No. Daftar: 373/UN 40.7.D1/LT 2013
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Rinaldi Nur Ikhsan
0801086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Pengaruh Perilaku Kewirausahaan
Terhadap Keberhasilan Usaha
(Survei Terhadap Para Pengusaha di
Sentra Industri Keramik Plered)
Oleh
Rinaldi Nur Ikhsan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rinaldi Nur Ikhsan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered)
RINALDI NUR IKHSAN 0801086
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing
Dr. Chairul Furqon, S.Sos. MM NIP. 19720615 200312 1 001
Ketua Program Studi
Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001
Program Studi Manajemen
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Rinaldi Nur Ikhsan (0801086), “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered)” Di Bawah Bimbingan Dr. Chairul Furqon, S,Sos. MM
Berkembangnya Industri UMKM di Indonesia menjadi fenomena yang menarik saat ini. Termasuk diantaranya Industri Keramik yang ada di Kecamatan Plered Purwakarta. Namun perkembangan UMKM yang meningkat dari segi jumlah belum diimbangi dengan keberhasilan usahanya. Masalah tersebut salah satunya berkaitan dengan perilaku kewirausahaan, hal ini dikarenakan keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk 1.) Mengetahui gambaran tingkat perilaku kewirausahaan, 2.) Mengetahui gambaran tingkat keberhasilan usaha, dan 3.) Mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah perilaku kewirausahaan, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 70 Responden yang merupakan para pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat perilaku kewirausahaan dan tingkat keberhasilan usaha berada pada kategori tinggi. Besarnya pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 47,8%.
Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered harus mengoptimalkan perilaku kewirausahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Karena perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
ABSTRACT
Rinaldi Nur Ikhsan (0801086), “The Influence of Entrepreneurship Behavior towards the Success of Business (Survey on The Entrepreneurs at Ceramics Industrial Center Plered)” Under Guidance Dr. Chairul Furqon, S,Sos. MM
The grow of UMKM industry in Indonesia is very phenomenal nowadays. This is included the ceramics industry which is located in Plered Subdistrict, Purwakarta. However, the increasing of UMKM hasn’t been balanced by success of their business. One of this problem is connected to the entrepreneurship behavior and it’s because the success of business is not apart from the characteristic of an entrepreneur in moving its business. Therefore, there will be a research about the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business.
Regarding to the problem, this research attempts to: 1.) knowing the description of entrepreneurship behavior, 2.) knowing the description of the success of business and 3.) knowing how much the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business.
The research utilizes descriptive research and verification. To add more, the method used in this research is explanatory survey. Independent variable (X) is the entrepreneurship behavior, whereas dependent variable (Y) is the success of business. The research samples are 70 respondents who are entrepreneurs in Ceramics Industrial Center Plered. For the technique analysis, it is used correlation coefficient Pearson product moment and simple linear regression analysis.
The result of research shows that the entrepreneurship behavior and the success of business are in the high category. the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business is 47,8%.
Form the result, it can be concluded that entrepreneurs in Ceramics Industrial Center Plered should optimize entrepreneurship behavior to increase the success of their businesses. It is due to the fact that entrepreneur behavior has a positive influence towards the success of business.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 11
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1. Kajian Pustaka ... 12
2.1.1. Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 12
2.1.1.1. Pengertian, Kriteria, dan Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 12
2.1.2. Konsep Kewirausahaan dan Wirausahawan ... 15
2.1.2.1. Pengertian Kewirausahaan dan Wirausahawan ... 15
2.1.2.2. Karakteristik Kewirausahaan ... 17
2.1.3. Konsep Perilaku Kewirausahaan ... 20
2.1.3.1. Pengertian Perilaku ... 20
2.1.3.2. Perilaku Kewirausahaan ... 21
2.1.4. Konsep Keberhasilan Usaha ... 25
2.1.4.1. Pengertian Keberhasilan Usaha ... 25
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
2.1.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.4.4. Tolak Ukur Keberhasilan Usaha ... 34
2.1.4.5. Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha ... 35
2.1.5. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 36
2.2. Kerangka Pemikiran ... 38
2.3. Hipotesis ... 42
BAB III: METODE PENELITIAN ... 43
3.1. Objek Penelitian ... 43
3.2. Metode Penelitian ... 43
3.3. Variabel Penelitian ... 44
3.4. Operasionalisasi Variabel ... 46
3.5. Sumber Data ... 49
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 50
3.7.1 Populasi ... 50
3.7.2. Sampel ... 51
3.7.3. Teknik Penarikan Sampel ... 52
3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 55
3.8.1. Rancangan Analisis Data ... 55
3.8.2. Teknik Analisis Data ... 63
3.8.3. Uji Hipotesis ... 70
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
4.1. Hasil Penelitian ... 72
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 72
4.1.2. Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 75
4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 79
4.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 80
4.1.3. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 82
4.1.3.1. Gambaran Variabel Perilaku Kewirausahaan (X) ... 83
4.1.3.1.1. Dimensi Kepercayaan Diri ... 84
4.1.3.1.2. Dimensi Berorientasi pada Tugas dan Hasil ... 86
4.1.3.1.3. Dimensi Keberanian Mengambil Resiko ... 90
4.1.3.1.4. Dimensi Kepemimpinan ... 92
4.1.3.1.5. Dimensi Keorisinilan ... 94
4.1.3.1.6. Dimensi Berorientasi ke Masa Depan ... 96
4.1.3.2. Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Perilaku Kewirausahaan (X) ... 97
4.1.3.3. Gambaran Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 99
4.1.3.4. Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha (Y)... 107
4.1.4. Hasil Pengujian Statistik ... 109
4.1.4.1. Pengujian Asumsi Regresi ... 109
4.1.4.2. Koefisien Korelasi ... 111
4.1.4.3. Analisis Regresi Sederhana ... 112
4.1.4.4. Uji Hipotesis ... 114
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 119
5.1. Kesimpulan ... 119
5.2. Saran ... 120
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Jenis Industri Unggulan Kabupaten Purwakarta ... 2
Tabel 1.2: Hambatan yang dihadapi pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered ... 6
Tabel 1.3: Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered ... 7
Tabel 2.1: Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah ... 14
Tabel 2.2: Ciri - ciri dan Watak Kewirausahaan ... 22
Tabel 2.3: Penelitian - Penelitian Terdahulu ... 37
Tabel 3.1; Operasionalisasi Variabel ... 46
Tabel 3.2: Jumlah Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered ... 51
Tabel 3.3: Penyebaran Proporsi Sampel ... 53
Tabel 3.4: Daftar Responden Penelitian ... 54
Tabel 3.5: Interprestasi Alternatif Jawaban untuk Perilaku Kewirausahaan ... 56
Tabel 3.6: Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 56
Tabel 3.7: Pola Tabulasi Data Penelitian ... 57
Tabel 3.8: Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 59
Tabel 3.9: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Perilaku Kewirausahaan ... 60
Tabel 3.10: Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha ... 61
Tabel 3.12: Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 64
Tabel 3.13: Pola Rekapitulasi Data Penelitian ... 64
Tabel 3.14: Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 66
Tabel 3.15: Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel ... 70
Tabel 4.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76
Tabel 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 78
Tabel 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 79
Tabel 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 80
Tabel 4.6: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keyakinan Berhasil Dalam Menjalankan Usaha ... 84
Tabel 4.7: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Optimisme Dalam Menjalankan Usaha ... 85
Tabel 4.8: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan Bekerja Mandiri Ketika Menjalankan Usaha ... 85
Tabel 4.9: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kesesuaian Rencana Pengembangan Usaha dengan Hasil yang Didapatkan ... 86
Tabel 4.10: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Ketercapaian Laba yang Ingin Didapat Melalui Pencatatan Keuangan ... 87
Tabel 4.11: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Ketekunan dalam Menjalankan Usaha ... 87
Tabel 4.12: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kesabaran dalam Menjalankan Usaha ... 88
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 4.14: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Semangat dalam
Menjalankan Usaha ... 90 Tabel 4.15: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
Untuk Menimbang dan Meminimalisir Resiko Usaha ... 91 Tabel 4.16: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kesiapan dalam
Menghadapi Tantangan di Dunia Usaha ... 91 Tabel 4.17: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
Mendelegasikan Tugas dan Berkomunikasi dengan Karyawan ... 92 Tabel 4.18: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
untuk Bekerja Sama dengan Orang Lain ... 93 Tabel 4.19: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
Dalam Menanggapi Saran dan Kritik... 93 Tabel 4.20: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
Dalam Mengambil Keputusan untuk Memecahkan Masalah ... 94 Tabel 4.21: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kreativitas dalam
Menemukan Ide atau Gagasan Baru ... 95 Tabel 4.22: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
dalam Menerima dan Menerapkan Teknologi Baru ... 95 Tabel 4.23: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kemampuan
Mencari Peluang untuk Memajukan Usaha ... 96 Tabel 4.24: Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kenaikan Jumlah
Modal dalam 1 Tahun Terakhir ... 100 Tabel 4.25: Tanggapan Pengusaha Tentang Jumlah Pendapatan dalam
1 Tahun Terakhir ... 101 Tabel 4.26: Tanggapan Pengusaha Tentang Peningkatan Penjualan
dalam 1 Tahun Terakhir ... 101 Tabel 4.27: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan
Konsumen Baru dalam 1 Tahun Terakhir ... 102 Tabel 4.28: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Konsumen
Tabel 4.29: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Peningkatan
Jumlah Produksi dibandingkan Tahun Sebelumnya ... 104 Tabel 4.30: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan
Produk Baru dalam 1 Tahun Terakhir... 104 Tabel 4.31: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Jumlah
Produksi yang Gagal dalam 1 Bulan ... 105 Tabel 4.32: Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan
Jumlah Karyawan dalam 1 Tahun Terakhir ... 106 Tabel 4.33: Output Korelasi ... 111 Tabel 4.34: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi ... 112
Tabel 4.35: Output Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Rata - Rata Produksi Keramik di Sentra Industri Keramik
Plered dalam 3 Tahun Terakhir ... 7
Gambar 1.2: Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered Tahun ... 8
Gambar 2.1: Skema hubungan yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha 33 Gambar 2.2: Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha ... 36
Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran ... 41
Gambar 2.4: Paradigma Penelitian ... 42
Gambar 4.1: Karakteristik Responden Berdsarkan Jenis Kelamin ... 76
Gambar 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 77
Gambar 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Terakhir ... 79
Gambar 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 80
Gambar 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 81
Gambar 4.6: Daerah Kriterium Variabel Perilaku Kewirausahaan (X) ... 99
Gambar 4.7: Daerah Kriterium Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 109
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis yaitu jalur Purwakarta - Jakarta, Purwakarta - Bandung dan Purwakarta - Cirebon yang merupakan jalur utama ke wilayah Jawa Tengah. Karena itu Purwakarta menawarkan lahannya sebagai kawasan industri seluas 97.172 ha yang baru termanfaatkan sekitar 30% dari total luas lahan. Untuk Industri kecil/kerajinan dan menengah juga telah disediakan lahan di wilayah Kecamatan Plered dan Kecamatan Tegalwaru seluas 1000 ha dan baru dimanfaatkan sekitar 650 ha. Pemanfaatan lahan ini diproritaskan untuk pengembangan industri kecil/kerajinan dan menengah komoditi keramik hias dan bahan bangunan (jabarprov.go.id).
2
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Begitu pesatnya perkembangan Purwakarta sebagai tempat berkumpulnya investasi menyebabkan perlunya komitmen pemerintah mewujudkan skema investasi yang lebih baik dan melibatkan semua aspek seperti pemerintah daerah, masyarakat, swasta. Peningkatan keahlian masyarakat dalam UKM akan dapat mewujudkan kemandirian secara ekonomi.
Kabupaten Purwakarta memiliki banyak jenis industri kecil dan industri rumah tangga yang tersebar di setiap Kecamatan. Berbagai macam jenis industri yang ada di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Jenis Industri Unggulan Kabupaten Purwakarta No. Kecamatan Jenis Industri / Produksi
1. Bungursari Mebel, Opak ketan
2. Cibatu Mebel, Penggilingan Padi, Sale, Keripik Pisang dan Singkong
3. Campaka Topi, Anyaman Pandan
4. Purwakarta Simping
5. Pasawahan Opak Singkong, Penggilingan padi 6. Pondoksalam Keripik pisang
7. Wanayasa Manisan pala
8. Kiara Pedes Batu templek, Mebel 9. Bojong Gula aren, Penggilingan Padi
10. Darangdan Teh hijau
11. Plered Keramik
12. Tegal Waru Genteng, Anyaman Bambu
13. Maniis Karet
14. Sukatani Penggilingan padi, Batako 15. Jatiluhur Keripik singkong, pisang, bawang 16. Sukasari Penggilingan Padi
17. Babakan Cikao Opak ketan, Roti
3
Keramik merupakan salah satu industri unggulan dari Kabupaten Purwakarta. Usaha keramik di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diperkirakan sudah dimulai lebih dari seabad lalu, sekitar tahun 1904, di awal abad 20, beberapa orang yang dianggap sebagai tokoh keramik Plered, seperti Dasjan, Sarkun, Wasja dan Suhara telah membuat gerabah dalam bentuk yang masih kasar. Wujudnya pun masih sederhana, yaitu alat-alat kebutuhan sehari-hari, seperti kendi, tempayan, paso, dan gentong.
Keramik Plered merupakan produk masyarakat Plered yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hingga saat ini di sepanjang jalan Plered bisa ditemukan gerabah yang dipajang dipinggir rumah penduduk, sekitar tahun 1950-1970-an, hanya ada tiga jenis produk gerabah khas Plered yang cukup popular yaitu guci, pot bunga, dan celengan. Walaupun cukup popular, tetapi penampilan gerabah Plered pada saat itu masih sangat sederhana, berwarna merah bata, tanpa dihiasi warna lain..
4
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
tempat membina para pengrajin keramik Plered yang dikelola oleh Balai Besar Keramik Bandung. Tahun 1978 berdiri Koperasi Pengrajin Keramik Plered yang diberi nama Koperasi BUMI KARYA dengan nomor Badan Hukum 5292/BH/DK-10/78 tanggal 3 Juli 1978. Selang satu tahun sekitar tahun 1979/1980 Departemen Perindustrian melalui proyek BIPIK Jawa Barat mendirikan Pusat Pelayanan Teknis (PPT) dan mulai beroperasi pada tanggal 8 Juli 1981.
Tahun 1990-an, pengrajin keramik Plered mulai mengekspor produknya ke Belanda, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Taiwan. Menurut catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1992-1993 nilai ekspor keramik Plered mencapai Rp 365 juta. Ketika itu terdapat 120 unit usaha dengan nilai produksi Rp 1,5 miliar per tahun (Kompas.com 3/7/11).
Memasuki dekade 2000-an, popularitas gerabah Plered mulai redup. Bahkan banyak yang sudah melupakannya, gerabah Plered seakan menghilang dari pasaran seiring pesatnya perkembangan barang-barang atau produk rumah tangga, termasuk produk interior yang terbuat dari keramik, baik yang diproduksi dalam negeri, maupun berasal dari luar negeri khususnya keramik-keramik China menyebabkan popularitas keramik Plered menurun drastis.
5
melewati jalan tol tanpa peduli lagi dengan Plered, sehingga Sentra Industri Keramik Plered saat ini sangat sepi pengunjung.
Era keemasan ekspor keramik Plered antara tahun 1985 dan 1993 belum terulang. Krisis keuangan global dan persaingan tidak sehat antar pengrajin dan pengusaha membuat usaha turun - temurun itu sulit berkembang. Pasar luar negeri ketika itu rusak karena marak penjiplakan yang memicu tak terkontrolnya mutu produk. Banyak pembeli di luar negeri tidak tahu bahwa mereka membeli produk kelas dua atau tiga. Perlahan tapi pasti, jumlah pembeli pun berkurang, Setiap ada bentuk dan corak yang laku di pasaran, tak lama muncul produk serupa dengan kualitas beragam. Tak hanya jiplak-menjiplak, perang harga antar pengusaha turut menghancurkan pasar
Selain situasi perekonomian dunia, ekspor keramik Plered turut dipengaruhi terbatasnya kapasitas produksi. Permintaan ekspor kerap tidak terpenuhi karena pengusaha tidak mampu memenuhi jumlah dan mutu pesanan dalam batas waktu yang diminta. Upaya membagi beban ke pengusaha atau pengrajin lain terhambat masalah kualitas. Keseragaman mutu tak mudah dicapai antara lain karena soal sumber daya manusia.
6
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 1.2
Hambatan yang dihadapi Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered
No. Aspek Hambatan
1. Bahan Baku - Belum ada Unit / Lembaga penyedia bahan baku siap pakai yang standar.
2. Produksi
- Kapasitas produksi terbatas, yang disebabkan kurangnya peralatan produksi yang baik dan standar, sehingga desain dan pembentukan keramik sangat bergantung pada keterampilan pengrajinnya.
-Diversifikasi produk belum berjalan dengan baik, sehingga pesanan keramik cenderung hanya berdasarkan Job Order dengan desain yang telah ditentukan dengan nilai keuntungan yang rendah
3. Desain - Pengembangan desain yang berorientasi pasar masih lemah karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya informasi pasar.
4. Pemasaran
-Terbatasnya kemampuan pengusaha dalam melakukan promosi dan pemasaran secara mandiri.
- Tidak memiliki jaringan pemasaran sendiri, sehingga gerak pengusaha serba terbatas dan bergantung pada pihak ketiga (pedagang).
Sumber: Hasil Observasi tentang Industri Keramik Plered
Pada umumnya para pengusaha kurang mampu membaca dan mengakses peluang-peluang pasar yang potensial dan memiliki prospek yang cerah, akibatnya pemasaran produk cenderung statis dan monoton. Adanya ketergantungan pemasaran membuat gerak pengrajin serba terbatas, akibat tidak memiliki jaringan pemasaran sendiri, pengrajin terpaksa memproduksi keramik sesuai dengan pesanan pedagang, saat tidak ada pesanan, pengrajin kebingungan.
7
sebelumnya. Akan tetapi, pengrajin tak banyak terbantu dengan pola pemasaran itu. Akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi informasi, program itu seolah hilang ditelan waktu. Pengrajin pun kembali ke sistem sebelumnya (Kompas.com, 3/7/11).
Karena berbagai macam persoalan tersebut serta turunnya permintaan pasar, kapasitas produksi keramik pun mengalami tren penurunan dalam 3 tahun terakhir, hal itu dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:
Sumber : UPTD Litbang Keramik Plered
Gambar 1.1
Rata - Rata Produksi Keramik di Sentra Industri Keramik Plered dalam 3 Tahun Terakhir
Disamping itu, banyak pengusaha keramik yang gulung tikar dan beralih ke usaha lain. Sebagian pengusaha pun memilih bertahan bukan dalam usaha untuk mencapai peningkatkan atau perkembangan usaha melainkan karena mereka tidak memiliki keahlian lain. Hal itu dapat dibuktikan dengan tren penurunan jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang dapat dilihat di tabel dan gambar berikut:
32580
29170
26700
0 10000 20000 30000 40000 50000
2010 2011 2012
8
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 1.3
Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered Tahun 2008 - 2012
Tahun Unit Usaha Pertumbuhan Tenaga Kerja Pertumbuhan
2008 286 - 1500 -
Dari data diatas, didapat grafik sebagai berikut:
Sumber: UPTD Litbang Keramik Plered
Gambar 1.2
Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered Tahun 2008 - 2012
Dari gambar 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha dan tenaga kerja mengalami tren penurunan sejak tahun 2009, Sejak awal tahun 2009 permintaan ekspor sempat lesu akibat krisis keuangan global. Sebagian besar dari pengusaha yang biasa mengekspor produknya tidak menerima order ketika itu lalu kembali merambah ke pasar lokal. Akibatnya pengusaha - pengusaha kecil yang biasa
2008 2009 2010 2011 2012
Unit Usaha
9
bersaing. menurunnya pesanan keramik juga berdampak kepada karyawan, karena para pengrajin pun terpaksa merumahkan para karyawannya.
Industri keramik Plered sebagai salah satu komponen industri rumah tangga perlu terus dikembangkan secara optimal. Karena industri ini berpotensi besar mendukung ekonomi daerahnya di masa mendatang. Di usia tuanya saat ini industri keramik Plered belum seutuhnya berdiri tegak. Padahal kerajinan keramik Plered mempunyai peluang untuk berkembang lebih besar lagi.
Perkembangan UKM di negara berkembang dihalangi oleh banyak hambatan.
Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan di daerah lain.
Namun demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua UKM di negara
berkembang, yaitu kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan
bahan baku dan input lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi,
keterbatasan akses informasi mengenai peluang pasar dan kemampuan teknologi.
Secara umumnya, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat dibagi dalam
dua bagian, bagian pertama, bagi pengusaha kecil dengan omset kecil umumnya
tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup usahanya,
untuk mereka, asal dapat berjualan dengan aman sudah cukup, mereka umumnya
tidak membutuhkan modal yang besar untuk mengembangkan produksi. Kedua, bagi
pengusaha kecil dengan omset besar tantangan yang dihadapi jauh lebih berat,
biasanya mereka mulai memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut.
Kewirausahaan sering dianggap sebagai bakat atau bawaan lahir, sehingga
tidak semua orang bisa berhasil mengelola usahanya dan menjadi wirausahawan yang
10
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
mempunyai otak dan pancaindera sebagai perlengkapan untuk belajar. Dengan
demikian kewirausahaan sebenarnya dapat dipelajari.
Selain mempersiapkan usaha dan memperkirakan tingkat keberhasilan,
wirausaha harus siap untuk menghadapi resiko kegagalan dalam menjalankan
usahanya serta bagaimana cara mengatasinya yaitu dengan menyikapi setiap kendala
yang timbul dalam usahanya dengan sikap dan cara yang bijak sekaligus menikmati
proses sampai menemukan titik terang dan berhasil menemukan kiat untuk keluar
dari kendala tersebut, oleh karena itu sikap inilah yang paling pentung dimiliki oleh
pengrajin di Sentra Industri Keramik Plered sebagai seorang wirausahawan, hal ini
dikarenakan keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam
menjalankan usaha tersebut. Selanjutnya sikap ini diaplikasikan dalam suatu tindakan
yang lazimnya kita sebut sebagai perilaku.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut
permasalahan ini dengan mengadakan penelitian berjudul: “Pengaruh Perilaku
Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha” (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat perilaku kewirausahaan pada pengusaha di
Sentra Industri Keramik Plered?
2. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha pada pengusaha di Sentra
11
3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
pada pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1. Gambaran tingkat perilaku kewirausahaan pada pengusaha di Sentra Industri
Keramik Plered.
2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada pengusaha di Sentra Industri
Keramik Plered.
3. Pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada
pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan teoritis dan praktis
diantaranya:
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu manajemen khususnya yang berkaitan dengan perilaku
kewirausahaan dalam meningkatkan keberhasilan usaha.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengusaha di
Sentra Industri Keramik Plered dalam upayanya meningkatkan keberhasilan usaha
serta melakukan perbaikan - perbaikan dalan usahanya. Selain itu penelitian ini juga
43 Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai perilaku kewirausahaan terhadap
keberhasilan usaha pada sentra industri keramik Plered. Objek dalam penelitian
ini adalah perilaku kewirausahan sebagai variabel bebas atau independent variabel
(X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat atau dependent variabel (Y).
sedangkan subjek penelitian yang dijadikan responden adalah para pengusaha di
Sentra Industri Keramik Plered.
3.2. Metode Penelitian
Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
44
Jenis penelitian verifikatif menurut Suharismi Arikunto (2006:8) pada
dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui
pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan
untuk mengetahui pengaruh antara perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan
usaha.
Menurut Sugiyono (2008:5), “Metode penelitian bisnis dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.
Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif, maka penulis menggunakan metode survey explanatory, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengadakan wawancara terstruktur, kuesioner, test, dsb. (Sugiyono, 2008:11).
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang”. (Husein Umar, 2003:45)
3.3. Variabel Penelitian
45
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
variabel terikat atau dependent variabel (Y), sedangkan pengukurannya
menggunakan skala ordinal.
Menurut Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa: “Variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya’.
(1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)
Adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Suatu variabel dikatakan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat.
(2) Variabel Terikat atau Dependent variabel (Y)
46
DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA
Perilaku
Kepercayaan diri
Berorientasi pada tugas dan hasil
47
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Keberanian
48
Volume penjualan
49
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
3.5. Sumber Data
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2008:402), “sumber data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan
data dapat dilakukan melalui:
a. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, majalah atau
laporan penelitian guna memperoleh informasi mengenai teori-teori
atau konsep yang diperlukan untuk menunjang masalah penelitian.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pihak-pihak yang
terkait dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan dan mempunyai hubungan langsung dengan objek yang
50
c. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara langsung
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan lain-lain.
d. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah responden yaitu
para pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered.
3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.7.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek/obyek yang akan diteliti.
Populasi merupakan totalitas dari semua obyek atau individu yang akan diteliti
yang mana memiliki jumlah, sifat dan karakteristik tertentu secara jelas dan
lengkap. Hal ini juga diungkapkan oleh Sugiyono (2008:55) yang menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah pengusaha
keramik Sentra Industri Keramik Plered yang terpusat di Desa Anjun Kecamatan
51
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.2
Jumlah Pengusaha Keramik di Sentra Industri Keramik Plered
No. Wilayah Jumlah Pengusaha
1 Kp. Gunung Cupu 21
2 Kp. Anjun 85
3 Kp. Banten 7
4 Kp. Lio 39
5 Kp. Cidadapan 49
6 Kp. Babakan Karawang 20
JUMLAH 221
Sumber: Data Primer yang diolah dari data DISKOPPERINDAG Kab. Purwakarta tahun 2013
3.7.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:56) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan definisi populasi
tersebut, kita dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan menggunakan teknik sampel yang cukup representatif dari sifat-sifat populasi.
Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi yang dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 yang bisa dikatakan sebagai populasi yang besar, maka diperlukan adanya penarikan sampel.
Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin (Husein Umar,
2003: 141), yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi
52
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, maka taraf
kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10%. Adapun rumusnya adalah:
n =
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolelir
Maka ukuran sampelnya,
n =
n = 68.84 ≈ 70 responden
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh jumlah sampel/jumlah
sampel minimum sebesar 70 orang responden.
3.7.3. Teknik Penarikan Sampel
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Teknik penarikan sampel ini dilakukan melalui sistem pengundian yang responden sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan wilayah.
Untuk menentukan sampel peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
53
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.3
Penyebaran Proporsi Sampel
Sumber: Data Primer yang diolah dari data DISKOPPERINDAG Kab. Purwakarta tahun 2013
Syarat lain yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat Daftar Responden Penelitian. Yang dimaksud
dengan Daftar Responden Penelitian adalah daftar yang berisikan setiap elemen
populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Alat yang umumnya digunakan adalah
Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa
dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak.
Hasil dari pengundian yang diambil dari populasi diperoleh data sampel
sebagai berikut:
No. Wilayah Populasi Sampel Jumlah
1 Kp. Gunung Cupu 21 (21÷221)X70 7
2 Kp. Anjun 85 (85÷221)X70 27
3 Kp. Banten 7 (7÷221)X70 2
4 Kp. Lio 39 (39÷221)X70 12
5 Kp. Cidadapan 49 (49÷221)X70 16
6 Kp. Babakan Karawang 20 (20÷221)X70 6
55
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
42 Jaka Kp. Lio RT 12/03
55 Endin Solehudin Kp. Cidadapan RT 16/04
56 Darsih Kp. Cidadapan RT 16/04
57 Sulaeman Kp. Cidadapan RT 17/04
58 Yaya Kp. Cidadapan RT 17/04
59 Sar’at Kp. Cidadapan RT 17/04
60 Dedi Kp. Cidadapan RT 17/04
61 Kammid Kp. Cidadapan RT 18/04
62 Sepon Kp. Cidadapan RT 18/04
63 Makmur Kp. Cidadapan RT 19/04
64 Mursih Kp. Cidadapan RT 19/04
65 Sodikin Kp. Babakan Karawang RT 20/04
66 Subagja Kp. Babakan Karawang RT 20/04
67 Sukanda Kp. Babakan Karawang RT 20/04
68 Carwadi Kp. Babakan Karawang RT 20/04
69 Rohman Kp. Babakan Karawang RT 20/04
70 Hasan Kp. Babakan Karawang RT 20/04
Sumber: Data Primer yang diolah dari data DISKOPPERINDAG Kab. Purwakarta tahun 2013
3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.8.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data atau kuesioner terkumpul dari responden, langkah selanjutnya
adalah mengolah dan menafsirkan data untuk mengetahui pengaruh perilaku
kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y). Pengolahan data dilakukan
sebagai berikut:
1. Mengecek lembar jawaban yang telah diisi oleh responden untuk
mengetahui kelengkapan hasil jawaban yang akan menentukan layak atau
56
2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan empat pilihan jawaban.
Klasifikasi pilihan jawaban tertuang dalam tabel 3.5:
Tabel 3.5
Interpretasi Alternatif Jawaban untuk Perilaku Kewirausahaan
Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif
Sangat Tinggi/Sangat Setuju/Selalu/Sangat Baik/dll 5
Tinggi/Setuju/Sering/Baik/dll 4
Cukup/Netral/dll 3
Rendah/Kurang Setuju/Jarang/Kurang Baik/dll 2
Sangat Rendah/Sangat Tidak Setuju/Tidak
Pernah/Buruk/dll 1
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan criteria penafsiran
yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan
batas-batas disajikan dalam bentuk tabel 3.6:
Tabel 3.6
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak seorangpun
2 1%-25% Sebagian kecil
3 26%-49% Hampir setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51%-75% Sebagian besar
6 76%-99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (Perilaku Kewirausahaan) dan
Variabel Y (Keberhasilan Usaha)
4. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam
57
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.7
Pola Tabulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … N
1 2
…
n
5. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan
kepada responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap
sejumlah sampel di luar jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan
untuk memastikan bahwa ketika kuesioner disebarkan kepada responden
atau seluruh sampel, kuesioner tersebut telah memenuhi syarat valid dan
reliabel.
- Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”
Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya dari
suatu kuesioner yang disebar, artinya bahwa kuesioner yang dipakai
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu
58
Adapun rumusnya sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
... (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
N = Jumlah Responden
∑XY =Jumlah Hasil Kali Skor X dan Y Setiap Responden
∑X = Jumlah Skor X
∑Y = Jumlah Skor Y
(∑X)2 = Kuadrat Jumlah Skor X
(∑Y)2
= Kuadrat Jumlah Skor Y
Pengujian keberartian koefisien korelasi (rxy) dilakukan dengan
membandignkan rhitung terhadap rtabel dengan taraf signifikansi 5% adalah
sebagai berikut:
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung> rtabel.
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
valid jika rhitung< rtabel.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
59
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Office Excel dan SPSS 17. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan
pada rtabel dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0.05 dengan dk = n-2 (dk =
30-2 = 28), jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid dan
sebaliknya jika rhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Berikut
rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan
60
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Perilaku Kewirausahaan
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Keyakinan berhasil dalam menjalankan
usaha 0,592 0,374 Valid
2 Optimisme dalam menjalankan usaha 0,576 0,374 Valid
3 Kemampuan bekerja secara mandiri 0,451 0,374 Valid
4 Rencana pengembangan usaha dengan
hasil yang didapatkan 0,466 0,374 Valid
5 Ketercapaian laba yang ingin didapat
melalui pencatatan keuangan 0,580 0,374 Valid
6 Ketekunan dalam menjalnkan usaha 0,534 0,374 Valid
7 Kesabaran dalam menjalankan usaha 0,524 0,374 Valid
8 Kerja keras dalam menjalankan usaha 0,660 0,374 Valid
9 Semangat dalam menjalankan usaha 0,552 0,374 Valid
10 Kemampuan dalam menimbang dan
meminimalisir resiko 0,541 0,374 Valid
11 Kesiapan dalam menghadapi tantangan
di dunia usaha 0,378 0,374 Valid
12 Keterampilan mendelegasikan tugas
dan berkomunikasi 0,515 0,374 Valid
13 Kemampuan bekerja sama dengan
orang lain 0,771 0,374 Valid
14 Kemampuan dalam menanggapi saran
atau kritik 0,473 0,374 Valid
15 Kemampuan mengambil keputusan
untuk memecahkan masalah 0,723 0,374 Valid
16 Kreativitas dalam menemukan ide atau
gagasan baru 0,443 0,374 Valid
17 Kemampuan menerima dan
menerapkan teknologi baru 0,696 0,374 Valid
18 Mencari peluang untuk memajukan
usaha 0,428 0,374 Valid
61
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Tingkat kenaikan modal dalam 3 tahun
terakhir 0,616 0,374 Valid
2 Jumlah pendapatan dalam 3 tahun
terakhir 0,446 0,374 Valid
3 Peningkatan penjualan dalam 3 tahun
terakhir 0,626 0,374 Valid
4 Peningkatan konsumen baru dalam 3
tahun terakhir 0,736 0,374 Valid
5 Konsumen yang tidak memesan ulang
dalam 3 tahun terakhir 0,657 0,374 Valid
6 Peningkatan jumlah produksi
dibandingkan tahun sebelumnya 0,611 0,374 Valid
7 Penambahan produk baru dalam 3 tahun
terakhir 0,437 0,374 Valid
8 Tingkat kegagalan produksi keramik
dalam 1 bulan 0,663 0,374 Valid
9 Penambahan jumlah karyawan dalam 3
tahun terakhir 0,393 0,374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.9 dan 3.10 diatas dapat dilihat bahwa rhitung yang dihasilkan
dari hasil pengolahan menggunakanMicrosoft Office Excel dan SPSS 17 lebih
besar dari rtabel sebesar 0,374. Jadi bisa dikatakan bahwa kuesioner yang
disebar kepada responden baik pada variabel X yaitu perilaku kewirausahaan
maupun variabel Y yaitu keberhasilan usaha dinyatakan valid. Artinya,
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang
hendak diukur.
- Uji Reliabilitas
Menurut Suharismi Arikunto (2006:178), menyatakan bahwa reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
62
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan
rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:
∑ ... (Arikunto, 2006: 171)
Dimana:
Cα = Cronbach Alpha (Reliabilitas Instrumen)
k = Banyaknya item angket
∑σb2 = Jumlah Varians Bulir
σ12 = Varians Total
Untuk mencari varians per item digunakan rumus varians sebagai berikut:
∑ ∑
... (Arikunto, 2006: 196)
Dimana:
σ2
= Varians
∑x = Jumlah skor
N = Jumlah responden
Menetapkan keputusan pengujian sebagai berikut:
Hasil perhitungan r11 dibandingkan rtabel pada taraf nyata 5%. Dengan
kriteria pengujian:
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel
jika r hitung> r tabel
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
reliabel
63
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tabel 3.11
Hasil Pengujiaan Reliabilitas Perilaku Kewirausahaan dan KeberhasilanUsaha
No. Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan
1 Perilaku Kewirausahaan 0,743 Reliable
2 Keberhasilan Usaha 0,741 Reliable
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.11 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data pada
variabel X yaitu perilaku kewirausahaan dan variabel Y yaitu keberhasilan
usaha didapat nilai Alpha Cronbach sebesar 0,743 dan 0,711. Dapat diartikan
bahwa kuesioner yang disebar adalah reliable karena nilai Alpha Cronbach nya
lebih besar dari 0,700.
3.8.2. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner/angket ini terkumpul dari
seluruh responden, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data yang masih
berupa data ordinal variabel X (Perilaku Kewirausahaan) dan Y (Keberhasilan
Usaha). Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah,
menganalisis serta menafsirkan data tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh
antara variabel X (Perilaku Kewirausahaan) dengan variabel Y (keberhasilan
Usaha). Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang
berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis
64
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan cara sebagai berikut:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian
angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih lanjut.
2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative jawaban
dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola pembobotan untuk
coding adalah:
Tabel 3.12
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
No Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan Positif
Bobot Pernyataan Negatif
1 Sangat Positif 5 1
2 Positif 4 2
3 Netral 3 3
4 Negatif 2 4
5 Sangat Negatif 1 5
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah kedua ke dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.13
Pola Rekapitulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … n
1 2
…
n
Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara
65
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
A. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam
operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul
terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan
Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data
transformasi tersebut adalah sebagai berikut
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan
penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan
penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap
pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut:
Scale Value =
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat
66
Tabel 3.14
Pengubahan Data Ordinal ke Interval
Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5
Frekuensi Proporsi
Proporsi Kumulatif Nilai
Scale Value
Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif yaitu
mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk
menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari
variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK = ST x JB x JR
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan
jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket
dengan menggunakan rumus:
∑xi = x1 + x2 + x3+ … xn
Dimana:
xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y
x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontinum
Tinggi = ST x JB x JR
Sedang = SD x JB x JR
Rendah = SR x JB x JR
67
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
SR = Skor tertinggi
SD= Skor terendah
JB = Jumlah bulir
JR = Jumlah responden
d. Menentukan daerah kontinum variabel perilaku kewirausahaan (X) dan
variabel keberhasilan usaha (Y).
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3.1
Garis Kontinum Variabel X dan Y
B. Analisis Regresi
Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen
dengan variabel independen. Regresi yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Ŷ = α + bX ... (Sugiyono, 2008: 270)
Dimana:
Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka
terjadi penurunan.
68
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai
berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien
a dan b yaitu ∑xi, ∑Yi, ∑xiYi, ∑xi2, ∑Yi2 serta mencari nilai a dan b.
2. Mencari nilai a dan b dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana
dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk
melakukan prediksi bagaimana individu dalam variabel dependent akan terjadi
apabila individu dalam variabel independent ditetapkan.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap perubahan Y
dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (r2), koefisien
determinasi merupakan cara untuk mengukur ketepatan garis regresi. Rumus
koefisien determinasi adalah:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
KD = (rxy)
C. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah
69
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan satu
buah variabel bebas, yakni (X) sehingga analisis korelasi yang digunakan
koefisien korelasi. Penggunaan koefisien korelasi digunakan untuk menguji
hubungan satu variabel bebas (X) terhadap Y.
Berikut adalah rumus yang dapat menentukan koefisien korelasi:
r
xy=
∑ ∑ ∑√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas antara x dan y
x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
y = Skor total
∑ x = Jumlah skor dalam distribusi x
∑ y = Jumlah skor dalam distribusi y
∑ x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
∑ y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y
n = Banyaknya responden
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y, nilai
koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif
menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel
yang berarti. Setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan
70
Jika r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif.
Jika nilai r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan
negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti
tidak ada sama sekali atau sangat lemah.
Tabel 3.15
Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2008:250)
3.8.3. Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada
akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan dan penolakan dari pada
hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji
hipotesis yaitu signifikansi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis parsial yang
tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:215),
adapun perhitungannya adalah:
t = r
√
71
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Keterangan:
t = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:
1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan.
2. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak
signifikan.
Ketentuannya adalah:
Ho:r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang
dignifikan dari variabel X (Perilaku Kewirausahaan) terhadap variabel Y
(Keberhasilan Usaha).
Ha:r 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel X (Perilaku Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan
Usaha).
Kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05
119 Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Survei terhadap para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum gambaran tingkat perilaku kewirausahaan para perngusaha di Sentra Industri Keramik Plered termasuk pada kategori tinggi. Nemun demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan, indikator / unsur terendah dari perilaku kewirausahaan adalah dimensi berorientasi ke masa depan, hal ini dikarenakan para pengusaha sebagian besar belum memiliki rencana pengembangan usaha di masa depan, pengusaha hanya fokus pada usaha yang dujalani saat ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered masih belum optimal.
120
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:
1. Para pengusaha yang menjalankan atau memulai bisnis keramik diharapkan memiliki perilaku kewirausahan yang baik. Karena hal itu merupakan salah satu modal pengusaha untuk terjun di dunia bisnis dan merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan usaha. Apabila perilaku kewirausahaannya kurang baik maka kemungkinan akan kegagalan usahanya sangat besar.
2. Para pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan apabila pengusaha bisa lebih berkreasi dalam pembuatan desain - desain baru, meningkatkan kualitas produk, memperluas jaringan pemasaran, dan tidak bergantung pada pedagang, maka keberhasilan usaha dapat meningkat. 3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku Teks
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Assegaf Abdullah, 2001. Kamus Akuntansi. Jakarta: PT. Mario Grafika Astamoen, Moko P. 2005. Entrepreneruship: Dalam Perspektif Kondisi
Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta
Guntur, Effendi M. 2009. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Transformasi Perekonomian rakyat Menuju Kemandirian dan Berkeadilan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Niswonger, C. Rollin; Philip E. Fess, [and] Carl S. Warren,1992. Prinsip-prinsip akuntansi, Terjemahan Marianus Sinaga, Edisi 14, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rye, David E. 1995. The Vest Pocket Entrepreneur. Alih bahasa: Pujaatmaka. New York: Prentice-Hall, Inc Englewood Cliffs
Sudarman, Ari. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: BPFE Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba empat
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat
Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Umar Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers
Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Pengantar
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Ed. Keempat. PT Indeks. Jakarta
2. Sumber Jurnal, Skripsi dan Hasil Penelitian
Hadi, Farida. 2011. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha (Studi pada Usaha Pengelasan Besi di Jalan Bogor Kecamatan Batununggal Kota Bandung). Skripsi FPEB UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Lindrayanti. 2003. Sikap Kewirausahaan dalam Hubungannya dengan Keberhasilan Usaha Pedagang Buah di Pasar Guntur Garut. Skripsi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan
Novari. N. 2002. Hubungan Latar Belakang Profesional Pengusaha dengan Keberhasilan Usaha Industri Kecil Pengrajin Boneka di Daerah Sukamulya Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Skripsi FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Purhantara, Wahyu. 2010. Perilaku Usaha pada Masyarakat Madura Perantauan di Kabupaten Sleman. Jurnal Solusi Volume 5, No.2.
Rante, Yohanes. 2011. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Peran Pemerintah terhadap Kinerja UKM Agribisnid. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Vol.2, No.1, April 2011 1-17.
3. Sumber Lainnya
Kurniawan, Mukhamad. 2011. Seabad Lebih Jalan di Tempat.
http://regional.kompas.com/read/2011/07/03/03470146 [diakses tanggal 19
Juli 2012]
Pratama Setiawan, Danu. 2010. Keramik Plered.
http://danupratamasetiawan.blogspot.com/2009/07/keramik-plered.html [diakses tanggal 24 Juli 2012]
UPTD LITBANG Keramik Plered. 2011. Buku Profil Industri Keramik Plered. Tidak Diterbitkan.
Wahyudin, Deden. 2010. Makalah (Perkembangan Industri Keramik Plered 1945-2008.
http://dedenmyger.blogspot.com/2010/12/makalahperkembangan-industri-keramik.html [diakses tanggal 13 Juli 2012]
Website Resmi Pemerintah Jawa Barat. 2011. Potensi KUKM Kab. Purwakarta http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1128 [diakses tanggal 24 Juli 2012]
Website Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2008. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Menurut UU NO. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.