Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Pengiriman Barang di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh
Disusun Oleh : Cut Alia Rizka 2101703010019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup besar dan sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia terutama pada pelaksanaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara paling besar, maka penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia adalah dengan adanya partisipasi rakyat Indonesia dalam membayar pajak.Salah satu sumber pendapatan negara terbesar berasal dari pajak.
Dasar hukum yang mengatur Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, bersama dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 141/PMK.03/2015. Pajak penghasilan dikenakan pada penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak, termasuk penghasilan dari kegiatan pengadaan barang dan jasa, serta kegiatan penjualan barang atau jasa kepada pemerintah. Reformasi perpajakan telah mengalami berbagai penyempurnaan dan
penyesuaian, terutama melalui revisi Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 merupakan undang-undang paling awal yang dibuat tentang pajak penghasilan, kemudian mengalami serangkaian revisi. Revisi dilakukan melalui Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Setelah itu, terjadi perubahan signifikan melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan berlaku hingga saat ini. Namun, perubahan lebih lanjut terkait pajak penghasilan diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Undang-Undang tersebut mencakup berbagai poin perubahan yang relevan dengan sistem perpajakan saat ini.
Jenis-jenis pajak yang dipungut/dipotong dalam Peraturan Menteri Keuangan, di antaranya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Salah satu jenis Pajak Penghasilan yang dipungut yaitu Pajak Penghasilan Pasal 23, selanjutnya disingkat PPh Pasal 23, merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Penerapan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa pengiriman barang pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh menunjukkan adanya potensi kesalahan dalam penghitungan dan pemotongan pajak yang dapat berdampak pada proses pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 terkait. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap tata cara perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 23 dalam konteks penyediaan barang dan jasa, khususnya dalam lingkup kegiatan pengiriman barang.
Dalam perhitungan dan pemotongan PPh pasal 23 harus sesuai dengan ketentuan undang-undang pajak agar sejalan dengan undang-undang pajak dengan perusahaan. Apabila tidak sesuai dengan undang-undang pajak maka perusahaan akan mendapatkan masalah dan tidak bisa melaporkan hasil pajak penghasilan PPh pasal 23. Disini PT. Pos Indonesia Persero Kantor Cabang Utama Banada Aceh terjadi kesalahan pemotongan undang-undang pajak, tetapi PT.Pos bisa melaporkan bukti pemotongan tanpa memeriksa kembali bukti
pemotongan dan perhitungan PPh pasal 23.
Pajak penghasilan sudah beberapa kali mengalami perubahan masing- masing
undang-undang. Hal ini dimaksudkan tersebut bisa diatur dalam peraturan peundang-undang perpajakan No.36 tahun 2008 dengan pasal 23 ayat (1a) untuk meningkatkan fungsi dan peranan perpajakan dalam rangka mendukung suatu kebijkan pembangunan nasional.
Fenomena yang terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Cabang Utama Banda Aceh:
Tabel 1.1
Perhitungan PPh Pasal 23 Pada PT. Pos Indonesia ( Persero)
Tahun Tarif Jumlah Tarif Yang Dipotong
2016 2% 2.370.675.686 47.413.513
2017 2% 3.192.651.118 63.853.022
2018 2% 3.192.651.118 63.853.022
2019 2% 5.840.873.996 233.874.960
Pentingnya memahami perbandingan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara perusahaan dan bendaharawan atau wajib pungut adalah untuk menilai apakah tarif dasar pengenaan pajak, khususnya PPh 23, telah sesuai dengan ketentuan dan tarif pajak yang berlaku. Dalam konteks ini, pembuktian diperlukan untuk memverifikasi keakuratan perhitungan dan pemotongan pajak oleh perusahaan. Untuk mengkaji implementasi PPh Pasal 23 terkait penggunaan jasa pihak lain, penelitian dilakukan di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Banda Aceh. Oleh karena itu, judul tugas akhir ini dipilih sebagai "PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA PENGIRIMAN BARANG DI PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS BANDA ACEH". Dengan demikian, penelitian akan fokus pada praktik pengenaan pajak terhadap jasa pengiriman barang di perusahaan pos tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah kasus Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Pengiriman Barang di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh:
1. Bagaimana mekanisme perhitungan pemungutan pajak penghasilan Pasal 23 untuk PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh?
2. Apa saja kendala atau masalah yang sering muncul terkait pemungutan pajak penghasilan Pasal 23 untuk PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh?
3. Apa solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi masalah yang muncul dalam pemungutan PPh Pasal 23 untuk PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh?
4. Bagaimana tingkat kepatuhan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh terhadap ketentuan perpajakan terkait Pajak Penghasilan Pasal 23 dalam penyediaan jasa pengiriman barang?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mekanisme perhitungan pemungutan PPh Pasal 23 untuk PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui kendala/masalah yang muncul sehubungan dengan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 untuk PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh
3. Untuk mengatasi solusi yang sering muncul sehubungan dengan pemungutan pajak penghasilan pasal 23 untuk PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penulisan laporan ini adalah:
1. Bagi PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh
Memberikan informasi tentang perhitungan PPH Pasal 23 dan solusi untuk masalah yang muncul terkait pemungutan pajak. Laporan ini juga dapat memberikan masukan tambahan bagi instansi terkait, khususnya PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang berbagai masalah yang muncul dalam dunia kerja di bidang pengenaan pajak, khususnya PPH Pasal 23 atas pengadaan barang. Selain itu, laporan ini juga akan meningkatkan pengalaman praktis dalam menghadapi isu-isu terkait perpajakan.
3. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi yang berguna untuk menambah pengetahuan tentang perhitungan PPH Pasal 23 di PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Banda Aceh.
Selain itu, laporan ini juga akan meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang perpajakan, terutama terkait PPH Pasal 23 atas pengadaan barang.
1.4 Batasan Masalah
Dalam karya tulis ini, penulis hanya akan fokus dan membatasi pembahasan masalah kepada hal-hal yang tersebut berikut ini :
1. Terbatas pada jasa pengiriman barang di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh.
2. Tidak membahas penerapan pajak penghasilan di kantor pos di lokasi lain.
3. Tidak mencakup perbandingan dengan perusahaan pengiriman barang lain di wilayah yang sama.
4. Tidak mempertimbangkan aspek peraturan perpajakan di luar Pajak Penghasilan Pasal 23.
5. Tidak membahas aspek administrasi atau pengelolaan keuangan yang tidak langsung terkait dengan penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23.
6. Tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi penerapan pajak di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Banda Aceh.
DAFTAR PUSTAKA
Wilhelmus, V. S. (2022). Evaluasi Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Pengiriman Barang Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Manado. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum), 6(1), 761-772.
DANIEL, O. P. (2023). PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 23 ATAS JASA KURIR SERVICE PADA PT MPX INDONESIA.
Aldiva, R. N. (2022). TA: PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA PERAWATAN KENDARAAN DINAS PADA BAGIAN REKTORAT UNIVERSITAS XYZ (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Lampung).
Tanjung, R., & Damayanti, T. F. (2022). Analisis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Konsultan Pada Pt Telkom Indonesia, Tbk Sesuai Dengan Peraturan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Jurnal Akuntansi, 15(1), 56-68 SYAFA'AT, M. A. Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Event Pada CV. Sakti Abadi
Jaya (Studi Kasus Dinas Tanaman Pangan jember)
Siti Resmi, (2008) . Perpajakan Teori. Salemba Empat. (2007) . Perpajakan Teori Dan Kasus. Salemba Empat. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Waluyo (2013).
Perpajakan Indonesia.. Jakarta : Salemba Empat
ANISYAH,NST.DILLA (2018) ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK ATAS PPH PASAL 23 WAJIB PAJAK BADAN SEBAGAI ALAT PENGHEMATAN PAJAK PADA PT.PELABUHAN INDONESIA I MEDAN