• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Analisis Performansi Jaringan Internet Pada PT. Indosat Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Analisis Performansi Jaringan Internet Pada PT. Indosat Di Medan"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

STUDI ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET

PADA PT. INDOSAT DI MEDAN

O

L

E

H

060402062

PINGKAN PRIMSA SITEPU

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Baik tidaknya suatu sistem atau jaringan komunikasi harus didukung

dengan performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat

sistem yang sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi

sistem tersebut. Tugas Akhir ini membahas analisis performansi jaringan internet

perusahaan telekomunikasi, PT. Indosat, Tbk. yang berkaitan dengan delay,

packet loss, throughput serta utilisasi jaringan.

Dari analisis performansi jaringan yang dilakukan diperoleh bahwa delay

untuk router Jakarta, diperoleh delay total rata-rata terkecil terjadi pada

pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 27,0128 ms, sedangkan delay total

rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096 bytes yakni sebesar

29,8384 ms. Begitu juga untuk router Medan, diperoleh delay total rata-rata

terkecil terjadi pada pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 2,4129 ms,

sedangkan delay total rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096

bytes yakni sebesar 4,8385 ms. Pada analisis throughput untuk pengukuran dari user ke website lokal diperoleh throughput mencapai 1050 kbps sedangkan untuk

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,

atas berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemampuan dan ketabahan

dalam menghadapi segala proses dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu

Ayahanda Tjipta Abdy Sitepu dan Ibunda Prelly Betty Rehmin Ginting Manik,

serta abang Empu Satrianta Sitepu dan adik tercinta Agripa Toar Sitepu yang

merupakan bagian dari hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan

dari sejak penulis lahir hingga sekarang.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan

untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

STUDI ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA PT. INDOSAT DI MEDAN

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya

Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Maksum Pinem ST, MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir,

atas arahan, dan bimbingannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Eddy Warman, selaku Penasehat Akademis penulis, atas

(4)

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai dan Bapak Rachmad Fauzi ST, MT

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan

seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara atas segala bantuannya.

5. Seluruh staff dan karyawan PT. Indosat, Tbk, terutama kepada Bapak

Nangkoh Sembiring dan Bapak Efendi Tarigan yang telah memberi

kesempatan untuk mengambil data-data yang dibutuhkan untuk

penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Saudara-saudaraku dimanapun kalian berada baik yang jauh ataupun

dekat, terimakasih atas motivasi dan doa nya.

7. Keluarga Besar Permata Sion bersaudara: Bg Renhard, Bg Guntur, Nia,

Kak Erin, Bg Pison, Friska, Fani, Adrian, Putra, Diza, Nina, Olive, dan

semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas

dukungan dan semangat yang telah diberikan sampai Tugas Akhir ini

dapat selesai.

8. Sahabat-sahabatku “DSK” dimanapun kalian berada: Nia, Ina, Achi,

Castri, Ipiq, Gigih, Danta, Denny, Divan, Novandi.

9. Rekan-rekan seperjuangan Elektro ’06: Mutiara, Sanita, Liza, Innah,

Sukesih, Fahrurozi, Ivan, Christian, Efandi, Frans, Balemurli, dan

semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

(5)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik

dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan

tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat

penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca sekalian

dalam peningkatan pengenalan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

bidang telekomunikasi.

Medan, 20 Juli 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

II. DASAR TEORI JARINGAN INTERNET ... 5

2.1 Umum ... 5

2.2 Sistem Operasi Jaringan ... 5

2.2.1 Jaringan client-server ... 6

2.2.2 Jaringan peer to peer ... 7

2.3 Media Transmisi Data ... 8

2.3.1 Media Tembaga (Cooper Media) ... 8

2.3.2 Media Optik (Optical Media) ... 13

(7)

2.4 Topologi Jaringan ... 19

2.4.1 Topologi Bus ... 19

2.4.2 Topologi Ring ... 20

2.4.3 Topologi Star ... 21

2.4.4 Topologi Mesh ... 22

2.5 Internet ... 24

2.5.1 Sejarah Internet ... 24

2.5.2 Internetworking ... 26

2.5.3 Protokol TCP/IP ... 29

2.5.4 Model Referensi TCP/IP ... 31

2.5.5 IP Address ... 33

III. PENGUKURAN KINERJA JARINGAN ... 35

3.1 Umum ... 35

3.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Jaringan ... 35

3.3 Parameter Kinerja Jaringan ... 36

3.3.1 Bandwidth ... 38

3.3.2 Throughput ... 40

3.3.3 Delay ... 42

3.3.4 Packet Loss ... 48

3.3.5 Utilisasi Jaringan ... 49

IV. ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA PT. INDOSAT DI MEDAN ... 51

(8)

4.2 Analisis Pengukuran Performansi Jaringan Internet PT. Indosat 54

4.2.1 Pengukuran Delay ... 56

4.2.2 Pengukuran Packet Loss ... 69

4.2.3 Pengukuran Throughput ... 71

4.2.4 Utilisasi Jaringan ... 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 87

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kabel Koaksial ... 9

Gambar 2.2 Shilded Twisted Pair ... 12

Gambar 2.3 Unshielded Twisted Pair ... 12

Gambar 2.4 Bagian-Bagian Serat Optik ... 14

Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit ... 18

Gambar 2.6 Perangkat Access Point ... 19

Gambar 2.7 Topologi Bus ... 20

Gambar 2.8 Topologi Ring ... 21

Gambar 2.9 Topologi Star ... 21

Gambar 2.10 Topologi Mesh ... 22

Gambar 2.11 Jaringan LAN ... 27

Gambar 2.12 Jaringan MAN ... 28

Gambar 2.13 Jaringan WAN ... 29

Gambar 2.14 Model Referensi TCP/IP ... 31

Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan Internet ... 38

Gambar 3.2 Jenis-Jenis Delay pada Router ... 44

Gambar 4.1 Konfigurasi Distribusi Jaringan Internet pada PT. Indosat, Tbk. Regional Sumatera Bagian Utara ... 53

Gambar 4.2 Model Sistem Jaringan yang dianalisis ... 55

Gambar 4.3 Model Sistem Pengukuran Delay Router Jakarta ... 56

Gambar 4.4 Model Sistem Pengukuran Delay Router Medan ... 57

(10)

Gambar 4.6 Mengeksekusi Ping pada Command Prompt ... 59

Gambar 4.7 Laporan Ping pada Windows ... 60

Gambar 4.8 Grafik Besarnya Delay Terhadap Jumlah Paket Data

Router Jakarta... 68

Gambar 4.9 Grafik Besarnya Delay Terhadap Jumlah Paket Data

Router Medan ... 69

Gambar 4.10 Hasil Keluaran Iperf ... 72

Gambar 4.11 Laporan MRTG untuk Trafik Jaringan Internet pada

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Kabel Twisted Pair ... 13

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-Jenis Topologi Jaringan... 23

Tabel 2.3 Contoh IP Address ... 34

Tabel 3.1 Batasan Panjang Medium dan Kecepatan Maksimum Aliran Data ... 39

Tabel 3.2 One-Way Delay/Latensi ... 43

Tabel 3.3 Karakteristik Transmisi dari Media Transmisi ... 46

Tabel 3.4 Packet Loss ... 48

Tabel 4.1 Hasil Perbandingan antara Delay Total (One Way Delay) dengan Delay RTT (Round Trip Time) untuk Router Jakarta 64 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Delay RTT Router Jakarta ... 65

Tabel 4.3 Hasil Perbandingan antara Delay Total (One Way Delay) dengan Delay RTT (Round Trip Time) untuk Router Medan 66 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Delay Rata-rata RTT Router Medan ... 66

Tabel 4.5 Pengukuran Packet Loss untuk Router Jakarta ... 70

Tabel 4.6 Pengukuran Packet Loss untuk Router Medan ... 71

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri

(12)

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal

(13)

ABSTRAK

Baik tidaknya suatu sistem atau jaringan komunikasi harus didukung

dengan performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat

sistem yang sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi

sistem tersebut. Tugas Akhir ini membahas analisis performansi jaringan internet

perusahaan telekomunikasi, PT. Indosat, Tbk. yang berkaitan dengan delay,

packet loss, throughput serta utilisasi jaringan.

Dari analisis performansi jaringan yang dilakukan diperoleh bahwa delay

untuk router Jakarta, diperoleh delay total rata-rata terkecil terjadi pada

pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 27,0128 ms, sedangkan delay total

rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096 bytes yakni sebesar

29,8384 ms. Begitu juga untuk router Medan, diperoleh delay total rata-rata

terkecil terjadi pada pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 2,4129 ms,

sedangkan delay total rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096

bytes yakni sebesar 4,8385 ms. Pada analisis throughput untuk pengukuran dari user ke website lokal diperoleh throughput mencapai 1050 kbps sedangkan untuk

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini teknologi informasi berkembang sangat pesat seiring dengan

perkembangan di bidang pendidikan dan pengetahuan. Kebutuhan akan informasi

dan komunikasi sudah menjadi konsumsi orang banyak bukan lagi menjadi

monopoli perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Salah satu

teknologi informasi yang berkembang pesat adalah jaringan internet. Internet

merupakan suatu media untuk memperoleh dan sekaligus menyebarkan informasi

tanpa melihat batasan ruang dan waktu.

Bagus tidaknya suatu sistem komunikasi yang sedang dioperasikan tentu

sangat ditentukan oleh handalnya sistem yang sedang dioperasikan. Tentunya

untuk menghasilkan kelancaran hubungan komunikasi harus didukung

performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat sistem yang

sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi sistem tersebut.

Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses komunikasi

data, maka sudah sewajarnya penyedia layanan ini memperhatikan kinerja dan

jumlah akses yang dapat dilayani kapan dan dimanapun. Bentuk layanan

komunikasi data pun kini semakin kompleks seiring dengan semakin pesatnya

perkembangan teknologi komunikasi pada khususnya dan elektronik pada

umumnya.

Untuk dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada pengguna,

maka kinerja jaringan harus berada pada kondisi yang baik. Kinerja jaringan

(15)

memberikan pelayanan yang baik terhadap kecepatan transfer data dan bandwidth

jaringan.

Analisis kinerja jaringan internet menekankan proses pemantauan dan

perhitungan parameter kinerja jaringan pada infrastruktur jaringan seperti

kecepatan dan kapasitas transmisi. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini

dilakukan analisis performansi (kehandalan) dari jaringan internet milik PT.

Indosat yang merupakan salah satu perusahaan Telekomunikasi terbesar, dimana

dalam hal ini parameter yang digunakan untuk mengukur performansi jaringan

meliputi perhitungan delay, packet loss, throughput dan utilisasi jaringan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :

1. Parameter-parameter apa saja yang mempengaruhi performansi dari suatu

jaringan internet.

2. Bagaimana pengaruh besarnya delay terhadap pengaruh jumlah paket

data yang dikirimkan.

3. Berapa besar packet loss atau jumlah paket yang hilang saat

pentransmisian data jaringan.

4. Bagaimana pengaruh besarnya throughput yang diterima di sisi user

terhadap kondisi jaringan.

5. Bagaimana utilisasi dari jaringan yang digunakan.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini ialah untuk melakukan

analisis performansi (kehandalan) jaringan internet pada PT. Indosat di Medan

(16)

1.4 Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Hanya membahas jaringan internet pada PT. Indosat di Medan.

2. Parameter yang digunakan untuk mengukur performansi jaringan hanya

meliputi perhitungan delay, packet loss, throughput dan utilisasi jaringan.

3. Pengujian utilisasi jaringan hanya dilakukan di komputer client dengan

menggunakan software MRTG.

4. Tidak membahas secara detail tentang software yang digunakan.

5. Untuk pengukuran delay dan packet loss menggunakan program Ping

sedangkan untuk pengukuran throughput menggunakan software Iperf.

1.5 Metodologi Penulisan

Adapun metode yang dipakai dalam analisis penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur

Yaitu dengan mempelajari berbagai referensi yang berhubungan dengan

permasalahan di atas.

2. Pengambilan data

Yaitu mengumpulkan data-data delay, packet loss, throughput serta data

jaringan yang berkaitan dengan analisis.

3. Studi analisis

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisa data-data yang diperoleh di

lapangan dan membandingkan hasil yang diperoleh setelah data diolah

(17)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disajikan dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan,

serta sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI JARINGAN INTERNET

Bab ini berisi penjelasan tentang sistem operasi jaringan, media

transmisi data, topologi jaringan dan jaringan internet.

BAB III PARAMETER KINERJA JARINGAN INTERNET

Bab ini berisi tentang parameter dari kinerja jaringan internet seperti

bandwidth, delay, packet loss, throughput dan utilitas jaringan.

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA

PT. INDOSAT DI MEDAN

Bab ini berisi tentang analisis kinerja jaringan internet pada PT.

Indosat di Medan berdasarkan pengujian dan pengambilan data yang

dilakukan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan

(18)

BAB II

DASAR TEORI JARINGAN INTERNET

2.1 Umum

Prinsip dasar sistem jaringan adalah proses pengiriman data atau

informasi dari komputer pengirim ke komputer penerima melalui suatu media

komunikasi tertentu. Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah

membawa informasi dari pengirim ke penerima secara cepat dan tepat, tanpa

adanya kesalahan melalui media transmisi atau media komunikasi tertentu.

Pembangunan sistem jaringan komputer akan memudahkan proses

pengiriman data atau informasi. Sebelumnya, pengiriman membutuhkan seorang

kurir untuk mengantarkan data atau informasi dalam disket. Pengiriman data atau

informasi melalui kurir memiliki banyak kendala seperti hilangnya disket dalam

perjalanan dan tidak jarang terjadi keterlambatan. Kelemahan ini dapat diatasi

oleh pembentukan jaringan komputer, sehingga data atau informasi dapat segera

dikirimkan [1].

Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer otonom yang saling

terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui

media transmisi pada suatu jaringan komunikasi data.

2.2 Sistem Operasi Jaringan

Untuk mengelola suatu jaringan diperlukan adanya sistem operasi

jaringan. Sistem operasi jaringan dibedakan menjadi dua berdasarkan tipe

jaringannya, yaitu sistem operasi client-server dan sistem operasi jaringan peer to

(19)

2.2.1 Jaringan client-server

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi

komputer-komputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang

menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server

dijaringan tipe client-server disebut dengan dedicated server karena murni

berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada client / workstation

dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai client / workstation.

Keunggulan dari jaringan client-server yaitu:

1. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan

pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang

tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.

2. Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat

seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang

mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.

3. Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup

dilakukan terpusat di server, yang akan mem-backup seluruh data yang

digunakan di dalam jaringan.

Kelemahan dari jaringan client-server yaitu:

1. Biaya operasional relatif lebih mahal.

2. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk

ditugaskan sebagai server.

3. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami

(20)

2.2.2 Jaringan peer to peer

Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka

server di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan

sebagai client/workstation (semua komputer berfungsi sebagai client maupun

sebagai server).

Keunggulan dari jaringan peer to peer:

1. Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang

dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.

2. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan

client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang

memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan

fasilitas jaringan.

3. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila

salah satu komputer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan

mengalami gangguan.

Kelemahan dari jaringan peer to peer:

1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang

ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan

workstation.

2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena

setiap komputer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga

(21)

3. Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan

mengatur keamanan asing-masing fasilitas yang dimiliki.

4. Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan,

maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut [2].

2.3 Media Transmisi Data

Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu

komputer ke komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media

transmisi yang nantinya digunakan untuk keperluan transmisi. Media transmisi

memerlukan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver dalam sistem

transmisi data.

Data-data pada jaringan dapat ditransmisikan melalui 3 media yaitu:

copper media (media tembaga), optical media (media optik) dan wireless media

(media tanpa kabel) [3].

2.3.1 Media Tembaga (Cooper Media)

Media tembaga (cooper media) merupakan semua media transmisi data

yang terbuat dari bahan tembaga. Orang biasanya menyebut dengan nama kabel.

Data yang dikirim melalui kabel, bentuknya adalah sinyal-sinyal listrik (tegangan

atau arus) digital. Kabel merupakan salah satu jenis media transmisi guided yang

mentransmisikan sekaligus memandu arah pengiriman data. Komunikasi data

berbasis kabel memungkinkan untuk dilakukan jika jarak antara pengirim dan

penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Yang sering dijumpai

adalah jaringan telepon kemudian juga jaringan komputer lokal (Local Area

(22)

Jenis-jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan :

a. Kabel Koaksial, terdiri dari:

i. Thin coaxial cable ii. Thick coaxial cable

b. Kabel Twisted Pair, terdiri dari:

i. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)

ii. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

a. Kabel Koaksial

Kabel koaksial secara umum digunakan sebagai antenna televisi,

transmisi telephone jarak jauh, link komputer dan LAN. Kabel ini dapat

digunakan untuk sinyal analog maupun digital. Kabel koaksial adalah jenis kabel

yang memiliki bandwidth yang lebih lebar jika di bandingkan dengan kabel UTP,

sehingga sering di gunakan pada instalasi jaringan broadband. Seperti yang

terlihat pada Gambar 2.1, kabel koaksial terdiri dari 4 bagian yaitu:

1. Center core di pusat kabel, yang berfungsi sebagai konduktor

2. Dielectric insulator, pembatas metallic shield dan center core

3. Metallic shield, pelindung kabel dari gangguan luar

4. Plastic jacket, pelindung kabel terluar

(23)

Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu thick coaxial cable dan thin coaxial cable.

i. Thin Coaxial Cable

Disebut juga dengan 10Base2, dimana angka 2 menunjuk pada panjang

maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 200 meter, namun kenyataannya

hanya sampai 185 meter [4].

Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir,

terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk

digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel koaksial jenis ini harus memenuhi

standar IEEE 802.3 10Base2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan

biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya.

ii. Thick Coaxial Cable

Disebut juga dengan 10Base5, dimana angka 5 menunjuk pada panjang

maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 500 meter. Kabel koaksial jenis

ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10Base5, dimana kabel ini

mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning. Kabel

jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya

disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.

Keunggulan kabel koaksial adalah dapat mendukung penggunaan kabel

yang panjang (jarak jangkauannya cukup jauh) dan biaya perawatan lebih rendah.

Kelemahan kabel koaksial adalah tidak tahan terhadap serangan dari sinyal-sinyal

(24)

b. Kabel Twisted Pair

Kabel twisted pair pada dasarnya mirip dengan kabel telepon biasa. Di

dalamnya ada beberapa pasangan kabel yang saling dilintir dengan pasangannya

(sehingga disebut twisted pair). Maksud pelintiran kabel adalah mengurangi

interferensi, derau (noise) dan gangguan yang masuk.

Ada dua macam kabel twisted pair yang sering digunakan dalam

pembangunan jaringan LAN, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki

selubung pembungkus dan Unshielded Twisted Pair (UTP) yang tidak

mempunyai selubung pembungkus. Fungsi selubung ini adalah pentanahan

(grounding) untuk mengurangi lebih lanjut gangguan yang ada. Jadi jelas kabel

yang memiliki selubung pembungkus akan lebih tahan terhadap gangguan

dibandingkan yang tidak dibungkus.

i. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)

Kabel ini merupakan kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua

kawat dengan memberi lapisan pelindug mekanik untuk bisa mengurangi

interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun dari luar.

Kabel ini akan bekerja lebih baik pada rate data yang tinggi. Tetapi kabel ini

harganya relatif mahal dibandingkan dengan kabel UTP dan sulit pada saat

instalasi (terutama masalah grounding) serta jarak jangkauannya hanya 100 meter.

(25)

Gambar 2.2 Shielded Twisted Pair

ii. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Merupakan kabel dua kawat berpilin, yang tidak terlindung (unshielded)

seperti halnya kabel telepon biasa. Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil,

dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kekurangannya

adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik,dan jarak

jangkauannya hanya 100 meter. Gambar 2.3 menunjukkan penampang kabel UTP.

Gambar 2.3 Unshielded Twisted Pair

Ada beberapa tipe kabel untuk kabel Twisted Pair seperti diperlihatkan

(26)

Tabel 2.1 Tipe Kabel Twisted Pair

Type Cable Keterangan

UTP

Category 1

Biasa digunakan pada perangkat telepon pada jalur ISDN

(Integrated Service Digital Network), juga untuk

menghubungkan modem dengan jalur telepon.

UTP

Category 2

Bisa mencapai 4 Mbits (sering digunakan pada topologi token

ring)

UTP/STP

Category 3

10 Mbits data transfer (sring digunakan pada topologi token

ring atau 10 BaseT)

UTP/STP

Category 4

16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token

ring)

UTP/STP

Category 5

Bisa mencapai 100 Mbits data transfer (sering digunakan pada

topologi stars atau tree) ethernet 10 Mbps, Fast ethernet 100

Mbps, token ring 16 Mbps

UTP/STP

Caetegory 5e

1 Gigabit Ethernet (1000 Mbps), jarak 100m

STP

Category 6

2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m, atau 10

Gbps (Gigabit Ethernet) 25 meter. 20,2 dB sampai 155 MHz

atau 250 MHz.

STP

Category 7

Gigabit Ethernet/20,8 dB (Gigabit Ethernet). Sampai 200 MHz

atau 700 MHz.

2.3.2 Media Optik (Optical Media)

Bahan dasar dari media optik ialah kaca dengan ukuran yang sangat kecil

(skala mikron). Data yang dilewatkan pada medium ini dalam bentuk cahaya

(laser atau inframerah). Media ini biasa dikenal dengan serat optik (fiber optic).

Serat optik adalah teknologi perkabelan terkini yang memiliki kecepatan sangat

tinggi. Serat optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta

berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa serat

(27)

digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang

sangat jauh. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan

untuk komunikasi antar backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.

Satu buah kabel serat optik terdiri atas dua fiber dimana satu berfungsi untuk

transmit (Tx) dan satunya untuk receive (Rx) sehingga komunikasi dengan serat

optik bisa terjadi dua arah secara bersama-sama (full duplex).

Pada bagian pengirim, kode/isyarat informasi diubah menjadi kode/isyarat optik.

Lalu, diteruskan ke kanal informasi yang juga terbuat dari serat optik yang

bertugas sebagai pemandu gelombang. Setelah tiba di penerima, berkas cahaya

ditangkap oleh detektor cahaya, yang berfungsi mengubah besaran optik menjadi

besaran elektrik.

Serat optik disusun menjadi tiga bagian seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.4 yaitu:

a. Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat optik yang

dimana pengiriman sinar dilakukan.

b. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan

sinar kembali ke dalam inti (core).

c. Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.

(28)

Keuntungan dari serat optik antara lain :

a. Kemampuannya yang baik dalam mengantarkan data dengan kapasitas yang

lebih besar dalam jarak transmisi yang cukup jauh.

b. Kecepatan transmisi yang tinggi hingga mencapai ukuran gigabits, serta

tingkat kemungkinan hilangnya data yang sangat rendah.

c. Keamanan serat optik yang tinggi, aman dari pengaruh interferensi sinyal

radio, motor, maupun kabel-kabel yang berada di sekitarnya, membuat serat

optik lebih banyak digunakan dalam infrastruktur perbankan atau perusahaan

yang membutuhkan jaringan dengan tingkat keamanan yang tinggi.

d. Kelebihan lainnya, serat optik aman digunakan dalam lingkungan yang

mudah terbakar dan panas.

e. Dalam hal ukuran, serat optik juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan

kabel tembaga, sehingga lebih menghemat tempat dalam ruangan network

data center dimana pun.

Namun, serat optik juga mempunyai beberapa kekurangan, yang

diantaranya adalah :

a. Harganya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan teknologi kabel

tembaga.

b. Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi.

c. Memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit.

2.3.3 Media Tanpa Kabel (Wireless Media)

Pada media wireless, transmisi dan penangkapan dilakukan melalui

sebuah alat yang disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebarkan energi

(29)

sinyal, antena menangkap gelombang elektromagnetik dari media. Transmisi jenis

ini juga disebut transmisi wireless.

Jaringan model wireless ini sangat baik untuk komputer laptop atau

komputer remote untuk berkoneksi ke LAN. Wireless juga menguntungkan

apabila disebuah gedung sangat sulit menginstall kabel. Tetapi sistem jaringan

yang menggunakan wireless ini mempunyai beberapa kerugian antara lain :

1) Biaya implementasi yang cukup mahal

2) Tidak aman, dan riskan terhadap interferensi cahaya dan listrik

3) Transfer data lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan kabel [4].

Ada tiga jangkauan frekuensi dalam transmisi wireless. Frekuensi dengan

jangkauan sebesar 2 GHz sampai 40 Ghz, disebut sebagai frekuensi gelombang

mikro. Pada frekuensi ini dimungkinkan untuk menghasilkan sinar searah yang

sangat tinggi.

Gelombang mikro juga digunakan untuk komunikasi satelit, memiliki

jangkauan sebesar 30 Mhz sampai 1 GHz. Frekuensi ini sesuai untuk alokasi

segala arah. Jangkauannya biasa disebut sebagai siaran radio. Jangkauan lainnya

adalah sebesar 300 GHz sampai 200 THz (Terra Hertz). Frekuensi ini sesuai untuk

aplikasi lokal, yaitu inframerah [5]. Yang termasuk media tanpa kabel antara lain

gelombang mikro terestrial, gelombang mikro satelit dan inframerah.

2.3.3.1Gelombang Mikro Terestrial

Aplikasi gelombang mikro yang utama adalah digunakan untuk layanan

telekomunikasi jarak jauh sebagai alternatif dari kabel koaksial dan serat optik.

Gelombang mikro memerlukan jumlah repeater yang jauh lebih sedikit daripada

(30)

mikro biasanya digunakan untuk transmisi televisi dan suara. Untuk komunikasi

jarak dekat, gelombang mikro dapat digunakan sebagai data link antar LAN [6].

Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari

spektrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum digunakan untuk transmisi ini

adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang

digunakan semakin tinggi potensial bandwidth yang berarti semakin tinggi pula

kecepatan datanya. Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi tidak efektif lagi

untuk jarak yang lebih jauh akibat meningkatnya atenuasi, namun sangat sesuai

untuk jarak pendek.

2.3.3.2Gelombang Mikro Satelit

Sebuah komunikasi satelit, pada dasarnya adalah sebuah stasiun relay

gelombang mikro, digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmiter

receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal dengan stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi di atas satu band frekuensi (uplink),

menguatkan dan mengulang sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang

lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa

band frekuensi, yang disebut sebagai kanal transpoder (transpoder channel).

Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik ke titik di antara dua

antena dari stasiun di bumi. Gambar 2.5 memperlihatkan satelit menyediakan

komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver

stasiun bumi. Agar satelit komunikasi bisa berfungsi secara efektif biasanya

diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan posisinya di atas bumi. Untuk

menjadi stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode

(31)

Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit

2.3.3.3Inframerah

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang

yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi

gelombang radio. Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin, infra

berarti bawah). Merah merupakan warna dari cahaya tampak yang memiliki

gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara

700 nm dan 1 mm.

Komunikasi inframerah dicapai dengan menggunakan

transmiter/receiver yang memodulasi cahaya inframerah yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari

permukaan berwarna terang, misalnya langit-langit rumah. Salah satu perbedaan

penting antara inframerah dengan gelombang mikro adalah transmisi inframerah

tidak melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah pengamanan dan

interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Inframerah

sebagai media transmisi mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti

(32)

Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel (wireless network),

transmisi data menggunakan sinar inframerah atau gelombang mikro untuk

menghantarkan data. Walaupun kedengarannya praktis, namun kendala yang

dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan mahalnya biaya. Namun

demikian untuk kebutuhan LAN di dalam gedung, saat ini sudah dikembangkan

teknologi wireless untuk Active Hub (Wireless Access Point) dan Wireless LAN

Card (pengganti NIC), sehingga bisa mengurangi semrawutnya kabel transmisi

data pada jaringan komputer. Wireless Access Point juga bisa digabungkan

(up-link) dengan ActiveHub dari jaringan yang sudah ada. Salah satu contoh perangkat access point tampak pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Perangkat Access Point

2.4 Topologi Jaringan

Topologi merupakan cara menghubungkan komputer atau

terminal-terminal dalam suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar

komputer, jaringan komputer dapat berbentuk sebagai berikut :

2.4.1 Topologi Bus

Pada topologi bus, satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke

saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung.

Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali komputer di salah satu

(33)

topologi ini, semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang akan

dikirim akan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat yang

tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal

yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika

alamat tidak sesuai, maka informasi akan diabaikan oleh terminal yang dilewati.

Skema dari topologi bus diperlihatkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Topologi Bus

2.4.2 Topologi Ring

Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang

berada di ujung saling dihubungkan, sehingga menyerupai seperti lingkaran.

Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal yang

dilewatinya. Jika alamat yang dimaksud tidak sesuai, maka informasi dilewatkan

sampai menemukan alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan saling

tergantung, sehingga jika terjadi kerusakan pada satu terminal maka seluruh

(34)

Gambar 2.8 Topologi Ring

2.4.3 Topologi Star

Dalam topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur

dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-terminal lain

terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya

melalui terminal pusat. Terminal pusat menyediakan jalur komunikasi khusus

untuk dua terminal yang akan berkomunikasi. Dengan kata lain, semua kontrol

dipusatkan pada satu komputer yang dinamakan stasiun primer dan komputer

lainnya dinamakan stasiun sekunder. Setelah hubungan jaringan dimulai, setiap

stasiun sekunder dapat sewaktu-waktu menggunakan hubungan jaringan tersebut

tanpa menunggu perintah dari stasiun primer [6]. Gambar 2.9 menunjukkan skema

dari topologi star.

(35)

2.4.4 Topologi Mesh

Merupakan jaringan yang sangat interaktif, dimana setiap simpul

mempunyai kemampuan untuk mengakses secara langsung tidak hanya terhadap

komputer, tetapi juga dengan peralatan ataupun simpul yang lain. Topologi ini

menerapkan hubungan antarsentral secara penuh. Jumlah saluran yang harus

disediakan unuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1

(n-1, n=jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya

jumlah sentral yang terpasang. Topologi mesh merupakan teknologi khusus (ad

hock) yang tidak dapat dibuat dengan pengkabelan, karena sistemnya yang rumit.

Namun dengan menggunakan teknologi wireless maka topologi ini sangat

dimungkinkan untuk diwujudkan (karena dapat dipastikan tidak akan ada kabel

yang berseliweran). Skema topologi mesh diperlihatkan pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Topologi Mesh

Keuntungan dan kerugian dari masing-masing topologi dapat dilihat pada Tabel

(36)

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-Jenis Topologi Jaringan

Topologi Keuntungan Kerugian

Bus - Hemat kabel

- Layout kabel sederhana

- Mudah dikembangkan

- Tidak butuh kendali pusat - Penambahan atau

pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa menggangu operasi yang berjalan

- Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil

- Kepadatan lalu lintas tinggi - Keamanan data kurang

terjamin

- Kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah - Bila salah satu client rusak,

maka jaringan tidak berfungsi

- Diperlukan repeater untuk jarak jauh

Ring - Hemat kabel

- Data mengalir dalam satu arah

- Dapat melayani lalu lintas data yang padat

- Waktu untuk mengakses data lebih optimal

- Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.

- Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan

- Sulit melakukan konfigurasi ulang

Star - Sangat fleksibel karena pemasangan kabel mudah - Penambahan atau

pengurangan stasiun sangat mudah dan tidak menggangu bagian jaringan yang lain - Kontrol terpusat karena

memudahkan dalam deteksi

- Jumlah terminal terbatas - Memiliki satu titik kesalahan,

terletak pada HUB. - Lalu lintas data yang padat

dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat

Mesh - Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih

- Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot

- Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan yang terhubung senakin meningkat jumlahnya

(37)

2.5 Internet

Istilah internet berasal dari bahasa Latin dimana inter artinya “antara”.

Secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang

itulah fungsinya, internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling

bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat

berkomunikasi. Internet merupakan sekumpulan jaringan yang terhubung satu

dengan lainnya, dimana jaringan menyediakan sambungan menuju global

informasi. Internet memungkinkan komunikasi antar komputer dengan

menggunakan Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP)

yang didukung media komunikasi, seperti satelit dan paket radio sehingga

jaraknya tidak terbatas.

2.5.1 Sejarah Internet

Pada mulanya, internet berasal dari impian J. C. R Licklider (1915-1990),

seorang psikolog di Massachusetts Institute of Technology, tentang sebuah

Galatic Networks di awal tahun 1960-an. Kemudian ketika Licklider bekerja di Advanced Research Project Agency (ARPA) di Pentagon, Lawrence G. Robert

mencoba mewujudkan impiannya.

Meskipun pertemuan antara Licklider dan Robert terjadi tahun 1964,

Robert mulai konsentrasi untuk pengembangan internet mulai Desember 1966.

Kemudian, Robert mulai menguraikan rencana jaringannya dalam

konferensi-konferensi para peneliti. Akhirnya, internet dikembangkan dalam suatu penelitian

militer Amerika Serikat yang disebut Advanced Research Project Agency Network

(ARPANet). ARPANet menghubungkan pusat-pusat penelitian di

(38)

terjadinya serangan nuklir karena sifat jaringan internet tidak mudah dilumpuhkan

hanya dengan merusak satu titik pusat layanan. Apabila satu titik diserang, maka

sistem jaringan tetap dapat berfungsi. Internet memiliki protokol dan sistem

pencari rute-rute alternatif untuk mengalirkan data dan informasi.

Beberapa elemen utama ARPANet disumbang oleh para periset seperti

Leonard Kleinrock dan Paul Baran di Amerika Serikat serta Donald W. Davies di

Inggris. Masing-masing membuat pendekatan untuk packet switching yang

menjadi solusi untuk berbagai hambatan bandwidth. Caranya adalah dengan

membagi pesan yang akan ditansmisikan menjadi paket-paket data kecil dan

mengirimkannya melalui kabel-kabel yang sama. Sementara itu, Robert meminta

bantuan Vinton G. Cerf dan Robert E. Kahn untuk mengembangkan sebuah

protokol kontrol jaringan yang berfungsi menata kekacauan rencana packet

switching. Di akhir 1970-an, mereka berhasil menyempurnakannya menjadi Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang masih

digunakan hingga sekarang.

Sejarah internet telah menempuh waktu yang panjang. Namun, umumnya

orang hanya melihat pada tahun 1970-an saat terjadi perkembangan teknologi

informasi yang sangat menakjubkan. Peristiwanya adalah terbentuknya

konvergensi antara teknologi komputer dan telekomunikasi, lalu melahirkan

sebuah teknologi baru yaitu internet.

Meskipun demikian, perkembangan teknologi internet sempat surut.

Internet kembali sejak tahun 1995 dan ditandai bertambahnya secara drastis

(39)

Defence Advanced Research Project Agency (ARPHA-Departemen

Pertahanan USA) terus mengembangkan jaringan internet yang demikian pada

tahun 1973 dengan membangun jaringan ARPHANet. Tujuannya adalah

menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti BITNet, CSNet, dan

NSFNet yang telah dikembangkan oleh pemerintah, perguruan tinggi, atau pihak

swasta sebelumnya.

Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas data, pada tahun 1986

National Science Foundation (NSF) dengan NSFNet-nya mulai memasang

jaringan tulang punggung dengan kecepatan 45 Mbps. Pemasangan bertujuan

mendukung lalu lintas data yang mencapai 12 miliar paket per bulan pada jaringan

internet.

Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di

Universitas Indonesia berupa UINet oleh Dr. Joseph F. P Luhukay. Ketika itu, ia

baru tamat program doktor Filosofi Ilmu Komputer di Amerika Serikat. Jaringan

dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang sama, Luhukay pun mulai

mengembangkan University Network (Uninet) di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Uninet merupakan jaringan komputer dengan

jangkauan lebih luas dan meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi

Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi

Surabaya, Universitas Hasanudin, dan Ditjen Dikti [1].

2.5.2 Internetworking

Ketika dua atau lebih jaringan bergabung dalam sebuah aplikasi,

biasanya ragam kerja antar sistem seperti ini disebut sebagai sebuah

(40)

pada perpaduan jaringan, misalnya LAN, MAN, atau WAN yang digunakan.

Masing-masing jaringan yang terlibat dalam internetwork disebut sebagai

subnetwork atau subnet.

2.5.2.1Local Area Network (LAN)

Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil,

yang umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di

sebuah gedung atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km

persegi. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer

pribadi dan workstation dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan

secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Biasanya jaringan ini dimiliki

oleh perusahaan tanpa menggunakan fasilitas dari perusahaan telekomunikasi

umum [6].

LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN

tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)

dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan

yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,

sampai ratusan megabit/detik. Gambar 2.11 menunjukkan gambar dari jaringan

Local Area Network (LAN).

(41)

2.5.2.2Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya masih menggunakan teknologi yang

sama dengan LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan

komputer antar kantor dalam suatu kota. MAN dapat mencakup perusahaan yang

memiliki kantor-kantor yang letaknya sangat berdekatan dan MAN mampu

menunjang data dan suara, bahkan bisa disambungkan dengan jaringan televisi

kabel. Jaringan ini memiliki jarak dengan radius 10-50 km. Didalam jaringan

MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur

paket data melalui kabel output. Jaringan MAN tampak seperti Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Jaringan MAN

2.5.2.3Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak

yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada

sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya

(42)

Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit dari satu komputer

ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching adalah sebuah komputer

khusus yang digunakan untuk menghubungkan dua buah kabel transmisi atau

lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, elemen switching

harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesan-pesan tersebut.

Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel

atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router seperti terlihat pada

Gambar 2.13. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan

melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung

melalui router lainnya. Ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke

router lainnya melalui router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas,

dan kemudian baru diteruskan [6].

Gambar 2.13 Jaringan WAN

2.5.3 Protokol TCP/IP

Internet adalah sekumpulan jaringan yang berkomunikasi yang

(43)

bentuk paket-paket dari sistem sumber ke tujuan pada jalur yang melibatkan

jaringan-jaringan multipel dan router.

TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah

protokol yang digunakan pada jaringan internet. Protokol ini terdiri dari dua

bagian besar, yaitu TCP dan IP. Kedua protokol tersebut digunakan untuk

menyatakan sekelompok protokol yang memiliki kaitan dengan TCP/IP seperti

User Datagram Protocol (UDP) dan Terminal Emulating Protocol (TELNET).

TCP/IP merupakan hasil riset dan pengembangan protokol pada percobaan

jaringan packet switched yang dilakukan oleh Defense Advanched Research

Project Agency (DARPA) dengan nama ARPANET pada tahun 1970. ARPANET

tersebut kemudian lebih umum disebut dengan nama TCP/IP.

Terdapat tiga faktor yang membesarkan pertumbuhan TCP/IP, antara lain:

1) Menjanjikan interoperabilitas

TCP/IP mempunyai protokol yang secara umum mendukung interoperabilitas

produk-produk yang dihasilkan vendor-vendor yang berbeda. Vendor-vendor

tersebut tidak hanya menggunakan TCP/IP, akan tetapi juga menggunakan jasa

layanan aplikasi.

2) Sangat menguntungkan dan komersialisasi internet.

Saat ini internet telah dikuasai oleh protokol dengan base TCP/IP beserta

layanan aplikasinya. Internet tumbuh sebagai media informasi Superhighway.

Berkembangnya keingintahuan masyarakat pengguna komputer secara umum

dalam menggunakan internet menjadikan protokol TCP/IP beserta layanannya

(44)

3) Pertumbuhan perkakas pengelolaan jaringan.

Manajemen protokol jaringan yang telah diimplementasikan secara luas

adalah SNMP (Simple Network Management Protocol) yang menggunakan

protokol TCP/IP. Beberapa produk vendor seperti hub, bridge, dan router telah

menjadi agen SNMP [7].

2.5.4 Model Referensi TCP/IP

Kemampuan untuk menghubungkan jaringan-jaringan komputer secara

bersama-sama tanpa melihat adanya perbedaan merupakan tujuan utama

rancangan. Arsitektur itu dikenal sebagai model referensi TCP/IP. Dinamakan

demikian berdasarkan nama dua protokol utamanya. Tujuan utama lainya dari

model referensi TCP/IP adalah mengusahakan agar jaringan-jaringan yang telah

ada mampu mempertahankan diri dari hilangnya perangkat keras subnet, dengan

percakapan yang ada tidak terputus. Model Referensi TCP/IP dapat dilihat pada

Gambar 2.14 berikut [8].

OSI TCP/IP

Gambar 2.14 Model Referensi TCP/IP

Model referensi TCP/IP memiliki 4 lapis yang terdiri dari:

i. Lapis aplikasi (Application Network)

Model TCP/IP tidak memiliki session layer dan presentation layer. Karena

(45)

lagi. Application Layer terdapat di puncak model TCP/IP. Lapis ini berisi

bermacam-macam protokol tingkat tinggi. Banyak jenis protokol yang telah

ditambahkan ke layer ini. Misalnya, Domain Name Service (DNS) untuk

memetakan nama-nama host ke alamat-alamat jaringannya, NNTP, yaitu protokol

yang digunakan untuk memindahkan artikel-artikel berita (newsgroup), dan

HTTP, protokol yang berguna untuk mengambil halaman (page) di World Wide

Web, dan banyak lagi protokol-protokol lainnya. ii. Lapis Transport (Transport Layer)

Lapis ini dirancang untuk memungkinkan peer entity pada host sumber dan

host tujuan untuk melakukan percakapan. Disini telah ditentukan dua buah

protokol end-to-end. Yang pertama, TCP (Transmission Control Protocol)

merupakan protokol yang berorientasi pada hubungan yang handal (reliable

connection-oriented protocol) yang mengizinkan sebuah aliran byte yang berasal

pada suatu mesin untuk dikirimkan tanpa error ke sebuah mesin yang ada di

internet. TCP memecah aliran byte data menjadi pesan-pesan diskret dan

meneruskannya ke internet layer. Protokol kedua adalah UDP (User Datagram

Protocol) yang merupakan protokol yang tidak handal (unreliable) dan tanpa

sambungan (connectionless) bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan

pengurutan TCP atau pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin

melayani dirinya sendiri.

iii. Lapis Internet (Internet Layer)

Tugas internet layer adalah untuk memungkinkan host mengirimkan paket ke

jaringan dan memungkinkan paket-paket itu berjalan sendiri-sendiri ke tempat

(46)

yang disebut Internet Protocol (IP). Tugas internet layer adalah untuk

mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan seharusnya.

iv. Lapis Host-to-Network

Dibawah lapis internet terdapat ruang kosong yang besar. Model referensi

TCP/IP tidak banyak menjelaskan tentang yang terjadi di layer ini. Model TCP/IP

hnya menyatakan bahwa host harus terhubung ke jaringan dengan menggunakan

protokol. Protokol ini tidak menentu dan berbeda dari satu host ke host dan juga

dari satu jaringan ke jaringan lainnya [8].

2.5.5 IP Address

IP Address terdiri dari 32 bit yang merupakan alamat yang dibuat untuk

merepresentasikan alamat internet layer, yang dalam pembagiannya dibagi atas 4

segmen terdiri dari 8 bit. Jika dipresentasikan dengan bilangan biner, maka variasi

address yang dapat digunakan oleh host dalam jaringan TCP/IP adalah kombinasi

dari 00000000. 00000000. 00000000. 00000000 sampai dengan address

11111111. 11111111. 11111111. 11111111. Dari variasi address tersebut, maka

secara teori TCP/IP mampu menghubungkan 232 atau empat milyar komputer

lebih dalam suatu jaringan. Setiap komputer pada jaringan TCP/IP harus memiliki

alamat IP yang berbeda.

Alamat IP yang masih banyak digunakan sekarang adalah IP versi 4.

Contohnya adalah sebagai berikut.

167.205.9.35

(47)

Dalam biner (bilangan basis 2), alamat IP ini bisa dinyatakan sebagai berikut :

167.205.9.35 = 10100111 11001101 00001001 00100011

167 205 9 35

167.205.22.123 = 10100111 11001101 00010110 01111011

167 205 22 123

Dari contoh tersebut jelas bahwa alamat IP terdiri dari 32 bit, yang dapat

dipisahkan lagi menjadi 4 bagian, masing-masing 8 bit. Perhitungan bit ke-0

hingga ke-31.

Sebuah alamat IP pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu

identitas jaringan (network ID) dan identitas komputer (host ID). Network ID

menyatakan identitas dari jaringan dimana komputer tersebut berada, sementara

host ID, menyatakan identitas komputer itu sendiri. Network ID tersebut menjadi

tolak ukur dalam pembagian kelas IP. Contoh IP address dapat dilihat pada Tabel

2.3 berikut.

Tabel 2.3 Contoh IP Address

Network ID Host ID

(48)

BAB III

PENGUKURAN KINERJA JARINGAN

3.1 Umum

Bagi kebanyakan pengguna, jaringan adalah suatu media sederhana yang

menghubungkan antara aplikasi pengguna (user) dan layanan (service) yang

biasanya berbasis pada server. Informasi antara pengguna dan layanan pada suatu

server dibawa oleh paket, yaitu berupa potongan pesan yang dialirkan melalui

jaringan internet. Salah satu fitur yang dimiliki oleh paket selain data yang

dikirimkan adalah alamat tujuan kemana paket ini akan dikirimkan. Suatu packet

stream yang mengalir diantara suatu host pengguna dengan server tujuan

dinamakan dengan flow dari trafik jaringan. Apabila kita ingin mengetahui

bagaimana internet atau jaringan bekerja dan bagaimana kinerjanya, maka kita

harus dapat mengukur aliran paket ini (traffic flow). Dengan menggunakan suatu

perangkat keras dan atau perangkat lunak serta dengan suatu teknik tertentu dapat

dilakukan pengukuran trafik jaringan untuk melihat perilaku dan kinerja jaringan.

3.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Jaringan

Ada beberapa tujuan dilakukannya pengukuran kinerja jaringan,

diantaranya adalah:

a) Service monitoring, monitor layanan diperlukan untuk meyakinkan bahwa

layanan yang diberikan jaringan dapat diterima dengan baik oleh pengguna

atau client.

b) Network planning, pengukuran jaringan memberikan informasi untuk

(49)

c) Cost and billing information, dengan pengukuran jaringan seorang

administrator penyedia layanan jaringan (internet) dapat memberikan

informasi tagihan kepada pelanggan berdasarkan jumlah trafik atau waktu

sesi yang digunakan.

d) Research, pengukuran trafik jaringan adalah suatu cara bagi para

administrator untuk memahami dan meneliti jaringannya untuk kemudian

dapat meningkatkan kinerja jaringannya.

e) Network troubleshooting, kadang-kadang kesalahan pada suatu bagian

jaringan (host, node, media, switch, dan router) dapat mengakibatkan tidak

beroperasinya keseluruhan jaringan. Sebagai contoh serangan virus yang

dapat mengakibatkan menurunnya kinerja jaringan.

f) Protocol debugging, pengukuran trafik jaringan menyediakan bantuan untuk

meyakinkan perilaku dan kinerja aplikasi dan protokol versi terbaru yang

diimplementasikan pada suatu jaringan.

g) Workload Characterization, informasi dari pengukuran trafik jaringan

memberikan informasi beban kerja yang terjadi pada suatu jaringan.

h) Performance Evaluation, pengukuran trafik jaringan memberikan informasi

bagaimana kinerja protokol dan aplikasi yang terdapat pada suatu jaringan

yang kemudian dapat dianalisa untuk dievaluasi.

3.3 Parameter Kinerja Jaringan

Didalam pengukuran ada sesuatu yang diukur. Parameter yang diukur

(50)

a) Delay, adalah waktu yang dibutuhkan oleh satu paket dari tempat sumber ke

tujuan. Sementara waktu dari sumber ke tujuan kembali lagi ke sumber

disebut dengan round trip time (RTT) delay.

b) Packet Loss, persentase paket yang tidak sampai ke tujuan di jaringan.

c) Kapasitas bandwidth, yaitu bandwidth maksimum secara teori dari suatu

elemen jaringan atau jalur ujung ke ujung.

d) Utilisasi bandwidth, jumlah total trafik yang menggunakan suatu hop atau

jalur.

e) Bandwidth tersedia, kapasitas bandwidth dikurangi dengan utilisasi pada

suatu interval waktu.

f) Bandwidth tercapai, throughput antara dua titik pada suatu kondisi tertentu,

seperti protokol transmisi (TCP atau UDP), perangkat keras dari host

(kecepatan prosesor, kecepatan bus atau kecepatan NIC), system operasi dan

lain-lain [9].

Dalam menentukan kinerja jaringan komunikasi data khususnya jaringan

internet, terdapat dua hal penting yaitu besarnya delay dan kecepatan dari suatu

paket data untuk melewati suatu jaringan, dan memadai atau tidaknya bandwidth

jaringan yang tersedia. Konfigurasi dari jaringan internet secara umum dapat

(51)

Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan Internet

3.3.1 Bandwidth

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupa

sebagai perbedaan antara kompone

renda

(transfer rate) yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain

dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik).

biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam

Bps (bytes per second).

Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam

jaringan, tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau batasan, tidak peduli

bagaimana cara mengirimkan informasi maupun media apa yang dipakai dalam

penghantaran informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika maupun batasan

(52)

kecepatan maksimal yang dapat dipakai, maupun perlakuan khusus terhadap

media yang dipakai. Batasan panjang medium dan kecepatan maksimum aliran

data dapat dilihat pada Tabel 3.1 [10].

Tabel 3.1 Batasan Panjang Medium dan Kecepatan Maksimum Aliran Data

Media Panjang

Maksimum

Kecepatan Maksimum

Kabel Coaxial 50 Ohm (Ethernet 10Base2, ThinNet)

200 m 10-100 Mbps

Kable Coaxial 75 Ohm (Ethernet 10Base5, ThickNet)

500 m 10-100 Mbps

UTP Kategori 5 (Ethernet 10BaseT, 100Base-TX)

100 m 10 Mbps

Multimode (62.5/125um) Serat Optik 100Base-FX

2 km 100 Mbps

Singlemode (10um core) Serat Optik 1000Base-LX

40 km 100-2400 Mbps

Wireless 100 m 2 Mbps

Infra Red (IrDA) 1 m 4 Mbps

Terdapat hubungan langsung antara kapasitas membawa informasi dari

suatu sinyal dengan bandwidthnya. Makin besar bandwidth, makin tinggi

kapasitas membawa informasi. Makin terbatas bandwidth, makin besar distorsi

dan makin besar potensi galat oleh penerima. Laju galat adalah laju kemunculan

galat, yaitu penerimaan 1 ketika 0 dipancarkan atau penerimaan 0 ketika 1

(53)

3.3.2 Throughput

Konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan

dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk itulah konsep throughput muncul.

Throughput merupakan besaran yang menunjukkan laju bit informasi data

sebenarnya dari laju bit pada suatu jaringan telekomunikasi. Throughput adalah

bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari

menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang melakukan download

suatu file. Sebagai contoh misalkan dengan hanya mempergunakan bandwidth 64

kbps sebagai patokan, seharusnya file yang berukuran 64 kb akan bisa didownload

dalam waktu satu detik, tetapi setelah diukur ternyata memerlukan waktu 4 detik.

Jadi jika ukuran file yang didownload adalah 64 kb, sedangkan waktu

downloadnya adalah 4 detik, maka bandwidth yang sebenarnya atau disebut

sebagai throughput adalah 64 kb / 4 detik = 16 kbps. Seperti telah dibahas di atas,

bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik.

Rumus dari bandwidth dapat dilihat pada Persamaan 3.1 dan Persamaan 3.2 [10]:

Bandwidth = bits

s

(3.1)

Throughput = Transfer size(byte) x 8 (bps) (3.2) Transfer time

Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama

dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang

sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan

internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran

tertentu. Formula pembanding throughput dengan bandwidth dapat dilihat pada

(54)

(3.3)

(3.4)

Throughput adalah ukuran dari kecepatan dimana data dapat dikirim

melewati jaringan dalam bit per detik (bps). Kemampuan throughput dalam

menopang hardware (perangkat keras) disebut dengan bandwidth. Pada

kenyataannya, istilah bandwidth kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari

throughput. Walaupun demikian, programmer dan user tidak peduli dengan

kemampuannya untuk menopang hardware, mereka tertarik pada kecepatan

dimana data dapat dikirimkan melewati jaringan. Secara khusus, pada sebagian

besar teknologi, setiap frame berisi sebuah header, yang mana berarti bahwa

throughput yang efektif (kecepatan dimana komputer dapat mengirim data) adalah

lebih kecil dari bandwidth hardware. Sekalipun demikian, bandwidth sering

digunakan mendekati throughput jaringan karena bandwidth memberikan bentuk

di bawah dari throughput. Ini tidak mungkin untuk user (pengguna) untuk

mengirimkan data lebih cepat dari kecepatan dimana hardware dapat

men-transfer bit.

Sering juga digunakan istilah ‘kecepatan’ sebagai sinonim dari

throughput. Sebagai contoh, “jaringan memiliki kecepatan 10 Mbit per detik”.

Meskipun pernyataan tersebut umum, tetapi dapat membingungkan karena delay

dan throughput adalah ide yang terpisah/tersendiri. Pada kenyataannya,

throughput adalah ukuran dari kapasitas, bukan kecepatan. Untuk dapat

memahami hubungannya, dimisalkan bahwa jaringan adalah sebuah jalan diantara

ukuran file waktu download typical =

Gambar

Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit
Gambar 2.6 Perangkat Access Point
Gambar 2.9 Topologi Star
Gambar 2.10 Topologi Mesh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT.. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar

throughput , packet loss , delay , dan jitter yang merupakan parameter performansi jaringan. Kemudian akan dilakukan analisis untuk setiap parameter tersebut pada seluruh

signaling SIP pada saat proses pengiriman data dari 0 sampai 2 menit mengalami kenaikan sebesar 7 ms dan stabil pada delay 7.4 ms. Sementara dengan menerapkan protocol

Untuk occupancy dihitung berdasarkan trafik keseluruhan (suara dan data) dan langkah awal untuk menganalisis occupancy yang tinggi adalah mengetahui standart

Pada interkoneksi dengan menggunakan protokol yang berbeda yaitu dari protokol SIP ke protokol H.323, rata-rata delay yang dihasilkan adalah 19,98831 ms. Untuk lebih

Berikut merupakan tabel total hasil perhitungan rata-rata transaksi PDP yang gagal dan berhasil yang dilakukan tanggal 21 Februari 2014 pada RJKKP3 dan RJKKP4 ke arah SGJKT1

Proses ini dilakukan apabila SMS yang dikirimkan oleh SMSC gagal yang disebabkan kegagalan sementara karena MS yang dituju sedang tidak aktif, sehingga SMSC akan meminta HLR

Tabel 11 Hasil Pengukuran Packet Loss No Lokasi Jam sibuk Rata-rata Packet Loss ms Keterangan Indeks Kategori 1 Lantai 1 0 4 Sangat bagus 2 Lantai 2 0 4 Sangat bagus 3 Lantai 3 0