• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (SIMULASI, TUTORIAL DAN VIDEO) DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (SIMULASI, TUTORIAL DAN VIDEO) DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (SIMULASI, TUTORIAL, DAN VIDEO) DITINJAU

DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

(Skripsi)

Oleh

FHARIA FHADILA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (SIMULASI, TUTORIAL DAN VIDEO) DITINJAU

DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

Oleh

FHARIA FHADILA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Fharia Fhadila

NPM : 0853022020

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Akagani No. 144 Kec. Banjit Kab. Way Kanan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Oktober 2012

(4)

MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (SIMULASI, VIDEO DAN TUTORIAL) DITINJAU DARI KETERMPILAN PROSESSAINS(KPS) Nama Mahasiswa : Fharia Fhadila

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022020 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Undang Rosidin, M.Pd. Viyanti, S.Pd. M.Pd.

NIP. 19600301 198503 1 003 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd. M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

Penulis dilahirkan di Banjit, pada tanggal 22 Desember 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Muhamad Hadi Sulton dan Ibu Sutarmi.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita dan diselesaikan tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Banjit dan diselesaikan pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pedidikannya di SMP Negeri 1 Banjit, diselesaikan pada tahun 2005. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Gading Rejo, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(7)

Penulis bersyukur kepada Mu ya Allah atas takdir Mu lah kebahagiaan ini dapat penulis raih. Penulis persembahkan kebahagiaan ini buat orang-orang tercinta:

Ayah ( H. Muhamad Hadi Sulton) dan Mamak (Sutarmi)

nasehat, dukungan yang tiada henti selalu kalian berikan, dan berkat kerja keras kalian penulis dapat menyelesaikan studi sampai

menjadi sarjana. Semoga Allah memberikan kesempatan buat penulis untuk membahagiakan kalian

Mamas Ku (Arief Anggono) dan Adik Ku (Gilang Pratiwi Aji) Yang selalu menantikan keberhasilan penulis, terimakasih atas persaudaraan

Keluarga Besar Penulis

Yang selalu menantikan keberhasilan penulis

(8)

Hidup ini memang selalu penuh dengan perubahan

Tapi yakinlah segala perubahan itu akan membuatmu jadi pribadi yang lebih baik. Meskipun kadang kamu sendiri tidak suka dengan perubahan itu.

(Fharia Fhadila)

(9)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Viyanti S.Pd. M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

(10)

VIIEdan VIIFSMP Negeri 3 Bandar Lampung terimakasih atas bantuan dan

kerjasamanya.

9. Sahabat sepermaian alak-alak : Ayu, Elly, Iyoh, Idel, Nining, Tutik dan Tresna, kalianbest friend forever.

10. Kostn Marita mb yuni, mb yati, mb ani, mb zares, mb tre, pipit, yulia, ika, sevti dan syifa terimakasi atas doa, semangat, dan kebersamaan selama tiga tahun kita di marita.

11. Keluarga besar Fisika Mandiri 2008 terimakasih atas persaudaraan dan kebersamaannya.

12. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di P. Fisika yang tidak bisa disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika bersatu. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis

(11)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

(SIMULASI, TUTORIAL DAN VIDEO) DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

Oleh Fharia Fhadila

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Demikian juga bagi pelajar, dengan TIK diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media TIK (simulasi, tutorial, dan video) dan

mengetahui perbedaan rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa yang menggunkan model media TIK (simulasi, tutorial, dan video). Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentukPre-Eksperimental Designdengan tipe One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data hasil belajar

(12)

danN_Gain(0,57) dan videopretest(44,81)posttest(67,66) danN_Gain(0,40). Dari hasil rata-ratapretest,posstestdanN_Gainketiga model media TIK, rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media tutorial lebih baik

dibandingkan dengan kedua model media simulasi dan video. (2) Data skor KPS: simulasi (64,22), tutorial (73,45) dan video (67,18). Dari hasil rata-rata skor KPS ketiga model media TIK, rata-rata KPS kelas yang menggunakan model media tutorial rata-rata skor KPS nya lebih tinggi dibandingkan kedua model media simulasi dan video. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan model media tutorial lebih baik digunakan pada pembelajaran Fisika pada materi pokok Besaran dan Pengukuran dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains (KPS).

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami revolusi yang sangat cepat, hal ini berdampak signifikan terhadap kemajuan pola pikir masyarakat secara makro. Dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan ini telah memberikan

pengalaman baru sekaligus merupakan tantangan bagi para praktisi untuk memanfaatkan perubahan tersebut menjadi salah satu modal penting

penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, pendekatan teknologi menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Media salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran. Tapi kebanyakan guru jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran, dimana banyak faktor kendala yang dihadapi guru, seperti faktor sarana dan pra sarana, kurang pahamnya guru mengoprasikan media tersebut, sehingga membuat guru selalu melakukan proses pembelajaran secara

konvensional.

(14)

diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan TIK akan semakin menambah kemudahan dalam

mendapatkan informasi yang diharapkan. Model media TIK dalam penelitian ini adalah simulasi, tutorial dan video di laksanakan pada siswa SMP Negri 3 Bandar Lampung.

Model media simulasi pada dasarnya merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan memberikan pegalaman belajar yang lebih konkret melalui

penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko.

Model media tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer ditunjukan sebagai pengganti sumber belajar yang proses pembelajarannya diberikan lewatteks, grafik,animasi,audioyang tampak pada monitor yang menyediakan

pengorganisasian materi, soal-soal latihan, dan pemecahan masalah. Jika respon siswa benar, komputer akan terus bergerak pada pembelajaran berikutnya, namun sebaliknya jika respon siswa salah komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu tergantung pada kesalahan yang dibuat.

Model media video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan

(15)

proses-proses yang rumit, mengajarkan keterampilan, konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap.

Salah satu hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh siswa, terutama dalam pelajaran fisika atausainsadalah suatu keterampilan prosessains(KPS). Melalui KPS, siswa mendapatkan pengalaman belajar. Dalam hal ini, terbentuknya pengetahuan dalamsainsdilakukan melalui proses yang ilmiah (metode ilmiah). Jadi KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkansainsserta diharapkan memperoleh pengetahuan

baru/mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang berkaitan dengan Hasil Belajar model media TIK Simulasi, Tutorial dan Video ditinjau dari keterampilan proses sainsdan hasil belajar pada siswa SMP maka penelitian ini diberi judul

Perbandingan Hasil Belajar Model Media TIK Simulasi, Tutorial dan Video Ditinjau Dari Keterampilan ProsesSains(KPS)

(16)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Adakah perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media TIK (Simulasi, Tutorial, dan Video)?

2. Adakah perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang menggunakan model media TIK (Simulasi, Tutorial, dan Video)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media TIK TIK (Simulasi, Tutorial, dan Video)

2. Perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang menggunakan model media TIK TIK (Simulasi, Tutorial, dan Video)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan keterampilan prosessains dan hasil belajar.

2) Sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang

(17)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai tujuan sebagaimana telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1) Model media TIK dengan menggunakan model media simulasi pada dasarnya merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan memberikan pegalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model media simulasi digunakan pada siswa kelas VIID

2) Model media TIK dengan menggunakan model media tutorial merupakan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

menggunakansoftwereberupa program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan. Program tutorial dalam penelitian ini

menggunkan CD akalinteraktif. Model media tutorial digunakan pada siswa kelas VIIE

3) Model media TIK dengan menggunakan moel media video suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa). Model media video digunakan pada siswa kelas VIIF

4) Pembelajaran keterampilan prosessainsdibatasi pada indikator mengamati, menginterpretasi data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.

(18)

6) Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIID, VIIE, dan VIIF SMP Negeri 3

Bandar Lampung semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan. Hubungan komunikasi ini akan berjalan dengan lancar dan tercapai

tujuannya yang maksimal apabila efesiensi dan efektifitas proses belajar mengajar ditingkatkan. Peningkatan efisiensi dan efektivitas tersebut sebagian besar

tergantung pada faktor penunjang, yaitu alat bantu pendidikan yang disebut juga media pendidikan.

Katamediaberasal dari bahasa latinmedius

dalam Arsyad (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkugan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

(20)

Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Lestari, 2002: 17) Jadi media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses

pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhui kebutuhan belajar dan kemampuaan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi leshin, dan kawan-kawan dalam Arsayad (2011: 81/82) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetak (buku, penuntun, buku kerja / latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual (buku,charts, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, film bingkai atauslide), media berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif)

2. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunilasi (TIK)

Information and Communication Technology(ICT) dalam konteks bahasa

(21)

sangat singkat telah menjadi satu bahan bangunan penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat moderen. Di banyak negara menganggap bahwa

memahami TIK, menguasai keterampilan dasar TIK serta memiliki konsep TIK merupakan bagian dari inti pendidikan, sejajar dengan membaca, menulis, dan numerasi. Pengertian lain dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikutip dalam internet (http://media.diknas.go.id)adalah sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Menurut Kementrian Riset dan Teknologi dalam Kurniawan dkk (2011: 74-75) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian infomasi. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Pada tingkat global,

perkembangan TIK telah memengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Instruksi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh, sehingga tiada satu pun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak

memanfaatkan perangkat TIK.

Wahidin dalam Hartati (2008) menyatakan bahwa teknologi informasi dan

(22)

alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan

transfer/pemindahan informasi antar media.

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memerhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran tersebut. Sadiman dalam Kurniawan dkk (2011: 105) mengatakan bahwa: ditinjau dari proses dan kesiapan pengadaannya, media dikelompokan dalam dua jenis, yaitu media yang dimanfaatkan atau digunakan oleh guru (media by utilization) dan media yang sengaja didesain atau dirancang oleh guru secara khusus untuk keperluan dan tujuan pembelajaran tertentu. Dari pertanyaan tersebut diatas dapat dikatagorikan bahwa media komputer merupakan media yang sengaja didesain sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Berkembangnya system komunikasionlineseperti telepon, sms, ataupunemail yang dapat diakses dalam dunia maya, tentunya hal ini mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan khususnya dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat terlihat dengan telah terjadinya pergeseran dalam proses pembelajaran dimulai

(23)

Dalam tugas pokok seorang guru pun menjadi terasa lebih mudah baik dalam membuat persiapan mengajar, mencari sumber bahan ajar, bahkan dalam

pembuatan evaluasi bagi siswa yang dapat diberikan secara beragam. Hal ini bisa memanfaatkan teknologi komputer. Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi yang diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dalam upayanya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Guru dan pengurus sekolah tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaanoperasional, yang sesungguhnya dapat digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan dalam efisien waktu dan tenaga.

(http://duniatik.blogspot.com)

3. Model Media Tutorial

Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan dilayar komputer dengan teks, gambar atau grafik. Pada saat yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterprestasi, dan menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal diajukan. Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi atau konsep berikutnya jika jawaban salah, komputer dapat kembali ke informasi konsep sebelumnya atau pindah ke salah satu dari beberapa penyajian informasi konsep remedial,

perpindahan ke salah satu konsep remedial ditentukan oleh jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa (Arsyad, 2011: 158-159)

(24)

membawa banyak perubahan pada sebuah program pembelajaran yang seharusnya didesain terutama pada upaya menjadikan teknologi ini mampu merekayasa keadaan sesungguhnya. Penekanannya terletak pada upaya yang

berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas pembelajaran sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi pembelajaran, dan perangkat komputer yang telah diprogram. (Kurniawan dkk (2011: 116) )

Dikutip oleh Rusaman (2011: 301) Ada fungsi tutorial, yaitu sebagai berikut: (1) kurikuler,yakni sebagai pelaksanaan kurikulum sebagaimana telah dibutuhkan bagi masing-masing modul dan mengkomunikasikan kepada siswa; (2)

pembelajaran, yakni melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif belajar mandiri melalui program interaktif yang telah dirancang dan ditetapkan; (3) diagnosis-bimbingan,yakni membantu para siswa yang mengalami kesalahan, kekeliruan, kelambanaan, masalah dalam mempelajari berbasis komputer

berdasarkan hasil penilaian, baik formatif maupun sumatif, sehingga siswa mampu membimbing diri sendiri; (4) administratif, yakni melaksanakan

pencatatan, pelaporan, penilaian, dan teknis administratif lainnya sesuai dengan tuntutan program CBI; dan (5) personal, yakni memberikan keteladanan kepa siswa seperti penguasaan mengorganisasikan materi, cara belajar, sikap dan prilaku yang secara tak langsung menggugah motivasi belajar mandiri dan motif belajar berprestasi yang tinggi.

(25)

memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan agar mampu

membimbing diri sendiri; dan (3) untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan menerapkannya pada masing-masing CBI yang sedang dipelajari.

Definisi tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer dikutip ( http://makala-tutorial.blogspot.com) sebagaimana diungkapkan Hernawan (2004) dan Rusman (2008) adalah pembelajaran khusus dengan instruktur yang terkualifikasi dengan menggunakan software komputer yang berisi materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Dalam tutorial, komputer berperan sebagai guru sehingga semua interaksi terjadi antara komputer dengan peserta didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pemantau. Dalam model ini, sebenarnya software program komputer

menggantikan sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Pembelajaran dalam model ini disajikan melalui teks atau grafik yang ditampilkan oleh layar komputer. Kemudian komputer menampilkan pertanyaan sesuai dengan masalah yang disajikan. Secara sederhana pola-pola pengoperasian dalam pembelajaran CAI model tutorial dapat dilihat sebagai berikut:

(1) Komputer menyajikan materi (2) Siswa memberikan respon

(3) Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi siswa pada arah siswa dalam menempuh presentasi berikutnya.

(26)

Sejatinya metode tutorial adalah metode pembelajaran dimana guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa secara individual. Oleh sebab itu metode ini sangat cocok diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak jauh dengan mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari.

Keunggulam Metode Tutorial. (1) Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula. (2) Seorang siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan lemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan bel;ajar

Slef Paced Learning

Kelemahan Metode Tutorial. (1) Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam jumlah yang banyak. (2) Jika tetap

team teaching pembagian tugas di antara anggota tim. (3) Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang banyak, diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi. (ncanmucan.blogspot.com)

4. Model Media Simulasi

Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan memberikan pegalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan

(27)

serasi dan harmonis. Secara umum tahapan materi model tutorial adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi (simulasi 1, simulasi 2 dan seterusnya), Pertanyaan dan respon jawaban, Penilaian respons, Pemberianfeedbacktentang respons, Pembentulan, Segmen pengaturan pengajaran dan Penutup.

(Kurniawan, dkk (2011: 120))

Metode simulasi adalah salah satu metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Yamin dalam Wahidin (2008: 35) mengemukakan bahwa metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Selain itu, metode simulasi juga memiliki keunggulan dan kelamahan, menurut Ginting dalam Wahidin (2008: 35) sebagai berikut:

Kelebihan Simulasi (a) mampu melatih kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis yang mendekati keadaan yang sebenarnya(real situation), sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam pelatihan pembekalan siswa (b)dapat menciptakan susasana pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)(c)sangat efektif dalam mengajarkan ranah afektif atau sikap

Kelemahan Simulasi (a)efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset. (b)terlalu mahal biayanya.(c) banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikut sertakannya elemen-elemen yang penting.(d) menghendaki pengelompokkan yang fleksibel, perlu peralatan dan gedung (e) menghendaki banyak imajinasi dan guru dan siswa.(f) menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas (g) sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permaian saja.(h) bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil

(28)

mengembangkan keterampilan menemukan dan memecahan masalah. Sehingga pada giliranya melalui simulasi, dapat meningkatkan efektivitas keterampilan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah untuk saat yang akan datang. Teknik simulasi dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, akan menjadi bagian dari suasana pendidikan.

5. Model Media Video

Video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan proses-prose yang rumit, mengajarkan keterampilan, konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Interactivevideo adalah suatu sistem penyampaian pengajaran di mana materi video rekaman disajikan denga pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi

penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain komputer,videodisc, dan layar monitor. (Arsyad, 2011: 36)

(29)

disk. Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis mediaaudio visual aids(AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

Menurut Heinich, Molenda, Russel dalam Kurniawan dkk (1993: 188) video diartikan sebagai berikut.

The primary meaning of video is the display of picyures on a television type employs a chatode-ray screen to present the picture portion of the massege can be reffered to as video.

Apabila diterjemahkan dapat diartikan sebagai tampilan dari berbagai gambar dalam sebuah televisi atau sejenis layar. Dalam bahasa latin video diartikan sebagai berikut I see

sinar katoda untuk menampilakan bagian gambar dari sebuah pesan dapat dikatagorikan sebagai video.

Pancaran gambaran yang bercahaya dari sebuah tampilan video ternyata tersusun dari titik-titik yang sangat rapat dan ditampilkan pada sebuah layar. Seperti halnya film, berbagaifremevideo tersebut pada dasarnya adalah gambar diam. Hanya saja, pergantian setiapframekeframeselanjutnya itu berlangsung sangat cepat, sehingga berbagaiframetersebut terlihat sebagai gambar yang bergerak. Hal ini berlangsung secara terus menerus hingga mampu menciptakan daya lihat yang menakjubkan dari sebuah tampilan video dibuat dengan cara direkam secara magnetik pada sebuah vita video seperti halnya perekaman audio.

Menurut Promono dalam Kurniawan dkk (2011: 220), media video memiliki banyak kelebihan dan kelemahan, antara lain:

(30)

Penggunaan dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambar yang lebih fokus. (d) Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah prilaku. (e) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan dengan media teks.

Media video memiliki beberapa kelemahan: (a) Jangkauan terbatas. (b) Sifat komunikasinnya satu arah. (c) Gamabarnya relatif kecil. (d) Kadang kala terjadi distori gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.

6. Keterampilan ProsesSains(KPS)

KPS merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen model sains/scientific methods. Keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Indrawati dalam Nuh (2010: 1) mengemukakan bahwa:

Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Berdasarkan pendapat tersebut, KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan model ilmiah KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk

menggunakan model ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan

(31)

Carin dalam Sutarno (2008 : 9.3), menyampaikan beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses, yaitu: 1) dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekadar mengetahui materi ke-IPA-an saja tetapi terkait pula dengan mengetahui bagaimana caranya untuk mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu penafsiran atau

kesimpulan: 2) keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Semiawan dalam Nuh (2010: 1) berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa keterampilan proses sains diperlukan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu:

(1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa. (2) Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami

konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret. (3)Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relative. (4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Model ilmiah merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan dalam sains. Model ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan eksperimen. Menurut Hess dalam Mahmuddin (2010: 3), terdapat enam langkah-langkah model ilmiah, yaitu:

(32)

Dalam pembelajaran sains, keenam langkah-langkah model ilmiah tersebut dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa.

KPS merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau

alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) mengutarakan bahwa:

Berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integrated skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Rezba dan Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 3) sebagai berikut:

Keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen tanpa urutan tertentu, yaitu: (1)Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain. (2) Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek (3) Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran. (4) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagai temuan. (5) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan. (6) Prediksi,

mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

(33)

sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.

Keterampilan proses terpadu (terintegrasi) diuraikan oleh Weztel dalam Mahmuddin (2010: 4) sebagai berikut:

Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses terpadu meliputi: (1) merumuskan hipotesis, membuat prediksi (tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan. (2) mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan (3) membuat defenisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati. (4) percobaan, melakukan penyelidikan dan

mengumpulkan data. (5)interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Padilla dalam Nurohman (2010: 3), bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) the basic (simpler) process skilldan 2) integrated (more complex) skills. The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2)Inferring, 3)Measuring, 4)Communicating,5)Classifying,dan 6) Predicting. Sedangkan yang termasuk dalamIntegrated Science Process Skills adalah 1)Controlling variables,2)Defining operationally,3)Formulating hypotheses, 4) Interpreting data,5)Experimentingdan,6)Formulating models.

(34)

proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut Smith dan Welliver dalam Mahmuddin (2010: 4), pelaksanaan penilaian

keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya :pretes danpostes, diagnostik, penempatan kelas, dan bimbingan karir.

Penilaian KPS dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo dalam Mahmuddin (2010: 5), penyusunan

instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai. (2) Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains. (3) Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan). (4) Membuat kisi-kisi instrumen. (5) Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes) (6)Melakukan validasi instrumen. (7) Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris. (8) Perbaikan butir-butir yang belum valid. (9) Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

(35)

and pencil test)dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis(paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Penilaian dalam

keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik observasi. Namun demikian, menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan prosessains.

7. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah dan Zain (2006: 105) sebagai berikut:

dap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi , baik secara individual maupun kelompok. (2) Perilaku yang

digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik secara individual

Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan

(36)

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10 menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:

(1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan. (2) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip. (3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4)

Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam

pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau

dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.

Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

(37)

(1)Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan. (2)Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari. (3)Apply, mencakup kemampuan

menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. (4)Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. (5) Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.(6)Create, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar.

Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.

B. Kerangka Pikir

(38)

meningkatkan hasil belajar dan KPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIID,VIIE, dan VIIF SMP Negeri 3 Bandar Lampung, dengan menggunakan

model media TIK yaitu Simulasi, Tutorial, dan Video. Penelitian ini

membandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan ketiga model media TIK dan membandingkan rata-rata KPS siswa yang menggunakan ketiga model media TIK.

Pada model media simulasi pada dasarnya merupakan salah satu program

pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Dimana siswa melakukan percobaan melalui media perantara yaitu komputer dengan program simulasi.

Model media tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer ditunjukan sebagai pengganti sumber belajar yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, animasi, audioyang tampak pada monitor yang menyediakan

(39)

Dari ketiga model media TIK di atas yang digunakan pada pembelajaran

menggunakn model media TIK simulasi, tutorial, dan video lebih meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan prosessainssiswa, karena pada ketiga model media TIK memiliki keunggulan masing-masing sehingga dapat dilihat model media TIK yang lebeh baik digunakan dalam peningkatan hasil belajar siswa dan KPS.

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model media TIK Simulasi (X1),Tutorial(X2), dan Video(X3), sedangkan variabel terikatnya adalah Hasil

Belajar(Y1)dan KPS(Y2). Dalam penelitian ini ada tiga hasil belajar dan tiga

KPS yang diukur yaitu hasil belajar model media simulasi(R1), hasil belajar

model media tutorial(R2), dan hasil belajar model media video(R3)serta KPS

pada model media simulasi(R4), KPS pada model media tutorial(R5)dan KPS

pada model media video(R6). Kemudian akan dibandingkan masing-masing hasil

(40)

X1

Y1.1

Y2.1

R1

(41)

Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran Keterangan:

X1=Model Media TIK Simulasi

X2=Model Media TIK Video

X3=Model Media TIK Tutorial

Y1= Hasil Belajar Fisika

Y2=Keterampilan ProsesSains(KPS)

R1= Hasil Belajar Model Media Simulasi

R2= Hasil Belajar Model Media Tutorial

R3= Hasil Belajar Media Video Pembelajaran

R4= KPS Model Media Simulasi

R5= KPS Model Media Tutorial

R6= KPS Model Media Video Pembelajaran

X2

X3

Y1.2

Y2.2

Y2.3

Y1.3

R2

R5

R3

R6

Dibandingkan

(42)

C. Hipotesis

Hipotesis Pertama

Ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

Hipotesis Kedua

(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 juni 2012 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini terdiri dari 3 kelas yang diambil dengan menggunakan teknikpurposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, kemudian kelas yang menjadi sampel yaitu kelas VII D kelas yang menggunakan model media TIK simulasi, kelas VII E kelas yang menggunakan model media TIK tutorial dan kelas VII F kelas yang menggunakan model media TIK video.

C. Desain Penelitian

(44)

Keterangan:

1

O : nilaipretest

2

O : nilaiposttest X : model media TIK

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain eksperimenOne-Group Pretest-Posttest Design

(Sugiyono, 2010: 110-111)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model media TIK Simulasi (X1), Tutorial(X2), dan Video(X2)sedangkan variabel terikatnya adalah hasil

belajar (Y1) dan keterampilan proses sains (Y2).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pada saat siswa

melaksanakan eksperimen untuk mengukur KPS dan soal esay untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa pada saatpretestdanposttest.

F. Analisis Instrumen

Sebelum menggunakan instrumen soal hasil belajar pada sampel, instrumen terlebih dahulu diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

(45)

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung> rtabel

signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).

(46)

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan model

yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Katagori Nilai Alpha

Nilai Alpha Katagori

(47)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Data kuantitatif

a) Data hasil belajar kognitif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa yang mendeskripsikan penguasaan konsep materi siswa. Hasil belajar berupa aspek kognitif diperoleh dari nilaipretestdanposttest. Nilaipretestdiambil sebelum pembelajaran, sedangkan nilaiposttestdiambil diakhir pertemuan berlaku pada setiap kelas. Bentuk soal yang diberikan berupa sola esay, dengan jumlah sebanyak 5 soal. Skor maksimum untuk aspek kogninif ini yaitu sebesar 100 dan sekor

minimumnya yaitu 0. Selisih tersebut disebut denganN-gain. Hasil datapretest, posttesdanN-gaindapat dilihat pada Tabel 3.1 dan hasil KPS dapat dilihat Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Hasil BelajarPretest, PosttesdanN_Gain Media

TIK

(48)

Tabel 3.3 Data Hasil Skor KPS

Media TIK Jumlah Skor Skor Maksimum Nilai rata- rata

Simulasi 335,00 13,00 64,22

Tutorial 378,00 14,00 73,45

Video 354,00 13,00 67,18

Keterangan:

K1 = Keterampilan mengamati

K2 = Keterampilan menginterpretasi data K3 = Keterampilan menerapkan konsep K4 = Keterampilan berkomunikasi

Pada masing-masing item keterampilan proses sains diberi nilai rentang antara 1 sampai 4.

K1 = Keterampilan mengamati

1. Melakukan pengukuran sesuai dengan prosedur percobaan 2. Memperhatiakan bagian-bagian yang terdapat pada alat ukur 3. Membaca hasil pengkuran dengan baik dan benar

K2 = Keterampilan Menginteprensi Data 1. Mencatat setiap data hasil pengukuran

2. Menghubungkan setiap data hasil pengukuran 3. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan

K3 = Keterampilan Menerapkan Konsep

1. Menghitung hasil pengukuran dengan benar 2. Menganalisis data hasil pengukuran

3. Menggunakan cara-cara menghitung sesuai yang diajarkan K4 = Keterampilan Berkomunikasi

(49)

3. Menyimpulkan hasil pengukuran Prediktor:

Dengan deskriptor sebagai berikut:

4 = Jika 3 atau semua indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan 3 = Jika 2 indikator setiapsub keterampilan dilaksanakan

2 = Jika 1 indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan

1 = Jika tidak satupun indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan

(Supatmo, 2008: 35)

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Untuk menganalisis kategori tes penguasaan konsep siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi.N-gaindiperoleh dari pengurangan skorposttestdengan skor pretestdibagi oleh skor maksimum dikurang skorpretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah

g =

Keterangan:

g = N gain

post

S = Skorposttest

pre

S = Skorpretest

max

S = Skor maksimum

Kategori: Tinggi : 0,7 N-gain 1 Sedang : 0,3 N-gain< 0,7 Rendah :N-gain< 0,3 Spost- Spre

(50)

Meltzer (2002) dikutip oleh Marlangen (2010:34)

Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa digunakan skorpretestdan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari variabel tersebut merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model media TIK (simulasi, tutorial dan video), sedangkan penilaian KPS dilakukan dengan observasi saat proses pembelajaran siswa melaksanakan eksperimen penilaian menggunakan lembar observasi.

Data KPS siswa berupa lembar observasi yang mencakup empat aspek penilaian yaitu mengamati, menginterpretasi data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi

Proses analisis untuk data keterampilan proses sains siswa adalah sebagai berikut: (a)Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap

soal

(b)Persentase keterampilan proses dihitung dengan rumus

% KPS = x 100%

Pengkategorian keterampilan proses adalah sebagai berikut 81 100 Sangat baik

61 80 Baik 41 60 Cukup

(51)

21 40 Kurang

<20 Sangat Kurang

(Muhibin dalam Marnasusanti (2007)

2. Pengujian Hipotesis 1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistiknon-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

H : data tidak terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

2. Uji Hipotesis

Statistik uji-F yang digunakan dalamOne Way ANOVAdihitung dengan rumus (k-1), uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung(hasiloutput) dengan

nilai Ftabel. Sedangkan derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus(n-k),

(52)

kata lain terdapat bukti bahwa setidaknya satu pasanganmeantidak sama. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah

Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model

media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

1

H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media

TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang

menggunakan model media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

1

H : Ada perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang menggunakan

model media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

(Priyatno, 2010:32-41)

3. Uji Data Untuk Keragaman Dari Berbagai Data

Pada penelitian ini untuk menguji rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak maka menggunakan ujiOne Way ANOVA.

(53)

Galat JKG K (n 1)

Total JKT n / k -1

Dimana:

Jumlah kuadrat perlakuan : JKP = Jumlah kuadrat galat : JKP=

Jumlah kuadrat total : JKP = JKT JKP

Daerah kritis Ho ditolak bila fhitung> ftabel(lihat ditabel distribusi f)

( martingtiyas: 2011)

Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model

media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

1

H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model media

TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang

menggunakan model media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

1

H : Ada perbedaan rata-rata keterampilan prosessainskelas yang menggunakan

model media TIK (Simulasi, Tutorial dan Video)

(54)

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Rata-rata hasil belajar siswa Fisika pada materi pokok Besaran dan Pengukuran menggunakan model media tutorial hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kedua model media simulasi dan video.

2. Rata-rata skor KPS siswa Fisika pada materi pokok Besaran dan Pengukuran menggunakan model media tutorial skor KPS lebih baik dibandingkan dengan kedua model media simulasi dan video.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan sebagai berikut:

(56)

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Ferico. 2012. Studi Perbandingan Hasil Belajar Dan Keterampilan ProsesSains

Ditinjau Dari Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Skripsi. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Hartati. 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Minat, Aktivitas, Dan Hasil Belajar Fisika Siswa.Skripsi. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung. http://duniatik.blogspot.com /2008/02/pengertian-teknologi-informasi-dan.html.

diakses 16 September 2012

http:// ncanmucan.blogspot.com/2012/04/makalah-tutorial.html. diakses 16 September 2012

Indah. 2007. Pengaruh PemanfaatanSoftware Macromedia Flash MxSebagai MediaChemo-Edutainment(Cet) Pada Pembelajaran Dengan Pendekatan Chemo-Entrepreneurhip(Cep).Skripsi. Semarang: FKIP Universitas Negeri Semarang.

Kurniawan, Riyan, dan Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Mahmuddin. 2010.Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains. http://mahmuddin.wordpress.com. Diakses 02 april 2012 Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA

Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA Dalam Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangnan Kimia Melalui Metode Praktikum.Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang

(57)

http://fisikasma-online.blogspot.com. Diakses 02 april 2012

Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. MediaKom. Yogyakarta.

Rahardjo. 1988.Media pembelajaran, CV. Jakarta: Rajawali.

Rohani, Ahmad. 1997.Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Rusman. 2011. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.

Jakarta: Rajawali.

Sadiman, A.S. Raharjo,R., Haryono, Anung & Rahardjito. 2006.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: Pustekom dan Raja Grafindo Persada.

Salim, Peter. 1996.The Contemporary English-Indonesian Distionary. Jakarta: Modern English Press.

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supatmo, Jatmiko Purwo. 2008. Meningkatkan KPS Siswa SMAN 1 Kota Gajah Melalui Metode Inkuiri.Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sutarno, Nono . 2008. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Wahidin.2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media Pembelajaran.http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pe

Gambar

Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran
Gambar 3.1  Desain eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.1 Katagori Nilai Alpha
Tabel 3.2 Data Hasil Belajar Pretest, Posttes dan N_Gain
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Sebagian besar sistem riil dengan elemen-elemen stokastik tidak dapat dideskripsikan secara akurat dengan model matematik yang dievaluasi secara analitik. Dengan

ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA.. TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan statistik parametrik tes yaitu uji satu sampel (One Sample T-Test) untuk menguji skor rata-rata KPS siswa pada