REGULASI SISTEM SARAF PADA
NAFSU MAKAN
Dr. MUTIARA INDAH SARI
NIP: 132 296 973
DAFTAR ISI
I . PENDAHULUAN……….…….……1
II. SUSUNAN SISTEM SARAF ….………..….….… 2
III . HIPOTHALAMUS………...….….…3
III. 1. HIPOTHALAMUS DAN RESPON MAKAN………4
IV. MEKANISME NEURAL MENGATUR KONTROL MAKAN…..…….…..…..4
V. PENGATURAN KIMIAWI ………...….….6
VI. HUBUNGAN ANTARA HIPOTHALAMUS DAN LEPTIN…………...……….6
VII. GANGGUAN MAKAN PADA KEADAAN STRESS………..…....…10
REGULASI SISTEM SARAF PADA NAFSU MAKAN
I. Pendahuluan
Kemampuan untuk bereaksi pada suatu rangsang sifat fundamentall semua
organisme hidup. Reaksi terhadap rangsang dapat berupa kelenjar bersekresi, otot
berkontraksi, silia menyapu dan sel-sel tertentu mencerna organisme asing.
Dua buah sistem yang mengalami spesialisasi untuk memungkinkan organisme
melakukan koordinasi dan mobilisasi sumber dayanya sebagai jawaban terhadap
perubahan yang terjadi di dalam dan di luar lingkungannya adalah :
1. Sistem saraf
2. Sistem endokrin
Diantara kedua sistem ini terdapat interelasi dan integrasi.
Sistem endokrin adalah koordinasi yang menggunakan messenger kimiawi (agent
humoral atau hormon) disekresikan oleh suatu kelenjar endokrin melalui sirkulasi darah
dari ke organ sasarannya. Reaktivitas sistem hormonal ini lambat tetapi bertahan lebih
lama.
Susunan saraf ialah koordinasi yang menggunakan neurotransmiter yang
disekresikan oleh sel saraf ke dalam celah sinaps yang sempit tempat neurotransmiter itu
bekerja untuk mempengaruhi sel saraf lain, sel otak atau sel kelenjar. Beberapa
neurotransmiter seperti : dopamine (gerakan, perhatian, emosi), serotonin (mood, lapar,
II. SUSUNAN SISTEM SARAF
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.Central Nervous System (CNS)/Sistem Syaraf Pusat (SSP), terdiri dari : -
Brain (otak)
- Spinal Cord (medula spinalis)
2.Peripheral Nervous System (PNS)/Sistem Saraf Tepi (SST), terdiri dari : -
12 pasang syaraf Kranial & 31 pasang syaraf Spinal
Sistem saraf tepi meliputi Somatic Nervous Sistem (Voluntary Movement)/
Sistem Saraf Sadar (gerakan Sadar) contohnya adalah pergerakan skeletal muscles
(otot rangka) dan Autonomic Nervous System (Involuntary)/Sistem Saraf Tak
Sadar (gerakan Tak Sadar) contohnya pada viscera, otot polos & kelenjar
Gambar 1. Susunan Saraf
III. HIPOTHALAMUS
Merupakan bagian dari sistem saraf pusat. Mempunyai peranan yang bermakna
dalam pengaturan aktifitas otonom. Pada dasarnya hipothalamus bekerja sebagai
modulator yang mempengaruhi pusat-pusat otonom dalam batang otak dan sumsum
tulang belakang. Hipothalamus mengatur banyak aspek motivasi dan emosi termasuk
Lokasi Hypothalamus
Gambar 2. Hipothalamus
III. 1. HIPOTHALAMUS DAN RESPON MAKAN
Dorongan (drive) primitif untuk mengambil makanan merupakan usaha
organisme untuk bertahan hidup yang umumnya dihubungkan dengan lapar murni. Selera
hidup. Rangsangan selera makan datang dari sumber-sumber beraneka ragam seperti
distensi lambung, kadar glukosa dalam darah dan asosiasi psikik seperti bau, melihat dan
mengecap makanan.
Daerah hipothalamus yang bersangkutan dengan respon makan dinamakan
Appestat / Appetite Control System (ACS).
ACS juga merupakan kontrol bersama terhadap berat badan, suhu, tingkat aktivitas,
siklus reproduksi pada wanita, dan energi yang tersedia untuk memutuskan berapa
banyak makanan yang diperlukan hari ini.
IV. Mekanisme Neural mengatur kontrol makan
Melalui nervus vagus, otak menerima informasi mengenai isi pencernaaan dari
usus dan metabolisme zat-zat makanan pada hepar. Peninggian konsentrasi glukosa
setelah makan menyebabkan penyampaian rangsang dari traktus solitarius pada nukleus
serabut saraf vagus. Melalui nukleus saraf vagus ini informasi rangsangan ini diteruskan
ke hipothalamus dan komponen dari sistem limbic pada forebrain.
Pada hipothalamus rangsang akan melibatkan daerah yang berperan dalam respon
makan meliputi :
1. Nukleus Ventromedial Hipothalamus dinamakan pusat kenyang, disebut sebagai
2. Nukleus Lateral Hipothalamus dinamakan pusat lapar atau pusat makan atau
disebut sebagai feeding system
Gambar 3. Area respon makan pada hipothalamus
Rangsang pada hipothalamus seperti contohnya konsentrasi makanan di dalam
gastrointestinal dan lain – lain, juga akan menyebabkan reaksi pada sistem saraf otonom
yang mengakibatkan hipothalamus akan mensekresikan neurotransismiter termasuk
serotonin, katekolamin (epinefrin, norepinefrin, dopamin), opiat endogenous dan
neuropeptides. Neuropeptides yang dihasilkan yaitu :
• Neuropeptide Y (NPY): berperan dalam keinginan untuk makan/
rasa lapar
• Glucagon-like Peptide 1 (GLP-1): berperan pada rasa kenyang
Hipothalamus juga berhubungan dengan pengaturan hormonal tubuh, mengatur
kelenjar pituitary dimana hal ini akan menyebabkan pengaturan kelenjar –kelenjar
endokrin.Nukleus-nukleus hipothalamus yang berespon terhadap Kadar Glukosa Darah
apabila kadar glukosa darah rendah, maka akan hipothalamus melepaskan impuls ke
batang otak sehingga timbul rangsang pelepasan sejumlah hormon yang mempengaruhi
respon makan.
VI. Hubungan antara Hipothalamus dan Leptin
Sejak tahun 1940 para ahli telah mengetahui bahwa hipothalamus memegang
peranan kunci pada pengaturan makan dan berat badan. Pada binatang percobaan
kerusakan daerah Ventrolateral hipothalamus ini akan mengakibatkan selera makan yang
meningkat, banyak makan dan menjadi gemuk sedangkan pada lesi daerah Lateral
Pada tahun 1994 yang lalu, Jeffrey Friedman MD, PhD, seorang professor pada
Rockefeller University, New York dan anggota grup resetnya menemukan bahwa hormon
Leptin yang disintesis oleh sel-sel lipid merupakan penghantar signal pada otak untuk
kontrol makan. Penemuan ini diharapkan merupakan jalan baru untuk mengontrol
gangguan makan dan kegemukan.
Gambar 4. Pengaturan Leptin pada Hipothalamus
Pada bagian Medial Hipothalamus, Leptin mengaktifkan sel saraf Anorectic yang akan
Pada saat yang sama, Leptin akan menghambat kelompok sel saraf lain yang sensitif
terhadap Leptin yang disebut Orexigenic yang akan melepaskan neuropeptide yang
mengatur appetite ( NPY dan AGRP).
Ke dua kelompok sel saraf yang sensitif terhadap leptin ini akan mengirim signal
penekanan appetite untuk kunci sel saraf pada bagian lateral hipothalamus mengontrol
Gambar5. Leptin cascade
Gambar 6. The JAK/STAT mechanism
Gangguan Makan Pada Keadaan Stress
Studi di laboratorium memperlihatkan pada keadaan stress terjadi peningkatan opioid
endogenous yang akan merangsang nafsu makan. Opioid ini mengatur rangsang nafsu
Ada perbedaan dari tipe gangguan makan pada keadaan stress pada seorang individu.
Salah satunya adalah yang disebut sebagai syndroma makan pada malam hari dengan
karakter pagi hari mengalami anoreksia. Ini terjadi selama periode stress dan menghilang
saat saat tidak stress. Yang menarik adalah jenis gangguan makan seperti ini, konsentrasi
opioid endogenous pada tikus percobaan menunjukkan fluktuasi, peningkatan terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Journal of the American Dietetic Association Physiologic control of food intake by neural and chemical mechanisms.htm
Lehninger A, Nelson D,Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993 : 893 - 901
Journal of Study Reveals How Brain Controls Eating In Normal Rats.htm
Leptin, Hypothalamus, Appetite & Weight.htm
Hunger and Eating.htm
Control of Appetite and Feeding Behavior.htm
Morley JF. Levine AS. Stress Induced eating Is mediated through endogenous opiates. Science 1980; 209: 1259-61.
Vaswani KK, Tejwani GA. Opiate mediated, stress Induced Increase In the Intake of high fat diet. Soc Neurosci Abstr 1982; 8:224.
Morley JE, Levine AS. The role of the endogenous opiates as regulators of appetite. Am J. Clin Nutr 1982; 35:757-61.