BAB IV
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi pra siklus, deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan hasil penelitian, dan hasil tindakan yang kami paparkan sebagai berikut:
4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Sebelum diadakan penelitian pada awal terlebih dahulu diadakan survey dan pengamatan subyek. Survey berupa pelajaran biasa tanpa metodologi penelitian sebanyak 2 kali pertemuan yang diajarkan oleh guru kelas V. Pada akhir pembelajaran peneliti meminta izin pada guru kelas untuk melaksanakan tes membaca guna mendapat data tentang kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan selanjutnya. Pada kelas V SD Negeri Kambangan 01 sebelum dilaksanakan penelitian pada pertengahan semester 2 Tahun pelajaran 2011/2012, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika. Hal tersebut berdampak pada Hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas V ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk itu guru dituntut untuk mengatasinya.
Berdasarkan data hasil tes hasil belajar menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan belajar pra siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1. Tuntas 8 32 %
2. Belum Tuntas 17 68 %
Jumlah 25 100 %
Apabila skor pra siklus dianalisa berdasarkan skor tertinggi,skor terendah dan rata- rata awal dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Skor Tes Terendah dan Tertinggi Pra Siklus
Hasil tes Matematika pada kondisi pra siklus, ditunjukkan pada lampiran 2, disebabkan karena cara guru dalam mengajar pada mata pelajaran Matematika masih menggunakan sumber bacaan buku paket saja, penjelasan secara klasikal,belum menggunakan metode yang bervariasi dan belum menggunakan model pembelajaran ,media pembelajaran yang tepat, dan belum memanfaatkan sumber belajar lain yang menarik minat siswa .
4.1.2 Deskripsi Kondisi Siklus 1
Hasil penelitian yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa. Dari tes Matematika pra siklus menunjukkan masih banyak siswa yang skornya dibawah KKM. Peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus 1 antara lain pemilihan sumber belajar, media belajar yang berupa alat peraga,dan media konkret dilingkungan sekitar.
a. Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 x pertemuan, 1 pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
No Uraian Skor
1 Skor Tertinggi 70
2 Skor Terendah 40
3 Skor Rata-rata 56,40
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
3) Merumuskan tujuan pembelajaran.
4) Menyiapkan materi pelajaran.
5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6) Merancang pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar 7) Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
8) Membuat lembar observasi.
9) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : 1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Melalui tanya jawab mengajak siswa untuk menyebutkan bangun dartar yang ada di dalam kelas.
b. Orientasi
Siswa diberi penjelasan mengenai tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
c. Motivasi
Siswa mencermati dan menanggapi pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun datar segitiga, belah ketupat dan jajar genjang
2. Kegiatan Inti
a. Kelompok cooperative (awal)
1) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang 2) Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan 3) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada di dalamnya
b. Kelompok ahli
1) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah dipersiapkan
2) Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnya
3) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada kelompok cooperative
c. Kelompok cooperative (akhir)
1) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali kelompok cooperative (awal)
2) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli
c. Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengajar di kelas IV SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kambangan 01. Pengamatan kami bedakan menjadi dua, yaitu pengamatan terhadap diskusi kelompok,presentasi hasil kerja kelompok berupa data kuantitatif. Pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh guru terhadap siswa selama kegiatan siklus 1, sedangkan pengamatan terhadap hasil belajar dilakukan oleh teman sejawat yaitu S.Yani Budiati,S.Pd yang kesehariannya mengajar di kelas IV SD Negeri Kambangan 01.
Tabel 4.3
Distribusi skor ulangan harian siklus 1 berdasar ketuntasan
Hasil Ulangan Jumlah Siswa Jumlah Skor
50 4 200
55 2 110
60 1 60
65 6 390
70 8 560
75 3 225
80 1 80
Jumlah 25 1625
Skor Rata-rata 65
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 25 anak, yang sudah tuntas sebanyak 72% atau 18 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 28 % atau 7 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan dapat disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Matematika Siklus 1
No Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Prosentase
1. Tuntas 18 72 %
2. Belum Tuntas 7 28 %
Jumlah 25 100 %
Apabila skor siklus 1 dianalisa berdasarkan skor tertinggi,skor terendah dan rata- rata awal dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Perolehan skorTes Matematika Siklus 1
No Uraian Skor
1 Skor Tertinggi 80
2 Skor Terendah 50
3 Skor Rata-rata 65
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan skor tertinggi adalah 80,skor terendah 40, sedangkan rata-rata kelas adalah 65.
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat yaitu S.Yani Budiati,S.Pd yang mengajar di kelas IV SD Negeri Kambangan 01. Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru dan selama proses pembelajaran Matematika dapat ditunjukkan pada tabel 4.6.dan 4.7
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aktivitas siswa
Skor
4 3
1. Memperhatikan penjelasan guru v
2. Bekerjasama dalam kelompok lama v
3. Siswa mengemukakan pendapatnya secara lisan
dalam kelompok lama v
4. Siswa member kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok lama v
5. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang
matang dalam kelompok lama v
6. Saling membantu dan menyelesaikan tugas kelompok v
7. Memanfaatkan potensi anggota kelompok v
8. Memberi gagasan yang cemerlang dalam kelompok v
9. Bekerjasama dalam kelompok v
10. Siswa mengemukakan penjelasan atau menerangkan
konsep materi secara lisan dalam kelompok baru v 11. Siswa mendengarkan dengan baik ketika teman
menerangkan penjelasan dalam kelompok baru v
Pada siklus 1 pembelajaran berlangsung efektif terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa yaitu 18 siswa ( 72 % tuntas belajarnya) memperolehskormencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa sudah mulai memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran tentang sifat sifat bangun datar. Walaupun sudah terjadi kenaikan persentase ketuntasan belajar, namun pebelajaran belum mencapai Indikator ketuntasan klasikal 75%.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Pelaksanaan (skor)
4 3
1 Pendahuluan
a. apersepsi dan motivasi v
b. menyampaikan tujuan pembelajaran v
2 Kegiatan Inti
a. memberikan informasi tentang kegiatan v
b. membagikan LDK dan memberikan penjelasan v
c. membimbing kegiatan kelompok v
3 Kegiatan Penutup
a. membimbing siswa menarik kesimpulan v
b. membantu siswa memberi makna pembelajaran dan memberikan evaluasi
v
Siklus 1 peran guru belum maksimal ,peran sebagai fasilitator belum dominan maka perbaikan pelaksanaan pembelajaran maka pembentukan kelompok dengan jumlah anggota yang terdiri dari 4 anak. Hal ini agar setiap peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak terjadi kefakuman tugas anggota kelompok. Untuk itu perlu meningkatakan hasil belajar, motivasi dan minat, interaksi belajar, dan meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran
d. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar,skor rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar siswa, dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1.Perbandingan perolehan skor Matematika siswa antara kondisi awal dengan siklus I,dapat dilihat pada gambar/grafik 4.1 dan grafik perbandingan ketuntasan belajar pra siklus dengan siklus I dapat dilihat pada gambar/grafik 4.2
0 1 2 3 4 5 6 7 8
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Jumlah Siswa Pra siklus Jumlah Siswa Siklus I
Gambar / grafik 4.1
Perbandingan skor pra siklus dengan siklus 1
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Pra Siklus Siklus I
Tuntas Blm Tuntas
Gambar/Grafik 4.2
Perbandingan ketuntasan belajar pra siklus dengan siklus 1
Terlihat dari gambar 4.3 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 8 siswa menjadi 18 siswa.Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:
a) Guru kurang dapat memfariasikan metode dalam pembelajaran.
b) Persebaran siswa yang pandai dalam kelompok kurang merata.
c) Ada kelompok yang tidak menyelesaikan tugas sampai tuntas karena ada sifat egois diantara anggotanya.
d) Pemantauan guru terhadap siswa pada saat pelajaran masih kurang.
Jumlah siswaJumlah siswa
Ketidak berhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus 1 ini disebabkan oleh:
a) Penggunaan sumberdan media pembelajaran belum digunakan secara optimal.
b) Siswa belum memahami konsep materi yang diberikan.
c) Peran guru sebagai fasilitator belum optimal.
4.1.3 Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus 2
Hasil penelitian yang diadakan Siklus 1 ternyata kurang optimal. Dari hasil refleksi siklus 1 peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus 2 . yaitu membentuk kelompok belajar siswa, sedangkan pembentukan kelompok di lakukan oleh guru, dengan kriteria anak yang berbeda, kurang, sedang, dan baik dalam satu kelompok belajar.
a. Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan, berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
3. Merumuskan tujuan pembelajaran.
4. Menyiapkan materi pelajaran.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6. Merancang pembelajaran
7. Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
8. Membuat lembar observasi.
9. Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu:
1. Kegiatan Awal a. Apersepsi b. Orientasi c. Motivasi
2. Kegiatan Inti
a. Kelompok cooperative (awal)
1) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang 2) Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan 3) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda- beda dan memahami informasi yang ada di dalamnya
b. Kelompok ahli
1) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah dipersiapkan
2) Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnya
3) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada kelompok cooperative
c. Kelompok cooperative (akhir)
1) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali kelompok cooperative (awal)
2) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli
3) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi
3. Penutup
1) Menguji keterampilan siswa dengan lembar tugas siswa 2) Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan ).
c. Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 2 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengajar di kelas IV SD Negeri Kambangan 01, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado. Data perolehan skor perbaikan pembelajaran mtematika klas V siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Hasil Ulangan Harian Siklus 2
Hasil Ulangan Jumlah Siswa Jumlah Skor
60 3 180
70 2 140
75 5 375
80 8 640
85 7 595
Jumlah 25 1930
Skor Rata-rata 77,24
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 25 anak, yang sudah tuntas sebanyak 88 % atau 22 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 12 % atau 3 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan skor anak dapat disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 2
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1. Tuntas 22 88 %
2. Belum Tuntas 3 12 %
Jumlah 25 100 %
Apabila skor siklus 2 dianalisa berdasarkan skor tertinggi,skor terendah dan rata- rata awal dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Perolehan skorTes Siklus 2
No Uraian Skor
1 Skor tertinggi 85
2 Skor Terendah 55
3 Skor Rata-rata 77,24
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan skor tertinggi adalah 185,skor terendah 55, sedangkan rata-rata kelas adalah 77,24.
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat yaitu S.Yani Budiati,S.Pd yang mengajar di kelas IV SD Negeri Kambangan 01. Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dapat ditunjukan pada tabel 4.11 ,sedangkan aktifitas guru selama proses pembelajaran dapat ditunjukkan pada tabel 4.12.
Tabel 4.11
Hasil pengamatan Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus 2
No. Aktivitas siswa
Skor
4 3
1. Memperhatikan penjelasan guru v
2. Bekerjasama dalam kelompok lama v
3. Siswa mengemukakan pendapatnya secara lisan dalam
kelompok lama v
4. Siswa member kesempatan berpendapat kepada teman
dalam kelompok lama v
5. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang
matang dalam kelompok lama v
6. Saling membantu dan menyelesaikan tugas kelompok v 7. Memanfaatkan potensi anggota kelompok v
8. Memberi gagasan yang cemerlang dalam kelompok v
9. Bekerjasama dalam kelompok v
10. Siswa mengemukakan penjelasan atau menerangkan
konsep materi secara lisan dalam kelompok baru v 11. Siswa mendengarkan dengan baik ketika teman
menerangkan penjelasan dalam kelompok baru v
Siklus 2 pembelajaran berlangsung sangat efektif. Siswa merasa senang karena dapat ikut aktif terlibat pada kegiatan diskusi dan mendapat tugas untuk mencari informasi- informasi. Selain itu, siswa juga berkesempatan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan sangat antusias.
Tabel 4.12
Hasil pengamatan Aktivitas Guru dalam pembelajaran
No Aspek yang diamati Pelaksanaan (skor)
4 3
1 Pendahuluan
a. apersepsi dan motivasi v
b. menyampaikan tujuan pembelajaran v
2 Kegiatan Inti
a. memberikan informasi tentang kegiatan v b. membagikan LDK dan memberikan penjelasan v
c. membimbing kegiatan kelompok v
3 Kegiatan Penutup
a. membimbing siswa menarik kesimpulan v
b. membantu siswa memberi makna pembelajaran dan memberikan evaluasi
v
Dengan teknik pengaturan jumlah kelompok diskusi yang anggotanya 5 anak, membuat anak lebih bisa berpikir untuk menyusun sendiri pengetahuannya sehingga mempermudah peserta didik dalam menyerap materi yang disajikan guru.Tujuan perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa meningkat secara signifikan dapat tercapai. Prestasi siswa yang mendapatskormancapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) sebanyak 22 siswa ( 88 % )
d. Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus 1 dan hasil tes siklus 2 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan skor hasil belajar ,skor rata-rata kelas siklus 1 sebesar 65 skor rata-rata hasil belajar siklus 2 sebesar 77,24 dan ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan siklus 1 tuntas 18 siswa tidak tuntas 7 siswa dan sesudah tindakan siklus 2 tuntas 22 siswa tidak tuntas 3 siswa.
Perbandingan perolehan skor, ketuntasan belajar siswa antara siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8
40- 44
45- 49
50- 54
55- 59
60- 64
65- 69
70- 74
75- 79
80- 84
85- 90
Jumlah siswa siklus 1 Jumlah siswa siklus 2
Gambar/ Grafik 4.3
Perbandingan skor Siklus 1 dengan siklus 2
0 5 10 15 20 25
Siklus 1 Siklus 2
Tuntas Blm Tuntas
Gambar/Grafik 4.4
Perbandingan ketuntasan belajar siklus 1 dengan siklus 2
Terlihat dari gambar 4.5 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 18 siswa menjadi 22 siswa.Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 2 tidak ditemukan masalah-masalah yang berarti,sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus 3.
Ketuntasan Belajar pada siswa dari pra siklus sampai dengan siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut ini.
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tabel 4.13
Rekapitulasi Tingkat Ketuntasan Belajar
No Ketuntasan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Jml
Siswa % Jml
Siswa % Jml
Siswa %
1 Tuntas 8 32 18 72 22 88
2 Tidak Tuntas 17 68 7 28 3 12
Hasil analisis data ketuntasan belajar dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
0 5 10 15 20 25
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas Tdk Tuntas
Gambar/Grafik 4.6
Rekapitulasi persentaseTingkat Ketuntasan Belajar
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas..%
Blm Tuntas %
Gambar/Grafik 4.7
Prosentase
Jml Siswa
Rekapitulasi persentaseTingkat Ketuntasan Belajar Dari Tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada kondisi Pra Siklus, peserta didik yang tuntas belajarnya hanya 8 anak dari 25 anak = 32 % tuntas belajarnya, sedangkan rata-rata skor ulangan harian 56,40 atau daya serap peserta didik hanya 56,40%.
2. Pada tindakan upaya perbaikan siklus 1, jumlah peserta didik yang tuntas belajarnya naik menjadi 18 anak dari 25 anak = 72 % tuntas belajarnya, sedangkan rata-rata skor ulangan harian mencapai 65 atau daya serap mencapai 65 %.
3. Pada upaya perbaikan siklus 2 peserta didik yang tuntas belajarnya meningkat menjadi 22 anak dari 25 anak = 88 % tuntas belajarnya, sedangkan rata-rata skor ulangan harian mencapai 77,24 atau daya serap mencapai 77,24 %.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kompetensi dasar Mengindentifikasi sifat-sifat bangun datar pada siklus kedua dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada SDN Kambangan 01. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut : 4.2.1 Pembahasan Pra Siklus
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih pasif. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan kurang semangat karena pembelajaran selalu monoton. Pada kondisi studi awal, peserta didik yang tuntas belajarnya hanya 8 anak dari 25 anak = 32 % tuntas belajarnya, sedangkan rata-rata skor ulangan harian 56,40 atau daya serap peserta didik hanya 56,40%.
4.2.2 Pembahasan Siklus 1
Berdasarkan hasil ulangan harian yang telah disajikan pada Tabel di atas, maka ketidaktuntasan belajar peserta didik pada pebelajaran siklus pertama dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw disebabkan oleh peserta didik kurang berkomunikasi dengan sesama peserta didik lainnya, peserta didik masih belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik, peserta didik masih ada yang pasif karena jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak atau kelompok diskusi gemuk, dan juga karena guru belum memberikan penjelasan tentang aturan diskusi sehingga menimbulkan kebingungan dalam mengerjakan tugas selain itu juga guru kurang memberikan penjelasan tentang metode yang diterapkan.Pada upaya perbaikan pembelajaran siklus pertama, ada 5 kelompok yang dibentuk. Tiap kelompok mengyelesaikan lembar kerja kelompok. Hasil belajar yang didapat oleh masing-masing individu akan disumbangkan pada kelompok masing-masing.
Pada upaya perbaikan pembelajaran siklus pertama, pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain : (1) peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; (2) peserta didik belum memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara utuh dan menyeluruh.Untuk mengatasi masalah tersebut, guru melakukan berbagai upaya sebagai berikut : (1) guru dengan intensif memberikan pengertian kepada peserta didik tentang kondisi dalam berkelompok;
(2) guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan akhir pembelajaran siklus pertama dan hasil diskusi antara peneliti, observer, dan konsultasi dengan pembimbing, dapat disimpulkan antara lain : (1) peserta didik mulai mengetahui tentang cara berkelompok; (2) peserta didik mulai mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
4.2.3 Pembahasan Siklus 2
Pada upaya pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua, suasana pembelajaran sudah mengarah pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tugas yang diberi oleh guru yang berupa lembar kerja siswa sudah dikerjakan dengan baik dan benar oleh tiap-tiap kelompok dibandingkan dengan pra siklus atau siklus 1 Dengan
pembentukan kelompok diskusi yang jumlah anggota kelompoknya ideal, peserta didik dalam kelompok sudah saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran. Dalam diskusi antar kelompok, peserta didik terlihat antusias dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Semua peserta didik bersemangat bertanya dan menanggapi paparan dari kelompok lain sehinggan suasana pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan sudah tercipta. Peserta didik juga sudah mampu menyimpulkan materi pembelajaran.
Siklus kedua ternyata kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Matematika Kompetensi dasar Mengindentifikasi sifat-sifat bangun datar telah berpengaruh besar dan positif terhadap hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini terjadi secara signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan perbaikan siklus kedua hasil belajar peserta didik mencapai 88 %. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar agar hasil belajar dan minat belajar peserta didik dapat meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran.