PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN
KREATIVITAS TERHADAP KINERJA USAHA
(Survei pada Sentra UMKM Industri Keramik kiaracondong Bandung)ADIB ROFIUDDIN 21210858
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Abstract: Business performance of a company is influenced by the orientation of Entrepreneurship and Creativity. Companies must be able to design the right strategy in achieving the company's goals, one of which is the increase Orientation Entrepreneurship for any business is an important task for the company. Moreover, in the business world to note is Creativity a company, which can make a company trying to excel in its business performance. This study aims to determine the response of customers regarding the orientation of entrepreneurship, creativity, business performance and how big the impact of entrepreneurial orientation on business performance at the Center for Ceramics Industry SMEs Kiaracondong Bandung, and how big the influence of creativity on the performance of the business.
Sampling method used consisted of a sample population. The sampling technique used is saturated sample consisted of 24 respondents. The method of analysis in this study using descriptive analysis and verification that consists of multiple linear regression analysis and coefficient of determination used to measure the level of influence Orientation Entrepreneurship and Creativity for Business Performance.
Results of hypothesis testing showed Orientation Entrepreneurship (X1) and Creativity (X2) simultaneously significant effect on Business Performance (Y). Results of hypothesis testing showed Orientation Entrepreneurship partially significant effect on Business Performance and Creativity also partially significant effect on Business Performance.
Key words: Orientation Entrepreneurship and creativity, business performance
PENDAHULUAN
dibuat berupa vas bunga, guci, dan berbagai souvenir keramik. Untuk memberikan kepuasan kepada para wisatawan dalam hal memberikan kreativitas. Kreativitas saja tidak akan memberikan hasil yang optimum apabila tidak di dukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang tinggi. Menurut Prawirosentono, (1991:1) pada penelitian Mulyanto (2007:76) menyatakan bahwa : Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Sehingga pengusaha perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Menurut Rucky (2001;7) diantaranya yaitu : (1) Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut. (2) Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi. (3) Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan dan kebersihan. (4) Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. (5) Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. (6) Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi imbalan, promosi dan lainnya. Untuk dapat mengetahui seberapa besar kinerja usaha perlu di lakukan sebuah penilaian atau evaluasi kinerja usaha. Berikut ini data tentang kinerja usaha pada sentra UMKM Keramik Kiaracondong Bandung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan masalah yang diuraikan tesebut, maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana orientasi kewirausahaan UMKM h Sentra Keramik kiaracondong Bandung.
2. Bagaimana Kreativitas UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung.
3. Bagaimana kinerja usaha yang dihasilkan pada UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung.
4. Seberapa besar pengaruhnya Orientasi kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Kinerja Usaha pada UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung. Baik secara simultan mapun parsial.
Maksud Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Orientasi Kewirausahaan UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung.
2. Untuk mengetahui Kreativitas UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung. 3. Untuk mengetahui Kinerja UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh Orientasi kewirausahaan dan Kreativitas terhadap
Kinera UMKM Sentra Keramik kiaracondong Bandung. Baik secara simultan maupun parsial.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Orientasi Kewirausahaan
Menurut pendapat Porter (2008:419) bahwa : Orientasi kewirausahaan dapat diartikan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam market place yang sama.
Sementara itu pengertian lain disebutkan oleh Utami (2012:4) yang mengemukakan bahwa Orientasi kewirausahaan merupakan proses, praktek, dan kegiatan pengambilan keputusan yang menuju pada new entry. Orientasi kewirausahaan muncul dari perspektif pilihan strategis yang menyatakan bahwa peluang new entry untuk berhasil sangat tergantung pada kinerja yang menjadi tujuan.
Menurut Knight (2000) dalam Muzakar Isa (2011:162). istilah Orientasi Kewirausahaan adalah sebagai kecenderungan individu untuk melakukan inovasi, proaktif dan mau mengambil risiko untuk memulai atau mengelola usaha.
Defenisi lain dikemukakan oleh Weerawardena 2003 dalam Meike Supranoto (2009:21) bahwa “Orientasi Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan”.
Menurut Lumpkin dan Dess (1966) dalam Sri Muljaningsi (2011:436) bahwa orientasi kewirausahaan adalah sebagai sesuatu yang mengarah kepada proses, latihan dan aktivitas dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan produk baru
Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa orientasi kewirausahaan adalah strategi perusahaan untuk masuk kedalam pasar tertentu yang mana didalamnya terdapat kegiatan kegiatan yang tergantung pada tujuan perusahaan itu sendiri.
untuk memulai atau mengelola usaha. yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan.
Kreativitas
Kreativitas menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10) menyatakan bahwa :
“Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembagakan ide – ide baru dan untuk menemukan cara – cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.”
Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) mengatakan bahwa Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari atau menemukan sesuatu hal baru.
Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan, mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak, memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah ide-ideyang baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam imajinasi, dan selektif.
Menurut (e.g., Eysenck, 1993; Guilford, 1950) dalam penelitian Mark Betey (2012:57) menyatakan bahwa :
“Those who emphasize a person-centered view of creativity will probably assess creativity with reference to trait attributes, like intelligence or personality”
Mereka yang menekankan pandangan orang-berpusat kreativitas mungkin akan menilai kreativitas dengan referensi untuk atribut sifat, seperti kecerdasan atau kepribadian.
Menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10) menyatakan bahwa Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang.
yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru yang dihasilkan dianggap mampu memenuhi kebutuhan. Orang yang kreatif akan memiliki sikap, pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk sejak dini karena kreativitas merupakan suatu proses.
Banyak ahli memberikan definisi mengenai kreativitas, menurut Evans (1994) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengatahuan di dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan gagasan – gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.
Pengertian lainnya menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46) mengatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide – ide baru dan lebih baik.
Kreativitas juga merupakan keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi – kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran dan juga merupakan pembangkit ide – ide baru. Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru dan inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru, jasa baru, proses baru atau metode baru untuk memproduksi.
Menurut Hubies (2005:11) dalam penelitian Sonang Sitohang (2006:291) kreativitas merupakan kumpulan dari ide – ide, baik pengetahuan maupun pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (prose pada bagian otak sebelah kanan), yang kemudian diramu menjadi inovasi yang bermanfaat secara berkesinambungan, sehinggan kreativitas sebagai penciptaan ide-ide baru, gagasan baru yang membutuhkan individu kreatif yang mampu menghasilkan pemikiran yang kreatif dari orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu kegiatan pada situasi yang berlaku seperti halnya optimis biaya dan waktu meraih efesiensi.
Dari ke enam pngertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kumpulan dari ide – ide, baik pengetahuan maupun pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia, di mana ide-ide maupun produk tersebut dibutuhkan oleh masyarakat.
Kinerja Usaha
yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Madura (2001) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:21) menjelaskan bahwa kinerja bisnis dilihat dari sudut pemilik usaha yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan memusatkan diri pada dua kriteria untuk mengukur kinerja perusahaan. 1) imbalan atas penanaman modalnya dan 2) resiko dari penanaman modal mereka. Karena strategi bisnis yang harus menentukan bagaimana strategi bisnis yang bermacam-macam akan mempengaruhi imbalan atas penanaman modal perusahaan dan resikonya.
Menurut Mulyadi (1997) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:22) menyatakan informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran dalam kinerja manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Sedangkan informasi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat adalah biaya. Kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi karyawan.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa unsur – unsur yang terdapat dalam kinerja usaha terdiri dari :
1. Hasil – hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai seperti: Motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Pencapaian tujuan organisasi. 4. Periode waktu tertentu.
Berdasarkan hal diatas Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan kinerja suatu bisnis adalah hasil – hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhui oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel gaya Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kreativitas (X2) terhadap Kinerja Usaha (Y) berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS di dapatkan ringkasan tabel seperti di bawah
Model regresi berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1X1 + b2X2
Dimana:
Y = Kinerja Usaha
X1 = Orientasi Kewirausahaan
X2 = kreativitas
b0 = intersep
b1,b2, = koefisien regresi
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil koefisien regresi sebagai berikut: (X1)
Orientasi Kewirausahaan
- Inovatif
- Berani mengambil resiko - Proaktif
- Agresifitas
Lumpkin dan Dess (1966) dalam Sri Muljaningsih - Kerja Sama dengan
Rekan Kerja
Wiklund, 1999) dalam Hanifah ( 2011 : 14)
Tabel 4.24
Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.339 5.293 2.520 .020
X1 -.353 .172 -.366 -2.048 .043
X2 .412 .182 .404 2.261 .035
a. Dependent Variable: Y
Dari output di atas diketahui nilai kontstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 13,339 + -0,353 X1 + 0,412 X2 Y : Kinerja Usaha
X1 : Orientasi Kewirausahaan X2 : Kreativitas
Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
1) Uji Normalitas
Tabel 4.25
Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 24
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.70514106 Most Extreme Differences Absolute .129
Positive .100 Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .632
Asymp. Sig. (2-tailed) .819 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel ditas didapatkan hasil Sig sebesar 0.819, hasil 0.819 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal selanjutnya dengan menggunakan grafik normal probability plot didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.1
Berdasarkan grafik normal probability plot, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal karena data atau titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
2) Uji Heteroskedastitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearmen yaitu dengan mengkolerasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolute dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
Berikut hasil Uji Heteroskedastitas dengan menggunakan media program komputer, yaitu SPSS 17 for windows didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.26
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Spearman Correlations
Orientasi
Kewirausahaan kreeatifitas ABS_RES Spearman's
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Analisis Korelasi
A. Analisis Korelasi Parsial Antara Orientasi Kewirausahaan (X1) dengan Kinerja Usaha (Y)
Dengan menggunakan software SPSS, diperoleh hasil analisis korelasi parsial antara Orientasi Kewirausahaan (X1) dengan Kinerja Usaha (Y) sebagai berikut:
Tabel 4.27
Korelasi Secara parsial AntaraOrientasi Kewirausahaan dan kinerja usaha Correlations
Control Variables X1 Y X1 Correlation 1.000 -.408
Significance (2-tailed) . .053
Df 0 21
Y Correlation 408 1.000 Significance (2-tailed) .053 .
Df 21 0
Angka output pada korelasi mempunyai artibahwa keeratan hubungan antara Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha menghasilkan angka 0,408. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.28
Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi
Sumber: Sugiyono (2004:214)
Berdasarkan pada tabel di atas, maka angka tersebut menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut memiliki hubungan kolerasi yang sedang atau cukup kuat dan searah, Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara Orientasi Kewirausahan dan Kinerja Usaha berbanding lurus (bersifat positif), yang berarti semakin baik Orientasi Kewirausahaan maka Kinerja Usaha diprediksi akan semakin tinggi.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
B. Analisis Korelasi Parsial Antara Kreativitas (X2) dengan Kinerja Usaha (Y)
Dengan menggunakan software SPSS, diperoleh hasil analisis korelasi parsial antara Orientasi Kreativitas (X2) dengan Kinerja Usaha (Y) sebagai berikut:
Tabel 4.29
Korelasi Secara parsial Antara kreativitas dan kinerja usaha Correlations
Control Variables X2 Y X2 Correlation 1.000 .442
Significance (2-tailed) . .035
Df 0 21
Y Correlation .442 1.000 Significance (2-tailed) .035 .
Df 21 0
Angka output pada korelasi mempunyai artibahwa keeratan hubungan antara Kreativitas terhadap Kinerja Usaha menghasilkan angka 0,442. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Table 4.30
Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi
Sumber: Sugiyono (2004:214)
Berdasarkan pada tabel di atas, maka angka tersebut menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut memiliki hubungan kolerasi yang sedang atau cukup kuat dan searah.Nilai korelasi yang diperoleh positif berarti bahwa hubungan antara Kreativitas dan Kinerja Usaha berbanding lurus (bersifat positif), yang berarti semakin baik Kreativitas maka Kinerja Usaha diprediksi akan semakin tinggi.
Koefisien Determinasi
Dengan menggunakan SPSS, diperoleh koefisien determinasi yang dapat dilihat pada tabel output berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
Tabel 4.31
Uji Koefisien Determinasi orientasi kewirausahaan dan kreativitas dengan kinerja usaha
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,356 atau 35,6%. Hal ini menunjukkan bahwa Orientasi Kewirausahaan dan Kreativitas secara simultan memberikan pengaruh terhadap variabel Kinerja Usaha sebesar 35,6% dan sisanya 64,4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti. Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dilakukan dengan cara nilai beta X zero order pada output SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.32
Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta X Zero Order Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Berikut disajikan hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus beta X zero order :
1. Variabel Orientasi Kewirausahaan = -0,366 x -0,446= 0,163 atau 16,5% 2. Variabel Kreativitas = 0,404 x 0,477= 0,193 atau 19,1%
Dari hasil perhitungan secara parsial di atas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat adalah variabel Kreativitas (X2) sebesar 19,1% dan diikuti dengan variabel Orientasi Kewirausahaan (X1) sebesar 16,5% maka total pengaruh secara keseluruhan sebesar 35,6% dan sisanya 64,4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti.
β :β ≠ 0 : Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kreativitas (X2) secara bersama- .sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y).
β :β ≠ 0 :...Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kreativitas (X2) secara bersama..sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y).
Tingkat signifikan (α ) sebesar 5% Kriteria Pengujian :
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak. Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima
Hasil pengujian Hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
TABEL 4.33
Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji f) ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 48.362 2 24.181 5.805 .010a
Residual 87.472 21 4.165
Total 135.833 23
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel (5,805 > 3,090). Dengan demikian, hasil uji menunjukkan menolak Ho. Jadi hasil pengujian statistik secara simultan adalah tidak signifikan. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05), yang berarti kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas signifikan sangat kecil atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05). artinya variabel Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kreativitas (X2), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y).
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Pengujian X1:
Ho : β1= 0 Orientasi Kewirausahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha
H1 : β1≠ 0 Orientasi Kewirausahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Usaha
Dengan t tabel sebesar 2,080
Tabel 4.34
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.339 5.293 2.520 .020
X1 -.353 .172 -.366 -2.148 .043
X2 .412 .182 .404 2.261 .035
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai t hitung untuk Orientasi Kewirausahaan sebesar -2,148. Karena nilai t hitung (-2,148) > t tabel (-2,080), maka Ho ditolak. Artinya, Orientasi Kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Usaha.
Jika digambarkan, nilai t hitung dan t tabel untuk pengujian parsial X1 tampak sebagai berikut:
Gambar 4.2
Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Daerah Penerimaan H0
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
- t tabel= -2,080 t tabel= 2,080
Diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t hitung = 2,148 > ttabel = 2,080). Keputusan uji adalah menolak H0. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya sangat kecil (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Artinya kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05) sehingga keputusan uji adalah menolak H0.
Hasil pengujian dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiklund, (1999) dalam Hanifah ( 2011 : 14 ). Orientasi Kewirausahaan yang tinggi berhubungan erat dengan penggerak utama keuntungan sehingga seorang wirausahawan mempunyai kesempatan untuk mengambil keuntungan dan munculnya peluang-peluang tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap Kinerja Usaha
Pengujian X2:
Ho : β2 = 0 Kreativitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha
H1: β2 ≠ 0 Kreativitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha
Dengan t tabel sebesar 2,080
Kriteria : Tolak Ho jika t hitung lebih besar dari t tabel, terima dalam hal lainnya Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2 sebagai berikut:
Tabel 4.34
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Jika digambarkan, nilai t hitung dan t tabel untuk pengujian parsial X2 tampak sebagai berikut:
Gambar 4.3
Daerah penerimaan dan Penolakan Ho
Diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t hitung = 2,261 > ttabel =2,080). Keputusan uji adalah menolak H0. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya sangat kecil (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Artinya kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh Kreativitas terhadap Kinerja Usaha signifikan lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05) sehingga keputusan uji adalah menolak H0.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai “PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA USAHA “(Survey pada Sentra UMKM Industri keramik Kiaracondong Bandung).”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Oriesntasi kewirausahaan pada Sentra UMKM Industri keramik Kiaracondong Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator agresifitas bersaing. Oriesntasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha dengan arah hubungan positif. Artinya semakin baik orientasi kewirausahaan maka akan semakin baik kinerja usahanya.
2. kreativitas pada Sentra UMKM Industri keramik Kiaracondong Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator kemampuan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha dengan arah positif.
Daerah Penerimaan H0
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
- t tabel= -2,080 t tabel= 2,080
Kemampuan sangat dibutuhkan dalam kretivitas perkembangan produk yang baru, membuat model-model yang menarik serta mengembangkan produk yang lama dikemas menjadi produk yang baru.
3. Kinerja Usaha Sentra Industri keramik Kiaracondong Bandung sudah baik. Bila dilihat berdasarkan indikator, tampak bahwa persentase skor tanggapan responden terhadap sebagian besar indikator termasuk dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan total skor tanggapan responden terhadap variabel kinerja usaha yang mencakup aspek : kuakitas,kuantitas produk, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja dan termasuk ke dalam klasifikasi baik.
4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kreativitas (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha(Y). Hasil pengujian hipotesis orientasi kewirausahaan menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha dan Kreativitas juga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha.
Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran kepada pihak yang berkaitan maupun pihak lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Orientasi Kewirausahaan pada Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong Bandung sudah baik, tapi perlu diperhatikan aspek-aspek yaitu harus lebih memenuhi semua permintaan pasar dari waktu ke waktu. Sebaiknya pemilik usaha harus dapat lebih mempertahankan permintaan pasarnya, memenuhi melalui penciptaan produk baru sesuai dengan yang diinginkan, karena dengan memenuhi permintaan akan diperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan yang menjadi tujuan utamanya. Serta selalu percaya diri atas keputusan yang diambil. Karena dengan adanya keyakinan dalam berani mengambil resiko merupakan kesuksesan dalam berwirausaha
2. Kreativitas pada Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong Bandung sebaiknya selalu membuat atau mengembangkan produk yang ada mnjadi produk yang baru dan juga diharapkan memeperthanakan kemampuan Kemampuan sangat dibutuhkan dalam kretivitas perkembangan produk yang baru, membuat model-model yang menarik serta mengembangkan produk yang lama dikemas menjadi produk yang baru.
Pengaruh antara ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang cukup baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik toko Sentra UMKM Industri keramik
Kiaracondong Bandung lebih berani mengambil resiko Sentra Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong Bandung diharapkan mampu lebih meningkatkan
kemampuan sehingga perusahaan yang paling efektif yang diukur dari variabel Orientasi Kewirausahaan dan Kreativitas dapat meningkatkan Kinerja perusahaan yang lebih maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius Gunadi Brata. 2009. Inovasi dan Kinerja Usaha Kecil-Menengah (Kerajinan Bambu di Sleman). Jurnal Studi Ekonomi Vol, IV, Juni 1. Yogjakarta.
Ardy Mandala, Edy Raharja. 2012. Peran Pendidikan, Pengalaman, dan Inovasi terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Diponegoro Journal of Management,
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology. (2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England.
Deden, A., Janvita, J. Sudirham. 2012. Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil.
Edi Wahyudi, 2010, Strategi Peningkatan Akses Pasara dan Peluang Inovasi Usaha Kecil Nelayan Pasuruan. Riset Ilmiah Strategi (L-RIS) dan Prodi Adm. Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember,
Ernani Hadiyati. 2011. Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan ,
Fitri Lukiastuti 2007. Pengaruh Orientasi Wirausaha Dan Kapabilitas Jejaring Usaha Terhadap Peningkatan Kinerja.
Hanadi Mubarak Al-Mubaraki. Dalam Innovation System in European Countriea : A SWOT Analysis. European Journal of Bussines and Management ,
Mega Usvita 2012. Pengaruh Orientasi Kewirausaha An Terhadap Kinerja Pemasaran.
Petter Swann and Daniel Birk. 2005. Dikutip dalam buku How do Creativity and Design Enchance Business Performence ? a Frame Work for Interpreting the Evidence.
Siyamtinah, Heru Sulistyo, Eny Rahmani, 2011, Model Peningkatan Kinerja Melalui Kapabilitas Inovasi Pada UKM Semarang. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan ,
Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA.
Umi, Narimawati., Sri Dewi, A., & Linna, I. 2010. PENULISAN KARYA ILMIAH: Panduan Awal Menyusun skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM, Bekasi : Genesis.
Yohanes Rante, 2010, Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribrisnis di Papua. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 2 September, pp. 133-141.
http://rajapresentasi.com/2012/08/kreativitas-dan-inovasi-bisnis-agar-erencanaan-menjadi-kenyataan/ (14-07-2013)
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Orientasi Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Orientasi Kewirausahaan
Menurut pendapat Porter (2008:419) bahwa : Orientasi kewirausahaan
dapat diartikan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara
lebih efektif di dalam market place yang sama.
Sementara itu pengertian lain disebutkan oleh Utami (2012:4) yang
mengemukakan bahwa
“Orientasi kewirausahaan merupakan proses, praktek, dan kegiatan pengambilan keputusan yang menuju pada new entry. Orientasi kewirausahaan muncul dari perspektif pilihan strategis yang menyatakan bahwa peluang new entry untuk berhasil sangat tergantung pada kinerja yang menjadi tujuan”.
Menurut Knight (2000) dalam Muzakar Isa (2011:162). istilah Orientasi
Kewirausahaan adalah sebagai kecenderungan individu untuk melakukan inovasi,
proaktif dan mau mengambil risiko untuk memulai atau mengelola usaha.
Defenisi lain dikemukakan oleh Weerawardena 2003 dalam Meike
Supranoto (2009:21) bahwa “Orientasi Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
kesuksesan”.
Menurut Lumpkin dan Dess (1966) dalam Sri Muljaningsi (2011:436)
16
proses, latihan dan aktivitas dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan
produk baru
Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa orientasi
kewirausahaan adalah strategi perusahaan untuk masuk kedalam pasar tertentu yang
mana didalamnya terdapat kegiatan kegiatan yang tergantung pada tujuan
perusahaan itu sendiri.
Dari kelima penertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa orientasi
kewirausahaan merupakan proses, praktek, dan kegiatan pengambilan keputusan
atau kecenderungan individu untuk melakukan inovasi, proaktif dan mau
mengambil risiko untuk memulai atau mengelola usaha. yang dijadikan dasar, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan
2.1.1.2 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri-ciri
dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri - ciri Watak
1. Percaya diri
Keyakinan ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme
2. Berorientasi pada tugas dan hasi
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif. 3. Pengambilan resiko dan suka
tantangan
17
4. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran – dan kritik
5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6. Berorientasi ke masa depan Pandamgan ke masa depan, perspektif.
Sumber Tabel : Suryana, 2006:24
2.1.1.3 Tipe Orientasi Kewirausahaan
Menurut Hutagalung (2010:7), tipe kewirausahaan dibagi atas 4 (empat),
antara lain :
1. The personal achiever, ciiri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki kebutuhan berprestasi
b. Memiliki kebutuhan atas umpan balik
c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan
2. The supersales person, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain
b. Memiliki keinginan membantu orang lain
c. Percaya bahwa proses-proses social sangat penting
3. The real manager, ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut:
a. Keinginan bersaing
b. Ketegasan
18
4. The expert iden generation, ciri-ciri wirausaha tipe expert idea generation
adalah sebagai berikut:
a. Keinginan untuk melakukan inovasi
b. Menyukai gagasan-gagasan
c. Intelegensi yang tinggi
2.1.1.4 Indikator Orientasi Kewirausahaan
Indikator dari Orientasi kewirausahaan dikemukakan oleh Lumpkin dan
Dess (1966) yang berpendapat bahwa ada 4 (empat) indikator untuk mengukur
orientasi kewirausahaan, yaitu:
1. Inovatif
Keinginan perusahaan untuk mendukung kreativitas dalam upaya
memperkenalkan produk baru.
2. Berani Mengambil Resiko
Adalah Upaya pencarian peluang-peluang baru.
3. Proaktif
Adalah bertindak aktif mendeteksi pesaing dan merespon permintaan pasar
pada masa mendatang.
4. Agresifitas bersaing
Adalah intensitas perusahaan dalam merespon dan memanfaatkan
19
Dari pendapat diatas, terlihat bahwa indikator dari orientasi kewirausahaan
jika diperhatikan dengan dan diintegrasikan secara baik oleh pelaku bisnis, maka
akan menaikkan kinerja perusahaan.
2.1.2 Kreativitas
2.1.2.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati
(2011:10) menyatakan bahwa :
“Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembagakan ide – ide baru dan untuk menemukan cara –
cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.”
Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) mengatakan bahwa :
“Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari atau menemukan sesuatu hal baru”
Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka
memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan,
mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu
yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak,
memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari
standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan,
ide-20
ideyang baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap
fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam
imajinasi, dan selektif.
Menurut (e.g., Eysenck, 1993; Guilford, 1950) dalam penelitian Mark Betey
(2012:57) menyatakan bahwa :
“Those who emphasize a person-centered view of creativity will probably
assess creativity with reference to trait attributes, like intelligence or personality”
“Mereka yang menekankan pandangan orang-berpusat kreativitas mungkin
akan menilai kreativitas dengan referensi untuk atribut sifat, seperti kecerdasan atau
kepribadian”
Menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10)
menyatakan bahwa:
“Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara
baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang”.
Kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam menghasilkan
ide-ide maupun produk baru dan sesuai dengan tuntutan keadaan, di mana ide-ide
maupun produk tersebut dibutuhkan. Kemampuan itu dapat diterima dan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu
yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru yang dihasilkan
21
pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk sejak dini karena
kreativitas merupakan suatu proses.
Banyak ahli memberikan definisi mengenai kreativitas, menurut Evans (1994) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham
(2012:46) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengatahuan di
dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara lebih
bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan gagasan – gagasan
yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.
Pengertian lainnya menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) dalam
penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46) mengatakan
bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang
pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide – ide baru dan lebih baik.
Kreativitas juga merupakan keterampilan untuk menentukan pertalian baru,
melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi – kombinasi baru
dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran dan juga merupakan
pembangkit ide – ide baru. Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru dan inovasi
sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru, jasa baru,
proses baru atau metode baru untuk memproduksi.
Menurut Hubies (2005:11) dalam penelitian Sonang Sitohang (2006:291)
kreativitas merupakan kumpulan dari ide – ide, baik pengetahuan maupun
pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (prose pada bagian otak sebelah
22
berkesinambungan, sehinggan kreativitas sebagai penciptaan ide-ide baru, gagasan
baru yang membutuhkan individu kreatif yang mampu menghasilkan pemikiran
yang kreatif dari orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu kegiatan pada
situasi yang berlaku seperti halnya optimis biaya dan waktu meraih efesiensi.
Dari ke enam pngertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas
adalah kumpulan dari ide – ide, baik pengetahuan maupun pengalaman yang berada
di dalam pikiran manusia, di mana ide-ide maupun produk tersebut dibutuhkan oleh
masyarakat.
2.1.2.2 Ciri-ciri Kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas
antara lain:
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara
cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan
bukan kualitas.
b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi
sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbedabeda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang
23
mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya
dengan cara berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan
dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan
unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki
kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas,
mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang
dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika
individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009). Hal ini
juga didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang menyatakan individu harus
memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya
sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari
lingkungan. Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal
24
1) Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala
sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima
apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap
pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap konsep
secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan demikian
individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi
seseorang (internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang terutama
ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan
dan kritikan dari orang lain.
3) Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep
-konsep.
Merupakan kemampuan untuk membentuk kombinasi dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat
mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan
merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas
25
pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan
dan meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat,
kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut
mempengaruhi kreativitas individu. Rogers (dalam Munandar, 2009)
menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas
ditandai dengan adanya:
1. Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling
berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan
dan keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi
eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai
efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan,
pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut
pandang mereka dan menerimanya.
2. Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan
kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis
26
Munandar (dalam Zulkarnain, 2002) menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas dapat berupa kemampuan berpikir dan sifat kepribadian
yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri
dari kecerdasan (inteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman
dan ketrampilan. Faktor kepribadian terdiri dari ingin tahu, harga diri
dankepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko dan sifat asertif
(Kuwato, dalam Zulkarnain, 2002).
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor
lainnya yang dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas
yang dimiliki individu, yang menurut Hurlock (1993) yaitu:
a. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak
perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian
besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan
anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak
oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para
orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
b. Status sosial ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif
daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang lebih rendah.
Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih
banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
27
c. Urutan kelahiran
Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang
berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak
yang lahir di tengah, lahir belakangan dan anak tunggal mungkin memiliki
kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir
pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua,
tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada
pencipta.
d. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif
daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara mendidik anak
yang otoriter dan kondisi sosioekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih
mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e. Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak lingkungan
pedesaan.
f. Inteligensi Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih
besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak
gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih
28
2.1.2.4 Indikator Kreativitas
Menurut Suryana (2003:23) bahwa, indikator Kreativitas adalah sebagai
berikut:
1. Keahlian
Memberikan ide-ide kreatif,di mana ide-ide maupun produk tersebut
dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Kemampuan
Menciptakan teknik-teknik baru dalam membuat produk.
3. Motivasi
Mempunyai motivasi dalam bekerja.
2.1.3 Kinerja Usaha
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Usaha
Menurut Prawirosentono, (1991:1) pada penelitian Mulyanto (2007:76)
menyatakan bahwa :
“Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”
Madura (2001) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:21)
menjelaskan bahwa kinerja bisnis dilihat dari sudut pemilik usaha yang
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan memusatkan diri pada dua kriteria
untuk mengukur kinerja perusahaan. 1) imbalan atas penanaman modalnya dan 2)
29
menentukan bagaimana strategi bisnis yang bermacam-macam akan mempengaruhi
imbalan atas penanaman modal perusahaan dan resikonya.
Menurut Mulyadi (1997) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:22)
menyatakan informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran dalam kinerja
manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Sedangkan informasi yang dipakai
sebagai ukuran kinerja manajer pusat adalah biaya. Kinerja sebagai proses dimana
organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi karyawan.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa unsur – unsur yang terdapat
dalam kinerja usaha terdiri dari :
1. Hasil – hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai seperti: Motivasi,
kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Pencapaian tujuan organisasi.
4. Periode waktu tertentu.
Berdasarkan hal diatas Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan kinerja
suatu bisnis adalah hasil – hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok
dalam suatu organisasi yang dipengaruhui oleh berbagai faktor untuk mencapai
30
2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
menurut Rucky (2001;7) diantaranya yaitu:
1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Semakin
berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat
kinerja organisasi tersebut.
2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan
dan kebersihan
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam
organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar
bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi imbalan,
promosi dan lainnya.
2.1.3.3 Karakterisktik Kinerja Usaha
Kaplan dan Norton (1992:76) dalam Nursiah (2009:72) mengembangkan
tolak ukur keberhasilan perusahaan yang lebih komprehensif, dinamakan Balanced
Scorecard. Menurut konsep balanced scorecard kinerja perusahaan untuk mencapai
31
1. Perspektif finansial
Dimana pada perspektif ini perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa
pasar, peningkatan penerimaan melalui penjualan produk perusahaan. Selain
itu peningkatan efektifitas biaya dan utilitas asset dapat meningkatkan
produktifitas perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
Dimana perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan segmen
pasar. Identifikasi secara tapat kebutuhan pelanggan sangat membantu
perusahaan bagaimana memberikan layanan kepada pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dimana perusahaan harus mengidentifikasi proses-proses yang paling kritis
untuk mencapai tujuan peningkatan nilai bagi pelanggan.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dimana tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finacial, pelanggan
dan proses bisnis internal mengidentifikasi dimana organisasi harus unggul
untuk mencapai terobosan kinerja, sementara tujuan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur yang
32
2.1.3.4 Indikator Kinerja Usaha
Menurut Johnson (1991:19) pada jurnal penelitian Mulyanto (2007:76).
Kinerja usaha merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari usaha
yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini indikator
dari kinerja usaha dapat diukur dengan perilaku aktual ditempat kerja yang bersifat
dimensional, dimana dimensi kerja meliputi:
1. Kualitas preoduk
Mengeluarkan produk dengan kualitas yang baik
2. Kuantitas produk
Pendapatan profit yang relatif naik
3. Waktu kerja
Smenerapkan disiplin waktu dalam bekerja
4. Kerjasama dengan rekan kerja
Memiliki kerjasama yang erat antar rekan kerja
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
33
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti Judul Hasil dan kesimpulan Persamaan Perbedaan Tahun
1 Mega Usvita Pengaruh
2 Fitri Lukiastuti Pengaruh
Orientasi
34
4 Ernani Hadiyati Kreativitas dan inovasi inovasi karena tanpa kreativitas tidak akan ada inovasi.
7 Roslina Wintang Orientasi pasar,
35 paling menojol adalah inovasi produk dan inovasi organisasi usaha, sedangkan tipe inovasi yang paling
Sebuah perusahaan yang berdiri pada era globalisasi seperti sekarang ini
tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ada di lingkungan industri, salah satunya
adalah kompetitor, konsumen dan juga lingkungan pasar. Sebuah pemilik usaha
yang memiliki Orientasi kewirausahaan yang diarahkan secara tepat dan efektif
pada perusahaan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan itu sendiri.
Dengan dimilikinya orientasi kewirausahaan yang baik dari pelaku bisnis, maka
perusahaan tersebut dianggap mampu berkembang dibanding kompetitor. Orientasi
kewirausahaan dari pemilik usaha akan menunjukkan bagaimana kinerja dalam
perusahaan itu sendiri, karena dengan orientasi kewirausahaan yang terarah, maka
kinerja perusahaan akan terorganisir dan akan membawa berimbas pada kemajuan
usaha.
Orientasi kewirausahaan terdapat 4(empat) alat ukur yang diperlukan dalam
menjalankan usahanya, diantaranya Inovatif, yaitu keinginan perusahaan untuk
mendukung kreativitas dalam upaya memperkenalkan produk baru, Berani
Mengambil Resiko, yaitu upaya pencarian peluang-peluang baru, Proaktif, yaitu
36
mendatang, Agresifitas bersaing, yaitu intensitas perusahaan dalam merespon dan
memanfaatkan peluang-peluang baru.. Hal ini mengacu pendapat atau penelitian
Lumpkin dan Dess (1966) dalam Sri Muljaningsih (2011:346)
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide yang baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam peluang usaha. Kreativitas harus memiliki keahlian, kemampuan
dan bisa memotivasi setiap hal dalam mengembangkan sesuatu hal yang baru.
Kinerja usaha merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari
usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini
indikator dari kinerja usaha dapat diukur dengan perilaku aktual ditempat kerja
yang bersifat dimensional, dimana dimensi kerja meliputi kualitas output, kuantitas
output, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja.
2.2.1 Keterkaitan Antara Orientasi Kewirausahaan Dengan Kinerja Usaha
Orientasi kewirausahaan yang tinggi berhubungan erat dengan penggerak
utama keuntungan sehingga seorang wirausahawan mempunyai kesempatan untuk
mengambil keuntungan dan munculnya peluang-peluang tersebut, yang pada
akhirnya berpengaruh positif terhadap kinerja usaha (Wiklund, 1999) dalam
Hanifah (2011:14).
Sementara itu, menurut Gosselin (2005), dalam Andwiani Sinarasri (2013:
44) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi kewirausahaan yang
37
2.2.2 Keterkaitan Antara Kreativitas Dan Kinerja Usaha
Menurut Suryana (2003) yang dikutip dari Ernani Hadiyati (2011:10)
menyatakan bahwa :
“Berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dalam peluang”.
Menurut Andrews and Smith (1996), Menon et al., (1999), Voss and Voos
(2000) dalam penelitian Sonang Sitohang (2008:294), mengutarakan bahwa:
“Kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang
diukur dengan kinerja pemasaran, hal ini dapat dirumuskan dari dimensi – dimensi
volume penjualan, tingkat pertumbuhan penjualan, dan tingkat pertumbuhan
pelanggan”
Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha
yang baru memulai maupun para pelaku usaha yang sudah lama. Kreativitas sangat
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, umumnya pada kegiatan bisnis merupakan
sumber penting penciptaan kinerja dalam perusahaan Frinces (2004:38).
2.2.3 Keterkaitan Antara Orientasi Kewirausahaan Dan Kreativitas Terhadap Kinerja Usaha
Persaingan dunia yang semakin kuat dan perkembangan yang semakin
38
memberikan orientasi kewirausahaan yang didasari dengan berfikir kreatif dari
seorang wirausaha untuk menaikan kinerja usahanya.
Menurut Zimmerer (1996:16) mengungkapkan bahwa orientasi
kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dalam memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki kinerja usaha.
Orientasi kewirausahaan merupakan suatu kesatuan yang penting terhadap
kinerja usaha suatu perusahaan, dan kreativitas adalah langkah kedua yang harus
ditempuh dalam meningkatkan kinerja usaha. Hal ini dikuatkan dengan beberapa
teori yang menjelaskan orientasi kewirausahaan dan kreativitas berpengaruh dalam
kinerja usaha. Ketika seseorang berani mengambil resiko dalam suatu tindakan
untuk mendukung suatu krativitas dalam mengeksplorasikan ide kreatif dan hal ini
tentu sangat berpengaruh dalam perusahaan khususnya dalam peningkatan kinerja
39
Dari uraian diatas maka didapat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah (X1)
Orientasi Kewirausahaan
- Inovatif
- Berani mengambil resiko
- Proaktif
- Agresifitas
Lumpkin dan Dess (1966) dalam Sri Muljaningsih
- Kerja Sama dengan
Rekan Kerja
Wiklund, 1999) dalam Hanifah ( 2011 : 14)
40
penelitian, belum jawaban empirik, maka penulis menarik kesimpulan sementara,
yaitu:
Keterangan:
X1: Variabel Independen 1, yaitu orientasi kewirausahaan
X2: Variabel Independen 2, yaitu kreativitas
Y : Variabel Dependen, yaitu Kinerja Usaha
Hipotesis Utama :
- Terdapat Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Kreativitas Terhadap Kinerja
Usaha Sentra UMKM Industri Keramik Kiara Condong Bandung.
Sub Hipotesis :
1. Orientasi Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra
UMKM Industri Keramik Kiara Condong Bandung.
2. Kreativitas Berpengaruh Terhadap Kinerja Bisnis Pada Sentra UMKM Industri
114 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai “PENGARUH
ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KREATIVITAS TERHADAP
KINERJA USAHA “(Survey pada Sentra UMKM Industri keramik Kiaracondong
Bandung).”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Oriesntasi kewirausahaan pada Sentra UMKM Industri keramik
Kiaracondong Bandung secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal
ini ditandai dengan presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi
pada indikator agresifitas bersaing. Oriesntasi kewirausahaan berpengaruh
terhadap kinerja usaha dengan arah hubungan positif. Artinya semakin
baik orientasi kewirausahaan maka akan semakin baik kinerja usahanya.
2. kreativitas pada Sentra UMKM Industri keramik Kiaracondong Bandung
secara rata-rata masuk kedalam kriteria baik. Hal ini ditandai dengan
presepsi responden dengan memberikan nilai tertinggi pada indikator
kemampuan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha
dengan arah positif. Kemampuan sangat dibutuhkan dalam kretivitas
perkembangan produk yang baru, membuat model-model yang menarik
serta mengembangkan produk yang lama dikemas menjadi produk yang
115
3. Kinerja Usaha Sentra Industri keramik Kiaracondong Bandung sudah baik.
Bila dilihat berdasarkan indikator, tampak bahwa persentase skor
tanggapan responden terhadap sebagian besar indikator termasuk dalam
kategori baik. Hal ini berdasarkan total skor tanggapan responden
terhadap variabel kinerja usaha yang mencakup aspek : kuakitas,kuantitas
produk, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja dan termasuk ke
dalam klasifikasi baik.
4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan Orientasi Kewirausahaan (X1) dan
Kreativitas (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Usaha(Y). Hasil pengujian hipotesis orientasi kewirausahaan
menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Usaha dan Kreativitas juga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Usaha.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba
memberikan saran kepada pihak yang berkaitan maupun pihak lainnya, yaitu
sebagai berikut :
1. Orientasi Kewirausahaan pada Sentra UMKM Industri Keramik
Kiaracondong Bandung sudah baik, tapi perlu diperhatikan aspek-aspek
yaitu harus lebih memenuhi semua permintaan pasar dari waktu ke waktu.
Sebaiknya pemilik usaha harus dapat lebih mempertahankan permintaan
116
diinginkan, karena dengan memenuhi permintaan akan diperoleh
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan yang menjadi tujuan
utamanya. Serta selalu percaya diri atas keputusan yang diambil. Karena
dengan adanya keyakinan dalam berani mengambil resiko merupakan
kesuksesan dalam berwirausaha
2. Kreativitas pada Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong Bandung
sebaiknya selalu membuat atau mengembangkan produk yang ada mnjadi
produk yang baru dan juga diharapkan memeperthanakan kemampuan
Kemampuan sangat dibutuhkan dalam kretivitas perkembangan produk
yang baru, membuat model-model yang menarik serta mengembangkan
produk yang lama dikemas menjadi produk yang baru.
3. Kinerja Perusahaan pada Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong
Bandung sudah masuk ketegori baik, agar lebih baik lagi jika para pemilik
toko di sentra tersebut dapat memiliki karyawan yang kreatif. Kreatif
dalam membuat ide-ide maupun produk-produk baru. Dengan itu
perusahaan harus memberikan pelatihan khusus untuk para karyawan agar
dapat mempunyai karyawan yang benar-benar kreatif dalam membuat
ide-ide baru bagi perusahaan. Karena karyawan yang memiliki beragam ide-ide
merupakan cara meningkatkan kreativitas yang bisa lakukan oleh
perusahaan ataupun kemajuan perusahaan.
4. Pengaruh antara ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang cukup
baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik toko Sentra UMKM
117
Sentra Sentra UMKM Industri Keramik Kiaracondong Bandung
diharapkan mampu lebih meningkatkan kemampuan sehingga perusahaan
yang paling efektif yang diukur dari variabel Orientasi Kewirausahaan dan
PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN
KREATIVITAS TERHADAP KINERJA USAHA
(Survei pada Sentra UMKM Industri Keramik kiaracondong Bandung)The influence entrepreneurial orientation and creativity to the
business performance at UMKM Industry Ceramics Kiaracondong
Bandung
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
ADIB ROFIUDDIN 21210858
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG