TUGAS AKHIR
STUDI ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET
PADA PT. INDOSAT DI MEDAN
O
L
E
H
060402062
PINGKAN PRIMSA SITEPU
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Baik tidaknya suatu sistem atau jaringan komunikasi harus didukung
dengan performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat
sistem yang sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi
sistem tersebut. Tugas Akhir ini membahas analisis performansi jaringan internet
perusahaan telekomunikasi, PT. Indosat, Tbk. yang berkaitan dengan delay,
packet loss, throughput serta utilisasi jaringan.
Dari analisis performansi jaringan yang dilakukan diperoleh bahwa delay
untuk router Jakarta, diperoleh delay total rata-rata terkecil terjadi pada
pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 27,0128 ms, sedangkan delay total
rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096 bytes yakni sebesar
29,8384 ms. Begitu juga untuk router Medan, diperoleh delay total rata-rata
terkecil terjadi pada pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 2,4129 ms,
sedangkan delay total rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096
bytes yakni sebesar 4,8385 ms. Pada analisis throughput untuk pengukuran dari user ke website lokal diperoleh throughput mencapai 1050 kbps sedangkan untuk
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
atas berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemampuan dan ketabahan
dalam menghadapi segala proses dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu
Ayahanda Tjipta Abdy Sitepu dan Ibunda Prelly Betty Rehmin Ginting Manik,
serta abang Empu Satrianta Sitepu dan adik tercinta Agripa Toar Sitepu yang
merupakan bagian dari hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan
dari sejak penulis lahir hingga sekarang.
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:
STUDI ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA PT. INDOSAT DI MEDAN
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Maksum Pinem ST, MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir,
atas arahan, dan bimbingannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Eddy Warman, selaku Penasehat Akademis penulis, atas
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai dan Bapak Rachmad Fauzi ST, MT
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan
seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara atas segala bantuannya.
5. Seluruh staff dan karyawan PT. Indosat, Tbk, terutama kepada Bapak
Nangkoh Sembiring dan Bapak Efendi Tarigan yang telah memberi
kesempatan untuk mengambil data-data yang dibutuhkan untuk
penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Saudara-saudaraku dimanapun kalian berada baik yang jauh ataupun
dekat, terimakasih atas motivasi dan doa nya.
7. Keluarga Besar Permata Sion bersaudara: Bg Renhard, Bg Guntur, Nia,
Kak Erin, Bg Pison, Friska, Fani, Adrian, Putra, Diza, Nina, Olive, dan
semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan sampai Tugas Akhir ini
dapat selesai.
8. Sahabat-sahabatku “DSK” dimanapun kalian berada: Nia, Ina, Achi,
Castri, Ipiq, Gigih, Danta, Denny, Divan, Novandi.
9. Rekan-rekan seperjuangan Elektro ’06: Mutiara, Sanita, Liza, Innah,
Sukesih, Fahrurozi, Ivan, Christian, Efandi, Frans, Balemurli, dan
semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan
tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat
penulis harapkan.
Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca sekalian
dalam peningkatan pengenalan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
bidang telekomunikasi.
Medan, 20 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penulisan ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
II. DASAR TEORI JARINGAN INTERNET ... 5
2.1 Umum ... 5
2.2 Sistem Operasi Jaringan ... 5
2.2.1 Jaringan client-server ... 6
2.2.2 Jaringan peer to peer ... 7
2.3 Media Transmisi Data ... 8
2.3.1 Media Tembaga (Cooper Media) ... 8
2.3.2 Media Optik (Optical Media) ... 13
2.4 Topologi Jaringan ... 19
2.4.1 Topologi Bus ... 19
2.4.2 Topologi Ring ... 20
2.4.3 Topologi Star ... 21
2.4.4 Topologi Mesh ... 22
2.5 Internet ... 24
2.5.1 Sejarah Internet ... 24
2.5.2 Internetworking ... 26
2.5.3 Protokol TCP/IP ... 29
2.5.4 Model Referensi TCP/IP ... 31
2.5.5 IP Address ... 33
III. PENGUKURAN KINERJA JARINGAN ... 35
3.1 Umum ... 35
3.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Jaringan ... 35
3.3 Parameter Kinerja Jaringan ... 36
3.3.1 Bandwidth ... 38
3.3.2 Throughput ... 40
3.3.3 Delay ... 42
3.3.4 Packet Loss ... 48
3.3.5 Utilisasi Jaringan ... 49
IV. ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA PT. INDOSAT DI MEDAN ... 51
4.2 Analisis Pengukuran Performansi Jaringan Internet PT. Indosat 54
4.2.1 Pengukuran Delay ... 56
4.2.2 Pengukuran Packet Loss ... 69
4.2.3 Pengukuran Throughput ... 71
4.2.4 Utilisasi Jaringan ... 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Kabel Koaksial ... 9
Gambar 2.2 Shilded Twisted Pair ... 12
Gambar 2.3 Unshielded Twisted Pair ... 12
Gambar 2.4 Bagian-Bagian Serat Optik ... 14
Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit ... 18
Gambar 2.6 Perangkat Access Point ... 19
Gambar 2.7 Topologi Bus ... 20
Gambar 2.8 Topologi Ring ... 21
Gambar 2.9 Topologi Star ... 21
Gambar 2.10 Topologi Mesh ... 22
Gambar 2.11 Jaringan LAN ... 27
Gambar 2.12 Jaringan MAN ... 28
Gambar 2.13 Jaringan WAN ... 29
Gambar 2.14 Model Referensi TCP/IP ... 31
Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan Internet ... 38
Gambar 3.2 Jenis-Jenis Delay pada Router ... 44
Gambar 4.1 Konfigurasi Distribusi Jaringan Internet pada PT. Indosat, Tbk. Regional Sumatera Bagian Utara ... 53
Gambar 4.2 Model Sistem Jaringan yang dianalisis ... 55
Gambar 4.3 Model Sistem Pengukuran Delay Router Jakarta ... 56
Gambar 4.4 Model Sistem Pengukuran Delay Router Medan ... 57
Gambar 4.6 Mengeksekusi Ping pada Command Prompt ... 59
Gambar 4.7 Laporan Ping pada Windows ... 60
Gambar 4.8 Grafik Besarnya Delay Terhadap Jumlah Paket Data
Router Jakarta... 68
Gambar 4.9 Grafik Besarnya Delay Terhadap Jumlah Paket Data
Router Medan ... 69
Gambar 4.10 Hasil Keluaran Iperf ... 72
Gambar 4.11 Laporan MRTG untuk Trafik Jaringan Internet pada
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Kabel Twisted Pair ... 13
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-Jenis Topologi Jaringan... 23
Tabel 2.3 Contoh IP Address ... 34
Tabel 3.1 Batasan Panjang Medium dan Kecepatan Maksimum Aliran Data ... 39
Tabel 3.2 One-Way Delay/Latensi ... 43
Tabel 3.3 Karakteristik Transmisi dari Media Transmisi ... 46
Tabel 3.4 Packet Loss ... 48
Tabel 4.1 Hasil Perbandingan antara Delay Total (One Way Delay) dengan Delay RTT (Round Trip Time) untuk Router Jakarta 64 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Delay RTT Router Jakarta ... 65
Tabel 4.3 Hasil Perbandingan antara Delay Total (One Way Delay) dengan Delay RTT (Round Trip Time) untuk Router Medan 66 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Delay Rata-rata RTT Router Medan ... 66
Tabel 4.5 Pengukuran Packet Loss untuk Router Jakarta ... 70
Tabel 4.6 Pengukuran Packet Loss untuk Router Medan ... 71
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Luar Negeri
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Throughput User ke Website Lokal
ABSTRAK
Baik tidaknya suatu sistem atau jaringan komunikasi harus didukung
dengan performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat
sistem yang sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi
sistem tersebut. Tugas Akhir ini membahas analisis performansi jaringan internet
perusahaan telekomunikasi, PT. Indosat, Tbk. yang berkaitan dengan delay,
packet loss, throughput serta utilisasi jaringan.
Dari analisis performansi jaringan yang dilakukan diperoleh bahwa delay
untuk router Jakarta, diperoleh delay total rata-rata terkecil terjadi pada
pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 27,0128 ms, sedangkan delay total
rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096 bytes yakni sebesar
29,8384 ms. Begitu juga untuk router Medan, diperoleh delay total rata-rata
terkecil terjadi pada pengiriman paket 32 bytes yakni sebesar 2,4129 ms,
sedangkan delay total rata-rata terbesar terjadi pada pengiriman paket 4096
bytes yakni sebesar 4,8385 ms. Pada analisis throughput untuk pengukuran dari user ke website lokal diperoleh throughput mencapai 1050 kbps sedangkan untuk
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini teknologi informasi berkembang sangat pesat seiring dengan
perkembangan di bidang pendidikan dan pengetahuan. Kebutuhan akan informasi
dan komunikasi sudah menjadi konsumsi orang banyak bukan lagi menjadi
monopoli perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Salah satu
teknologi informasi yang berkembang pesat adalah jaringan internet. Internet
merupakan suatu media untuk memperoleh dan sekaligus menyebarkan informasi
tanpa melihat batasan ruang dan waktu.
Bagus tidaknya suatu sistem komunikasi yang sedang dioperasikan tentu
sangat ditentukan oleh handalnya sistem yang sedang dioperasikan. Tentunya
untuk menghasilkan kelancaran hubungan komunikasi harus didukung
performansi sistem yang baik. Performansi ini dilihat dari perangkat sistem yang
sedang beroperasi dan parameter-parameter yang mempengaruhi sistem tersebut.
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses komunikasi
data, maka sudah sewajarnya penyedia layanan ini memperhatikan kinerja dan
jumlah akses yang dapat dilayani kapan dan dimanapun. Bentuk layanan
komunikasi data pun kini semakin kompleks seiring dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi pada khususnya dan elektronik pada
umumnya.
Untuk dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada pengguna,
maka kinerja jaringan harus berada pada kondisi yang baik. Kinerja jaringan
memberikan pelayanan yang baik terhadap kecepatan transfer data dan bandwidth
jaringan.
Analisis kinerja jaringan internet menekankan proses pemantauan dan
perhitungan parameter kinerja jaringan pada infrastruktur jaringan seperti
kecepatan dan kapasitas transmisi. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini
dilakukan analisis performansi (kehandalan) dari jaringan internet milik PT.
Indosat yang merupakan salah satu perusahaan Telekomunikasi terbesar, dimana
dalam hal ini parameter yang digunakan untuk mengukur performansi jaringan
meliputi perhitungan delay, packet loss, throughput dan utilisasi jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1. Parameter-parameter apa saja yang mempengaruhi performansi dari suatu
jaringan internet.
2. Bagaimana pengaruh besarnya delay terhadap pengaruh jumlah paket
data yang dikirimkan.
3. Berapa besar packet loss atau jumlah paket yang hilang saat
pentransmisian data jaringan.
4. Bagaimana pengaruh besarnya throughput yang diterima di sisi user
terhadap kondisi jaringan.
5. Bagaimana utilisasi dari jaringan yang digunakan.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini ialah untuk melakukan
analisis performansi (kehandalan) jaringan internet pada PT. Indosat di Medan
1.4 Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat
pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Hanya membahas jaringan internet pada PT. Indosat di Medan.
2. Parameter yang digunakan untuk mengukur performansi jaringan hanya
meliputi perhitungan delay, packet loss, throughput dan utilisasi jaringan.
3. Pengujian utilisasi jaringan hanya dilakukan di komputer client dengan
menggunakan software MRTG.
4. Tidak membahas secara detail tentang software yang digunakan.
5. Untuk pengukuran delay dan packet loss menggunakan program Ping
sedangkan untuk pengukuran throughput menggunakan software Iperf.
1.5 Metodologi Penulisan
Adapun metode yang dipakai dalam analisis penulisan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur
Yaitu dengan mempelajari berbagai referensi yang berhubungan dengan
permasalahan di atas.
2. Pengambilan data
Yaitu mengumpulkan data-data delay, packet loss, throughput serta data
jaringan yang berkaitan dengan analisis.
3. Studi analisis
Tahapan ini dilakukan untuk menganalisa data-data yang diperoleh di
lapangan dan membandingkan hasil yang diperoleh setelah data diolah
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini disajikan dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan,
serta sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI JARINGAN INTERNET
Bab ini berisi penjelasan tentang sistem operasi jaringan, media
transmisi data, topologi jaringan dan jaringan internet.
BAB III PARAMETER KINERJA JARINGAN INTERNET
Bab ini berisi tentang parameter dari kinerja jaringan internet seperti
bandwidth, delay, packet loss, throughput dan utilitas jaringan.
BAB IV ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN INTERNET PADA
PT. INDOSAT DI MEDAN
Bab ini berisi tentang analisis kinerja jaringan internet pada PT.
Indosat di Medan berdasarkan pengujian dan pengambilan data yang
dilakukan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan
BAB II
DASAR TEORI JARINGAN INTERNET
2.1 Umum
Prinsip dasar sistem jaringan adalah proses pengiriman data atau
informasi dari komputer pengirim ke komputer penerima melalui suatu media
komunikasi tertentu. Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah
membawa informasi dari pengirim ke penerima secara cepat dan tepat, tanpa
adanya kesalahan melalui media transmisi atau media komunikasi tertentu.
Pembangunan sistem jaringan komputer akan memudahkan proses
pengiriman data atau informasi. Sebelumnya, pengiriman membutuhkan seorang
kurir untuk mengantarkan data atau informasi dalam disket. Pengiriman data atau
informasi melalui kurir memiliki banyak kendala seperti hilangnya disket dalam
perjalanan dan tidak jarang terjadi keterlambatan. Kelemahan ini dapat diatasi
oleh pembentukan jaringan komputer, sehingga data atau informasi dapat segera
dikirimkan [1].
Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer otonom yang saling
terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui
media transmisi pada suatu jaringan komunikasi data.
2.2 Sistem Operasi Jaringan
Untuk mengelola suatu jaringan diperlukan adanya sistem operasi
jaringan. Sistem operasi jaringan dibedakan menjadi dua berdasarkan tipe
jaringannya, yaitu sistem operasi client-server dan sistem operasi jaringan peer to
2.2.1 Jaringan client-server
Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi
komputer-komputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang
menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server
dijaringan tipe client-server disebut dengan dedicated server karena murni
berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada client / workstation
dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai client / workstation.
Keunggulan dari jaringan client-server yaitu:
1. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan
pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang
tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.
2. Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat
seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang
mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.
3. Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup
dilakukan terpusat di server, yang akan mem-backup seluruh data yang
digunakan di dalam jaringan.
Kelemahan dari jaringan client-server yaitu:
1. Biaya operasional relatif lebih mahal.
2. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk
ditugaskan sebagai server.
3. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami
2.2.2 Jaringan peer to peer
Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka
server di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan
sebagai client/workstation (semua komputer berfungsi sebagai client maupun
sebagai server).
Keunggulan dari jaringan peer to peer:
1. Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang
dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.
2. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan
client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang
memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan
fasilitas jaringan.
3. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila
salah satu komputer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan
mengalami gangguan.
Kelemahan dari jaringan peer to peer:
1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang
ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan
workstation.
2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena
setiap komputer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga
3. Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan
mengatur keamanan asing-masing fasilitas yang dimiliki.
4. Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan,
maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut [2].
2.3 Media Transmisi Data
Sesuai dengan fungsinya yaitu untuk membawa aliran bit data dari satu
komputer ke komputer lainnya, maka dalam pengiriman data memerlukan media
transmisi yang nantinya digunakan untuk keperluan transmisi. Media transmisi
memerlukan suatu jalur fisik antara transmitter dan receiver dalam sistem
transmisi data.
Data-data pada jaringan dapat ditransmisikan melalui 3 media yaitu:
copper media (media tembaga), optical media (media optik) dan wireless media
(media tanpa kabel) [3].
2.3.1 Media Tembaga (Cooper Media)
Media tembaga (cooper media) merupakan semua media transmisi data
yang terbuat dari bahan tembaga. Orang biasanya menyebut dengan nama kabel.
Data yang dikirim melalui kabel, bentuknya adalah sinyal-sinyal listrik (tegangan
atau arus) digital. Kabel merupakan salah satu jenis media transmisi guided yang
mentransmisikan sekaligus memandu arah pengiriman data. Komunikasi data
berbasis kabel memungkinkan untuk dilakukan jika jarak antara pengirim dan
penerima tidak terlalu jauh dan berada dalam area lokal. Yang sering dijumpai
adalah jaringan telepon kemudian juga jaringan komputer lokal (Local Area
Jenis-jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan :
a. Kabel Koaksial, terdiri dari:
i. Thin coaxial cable ii. Thick coaxial cable
b. Kabel Twisted Pair, terdiri dari:
i. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
ii. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
a. Kabel Koaksial
Kabel koaksial secara umum digunakan sebagai antenna televisi,
transmisi telephone jarak jauh, link komputer dan LAN. Kabel ini dapat
digunakan untuk sinyal analog maupun digital. Kabel koaksial adalah jenis kabel
yang memiliki bandwidth yang lebih lebar jika di bandingkan dengan kabel UTP,
sehingga sering di gunakan pada instalasi jaringan broadband. Seperti yang
terlihat pada Gambar 2.1, kabel koaksial terdiri dari 4 bagian yaitu:
1. Center core di pusat kabel, yang berfungsi sebagai konduktor
2. Dielectric insulator, pembatas metallic shield dan center core
3. Metallic shield, pelindung kabel dari gangguan luar
4. Plastic jacket, pelindung kabel terluar
Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu thick coaxial cable dan thin coaxial cable.
i. Thin Coaxial Cable
Disebut juga dengan 10Base2, dimana angka 2 menunjuk pada panjang
maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 200 meter, namun kenyataannya
hanya sampai 185 meter [4].
Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir,
terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk
digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel koaksial jenis ini harus memenuhi
standar IEEE 802.3 10Base2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan
biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya.
ii. Thick Coaxial Cable
Disebut juga dengan 10Base5, dimana angka 5 menunjuk pada panjang
maksimum untuk segment kabel tersebut adalah 500 meter. Kabel koaksial jenis
ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10Base5, dimana kabel ini
mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning. Kabel
jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.
Keunggulan kabel koaksial adalah dapat mendukung penggunaan kabel
yang panjang (jarak jangkauannya cukup jauh) dan biaya perawatan lebih rendah.
Kelemahan kabel koaksial adalah tidak tahan terhadap serangan dari sinyal-sinyal
b. Kabel Twisted Pair
Kabel twisted pair pada dasarnya mirip dengan kabel telepon biasa. Di
dalamnya ada beberapa pasangan kabel yang saling dilintir dengan pasangannya
(sehingga disebut twisted pair). Maksud pelintiran kabel adalah mengurangi
interferensi, derau (noise) dan gangguan yang masuk.
Ada dua macam kabel twisted pair yang sering digunakan dalam
pembangunan jaringan LAN, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki
selubung pembungkus dan Unshielded Twisted Pair (UTP) yang tidak
mempunyai selubung pembungkus. Fungsi selubung ini adalah pentanahan
(grounding) untuk mengurangi lebih lanjut gangguan yang ada. Jadi jelas kabel
yang memiliki selubung pembungkus akan lebih tahan terhadap gangguan
dibandingkan yang tidak dibungkus.
i. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
Kabel ini merupakan kabel yang dibuat untuk meningkatkan kinerja dua
kawat dengan memberi lapisan pelindug mekanik untuk bisa mengurangi
interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun dari luar.
Kabel ini akan bekerja lebih baik pada rate data yang tinggi. Tetapi kabel ini
harganya relatif mahal dibandingkan dengan kabel UTP dan sulit pada saat
instalasi (terutama masalah grounding) serta jarak jangkauannya hanya 100 meter.
Gambar 2.2 Shielded Twisted Pair
ii. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Merupakan kabel dua kawat berpilin, yang tidak terlindung (unshielded)
seperti halnya kabel telepon biasa. Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil,
dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kekurangannya
adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik,dan jarak
jangkauannya hanya 100 meter. Gambar 2.3 menunjukkan penampang kabel UTP.
Gambar 2.3 Unshielded Twisted Pair
Ada beberapa tipe kabel untuk kabel Twisted Pair seperti diperlihatkan
Tabel 2.1 Tipe Kabel Twisted Pair
Type Cable Keterangan
UTP
Category 1
Biasa digunakan pada perangkat telepon pada jalur ISDN
(Integrated Service Digital Network), juga untuk
menghubungkan modem dengan jalur telepon.
UTP
Category 2
Bisa mencapai 4 Mbits (sering digunakan pada topologi token
ring)
UTP/STP
Category 3
10 Mbits data transfer (sring digunakan pada topologi token
ring atau 10 BaseT)
UTP/STP
Category 4
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token
ring)
UTP/STP
Category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer (sering digunakan pada
topologi stars atau tree) ethernet 10 Mbps, Fast ethernet 100
Mbps, token ring 16 Mbps
UTP/STP
Caetegory 5e
1 Gigabit Ethernet (1000 Mbps), jarak 100m
STP
Category 6
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m, atau 10
Gbps (Gigabit Ethernet) 25 meter. 20,2 dB sampai 155 MHz
atau 250 MHz.
STP
Category 7
Gigabit Ethernet/20,8 dB (Gigabit Ethernet). Sampai 200 MHz
atau 700 MHz.
2.3.2 Media Optik (Optical Media)
Bahan dasar dari media optik ialah kaca dengan ukuran yang sangat kecil
(skala mikron). Data yang dilewatkan pada medium ini dalam bentuk cahaya
(laser atau inframerah). Media ini biasa dikenal dengan serat optik (fiber optic).
Serat optik adalah teknologi perkabelan terkini yang memiliki kecepatan sangat
tinggi. Serat optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta
berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa serat
digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang
sangat jauh. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan
untuk komunikasi antar backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.
Satu buah kabel serat optik terdiri atas dua fiber dimana satu berfungsi untuk
transmit (Tx) dan satunya untuk receive (Rx) sehingga komunikasi dengan serat
optik bisa terjadi dua arah secara bersama-sama (full duplex).
Pada bagian pengirim, kode/isyarat informasi diubah menjadi kode/isyarat optik.
Lalu, diteruskan ke kanal informasi yang juga terbuat dari serat optik yang
bertugas sebagai pemandu gelombang. Setelah tiba di penerima, berkas cahaya
ditangkap oleh detektor cahaya, yang berfungsi mengubah besaran optik menjadi
besaran elektrik.
Serat optik disusun menjadi tiga bagian seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.4 yaitu:
a. Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari serat optik yang
dimana pengiriman sinar dilakukan.
b. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan
sinar kembali ke dalam inti (core).
c. Buffer Coating adalah plastik pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.
Keuntungan dari serat optik antara lain :
a. Kemampuannya yang baik dalam mengantarkan data dengan kapasitas yang
lebih besar dalam jarak transmisi yang cukup jauh.
b. Kecepatan transmisi yang tinggi hingga mencapai ukuran gigabits, serta
tingkat kemungkinan hilangnya data yang sangat rendah.
c. Keamanan serat optik yang tinggi, aman dari pengaruh interferensi sinyal
radio, motor, maupun kabel-kabel yang berada di sekitarnya, membuat serat
optik lebih banyak digunakan dalam infrastruktur perbankan atau perusahaan
yang membutuhkan jaringan dengan tingkat keamanan yang tinggi.
d. Kelebihan lainnya, serat optik aman digunakan dalam lingkungan yang
mudah terbakar dan panas.
e. Dalam hal ukuran, serat optik juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan
kabel tembaga, sehingga lebih menghemat tempat dalam ruangan network
data center dimana pun.
Namun, serat optik juga mempunyai beberapa kekurangan, yang
diantaranya adalah :
a. Harganya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan teknologi kabel
tembaga.
b. Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi.
c. Memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit.
2.3.3 Media Tanpa Kabel (Wireless Media)
Pada media wireless, transmisi dan penangkapan dilakukan melalui
sebuah alat yang disebut antena. Untuk transmisi, antena menyebarkan energi
sinyal, antena menangkap gelombang elektromagnetik dari media. Transmisi jenis
ini juga disebut transmisi wireless.
Jaringan model wireless ini sangat baik untuk komputer laptop atau
komputer remote untuk berkoneksi ke LAN. Wireless juga menguntungkan
apabila disebuah gedung sangat sulit menginstall kabel. Tetapi sistem jaringan
yang menggunakan wireless ini mempunyai beberapa kerugian antara lain :
1) Biaya implementasi yang cukup mahal
2) Tidak aman, dan riskan terhadap interferensi cahaya dan listrik
3) Transfer data lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan kabel [4].
Ada tiga jangkauan frekuensi dalam transmisi wireless. Frekuensi dengan
jangkauan sebesar 2 GHz sampai 40 Ghz, disebut sebagai frekuensi gelombang
mikro. Pada frekuensi ini dimungkinkan untuk menghasilkan sinar searah yang
sangat tinggi.
Gelombang mikro juga digunakan untuk komunikasi satelit, memiliki
jangkauan sebesar 30 Mhz sampai 1 GHz. Frekuensi ini sesuai untuk alokasi
segala arah. Jangkauannya biasa disebut sebagai siaran radio. Jangkauan lainnya
adalah sebesar 300 GHz sampai 200 THz (Terra Hertz). Frekuensi ini sesuai untuk
aplikasi lokal, yaitu inframerah [5]. Yang termasuk media tanpa kabel antara lain
gelombang mikro terestrial, gelombang mikro satelit dan inframerah.
2.3.3.1Gelombang Mikro Terestrial
Aplikasi gelombang mikro yang utama adalah digunakan untuk layanan
telekomunikasi jarak jauh sebagai alternatif dari kabel koaksial dan serat optik.
Gelombang mikro memerlukan jumlah repeater yang jauh lebih sedikit daripada
mikro biasanya digunakan untuk transmisi televisi dan suara. Untuk komunikasi
jarak dekat, gelombang mikro dapat digunakan sebagai data link antar LAN [6].
Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari
spektrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum digunakan untuk transmisi ini
adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang
digunakan semakin tinggi potensial bandwidth yang berarti semakin tinggi pula
kecepatan datanya. Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi tidak efektif lagi
untuk jarak yang lebih jauh akibat meningkatnya atenuasi, namun sangat sesuai
untuk jarak pendek.
2.3.3.2Gelombang Mikro Satelit
Sebuah komunikasi satelit, pada dasarnya adalah sebuah stasiun relay
gelombang mikro, digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmiter
receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal dengan stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi di atas satu band frekuensi (uplink),
menguatkan dan mengulang sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang
lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa
band frekuensi, yang disebut sebagai kanal transpoder (transpoder channel).
Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik ke titik di antara dua
antena dari stasiun di bumi. Gambar 2.5 memperlihatkan satelit menyediakan
komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver
stasiun bumi. Agar satelit komunikasi bisa berfungsi secara efektif biasanya
diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan posisinya di atas bumi. Untuk
menjadi stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode
Gambar 2.5 Gelombang Mikro Satelit
2.3.3.3Inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi
gelombang radio. Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin, infra
berarti bawah). Merah merupakan warna dari cahaya tampak yang memiliki
gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara
700 nm dan 1 mm.
Komunikasi inframerah dicapai dengan menggunakan
transmiter/receiver yang memodulasi cahaya inframerah yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari
permukaan berwarna terang, misalnya langit-langit rumah. Salah satu perbedaan
penting antara inframerah dengan gelombang mikro adalah transmisi inframerah
tidak melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah pengamanan dan
interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Inframerah
sebagai media transmisi mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti
Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel (wireless network),
transmisi data menggunakan sinar inframerah atau gelombang mikro untuk
menghantarkan data. Walaupun kedengarannya praktis, namun kendala yang
dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan mahalnya biaya. Namun
demikian untuk kebutuhan LAN di dalam gedung, saat ini sudah dikembangkan
teknologi wireless untuk Active Hub (Wireless Access Point) dan Wireless LAN
Card (pengganti NIC), sehingga bisa mengurangi semrawutnya kabel transmisi
data pada jaringan komputer. Wireless Access Point juga bisa digabungkan
(up-link) dengan ActiveHub dari jaringan yang sudah ada. Salah satu contoh perangkat access point tampak pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Perangkat Access Point
2.4 Topologi Jaringan
Topologi merupakan cara menghubungkan komputer atau
terminal-terminal dalam suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar
komputer, jaringan komputer dapat berbentuk sebagai berikut :
2.4.1 Topologi Bus
Pada topologi bus, satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke
saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung.
Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali komputer di salah satu
topologi ini, semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang akan
dikirim akan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat yang
tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal
yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika
alamat tidak sesuai, maka informasi akan diabaikan oleh terminal yang dilewati.
Skema dari topologi bus diperlihatkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Topologi Bus
2.4.2 Topologi Ring
Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang
berada di ujung saling dihubungkan, sehingga menyerupai seperti lingkaran.
Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal yang
dilewatinya. Jika alamat yang dimaksud tidak sesuai, maka informasi dilewatkan
sampai menemukan alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan saling
tergantung, sehingga jika terjadi kerusakan pada satu terminal maka seluruh
Gambar 2.8 Topologi Ring
2.4.3 Topologi Star
Dalam topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur
dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-terminal lain
terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya
melalui terminal pusat. Terminal pusat menyediakan jalur komunikasi khusus
untuk dua terminal yang akan berkomunikasi. Dengan kata lain, semua kontrol
dipusatkan pada satu komputer yang dinamakan stasiun primer dan komputer
lainnya dinamakan stasiun sekunder. Setelah hubungan jaringan dimulai, setiap
stasiun sekunder dapat sewaktu-waktu menggunakan hubungan jaringan tersebut
tanpa menunggu perintah dari stasiun primer [6]. Gambar 2.9 menunjukkan skema
dari topologi star.
2.4.4 Topologi Mesh
Merupakan jaringan yang sangat interaktif, dimana setiap simpul
mempunyai kemampuan untuk mengakses secara langsung tidak hanya terhadap
komputer, tetapi juga dengan peralatan ataupun simpul yang lain. Topologi ini
menerapkan hubungan antarsentral secara penuh. Jumlah saluran yang harus
disediakan unuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1
(n-1, n=jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya
jumlah sentral yang terpasang. Topologi mesh merupakan teknologi khusus (ad
hock) yang tidak dapat dibuat dengan pengkabelan, karena sistemnya yang rumit.
Namun dengan menggunakan teknologi wireless maka topologi ini sangat
dimungkinkan untuk diwujudkan (karena dapat dipastikan tidak akan ada kabel
yang berseliweran). Skema topologi mesh diperlihatkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Topologi Mesh
Keuntungan dan kerugian dari masing-masing topologi dapat dilihat pada Tabel
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Jenis-Jenis Topologi Jaringan
Topologi Keuntungan Kerugian
Bus - Hemat kabel
- Layout kabel sederhana
- Mudah dikembangkan
- Tidak butuh kendali pusat - Penambahan atau
pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa menggangu operasi yang berjalan
- Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
- Kepadatan lalu lintas tinggi - Keamanan data kurang
terjamin
- Kecepatan akan menurun bila jumlah pemakai bertambah - Bila salah satu client rusak,
maka jaringan tidak berfungsi
- Diperlukan repeater untuk jarak jauh
Ring - Hemat kabel
- Data mengalir dalam satu arah
- Dapat melayani lalu lintas data yang padat
- Waktu untuk mengakses data lebih optimal
- Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
- Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan
- Sulit melakukan konfigurasi ulang
Star - Sangat fleksibel karena pemasangan kabel mudah - Penambahan atau
pengurangan stasiun sangat mudah dan tidak menggangu bagian jaringan yang lain - Kontrol terpusat karena
memudahkan dalam deteksi
- Jumlah terminal terbatas - Memiliki satu titik kesalahan,
terletak pada HUB. - Lalu lintas data yang padat
dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat
Mesh - Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih
- Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot
- Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan yang terhubung senakin meningkat jumlahnya
2.5 Internet
Istilah internet berasal dari bahasa Latin dimana inter artinya “antara”.
Secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang
itulah fungsinya, internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling
bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat
berkomunikasi. Internet merupakan sekumpulan jaringan yang terhubung satu
dengan lainnya, dimana jaringan menyediakan sambungan menuju global
informasi. Internet memungkinkan komunikasi antar komputer dengan
menggunakan Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP)
yang didukung media komunikasi, seperti satelit dan paket radio sehingga
jaraknya tidak terbatas.
2.5.1 Sejarah Internet
Pada mulanya, internet berasal dari impian J. C. R Licklider (1915-1990),
seorang psikolog di Massachusetts Institute of Technology, tentang sebuah
Galatic Networks di awal tahun 1960-an. Kemudian ketika Licklider bekerja di Advanced Research Project Agency (ARPA) di Pentagon, Lawrence G. Robert
mencoba mewujudkan impiannya.
Meskipun pertemuan antara Licklider dan Robert terjadi tahun 1964,
Robert mulai konsentrasi untuk pengembangan internet mulai Desember 1966.
Kemudian, Robert mulai menguraikan rencana jaringannya dalam
konferensi-konferensi para peneliti. Akhirnya, internet dikembangkan dalam suatu penelitian
militer Amerika Serikat yang disebut Advanced Research Project Agency Network
(ARPANet). ARPANet menghubungkan pusat-pusat penelitian di
terjadinya serangan nuklir karena sifat jaringan internet tidak mudah dilumpuhkan
hanya dengan merusak satu titik pusat layanan. Apabila satu titik diserang, maka
sistem jaringan tetap dapat berfungsi. Internet memiliki protokol dan sistem
pencari rute-rute alternatif untuk mengalirkan data dan informasi.
Beberapa elemen utama ARPANet disumbang oleh para periset seperti
Leonard Kleinrock dan Paul Baran di Amerika Serikat serta Donald W. Davies di
Inggris. Masing-masing membuat pendekatan untuk packet switching yang
menjadi solusi untuk berbagai hambatan bandwidth. Caranya adalah dengan
membagi pesan yang akan ditansmisikan menjadi paket-paket data kecil dan
mengirimkannya melalui kabel-kabel yang sama. Sementara itu, Robert meminta
bantuan Vinton G. Cerf dan Robert E. Kahn untuk mengembangkan sebuah
protokol kontrol jaringan yang berfungsi menata kekacauan rencana packet
switching. Di akhir 1970-an, mereka berhasil menyempurnakannya menjadi Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang masih
digunakan hingga sekarang.
Sejarah internet telah menempuh waktu yang panjang. Namun, umumnya
orang hanya melihat pada tahun 1970-an saat terjadi perkembangan teknologi
informasi yang sangat menakjubkan. Peristiwanya adalah terbentuknya
konvergensi antara teknologi komputer dan telekomunikasi, lalu melahirkan
sebuah teknologi baru yaitu internet.
Meskipun demikian, perkembangan teknologi internet sempat surut.
Internet kembali sejak tahun 1995 dan ditandai bertambahnya secara drastis
Defence Advanced Research Project Agency (ARPHA-Departemen
Pertahanan USA) terus mengembangkan jaringan internet yang demikian pada
tahun 1973 dengan membangun jaringan ARPHANet. Tujuannya adalah
menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti BITNet, CSNet, dan
NSFNet yang telah dikembangkan oleh pemerintah, perguruan tinggi, atau pihak
swasta sebelumnya.
Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas data, pada tahun 1986
National Science Foundation (NSF) dengan NSFNet-nya mulai memasang
jaringan tulang punggung dengan kecepatan 45 Mbps. Pemasangan bertujuan
mendukung lalu lintas data yang mencapai 12 miliar paket per bulan pada jaringan
internet.
Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di
Universitas Indonesia berupa UINet oleh Dr. Joseph F. P Luhukay. Ketika itu, ia
baru tamat program doktor Filosofi Ilmu Komputer di Amerika Serikat. Jaringan
dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang sama, Luhukay pun mulai
mengembangkan University Network (Uninet) di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Uninet merupakan jaringan komputer dengan
jangkauan lebih luas dan meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi
Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi
Surabaya, Universitas Hasanudin, dan Ditjen Dikti [1].
2.5.2 Internetworking
Ketika dua atau lebih jaringan bergabung dalam sebuah aplikasi,
biasanya ragam kerja antar sistem seperti ini disebut sebagai sebuah
pada perpaduan jaringan, misalnya LAN, MAN, atau WAN yang digunakan.
Masing-masing jaringan yang terlibat dalam internetwork disebut sebagai
subnetwork atau subnet.
2.5.2.1Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil,
yang umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di
sebuah gedung atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km
persegi. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer
pribadi dan workstation dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan
secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Biasanya jaringan ini dimiliki
oleh perusahaan tanpa menggunakan fasilitas dari perusahaan telekomunikasi
umum [6].
LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN
tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)
dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan
yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,
sampai ratusan megabit/detik. Gambar 2.11 menunjukkan gambar dari jaringan
Local Area Network (LAN).
2.5.2.2Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN
yang berukuran lebih besar dan biasanya masih menggunakan teknologi yang
sama dengan LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan
komputer antar kantor dalam suatu kota. MAN dapat mencakup perusahaan yang
memiliki kantor-kantor yang letaknya sangat berdekatan dan MAN mampu
menunjang data dan suara, bahkan bisa disambungkan dengan jaringan televisi
kabel. Jaringan ini memiliki jarak dengan radius 10-50 km. Didalam jaringan
MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur
paket data melalui kabel output. Jaringan MAN tampak seperti Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Jaringan MAN
2.5.2.3Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak
yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada
sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya
Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit dari satu komputer
ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching adalah sebuah komputer
khusus yang digunakan untuk menghubungkan dua buah kabel transmisi atau
lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, elemen switching
harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesan-pesan tersebut.
Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel
atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router seperti terlihat pada
Gambar 2.13. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan
melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung
melalui router lainnya. Ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke
router lainnya melalui router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas,
dan kemudian baru diteruskan [6].
Gambar 2.13 Jaringan WAN
2.5.3 Protokol TCP/IP
Internet adalah sekumpulan jaringan yang berkomunikasi yang
bentuk paket-paket dari sistem sumber ke tujuan pada jalur yang melibatkan
jaringan-jaringan multipel dan router.
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Kedua protokol tersebut digunakan untuk
menyatakan sekelompok protokol yang memiliki kaitan dengan TCP/IP seperti
User Datagram Protocol (UDP) dan Terminal Emulating Protocol (TELNET).
TCP/IP merupakan hasil riset dan pengembangan protokol pada percobaan
jaringan packet switched yang dilakukan oleh Defense Advanched Research
Project Agency (DARPA) dengan nama ARPANET pada tahun 1970. ARPANET
tersebut kemudian lebih umum disebut dengan nama TCP/IP.
Terdapat tiga faktor yang membesarkan pertumbuhan TCP/IP, antara lain:
1) Menjanjikan interoperabilitas
TCP/IP mempunyai protokol yang secara umum mendukung interoperabilitas
produk-produk yang dihasilkan vendor-vendor yang berbeda. Vendor-vendor
tersebut tidak hanya menggunakan TCP/IP, akan tetapi juga menggunakan jasa
layanan aplikasi.
2) Sangat menguntungkan dan komersialisasi internet.
Saat ini internet telah dikuasai oleh protokol dengan base TCP/IP beserta
layanan aplikasinya. Internet tumbuh sebagai media informasi Superhighway.
Berkembangnya keingintahuan masyarakat pengguna komputer secara umum
dalam menggunakan internet menjadikan protokol TCP/IP beserta layanannya
3) Pertumbuhan perkakas pengelolaan jaringan.
Manajemen protokol jaringan yang telah diimplementasikan secara luas
adalah SNMP (Simple Network Management Protocol) yang menggunakan
protokol TCP/IP. Beberapa produk vendor seperti hub, bridge, dan router telah
menjadi agen SNMP [7].
2.5.4 Model Referensi TCP/IP
Kemampuan untuk menghubungkan jaringan-jaringan komputer secara
bersama-sama tanpa melihat adanya perbedaan merupakan tujuan utama
rancangan. Arsitektur itu dikenal sebagai model referensi TCP/IP. Dinamakan
demikian berdasarkan nama dua protokol utamanya. Tujuan utama lainya dari
model referensi TCP/IP adalah mengusahakan agar jaringan-jaringan yang telah
ada mampu mempertahankan diri dari hilangnya perangkat keras subnet, dengan
percakapan yang ada tidak terputus. Model Referensi TCP/IP dapat dilihat pada
Gambar 2.14 berikut [8].
OSI TCP/IP
Gambar 2.14 Model Referensi TCP/IP
Model referensi TCP/IP memiliki 4 lapis yang terdiri dari:
i. Lapis aplikasi (Application Network)
Model TCP/IP tidak memiliki session layer dan presentation layer. Karena
lagi. Application Layer terdapat di puncak model TCP/IP. Lapis ini berisi
bermacam-macam protokol tingkat tinggi. Banyak jenis protokol yang telah
ditambahkan ke layer ini. Misalnya, Domain Name Service (DNS) untuk
memetakan nama-nama host ke alamat-alamat jaringannya, NNTP, yaitu protokol
yang digunakan untuk memindahkan artikel-artikel berita (newsgroup), dan
HTTP, protokol yang berguna untuk mengambil halaman (page) di World Wide
Web, dan banyak lagi protokol-protokol lainnya. ii. Lapis Transport (Transport Layer)
Lapis ini dirancang untuk memungkinkan peer entity pada host sumber dan
host tujuan untuk melakukan percakapan. Disini telah ditentukan dua buah
protokol end-to-end. Yang pertama, TCP (Transmission Control Protocol)
merupakan protokol yang berorientasi pada hubungan yang handal (reliable
connection-oriented protocol) yang mengizinkan sebuah aliran byte yang berasal
pada suatu mesin untuk dikirimkan tanpa error ke sebuah mesin yang ada di
internet. TCP memecah aliran byte data menjadi pesan-pesan diskret dan
meneruskannya ke internet layer. Protokol kedua adalah UDP (User Datagram
Protocol) yang merupakan protokol yang tidak handal (unreliable) dan tanpa
sambungan (connectionless) bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan
pengurutan TCP atau pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin
melayani dirinya sendiri.
iii. Lapis Internet (Internet Layer)
Tugas internet layer adalah untuk memungkinkan host mengirimkan paket ke
jaringan dan memungkinkan paket-paket itu berjalan sendiri-sendiri ke tempat
yang disebut Internet Protocol (IP). Tugas internet layer adalah untuk
mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan seharusnya.
iv. Lapis Host-to-Network
Dibawah lapis internet terdapat ruang kosong yang besar. Model referensi
TCP/IP tidak banyak menjelaskan tentang yang terjadi di layer ini. Model TCP/IP
hnya menyatakan bahwa host harus terhubung ke jaringan dengan menggunakan
protokol. Protokol ini tidak menentu dan berbeda dari satu host ke host dan juga
dari satu jaringan ke jaringan lainnya [8].
2.5.5 IP Address
IP Address terdiri dari 32 bit yang merupakan alamat yang dibuat untuk
merepresentasikan alamat internet layer, yang dalam pembagiannya dibagi atas 4
segmen terdiri dari 8 bit. Jika dipresentasikan dengan bilangan biner, maka variasi
address yang dapat digunakan oleh host dalam jaringan TCP/IP adalah kombinasi
dari 00000000. 00000000. 00000000. 00000000 sampai dengan address
11111111. 11111111. 11111111. 11111111. Dari variasi address tersebut, maka
secara teori TCP/IP mampu menghubungkan 232 atau empat milyar komputer
lebih dalam suatu jaringan. Setiap komputer pada jaringan TCP/IP harus memiliki
alamat IP yang berbeda.
Alamat IP yang masih banyak digunakan sekarang adalah IP versi 4.
Contohnya adalah sebagai berikut.
167.205.9.35
Dalam biner (bilangan basis 2), alamat IP ini bisa dinyatakan sebagai berikut :
167.205.9.35 = 10100111 11001101 00001001 00100011
167 205 9 35
167.205.22.123 = 10100111 11001101 00010110 01111011
167 205 22 123
Dari contoh tersebut jelas bahwa alamat IP terdiri dari 32 bit, yang dapat
dipisahkan lagi menjadi 4 bagian, masing-masing 8 bit. Perhitungan bit ke-0
hingga ke-31.
Sebuah alamat IP pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu
identitas jaringan (network ID) dan identitas komputer (host ID). Network ID
menyatakan identitas dari jaringan dimana komputer tersebut berada, sementara
host ID, menyatakan identitas komputer itu sendiri. Network ID tersebut menjadi
tolak ukur dalam pembagian kelas IP. Contoh IP address dapat dilihat pada Tabel
2.3 berikut.
Tabel 2.3 Contoh IP Address
Network ID Host ID
BAB III
PENGUKURAN KINERJA JARINGAN
3.1 Umum
Bagi kebanyakan pengguna, jaringan adalah suatu media sederhana yang
menghubungkan antara aplikasi pengguna (user) dan layanan (service) yang
biasanya berbasis pada server. Informasi antara pengguna dan layanan pada suatu
server dibawa oleh paket, yaitu berupa potongan pesan yang dialirkan melalui
jaringan internet. Salah satu fitur yang dimiliki oleh paket selain data yang
dikirimkan adalah alamat tujuan kemana paket ini akan dikirimkan. Suatu packet
stream yang mengalir diantara suatu host pengguna dengan server tujuan
dinamakan dengan flow dari trafik jaringan. Apabila kita ingin mengetahui
bagaimana internet atau jaringan bekerja dan bagaimana kinerjanya, maka kita
harus dapat mengukur aliran paket ini (traffic flow). Dengan menggunakan suatu
perangkat keras dan atau perangkat lunak serta dengan suatu teknik tertentu dapat
dilakukan pengukuran trafik jaringan untuk melihat perilaku dan kinerja jaringan.
3.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Jaringan
Ada beberapa tujuan dilakukannya pengukuran kinerja jaringan,
diantaranya adalah:
a) Service monitoring, monitor layanan diperlukan untuk meyakinkan bahwa
layanan yang diberikan jaringan dapat diterima dengan baik oleh pengguna
atau client.
b) Network planning, pengukuran jaringan memberikan informasi untuk
c) Cost and billing information, dengan pengukuran jaringan seorang
administrator penyedia layanan jaringan (internet) dapat memberikan
informasi tagihan kepada pelanggan berdasarkan jumlah trafik atau waktu
sesi yang digunakan.
d) Research, pengukuran trafik jaringan adalah suatu cara bagi para
administrator untuk memahami dan meneliti jaringannya untuk kemudian
dapat meningkatkan kinerja jaringannya.
e) Network troubleshooting, kadang-kadang kesalahan pada suatu bagian
jaringan (host, node, media, switch, dan router) dapat mengakibatkan tidak
beroperasinya keseluruhan jaringan. Sebagai contoh serangan virus yang
dapat mengakibatkan menurunnya kinerja jaringan.
f) Protocol debugging, pengukuran trafik jaringan menyediakan bantuan untuk
meyakinkan perilaku dan kinerja aplikasi dan protokol versi terbaru yang
diimplementasikan pada suatu jaringan.
g) Workload Characterization, informasi dari pengukuran trafik jaringan
memberikan informasi beban kerja yang terjadi pada suatu jaringan.
h) Performance Evaluation, pengukuran trafik jaringan memberikan informasi
bagaimana kinerja protokol dan aplikasi yang terdapat pada suatu jaringan
yang kemudian dapat dianalisa untuk dievaluasi.
3.3 Parameter Kinerja Jaringan
Didalam pengukuran ada sesuatu yang diukur. Parameter yang diukur
a) Delay, adalah waktu yang dibutuhkan oleh satu paket dari tempat sumber ke
tujuan. Sementara waktu dari sumber ke tujuan kembali lagi ke sumber
disebut dengan round trip time (RTT) delay.
b) Packet Loss, persentase paket yang tidak sampai ke tujuan di jaringan.
c) Kapasitas bandwidth, yaitu bandwidth maksimum secara teori dari suatu
elemen jaringan atau jalur ujung ke ujung.
d) Utilisasi bandwidth, jumlah total trafik yang menggunakan suatu hop atau
jalur.
e) Bandwidth tersedia, kapasitas bandwidth dikurangi dengan utilisasi pada
suatu interval waktu.
f) Bandwidth tercapai, throughput antara dua titik pada suatu kondisi tertentu,
seperti protokol transmisi (TCP atau UDP), perangkat keras dari host
(kecepatan prosesor, kecepatan bus atau kecepatan NIC), system operasi dan
lain-lain [9].
Dalam menentukan kinerja jaringan komunikasi data khususnya jaringan
internet, terdapat dua hal penting yaitu besarnya delay dan kecepatan dari suatu
paket data untuk melewati suatu jaringan, dan memadai atau tidaknya bandwidth
jaringan yang tersedia. Konfigurasi dari jaringan internet secara umum dapat
Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan Internet
3.3.1 Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupa
sebagai perbedaan antara kompone
renda
(transfer rate) yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain
dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik).
biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam
Bps (bytes per second).
Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam
jaringan, tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau batasan, tidak peduli
bagaimana cara mengirimkan informasi maupun media apa yang dipakai dalam
penghantaran informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika maupun batasan
kecepatan maksimal yang dapat dipakai, maupun perlakuan khusus terhadap
media yang dipakai. Batasan panjang medium dan kecepatan maksimum aliran
data dapat dilihat pada Tabel 3.1 [10].
Tabel 3.1 Batasan Panjang Medium dan Kecepatan Maksimum Aliran Data
Media Panjang
Maksimum
Kecepatan Maksimum
Kabel Coaxial 50 Ohm (Ethernet 10Base2, ThinNet)
200 m 10-100 Mbps
Kable Coaxial 75 Ohm (Ethernet 10Base5, ThickNet)
500 m 10-100 Mbps
UTP Kategori 5 (Ethernet 10BaseT, 100Base-TX)
100 m 10 Mbps
Multimode (62.5/125um) Serat Optik 100Base-FX
2 km 100 Mbps
Singlemode (10um core) Serat Optik 1000Base-LX
40 km 100-2400 Mbps
Wireless 100 m 2 Mbps
Infra Red (IrDA) 1 m 4 Mbps
Terdapat hubungan langsung antara kapasitas membawa informasi dari
suatu sinyal dengan bandwidthnya. Makin besar bandwidth, makin tinggi
kapasitas membawa informasi. Makin terbatas bandwidth, makin besar distorsi
dan makin besar potensi galat oleh penerima. Laju galat adalah laju kemunculan
galat, yaitu penerimaan 1 ketika 0 dipancarkan atau penerimaan 0 ketika 1
3.3.2 Throughput
Konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan
dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk itulah konsep throughput muncul.
Throughput merupakan besaran yang menunjukkan laju bit informasi data
sebenarnya dari laju bit pada suatu jaringan telekomunikasi. Throughput adalah
bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari
menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang melakukan download
suatu file. Sebagai contoh misalkan dengan hanya mempergunakan bandwidth 64
kbps sebagai patokan, seharusnya file yang berukuran 64 kb akan bisa didownload
dalam waktu satu detik, tetapi setelah diukur ternyata memerlukan waktu 4 detik.
Jadi jika ukuran file yang didownload adalah 64 kb, sedangkan waktu
downloadnya adalah 4 detik, maka bandwidth yang sebenarnya atau disebut
sebagai throughput adalah 64 kb / 4 detik = 16 kbps. Seperti telah dibahas di atas,
bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik.
Rumus dari bandwidth dapat dilihat pada Persamaan 3.1 dan Persamaan 3.2 [10]:
Bandwidth = bits
s
∑
(3.1)Throughput = Transfer size(byte) x 8 (bps) (3.2) Transfer time
Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama
dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang
sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan
internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran
tertentu. Formula pembanding throughput dengan bandwidth dapat dilihat pada
(3.3)
(3.4)
Throughput adalah ukuran dari kecepatan dimana data dapat dikirim
melewati jaringan dalam bit per detik (bps). Kemampuan throughput dalam
menopang hardware (perangkat keras) disebut dengan bandwidth. Pada
kenyataannya, istilah bandwidth kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari
throughput. Walaupun demikian, programmer dan user tidak peduli dengan
kemampuannya untuk menopang hardware, mereka tertarik pada kecepatan
dimana data dapat dikirimkan melewati jaringan. Secara khusus, pada sebagian
besar teknologi, setiap frame berisi sebuah header, yang mana berarti bahwa
throughput yang efektif (kecepatan dimana komputer dapat mengirim data) adalah
lebih kecil dari bandwidth hardware. Sekalipun demikian, bandwidth sering
digunakan mendekati throughput jaringan karena bandwidth memberikan bentuk
di bawah dari throughput. Ini tidak mungkin untuk user (pengguna) untuk
mengirimkan data lebih cepat dari kecepatan dimana hardware dapat
men-transfer bit.
Sering juga digunakan istilah ‘kecepatan’ sebagai sinonim dari
throughput. Sebagai contoh, “jaringan memiliki kecepatan 10 Mbit per detik”.
Meskipun pernyataan tersebut umum, tetapi dapat membingungkan karena delay
dan throughput adalah ide yang terpisah/tersendiri. Pada kenyataannya,
throughput adalah ukuran dari kapasitas, bukan kecepatan. Untuk dapat
memahami hubungannya, dimisalkan bahwa jaringan adalah sebuah jalan diantara
ukuran file waktu download typical =