashikaga Takauji mengumpulkan
seluruh kekuatan bushinya untuk menyerang kaisar. Dan ini berlanjut sampai pada zaman
Muromachi, dimana membuka pusat pemerintahan Bakufu di Nara, Kyoto pada zaman
Ashikaga Tenno Utara menjadi seitaishogun dan membuka kembali pemerintahan
Bakufu di Nara Kyoto.
Melihat konflik seperti ini menjadikan pemerintahan terbagi dua yaitu
pemerintahan Istana Utara dan pemerintahan Istana Selatan. Kondisi ini memperngaruhi
terhadap sistem pemerintahan di zaman Muromachi. Dalam bentuk pertanyaan
masyarakat tersebut adalah sebagai berikut
1. Bagaimana sistem pemerintahan pada zaman Muromachi ?
2. Sistem politik apa saja yang direalisasikan dalam pemerintahan zaman Muromachi ?
1.3 Ruang lingkup pembahasan
Dalam penelitian ini agar masalah penelitian tidak terlalu luas, maka penulis ingin
dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh
sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus
Dan penulisan proposal ini penulis membatasi ruang lingkup bahasannya agar
tidak terlalu luas yaitu hanya pada sistem pemerintahan di zaman Muromachi. Yang pada
zaman tersebut ada dua sistem pemerintahan Kaisar Utara dan Kaisar Selatan. Agar
supaya pembahasannya lebih akurat maka penulis menjelaskan pada bab – bab
sebelumnya tentang sejarah Kekaisaran, Feodalisme di Jepang dan Nanbokucho pada
zaman Muromachi.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Dalam ilmu kejepangan ( Situmorang, 2006 : 54 ) dalam kehidupan sehari-hari
orang jepang banyak berhubungan dengan kepercayaan. Misalnya dalam pernyataan life
stage ( daur hidup ) dan juga memuat penjabaran dengan sejarah dan
prasejarahnya.Selain itu buku folklor, perkembangan zaman muromachi. Dan tentunya
sebagian pencatat Negara Jepang serta perkembangannya, Wikipedia menyajikan data
yang update sehingga bagaimana pun perkembangan negara ini akan segera diketahui
.
Peranan menurut Soekanto ( 1990: 243) merupakan aspek dinamis kedudukan.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
maka dia menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan
yang berasal dari pola kehidupannya.
Sesuai dengan judul ” SISTEM PEMERINTAHAN DI JEPANG PADA ZAMAN
MUROMACHI”, maka penulis akan membahas mengenai sistem pemerintahan di Jepang
selama masa pemerintahan Ashikaga di zaman Muromachi berdasarkan data-data dan
sumber ; baik berupa buku, majalah, artikel, atau internet; mengenai sejarah
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa pendekatan atas teori,
di antaranya adalah pendekatan Historisme akan teori kekuasaan.
Meneurut Aminuddin (2000: 46) pendekatan historis adalah suatu pendekatan
yang menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa
kesejarahan yang melatar belakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra yang dibaca,
serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra
itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman. Hal dasar yang melatar belakangi
lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta sastra bagaimana pun juga
merupakan bagian dari zamannya. Dengan pendekatan historisme ini, penulis membahas
sistem pemerintahan pada zman Muromachi di Jepang sesuai dengan sistem dari teori
kekuasaan yang ada di Jepang pada zaman Muromachi.
1.5 Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
1.5.1 Tujuan penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui sistem pemerintahan di Jepang pada zaman Muromachi
2. Untuk mendeskripsikan politik di zaman Muromachi
1.5.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain adalah :
1. Dapat menambah wawasan pembaca tentang sistem pemerintahan Jepang di zaman
Muromachi
2. Dapat menambah wawasan penulis tentang sistem pemerintahan pada zaman
Muromachi
1.6 Metode Penelitian
Menurut Barney Glasser dan Anselm L. Strauss (1994 : 73) disebutkan pada saat menulis dan menganalisa karya tulis dibutuhkan bahan yang didapat
dengan studi atau penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan
buku-buku pustaka yang berisi teori-teori dari bahasa jepang. Buku-buku-buku tersebut
dipelajari hingga paham kemudian pendapat atau filsafat dari Jepang untuk
menganalisa karya tulis ini.
Dan metode yang kedua yakni metode kepustakaan dimana suatu kegiatan
yang sangat penting dalam kegiatan penelitian ini. Tentunya metode ini didukung
dengan cara Metode Deskriptif itu terdiri dari beberapa langkah: Mengumpulkan,
Menyusun, Mengklasifikasikan , Mengkaji dan ineterpretasi data
Dan dengan cara langkah-langkah diatas penulis memberanikan diri untuk
mencari data kebenaran dari skala zaman Muromachi yang menciptakan sejarah
BAB II
GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN
MUROMACHI
Jepang dikenal sebagai Negara Imperial (kerajaan) yang dipimpin oleh Kaisar
(Tenno). Dan ini menjadikan Jepang sebagai Negara satu-satunya di dunia yang dikepalai
oleh kaisar.
Dengan adanya kepercayaan animisme, Jepang yang beragamakan asli Shinto
ini menyembah kepada para dewa dan menghormati para leluhurnya. Bahkan perintah
kaisar Jepang dianggap sebagai titah Tuhan yang harus dijalankan. Ini menandakan
bahwa kaisar pun dianggap sebagai dewa (Tuhan).
Disebutkan dalam sejarah Jepang, pada zaman Muromachi, dimana klan
Ashikaga sebagai sei Taishogun membelot dari kaisar dan mendirikan kekaisaran
sendiri.Dengan demikian zaman yang dikenal dengan Istana Utara-Selatan memiliki
kaisar masing-masing sehingga Jepang memiliki dua kaisar sekaligus. Meski pada
dasarnya setelah kaisar Meiji mengeluarkan pernyataan tentang garis keturunan yang sah
dianggap sebagai kaisar adalah keturunan Istana Selatan
2.1 Sejarah Kekaisaran Jepang
Menurun buku foklor Jepang, Wikipedia.com yang memberikan tentang
Jepang yang memiliki fase setiap zaman dan jika berbicara tentang sejarah kekaisaran
akan dimulai dari sejarahnya Akihito.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari 23 Desember 1933 : umur 76 tahun) adalah kaisar Jepang ke 125, yang bertahta sejak
tahun 1989 menggantikan ayahnya kaisar Hirohito yang meninggal dunia. Akihito
dan Maharani Kojun (Nagako). Bergelar Tsugo no miya ( Putra Tsugo) semasa
kanak-kanak, ia dibesarkan dan diajar oleh guru privat dan kemudian belajar disekolah anak
laki-laki dan sekolah Menengah ketika itu,Pers School (Ghakushuin selepas 1947),
1940-52. Ia dipisahkan dari keluarganya pada usia tiga tahun.
Ketika kota Tokyo dibom oleh pihak Amerika pada Maret 1945, ia dan saudara
mudanya,Pangeran Masahito (sekarang pangeran Hitachi), dipindahkan dari
Tokyo.Ketika masa pendudukan Amerika selepas Perang Dunia II,Pangeran Akihito
belajar inggris dengan Elizabeth Gray Vining sebagi gurunya.Pangeran Akihito kuliah
sebentar di Jurusan Ilmu Politik di Universitas Gakushuin di Tokyo dan tidak menerima
izasah. Walaupun ia merupakan putera mahkota. Takhta Bunga Seruni dari 23 Desember
1933, Perlantikan resmi sebagai pangeran ( Ritaishi no Rei) berlangsung pada 10
November 1951 di Istana Kaisar.
Pada Juni 1953, Pangeran Akihito mewakili Jepang sebagai utusan dalam
upacara pelantikan Ratu Elisabeth II Britania Raya. Pada tanggal 10 April 1959, ia
menikah dengan Michiko Shoda (lahir 24 Oktober 1934), anak perempuan Shoda
Hidesburo, presiden komisaris Industri Tepung Nissin.
Perkawinan tersebut menerobos tradisi karena Michiko Shoda bukan seorang
keturunan bangsawan yang pertama menikah dengan keluarga kerajaan. Selepas itu,
Pangeran Akihito dan puteri Michiko mengadakan kunjungan resmi ke 37 negara.
Pangeran Akihito naik taklhta setelah kaisar setelah Kaisar Hirohito wafat pada 7 januari
1989 dan secara resmi menjadi kaiar Jepang yang ke 125 pada 12 November 1990.
Semenjak naik takhta kekaisaran, kaisar ini berusaha untuk mendekatkan keluarga
kaisar dengan masyarakat Jepang.ia mengadakan kunjungan resmi ke 18 negara,
termasuk ke 47 prefektur di Jepang.Kaisar Akihito dan Ratu Michiko di karuniai tiga
putra: Pangeran Naruhito (lahir 23 Februari 1960), Pangeran Akishino ( lahir 11
November 1965), dan Puteri Sayako Nori ( gelar , Nori no Miya atau Puteri Nori lahir 18
2.2 Feodalisme Jepang Zaman Muromachi
Pada zaman ini dikenal dengan sebutan zaman Chusei atau pertengahan. Pada
zaman ini perpolitikan memiliki sistem pemerintahan bersifat feodalisme. Sehingga para
kelas Bangasawan memiliki bawahan yang banyak sehingga membentuk hinarkis.
Sistem politik berdasarkan sistem hukum Ritsuryo mulai diperkenalkan pada saat
ini, Istana kaisar memperbarui sistem nama klan dan nama keluarga. Memberlakukan
sistem pajak terpadu dan tanah milik bangsawan semua diklaim sebagai milik kaisar
(Kochi Komin-shei dan memperbarui organisasi pemerintahan.
Menurut
pemerintahan dimana seorang pemimpin yang biasanya seorang bangsawan mmemiliki
anak buah yang juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa
disebut Vazal. Para vazal ini wajib membayar upeti kepada taun mereka. Sedangkan para
vazal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdimereka sendiri yang
memberi mereka upeti.
Kelahiran Feodalisme Jepang bersamaan dengan kelahiran kelas militer
pemerintahan daerah ke arah pemerintah sentralisasi. Dengan hzncurnya sistem Ritsuryo,
kekacauan bidang politik dan tindak kejahatan meningkat. Hal ini mendorong lahirnya
kelompok militer dan memicu kemerosotan sistem politik perwalian( Sekkan seiji ).
Dua kelompok militer yang paling kuat adalah kelauarga Minamoto dan keluarga
Taira. Pada kelanjutan, berkembanglah sistegai lembaga keagamaan. Untuk
mempertahankan kekayaan dan politik kuil dibentuk tentara pendeta.
Perkembangannya pusat kekuasaan politik berpindah dari istana kemarkas besar
militer. Para keturunan kaisar dan bangsawan diisolasi dari dunia politik di Kyoto dan
cukup ketat, terlihat dari banyaknya peraturan-peraturan yang diciptakan untuk
membatasi gerak poltik kelompok istana.
Daimyō berasal dari kata Daimyōshu yang berarti orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam masyarakat samurai di Jepang, istilah daimyō
digunakan untuk samurai yang memiliki hak atas tanah yang luas (tuan tanah) dan
memiliki banyak bushi sebagai pengikut.
Shogun adalah istilah bahasa Jepang yang berarti jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan adalah Sei-i Taishōgun
yang berarti Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah
"Taishōgun" berarti panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishōgun merupakan salah
satu jabatan jenderal yang dibuat di luar sistem Taihō Ritsuryō. Jabatan Sei-i Taishōgun dihapus sejak Restorasi Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shōgun
yang berarti jenderal dalam kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang.
Sejak zaman Nara hingga zaman Heian, jenderal yang dikirim untuk menaklukkan
wilayah bagian timur Jepang disebut Sei-i Taishōgun, disingkat shogun. Jabatan yang
lebih rendah dari Sei-i Taishōgun disebut Seiteki Taishōgun ( panglima penaklukan
orang bar
panglima penaklukan wilayah bar
Taishōgun diberikan kepada panglima keshogunan (bakufu) sejak zaman Kamakura
hingga zaman Edo. Shogun adalah juga pejabat Tōryō (kepala klan samurai) yang
didapatkannya berdasarkan garis keturunan.
Pejabat shogun diangkat dengan perintah kaisar, dan dalam praktiknya berperan
sebagai kepala pemerintahan/penguasa Jepang. Negara asing mengganggap shogun
sebagai "raja Jepang", namun secara resmi shogun diperintah dari istana kaisar, dan
bukan penguasa yang sesungguhnya. Kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan Kaisar
Jepang.
dari Keshogunan Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan
Keshogunan Muromachi selama kurang lebih 240 tahun disebut zaman Muromachi.
Shogun ke-3 Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman resmi shogun
yang disebut Istana Muromachi (Muromachi-dono) sehingga pemerintahan shogun klan Ashikaga disebut Keshogunan Muromachi. Nama populer untuk Istana Muromachi
adalah Hana no Gosho (Istana Bunga). Sekarang ini, lokasi bekas Istana Muromachi
berada di distrik Kamigyō, Kyoto.
Pada zaman Muromachi, Shugoshoku adalah nama jabatan yang diberikan kepada
kelas penguasa untuk menjaga wilayah feodal yang disebut Kuni (provinsi). Penguasa
yang menjabat Shugoshokukemudian sering disebut sebagai Shugo Daimyō
Di zaman Sengoku dikenal penguasa wilayah feodal yang disebut Taishin Selain
itu dikenal juga samurai lokal yang berperan dalam pembangunan daerah yang disebut
Kokujin . Sengoku Daimyō merupakan sebutan untuk daimyō yang menguasai lebih dari
satu wilayah kekuasaan.
Pada zaman Edo, daimyō adalah sebutan untuk samurai yang menerima lebih dari
10.000 koku dari Keshogunan Edo, sedangkan samurai yang menerima kurang dari
10.000 koku disebut Hatamoto
2.3 .Nanbokucho Zaman Muromachi
Zaman Nanbokucho atau zaman Istana Utara-Istana Selatan (1336 – 1392) adalah
salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang di awal zaman Muromachi . Istana
zaman Nanbokucho biasanya dipakai untuk menyebut periode anatara tahun 1336 – 1392
ketika pmerintahan dan kekaisaran Jepang terbelah dua menajdi Istana Selatan (Yamato
no Kuni Yoshino Angu atau Istana sementara Yoshino) dan Istana Utara di
Kedua belah pihak masing-masing mengklaim sebagai pemegang tahta yang sah.
Walaupun demikian perang Genko yang menandai kejatuhan Keshogunan Kamakura
(1331 – 1333) dan Restorasi Kemmu ( 1333 -1336) sering dikatakan terjadi pada zaman
Nanbokucho pada tahun 1336, Shogun Ashikaga Takauji mendirikan Istana Utara di
Kyoto dengan kaisar Komyo sebagai kaisar. Sementara itu, Kaisar Godaigo mendirikan
Istana Selatan dalam pengungsian di Yoshino.
Zaman Nanbokucho berakhir ketika Istana Selatan bersatu dengan Istana Utara
pada tahun 1392. Pada tahun 1336, shogun Ashikaga mendirikan Istana Utara ( Hokucho)
di Kyoto dengan kaisar Komyo sebagai kaisar. Sementara itu, Kaisar Godaigo
mendirikan Istana Selatan (Nancho) dalam pengungsian di Yoshino. Zaman Nanbokucho
berakhir ketika Istana Selatan bersatu dengan Istana Utara pada tahun 1392.
Pendirian Istana Utara – Istana selatan setelah Kaisar Go-saga turun tahta pada
tahun 1246, keluarga kekaisaran terbelit masalah suksesi dan terbelah dua menjadi garis
keturunan Jimyo-in dan garis keturunan Daikaku-Ji. Masing-masing garis keturunan
dipimpin putra Kaisar Go-Saga. Garis keturunan Jimyoin merupakan pendukung kaisar
ke 89 Kaisar Go- Fukakusa ( Bertahta 1246 – 1259) sedangkan garis keturunan
Daikaku-ji merupakan pendukung kaisar ke 90 Kaisar Kameyama (1259 – 1274). Berperan
sebagai penengah, Keshogunan Kamakura menggunakan sistem Ryototetsuritsu ( Kaisar
dari masing-masing garis keturunan dapat naik tahta secara bergantian.
Pada tahun 1333, Kaisar Go-Daigo dari garis keturunan Daikaku-Ji mengeluarkan
perintah kaisar agar samurai di seluruh negeri bergerak menumbangkan keshogunan
Kamakura akhirnya tumbang akibat perlawanan yang dipimpin Ashikaga Takauji dan
Nitta Yoshisada. Kaisar Godaigo kemudian menjalankan kediktatoran kaisar dalam
pemerintahan yang bersifat otokrasi. Kaisar Godaigo mengganti nama zaman menjadi
Namun ternyata pemerintahan Kaisar Godaigo hanya menghasilkan kekacauan
politik. Pihak samurai yang berjasa menumbangkan Keshogunan Kamakura merasa tidak
puas atas penghargaan dan hadiah yang diterima dari istana.
Ashikaga Takauji yang berangkat untuk memadamkan pemberontakan
Nakasendai ternyata berubah menjadi pembelot. Takauji mendapat dukungan dari
kalangan samurai yang merasa tidak puas terhadap kaisar. Sebagai akibatnya, Kaisar
Godaigo memerintahkan Nitta Yoshisada dan Kitabatake Akiie untuk membunuh
Ashikaga Takauji. Pasukan Nitta ditaklukan pasukan Ashikaga dalam pertempuran
Hakone-Takenoshita.
Namun, pasukan Ashikaga yang memasuki ibukota Kyoto berhasil diusir pasukan
Kitabatake yang diturunkan dari Propinsi Mutsu. Ashikaga Takauji dan pasukannya
dipaksa mundur sampai ke Kyushu. Pada tahun 1336, shogun Ashikaga Takauji
mendirikan Istana utara di Kyoto dengan kaisar Komyo sebagai kaisar. Sementara Kaisar
Godaigo mendirikan Istana Selatan dalam pengungsian di Yoshino. Zaman Nanbokucho
berakhir ketika Istana Selatan bersatu dengan Istana Utara pada tahun 1392.
Kemunduran Istana Selatan semakin melemah setelah sejumlah panglima militer
Istana Selatan gugur secara berturut-turut hingga tahun 1338. Nawa Nagatoshi, Yuki
Chikamitsu , Chikusa Tadaaki dan Kitabatake Akiie serta Nitta Yoshida semuanya
tewas.Di pihak yang berseberangan, kekuatan militer Istana Utara jauh
mengunggulikekuatana militer Istana Selatan.
Dalam pertempuran Shijonawate 1348, kakak beradik Kusunoki Masatsura –
Kusunoki Masatoki yang memimpin pasukan Istana Selatan tewas dibunuh Ko no
Moronau dari pihak Ashikaga. Pertempuran ini menyebabkan Istana YoShino jatuh ke
tangan musuh. Kaisar Go-Murakami dan para pengikut Istana Selatan melarikan diri ke
Ano (sekarang kota Gojo,Prefektur Nara)untuk menutupi-nutupi kemerosotan Istana
Selanjutnya, Perseteruan terjadi antara Ashikaga Tadayoshi (adik Ashikaga
Takauji yang ditugaskan sebagai pemimpin pemerintahan ) dan Kono no Moronao yang
menjabat pengurus klan Ashikaga. Konflik diantara keduanya berpuncak pada zaman
Kan-o(Kanno) menjadi perang saudara yang disebut kerusuhan zaman Kanno ( Kanno no
Joran). Tadayoshi yang tersisih dalam persaingan politik membelot ke pihak Istana
Selatan. Putra Ashikaga Takauji bernama Ashikaga Tadafuyu yang dijadikan putera
BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN DI ZAMAN MUROMACHI
3.1 Sejarah Pemerintahan Pada Zaman Muromachi
Bicara pemerintahan dalam pemerintahan pasti diliputi oleh politik. Dan politik
Itu merupakan bagian proses pembentukan dalam pemerintah pada suatu decade.
Penyelenggaraan kekuasaan negara dipercayakan pada satu badan/lembaga yakni
pemerintah. Dan pada blog politik.com,2010 ini juga membunyikan bahwa poltik
merupakan Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Zaman feodal di Jepang berlangsung dari abad ke 12 hingga abad ke 19 ditandai
oleh pemerintahan daerah oleh keluarga-keluarga daimyo dibawah kendali pemerintahan
militer keshogunan. Kaisar hanya berperan sebagai kepala negara de jure sementara
Dan zaman Muromachi adalah keshogunan Ashikaga (sekitar 1338-1573 ) adalah
salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang ketika Keshogunan Ashikaga yang
juga dikenal sebagai keshogunan Muromachi berkuasa di Jepang artinya kekuasaan
shogun mutlak power dalam membuat roda pemerintahan. Dan dengan kekokohan
shogun ingin membentuk feodalis. Dan dari mulai sinilah jelas keturunan shogun dalam
roda pemerintahan.
Zaman Muromachi berlangsung dari sekitar tahun 1136 hingga 1673 ketika
kekuasaan pemerintah berada ditangan keshogunan Ashikaga yang juga disebut
Keshogunan Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga adalah Ashikaga Takauji yang
merebut kekuasaan politik dari kaisar Go Daigo dan sekaligus mengakhiri Restorasi
Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573 ketika shogun ke 15 sekaligus
shogun teakhir, Ashikaga Yoshiaki di usir dari ibu kota Kyoto oleh Oda Nobunaga.
Pada zaman Sengoku terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan antar
provinsi. Pada masa ini pula terjadi kontak pertama Jepang dengan orang-orang barat
yang disebut dengan perdagangan Nenban ketika pedagang Portugis datang ke Jepang.
Orang Portugis di Jepang adaabad ke 17 diantaranya terdapat misionaris Francis Xavier.
Struktur pemerintahan keshogunan Muromachi secara garis besar mengikuti struktur
pemerintahan berikut lembaga-lembaga pemerintah yang didirikan sebelumnya oleh
Sebagai landasan hukum dipakai undang-undang Kemmu yang ditetapkan oleh
Ashikaga Takauji pada tahun 1336. Kitab undang-undang Goseibai yang disusun pada
zaman Kamakura yang dpakai dalam praktik sehari-hari.
Dalam menjalankan pemerintahan shogun dibantu dewan yang beranggotakan
para shugo Daimyo. Dibandingkan dengan pejabat shikken zaman Kamakura yang sangat
berkuasa. Pada praktiknya, pejabat kanrei zaman Muromachi tidak memiliki hak dalam
pengambilan keputusan. Pada prinsipnya smua keputusan pemerintah diambil
berdasarkan rapat-rapat.
Pejabat kanrei yang membantu shogun diangkat secara bergantian dari Klan
Hosokawa, Klan Shiba, Klan Hatakeyama yang semua merupakan shugo daimyo
berpengaruh. Kepada lembaga mandokoro diangkat secara bergantian dari klan Akamatsu,
klan Isshiki, klan Yamana, klan Kyougoku.
Kepemilikan tanah berdasarkan sistem tanah milik bangsawan dan negara yang
berlaku di zaman Kamakura mengalami keruntuhan di zaman Muromachi, sebagai
penggantinya adalah sistem kepemilikan tanah oleh shugo daimyo.
Pada zaman kamakura, shogun dan kalangan samurai berpengaruh di daerah
mengikat secara langsung kerjasama berdasarkan saling percaya. Sebaliknya pada zaman
akhirnya tampil sebagai kekuatan militer yang kadang-kadang sama kuatnya dengan
kekuatan militer milik shogun Muromachi.
Seusai kerusuhan zaman Kan-o, Ashikaga Takauji mendirikan kantor
pemerintahan Kamakura yang memerintah 10 provinsi yang terletak di Jepang bagian
Timur. Sebagai kamakura kubo adalah putra Takauji yang bernama Ashikaga motouji
dan diteruskan oleh anak cucunya. Wakil kamakura-fu disebut kanto kanrei. Pejabat
Kamakura Kubo dan klan Uesugi yang menjabat Kanto Kanrei akhirnya berselisih
dengan Keshogunan Muroamchi.
Keshogunan Muroamchi secara langsung merekrut kelompok samurai dari
wilayah Kanto dan Tohoku yang disebut dengan Kyoto Fuchishu. Di masa pemerintahan
shogun Ashikaga Yoshinori, Kamakura Kubo generasi ke 4 yang bernama Ashikaga
Motouji memimpin pemberontakan Eikyo melawan keshogunan. Setelah Mochiuji
diserang dan dihabisi maka berakhir pula ambisi keshogunan untuk secara langsung
menguasai provinsi-provinsi di bagian timur Jepang. Selanjutnya, Putra Mochiuji yang
bernama Ashikaga Shigeuji diangkat sebagai Kamakura Kubo yang baru namun Shiheuji
kembali melancarkan pemberontakan yang disebut pemberontakan Kyotoku. Ia
melarikan diri ke Istana Kogawa di provinsi shimousa dan menyebut dirinya Koagawa
Kubo. Keadaan daerah Kanto semakin kacau setelah klan Uesugi terpecah dua menjadi
Dalam keadaan kacau, adik shogun ke 8 Ashikaga Yoshimasa yang bernama
Ashikaga Masatomo diutus ke wilayah Kanto. Markasnya berada di Horigoe, provinsi Izu
sehingga disebut Horigoe Kubo namun setelah meninggal Masatomo, Horigoe Kubo
dihancurkan oleh pengikut setia Klan Imagawa yang bernama Ise Moritoki. Di prrovinsi
Shimousa keturunan Ashikaga Motouji memisahkan diri dari Kogawa Kubo dan
mendirikan Oyumi Kubo di Istana Oyumi. Oyumi Kubo adalh pemerintah boneka bai
klan Go-Hojo yang dibentuk dari anak cucu Ise Moritoki.
3.2 Keshogunan Pada Zaman Muromachi
Menurut
adalah istilah bahasa Jepang yang berarti Jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila
disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan adalah Sei-i Taishogun yang berarti
panglima tertinggi pasukan Ekspedisi melawan orang biadab.
Sei-i Taishogun merupakan salahsatu jabatan jenderal yang dibuat diluar sistem
Taiho Ritsuryo. Jabatan Sei-i Taishogun dihapus sejak Restorasi Meiji walupun demikian,
dalam bahasa Jepang istilah shogun yang berarti jenderal dalam kemiliteran tetap
digunakan sampai sekarang.
Negara asing menganggap shogun sebagai ” Raja Jepang ” namun secara resmi
Kekuasaan tertinggi tetap berada ditangan Kaisar Jepang,
jepang, 2009.
Keshogunan Muromachi adalah pemerintahan militer oleh samurai yang
didirikan Ashikaga Takauji sebagai kelanjutan dari Keshogunan Kamakura. Dalam
historis Jepang masa keshogunan Muromachi selama kurang dari 240 tahun disebut
zaman Muromachi.
Shogun ke 3 Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman resmu shogun
yang disebut Istana Muromachi (Muromachi Dono) sehingga pemerintahn shogun klan
Ashikaga disebut keshogunan Muromachi. Nama populer untuk Istana Muromachi adalah
Hana No Gosho (Istana Bunga). Sekarang ini, lokasi bekas Istana Muromachi berada di
distrik Kamigyo, Kyoto.
Ashikaga Takauji mengumumkan 17 pasal Kemmu Shikimoku sebagai kebijakan
dasar pemerintahan pada bulan november tahun 1336. Peristiwa tersebut menandai
berdirinya Keshogunan Muroamchi. Walaupun demikian, pendapat yang berbeda
mengatakan bahwa Keshogunan Muromachi dimulai sejak Ashikaga Takauji dilantik
sebagai Sei-i Taishogun oleh Kaisar Komyo dari Istana Utara pada tahun 1338.
Menurut Situmorang, Hamzon 1994, bahwa pada zaman Muromachi dipimpin
dengan Keshogunan Muromachi atau Keshogunan Ashikaga (1336 --- 1573 ) adalah
dari keshogunan Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan
Keshogunan Muromachi selama kurang lebih 240 tahun disebut zaman Muromachi.
Keshogunan Muromachi berakhir tahun 1573 setelah Oda Nobunaga mengusir
shogun ke 15, Ashikaga Yoshiaki dari Kyoto. Namun secara resmi, prosedur pemecatan
Yoshiaki tidak pernah dilakukan, sehinnga kalangan samurai yang menentang Nobunaga
masih memperlakukannya sebagai shogun. Dalam direktori pejabat tinggi istana yang
disebut Kugyobunin. Yoshiaki menuruti perintah kampaku Toyotomi Hideyoshi agar
datang ke istana. Yoshiaki melakukan sumpah setia dihadapan Hideyoshi dan masih
diperlakukan seperti layaknya Jusangu ( keluarga kaisar) serta dianggap sebagai shogun
hingga 9 februari 1588.
Dari akhir zaman Meiji hinga akhir Perang Dunia II, garis keturunan kaisar yang
sah menurut kebijakan resmi pemerintah Jepang adalah garis keturunan Istana Selatan.
Periode pemerintahan Istana Selatan disebut zaman Istana Yoshino dan bukan zaman
Nanbokucho seperti lazimnya dikenal Semarang.
Sruktur pemerintahan Keshogunan Muromachi secara garis besar mengikuti
struktur pemerintahan berikut lembaga-lembaga pemerintah yang didirikan sebelumnya
oleh Keshogunan Kamakura. Sebagai landasan hukum dipakai Undang-undang Kemmu
( Kemmu Shikimoku) yang ditetapkan oleh Ashikaga Takauji pada tahun 1336. Kitab
zaherí-hari. Selain itu, bila diperlukan dipakai kitab hukum pelengkap bagi Goseibai
Shikimoku yang disebut Iraitsuka.
Sebagai akibatnya, shogun pertama hingga shogun ketiga, Takauji, Yoshiakira
dan Yoshimitsu tidak dianggap sebagai shogun karena diangkat sebelum bersatunya
Istana Utara dan Istana Selatan.
Pada tahun 1367, estelah kematian ayahnya Yoshiakara, Yoshimitsu menjadi Seii
Taishogun. Yoshimitsu membangun tempat tinggalnya di wilayah Muromachi dari ibu
kota Kyoto tahun 1378. Dari situ muncul situlah muncul istilah shogun Muromachi dan
periode Muromachi yang mengacu lepada Shogun Ashikaga.
Yoshimitsu menyatukan Istana Utara dan Istana Selatan tahun 1392, tahun 1394,
Yoshimitsu pensión dan digantikan oleh anaknya yang menjadi shogun ke 4 yang
bernama Ashikaga Yoshimitsu. Akan tetapi Yoshimitsu masih memegang kekuasaan atas
pemerintahan shogun sampai wafatnya pada tahun 1408. Villa peristirahatannya menjadi
Kinkaku-ji, Kuil Paviliun Emas.
Zaman Edo (1603- 1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah
Jepang yang dimulai Sejas shogun petama Tokugawa Leyasu mendirikan Keshogunan
tokugawa di Edo yang berakhir dengan pemulihan kekuasaan kaisar dari tangan shogun
terakhir Tokugawa Yoshimitsu sekaligus mengakhiri kekuasaaan Keshogunan Tokugawa
modren Jepang. Dan salah satu perpolitikan di zaman Muromachi menghiasi zaman Edo
sebagai pintu zaman modern.
Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi berlangsung dari tahun
1136 hingga 1673 ketika kekuasaan pemerintah berada di tangan keshogunan Ashikaga
yang juga disebut Keshogunan Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga adalah
Ashikaga Takauji yang merebut kekuasaan poltik dari kaisar Godaigo dan sekaligus
mengakhiri Restorasi Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573
ketikashogun ke 15 sekaligus shugon Muromachi terakhir. Ashikaga Yoshiaki diusir dari
ibu kota Kyoto oleh Oda Nobunaga.
Tahun –tahun awal zaman Muromachi juga disebut zaman Nanbokucho atau
zaman Istana Utara-Istana Selatan ketika keshogunan istana terbelah dua menjadi Istana
Utara dan Istana Selatan. Sejas tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi disebut
sebagai zaman Sengoku terjadi perang saudara perebutan kekuasaan antar provinsi. Pada
masa ini pula terjadi kontak pertama Jepang danzan orang – orang Barat yang disebut
Perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang Portugis tiba di Jepang.
Keshogunan Muromachi atau keshogunan Ashikaga (1336-1573) adalah
pemerintah militer oleh samurai yang didirikan Ashikaga Takauji sebagai kelanjutan dari
keshogunan Kamakura. Dalam periode historis Jepang masa pemerintahan Keshogunan
Shogun ke 3 Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman resma shogun
yang disebut Istana Muromachi ( Muromachi – Dono) sehingga pemerintahan shogun
klan Ashikaga disebut Keshogunan Muroamchi. Nama popular untuk Istana Muromachi
adalah Hana no Gosho. Sekarang ini,lokasi bekas Istana Muromachi berada di distrik
Kamigyo, Kyoto
Adapun daftar shogun yang menduduki adalah seperti table yang ada dibawah
ini:
Urutan Nama Masa jabatan
1 Ashikaga Takauji 1338- 1358
2 Ashikaga Yoshiakira 1358- 1367
3 Ashikaga Yoshimitsu 1368- 1394
4 Ashikaga Yoshimochi 1394- 1423
6 Ashikaga Yoshinori 1429- 1441
7 Ashikaga Yoshikatsu 1442- 1443
8 Ashikaga Yoshimasa 1449- 1473
9 Ashikaga Yoshihisa 1473- 1489
10
Ashikaga Yoshitane
1490- 1494
11 Ashikaga Yoshizumi 11494- 1508
10 (terpilih kembali)
Ashikaga Yoshitane 1508- 1521
12 Ashikaga Yoshiharu 1521- 1546
13 Ashikaga Yoshiteru 1546- 1565
14 Ashikaga Yoshihide Bulan 2 – bulan 9 1568
Orang Portugis di Jepang pada abad ke 17 di antaranya terdapat Misionaris Francis
Xavier. Sebuah kapal Portugis yang berlayar ke china terkena badai dan merapat
disebuah pulau Jepang bernama Tanegashima. Senjata api yang diperkenalkan orang
Portugis membawa kemajuan teknologi militer dalam periode sengoku dan berpuncak
pada pertempuran nagashino yang melibatkan pasukan samurai yang dipersenjatai 3000
pucuk arquebus. Selama perdagangan dengan nanbang, para pedagang dari
Negara-negara lainnya Belanda, Inggris, Spanyol juga ikut berdatangan. Kedatangan para
pedagang juga membawa penyebar agama kriste, Serikat Yesuit, Ordo Dominiko dan
misionaris Fransiskan.
3.3 Kekaisaran Pada Zaman Muromachi
Dalam struktur politik yang membedakannya adalah feodal awal, dibuat sruktur
pemerintahan militer yang lansung berada di pengawasan shogun dengan
pembantu-pembantu yng ditunjuknya.
Pemerintahan Kamakura Bakufu juga membentuk 3 kantor utama yaitu samurai
dokoro, Madokoro, Monchujou sedangkan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh shugo
dan jitou sedangkan pada feodl akhir, shogun dibantu oleh penasehat yang mengawasi
seluruh administrasi pemerintahan. Sistem yang berjalan adalah sistem Bakuhan dimana
sistem pemerintahan berdasarkan mekanisme pemerintahan semi otonomi.
Bakufu sebagai pemerintah pusat dan Han sebagai daerah administratif setingkat
provinsi. Dengan kata lain Han berfungsi sebagai lembaga pemerintah tingkat daerah
yang mendukung pelaksanaan pemerintahan semi otonomi kemudian kedudukan sebagai
pemegang kekuasaan setingkat Bakufu adalah Shogun sedangkan kekuasaan tertinggi
Keshogunan Muromachi berakhir tahun 1573 setelah Oda Nobunaga mengusir
shogun ke 15 Ashikaga Yoshiaki dari Kyoto namun secara resmi, prosedur pemecatan
Yoshiaki tidak pernah dilakukan sehingga kalangan samurai yang menentang Oda
Nobunaga masih memperlakukannya sebagai shogun.
Dari akhir zaman Meiji hingga perang dunia II, garis keturunan kaisar yang sah
menurut kebijakan resmi pemerintah Jepang adalah garis keturunan Istana Selatan.
Periode pemerintahan Istana Selatan disebut zaman Yoshino dan bukan zaman
Nanboku-cho seperti lazimnya dikenal sekarang. Sebagai akibatnya, shogun pertama hingga
shogun ketiga, Takauji, Yoshiakira, dan Yoshimitsu tidak dianggap sebagai shogun
karena diangkat sebelum bersatunya Istana Utara dan Istana Selatan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah membahas mengenai pemerintahan di jepang pada zaman Jepang pada
zaman Muromachi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jepang adalah Negara Moanrki konstitusional dibawah pimpinan kaisar
Jepang dan parlemen Jepang. Sebagai kepala Negara seremonial kedudukan
kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai symbol Negara dan pemersatu
rakyat. Kekuasaan pemerintahan berada ditangan perdana Menteri Jepang dan
anggota terpilih parlemen Jepang sementara kedaulatan sepenuhnya ditangan
rakyat Jepang.
2. Zaman Muromachi atau zaman Keshogunan Ashikaga ( 1334- 1573) adalah
salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang. Pada zaman ini, kaisar tidak
berfungsi, secara terang-terangan. Ashikaga Takauji yang menjadi pemimpin
pasukan militer yang terkuat di Kamakura mulai memonopi Jepang terlebih
setelah diangkat menjadi shogun.
3. Sistem pemerintahan pada zaman Muromachi terbagi dua yaitu pemerintahan
Utara dipimpin oleh ashikaga Takauji dan pemerintahan Selatan yang dipimpin
4. Istana Utara yang dipimpin oleh Ashikaga Takauji lebih bernuansa
militerisme dengan shogun yang memerintah berbeda dengan Istana Selatan yang
dipimpin oleh Go Daigo yang bernuansa kekaiasaran dengan kaisar sebagai
kepala pemerintahan.
4.2 Saran
Melihat proses perkembangan poltik Jepang kiranya sejarah yang tertulis bisa
menjadi pedoman kita dalam menjalani sesuatu artinya kita busa melihat sejarah
perkembangan politik Jepang sebagai referensi dimana Jepang bisa Bertahan
sampai saat ini dengan mengutip dan menempatkan nilai budaya Jepang baik
dalam Hukum dan Politik
Lepas dari pembelajarn ini bisa berguna kelak untuk para peneliti tentang
Jepang pada zaman Muromachi sehingga menanbah dan bisa membanru data
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2000. Pengantar Apreasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru. Algesindo.
Danandjaja, James. 1977 . Foklor Jepang. Jakarta: PT . Pustaka Grafika Utama.
Teater Drama Jepang.www.Yahoo.com, 2009
Fukutake, Tadashi. 1988. Masyrakat Jepang Dewasa ini. Jakarta : PT . Gramedia
Ienaga, Saburo. 1990. Nihon Bunkaishi. Tokyo: Kuroshiopublisher.
Kaga, Naburo. 1991. Sougino Rakishi (Sjarah Pemakaman), ozankaku Shuppan Tokyo.
Situmorang, Hamzon.1995. Ilmu Kejepangan. Medan : USU
Soerjono, Soekanto.1968. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI Press
Swandana,Dozi. 2009. Dewa Perang Jepang. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka.
Tashiro,saburo. 1970. Kokosei.Tokyo: Iwanami