Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS DETERMINAN PERMINTAAN MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP JASA PENGIRIMAN PAKET POS
PADA PT. POS INDONESIA (Persero) (STUDI KASUS : KANTOR POS BESAR MEDAN)
SKRIPSI
Diajukan oleh:
AISYAH NASUTION 050501052
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
PT. Pos Indonesia (Persero) is one of companies with widely known of existence by people as communication facilities provider and also service of goods delivery. Nowdays, with increasing people needs in services of goods delivery cause business competition are faced of companies so strong.
The aim of this research is to analyze the influence of income, service rate, tariff of post package delivery to demand service of post package delivery in PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
The data used in this reserch are primary data and secondary data. To calculate the coefficient of that data use double linear regression model with helping of computer program in E-views 5.1. From the result of the data processor R2 (coefficient determination) is 0,84 so that known that income, service rate, tariff of post package delivery have significant influence to demand service of post package delivery in PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PT. Pos Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan yang telah dikenal luas eksistensinya oleh masyarakat sebagai sarana komunikasi dan juga memberikan layanan pengiriman barang. Sekarang ini, dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pengiriman barang menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan semakin ketat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendapatan, tingkat pelayanan, dan tarif pengiriman paket pos terhadap permintaan jasa pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Untuk menghitung besarnya koefisien data tersebut menggunakan model persamaan regresi linier berganda dengan bantuan program computer E-views 5.1. Dari hasil pengolahan data R2(koefisien determinasi) sebesar 0,84 sehingga diketahui bahwa variabel pendapatan, tingkat pelayanan, dan tari pengiriman paket pos mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan jasa pengiriman paket pos.
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
dengan izin, rahmat dan karunia-Nya, penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam, semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga beliau, sahabat serta orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.
Penyusunan skripsi ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan penulis di PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dengan judul: “Analisis
Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan”, skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, PhD, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan masukan yang
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
5. Bapak Drs. HB. Tarmizi, SU, selaku Dosen Penguji I yang banyak memberikan
masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Affifuddin, M.Ec, selaku Dosen Penguji II yang
banyak memberikan masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan
skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MSi selaku Dosen Wali yang telah membimbing
penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi, Departemen Ekonomi
Pembangunan.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pendidikan, bimbingan serta ilmu
pengetahuan kepada penulis serta staff administrasi pada Fakultas Ekonomi,
khususnya untuk Departemen Ekonomi Pembangunan
9. Bapak Junaidi Abdillah, selaku supervisor SDM dan sarana pada PT. Pos
Indonesia (Persero) Medan yang telah memberikan izin riset dan bantuan
keterangan dalam pengumpulan data.
10. Bapak Wariono, selaku staff pegawai loket dalam memberikan bantuan
informasi dan seluruh staff pegawai PT. Pos Indonesia (Persero) Medan pada
umumnya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Sofyan Nasution dan Ibunda Poniyem
yang telah menyayangi, membesarkan, mendidik, dan membantu dalam segala hal
baik berupa curahan kasih sayang, doa dan semangat serta bantuan material
maupun spiritual.
12. Terima kasih penulis ucapkan kepada saudara-saudara penulis, Kak Wirdah,
Paisal dan Saddam yang telah memberikan perhatian, doa dan bantuannya. Tak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga besar dari kedua orangtua
penulis atas doa dan dukungan moril.
13. Teman seperjuangan sekaligus sahabat penulis antara lain Maya Adelina Srg,
Lampita Pasaribu, Lidya Salfalina yang telah banyak memberikan bantuan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Nazmi, Tiwi dan Winny yang telah memberikan dorongan dan nasehat serta
saran-sarannya kepada penulis.
14. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk teman-teman stambuk ‘05
terutama yang telah menemani dalam menjalani selama masa perkuliahan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada kakak-kakak senior stambuk ‘03 dan
stambuk ’04 atas bantuan informasinya.
15. Dan terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, sehingga
masih jauh dari kesempurnaan dan kepuasan para pembacanya. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan hal yang kurang berkenan di hati
pembaca. Penulis tidak menutup diri dan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Medan, Maret 2009
Penulis
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Hipotesis ... 7
1.4. Tujuan Penelitian ... 8
1.5. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Permintaan dalam Ilmu Ekonomi ... 9
2.1.1. Pengertian Permintaan ... 9
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 10
2.1.3. Fungsi Permintaan ... 12
2.1.4. Hukum Permintaan ... 13
2.1.5. Skedul dan Kurva Permintaan ……… 15
2.1.6. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan ... 17
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2.1.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Permintaan ... 25
2.4.2. Penyelenggaraan Pelayanan ... 34
2.4.3. Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 35
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3.8. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 46
3.8.1. Multikolinieritas ... 46
3.8.2. Heterokedastisitas ... 47
3.8.3. Uji Normalitas ... 48
3.8.4. Uji Linieritas ... 49
3.9. Defenisi Operasional ... 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 51
4.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 54
4.3. Kegiatan Usaha PT. Pos ... 60
4.4. Sistem dan Strategi Pelayanan yang Dijalankan Perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan ... 63
4.5. Strategi Pemasaran Jasa yang Diterapkan oleh Perusahaan ... 68
4.6. Perkembangan Usaha Jasa Pengiriman Paket Pos. ... 81
4.7. Krekteristik Responden ... 82
4.7.1. Tingkat Pendapatan Responden ... 82
4.7.2. Jenis Pekerjaan Responden ... 83
4.7.3. Tingkt Pelayanan yang Diperoleh Responden ... 84
4.7.4. Tingkat Usia Responden ... 85
4.8. Analisis Data ... 86
4.8.1. Interprestasi Model ... 86
4.8.2. Test of Godness of Fit ... 89
4.8.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 94
4.9. Uji Normlitas ... 96
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 98
5.2. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1. Skedul Permintaan Barang X 15
2.1. Permintaan Barang X 16
4.1. Tarif Paket Pos Biasa 72
4.2. Tarif Paket Pos Kilat Khusus (PPKH) 74
4.3. Perkembangan Jasa Pengiriman Paket Pos 81
4.4. Persentase Tingkat Pendapatan Responden 82
4.5. Persentase Jenis Pekerjaan Responden 83
4.6 Persentase Pelayanan yang Diperoleh Responden 84
4.7. Persentase Tingkat Usia Responden 85
4.8. Hasil Regresi Jumlah Permintaan Jasa Pengiriman Paket Pos 87
4.9. Hasil White Heterocedasticity Test 96
4.10. Hasil J-B Test 97
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Fungsi Permintaan 12
2.2. Kurva Permintaan 16
2.3. Perubahan Jumlah yang Diminta 18
2.4. Pergeseran Kurva Permintaan 19
4.1. Kurva Uji t-Statistik Pendapatan 90
4.2. Kurva Uji t-Statistik Tingkat Pelayanan 91
4.3. Kurva Uji t-Statistik Tarif Pengiriman Paket Pos 92
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data-Data Variabel Regresi
Lampiran 3 Hasil Regresi Linier
Lampiran 4 Uji Multikolinieritas
Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas (White Heteroskedasticity Test)
Lampiran 6 Uji Normalitas (Jarcue-Bera Test)
Lampiran 7 Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)
Lampiran 8 Data Responden Hasil Kuisioner
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan adalah untuk menjamin terwujudnya pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, seperti yang
telah ditegaskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1988 yang sesuai dengan
ketetapan Nomor II/MPR/1988. Hal ini berarti bahwa pembangunan tidak hanya
mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan ilmiah melainkan keseluruhan, keserasian
dan keseimbangan antara keduanya. Hasil pembangunan itu harus dapat dinikmati
dan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai perbaikan tingkat hidup
yang berkeadilan sosial dan yang menjadi tujuan pembangunan serta merupakan
cita-cita kemerdekaan.
Di dalam masyarakat maju yang dicita-citakan dimana sandang-pangan akan
tersedia dengan harga yang terjangkau, penyediaan sarana jasa komunikasi dan jasa
kurir atau jasa pengiriman yang memadai merupakan kebutuhan yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan masing-masing individu.
Perubahan struktur ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang
pada dua puluh lima tahun terakhir ini terlihat bahwa semakin maju ekonomi suatu
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
perubahan struktur ekonomi maupun pertumbuhannya. Keadaan tersebut telah banyak
merubah struktur ekonomi dan apabila dikehendaki jasa harus dikembangkan jauh
melebihi bidang yang lainnya guna memenuhi syarat untuk meningkatkan
pertumbuhan.
Memasuki era globalisasi ekonomi sekarang ini, organisasi usaha yang
bergerak dalam bidang jasa komunikasi dan jasa pengiriman diharapkan mampu
menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat, perkembangan teknologi yang
canggih, tuntutan mutu produk dan mutu pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu,
untuk menunjang kelancaran dan kelangsungan hidup suatu organisasi usaha atau
industri terutama yang berhubungan dengan masyarakat, untuk mendorong dan
menunjang terlaksananya pembangunan nasional, maka tidak terlepas dari adanya
fasilitas jasa komunikasi dan jasa pengiriman.
Sebagai sarana pembangunan yang paling dominan, maka sesuai
kebijaksanaan umum pemerintah Orde Baru, pembangunan sektor komunikasi dan
usaha jasa pengiriman termasuk salah satu yang diprioritaskan, karena disadari bahwa
tanpa pembangunan industri jasa komunikasi dan jasa pengiriman yang mampu
mendukung berbagai tuntutan dan tantangan, maka semua program pembangunan
ekonomi yang telah direncanakan itu tidak dapat diharapkan akan berjalan dengan
lancar.
Jumlah penduduk Indonesia dan wilayah Indonesia yang luas merupakan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
pengirimannya. Dewasa ini rasanya memang tidak dapat dibayangkan bagaimana
suatu kegiatan ekonomi tanpa dukungan sarana jasa pengiriman dan telekomunikasi
yang memadai.
Di Indonesia PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dimana menurut PP No. 24/1984 tentang Perum Pos dan Giro
sifat usaha BUMN ini adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan
sekaligus untuk memupuk keutuhan berdasarkan prinsip pengelola perusahaan.
Maksud perusahaan adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa jasa yang
bermutu dan memadai bagi pemenuhan hidup orang banyak serta ikut aktif
melaksanakan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan pada umumnya.
Demikian juga halnya PT. Pos Indonesia (Persero) Medan yang merupakan
salah satu perusahaan yang keberadaannya telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai
penyedia sarana komunikasi dan juga memberikan layanan pengiriman
barang/dokumen yang dikenal dengan paket pos. Jasa pengiriman paket pos yang
dimiliki oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Medan merupakan jasa yang disediakan
khusus untuk barang/dokumen dengan tarif yang sangat efisien, baik untuk
berhubungan domestik maupun internasional.
Banyaknya produk jasa pengiriman barang/dokumen pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Medan sehingga dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai paket
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
domestik cepat (kilat khusus) karena merupakan jasa yang melayani
konsumen/pelanggan dalam mengirimkan barang. Kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan persaingan
di bidang usaha ini. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan pengiriman barang/dokumen menyebabkan persaingan bisnis yang
dihadapi perusahaan saat ini sangat ketat, yaitu dengan munculnya pihak-pihak
swasta yang berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat
yang sesuai dengan harapan mereka, misalnya adanya kemudahan dalam pengiriman
barang/dokumen, jangka waktu tempuh pengiriman yang lebih cepat, keramahan dan
kesopanan karyawan dalam melayani konsumen/pelayanan dan lain-lain.
Persaingan bisnis dalam bidang jasa kurir (pengiriman) terus berkembang
selaras dengan permintaannya yang terus meningkat. Mulai dari perusahaan produksi
kecil nasional sampai perusahaan manufaktur luar negeri memanfaatkannya untuk
mengirimkan produknya sampai ke tujuan dengan cepat, aman dan terjaga
kualitasnya. Diantara banyaknya pelaku bisnis tersebut, ada beberapa perusahaan jasa
perposan untuk pengiriman dokumen dan paket, baik yang berskala domestik maupun
internasional, seperti PT CV Titipan Kilat yang yang cukup komprehensif di
Indonesia sejak tahun 1970-an. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang berskala
internasional diantaranya adalah PT Birotika Semesta bekerjasama dengan
perusahaan jasa kurir internasional DHL World Wide Express dari USA, kemudian
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dan PT Skypak Internasional bekerjasama dengan TNT Express Worldwide dari
Australia. Selain itu, terdapat perusahaan jasa kurir dalam negeri yang kemudian
mengembangkan usahanya untuk jasa pengiriman ke luar negeri dengan membuat
jaringan sendiri di beberapa negara yaitu PT Elteha Internasional. Selanjutnya pada
decade 1990-an muncul beberapa perusahaan jasa pengiriman ekspres internasional
diantaranya PT Cardig Citra Primajasa (PT CCP) yang bekerjasama dengan United
Parcel Services (UPS), kemudian PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (TIKI JNE), PT
Inter Pacific Citra (Airbone Express), dan beberapa perusahaan lainnya yang sebagian
besar hanya melayani pengiriman dalam kota dan domestik. (Sumber:
www.kppu.go.id)
Secara umum perkembangan bisnis jasa pos dan kurir di Indonesia tergolong
cukup pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pelaku dalam bisnis ini. ASPERINDO
dalam hal ini menyebutkan bahwa jumlah perusahaan yang bergerak di bidang
layanan jasa pos dan19 kurir di Indonesia hingga saat ini mencapai ribuan
perusahaan. Dari ribuan perusahaan tersebut, yang beroperasi dan terdaftar secara
resmi di asosiasi hanya sekitar 100 perusahaan.
Untuk layanan paket pos (logistik) dalam negeri, pada tahun 2004 lalu tercatat
sebanyak 5,3 juta unit, sedangkan tahun 2005 menjadi 6,4 juta unit atau naik 20,17%.
Demikian juga layanan paket pos luar negeri naik dari 13 ribu unit menjadi 15 ribu
unit pada tahun 2005. Jasa kurir untuk pelayanan pengiriman ke luar negeri telah
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
pemerintah yaitu PT Pos Indonesia saja, melainkan juga oleh perusahaan swasta yang
memiliki jaringan agen di luar negeri. Selama tahun 2001-2005 laju pertumbuhan
pengiriman paket/pos dan dokumen ke luar negeri rata-rata mencapai 1,9% per
tahunnya. Rendahnya laju pertumbuhan pengiriman paket/pos ke luar negeri tersebut
terutama karena adanya penurunan yang cukup tajam di tahun 2003. Penurunan
pengiriman paket/pos tersebut masih berlanjut di tahun 2004. Sedangkan tahun 2005
terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 27% atau sebesar 588 ton.
(Sumber:Statistik Perhubungan Tahun 2005).
Sementara itu, data perkembangan jumlah pengiriman paket pos yaitu paket
pos biasa, kilat khusus, perlakuan khusus, biasa luar negeri, cepat luar negeri yang
diperoleh dari PT. Pos Indonesia (Persero) Medan untuk tahun 2007 sebanyak 26.370
unit dengan jumlah berat paket pos sebesar 213.033 kg. Sedangkan jumlah
pengiriman paket pos hingga bulan Oktober 2008 tercatat sebanyak 25.566 unit
dengan jumlah berat paket pos sebesar 245.207 kg.
Semakin banyaknya perkembangan jasa di bidang pelayanan kurir
(pengiriman) dari pihak-pihak swasta mengakibatkan adanya persaingan yang ketat
dalam bidang usaha jasa kurir (pengiriman). Berdasarkan pengamatan penulis, di
Kota Medan telah banyak berkembang usaha jasa kurir sehingga bukan hanya PT.
Pos Indonesia (Persero) saja yang memonopoli penyediaan layanan jasa pengiriman.
Hal ini menyebabkan masyarakat/konsumen memiliki banyak pilihan untuk
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi yang
berjudul: “Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap
Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus:
Kantor Pos Besar Medan)”. Dimana jasa pelayanan pengiriman paket pos ini telah
dikenal luas oleh masyarakat dan tarif pengirimannya lebih terjangkau dibanding
dengan jasa kurir pengiriman lainnya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang pemilihan
judul di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap permintaan jasa pengiriman paket pos
pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan?
2. Bagaimana pengaruh tingkat pelayanan terhadap permintaan jasa pengiriman
paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan?
3. Bagaimana pengaruh tarif pengiriman paket pos terhadap permintaan jasa
pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan?
1.3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas,
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan jasa pengiriman paket
pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
2. Tingkat pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan jasa
pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
3. Tarif pengiriman paket pos memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan jasa
pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap permintaan jasa
pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pelayanan terhadap
permintaan jasa pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tarif pengiriman paket pos terhadap
permintaan jasa pengiriman paket pos pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2. Sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan
yang ingin melakukan penelitian selanjutnya dengan tema yang sama.
3. Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang
sudah ada menyangkut topik yang sama.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi yang terkait dalam memproyeksi
kebijakan untuk mengembangkan dan memajukan PT. Pos Indonesia (Persero)
Medan.
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Permintaan dalam Ilmu Ekonomi
2.1.1. Pengertian Permintaan
Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tak terbatas
sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas, jadi tidak semua kebutuhan
akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat
mengkonsumsikan barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu yang dimaksudkan
dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan
mengkonsumsikan barang dan jasa.
Permintaan akan suatu barang/jasa timbul dari keinginan. Hal ini
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dengan yang lainnya. Permintaan bukanlah keinginan, sebagaimana keinginan bukan
permintaan. Namun tidak dapat diingkari bahwa keduanya itu berhubungan.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat
dibuat grafik dan permintaan.
Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta
konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli
adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga
relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya. (Noor Aziz, 2003: 23)
Pengertian permintaan juga dapat diartikan berbagai jumlah (kuantitas) suatu
barang dimana konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harga barang.
(Soeharno, 2007: 13)
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Menurut Pratama Rahardja, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
antara lain sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait
3. Tingkat pendapatan perkapita
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
5. Jumlah Penduduk
6. Perkiraan harga di masa mendatang
7. Distribusi pendapatan
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. (Pratama Rahardja: 2006)
Sedangkan menurut Sadono Sukirno, permintaan seseorang atau suatu
masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Dimana
faktor-faktor yang terpenting adalah dinyatakan sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. (Sadono Sukirno, 2002: 76)
Adalah sangat sukar untuk secara sekaligus menganalisis pengaruh berbagai
faktor tersebut terhadap permintaan sesuatu barang. Oleh sebab itu, dalam
membicarakan teori permintaan, ahli ekonomi membuat analisis yang lebih
sederhana. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang
terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu dalam teori permintaan
yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa “faktor-faktor lain tidak
mengalami perubahan” atau ceteris paribus. Tetapi dengan asumsi yang dinyatakan
ini tidaklah berarti bahwa kita dapat mengabaikan faktor-faktor yang dianggap tetap
tersebut. Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan dan tingkat harga
maka kita selanjutnya boleh mengasumsikan bahwa harga adalah tetap dan kemudian
menganalisis bagaimana permintaan suatu barang dipengaruhi oleh berbagai faktor
lainnya. Dengan demikian dapatlah diketahui bagaimana permintaan terhadap suatu
barang akan berubah apabila cita rasa atau pendapatan atau harga barang-barang lain
mengalami perubahan pula. (Sadono Sukirno, 2005: 76)
2.1.3. Fungsi Permintaan
Permintaan adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Artinya dalam berbagai tingkat
harga terdapat sejumlah barang yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga
dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan, yaitu
kurva yang menunjukkan tempat titik-titik yang menggambarkan pembelian pada
harga tertentu dengan anggapan ceteris paribus (hal-hal lain dianggap tetap). Hal ini
disajikan dalam gambar 2.1.
D
Miringnya slope kurva
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Q
Gambar 2.1. Fungsi Permintaan
Gambar 2.1. memperlihatkan bahwa kurva permintaan berbentuk garis lurus
yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Miringnya kurva permintaan tersebut
menunjukkan adanya hukum permintaan, dan lurusnya kurva permintaan
menunjukkan adanya anggapan bahwa yang berpengaruh terhadap jumlah barang
yang diminta hanyalah tingkat harga, sedangkan hal-hal lain dianggap tetap (ceteris
paribus).
Sebenarnya permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya
dipengaruhi oleh harga dari barang itus sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh
pendapatan konsumen, harga barang lain, selera, dan lain sebagainya. Secara
matematis hal itu dapat dirumuskan dalam formula sebagai berikut :
Dx = f (Px, Y, Py, T, u)
Keterangan: Dx = Jumlah barang yang diminta
Px = Harga barang itu sendiri
Y = Pendapatan konsumen
Py = Harga barang lain
T = Selera
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Apabila terjadi perubahan faktor yng mempengaruhi permintaan selain harga,
maka akan terjadi perubahan permintaan. Perubahan permintaan akan digambarkan
dengan pergeseran kurva permintaan ke atas atau ke bawah. (Joerson dan Fathorrozi,
2003: 13).
2.1.4. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah pertalian harga dan permintaan yang berbanding
terbalik (negatif) menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka
permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik.
Penyebab utama berlakunya nhukum permintaan ini karena terbatasnya
pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala bagi
konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih banyak..
2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti. (Joerson
dan Fathorrozi, 2003: 13).
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu
barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan
suatu hipotesis yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang maka makin
banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Sifat hubungan jumlah permintaan dan tingkat harga seperti itu disebabkan
karena; yang pertama adanya kenaikan harga yang menyebabkan para pembeli
mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang
mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi
pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian
terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot
tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai
jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga. (Sadono Sukirno,
2005: 76)
2.1.5. Skedul dan Kurva Permintaan
Hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta konsumen dapat
dinyatakan dalam skedul permintaan. Misalnya diketahui skedul permintaan terhadap
barang X per unit waktu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Skedul permintaan barang x
TITIK Harga per unit X Rp. 1.000,-
Jumlah permintaan (Unit)
A 10 0
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
C 8 20
D 7 30
E 6 40
F 5 50
G 4 60
H 3 70
I 2 80
J 1 90
K 0 100
Skedul di atas menunjukkan kuantitas (jumlah) barang X yang diminta
konsumen pada berbagai tingkat harga barang per unit waktu. Pada harga yang
rendah, jumlah permintaan konsumen tinggi, dan sebaliknya pada tingkat harga yang
tinggi, konsumen cenderung mengurangi permintaannya. Jadi pada titik A sampai
dengan K menunjukkan jumlah maksimum barang yang diminta konsumen pada
berbgai tingkat harga. Bandingkan tabel di atas yang menunjukkan hubungan antara P
(harga) dan Q (jumlah barang X) pada titik A, B, C, dan seterusnya sampai pada titik
K. (Noor Aziz, 2003: 24)
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga
(P) dengan jumlah yang diminta (Qd). hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.2. Permintaan barang X
P 10 12 14 16 18
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kalau harga (Pq) semakin tinggi maka
jumlah yang diminta (Qd) semakin rendah atau semakin sedikit. Hubungan yang
demikian ini disebut hubungan yang negatif. Kalau variabel yang satu naik maka
variabel yang lain akan turun. Kalau tabel di atas digambarkan sebagai grafik maka
diperoleh kurva permintaan sebagai berikut:
P
Gambar 2.2 Kurva Permintaan
Arah kurva permintaan turun ke arah kanan, yang berarti arah atau lerengnya
adalah negatif. Sebagai akibat adanya hubungan yang berkebalikan anatara P dan Qd.
Dengan memperhatikan kurva permintaan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian atau definisi permintaan suatu barang adalah berbagai kuantitas barang
dimana konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harganya. Jadi kalau
harganya 10 maka jumlah yang diminta 50 unit, dan kalau harganya 12 maka jumlah
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2.1.6. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
Perubahan Jumlah yang Diminta
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa permintaan suatu barang
bukan hanya dipengaruhi oleh harga barang tersebut, melainkan juga dipengaruhi
oleh pendapatan konsumen, selera, harga barang lain, harapan akan harga di masa
yang akan datang, dan masih banyak faktor lainnya yang dapat diidentifikasikan
sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan.
Adanya asumsi ceteris paribus, yaitu faktor lain selain harga dianggap tetap,
maka sepanjang fungsi permintaan individu akan dapat dijumpai adanya perubahan
jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan harga. Dengan kata lain, dalam suatu
kurva yang sama akan terdapat gerakan dari suatu tempat/titik ke tempat/titik lainnya,
apabila suatu harga barang mengalami perubahan. Hal ini lebih dikenal dengan
perubahan jumlah yang diminta.
P
C
B
A
P3
P1
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Q3 Q1 Q2 Q Gambar 2.3. Perubahan Jumlah yang Diminta
Gambar 2.4. menunjukkan adanya perubahan jumlah yang diminta sebagai
akibat perubahan harga. Akibat harga mengalami penurunan dari P1 ke P2,
menimbulkan akibat jumlah yang dimnta naik dari Q1 ke Q2. Jadi, perubahan jumlah
yang diminta terjadi pada sepanjang kurva permintaan.
Perubahan Permintaan
Apabila faktor lain, selain harga, mengalami perubahan maka fungsi
permintaan akan ikut berubah pula. Misalkan selera konsumen meningkat terhadap
suatu barang maka fungsi permintaan akan bergeser ke kanan (atas), begitu pula
sebaliknya bila selera konsumen berkurang maka fungsi permintaan bergeser ke kiri
(bawah). Selain disebabkan oleh selera, pandapatan juga dapat mempengaruhi
perubahan permintaan. Apabila pendapatan konsumen meningkat maka fungsi
permintaan akan bergeser ke kanan, dan sebaliknya, bila pendapatan berkurang maka
fungsi permintaan akan bergeser ke kiri.
Dengan demikian, perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua
pengertian :
1. Gerakan sepanjang kurva permintaan, yaitu perubahan permintaan barang
disebabkan oleh perubahan harga. Pada saat harga barang turun jumlah barang
yang diminta meningkat. Gambar di bawah ini memperlihatkan adanya perubahan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
P
P0
D2D2
Q2 Q0 Q3 Q
Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Permintaan
2. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan akan menggeser ke kiri atau ke kanan karena disebabkan
perubahan oleghfaktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan selain harga.,
mislanya pendapatan. Pada gambar 2.5 terlihat kurva DD bergeser ke menjadi D1
D1. Hal itu bisa disebabkan oleh kenaikan pendapatan konsumen, sedangkan
pergeseran kurva permintaan dari DD menadi D2 D2 bisa disebabkan oleh
berkurangnya pendapatan konsumen. Pergeseran DD menjadi D1 D1
menunjukkan pertambahan permintaan sedangkan pergeseran DD menjaadi D2 D2
menunjukkan berkurangnya permintaan pada tingkat harga yang sama.
Perubahan permintaan terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan
pendapatan konsumen dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis barang. Dalam
kaitan ini terdapat empat jenis barang yang dapat diuraikan: yaitu: DD
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Barang Inferior
Adalah jenis barang yang mempunyai kualitas lebih rendah dari barang normal,
termasuk di dalamnya bentuk barang tiruan. Jadi, suatu barang menjadi inferior
bila terdapat pembandingnya. Barang ini mempunyai ciri khas, semakin tinggi
tingkat pendapatan konsumen, semakin sedikit prmintaan terhadap barang ini,
konsumen beralih pada barang yang lebih baik.
2. Barang Normal
Yaitu jenis barang yang mempunyai ciri khas mengalami kenaikan permintaan
sebagai akibat adanya kenaikan pendapatan konsumen, contoh konkritnya adalah
kendaraan, pakaian, dan lain sebagainya.
3. Barang Esensial
Yaitu barang kebutuhan pokok atau barang yang sangat penting artinya dalam
kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, peningkatan pendapatan tidak
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah permintaannya, selama dalam asumsi
untuk kebutuhan sehari-hari, seperti permintaan terhadap beras, gula, dan lin
sebagainya.
4. Barang Mewah
Adalah barang yang dibeli oleh konsumen setelah kebutuhan pokonya terpenuhi.
Ciri khas dari barang ini adalah bahwa persentase peningkatan permintaannya
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
berlian, mobil mewah, dan lain sebagainya. (Joerson dan Fathorrozi, 2003:
15-16).
2.1.7. Elastisitas Permintaan
Umumnya faktor yang sering dianalisis sebagai faktor yang mempengaruhi
jumlah yang diminta adalah harga barang itu sendiri, pendapatan konsumen, dan
harga barang lain. Semua itu dapat formulasinya sebagai berikut:
Qx = f(Px, I, Py)
Berkaitan dengan uaraian di atas, maka elastisitas permintaan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu elastisitas permintaan (harga), elastisitas pendapatan, dan
elastisitas harga silang.
a. Elastisitas Harga (Price Elasticity)
Menjelaskan perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan harga.
hal itu dapat disusun rumusnya sebagai berikut:
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta Ep =
Persentase perubahan harga
=
= ( Q/ P) . P/Q
Keterangan : Q = Jumlah Permintaan
P = Harga P P
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Elastisitas harga ini mempunyai nilai negatif. Hal ini menjelaskan kenaikan
harga akan menciptakan penurunan jumlah yang diminta, sebaliknya penurunan harga
akan menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta.
b. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Menjelaskan perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan
perndapatan. Atau Elastisitas pendapatan (Ei) adalah mengukur berapa persen
permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu
persen.
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta EI =
Persentase perubahan pendapatan
=
= ( Q/ I) . I/Q
Keterangan: Q = Jumlah permintaan
I = Pendapatan
Nilai elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis suatu barang.
Pada umumnya hubungan antara jenis barang dengan nilai elastisitas pendapatan
dapat diungkapkan sebagai berikut:
1. Barang normal : E1 = positif
I I
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Hal ini berarti bahwa pendapatan dan jumlah barang normal yang diminta
berbanding langsung, artinya kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan
jumlah barang akan menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta.
2. Barang Inferior : E1 = positif
Hal ini berarti bahwa pendapatan dan jumlah barang inferior yang diminta
berbanding terbalik, artinya kenaikan pendapatan akan menyebabkan penurunan
jumlah barang yang diminta.
3. Barang Kebutuhan Pokok: 0<E1<1
Artinya pendapatan dan jumlah barang kebutuhan pokok yang diminta
berbanding langsung, tetapi perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan
permintaan terhadap barang tersebut sebesar perubahan pendapatannya.
1. Barang mewah: E1>1
Artinya perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah yang
diminta, tetapi dalam hal ini perubahan permintaan lebih besar dari perubahan
pendapatannya itu sendiri.
c. Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)
Menjelaskan perubahan jumlah suatu barang yang diminta sebagai akibat
perubahan harga barang lain. Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen
permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta barang X Ep =
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
= ( Qx/ Py) . Py/Qx
Keterangan:
Qx = Jumlah barang X yang diminta
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
Px = Harga barang X
Py = Harga barang Y
Nilai elastisitas harga silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara suatu barang dengan barang lainnya. Pada umumnya hubungan antar barang
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Barang komplementer (saling melengkapi)
2. Barang substitusi (saling mengerti)
3. Barang netral, yaitu tidak memiliki kaitan satu sama lainnya.
Hubungan antara barang substitusi, komplementer, dan barang netral di atas
dengan elastisitas harga silang sebagai berikut:
1. Barang komplementer : Es< 0
Hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang X akan menyebabkan penurunan
kuantitas barang Y yang diminta.
2. Barang Substitusi : Es > 0
Hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang X akan menyebabkan kenaikan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2.1.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Banyaknya Barang Pengganti yang Tersedia
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti
permintaannya cenderung bersifat elastis yaitu perubahan harga yang kecil saja akan
menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Sebaliknya, permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat
tidak elastis. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa makin banyak jenis
barang pengganti atas suatu barang, makin elastis sifat permintaannya.
2. Presentasi Pendapatan yang Dibelanjakan
Makin besar bahagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu
barang makin elastis permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang dengan
harga murah sifat permintaannya tidak elastis karena perubahan harga tidak akan
banyak mempengaruhi permintaannya terhadap barang tersebut. Sebaliknya barang
yang lebih mahal sifat permintaannya elastis karena perubahan harga sedikit saja akan
mempengaruhi orang untuk memilih barang lain dengan merek yang sama dan harga
yang lebih murah.
3. Jangka Waktu Analisis
Makin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis makin elastis sifat
permintaan sesuatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat
tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dalam
jangka panjang pembeli dapat mencari barang pengganti atas sesuatu barang yang
mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan atas barang
tersebut. Oleh karena itu, dalam jangka panjang permintaan sesuatu barang bersifat
elastis. (Sadono Sukirno, 2005: 112)
2.2 Jasa
2.2.1. Pengerian Jasa
Dalam
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak
menghasilkan transfer
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian jasa, antara
lain, menurut :
Phillip Kotler : Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh
salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat
pada suatu produk fisik.
Adrian Payne: Jasa adalah aktivitas
(nilai atau rnanfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah
interaksi denga
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan
produk fisik.
J. Supranto: Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat
hilang, lebih dirasakan daripada dimiliki serta pemakai jasa lebih dapat berpartisipasi
aktif dalam proses mngkonsumsi jasa.
“Jasa adalah barang yang tidak ketara (Intangible Product) yang dibeli dan
dijula di pasar melalui suatu transaksi pertukaran saling memuaskan”. (Swastha dan
Irawan, 1990: 166).
Jasa pada dasarnya merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak nyata yang
memberikan keinginan, kepuasan yang tidak perlu melekat pada penjualan daripada
produk atau jasa lainnya. (William J Stanton, 1991: 529 )
Jadi perusahaan jasa yang berhasil memfokuskan perhatiannya pada karyawan
dan pelanggan mereka memahami rantai pelayanan laba, yang menghubungkan laba
perusahaan jasa dengan kepuasan karyawan dan pelanggan.
Rantai ini terdiri dari lima rantai:
a. Layanan yang sehat mendatangkan laba dan pertumbuhan yang baik
b. Pelanggan yang puas dan loyal
c. Karyawan jasa yang puas dan produktif
d. Nilai pelayanan lebih besar
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2.2.2. Karakteristik Jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki
membedakannya dari barang atau produk –produk manufaktur. Empat karakteristik
yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang pada umumnya
adalah:
1. Tidak berwujud (intangible)
Jasa bersifat
dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.
2. Heteregonitas (heterogenity)
Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa
itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun
dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan
dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai
interaksi tersebut.
3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan
partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di
tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil
bagian dalam proses produksi tersebut.
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan,
dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada
ia membeli jasa. (Payne, 2001: 9)
2.2.3. Klasifikasi Jasa
Jasa dapat diklasifikasikan atas 4 yaitu:
a. Jasa dapat diarahkan kepada badan manusia, jasa yang diberikan merupakan
tindakan nyata yang diarahkan konsumen. Tindakan ini dapat diarahkan kepada
badan manusia, seperti: perawatan kesehatan, transportasi penumpang, salon
kecantikan, klinik olahraga, restoran, pemotongan rambut, dan lan-lain.
b. Jasa ditujukan kepada barang dan kepemilikan fisik yang lain. Tindakan nyata
yang diarahkan kepada barang atau sesuatu yang dimiliki konsumen, seperti:
pengantaran (pengiriman), penjagaan (gudang, rumah, laundry dan dry cleaning,
pertamanan, dan lain-lain.
c. Jasa diarahkan kepada mental manusia. Tindakan tidak nyata yang diarahkan
kepada intelektualitas konsumen, seperti: pendidikan, penyiaran, jasa, informasi,
teater, dan lain-lain.
d. Jasa diarahkan kepada intangible. Tindakan tidak nyata yang dilakukan terhadap
asset intangible konsumen, seperti: asuransi, investasi di bank, jasa hukum, dan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2.2.4. Macam-Macam Jasa
Berkaitan dengan macam jasa, Aubrey Wilson dalam buku Pemasaran Jasa
mengutip pendapat dari Green Field, membedakan jasa dalam dua kelompok, yaitu:
1. Jasa untuk konsumen
Sebagai jasa yang dimanfaatkan oleh rumah tangga dan pribadi sesuai dengan
kemampuan rumah tangga. Jasa untuk konsumen digambarkan sebagai pengeluaran
oleh orang perorang dan bukan organisasi, yang tidak mengakibatkan adanya
kepemilikan barang. Antara lain menyangkut perawatan pribadi, kesejahteraan
(asuransi perumahan), hiburan dan transportasi.
2. Jasa Produsen
Sebagai jasa yang dimanfaatkan oleh organisasi industri atau lembaga. Jasa
untuk produsen dapat dikategorikan menjadi:
1. Jasa peralatan yaitu semua pelayanan jasa yang ada kaitannya dengan
instalasi, penyelenggaraan perawatan dan perbaikan pabrik, alat pelengkap
dan alat operasi, berkas dan perabotan.
2. Jasa pemberian kemudahan yaitu semua pelayanan jasa untuk menyediakan
sarana operasi dan organisasi yang produktif termasuk pengadaan uang,
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3. Jasa berupa nasehat dan konsultasi yaitu semua pelayanan jasa yang
menyampaikan keahlian dan kecakapan khusus maupun umum termasuk
penasehat , penggunaan dan pencarian sumber-sumber daya, riset, pendidikan,
organisasi dan pemasaran. (1982: 20)
2.3. Pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, istilah pendapatan mengandung arti yaitu hasil dari
pekerjaan seseorang yang dikeluarkannya untuk mengkonsumsi suatu barang dan jasa
dan selebihnya ditabung dan bentuk singkatnya yaitu:
Dimana Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Tabungan
Pengertian pendapatan dari penerimaan menurut Biro Pusat Satatistik
dibedakan dalam :
1. Pendapatan faktor yang didistribusikan, yang dibagi menurut sumbernya menjadi:
• Penghasilan gaji dan upah
• Penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2. Transfer yang bersifat redistributif, terutama terjadi dari transfer pendapatan yang
tidak mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penyerahan barang,
jasa atau harta milik.
Hans Dieter Evers (1996: 88) merinci pendapatan terdiri atas:
1. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari:
• Dari usaha sendiri meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atau
penjulan dari kerajinan rumah.
• Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari harta milik tanah.
• Keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial
2. Pendapatan berupa barang, yaitu pendapatan berupa
• Pendapatan pemabayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam batas
pengorbanan, transportasi, dan pemukiman.
• Barang yang diproduksi di rumah atau sewa yang seharusnya dikeluarkan
terhadap rumah sendiri yang ditempati.
• Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan, penjualan
barang-barang, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah,
warisan atau menang judi.
Pendapatan masyarakat adalah hal penjualan dari faktor-faktor produksi yang
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga uang
berlaku di faktor-faktor produksi.
Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang
dilakukannya, jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan,
mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu
memberikan pendapatan yang lebih besar.
2.4. Pelayanan
2.4.1. Pengertian Pelayanan
Ada beberapa pengertian tentang pelayanan, antara lain: Pelayanan
merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu
proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsungsecara rutin dan berkesinambungan
yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (Munir, 2000: 17). Yang
dimaksud pelayan umum adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain yang
ditujukan guna memenuhi kepentingan orang banyak.
Menurut Ahmad Batinggi (1999: 12) Pelayanan Umum dapat diartikan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
hal-hal yang diperlukan masyarakat/khalayak umum. Dengan demikian, pelayanan
yang baik dan berkualitasadalah pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak
mengandung kesalahan, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
Masih banyak pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh beberapa pakar,
diantaranya Fandi Ciptono dan lain-lainnya. Pada prinsipnya dapat disimpulkan
bahwa pelayanan yang baik yang dilakukan oleh suatu organisasi baik pemerintah
maupun swasta termasuk bidang ketata usahaan harus memuat beberapa aspek, antara
lain :
1. Keterbukaan, yaitu adanya informasi pelayanan yang berupa loket informasi yang
dimilikinya dan terpampang dengan jelas;
2. Kesederhanaan yaitu mencakup prosedur palayanan dan persyaratan pelayanan;
3. Kepastian yaitu menyangkut informasi waktu, biaya dan petugas pelayanan yang
jelas;
4. Keadilan yaitu memberi perhatian yang sama terhadap pelanggan tanpa adanya
diskriminasi yang dapat dilihat dari materi atau kedekatan seseorang;
5. Keamanan dan kenyamanan hasil produk pelayanan memenuhi kualitas teknis dan
dilengkapi dengan jaminan purna pelayanan secara administrasi;
6. Perilaku petugas pelayanan menyenangkan pelanggan, yaitu harus tanggap dan
peduli dalam memberikan pelayanan dengan tidak mempersulit pelanggan untuk
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Sedangkan pengertian dari pelayanan publik atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun
oleh
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Sumber: www.wikipedia.com)
2.4.2 Penyelenggaraan Pelayanan
Dalam penyelenggaraan pelayanan maka berdasarkan organisasi yang
menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh
swasta.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi :
• Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor
• Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak
harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.
(Sumber: www.wikipedia.com)
2.4.3. Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Ada lima
penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:
1.
perubahan yang diminta oleh pengguna.
2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka
akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih
baik.
3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan
yang ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.
4.
transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009 2.5. Harga
2.5.1. Pengertian Harga
Harga adalah satu-satunya unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan
penjualan. Unsur lainnya jelas mengakibatkan keluarnya biaya. Kalau seorang ingin
membeli sesuatu barang atau jasa, maka orang tersebut harus mengeluarkan sejumlah
yang tertentu sebagai pengganti barang atau jasa.
“ Harga jasa merupakan penetapan yang penting karena terkait dengan revenue,
citra, distribusi dan lain-lain”. (Lupiyoadi, 2001: 86)
Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya. Harga sesuatu produk
merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk
yang dibelinya. Ada beberapa sebutan untuk harga suatu barang atau jasa:
- Harga pejabat eksekutif disebut gaji (salary)
- Harga juru jual disebut komisi (commission)
- Harga pekerja disebut upah (wage)
- Harga kursus/kuliah disebut juga uang kuliah (tuition fee)
- Harga perusahaan umum disebut rekening (bill)
- Harga pelayanan dokter disebut tarif (fee)
- Harga pinjaman uang disebut bunga (interest)
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Jadi sebutan harga dapat berbentuk gaji, upah, tarif, uang sewa, bunga, honorium,
komisi pajak, rekening, dan sebagainya. (Indriyo Gitosudarmo, 2000: 228)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix
(4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga
adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam
satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena
harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun,
namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh
organisasi perusahaan. (www.sinarharapan.co.id)
2.5.2. Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang
untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya