• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pengolahan Database Populasi Ternak Dan produksi Ternak Pada Dinas Peternakan provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Pengolahan Database Populasi Ternak Dan produksi Ternak Pada Dinas Peternakan provinsi Jawa Barat"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Manusia hidup dengan kodratnya sebagai makhluk sosial. Tidak ada

manusia yang dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Allah SWT

menciptakan manusia dengan akal dan pikiran agar manusia tersebut dapat

berkomunikasi dan saling berbagi antar sesama. Itulah sebabnya manusia selalu

membutuhkan informasi untuk bisa berkomunikasi dengan sesama dan manusia

membutuhkan makhluk hidup serta alam untuk bisa saling berbagi.

Kehidupan yang sangat beragam di dunia ini menuntut manusia untuk bisa

hidup berdampingan dengan semua makhluk yang diciptakan Allah SWT.

Manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki peran tersendiri sebagai makhluk bumi,

yang pada akhirnya ketiganya akan saling bergantung. Sebagai makhluk paling

sempurna, manusia harus mampu mengelola apa yang ada di sekitarnya agar dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan.

Alam diciptakan lengkap dengan isinya. Sebagai makhluk yang paling

sempurna, sudah sepatutnya dapat memanfaatkan semua yang ada agar

kelangsungan hidup tetap terjaga. Perkembangan zaman dari masa ke masa telah

menunjukkan bahwa sejak dari zaman purbakala manusia sudah mulai

memanfaatkan alam beserta isinya untuk menyokong hidup mereka.

Dewasa ini, kehidupan sangat bergantung pada alam dan makhluk hidup

lain dalam memenuhi kehidupan. Sebagai contoh, dalam hal pangan kehidupan

sangat membutuhkan daging dan sayuran sebagai makanan bergizi yang harus

dikonsumsi. Oleh sebab itu, manusia banyak mengolah hewan dan tumbuhan

menjadi bahan makanan yang paling utama.

Kebutuhan manusia terhadap makhluk hidup lain terutama hewan, tentu

memerlukan pengawasan mengingat hewan merupakan makhluk hidup yang

(2)

dikontrol, maka hewan-hewan konsumsi manusia yang hidup akan terancam

kelangsungan hidupnya. Untuk itu, karena sangat di butuhkannya informasi

mengenai populasi dan hasil produksi hewan agar stabilitas pengkonsumsian

hewan tetap terjaga.

Butuh suatu pengelolaan yang cermat agar kebutuhan masyarakat terhadap

hasil ternak terpenuhi, khususnya di Jawa Barat ini. Pengelolaan tersebut tidak

hanya meliputi hasil ternak saja, akan tetapi harus meliputi populasi dan

perkembangan hewan ternak itu sendiri. Dengan demikian, perkembangan ternak

dan hasilnya akan terpantau sehingga mudah dilakukan pengaturan dan

pendistribusian hasil ternak ke seluruh Jawa Barat secara merata.

Setelah melakukan survei, Dinas Peternakan sebagai instansi pemerintah

yang memantau dan mencatat data populasi dan hasil ternak seluruh Jawa Barat,

ternyata belum memiliki aplikasi pengolah data yang efektif. Selama ini

pengolahan data hanya dilakukan secara manual, sehingga masih sulit dilakukan

pengaksesan data secara cepat.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, tertarik untuk

mengangkat masalah ini dan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun laporan

kerja praktek dengan memilih judul “APLIKASI PENGOLAHAN DATABASE

POPULASI TERNAK DAN PRODUKSI TERNAK PADA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT BERBASIS WEB”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan di Dinas Peternakan Jawa

Barat, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sebaiknya menciptakan aplikasi pengolah data yang efektif dan

efisien yang meliputi populasi hewan ternak dan hasil produksi ternak pada

(3)

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud dari pembuatan aplikasi pengolah data populasi ternak dan

produksi ternak adalah untuk memberikan suatu aplikasi yang dapat membantu

dinas peternakan dalam melakukan pengolahan data populasi ternak dan produksi

ternak, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam melakukan penyimpanan

data dan saat melakukan pencarian data, data dapat ditemukan dengan cepat dan

dapat menambah efektifitas waktu kerja pada petugas populasi dan produksi

ternak di Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan yang didapat ini adalah :

1. Aplikasi pengolah data yang efektif dapat dibuat dengan menyertakan

beberapa fasilitas seperti pencarian dan pengurutan data berdasarkan tanggal.

Kedua fasilitas tersebut dapat membantu user dalam mengakses informasi

yang diinginkan secara cepat, efektif dan efisien.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan digunakan untuk membatasi masalah

aplikasi yang akan dibuat agar tidak terjadi penyimpangan dalam penulisan kerja

praktek ini, yaitu :

1. Menampilkan informasi populasi dan produksi hewan berdasarkan kategori.

2. Menampilkan fasilitas pencarian data berdasarkan kategori tertentu

1.5 Metode Penelitian

Metode-metode yang digunakan untuk merancang dan menyelesaikan

masalah dalam pembuatan aplikasi pengolahan data produksi dan populasi hewan

(4)

1. Observasi yaitu melakukan tinjauan langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan data di Dinas Peternakan Jawa Barat.

2. Studi literatur yaitu melakukan studi pustaka dan referensi dari berbagai

buku.

3. Wawancara yaitu melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang lebih

berpengalaman sehingga dapat memberikan saran yang baik.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Sistem penulisan yang akan digunakan dalam penyusunan laporan kerja

praktek adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud

dan tujuan, pembatasan masalah, metodelogi pendekatan yang digunakan, dan

sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang profil Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, konsep

dasar database, konsep dasar sistem informasi, dan penjelasan perangkat lunak

yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil analisis terhadap seluruh sistem untuk

mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi. Mencakup juga penjelasan

rancangan basis data, Flow map, analisis kebutuhan fungsional dan non

fungsional, diagram Konteks, DFD ( Data Flow Diagram), spesifikasi proses,

kamus data, struktur table, rancangan aplikasi pengolahan data yang akan dibuat,

jaringan simantik. Di dalam bab ini terdapat pembahasan tentang implementasi

program, hasil program, dan pengujian program.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang penyelesaian masalah yang ada menjadi suatu

(5)

usulan bagi pengembangan sistem, untuk se+lanjutnya dapat dikembangkan

(6)

6

2.1 Profil Singkat Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Peternakan Jawa Barat

Sejak zaman kolonial Belanda, telah ada kelembagaan yang menangani

bidang peternakan dan kesehatan hewan Jawa Barat. Seorang inspektur

kebangsaan Belanda memimpin instansi yang membina kehewanan di Jawa Barat,

yaitu Propincialem Veart Senijkundige Diesnt berkedudukan di Bandung dengan

susuna personalia sebagai berikut :

1. Seorang kepala Dinas yang disebut Hoofd Van De Diesnt, berkebangsaan

Belanda

2. Tiga orang dokter hewan kelas satu, berkebangsaan Belanda

3. Tiga orang dokter hewan, berkebangsaan Belanda

4. Empat orang dokter hewan kelas satu, berkebangsaan Belanda

5. Seorang administrator kelas Satu

6. Dua orang administrator

7. Tiga orang mantri kepala

8. Empat belas orang mantri kelas Satu

9. Sebelas orang mantri

10. Seorang pegawai pengetikan kelas satu

11. Empat orang pegawai pengetikan

Wilayah kerja lembaga ini dahulu meliputi seluruh Jawa Barat dan

DKI Jakarta.

a. Periode Tahun 1951 - 1974

(7)

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi

Jawa Barat melatarbelakangi lahirnya Jawatan Kehewanan karena didalamnya

memberikan kewenangan tentang urusan kehewanan.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan

Penyerahan Sebagian Urusan Dalam Lapangan Kehewanan kepada Provinsi Jawa

Barat, juga melatarbelakangi Pembentukan Jawatan Kehewanan Provinsi Daerah

Swantantra Tingkat 1 Jawa Barat. Didalamnya mengatur urusan-urusan yang

bersangkutan dengan :

1. Usaha pemasukan bibit ternak dari luar provinsi.

2. Usaha memperternakkan atau menyediakan bibit ternak untuk dibagikan di

luar provinsi.

3. Mengadakan pertemuan-pertemuan dan tindakan-tindakan lain dalam urusan

peternakan, termasuk jenis unggas yang mempengaruhi lingkungan yang

lebih luas dari daerah.

Pemerintah Provinsi DaerahTingkat I Jawa Barat dengan surat Keputusan

Daerah Sementara (DPDS) Provinsi Jawa Barat Nomor 3/UPO/1952, tanggal 4

Juni 1952 merupakan realisasi dari Peraturan Perundang-undangan tersebut di

atas, didalamnya menetapkan hal-hal yang pokok antara lain :

1. Pembentukan Jawatan Pertanian Rakyat, Jawatan Kehewanan dan Jawatan

Perikanan Darat

2. Menunjuk beberapa pejabat sebagai Kepala Banten, dengan wilayah kerja

meliputi :

1) Jawatan Kehewanan Daerah Banten, dengan wilayah kerja mencakup

Serang, Pandeglang, dan Lebak berkedudukan di Serang dibawah pimpinan

Drh. Sungkawa Nitibaskara.

2) Jawatan Daerah Cirebon, dengan daerah kerja mencakup Cirebon,

Majalengka, Kuningan, dan Indramayu berkedudukan di Cirebon dibawah

(8)

3) Jawatan Kehewanan daerah Priangan Barat, dengan wilayah kerja

mencakup Bandung, Sumedang, dan Garut berkedudukan di Bandung

dibawah pimpinan Drh. Suyono dibantu oleh Drh. Hutabarat.

4) Jawatan Kehewanan Daerah Priangan Timur dengan wilayah kerja

mencakup Tasikmalaya dan Ciamis berkedudukan di Tasikmalaya dibawah

pimpinan Drh. Ismail.

Jawatan Kehewanan daerah-daerah tersebut di atas merupakan perwakilan

dari Jawatan Kehewanan Provinsi dan bertanggung jawab kepada Kepala Jawatan

Kehewanan Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya dengan diterbitkannya

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Peternakan dan Kesehatan

Hewan, yang berisi tentang ketentuan ketentuan tentang arti beberapa istilah

peternakan atau kehewanan, kesehatan hewan dan ketentuan–ketentuan yang

menyangkut ruang lingkup peternakan dan kesehatan hewan.

Kemudian pada tahun 1968 melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun

1968 tentang perubahan sebutan kehewanan menjadi peternakan. Didalamnya

diatur tentang perubahan dan istilah Direktorat Jendral Kehewanan pada

Departemen Pertanian menjadi Direktorat Jendral Peternakan. Dengan terbitnya

Keputusan Presiden tersebut, maka nama dan istilah Jawatan Kehewanan

disesuaikan menjadi Jawatan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

b. Periode Tahun 1975

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Tingkat I, berdasarkan Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 107/A.V/18/SK/1975

tanggal 12 April 1975 tentang Perubahan Sebutan atau istilah Jawatan menjadi

Dinas, nama Jawatan diubah menjadi Dinas Peternakan Provinsi Daerah Tingkat I

Jawa Barat.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Povinsi Daerah Tingkat I Jawa

Barat Nomor 6 Tahun 1979 tanggal 12 Juni 1979 tentang Susunan Organisasi dan

(9)

dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : Pem.5/84/42/740 tanggal

5 Desember 1979.

Perubahan Pemerintahan yang cukup besar terjadi setelah terbitnya

Undang Undang 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-undang Nomor 25Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah, Dari sistem pemerintahan yang sentralistik menuju

pemerintahan desentralisasi, yang lebih menitikberatkan fungsi dan kewengan

lepada pemerintah kabupaten dan Kota dengan maksud lebih mendekatkan

pelayanan terhadap masyarakat. Undang-undang tersebut kemudian

ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

kewenangan pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom, kewenangan bidang

pemerintahan tertentu lainnya di bidang pertanian, terdapat 12 kewenangan

peternakan yang harus di laksanakan Provinsi yaitu:

1. Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang pertanian yang wajib

dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.

2. Penetapan standar pembibitan/pembenihan pertanian.

3. Penetapan standar teknis minimal RPH, Rumah Sakit Hewan dan satuan

pelayanan peternakan terpadu.

4. Penyelenggaraanpendidikan dan pelatihan SDM aparat pertanian teknis

fungsional,keterampilan dan diklat kejuruan tingkat menengah.

5. Promosi ekspor komoditas pertanian unggulan Daerah Provinsi

6. Penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang

pertanian.

7. Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit

menular.

8. Pengaturan penggunaan bibit unggul pertanian

9. Penetapan kawasan pertanian terpadu berdasarkan kesepakatan dengan

Kabupaten/Kota.

10. Pelaksanaan penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas

(10)

11. Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi organisme pengganggu

tumbuhan, hama dan penyakit di bidang peternakan.

12. Pemantauan,peramalan dan pengendalian serta penanggukangan eksplosi

organismepengganggu tumbuhan dan penyakit di bidang pertanian.

Untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi maka terjadi pula

penyesuaian instansi/dinas-dinas di tingkat Provinsi, dan berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2000 jo No 5 Tahun 2002 tentang

Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Baratmempunyai tugas pokok : Merumuskan kebijakan Operasional di bidang

peternakan yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi serta

kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan.

Adapun fungsi yang dimilikinya adalah dalam rangka :

1. Perumusan kebijakan operasional di bidang peternakan;

2. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang peternakan

3. Fasilitasi pelaksanaan tugas di bidang peternakan meliputi program,

perbibitan, pengembangan peternakan, kesehatan hewan, kesehatan

masyarakat veteriner serta UPTD;

4. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan.

Dalam melaksanakan Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas, Kepala Dinas

dibantu oleh,1 (satu) orang Wakil Kepala, 5 (lima) orang Kepala Sub Dinas, 1

(satu)orang Kepala Bagian Tata Usaha, 15 orang Kepala Seksi dan 3(tiga) orang

Kepala Sub Bagian.

Selain perangkat diatas, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002, tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2000 Tentang Dinas

Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

(11)

yang terdiri dari 8 (delapan) UPTD yaitu 5(lima) UPTD pengembangan, 2 (dua)

UPTD pelayanan dan 1 (satu) UPTDpelatihan, yaitu:

1. UPTD pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas

Jatiwangi Kabupaten Majalengka;

2. UPTD Pengembangan Balai Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole Kab.

Bandung;

3. UPTD Pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah

Bunikasih Kab. Cianjur;

4. UPTD Pengambangan Balai Pengembangan Ternak Domba Margawati Kab.

Garut dengan instalasi SPTD Trijaya Kab. Kuningan ;

5. UPTD Pengembangan Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong

Kab. Ciamis;

6. UPTD Pelayanan Balai Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner di Cikole Kab. Bandung dengan instalasi Check Point

Banjar Kab.Ciamis, Check Point Losari Kab. Cirebon, dan Laboratorium

Kesehatan Hewan Kab. Majalengka;

7. UPTD Pelayanan Balai Pengujian Sarana Produksi Peternakan Cikole Kab.

Bandung;

8. UPTD Pelatihan Balai Pelatihan Peternakan Cikole Kab. Bandung.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, maka Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat merupakan

instansi teknis daerah provinsi yang menangani bidang peternakan dalam

mengkoordinasikan dan menfasilitasi penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan peternakan di Jawa Barat.

Nama–nama penjabat yang telah menjabat kepala Dinas Peternakan

Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semenjak tahun 1951 sampai sekarang

(12)

1. Drh. M. Masidi menjabat dari tahun 1951 s/d 1958

2. Drh. R.M.A Soedjadi menjabat dari tahun 1951 s/d 1967

3. Drh. R. Alibasyah AS. Wiradisurya menjabat dari tahun 1967 s/d 1968

4. Drh. R. Achmad Atmasasmita menjabat dari tahun 1967 s/d 1974

5. Colonel CDH. Drh. H. Yuntiwa Ramdan menjabat dari tahun 1974 s/d 1985

6. Drh. H. Endang Suharya menjabat dari tahun 1985 s/d 1994

7. Drh. H. Zulkifli Surahamdani menjabat dari tahun 1994 s/d 1998

8. Ir. H. Tatang Henandar menjabat dari tahun 1998 s/d 2002

9. Ir. H. Iman Nugraha 2005 s/d 2007

10. Ir. H. Rachmat Setiadi, M 2007 s/d 2009

11. H. Koesmayadi T.P menjabat 2009 hingga sekarang

2.1.2 Logo Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.1 Logo Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

2.1.3 Badan Hukum Instansi

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-undang Nomor 23

Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun

(13)

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824);

3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3492);

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pemberantasan,

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 1977

Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat

Veteriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3253):

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952):

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan

Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4095);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerag

(14)

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata

Cara Pembentukan dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran

Daerah Tahun 2000 Nomor 2 Seri D);

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2000 tentang

Penyidikan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 3

Seri D);

14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2000 tentang Dinas

Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 20 Seri

D);

15. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 54/kpts/UM/1981 tentang Daerah

Tingkat I Provinsi Jawa Timur Bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku;

16. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 398/kpts/UM/1981 tentang

Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Selatan Bebas dari Penyakit Mulut dan

Kuku;

17. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 928a/kpts/UM/11/1981 tentang

Pembinaan Usaha Peternakan Ayam;

18. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 928/kpts/org/11/1981 tentang

Pembentukan Tim Pengendali Pusat Satuan Tugas Pelaksanaan Pusat dan

Satuan Pelaksanaan Daerah, Pelaksana Keputusan Presiden RI Nomor 50

Tahun 1981;

19. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 928c/kpts/UM/11/1981 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 1981;

20. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 487/kpts/UM/6/1981 tentang

Pencegahan Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan Menular;

21. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 363/kpts/UM/5/1982 tentang

Pedoman Khusus Pencegahan dan Pemberantasan Rabies;

22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 417/kpts/OT.210/7/2001 tentang

(15)

23. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 418/kpts/OT.210/7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Kambing/Domba yang baik (Good Farming

Ractice);

24. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/kpts/OT.210/7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Kuda yang baik (Good Farming Ractice);

25. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 423/kpts/OT.210/7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Babi yang baik (Good Farming Ratice);

26. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 425/kpts/OT.210/7/2001 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur yang baik (Good Farming Ractice);

27. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/kpts/PD.430/6/2005 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Itik yang baik;

28. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 238/kpts/PD.430/6/2006 tentang

Pedoman Budidaya Ternak Ayam Ras yang baik;

29. Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian

Nomor 40/kpts/UM/2/1975 tentang Perijinan dan Pengawasan Atas

Pembuatan Peredaran dan Peredaran dan Penyimpanan Ransum Makanan

Ternak;

30. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

Kep/MK/III/11/1975 tentang Pemberian Pembebasan Seluruhnya/ Sebagian

Bea Masuk dan Pajak Penjualan Impor Atas Impor Vaccin dan Sera,

Obat-obatan dan Bahan Obat-Obat-obatan Khusus untuk Hewan;

31. Daftar Lampiran I. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor Kep-130/MK/III/11/1975 tanggal 17 November 1975;

32. Daftar Lampiran II. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor Kep-130/MK/III/11/1975 tanggal 17 November 1975;

33. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 50/kpts/DJP/Deptan/1976 tentang

Pelarangan Pengeluaran Sapi dari Pulau Bali ke Pulau Lombok;

34. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 686/kpts/UM/1976 tentang

Larangan Pemasukan Hewan, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal

(16)

35. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 557/kpts/TN/529/1976 tentang

Syarat-syarat Rumah Potong Unggas dan Usaha Pemotongan Unggas;

36. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/kpts/Ditjen/1976 tentang

Pengeluaran Daging dari Pulau Jawa dan Bali ke Kalimantan, Sulawesi dan

Sumatera;

37. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 539/kpts/UM/12/1977 tentang

Peraturan Perijinan Pembuatan, Penyediaan dan Peredaran Obat Hewan;

38. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 328/kpts/UM/4/1978 tentang

Daerah Pulau Bali dan Pulau Madura Bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku;

39. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 328/kpts/UM/op/5/1978 tentang

Peraturan Penolakan Penyakit dan Karantina Hewan;

40. Surat Keputusan Menteri Bersama Menteri Kesehatan RI, Menteri Pertanian

RI dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 279A/Men.Kes/SK/VIII/1978,

522/kpts/UM/8/1978, 143 Tahun 1978 tentang Peningkatan Pemberantasan

dan Penanggulangan Rabies;

41. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor

358/Kpts/DJP/Deptan/1978 tentang Tata Cara Pendaftaran Obat Hewan;

42. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor

107/Kpts/DJP/Deptan/1979 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Permohonan

Ijin Usaha Pembuatan, Penyediaan dan Peredaran Obat Hewan;

43. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor

108/Kpts/DJP/Deptan/1979 tentang Pengawasan Atas Pembuatan,

Penyediaan, Peredaran dan Pemakaian Obat Hewan;

44. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 139/KMK.05/1979

tentang Pemberian Pembebasan Seluruh/Sebagian Bea Masuk dan PPN Impor

Atas Pemasukan Vaccin dan Sera, Obat-obatan dan Bahan Baku Obat-obatan

Khusus untuk Hewan;

45. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 106/kpts/Deptan/1980

tentang Pedoman Peredaran Obat Hewan dan Persyaratan Perlengkapan

(17)

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

2.1.4.1 Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Susunan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan

Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2009 tentang organisasi dan

tata kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada susunan jabatan

dan unit kerja beserta bawahannya di Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang

terdiri dari :

1. Kepala

(18)

a. Sub. Bagian Perencanaan dan program

b. Sub. Bagian Keuangan

c. Sub. Bagian Kepegawaian dan Umum

3. Bidang Prasarana dan Sarana, membawahkan :

a. Seksi Penataan Kawasan

b. Seksi Teknologi, Alat dan Mesin

c. Seksi Data dan Informasi

4. Bidang Produksi, membawahkan :

a. Seksi Pembibitan

b. Seksi Pakan Ternak

c. Seksi Budidaya

5. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,

membawahkan :

a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan

b. Seksi Pengamatan Penyakit dan Pengawasan Obat Hewan

c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner

6. Bidang Pengembangan Usaha, membawahkan :

a. Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan

b. Seksi Pascapanen dan Pengolahan

c. Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil

2.1.4.2 Tugas Pokok pada Bagian Seksi Data dan Informasi

Menyusun bahan kebijakan teknis operasional dan fasilitasi pengembangan data

serta penyediaan informasi bidang peternakan.

Fungsi :

1. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis operasional penyajian data

(19)

2. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis operasional pengembangan

sistem informasi peternakan.

Rincian Tugas :

1. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pengembangan

sistem informasi dan sumber data statistik;

2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional

pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data statistik

peternakan;

3. Melaksanakan penyiapan bahan pengolahan dan analisis data komoditas

strategis dan data pembangunan peternakan;

4. Melaksanakan pengumpulan, pengolan dan analisis data parameter teknis

peternakan sebagai bahan imformasi tingkat kinerja ternak;

5. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan pengembangan sistem informasi

peternakan dan terminal cyber space;

6. Melaksanakan pengelolaan teknis operasional pemanfaatan sistem dan

terminal cyber space peternakan;

7. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pengumpulan,

pengolahan, analisis dan penyajian data peternakan di setiap daerah;

8. Melaksanakan bimbingan penerapan sistem perstatistikan dan informasi

peternakan;

9. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan, pengumpulan, pengelolaan,

analisis, penyajian dan pelayanan data dan statistik peternakan;

10. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan manajemen pengumpulan,

pengolahan data komoditas/produksi peternakan dan sumberdaya strategis

lintas kabupaten/kota;

11. Melaksanakan program kerja ,evaluasi dan pelaporan yang berkaitan denga

tugas Seksi Data dan Informasi;

(20)

13. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan pimpinan sesui dengan tugas dan

fungsi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1.1 Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Dalam bidang

sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (Agus

Mulyanto, 2009).

2.2.1.2 Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini

atau masa yang akan datang (Agus Mulyanto, 2009).

Kualitas informasi tergantung pada empat hal, yaitu:

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Komponen

akurat meliputi :

a. Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus

memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan

sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

b. Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki

kebenaran.

c. Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki

keamanan.

2. Tepat waktu, artinya informasi yang diterima harus tepat pada waktunya,

(21)

sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan

dapat berakibat fatal.

3. Relevan, berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima.

4. Ekonomis, berarti informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih

besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2.2.1.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto H.M.,

2001).

2.2.2 Konsep Dasar Database

Database atau basis data berarti koleksi data yang saling terkait. Basis data

dapat dianggap sebagai suatu penyusunan data yang terstruktur yang disimpan

dalam harddisk yang tujuannya adalah agar data tersebut dapat diakses dengan

mudah dan cepat (Abdul Kadir, 2008).

2.2.2.1 Fungsi Database

Adapun fungsi database diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan

dasar dalam menentukan informasi

2. Menentukan kualitas informasi. Informasi dapat dikatakan bernilai apabila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

3. Mengurangi duplikasi data (data redundancy)

4. Hubungan data dapat ditingkatkan (data relatability)

5. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar.

2.2.2.2 Kriteria Database

Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa basis data

(22)

1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented

2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis

datanya

3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya

4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah

5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

2.2.3 Alat Bantu Pengembang Sistem 2.2.3.1 Diagram Konteks

Pemodelan sistem informasi memerlukan alat bantu untuk

merekomendasikannya, salah satunya adalah dengan diagram konteks. Diagram

konteks adalah diagram alir data tingkat tinggi yang menggambarkan hubungan

antara sistem dengan lingkungan luarnya dengan tujuan untuk menggambarkan

sebuah sistem secara umum, mendefinisikan sistem dari awal sampai akhir baik

yang masuk ke dalam sistem maupun yang keluar dari sistem tanpa

menggambarkan proses dan simpanan data secara detail.

Tabel 2.1 Simbol-simbol Diagram Konteks

Simbol Keterangan

Kesatuan luar (external entity) yang

menggambarkan sumber atau tujuan.

Kegiatan yang dilakukan orang atau

komputer dari hasil suatu arus data

yang masuk ke dalam proses untuk

menghasilkan informasi yang keluar

(23)

Menunjukkan arus data yang berupa

masukan untuk sistem atau dari sistem.

2.2.3.2 DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu

jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data,

baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan

nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau

model fungsi.

DFD merupakan salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,

khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan

kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD

adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi

sistem.

Tabel 2.2 Simbol-simbol DFD

Simbol Keterangan

Entitas

Kesatuan luar dilingkungan luar. Sistem dapat berupa

uang, organisasi atau sistem lainnya yang berada

dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau

menerima output dari suatu sistem.

Arus Data (flow)

Menunjukkan arus dari data yang dapat berupa

(24)

Proses

Proses ini mengubah 1 atau lebih input menjadi output.

Nama proses dituliskan dengan suatu kata, singkatan

atau kalimat sederhana

Simpanan Data

Simpanan data dapat berupa file, database, arsip, tabel

2.2.3.2.1 Syarat dan Fungsi DFD

Syarat-syarat pembuatan sebuah DFD, antara lain :

1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD

2. Pemberian nomor pada komponen proses

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar nyaman dilihat

4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika

Adapun fungsi dari DFD adalah sebagai berikut :

1. Membantu para analis sitem meringkas informasi tentang sistem, mengetahui

hubungan antar sub-sub sistem, dan membantu perkembangan aplikasi secara

efektif.

2. DFD berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis

sistem.

3. Menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk pengembangan alternatif

sistem fisik.

2.2.3.3 Kamus Data

Kamus data adalah keterangan fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi. Jadi, untuk mendefinisikan data yang mengalir di sistem

(25)

selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangi redudansi, juga memiliki

fungsi sebagai berikut :

1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan

laporan-laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data.

2.2.4 Perangkat Lunak yang digunakan 2.2.4.1 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman yang

bekerja di sisi server yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan

dan pengembangan sebuah web dan bisa digunakan pada HTML (Andi Kristanto,

2010).

PHP pertama kali diperkenalkan Rasmus Lerdorf dari script Perl pada

tahun 1994. PHP dirancang untuk bekerja dengan Web Server Apache pada awal

penciptaannya. PHP itu sendiri merupakan pengembangan dari bahasa C yang

sebelumnya dikenal dengan istilah FI (Form Interpreter) untuk mengolah data

form dari sebuah website. Selain itu, PHP juga dirancang untuk membentuk web

dinamis.

2.2.4.1.1 Kelebihan Menggunakan PHP

Kelebihan program yang menggunakan PHP MySQL antara lain :

1. Program dapat dijalankan di semua sistem operasi.

PHP MySQL berjalan secara web base, itu artinya semua sistem operasi yang

memiliki web browser dapat menggunakan aplikasi ini, dan semua sistem

operasi tentu saja selalu memiliki web browser.

2. Sangat cocok dan mudah diterapkan pada komputer berjaringan.

Program PHP MySQL cukup diinstal di salah satu komputer yang merupakan

(26)

program apapun lagi. Pada komputer client pemakai cukup mengarahkan web

browser ke komputer server dan program dapat langsung dijalankan.

3. Tidak ada virus yang menginfeksi program PHP.

Program PHP belum dapat diinfeksi virus sampai saat ini. Kebanyakan virus

menginfeksi file berekstensi *.exe dan lain-lain.

2.2.4.1.2 Struktur Dasar PHP

2.2.4.2MySQL

MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database

Management System) yang bersifat open source. Open source menyatakan bahwa

software ini dilengkapi source code (Abdul Kadir, 2008).

Bahasa ini dapat digunakan untuk memuat, mengurutkan, dan menyaring

suatu data sehingga suatu data yang spesifik dari suatu basia datadapat dihasilkan.

MySQL adalah server database SQL (Structured Query Language) yang paling

banyak diminati karena kecepatan kerja dan kemudahan dalam penggunaannya.

Kelebihan MySQL sebagai basis data, antara lain :

1. Mendukung standar yang telah ada, yaitu standar ODBC level 0-2

2. Mampu membuat tabel dengan ukuran besar

2.2.4.3 Macromedia Dreamweaver 8.0

Macromedia Deramweaver adalah sebuah HTML editor professional

untuk mendesain secara visual dan mengelola suatu web. Keunggulan

Dreamweaver dibandingkan editor lainnya adalah memungkinkan pengguna

<?

(27)

berkreasi secara bebas dan cepat pada suatu lingkungan visual, tanpa menulis

sebaris pun kode atau tag HTMLnya, dan setelah itu dapat menguji tampilan

halaman web kita langsung di browser apapun yang di inginkan.

Gambar 2.3 Tampilan Wamp server 2.0

2.2.4.4 WAMP Server 2.0

Wamp Server atau wamp adalah sebuah aplikasi yang dapat menjadikan

komputer pemakai menjadi sebuah server. Kegunaan wamp ini untuk membuat

jaringan lokal sendiri dalam artian pemakai dapat membuat website secara offline

untuk masa coba-coba di komputer sendiri.

Kelebihan wamp, yaitu praktis dan tidak perlu banyak melakukan setting.

(28)

2.2.4.5 Mozilla Firefox

Mozilla Firefox (aslinya bernama Phoenix dan kemudian untuk sesaat

dikenal sebagai Mozilla Firebird) adalah penjelajah web antar-flatform gratis yang

dikembangkan oleh yayasan mozilla.

Yayasan mozilla bertujuan untuk mengembangkan sebuah browser web

yang kecil, cepat, dan simpel melalui firefox. Salah satu fitur populer firefox

adalah pemblokir pop-up yang sudah terpasang di dalamnya dan sebuah

(29)

29 3.1 Analisis dan Perancangan 3.1.1 Analisis Sistem dan Data

Analisis adalah penguraian dari suatu masalah atau objek yang akhirnya

menghasilkan suatu kesimpulan, hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi masalah atau objek. Analisis terhadap pembuatan web aplikasi

untuk penyimpanan data produksi dan populasi ternak pada Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Barat, dimaksudkan untuk mengetahui proses pembuatan aplikasi

web sehingga siap dipublikasikan.

3.1.2 Prosedur Pengolahan Data

Prosedur (procedure) dapat didefinisikan sebagai proses-proses didalam

suatu sistem yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu

tujuan. Dimana prosedur untuk mendapatkan data yang diinginkan. Adapun alur

(30)

1. Data Populasi

Gambar 3.1 Flow Map Data Populasi

2. Data Produksi

(31)

3.1.3 Analisis kebutuhan Non Fungsional

Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi

kebutuhan untuk sistem. Spesifikasi kebutuhan melibatkan analis perangkat

keras/hardware, analisis perangkat lunak/software, analisis pengguna/user dan

analisis jaringan.

3.1.3.1 Analisis User (Profile)

Pemakai yang akan menggunakan Situs Online pengolahan data produksi dan

populasi ini adalah:

Table 3.1 Karakteristik Pengguna Sistem

(32)

Eksistensi user :

Berdasarkan analisis karakteristik pengguna yang dilakukan pada saat

kerja praktek, maka dapat disimpulkan bahwa eksistensi pengguna yang ada di

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar penerapan

aplikasi ini.

3.1.3.2 Analisis Fasilitas untuk setiap user

Analisis fasilitas untuk tiap user yaitu mengetahui apa saja yang bisa

dilakukan oleh admin dan user.

1. Admin

a. Fasilitas Login

b. Melakukan input data produksi dan populasi ternak

c. Dapat mengedit dan menghapus data produksi dan populasi ternak

d. Membuat dan menghapus data use

e. Fasilitas Logout

2. User

a. Fasilitas Login

b. Dapat melihat data produksi dan populasi ternak

c. Dapat melakukan pengeditan data diri

d. Fasilitas Logout

3.1.3.3 Analisis Hardware

Spesifikasi hardware minimum yang mendukung aplikasi ini dapat

digunakan dengan baik, sebagai berikut:

1. Processor : Dengan kecepatan minimum 1.9 GHZ

2. Memory/ RAM : Minimum 256 MB

(33)

4. Harddisk : Minimum Kapasitas 25 GB

5. Network Interface Card

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis hardware yang dilakukan pada saat kerja praktek,

maka dapat disimpulkan bahwa spesifikasi Hardware (perangkat keras) yang

dimiliki oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar

penerapan aplikasi ini.

3.1.3.4 Analisi Software

Untuk mendukung dalam penyampaian informasi, dibutuhkan suatu

fasilitas yang memadai. Yaitu berupa perangkat lunak (Software) yang dirancang

untuk memudahkan dalam pencarian informasi. Adapun perangkat lunak

(Software) yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Sistem Operasi : Microsoft Windows XP Profesional SP1

b. Program : - Wamp Server

- Macromedia Dreamweaver 8

c. Database : MySQL

d. Perangkat tambahan : Web Browser

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis software yang dilakukan pada saat kerja praktek,

maka dapat disimpulkan bahwa spesifikasi software (perangkat lunak) yang

dimiliki oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar

(34)

3.1.4 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional digunakan untuk memahami alur dari

informasi dalam sistem dan pengdokumentasian dalam merancang suatu aplikasi

web, sehingga akan mempermudah tahap pengembangan sistem.

3.1.4.1 Diagram Konteks

Diagram konteks menjelaskan mengenai system secara umum yang terdiri

dari dua entitas, yaitu admin dan user. Berdasarkan sistem yang dibuat, maka

diagram konteksnya sebagai berikut :

Gambar 3.3 Diagram Konteks S.I Statistik Dinas Peternakan

3.1.4.2 Data Flow Diagram (DFD) Level 1

DFD level 1 sistem informasi populasi dan produksi Dinas Peternakan

Jawa Barat menggambarkan proses-proses utama yang dilakukan oleh

entitas-entitas yang terdapat dalam sistem. Proses-proses tersebut di antaranya adalah :

1. Login, yaitu proses yang harus dilakukan oleh admin dan user sebelum

melakukan aktivitas dalam program aplikasi ini.

(35)

2. Input Data User, Produksi dan Populasi, yaitu proses yang dilakukan oleh

admin setelah melakukan login. Data yang dapat diinput oleh admin meliputi

data user yang telah melakukan administrasi, data produksi hewan, dan data

populasi hewan di seluruh Jawa Barat.

3. Lihat Data Statistik, yaitu proses yang dilakukan oleh user setelah berhasil

login. Data statistik yang dapat dilihat oleh user, yaitu data produksi dan

populasi hewan di provinsi Jawa Barat

4. Lihat dan Edit Data User, yaitu proses yang dilakukan oleh user setelah

berhasil login. Data user ini diinputkan oleh admin karena proses administrasi

tidak dilakukan secara online. Selain itu, user juga dinerikan fasilitas untuk

mengedit data profil yang meliputi nama dan alamat user tersebut.

Proses-proses yang terjadi pada level 1 ini dapat dilihat pada diagram

berikut :

Gambar 3.4 DFD Level 1 S.I Statistik Dinas Peternakan

(36)

3.1.4.3 DFD Level 2 Proses Login

DFD level 2 proses login menjabarkan proses login secara rinci. Dalam

diagram ini terdapat proses pengecekan user, verify user dan gagal login. Proses

pengecekan user dimaksudkan untuk mengetahui data-data admin dan user yang

mengakses program aplikasi ini. Proses verifyuser dimaksudkan untuk pengujian

kembali data login tersebut. Proses gagal login dimaksudkan untuk admin dan

user yang tidak terdaftar. DFD Level 2 Proses Login adalah sebagai berikut :

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses Login

3.1.4.4 DFD Level 2 Proses Input Data User, Produksi dan Populasi

DFD ini menjelaskan proses input data yang dilakukan oleh admin. Data

yang diinputkan meliputi data user, data produksi, dan data populasi. Dalam DFD

Level 1, proses input data digambarkan dalam satu proses sehingga proses

tersebut harus dirinci dalam DFD Level 2. Tiap data akan disimpan dalam

masing-masing store, yaitu tabel user untuk data user, tabel produksi untuk data

(37)

produksi, dan tabel populasi untuk data populasi. Tabel produksi dan tabel

populasi merupakan gambaran tabel secara umum, di mana pada database

sebenarnya, tabel produksi dan tabel populasi terinci dari beberapa tabel hewan.

DFD Level 2 Proses Input Data dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses Input Data

3.1.4.5 DFD Level 2 Proses Lihat Data Statistik

Lihat data statistik merupakan salah satu proses yang dapat dilakukan oleh

user yang telah login. Data statistik ini meliputi data produksi dan populasi

hewan. DFD Level 2 Proses Lihat Data Statistik adalah sebagai berikut :

(38)

Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses Lihat Data Statistik

3.1.4.6 DFD Level 2 Proses Lihat dan Edit Data User

User yang telah login dapat melakukan pengeditan terhadap data profilnya

masing-masing. Adapun DFD Level 2 Proses Lihat dan Edit Data User adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses Lihat dan Edit Data User

(39)

3.1.4.7 Spesifikasi Proses

Tabel 3.2 Spesifikasi Proses

No.Proses 1.0

Nama Proses Login

Deskripsi Proses login ini dilakukan oleh user dan admin untuk dapat

mengakses halaman web

Input Username dan Password

Output - Info login gagal

- Login berhasil

Logika Proses Begin data username dan password dimasukan

If username tersedia dan password tersedia{

Then login berhasil}

Else{ Login telah gagal}

No.Proses 2.0

Nama Proses Input data user,produksi dan populasi

Deskripsi Proses ini digunakan admin saat akan memasukan data user,

populasi dan produksi

Input - Menambah data user

- Menambah data populasi

- Menambah data produksi

Output - Info data user

- Info data populasi

- Info data produksi

Logika Proses Begin data user,produksi dan populasi dimasukan

If(data sesuai){

Pengolahan data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Pengolahan data gagal}

(40)

Nama Proses Lihat data statistik

Deskripsi Proses ini dilakukan oleh user yang telah login, untuk dapat

melihat data statistik

Input - Lihat data populasi

- Lihat data produksi

Output - Info data populasi

- Info data produksi

Logika Proses If(data populasi dan produksi ada){

Lihat data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Data statistik kosong}

No.Proses 4.0

Nama Proses Lihat dan edit data user

Deskripsi User dapat melakukan pengeditan data terhadap data

profilnya masing-masing

Input - Data yang ingin di edit

Output - Info data user

- Info data user telah di edit

Logika Proses Begin data edit dimasukan

if(edit data sesuai){

Pengeditan berhasil

then lanjut ke proses berikutnya}else{

Edit data telah gagal}

No.Proses 1.1

Nama Proses Pengecekan username

Deskripsi Data login username pada user dan admin di periksa apakah

tersedia atau tidak

Input - Data username admin

(41)

Output - Info username tidak valid

Logika Proses Begin data username dimasukan

If(data tersedia){

Pengecekan sukses

Then ke proses berikutnya}else{

Data username tidak tersedia

No.Proses 1.2

Nama Proses Pengecekan password

Deskripsi Apabila data username pada login user atau admin tersedia

makan akan dilanjutkan ke verifikasi password

Input - Data password admin

- Data password user

Output - Info password tidak valid

- Info Login valid

Logika Proses Begin data password dimasukan

If(data tersedia){

Pengecekan sukses

Then masuk ke proses selanjutnya}else{

Login tidak valid

No.Proses 2.1

Nama Proses Input data user

Deskripsi Admin melakukan penambahan data user

Input - Data user yang akan di input

Output - Info data user

Logika Proses Begin data user dimasukan

If(data berhasil){

Penambahan data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

(42)

No.Proses 2.2

Nama Proses Input data produksi ternak

Deskripsi Admin melakukan penambahan data produksi ternak

Input - Data produksi ternak yang akan di input

Output - Info data produksi

Logika Proses Begin data produksi dimasukan

If(data berhasil){

Penambahan data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Pengolahan data gagal}

No.Proses 2.3

Nama Proses Input data populasi ternak

Deskripsi Admin melakukan penambahan data populasi ternak

Input - Data populasi ternak yang akan di input

Output - Info data populasi

Logika Proses Begin data populasi dimasukan

If(data berhasil){

Penambahan data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Pengolahan data gagal}

No.Proses 3.1

Nama Proses Pencarian data

Deskripsi User melakukan pencarian data yang aka di lihat

Input - Request data produksi dan populasi

Output - Info data produksi dan populasi

Logika Proses Begin request data produksi dan populasi

If(data tersedia){

Pencarian data sukses

(43)

Data tidak ditemukan}

No.Proses 3.2

Nama Proses Lihat data produksi

Deskripsi User atau admin melihat data produksi ternak

Input - Request data produksi

Output - Info data produksi

Logika Proses Begin request data produksi

If(data tersedia){

Pencarian data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Data tidak tersedia}

No.Proses 3.3

Nama Proses Lihat data populasi

Deskripsi User atau admin akan melihat data populasi ternak

Input - Request data populasi

Output - Info data populasi

Logika Proses Begin request data populasi

If(data tersedia){

lihat data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Data tidak tersedia}

No.Proses 4.1

Nama Proses Lihat data user

Deskripsi User dapat melihat data profilnya

Input Data yang ingin dilihat

Output Info data user

Logika Proses Begin request data user

If(data tersedia){

(44)

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Data tidak ditemukan}

No.Proses 4.2

Nama Proses Edit data user

Deskripsi User dapat melakukan pengolahan data profilnya

Input Data yang telah di edit

Output Info data user telah di edit

Logika Proses Begin data edit dimasukan

If(data sesuai){

lihat data sukses

Then lanjut ke proses berikutnya}else{

Data tidak ditemukan}

3.1.4.8 Kamus Data

Dalam penggambaran diagram-diagram sebelumnya, disebutkan bahwa

system hanya memiliki empat tabel, yaitu tabel admin, tabel user, tabel produksi,

dan tabel populasi. Tabel produksi dan populasi merupakan tabel yang

menggambarkan beberapa tabel hewan secara umum, karena penggambaran tabel

yang sangat banyak akan mempersulit penggambaran system dalam diagram

konteks dan DFD. Kamus data untuk aplikasi web ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kamus Data

No Kamus Keterangan

1 Nama Alir Data Data Login admin

Where Used/

How Used

Admin dan user, proses input 1.0 dan output 1.0

Deskripsi User yang akan melakukan pengecekan data dan admin

(45)

Struktur Data id_admin+admin_name+admin_pass+nama_admin

User, proses input 2.1 dan output 2.1

Deskripsi Pengolahan data user

Struktur Data No_user+username+userpass+nama_user+alamat_user+

Data populasi, proses input 2.3 dan output 2.3

Deskripsi Admin akan melakukan pengolahan data populasi

Struktur Data No_hewan+no_daerah+no_ternak+jumlah_hewan+tahun

(46)

hewan

Simbol [! | @ | # | * | - | _ | ^]

4 Nama Alir Data Data Produksi

Where Used/

How Used

Data produksi, proses input 2.2 dan output 2.2

Deskripsi Admin akan melakukan pengolahan data produksi

Struktur Data No_pr_hewan+no_daerah+no_ternak2+jumlah_

pr_hewan+tahun_ pr_hewan+tanggal_input_ pr_hewan

1 No_admin Integer 11 Primary Key auto_increment

2 Admin_name Varchar 50

3 Admin_pass Varchar 50

(47)

Tabel 3.5 User

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_user Integer 11 Primary Key auto_increment

2 username Varchar 50

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_daerah Integer 11 Primary Key auto_increment

2 Nm_daerah Varchar 70

Tabel 3.7 Ternak (nama ternak untuk populasi)

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_ternak Integer 11 Primary Key auto_increment

2 Nm_ternak Varchar 50

Tabel 3.8 Ternak2 (nama ternak untuk produksi)

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_ternak2 Integer 11 Primary Key auto_increment

2 Nm_ternak2 Varchar 50

Tabel 3.9 Populasi Ayam Buras

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

(48)

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_abur Integer 11

5 Tahun_abur Year

6 Tanggal_input_abur Date

Tabel 3.10 Populasi Ayam Ras Pedaging

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_raped Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.11 Populasi Ayam Ras Petelur

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_rapet Integer 11 Primary Key auto_increment

(49)

Tabel 3.12 Populasi Babi

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_bab Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.13 Populasi Domba

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_dom Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.14 Populasi Itik

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_itik Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak Integer 11 Foreign Key

(50)

5 Tahun_ itik Year

6 Tanggal_input_

itik

Date

Tabel 3.15 Populasi Kambing

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_kam Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.16 Populasi Kerbau

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_ker Integer 11 Primary Key auto_increment

(51)

Tabel 3.17 Populasi Kuda

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_kud Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.18 Populasi Sapi Perah

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_spe Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

Tabel 3.19 Populasi Sapi Potong

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_spo Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak Integer 11 Foreign Key

(52)

5 Tahun_ spo Year

6 Tanggal_input_

spo

Date

Tabel 3.20 Produksi Ayam Buras

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_abur Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_abur Integer 11

5 Tahun_ pr_abur Year

6 Tanggal_input_

pr_abur

Date

Tabel 3.21 Produksi Ayam Ras Pedaging

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_raped Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ raped Integer 11

5 Tahun_ pr_ raped Year

6 Tanggal_input_ pr_

raped

(53)

Tabel 3.22 Produksi Ayam Ras Petelur

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_rapet Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ rapet Integer 11

5 Tahun_ pr_ rapet Year

6 Tanggal_input_ pr_

rapet

Date

Tabel 3.23 Produksi Babi

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_bab Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ bab Integer 11

5 Tahun_ pr_ bab Year

6 Tanggal_input_ pr_

bab

Date

Tabel 3.24 Produksi Domba

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_dom Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

(54)

5 Tahun_ pr_ dom Year

6 Tanggal_input_ pr_

dom

Date

Tabel 3.25 Produksi Itik

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_itik Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ itik Integer 11

5 Tahun_ pr_ itik Year

6 Tanggal_input_ pr_

itik

Date

Tabel 3.26 Produksi Kambing

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_kam Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ kam Integer 11

5 Tahun_ pr_ kam Year

6 Tanggal_input_ pr_

kam

(55)

Tabel 3.27 Produksi Kerbau

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_ker Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ ker Integer 11

5 Tahun_ pr_ ker Year

6 Tanggal_input_

pr_ ker

Date

Tabel 3.28 Produksi Kuda

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_kud Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ kud Integer 11

5 Tahun_ pr_ kud Year

6 Tanggal_input_ pr_

kud

Date

Tabel 3.29 Produksi Sapi Import

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_spi Integer 11 Primary Key

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ spi Integer 11

(56)

6 Tanggal_input_ pr_ spi Date

Tabel 3.30 Produksi Sapi Lokal

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_spl Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 No_ternak2 Integer 11 Foreign Key

4 Jumlah_ pr_ spl Integer 11

5 Tahun_ pr_ spl Year

6 Tanggal_input_

pr_ spl

Date

Tabel 3.31 Produksi Telur Ayam Buras

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_t_abur Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 Jumlah_ pr_ t_abur Integer 11

4 Tahun_ pr_ t_abur Year

5 Tanggal_input_ pr_

t_abur

Date

Tabel 3.32 Produksi Telur Ayam Ras Petelur

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_t_rapet Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 Jumlah_ pr_

t_rapet

(57)

4 Tahun_ pr_ t_rapet Year

5 Tanggal_input_

pr_ t_rapet

Date

Tabel 3.33 Produksi Telur Itik

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_t_itik Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 Jumlah_ pr_ t_itik Integer 11

4 Tahun_ pr_ t_itik Year

5 Tanggal_input_ pr_

t_itik

Date

Tabel 3.34

No Nama Field Tipe Data

Ukuran Keterangan Extra

1 No_pr_susu Integer 11 Primary Key auto_increment

2 No_daerah Integer 11 Foreign Key

3 Jumlah_ pr_ susu Integer 11

4 Tahun_ pr_ susu Year

5 Tanggal_input_ pr_

susu

Date

3.1.3 Rancangan Program Aplikasi 3.1.3.1 Struktur Menu

Struktur menu menggambarkan menu-menu yang terdapat dalam program

aplikasi statistik Dinas Peternakan dalam bentuk bagan sehingga lebih mudah

(58)

3.1.3.1.1 Struktur Menu bagi Admin

Di bawah ini adalah struktur menu program aplikasi statistik Dinas

Peternakan bagi admin :

Gambar 3.9 Struktur Menu Admin

Adapun penjelasan mengenai struktur menu aplikasi adalah sebagai berikut :

1. Data User, yaitu halaman yang memuat data-data user yang telah melakukan

administrasi dan memiliki username untuk login.

2. Tambah Data, yaitu menu yang menghubungkan admin ke halaman untuk

menambah data.

a. Tambah Data Produksi, yaitu bagian dari menu tambah data di mana menu ini

akan menghubungkan admin ke form untuk menambah inputan data produksi.

b. Tambah Data Populasi, yaitu menu yang menghubungkan admin ke halaman

untuk mengisi data populasi.

Gambar

Gambar 3.1  Flow Map Data Populasi
Table 3.1 Karakteristik Pengguna Sistem
Gambar 3.3  Diagram Konteks S.I Statistik Dinas Peternakan
Tabel User Data username
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dibuat setiap bulannya oleh seorang Bendahara Pengeluaran berdasarkan prosedur yang

Instansi ini mencakup penyediaan sistem informasi daerah dan pemberian solusi untuk pengolahan data pemerintahan Jawa Barat, baik dalam penyediaan informasi melalui

Desain tampilan ini merupakan tampilan terpenting dalam Sistem Informasi Penyedia Informasi Naskah Dinas, Menu Naskah Dinas ini adalah jawaban dari permasalahan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah menggunanakan Sistem Informasi Berbasis Website untuk menyampaikan informasi akan tetapi masih ada keterbatasan dalam

Sistem informasi administrasi peternakan yang dibuat dapat membantu user untuk menghitung harga pokok produksi ayam dengan memperhatikan data dari pembelian, penyusutan,

Sistem Informasi Apotek Admin Dokter Pasien Data Login Data User Data Obat Data Kategori Obat Data Periode Data Login Data Profil Data Resep Data Login Data Profil Informasi

Para peserta bersepakat untuk setuju dan menetapkan data statistik peternakan Sumatyera Barat dari hasil pengumpulan dan pengolahan data peternakan Kab./Kota tahun

Aplikasi Pengolahan Data Statistik Sektoral pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Barat.. Sistem Informasi Pengolahan Data Ternak Unit Pelaksana Teknis Produksi dan