SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RIFI MUHAMMAD
120522001
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERNPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga 2013.
Populasi penelitian ini sebanyak 130 perusahaan manufaktur, dengan mengakses data laporan keuangan audited dan laporan auditor independennya melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 38 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2010 - 2013) dengan 152 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan kualitas audit, dan kondisi keuangan perusahaan memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
ABSTRACT
THE EFFECT OF AUDIT QUALITY, FINANCIAL CONDITION, PRIOR AUDIT OPINION, SALES GROWTH AT MANUFACTURE COMPANY LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose this research is to show the influence of audit quality, financial condition, prior audit opinion, and the company's growth on the acceptance of going concern audit opinion at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2013.
The population of this research are 130 manufacture companies with access the financial statement of auditee and independen audit report on www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, with 38 company samples to 4 years (2010-2013) with 152 analysis units. Analysis data method that is used in this research is logistic regression method.
The results of this research indicate that the prior audit opinion and company’s growth has positive influence and insignificantly influence to the receiving of going concern audit opinion, while the audit quality and financial condition have negative influence and insignificantly influence to the receiving of going concern audit opinion.
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur Alhamdullillah peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena berkat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Selama penelitian skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan bantuan, yaitu kepada:
1. Bapak Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran serta dorongan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M, Ak., CPA selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Kedua orang tua terkasih, Ayahanda H.Tusiman dan Ibunda Hj. Agustina Hasibuan serta teman-teman, Hasnan Hidayat, Riski Riyadi, dan Leli Wahyuni, terimakasih untuk kasih sayang, doa, dukungan dan bantuan yang senantiasa diberikan kepada peneliti.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Oktober 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 7
2.1. Tinjauan Pustaka ... 7
2.1.1. Opini Audit ... 7
2.1.2. Opini Audit Going concern ... 9
2.1.3. Kualitas Audit ... 15
2.1.4. Opini AuditTahun Sebelumnya ... 16
2.1.5. Kondisi Keuangan Perusahaan ... 17
2.1.6. Pertumbuhan Perusahaan ... 18
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 18
2.3. Kerangka Konseptual ... 20
2.4. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. .. Jenis Penelitian ... 22
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.3. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 25
3.4. Defenisi Opersional dan Metode Pengukuran Variabel ... 26
3.5. Teknik Analisis Data ... 30
3.6. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34
3.7. Jadwal Penelitian ... 35
BAB IV PEMBAHASAN ... 35
4.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 35
4.2. Pengujian Model ... 39
4.2.1. Analisis Inferensial ... 39
a. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ... 39
b. Menilai Kelayakan Model Regresi ... 42
d. Matrik Klasifikasi ... 44
4.3. Pengujian Hipotesis …… ... 46
4.4. Hasil Penelitian ……….. ... 49
4.4.1. Hubungan Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going concern ... 49
4.4.2. Hubungan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern... 49
4.4.3. Hubungan Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern ... 50
4.4.4. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
5.1. Kesimpulan ……….. ... 52
5.2. Keterbatasan ………….. ... 54
5.3. Saran ……….. ... 54
DAFTAR PUSTAKA ……… ... 56
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu ... 4
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 19
3.1 Proses Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria ... 23
3.2 Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian ... 24
3.3 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 29
3.4 Jadwal Penelitian ... 35
4.1 Descriptive Statistics ... 36
4.2 Statistics ... 37
4.3 Kualitas Audit ... 37
4.4 Opini Audit Tahun Lalu ... 38
4.5 Penerimaan Opini Audit Going concern ... 38
4.6 Likehood Block 0 ... 40
4.7 Likehood Block 1 ... 40
4.8 Hosmer and Lemeshow Test ... 42
4.9 Nagelkerke R Square ... 43
4.10 Classification Table ... 44
4.11 Variables in the Equation ... 46
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERNPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga 2013.
Populasi penelitian ini sebanyak 130 perusahaan manufaktur, dengan mengakses data laporan keuangan audited dan laporan auditor independennya melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 38 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2010 - 2013) dengan 152 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan kualitas audit, dan kondisi keuangan perusahaan memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
ABSTRACT
THE EFFECT OF AUDIT QUALITY, FINANCIAL CONDITION, PRIOR AUDIT OPINION, SALES GROWTH AT MANUFACTURE COMPANY LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose this research is to show the influence of audit quality, financial condition, prior audit opinion, and the company's growth on the acceptance of going concern audit opinion at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2013.
The population of this research are 130 manufacture companies with access the financial statement of auditee and independen audit report on www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, with 38 company samples to 4 years (2010-2013) with 152 analysis units. Analysis data method that is used in this research is logistic regression method.
The results of this research indicate that the prior audit opinion and company’s growth has positive influence and insignificantly influence to the receiving of going concern audit opinion, while the audit quality and financial condition have negative influence and insignificantly influence to the receiving of going concern audit opinion.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas yang juga merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30)
Independensi Auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya harus dilandasi dengan pertimbangan going concern(kelangsungan usaha) auditee. Namun pada prakteknya auditor bisa disalahkan karena tidak bisa melaporkan laporan opini audit yang tepat. Pada saat krisis ekonomi tahun 1997 14 perusahaan yang telah dilaporkan memiliki laporan audit yang bersih pada tahun sebelumnya, mengalami kebangkrutan di tahun selanjutnya
sebenarnya dapat dihindari jika semua perusahaan tersebut memberikan informasi yang benar kepada auditor.
Bukti lain yakni, adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melawan sepuluh kantor akuntan yang menunjukkan ketidakpatuhan dalam penyelenggaran standar audit berterima umum, baik disengaja maupun tidak untuk menghindari resiko likuidasi.
Bukti ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa para auditor menghindar dalam memberikan laporan opini audit yang tepat, meskipun ketika perusahaan menghadapi masalah likuiditas yang berat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada saat krisis ekonomi tahun 1998 beberapa sektor memiliki pertumbuhan yang positif, antara lain pertanian, gas, listrik, air, kendaraan, dan komunikasi. Sedangkan sektor manufaktur mengalami dampak terburuk dari krisis ini ( BPS mencatat hampir 13% dari sektor ini mengalami kebangkrutan).
Opini audit going concern sangat berguna bagi investor untuk menetapkan keputusan investasi. Investor yang akan melakukan investasi terlebih dahulu perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan melihat laporan auditor terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan.
audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan. Adapun definisi dari masing – masing faktor tersebut dideskripsikan dalam paragraf selanjutnya.
Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern (Santoso dan Wedari, 2007).
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya.Mckeown et. al (1991) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern.
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yangdapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.
opini audit going concern. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Berdasarkan penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta adanya ketidakseragaman hasil penelitian, peneliti ingin meneliti kembali faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Pandiangan (2013) dengan judul Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concernpada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI dengan hasil opini audit sebelumnya berpengaruh
positif dan signifikan terhadap opini audit going concern sedangkan kualitas audit, DER
dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
Perbedaaannya dengan penelitian ini adalah variabel Leverage diganti menjadi variabel
kondisi keuangan Altman Zscore untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan.
Tahun penelitian juga memiliki perbedaan yakni dimulai dari tahun 2011-2013. Peneliti
ingin menguji apakah dengan menggunakan variabel yang hampir sama hasil akhir
penelitian yang diperoleh juga sama.
Tabel 1.1
Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu
Pandiangan (2013) Penelitian Ini Perbedaan
2. Opini Audit Tahun
Sebelumnya,
2 Opini Audit Tahun
Sebelumnya,
SAMA
3. Leverage, 3. Altman Zscore BERBEDA
4. Pertumbuhan Perusahaan 4 Pertumbuhan
Perusahaan
SAMA
5. Tahun Penelitian 2008-2011 5 Tahun Penelitian
2011-2013
BERBEDA
Pada penelitian Putri (2011) hasil yang diperoleh adalah kualitas audit dan opini audit sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, sedangkan pada penelitian Tampubolon (2011)kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concernpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
a. Perumusan Masalah
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern? 2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit
going concern?
3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern?
4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
b. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concernpada perusahaan manufaktur.
2. Untuk mengetahui pengaruhkondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern.
3. Untuk mengetahui pengaruhopini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern.
4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.
c. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern.
2. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Opini Audit
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas.
Jenis – jenis pendapat auditor (IAI, 2011 : SA Seksi 508) antara lain :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku.
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Hal – hal yang dikecualikan tersebut antara lain :
a. Pembatasan Lingkup Audit
b. Penyimpangan dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang harus dijelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
2.1.2 Opini Audit Going concern
Opini audit going concernberarti jaminan atas kelangsungan hidup sebuah entitas. Dengan adanya going concernmaka suatu entitas akan mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang, dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Namun laporan audit yang dimodifikasi mengenai going concernmerupakan adanya indikasi bahwa auditor menilai terdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus melibatkan beberapa tahap analisis, yaitu harus mempertimbangkan hasil operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang dan kebutuhan likuiditas masa mendatang.
Auditor mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), dan jika ditemukan auditor harus memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor yaitu:
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas) dengan cara sebagai berikut:
1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang, secara keseluruhan,
2. Menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
3. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut:
1. Prosedur analitik
2. Review terhadap peristiwa kemudian.
3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.
4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk.
5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut.
6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa
kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut:
1. Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
3. Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
d. Pertimbangan atas rencana manajemen
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut yang meliputi :
1. Rencana untuk menjual aktiva
2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utan 3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran 4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor
2. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut, auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.
3. Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen serta ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
4. Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2.1.3 Kualitas Audit
pelaporan keuangan klien dan melaporkan pelanggaran tersebut (DeAngelo 1981).Menurut DeAngelo, kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (big four accounting firms) dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (non big four accounting firm). Hal tersebut karena KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat menyebabkan mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati.
Menurut Lennox sebagaimana dikutip Riyatno (2007), ada hubungan positif antara ukuran KAP dan kualitas audit, yaitu alasan reputasi dan deep pocket yang dimiliki oleh KAP besar. Penelitian Lennox telah membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang berargumen bahwa KAP besar mempunyai insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien (client specificrents) yang akan hilang jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Dalam hal ini Auditor yang memiliki kualitas yang baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concernterhadap perusahaan..
Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big four.
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan
4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.
memasukkan opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandiangan (2013). Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Tampubolon (2011) dan Putri (2011) yang menemukan bukti bahwa opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern tersebut.
2.1.5 Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sesungguhnya. Mc Keown (1991) menemukan bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concernpada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 2004).
2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan
merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going concern.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
[image:32.595.96.530.537.750.2]Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalahDoris (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Going concern, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan Perusahaan terhdadap Penerimaan Opini Audit Wajar dengan Pernyataan Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Putri (2011) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going concern pada Perusahaan Manufaktur Terbuka (Tbk). Pandiangan (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”
Tabel 2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti/
Tahun Judul Variabel
Alat
Analisis Hasil Penelitian
1 Pandiangan (2013)
Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Variabel Independen : Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan
Regresi Logistik
Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan siginifikan terhadap opini audit going concern.
Kualitas Audit (X1)
Terdaftar Di BEI dependen : opini audit going concern
berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
2 Doris (2010)
Pengaruh going concern, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit wajardengan pernyataan going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Variabel independen : quick ratio, long term debt to asset ratio, return on asset,kualitas audit,pertumb uhan perusahaan Variabel dependen : opini audit wajar dengan pernyataan going concern Regresi logistik
Quick ratio, return on asset, dan
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan long term debt to asset ratio dan kualitas audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemberian opini audit going concern.
3 Tampubolon (2011)
Pengaruh kualitas audit, profitabilitas, leverage, dan opini audit tahun
sebelumnya terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen : kualitas audit, profitabilitas, leverage, opini audit tahun sebelumnya Variabel dependen : Opini audit going concern Regresi logistik
Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas audit, profitabilitas, dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Sumber : Hasil olahan peneliti
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Opini Audit Tahun Sebelumnya (X2)
Kondisi Keuangan Perusahaan (X3)
[image:34.595.145.518.120.237.2]Pertumbuhan Perusahaan (X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan.Dan variabel dependennya adalah opini audit going concern.
Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Oleh karena itu, auditor bertanggung jawab untuk menyediakan jasa audit yang berkualitas. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:64) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut:
Penerimaan Opini Audit Going Concern
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.”
Di bagian ini akan diajukan beberapa hipotesis yang diajukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang dingin dicapai, antara lain :
H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H2 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H3 : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Altman Model (1993) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain kausal (sebab-akibat). Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variable dengan variable lainnya atau bagaimana suatu variable dapat mempengaruhi variable lainnya.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Pengertian Populasi menurut Sugiyono (2012:119) yaitu “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2011-2013.
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut
sugiyono (2012:122), “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2011-2013.
2. Tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (2011-2013)
3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen mulai tahun 2011-2013.
4. Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu periode (1 tahun) laporan keuangan selama periode pengamatan (2011-2013) Berdasarkan kriteria tersebut, dari 130 populasi, sampel yang dapat
[image:37.595.133.490.553.749.2]digunakan berjumlah 38 perusahaan, dengan jumlah observasi 152 (38 x 4 tahun).
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria
Jumlah Pelanggaran
Kriteria
Akumulasi
1
Total Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2011-2013
130
2
Perusahaan tidak keluar (delisting) dari Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan (2011-2013)
(3) 127
3
Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen mulai tahun 2011-2013
(4) 123
4
Mengalami rugi bersih setelah pajak sekurang-kurangnya satu periode
(1 tahun) laporan keuangan selama periode pengamatan (2011-2013)
Jumlah sampel total selama periode
penelitian (2011-2013) 38
Jumlah Observasi (38 x 4 tahun) 152
[image:38.595.158.466.195.675.2]Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Tabel 3.2
Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
sumber :
3.3 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sugiyono (2012:141)
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Alam Karya Unggul Tbk AKKU
2 Asiaplast Industries Tbk APLI
3 Argo Pantes Tbk ARGO
4 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA
5 Barito Pasific Tbk BRPT
6 Budi Acid Jaya Tbk BUDI
7 Center Tbk CNTX
8 Duta Pertiwi Nusantara DPNS
9 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI
10 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
11 Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI
12 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX
13 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI
14 Indofarma Tbk INAF
15 Intan Wijaya International Tbk INCI
16 Indah Kiat Pupl & Paper Tbk INKP
17 Toba Pulp Lestarti Tbk INRU
18 Itamaraya Tbk ITMA
19 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW
20 Karwell Indonesia Tbk KARW
21 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
22 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS
23 Krakatau Steel Tbk KRAS
24 Mulia Industrindo Tbk MLIA
25 Apac Citra Centertex Tbk MYTX
26 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL
27 Asia Pasific Fibers Tbk POLY
28 Sat Nusa Persada Tbk PTSN
29 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
30 Bentoel International Investama Tbk RMBA
31 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
32 Siwani Makmur Tbk SIMA
33 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM
34 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI
35 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS
36 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT
37 Chandra Asri Petrochemical TPIA
“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled data), data panel merupakan kombinasi antara data time series dengan data cross section. Time series atau runtun waktu adalah himpunan observasi data terurut dalam waktu (Hanke&Winchern, 2005: 58). misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar, 2009).
Data penelitian meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diunduh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, www.idx.com, mulai 2011 sampai 2013 yang meliputi laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan.
Pengumpulan data selanjutnya melalui metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang diteliti. Dengan metode ini data dalam neraca dan laporan laba/rugi dikumpulkan untuk melihat auditor yang mengaudit laporan keuangan auditee, opini auditor pada tahun sebelumnya, kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Variabel depeden menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).”
2. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2012:59),
“Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan pertumbuhan perusahaan.
1) Kualitas Audit
Kualitas audit pada penelitian ini diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP. Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua yaituKAP yang berafiliasi dengan The big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The big four. Diberikan Angka 1 jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP The big four dan 0 jika diaudit oleh KAP non big four.
2) Opini Audit Tahun Sebelumnya
audit non going concern (NGCAO) diberi kode 0. Data opini audit tahun sebelumnya disajikan dalam skala nominal.
3) Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan diproksikan dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan The Altman Zscore (1993) yang menggunakan rumus :
ZSCORE = 0,717Z1 + 0,874Z2 + 3,107Z3 + 0,420Z4 + 0,998Z5 Dimana :
Z1 = working capital/ total asset Z2 = retained earning/total asset
Z3 = Earnings before interest and taxes/total asset Z4 = book value of equity/book value of debt Z5 = sales/total asset
Dengan ketentuan :
Zscore > 3,00 = perusahaan dianggap dalam posisi keuangan yang aman
Zscore < 1,80 = perusahaan dianggap akan mengalami kebangkrutan Zscore diantara 1.8 – 3,0 = Grey Area (butuh perhatian khusus)
Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan auditee, semakin kecil pula kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern.
Pertumbuhan penjualan =
��������� ����� ℎ�−��������� ����� ℎ�−1
��������� ����� ℎ�−1 �
[image:43.595.100.528.424.733.2]100 %
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Variabel
Penelitian
Defenisi Operasional Pengukuran Skala
Dependen
Opini Audit Going concern
Opini yang diterbitkan oleh auditor mengenai
keberlangsungan hidup auditeenya
1 jika opini audit going concern,
0 jika opini audit non going concern
nominal
Independen Kualitas audit
Kemampuan auditor untuk dapat mendeteksi dan melaporkan masalah going concernkliennya.
1, Jika diaudit oleh KAP big-four and partner
0, Jika diaudit oleh KAP non big-four
nominal
Opini audit tahun sebelumnya
Opini audit yang diterima oleh auditee setahun sebelum tahun penelitian.
1, jika opini audit going concern
Kondisi keuangan perusahaan
Gambaran tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya
ZSCORE = Z1+ Z2 +Z3 +Z4 + Z5
Rasio
Pertumbuhan perusahaan
Seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri maupun dalam kegiatan ekonomi keseluruhan.
Rasio
Sumber : Hasil olahan peneliti
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2011).
2. Analisis Statistik Inferensial
tidak memerlukan lagi uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
GCAO = α + β1 ADTR + β2 PRIOP + β3 Z93 + β4 SALGR + ε Keterangan:
GCAO = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini audit going concern, 0 jika opini audit non going concern)
α = Konstanta
ADTR = Reputasi auditor yang menjadi proksi dari kualitas audit (variabel dummy, 1 untuk KAP yang berafiliasi dengan Big Four dan 0 untuk KAP yang tidak berafiliasi dengan Big Four)
PRIOP = Opini tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini audit going concern, 0 jika opini audit non going concern)
Z93 = kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Altman Z 1993.
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah: H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Syarat agar hipotesis model fit dengan data, maka H0 harus diterima atau Ha harus ditolak. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Dengan alpha (α) 5%, cara menilai model fit yakni sebagai berikut :
1. Jika nilai -2LogL < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fit dengan data.
2. Jika nilai -2LogL > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa model tidak fit dengan data.
model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.
b. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmerand Lemeshow’s Goodnes of Fit Test. Hipotesis untuk menilai kelayakan model ini adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari pada 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006).
c. Koefisien Determinasi
d. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat dilihat pada Classification Table.
3.6 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi (α ).
Jika nilai asymtotik signifikan < dari 0,05 (tingkat signifikansi /α ) maka
berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, bila asymtotik signifikan > dari 0,05 (tingkat signifikansi/α )
3.7 Jadwal Penelitian
[image:49.595.142.517.231.422.2]Adapun jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
Pengajuan Judul Skripsi
Penyelesaian Proposal
Bimbingan Proposal
Penulisan Skripsi dan Bimbingan
Ujian
Komprehensif
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
[image:50.595.112.500.408.493.2]Statistik deskriptif yang digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan dan mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala nominal.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KondisiKeuangan 152 -11.12 51.08 1.5226 4.93956
PertumbuhanPrshn 152 -1.00 91.29 .6295 7.41202
Valid N (listwise) 152
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut ini :
1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 38 perusahaan dikali empat (4) tahun Observasi penelitian sehingga total N adalah 152 perusahaan. Dengan dua (2) variabel yang memiliki skala ratio yaitu kondisi keuangan perusahaan dan pertumbuhan penjualan
sampel mempunyai nilai positif artinya kemampuan ekuitas dalam membayar kewajibannya cukup baik. Nilai standar deviasi sebesar 4.93956menunjukkan bahwa tidak ada data yang bersifat ekstrim.
[image:51.595.144.479.635.751.2]3. Variabel independen Pertumbuhan Perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar -1.00 dan nilai maksimum sebesar 91.29 dengan nilai rata-rata adalah .6295. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai pertumbuhan yang positif. Nilai standar deviasi sebesar 7.41202 menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang memiliki nilai pertumbuhan perusahaan yang bersifat ekstrim.
Tabel 4.2
Statistics
OpiniAuditThnL
alu
PenerimaanOpi
ni KualitasAudit
N Valid 152 152 152
Missing 0 0 0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 152 buah sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol, artinya semua data telah diproses.
Tabel 4.3
KualitasAudit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid NB4(0) 92 60.5 60.5 60.5
Big4(1) 60 39.5 39.5 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertama, yaitu kualitas audit merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan big four diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP tidakberafiliasi dengan Big Four (non big four) dibei kode “0”, memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan big four sebanyak 60 perusahaan atau 39,5 % sedangkan yang diaudit oleh KAP tidak berafiliasi dengan big four ( KAP non big four ) sebanyak 92 perusahaan atau 60.5 %.
Tabel 4.4
OpiniAuditTahun Lalu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid NGC (0) 118 77.6 77.6 77.6
GC (1) 34 22.4 22.4 100.0
Total 152 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
concern tahun sebelumnya sebanyak 34 perusahaan atau 22,4 % sedangkan yang tahun sebelumnya menerima opini audit non going concern sebanyak 118 perusahaan atau 77,6 %.
Tabel 4.5
PenerimaanOpini Audit Going concern
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid NGC 0 120 78.9 78.9 78.9
GC 1 32 21.1 21.1 100.0
Total 152 100.0 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu opini audit going concern (GC), merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang menerima opini audit going concern sebanyak 32 perusahaan atau 21,1 % sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concernsebanyak 120 perusahaan atau 78,9 %.
4.2. Pengujian Model
memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis yang telah digunakan.
4.2.1. Analisis Inferensial
a. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model
Fit)
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data dilakukan pengujian dengan hipotesis :
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara 2Log Likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2Log Likelihood pada akhir (block number = 1). Nilai -2 Log Likelihood awal pada block number = 0, ditunjukkan melalui tabel berikut :
Tabel 4.6
Tabel Likehood Block 0
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 157.154 -1.158
2 156.456 -1.315
3 156.455 -1.322
[image:54.595.229.466.619.742.2]b. Initial -2 Log Likelihood: 156.455
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Nilai -2LogL akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut :
Tabel 4.7
Tabel Likehood Block1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant KualitasAudi t OpiniAuditTh nLalu KondisiKeua ngan Pertumbuha nPrshn
Step 1 1 47.744 -1.984 -.033 3.759 -.001 .000
2 25.398 -3.086 -.100 5.584 -.005 .001
3 18.673 -4.057 -.245 6.876 -.014 .003
4 16.295 -4.962 -.453 7.893 -.037 .010
5 15.397 -5.863 -.599 8.851 -.084 .025
6 15.072 -6.827 -.664 9.849 -.115 .041
7 14.951 -7.857 -.680 10.890 -.121 .054
8 14.903 -8.964 -.682 11.998 -.122 .066
9 14.879 -10.287 -.682 13.322 -.123 .081
10 14.859 -12.484 -.684 15.522 -.125 .105
11 14.790 -23.485 -.691 26.533 -.134 .227
12 14.402 -161.846 -.797 165.050 -.247 1.760
13 14.377 -159.950 -.895 163.289 -.251 1.729
14 14.376 -160.893 -.904 164.242 -.251 1.728
15 14.376 -161.894 -.904 165.243 -.251 1.728
16 14.376 -162.895 -.904 166.243 -.251 1.728
17 14.376 -163.895 -.904 167.243 -.251 1.728
18 14.376 -164.895 -.904 168.243 -.251 1.728
19 14.376 -165.895 -.904 169.243 -.251 1.728
[image:55.595.114.514.319.748.2]Tabel 4.6 menunjukkan bahwa -2LogL awal pada block number = 0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 4 memperoleh nilai sebesar 156.455. Kemudian pada tabel 4.7 dapat dilihat nilai -2LogL setelah masuknya beberapa variabel independen pada model sehingga nilai -2LogL akhir pada step 20 menunjukkan nilai 14.376.
Selisih antara nilai -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir adalah sebesar 142.079 (156.455-14.376). Adanya
pengurangannilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.
b. Menilai Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square. Probabilitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α)
5%.
Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi.
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 156.455
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached.
Ho : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
[image:57.595.251.468.234.285.2]Tabel 4.8
Tabel Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 1.167 8 .997
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lameshow. Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikan sebesar 0,997, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α 0,05. Hal ini berarti model regresi layak
untukdigunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya.
c. Koefisien Determinasi
Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali,2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya.
Tabel 4.9
Tabel Nagelkerke R Square
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 14.376a .607 .945
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum
iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Tabel di atas menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,945 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 94,5 %, sisanya sebesar 5,5 % (100%-94,5%) dijelaskan variabilitas variabel-variabel lain di luar model penelitian.
d. Matrik Klasifikasi
[image:58.595.205.486.294.356.2]Tabel 4.10
Tabel Classification Table Prediksi
Classification Tablea,b
Observed Predicted
PenerimaanOpini Percentage
Correct
0 1
Step
0
PenerimaanOpini 0 120 0 100.0
1 32 0 .0
Overall Percentage 78.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Classification Tablea
Observed Predicted
PenerimaanOpini Percentage
Correct
0 1
Step
1
PenerimaanOpini 0 118 2 98.3
1 0 32 100.0
Overall Percentage 98.7
a. The cut value is .500
[image:59.595.198.511.370.493.2]Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
persen, yang berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang diajukan ada 118 auditee (98,3 persen) yang diprediksi akan menerima opini audit non goin concern dari total 152 auditee.
4.3. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnnya, dan pertumbuhan perusahaanterhadap opini Audit Going concern.. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik Variables in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka Hipotesis diterima.
Tabel 4.11
Tabel Variables in the Equation
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a ADTR -.904 1.625 .309 1 .578 .405 .017 9.789
PRIOP 170.243 1650.629 .011 1 .918 8.625E7
3
.000 .
Z93 -.251 .482 .272 1 .602 .778 .302 2.001
[image:60.595.100.525.608.741.2]Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut ini:
GCAO = -166,895 – 0,904 ADTR + 170,243 PRIOP – 0,251 Z93 + 1,728 SALGR
[image:61.595.165.509.342.575.2]Tabel 4.12
Tabel Hasil Hipotesis
No Hipotesis Beta Sig Kesimpulan
1 H1 -0,904 0,578
Tidak Didukung
2 H2 170,243 0,918
Tidak Didukung
3 H3 – 0,251 0,602
Tidak Didukung
4 H4 1,728 0,464
Tidak Didukung
H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP pada tabel di atas menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,904 dengan tingkat
Constant -166.895 1650.540 .010 1 .919 .000
signifikansi 0,578> 0,05 yang berarti H1 tidak dapat didukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
H2 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positf terhadapkecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Opini audit tahun sebelumnya pada tabel di atas menunjukkan koefisien positif sebesar 170,248 dengan tingkat signifikansi 0,904< 0,05 yang berarti H2 tidak dapat didukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa opini audit sebelumnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern, dengan catatan tanda nilai koefisien telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan (positif).
H3 : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Altman Model (1993) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Pertumbuhan perusahaan pada tabel di atas menunjukkan koefisien positif sebesar 1,728 dengan tingkat signifikansi 0,464> 0,05 yang berarti H4 tidak dapat diukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
4.4. HASIL PENELITIAN
4.4.1. Hubungan Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going concern.
Variabel kualitas audit yang diproksikan dengan kantor akuntan publik berafiliasi dengan big four dan yang tidak berafiliasi dengan big four menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,904dengan signifikansi sebesar0,578dan lebih besar dari 0,05 (5%), artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
konsisten dengan penelitian Doris (2010) yang diproksikan dengan ukuran KAP yang membuktikan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
4.4.2. Hubungan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap
Penerimaan Opini Audit Going concern.
Variabel opini audit tahun sebelumnya, menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 170,248dengan signifikansi sebesar 0,918dan lebih besar dari 0,05 (5%) artinya variabel opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamba (2009), Tampubolon (2011), dan Putri (2011) yang menemukan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
4.4.3. Hubungan Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Opini
Audit Going concern.
terhadap opini audit going concern. Meskipun nilai koefisien sesuai dengan hipotesis yang diajukan (negatif), namun tetap tidak bias menunjukkan tingkat signifikansi yang sesuai.
4.4.4. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit
Going concern.
Variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan koefisien positif sebesar 1,728 dengan tingkat signifikansi 0,464> 0,05 yang berarti H4 tidak dapat diukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data terhadap 152 sampel observasi dan menggunakan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5% maka dapat diambil suatu kesimpulan seperti berikut ini:
1. Kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
2. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Hasil penelitian ini telah menunjukkan arah hipotesis yang benar, namun tidak mendapatkan nilai signifikansi yang baik. Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Tamba (2009, Tampubolon (2011) dan Putri (2011)yang menemukan bukti bahwa opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern tersebut.
3. Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Altman Model (1993) berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini telah menunjukkan arah hipotesis yang benar, namun tidak mendapatkan nilai signifikansi