• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat dan Daya Dukung Perairan Bagi Kegiatan Budidaya Perikanan di Kawasan Danau Pondok Lapan Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat dan Daya Dukung Perairan Bagi Kegiatan Budidaya Perikanan di Kawasan Danau Pondok Lapan Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Foto Dokumentasi Hasil Penelitian

A.Lokasi Penelitian

Danau Pondok Lapan Dusun Pulka

B.Pemanfaatan Dusun Pulka

Perkebunan Jalan Menuju Dusun Pulka

(2)

Lampiran 1. Lanjutan

Rumah Penduduk Sekolah

C.Wawancara Dengan Masyarakat

Wawancara Dengan Responden Wawancara Dengan Ketua Organisasi

D.Alat dan Bahan

(3)

Kamera Digital Laptop

(4)

Lampiran 2. Kuisioner untuk MasyarakatSekitar Danau Pondok Lapan

A. Identitas Responden / Informan

1. Nama :………... 8.Pendidikan Terakhir :...

B.1. Analisis Keramba Jaring Tancap :

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di Danau Pondok Lapan sudah pernah ada kegiatan budidaya perikanan?

a. Sangat mengetahui d. Tidak mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu

Alasan:

……… ……… ……… 2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis ikan apa yang pernah dibudidayakan di

Danau Pondok Lapan?

(5)

Lampiran 2. Lanjutan

3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bagaimana sistem pengelolaan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan?

a. Sangat mengetahui b. Mengetahui

c. Ragu-ragu

d. Tidak mengetahui e. Sangat tidak mengetahui Alasan:

……… ……… ……… 4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui berjalan berapa lama kegiatan budidaya

perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan? a. Sangat mengetahui d. Tidak mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu

Alasan:

……… ……… ………

5. Apakah Bapak/Ibu setuju jika budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan tidak merusak kualitas air danau?

(6)

Lampiran 2. Lanjutan

6. Apakah Bapak/Ibu mengetahui faktor apa saja yang menjadi kendala dalam budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan?

a. Sangat mengetahui b. Mengetahui

c. Ragu-ragu

d. Tidak mengetahui e. Sangat tidak mengetahui Alasan:

……… ……… ……… 7. Apakah Bapak/Ibu setuju jika budidaya perikanan yang pernah dilakukan di

Danau Pondok Lapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat? a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui sudah pernah ada bantuan dari Pemerintah terhadap budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan? a. Sangat mengetahui d. Tidak mengetahui

b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu

Alasan:

(7)

Lampiran 2. Lanjutan

B.2. Analisis Persepsi:

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kegiatan budidaya perikanan dengan sistem Keramba Jaring Tancap (KJT)?

a. Sangat mengetahui b. Mengetahui

c. Ragu-ragu

d. Tidak mengetahui e. Sangat tidak mengetahui

2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bagaimana cara mengembangkan kegiatan KJT?

a. Sangat mengetahui d. Tidak mengetahui b. Mengetahui e. Sangat tidak mengetahui c. Ragu-ragu

Alasan:

……… ……… ……… 3. Apakah pendapatan Bapak/Ibu setiap bulannya sudah mencukupi untuk

kebutuhan sehari-hari?

a. Sangat cukup d. Tidak cukup b. Cukup e. Sangat tidak cukup c. Ragu-ragu

4. Berapakah pendapatn Bapak/Ibu setiap bulan? a. Rp <500.000

(8)

Lampiran 2. Lanjutan

5. Apakah Bapak/Ibu setuju jika dilakukan kembali kegiatan budidaya perikanan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Danau Pondok Lapan?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan:

……… ……… ……… 6. Apakah Bapak/Ibu ingin membudidayakan ikan nila di Danau Pondok Lapan?

a. Sangat ingin b. Ingin

c. Ragu-ragu d. Tidak ingin e. Sangat tidak ingin Alasan:

……… ……… ……… 7. Apakah Bapak/Ibu setuju jika di kembangkan sistem budidaya KJT di Danau

(9)

Lampiran 2. Lanjutan

8. Apakah Bapak/Ibu setuju jika ada dukungan dari Pemerintah terhadap usaha budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alasan:

……… ……… ………

9. Sistem pengelolaan seperti apa yang Bapak/Ibu inginkan jika kegiatan budidaya KJT dilakukan di Danau Pondok Lapan?

a. Kelompok b. Individu Alasan:

……… ……… ………

10. Apakah ada kegiatan lain yang ingin dilakukan Bapak/Ibu di Danau Pondok Lapan selain budidaya keramba jaring tancap?

a. Ada b. Tidak Alasan:

(10)

Lampiran 3. Karakteristik Responden terhadap Budidaya Perikanan di Danau Pondok Lapan

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3

(11)

Lampiran 3. Lanjutan

Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6

Karakteristik Positif Ragu Negatif Positif Ragu Negatif Positif Ragu Negatif Responden J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin Umur L P L P L P L P L P L P L P L P L P

25-35 Tahun 2 1 6 2 6 1 2 2 5

36-50 Tahun 9 1 1 3 2 7 7 3 3 9 1 6 2 1 3 2 9

51-65 Tahun 5 1 2 1 3 1 4 1 3 5 1

> 65 Tahun 1 1 1 1 1 1

Jumlah 15 3 2 6 3 14 12 4 5 19 3 12 4 6 5 2 14 Pendidikan

SD 5 1 3 2 3 3 2 1 6 2 4 2 2 2 4

SMP 4 1 1 7 2 1 3 7 2 1 2 8

SMA 5 2 2 2 4 6 1 1 6 1 5 1 2 3 2 2

Sarjana 1 1 1

Jumlah 15 3 2 6 3 14 12 4 5 19 3 12 4 6 5 2 14 Pekerjaan

PNS 1 1 1 1 1 1

Petani 11 2 3 8 5 3 8 6 2

Wiraswasta 3 3 3

Ibu Rumah Tangga 3 6 13 4 18 4 4 14

Jumlah 15 3 2 6 3 14 12 4 5 19 3 12 4 6 5 2 14 Pendapatan

< Rp. 500.000 3 6 1 12 4 1 17 4 1 4 13

Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 5 1 2 1 3 2 1 3 3 4 1 1

Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 3 1 1 4 1 3 1 1

Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000 4 2 2 3 1

> Rp. 2.000.000 3 3 3

(12)

Lampiran 3. Lanjutan

Pertanyaan 7 Pertanyaan 8

(13)

Lampiran 4. Karakteristik Perikanan terhadap Budidaya Perikanan Keramba

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Karakteristik Positif Ragu Negatif Positif Ragu Negatif Positif Ragu

Responden J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin J. Kelamin Umur L P L P L P L P L P L P L P L P

25-35 Tahun 2 1 1 5 1 1 1 6 3 5 1

36-50 Tahun 7 4 4 8 6 3 1 2 11 10 10 1 2

51-65 Tahun 4 1 1 1 2 3 1 1 1 3 5 4

> 65 Tahun 1 1 1 1 1 1

Jumlah 14 5 5 3 1 15 11 1 5 1 4 21 19 20 1 3 Pendidikan

SD 6 2 2 4 3 1 1 2 7 5 7 1 1

SMP 3 3 7 2 1 1 9 5 7 1

SMA 4 3 2 1 1 4 4 1 3 1 1 5 8 6 1

Sarjana 1 1 1

Jumlah 14 5 5 3 1 15 10 1 5 1 4 21 19 20 1 3 Pekerjaan

Petani 11 4 1 8 4 4 15 1

Wiraswasta 2 1 2 1 3

PNS 1 1 1 1 1 1

Ibu Rumah Tangga 5 3 14 1 1 20 19 3

Jumlah 14 5 5 3 1 15 11 1 5 1 4 21 19 20 1 3 Pendapatan

< Rp. 500.000 5 1 3 13 1 1 1 19 8 13 1

Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 4 3 1 1 4 2 2 1 2 4 1 2

Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 4 1 2 2 1 2 3

Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000 3 1 3 1 4

> Rp. 2.000.000 3 2 1 3

(14)

Lampiran 4. Lanjutan

Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6

(15)

Lampiran 4. Lanjutan

Pertanyaan 7 Pertanyaan 8

Karakteristik Positif Ragu Negatif Positif Ragu Responden J.Kelamin J.Kelamin J.Kelamin J.Kelamain J.Kelamin

Umur L P L P L P L P L P *Keterangan :

25-35 Tahun 1 1 2 5 3 6 Positif = Nilai 4 - 5

36-50 Tahun 5 4 1 5 8 8 11 3 1 Ragu = Nilai 3

51-65 Tahun 3 1 2 3 5 3 1 Negatif = Nilai 1 - 2

> 65 Tahun 1 1 1 1

Jumlah 9 6 1 1 10 16 17 21 3 2 Pendidikan

SD 1 1 1 4 7 6 8

SMP 3 1 1 2 6 5 6 2 1

SMA 4 4 4 3 5 7 1 1

Sarjana 1 1

Jumlah 9 6 1 1 10 16 17 21 3 2 Pekerjaan

Petani 5 1 10 14 2

Wiraswasta 3 2 1

PNS 1 1 1 1

Ibu Rumah Tangga 5 1 16 20 2

Jumlah 9 6 1 1 10 16 17 21 3 2 Pendapatan

< Rp. 500.000 1 5 1 15 1 19 2

Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 2 1 5 1 7 1 1

Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 1 4 4 1

Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000 3 1 2 2

> Rp. 2.000.000 3 3

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. W. 2002. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Komunikasi Petani dengan Persepsinya terhadap Inovasi Teknologi Alat Mesin Pertanian. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aksomo, R. 2007. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan Dan Wisata Tirta Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ariska, D. 2015. Struktur Makrozoobenthos di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Budiarti, S. 2011. Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Terhadap Sistem Phbm Di Perum Perhutani (Kasus Di Kph Cianjur Perum Perhutani Unit Iii, Jawa Barat). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Calhoun Dan Acocella. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi Ketiga. Terjemahan. IKIP Semarang Press, Semarang. Chandra. 2004. Persepsi Pemuda terhadap Pekerjaan Disektor Pertanian dan

Minat Bekerja di Kota. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Desiyani, 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Sikap Mahasiswa IPB Tentang Kepemimpinan Laki-laki dan Perempuan : Suatu Pendekatan Analisis Gender. [Skripsi].Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Emelia, F. 2009. Alternatif Pemanfaatan Danau Bagi Pengembangan Wisata Melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan Dan Perikanan Di Danau Singkarak, Sumatera Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fatih, R. 2008. Kajian Kandungan Nitrogen Pada Kolom PerairanDan Sedimen Akibat Aktivitas Keramba Jaring ApungDi Waduk Cirata, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(17)

Gusdi, A. 2012. Pengembangan Usaha Keramba Jaring Apung Pada Petani Kelurahan Parit Mayor Kota Pontianak Kalimantan Barat. Universitas Terbuka, Jakarta.

Harahap, I. S. 2013. Daya Dukung Lingkungan (Carrying Capacity) Danau Siais Terhadap Kegiatan Keramba Jaring Apung. [Tesis]. Program Pasca Sarjana USU, Medan.

Hupito, R. B. 2013. Analisis Efektivitas Keberadaan Terminal Ganda di Bogor: Terminal Laladon-Bubulak. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kementerian Negara LingkunganHidup. 2008. Konsep Pedoman Umum Pengelolaan Ekosistem Danau, Jakarta.

Kohar, A. dan Bambang A.W. 2010. Dampak Pengembangan Perikanan Budidaya terhadap PenurunanKemiskinan, Peningkatan Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja diJawa Tengah. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kurniawan, A. 2001. Analisis Kelayakan Usaha Keramba Tancap di Sungai atau Anak Sungai Dangkal. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kusai, Yuni A.Y., Ridar,H., Amrizal, Yuanita,S. 2002. Persepsi Nelayan Terhadap Kegiatan Usaha Perikanan Pada Masa yang Akan datang. Vol 30 No. 1.Februari 2002.

Maniagasi, R., Siriana, S. T. dan Yoppy, M. 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Vol. 1 No. 2: 29-37

Mantau, Z. 2002. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya IkanMas Dan Nila Dalam Keramba Jaring Apung Ganda DiPesisir Danau Tondano Propinsi Sulawesi Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi Sulawesi Utara.

Mardijono. 2008. Persepsi Dan Partisipasi Nelayan Terhadap Pengelolaan KawasanKonservasi Laut Kota Batam. [Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang

Ma’rufi, M. 2015. Kajian Morfometri Danau Pondok Lapan Desa Naman Jahe Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Rosdakarya, Bandung

(18)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2009. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Waduk.

Rendanikusuma, W. 2008. Persepsi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung Tentang Kegiatan “Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rismawati. 2010. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba Terhadap Kegiatan

Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengendalian Pencemaran Keramba Jaring Apung. [Tesis]. Program Pasca Sarjana USU, Medan.

Rizki, A. 2015. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sukadi, M. F. 2002. Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. Vol. 2. No. 2. ISSN 1693 - 0339

Tambunan, F. 2010. Daya Dukung Perairan Danau Lido Berkaitan Dengan Pemanfaatannya Untuk Kegiatan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramdia Pustaka Utama, Jakarta.

Ummah, N. W. 2015. Analisis Kelembagaan Dalam PengelolaanKeramba Jaring Apung (KJA) Waduk Cirata. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wahyuni, S. 2005. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Pertanian: Perlunya Implementasi “PRA”, PendekatanKultural Dan Struktural. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Widyastuti, E., Agatha, S. P. dan Diana, S. U. S. R. 2009. Monitoring Status Daya Dukung Perairan Waduk Wadaslintang Bagi Budidaya Keramba Jaring Apung. Jurnal Manusia Dan Lingkungan. Vol. 16. No.3: 133-140 Yunus dan Kusai, 2003. Persepsi Petani Ikan Terhadap Usaha Pengasapan Ikan

(19)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2015 di perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Danau Pondok Lapan berada pada koordinat 3o30’44,73”LU -3o30’26,29”LU dan 98o17’65”BT - 98o17’29,60”BT. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global

PositioningSystem), kamera digital, alat tulis, penggaris, kalkulator dan laptop.

Dokumentasi hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

(20)

masyarakat Dusun Pulka dan data kuisioner. Data kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2.

Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis langsung oleh peneliti yang diperoleh dari objek yang diteliti. Data sekunder adalah data yang telah dipublikasikan sebelumnya atau yang pengumpulannya diperoleh dari pihak lain.

Data primer diperoleh dari data persepsi masyarakat yang ada di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian. Dalam memperoleh data persepsi masyarakat dilakukan melalui pendekatan partisipasi masyarakat seperti teknik wawancara, dimana dalam hal ini peneliti aktif dalam perolehan data berdasarkan persepsi dari masyarakat.

Wawancara dilakukan dengan kuesioner dengan penentuan sampel populasi dengan rumus Slovin. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap kondisi danau, pendapat masyarakat terhadap keberadaan budidaya perikanan keramba yang pernah dilakukan, dan respon masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba yang akan direncanakan dan pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat.

(21)

dan masyarakat yang pernah melalukan kegiatan budidaya ikan maupun yang belum pernah melakukannya.

Data sekunder diperoleh dari penelitian sebelumnya yang terkait data kualitas air Danau Pondok Lapan, data morfometri danau, data geografi serta data statistik masyarakat diperoleh dari Kantor Kecamatan atau Kantor Kelurahan/ Kepala Desa maupun instansi lain.

Data primer diperoleh dengan penentuan sampel penelitian menurut Umar (2005), menggunakan rumus Slovin, yaitu:

� = �

1+�(�)2 =

75

1+75(0,1)2= 42.85 = 43 orang

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Tingkat kelonggaran (10%)

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian diawali dengan menetukan lokasi pengamatan.Untuk mengetahui daya dukung danau digunakan metode perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.28 tahun 2009 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan atau waduk, serta hasil penelitian data kualitas air dan data morfometri Danau Pondok Lapan Kabupaten Langkat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

(22)

dalam penelitian. Data yang dibutuhkan adalah data persepsi masyarakat setempat dan data kependudukannya.

Hasil wawancara berupa kuesioner akan dikumpulkan untuk diolah dengan

Microsoft Excel. Kuisioner disusun untuk dianalisis berdasarkan biodata objek

dan dianalisis keinginan masyarakat setempat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba yang akan direncanakan.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini secara umum mengkaji daya dukung yang sesuai di Danau Pondok Lapan adalah analisis kuantitatif dan keinginan masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah analisis deskriptif. Analisis kuantitatif adalah analisis yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap kegiatan budidaya perikanan dengan menggunakan perhitungan ataupun angka. Analisis deskriptif adalah metode analisis yang berusaha menyelesaikan presepsi masyarakat terhadapkegiatan budidaya perikanan, sehingga bisa memberi informasi kegiatan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan.

Kesesuaian daya dukung dianlisis berdasarkan rumus perhitungan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.28 tahun 2009 dan diolah di Microsoft

Excel sehingga didapatkan hasil daya dukung atau kemampuan danau dalam

menampung limbah dari kegiatan budidaya perikanan yang akan dilakukan dan dapat pula diketahui jumlah keramba yang sesuai di Danau Pondok Lapan.

(23)

Pertanyaan terbuka memberikan kesempatan pada responden untuk bebas menentukan jawaban. Poin-poin pertanyaan terbuka adalah tentang identitas responden, sistem pengelolaan yang diinginkan masyarakat setempat dan manfaat lain Danau Pondok Lapan selain untuk budidaya perikanan. Sedangkan pertanyaan tertutup memberikan beberapa pilihan jawaban bagi responden. Pertanyaan tertutup ditujukan pada poin komoditas yang ingin dibudidayakan masyarakat, pengetahuan masyarakat terhadap usaha budidaya perikanan keramba yang pernah dilakukan dan persepsi masyarakat jika dilakukan kembali kegiatan budidaya perikanan keramba di Danau Pondok Lapan Dusun Pulka..

Analisis Daya Dukung Danau

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tahun 2009 perhitungan daya tampung danau untuk budidaya perikanan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a. Alokasi beban pencemaran unsur Fosfor (P)

Pemanfaatan danau hanya untuk budidaya perikanan dan pertanian atau kegiatan lain yang tidak peka dengan kadar P:

∆[P]d= [P]f – [P]I

Pemanfaatan danau serbaguna termasuk penampung limbah DAS dan kadar P dibatasi Baku Mutu Air atau Kelas Air.

∆ [P]d = [P]STD - [P]I – [P]DAS

Keterangan:

∆[P]d : alokasi beban P-total budidaya ikan (mg P/m3)

[P]f : syarat kadar P-total maksimal sesuai dengan jenis ikan yang dibudidayakan (mg P/m3)

[P]STD : syarat kadar P-total maksimal sesuai Baku Mutu Air atau Kelas Air

(24)

[P]DAS : alokasi beban P-total dari DAS dan perairan danau selain budidaya ikan

(mg P/m3)

[P]I : kadar parameter P-total hasil pemantauan danau dan/atau waduk

(mg/m3)

b. Daya tampung beban pencemaran air limbah budidaya ikan Likan= ∆[P] Ž ρ / (1- Rikan)

Likan : daya tampung P-total limbah ikan per satuan luas danau dan/atau waduk

(gr P/m2 . tahun)

Laikan : jumlah daya tampung P-total limbah ikan pada perairan danau dan/atau

waduk (gr P/tahun)

R : P total yang tinggal bersama sedimen

Rikan : proporsi P-total yang larut ke sedimen setelah ada KJA

X : proporsi total P-total yang secara permanen masuk ke dasar, 45-55%.

Pakan dan limbah P budidaya ikan keramba PLP = FCR x Ppakan- Pikan

Pikan : Kadar P-total dalam ikan (Kg P/ton ikan)

CC : Carrying Capacity(ton ikan/tahun) As : Asumsi produksi ikan (ton ikan/tahun)

ƩK : Jumlah keramba yang dapat ditampung danau

Analisis Persepsi Masyarakat

(25)

yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena alam.

Skor pernyataan dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S) dan 5 untuk sangat setuju (SS). Setelah data diperoleh kemudian dicari skornya untuk mengetahui besar persentase persepsi dari responden (Sugiyono, 2012) berikut:

a. Interpretasi Skor

LT = Skor (Likert) tertinggi

Kriteria interpretasi skor berdasarkan interval :

1. 80% – 100% = Sangat setuju/mengetahui (Bobot 5) 2. 60% – 79,99% = Setuju/mengetahui (Bobot 4)

3. 40% – 59,99% = Ragu-ragu/netral (Bobot 3)

(26)

5. 0% – 19,99% = Sangattidak setuju/mengetahui (Bobot 1)

HASIL PEMBAHASAN

Hasil

Letak Geografis dan Kondisi Umum

Dusun Pulka terletak di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan luas 50 Ha. Batas Dusun Pulka secara geografis adalah sebagai berikut:

Sebelah timur berbatasan dengan : Perkebunan Tanjung Keliling Sebelah selatan berbatasan dengan : Dusun Namo Uncim B. Sebelah barat berbatasan dengan : Perkebunan Bandar Telu Sebelah utara berbatasan dengan : Dusun Rante Betol

(27)

Tabel 1. Luas Wilayah pemanfaatan Dusun Pulka

No Jenis Pemanfaatan Wilayah Luasan (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman Penduduk 7.5 15

Sumber: Wawancara Kantor Kelurahan, (2015)

Kependudukan

Penduduk di Dusun Pulka berdasarkan data monografi tahun 2014 berjumlah 231 orang yang terdiri atas 114 orang laki laki dan 117 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 75 KK. Berdasarkan usianya penduduk Dusun Pulka dikelompokkan menjadi enam kelompok yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kelompok Umur Masyarakat Dusun Pulka

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0-5 10 4.3

Sumber: Wawancara Kantor Kelurahan, (2015)

(28)

Tabel 3. Pendidikan Masyarakat Dusun Pulka

No Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 12 5.2

Sumber: Wawancara Kantor Kelurahan, (2015)

Jenis pekerjaan penduduk Dusun Pulka pada umumnya hanya sebagai petani. Jumlah penduduk Dusun Pulka menurut pekerjaannya berjumlah 231 orang terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan yang tersaji pada Tabel 4 .

Tabel 4. Jenis-Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Dusun Pulka

No Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 56 24.2

Sumber: Wawancara Kantor Kelurahan, (2015)

Sarana dan Prasarana

(29)

aspal, tetapi memasuki wilayah dusunnya merupakan tanah liat. Hal ini karena Dusun Pulka berada di wilayah perkebunan.

Karakteristik Responden

Jumlah responden di Danau Pondok Lapan sebesar 43 orang dengan jumlah laki-laki sebesar 20 orang (47%) dan perempuan sebesar 23 orang (53%). Karakteristik responden tertinggi untuk kelompok umur adalah 36-50 Tahun sebesar 23 orang (53%) dengan pendidikan terakhir SMA sebesar 15 orang (35%). Rata-rata responden laki-laki bekerja sebagai petani sebesar 16 orang (37%) dan ibu rumah tangga sebesar 22 orang (51%) dengan pendapatan <Rp.500.000 sebesar 22 orang (51%). Karakteristik responden di Danau Pondok Lapan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.

(30)
(31)

Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan di Danau Pondok Lapan

Masyarakat yang telah mengetahui pernah dilakukan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan sebanyak 25 orang (58.1%), tetapi masyarakat banyak yang tidak mengetahui kendala dalam ketidakberlanjutan usaha budidaya tersebut sebanyak 16 orang (37.2%). Masyarakat yang setuju bahwa kegiatan budidaya keramba dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebanyak 23 orang (53.5%) tetapi masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana cara mengembangkan keramba sebanyak 16 orang (34.9%).

Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat mengetahui sebesar 40% sedangkan yang berpendapat sangat mengetahui sebesar 13%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 53%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau kurang mengetahui sebesar 22%. Responden yang mempunyai pendapat tidak mengetahui sebesar 24% sedangkan yang berpendapat sangat tidak mengetahui sebesar 2%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 26% yang secara rinci tersaji pada Tabel 6.

(32)

Tabel 6. Persepsi Responden Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan yang Pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan (n= 43) 7 Kegiataan budidaya perikanan yang pernah dilakukan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat 10 50 23 92 9 27 1 2 - - 171 79.5 M

8 Dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan budidaya perikanan yang

pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan 7 35 17 68 3 9 15 30 1 1 143 66.5 M

Total (Jiwa) 43 215 137 548 75 225 82 164 7 7 1159 - -

Persentase (%) 13 13 40 40 22 22 24 24 2 2 67.4 - -

Sumber: Data Primer, (2015)

Keterangan:

SM = Sangat Mengetahui (Jiwa) M = Mengetahui (Jiwa)

RG = Ragu-ragu (Jiwa)

TM = Tidak Mengetahui (Jiwa)

STM = Sangat Tidak Mengetahui (Jiwa) N = Jumlah Responden (Jiwa) S = Skor

(33)

Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan Keramba Masyarakat yang mendukung jika kegiatan budidaya perikanan dilakukan kembali di Danau Pondok Lapan sebesar 90.7% (39 orang) karena masyarakat pada umumnya berpenghasilan sangat rendah sebesar 74.4% (32 orang). Masyarakat berharap kegiatan budidaya perikanan dapat menambah pendapatan mereka sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat setuju sebesar 40% sedangkan yang berpendapat sangat setuju sebesar 9.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif terhadap jika dilakukannya sistem keramba di Danau Pondok lapan adalah sebesar 49.3%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau netral sebesar 14%. Responden yang mempunyai pendapat tidak setuju sebesar 35% dan yang berpendapat sangat tidak setuju sebesar 2.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 37.2%. Persepsi responden terhadap sistem keramba dapat dilihat pada Tabel 7.

(34)

Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap Sistem Keramba (n = 43) 3 Kegiatan perikanan keramba perlu dikembangkan kembali

untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat 10 50 29 116 4 12 - - - - 178 82.8 SS

4 Kegiatan budidaya perikanan keramba dilakukan secara

berkelompok 2 10 16 64 8 24 14 28 3 3 129 60 S

5 Jenis ikan nila yang akan dibudidayakan dengan sistem keramba 5 25 17 68 9 27 12 24 - - 144 67 S 6 Pendapatan masyarakat terhadap kebutuhan sehari – hari - - 6 24 5 15 32 64 - - 103 47.9 RG 7 Manfaat danau selain dari kegiatan budidaya perikanan 2 10 13 52 2 6 25 50 1 1 119 55.3 RG 8 Dukungan dari Pemerintah terhadap kegiatan budidaya

perikanan keramba 9 45 29 116 5 15 - - - - 176 81.9 SS

Total (Jiwa) 32 160 137 548 47 141 120 240 8 8 1076

Persentase (%) 9.3 9.3 40 40 14 14 35 35 2.3 2.3 63.8

Sumber: Data primer, (2015)

(35)

Karakteristik Responden Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan di Danau Pondok Lapan

Kegiatan Perikanan

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap kegiatan perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Berdasarkan gambar 4 dibawah ini menunjukkan bahwa responden yang menyatakan mengetahui terhadap kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan berumur antara 36-50 tahun sebanyak 18 orang(41.8%), berpendidikan SMA 13orang (30.2%), memiliki pekerjaan sebagai petanisebanyak 15 orang (34.8%)dan berpendapatan sebanyak 11 orang (25.6%) <Rp.500.000 yang secara rinci dapat dilihat pada Gambar 4. Faktor yang paling mempengaruhi adalah fatktor umur. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 4. Karateristik reponden terhadap kegiatan perikanan

Jenis Ikan Budidaya

Seluruh karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap jenis ikan yang pernah dibudidayakan di Danau Pondok Lapan. Responden yang menyatakan mengetahui berumur antara 36-50 tahun sebanyak 15 orang (34.9%),

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(36)

berpendidikan SD sebanyak 9 orang (20.9%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 14 orang (32.6%)sedangkan berpendapatan<Rp.500.000,- Rp.1.000.000,- sebanyak 8 orang (18.6%). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor umur. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 5. Karakteristik responden terhadap jenis ikan budidaya

Sistem Budidaya

Karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap sistem budidaya yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden yang menyatakan tidak mengetahui berumur antara 36-50 tahun sebanyak 9 orang (20.9%), dengan pendidikan SMP sebesar 7 orang (16,3%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (34.9%) sedangkan pendapatansebanyak 14 orang (32.6%)<Rp.500.000,- Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 6. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(37)

Gambar 6. Karakteristik responden terhadap sistem budidaya

Waktu Kegiatan Budidaya Perikanan

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap berapa lama kegiatan budidaya yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden yang menyatakan tidak mengetahui berjalan berapa lama kegiatan budidaya berumur antara 36-50 tahun sebanyak 9 orang (20.9%), berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (18.6%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berpendapatan <Rp.500.000,- sebanyak 13 orang (30.2%). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 7. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan dan pendapatan. Data lengkap karakteristik responden budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 7. Karakteristik responden terhadap waktu kegiatan budidaya perikanan 0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

J

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(38)

Kegiatan Perikanan Tidak Merusak Perairan

Mayoritas responden memberikan pernyataan ragu-ragu terhadap pengaruh kegiatan budidaya yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan telah merusak kualitas perairan. Responden yang menyatakan ragu berumur antara 36-50 tahun sebanyak 12 orang (27.9%), pendidikan SMP sebanyak 10 orang (23.3%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berpendapatan <Rp.500.000 sebanyak 18 orang (41.9%). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 8. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan dan pendapatan. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 8. Karakteristik responden terhadap pengaruh budidaya perikanan

Hambatan Dalam Kegiatan Budidaya Perikanan

Karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap hambatan dalam kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden yang menyatakan tidak mengetahui beru

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(39)

mur antara 36-50 tahun sebanyak 11 orang (25.6%), pendidikan SMP sebanyak 8 orang (18.6%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 14 orang (32.5%) dan berpendapatan <Rp. 500.000 sebanyak 13 orang (30.2%).Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 9. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 9. Karakteristik responden terhadap hambatan dalam kegiatan budidaya perikanan

Budidaya Perikanan Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Seluruh karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Responden yang menyatakan setuju berumur antara 36-50 tahun sebanyak 17 orang (39.5%) dengan pendidikan sama antara SD dan SMA yaitu masing-masing sebanyak 12 orang (27.9%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (34.9%) dan berpendapatan <Rp.500.000,- sebanyak 17 orang (39.5%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 10. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor umur dan faktor pendapatan.

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(40)

Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 10. Karakteristik responden terhadap budidaya perikanan mempengaruhi pendapatan masyarakat

Dukungan PemerintahTerhadap Budidaya Perikanan

Karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap dukungan pemerintah terhadap budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden yang menyatakan mengetahui berumur antara 36-50 tahun sebanyak 14 orang (32.6%) dengan pendidikan SMA sebanyak 9 orang (20.9%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 11 orang (25.6%) danberpendapatan<Rp. 500.000,- sebanyak 9 orang (20.9%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 11. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor umur. Data lengkap karakteristik responden terhadap budidaya perikanan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

J

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(41)

Gambar 11. Karakteristik responden terhadap dukungan pemerintah terhadap budidaya perikanan

Persepsi Masyarakat Terhadap Keramba

Kegiatan Perikanan Keramba

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang menyatakan tidak mengetahui berumur antara 36-50 tahun sebanyak 8 orang (18.6%) dengan pendidikan SMP sebanyak 7 orang (16.3%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 14 orang (32.6%) danberpendapatan <Rp.500.000,- sebanyak 13 orang (30.2%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 12. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan. Data lengkap karakteristik responden terhadap kegiatan perikanan keramba dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 12. Karakteristik responden terhadap kegiatan perikanan keramba

Cara Mengembangkan Perikanan Keramba

Seluruh karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap cara mengembangkan kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(42)

menyatakan tidak mengetahui berumur antara 36-50 tahun sebanyak 13 orang (30.2%) dengan pendidikan SMP sebanyak 10 orang (23.3%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berpendapatan <Rp.500.000,-sebanyak 20 orang (46.5%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 13. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan, pendapatan. Data lengkap karakteristik responden terhadap cara mengembangkan perikanan keramba dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 13. Karakteristik responden terhadap cara mengembangkan perikanan keramba

Keinginan Masyarakat Melakukan Budidaya Keramba

Karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap keinginan masyarakat melakukan kembali kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang menyatakan setuju berumur antara 36-50 tahun sebanyak 20 orang (46.5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 14 orang (32.6%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (44.2%) dan berpendapatan <Rp.500.000 sebanyak 21 orang (48.8%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 14. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pendapatan. Data lengkap

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(43)

karakteristik responden terhadap keinginan masyarakat melakukan budidaya keramba dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 14. Karakteristik responden terhadap keinginan masyarakat melakukan budidaya keramba

Sistem Budidaya Perikanan Keramba

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap sistem budidaya perikanan keramba dilakukan secara kelompok. Responden yang menyatakan setuju berumur antara 36-50 tahun sebanyak 9 orang (20.9%) dengan pendidikan SMA sebanyak 7 orang (16.3%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 orang (23.3%)dan pendapatan <Rp.500.000, sebanyak 9 orang (20.9%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 15. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan. Data lengkap karakteristik responden terhadap sistem budidaya perikanan keramba dapat dilihat pada Lampiran 4.

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

J

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(44)

Gambar 15. Karakteristik responden terhadapsistem budidaya keramba Jenis Ikan Budidaya

Karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap jenis ikan nila yang akan dibudidayakan. Responden yang menyatakan ingin membudidayakan ikan nila berumur antara 36-50 tahun sebanyak 14 orang (32.6%) dengan pendidikan SD, SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7 orang (16.3%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 11 orang (25.6%) dan berpendapatan < Rp. 500.000sebanyak 7 orang (16.3%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 16. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor umur. Data lengkap karakteristik responden terhadap jenis ikan budidaya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 16. Karakteristik responden terhadap jenis ikan budidaya

Pendapatan Masyarakat Terhadap Kebutuhan Sehari-hari

Seluruh karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap kecukupan pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(45)

Responden yang menyatakan pendapatan mereka tidak cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari berumur antara 36-50 tahun sebanyak 16 orang (37.2%) dengan pendidikan SD sebanyak 12 orang (27.9%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berpendapatan <Rp.500.000sebanyak 18 orang (41.9%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 17. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan dan pendapatan. Data lengkap karakteristik responden terhadap pendapatan masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 17.Karakteristik responden terhadap pendapatan masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari

Manfaat Lain Danau Pondok Lapan

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan negatif terhadap manfaat lain Danau Pondok Lapan selain untuk kegiatan budidaya perikanan. Responden yang menyatakan tidak setuju bahwa ada kegiatan lain yang dapat dilakukan di Danau Pondok Lapan selain kegiatan budidaya perikanan berumur antara 36-50 tahun sebanyak 13 orang (30.2%), pendidikan SD sebanyak 11 orang (25.6%), pekerjaan sebagai ibu rumah tanggasebanyak 16 orang (37.2%) dan berpendapatan <Rp.500.000 sebanyak 15

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(46)

orang (34.9%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 18. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan. Data lengkap karakteristik responden terhadap manfaat lain Danau Pondok Lapan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 18. Karakteristik responden terhadap manfaat lain Danau Pondok Lapan

Dukungan Pemerintah Terhadap Budidaya Keramba

Secara umum, semua karakteristik responden memberikan pernyataan positif terhadap dukungan pemerintah terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang menyatakan setuju terhadap bantuan Pemerintah berumur antara 36-50 tahun sebanyak 19 orang (44.2%), pendidikan SD sebanyak 14 orang (32.6%) dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan berpendapatan <Rp.500.000sebanyak 20 orang (46.5%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 19. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pekerjaan dan pendapatan. Data lengkap karakteristik responden terhadap dukungan pemerintah terhadap budidaya perikanan keramba dapat dilihat pada Lampiran 4.

0

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

J

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(47)

Gambar 19. Karakteristik responden terhadap dukungan pemerintah terhadap budidaya perikanan keramba

Daya Dukung Perairan Danau Pondok Lapan Terhadap Perikanan

Dalam menentukan daya dukung perairan Danau Pondok Lapan, perlu diperhatikan morfologi dan hidrologi Danau Pondok Lapan seperti pada Tabel 8. Danau Pondok Lapan memiliki luas area 6.3 Ha dengan kedalaman rata-rata 2.42 meter dan kedalaman maksimal 4.14 meter. Total rata-rata debit 4892390 m3/tahun sehingga menghasilkan rho sebesar 31.88/tahun.

Tabel 8. Morfologi dan Hidrologi Danau Pondok Lapan

Parameter Nilai Satuan Nilai Satuan

Volume Total (Vtot) 153484.43 m³

Karakteristik dari kegiatan perikanan di perairan Pondok Lapan dapat dilihat

dengan Tabel 8. Nilai FCR yang digunakan adalah 2:1 artinya 2 kg pakan mampu

menghasilkan 1 Kg daging ikan. Nilai FCR, Ppakan, Pikan, PI dan PDAS diperoleh dari

data sekunder yang dianggap dapat mewakili keadaan Danau Pondok Lapan. Nilai PSTD diperoleh berdasarkan PP No. 82 tahun 2001. Asumsi yang digunakan adalah

(48)

Tabel 9. Karekteristik Kegiatan Perikanan di Danau Pondok Lapan

Parameter Nilai Satuan Nilai Satuan

[Pa]STD 1 mg/L 1000 mg/m³

Laikan 9133376.117 gr P/tahun 9133.37612 kg/tahun

FCR 2 ton pakan/ton ikan

P pakan 86 kg p/ton pakan

p ikan 3.4 kg p/ton ikan

Plp 168.6 kg p/ton ikan CC 54.17186309 ton ikan/tahun Asumsi 3.75 ton/tahun/unit

Jumlah KJA 14.44583016 keramba 14 keramba

Pembahasan

Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan yang Pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan

Kegiatan Budidaya Perikanan

(49)

partisipasi masyarakat setempat dalam mengelolanya. Partisipasi positif dapat menjadikan wilayahnya sebagai tempat wisata yang diminati oleh pengunjung.

Masyarakat Dusun Pulka sudah pernah melakukan kegiatan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan. Responden yang memiliki persepsi positif sebanyak 31 orang, yang menyatakan ragu sebanyak 6 orang dan yang memiliki persepsi negatif sebanyak 6 orang. Responden yang ragu-ragu atau tidak mengetahui adanya kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan, dikarenakan letak danau yang berada diujung dusun dan jarang dilewati masyarakat. Masyarakat yang mengunjungi danau biasanya hanya laki-laki yang ingin memancing dan rata-rata dari mereka bukan masyarakat setempat (Dusun Pulka).

Awalnya kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan berjalan sangat lancar dan dapat membantu keuangan masyarakat, tetapi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri, kegiatan budidaya perikanan tersebut tidak berjalan secara berkelanjutan. Menurut Gusdi (2012) dalam suatu rencana kegiatan, masyarakat harus diikutsertakan dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaannya, hal itu dikarenakan masyarakat setempat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perubahan desanya.

Jenis Ikan Budidaya

Masyarakat mengetahui jenis ikan yang dibudidayakan karena pernah dilakukan penyuluhan tentang kegiatan budidaya perikanan yang dilakukan di Danau Pondok Lapan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan Mas (Cyprinus

(50)

Ikan ini dipilih karena banyak permintaan dari masyarakat dan mudah dalam perawatannya.

Menurut Dirjen Perikanan Budidaya DKP (2001), suatu organisme yang akan dibudidayakan dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan atau kriteria yaitu: 1. Besarnya manfaat organisme bagi manusia, seperti untuk bahan makanan, bahan baku industri, obat-obatan dan sektor jasa; 2. Peluang untuk dapat diproduksi dengan teknologi dan biaya yang layak; 3. Pengaplikasian usaha budidaya tidak banyak menimbulkan gangguan terhadap kegiatan lain.

Sistem Budidaya Perikanan

Sistem budidaya perikanan yang pernah di lakukan masyarakat Dusun Pulka adalah sistem keramba jaring dengan sistem kelompok. Tetapi kegiatan tersebut tidak berlangsung lama karena kurangnya rasa tanggung jawab pada masyarakat yang menjaga kerambanya. Responden yang menyatakan mengetahui sebanyak 20 orang, yang ragu-ragu sebanyak 5 orang dan yang tidak mengetahui sebanyak 18 orang. Responden yang menyatakan tidak mengetahui karena mereka tidak mengerti bagaimana sistem budidaya ikan.

(51)

Waktu Kegiatan Budidaya Perikanan

Selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, budidaya perikanan juga memiliki manfaat dalam memanfaatkan ekosistem yang ada. Dengan adanya kegiatan budidaya perikanan, Danau Pondok Lapan sedikit terurus dan memiliki nilai estetika yang lebih baik. Responden yang menyatakan mengetahui kegiatan budidaya perikanan di Danau pondok Lapan berjalan berapa lama sebanyak 18 orang, ragu sebanyak 8 orang dan tidak mengetahui sebanyak 17 orang. Responden yang tidak mengetahui berapa lama kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan disebabkan karena kebanyakan dari responden berjenis kelamin perempuan dan kurangnya rasa keingintahuan mereka terhadap kegiatan tersebut, ditambah lagi dengan latar pendidikan mereka hanya tamat SD. Latar pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang.

Menurut Budiarti (2011) persepsi setiap manusia akan berbeda-bedasatu dengan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terjadibaik secara internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor yang munculdari diri seseorang yang mempengaruhi pola pikir dan pandangannya terhadapsuatu objek atau permasalahan tertentu seperti karakteristik sosial yangdiantaranya adalah tingkat kecerdasan atau pendidikan dan pengetahuan,kebutuhan, usia dll.

Kegiatan Budidaya Perikanan Tidak Merusak Perairan

(52)

berjalan secara berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian danau. Responden yang menyatakan mengetahui sebanyak 16 orang dan mereka menilai berdasarkan kasat mata bahwa air tidak berbau, jernih dan banyak ikan yang dapat hidup. Responden yang menyatakan ragu sebanyak 24 orang dan yang menyatakan tidak mengetahui sebanyak 3 orang. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengerti apa kualitas air dan mereka tidak paham bagaimana cara menilai kualitas air danau tersebut.

Menurut Emelia (2009) yaitu pengelolaan danau yang berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat menjamin kelestarian sumberdaya perairan dan sumberdaya perikanan. Konsep dasar mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang bertumpu pada pemanfaatan optimal sumberdaya dan pelestarian dalam jangka panjang.

Hambatan Dalam Kegiatan Budidaya Perikanan

(53)

dibutuhkan kesadaran sendiri dari masyarakat yang bergiliran menjaga keramba tersebut.

Menurut Yunus dan Kusai (2003) yaitu hama yang ditakuti oleh pembudidaya adalah aksi pencurianikan. Untuk mencegah terjadinya pencurian ikan, di lokasi keramba dipasanglampu sebagai penerangan dan disekeliling keramba diberi pagar berupa jaringyang dibentang. Selain itu, setiap malam pembudidaya tak pernah meninggalkankeramba atau menginap dipondok.

Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah keterbatasan sumberdaya manusia. Pada saat itu, anggota kelompok budidaya banyak yang belum terlalu memahami pengelolaan budidaya keramba yang baik karena mereka belum memiliki pengalaman pada bidang tersebut. Menurut Wahyuni (2005), sebelum melaksanakan suatu kegiatan sebaiknya dilakukan pendekatan atau penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mempelajari kegiatan yang akan dilaksanakan. Jika masyarakat sudah memiliki pengalaman dalam bidang tersebut, maka akan mempermudah proses berlangsungnya suatu kegiatan karena pengalaman berpengaruh terhadap persepsi dan proses keberhasilannya.

Budidaya Perikanan Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

(54)

Responden yang menyatakan ragu sebanyak 9 orang dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang. Responden merasa ragu karena mereka hanya mendengar bahwa kegiatan budidaya tersebut tidak berjalan lama dan karena kurangnya latar pendidikan responden. Pendidikan merupakan salah satu kriteria dan tolak ukur kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraannya. Sehingga dengan diketahuinya jenjang pendidikan dari responden, setidaknya menjadi contoh gambaran keadaan sumberdaya manusia di Dusun Pulka. Peningkatan kualitas sumberdayamanusia dengan pendidikan diharapkan dapat pula meningkatkan persepsi responden terhadapat kegiatan budidaya perikanan.

Dampak positif lain dari kegiatan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapanadalah dapat menambah lapangan pekerjaan dan meningkatkan sumber protein yang berasal dari ikan. Menurut Sukadi (2002) yaitu tujuan pengembangan sistem pembudidayaan ikan adalah:1)Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan; 2) Meningkatkan mutu produksi dan produktifitas usaha perikanan budidaya untuk penyediaan bahan baku industri perikanan dalam negeri, meningkatkan ekspor hasil perikanan budidaya dan memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat 3)Meningkatkan upaya perlindungan dan rehabilitasi sumberdaya perikanan.

Bantuan PemerintahTerhadap Budidaya Perikanan

(55)

panen, dengan mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Langkat dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Bantuan yang diterima masyarakat Dusun Pulka dari pemerintah berupa bibit yang berjumlah ribuan, tetapi bibit ini kurang bagus (banyak penyakit). Bibit yang kurang bagus ini juga memicu hasil panen yang kurang baik, sehingga ikan yang dihasilkan kurang besar dan ikan banyak yang mati akibat terserang penyakit. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa alat dan bahan untuk pembuatan keramba dan pakan ikan.

Menurut Mantau (2002) dalam membudidayakan ikan sebaiknya digunakan bibit yang unggul atau sehat sehingga menghasilkan ikan yang sehat pula dan memiliki bobot yang berat. Keberhasilan dalam membudidayakan ikan juga bergantung dari pakan yang digunakan dan sebaiknya digunakan pakan berprotein tinggi.

Persepsi Masyarakat Terhadap Keramba Kegiatan Perikanan Keramba

Responden yang mengetahui kegiatan budidaya perikanan dengan sistem keramba sebanyak 19 orang, yang ragu sebanyak 8 orang dan yang menyatakan tidak mengetahui sebanyak 16 orang. Responden yang menyatakan mengetahui merupakan anggota kelompok pembudidaya keramba yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan dan yang menyatakan tidak mengetahui karena sebagian responden berjenis kelamin perempuan sehingga mereka tidak terlalu peduli terhadap pekerjaan laki-laki.

(56)

atau mereka bekerja untuk mengolah ikan ketika panen. Ikan diolah oleh ibu-ibu untuk dijadikan bahan olahan makanan seperti kerupuk, bakso ataupun ikan asin yang hasilnya dijual ke pasar dekat Desa bahkan keluar Kota.

Cara Mengembangkan Budidaya Perikanan Keramba

Responden yang mengetahui dalam mengembangkan ikan dengan sistem keramba sebanyak 12 orang, ragu sebanyak 6 orang dan yang menyatakan tidak mengetahui sebanyak 25 orang. Responden yang menyatakan tidak mengetahui disebabkan karena responden tidak paham apa budidaya perikanan dan yang menyatakan mengetahui karena anggota kelompok pembudidaya ikan. Meskipun mereka sudah cukup mengetahui cara mengembangkannya, mereka tetap butuh beberapa penyuluhan mengenai penanganan terhadap penyakit ikan.

Untuk pengembangan usaha kegiatan budidaya keramba, masyarakat akan mensosialisasikannya. Masyarakat melakukan sosialisasikeramba kepadamasyarakat lain, mengajak masyarakatmembentuk sebuah kelompok petani ikan yang terdiri dari 10 orang anggota kelompok untukmembudidayakan keramba tersebut. Menurut Rendanikusuma (2008) yaitu upaya pengembangan budidaya keramba dilakukan oleh masyarakat dengan mensosialisasikan keramba kepada masyarakat lainnya.Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat agar masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Pengaruh Budidaya Keramba Terhadap Pendapatan Masyarakat

(57)

hidup masyarakat dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya pengalaman dan ilmu pengetahuan baru, meningkatnya sarana dan prasarana umum (seperti perbaikan jalan, memperbaiki sarana ibadah dusun).

Persepsi ini didukung dengan tingkat kesetujuan masyarakat bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebanyak 39 orang. Responden yang ragu-ragu sebanyak 4 orang. Responden menyatakan ragu-ragu karena responden tersebut tidak pernah menjalaninya dan hanya mendengar dari perkataan masyarakat lain saja. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi responden secara nyata yaitu jenis pekerjaan yang menunjukkan bahwa hubungan antarajenis pekerjaan dengan persepsi yang terbentuk bernilai negatif atau tidak searah. Tingginya persepsi masyarakat terhadap kegiatan budidaya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berada di luar usaha perikanan (petani). Hal inimenunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja di luar usaha perikanan seperti buruh atau petani memiliki persepsi yang tinggi terhadap kegiatan perikanan karena rata-rata masyarakat yang bekerja sebagai buruh atau petani hanya bekerja setengah hari saja sehingga masyarakat ini dapat berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan budidaya perikanan untuk menambah pendapatannya.

Sistem Budidaya Perikanan Keramba

(58)

untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Orang lain atau Pemerintah hanya faktor pendukung, karena yang dapat memperbaiki kualitas hidupnya hanya masyarakat itu sendiri.

Menurut Mardijono (2008) masyarkat mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kualitas hidupnya sendiri, sehingga yang diperlukan hanyalah dukungan untuk mengelola dan menyadarkan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhanannya. Dalam pelaksanaan suatu kegiatan dukungan pemerintah memegang peranan penting dalam memberikan pengarahan, bantuan teknis serta pengambilan keputusan sehingga sangat penting untuk melibatkan masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama dalam pengeloaan suatu kawasan.

Jenis Ikan Budidaya

(59)

dimaksudkan agar kontiunitas usaha nantinya dapat ditunjang. Faktor paling penting adalah kesanggupan jenis ikan itu sendiri untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik di perairan keramba jaring.

Pendapatan Masyarakat Terhadap Kebutuhan Sehari-hari

Masyarakat Dusun Pulka menggantungkan hidup dari hasil pertanian, yang dapat dilihat dari pekerjaan masyarakat pada umumnya sebagai petani. Dengan pendapatan yang diperoleh sebagai petani, masyarakat merasa sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga masyarakat berharap, jika dilakukan usaha budidaya keramba akan meningkatkan pendapatan mereka. Responden yang menyatakan cukup sebanyak 6 orang, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 5 orang dan yang menyatakan tidak cukup sebanyak 32 orang. Sesuai daya dukungnya, Danau Pondok Lapan dapat menampung 14 unit keramba dengan 3.75 ton ikan/tahun/unit. Dengan menghasilkan 3.75 ton ikan/tahun/unit, maka dapat menambah pendapatan masyarakat sehingga meningkat pula kesejahteraan masyarakat di Dusun Pulka. Menurut Rismawati (2010) yaitu keberadaan budidaya perikanan di perairan memiliki dampakpositif bagi perekonomian masyarakat di sekitar perairan. Dampak positif kegiatan budidayaperikanan adalah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,meningkatkan nilai konsumsi ikan sebagai sumber protein serta adanya penyerapan tenaga kerja lokal.

Manfaat Lain Danau Pondok Lapan

(60)

sangat setuju. Sebanyak 2 orang ragu-ragu, 25 orang menyatakan tidak setuju dan 1 orang menyatakan sangattidak setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju karena menurut mereka masih bisa dikembangkan untuk tempat rekreasi anak-anak dan sebagai kolam pemancingan. Responden yang menyatakan setuju karena mereka khawatir kegiatan tersebut akan merusak kelestarian danau dan karena kurangnya pemahaman mereka terhadap pengelolaan danau yang baik dan berkelanjutan.

Menurut Ummah (2015) bahwa dalam memanfaatkan suatu ekosistem, sebaiknya tidak melebihi kesesuaian daya dukungnya agar kegiatan tersebut dalam berjalan berkesinambungan dan berkelanjutan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan dalam ekosistem tersebut, maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkan sehingga lama-kelamaan akan mencemari ekosistemnya.

Dukungan Pemerintah Terhadap Budidaya Keramba

Untuk mengembangkan kegiatan budidaya sistem keramba, masyarakat mengharapkan bantuan dari Pemerintah. Responden yang menyatakan setuju sebanyak 38 orang, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 5 orang dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju terhadap dukungan pemerintah. Masyarakat berharap Pemerintah memberikan modal karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Mereka berharap tidak hanya bantuan modal, tetapi juga bantuan ilmu pengetahuan tentang pengoperasian kegiatan budidaya keramba yang baik dan benar.

(61)

karenapotensi-potensi tersebut dapatmenjadi objek yang sangatbermanfaat juga menguntungkanbagi masyarakat dan pemerintahapabila dikelola dengan baik. Daya Dukung Perairan Danau Pondok Lapan

Daya dukung Danau Pondok Lapan untuk kegiatan budidaya keramba digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan Danau Pondok Lapan dalam menampung fosfat yang dihasilkan dari kegiatan keramba. Menurut Tambunan (2010) yaitu daya dukung perairan merupakan tingkat maksimum produksi ikan yang dapat didukung oleh perairan pada tingkat perubahan kosentrasi fosfat total yang masih dapat diterima oleh perairan tersebut. Menurut Siagian (2010) yaitu perhitungan daya dukung suatu perairan danau dilakukan untuk mencegah kematian ikan yang disebabkan oleh meledaknya kelimpahan plankton. Dan untuk mengetahui kemampuan suatu ekosistem menampung limbah yang diakibatkan dari adanya suatu kegiatan.

(62)

tidak perlu terlalu lama tinggal di badan perairan danau tersebut karena terbawa pada saat terjadinya pergantian air sehingga tidak merusak kualitas air.

Hasil pengukuran kualitas air Danau Pondok Lapan baik parameter fisika serta parameter kimia masih berada pada kisaran optimum untuk keberlangsungan hidup organisme akuatik dan berada dalam ambang batas baku mutu air kelas II yang ditentukan dalam PP No. 82 tahun 2001, sehingga Carrying capacity Danau Pondok Lapan masih dapat mendukung berlangsungnya kegiatan usaha budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan. Menurut Rizki (2015) yaitu kualitas air Danau Pondok Lapan digolongkan dalam kelas II yang berarti perairan tersebut masih dapat digunakan untuk kegiatan budidaya air tawar, peternakan dan pertanian. Pengukuran dilakukan berdasarkan pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi.

Feed Conversion Ratio (FCR) yang digunakan pada pakan adalah 2:1

artinya 2 kg pakan mampu menghasilkan 1 kg daging ikan. Pakan yang digunakan sebaiknya yang bernutrisi tinggi atau yang memiliki kadar protein besar karena semakin rendah nilai FCR, semakin baik utuk suatu badan perairan. Menurut Fatih (2008) bahwa semakin rendah nilai FCR yang terkandung dari pakan, maka semakin baik kualitas air dari suatu badan perairan. Sisa pakan yang tidak dimakan ikan dalam perairan, akan menghasilkan bahan organik yang dapat mencemari perairan.

Jenis Keramba di Danau Pondok Lapan

(63)

rata-rata kedalaman 2.42 m2 dan kedalaman maksimal 4.15 m2. Keramba jaring tancap dapat dilakukan di kedalaman danau sekitar 2 - 4 meter. Keramba yang digunakan berukuran 4x4x2 m2 sehingga sesuai daya dukungnya Danau Pondok Lapan dapat menampung keramba sebesar 14 keramba. Menurut Ma’rufi (2015)kedalaman rata-rata danau adalah 2.42 meter, dan bagian yang terdalam adalah 4.15 meter. Sehingga sesuai jika di lakukan Keramba Jaring Tancap (KJT) dan harus melihat dari tempat yang memiliki kedalaman yang sesuai dan harus memperhatikan letak outlet danau.

Menurut Effendi (2003) fungsi bahan dan spesifikasi setiap komponen pada KJT sama dengan KJA, kecuali patok yang berfungsi sebagai penyangga jaring. Sistem ini ditempatkan pada perairan danau, laut, sungai, atau waduk yang memiliki kedalaman sekitar 3 - 7 meter dan sistem KJA ditempatkan di perairan dengan kedalaman 7-40 meter .

(64)

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Masyarakat memiliki persepsi positif terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan sebanyak 82.8% (Sangat Setuju) dan 74% (Mengetahui) kegiatan budidaya perikanan keramba yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan.

2. Kesesuaian daya dukung di Danau Pondok Lapan dapat menampung kegiatan budidaya perikanan keramba sebanyak 14keramba dengan ukuran 4x4x2m3dan dengan sistem budidaya perikanan Keramba Jaring Tancap (KJT).

Saran

(65)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Danau

Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai dan gletser. Berdasarkan terbentuknya, danau dapat dibedakan menjadi dua yaitu danau alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terjadi karena adanya aktifitas alam seperti tenaga tektonik, aktivitas gunung api, dan adanya pencairan es.Danau buatan adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun baik secara alami maupun buatan manusia (Tambunan, 2010).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001-0,01 meter/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal air (residence time) dapat berlangsung lama. Arus air danau dapat bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia (rumah tangga, industri, dan pertanian). Beberapa fungsi danau secara ekosistem adalah sebagai berikut (Kemen-LH 2008):

1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik. 2. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.

(66)

4. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah.

5. Sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat lainnya.

6. Penghasil energi melalui PLTA. 7. Sarana rekreasi dan objek pariwisata.

Pengelolaan danau yang berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat menjamin kelestarian sumberdaya perairan dan sumberdaya perikanan. Pembangunan pada hakekatnya adalah sebuah upaya dari semua pihak untuk menggunakan sumberdaya alam, binaan, dan sosial dalam rangka mencapai tujuan kesejahteraan dan keamanan. Pemanfaatan yang tidak sesuai mengakibatkan bayak rawa, situ maupun danau yang rusak, tercemar dan mengalami pendangkalan, bahkan telah berubah fungsi sebagai lahan pemukiman dan industri (Emelia, 2009).

Morfologi dan Kualitas Air Danau

(67)

Kualitas lingkungan perairan mempengaruhi kehidupan biota yang hidup di dalam perairan. Parameter kualitas air yang berpengaruh terhadap biota air jumlahnya cukup banyak, namun parameter yang pengaruhnya lebih besar antara lain intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan, kecerahan, suhu, kedalaman perairan, warna air, oksigen terlarut, fosfat total, total nitrogen, chemichal oxygent

demand (COD), klorofil-a serta plankton yang ada di dalam perairan tersebut

(Harahap, 2013).

Fosfor (P) merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan fitoplankton sehingga peningkatan P akibat adanya kegiatan budidaya akan meningkatkan kelimpahan fitoplankton sehingga terjadi perubahan kualitas air. Terlalu tingginya kelimpahan fitoplankton menyebabkan terganggunya produksi ikan budidaya. Usaha budidaya ikan yang dilakukan secara intensif akan menghasilkan limbah fosfat yang memicu produktivitas dan merubah sifat biotik dan abiotik perairan (Tambunan, 2010).

Antisipasi terhadap dampak negatif usaha budidaya keramba harus dilakukan dengan monitoring daya dukung dari perairan tersebut. Hal ini dilakukan karena dari waktu ke waktu perairan mengalami perubahan berkaitan adanya sisa-sisa pakan dari budidaya keramba yang ada, juga pengaruh faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas air danau

(Widyastuti, dkk., 2009).

Daya Dukung Danau

(68)

perairan berpotensi memicu blooming fitoplankton sehingga kualitas air perairan akan menurun. Penentuan daya dukung suatu perairan dilakukan untuk menduga batas fosfat yang boleh masuk ke perairan untuk mencegah penurunan produksi ikan dalam kegiatan budidaya dengan sistem keramba (Tambunan, 2010).

Air yang digunakan untuk keperluan budidaya perikanan tidak sekedar air (H2O), karena air mengandung banyak ion. Ion unsur yang kemudian menentukan

apakah lingkungan tersebut cocok untuk kegiatan budidaya, jadi kualitas air yang baik adalah air yang cocok untuk kegiatan budidaya. Ketersediaan air yang baik sangat penting dalam budidaya, air yang bagus memiliki karakteristik lingkungan spesifik untuk mikroorganisme yang dibudidayakan (Maniagasi, dkk., 2013).

Analisis daya dukung lingkungan perairan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan ekosistem dalam mendukung kegiatan pemanfaatan agar sesuai dengan hasil yang diharapkan. Nilai daya dukung merupakan faktor penting dalam menjamin siklus produksi dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan (Harahap, 2013).

Perhitungan daya dukung suatu perairan danau dilakukan untuk mencegah kematian ikan yang disebabkan oleh meledaknya kelimpahan plankton. Dan untuk mengetahui kemampuan suatu ekosistem menampung limbah yang diakibatkan dari adanya suatu kegiatan di ekosistem tersebut (Siagian, 2010).

Kegiatan Budidaya Perikanan

Gambar

Tabel 2. Kelompok Umur Masyarakat Dusun Pulka  No  1
Tabel 3. Pendidikan Masyarakat Dusun Pulka No Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tabel 5. Karakteristik Responden di Danau Pondok Lapan (n=43 orang) Karakteristik  Jumlah Responden Persentase
Tabel 6. Persepsi Responden Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan yang Pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan (n= 43) Persepsi Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aparatur memiliki kompetensi-kompetensi tersebut diproses melalui pembelajaran Diklatpim pola baru dalam berbagai tahapan waktu, agenda, dan penggunaan fasilitas sehingga

[r]

Reorganisasi kelembagaan dalam tulisan ini adalah upaya menata kembali pengembangan Badan Diklat Pegawai Kabupaten Bengkalis dengan mengoptimalkan fungsi Peraturan-peraturan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi Perubahan body Image saat menarche di SMP Negeri 01 Ngluwar Magelang.

Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Hubungan Paritas Dengan Inkontinensia Urin Pada Usia Lanjut Di Dusun Bendo,

Unlike investments in conventional commercial bank which the return settled and debt contracts, investment funds in Islamic banks using mudharabah the return calculated based on

Hasil menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan partisipasi ibu dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue di desa Maguwoharjo, Sleman

Air limbah tahu yang ada pada bak penampung limbah influent dialirkan ke dalam kolom biofilter dengan arah aliran ke atas ( up flow ), masuk dari bagian bawah kolom