• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL

DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN

TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Oleh

RICCO FRANCOIS JULIEN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITY LEVEL, FINANCIAL DISTRESS, AND REPORTING OF CLIENT’S NET LOSS TO AUDIT REPORT LAG OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

By

Ricco Francois Julien

The purpose of the research conducted by the author was to obtain empirical evidence that: (1) profitability level take effect on audit report lag, (2) financial distress take effect on audit report lag, dan (3) reporting of client’s net loss take effect on audit report lag.

The data used in this research is the data of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during the 2008-2011 period. The method of sample selection in this research is purposive sampling method, the sampled population is a population that meet certain criteria in order to obtain a representative sample in accordance with predeterminded criteria. The sample used was 100 company sample data obtain from 25 companies during the 4-year research period. This research uses multiple regression to analyze the data.

The result of the research demonstrade that: (1) negatively affect the profitability level of the audit report lag, (2) financial distress does not affect the audit report lag, and (3) reporting of client’s net loss does not effect the audit report lag. Variables of profitability level, financial distress, and reporting of client’s net loss are able to explain the dependent variable (the audit report lag) of 15.5% while the remaining 84.5% is explained or influenced by other variables not included in the regression model.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT

LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

Ricco Francois Julien

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa: (1) tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag, (2) financial distress berpengaruh terhadap audit report lag, dan (3) pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report lag.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008-2011. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun sampel yang digunakan adalah 100 data sampel perusahaan yang didapat dari 25 perusahaan selama 4 tahun periode penelitian. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa: (1) tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag, (2) financial distress tidak berpengaruh terhadap

audit report lag, dan (3) pelaporan rugi bersih klien tidak berpengaruh terhadap

audit report lag. Variabel tingkat profitabilitas, financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien mampu menjelaskan variabel dependen (audit report lag) sebesar 15.5 % sedangkan sisanya sebesar 84.5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.

(4)
(5)
(6)
(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………...i

DAFTAR TABEL………....iii

DAFTAR GAMBAR………...iv

DAFTAR LAMPIRAN………v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Peumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 4

1.2.1 Perumusan Masalah ... 4

1.2.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... .5

1.3.1 Tujuan Penelitian………...5

1.3.1 Manfaat Penelitian……….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... ... 7

2.1.1 Audit Report Lag ... 7

2.1.2 Signalling Theory ... 7

2.1.3 Agency Theory……. ... 8

2.2 Penelitian Terdahulu ... 8

2.3 Pengembangan Hipotesis... 10

2.3.1 Tingkat Profitabilitas... 10

2.3.2 Financial Distress... ... 10

(8)

ii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian ... 13

3.1.1 Variabel Dependen ... 13

3.1.2 Variabel Independen.... ... 14

3.2 Populasi dan Sampel ... 15

3.3 Jenis dan Sumber Data………...16

3.4 Metode Pengumpulan Data………...16

3.5 Teknik Analisis Data……….17

3.5.1 Uji Regresi………17

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik……….18

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 21

4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 23

4.2.1 Statistik Deskriptif.. ... 23

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 25

4.3 Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test) ... 28

4.4 Signifikasi Model Regresi ... 29

4.5 Pengujian Hipotesis ... 30

4.5.1 Tingkat Profitabilitas terhadap Audit Report Lag ... 31

4.5.2 Financial Distress terhadap Audit Report Lag ... 31

4.5.3 Pelaporan Rugi Bersih Klien terhadap Audit Report Lag……....32

(9)

BAB l PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah sarana penyedia informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Di samping laporan pokok dan catatan atas laporan keuangan, ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan salah satu bagian yang penting. Perusahaan yang

go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan SAK dan telah diaudit oleh akuntan publik sesuai dengan Peraturan Bapepam (Kep/134/BL/2006). Para investor memiliki berbagai cara untuk menanamkan modalnya di perusahaan mana. Secara umum investor melihat laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang akan dipilihnya. Laporan keuangan yang terbit setelah batas waktu disinyalir memiliki masalah pada kinerja keuangannya yang akan memberikan sinyal negatif kepada investor (signaling theory).

(10)

2

laporan keuangan itu sendiri. Bahasan ini (audit report lag) merupakan objek yang penting untuk diteliti lebih lanjut.

Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara

agent (auditor independen) dan principal (manajemen). Dalam penelitian ini manajemen memerintah auditor independen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal.

Audit report lag bertambah apabila penerbitan laporan keuangan mengalami penundaan. Penundaan tersebut dapat terjadi karena terdapat berita buruk dalam laporan keuangan. Berita buruk yang salah satunya seperti financial distress

(kesulitan keuangan) yang akan dihapus oleh perusahaan dari neraca dan mencatatnya sebagai leasing (Saleh, 2004).

Audit report lag yang lama dapat mempengaruhi opini publik terhadap perusahaan. Umumnya publik melihat laporan keuangan perusahaan, secara khusus laba yang dinilai sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan. Hal ini yang mendorong penulis menggunakan variabel tingkat profitabilitas perusahaan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi audit report lag. Tingkat

(11)

3

Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk dalam laporan keuangan. Kesulitan keuangan ini dapat dilihat dalam laporan keuangan melalui perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Saleh, 2004). Maka untuk menghindari kualitas laporan keuangan yang buruk seringkali perusahaan berusaha untuk memperbaikinya. Upaya perbaikan ini membutuhkan waktu sehingga akan menambah audit report lag perusahaan.

Ahmad(2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi bersih akan selalu mengantisipasi kerugian dalam akhir tahun fiskal dengan melakukan satu penggabungan sumber pendapatan yang tidak tercatat yang

dilakukan sebelum akhir tahun. Jadi audit report lag cenderung lebih panjang bagi perusahaan yang mengalami rugi usaha. Sebagai contoh, perusahaan yang

mengalami rugi usaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang bersifat akrual, seperti mengakui laba lebih cepat dari waktu yang seharusnya dan memperkecil biaya-biaya. Tindakan seperti ini dapat menyebabkan besarnya laba tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk memeriksa penyimpangan ini maka auditor memerlukan waktu yang lebih lama sehingga menambah audit report lag.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) yang berjudul “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Perbedaannya terlihat dari

(12)

4

Berdasarkan uraian di atas maka menulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Financial Distress, dan Pelaporan

Rugi Bersih Klien terhadap Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag?

2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap audit report lag? 3. Apakah pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report

lag?

1.2.2 Batasan Masalah

Dalam memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan audit report lag sebagai variabel dependen dan tingkat profitabilitas, financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien sebagai variabel independen.

(13)

5

keuangan tahunan selama periode pengamatan, yaitu tahun 2008 sampai dengan 2011.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah memperoleh bukti empiris bahwa:

1. Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

2. Financial distress berpengaruhterhadap audit report lag.

3. Pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report lag.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan Publik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan publik dalam usaha untuk menekan audit report lag melalui analisis kinerja laporan keuangan seperti tingkat profitabilitas dan kesulitan keuangan.

2. Bagi Pembuat Peraturan (Regulator)

(14)

6

3. Bagi Dunia Akademis

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Audit Report Lag

Audit report lag adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan auditnya setelah pembukuan ditutup. Kewajiban penyampaian laporan keuangan emiten diatur oleh Peraturan Bapepam No. KEP-346/BL/2011 tentang

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik.

Laporan keuangan tahunan wajib disertai laporan akuntan dalam rangka audit dan disampaikan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga.

Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dapat berguna bagi sebagai

penyedia informasi para pemakainya. Di samping itu laporan keuangan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat keputusan ekonomi. Laporan

keuangan perlu diterbitkan tepat waktu agar keputusan ekonomi dapat dibuat dengan cepat dan tepat.

2.1.2 Signalling Theory

(16)

8

Perusahaan yang laporan keuangannya terbit tepat waktu akan mendapatkan pandangan positif dari masyarakat, para investor akan menilai bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan dengan audit report lag yang panjang akan memberikan sinyal buruk, investor akan berpikir bahwa perusahaan tersebut memiliki masalah dalam kinerjanya.

2.1.3 Agency Theory

Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara agen (auditor independen) dan prinsipal (manajemen). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak, yang dalam hal ini satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (auditor independen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Saleh, 2004). Bahasan audit report lag ini berkaitan erat dengan agency theory, di mana perusahaan dapat meminta auditor untuk

memeriksa lebih lanjut mengenai hutang jangka panjang dan laba rugi perusahaan yang berpreran penting dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lanjut ini yang memerlukan waktu lebih dan akan mempengaruhi audit report lag.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengukuran audit report lag dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yakni:

(17)

9

waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2002 dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel item-item luar biasa dan/atau kontijensi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Rasio gearing, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan profitabilitas dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan dan memiliki tanda yang tidak sesuai dengan logika teori (hipotesis).

2. Ahmad (2005) menguji pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor

(18)

10

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

Variabel Independen

Variabel Dependen

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Tingkat Profitabilitas

Rasio profitabilitas biasa menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Givoly dan Palmon (1982) dalam Saleh (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Semakin efektif laba perusahaan dalam laporan

keuangan maka tingkat keberhasilan perusahaan semakin tinggi. Perusahaan yang mendapatkan laba yang tinggi akan cenderung melaporkan laporan keuangannya tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang melaporkan kerugian akan

melaporkan terlambat.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H1: Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

2.3.2 Financial Distress

Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Kesulitan keuangan ini

Tingkat Profitabilitas

Financial Distress

Pelaporan Rugi Bersih Klien

(19)

11

dapat dilihat dari perbandingan hutang jangka panjang dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Owusu dan Ansah, 2000). Perusahaan dengan tingkat rasio gearing yang tinggi menggambarkan risiko keuangan yang tinggi pula. Pihak manajemen membutuhkan waktu untuk menghapus berita buruk ini dari laporan keuangan sehingga hal ini dapat mengakibatkan bertambahnya audit report lag.

Aziz dan Dar (2006) mengungkapkan ciri-ciri perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perubahan signifikan dalam komposisi aset dan kewajiban dalam neraca

2. Arus kas negatif

3. Nilai perbandingan yang tinggi antara hutang dengan aset

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H2: Financial Distress berpengaruh positif terhadap audit report lag.

2.3.3 Pelaporan Rugi Bersih Klien

(20)

12

waktu auditnya lebih lama dibanding biasanya. Hal inilah yang dapat menambah

audit report lag perusahaan.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen:audit report lag.

2. Variabel independen: tingkat profitabilitas,financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien.

3.1.1 Variabel Dependen

(22)

14

3.1.2 Variabel Independen

1. Tingkat Profitabilitas

Ang (1997) dalam Saleh (2004) mengemukakan bahwa tingkat profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimiliki. Tingkat profitabilitas yang diteliti dihitung darinet incomedibagi dengan total aset. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat

efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya.

Profitabilitas =

2. Financial Distress

Financial distress(kesulitan keuangan) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai kinerja perusahaan yang biasa disebut dengan rasio gearing. Owusu dan Ansah (2000) dalam Saleh (2004) mengemukakan bahwa rasio gearing dihitung melalui perbandingan jumlah hutang jangka panjang perusahaan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Tingginya rasiogearingmencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

(23)

15

3. Pelaporan Rugi Bersih Klien

Setiap perusahaan dapat mengalami kerugian apabila kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan. Na’im (1998)dalam Ahmad (2005) mengemukakan bahwaaudit report lagcenderung lebih panjang bagi perusahaan yang mengalami rugi usaha. Perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktur auditnya lebih lama dibanding biasanya. Pelaporan rugi bersih klien ini dihitung menggunakan variabel dummy, (1) untuk perusahaan yang melaporkan rugi bersih dan (0) untuk sebaliknya (melaporkan laba bersih).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki

karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secarapurposive sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2008-2011

(24)

16

3. Perusahaan mengalami kerugian minimal satu kali dalam periode tahun 2008-2011.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin

diterbitkan setiap tahunnya. Sumber data penelitian yang digunakan diperoleh dari

www.idx.co.iddanIndonesian Capital Market Directory(ICMD).

Data penelitian ini meliputi data perusahaan manufakturgo publicyang mencakup periode 2008-2011 yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan di Indonesia. Alasan menggunakan data dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah karena perusahaan manufaktur merupakan jumlah emiten yang terbesar dibanding jumlah emiten yang lain yanglistingdi Bursa Efek Indonesia dan perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja relatif lebih banyak dibandingkan dengan jenis perusahaan jasa dan perusahaan dagang pada umumnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan untuk pembuatan skripsi ini adalah: 1. Pengumpulan data laporan keuangan danannual reportperusahaango

publicyang telah dipublikasikan dariIndonesian Capital Market Directory

(ICMD), dan situs BEI yaituwww.idx.co.id.

(25)

17

mendapatkan landasan teori dan teknik analisa dalam memecahkan masalah.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji regresi

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi liniar berganda. Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasilnya akan menunjukkan arah dan intensitas pengaruh variabel, arah

maksudnya menggambarkan positif atau negatifnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan intensitas pengaruhnya ditentukan dari besarnya koefisien regresi. Model regresi yang dihitung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y =β0 +β1X1 +β2X2 +β3X3 +e

Keterangan:

Y =Audit report lag

β0 = Konstanta

β1X1 = Tingkat profitabilitas β2X2 =Financial distress

β3X3 = Pelaporan rugi bersih klien

e =Komponen eror

(26)

bersama-18

sama terhadap variabelaudit report lagdapat dilihat darip value. Apabilap value

< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas,financial distress,

dan pelaporan rugi bersih klien berpengaruh signifikanterhadap audit report lag, itu berrarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Sebaliknya jika diperolehp value> 0.05, maka dapat disimpulkan tingkat

profitabilitas,financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien tidak berpengaruh secara signifikan terhadapaudit report lag, itu berarti Ha ditolak dan Ho diterima.

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum menggunakan model regresi liniar. Tujuan dari pengujian ini adalah agar asumsi-asumsi yang mendasari model regresi liniar dapat terpenuhi dan menghindari penduga yang bias. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi

persyaratanunbiased linear estimatordan memiliki varian minimum yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali, 2007). Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Hal ini perlu dilakukan karena normalitas data sangat penting dalam statistik parametrik. Normalitas data diuji dengan menggunakan analisis grafik dankolmogorov-smirnovdenganlevel of significant5%. Jika nilaip-valuelebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.

(27)

19

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari variance inflation factormultikolinearitas (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearita, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas, dan angkatolerancemempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. 3. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi liniar

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan problem autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat digunakan uji Durbin Watson (Uji DW). Uji Durbin Watson (DW test) digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan

mensyaratkan adanyaintercept(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi, yaitu:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

(28)

20

4. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar. Dengan ketentuan jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan

(29)

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel independen tingkat profitabilitas,financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien terhadap variabel dependenaudit report lag. Penelitian ini

menggunakan sampel perusahan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2011. Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut:

1. Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadapaudit report lag

2. Financial distresstidak berpengaruh signifikan terhadapaudit report lag

3. Pelaporan rugi bersih klien tidak berpengaruh signifikan terhadapaudit report lag.

5.2. Keterbatasan

(30)

35

1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunannya secara berturut-turut dari tahun 2008-2011, sehingga hasil dari penelitian ini tidak akan berlaku untuk perusahaan-perusahaan dari sektor lain.

2. Audit report lagdipengaruhi banyak faktor, beberapa di antaranya yaitu ukuran perusahaan, ukuran KAP,going concern opinion, jumlah segmen geografis, jenis industri, umur perusahaan, struktur kepemilikan, dll. Namun dalam penelitian iniaudit report laghanya diproksikan dalam tiga variabel independen variabel tingkat profitabilitas,financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien. Variabel independen tersebut belum dapat menjelaskan variabel dependen secara keseluruhan.

5.3. Saran

Mendasar pada keterbatasan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian dari jenis perusahaan atau industri lainnya di luar perusahaan manufaktur, karena dengan tidak terfokus pada satu jenis perusahaan atau industri, diharapkan dapat memperoleh koefisien yang mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hamzah. 2005. Pengujian Empiris Audit Report Lag Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time. Simposium Nasional Akuntansi

VIII.

Aziz, M. A. dan Dar, H. A. (2006). Predicting Corporate Bankruptcy: Where We Stand? Corporate Governance, 6 (1), halaman 18-33.

Connelly, Brian L. 2012. Signalling Theory: A review and Assessment. Journal Citation Reports.

Dibia dan Onwuchekwa. 2012. An Examination of Audit Report Lag of Companies Quoted in the Nigeria Stock Exchange. Artikel.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Penerbit BPUNDIP.

Halim, Abdul. 2000. Auditing. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi, Yogyakarta. Knechel, W. dan J. Payne. 2001. Additional Evidence on Audit Report Lag.

Auditing: A Journal of Practice & Theory 20 (1): halaman 137-146. Owusu dan Ansah, Stephen. 2000. Timeliness of Corporate Financial Reporting in

Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Journal of Finance. Vol XIVII.

Saleh, Rachmat. 2004. Studi Empiris Ketepatan Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Subekti dan Widiyanti. 2004. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit

Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar, Bali. 2-3 Desember. Halaman 991-1001.

www.bapepam.go.id

Gambar

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit, dan Kualitas Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur.. Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kondisi keuangan, ukuran perusahaan, audit lag , dan debt default terhadap pemberian opini audit

(2) solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag mengindikasikan bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas dan kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag , ukuran perusahaan tidak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, ukuran KAP, struktur kepemilikan, pelaporan laba rugi, profitabilitas,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, ukuran KAP, struktur kepemilikan, pelaporan laba rugi, profitabilitas,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan audit report lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan opini audit tidak berpengaruh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan,profitabilitas,likuiditas, dan solvabilitas terhadap opini audit going