• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi)"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(SURVEY PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK PEDAS CIMAHI)

The Influence of Managerial Skill and Entrepreneur Behavior to Business Success (Survey at Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

Muhammad Aidil Fitrah 21212049

MN-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Robbul „Alamin, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman. Berkat inayah, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan judul: “ Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey pada Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)”.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala kekurangannya penulis memohon maaf sehingga sarab dan kritik sangat penulis harapkan.

(3)

vii

penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof Dr.Hj.Dwi Kartini. SE., Spec,Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi santy, SE., M.si., selaku Ketua Program Sutdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si dan Bapak Muhammad Iffan, SE., M.M., selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya.

5. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy., selaku dosen wali MN-2 2012 yang telah banyak memberikan saran dan bantuannya.

6. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini. 7. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Sentra Industri Keripik Singkong

Pedas Cimahi yang telah memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini.

8. Ibu, (Alm) Bapak dan Adik serta keluarga besar yang telah memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do‟a, kasih saying dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku.

9. Keluarga BDC (Dede, Arindah, Ekky, Ilham, Fathur, Ganjar, Ipunk, Reza). Kalian luar biasa.

10.Keluarga Apasih (Aldhy, Fikri, Kevin, Chandra, Elly, Siska, Riska, Bella, Divani, Putri) Kalian juga Luar Biasa

(4)

viii

12.Terakhir buat calon ibu dari anak-anak ku nanti yang masih belum tahu keberadaannya dimana, ini salah satu perjuanganku untuk halalin kamu.

Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu‟alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Bandung, Agustus 2016

(5)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

(6)

x

(7)

xi

3.2.4.3 Uji Realibilitas... 71

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 74

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 89 usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 102

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Kewirausahaan pelaku usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 108

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 121

4.4 Analisis Verifikatif Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 129

(8)

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis, 2014. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Super Mini Market DT Gerlong Bandung.Skripsi UNIKOM Bandung.

Agustin.Indra 2015. Pilihan Usaha Modal 10 Juta Yang Menjanjikan. Infopeluangusaha.org

Al Rasyid, Harun. 1996. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Akdon. 2002. Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan dalam Implementasi School Based Management (SBM) dan Implementasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan 6 June 2013: 17-19

Andi Husnan, Suad dan Enni Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Managemen Keuangan. Yogyakarta: UUP STIM YPKN

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung

Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo

Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, 2000. Manajemen Biaya, Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt, Salemba Empat, Jakarta. BN, Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. Bukhori, Alma. 2011. Kewiraushaan. Bandung: Alfabeta.

Bygrave, William.2001.Entrepreneurship.Jakarta.Binarupa Aksara

Coole, C.N.2006.The Man Nature and The Social Order. https://books.google.com

Dinas Koperasi dan UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Cimahi.2016.Data Sentra Industri dan UKM Kota Cimahi 2016.Cimahi Jawa Barat

Denny.Bagus.2009.Pemasaran Produk.www.bisnisi.com

(9)

715-726, ISSN 1993-8233. Volume. 3.

Drs. J. Tanzil & Associates. 2012. Standart Costing sebagai alternative Perhitungan Harga Pokok di Perusahaan Anda : Surabaya

Drs. Supadi. 2015. Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif

Frandy. 2015. 10 Jenis Usaha Rumahan Dengan Modal Kecil.www.masfrandy.com

Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta : Prentice Hall

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hadi, Sofytan. 2013. Peluang Usaha. Jakarta Bisnisi.com

Handayani, Febta.Rina.2005.Tips Kepemimpinan dalam organisasi untuk mencapai tujuan.www.wedaran.com

Handoko,T.Hani.2005. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yoyakarta.BPFE

Haryadi,Dedi .2008.Tahap Perkembangan Usaha : Dinameka Peta Potensi Pertumbuhan.Bandung:Yayasan AKATIGA

Hariyani. 2010. Usaha Sampingan Paling Menguntungkan. Jakarta: www. shelmi.wordpress.com

Hasibuan, S.P. Malayu. 2000. Managemen Dasar Pengertian dan Masalah. Edisi II. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2001. Managemen Strategis. Yogyakarta:

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk. 2010, Kewirausahaan. Cetakan Pertama, USU Press: Medan.

Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat

Indriyo Gitosudarmo.1997. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

James, P. Colford dan D James, Wilson. 2002. The Work of The Managerial: Willey & Son.

J. Gostman, Frederick., Eugene Hecht, Lingkungan Organisasi, Jakarta: Erlangga, 2008

(10)

Karweti, Engkay. 2010. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang. ISSN 14102 -565 Volume 11 no. 2. Oktober 2010. Kasmir. 2011. Etika Customer Service. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Lupiyodi, Rambat. 2004. Wawasan Kewirausahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI

Lindrayanti, Sikap kewirausahaan dalam Hubungannya dengan Keberhasilan Usaha pedagan buah di pasar Guntur Garut. Skripsi UPI Bandung 2003 Linda Lisvianti, 2013. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Skripsi UNIKOM Bandung.

Mashuri, 2008. Penelitian Verifikatif. Andi:Yogyakarta.

Moch Kohar Muzakar. 2003. Eksplorasi Profil Demografik dan Psikografik Kewirausahaan (Entrepreneurship) Mahasiswa Bandung. Badan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat Universitas Widyatama Murphy, K. R. & Davidshofer, C.O. (2003). Psychological testing: Principles

and application. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Munfaat, Imron. 2003. Membangun Keunggulan Produk. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol. II, No. 3, 219-232

Nana Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Narimawati, Umi. 2007. Riset Managemen Sumberdaya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.

Narimawati, Umi, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi:Genesis.

Patricia Hochkins.Keuntungan Menjadi Pengusaha Diatas 50 Tahun. Bisnis.liputan6.com

Panigoro, Arifin 2010. Berbisnis itu (tidak) Mudah. Jakarta: Bos Medco Group. Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi Kemampuan Manajerial dalam

Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 12, no.2.

Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Jakarta: PT Indeks. Rogers, Everett M & Rekha Agrawala-Rogers. 1976. Communication in

(11)

Santoso, Teguh. 2013. 7 Alasan Mengapa Pria Seorang Pebisnis Yang Besar. Jakarta. http://www.kompasiana.com/teguh212/7-alasan- mengapa-pria-seorang-pebisnis-yang-besar_551bd33aa33311182ab65926

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Sastradipoera, Komaruddin. 2002. Manejemen Sumber daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi Operatif Edisi I. Penerbit Kappa-Sigma: Bandung. Schilit Keith.W.1993.Rising Star and Fast Fades.Kompasinteraktif.com Simanjuntak. 2000. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: FEUI Simanjuntak. Rendi. 2009. Mencapai Prestasi Perusahaan.

Sofyan Hadi.2010.Peluang Usaha.Bisnisi.com

Sondang, P. Siagian. 2007. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Stoner.James A.F.2006. Management.Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall,inc Steers, M Richard. (1985). Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Stogdill, R.M. (1974). Handbook of Leadership : A Survey of Theory and

Research. New York: Free Press, Suatu divisi dari Macmillan

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sumarsono, Sony. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Salisbury, F.B and C.W. Ross., 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumarya, Jilid 1. ITB Press, Bandung

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Suryana, 2011. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan proses menuju sukses edisi revisi. Jakarta: Salemba empat.

(12)

menengah di DIY dan JawaTengah.ISSN 1978-3116 Teguh Santoso.7 Alasan Mengapa pria seorang pebisnis yang

besar.www.kompasiana.com

Terry, R. George. 2000. Prinsip-prinsi Manajemen. Bandung. PT. Bumi Aksara. Tambunan, Tulus, T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di IndonesiaBeberapa Isu Penting. Jakarta :PT Salemba Empat.

Van Home, James: 2000. Fundamental of Financial Management. Pretince-Hall. Veithzal Rivai, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Wahjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Waridah, Siti dkk. 2003. Sosiologi jilid II. Jakarta. Bumi Aksara

Wibowo, B. S. 2002. “Sharpeninh our Conceptand Tools”, PT Syamil Cipta Media, Bandung.

Wijaya, Toni. 2009. Model Empiris Perilaku Berwirausaha Kecil dan Menengah di DIY dan Jawa Tengah. ISSN 1978-3119

Wiludjeng, S.P. Sri. 2007. Pengantar Managemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Raja.

Wirasasmita, Yuyun. 2003. Buku Pegangan. Jatinangor: IKOPIN.

Zimmerer, W. Thomas And Norman M. Scarborough, (2002), “Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil”, (Edisi Bahasa Indonesia) Jakarta. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Zuhdi. Muslim. 2008. Manajemen Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Artikel :

(13)

Peraturan Perundang-undangan :

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dengan semakin ketatnya persaingan dibidang usaha dan perdagangan

yang ada di Indonesia khususnya bagi usaha yang berskala kecil dan menengah.

Maka perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai cara sehingga dapat

meningkatkan daya saing agar dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga mampu

bersaing dengan perusahaan lainnya. Persaingan yang ada di Indonesia semakin

meningkat dengan pesat, maka perusahaan harus lebih meningkatkan mutu serta

kualitas kompetensi dan kemampuan dalam hal berbisnis agar kemampuan

perusahaan dalam hal mencapai keberhasilan dapat terwujud. Hal tersebut harus

diterapkan disegala bidang usaha baik itu usaha yang berskala besar ataupun usaha

yang berskala kecil dan menengah.

Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Usaha Mikro

sebagaimana dimaksud Keputusan Menteri Keuangan No 40/KMK.06/2003 tanggal

29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara

Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (Serarus

juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling

banyak Rp.50.000.000,-. Adapula data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik

yang menyebutkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia sampai dengan tahun 2015

adalah sebanyak 57.879.534. unit. Hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM

mempunyai perkembangan yang baik, ditandai dengan banyaknya jumlah UMKM

(15)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia

menjadi salah satu sumber penting bagi perdagangan produk dan jasa, maka menjadi

kesempatan untuk para pedagang khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil

Menengah) untuk terus melakukan perkembangan dalam usaha mereka agar tujuan

keberhasilan usaha bisa tercapai. Dengan terus berubahnya keinginan konsumen

maka menjadi tantangan dan kesempatan bagi perusahaan untuk terus berkembang

khusus nya perusahaan mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah bentuk usaha

yang mempunyai perkembangan yang baik, karena jumlah UMKM yang ada di

Indonesia terus mengalami peningkatan, dan merupakan salah satu penyumbang

terbesar bagi devisa negara.

Banyaknya UMKM yang berkembang pun terjadi di Kota Cimahi,

dewasa ini terdapat banyak UMKM yang berdiri dan menawarkan banyak produk

yang beraneka ragam dan perkembangannya pun terbilang baik. Berdasarkan data

terbaru dari DINAS KOPERASI DAN UKM DAN PERINDUSTRIAN

PERDAGANGAN KOTA CIMAHI tahun 2016, terdapat seba nyak 92 sentra industri

UMKM yang ada di Kota Cimahi. Diantara UMKM tersebut terdapat Industri

makanan ringan,kue kering khas cimahi,aneka snack, dan keripik pedas. Dengan

semakin banyaknya pelaku usaha yang ada pada suatu sentra maka dengan

sendirinya tercipta persaingan antar sesama pelaku usaha tersebut yang dalam hal ini

sama-sama menawarkan produk yang hampir serupa. Berbagai macam cara dan

strategi pun digunakan oleh para pelaku usaha guna memenangkan serta

mempertahankan bisnisnya, dalam mewujudkan hal tersebut perusahaan dituntut

memiliki sikap kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan agar bisa

(16)

Salah satu sentra industri UMKM yang ada di kota Cimahi yaitu sentra

industri keripik pedas singkong pedas Cimahi. Terletak disebuah pemukiman warga

di Jalan Kademangan Pojok Tengah, kecamatan Cimahi Tengah, Cimahi. Fokus

sentra ini adalah memproduksi berbagai macam keripik dan aneka makananan snack

lainnya seperti keripik singkong, keripik pisang, keripik basreng,keripik

kentang,makroni aneka rasa,solondok dll. Terdapat 35 rumah industri keripik pedas.

Karena banyaknya pelaku usaha keripik yang terdapat didaerah Pojok Tengah

Cimahi ini maka Pemerintah Kota Cimahi meresmikan daerah ini sebagai Sentra

Industri UMKM.

Kapasitas produksi Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

menghasilkan 3-4 ton per hari dengan nilai omset sekitar Rp 800 juta/minggu bahkan

pernah menembus 3 milyar/minggu pada waktu lebaran. Wilayah penjualan yang

telah mencangkup wilayah kota Cimahi,Bandung,Jakarta dan daerah-daerah lainnya

membuat penghasilan warga didaerah industri ini makin bertambah. Setiap pemilik

industri keripik singkong pedas rata-rata memiliki tenaga kerja paling sedikit dua

orang. Para tenaga kerja tersebut adalah warga setempat. Dibawah ini terdapat table

penjualan Keripik Pedas dalam kurun waktu 2015-2016

TABEL 1.1

Data Penjualan Keripik Singkong Pedas

Bulan Penjualan (Satuan Ton)

Maret 449

April 447

(17)

Juni 448

Agustus 452

September 435

Oktober 445

November 420

Desember 400

Januari 415

Februari 395

Maret 388

Sumber :Bendahara Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

Atau jika disajikan dalam sebuah grafik maka data penjualan tersebut :

Gambar 1.1

Data Penjualan Keripik Singkong Pedas

Sumber : Data yang diolah 2016

340 360 380 400 420 440 460

Data Penjualan Keripik

(18)

Dari data yang diperoleh penulis diatas dapat di identifikasi bahwa

penjualan keripik pedas di tahun 2015 cenderung stabil dibandingkan penjualan

pada awal 2016 dimana Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan dari has il wawancara dengan

Bapak Ico Soherto selaku bendahara di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas

Cimahi

“Terjadinya penurunan pada penjualan mungkin disebabkan karena perekonomian negara yang sedang tidak stabil sehingga berdampak pada menurunnya penjualan produk keripik disini. Dan mungkin adanya partner bisnis yang beralih ke perusahaan lain”

Sehubungan dengan hal itu, untuk dapat memperkuat data tersebut

penulis mengadakan survey awal, yang dimana survey ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui hal- hal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan antar

pengusaha keripik singkong pedas di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas di

Cimahi. Hal tersebut dapat dijelaskan pada table berikut :

Tabel 1.2

Data Survei Awal Pelaku Usaha di

Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

Apakah anda menggunakan mesin

komputer dalam menjalankan kegiatan

(19)

Apakah anda melakukan pengukuran

kebutuhan dan keinginan konsumen

terhadap produk anda ?

Apakah anda termasuk orang yang berani

mengambil resiko ?

menciptakan produk yang termasuk baru

bagi usaha yang anda jalankan ?

Sumber : Data yang diolah 2016

Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 30 pelaku usaha,

diperoleh hasil 70% pelaku usaha menjawab bahwa mereka tidak menggunakan

mesin komputer dalam segala kegiatan organisasional mereka, mereka hanya

mengggunakan cara manual seperti packing atau data penjualan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku usaha yang ada di Sentra Industri

Keripik Singkong Pedas Cimahi masih belum menguasai teknologi yang sudah

marak digunakan dizaman modern ini. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil

wawancara kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong

Pedas Cimahi, yaitu ibu Rukiah, yang mana hasil dari wawancara adalah sebagai

berikut :

(20)

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku

usaha, diperoleh hasil sebesar 72% pelaku usaha yang menyatakan mereka tidak

melakukan pengukuran terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Hasil

survey tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha Sentra Industri Keripik

Singkong Pedas Cimahi merasa bahwa produk yang mereka hasilkan telah

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga tidak perlu melakukan

pengukuran tersebut. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan

kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Indsutri Keripik Singkong Pedas

Cimahi, Bapak Hidayat Sukarna yang menyebutkan bahwa :

“Kami para pelaku usaha disini memang tidak melakukan pengukuran kebutuhan dan keinginan konsumen karena setiap unit usaha sud ah punya pelanggan masing- masing dan juga pelaku usaha sentra disini tidak terlalu memperhatikan hal itu.”

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku

usaha, diperoleh hasil sebesar 67% pelaku usaha menyatakan bahwa tidak selalu

berani mengambil resiko dengan memanfaatkan peluang guna mengembangkan

usaha, Hasil survey tersebut menunjukka n bahwa para pelaku usaha yang ada

disentra tersebut masih enggan mengambil resiko dalam hal memanfaatkan

peluang yang ada yang mana peluang tersebut tentunya membutuhkan keberanian

untuk mewujudkannya, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya

perkembangan usaha yang ada disentra tersebut. Hal ini didukung dari hasil

wawancara kepada salah satu pemilik usaha Sentra Industri Keripik Singkong

Pedas Cimahi, Ibu Reni yang menyebutkan bahwa :

(21)

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku

usaha, diperoleh hasil 72% pelaku usaha menyatakan bahwa unit usaha mereka

tidak melakukan inovasi produk yang akan dipasarkan, Hal ini mengindikasikan

bahwa pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi telah

dikatakan belum maksimal dalam melakukan inovasi produk yang akan

dihasilkan, sehingga produk yang dihasilkan cenderung monoton. Hal ini

didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu pemilik usaha

di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi, Bapak udin yang

menyebutkan bahwa :

“Kami para pelaku usaha disini belum memikirkan mengenai inovasi produk, karena penjualan produk keripik yang kami jual pun cenderung stabil, tapi mungkin kedepannya ada inovasi produk baru yang kami jual”

Berdasarkan fenomena- fenomena yang diatas tersebut penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan judul :

”Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

(22)

1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas dapat di

identifikasikan bahwa inti dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah :

1. Pelaku usaha yang ada di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

belum menerapkan kemampuan manajerial yang optimal dalam melakukan

kegiatan usahanya, sehingga para pelaku usaha tidak mengikuti perubahan

dan perkembangan dari lingkungan bisnis keripik itu sendiri.

2. Pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi masih

kesulitan dalam hal bersaing, hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan

kurang memiliki keunikan dibandingkan dengan produk sejenis yang di

hasilkan oleh perusahaan lain diluar Sentra Industri.

1.2.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada hal- hal yang telah dikemukakan pada latar belakang,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kemampuan Manajerial Pengelola Sentra Industri Keripik

Singkong Pedas Cimahi.

2. Bagaimana Perilaku Kewirausahaan Pengelola Sentra Industri Keripik

Singkong Pedas Cimahi.

3. Bagaimana Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri Keripik

Singkong Pedas Cimahi.

4. Seberapa besar pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku

Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri

(23)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna

kepentingan menganalisis variabel – variabel penelitian dalam konteks

permasalahan pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha, serta untuk memperoleh data dan informasi

yang diperlukan sebagai bahan analisis yang dapat diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat kelulusan Sarjana pada Fakultas Ekonomi jurusan

Manajemen di Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kemampuan Manajerial pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

2. Untuk mengetahui Perilaku Kewirausahaan pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

3. Untuk mengetahui Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

4. Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku

Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik

(24)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan

sasaran dalam meningkatkan kualitas Kemampuan Manajerial dan Perilaku

Kewirausahaan. Serta berguna untuk memperbaiki Kemampuan Manajerial dan

Perilaku Kewirausahaan Pelaku usaha sehingga dapat melakukan perubahan –

perubahan yang positif seperti tercapainya Keberhasilan Usaha.

2. Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan

bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk

penelitian lebih lanjut khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan

Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha.

3. Lain – lain

Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan – perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen yang sudah ada untuk diharapkan pada dunia usaha secara nyata

(25)

2. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu masukan bagi pihak – pihak yang akan

melakukan penelitian dengan masalah yang sama, dan juga menjadi bahan

bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya mengenai masalah

yang berkaitan dengan Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan usaha Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis

khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

sebagai perilaku yang nyata dengan menerapkan teori – teori yang penulis

dapatkan selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang

terjadi di lapangan. Serta melatih kemampuan penulis dalam menganalisa suatu

masalah dan berfikir sistematis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di UKM Sentra Industri

Keripik Singkong Pedas Cimahi. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada

(26)

Tabel 1.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

Keterangan Februari Maret April Mei Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kemampuan Manajerial

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial

Dalam menjalankan usahanya,seorang manajer dituntut untuk

memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang

ada dalam perusahannya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber

daya manusia dan alam diwujudkan dengan menjalankan fungsi- fungsi

manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (2000:4)

menyatakan bahwa :

“Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”

Hampir sama dengan pendapat Winardi me nurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa :

“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan,pengorganisasian,pemberian motivasi,pengawasan dan penilaian”.

Selanjutnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunge r & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan yaitu

(33)

Sedangkan menurut B.S Wibowo (2002:14) menyatakan bahwa : “Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki „keterampilan manajerial‟ diantaranya energy spiritual,keterampilan emosional,kekuatan intelektual,kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Kemampuan manajerial sangat berperan penting dalam menjalankan kegiatan

usaha karena didalamnya telah terdapat hal- hal yang wajib dimiliki oleh

wirausahawan. Diantaranya adalah Keahlian Teknis, Keahlian Manusia,

Keahlian Konseptual.

2.1.1.2 Aspek-Aspek Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial dalam menjalan kegiatan usahanya

dipengaruhi oleh 7 aspek, yaitu :

1. Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan

pemimpin dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi para

pengikutnya. Terdapat sumber dan bentuk kekuasaan paksaan,

leigitmasi keahlian, referensi, informasi dan hubungan (Veithzal Rivai, 2003:4-5)

Kepemimpinan bukan saja bertanggung jawab agar orang-orang

bekerja namun juga mengendalikan kebanyakan alat pemuas

kebutuhan manusia dalam organisasi

2. Pemecahan Masalah

Dalam menjalankan perannya sebagai pengambil keputusan,

manajer harus mampu menangani masalah- masalah yang terjadi

dalam organisasi. Sebagai penanganan masalah, manajer

(34)

masalah-masalah yang tidak diduga sebelumnya (Stephen P.Robbins, 2002:4)

3. Komunikasi

Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa cara bentuk

penyampaian informasi, maka hanya melalui komunikasi

kebutuhan manusia dasar dapat terpuasi (Komaruddin Sastradipoera, 2002:95). Dalam organisasi, pencapaian tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif,

sehingga pemimpin menyampaikan informasi berupa perintah, atau

bawahan menyampaikan informasi laporan lisan maupun tulisan

sehingga mencapai sasaran dengan persepsi yang sama (Vehitzhal Rivai, 2003:137-139).

Komunikasi yang efektif dan komunikatif merupakan hal yang

penting bagi manajer karena :

- Komunikasi merupakan alat bagi manajer untuk melaksanakan

fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi

kepemimpinan dan fungsi pengendalian

- Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap

manajer di setiap harinya dan memakan waktu paling banyak

dari waktu yang tersedia (Indriyo Gistosudarmo, 1997:203)

4. Keterampilan Manajerial

Robert Katz dalam Stephen P.Robbins (2002:4) dan Veitzhal Rivai (2003 : 33) mengatakan keterampilan manajerial yang efektif adalah :

- Keterampilan Teknis : yaitu keterampilan menerapkan

(35)

- Keterampilan Manusia : Kemampuan bekerjasama, memahami

dan memotivasi orang lain, baik perorangan maupun dalam

kelompok

- Keterampilan Konseptual : Keterampilan mental untuk

menganalisis dan mendiagnosis situasi rumit

5. Pengalaman

Melalui pengalaman, seseorang menjadi lebih mudah untuk

melaksanakan tugas yang sama dan mempunyai potensi untuk

menghadapi segala permasalahan yang bersangkut paut dengan

bidang keahliannya (Stephen P. Robbins, 2002 : 66)

6. Kewirausahaan

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai kemampuan, dan

perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu,

objek studi kewirausahaan adalah nilai- nilai dan kemampuan

seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut

Soeparman Soemahamidjaja 2003 : 9, Kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi :

- Kemampuan merumuskan tujuan hidup (usaha)

- Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad

kemauan yang menyala-nyala

- Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang

baik tanpa menunggu orang lain, yang dilakukan

berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif

- Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya

cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan

(36)

- Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang

(capital goods)

- Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri

untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui

kebiasaaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.

- Kemampuan mental yang dilandasi agama

- Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil

hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

7. Motivasi

Teori motivasi terbagi kedalam dua kategori: teori kepuasan dan

teori proses (Gibson; Ivancevich; Donelly, 1996 : 186). Teori

kepuasan memusatkan perhatian pada faktor- faktor didalam

individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan

menganalisa bagaimana perilaku dorong, diarahkan, dipertahankan

dan dihentikan

Teori motivasi yang termasuk dalam kategori teori kepuasan

adalah teori motivasi yang berpendapat bahwa manusia berperilaku

karena ingin memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedikitnya ada tiga

kebutuhan pokok umum (Komaruddin Sastradipoera, 2002 : 92): - Motif fisioligis : Kebutuhan pokok manusia paling

primitive yang melandasi motivasi yang meliputi sandang,

pangan, papan, dan tidur

- Motif sosiologis : kebutuhan akan cinta dan kasih sayang,

dan kebutuhan untuk diterima orang disekitarnya.

- Motif psikologis : kebutuhan untuk diakui, berprestasi,

(37)

2.1.1.3 Karakteristik Kemampuan Manajerial

Pada penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1904-1948

meninjau 124 studi tentang karakteristik-karakteristik yang dilakukan

pemimpin dan menemukan bahwa pola hasil konsisten dengan konsepsi

mengenai seorang pemimpin sebagai orang yang memperoleh status melalui

demonstrasi, kemampuan untuk memudahkan upaya kelompok dalam

mencapai sasarannya. Adapun karakteristik-karakteristik seorang pemimpin

yang baik diantaranya :

- Karakteristik Fisik (tinggi badan, penampilan)

- Aspek Kepribadian (harga diri, dominan, kestabilan)

- Bakat (Kecerdasan umum, kefasihan verbal, kreativitas)

2.1.1.4 Ciri-Ciri Penerapan Kemampuan Manajerial yang Baik

Pada Penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1949-1970

meninjau 163 studi tentang ciri dari penerapan kemampuan manajerial yang

baik yang dilakukan pemimpin. Diantaranya :  Dapat beradaptasi dengan situasi

 Waspada terhadap lingkungan sosial

 Ambisius,berorientasi terhadap keberhasilan

 Asertif

 Kooperatif

 Tegas

 Dapat diandalkan

(38)

 Enerjik (Tingkat aktivitasnya tinggi)

 Gigih (mempunyai kekuatan dan kegigihan dalam mengejar

sasaran

 Keyakinan diri (mempunyai keyakinan diri dan rasa identitas

pribadi

 Toleran terhadap tekanan (kesiapan untuk menyerapkan tekanan

antarpribadi dan kesediaan untuk bertoleransi terhadap frustasi dan

penundaan)

 Bersedia untuk mengambil tanggung jawab (mempunyai dorongan

yang kuat akan tanggung jawab dan penyelesaian tugas)

2.1.1.5 Indikator Kemampuan Manajerial

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan terdapat 3 Indikator yang mempengaruhi Kemampuan Manajerial yaitu :

1. Keahlian Teknis

Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja

dengan sesuatu, terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi untuk

mengerjakan tugas-tugas organisasional. Keterampilan teknikal

memungkinkan orang yang bersangkutan melaksanakan mekanisme yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan khusus. Pengertian yang lebih lengkap

dikemukakan oleh Konntz, dkk dalam Munfaat (2001:26-27) yaitu

(39)

2. Keahlian Manusia

Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan

dengan bekerja dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja sama

dengan orang lain untuk mencapai sasaran.

3. Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan

dengan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari

kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas

itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.

2.1.1.6 Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Manajerial

Dalam team kerja pada umumnya tidak jarang pemimpin atau leader

yang tidak menghasilkan kinerja optimal. Penyebab rendahnya kemampuan

manajerial ini menurut Drs. Supadi dalam jurnal Kemampuan Manajerial

Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif adalah sebagai berikut

:

1. Pemimpin tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya

sebagai seorang pimpinan team kerja

2. Pemimpin tidak memahami peran manajerial yang disandangnya

3. Pemimpin tidak mempunyai manajerial skill yang diperlukan untuk

menghasilkan kinerja manajerial yang ditargetkan

4. Pemimpin tidak memiliki semangat untuk mengfokuskan dan

(40)

2.1.1.7 Faktor – Faktor yang meningkatkan Kemampuan Manajerial

Menurut hasil pengamatan Drs.Supadi dalam jurnal Kemampuan

Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif. Ada 10

faktor yang mempengaruhi kemampuan manajerial antara lain :

1. Pekerjaan yang menarik

Pemimpin hendaknya mampu meyakinkan bawahannya

pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan dikatakan

menarik bila orang yang mengerjakannya senang dalam

melakukannya. Berawal dari rasa senang itu pula diharapkan

dapat meningkatkan mutu suatu hasil kerja. Juga tak kalah

pentingnya agar pimpinan bisa mengetahui jenis pekerjaan

yang cocok dan disenangi bawahannya.

2. Kesejahteraan yang memedahi

Pemimpin harus bisa membuktikan bahwa dia mampu

menentukan dan memberikan kesejahteraan yang wajar pada

bawahannya secara obyektif. Ini penting dalam membangkitkan

dan memelihara gairah kerja yang baik.

3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

Pemimpin hendaknya mampu memberikan pengarahan atau

training yang memadai sebelum suatu pekerjaan dilakukan.

Dengan demikian bisa mengurangi rasa kuatir bila gagal dalam

melakukan pekerjaan itu, sehingga terlalu hati- hati. Karena

(41)

berhati-hati.

4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan

Pemimpin mampu membimbing bawahannya agar dapat

menghayati atas maksud dan makna pekerjaan. Dengan begitu

dia akan tahu kegunaan dari pekerjaannya. Bila dia telah tahu

betapa sangat pentingnya pekerjaan itu, maka dalam

mengerjakan pekerjaan itu, dia akan lebih meningkatkan

kinerjanya.

5. Suasana atau lingkungan kerja yang baik

Pimpinan wajib mengetahui cara agar membuat tempat kerja

tenang dan hubungan antar personal yang harmonis. Dari

lingkungan kerja yang baik itu diharapkan akan mampu

membawa pengaruh yang baik pula dari semua pihak baik dari

bawahan, atasan ataupun hasil pekerjaannya.

6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan

kompetensi dan kontribusi

Seorang bawahan akan merasa bangga bila team kerjanya

meraih kemajuan dalam kinerjanya. Lebih- lebih lagi bila

promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara fair

berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan

kebanggaan itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra

team kerjanya.

7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan team kerja

Sense of belonging bawahan terhadap team kerjanya harus

senantiasa ditumbuh kembangkan melalui keterlibatan yang

(42)

dirinya benar-benar dibutuhkan dalam team kerjanya. Dengan

timbulnya kecintaan dalam dirinya terhadap team kerjanya,

maka ia akan selalu termotivasi untuk meningkatkan

kinerjanya.

8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan emosional

dengan sikap dan batas perilakunya yang bijaksana terhadap

bawahan. Jika diperlukan dengan batas-batas tertentu dia akan

memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya

tanpa mengesankan turut campur. Dengan demikian hubungan

kerja tidak terbatas pada pendekatan formal legalistik, namun

juga mempunyai pendekatan kekeluargaan atau dari hati k ehati

antara pimpinan dan bawahannya.

9. Kesetiaan Pimpinan pada bawahan

Tidak hanya bawahan yang perlu memberikan loyalitas pada

pimpinan, namun penting juga sebaliknya. Loyalitas demikian

akan menjadi dasar rasa kepercayaan bawahan terhadap

pimpinannya, sehingga mau memberikan dukungan yang penuh

terhadap team kerjanya. Hal ini dapat juga mendatangkan

wibawa terhadap atasan. Apabila jika dia sanggup

menyampaikan realita secara arif dan bijaksana. Tidak

mengobral janji-janji kosong hanya untuk meningkatkan

kinerja sesaat yang berbuntut pada rasa kesal pada diri

bawahan. Hingga bawahan berpendapat dia bukan pimpinan

(43)

10.Disiplin kerja

Penerapan disiplin kerja dengan pendekatan legalitas formal

hendaknya diminimasi sekecil mungkim. Pimpinan yang hanya

berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam membenahi

bawahannya hanya akan memberikan indikasi ketidakmampuan

memimpin. Hal demikian juga tidak selalu efektif. Adalah

sudah menjadi sifat manusia yang biasanya ber ego tinggi,

sehingga pendekatan diatas akan sering menstimulasi bawahan

untuk bersikap defensive dan boleh jadi akan membalas

tindakan itu dengan diam-diam menurunkan kinerjanya dalam

team dengan mengurangi keterlibatan dan dukungan terhadap

tim kerjanya.

2.1.2 Perilaku Kewirausahaan

2.1.2.2 Pengertian Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau

kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa ciri

utamanya yaitu percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil

resiko, kepemimpinan, keorsinilan, dan berorientasi ke masa depan.

Selanjutnya Mc. Clelland dalam Suryana (2003:40) memberikan definisi tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil resiko

yang moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang

diambil, mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki

(44)

Maemuna (2011:20) Perilaku dalam ilmu niwa didefinisikan sebagai “Kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh

berbagai instrument penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan

verbal mengenai pengalaman subjektif yang didasari”. Tingkah laku atau

perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara

seorang individu dengan lingkungannya.

Menurut P.O Sumarya (2010:33) “Wirausahawan adalah orang yang

mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka

kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh

sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik,

beroreintasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang

dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat lebih maju/sukses”.

Menurut Kasmir (2011:28) sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena

itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh

pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service,

sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan

tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan

perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh karyawan tanpa

pandang bulu.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Perilaku Kewirausahaan adalah sikap seorang wirausaha dalam menjalankan

segala kegiatan usahanya yang didukung dengan sikap-sikap yang wajib

dimiliki oleh seorang wirausaha. Diantaranya percaya diri, berorientasi pada

(45)

berorientasi pada masa depan.

2.1.2.2 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada

kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah

pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya

dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.

Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam

mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap

sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat

dijadikan cermin untuk selalu menentukan yang terbaik dimasa yang akan

datang. Dengan pengalaman-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan

selalu belajar dan belajar untuk menambah pengetahuannya.

Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan

pelayanan wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari

dalam keempat proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik

tersebut setiap wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan

memperbaiki kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil

pribadi,penugasan,pelatihan,pengembangan maupun dari aspek pemasarannya.

2.1.2.3 Indikator Perilaku Kewirausahaan

Menurut B.N Marbun (2009:63) sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:

1. Percaya Diri

Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah

(46)

seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis.

Dia tidak begitu saja menyerap pendapat orang lain, tetapi dia

mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan

sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga

tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang

paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Allah Swt.

Diharapkan wirausahawan seperti ini betul-betul dapat

menjalankan usahanya secara mandiri,jujur,dan disenangi oleh

semua relasinya.

2. Beorientasi pada Tugas dan Hasil

Orang ini tidak mengutamakan prestise terlebih dulu. Akan

tetapi, ia mengutamakan pada prestasi kemudian setelah berhasil

prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan

prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami

kemajuan.

3. Pengambilan Resiko

Watak selalu menyukai tantangan dalam wirausaha seperti

persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya

harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan

sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi,

maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung

kepada-Nya

4. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing- masing

(47)

banyak dipelajari dan dilatih. Ini tergantung kepada

masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi

atau orang yang ia pimpin.

5. Keorsinilan

Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang

dimaksud orsinil disini ialah tidak mengekor pada orang lain,

tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orsinil, ada

kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.

6. Berorientasi ke Masa Depan

Sifat berorientasi ke masa depan ini harus selalu ada dalam

setiap pimpinan usaha agar usahanya dapat terus berlanjut dan

dengan seiring berjalannya waktu produktivitasnya pe rusahaan

dapat terus meningkat.

Tabel 2.1

Indikator Perilaku Kewirausahaan

NO CIRI WATAK

1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualistis, dan optimisme.

2 Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi dan hasil laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja

keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.

3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang laian, menanggapi saran – saran dan kritik.

(48)

Depan

Sumber : Dari H. Buchari Alma : Untuk mahasiswa dan umum. Ahli lain yang mengemukakan mengenai Perilaku Kewirausahaan

ini, diantaranya adalah menurut Suryana (2003:31) bahwa :

1. Keinovasian yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan

menerima ide-ide baru.

2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang

dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam

menghadapi ketidakpastian.

3. Kemampuan Manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan

untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yaitu :

a. Usaha perencanaan

b. Usaha untuk mengkoordinir

c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha

4. Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi,melaksanakan, dan

mengarahkan tujuan usaha.

Dari indikator- indikator perilaku kewirausahaan diatas, penulis

mengacu pada pendapat yang dikemukak an oleh B.N Marbun (2009:63)

karena terdapat salah satu fak tor yang mempengaruhi penilaian pimpinan

perusahaan dalam menuju keberhasilan usaha lebih kuat.

2.1.2.4Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Perilaku 1. Efisiensi

Efisiensi dapat dirumuskan sebagai suatu teknik operasional yang

(49)

sehingga sumber daya, waktu, potensi, dan modal termanfaatkan

secara penuh tanpa terbuang. Sejalan dengan itu, suatu manajemen

yang sukses dapat diartikan sebagai cara yang tidak saja efektif dalam

mencapai tujuan, tetapi juga efisiensi dalam memanfaatkan sumber

daya.

2. Perubahan Lingkungan

Dinamika lingkungan ditunjukkan oleh perubahan yang sedemikian

cepat terjadi di segala bidang. Perubahan lingkungan yang relevan

dengan manajemen adalah polusi. Polusi lingkungan adalah akibat dari

pengeksplotasian sumber daya dan industrialisasi. Banyak ahli Ekologi

(Ilmuwan yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya)

melihat kemungkinan kerusakan sumber daya yang tidak dapat

tergantikan kembali. Manajer dalam suatu organisasi sebagaimana

masyarakat profesi dan akademi saat ini mulai menunjukkan minat

terhadap ekologi. Telah disadari bahwa tindakan nyata harus diambil

untuk meningkatkan kegiatan pengusaha sehingga mereka tidak

menyebabkan perubahan lingkungan yang drastis dan merusak.

3. Perubahan Sosial

Perubahan dalam masyarakat yang didapat muncul adalah

pertumbuhan populasi. Perubahan kebutuhan masyarakat dan variasi

aspek-aspek pengembangan. Hasilnya, seorang pengusaha harus

berubah untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.

4. Persaingan

Persaingan termasuk pada usaha yang menjual p roduk-produk sejenis

dan memberikan layanan yang sama sehingga bersaing untuk

(50)

5. Perubahan Teknologi

Teknologi secara berkala berubah sesuai dengan permintaan

konsumen. Pengembangan teknologi baru dilakukan untuk

menghasilkan produk atau jasa baru.

6. Perubahan Minat

Pengusaha menggunakan perilaku mereka untuk mengendalikan

situasi.

2.1.2.5Ciri-Ciri Seorang Wirausaha yang Sukses

Menurut Murphy and Peek (2001:63) ada delapan ciri seorang

wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu :

a. Kerja Keras

b. Kerjasama dengan orang lain

c. Penampilan yang baik

d. Yakin

e. Pandai membuat keputusan

f. Mau menambah ilmu pengetahuan

g. Ambisi untuk maju

h. Pandai berkomunikasi

2.1.2.6Faktor penyebab Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada

(51)

1. Tidak kompeten dalam manajerial, tidak kompeten atau tidak

berkemampuan dalam pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor

penyebab utama yang menyebabkan perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan

mensosialisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan

mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan

operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, agar perusahaan dapat berhasil

dengan faktor utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas

mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam

memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan

mengakibatkan perusahaan tidak lancar

4. Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan

(52)

5. Lokasi yang kurang memadai, lokasi usaha yang strategis merupakan faktor

yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan, serta kaitannya dengan efisiensi dan

efektifitas, kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak

efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh – sungguh dalam berwirausaha, sikap yang setengah - setengah terhadap usaha akan mengakibatk an usaha yang dilakukan

menjadi labil dan gagal dengan sikap setengah mati, kemungkinan gagal

menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha

hanya bisa diperoleh apabila berarti mengadakan perubahan dan mampu

membuat peralihan setiap waktu.

Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha juga sangat tergantung pada

kemampuan pribadi wirausaha.

Suryana ( 2006:67) mengemukakan beberapa faktor penyebab keberhasilan :

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemauan tapi tidak

memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang

sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang

kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi

tidak memiliki tekad yang kuat keduanya tidak akan menjadi wirausaha yg

(53)

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Begitu juga menurut pendapat Tulus Tambunan ( 2002:14 ) yang menyatakan bahwa:

”Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya

ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal

perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan

itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada

perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha

adalah diantaranya kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi,

sistem majemuk, partisipasi, kultur atau budaya bisnis, kekuatan modal,

jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor

eksternal yang turut menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha

diantaranya, faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat

demokrasi, kemudian faktor diluar pemerintah seperti sistem perekonomian,

kultur, budaya masyarakat, system perburuhan, dan kondisi pasar buruh,

kondisi infrastruktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan

(54)

2.1.2.7 Keuntungan dan kerugian berwirausaha

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan

kerugian pada usaha kecil pada milik sendiri :

1. Keuntungan Kewirausahaan

a. Otonomi pengelolaan yang bebas misalnya menjadi ”bos”

yang penuh kepuasan.

b. Tantangan awal, tantangan awal atau perasaan bermotivasi

yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan, peluang

untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat

menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

c. Control financial bebas dalam mengelola keuangan dan

merasa kekayaan sebagai milik sendiri

2. Kerugian Kewirausahaan

Disamping beberapa keuntungan seperti diatas, dengan

berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu :

a. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus

bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali

waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua

waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

b. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua

fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun

penggandaan dan pelatihan.

c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal, karena

wirausaha menggunakan keuangan milik sendiri, maka

margin laba/ keuntungan yang diperoleh akan relative kecil

(55)

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin dimiliki

dengan begitu saja, tetapi harus memiliki beberapa tahapan. Menurut

Suryana (2011:38-39) mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses, pertama harus memiliki ide atau visi bisnis (

bussines vision ) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi

resiko baik waktu maupun uang. Langkah selanjutnya yang paling penting

adalah dengan membuat perencanaan usaha, mengorganisasikannya, dan

menjalankannya.

Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian Keberhasilan usaha menurut para Ahli :

Menurut Plotkin dikutip oleh Benedicta Prihatin Dwi Riyanti ( 2003:29)

”Keberhasilan Usaha dapat dilihat dari diri wirausahawan karena

keberhasilan usaha disebabkan oleh wirausahawan yang cerdas, kreatif,

memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara tepat dan produktif”.

Menurut Waridah (2002:15)

“Keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang

dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”.

Menurut Hari Lubis dikutip oleh Panigoro ( 2003:42 ) ”Keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil

(56)

Menurut Dedi Haryadi ( 2008:78 ) menyatakan bahwa :

“Keberhasilan usaha biasanya dicirikan dengan membesarnya

skala usaha yang dimilkinya. Hal tersebut bisa dilihat dari volume

produksinya yang tadinya biasa menghabiskan sejumlah bahan baku per

hari meningkat menjadi mampu mengelola bahan baku yang lebih

banyak dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti

meningkat pada jumlah buruhnya ( baik buruh produksi maupun

pemasaran ) sekaligus mencirikan perluasan jaringan pemasaran”.

Untuk melihat dan mengukur tingkat keberhasilan suatu usaha

berikut ini terdapat beberapa teori yang mengemukakan beberapa alat

ukur dan aspek yang menjadi alat evaluasinya hal tersebut diantaranya

adalah :

Menurut Hutagalung (1983:48) untuk melihat perkembangan industri kecil dapat dilihat dari berbagi aspek yang menjadi alat evaluasinya

yaitu :

1. Pertumbuhan investasi

2. Penyerapan tenaga kerja

3. Peningkatan nilai tambah

4. Keterkaitan usaha antara industri kecil dengan industri besar.

Menurut Sukere ( 1983:21 ) untuk mengukur keberhasilan industri dapat dilakukan dengan menggunakan evaluasi yang meliputi :

1. Evaluasi terhadap laporan keuangan , dengan dalam mengukur tingkat likuiditas , solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas.

(57)

3. Produksi, dengan objek evaluasi mutu produksi, kapasitas, mesin, persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan mesin.

4. Administrasi akuntasi dengan objek evaluasinya adalah catatan. Catatan akuntansi.

5. Manajemen, dengan evaluasinya adalah rencana dan struktur organisasi.

6. Kepegawaian, objek penelitiannya adalah kemampuan tenaga kerja,

pendidikan dan latihan, penempatan, system upah dan perputaran

tenaga kerja.

Menurut Moch. Kohar Muzakar ( 2003:48 )

“Keberhasilan usaha adalah bersifat kualitatif, keberhasilan usaha

yang bersifat kualitatif sulit diukur dengan satuan unit, misalnya dari

adanya peningkatan mutu karyawan, peningkatan disiplin kerja, mutu

produk meningkat dan lain- lain. Keberhasilan Usaha yang bersifat

kuantitatif dapat diukur dalam uk uran angka - angka rasio yang bisa

dipakai dalam suatu analisis yang merupakan pendekatan kuantitatif.

Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin

diraih dengan begitu saja, tetapi harus melali beberapa tahapan. Menurut

Suryana (2009:38) mengemukakan bahwa

“Untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses

pertama-tama harus memiliki ide atau visi (business vision) kemudian ada

kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko waktu maupun uang.

Langkah selanjutnya yang sangat penting adalah dengan membuat

Gambar

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Tabel 3.3
Tabel 3.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Debby Delvianti (0801033), “ Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Bandung ”. Di bawah

Melihat hasil penelitian yang diperoleh bahwa Perilaku Kewirausahaan Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, agar Perilaku

Yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “ IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013 PADA

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subbhanahu wa ta’ala karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi