SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
IMAT RUHIMAT
10106705
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH
KABUPATEN GARUT
IMAT RUHIMAT
10106705
Pembimbing
Irawan Afrianto, S.T. NIP . 41277006009
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika
LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH
KABUPATEN GARUT
IMAT RUHIMAT
10106705
Penguji I Penguji II
Andry Alamsyah, S.Si.,M.Si. Irawan Afrianto, S.T.
NIP. NIP. 41277006009
Penguji III
i
Oleh
IMAT RUHIMAT 10106705
Kabupaten Garut memiliki potensi wilayah yang beragam, baik potensi peternakan, pertanian maupun industri. Dalam usaha pengembangan potensi daerah ini, pendekatan secara teknologi dalam mendapatkan informasi masih kurang.
Dengan pendekatan teknologi diharapkan informasi potensi wilayah dapat diterima dengan lebih optimal, dan pengembangan daerah berpotensi dapat direncanakan dengan baik. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menyediakan data atribut dari suatu objek peta beserta data spasialnya.
Peranan SIG dalam pengembangan potensi dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan tindakan terhadap daerah yang potensial untuk pengembangan lebih lanjut. GIS yang disajikan dengan berbasis web pada perancangan ini juga dapat digunakan sebagai alat pemberian informasi kepada masyarakat luas.
ii By
IMAT RUHIMAT
10106705
Garut District has the potential of diverse, both potential livestock,
agriculture and industry. In an effort to develop the potential of this region,
technological approach in obtaining the information is still lacking.
Under this approach the potential of information technology areas are
expected to be accepted by more optimally by the community at large, and
potentially regional development can be planned well. This condition can be
overcome by the Geographic Information System (GIS) that can provide the data
attributes of an object map and spatial data.
The role of GIS in the development potential can be used as a tool taking
action against a potential area for further development. GIS is presented with a
web-based on this design can also be used as a tool to provide information to the
public.
v LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SIMBOL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 4
1.5 Metodologi Penelitian ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya BAPPEDA ... 10
2.2 Visi dan Misi ... 12
vi
2.7 Jenis dan Struktur Data pada SIG ... 19
2.7.1 Data Spasial ... 19
2.7.2 Data Atribut ... 21
2.8 Kemampuan dan Kelebihan SIG ... 22
2.9 Aplikasi SIG ... 24
2.10 Analisis SIG ... 26
2.11 Komponen SIG ... 27
2.11.1 Brainware ... 27
2.11.2 Aplikasi ... 27
2.11.3 Hardware... 28
2.11.4 Software ... 28
2.11.5 Data ... 30
2.12 Subsistem Sistem Informasi Geografis ... 32
2.12.1 Data masukan (Input) ... 32
2.12.2 Data Keluaran (Output) ... 32
2.12.3 Data Management ... 32
2.12.4 Manipulasi Data ... 32
2.13 Cara Kerja SIG ... 33
2.14 Kedudukan SIG ... 36
2.15 WebGIS ... 37
2.16 Rekayasa Perangkat Lunak ... 37
vii
2.20 MapInfo ... 45
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah... 49
3.2 Analisis Sistem ... 50
3.2.1 Analisis Prosedural ... 50
3.2.2 Analisis Dokumen ... 51
3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 51
3.3.1 Analisis Pengguna ... 51
3.3.2 Analisis Fasilitas SIG ... 52
3.3.3 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 52
3.3.4 Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 53
3.3.5 Diagram Alir Pembangunan Web SIG ... 54
3.4 Diagram Pengolahan Data Spasial dan Non Spasial ... 57
3.5 Analisis Basis Data ... 60
3.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 61
3.6.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 61
3.6.2 Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram) ... 62
3.6.3 Spesifikasi Proses ... 72
3.6.4 Kamus Data ... 97
viii
3.7.4 Perancangan Antarmuka ... 111
3.7.4.1 Perancangan Antarmuka Pengunjung ... 112
3.7.4.2 Perancangan Antarmuka Admin... 115
3.7.4.3 Perancangan Pesan ... 120
3.7.4.4 Jaringan Semantik... 121
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implementasi ... 124
4.1.1 Perangkat Lunak Pembangun ... 124
4.1.2 Kebutuhan Web Hosting ... 125
4.1.3 Registrasi dan Digitasi Peta ... 125
4.1.4 Konversi File ... 131
4.1.5 Export Database ... 133
4.1.6 Antarmuka WebGIS ... 143
4.1.7 Antarmuka Pertanian ... 144
4.1.8 Antarmuka Peternakan ... 144
4.1.9 Antarmuka Industri ... 145
4.1.10 Antarmuka Lihat Gambar ... 145
4.1.11 Antarmuka Berita ... 145
4.1.12 Antarmuka Detail Berita ... 146
ix
4.1.17 Antarmuka Menu Admin ... 149
4.1.18 Antarmuka View Data ... 151
4.1.19 Antarmuka Hapus Data ... 151
4.1.20 Antarmuka Edit Data ... 152
4.1.21 Antarmuka Tambah Data ... 153
4.2. Pengujian ... 153
4.2.1 Rencana Pengujian ... 153
4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 158
4.2.3 Pengujian Login Admin... 158
4.2.4 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 160
4.2.5 Kasus dan Hasil Pengujian Beta ... 160
4.2.6 Statistik Pengujian Beta ... 160
4.2.7 Kesimpulan dan Hasil Pengujian Beta ... 166
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 167
5.2 Saran ... 168
xii
Gambar 2.1 Konsep dasar SIG ... 18
Gambar 2.2 Sejarah Perkembangan SIG ... 19
Gambar 2.3 Model Data Raster ... 21
Gambar 2.4 Model Data Vektor ... 21
Gambar 2.5 Komponen SIG ... 27
Gambar 2.6 Skema Software SIG ... 29
Gambar 2.7 Sub Sistem SIG... 33
Gambar 2.8 Contoh Peta dan Unsur-Unsurnya ... 34
Gambar 2.9 Layers,Tabel dan Basis Data SIG ... 35
Gambar 2.10 Kedudukan SIG Diantara Sistem Informasi Yang Lain ... 36
Gambar 2.11 Contoh Program SVG Sederhana ... 44
Gambar 3.1 Diagram Perencanaan Pembuatan Data Spasial ... 55
Gambar 3.2 Diagram Perencanaan Pembuatan Data Non Spasial ... 56
Gambar 3.3 Diagram Perencanaan Manajemen Database ... 56
Gambar 3.4 Diagram Alir Pengolahan Data Spasial ... 57
Gambar 3.5 Diagram Alir Pengolahan Data Non Spasial ... 58
Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Konversi Data ... 59
Gambar 3.7 ERD ... 60
Gambar 3.8 Diagram Konteks WebSIG ... 61
xiii
Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses Olah Berita ... 67
Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses Olah Pasar Tradisional ... 68
Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses Olah Kecamatan ... 69
Gambar 3.16 DFD Level 2 Proses Olah Jalan ... 70
Gambar 3.17 DFD Level 2 Proses Olah Kategori ... 71
Gambar 3.18 Skema Relasi ... 104
Gambar 3.19 Perancangan Menu Web Pengunjung ... 110
Gambar 3.20 Perancangan Menu Web Admin ... 111
Gambar 3.21 Tampilan Menu Utama (index) ... 112
Gambar 3.22 Tampilan Halaman Profil ... 113
Gambar 3.23 Tampilan Halaman Detai Peta ... 113
Gambar 3.24 Tampilan Halaman Data Pertanian ... 114
Gambar 3.25 Tampilan Info Objek ... 115
Gambar 3.26 Tampilan Login Admin ... 115
Gambar 3.27 Tampilan Menu Admin ... 116
Gambar 3.28 Tampilan Tambah Data ... 117
Gambar 3.29 Tampilan Hapus Data ... 118
Gambar 3.30 Tampilan Edit Data ... 119
Gambar 3.31 Tampilan Pesan... 120
xiv
Gambar 4.3 Aktifasi Layer Yang Akan Didigitasi ... 128
Gambar 4.4 Digitasi kecamatan... 129
Gambar 4.5 Tabel atribut non spasial dari objek kecamatan ... 130
Gambar 4.6 Hasil registrasi dan digitasi peta ... 130
Gambar 4.7 Konversi Format .tab ke Format .shp ... 131
Gambar 4.8 Hasil Konversi Format .tab ke Format .shp ... 132
Gambar 4.9 Menyertakan ekstensi Opensvgmapserver101 ... 133
Gambar 4.10 Eksport file shp ke MySQL ... 134
Gambar 4.11 Hasil eksport dari shp menggunakan ArcView ... 134
Gambar 4.12 Database WebSIG ... 135
Gambar 4.13 Tampilan halaman WebGIS pengunjung ... 143
Gambar 4.14 Tampilan halaman pertanian ... 144
Gambar 4.15 Tampilan halaman peternakan ... 144
Gambar 4.16 Tampilan halaman industri ... 145
Gambar 4.17 Tampilan halaman berita ... 145
Gambar 4.18 Tampilan halaman detail berita ... 146
Gambar 4.19 Tampilan halaman profil ... 146
Gambar 4.20 Tampilan halaman detail peta ... 147
Gambar 4.21 Tampilan halaman info objek peta ... 148
xv
Gambar 4.26 Tampilan halaman hapus data ... 151
Gambar 4.27 Tampilan halaman konfirmasi hapus data... 152
Gambar 4.28 Tampilan halaman edit ... 152
x
Tabel 3.1 Spesifikasi Proses DFD Level 1 ... 72
Tabel 3.2 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Pertanian ... 78
Tabel 3.3 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Peternakan ... 81
Tabel 3.4 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Industri ... 84
Tabel 3.5 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Berita... 87
Tabel 3.6 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Pasar ... 89
Tabel 3.7 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Kecamatan ... 92
Tabel 3.8 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Jalan ... 93
Tabel 3.9 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Kategori... 95
Tabel 3.10 Kamus Data ... 97
Tabel 3.11 Struktur Table Admin ... 105
Tabel 3.12 Struktur Table Berita ... 105
Tabel 3.13 Struktur Table Industri ... 106
Tabel 3.14 Struktur Table Peternakan ... 106
Tabel 3.15 Struktur Table Pertanian ... 107
Tabel 3.16 Struktur Table Pasar Tradisional ... 107
Tabel 3.17 Struktur Table Jalan ... 108
Tabel 3.18 Struktur Table Kecamatan ... 108
Tabel 3.19 Struktur Table Layers ... 109
xi
xvi
Entitas Luar / Terminator
Proses
Aliran data
Penyimpanan data
Flow Map Diagram / Sistem Prosedur
Proses oleh komputer
Stored data
Kondisi
Penyimpanan internal
xvii
Penghubung
Terminator
Monitor
Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity
Relationship
Atribut
xviii LAMPIRAN B : Kuisioner
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini hampir sebagian besar pemerintah daerah belum memiliki sistem informasi yang dapat menyediakan informasi-informasi melalui internet khususnya yang berbasis peta mengenai potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah masing-masing. Saat ini informasi peta yang di peroleh masih manual dalam bentuk kertas biasa, meskipun ada yang ditampilkan melalui web browser, tetapi masih ada yang hanya sebatas tampilan gambar dan legendanya saja tanpa menyertakan database yang menunjukan atribut dari setiap objek yang ada dalam peta tersebut. Hal ini mengakibatkan peta yang dibaca kurang memberikan informasi objek peta yang lengkap dan sulit untuk di perbaharui data objeknya. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem identifikasi lokasi-lokasi wilayah yang dapat memberikan informasi berbasis web yang mudah dicerna dan saling terintegrasi baik bagi masyarakat, investor yang ingin mengembangkan atau pemerintah daerah khususnya BAPPEDA sebagai perencana pembangunan.
Seperti halnya di Kabupaten Garut, seiring dengan kemajuan teknologi di daerah tersebut dan dimana Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki potensi lingkungan dan sumber daya alam yang kaya dan perlu dikembangkan. Namun ternyata karena sulitnya informasi sehingga mengakibatkan masyarakat dan investor pengembang kurang mengetahui bahwa ternyata masih banyak lokasi-lokasi berpotensi yang bisa dikembangkan. Selain itu juga dalam
mendistribusikan hasil komoditas kadang kurang tepat sasaran sehingga pendistribusian menjadi tidak merata.
Berdasarkan uraian masalah diatas, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya suatu sistem informasi yang cepat, akurat, mudah dicerna dan saling terintegrasi kepada masyarakat agar semua potensi komoditas yang dimiliki oleh Kabupaten Garut dapat dikenali oleh masyarakat luas dan dikembangkan dengan tepat sasaran dan sebaik-baiknya, selain itu juga agar proses manajemen yang dilakukan pemerintah terhadap lokasi-lokasi berpotensi yang dimiliki akan lebih terkordinir terutama potensi-potensi pertanian, industri dan peternakan.
Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebSIG) muncul sebagai penawaran solusi dari permasalahan diatas. Keberadaan WebSIG ini dapat digunakan sebagai daya dorong pengguna untuk mencari dan mendapatkan informasi yang cepat, akurat, saling terintegrasi mengenai informasi potensi wilayah yang ada khususnya yang berorientasi pada komoditas pertanian, industri dan peternakan agar lebih representatif. Selain dapat memberikan informasi spasial dan non spasial, webGIS juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung dalam pengambilan tindakan di lingkup perencanaan untuk pengembangan potensi wilayah.
“SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB IDENTIFIKASI
POTENSI WILAYAH KABUPATEN GARUT”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka timbul permasalahan yaitu :
“Bagaimana cara membangun Sistem Informasi Geografis Berbasis Web
Untuk Identifikasi Potensi Wilayah Kabupaten Garut”.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi geografis berbasis web identifikasi potensi wilayah Kabupaten Garut.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sistem informasi geografis berbasis web ini yaitu :
1. Menyediakan data dan informasi berbasis web agar sebaran potensi peternakan, pertanian dan industri di wilayah Garut bisa di kenali oleh masyarakat luas ataupun investor yang ingin mengembangkan potensi.
3. Agar data dari potensi tersebut bisa diperbaharui sewaktu-waktu sesuai dengan perubahan data potensi.
4. Dengan penggambaran melalui peta digital diharapkan informasi yang didapatkan lebih terintegrasi antara data spasial dengan data non spasial.
1.4 Batasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup kajian, maka untuk lebih memfokuskan pembahasan yang menjadi batasan dalam sistem informasi geografis berbasis web ini adalah bahwa pembahasan di fokuskan pada bidang pertanian, industri dan peternakan, adapun uraian lebih jelasnya mengenai batasan lainnya adalah :
a. Pengambilan data difokuskan pada data potensi yang menonjol saja berdasarkan data yang didapat dari BAPPEDA Kabupaten Garut, adapun data yang ditangani dalam sistem ini adalah :
1. Data potensi pertanian seperti jenis tanaman, jumlan produksi dan letak geografis objek potensi per kecamatan.
2. Data potensi peternakan seperti jenis ternak, jumlah populasi dan letak geografis objek peternakan per kecamatan.
3. Data potensi industri menurut jenisnya seperti nama sentra industri, nilai investasi, jumlah produksi, nilai produksi dan letak objek geografis potensi industri per kecamatan.
b. Untuk update data spasial, tidak semua data spasial dapat ditangani oleh sistem ini, hanya objek spasial yang berupa point saja yang bisa di update
c. Dalam penambahan objek point spasial harus diketahui terlebih dahulu kordinat dan nama kecamatannya.
d. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah : 1. Menggunakan browser Internet Eksplorer yang sudah terinstal plugin
SVG Viewer.
2. MapInfo sebagai alat pemetaan atau digitasi. 3. Arc View GIS 3.3 untuk konversi data.
4. SVG Viewer untuk membaca data geometri dari database hasil konversi.
5. HTML, Java Script, dan PHP untuk coding dan menampilkan data pada halaman web.
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk membangun WebSIG ini maka tahap penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pengumpulan data dengan cara : a. Studi kepustakaan
b. Observasi
Yaitu studi yang dilakukan dengan terjun langsung pada objek atau tempat serta lingkungannya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
c. Wawancara
Yaitu mengajukan pertanyaan kepada pihak terkait guna mendapatkan informasi terhadap fokus masalah yang dihadapi.
2. Tahap pengembangan perangkat lunak.
Dalam menyelesaikan laporan penelitian mengenai sistem informasi identifikasi potensi wilayah ini, metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan yaitu model Waterfall, yang meliputi beberapa proses seperti yang di gambarkan pada diagram di bawah ini.
Requirement definition
System and software design
Implementation and unit testing
Integration and system testing
Operationand maintenance
Model ini telah lama digunakan untuk pengembangan perangkat lunak yang disebut sebagai model atau paradigma siklus hidup klasik. Model ini sangat terstruktur dan bersifat linier. Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial di dalam pengembangan sistem perangkat lunaknya. Setiap tahap harus terjadi interaksi dan kerjasama yang harmonis antara pengembang perngkat lunak dengan pemesannya. Proyek akhir yang diterima oleh pengguna merupakan hasil satu siklus pengembangan (mulai dari tahap analisis dan perancangan kebutuhan sistem hingga integrasi dan pengujiannya) yang terdiri dari satu versi perangkat lunak. Adapun uraian lebih jelasnya mengenai pengembangan perangkat lunak diatas adalah sebagai berikut.
1. Requirements analysis and definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
2. System and software design
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
3. Implementation and unit testing
4. Integration and system testing
Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system
testing).
5. Operation and maintenance
Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memahami pembuatan tugas akhir ini maka dibuat naskah laporan dengan sistematika penulisan seperti yang dipaparkan di bawah ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
mengenai profil BAPPEDA dan keadaan potensi Kabupaten Garut hanya di sajikan secara singkat.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis masalah-masalah yang ada, analisis prosedur yang sedang bejalan, analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun, ,analisis data dari hasil penelitian, analisis basis data dan analisis non-fungsional serta perancangan sistem yang dimulai dari perancangan prosedural hingga antar muka (interface).
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun dengan melakukan uji coba secara alfa (blackbox) dan secara beta (uji coba langsung).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Berdirinya BAPPEDA
BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) merupakan lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan :
a. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.
b. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu.
Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980. Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II.
Adapun beberapa fungsi kerja BAPEDA adalah:
1 BAPPEDA mempunyai fungsi penyelenggaraan penelitian dibidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan, dalam rangka pengembangan pembangunan secara umum di Kabupaten Garut.
2 Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah.
3 Penyusunan REPELITA daerah.
4 Penyusunan Program Tahunan Daerah
5 Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta.
6 Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
7 Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.
8 Penyelenggaraan tugas pembantuan.
9 Pengelolaan kesekretariatan dan urusan rumah tangga BAPPEDA.
2.2 Visi dan Misi
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pembangunan, identifikasi permasalahan, hambatan dan tantangan serta mengacu pada isu strategis pembangunan wilayah, maka isu strategis yang dapat menjadi bahan perumusan kebijakan utama (core
policy) pembangunan, antara lain sebagai berikut :
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia.
2. Reformasi Birokrasi dan Tatanan Pemerintahan. 3. Penguatan Struktur Perekonomian Daerah.
4. Pengembangan Infrastruktur Kewilayahan dan Tata Ruang. 5. Pengendalian degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. 6. Pembangunan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya yang Demokratis.
Adapun untuk arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk penguatan perekonomian masyarakat dalam kerangka pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, pengembangan agrobisnis dan agroindustri serta industri non-agro dan perdagangan, pariwisata dan pengembangan seni dan budaya daerah, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksebilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur wilayah, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah dengan didukung oleh pengembangan kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang demokratis menuju masyarakat yang madani.
hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada tahun 2009-2014 adalah :
"Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam
Budaya dan Demokratis dalam Politik dengan Didasari Ridlo Allah SWT."
Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kabupaten Garut dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup regional maupun nasional. Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Garut secara terpadu.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki, untuk mencapai masyarakat Kabupaten Garut yang mandiri dalam ekonomi, adil dalam budaya dan demokratis dalam politik dengan didasari Ridlo Allah SWT, maka rumusan Misi Kabupaten Garut dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Garut 2014 ditetapkan dalam empat Misi, yaitu:
2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, agroindustri dan pariwisata disertai pengembangan seni dan budaya daerah.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur wilayah sesuai dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang.
2.3 Letak Geografis Kabupaten Garut
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Timur : Kabupaten Tasikmalaya
Selatan : Samudera Indonesia
Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland
2.4 Definisi Sistem Informasi Geografis
Fungsi dari sistem informasi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi adalah suatu rantai operasi yang membawa kita dari perencanaan (planning) pengamatan dan pengumpulan data, menyimpan, dan analisis data, penggunaan informasi yang diturunkan dalam berbagai proses pembuatan keputusan. Ini membawa kita pada suatu konsep yang sangat penting: suatu peta dalah sejenis sistem informasi. Suatu peta merupakan suatu koleksi dari koleksi data tersimpan, teranalis, dan informasi yang diturunkan dari koleksi ini digunakan dalam pebuatan keputusan. Supaya berguna, suatu peta harus dapat menyampaikan informasi dalam tampilan yang jelas, tak meragukan, bagi pengguna yang dituju.
Suatu sistem informasi geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang didisain untuk bekerja dengan data yang direferensikan oleh spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, suatu SIG adalah baik sebagai suatu sistem basis data yang memiliki kemampuan khusus untuk data terreferensi secara spasial (keruangan), dan juga sebagai suatu set operasi untuk pekerjaan dengan data. Seperti akan kita lihat nanti bahwa suatu SIG modern juga menyimpan dan memanipulasi data nonspasial. Seperti halnya kita telah memiliki peta yang didisain untuk tujuan dan pengguna khusus jalan, sungai, curah hujan, lahan, dan lain-lain. Semakin baik kita mampu memahami selang kebutuhan seorang pengguna, kita akan semakin baik dalam menyediakan data yang benar dan tools
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Jadi sistem informasi geografi (SIG) adalah suatu teknologi yang menggabungkan dunia manajemen basis data dengan peta digital, dan grafik. Suatu system informasi geografi dapat didefinisikan sebagai:
"Suatu system perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur yang didisain untuk mendukung capture, management, analysis, modeling dan display data terreferensi geografi untuk pembuatan keputusan. Ini merupakan suatu jalan yang memulai untuk merepresentasikan dan memodelkan dunia nyata. "
Definisi umum dari suatu sistem informasi geografi adalah beberapa set prosedur baik manual maupun berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data terreferensi geografi.
2.5 Geografi
Geografi didefinisikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang jika beberapa penggunaan ditemukan untuknya, disebut nama lain. Filosofi Jerman, Immanuel Kant membagi 3 area umum dari kontek sains geografi:
a. disiplin ilmu yang mempelajari objek khusus atau sekumpulan objek dan kejadian (seperti biolgi, botani, hutan, dan geologi).
b. disiplin ilmu yang memperhatikan sesuatu melalui waktu (sejarah).
c. disiplin ilmu yang memperhatikan ciri-ciri dalam kontek spasialnya (khususnya disiplin geografik).
Dalam pandangan yang lebih klasik, kata geografi dapat didefinisikan dalam hal bagian komponennya. Geo dan grafi. Geo me-refer ke bumi, dan grafi menunjukkan suatu proses penulisan sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi.
Menurut konsep geografi, objek spasial adalah area geografi yang tak terbatas (delimited geographic area), dengan sejumlah jenis perbedaan atribut terkait. Dalam contoh misalnya lapangan golf merupakan suatu objek spasial yakni suatu area spesifik di atas permukaan tanah, dengan berbagai karakteristik yang berbeda (seperti land use, tax rate, dan sebagainya).
Titik adalah suatu objek spasial dengan tanpa area. Suatu atribut utama dari titik adalah lokasi geodetik yang digambarkan sebagai suatu pasangan bilangan.
Node adalah sejenis titik khusus, biasanya menunjukkan persambungan antara garis atau akhir dari suatu segmen.
2.6 SIG Modern
Dalam definisi dasar, SIG menambahkan komponen geografi atau spasial ke dalam data bilangan (numerical) dan teks (textual).
Gambar 2.1 Konsep dasar SIG
Gambar 2.2 Sejarah Perkembangan SIG
2.7 Jenis dan Struktur Data pada SIG
Secara umum, terdapat dua jenis data yang digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata, yaitu:
(1) Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang, atau spasial.
(2) Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup item atau properti dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data ini sering disebut sebagai data atribut atau data nonspasial.
2.7.1 Data Spasial
Sistem-sistem ini digunakan di berbagai bidang aplikasi seperti perencanaan dan rekayasa teknik sipil, pemetaan digital, kartografi, perencanaan kota, arsitektur, perancangan dan penggambaran mesin dan lain-lain. Jenis data spasial yang digunakan di dalam sistem-sistem ini kebanyakan adalah vektor.
Secara umum, kemampuan system CAD adalah pembuatan grafik, sketsa, diagram, digitasi peta dan gambar rancangan, pemberian notasi, pembentukan gambar perspektif, dan beberapa analisa spasial. Analisa spasial dalam CAD bervariasi. Setiap sistemCAD mampu melakukan analisa perhitungan jarak, keliling (perimeter), luas (area), membentuk zone buffer dan lain-lain.
Data spasial juga digunakan dalam bidang pengindraan jarak jauh (indraja – remote sensing). Bidang ini membahas pengumpulan informasi mengenai suatu objek, kejadian, atau area melalui analisis data yang didapat dari pengamatan dengan peralatan yang tidak terjadi kontak langsung dengan objek kejadian, atau area yang diamati. Dengan demikian, bidang indraja sering menggunakan peralatan berupa kamera, scanner, atau sensor-sensor lainnya yang dibawa oleh wahana pengangkut yang dapat bergerak cepat. Salah satu aktivitas indraja yang paling tua adalah pemotretan udara dengan menggunakan balon udara dan pesawat terbang. Aktivitas lainnya adalah perekaman data unsur-unsur permukaan bumi dengan menggunakan satelit. Jenis data spasial yang digunakan pada bidang indraja adalah raster.
Gambar 2.3 Model data raster
Sedangkan dalam SIG yang berdasarkan vektor, data spasial titik, garis, dan area memiliki definisi matematik (yakni koordinat kartesius).
Gambar 2.4 Model data vektor
2.7.2 Data Atribut
2.8 Kemampuan dan Kelebihan SIG
Kemampuan SIG antara lain: 1. Memetakan Letak
Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kapling bangunan. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query
terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta.
Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.
2. Memetakan Kuantitas
3. Memetakan Kerapatan ( Densitas )
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Misalnya, untuk melihat lokasi pelanggan dengan jumlah pemakaian listrik terbanyak atau yang pemakaian listriknya relatif lebih sedikit. Sehingga data ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi akibat ketidakseimbangan kerapatan.
4. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
5. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
2.9 Aplikasi SIG
Istimewanya, SIG dapat digunakan untuk mendukung keputusan dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan problem dunia nyata. Suatu SIG mengijinkan kita untuk memproduksi suatu model dari keputusan yang akan dibuat mengenai dunia nyata.
MapInpo merupakan salah satu SIG pada desktop, yang mendukung input data (capture), manajemen, analisis, and presentasi data. Namun demikian terbatas pada kemampuan analisis spasial. Dengan pembatasan fungsi analisis spasial ini, SIG desktop menyediakan pengguna dengan kecepatan, mudah peggunaan, sistem efisien, dengan 90% dari fungsi produk SIG yang lebih canggih dan mahal.
Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
(a) SIG Sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang dimiliki oleh setiap orang yang menggunakannya.
(b) SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang efektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau kosep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait lainnya.
(d) SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atrbutnya dan lain-lain.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk
mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
SIG digunakan dalam berbagai setting yang luas. Arsitek ”landscape” telah
mengkaji konsep dibelakang SIG beberapa tahun yll, analisa kecocokan lapangan, dan pengembangan kemampuan perencanaan untuk penggunaan khusus.
Sebenarnya banyak sekali aplikasi yang dapat ditangani oleh SIG. Tetapi dalam tulisan ini, akan dituliskan secara singkat beberapa bidang sebagai ilustrasi, diantaranya aplikasi SIG dalam bidang:
a. Sumberdaya alam misalnya inventarisasi, manajemen, kesesuan lahan untuk pertanian, perkebunan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan seterusnya
b. Perencanaan untuk pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi industri, pasar, pemukiman, dan sebagainya.
c. Kependudukan, misalnya dalam penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum dan sebagainya.
e. Manajemen utiliti untuk PAM, seperti inventarisasi dan manajemen informasi jaringan, sistem informasi pelanggan, demikian pula untuk listrik dan gas. f. Ekonomi dan bisnis, misalnya penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk
bank, pasar swalayan, mesin ATM, show room dan lain-lain.
g. Telekomunikasi, seperti inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan dan lain-lain.
h. Transportasi, misalnya inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif, analisis rawan kemacetan dan kecelakaan dan lain-lain.
i. Militer, misalnya penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistik, peralatan perang dan lain-lain.
2.10Analisis SIG
2.11Komponen SIG
Komponen SIG dapat digambarkan seperti pada diagram berikut :
Gambar 2.5 Komponen SIG
2.11.1 Brainware
Baraniware adalah orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG ini ada beragam, misalnya operator, analis,
programmer, database administrator bahkan stakeholder.
2.11.2 Aplikasi
2.11.3 Hardware
GIS membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemproresan data. Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe GIS itu sendiri. GIS dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil dan sebaliknya.
Ketika GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang besar pula serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan
multiple user. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data
vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. Untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang disebut digitize, adapun macamnya adalah :
1. Alat masukan data (digitizer, scanner, keyboard computer, CD reader, diskette reader)
2. Alat penyimpan dan pengolah data (komputer dengan hard disk-nya, tapes or
cartridge unit, CD writer)
3. Alat penampil dan penyaji keluaran/informasi (monitor komputer, printer, plotter)
2.11.4 Software
geografis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen software GIS adalah:
a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis b. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
c. Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi
d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
Gambar 2.6 Skema Software GIS
2.11.5 Data
SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base
Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatu
sistem antar muka dan sistem query dan basis data dibangun untuk aplikasi multiuser. SIG merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis) dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data non-spasial sekaligus.
Syarat pengorganisasian data:
a. Volum kecil dengan klasifikasi data yang baik yakni penyajian yang akurat, mudah dan cepat dalam pencarian kembali (data retrieval) dan penggabungan (proses komposit).
b. Type data lokasi misalnya koordinat lokasi, nama lokasi, lokasi topologi (misalnya sebelah kiri danau A, sebelah kanan pertokoan B)
c. Type data non-lokasi misalnya curah hujan, jumlah panen padi, terdiri dari variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai luas (10 ha), jenis (pasir) dan sebagainya.
d. Data dimensi waktu (temporal)
e. Data non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan waktu (misalnya data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan Juli).
f. Sumber data SIG didapat dari data lapangan, data statistik, peta, penginderaan jauh.
h. Pembentukan format data keruangan (spasial) dijitisasi peta (diatas peta /
discreen monitor), interpretasi citra dijital dan konversi raster ke vektor secara
otomatis penuh atau sebelumnya di-scan dulu, import dari sumber lain.
i. Bentuk data masukan SIG diantaranya spasial dan atau non-spasial, vektor dan atau raster, tabular alfanumerik.
j. Basis data SIG meliputi posisi dan hubungan topology, data spasial dan non- spasial, gambaran obyek dan fenomena geografis (dataran rendah tinggi, kondisi lingkungan, kota, sungai), obyek dikaitkan dengan koordinat bumi. k. Lapis data dibuat sesuai dengan temanya yakni penggunaan lahan, jenis tanah,
topografi, populasi penduduk, ada data primer (topografi, perairan/laut/sungai, pencacahan penduduk, hujan, suhu, kelembaban) dan sekunder (sudah diproses sebagai informasi).
2.12Subsistem Sistem Informasi Geografis
2.12.1 Data masukan (Input)
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mepersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya kedalam format yang dapat digunakan dalam SIG.
2.12.2 Data Keluaran (Output)
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain.
2.12.3 Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di upgrade, dan di edit.
2.12.4 Manipulasi Data
Gambar 2.7 Sub Sistem SIG
2.13Cara Kerja SIG
Sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, objek-objek yang dipresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features (contoh sungai, taman, kebun, jalan dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. Contoh hubungan tersebut misalnya :
a. Suatu gedung terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu b. Jembatan melintas diatas suatu sungai
Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan objek-objek dunia nyata, misalnya :
a. Sungai ditampilkan sebagai poligon
b. Jalan bebas hambatan digambarkan sebagai garis-garis c. Bangunan dipresentasikan sebagai poligon
Peta menggunakan simbol grafis dan warna untuk membantu dalam mengidentifikasi unsurunsur berikut deskripsinya, misalnya :
a. sungai diwarnai biru
b. taman atau kebun diwarnai hijau c. jalan bebas hambatan diwarnai merah
d. jalan yang lebih kecil digambarkan dengan menggunakan garis-garis yang tipis
e. bangunan digambarkan sebagai poligon
f. label dan teks mengidentifikasi unsur-unsur peta dengan menggunakan nama-nama unsur yang bersangkutan.
SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam satuan yang dikenal sebagai “layers”. Contoh layers misalnya sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas administrasi, hutan dan lain-lain. Kumpulan dari layers ini membentuk basis data SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang penting dalam SIG untuk menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.
2.14Kedudukan SIG
Dari uraian mengenai sistem informasi dan sistem informasi berbasis komputer, maka kedudukan SIG dapat digambarkan seperti pada Gb.II.11. Dengan memahami kedudukan SIG, diharapkan, pemahanan terhadap SIG secara keseluruhan akan lebih baik.
Gambar 2.10 Kedudukan SIG diantara system informasi yang lain
2.15WebGIS
Web-based GIS (WebGIS) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
terdistribusi dalam suatu jaringan komputer untuk mengintegrasikan dan menyebarluaskan informasi geografi secara visual pada World Wide Web. WebGIS dibandingkan dengan desktop GIS menawarkan beberapa keuntungan seperti efisiensi biaya, efisiensi beban kerja sumber daya manusia untuk instalasi, pemeliharaan dan dukungan teknis, pemangkasan kurva pembelajaran untuk pengguna akhir dan keunggulan dalam hal integrasi data spatial dan data non spatial menggunakan DBMS.
2.16Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak (Software Engineering) adalah suatu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manejemen organisasi pengembangan software dan sebagainya.
2.16.1 Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Didalam suatu industri perangkat lunak dikenal berbagai macam proses antara lain :
a) Understandability, yaitu sejauh mana proses secara eksplisit ditentukan
b) Visibility, apakah aktivitas-aktivitas proses mencapai titik akhir dalam hasil yang jelas sehingga kemajuan dari proses tersebut dapat terlihat jelas.
c) Supportability, yaitu sejauh mana aktivitas proses dapat didukung oleh
CASE.
d) Acceptability, apakah proses yang telah ditentukan oleh insinyur dapar
diterima. digunakan dan mampu bertanggung jawab selama pembuatan produk perangkat lunak.
e) Reliability, apakah proses dirancang sedemikian rupa sehingga
kesalahan proses dapat dihindari sebelum terjadi kesalahan pada produk.
f) Robustness, dapatkan proses terus berjalan walaupun terjadi masalah
yang tak diduga.
g) Maintainability, dapatkah proses berkembang untuk mengikuti
kebutuhan atau perbaikan.
h) Rapidity, bagaimana kecepatan proses pengiriman sistem dapat secara
lengkap memenuhi spesifikasi.
2.17Hipertext Markup Language (HTML)
HTML merupakan kependekan dari Hipertext Markup Language dan merupakan bahasa markup yang mengatur bagaimana sebuah dokumen ditampilkan pada browser. Standar HTML dibuat berdasarkan SGML
Type Definition) yang merupakan suatu dokumen yang mengatur sintaks HTML. Penyusun standar HTML adalah W3C (Word Wide Web Consortium).
Sebenarnya HTML pada mulanya didesain untuk menjadi sebuah bahasa yang menggambarkan suatu sturktur dokumen yang tidak terikat pada perangkat keras dan lunak tertentu, tetapi pada kenyataannya HTML menjadi semacam bahasa untuk mengatur format tampilan didokumen saja. Para software develover
untuk internet merasa bahwa HTML sangat terbatas untuk mendukung aplikasi-aplikasi yang rumit untuk web. Memang HTML dapat menggambarkan suatu struktur dokumen, tetapi terbatas kemampuannya. Meskipun demikian HTML tidak dapat ditinggalkan begitu saja karena masih diperlukan untuk aplikasi sederhana, web statis, dan untuk menangani tampilan dalam web browser. Pengganti HTML dimasa yang akan datang yaitu XHTML, yaitu bahasa markup yang dibuat berdasarkan HTML 4.0 yang disempurnakan.
Sebenarnya suatu halaman web yang dapat dilihat di internet merupakan hasil dari kode-kode HTML yang dipanggil oleh browser. Struktur HTML dasar adalah terdiri dari head dan body yang diapit oleh tag HTML. Dalam struktur
head dikenal dengan tag title untuk menggambarkan suatu judul halaman web,
serta elemen penting seperti tag meta yang sangat diperlukan untuk search engine.
Sedangkan dalam struktur body dapat menyisipkan image, table, serta media lainnya seperti Flash, Quicktime movie, dan sebagainya.
tetapi orang tersebut perlu mengerti tentang penggunaan HTML berkaitan dengan pembuatan suatu halaman web.
2.18Pemrograman JavaScript
Dikenal dua macam bahasa pemrograman web, yaitu server side dan client
side. Server side berarti setiap kali script dipanggil browser, maka script akan
diolah dan bekerja di server. Oleh karena itu meskipun halaman web ditampilkan
di browser, script-nya tetap tidak disertakan. Contohnya JSP, PHP, ASP dan
lain-lain.
Client side yang berarti script saat dipanggil oleh browser, maka web
langsung ditampilkan (dan script akan disertakan) di browser tanpa harus diproses terlebih dahulu di server. Hal ini memungkinkan user melihat dan meniru scriptnya secara utuh tanpa enkrispi sedikitpun.
JavaScript merupakan bahasa pemrograman web clint side. Jika HTML digunakan untuk membuat halaman web statis, maka JavaScript digunakan untuk membuat halaman web yang interaktif dan dinamis. Karena sebagai bahasa pemrograman, JavaScript dapat digunakan untuk membuat aplikasi matematis, efek animasi sederhana, bahkan juga untuk membuat game.
Hampir browser yang sudah ada saat ini sudah support JavaScript. Dokumen JavaScript dapat dibuat dengan text editor biasa, seperti notepad,
wordpad, notepad ++ dan lain-lain, yaitu dengan menyimpannya ke dalam format
Terdapat dua cara untuk membuat atau menyimpan dokumen JavaScript, yaitu :
a. Disimpan sebagai file mandiri
Kumpulan perintah, fungsi atau method JavaScript disimpan dalam file
tersendiri (format *.js), tidak dicampur dengan kode HTML ataupun PHP. Tujuannya mirip dengan procedure atau function dalam pemrograman terstruktur, yaitu bias dipanggil berkali-kali tanpa harus mengetik ulang prosedur atau fungsi yang dimaksud. Keuntungan cara seperti ini adalah program menjadi mudah dibaca dan mudah ditelusuri jika terjadi kesalahan. Cara pengaksesan file JavaScript dengan mengimpor file *.js tersebut langsung ke dalam HTML atau PHP.
b. Digabung kedalam dokumen HTML
Perintah atau kode JavaScript disisipkan langsung kedalam dokumen HTML. Cara seperti ini efektif jika kode JavaScript tidak terlalu panjang dan tidak merupakan fungsi yang berulang-ulang dipanggil. Oleh karenanya cara ini jarang digunakan oleh programmer web.
2.19 SVG Viewer dan SVG
sekalanya dan diproses dengan komputasi grafis sehingga jika dilakukan proses pembesaran(zoom) hasilnya tetap bagus.
Manfaat SVG sangat dibutuhkan untuk website-website yang membutuhkan content grafis, namun tidak perlu mendisain terlebih dahulu dengan aplikasi pihak ketiga (seperti halnya flash), SVG dapat digunakan untuk :
1. GIS (Geographic Information System)
2. Chart
3. Animation
4. Interactivemenus
5. Interactiveinterface
6. Games
7. Dan sebagainya.
Dengan menggunakan syntax seperti html anda sudah bisa menampilkan grafis diatas webbrowser anda. Namun untuk saat ini agar format svg ini dapat ditampilkan di browser memang harus ada komponen tambahan, yaitu svg viewer. svg viewer ada banyak disediakan dalam beberapa jenis. Yang paling terkenal adalah svg viewer yang dibuat oleh adobe. Selain itu untuk operating system lain lain ada svg viewer java yaitu batik.
GIF, JPEG dan PNG. Sehingga memungkinkan pengembangan web dan juga designer untuk membuat grafik dengan mutu tinggi.
Walaupun berbasis vektor, SVG ternyata juga dapat dikreasikan untuk efek bayangan, gradasi warna, atau juga pencahayaan. Selain itu, animasi juga dapat dikembangkan SVG. Informasi yang disimpan SVG berbentuk teks (dalam XML), bukan binary code, ini menyebabkan SVG memiliki keunggulan dalam kecepatan proses download karena kecilnya kapasitas.
Dalam struktur penulisannya, dokumen SVG mempunyai sedikit aturan sederhana. Aturan dasar yang paling penting adalah dokumen SVG dimulai dengan elemen <SVG> dan diakhiri dengan elemen </SVG>. Selain aturan dasar di atas terdapat aturan lain dalam penulisan sintaksnya antara lain:
1. SVG sangat memperhatikan sistem penulisan sehingga semua tag, atribut dan nilai atribut ditulis dengan huruf kecil.
2. Semua tag harus ditutup.Untuk tag, seperti <text> yang di luarnya dapat ditulis sesuatu, akan ditutup dengan tag pasangannya </text>. Sementara untuk tag yang diluarnya tidak dapat ditulis apa-apa akan ditutup dengan </>, seperti <rect.../>.
3. Komentar memiliki kode yang sama dengan seperti HTML <!-- dan -->. 4. Untuk memposisikan sebuah elemen digunakan atribut x dan y, bukan top
atau left seperti HTML.
5. Semua atribut dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip “....”.
Di bawah ini adalah contoh dokumen SVG.
<?xml version="1.0" encoding="iso-8859-1"?>
<!DOCTYPE svg PUBLIC "-//W3C//DTD svg 20000303 Stylable//EN"
"http://www.w3.org/TR/2000/03/WD-SVG-20000303/DTD/svg-20000303 stylable.dtd">
<svg width="100px" height="50px">
<text style="fill:red" x ="10" y="20">Hello World !</text> </svg>
Setelah disimpan dalam dalam format .svg, dokumen tersebut dapat dibuka oleh browser dan akan terlihat sebagai berikut:
2.20MapInfo
MapInfo professional merupakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (GIS Tool) dan pemetaan yang dikembangka oleh MapInfo
Coorporation. Sampai MapInfo professional Versi 9.0 ini, MapInfo
dikembangkan untuk sistem operasi berbasis Microsoft Windows. Meskipun demikian dengan fasilitas export, data hasil olahan MapInfo dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi SIG sesuai kebutuhan pengembang, baik berbasis
desktop, web, maupun mobile. Dengan Universal Translator, MapInfo juga
mampu mengolah data peta dari berbagai format.
MapInfo juga memiliki kemampuan melakukan visualisasi data, eksplorasi data, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya.
Berikut akan dijelaskan rincian kebutuhan minimal sistem dan yang direkomendasikan untuk dapat menggunakan MapInfo Profesional 9.0. Secara umum semakin tinggi kecepatan processor, semakin besar memory (RAM), serta semakin baik kualitas kartu VGA yang ada, akan menghasilkan respon yang lebih baik dalam menggunakan MapInfo Profesional. Berikut ini daftar minimal sistem yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan MapInfo Profesional 9.0.
Table II.1 Daftar minimal system yang dibutuhkan.
Sistem Operasi Memory Disk Space VGA Monitor
1. Windows 2000 Profesional SP 4 2. Windows Vista
128 MB of RAM with a minimum of a Pentium PC
3. Windows XP Profesional SP 2 4. Windows XP
Application 103 MB langsung. Adapun format-fomat file dalam MapInfo adalah :
a. TAB : MapInfo .TAB files (*.tab) b. WAR : MapInfo workspace files (*.wor) c. MDB : Microsoft Acces files (*.mdb) d. DBF : dBase DBF files (*.dbf) e. TXT : Delimited ASCII files (*.txt)
f. WKS : Lotus 1-2-3 files (*.wk1, *.wks, *wk3, *wk4) g. XLS : Microsoft Excel files (*.xls)
h. SHP : ESRI Shapfiles (*.shp)
Sedangkan untuk file dengan format selain tersebut diatas, anda dapat menggunakan Universal Translator (dari menu Tools), untuk melakukan import. Berikut adalah daftar format file yang dapat di import.
a. DWG/DXF : Auto CAD b. E00 : ESRI ArcInfo format c. SHP : ESRI Shapefile format d. MID/MIF : MapInfo file formats e. TAB : MapInfo .TAB files f. DGN : Microstation Design files
g. CATD.DDF : Spatial Data Transfer Standard (SDTS) h. FT : Vector Product Format (VPF)
Selain file-file diatas masih banyak file lain yang dapat di import dan dibaca oleh MapInfo.
MapInfo Profesional mendukung spatial database server yang berasal dari DBMS berikut ini :
a. SQL Server 2000/2005 b. Informix 9.x
c. Solaris 32-bit d. HPUX
Dengan menggunakan driver ODBC, kita dapat mengakses data dari MapInfo Profesional menggunakan :
a. Oracle ODBC Driver 9x b. SQL Server 2000/2005 c. Informix 3.x
Kita juga dapat membuka table-tabel (data) dari daftar database berikut, dan membuat tabel tadi mappable, tetapi hanya untuk data titik (point data).
a. Oracle 9iR2 b. Oracle 10G c. MS Acces XP
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Masalah
Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan, jenis komoditas yang paling menonjol sebagai potensi dari Kabupaten Garut itu sendiri adalah komoditas pertanian, peternakan dan industri rumahan. Namun sayangnya pengolahan dan pengembangan potensi ini kurang terkoordinir sehingga pertumbuhannya menjadi lambat. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai potensi apa yang pantas untuk dikembangkan dan berada di daerah manakah potensi itu berada. Karena kekurangan informasi ini lah sehingga pihak pengembang atau investor sulit untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi. Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem yang dapat memberikan informasi letak lokasi-lokasi berpotensi dalam bentuk peta digital disertai data-data atributnya agar mudah dicerna dan memudahkan untuk mendapatkan informasi geografis secara cepat dan terintegrasi dari objek potensi tersebut, karena selama ini baik masyarakat maupun perangkat pemerintah dalam pencarian lokasi dan data-data potensi masih dilakukan secara manual melalui peta kertas biasa yang sulit didapatkan meskipun ada pada instansi pemerintah namun peta tersebut tidak up to date dan kurang memberikan gambaran yang memuaskan, dan akhirnya harus mencari dan observasi langsung ke tempat yang dituju dan itu sangat membutuhkan biaya yang cukup besar.
3.2 Analisis Sistem
Analisis sistem yaitu melakukan analisa yang lebih spesifik terhadap sistem informasi geografis yang akan dibangun secara terstruktur sesuai dengan tujuan sistem. Analisis sistem meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan pengguna (brainware) yang merupakan analisis non-fungsional,
sedangkan analisis fungsionalnya meliputi analisis prosedur dan dokumen sistem.
3.2.1 Analisis Prosedural
Sebelum membangun sebuah sistem baru maka perlu adanya analisis prosedur yang sedang berjalan. Adapun alur prosedur yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :
1. Untuk melakukan tindakan terhadap suatu objek spasial, jika pegewai belum mengetahui dimana letak daerah tersebut berada, maka yang dilakukan pegawai adalah membuka peta manual pada kertas biasa lalu mencari objek lokasi yang dimaksud.
3.2.2 Analisis Dokumen
Dokumen yang dibutuhkan untuk membangun WebSIG identifikasi potensi wilayah ini adalah diantaranya :
a. Peta administratif per kecamatan di Kabupaten Garut. b. Data ruas jalan.
c. Data letak geografis Kabupaten Garut.
d. Data letak sentra pertanian beserta jumlah produksi menurut jenisnya. e. Data letak sentra peternakan beserta jumlah populasi ternak menurut
jenisnya.
f. Data letak sentra industri menurut jenis industrinya.
Semua dokumen yang ada masih bersifat manual dan dalam bentuk berkas.
3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
3.3.1 Analisis Pengguna
3.3.2 Analisis Fasilitas SIG
Sistem informasi yang dibangun diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut :
a. Menghasilkan peta sebaran lokasi komoditas pertanian, peternakan dan industri disertai objek pendukung lainnya seperti jalan, batas kecamatan dan letak pasar tradisional yang mempengaruhi kegiatan distribusi komoditas potensi.
b. Menghasilkan peta klasifikasi komoditas pertanian, peternakan, dan industri beserta data atribut dari objek potensi yang ada pada peta tersebut dan dapat diakses secara langsung dari peta tersebut.
c. Menghasilkan peta jangkauan distribusi komoditas tersebut. d. Menghasilkan peta wilayah yang belum memiliki potensi.
e. Dapat melakukan analisis dari gabungan berbagai data untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil analisis secara geografis.
3.3.3 Analisis Perangkat Keras (Hardware)
Spesifikasi hardware yang dipakai untuk menjalankan WebSIG identifikasi potensi wilayah di Kabupaten Garut ini adalah sebagai berikut :
a. Processor Celeron 2.26
b. Hardisk minimal 10 GB
c. Memori (RAM) 512 MB atau lebih tinggi d. Monitor resolusi 1024 x 768 dengan 256 warna
3.3.4 Analisis Perangkat Lunak (Software)
Perangkat pendukung lainnya untuk membangun WebSIG ini yaitu berupa perangkat lunak (software). Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Sistem Operasi Windows
Sistem operasi ini dipilih karena sangat user friendly sehingga kita mudah dalam mengoperasikannya dan sangat compatible dengan software-software pendukung lainnya.
b. MapInfo Profesional 9
MapInfo Profesional merupakan sebauh perangkat lunak yang didesain untuk aplikasi di bidang pemetaan (mapping). MapInfo banyak diminati oleh pengguna GIS karena mempunyai karakteristik yang menarik, yaitu mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan yang interaktif dan menarik, user friendly, dan dapat di costumized menggunakan bahasa skrip yang dimiliki. MapInfo Profesional juga menyertakan beberapa sarana yang dapat anda gunakan, diantaranya :
a. Local dan Remote Akses Data.
b. Geocoding.
c. Editing dan Creating Map.
d. Visualisasi Data
e. Kemampuan Analisa
f. Otomasi OLE
c. Arc View
Digunakan untuk mengkonversi data ke dalam database mysql. d. SVG Viewer
Untuk membaca data vector yang ada pada database agar bisa ditampilkan pada web browser.
e. HTML dan JavaScript
f. Browser IE
3.3.5 Diagram Alir Manajemen Basis Data WebSIG
Dalam membangun sebuah Sistem Informasi Geografis ada langkah-langkah yang sedikit berbeda dengan membangun sistem informasi biasa pada umumnya. Secara garis besar pembangunan SIG melalui beberapa tahapan, yaitu peta yang dibutuhkan di input ke dalam komputer, setelah itu dilakukan registrasi sesuai dengan koordinat yang diketahui, lalu dilakukan digitasi dan disimpan dalam hirarchi database MapiInfo yang berekstensi .TAB.
Bila peta sudah didigitasi, secara otomatis MapInfo akan menampilkan atribut dasar peta dalam bentuk tabel. Selain peta, dapat juga ditambahkan data-data non spasial lain berupa teks atau angka yang juga akan dimasukan ke dalam tabel.
Untuk lebih mudahnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Diagram perencanaan pembuatan data spasial.
Untuk membuat sebuah SIG kita harus memiliki peta dasar dalam format raster terlebih dahulu, serta harus diketahui minimal empat titik koordinat dari peta tersebut sebagai acuan kordinat dan agar peta tersebut bisa diregistrasi sehingga memiliki data kordinatnya. Tetapi jika kita sudah memiliki data peta dalam format vektor dan sudah diregistrasi, maka kita tinggal melakukan digitasi.
Setelah peta berhasil diregistrasi dengan baik maka langkah selanjutnya adalah melakukan digitasi peta untuk menggambarkan data spasialnya berdasarkan peta dasar yang sudah di registrasi tadi.
DATA SPASIAL PETA GARUT
DIGITASI PETA
Pada saat melakukan digitasi maka pada saaat itu pula data atribut dari objek spasial yang kita buat di simpan ke dalam hirarchi database.
Gambar.3.2 Diagram perencanaan pembuatan data non spasial.
Gambar.3.3 Diagram perencanaan manajemen database.
BASIS DATA NON SPASIAL MASUKAN DATA DATA TEKS DAN ANGKA (STATISTIK)
ANALISIS SISTEM
SIG
SISTEM MANAJEMEN
BASIS DATA
BASIS DATA NON SPASIAL BASIS DATA