• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

I. Karakteristik Responden

1. Kode (diisi peneliti) :

2. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan terakhir :

4. Lama Kerja :

II. Kuesioner tentang Gambaran Pola Makan

a. Frekuensi Makan

1. Berapa kali kamu makan dalam sehari ?

3 kali makan utama / hari

< 3 kali makan utama / hari

b. Jadwal Makan

1. Pada pukul berapa kamu makan pagi ?

Makan pagi pada pukul <09.00 WIB

Makan pagi pada pukul >09.00 WIB

2. Pada pukul berapa kamu makan siang ?

Makan siang pada pukul 12.00-13.00 WIB

Makan siang pada pukul >12.00-13.00 WIB

3. Pada pukul berapa kamu makan malam ?

Makan malam pada pukul 18.00-19.00 WIB

(4)

Formulir

Food Frequency Questionnaire (FFQ)

(5)

a. Cabai b. Mentega c. Makanan yang

digoreng

d. Makanan bersantan e. Minuman bersoda f. Kopi

g. Teh h. Tapai i. Coklat

(6)

Recall 24 Jam

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT g

Pagi / Jam

Siang / Jam

(7)

perut selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

2. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasakan adanya rasa panas terbakar yang tidak nyaman / nyeri terbakar di perut selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

3. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasakan kembung setelah makan makanan porsi normal/biasa selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

4. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasa cepat kenyang atau tidak sanggup

mengabiskan makanan dengan porsi normal/biasa selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

5. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasa mual selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

6. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu mengalami keluhan muntah selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

7. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu mengalami keluhan sering sendawa selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

8. Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasakan rasa pahit di mulut / kerongkongan selama beberapa kali dalam seminggu ?

Ya Tidak

9. Jika anda mengalami keluhan-keluhan tersebut, apakah keluhan-keluhan tersebut telah anda rasakan sebelum bekerja di Matahari Departemen Store ?

(8)

No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda merasa aktivitas pekerjaan anda

menjenuhkan ?

2 Apakah anda merasa konsentrasi dan daya ingat menurun ketika bekerja ?

3 Apakah anda merasa tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan ?

4 Apakah anda merasa panik dan bingung ketika bekerja ?

5 Apakah anda sering merasa takut dan cemas ketika sedang bekerja ?

6 Apakah ketika anda sedang bekerja anda sering marah-marah?

7 Apakah anda sering mengalami insomnia / susah tidur?

8 Apakah anda mudah terjaga / terbangun saat tidur dan sulit untuk tidur kembali ?

9 Apakah anda merasa lekas lelah sehabis bekerja? 10 Apakah ketika anda bangun pagi badan terasa tidak

segar dan merasa letih?

11 Apakah anda merasa jantung anda berdebar keras ketika sedang bekerja ?

12 Apakah ketika menyelesaikan suatu pekerjaan anda merasa sesak nafas ?

13 Apakah ketika bekerja badan anda gemetar ? 14 Apakah anda sering menolak ajakan teman setelah

bekerja?

15 Apakah anda sering merasa mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang anda miliki ?

16 Apakah anda memiliki perasaan untuk bekerja secara berlebihan?

17 Apakah anda merasa otot tengkuk dan punggung menjadi tegang sehabis bekerja?

(9)

No. Nama Umur Lama Kerja (thn)

Energi Karbohidrat Protein Lemak

(10)
(11)
(12)

Tabel Hasil Uji Statistik

I. Karakteristik Responden

1. Distribusi Frekuensi menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

2. Distribusi Frekuensi menurut Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 79 97.5 97.5 97.5

S1 2 2.5 2.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

3. Distribusi Frekuensi menurut Pendidikan Terakhir

Lama Kerja

Frequency Percent Valid Percent

(13)

II. Pola Makan

1. Distribusi Frekuensi menurut Frekuensi Makan

Frekuensi Makan Sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 64 79.0 79.0 79.0

kurang 17 21.0 21.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

2. Distribusi Frekuensi menurut Jadwal Makan

Jadwal Makan Pagi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Makan Pagi pada Pukul

<09.00 WIB 81 100.0 100.0 100.0

Jadwal Makan Siang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Makan Siang pada Pukul

12.00-13.00 WIB 3 3.7 3.7 3.7

Makan Siang pada Pukul

>13.00 WIB 78 96.3 96.3 100.0

(14)

Jadwal Makan Malam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Makan Malam pada Pukul

18.00-19.00 WIB 6 7.4 7.4 7.4

Makan Malam pada Pukul

>19.00 WIB 75 92.6 92.6 100.0

Total 81 100.0 100.0

Kategori Jadwal Makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Baik (makan pagi <09.00,

makan siang 12.00-13.00, makan malam 18.00-19.00)

1 1.2 1.2 1.2

Kurang (makan pagi >09.00, makan siang >13.00, makan malam >19.00)

80 98.8 98.8 100.0

(15)

3. Distribusi Frekuensi menurut Asupan Makanan

Kategori Kecukupan Kalori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Lebih

(>110% AKG) 6 7.4 7.4 7.4

Baik

(80-110% AKG) 19 23.5 23.5 30.9

Kurang

(<80% AKG) 56 69.1 69.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

Kategori Kecukupan Karbohidrat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Lebih

(>110% AKG) 4 4.9 4.9 4.9

Baik

(80-110% AKG) 5 6.2 6.2 11.1

Kurang

(<80% AKG) 72 88.9 88.9 100.0

(16)

Kategori Kecukupan Protein

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

III. Distribusi Frekuensi menurut Keluhan Gastritis

sakit atau tidak enak di ulu hati / bagian perut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 32 39.5 39.5 39.5

Tidak 49 60.5 60.5 100.0

(17)

rasa panas terbakar yang tidak nyaman / nyeri terbakar di perut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 11 13.6 13.6 13.6

Tidak 70 86.4 86.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

kembung setelah makan makanan porsi normal / biasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 34 42.0 42.0 42.0

Tidak 47 58.0 58.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

cepat kenyang atau tidak sanggup menghabiskan makanan dengan porsi normal / biasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 30 37.0 37.0 37.0

Tidak 51 63.0 63.0 100.0

(18)

Muntah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 13 16.0 16.0 16.0

Tidak 68 84.0 84.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

keluhan sering sendawa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 50 61.7 61.7 61.7

Tidak 31 38.3 38.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

rasa pahit di mulut / kerongkongan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 29 35.8 35.8 35.8

Tidak 52 64.2 64.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Sejak Kapan Keluhan-Keluhan Tersebut Dirasakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sebelum Bekerja 15 21.4 21.4 21.4

Setelah Bekerja 55 78.6 78.6 100.0

(19)

IV. Distribusi Frekuensi menurut Tingkat Stres

Tingkat Stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Stres Berat (Skor 14-18) 1 1.2 1.2 1.2

Stres Sedang (Skor 7-13) 39 48.1 48.1 49.4

Stres Ringan (Skor <6) 41 50.6 50.6 100.0

Total 81 100.0 100.0

V. Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Pola Makan

1. Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Frekuensi Makan

Frekuensi Makan Sehari * Keluhan Gastritis Crosstabulation Count

Keluhan Gastritis

Total Mengalami

keluhan gastritis

Tidak mengalami keluhan gastritis

Frekuensi Makan Sehari 3 kali makan utama / hari 53 11 64

<3 kali makan utama / hari 17 0 17

(20)

2. Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jadwal Makan

Jadwal Makan * Keluhan Gastritis Crosstabulation Count Jadwal Makan Baik (Makan Pagi <09.00,

Makan Siang 12.00-13.00,

3. Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Asupan Makanan

a. Energi

(21)

b. Karbohidrat

Kategori Kecukupan Karbohidrat * Keluhan Gastritis Crosstabulation Count

Kategori Kecukupan Protein * Keluhan Gastritis Crosstabulation Count

(22)

VI. Tingkat Stres Berdasarkan Pola Makan

1. Tingkat Stres Berdasarkan Frekuensi Makan

Tingkat Stres * Frekuensi Makan Sehari Crosstabulation Count

2. Tingkat Stres Berdasarkan Jadwal Makan

(23)

3. Tingkat Stres Berdasarkan Asupan Makanan

a. Kalori

Tingkat Stres * Kategori Kecukupan Kalori Crosstabulation Count

Kategori Kecukupan Kalori

Total >110% AKG 80-110% AKG <80% AKG

Tingkat Stres Stres Berat 0 0 1 1

Stres Sedang 2 12 25 39

Stres Ringan 4 7 30 41

Total 6 19 56 81

b. Karbohidrat

Tingkat Stres * Kategori Kecukupan Karbohidrat Crosstabulation Count

Kategori Kecukupan Karbohidrat

Total >110% AKG 80-110% AKG <80% AKG

Tingkat Stres Stres Berat 0 0 1 1

Stres Sedang 1 3 35 39

Stres Ringan 3 2 36 41

(24)

c. Protein

d. Lemak

Tingkat Stres * Kategori Kecukupan Lemak Crosstabulation Count

Kategori Kecukupan Lemak

Total >110% AKG 80-110% AKG <80% AKG

Tingkat Stres Stres Berat 0 0 1 1

Stres Sedang 10 16 13 39

Stres Ringan 11 16 14 41

Total 21 32 28 81

Tingkat Stres * Kategori Kecukupan Protein Crosstabulation Count

Kategori Kecukupan Protein

Total >110% AKG 80-110% AKG <80% AKG

Tingkat Stres Stres Berat 0 1 0 1

Stres Sedang 34 2 3 39

Stres Ringan 40 0 1 41

(25)

VII. Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Tingkat Stres

Tingkat Stres * Keluhan Gastritis Crosstabulation Count

Keluhan Gastritis

Total Mengalami

Keluhan Gastritis

Tidak Mengalami Keluhan Gastritis

Tingkat Stres Stres Berat (Skor 14-18) 1 0 1

Stres Sedang (Skor 7-13) 38 1 39

Stres Ringan (Skor <6) 31 10 41

(26)

Gambar 1. Proses Wawancara Peneliti dengan Sales Promotion Girl (SPG)

(27)

Gambar 4. SPG Matahari Depatemen Store saat Melakukukan Kegiatan Makan

(28)

Gambar 5. Rumah Makan Tempat Dimana SPG Sering Membeli Makanan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Annisa. 2009. Hubungan Ketidakteraturan Makan dengan Sindroma Dispepsia Remaja Perempuan di SMA Plus Al-Azhar Medan. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasr Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yokyakarta: Diva Press.

Baliwati, F.W. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya Beyer.

Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Buku Pertama. Bandung: Refika Aditama.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Djojoningrat, D. 2001. Dispepsia Fungsional. In: Suyono, S.H., Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Dekes RI. 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia. Diakses tanggal 25 Maret 2015

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL-DATA-KESEHATAN-INDONESIA-TAHUN 2011.pdf.

Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Greenberg. J. S. 2002. Comprehensive Stress Management. (7thEd). United States: Mc Graw Hill Company Inc.

Greenberg, J. S. 2004. Comprehensive Stress Management. New York : Mc.Graw-Hill.

Gulo, Mersi Nosiami. 2013. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat di RSJD Provsu Medan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Gunawan, B. dan Sumadjono, 2007. Stres dan Sistem Imun Tubuh: Suatu Pendekatan Psikoneurologi. Cermin Dunia Kedokteran.

Hadi, Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam, jilid kedua. Depok: Balai Pustaka FKUI.

(30)

Hardjana, Agus M. 1994. Stres Tanpa Distres Seni Mengolah Stres. Yogyakarta : Kanisius.

Hartati, S., Utomo, W., dan Jumaini. Jom Psik Vol. 1 No.2 Oktober 2014 Hubungan Pola Makan Dengan Resiko Gastritis Pada Mahasiswa yang Menjalani Sistem Kbk. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Jom Psik Vol. 1 No.2 Oktober 2014

Hayati, Naomi. 2003. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Makan pada

Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia

Julie, K.Stegman, 2005. Stedman’s Medical Dictionary. Fourth edition. United States, America: Lippincott William & Wilkins.

Kemenkes RI. 2013. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013.

Looker, Terry, Gregson, and Olga. 2005. Managing Stress Mengatasi Stres Secara Mandiri. Yogyakarta : BACA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3.Jilid 1. Jakarta : FKUI

Manktelow, James. 2008. Mengendalikan Stress. Jakarta : Esensi Erlangga Group

Marhamah, Emma. 2015. Pengaruh Stres Terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Fakultas Keperawatan : Universitas Sumatera Utara.

Minggu, Kornelia. 2014. Gambaran Pola Makan Dalam Terjadinya Gastritis pada Biarawati di Yayasan Santa Maria. Fakultas Keperawatan : Universitas Sumatera Utara.

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Pustaka Populer Obor. Jakarta

(31)

Nasir, A dan Muhith, A. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Oktaviani, Wati. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S1 Keperawatan Program A Fikes UPN Veteran. Jakarta : Skripsi, FKIK UPN Veteran

Persagi . 2006. Kebutuhan Pangan Dan Gizi. Jakarta : EGC

Potter, P. A and Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Puspadewi, V.A dan Endang L. 2012. Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan. Yogyakarta. Kanisius.

Prasetyo, D., Murharyati, A., dan Nurul, A.C., 2014. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Gastritis di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo. Progam Studi S1-Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Rahmah, M., Ansar, J., dan Rismayanti. 2012. Faktor Risiko Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar.

Rahma, N., Haskas, Y., dan Semana, A. 2013. Hubungan antara pola makan dan stres dengan kejadian penyakit gastritis di Rumah Sakit Umum Massenrempulu Enrekang. Makasar : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin.

Rasmund, 2004. Pengertian Stres, Sumber Stres, dan Sifat Stresor. Dalam: Stres, Koping, dan Adaptasi Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto, 9-26.

Ranti, Anne Lies dan Soegeng, Santoso. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Reshetnikov, O. V. 2007, Prevalence Of Dyspepsia And Irritable Bowel Syndrome Among Adolescent Of Novosibirsk, Institute of internal medicine Russia. Int. 3 circumpolar health 60 (2): 253. Diakses tangggal 6 April 2016 www.nebi.nlm.nih.gov/pubmed.

Rial,D. 2010. Pola Makan Dalam Kehidupan Orang-Orang Yang Terkena Gastritis. Diakses tanggal 1 September 2015 http://www.Gastritis-Bulletin-and-diet.

(32)

Rianto, Harun. 2008. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Gastritis di RSU Dr Fl Tobing Sibolga. Depok. FKM UI

Robiah, R. S. 2012. Hubungan Tingkat Stres dengan Pola Makan pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Salah Satu Fakultas Rumpun Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. Diunduh tanggal 14 April 2016 http://www.ui.ac.id

Saroinsong, M. Palandeng, H. dan Bidjuni, H. 2014. Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja Kelas XI IPA di SMA Negri 9 Manado. Manado : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT

Shinya, Hiromi. 2010. The Miracle of Enzyme. Jakarta : Qanita

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi. Jakarta. Dian Rakyat

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyagkarta : Graha Ilmu.

Suhardjo, 1988. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Sumber Daya Informasi IPB : Bandung

Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Sulastri, Siregar, M. A., dan Siagian, A. 2012. Gambaran Pola Makan Penderita Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmaskampar Kiri Hulu Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Riau Tahun 2012. Medan : Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera Utara.

Suratun, L. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta. Penerbit: Trans Info Media

Suryani. 2002. Gizi – Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen Dikti. Depdiknas. Jakarta

Syam, Ari Fahrial. 2011. Departemen Ilmu Penyakit Dalam. FK UI RSCM. Diakses tanggal 26 April 2016. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/ jtptunimus-gdl-dewiervian-7003-3-bab11.pdf

Uripi. 2002. Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan. Jakarta: Puspa Swara

Wahyu, A. 2011. Maag dan gangguan pencernaan. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka

(33)

WHO. 2010. World Health Statistics. Diakses tanggal 27 Agustus 2015. http://www.who.int/entity/whosis/whostat/EN_WHS10_Full.pdf?ua=1

Yuliarti. 2009. Maag: Kenali, Hindari dan Obati. Yokyakarta: C.V ANDI.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengidentifikasi gambaran pola makan, tingkat stres dan keluhan gejala gastritis

(maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza

Medan Fair. Penelitan ini menggunakan desain cross sectional yaitu pengumpulan

data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan studi hanya

dilakukan satu kali selama penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran

tentang suatu keadaan secara objektif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan fenomena yang diteliti.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Matahari Departemen Store Plaza Medan

Fair karena Matahari merupakan departemen store yang mempekerjakan Sales

Promotion Girl (SPG) dan memiliki jam kerja serta waktu istirahat yang kurang

(35)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmojo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Sales Promotion Girl

(SPG) Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair dengan jumlah 428 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk menjadi subjek sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple

random sampling. Dimana jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus

Slovin.

Rumus Slovin :

n = N/N(d)2 + 1

Keterangan: n = sampel, N = populasi, d = nilai presisi 90% atau sig. = 0,1

n = N/N(d)2 + 1

n = 428/428(0,1)2 + 1 = 81,06 dibulatkan 81 orang

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner pada

SPG Matahari yang meliputi :

a. Karakteristik responden seperti nama, umur, pendidikan, dan lama kerja. Data

(36)

b. Data pola makan SPG (frekuensi makan, jenis makanan, jadwal makan, dan

asupan makanan) yang diperoleh menggunakan kuesioner, food frquency

questionnaire (FFQ), dan recall 24 jam.

c. Data keluhan gastritis yang diperoleh menggunakan kuesioner yang

menggambarkan keluhan gastritis yang dialami SPG.

d. Data tingkat stres diperoleh menggunakan kuesioner yang menggambarkan

tingkat stres yang dialami SPG.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari catatan perusahaan yang berupa jumlah Sales

Promotion Girl (SPG), jadwal kerja, dan sarana prasarana yang terdapat di

Matahari Departemen Store.

3.5 Definisi Oprasional

Definisi Oprasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

cara menentukan variable dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2007). Adapun

definisi oprasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pola Makan adalah kebiasaan makan SPG sehari-hari yang dinilai

berdasarkan jenis makanan, jadwal makan, frekuensi makan, dan asupan

makan.

2. Jenis makanan adalah suatu variasi makanan yang dikonsumsi dalam waktu

tertentu terkhusus variasi makanan yang berkaitan dengan peningkatan asam

lambung dan makanan yang dapat memicu timbulnya keluhan gejala

(37)

3. Jadwal makan merupakan waktu makan secara teratur yaitu makan pagi,

makanan, makan siang dan makan malam.

4. Frekuensi makan adalah jumlah makan utama yang dikonsumsi SPG dalam

satu hari.

5. Asupan makanan adalah jumlah makanan yang dikonsumi SPG dalam

sehari yang dinilai berdasarkan jumlah energi dan zat gizi makro

(karbohidrat, protein, dan lemak) yang dikonsumsi tubuh.

6. Keluhan gastritis merupakan sekumpulan gejala yang mengindikasi

terjadinya gastritis (peradangan lambung) yang terdiri dari keluhan nyeri

epigastrium, rasa terbakar di perut, kembung, porsi makan menurun, mual,

muntah, sendawa, dan rasa pahit di mulut/kerongkongan.

7. Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap stres yang dialami individu.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Pola Makan

Pengukuran jenis makanan diperoleh melalui Metode Food Frquency

Questionnaire (FFQ) dimana dari metode ini dapat dilihat jenis dan frekuensi

konsumsi makanan terutama untuk jenis makanan yang dapat memicu

peningkatan asam lambung yang berpotensi menyebabkan gastritis. Melalui

metode ini hasil ukur dikategorikan menurut Suhardjo (1988) sebagai berikut :

1) Selalu dikonsumsi : >1×/hari

2) Sering dikonsumsi : 1×/hari

3) Biasa dikonsumsi : 3×/minggu

(38)

5) Jarang dikonsumi : <1×/minggu

Pengukuran jadwal makan diperoleh melalui kuesioner dengan

pengkategorian sebagai berikut :

1) Baik jika responden makan pagi sebelum jam 09.00, makan siang jam

12.00-13.00, dan makan malam jam 18.00-19.00.

2) Kurang jika responden makan pagi 09.00, makan siang diatas jam

12.00-13.00, dan makan malam diatas jam 18.00-19.00.

Pengukuran frekuensi makan diperoleh melalui kuesioner mengenai

frekuensi makan dalam sehari. Frekuensi makan dikategorikan baik apabila

responden mengonsumsi tiga kali makan utama dalam sehari dan frekuensi

makan dikategorikan kurang baik apabila responden mengonsumsi kurang dari

tiga kali makan utama sehari.

Asupan makanan didapatkan melalui metode Recall 24 Jam yang

kemudian diolah menggunakan progam Nutrisurvey untuk mendapatkan besaran

kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang dikonsumsi oleh SPG. Setelah itu

hasil yang diperoleh dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

menurut WNPG (2004) dengan kategori sebagai berikut :

1) Lebih : >110% AKG

2) Baik : 80-110% AKG

3) Kurang : <80% AKG

3.6.2 Keluhan Gastritis

Gambaran keluhan gastritis didapatkan melalui pengukuran dengan

menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Annisa (2009) yang telah di

(39)

pertanyaan yang mewakili keluhan-keluhan gastritis yaitu nyeri epigastrium, rasa

terbakar di perut, kembung, porsi makan menurun, mual, muntah, sendawa, dan rasa pahit

di mulut/kerongkongan. Pilihan jawaban terdiri atas dua pilihan yaitu jawaban ya dan

jawaban tidak. Pilihan jawaban ya memiliki arti bahwa SPG mengalami keluhan

tersebut dalam 3 bulan terakhir sedangkan jawaban tidak memiliki arti bahwa

responden tidak mengalami gejala tersebut dalam 3 bulan terakhir.

3.6.3 Tingkat Stres

Tingkat stres diperoleh melalui pengukuran dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang diadopsi dari

penelitian Gulo (2013) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner ini

terdiri dari 18 pertanyaan dengan pilihan jawaban menggunakan skala Guttman

yaitu skala tegas yang hanya memiliki 2 pilihan jawaban dalam hal ini

menggunakan jawaban ya dan tidak. Setiap jawaban ya diberikan skor 1 dan

jawan tidak diberikan skor 0. Kemudian skor tersebut akan dijumlahkan dan

dibagi dalam tiga kategori yaitu :

Tingkat stres berat : Skor 14-18

Tingkat stres sedang : Skor 7-13

Tingkat stres ringan : Skor < 6

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang sudah terkumpul akan diolah melalui langkah-langkah

(40)

a. Editing

Editing adalah upaya yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan dan dilakukan setelah data

terkumpul. Pada tahap ini peneliti menghitung banyaknya kuesioner yang

telah diisi, kemudian dijumlahkan semuanya. Pada proses pengecekkan ini diperiksa apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap (semua

pertanyaan sudah terisi jawabannya), jelas (jawaban pertanyaan apakah

relevan dengan pertanyaan), dan konsisten (apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi jawabannya konsisten). Apabila

data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan

mewawancarai ulang SPG. b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Coding juga merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka/bilangan coding. Pemberian kode dilakukan setelah semua data

telah dikumpulkan. c. Tabulating

Tabulating merupakan kegiatan mengolah data kedalam bentuk tabel

distribusi frekuensi untuk mempermudah analisis data, pengolahan data serta pengambilan kesimpulan.

3.7.2 Analisis Data

Setelah data semua terkumpul maka dilakukan analisis data univariat dilakukan dengan mendeskripsikan besarnya persentase pada seluruh variabel

(41)

SPG, pola makan (jenis makanan, frekuensi makan, jadwal makan dan asupan

makanan), tingkat stres, dan keluhan gastritis. Tahap selanjutnya melakukan tabulasi data dan analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

PT. Matahari Department Store Tbk adalah salah satu perusahaan ritel

terkemuka di Indonesia yang menyediakan perlengkapan pakaian, aksesoris,

produk-produk kecantikan dan rumah tangga dengan harga terjangkau. Matahari

bermitra dengan pemasok-pemasok terpercaya di Indonesia dan luar negeri untuk

menyediakan barang-barang fashion berkualitas tinggi yang dapat diterima oleh

konsumen yang sadar akan nilai suatu produk. Gerai-gerai Matahari yang modern

dan luas menyajikan pengalaman berbelanja dinamis dan inspiratif yang membuat

konsumen datang kembali dan membantu menjadikan Matahari sebagai

departement store pilihan di kalangan kelas menengah Indonesia sehingga dapat

tumbuh pesat.

Gerai pertama Matahari yang merupakan toko pakaian anak-anak dibuka

di daerah Pasar Baru Jakarta pada tanggal 24 Oktober 1958. Sejak itu, Matahari

berekspansi melebarkan jejaknya dengan membuka department store modern

pertama di Indonesia pada tahun 1972 dan selanjutnya mewujudkan

keberadaannya di seluruh tanah air. Matahari memilik 140 toko yang terletak di

66 kota di Indonesia. Matahari didukung oleh tim beranggotakan 50.000 orang

dan lebih dari 1.200 pemasok lokal serta lebih dari 90% pembelian langsung dari

sumber-sumber di seluruh Indonesia. Merek eksklusif Matahari yang telah

memenangkan penghargaan hanya dijual di gerai-gerai milik sendiri dan secara

(43)

keterjangkauan dan bernilai istimewa sehingga membantu mewujudkan posisi

Matahari sebagai department store terpilih di Indonesia.

Matahari Departemen Store di Plaza Medan Fair telah berdiri selama 10

tahun. Luas area toko adalah 7.555,83 m2 dan luas area kantor 500 m2. Terdapat

246 brand yang bekerja menjadi pemasok di Matahari Departemen Store. Pekerja

yang ada di Matahari terdiri dari manajer, supervisor, kordinator, petugas kasir,

security dan SPG. Fasilitas yang terdapat di Matahari Plaza Medan Fair adalah

ruang istirahat karyawan, ruang rapat, loker, kamar mandi, ruang sholat dan

kantin. Pembagian waktu kerja di Matahari Departemen Store terdiri dari dua shift

yakni shift pagi dengan waktu kerja 09.00-17.00 WIB dan shift siang dengan

waktu kerja 14.00-22.00 WIB.

4.2 Karakteristik SPG

Deskripsi karakteristik SPG mencakup umur, pendidikan dan lama kerja.

Distribusi SPG berdasarkan karakteristik-karakteristik dijelaskan sebagai berikut :

4.2.1 Umur

Umur SPG dibagi dalam beberapa kelompok umur. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada umumnya SPG yang bekerja di Matahari Departemen

Store berumur 21-25 tahun dengan besarnya prsentase pada SPG yakni 59,3%.

(44)

Tabel 4.1 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Umur

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)

1. 18 - 20 Tahun 24 29,6

2. 21 – 25 Tahun 48 59,3

3. >25 Tahun 9 11,1

Jumlah 81 100,0

4.2.2 Pendidikan

Pendidikan SPG merupakan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh

oleh SPG. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada umumnya SPG Matahari

Departemen Store memiliki tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas

(SMA) sederajat dengan jumlah 97,5%. Adapun distribusi SPG berdasarkan

tingkat pendidikan terakhirnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. SMA/SMK 79 97,5

2. S1 2 2,5

Jumlah 81 100,0

4.2.3 Lama Kerja

Salah satu karakteristik SPG yang dilihat dalam penelitian ini adalah masa

kerja SPG di Matahari Departemen Store. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar SPG telah bekerja di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

selama 1 sampai 3 tahun dengan jumlah 45,7%. Distribusi SPG berdasarkan lama

(45)

Tabel 4.3 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Lama Kerja

No. Lama Kerja Jumlah Persentase (%)

1. <1 Tahun 16 19,8

2. 1 - 3 Tahun 37 45,7

3. 3 -5 Tahun 19 23,5

4. >5 Tahun 9 11,1

Jumlah 81 100,0

4.3 Pola Makan

Pola Makan SPG dilihat dari frekuensi makan, jadwal makan, jenis

makanan dan asupan makanan yang dikonsumsi SPG setiap harinya. Gambaran

distribusi SPG terhadap komponen-komponen pola makan tersebut dijelaskan

sebagai berikut :

4.3.1 Frekuensi Makan

Frekuensi makan merupakan jumlah kegiatan makan utama yang

dilakukan SPG dalam satu hari. Penilaian frekuensi makan SPG didapatkan

melalui kuesioner. Hasil dari kuesioner tersebut didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Frekuensi Makan

No. Frekuensi Makan Jumlah Persentase (%)

1. 3 kali makan utama / hari 64 79

2. <3 kali makan utama / hari 17 21

Jumlah 81 100,0

Berdasakan data pada tabel 4.4, frekuensi makan dikategorikan menjadi

frekuensi makan baik dan kurang baik. Frekuensi makan baik apabila SPG

memiliki frekuensi makan 3 kali makan utama setiap hari dan frekuensi makan

dinilai kurang baik apabila SPG memiliki frekuensi makan <3 kali makan utama

(46)

yang baik karena memiliki frekuensi makan 3 kali makan utama per hari. Namun

masih terdapat 21% SPG yang memiliki frekuensi makan kurang dari 3 kali

makan utama per hari sehingga memiliki frekuensi makan yang kurang baik.

Distribusi SPG berdasarkan pengkategorian frekuensi makan disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 4.5 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan

No. Kategori

Frekuensi Makan

Jumlah Persentase (%)

1. Baik 64 79

2. Kurang 17 21

Jumlah 81 100,0

4.3.2 Jadwal Makan

Jadwal makan merupakan waktu pada saat SPG melakukan kegiatan

makan. Jadwal makan terdiri dari jadwal makan pagi, makan siang dan makan

malam. Distribusi SPG menurut pembagian jadwal makan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Makan Pagi

Makan pagi merupakan sesuatu yang sangat penting dilakukan karena

makan pagi dapat memberikan energi untuk melakukan aktifitas sepanjang hari.

Jadwal makan pagi dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pada tabel 4.6 dapat

dilihat bahwa 100% SPG memiliki jadwal makan pagi sebelum pukul 09.00 WIB.

(47)

Tabel 4.6 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

makanan pada tengah hari akan mengembalikan energi pada tubuh dan menaikkan

kembali kadar gula darah ketika fokus dan konsentrasi mulai menurun. Makan

siang biasanya dilakukan pada saat kita sedang memiliki kegiatan di sekolah,

kantor, atau tempat-tempat lainnya. Waktu makan siang setiap orang pun

berbeda-beda. Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar SPG memiliki jadwal

makan siang >13.00 WIB yakni sebanyak 95,1%. Adapun distribusi jadwal makan

siang SPG disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

Makan malam sering dikhawatirkan menjadi penyebab timbulnya

kelebihan berat badan pada seseorang. Hal ini bukan menjadi kesimpulan bahwa

makan malam tidak baik untuk dilakukan. Pemilihan waktu makan yang tepat

(48)

tersebut. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar SPG mengonsumsi makan

malam >19.00 WIB dengan total 91,4%. Distribusi jadwal makan malam SPG

tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 4.8 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jadwal Makan Malam

No. Jadwal Makan

Malam

Jumlah Persentase (%)

1. 18.00 – 19.00 WIB 7 8,6

2. >19.00 WIB 74 91,4

Jumlah 81 100,0

Berdasarkan jadwal makan pagi, makan siang, dan makan malam tersebut,

selanjutnya dilakukan pengkategorian jadwal makan yaitu jadwal makan baik dan

kurang baik. Jadwal makan dikategorikan baik apabila sarapan sebelum jam

09.00, makan siang jam 12.00-13.00, dan makan malam 18.00-19.00. Jadwal

makan dikategorikan kurang baik apabila sarapan setelah jam 09.00, makan siang

setelah jam 12.00-13.00, dan makan malam setelah 18.00-19.00. Tabel 4.9

menunjukkan bahwa mayoritas SPG memiliki jadwal makan yang kurang baik

yakni sebanyak 98,8%. Distribusi SPG menurut kategori jadwal makan

ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Kategori Jadwal Makan

No. Kategori

Jadwal Makan

Jumlah Persentase (%)

1. Baik 1 1,2

3. Kurang 80 98,8

(49)

4.3.3 Jenis Makanan

Jenis makanan yang biasa dikonsumsi diukur menggunakan kuesioner

food frequency. Jenis makanan yang diukur meliputi makanan pokok, lauk

hewani, lauk nabati, sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan lainnya.

1. Makanan Pokok

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4.10), sebagian besar SPG hanya

kadang-kadang mengosnsumsi mie karena 39,5% SPG hanya mengonsumsinya

1-2×/minggu. Sementara itu makanan pokok lain seperti kentang, singkong dan

jagung jarang dikonsumsi oleh SPG karena sebagian besar hanya

mengonsumsinya <1×/minggu.

Tabel 4.10 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Pokok yang Dikonsumsi

2. Lauk

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa lauk yang selalu dan paling sering

dikonsumsi SPG adalah ikan diikuti lauk lain yaitu ayam dan telur. Sementara

lauk yang paling jarang dikonsumsi SPG adalah daging. Tabel dibawah juga

menunjukkan bahwa jenis pengolahan lauk hewani yang paling sering dikonsumsi

(50)

Tabel 4.11 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jenis Lauk yang Dikonsumsi

3. Sayur-sayuran

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sayur yang biasa dikonsumsi SPG adalah

sawi. Sementara itu sayur yang mengandung gas seperti kol dan sayur yang

mengandung banyak serat seperti daun singkong hanya dikonsumsi

kadang-kadang oleh SPG yakni 25,9% dan 35,8%. Namun terdapat pula SPG yang cukup

(51)

Tabel 4.12 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jenis Sayuran yang Dikonsumsi

No. Nama

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa konsumsi jenis buah yang dikonsumsi

SPG cukup beragam. Buah yang biasa dikonsumsi SPG adalah jeruk. Sementara

buah-buah mengandung gas dan serat seperti nenas, durian, nangka, dan jambu

biji jarang dikonsumsi oleh SPG. Namun terdapat angka yang menjadi perhatian

yakni 21% SPG biasa mengonsumsi nenas.

Tabel 4.13 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

dengan frekuensi >1×/hari. Sementara untuk makanan yang digoreng SPG juga

(52)

yang bersantan merupakan makanan yang biasa dikonsumsi SPG dengan total

55,6% mengonsumsinya dengan frekuensi 3×/minggu. Teh merupakan minuman

yang setiap hari dikonsumsi oleh SPG yakni 38,3% SPG mengonsumsinya

>1×/hari dan 38,3% SPG mengonsumsinya 1×/hari. Sementara kopi merupakan

minuman yang kadang-kadang dan jarang dikonsumsi oleh SPG.

Tabel 4.14 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

Asupan makanan dinilai berdasarkan jumlah asupan energi, karbohidrat,

protein, dan lemak yang dikonsumsi SPG dalam satu hari. Data yang diperoleh

selanjutnya akan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian

Menurut Permenkes RI nomor 75 tahun 2013 dan dikategorikan menjadi asupan

gizi lebih, baik, dan kurang.

1. Asupan Energi

Asupan energi harian merupakan total kalori yang dikonsumsi SPG dalam

(53)

dengan umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitasnya sehari-hari. Dari Tabel

4.16 dapat dilihat bahwa sebagian besar SPG memiliki asupan energi yang kurang

(<80% AKG) yakni sebanyak 69,1%. Adapun distribusi SPG menurut kecukupan

asupan energinya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.15 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Energi

No. Asupan Energi Jumlah Persentase (%)

1. Lebih 6 7,4

2. Baik 19 23,5

3. Kurang 56 69,1

Jumlah 81 100,0

2. Asupan Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Sumber

karbohidrat adalah nasi, jagung, ubi, gandum, mie, roti dan makanan pokok

lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya SPG memiliki

asupan karbohidrat yang kurang (<80%AKG) dengan total 88,9%. Distribusi SPG

berdasarkan kecukupan asupan karbohidrat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.16 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Karbohidrat

No. Asupan Karbohidrat Jumlah Persentase (%)

1. Lebih 4 4,9

2. Baik 5 6,2

3. Kurang 72 88,9

Jumlah 81 100,0

3. Asupan Protein

Protein merupakan salah satu dari makronutrient yang sangat penting bagi

tubuh. Fungsi utama protein adalah sebagai zat pembangun tubuh. Sumber protein

(54)

menunjukkan bahwa hampir semua SPG memiliki asupan protein yang lebih

dengan total 91,4%. Distribusi SPG berdasarkan kecukupan asupan protein dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.17 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Protein

No. Asupan Protein Jumlah Persentase (%)

1. Lebih 74 91,4

2. Baik 3 3,7

3. Kurang 4 4,9

Jumlah 81 100,0

4. Asupan Lemak

Lemak merupakan salah satu zat gizi utama yang dibutuhkan tubuh.

Lemak berfungsi sebagai bantalan organ penting dalam tubuh dan pelarut

berbagai vitamin. Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

berbeda-beda tetapi umumnya berkisar antara 0,5-1 gram lemak per 1 kg berat

badan per hari. Hasil perhitungan asupan lemak harian SPG menunjukkan asupan

lemak SPG cukup beragam. Asupan lemak rata-rata SPG adalah 69,35 gram per

hari sehingga rata-rata SPG memiliki asupan lemak yang baik dengan total 39,5%.

Namun terdapat pula 21% SPG yang memiliki asupan lemak yang berlebih.

Distribusi SPG berdasarkan kecukupan asupan lemak dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.18 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Lemak

No. Asupan Lemak Jumlah Persentase (%)

1. Lebih 21 25,9

2. Baik 32 39,5

3. Kurang 28 34,6

(55)

4.4 Keluhan Gejala Gastritis

Gastritis merupakan kondisi inflamasi atau peradangan pada mukosa

lambung yang disebabkan oleh produksi asam labung yang berelebih. Gastritis

dapat diketahui melalui timbulnya gejala-gejala seperti sakit pada ulu hati, rasa

panas pada perut, kembung, porsi makan menurun, mual, muntah, sering sendawa,

dan rasa rasa pahit di mulut. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar SPG

mengalami keluhan gejala gastritis yakni sebanyak 86,4%. Distribusi SPG

berdasarkan angka kejadian keluhan gejala gastritis yang dialami adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.19 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Angka Kejadian Keluhan Gejala Gastritis yang Dialami

No. Keluhan Gejala

Gastritis

Jumlah Persentase (%)

1. Mengalami Keluhan 70 86,4

2. Tidak Mengalami

Keluhan

11 13,6

Jumlah 81 100,0

Jenis keluhan-keluhan gejala gastritis yang dialami oleh SPG

berbeda-beda. Berdasarkan 86,4% SPG yang mengalami keluhan gastritis ditinjau kembali

jenis-jenis keluhan gejala gastritis yang dialami dan hasil penelitian menunjukkan

bahwa keluhan gastritis yang paling sering dirasakan oleh SPG adalah sering

sendawa dengan jumlah 61,7% SPG telah mengalami keluhan ini. Kondisi sering

sendawa menandakan terjadinya peningkatan produksi asam lambung dan

merupakan tanda dari gastritis apabila diikuti oleh gejala-gejala lainnya. Distribusi

SPG berdasarkan keluhan gastritis yang dirasakan disajikan dalam tabel dibawah

(56)

Tabel 4.20 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Keluhan Gastritis

No. Keluhan Gastritis Jumlah Persentase (%)

1. Sakit di ulu hati / perut 32 39,5

Berdasarkan 86,4% SPG yang mengalami keluhan gastritis, selanjutnya

ditinjau kembali melalui pertanyaan pada kuesioner apakah keluhan-keluhan

tersebut telah dirasakan sebelum bekerja di Matahari Departemen Store atau tidak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SPG mengalami

keluhan-keluhan gastritis setelah bekerja di Matahari Depatemen Store yakni sebanyak

78,6% dari jumlah SPG yang mengalami keluhan gastritis. Distribusi SPG

berdasarkan sejak kapan dirasakaanya keluhan gastritis tersebut tersaji pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.21 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Sejak Kapan Keluhan Gastritis Telah Dirasakan

No. Keluhan Gastritis

Stres dapat difenisikan sebagai suatu kondisi ketegangan dan kecemasan

yang dialami apabila terdapat ketidaksesuaian antara kemampuan dan tuntutan.

(57)

terutama dalam dunia kerja. Stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan,

sedang, dan berat. Pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa tingkat stres SPG

Matahari hanya berada pada tingkat ringan sampai sedang yakni sebersar 50,6%

berada pada tingkat stres ringan dam 48,1% berada pada tingkat stres sedang.

Distribusi SPG berdasarkan tingkat stres yang dialami adalah sebagai berikut :

Tabel 4.22 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Tingkat Stres

No. Tingkat Stres Jumlah Persentase (%)

1. Berat 1 1,2

2. Sedang 39 48,1

3. Ringan 41 50,6

Jumlah 81 100,0

4.6 Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Pola Makan

Pola Makan SPG dilihat dari frekuensi makan, jadwal makan, dan asupan

makanan yang dikonsumsi SPG setiap harinya. Gambaran keluhan gastritis

berdasarkan komponen-komponen pola makan tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

4.6.1 Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Frekuensi Makan

Salah satu bagian dari pola makan yang dapat mempengaruhi timbulnya

keluhan gejala gastritis adalah frekuensi makan. Frekuensi makan

dikelompokkkan menjadi dua kategori yakni frekuensi makan baik apabila

responden makan 3 × makan utama / hari dan frekuensi makan kurang apabila

responden makan <3 × makan utama / hari. Frekuensi makan yang berisiko

mengalami keluhan gastritis adalah frekuensi makan yang kurang. Namun, hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SPG yang memiliki frekuensi

(58)

distribusi SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis berdasarkan frekuensi

makan dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Frekuensi Makan

No. Frekuensi

4.6.2 Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jadwal Makan

Jadwal atau waktu makan merupakan hal yang dapat mempengaruhi

timbulnya keluhan gejala gastritis. Jadwal makan yang tidak tepat seperti

menunda waktu makan mengakibatkan lambung akan kosong dalam waktu yang

lama sehingga lambung dapat mengalami iritasi. Jadwal makan dikategorikan baik

apabila makan pagi sebelum pukul 09.00, makan siang pada pukul 12.00-13.00,

dan makan malam pada pukul 18.00-19.00. Jadwal makan dikategorikan kurang

baik apabila mkaan pagi >09.00, makan siang >13.00, dan makan malam >19.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas SPG yang memiliki jadwal makan

yang kurang baik mengalami keluhan gejala gastritis yaitu sebanyak 87,5%.

Adapun distribusi SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis berdasarkan

jadwal makan dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jadwal Makan

(59)

4.6.3 Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Asupan Makanan

Asupan makanan dilihat berdasarkan jumlah asupan energi, asupan

karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar SPG yang memiliki asupan kalori yang kurang mengalami

keluhan gejala gastritis yaitu sebanyak 83,9%. Distribusi SPG yang mengalami

keluhan gejala gastritis berdasarkan asupan kalori dapat dilihat pada Tabel 4.25

Tabel 4.25 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Energi

No. Asupan

Sama halnya dengan asupan kalori yang kurang, sebagian besar SPG yang

memiliki asupan karbohidrat yang kurang juga mengalami keluhan gastritis yakni

sebanyak 86,1%. Distribusi SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis

berdasarkan asupan karbohidrat dapat dilihat pada Tabel 4.26

Tabel 4.26 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Karbohidrat

No. Asupan

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar SPG yang memiliki asupan

(60)

SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis berdasarkan asupan protein dapat

dilihat pada Tabel 4.27

Tabel 4.27 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Protein

No. Asupan

Asupan lemak rata-rata SPG adalah 69,35 gram per hari sehingga rata-rata

SPG memiliki asupan lemak yang baik dengan total 39,5%. Namun berdasarkan

hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar SPG yang memiliki asupan

lemak yang baik juga mengalami keluhan gastritis yakni sebanyak 90,6%.

Distribusi SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis berdasarkan asupan

lemak dapat dilihat pada Tabel 4.28

Tabel 4.28 Distribusi Keluhan Gejala Gastritis pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Lemak

No. Asupan

4.7 Tingkat Stres Berdasarkan Pola Makan

Pola Makan SPG dilihat dari frekuensi makan, jadwal makan, dan asupan

(61)

berdasarkan komponen-komponen pola makan tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

4.7.1 Tingkat Stres Berdasarkan Frekuensi Makan

Hal yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang adalah tingkat stres.

Tingkat stres dapat mempengaruhi frekuensi makan seseorang. Frekuensi makan

dikelompokkkan menjadi dua kategori yakni frekuensi makan baik apabila

responden makan 3 × makan utama / hari dan frekuensi makan kurang apabila

responden makan <3 × makan utama / hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yang mengalami stres tingkat sedang memiliki

frekuensi makan yang baik yakni 74,3%. Adapun distribusi frekuensi makan SPG

berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada Tabel 4.29

Tabel 4.29 Distribusi Tingkat Stres pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Frekuensi Makan

No. Tingkat

Stres

Frekuensi Makan

Baik Kurang Jumlah

n % n % n %

1. Stres Berat 1 100 0 0 1 100

2. Stres Sedang 29 74,3 10 25,6 39 100

3. Stres Ringan 34 82,9 7 17,1 41 100

4.7.2 Tingkat Stres Berdasarkan Jadwal Makan

Jadwal makan dikategorikan baik apabila makan pagi sebelum pukul

09.00, makan siang pada pukul 12.00-13.00, dan makan malam pada pukul

18.00-19.00. Jadwal makan dikategorikan kurang baik apabila mkaan pagi >09.00,

makan siang >13.00, dan makan malam >19.00. Hasil penelitian menunjukkan

(62)

makan kurang baik yaitu sebanyak 100%. Adapun distribusi jadwal makan SPG

berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada Tabel 4.30

Tabel 4.30 Distribusi Tingkat Stres pada SPG Matahari Departemen Store Plaza

4.7.3 Tingat Stres Berdasarkan Asuapan Makanan

Asupan makanan dilihat berdasarkan jumlah asupan energi, asupan

karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar SPG yang mengalami tingkat stres sedang memiliki asupan

energi yang kurang yaitu sebanyak 64,1%. Adapun distribusi asupan energi SPG

berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada Tabel 4.31

Tabel 4.31 Distribusi Tingkat Stres pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Energi

No. Tingkat

Stres

Asupan Energi

Lebih Baik Kurang Jumlah

n % n % n % n %

1. Berat 0 0 0 0 1 100 1 100

2. Sedang 2 5,1 12 30,8 25 64,1 39 100

3. Ringan 4 9,7 7 17,1 30 73,2 41 100

Sama halnya dengan asupan energi yang kurang, sebagian besar SPG yang

mengalami stres sedang juga memiliki asupan karbohidrat yang kurang yakni

sebanyak 89,7%. Adapun distribusi asupan karbohidrat SPG berdasarkan tingkat

(63)

Tabel 4.32 Distribusi Tingkat Stres pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Asupan Karbohidrat

No. Tingkat

Stres

Asupan Karbohidrat

Lebih Baik Kurang Jumlah

n % n % n % n %

1. Berat 0 0 0 0 1 100 1 100

2. Sedang 1 2,6 3 7,7 35 89,7 39 100

3. Ringan 3 7,3 2 4,9 36 87,8 41 100

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar SPG yang mengalami tingkat

stres sedang memiliki asupan protein yang lebih yakni sebanyak 87,2%. Adapun

distribusi asupan protein SPG berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada Tabel

4.33

Lebih Baik Kurang Jumlah

n % n % n % n %

1. Berat 0 0 1 100 0 0 1 100

2. Sedang 34 87,2 2 5,1 3 7,7 39 100

3. Ringan 40 97,6 0 0 1 2,4 41 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SPG yang mengalami

tingkat stres sedang memiliki asupan lemak yang baik yakni sebanyak 41,1%.

Adapun distribusi asupan lemak SPG berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada

Tabel 4.34

Lebih Baik Kurang Jumlah

n % n % n % n %

1. Berat 0 0 0 0 1 100 1 100

2. Sedang 10 25,6 16 41,1 13 33,3 39 100

(64)

4.8 Keluhan Gastritis Berdasarkan Tingkat Stres

Tingkat stres merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

timbulnya keluhan gastritis. Berdasarkan hasil penelitian, SPG yang mengalami

stres berat mengalami keluhan gastritis dan 97,4% SPG yang mengalami stres

sedang juga mengalami keluhan gastritis. Adapun distribusi keluhan gastritis SPG

berdasarkan tingkat stres dapat dilihat pada Tabel 4.35

Tabel 4.35 Distribusi Tingkat Stres pada SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Keluhan Gastritis

No. Tingkat

Stres

Keluhan Gastritis

Mengalami Tidak Mengalami Jumlah

n % n % n %

1. Stres Berat 1 100 0 0 1 100

2. Stres Sedang 38 97,4 1 2,6 39 100

(65)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 86,4% SPG mengalami

keluhan gejala gastritis. Angka ini tergolong cukup besar karena dapat dikatakan

hampir semua SPG yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami keluhan

gejala gastritis. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Annisa (2009)

terhadap remaja perempuan di SMA Al-Azhar Medan didapatkan bahwa 64,4%

remaja perempuan di SMA Al-Azhar Medan mengalami keluhan gejala gastritis.

Angka ini menunjukkan persentase keluhan gastritis yang cukup besar

terjadi pada perempuan terkhususnya di Kota Medan. Hal ini dibuktikan melalui

penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI yang menyatakan

bahwa angka gastritis diberbagai kota besar cukup tinggi bahkan untuk kota

Medan angka kejadian gastritis mencapai 91,6% (Rial, 2010).

Penelitian yang dilakukan pada SPG Matahari Departemen Store

menunjukkan jenis keluhan gejala gastritis yang dialami SPG bervariasi yaitu

nyeri ulu hati, rasa panas pada perut, kembung, cepat kenyang, mual, muntah dan

sendawa (tabel 4.20). Hal ini sesuai dengan pernyataan pada buku penyakit dalam

yang menyatakan bahwa gastritis merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang

terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang,

dan sendawa, dimana keluhan ini sangat bervariasi dalam jenis gejala maupun

(66)

Berdasarkan data penelitian (tabel 4.20) didapatkan jenis keluhan

terbanyak adalah sering sendawa yaitu 61,7% sementara keluhan gastris lain

yakni nyeri ulu hati terjadi pada 39,5% SPG. Sendawa merupakan proses

keluarnya gas dari saluran cerna (lambung) ke mulut yang disertai adanya suara

dan kadang-kadang berbau (Syam, 2011). Sendawa dengan intensitas yang cukup

sering terutama pada waktu yang lama setelah waktu makan selesai menandakan

produksi gas asam lambung meningkat dan terjadi refluks asam yang membuat

keluarnya gas ke mulut. Sementara nyeri pada pada perut merupakan salah satu

tanda terdapatnya luka pada lambung. Kedua keluhan ini merupakan tanda-tanda

terjadinya gastritis pada seseorang.

5.2 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Karakteristik SPG

Karakteristik SPG yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur,

pendidikan terakhir, dan lama kerja. Interval umur SPG dalam penelitian ini

mayoritas berada pada umur 18-25 tahun. Matahari Departemen Store memang

membuka lowongan pekerjaan sebagai SPG untuk wanita berusia 18-25 tahun.

Matahari menilai pada umur tersebut seorang wanita berpenampilan menarik dan

produktif sehingga tepat bekerja sebagai SPG.

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa umur SPG terbanyak berada

pada interval 21-25 tahun yakni sebesar 59,3%. Umur 21-25 tahun termasuk

kedalam usia muda dan produktif. Pada usia ini manusia sedang berada pada

puncak aktivitasnya. Aktivitas fisik yang dilakukan cenderung lebih berat

(67)

tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat akan memicu timbulnya berbagai

penyakit terutama penyakit terkait saluran cerna seperti gastritis.

Penelitian yang dilakukan oleh WHO (2010) menyebutkan bahwa pada

negara berkembang penyakit gastritis ditemukan pada usia muda dan produktif.

Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia (2011) menyebutkan bahwa 77,74%

kasus gastritis terjadi pada perempuan. Penelitian-penelitian tersebut juga

dibenarkan dalam penelitian ini karena sebagian besar SPG yang berada pada usia

muda dan produktif telah mengalami keluhan-keluhan gejala gastritis.

Usia muda dan produktif merupakan usia yang rentan mengalami

keluhan-keluhan gejala gastritis karena umumnya pada usia tersebut setiap orang

disibukkan oleh banyaknya aktivitas dan pekerjaan yang membuat pola makan

mereka menjadi tidak teratur dan tidak sehat. Hal ini juga dialami oleh SPG

Matahari Departemen Store. Waktu kerja yang padat dan waktu istirahat kerja

yang berada diluar jadwal makan yang seharusnya membuat para SPG sering

menunda waktu makan, makan makanan yang berlemak dan cepat saji. Hal ini

membuat SPG berisiko mengalami keluhan gejala gastritis.

Selain umur, karakteristik SPG lain yang dilihat dalam penelitian ini

adalah tingkat pendidikan. Hasil penelitan menunjukkan bahwa 97,5% SPG

memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat. Hal ini disebabkan Matahari

Departemen Store membuka lowongan pekerjaan bagi perempuan minimal

lulusan SMA sederajat dan tidak menuntut seseorang memiliki kemampuan

khusus lebih yang didapatkan di perguruan tinggi, sehingga pekerjaan SPG sangat

(68)

ke perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa SPG Matahari baik tamatan SMA maupun S1 sama-sama

mengalami keluhan gastritis.

Karakteristik SPG terakhir yang dilihat adalah lama kerja. Hasil penelitian

menunjukkan 45,7% SPG telah bekerja selama 1-3 tahun dan 34,6% telah bekerja

diatas 3 tahun. Hal ini menunjukkan sebagian besar SPG telah cukup lama

mengahadapi situasi kerja di Matahari Departemen Store seperti pembagian shift

kerja dan waktu istirahat makan yang berada diluar jam makan yang seharusnya.

Belum terdapat penelitian yang menyebutkan secara pasti berapa lama waktu

paparan terhadap faktor resiko sampai menimbulkan keluhan gejala gastritis pada

seseorang. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar SPG

dengan lama kerja kurang dari satu tahun hingga lebih dari lima tahun telah

mengalami keluhan-keluhan gastritis.

5.3 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Pola Makan

Pola makan adalah cara atau kebiasaan yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang dalam hal mengonsumsi makanan yang dilakukan secara

berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka waktu yang lama serta

merupakan reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial di

lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini pola makan dinilai berdasarkan

frekuensi makan, jadwal makan, jenis makanan dan jumlah asupan makanan yang

(69)

5.3.1 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Frekuensi Makan

Frekuensi makan merupakan jumlah kegiatan makan utama yang

dilakukan SPG dalam satu hari. Frekuensi makan baik apabila SPG memiliki

frekuensi makan 3 kali makan utama setiap hari dan frekuensi makan dinilai

kurang baik apabila SPG memiliki frekuensi makan kurang dari 3 kali makan

utama setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.5) 79% SPG yang

memiliki frekuensi makan baik dan terdapat 21% SPG yang memiliki frekuensi

makan kurang.

Frekuensi makan merupakan intensitas makan dalam sehari. Bila frekuensi

makan sehari-hari kurang dari 3 kali sehari maka akan rentan untuk terkena

penyakit gastritis. Hal ini disebabkan pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan

kosong, atau ditunda pengisiannya, maka asam lambung akan mencerna lapisan

mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).

Penelitian Rahma, dkk (2013) menunjukkan bahwa lebih banyak

responden dengan frekuensi makan yang tidak tepat/kurang (58,7%) dibandingkan

dengan frekuensi makan yang tepat/sesuai, ini disebabkan karena kebanyakan

responden hanya makan makanan lengkap dua kali yaitu siang dan malam,

padahal frekuensi yang tepat adalah makan makanan yang lengkap sebanyak tiga

kali sehari sedangkan untuk makanan selingan, beberapa responden tidak dapat

memenuhi makanan selingan minimal tiga kali sehari karena alasan ekonomi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawaddah Rahmah, dkk (2012)

menyebutkan bahwa frekuensi makan yang tidak tepat merupakan salah satu

(70)

frekuensi makan yang tidak tepat yaitu makan kurang dari tiga kali dalam sehari,

berisiko 2,33 kali lebih besar menderita gastritis dibandingkan dengan frekuensi

makan yang tepat.

Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan

mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung

sifat dan jenis makanan. Jika umumnya lambung kosong antara 3-4 jam, maka

jadwal makan ini pun harus menyesuaikan dengan waktu kosongnya lambung

tersebut (Oktavani, 2011).

Faktor lain yang menyebabkan frekuensi makan yang kurang cenderung

rentan mengalami gastritis disebabkan frekuensi makan yang kurang membuat

jumlah asupan makanan yang masuk kedalam lambung juga berkurang sehingga

pengosongan lambung terjadi lebih cepat dan asam lambung pun meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan (Tabel 4.23) bahwa sebagian besar SPG

yang mengalami keluhan gejala gastritis telah memiliki frekuensi makan yang

baik yaitu 82,8%. Hal ini dapat terjadi disebabkan SPG tetap makan tiga kali

sehari tetapi tidak tepat waktu, makanan selingan sangat jarang dikonsumsi

dengan alasan pekerjaan yang tidak memungkinkan SPG untuk makan makanan

selingan disela-sela waktu makan terlebih lagi SPG sering mengonsumsi makanan

yang dapat memicu timbulnya keluhan gejala gastritis seperti makanan pedas,

berminyak, bersantan dan bergas.

5.3.2 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jadwal Makan

Penilaian jadwal makan dilihat melalui waktu makan pagi, makan siang,

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Lama Kerja
Tabel 4.5 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan
Tabel 4.6 Distribusi SPG Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair Berdasarkan Jadwal Makan Pagi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsinya dinding sel adalah- memberi bentuk sel, member perlindungan dari lingkungan luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah

Terima kasih atas dukungan dan doa dari orang-orang yang ada disekitar saya, karena saya dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya4. Banyak cerita suka dan duka

disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) Pengetahuan petani tentang pupuk hayati fungi mikoriza sangat rendah begitu juga dengan pemanfaatan dan cara pembuatan pupuk

Intermediate EFL Learners‟ in Reading Comprehension. This research was conducted at MAN 2 Semarang in the Academic Year 2017/2018 especially in twelfth grades students of

Jabatan RA sebagai Komandan Peleton 2 dianggapnya sebagai beban yang dapat dikatakan berat maupun ringan karena RA dituntut agar segera menyesuaikan diri di Batalyon

Carilah resultan dari vektor yang ada dengan menggambar komponen masing-masing vektor terlebih dahulu, kemudian hitung besar resultannya... Segitiga siku-siku berikut

Bandwidth yang diperoleh masih bersifat narrowband , hal ini disebabkan terbatasnya parameter yang dapat digunakan untuk mengatur (optimasi) nilai impedansi

Berikut ini merupakan terjemahan lirik lagu Die Zauberlföte dalam tiga.. bahasa, Jerman, Inggris dan