TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(SURVEY PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK PEDAS CIMAHI)
The Influence of Managerial Skill and Entrepreneur Behavior to Business Success (Survey at Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh :
Muhammad Aidil Fitrah 21212049
MN-2
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Robbul „Alamin, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman. Berkat inayah, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan judul: “ Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey pada Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)”.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala kekurangannya penulis memohon maaf sehingga sarab dan kritik sangat penulis harapkan.
vii
penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof Dr.Hj.Dwi Kartini. SE., Spec,Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeni Dwi santy, SE., M.si., selaku Ketua Program Sutdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si dan Bapak Muhammad Iffan, SE., M.M., selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya.
5. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy., selaku dosen wali MN-2 2012 yang telah banyak memberikan saran dan bantuannya.
6. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini. 7. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Sentra Industri Keripik Singkong
Pedas Cimahi yang telah memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini.
8. Ibu, (Alm) Bapak dan Adik serta keluarga besar yang telah memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do‟a, kasih saying dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku.
9. Keluarga BDC (Dede, Arindah, Ekky, Ilham, Fathur, Ganjar, Ipunk, Reza). Kalian luar biasa.
10.Keluarga Apasih (Aldhy, Fikri, Kevin, Chandra, Elly, Siska, Riska, Bella, Divani, Putri) Kalian juga Luar Biasa
viii
12.Terakhir buat calon ibu dari anak-anak ku nanti yang masih belum tahu keberadaannya dimana, ini salah satu perjuanganku untuk halalin kamu.
Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu‟alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Bandung, Agustus 2016
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
x
xi
3.2.4.3 Uji Realibilitas... 71
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 74
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 74
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 89 usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 102
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Kewirausahaan pelaku usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 108
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 121
4.4 Analisis Verifikatif Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 129
151
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis, 2014. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Super Mini Market DT Gerlong Bandung.Skripsi UNIKOM Bandung.
Agustin.Indra 2015. Pilihan Usaha Modal 10 Juta Yang Menjanjikan. Infopeluangusaha.org
Al Rasyid, Harun. 1996. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Akdon. 2002. Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan dalam Implementasi School Based Management (SBM) dan Implementasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan 6 June 2013: 17-19
Andi Husnan, Suad dan Enni Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Managemen Keuangan. Yogyakarta: UUP STIM YPKN
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung
Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo
Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, 2000. Manajemen Biaya, Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt, Salemba Empat, Jakarta. BN, Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. Bukhori, Alma. 2011. Kewiraushaan. Bandung: Alfabeta.
Bygrave, William.2001.Entrepreneurship.Jakarta.Binarupa Aksara
Coole, C.N.2006.The Man Nature and The Social Order. https://books.google.com
Dinas Koperasi dan UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Cimahi.2016.Data Sentra Industri dan UKM Kota Cimahi 2016.Cimahi Jawa Barat
Denny.Bagus.2009.Pemasaran Produk.www.bisnisi.com
715-726, ISSN 1993-8233. Volume. 3.
Drs. J. Tanzil & Associates. 2012. Standart Costing sebagai alternative Perhitungan Harga Pokok di Perusahaan Anda : Surabaya
Drs. Supadi. 2015. Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif
Frandy. 2015. 10 Jenis Usaha Rumahan Dengan Modal Kecil.www.masfrandy.com
Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta : Prentice Hall
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc
Hadi, Sofytan. 2013. Peluang Usaha. Jakarta Bisnisi.com
Handayani, Febta.Rina.2005.Tips Kepemimpinan dalam organisasi untuk mencapai tujuan.www.wedaran.com
Handoko,T.Hani.2005. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yoyakarta.BPFE
Haryadi,Dedi .2008.Tahap Perkembangan Usaha : Dinameka Peta Potensi Pertumbuhan.Bandung:Yayasan AKATIGA
Hariyani. 2010. Usaha Sampingan Paling Menguntungkan. Jakarta: www. shelmi.wordpress.com
Hasibuan, S.P. Malayu. 2000. Managemen Dasar Pengertian dan Masalah. Edisi II. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2001. Managemen Strategis. Yogyakarta:
Hutagalung, Raja Bongsu, dkk. 2010, Kewirausahaan. Cetakan Pertama, USU Press: Medan.
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Indriyo Gitosudarmo.1997. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA
James, P. Colford dan D James, Wilson. 2002. The Work of The Managerial: Willey & Son.
J. Gostman, Frederick., Eugene Hecht, Lingkungan Organisasi, Jakarta: Erlangga, 2008
Karweti, Engkay. 2010. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang. ISSN 14102 -565 Volume 11 no. 2. Oktober 2010. Kasmir. 2011. Etika Customer Service. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Lupiyodi, Rambat. 2004. Wawasan Kewirausahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI
Lindrayanti, Sikap kewirausahaan dalam Hubungannya dengan Keberhasilan Usaha pedagan buah di pasar Guntur Garut. Skripsi UPI Bandung 2003 Linda Lisvianti, 2013. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan Usaha Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Skripsi UNIKOM Bandung.
Mashuri, 2008. Penelitian Verifikatif. Andi:Yogyakarta.
Moch Kohar Muzakar. 2003. Eksplorasi Profil Demografik dan Psikografik Kewirausahaan (Entrepreneurship) Mahasiswa Bandung. Badan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat Universitas Widyatama Murphy, K. R. & Davidshofer, C.O. (2003). Psychological testing: Principles
and application. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Munfaat, Imron. 2003. Membangun Keunggulan Produk. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol. II, No. 3, 219-232
Nana Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Narimawati, Umi. 2007. Riset Managemen Sumberdaya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.
Narimawati, Umi, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi:Genesis.
Patricia Hochkins.Keuntungan Menjadi Pengusaha Diatas 50 Tahun. Bisnis.liputan6.com
Panigoro, Arifin 2010. Berbisnis itu (tidak) Mudah. Jakarta: Bos Medco Group. Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi Kemampuan Manajerial dalam
Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 12, no.2.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Jakarta: PT Indeks. Rogers, Everett M & Rekha Agrawala-Rogers. 1976. Communication in
Santoso, Teguh. 2013. 7 Alasan Mengapa Pria Seorang Pebisnis Yang Besar. Jakarta. http://www.kompasiana.com/teguh212/7-alasan- mengapa-pria-seorang-pebisnis-yang-besar_551bd33aa33311182ab65926
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sastradipoera, Komaruddin. 2002. Manejemen Sumber daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi Operatif Edisi I. Penerbit Kappa-Sigma: Bandung. Schilit Keith.W.1993.Rising Star and Fast Fades.Kompasinteraktif.com Simanjuntak. 2000. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: FEUI Simanjuntak. Rendi. 2009. Mencapai Prestasi Perusahaan.
Sofyan Hadi.2010.Peluang Usaha.Bisnisi.com
Sondang, P. Siagian. 2007. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Stoner.James A.F.2006. Management.Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall,inc Steers, M Richard. (1985). Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Stogdill, R.M. (1974). Handbook of Leadership : A Survey of Theory and
Research. New York: Free Press, Suatu divisi dari Macmillan
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sumarsono, Sony. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.
Salisbury, F.B and C.W. Ross., 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumarya, Jilid 1. ITB Press, Bandung
Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.
Suryana, 2011. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan proses menuju sukses edisi revisi. Jakarta: Salemba empat.
menengah di DIY dan JawaTengah.ISSN 1978-3116 Teguh Santoso.7 Alasan Mengapa pria seorang pebisnis yang
besar.www.kompasiana.com
Terry, R. George. 2000. Prinsip-prinsi Manajemen. Bandung. PT. Bumi Aksara. Tambunan, Tulus, T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di IndonesiaBeberapa Isu Penting. Jakarta :PT Salemba Empat.
Van Home, James: 2000. Fundamental of Financial Management. Pretince-Hall. Veithzal Rivai, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Wahjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Waridah, Siti dkk. 2003. Sosiologi jilid II. Jakarta. Bumi Aksara
Wibowo, B. S. 2002. “Sharpeninh our Conceptand Tools”, PT Syamil Cipta Media, Bandung.
Wijaya, Toni. 2009. Model Empiris Perilaku Berwirausaha Kecil dan Menengah di DIY dan Jawa Tengah. ISSN 1978-3119
Wiludjeng, S.P. Sri. 2007. Pengantar Managemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Raja.
Wirasasmita, Yuyun. 2003. Buku Pegangan. Jatinangor: IKOPIN.
Zimmerer, W. Thomas And Norman M. Scarborough, (2002), “Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil”, (Edisi Bahasa Indonesia) Jakarta. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Zuhdi. Muslim. 2008. Manajemen Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Artikel :
Peraturan Perundang-undangan :
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dengan semakin ketatnya persaingan dibidang usaha dan perdagangan
yang ada di Indonesia khususnya bagi usaha yang berskala kecil dan menengah.
Maka perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai cara sehingga dapat
meningkatkan daya saing agar dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga mampu
bersaing dengan perusahaan lainnya. Persaingan yang ada di Indonesia semakin
meningkat dengan pesat, maka perusahaan harus lebih meningkatkan mutu serta
kualitas kompetensi dan kemampuan dalam hal berbisnis agar kemampuan
perusahaan dalam hal mencapai keberhasilan dapat terwujud. Hal tersebut harus
diterapkan disegala bidang usaha baik itu usaha yang berskala besar ataupun usaha
yang berskala kecil dan menengah.
Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Usaha Mikro
sebagaimana dimaksud Keputusan Menteri Keuangan No 40/KMK.06/2003 tanggal
29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (Serarus
juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling
banyak Rp.50.000.000,-. Adapula data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
yang menyebutkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 57.879.534. unit. Hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM
mempunyai perkembangan yang baik, ditandai dengan banyaknya jumlah UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia
menjadi salah satu sumber penting bagi perdagangan produk dan jasa, maka menjadi
kesempatan untuk para pedagang khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah) untuk terus melakukan perkembangan dalam usaha mereka agar tujuan
keberhasilan usaha bisa tercapai. Dengan terus berubahnya keinginan konsumen
maka menjadi tantangan dan kesempatan bagi perusahaan untuk terus berkembang
khusus nya perusahaan mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah bentuk usaha
yang mempunyai perkembangan yang baik, karena jumlah UMKM yang ada di
Indonesia terus mengalami peningkatan, dan merupakan salah satu penyumbang
terbesar bagi devisa negara.
Banyaknya UMKM yang berkembang pun terjadi di Kota Cimahi,
dewasa ini terdapat banyak UMKM yang berdiri dan menawarkan banyak produk
yang beraneka ragam dan perkembangannya pun terbilang baik. Berdasarkan data
terbaru dari DINAS KOPERASI DAN UKM DAN PERINDUSTRIAN
PERDAGANGAN KOTA CIMAHI tahun 2016, terdapat seba nyak 92 sentra industri
UMKM yang ada di Kota Cimahi. Diantara UMKM tersebut terdapat Industri
makanan ringan,kue kering khas cimahi,aneka snack, dan keripik pedas. Dengan
semakin banyaknya pelaku usaha yang ada pada suatu sentra maka dengan
sendirinya tercipta persaingan antar sesama pelaku usaha tersebut yang dalam hal ini
sama-sama menawarkan produk yang hampir serupa. Berbagai macam cara dan
strategi pun digunakan oleh para pelaku usaha guna memenangkan serta
mempertahankan bisnisnya, dalam mewujudkan hal tersebut perusahaan dituntut
memiliki sikap kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan agar bisa
Salah satu sentra industri UMKM yang ada di kota Cimahi yaitu sentra
industri keripik pedas singkong pedas Cimahi. Terletak disebuah pemukiman warga
di Jalan Kademangan Pojok Tengah, kecamatan Cimahi Tengah, Cimahi. Fokus
sentra ini adalah memproduksi berbagai macam keripik dan aneka makananan snack
lainnya seperti keripik singkong, keripik pisang, keripik basreng,keripik
kentang,makroni aneka rasa,solondok dll. Terdapat 35 rumah industri keripik pedas.
Karena banyaknya pelaku usaha keripik yang terdapat didaerah Pojok Tengah
Cimahi ini maka Pemerintah Kota Cimahi meresmikan daerah ini sebagai Sentra
Industri UMKM.
Kapasitas produksi Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
menghasilkan 3-4 ton per hari dengan nilai omset sekitar Rp 800 juta/minggu bahkan
pernah menembus 3 milyar/minggu pada waktu lebaran. Wilayah penjualan yang
telah mencangkup wilayah kota Cimahi,Bandung,Jakarta dan daerah-daerah lainnya
membuat penghasilan warga didaerah industri ini makin bertambah. Setiap pemilik
industri keripik singkong pedas rata-rata memiliki tenaga kerja paling sedikit dua
orang. Para tenaga kerja tersebut adalah warga setempat. Dibawah ini terdapat table
penjualan Keripik Pedas dalam kurun waktu 2015-2016
TABEL 1.1
Data Penjualan Keripik Singkong Pedas
Bulan Penjualan (Satuan Ton)
Maret 449
April 447
Juni 448
Agustus 452
September 435
Oktober 445
November 420
Desember 400
Januari 415
Februari 395
Maret 388
Sumber :Bendahara Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
Atau jika disajikan dalam sebuah grafik maka data penjualan tersebut :
Gambar 1.1
Data Penjualan Keripik Singkong Pedas
Sumber : Data yang diolah 2016
340 360 380 400 420 440 460
Data Penjualan Keripik
Dari data yang diperoleh penulis diatas dapat di identifikasi bahwa
penjualan keripik pedas di tahun 2015 cenderung stabil dibandingkan penjualan
pada awal 2016 dimana Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan dari has il wawancara dengan
Bapak Ico Soherto selaku bendahara di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas
Cimahi
“Terjadinya penurunan pada penjualan mungkin disebabkan karena perekonomian negara yang sedang tidak stabil sehingga berdampak pada menurunnya penjualan produk keripik disini. Dan mungkin adanya partner bisnis yang beralih ke perusahaan lain”
Sehubungan dengan hal itu, untuk dapat memperkuat data tersebut
penulis mengadakan survey awal, yang dimana survey ini mempunyai tujuan
untuk mengetahui hal- hal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan antar
pengusaha keripik singkong pedas di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas di
Cimahi. Hal tersebut dapat dijelaskan pada table berikut :
Tabel 1.2
Data Survei Awal Pelaku Usaha di
Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
Apakah anda menggunakan mesin
komputer dalam menjalankan kegiatan
Apakah anda melakukan pengukuran
kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap produk anda ?
Apakah anda termasuk orang yang berani
mengambil resiko ?
menciptakan produk yang termasuk baru
bagi usaha yang anda jalankan ?
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 30 pelaku usaha,
diperoleh hasil 70% pelaku usaha menjawab bahwa mereka tidak menggunakan
mesin komputer dalam segala kegiatan organisasional mereka, mereka hanya
mengggunakan cara manual seperti packing atau data penjualan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku usaha yang ada di Sentra Industri
Keripik Singkong Pedas Cimahi masih belum menguasai teknologi yang sudah
marak digunakan dizaman modern ini. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil
wawancara kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong
Pedas Cimahi, yaitu ibu Rukiah, yang mana hasil dari wawancara adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku
usaha, diperoleh hasil sebesar 72% pelaku usaha yang menyatakan mereka tidak
melakukan pengukuran terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Hasil
survey tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha Sentra Industri Keripik
Singkong Pedas Cimahi merasa bahwa produk yang mereka hasilkan telah
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga tidak perlu melakukan
pengukuran tersebut. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan
kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Indsutri Keripik Singkong Pedas
Cimahi, Bapak Hidayat Sukarna yang menyebutkan bahwa :
“Kami para pelaku usaha disini memang tidak melakukan pengukuran kebutuhan dan keinginan konsumen karena setiap unit usaha sud ah punya pelanggan masing- masing dan juga pelaku usaha sentra disini tidak terlalu memperhatikan hal itu.”
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku
usaha, diperoleh hasil sebesar 67% pelaku usaha menyatakan bahwa tidak selalu
berani mengambil resiko dengan memanfaatkan peluang guna mengembangkan
usaha, Hasil survey tersebut menunjukka n bahwa para pelaku usaha yang ada
disentra tersebut masih enggan mengambil resiko dalam hal memanfaatkan
peluang yang ada yang mana peluang tersebut tentunya membutuhkan keberanian
untuk mewujudkannya, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya
perkembangan usaha yang ada disentra tersebut. Hal ini didukung dari hasil
wawancara kepada salah satu pemilik usaha Sentra Industri Keripik Singkong
Pedas Cimahi, Ibu Reni yang menyebutkan bahwa :
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku
usaha, diperoleh hasil 72% pelaku usaha menyatakan bahwa unit usaha mereka
tidak melakukan inovasi produk yang akan dipasarkan, Hal ini mengindikasikan
bahwa pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi telah
dikatakan belum maksimal dalam melakukan inovasi produk yang akan
dihasilkan, sehingga produk yang dihasilkan cenderung monoton. Hal ini
didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu pemilik usaha
di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi, Bapak udin yang
menyebutkan bahwa :
“Kami para pelaku usaha disini belum memikirkan mengenai inovasi produk, karena penjualan produk keripik yang kami jual pun cenderung stabil, tapi mungkin kedepannya ada inovasi produk baru yang kami jual”
Berdasarkan fenomena- fenomena yang diatas tersebut penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan judul :
”Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan
1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas dapat di
identifikasikan bahwa inti dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah :
1. Pelaku usaha yang ada di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
belum menerapkan kemampuan manajerial yang optimal dalam melakukan
kegiatan usahanya, sehingga para pelaku usaha tidak mengikuti perubahan
dan perkembangan dari lingkungan bisnis keripik itu sendiri.
2. Pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi masih
kesulitan dalam hal bersaing, hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan
kurang memiliki keunikan dibandingkan dengan produk sejenis yang di
hasilkan oleh perusahaan lain diluar Sentra Industri.
1.2.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada hal- hal yang telah dikemukakan pada latar belakang,
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Kemampuan Manajerial Pengelola Sentra Industri Keripik
Singkong Pedas Cimahi.
2. Bagaimana Perilaku Kewirausahaan Pengelola Sentra Industri Keripik
Singkong Pedas Cimahi.
3. Bagaimana Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri Keripik
Singkong Pedas Cimahi.
4. Seberapa besar pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku
Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna
kepentingan menganalisis variabel – variabel penelitian dalam konteks
permasalahan pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan Usaha, serta untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan sebagai bahan analisis yang dapat diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan Sarjana pada Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen di Universitas Komputer Indonesia.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Kemampuan Manajerial pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.
2. Untuk mengetahui Perilaku Kewirausahaan pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.
3. Untuk mengetahui Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku
Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan
sasaran dalam meningkatkan kualitas Kemampuan Manajerial dan Perilaku
Kewirausahaan. Serta berguna untuk memperbaiki Kemampuan Manajerial dan
Perilaku Kewirausahaan Pelaku usaha sehingga dapat melakukan perubahan –
perubahan yang positif seperti tercapainya Keberhasilan Usaha.
2. Pihak Terkait
Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan
bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk
penelitian lebih lanjut khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan
Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha.
3. Lain – lain
Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan – perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen yang sudah ada untuk diharapkan pada dunia usaha secara nyata
2. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu masukan bagi pihak – pihak yang akan
melakukan penelitian dengan masalah yang sama, dan juga menjadi bahan
bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya mengenai masalah
yang berkaitan dengan Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan usaha Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi
sebagai perilaku yang nyata dengan menerapkan teori – teori yang penulis
dapatkan selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan. Serta melatih kemampuan penulis dalam menganalisa suatu
masalah dan berfikir sistematis.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di UKM Sentra Industri
Keripik Singkong Pedas Cimahi. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada
Tabel 1.3
Jadwal Kegiatan Penelitian
Keterangan Februari Maret April Mei Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kemampuan Manajerial
2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial
Dalam menjalankan usahanya,seorang manajer dituntut untuk
memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang
ada dalam perusahannya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber
daya manusia dan alam diwujudkan dengan menjalankan fungsi- fungsi
manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (2000:4)
menyatakan bahwa :
“Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”
Hampir sama dengan pendapat Winardi me nurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa :
“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan,pengorganisasian,pemberian motivasi,pengawasan dan penilaian”.
Selanjutnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunge r & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan yaitu
Sedangkan menurut B.S Wibowo (2002:14) menyatakan bahwa : “Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki „keterampilan manajerial‟ diantaranya energy spiritual,keterampilan emosional,kekuatan intelektual,kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan manajerial sangat berperan penting dalam menjalankan kegiatan
usaha karena didalamnya telah terdapat hal- hal yang wajib dimiliki oleh
wirausahawan. Diantaranya adalah Keahlian Teknis, Keahlian Manusia,
Keahlian Konseptual.
2.1.1.2 Aspek-Aspek Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial dalam menjalan kegiatan usahanya
dipengaruhi oleh 7 aspek, yaitu :
1. Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan
pemimpin dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi para
pengikutnya. Terdapat sumber dan bentuk kekuasaan paksaan,
leigitmasi keahlian, referensi, informasi dan hubungan (Veithzal Rivai, 2003:4-5)
Kepemimpinan bukan saja bertanggung jawab agar orang-orang
bekerja namun juga mengendalikan kebanyakan alat pemuas
kebutuhan manusia dalam organisasi
2. Pemecahan Masalah
Dalam menjalankan perannya sebagai pengambil keputusan,
manajer harus mampu menangani masalah- masalah yang terjadi
dalam organisasi. Sebagai penanganan masalah, manajer
masalah-masalah yang tidak diduga sebelumnya (Stephen P.Robbins, 2002:4)
3. Komunikasi
Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa cara bentuk
penyampaian informasi, maka hanya melalui komunikasi
kebutuhan manusia dasar dapat terpuasi (Komaruddin Sastradipoera, 2002:95). Dalam organisasi, pencapaian tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif,
sehingga pemimpin menyampaikan informasi berupa perintah, atau
bawahan menyampaikan informasi laporan lisan maupun tulisan
sehingga mencapai sasaran dengan persepsi yang sama (Vehitzhal Rivai, 2003:137-139).
Komunikasi yang efektif dan komunikatif merupakan hal yang
penting bagi manajer karena :
- Komunikasi merupakan alat bagi manajer untuk melaksanakan
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
kepemimpinan dan fungsi pengendalian
- Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap
manajer di setiap harinya dan memakan waktu paling banyak
dari waktu yang tersedia (Indriyo Gistosudarmo, 1997:203)
4. Keterampilan Manajerial
Robert Katz dalam Stephen P.Robbins (2002:4) dan Veitzhal Rivai (2003 : 33) mengatakan keterampilan manajerial yang efektif adalah :
- Keterampilan Teknis : yaitu keterampilan menerapkan
- Keterampilan Manusia : Kemampuan bekerjasama, memahami
dan memotivasi orang lain, baik perorangan maupun dalam
kelompok
- Keterampilan Konseptual : Keterampilan mental untuk
menganalisis dan mendiagnosis situasi rumit
5. Pengalaman
Melalui pengalaman, seseorang menjadi lebih mudah untuk
melaksanakan tugas yang sama dan mempunyai potensi untuk
menghadapi segala permasalahan yang bersangkut paut dengan
bidang keahliannya (Stephen P. Robbins, 2002 : 66)
6. Kewirausahaan
Kewirausahaan mempelajari tentang nilai kemampuan, dan
perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu,
objek studi kewirausahaan adalah nilai- nilai dan kemampuan
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut
Soeparman Soemahamidjaja 2003 : 9, Kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi :
- Kemampuan merumuskan tujuan hidup (usaha)
- Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad
kemauan yang menyala-nyala
- Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang
baik tanpa menunggu orang lain, yang dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif
- Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya
cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan
- Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang
(capital goods)
- Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri
untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui
kebiasaaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.
- Kemampuan mental yang dilandasi agama
- Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil
hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.
7. Motivasi
Teori motivasi terbagi kedalam dua kategori: teori kepuasan dan
teori proses (Gibson; Ivancevich; Donelly, 1996 : 186). Teori
kepuasan memusatkan perhatian pada faktor- faktor didalam
individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan
menganalisa bagaimana perilaku dorong, diarahkan, dipertahankan
dan dihentikan
Teori motivasi yang termasuk dalam kategori teori kepuasan
adalah teori motivasi yang berpendapat bahwa manusia berperilaku
karena ingin memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedikitnya ada tiga
kebutuhan pokok umum (Komaruddin Sastradipoera, 2002 : 92): - Motif fisioligis : Kebutuhan pokok manusia paling
primitive yang melandasi motivasi yang meliputi sandang,
pangan, papan, dan tidur
- Motif sosiologis : kebutuhan akan cinta dan kasih sayang,
dan kebutuhan untuk diterima orang disekitarnya.
- Motif psikologis : kebutuhan untuk diakui, berprestasi,
2.1.1.3 Karakteristik Kemampuan Manajerial
Pada penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1904-1948
meninjau 124 studi tentang karakteristik-karakteristik yang dilakukan
pemimpin dan menemukan bahwa pola hasil konsisten dengan konsepsi
mengenai seorang pemimpin sebagai orang yang memperoleh status melalui
demonstrasi, kemampuan untuk memudahkan upaya kelompok dalam
mencapai sasarannya. Adapun karakteristik-karakteristik seorang pemimpin
yang baik diantaranya :
- Karakteristik Fisik (tinggi badan, penampilan)
- Aspek Kepribadian (harga diri, dominan, kestabilan)
- Bakat (Kecerdasan umum, kefasihan verbal, kreativitas)
2.1.1.4 Ciri-Ciri Penerapan Kemampuan Manajerial yang Baik
Pada Penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1949-1970
meninjau 163 studi tentang ciri dari penerapan kemampuan manajerial yang
baik yang dilakukan pemimpin. Diantaranya : Dapat beradaptasi dengan situasi
Waspada terhadap lingkungan sosial
Ambisius,berorientasi terhadap keberhasilan
Asertif
Kooperatif
Tegas
Dapat diandalkan
Enerjik (Tingkat aktivitasnya tinggi)
Gigih (mempunyai kekuatan dan kegigihan dalam mengejar
sasaran
Keyakinan diri (mempunyai keyakinan diri dan rasa identitas
pribadi
Toleran terhadap tekanan (kesiapan untuk menyerapkan tekanan
antarpribadi dan kesediaan untuk bertoleransi terhadap frustasi dan
penundaan)
Bersedia untuk mengambil tanggung jawab (mempunyai dorongan
yang kuat akan tanggung jawab dan penyelesaian tugas)
2.1.1.5 Indikator Kemampuan Manajerial
Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan terdapat 3 Indikator yang mempengaruhi Kemampuan Manajerial yaitu :
1. Keahlian Teknis
Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja
dengan sesuatu, terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi untuk
mengerjakan tugas-tugas organisasional. Keterampilan teknikal
memungkinkan orang yang bersangkutan melaksanakan mekanisme yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan khusus. Pengertian yang lebih lengkap
dikemukakan oleh Konntz, dkk dalam Munfaat (2001:26-27) yaitu
2. Keahlian Manusia
Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan
dengan bekerja dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai sasaran.
3. Keahlian Konseptual
Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan
dengan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari
kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas
itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.
2.1.1.6 Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Manajerial
Dalam team kerja pada umumnya tidak jarang pemimpin atau leader
yang tidak menghasilkan kinerja optimal. Penyebab rendahnya kemampuan
manajerial ini menurut Drs. Supadi dalam jurnal Kemampuan Manajerial
Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif adalah sebagai berikut
:
1. Pemimpin tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya
sebagai seorang pimpinan team kerja
2. Pemimpin tidak memahami peran manajerial yang disandangnya
3. Pemimpin tidak mempunyai manajerial skill yang diperlukan untuk
menghasilkan kinerja manajerial yang ditargetkan
4. Pemimpin tidak memiliki semangat untuk mengfokuskan dan
2.1.1.7 Faktor – Faktor yang meningkatkan Kemampuan Manajerial
Menurut hasil pengamatan Drs.Supadi dalam jurnal Kemampuan
Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif. Ada 10
faktor yang mempengaruhi kemampuan manajerial antara lain :
1. Pekerjaan yang menarik
Pemimpin hendaknya mampu meyakinkan bawahannya
pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan dikatakan
menarik bila orang yang mengerjakannya senang dalam
melakukannya. Berawal dari rasa senang itu pula diharapkan
dapat meningkatkan mutu suatu hasil kerja. Juga tak kalah
pentingnya agar pimpinan bisa mengetahui jenis pekerjaan
yang cocok dan disenangi bawahannya.
2. Kesejahteraan yang memedahi
Pemimpin harus bisa membuktikan bahwa dia mampu
menentukan dan memberikan kesejahteraan yang wajar pada
bawahannya secara obyektif. Ini penting dalam membangkitkan
dan memelihara gairah kerja yang baik.
3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
Pemimpin hendaknya mampu memberikan pengarahan atau
training yang memadai sebelum suatu pekerjaan dilakukan.
Dengan demikian bisa mengurangi rasa kuatir bila gagal dalam
melakukan pekerjaan itu, sehingga terlalu hati- hati. Karena
berhati-hati.
4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
Pemimpin mampu membimbing bawahannya agar dapat
menghayati atas maksud dan makna pekerjaan. Dengan begitu
dia akan tahu kegunaan dari pekerjaannya. Bila dia telah tahu
betapa sangat pentingnya pekerjaan itu, maka dalam
mengerjakan pekerjaan itu, dia akan lebih meningkatkan
kinerjanya.
5. Suasana atau lingkungan kerja yang baik
Pimpinan wajib mengetahui cara agar membuat tempat kerja
tenang dan hubungan antar personal yang harmonis. Dari
lingkungan kerja yang baik itu diharapkan akan mampu
membawa pengaruh yang baik pula dari semua pihak baik dari
bawahan, atasan ataupun hasil pekerjaannya.
6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan
kompetensi dan kontribusi
Seorang bawahan akan merasa bangga bila team kerjanya
meraih kemajuan dalam kinerjanya. Lebih- lebih lagi bila
promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara fair
berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan
kebanggaan itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra
team kerjanya.
7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan team kerja
Sense of belonging bawahan terhadap team kerjanya harus
senantiasa ditumbuh kembangkan melalui keterlibatan yang
dirinya benar-benar dibutuhkan dalam team kerjanya. Dengan
timbulnya kecintaan dalam dirinya terhadap team kerjanya,
maka ia akan selalu termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan emosional
dengan sikap dan batas perilakunya yang bijaksana terhadap
bawahan. Jika diperlukan dengan batas-batas tertentu dia akan
memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya
tanpa mengesankan turut campur. Dengan demikian hubungan
kerja tidak terbatas pada pendekatan formal legalistik, namun
juga mempunyai pendekatan kekeluargaan atau dari hati k ehati
antara pimpinan dan bawahannya.
9. Kesetiaan Pimpinan pada bawahan
Tidak hanya bawahan yang perlu memberikan loyalitas pada
pimpinan, namun penting juga sebaliknya. Loyalitas demikian
akan menjadi dasar rasa kepercayaan bawahan terhadap
pimpinannya, sehingga mau memberikan dukungan yang penuh
terhadap team kerjanya. Hal ini dapat juga mendatangkan
wibawa terhadap atasan. Apabila jika dia sanggup
menyampaikan realita secara arif dan bijaksana. Tidak
mengobral janji-janji kosong hanya untuk meningkatkan
kinerja sesaat yang berbuntut pada rasa kesal pada diri
bawahan. Hingga bawahan berpendapat dia bukan pimpinan
10.Disiplin kerja
Penerapan disiplin kerja dengan pendekatan legalitas formal
hendaknya diminimasi sekecil mungkim. Pimpinan yang hanya
berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam membenahi
bawahannya hanya akan memberikan indikasi ketidakmampuan
memimpin. Hal demikian juga tidak selalu efektif. Adalah
sudah menjadi sifat manusia yang biasanya ber ego tinggi,
sehingga pendekatan diatas akan sering menstimulasi bawahan
untuk bersikap defensive dan boleh jadi akan membalas
tindakan itu dengan diam-diam menurunkan kinerjanya dalam
team dengan mengurangi keterlibatan dan dukungan terhadap
tim kerjanya.
2.1.2 Perilaku Kewirausahaan
2.1.2.2 Pengertian Perilaku Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau
kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa ciri
utamanya yaitu percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil
resiko, kepemimpinan, keorsinilan, dan berorientasi ke masa depan.
Selanjutnya Mc. Clelland dalam Suryana (2003:40) memberikan definisi tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil resiko
yang moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang
diambil, mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki
Maemuna (2011:20) Perilaku dalam ilmu niwa didefinisikan sebagai “Kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh
berbagai instrument penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan
verbal mengenai pengalaman subjektif yang didasari”. Tingkah laku atau
perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara
seorang individu dengan lingkungannya.
Menurut P.O Sumarya (2010:33) “Wirausahawan adalah orang yang
mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka
kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh
sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik,
beroreintasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang
dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat lebih maju/sukses”.
Menurut Kasmir (2011:28) sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena
itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh
pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service,
sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan
tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan
perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh karyawan tanpa
pandang bulu.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Perilaku Kewirausahaan adalah sikap seorang wirausaha dalam menjalankan
segala kegiatan usahanya yang didukung dengan sikap-sikap yang wajib
dimiliki oleh seorang wirausaha. Diantaranya percaya diri, berorientasi pada
berorientasi pada masa depan.
2.1.2.2 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada
kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah
pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.
Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam
mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap
sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat
dijadikan cermin untuk selalu menentukan yang terbaik dimasa yang akan
datang. Dengan pengalaman-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan
selalu belajar dan belajar untuk menambah pengetahuannya.
Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan
pelayanan wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari
dalam keempat proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik
tersebut setiap wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil
pribadi,penugasan,pelatihan,pengembangan maupun dari aspek pemasarannya.
2.1.2.3 Indikator Perilaku Kewirausahaan
Menurut B.N Marbun (2009:63) sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah
seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis.
Dia tidak begitu saja menyerap pendapat orang lain, tetapi dia
mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan
sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga
tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang
paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Allah Swt.
Diharapkan wirausahawan seperti ini betul-betul dapat
menjalankan usahanya secara mandiri,jujur,dan disenangi oleh
semua relasinya.
2. Beorientasi pada Tugas dan Hasil
Orang ini tidak mengutamakan prestise terlebih dulu. Akan
tetapi, ia mengutamakan pada prestasi kemudian setelah berhasil
prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan
prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami
kemajuan.
3. Pengambilan Resiko
Watak selalu menyukai tantangan dalam wirausaha seperti
persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya
harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan
sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi,
maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung
kepada-Nya
4. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing- masing
banyak dipelajari dan dilatih. Ini tergantung kepada
masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi
atau orang yang ia pimpin.
5. Keorsinilan
Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang
dimaksud orsinil disini ialah tidak mengekor pada orang lain,
tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orsinil, ada
kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Sifat berorientasi ke masa depan ini harus selalu ada dalam
setiap pimpinan usaha agar usahanya dapat terus berlanjut dan
dengan seiring berjalannya waktu produktivitasnya pe rusahaan
dapat terus meningkat.
Tabel 2.1
Indikator Perilaku Kewirausahaan
NO CIRI WATAK
1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualistis, dan optimisme.
2 Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi dan hasil laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.
3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang laian, menanggapi saran – saran dan kritik.
Depan
Sumber : Dari H. Buchari Alma : Untuk mahasiswa dan umum. Ahli lain yang mengemukakan mengenai Perilaku Kewirausahaan
ini, diantaranya adalah menurut Suryana (2003:31) bahwa :
1. Keinovasian yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan
menerima ide-ide baru.
2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang
dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam
menghadapi ketidakpastian.
3. Kemampuan Manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan
untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yaitu :
a. Usaha perencanaan
b. Usaha untuk mengkoordinir
c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi,melaksanakan, dan
mengarahkan tujuan usaha.
Dari indikator- indikator perilaku kewirausahaan diatas, penulis
mengacu pada pendapat yang dikemukak an oleh B.N Marbun (2009:63)
karena terdapat salah satu fak tor yang mempengaruhi penilaian pimpinan
perusahaan dalam menuju keberhasilan usaha lebih kuat.
2.1.2.4Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Perilaku 1. Efisiensi
Efisiensi dapat dirumuskan sebagai suatu teknik operasional yang
sehingga sumber daya, waktu, potensi, dan modal termanfaatkan
secara penuh tanpa terbuang. Sejalan dengan itu, suatu manajemen
yang sukses dapat diartikan sebagai cara yang tidak saja efektif dalam
mencapai tujuan, tetapi juga efisiensi dalam memanfaatkan sumber
daya.
2. Perubahan Lingkungan
Dinamika lingkungan ditunjukkan oleh perubahan yang sedemikian
cepat terjadi di segala bidang. Perubahan lingkungan yang relevan
dengan manajemen adalah polusi. Polusi lingkungan adalah akibat dari
pengeksplotasian sumber daya dan industrialisasi. Banyak ahli Ekologi
(Ilmuwan yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya)
melihat kemungkinan kerusakan sumber daya yang tidak dapat
tergantikan kembali. Manajer dalam suatu organisasi sebagaimana
masyarakat profesi dan akademi saat ini mulai menunjukkan minat
terhadap ekologi. Telah disadari bahwa tindakan nyata harus diambil
untuk meningkatkan kegiatan pengusaha sehingga mereka tidak
menyebabkan perubahan lingkungan yang drastis dan merusak.
3. Perubahan Sosial
Perubahan dalam masyarakat yang didapat muncul adalah
pertumbuhan populasi. Perubahan kebutuhan masyarakat dan variasi
aspek-aspek pengembangan. Hasilnya, seorang pengusaha harus
berubah untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
4. Persaingan
Persaingan termasuk pada usaha yang menjual p roduk-produk sejenis
dan memberikan layanan yang sama sehingga bersaing untuk
5. Perubahan Teknologi
Teknologi secara berkala berubah sesuai dengan permintaan
konsumen. Pengembangan teknologi baru dilakukan untuk
menghasilkan produk atau jasa baru.
6. Perubahan Minat
Pengusaha menggunakan perilaku mereka untuk mengendalikan
situasi.
2.1.2.5Ciri-Ciri Seorang Wirausaha yang Sukses
Menurut Murphy and Peek (2001:63) ada delapan ciri seorang
wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu :
a. Kerja Keras
b. Kerjasama dengan orang lain
c. Penampilan yang baik
d. Yakin
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah ilmu pengetahuan
g. Ambisi untuk maju
h. Pandai berkomunikasi
2.1.2.6Faktor penyebab Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada
1. Tidak kompeten dalam manajerial, tidak kompeten atau tidak
berkemampuan dalam pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang menyebabkan perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
mensosialisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, agar perusahaan dapat berhasil
dengan faktor utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas
mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam
memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan perusahaan tidak lancar
4. Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
5. Lokasi yang kurang memadai, lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan, serta kaitannya dengan efisiensi dan
efektifitas, kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak
efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh – sungguh dalam berwirausaha, sikap yang setengah - setengah terhadap usaha akan mengakibatk an usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal dengan sikap setengah mati, kemungkinan gagal
menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berarti mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha juga sangat tergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha.
Suryana ( 2006:67) mengemukakan beberapa faktor penyebab keberhasilan :
1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemauan tapi tidak
memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang
sukses.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang
kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi
tidak memiliki tekad yang kuat keduanya tidak akan menjadi wirausaha yg
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Begitu juga menurut pendapat Tulus Tambunan ( 2002:14 ) yang menyatakan bahwa:
”Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya
ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan
itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada
perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha
adalah diantaranya kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi,
sistem majemuk, partisipasi, kultur atau budaya bisnis, kekuatan modal,
jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor
eksternal yang turut menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha
diantaranya, faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat
demokrasi, kemudian faktor diluar pemerintah seperti sistem perekonomian,
kultur, budaya masyarakat, system perburuhan, dan kondisi pasar buruh,
kondisi infrastruktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan
2.1.2.7 Keuntungan dan kerugian berwirausaha
Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan
kerugian pada usaha kecil pada milik sendiri :
1. Keuntungan Kewirausahaan
a. Otonomi pengelolaan yang bebas misalnya menjadi ”bos”
yang penuh kepuasan.
b. Tantangan awal, tantangan awal atau perasaan bermotivasi
yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan, peluang
untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
c. Control financial bebas dalam mengelola keuangan dan
merasa kekayaan sebagai milik sendiri
2. Kerugian Kewirausahaan
Disamping beberapa keuntungan seperti diatas, dengan
berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu :
a. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus
bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali
waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua
waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
b. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua
fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun
penggandaan dan pelatihan.
c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal, karena
wirausaha menggunakan keuangan milik sendiri, maka
margin laba/ keuntungan yang diperoleh akan relative kecil
2.1.3 Keberhasilan Usaha
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin dimiliki
dengan begitu saja, tetapi harus memiliki beberapa tahapan. Menurut
Suryana (2011:38-39) mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses, pertama harus memiliki ide atau visi bisnis (
bussines vision ) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi
resiko baik waktu maupun uang. Langkah selanjutnya yang paling penting
adalah dengan membuat perencanaan usaha, mengorganisasikannya, dan
menjalankannya.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian Keberhasilan usaha menurut para Ahli :
Menurut Plotkin dikutip oleh Benedicta Prihatin Dwi Riyanti ( 2003:29)
”Keberhasilan Usaha dapat dilihat dari diri wirausahawan karena
keberhasilan usaha disebabkan oleh wirausahawan yang cerdas, kreatif,
memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara tepat dan produktif”.
Menurut Waridah (2002:15)
“Keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang
dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”.
Menurut Hari Lubis dikutip oleh Panigoro ( 2003:42 ) ”Keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil
Menurut Dedi Haryadi ( 2008:78 ) menyatakan bahwa :
“Keberhasilan usaha biasanya dicirikan dengan membesarnya
skala usaha yang dimilkinya. Hal tersebut bisa dilihat dari volume
produksinya yang tadinya biasa menghabiskan sejumlah bahan baku per
hari meningkat menjadi mampu mengelola bahan baku yang lebih
banyak dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti
meningkat pada jumlah buruhnya ( baik buruh produksi maupun
pemasaran ) sekaligus mencirikan perluasan jaringan pemasaran”.
Untuk melihat dan mengukur tingkat keberhasilan suatu usaha
berikut ini terdapat beberapa teori yang mengemukakan beberapa alat
ukur dan aspek yang menjadi alat evaluasinya hal tersebut diantaranya
adalah :
Menurut Hutagalung (1983:48) untuk melihat perkembangan industri kecil dapat dilihat dari berbagi aspek yang menjadi alat evaluasinya
yaitu :
1. Pertumbuhan investasi
2. Penyerapan tenaga kerja
3. Peningkatan nilai tambah
4. Keterkaitan usaha antara industri kecil dengan industri besar.
Menurut Sukere ( 1983:21 ) untuk mengukur keberhasilan industri dapat dilakukan dengan menggunakan evaluasi yang meliputi :
1. Evaluasi terhadap laporan keuangan , dengan dalam mengukur tingkat likuiditas , solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas.
3. Produksi, dengan objek evaluasi mutu produksi, kapasitas, mesin, persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan mesin.
4. Administrasi akuntasi dengan objek evaluasinya adalah catatan. Catatan akuntansi.
5. Manajemen, dengan evaluasinya adalah rencana dan struktur organisasi.
6. Kepegawaian, objek penelitiannya adalah kemampuan tenaga kerja,
pendidikan dan latihan, penempatan, system upah dan perputaran
tenaga kerja.
Menurut Moch. Kohar Muzakar ( 2003:48 )
“Keberhasilan usaha adalah bersifat kualitatif, keberhasilan usaha
yang bersifat kualitatif sulit diukur dengan satuan unit, misalnya dari
adanya peningkatan mutu karyawan, peningkatan disiplin kerja, mutu
produk meningkat dan lain- lain. Keberhasilan Usaha yang bersifat
kuantitatif dapat diukur dalam uk uran angka - angka rasio yang bisa
dipakai dalam suatu analisis yang merupakan pendekatan kuantitatif.
Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin
diraih dengan begitu saja, tetapi harus melali beberapa tahapan. Menurut
Suryana (2009:38) mengemukakan bahwa
“Untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses
pertama-tama harus memiliki ide atau visi (business vision) kemudian ada
kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko waktu maupun uang.
Langkah selanjutnya yang sangat penting adalah dengan membuat