PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013
SKRIPSI
Oleh:
Oleh :
I PUTU SASTRAWAN NIM : 1115351006
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
i
PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013
SKRIPSI
Oleh:
Oleh :
I PUTU SASTRAWAN NIM : 1115351006
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 22 Februari 2016
Tim Penguji Tanda tangan
1. Ketua : Dr. Drs. I.D.G. Dharma Suputra, M.Si, Ak ………..
2. Sekretaris : Made Yenni Latrini, SE., M.Si. ………..
3. Anggota : Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si. ………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di
dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Denpasar, 22 Februari 2016
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013” dapat diselesaikan sesuai dengan yang telah direncanakan. Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil terselesaikan tanpa
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya
dalam penyusunan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra, SE., M.Si.,AK, selaku Pembantu Dekan
III dan Pembahas Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Dr. Dewa Nyoman
Badera, SE.,M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi
v
6. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Ibu Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi.
8. Ibu Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
9. Bapak Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi.,Ak., selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas waktu dan masukannya selama penyelesaian skripsi ini.
10.Ibu Made Yenni Latrini, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas
waktu, bimbingan dan masukannya selama penyelesaian skripsi ini.
11.Keluarga tercinta yang selalu memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan
dukungan moril maupun materi yang tidak henti-hentinya.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan dukungan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Denpasar, 22 Februari 2016
vi
Judul : Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.
Nama : I Putu Sastrawan NIM : 1115351006
ABSTRAK
Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas serta membantu dalam membuat keputusan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 54 perusahaan berdasarkan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag mengindikasikan bahwa perusahaan yang mendapatkan profit yang besar cenderung melakukan proses audit lebih singkat dibanding perusahaan yang mengalami profit yang kecil. (2) solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag mengindikasikan bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih panjang, dan (3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag yang mengindikasikan bahwa besar atau kecilnya jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan tidak mempengaruhi panjang atau pendeknya proses penyusunan laporan keuangan pada perusahaan tersebut.
vii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.5 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 11
2.1.1 Teori Regulasi ... 11
2.1.2 TeoriKepatuhan ... 12
2.1.3 Auditing ... 13
2.1.4 Audit Report Lag ... 15
2.1.5 Profitabilitas ... 16
2.1.6 Solvabilitas ... 17
viii
2.1.8 Hasil Penelitian Sebelumnya …………... 19
2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian ... 21
2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Reoprt Lag . 21 2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Reort Lag .... 22
2.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Reort Lag .. ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Lokasi Dan Ruang Lingkup Penelitian... 25
3.3 Objek Penelitian ... 25
3.4 Identifikasi Variabel ... 25
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 26
3.6 Jenis Data... 28
3.6.1 Menurut Sifat Data ... 28
3.6.2 Menurut Sumber Data... 28
3.7 Metode Penentuan Sampel ... 29
3.7.1 Populasi Penelitian... 29
3.7.2 Sampel Penelitian ... 29
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.9 Teknik Analisis Data ... 31
3.9.1 Analisis linear berganda ... 31
3.9.2 Uji asumsi klasik ... 32
3.9.3 Uji F ... 34
3.9.4 Uji t (t-test) ... 34
3.9.5 Analisis Statistik Deskriptif ... 35
ix
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 39
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 40
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 45
4.5 Koefisien Determinasi ... 46
4.6 Uji F ... 47
4.7 Uji t (t-test) ... 49
4.8 Pengaruh Profitabiitas, Solvabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Reort Lag ... 50
4.8.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag . 50 4.8.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag .. 51
4.8.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag ... 52
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 54
5.2 Saran ... 55
DAFTAR RUJUKAN ... 56
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya ... ... 19
3.1 Perusahaan Manufaktur Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 30
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 39
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 41
4.3 Hasil Uji Multikoliniaritas ... 42
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 43
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 44
4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 45
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 47
4.8 Hasil Uji Statistik F ... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman 1. Nama-Nama Perusahaan Manufaktur Yang
Menjadi Sampel Penelitian ... 62
2. Tabulasi Data Sampel Perusahaan ... 64
3. Uji Statistik Deskriptif ... 70
4. Uji Asumsi Klasik ... 71
5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
6. Uji Analisis Koefisien Determinasi ... 76
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern
perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi
keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi akan
membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas serta
membantu dalam membuat keputusan ekonomi (Haron et al., 2006 dalam Sari, 2011).
Informasi yang ada di dalam laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh investor dalam
pengambilan keputusan ekonomi, oleh sebab itu laporan keuangan yang dihasilkan
harus memenuhi empat karakteristik kuantitatif yang membuat kaporan keuangan
berguna bagi pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami,
relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (IAI, 2007 dalamSari, 2011). Keinginan
untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai
kendala. Salah satu kendala adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk di audit
oleh akuntan publik.
Akuntan publik mengharuskan suatu laporan keuangan agar diaudit adalah
dengan tujuan untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan, artinya
bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah
menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen
pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi
akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan
prediksi dan pembuatan keputusan, tetapi informasi juga harus bersifat baru.
Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan
pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang
mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
Permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi
para pemakai laporan keuangan juga semakin tinggi. Pasar modal membutuhkan
laporan keuangan yang tepat waktu untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam
melakukan keputusan investasi (Shukeri dan Sherliza, 2010). Setiap perusahaan go
public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik terdaftar
di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Syarat adanya penyajian laporan keuangan auditan bagi perusahaan go public
adalah Bapepam-LK yang mempunyai wewenang untuk merumuskan persyaratan
pelaporan yang dipandang perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada
publik. Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
menetapkan regulasi tentang waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Regulasi
tersebut diatur dalam peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012. Audit terhadap laporan
menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan
lain yang harus diserahkan kepada pemerintah.
Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya
laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi dipublikasikan, dengan
demikian ketepatan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang
memadai. Pengguna informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang
relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat
baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi informasi
dalam membuat prediksi dan keputusan.
Interval waktu dalam penyampaian laporan keuangan ke publik haruslah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Rentang waktu penyelesaian
audit dari tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tercantum
dalam laporan audit disebut dengan Audit Report Lag (Afify, 2009). Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) di Indonesia telah mengatur bahwa perusahaan publik wajib
menyerahkan laporan keuangan tahunan disertai dengan opini auditor paling lambat
pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan atau harus teraudit selama
90 hari (Novice dan Budi, 2010). Dalam pelaksanaannya, tidak jarang pemeriksaan
audit menemui banyak kendala misalnya terbatasnya jumlah karyawan yang
melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi
2010). Hal inilah yang menyebabkan laporan audit dikeluarkan lebih lama dari batas
waktu yang ditentukan karena adanya kinerja dan pengendalian baik dari dalam
maupun luar perusahaan yang diberlakukan secara kurang optimal sehingga dapat
mengakibatkan proses pengauditan memerlukan waktu yang cukup lama dari waktu
yang telah ditentukan oleh Bapepam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi audit report lag telah banyak dilakukan
pada penelitian sebelumnya. Lianto dan Kusuma (2010) meneliti adanya pengaruh
profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan jenis industri
terhadap audit report lag. Swami dan Latrini (2013) meneliti pengaruh kepemilikan
manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan keberadaan komite audit
terhadap audit report lag. Purwati dan Suhardjo (2008) meneliti pengaruh jenis
industri, laba/rugi, opini auditor, profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan
solvabilitas sebagai variabel independen dan audit report lag sebagai variabel
dependen.
Faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag salah satunya adalah
profitabilitas. Menurut Sumadji dan Pratama (2006) profitabilitas merupakan
kemungkinan yang diprediksi untuk mendatangkan keuntungan atau laba. Tingkat
profitabilitas perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas. Semakin tinggi
rasio profitabilitas maka laba yang dihasilkan akan semakin besar. Menurut Carslow
(1991) dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), ada dua alasan mengapa
perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit report lag yang
sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.
Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa
kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan
kecurangan manajemen informasi tentang laba perusahaan. Hilmi dan Ali (2007),
Merdekawati (2010), Ansah (2000) dan Rachmawati (2009) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap reporting lag perusahaan. Kali ini berarti
perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung lebih cepat dalam
menyampaikan laporan keuangan. Menurut Listiana dan Susilo (2010) memperoleh
hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap audit report lag adalah solvabilitas atau
yang sering disebut dengan leverageratio. Respati (2004) menyatakan bahwa
leverage ratio mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh
penggunaan hutang. Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa
solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Lianto dan
Kusuma (2010) menemukan hasil dimana tingkat solvabilitas berpengaruh positif
terhadap audit report lag. Carslaw dan Kaplan (1991) menemukan rasio solvabilitas
berpengaruh signifikan untuk sampelnya pada tahun 1988, namun tidak berpengaruh
Ukuran perusahaan juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu
perusahaan yang di ukur dari besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Mas’ud Machfoedz (1994:56) ukuran perusahaan
dikategorikan menjadi tiga yaitu; 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan Menengah, 3)
Perusahaan Kecil. Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan
untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan karena ini merupakan berita
baik yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan. Menurut Yetawati (2013)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit
delay. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008:8) yang menunjukan bahwa
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Menurut
penelitian Ashton dkk. (1987),dan Subekti dan Wulandari (2004) perusahaan besar
melaporkan laporan keuangannya lebih lambat dibandingkan dengan perusahaan
kecil dan mendapatkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap audit delay. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report
lag karena perusahaan yang besar cenderung untuk melaporkan laporan keuangannya
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit merupakan
syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan. Pada perusahaan
manufaktur kebanyakan asset yang dimiliki lebih banyak berbentuk fisik daripada
sehingga menyebabkan auditor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
melakukan proses audit pada perusahaan manufaktur. Hal ini menyebabkan banyak
perusahaan melakukan audit report lag yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh BAPEPAM.
Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2013.”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:
1) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag?
2) Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag?
3) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan
1) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap audit
report lag.
2) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh solvabilitas terhadap audit
report lag.
3) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap
audit report lag.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis
sebagai berikut :
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengaplikasikan teori–teori
yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan
dan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi
tambahan dalam bidang ilmu akuntansi keuangan khususnya yang
berhubungan dengan audit report lag
2) Kegunaan Praktis
Memberikan bukti empiris dalam hal menambah pemahaman tentang
pengaruh profitabilitas, solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap audit
report lag. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perusahaan yang dapat dijadikan bahan masukan guna kemajuan
dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya
agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis,
sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang
sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas
meliputi 5 (lima) bab, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini yang
meliputi latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, serta sistematika penyajian.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori-teori yang digunakan untuk
membangun penelitian ini yakni teori regulasi, teori kepatuhan dan hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian serta hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang objek penelitian, identifikasi dan definisi
operasional variabel, jenis, sumber dan metode pengumpulan data serta
teknik analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan
tentang permasalahan yang diteliti melalui gambaran umum objek
penelitian, pengujian statistik, dan analisis terhadap hasil penelitian. Bab ini
juga menguraikan interpretasi dari hasil penelitian yang memberikan
jawaban atas permasalahan dari penelitian ini.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menyajikan simpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya dan saran-saran yang ditujukan kepada peneliti
selanjutnya yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Regulasi
Teori regulasi dikemukakan oleh Stigler (1971) yang menyatakan bahwa
legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna laporan keuangan, Stigler
berpendapat bahwa harus dibutuhkannya aturan-aturan dalam akuntansi yang dibuat
oleh pemerintah. Pemerintah mengatur aturan-aturan tersebut agar pihak pemakai
laporan keuangan mendapatkan informasi yang relevan.
Berdasarkan teori ini Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) menetapkan regulasi tentang waktu penyampaian laporan keuangan
auditan. Regulasi tersebut diatur dalam peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012. Dalam
peraturan tersebut dinyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal
wajib menyampaikan laporan keuangan disertai dengan laporan auditor independen
secara berkala kepada Bapepam-LK paling lambat akhir bulan ketiga atau dalam
jangka waktu 90 hari.
Bursa Efek Indonesia menerbitkan keputusan direksi PT Bursa Efek Jakarta
Nomor: 307/BEJ/07-2014 yaitu Peraturan Nomor I-H tentang sanksi keterlambatan
penyampaian laporan keuangan auditan bila terdapat perusahaan yang terlambat
sanksi yang diterima oleh emiten adalah berupa peringatan tertulis, denda, hingga
penghentian sementara perdagangan saham (suspensi). Manfaat teori ini adalah
dengan adanya regulasi dari Bapepam-LK terkait waktu penyampaian laporan
keuangan auditan, emiten berusaha untuk mentaati regulasi tersebut agar terhindar
dari sanksi yang akan diterima. Regulasi ini membantu pihak pengguna laporan
keuangan perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-limu sosial khususnya di bidang
psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi
dalam mempengaruhi prilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler
(Susilowati, 1998, 2003, 2004 dalam Rachmad Saleh,2001) terdapat dua perspektif
dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut
instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara
utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap
perubahan-perubahan dalam tangible dan insentif yang berhubungan dengan prilaku. Perspektif
normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan
dengan kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan
konsisten dengan norma-norma internal mereka.Komitmen normatif melalui
moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi
normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti
mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk
mendikte perilaku.
Penelitian mengenai teori kepatuhan telah diterapkan secara luas pada
perpajakan. Friedland menemukan adanya bukti mengenai kesamaan efektifitas
hukuman yang ringan dan yang berat. Meskipun demikian, masalah mengenai
dampak sanksi yang tepat terhadap kepatuhan rnasih merupakan hal yang
kontroversial, walaupun banyak penelitian mengindikasikan sanksi memiliki peran
yang penting dalam mempertahankan kepatuhan. Berdasarkan perspektif normatif
maka sudah seharusnya bahwa teori kepatuhan ini dapat diterapkan di bidang
akuntansi. Apalagi di dalam UU No. 8 tahun 1995, secara eksplisit telah
menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan dalam
undang-undang tersebut dan khususnya dalam penyampaian laporan keuangan
berkala secara tepat waktu kepada BAPEPAM. Sehubungan dengan ketepatan waktu
pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia,
maka kepatuhan emiten dalam melaporkan pelaporan keuangan merupakan suatu hal
yang mutlak dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan informasi
yang tepat waktu.
2.1.3 Auditing
Secara umum auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan
kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002 : 9).
Asmara (1996) menjelaskan beberapa hal terkait pentingnya laporan keuangan
diaudit dan tujuannya. Laporan keuangan perlu diaudit disebabkan oleh beberapa
alasan. Pertama adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan
dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan
laporan keuangan tersebut. Kedua, laporan keuangan memegang peranan penting
dalam proses pengambilan keputusan oleh parapemakai laporan keuangan. Ketiga,
kerumitan data. Dan terakhir keterbatasan akses pemakai laporan terhadap
catatan-catatan akuntansi. Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk
memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa
menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan
prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum.
Jenis opini auditor juga mempengaruhi pengambilan keputusan. Ada lima tipe
pokok laporan audit yang diterbitkan auditor (Mulyadi, 2002: 20) :
1) Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian.
2) Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan.
3) Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian.
4) Laporan yang berisi pendapat tidak wajar.
Kegiatan yang dilakukan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) antara
lain meliputi penetapan standar-standar auditing untuk profesi akuntan (Asmara, 1996
:8-9). Standar-standar auditing yang berlaku umum yang paling dikenal adalah
Standar Auditing Berlaku Umum, dimana standar tersebut meliputi:
1) Penetapan kualitas kerja dan seluruh tujuan yang akan dicapai dalam suatu audit
laporan keuangan.
2) Standar auditing terdiri dari Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan
Standar Pelaporan.
2.1.4 Audit Report Lag
Ahmad dan Kamarudin (2002) menyatakan bahwa “Audit report lag is the
length of time from a company’s fiscal year end to the date of the auditor’s report”.
Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi
tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap
keterlambatan informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang
didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Audit report lag merupakan aspek
penting dalam menjaga relevansi dari informasi yang dibutuhkan para pengguna
laporan keuangan. Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku / akhir tahun fiskal hingga tanggal
diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006).
Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2009) adalah menyediakan informasi
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Untuk menjaga tingkat relevansi dari laporan keuangan, maka
laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
IAI (2009) menyatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Ketepatan waktu menunjukan laporan keuangan disajikan dalam kurun waktu teratur
untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang mungkin akan
mempengaruhi pemikiran jangka panjang investor dan keputusan pemakainya.
Ketentuan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan telah diatur dalam
Peraturan Bapepam yang menjelaskan tentang penyampaian laporan keuangan
perusahaan dan laporan keuangan tahunan yang harus disertai dengan pendapat lazim
dari auditor independenya yang disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya
akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.
2.1.5 Profitabilitas
Menurut Sumadji dan Pratama (2006) profitabilitas adalah kemungkinan yang
diprediksi untuk mendatangkan keuntungan atau laba. Tingkat profitabilitas
perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas. Semakin tinggi rasio
profitabilitas maka laba yang dihasilkan akan semakin besar. Rasio profitabilitas
digunakan untuk menganalisis efektivitas operasional perusahaan. Rasio profitabilitas
Ada perbedaan perlakuan laporan keuangan oleh manajemen ketika perusahaan
mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi dan rendah. Perusahaan yang
mempunyai rugi atau tingkat profitabilitas rendah nantinya akan membawa dampak
buruk dari reaksi pasar dan akan menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu
perusahaan. Hal ini akan mengandung berita buruk, sehingga perusahaan akan
cenderung mengulur waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
2.1.6 Solvabilitas
Solvabilitas seringkali disebut leverageratio. Weston dan Copeland (1995)
dalam Kartika (2011) menyatakan bahwa leverage ratio mengukur tingkat aktiva
perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian
solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua
hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio debt
to total assets mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya
resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa
melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko
perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan
keuangan.
Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi
kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda
penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk (Ukago,2005). Wirakusuma
perusahaan. Semakin tinggi rasio utang terhadap total aktiva, maka semakin lama 5
rentang waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan
tersebut.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang
ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total
penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan. Penelitian yang dilakukan oleh
Ashton dan Elliot (1987) di Kanada dengan jumlah sampel 488 perusahaan meneliti
hubungan antara ukuran perusahaan dengan proksi total revenue dengan audit delay
menunjukkan bahwa semakin besar suatu perusahaan publik maka audit delay
semakin besar pula.
Carslaw dan Kaplan (1991) di New Zelland melakukan penelitian yang
menggunakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
audit delay mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan ukuran perusahaan. Hal
ini terjadi karena perusahaan yang lebih besar mempunyai pengendalian internal yang
lebih kuat yang akan mengurangi kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang
mungkin terjadi dan meyakinkan auditor untuk mengendalikan pengendalian yang
lebih luas dan untuk melakukan pekerjaan internal. Selain itu berkaitan dengan
pelayanan yang lebih baik oleh perusahaan, untuk memastikan kepuasan dari klien
yang lebih besar. Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) manajemen dari perusahaan
karena perusahaan-perusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan dan pemerintah. Dengan demikian perusahaan berskala besar cenderung
menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit
lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem
pengendalian internal yang lebih baik sehinga memudahkan auditor menyelesaikan
pekerjaannya.
2.1.8 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
lamanya waktu dalam penyelesaian audit laporan keuangan suatu perusahaan.
[image:33.612.65.568.477.672.2]Beberapa penelitian yang menjadi referensi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel. 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti / Tahun Variabel Independen Variabel Dependen
Hasil Penelitian
1 Novice Lianto Dan Budi Hartono
Kusuma (2010)
Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan dan Jenis Industri.
No Peneliti / Tahun Variabel Independen Variabel Dependen
Hasil Penelitian
2 Imam Fadoli (2014) Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Jenis Industri dan Opini Auditor.
Audit Report Lag Profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis industri dan opini auditor berpengaruh positif terhadap audit report lag
3 Ivena Tiono dan Yulius Jogi C. (2013)
Profitabilitas, Opini Audit, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP.
Audit Report Lag Profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Jenis industri berpengaruh terhadap audit report lag
4 Ni Komang Ari Sumartini dan Ni Luh Sari Widhiyani (2014)
Opini Audit,
Solvabilitas, Ukuran KAP Dan Laba Rugi.
Audit Report Lag Opini audit, ukuran KAP, laba/rugi berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag
5 Lisa Listiana dan Tri Pujadi Susilo (2010) Tipe Laporan Keuangan, Profitabilitas, Likuiditas, Rasio Utang, Pergantian Auditor.
Audit Report Lag Tipe laporan keuangan, rasio utang, pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit report lag. Profitabilitas, likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit report lag
6 Christian Noverta Togasima dan Yulius Jogi Christiawan (2014)
Profitabilitas, Opini Audit, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Solvabilitas,
Company
Ownership, Umur Perusahaan.
2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag
Menurut Ang (1997) rasio profitabilitas merupakan keberhasilan perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan
tingkat efektifitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dasar pemikiran
bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan
efektifitas perusahaan, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan
dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode
berjalan. Indikator rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Return on Assets (ROA).
Penelitian Listiana dan Susilo (2012) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hilmi dan Ali (2007), Merdekawati
(2010), Ansah (2000) dan Rachmawati (2009) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap reporting lag perusahaan. Parwati dan Suhardjo (2009)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag, sedangkan
hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Tiono dan Jogi (2012) yang menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Carslaw dan Kaplan(1991)
dalam Rachmawati (2008) mengungkapkan bahwa proporsi relatif dari hutang
terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang
besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian
dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan
pula risiko keuangannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi
keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud.
Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total asset ini akan mempengaruhi
likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan, yang pada
akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan (Rachmawati 2008).
Wirakusuma (2004) menemukan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit
report lag. Semakin besar rasio hutang terhadap total aktiva maka akan semakin lama
rentang audit report lag. Carslaw dan Kaplan (1991) menemukan rasio solvabilitas
berpengaruh signifikan untuk sampelnya pada tahun 1988, namun tidak berpengaruh
signifikan untuk sampelnya pada tahun 1987. Fadoli (2014) juga menemukan hasil
dimana tingkat solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
2.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang
ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total
penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan (Rahayu 2011). Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antaraukuran perusahaan dengan audit report lag adalah
perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan
perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen
perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit
report lag karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2001), Lianto dan Kusuma (2010)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag
sedangkan Petronila (2007) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap audit report lag. Hasil Penelitian Parwati dan Suhardjo (2009),
Tiono dan Jogi (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.