• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH TRUST, CONSUMER SATISFACTION DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP LOYALTY DENGAN COMMITMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI ( Studi Kasus Pada Pelanggan The Sunan Hotel Solo )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH TRUST, CONSUMER SATISFACTION DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP LOYALTY DENGAN COMMITMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI ( Studi Kasus Pada Pelanggan The Sunan Hotel Solo )"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENGARUH TRUST, CONSUMER SATISFACTION

DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP LOYALTY

DENGAN COMMITMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

( Studi Kasus Pada Pelanggan The Sunan Hotel Solo )

Disusun Oleh :

Eko Yudi Harmanto

F 1205040

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

FAKULTAS EKONOMI

(2)

commit to user

ii

ABSTRAC

The analysis effect of trust, consumer satisfaction and perceived value

on the loyalty with commitment as the mediating variable

EKO YUDI HARMANTO NIM: F 1205040

The objective of research is to examine the effect of trust, consumer satisfaction and perceived value on the loyalty with commitment as the mediating variable. In this study the relationship consumer loyalty encompasses three following things: trust, consumer satisfaction an perceived value. The sample of research was the user of Solo The Sunan Hotel’s service as many as 120 respondents. The sampling technique used was convenience sampling.

Hypothesis in this research are variable trust, consumer satisfaction, and perceived value have direct influence with loyalty; variable trust, consumer satisfaction, and perceived value have indirect influence with loyalty; variable commitment have direct influence with loyalty. The analysis instrument used to test the fitness of model and hypothesis proposed was SEM method with AMOS 16 program aid. The result of analysis shows that the values size existing in the goodness of fit is Chi-square (123,3) at significance level (0,27), RMSEA (0,048), CMIN/ df (1,297), GFI (0,906), AGFI (0,834), TLI (0,973), and CFI (0,983). For the parameter estimation, it is shown that all paths estimated are significant.

The conclusion that can be drawn is that from seven hypotheses proposed, in fact all of them are supported. It indicates that the trust, consumer satisfaction, perceived value affects positively the commitment and loyalty.

Based on the result of research, the recommendation given is that in the attempt of increasing the commitment and loyalty, the company should improve the trust, consumer satisfaction and perceived value by optimizing the company’s entire capabilities and evaluating intensively the unsatisfactory service.

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

· Karya sederhanaku ini kupersembahkan untuk….

· Ibunda tercinta disana

· Ayah terkasih

· Dik Mami tersayang

(6)

commit to user

vi

MOTTO

Mimpi tanpa tindakan adalah omong kosong, Mimpi diikuti tindakan, inilah SUKSES.

Pikiran menjadikan perbuatan Perbuatan menjadi tingkah laku Tingkah laku menjadi kebiasaan Kebiasaan menjadi Watak.

Jadi berpikirlah positif dan baik dalam hal apapun.

Belajarlah pada seorang Pembimbing, bukan Penasehat!

Karna seorang Pembimbing pernah melakukannya dan berhasil, Sedangkan seorang penasehat hanya bisa berbicara tapi belum pernah melakukan.

Milikilah Cinta Kasih antar Sesama,

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Berkat dan Rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH TRUST,

CONSUMER SATISFACTION DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP LOYALTY DENGAN

COMMITMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI ( Studi Empiris Pada Pelanggan The Sunan

Hotel Solo )”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk meraih

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, dorongan semangat, dan doa dari berbagai

pihak, maka tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan semangat hingga selesainya penulisan skripsi ini, khusunya ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Reza Rahardian, SE, MSi,

dan Drs. Wiyono, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

3. Drs. Karsono, MSi, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan

penuh kesabaran dan memberikan saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

4. Drs. Sunaryanto, selaku Pembimbing Akademik yang Telah membimbing penulis selama

(8)

commit to user

viii

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan seluruh staf yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna, Oleh sebab itu penulis

mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan penulisan yang akan datang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, September 2010

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

ABSTRAK ………. ii

HALAMAN PERSETUJUN PEMBIMBING ………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. v

HALAMAN MOTTO ………. vi

F. Penelitian Terdahulu ………... 21

G. Kerangka Pemikiran ………... 23

H. Hipotesis ………. 24

(10)

commit to user

x

A. Desain Penelitian ……… 31

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ………. 32

C. Instrumen Penelitian ……… 33

D. Sumber Data ……… 34

E. Operasionalisasi Variabel ……… 35

F. Teknik Analisis Data ... 37

G. Estimasi dan Pengujian Model Struktural ……….. 38

H. Pretest ………. 43

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 45

A. Diskripsi Objek Penelitian ……….. 45

B. Analisis Diskriptif Responden ……… 47

1. Karakteristik Responden ………... 47

2. Tanggapan responden Atas Pertanyaan Tertutup ………. 50

3. Tanggapan responden Atas Pertanyaan Terbuka ………. 58

C. Analisis Instrumen Penelitian ………. 59

1. Pengujian Validitas ……… 59

2. Uji Realibilitas ……….. 61

D. Analisis Data ………... 62

1. Asumsi Kecukupan Sampel ……….. 63

2. Asumsi Normalitas ……… 63

3. Asumsi Outlier ……….. 64

4. Analisis kesesuaian Model ( Goddness-of-fit ) ………. 65

5. Analisis Koefisien Jalur ……… 68

6. Analisis Pengaruh langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total 70 E. Analisis Uji Hopotesis Dan Pembahasan Hasil Penelitian ………. 74

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel ……….. 36

Tabel III.2 Goodness-of-fit-Indicies ………... 42

Tabel III.3 Hasil Uji Pretest ……… 44

Tabel IV.1 deskripsi Responden Berdasarkan Usia ……… 47

Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 48

Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ……….. 48

Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 49

Tabel IV.5 Frekuensi Penggunaan Jasa Menginap ………. 50

Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Trust ……….. 51

Tabel IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Customer Satisfaction ……… 52

Tabel IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Perceived Value ………. 54

Tabel IV.9 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Commitment ……….. 56

Tabel IV.10 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Loyalty ……… 57

Tabel IV.11 Tabulasi Tanggapan Responden Atas Pertanyaan terbuka ……… 58

Tabel IV.12 Hasil Faktor Analisis ……….. 60

Tabel IV.13 Hasil Reliabilitas Cronbach’s Alpha ……….. 61

Tabel IV.14 Hasil Uji Normalitas ……….. 63

Tabel IV.15 Jarak Mahalanobis Distance Data Penelitian ………. 65

Tabel IV.16 Hasil Goodness of Fit Sesudah Modifikasi ……… 66

Tabel IV.17 Regression Weight Unconstrained Model ……….. 69

Tabel IV.18 Standardized Direct Effects ……… 70

Tabel IV.19 Standardized Indirect Effects ………. 70

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Empat Jenis Loyalitas Konsumen ……….. 13

Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ………... 23

Gambar IV.1 Organization Chart The Sunan Hotel Solo ……… 49

(13)

commit to user

ABSTRAC

The analysis effect of trust, consumer satisfaction and perceived value

on the loyalty with commitment as the mediating variable

EKO YUDI HARMANTO NIM: F 1205040

The objective of research is to examine the effect of trust, consumer satisfaction and perceived value on the loyalty with commitment as the mediating variable. In this study the relationship consumer loyalty encompasses three following things: trust, consumer satisfaction an perceived value. The sample of research was the user of Solo TheSunan Hotel’s service as many as 120 respondents. The sampling technique used was convenience sampling.

Hypothesis in this research are variable trust, consumer satisfaction, and perceived value have direct influence with loyalty; variable trust, consumer satisfaction, and perceived value have indirect influence with loyalty; variable commitment have direct influence with loyalty. The analysis instrument used to test the fitness of model and hypothesis proposed was SEM method with AMOS 16 program aid. The result of analysis shows that the values size existing in the goodness of fit is Chi-square (123,3) at significance level (0,27), RMSEA (0,048), CMIN/ df (1,297), GFI (0,906), AGFI (0,834), TLI (0,973), and CFI (0,983). For the parameter estimation, it is shown that all paths estimated are significant.

The conclusion that can be drawn is that from seven hypotheses proposed, in fact all of them are supported. It indicates that the trust, consumer satisfaction, perceived value affects positively the commitment and loyalty.

Based on the result of research, the recommendation given is that in the attempt of increasing the commitment and loyalty, the company should improve the trust, consumer satisfaction and perceived value by optimizing the company’s entire capabilities and evaluating intensively the unsatisfactory service.

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan bisnis pada era globalisasi telah menimbulkan persaingan

untuk memperebutkan konsumen. Persaingan ini tidak hanya terjadi pada

perusahaan penyedia barang saja, tetapi juga terjadi pada perusahaan jasa.

Persaingan dalam memperebutkan konsumen pada perusahaan jasa lebih ketat

dari pada persaingan dalam memperebutkan konsumen pada perusahaan penyedia

barang, karena dalam industri jasa terdapat interaksi langsung antara produsen

dengan konsumen. Dalam hal ini, peranan trust, costumer satisfaction, perceived

value dan commitment menjadi hal utama yang harus dibentuk perusahaan supaya

konsumen loyal.

Mendapatkan pelanggan merupakan perintah keuangan bagi penjual jasa

perhotelan khususnya, karena menarik pelanggan baru sangat mahal (Reichheld

& Schefter, 2000 dalam Luarn & Lin : 2005). Memahami bagaimana atau

mengapa rasa setia berkembang pada pelanggan tetap merupakan salah satu

permasalahan penting manajemen saat ini. (Aaker 1991 dalam Luarn & Lin;

2005) telah membahas peran kesetiaan yang secara khusus telah mencatat bahwa

kesetiaan mengarah pada keuntungan pemasaran tertentu seperti mengurangi

biaya pemasaran, lebih banyak pelanggan baru, dan pengaruh penjualan yang

(15)

commit to user

2 kemampuanya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan membuat

mereka loyal terhadap mereknya (Dekimpe et al. 1997). Dalam pasar yang sangat

kompetitif, mampu membangun kesetiaan pada pelanggan nampaknya

merupakan faktor kunci dalam memenangkan pangsa pasar (Jarvis & Mayo, 1986

dalam Luarn & Lin; 2005) dan mengembangkan keuntungan persaingan yang

diperoleh (Kotler & singh, 1981 dalam Luarn & Lin; 2005). Meskipun

pentingnya kesetiaan pada pelayanan telah diketahui dalam literatur pemasaran

selama tiga dekade (Howard & Sheth dalam Luarn & Lin; 2005), koseptualisasi

dan validasi bentuk kesetiaan pada layanan penyedia pelayanan. Keberhasilan

perdagangan penjualan jasa perhotelan, ditentukan oleh sebagian konsumen yang

menunjukkan kesetiaan pada penyedia jasa perhotelan. Perhatian penelitian

tersebut lebih dipusatkan pada pengembangan dan bentuk kesetiaan bagi jasa

perhotelan.

Bahwa untuk memperoleh pelanggan adalah mempertahankan

kepercayaan mereka pada penjualan jasa (Reichheld & Schefter, 2000), penelitian

tersebut menyelidiki kepercayaan konsumen sebagai faktor primer bagi

komitmen dan kesetiaan pelanggan. Penelitian ini menggabungkan kepercayaan,

kepuasan pelanggan dan nilai yang dirasakan sebagai variabel independen dalam

memahami mengapa pelanggan menjadi setia, dengan komitmen sebagai variable

mediasinya. Tujuan pokok penulisan skipsi ini adalah untuk menyingkapkan

faktor-faktor antara lain : kepuasan pelanggan, kepercayaan, dan nilai yang

dirasakan yang mempengaruhi komitmen dan kesetiaan pembelian dalam sebuah

(16)

commit to user

3 Menurut Bowen, John dan Shoemaker, (1998) dalam Luarn & Lin (2005),

kesetiaan pelanggan dalam industri perhotelan mempunyai dua dimensi, yaitu

dimensi perilaku (behavioral) dan dimensi sikap (attitudinal). Dimensi perilaku

(behavioral) adalah merupakan aspek dari perilaku pelanggan (seperti pembelian

ulang) yang ditujukan pada suatu jasa kurun waktu tertentu. Sedangkan dimensi

sikap (attitudinal) adalah merupakan motivasi dan preverensi pelanggan untuk

membeli suatu jasa tertentu (Gremler, Dwayne dan Brown, Stephen; 1997)

Kesetiaan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan

pelanggan menjadi setia pada suatu perusahaan jasa. Faktor-faktor tersebut antara

lain kepercayaan konsumen (trust), kepuasan konsumen (customer satisfaction),

nilai yang dirasakan (perceived value), dan komitmen (Commitment). Pelanggan

yang puas terhadap jasa hotel yang dirasakan kemungkianan besar akan membeli

ulang dari penyedia jasa hotel. Penyediaan jasa hotel yang mampu memuaskan

pelanggannya akan dapat meningkatkan keuntungan dan pangsa pasarnya karena

adanya pembelian ulang dari pelanggan hotel. Selain itu, citra hotel yang baik

akan dapat meningkatkan atau menutup kekurangan pelayanan yang dirasakan

oleh pelangganan, sebaliknya citra yang buruk akan memperburuk pelayanan

hotel yang dirasakan oleh pelanggan.

Hubungan secara pribadi yang terbentuk antara karyawan hotel dengan

pelanggan akan memungkinkan terjalinnya komunikasi yang baik antara kedua

belah pihak. Pelanggan akan dapat mengkomunikasikan harapan dan kebutuhan

(17)

commit to user

4 meminta pendapat pelanggan akan pelayanan yang telah diberikan, sehingga jika

dalam proses pelayanan jasa hotel terdapat sesuatu yang kurang akan segera

dapat teratasi dengan komunikasi yang terbuka antara pelanggan dan karyawan

hotel.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis

mengambil judul “Pengaruh Trust, Consumer Satisfaction dan Perceived

Value Terhadap Loyalty Dengan Commitment Sebagai Variabel Mediasi”

B. Rumusan Masalah

Pelayanan pada konsumen mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan volume penjualan .

Dalam laporan ini, maka masalah yang akan dibahas antara lain adalah :

1. Bagaimana pengaruh kepercayaan konsumen ( trust ), terhadap

loyalitas ( loyalty ) konsumen pada The Sunan Hotel Solo.

2. Bagaimana pengaruh kepuasan konsumen ( customer satisfaction),

terhadap loyalitas ( loyality ) konsumen pada The Sunan Hotel Solo.

3. Bagaimana pengaruh nilai yang dirasakan ( perceived value ),

terhadap loyalitas ( loyality ) konsumen pada The Sunan Hotel Solo.

4. Bagaimana pengaruh kepercayaan konsumen ( trust ), terhadap

komitmen ( commitment ) konsumen pada The Sunan Hotel Solo.

5. Bagaimana pengaruh kepuasan konsumen (customer satisfaction),

(18)

commit to user

5

6. Bagaimana pengaruh nilai yang dirasakan ( perceived value ),

terhadap komitmen ( commitment ) konsumen The Sunan Hotel Solo.

7. Bagaimana pengaruh komitmen ( commitment ) terhadap loyalitas (

loyalty ) konsumen The Sunan Hotel Solo.

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang

dilakukan antara lain untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepercayaan konsumen (trust),

kepuasan konsumen ( customer satisfaction ), dan nilai yang dirasakan

( perceived value ), terhadap loyalitas ( loyalty ) konsumen pada The

Sunan Hotel Solo .

2. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kepercayaan konsumen (

trust ), kepuasan konsumen ( customer satisfaction ), dan nilai yang

dirasakan ( perceived value ), terhadap loyalitas ( loyalty ) melalui

terbentuknya komitmen (Commitment) konsumen pada The Sunan

Hotel Solo.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung komitmen (Commitment)

(19)

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain:

1. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi penulis

kepada penyedia jasa penginapan, khususnya The Sunan Hotel Solo agar

dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan pelayanan terhadap

pelanggan agar tetap setia menggunakan jasa penginapan di The Sunan

Hotel Solo.

2. Pihak Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai Pengaruh Trust,

Customer Satisfaction dan Perceived Value Terhadap Loyalty dengan

Commitment Sebagai Variabel Mediasi pada jasa penginapan, serta

memberikan penjelasan tentang hubungan kausalitas antar variabel –

(20)

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengungkap kajian literatur yang dapat menjelaskan fenomena

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui posisi studi ini dibandingkan dengan studi-studi sebelumnya

terkait dengan variabel-variabel yang menjadi objek amatan dan hubungan antar

variabel yang dibentuk. Selain itu, posisi studi ini juga digunakan untuk

mendesain rumusan hipotesis yang selanjutnya juga digunakan untuk

mengkonstruksi model penelitian.

A. Kepercayaan Konsumen ( Trust )

Worchel (1979) seperti dikutip oleh Lau dan Lee, (1999) dalam Licen

(2008) mendefinisikan trust sebagai kesediaan (willingness) individu untuk

menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Moorman,

Deshpande, dan Zaltman (1993) mendefinisikan trust sebagai kesediaan

(willingness) individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang

terlibat dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence)

kepada pihak lain tersebut. Dua pendapat tersebut menekankan unsur kesediaan

(willingness) dan keyakinan (confidence) dalam trust.

Dalam lingkungan perdagangan jasa, keyakinan yang dipercaya, atau

(21)

commit to user

8 konsumen atas sifat khusus penjual jasa, termasuk kemampuan, integritas, dan

kebaikan yang ditunjukkan penjual saat menangani transaksi konsumen

(McKnight et al. 2002; Kim & Benbasat; 2003). Maksud mempercayai berarti

orang yang percaya sangat mau untuk bergantung, atau bermaksud untuk

bergantung pada yang dipercaya (McKnight et al. 2002).

Meskipun sebagian peneliti telah menganggap kepercayaan sebagai

kesatuan konsep (misalnya Rotter, 1971; dalam Luarn & Lin; 2005), kebanyakan

peneliti sekarang setuju bahwa kepercayaan merupakan konsep multi-dimensi

(Mayer et al. 1995; Rousseau et al. 1998; McKnight et al. 2002; dalam Luarn &

Lin; 2005 ). Sesuai dengan definisi kepercayaan yang diadopsi Grefen et al.

(2003), mendefinisikan kepercayaan sebagai seperangkat keyakinan khusus

secara primer terkait dengan integritas (kejujuran yang dipercaya dan janji yang

dijaga), kebaikan (kepedulian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak

sesuai ketertarikan yang dipercaya), kompetensi (kemampuan yang dipercaya

untuk memenuhi kebutuhan yang percaya), dan kemampuan untuk diramal

(konsistensi perilaku yang dipercaya). Kami juga memasukkan dimensi

kemampuan untuk diramal dalam perumusan kepercayaan kami, karena hal ini

lebih relevan bagi model kepercayaan yang berlaku ketimbang model

kepercayaan sebelumnya (McKnight et al. 1998, 2002).

B. Nilai Yang Dirasakan ( Perceived Value )

Sangatlah umum diketahui bahwa nilai yang dirasakan merupakan kunci

(22)

commit to user

9 pembeli yang didapatkan dari sebuah penawaran penjual dan unsur yang

diberikan yaitu biaya pengorbanan uang atau non uang untuk memiliki yang

ditawarkan (Dodds et al. 1991; Zeithaml, 1988; dalam Luarn & Lin; 2005).

Penelitian secara mendasar terpusat pada kualitas produk dan jasa, sebagaimana

uang yang diterima dan waktu yang dikeluarkan sebagai unsur yang diserahkan

(grenwal et al. 1998; Lichtenstein et al. 1990; Zeithaml, 1988; Parasuraman &

Grewal, 2000; dalam Luarn & Lin; 2005).

Nilai yang dirasakan merupakan kegunaan layanan yang diterima terkait

dengan pengorbanan uang dan non uang, yang dibebankan pada pelanggan dan

berdasar pertimbangan stimultan atas apa yang diterima dan apa yang diberikan

untuk mendapatkannya. Dalam suatu hal yang pokok mengenai apa yang

ditawarkan penjual pada pelanggannya merupakan sebuah produk/layanan, tidak

ada produk nyata dan yang sejenis, sehingga sangatlah sulit bagi konsumen untuk

membedakan kualitas produk dan kualitas jasa. Pengetahuan yang terkumpul dari

penelitian sebelumnya mendukung pernyataan umum bahwa nilai yang dirasakan

mendukung kesetiaan konsumen (Parasuraman & Grewal, 2000; Dodds et al.

1991; Grewal et al. 1998; Voss et al. 1998, dalam Luarn & Lin; 2005)

C. Kepuasan Konsumen ( Consumer Satisfaction )

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal

dari perbandingan kesannya terhadap kinerja ( hasil ) suatu produk dan

harapan-harapannya (Kotler; 1997). Kepuasan merupakan proses evaluasi yang dilakukan

(23)

commit to user

10

performance aktual dengan performance harapan. Berdasarkan perbandingan

tersebut konsumen akan mengalami emosi positif maupun negatif ataupun netral

yang tergantung dengan apakah harapan mereka terpenuhi (Mowen, 1995 dalam

Marlien dan Prihandayani Suprapto, 2005).

Kepuasan konsumen adalah persepsi atas tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan antara kinerja dengan harapan. Jika kinerja berada di

bawah harapan maka konsumen tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan maka

konsumen akan amat puas atau amat senang. Apabila konsumen merasa puas

terhadap suatu produk biasanya mereka akan melakukan pembelian ulang. Hal

inilah yang tentunya diharapkan perusahaan.

Menurut Oliver (1993) dalam Marlien dan Prihandayani Suprapto (2005)

kepuasan konsumen adalah pengalaman sejati atau keseluruhan kesan konsumen

atas pengalamannya mengkonsumsi jasa tersebut. Sedangkan Ruth N. Bolton dan

James H. Drew (1991) dalam Marlien dan Prihandayani Suprapto (2005),

menyatakan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap jasa yang

ditawarkan pada saat itu tergantung pada persepsi kinerja yang ada dan persepsi

dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para

konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

manfaat yakni hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen, sehingga

memberikan dasar yang baik bagi adanya pembelian ulang dan loyalitas. Banyak

(24)

commit to user

11 merasa puas akan mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang

lebih baik. Namun, untuk mereka yang amat puas, akan lebih sukar untuk

mengubah pilihannya. Kepuasan yang tinggi atau kesenangan yang tinggi akan

menciptakan kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya sekedar prefensi

rasional. Hasil akhirnya adalah terwujudnya kesetiaan konsumen yang tinggi.

Menurut Day dalam Fandi Tjipto (1997), kepuasan dan ketidakpuasan

pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

(disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Menurut Marlien dan Prihandayani Suprapto (2005), dimensi-dimensi

yang membentuk kepuasan konsumen adalah kepuasan layanan secara

keseluruhan, kepuasan dikaitkan dengan bisnis asuransi secara umum, dan

perbandingan antara harapan dan kenyataan.

D. Loyalitas Konsumen ( Loyalty )

Oliver (1996) mendefinisikan konsep loyalitas pelanggan sebagai

komitmen yang mendalam untuk pembelian ulang atau penggunaan kembali

suatu produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang,

meskipun pengaruh situasional dan usaha pemasaran memiliki potensi untuk

menyebabkan perilaku berpindah.

Lovelock dan wright (2005). Mengungkapkan loyalitas sebagai keputusan

(25)

commit to user

12 jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasa secara

berulang–ulang, dan dengan suka rela merekomendasikan produk perusahaan

tersebut kepada rekan-rekanya.

Griffin (2003) Seorang pelanggan dikatakan loyal, jika menunjukkan

perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian non random yang

diungkapkan dari waktu kewaktu oleh suatu unit pengambilan keputusan.

Luarn dan Lin (1999) menjelaskan kesetiaan pada merek sebagai sebuah

tanggung jawab yang tumbuh secara mendalam untuk membeli dan berlangganan

barang/jasa yang disukai kembali secara terus menerus dimasa yang akan datang.

Konsep ini mencakup kemungkinan pembaharuan kontrak layanan di masa yang

akan datang. Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang

ditawarkan suatu perusahaan tercermin dalam kebiasaan konsumen dalam

melakukan pembelian barang dan jasa secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Konsumen yang melakukan pembelian terus menerus dan loyal pada suatu merek

tertentu maka konsumen tersebut dapat dikatakan sebagai konsumen yang loyal.

Banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai target penjualan disebabkan

karena mereka kurang tepat dalam memberikan strategi mengenai kebutuhan

konsumen sehingga loyalitas konsumen sulit untuk dipertahankan.

Seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan pembelian

terhadap merek suatu produk, maka dia tidak akan lagi mempertimbangkan untuk

membeli produk lain selain merek produk yang dibelinya. Jika ada konsumen

(26)

commit to user

13 loyal terhadap merek pilihannya dan itulah yang disebut loyalitas konsumen.

Loyalitas konsumen adalah kondisi di mana konsumen mempunyai sikap positif

terhadap sebuah produk, mempunyai komitmen terhadap produk tersebut dan

bermaksud melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang (Basu Swasta,

DH, 1999).

Dick dan Basu (1994) berusaha mengintegrasikan perspektif sikap dan

perilaku kedalam satu model komprehensif. Dengan mengkombinasikan

komponen sikap dan perilaku pembelian ulang, maka didapatkan empat jenis

loyalitas. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar II.1

Empat Jenis Loyalitas

Repeat Patronage

Hight Low

Hight

Relative attitude

Low

Sumber: Dick, A and Basu, K. 1994. Customer Loyalty: Toward an

Integrated Conceptual Framework. Journal of Marketing Science, Vol.

22, PP. 99 - 113

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa ada empat jenis loyalitas

pelanggan, yaitu:

Loyalty Latent loyalty

Spurious loyalty

(27)

commit to user

14 1. Tanpa Loyalitas ( No Loyalty )

Pelanggan yang frekuensi pembelian ulangnya rendah dan sikapnya

juga rendah. Sikap yang rendah ini menunjukkan bahwa perusahaan

kurang berhasil dalam mengkombinasikan produk atau karena dalam

pasar merek – merek yang ada dianggap tidak memiliki perbedaan oleh

pelanggan.

2. Loyalitas palsu ( spurious Loyalty )

Pelanggan yang berulang kali melakukan pembelian tetapi sikap

terhadap merek relatif rendah. Hal ini terjadi karena faktor situasional

atau karena kondisi pasar yang memaksa pelanggan untuk melakukan

pembelian ulang.

3. Loyalitas tersembunyi ( Latent Loyalty )

Pelanggan seperti ini banyak terjadi karena pengaruh dari

lingkungan pasar dimana norma-norma dan situasi sosial kurang

mendukung pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

4. Loyalitas ( Loyalty )

Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para

pemasar, dimana pelanggan bersikap positif terhadap jasa atau penyedia

(28)

commit to user

15

Tahap pertumbuhan loyalitas konsumen.

Konsumen akan merasa memperoleh keuntungan jika selalu berhubungan

dengan perusahaan langganannya yang sudah dikenal dibandingkan dengan

harapan terhadap perusahaan baru yang belum diketahui. Jika perusahaan secara

konsisten memperhatikan kepentingan konsumen maka konsumen akan tetap

berlangganan dengan perusahaan dan menjaga relationshipnya.

Menurut Kotler (2005) yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya

Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (2000) ada sembilan tahap

pertumbuhan atau pembentukan seseorang menjadi konsumen yang loyal, yaitu:

1). Suspect.

Adalah setiap orang yang mempunyai keinginan untuk membeli

produk atau jasa yang kita hasilkan. Karena dipercaya mereka ada

kemungkinan untuk membeli, tetapi belum dapat dikeahui secara pasti.

2). Prospect

Adalah seseorang telah memiliki kebutuhan akan produk atau jasa

kita dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Walaupun

seseorang yang prospect belum tentu membeli dari kita, tetapi telah ada

yang merekomendasikan tentang kita.

3). Disqualified Prospect

Adalah prospect yang cukup kita pelajari dan mereka tidak

membutuhkan atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli produk

(29)

commit to user

16

4). First Time Customer

Adalah mereka yang baru pertama kali membeli dari kita. Mereka

ini termasuk konsumen kita tetapi masih menjadi konsumen pesaing.

5). Repeat Customer

Adalah mereka yang telah melakukan pembelian dua kali atau lebih.

Mereka sudah bisa diklarifikasikan sebagai konsumen.

6). Client

Seorang client membeli dari kita semua produk yang kita tawarkan

yang mungkin dapat dipergunakan atau sesuai dengan kebutuhan mereka.

Mereka membeli secara reguler sehingga kita dituntut untuk terus

berusaha menciptakan hubungan yang baik agar mereka merasa tidak

tertarik dengan pesaing.

7). Advocate

Seseorang advocate membeli semua produk atau jasa dan

membelinya secara reguler, seorang advocate akan melakukan pemasaran

untuk kita dan membawa konsumen baru kepada kita.

8). Partner

Setiap tahapan terakhir dimana perusahaan bersama pelanggan

secara aktif melakukan kerja sama yang saling menguntungkan.

Membangun dan mempertahankan loyalitas konsumen sebagai bagian dari

suatu program hubungan jangka panjang sebuah perusahaan terbukti dapat

(30)

commit to user

17 Bagi organisasi, terdapat empat manfaat utama yang berkaitan dengan

loyalitas konsumen yaitu:

1. Loyalitas meningkatkan pembelian konsumen.

Loyalitas memperlihatkan bahwa konsumen cenderung berbelanja

setiap tahunnya dari satu provider yang memiliki hubungan khusus

dengan para konsumen itu. Pada saat konsumen mempersepsikan tinggi

nilai dari suatu produk dan jasa sebuah perusahaan, mereka cenderung

membeli kembali dari penyedia jasa yang sama untuk mengantisipasi

resiko yang mungkin jika mereka pindah ke pemasok atau penyedia jasa

yang lain (Reichheld dan Sasser, 1990; dalam Fandy Tjiptono, 2004).

2. Loyalitas konsumen menurunkan biaya yang ditanggung perusahaan

untuk melayani konsumen.

Sejumlah organisasi mengeluarkan sejumlah biaya awal dalam

usahanya menarik konsumen baru antara lain biaya promosi, biaya

pengoperasian dan biaya pemasangan suatu sistem baru. Dalam jangka

pendek, biaya-biaya itu seringkali revenue yang diperoleh dari konsumen

(Zeithaml dan Bitner, 1996; dalam Fandy Tjiptono, 2004). Oleh karena

itu, memperoleh loyalitas konsumen berarti membantu menurunkan

biaya-biaya terkait penjualan pada perusahaan itu yang menghasilkan

profit margin yang lebih tinggi.

3. Loyalitas konsumen meningkatkan komunikasi yang positif dari

(31)

commit to user

18 Para konsumen yang puas dan loyal terhadap suatu perusahaan

kemungkinan besar memberikan rekomendasi sangat positif dari mulut ke

mulut (Zeithaml dan Bitner, 1996; Getty dan Thomson, 1994; dalam

Fandy Tjiptono, 2004). Bentuk komunikasi ini dapat terbukti membantu

bagi para konsumen baru yang berusaha untuk mengevaluasi derajat

resiko yang dilibatkan dalam keputusan untuk membeli. Oleh karena itu,

suatu rekomendasi berfungsi sebagai piranti pemasaran dan membantu

menurunkan pengeluaran perusahaan untuk menarik konsumen baru.

Loyalitas konsumen merupakan pembelian atau penggunaan atas jasa

yang berkelanjutan dan rekomendasi yang diberikan kepada pihak lain yang

didasari oleh kesukaan. Setidaknya ada dua dimensi utama loyalitas konsumen

yaitu:

1. Perilaku (behavior)

Perilaku adalah aspek dari perilaku konsumen (seperti membeli

ulang) yang ditujukan pada suatu barang atau jasa dalam kurun waktu

tertentu (Bowen dan Shoemaker, 1998). Meskipun pembelian ulang atau

penggunaan jasa yang berkelanjutan adalah suatu hal yang sangat penting

bagi pemasar, penginterpretasian loyalitas tersebut tidak cukup karena

konsumen yang menggunakan jasa berkelanjutan belum tentu mempunyai

sikap positif terhadap jasa yang digunakan. Penggunaan berkelanjutan

bukan karena merasa puas tetapi mungkin karena terpaksa atau faktor

(32)

commit to user

19 menggunakan jasa yang bersangkutan jika ada pilihan lain yang lebih

menarik baik dari segi harga maupun pelayanannya.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan niat dan prefensi konsumen untuk membeli suatu

jasa atau produk tertentu. Niat untuk merekomendasikan dan prefensi

pada suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan

bisnis di masa yang akan datang. Sehingga dimensi sikap ini merupakan

indikasi yang baik untuk pengukuran loyalitas konsumen.

E. Komitmen Konsumen ( Commitment )

Dalam pemasaran jasa, komitmen dirumuskan sebagai suatu bentuk

perjanjian yang tersurat maupun tersirat untuk melanjutkan hubungan antar dua

pihak atau lebih. Komitmen dalam konsep long term relationship, memegang

peranan penting karena hubungan jangka panjang paling banyak didasarkan pada

komitmen kedua belah pihak (Dwyer et al. 1997; dalam Jasfar 2002). Definisi ini

lebih menekankan pengertian komitmen dari unsur perilaku sebagai upaya untuk

mempertahankan dan menjaga hubungan jangka panjang antara kedua belah

pihak agar hubungan ini lebih bernilai. Pengertian “Value relationship” dikaitkan

dengan suatu keyakinan bahwa tidak akan terjadi suatu komitmen, apabila salah

suatu pihak atau kedua-duanya merasa bahwa hubungan itu tidak saling

menguntungkan. Dengan kata lain komitmen berarti terdapat suatu hubungan

yang berharga yang perlu dipertahankan, dimana masing-masing pihak bersedia

(33)

commit to user

20 Komitmen sebagai suatu konstruk yang multi komponen menurut Allen

dan Meyer (1990) terdiri dari tiga unsur yaitu komitmen efeksi, komitmen

berkelanjutan (kontinum) dan komitmen normative. Selama ini komitmen

umumnya lebih banyak dilihat dari segi efeksi. Namun untuk penelitian relasional

tidak cukup hanya dilihat dari segi afeksi semata, karena menurut Fullerton dan

Taylor (2000) konsumen memiliki sejumlah perasaan atas hubungan mereka

dengan penyedia jasa (service provider) yang merefleksikan komitmen afeksi,

komitmen berkelanjutan dan komitmen normative.

Menurut Mayer dan Alen (1990) dalam jasfar (2003) penggunaan

komitmen afeksi dalam pemasaran relational (relationship marketing) mampu

bertahan ketika mengidentifikasi seseorang dengan perasaan senang dan

keikutsertaannya dalam suatu organisasi.

Komitmen normatif dapat bertahan ketika pelanggan merasa sebagai

bagian dari tanggung jawab perusahaan. Unsur-unsur komitmen normatif

merupakan konstruk menyeluruh yang menjadi penyebab tumbuhnya berbagai

tanggung jawab.

Komitmen kontinum dalam pemasaran relational berasal dari biaya

peralihan (switching cost), pengorbanan (sacrifice), dan ketergantungan

(dependence). Pendapat tersebut bersumber dari Bendapudi dan Berry (1997).

Dengan kata lain, pelanggan dapat melakukan komitmen dengan perusahaan jika

mereka merasa pada akhir hubungan tersebut memang diperlukan adanya

(34)

commit to user

21 Menurut Fullerton dan Taylor (2000), dimensi penelitian tentang variable

komitmen konsumen adalah :

1. Komitmen afeksi terdiri dari pembagian nilai (share value),

kepercayaan (beliefes), kemurahan hati (benevolence), dan hubungan

baik (relationalise).

2. Komitmen normatif terdiri dari konsep timbal balik (recriprocity) dan

pembagian nilai (shared value).

3. Komitmen kontinum terdiri dari biaya peralihan (switching cost),

pengorbanan (sacrifice), dan ketergantungan (dependence).

F. Penelitan Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh PinLuarn dan Hsin-Hui Lin dengan judul

A Customer Loyalty Model for E-Service Context”. Penelitian ini membahas

mengenai pengaruh langsung Trust, Consumer Satisfacton, perceived value,

Commitment terhadap Loyalty. Serta pengaruh tidak langsung Trust, Consumer

Satisfacton, perceived value, Commitment terhadap Loyalty melalui variable

mediasi Commitment. Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil kesimpulan

bahwa variabel komitmen memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap

kesetian konsumen.

Thorsten Hennig – Thurau (2002) dalam penelitianya dengan judul “

Understanding Relationship Marketing Outcomes” menemukan bahwa manfaat

sosial kepuasan pelanggan dan komitmen pelanggan mempunyai pengaruh yang

(35)

commit to user

22 Thorsten Henning – Thurau (2002), variabel kepuasan pelanggan mempunyai

pengaruh yang paling dominan terhadap loyalitas pelanggan.

Yuni Riana Liestrianti (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis

Pengaruh Kepercayaan, Komitmen dan Kepuasan terhadap Kesetiaan

Nasabah Bank Mandiri Cabang Sriwedari Solo” menyatakan bahwa

kepercayaan, kepuasan dan komitmen berpengaruh positif terhadap loyalitas

konsumen. Untuk variable yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap

kesetiaan konsumen adalah kepuasan pelanggan sedangkan variable yang kurang

begitu dominan mempengaruhi kesetiaan adalah kepercayaan.

Aryotedjo (2006) dalam penelitianya dengan judul “Pengaruh Kualitas

Pelayanan, Kepuasan Pelanggan, dan Komitmen Pelanggan Terhadap

Loyalitas Pelanggan pada Bisnis Retail” menemukan bahwa kualitas jasa,

kepuasan pelanggan, dan komitmen pelanggan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap loalitas pelanggan. Dalam penelitian ini, variable kepuasan

pelanggan mempunyai pengaruh paling dominan terhadap loyalitas pelanggan.

Simatupang dan Rintar Agus (2008) dengan tesisnya berjudul “The

Influence of Trust, Customer Satisfaction, Perceived value on Loyalty and

Commitment”, pengujian tahap pertama menemukan bahwa trust, perceived

value dan commitment berpengaruh positif terhadap loyalty; dan pengujian tahap

kedua menemukan consumer satisfaction dan perceived value berpengaruh

(36)

commit to user

23

G. Kerangka Pemikiran

Persaingan yang semakin ketat diantara industri perhotelan saat ini

menjadikan kesetiaan pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat

kepentingan dan harapan pelanggan serta pelaksanaan atau kinerja yang

dilakukan perusahaan haruslah sesuai. Industri perhotelan dituntut untuk

memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh pelanggan agar mereka

menjadi setia. Perusahaan harus menilai variabel-variabel apa saja akan

mempengaruhi kesetiaan pelanggan dan bagaimana hasilnya.

Gambar II.2

Kerangka Pemikiran

Sumber : Pin Luarn & Hsin_Hui Lin: (2005)

Trust

Customer Satisfaction

Perceived Value

Loyalty

(37)

commit to user

24

H. Hipotesis

Djarwanto dan Pangestu Subagya (1998) dalam bukunya Statistik Induktif

menjelaskan bahwa “Hipotesis merupakan pernyataan mengenai suatu hal yang

harus diuji kebenaranya. Ada hubungan teori dengan hipotesis, yaitu bahwa

hipotesis merupakan penjelasan yang bersifat sementara, tetapi harus didasarkan

pada sistematika dan kebenaran dari teori yang diuji”.

Jadi hipotesis merupakan pernyataan yang masih lemah kebenaranya dan

masih perlu dibuktikan tentang pernyataan yang menjadi dugaan sementara

tersebut. Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan yang diajukan dimuka,

serta untuk merealisasikan tujuan diadakanya penelitian, maka penulis

mengajukan hipotesis yaitu:

1. Hubungan antara Trust dengan Customer Loyalty dan

Commitment

Luarn & Lin (2005) menemukan hubungan kepercayaan terhadap

kesetian konsumen dan komitmen. Morgan dan Hunt (1994) juga

menemukan bahwa kepercayaan konsumen pada merek membawa pada

kesetiaan dan komitmen pada merek yang dinilai tinggi. Anderson dan

Narus, 1990; dalam Aydin dan Ozer (2005) menekankan bahwa untuk

memperoleh kepercayaan, pihak satu harus percaya bahwa pihak lain akan

melakukan tindakan yang memberikan hasil positif untuknya.

Konsekuensinya, untuk mempercayai sebuah merek, seorang pelanggan

(38)

commit to user

25 Kepercayaan telah diketahui sebagai sebuah faktor penting yang

berhubungan dengan komitmen, demikian pula pada loyalitas pelanggan

(Fournier, 1998; Gundlach et el. 1995; dalam Aydin dan Ozer, 2005).

Menunjukkan bahwa apabila satu pihak percaya pada orang lain,

memungkinkan munculnya beberapa niat perilaku positif untuk pihak lain

tersebut. Demikian pula apabila pelanggan percaya terhadap sebuah

merek, mereka juga akan memiliki niat positif untuk membelinya ( Lau

dan Lee, 1999; dalam Aydin dan Ozer, 2005 ).

Dalam konteks ini, kepercayaan berperan memelihara investasi

hubungan melalui kooperasi dengan partner, dan tahan dari alternatif

jangka panjang yang menarik untuk memperoleh manfaat jangka panjang

yang diharapkan dapat bertahan pada partner tersebut, serta mengambil

potensi resiko yang tinggi dan menjadi bijaksana karena percaya bahwa

partner tidak akan melakukan tindakan yang opportunistic ( Morgan dan

Hunt, 1994; dalam Aydin dan Ozer, 2005). Dengan demikian hipotesis

yang muncul adalah:

H1a : Ada pengaruh positif Kepercayaan terhadap kesetiaan

konsumen Hotel The Sunan Solo

Menurut Delgato & Manuera (2001). Kepercayaan terhadap suatu

merek merupakan sebuah konstruk sentral dalam hubungan jangka

panjang. Pendapat ini didukung pula oleh Moorman, Zaltman, dan

(39)

commit to user

26 menyebutkan bahwa kepercayaan suatu merek memberikan pengaruh

yang signifikan pada komitmen konsumen. Hal yang sama juga

dinyatakan oleh Tjiptono (2005) bahwa trust dalam hal ini kepercayaan

pada suatu merek merupakan faktor yang paling krusial dalam setiap

relasi, sekaligus berpengaruh pada komitmen. Garbarino dan Johnson,

(1999) Morgan dan Hunt, (1994); Henning - Thurau, et al. (2002) dalam

Yuni Riani (2006) menyatakan kepercayaan menciptakan manfaat untuk

pelanggan, sebagai contoh efisiensi hubungan melalui berkurangnya

biaya-biaya transaksi, bahwa pada giliranya membantu perkembangan

kesetiaan dan komitmenya kepada suatu hubungan. Oleh karena itu,

manfaat kepercayaan secara positif mempengaruhi komitmen pelanggan

dalam sebuah hubungan. Pada konteks hubungan antara merek dengan

konsumen, kepercayaan terhadap merek mempunyai kontribisi penting

pada komitmen konsumen. Logika ini diperkuat oleh temuan penelitian

Morgan dan Hunt (1994), Doney dan Cannon (1997), Lau dan Lee (1999),

Thurau, Langer dan Hansen (2001) dalam Licen (2008) bahwa trust

adalah anteseden loyalty. Dengan demikian hipotesis yang muncul adalah:

H1b : Ada pengaruh positif kepercayaan terhadap komitmen

(40)

commit to user

27

2. Hubungan antara Customer satisfaction terhadap Loyalty dan

Commitment

Menurut Fornell (1992) loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari

kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan dan keluhan pelanggan.

Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada waktu

yang akan datang dan memberikan kepada orang lain atas produk atau

jasa yang dirasakan. Loyalty dapat terbentuk apabila pelanggan merasa

puas dengan merek atau tingkat layanan yang diterima dan berniat untuk

terus melanjutkan hubungan ( Selnes, 1993). Pelanggan dapat menjadi

loyal karena adanya hambatan peralihan yang besar dengan faktor teknis,

ekonomi atau psikologi, yang dirasakan mahal atau sulit untuk beralih

kepada penyedia layanan yang lain (Fornell, 1992). Lim et al. (2006)

menyebutkan kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan

pembelian akan membangun persepsi positif terhadap produk tersebut

yang kemudian akanmenciptakan loyalitas konsumen.

Hubungan antara kepuasan dengan loyalitas telah diteliti dalam

beberapa studi: Fornell (1992); Cronin dan Taylor (1992); Boulding et al.

(1993) dan Selnes (1992) dalam penelitiannya menemukan pengaruh

positif antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Dengan

demikian hipotesis yang muncul adalah:

H2a :Ada pengaruh positif kepuasan pelanggan terhadap kesetiaan

(41)

commit to user

28 Menurut Henning – Thurau dan Klee, (1997) dalam Aryotedjo

(2006) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh

yang positif terhadap komitmen Komitmen pelanggan mempunyai

hubungan yang kuat dengan loyalitas pelanggan. Beberapa studi yang

dilakukan oleh Anderson dan Sulivan, (1993); Oliver, (1996); dan

Aryotedjo (2006) menemukan bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor utama mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap loyalitas

pelanggan ( Anderson dan Fornell, 1994; Rust dan Zahorik, 1993; Thurau,

2002 dalam Aryotedjo, 2006 ). Dengan demikian hipotesis yang muncul

adalah:

H2b : Ada pengaruh positif kepuasan pelanggan terhadap komitmen

konsumen Hotel The Sunan Solo

3. Hubungan antara Perceived Value terhadap loyalty dan

Commitment

Nilai yang diperoleh (Perceived value) didefinisikan sebagai

selisih yang didapat oleh konsumen dari pengorbanan yang diberikan

dibandingkan dengan kepuasan yang didapat dari produk / jasa. Menurut

Kottler ( 2000 ); blackkwell et al. (1999); Brandy and Cronin, (2001);

Carmon and Ariely, (2000); Cronin et al. (2000); Sharmaet et al. (2001);

Zeithmal, (1998) dalam Agustina Hotma (2009), Value didefinisikan

sebagai selisih yang diperoleh konsumen dari keuntungan yang

(42)

commit to user

29 dikeluarkan. Menurut Bolton dan Drew, (1991); Grisaffe dan Kumar,

(1998); dalam Agustina Hotma (2009) memberikan value yang baik akan

memberikan kesetiaan kepada pelanggan dalam bentuk pembelian ulang

produk / jasa serta word-of-mounth yang positif. Dari penelitian yang

dilakukan oleh parasuraman dan Grewal, (2000); Dodds et al. (1991);

Grewal et al. (1998); Voss et al. (1998); dalam Luarn & Lin (2005),

diperoleh hasil bahwa nilai yang diperoleh berpengaruh positif terhadap

kesetiaan konsumen. Dalam penelitian Reichheld (1996) juga diperoleh

hasil bahwa terdapat hubungan antara nilai yang diperoleh dan kesetiaan.

Dengan demikian hipotesis yang muncul adalah:

H3a : Ada pengaruh positif nilai yang diperoleh terhadap kesetiaan

konsumen Hotel The Sunan Solo

Simatupang dan Rintar Agus (2008) menemukan variabel

commitment pada merek menjadi variabel pemediasi hubungan perceived

value pada loyalitas merek dan yang dipersepsikan juga mempunyai

pengaruh langsung pada loyalitas merek. Luarn dan Lin (2005) dalam

penelitinya menemukan hubungan antara perceived value dengan

commitment. Dengan demikian hipotesis yang muncul adalah:

H3b : Ada pengaruh positif nilai yang diperoleh terhadap komitmen

(43)

commit to user

30

4. Hubungan antara Commitment terhadap loyalty

Customer commitment, variabel ini didefinisikan sebagai keinginan

yang kuat yang bersifat terus menerus untuk selalu menjaga hubungan

baik dengan perusahaan (Fullerton, 2003; clark dan Maher, 2007; Lacey,

2007; dalam Haryanto dan Soemardjati 2009). Definisi ini menjelaskan

bahwa komitmen yang tinggi mengekpresikan upaya konsumen untuk

menjaga hubungan baik dengan perusahaan.

Customer Commitment menjadi variabel kunci dalam menciptakan

dan memelihara hubungan jangka panjang. Fenomena yang dijelaskan

adalah semakin tinggi customer commitment semakin tinggi customer

loyalty (Shemweel et al. 1993; Too et al. 2000; Ndubisi, 2006; dalam

haryanto dan Soemardjati 2009). Beberapa studi yang dilakukan oleh

Pritchard, Havitz, Howard, (1999); dan Thurau (2002); dalam Aryotedjo

(2006) menemukan bahwa komitmen pelanggan mempunyai hubungan

yang kuat dengan loyalitas pelanggan. Dengan demikian hipotesis yang

muncul adalah:

H4 : Komitmen berpengaruh positif terhadap kesetiaan pelanggan

(44)

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah menjelaskan landasan studi yang reliable dan valid

untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenaranya. Data yang reliable

dan valid bertujuan agar informasi yang dihasilkan dapat diterima dan dipercaya

dalam hal prosedur pengujianya. Untuk mendukung hal tersebut, ada beberapa

pembahasan yang diungkap, antara lain: desain penelitian, populasi, sampel dan

teknik sampling, instrument penelitian, sumber data, operasionalisasi variabel,

skala pengukuran, teknik analisis data, estimasi dan pengujian model structural,

serta pretest.

A. Desain Penelitian

Berbagai pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah formal

study ( diawali dengan adanya hipotesis dan bertujuan untuk menguji hipotesis

tersebut melalui penelitian ini ), communication study (peneliti menanyai subyek

dan mengumpulkan respon mereka ), ex post facto design ( peneliti hanya

melaporkan apa yang sudah dan sedang terjadi secara apa adanya ),

cross-sectional study ( hanya melakukan penelitian pada satu waktu ), statistical study (

berusaha menangkap karakteristik-karakteristik suatu populasi, menguji hipotesis

secara kuantitatif dan melakukan generalisasi ), serta field setting ( penelitian

(45)

commit to user

32 Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survey ( yaitu metode

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan sebagai alat

pengumpul data yang pokok ), survei dilakukan dengan cara penyebaran

kuesioner kepada responden, yaitu konsumen yang pernah menggunakan jasa

penginapan di The Sunan Hotel Solo, dan berniat untuk menggunakan kembali

jasa penginapan tesebut.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan dari orang, kejadian atau sesuatu yang

menjadi perhatian bagi peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2000; dalam

Kustariningrum, 2009) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

konsumen yang pernah menginap di The Sunan Hotel Solo.

2. Sampel

Sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran,

2003). Sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Orang yang pernah menggunakan jasa penginapan The Sunan

Hotel Solo.

b. Setiap responden mempunyai kesempatan sekali dalam

pengisian kuesioner.

Karena teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling ( SEM ),

dimana jumlah sampel yang memenuhi tidak dapat ditentukan sebelum

(46)

commit to user

33 dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga 200 sampel atau 5

kali parameter variable laten yang digunakan ( Heir et al. 2006 ). Jumlah

parameter yang digunakan adalah 18 item. Sehingga jumlah sampel yang

harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah 18 x 5 = 90. Supaya lebih

aman, maka sampel yang diambil sebanyak minimal 100 sampel.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 120 orang

yang pernah menggunakan jasa penginapan The Sunan Hotel Solo.

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling.

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sample (Sugiyono, 2000). Sedangkan

teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah porposive

sampling dengan alasan sampel yang diambil memiliki persyaratan

tertentu, yaitu minimal menginap ≥2 kali.

C. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunkan alat dalam bentuk

kuesioner. Metode kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan cara

mengajukan pernyataan secara tertulis yang telah disusun secara sistemik untuk

memberikan keterangan kepada penulis secara benar. Kuesioner yang diisi oleh

responden dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, artinya dalam kuesioner

(47)

commit to user

34 nantinya, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban atas

pertanyaan yang telah diberikan.

D. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber – sumber data:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Data ini meliputi jawaban atau pertanyaan dalam kuesioner

yang diajukan kepada responden serta hasil wawancara. Data diperoleh

dari responden dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner untuk

didisi oleh responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan pihak lain, bukan

oleh riset sendiri untuk tujuan lain, artinya riset adalah “tangan kedua”

yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut yang

kadang sudah berwujud informasi ke pihak lain yang telah

mengumpulkannya dilapangan. Riset hanya memanfaatkan data yang ada

untuk penelitiannya (Istijanto, 2005). Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan tentang peran manajemen

(48)

commit to user

35

E. Operasionalisasi Variabel

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Trust ( X1 ), Customer

Satisfaction ( X2 ) dan Perceived Value ( X3 )

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Loyalty (Y )

c. Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah Commitment ( X4 )

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Alternatif jawaban menggunakan metode pengukuran sikap yaitu

skala interval dengan pendekatan empat point linkert. Skala interval

digunakan jika respons untuk beragam item yang mengukur suatu variabel

bisa dihasilkan dengan skala empat point (tujuh point atau lainnya), yang

kemudian dapat diterapkan pada seluruh item (Sekaran, 2003). Sehingga

skala interval dengan pendekatan empat point linkert yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari empat alternatif jawaban dengan skor

mulai dari lima (4) sampai dengan satu (1) dari seluruh item pertanyaan.

1. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)

2. Skor 3 untuk jawaban cukup setuju (CS)

3. Skor 2 untuk jawaban kurang setuju (KS)

4. Skor 1 untuk jawaban tidak setuju (TS)

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dan tolak

ukur pengukuran masing- masing variabel tercantum pada tabel seperti

(49)

commit to user

36

Tabel III.1

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Notasi Definisi Operasional Indikator Skala

1 Trust T Kepercayaan ( trust ) merupakan kesediaan ( willingness ) seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena ia mempunyai keyakinan ( confidence ) kepada pihak

2 Satisfaction S Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandinglan dengan harapanya, setelah menjadi pengunjung / pelanggan. selisih yang didapat oleh konsumen dari pengorbanan yang diberikan, dibandingkan dengan kepuasan yang didapat dari produk atau jasa tesebut.

Kualitas

(50)

commit to user

37

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data

mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan di integrasikan.

Analisis ini menggambarkan profil dan tnggapan responden terhadap

kuesioner yang diberikan. Sedangkan statistic deskriptif adalah statistic

untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan data yang telah

terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum ( Sugiyono, 2004 )

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrument penelitian

benar – benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Untuk

mencapai validitas kuesioner, maka dilakukan usaha yang menitik

beratkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan

sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran

merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti.

Untuk melakukan uji validitas digunakan alat uji Confirmatory Factor

Analysis dengan bantuan SPPS FOR WINDOWS versi 16.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengidentifikasikan stabilitas dan konsistensi dengan

konsep instrument ukuran yang baik (Sekaran, 2000). Reliabilitas dapat

diukur melalui Crombach alpha (pada software SPSS). Koefisien

(51)

commit to user

38 variable dikatakan Reliabel jika memberikan nilai Crombach Alpha lebih

dari 0,60 (Agustina, 2009). Oleh karena itu dalam penelitian ini variabel

yang koefisien alpha diatas 0,60 telah dianggap signifikan dan dapat

digunakan dalam analisis.

Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu

kuesioner. Untuk menguji reliabilitas digunakan alat ukur dengan teknik

Cronbach Alpha.

Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik

multivariate yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis

faktor untuk mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara

simultan (Hair et al. 1998; dalam kustariningrum, 2009). Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan program AMOS versi 16 untuk

menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan.

G. Estimasi dan Pengujian Model Struktural

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian

model struktural dengan pendekatan two step aproach to SEM, yaitu:

1. Asumsi kecukupan sampel

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100

hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan

(Hair et al. 2006). Maximum likehood (ML ) akan menghasilkan estimasi

parameter yang valid, efisien dan reliable apabila data yang digunakan

(52)

commit to user

39 terhadap penyimpangan Multivariate normaly yang sedang / moderate

(Ghazali dan Fuad, 2005).

2. Asumsi Normalitas

Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada suatu

variable dalam menghasilkan distribusi normal (Ghazali dan Fuad, 2005).

Normalitas dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Univariate normality ( normalitas univariat )

b. Multivariate normality ( normalitas multivariate )

Apabila data memiliki multivariate normality, maka data tersebut

pasti memiliki univariate normality. Sebaliknya, apabila data univariate

normality belum tentu data tersebut juga memiliki multivariate normality.

Ghazali dan fuad, ( 2005 ) membagi jenis distribusi data menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Normal, jika nilai skewness < 2 dan nilai kurtosis < 7

b. Moderately non-normal, besarnya data yang tidak normal adalah

moderat ( sedang ). Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai

kurtosis antara 7 sampai 21.

c. Extremely non-normal, yaitu distribusi dengan teknik Maximum

likehood ( ML ) mensyaratkan sebaiknya asumsi pada data

terpenuhi.

3. Asumsi Outliers

Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat

Gambar

Gambar IV.2 Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ……………………...
Gambar II.1
Gambar II.2
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis 10: Terdapat pengaruh satisfaction pada customer advocacy yang dimediasi oleh trust, commitment dan loyalty .... Implikasi

Dalam mengembangkan produk atau merek, perusahaan harus memiliki customer based brand equity (CBBE) yang kuat sehingga berdampak pada loyalitas pelanggan.. Penelitian ini

Apabila perceived value (nilai yang dirasakan) konsumen semakin tinggi, konsumen akan semakin puas. Kepuasan yang semakin tinggi, akan mendorong konsumen menunjukkan

Selanjutnya hasil regresi tahap ketiga yakni menguji pengaruh perceived value dan customers satisfaction secara bersamaan terhadap behavioral loyalty juga menunjukkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara ability dengan consumer loyalty, artinya untuk mendapatkan consumer loyalty nilai ability harus ditingkatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara ability dengan consumer loyalty, artinya untuk mendapatkan consumer loyalty nilai ability harus ditingkatkan

Dengan memahami dinamika interaksi antara perceived value dan switching costs, perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang lebih efektif untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan

Adapun empat faktor utama dalam meningkatkan customer loyalty yaitu customer experience pengalaman pelanggan yang positif, customer value nilai pelanggan, customer trust kepercayaan