ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)
(Skripsi)
Oleh
Afri Puspita Sari
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
ANALYSIS OF INFLUENCE CHARACTERISTICS OF THE COMPANY AND CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Empirical Study on Mining Companies Listed on the Stock Exchange of Indonesia during 2010-2012)
By
AFRI PUSPITA SARI
This study purposed to analyze the influence of the characteristics of the company and corporate governance on the disclosure of corporate social responsibility in the annual reports of mining companies registered in Indonesian Stock Exchange (BEI). Characteristics tested in this study is the size of the company and
profitability. As for testing the level of corporate governance using a variable independent commissioner, the concentration of ownership and public ownership.
Data collecting in this study using purposive sampling method in companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) during 2010-2012. There are 27
companies were used as a samples in this study, and there are 79 items of disclosure by GRI index.
This study uses multiple regression analysis to examine the factors that affect the level of disclosure of corporate social responsibility. The results showed that the variables that affect the disclosure of corporate social responsibility is a
company's size, profitability and ownership concentration.Meanwhile the independent commissioner and public ownership does not show a significant effect on the disclosure of corporate social responsibility.
Keywords: Characteristics of Companies, Corporate Governance, the size of the company, profitability, independent commissioner, conpublic
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCETERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)
Oleh
Afri Puspita Sari
SKRIPSI
Sebagai Salah satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah... 8
1.2.2 Batasan Masalah... 9
1.3tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 12
2.1. Teori Legitimasi... 12
2.1.3 Teori Stakeholder... 13
2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 14
2.1.5 Karakteristik Perusahaan 2.1.5.1 Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.5.2 Profitabilitas ... 18
2.1.6.2 Konsentrasi kepemilikan... 19
2.1.6.3 Kepemilikan publik ... 20
2.2 Penelitian Terdahulu... 21
2.3 Model Penelitian ... 26
2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR ... 26
2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap CSR... 27
2.4.3 Pengaruh Komisaris independen terhadap pengungkapan CSR ... 28
2.4.4 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap pengungkapan CSR... 29
2.4.5 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Pengungkapan CSR ... 30
III. METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data Penelitian ... 32
3.2 Opearsional Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Dependen... 33
3.2.2 variabel Independen... 34
3.3 Alat Analisis 3.3.1 Uji Statistik Deskriptif... 38
3.3.2 Uji Asumsi Klasik... 38
3.3.3 Pengujian hipotesis 3.3.3.1 Uji Statistik F... 43
3.3.3.2 Uji Koefisien regresi... 43
3.3.3.3 Uji Koefisien Determinasi... 44
4.1.2 Statistik Deskriptif ... 46
4.1.3 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Uji Normalitas ... 50
4.1.3.2 Uji Multikolonearitas... 53
4. 1.3.3 Uji Heterokesastisitas... 54
4.1.4 Hasil pengujian Hipotesis 4.1.4.1 Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi... 55
4.1.4.2 Uji Statistik F... 57
4.1.4.3 Uji Koefisien Regresi... 59
4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Hipotesis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan CSR... 62
4.2.2 Uji Hipotis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 63
4.2.3 Uji Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Socia Responsibility... 63
4.2.4 Uji Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility.... 65
4.2.5 Uji Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 65
V. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 67
5.2 Keterbatasan penelitian ... 68
5.3 Saran ... 69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Model Penelitian ... 25
4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik)... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 2 Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosia Perusahaan
Lampiran 3 Data CSDI, Size, ROA . KOMIN, KK dan KP
Lampiran 4 Logaritma Total Aset (ukuran Perusahaan )
Lampiran 5 Profitabilitas
Lampiran 6 Jumlah komisaris Independen
Lampiran 7 Presentase Konsentrasi Kepemilikan
Lampiran 8 Presentase Kepemilikan publik
Lampiran 9 Corporate Social Disclousure Indeks (CSDI)
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu... 20
4.1 Prosedur pemilihan sampel... 45
4. 2 Hasil uji statistik Deskriptif... 46
4.3 Hasil Uji Normalitas... 50
4.4 hasi Uji Multikolonearitas...52
4.5 Hasil uji Koefisien determinasi... 55
4.6 Hasil uji statistik F... 57
MOTO
• “Berlelah lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah berjuang “ (Imam
Syafi’i).
• “ Sesungguhnya bersama kesulitan akan ada kemudahan. Maka apabila
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillah kupersembahkan karya kecil ini yang penuh perjuangan kepada:
Allah SWT, yang maha Kuasa yang menjadi kekuatan terbesar dalam hidupku, hingga akhirnya karya kecil ini mampu terselesaikan dengan baik. Alhamdulillahi
Rabbil’alamin, terimakasih ya Allah.
Yang tercinta, Bapak dan Ibuku, yang selalu memberikan cinta dan do’a terbaik
yang tulus sepanjang hidup dan tak akan pernah mampu terbalaskan. Yang kusayang adikku Aditya Prasetio. Saudara-saudaraku, teman-teman Akuntansi 2008 yang sekarang sudah menemukan jalan hidupnya masing-masing.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Sukoharjo 3, kabupaten Pringsewu, pada 01 April 1990, sebagai
anak sulung dari pasangan Bapak Tasa Susanto dan Ibu Katini.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo 3,
Pringsewu, tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah menengah pertama
(SMP) di SMP N 2 Sukoharjo, dan pada tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Sukoharjo, Pringsewu.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan akademik san Bakat (PKAB)
pada tahun 2008. Selama dibangku perkuliahan, penulis aktif di organisasi ROIS FEB,
SANWACANA
Dengan penuh kerendahan hati. Penulis panjatkan puji syukur yang terhingga kepada
allah SWT yang dengan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN DANCORPORATE GOVERNANCETERHADAP
PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(Studi empiris pada
perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)”.
Skripsi ini disusun segai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Unila;
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty D.S.E.,M.Si.,Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
3. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bantuan, saran, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan
selama maas perkuliahan.
4. Ibu Yuztittya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping ayng
telah memberikan bantuan, saran, da waktunya selamapenyusunan skipsi dan
selamamasa perkuliahan.
6. Bapak Nurdiono selaku pembimbing akademik.
7. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan kebutuhan dan do’a terbaik
untukku.
8. Adikku tersayang Aditya Prasetio, dan saudara-saudara semua.
9. Orang-orang yang sangat berjasa di kampus Pak Sobari, Pakde Samiran, Mpok, Mas
Yana.
10. Keluarga besar Aradio 101.1 FM, terimakasih memberikanku banyak pengalaman
dan kenangan berharga.
11. Sahabat-sahabatku tersayang, Desti Aripika, Rosi Setiana, Putri, dan semua
teman-teman akuntansi 2008 yang saya banggakan.
12. Keluarga besar Lembaga Bimbingan Nurul Fikri Lampung yang banyak
memberikanku pembelajaran didunia pendidikan.
13. Keluarga besar ROIS FE, PILAR FE, KSPM, UKM Penelitian, Caring Center dan
Forum Lingkar Pena Lampung.
14. Saudaraku tercinta Mas Setiawan, Mbak istiqomah, Kak Hendranto dan semua
orang yang selau hadir didalam hidup saya. Terimakasih banyak.
Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
tambahan pengetahuan bagi para pembaca.
Bandar Lampung, Oktober 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas
kepadastakeholdersdanbondholders, yang secara langsung memberikan
kontribusinya bagi perusahaan, sedangkan pihak-pihak lain sering diabaikan. Oleh
diperlukan tinjauan kritis mengenai akuntansi konvensional yang dinilai hanya
berfokus pada laba dan kurang memperhatikan kesejahteraan sosial maupun
lingkungan disekitar usahanya. Dalam penelitian Aulia dan kartawijaya (2011)
disebutkan bahwaCorporate Social Responsibilitymerupakan konsep akuntansi
baru yang muncul setelah adanya banyak kritik terhadap akuntansi konvensional
yang dianggap tidak dapat mengordinir kepentinganstakeolder.
CSR menggiring perusahaan yang dulunya hanya berorientasi pada maksimalisasi
laba (profit) kini menjadi peduli terhadap kesejahteraan masyarakat (people) serta
keseimbangan sosial (planet). CSR memainkan peran penting bagi perusahaan
karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya
memiliki dampak sosial dan lingkungan. Menurut Ghozali dan Chariri (2007),
pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan alat manajerial yang digunakan
2
pengungkapan CSR dapat dipandang sebagai wujud akuntabilitas perusahaan
kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial yang ditimbulkan
perusahaan.
Di Indonesia, tanggung jawab sosial semakin mendapat perhatian dari kalangan
perusahaan. Masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial
terhadap dunia usaha.
KonsepCorporate Social Responsibility(CSR) melibatkan tanggungjawab
kemitraan bersama antara perusahaan, pemerintah, lembaga sumber daya
masyarakat, serta komunitas setempat. Tanggung jawab sosial perusahaan
berasumsi bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi kepada
shareholder(pemegang saham) tetapi juga terhadapstakeholder(pemangku
kepentingan) yaitu pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan seperti
karyawan, masyarakat, negara, supplier, pasar modal, pesaing, badan industri,
pemerintah asing dan lain-lain (Rustiarini,2011). Perusahaan mengharapkan
respon yang positif dari masyarakat atas kinerja lingkungan dan sosial yang telah
dilakukan oleh perusahaan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
akan bertambah dan akan berdampak pada peningkatan harga saham (Sissandly
dan Sudarno, 2014)
Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadaran
baru terhadap perusahaan tentang pentingnya melakukancorporate social
3
Keberadaan konsep CSR dibidang usaha saat ini tidak bisa dipandang sebelah
mata. Survei Reputation Institute (perusahaan konsultan di New York pada tahun
2012, menyatakan bahwa sebesar 42 % pandangan masyarakat terhadap suatu
masyarakat terhadap suatu perusahaan didasari oleh persepsi mereka mengenai
tanggung jawab sosial perusahaan (Smith, 2012). CSR di indonesia sendiri telah
ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 66
ayat 2 bagian c menyebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan,
perseroan terbatas juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan, serta pasal 74 menguraikan tentang tanggung jawab sosial
lingkungan khususnya perseroan yang usahanya di bidang dan/atau usahanya
berkaitan dengan sumber daya alam. Selain itu terdapat dalam PP No.47 tahun
2012, pasal 5 yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan suber daya alam dalam menyusun
dan menetapkan rencana kegiatan dan anggaran harus memperhatikan keputusan
dan kewajaran. Penelitian ini menggunakanGlobal Reporting Invinitive(GRI)
sebagai indeks pengungkapan CSR dengan pertimbangan bahwa GRI merupakan
indeks yang telah digunakan secara internasional.
Dampak dari aktivitas sosial masing-masing perusahaan tentu berbeda-beda,
tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik operasi
perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut
pemenuhan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi pula. Dalam hal ini
4
Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk
menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini
jika dikaitkan dengan teori agensi, mengindikasikan bahwa perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut. Selain itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,
pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai
wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring,2005).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Widiastuti (2004),
menyatakan bahwa rentabilitas ekonomi danprofit marginyang tinggi akan
mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih terperinci. Hal itu
disebabkan manajer ingin meyakinkan investor akan profitabilitas perusahaan dan
selanjutnya mendorong kompensasi manajemen. Hasil tersebut sesuai dengan
signalling hyphotesisyang menyatakan bahwa perusahaan yang unggul dan
mempunyai laba yang baik akan mengungkapkan laba yang lebih rinci, termasuk
kebebasan dan keleluasaan untuk menunjukan dan mempertanggungjawabkan
seluruh program sosialnya.
Selain karakteristik perusahaan, penulis juga meneliti tentang implementasi
corporate governanceterhadap CSR. Praktik dan pengungkapan tanggung jawab
sosial merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsepgood corporate
governance, yang menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan
kepentinganstakeholder-nya demi kelangsungan hidup jangka panjang
5
Corporate governancemerupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan
hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah
kinerja perusahaan (Haruman, 2008). Isu mengenai corporate governance mulai
mengemuka , khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika indonesia
mengalami krisis yang berkepanjangan . Banyak pihak yang mengatakan lamanya
proses perbaikan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor
mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek pengungkapan
corporate governance.
Mekanismegood corporate gavernance (GCG), akan bermanfaat dalam
mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah
untuk semuastakeholders. Untuk mendukung hal tersebut pelaksanaan GCG
harus didukung dengan pelaksanaancorporate governanceyang terdiri dari organ
utama yaitu RUPS, dewan direksi, dan dewan komisaris.Menurut Organization
for Economic Cooperation ed Development(OECD) pengelolaan perusahaan
yang sesuai dengan GCG adalah pengelolaan yang menerapkan prinsip-prinsip
GCG, yaitu kewajaran (fairness), transparansi (disclousure), akuntabilitas
(accountability), dan pertanggjawaban (responsibility). Keempat komponen
tersebut penting karena penerapan prinsipgood corporate governancesecara
konsisten terbukti meningkatkan kualitas laporan keuangan (Sulistyanto dan
Wibisono, 2003).
Salah satu penerapan daricorporate governaceadalah proporsi dewan komisaris
independen, dewan komisaris bertugas dan bertanggung jawab untuk
6
memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG sesuai aturan yang
berlaku. Menurut Ratnasari (2011) dewan komisaris merupakan wakil dari
pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak
ditangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan
apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
corporate governance. Saidet al. (2009) berpendapat bahwa konsentrasi
kepemilikan yang tinggi mengakibatkan pemegang saham minoritas menjadi
powerless untuk mencegah pemegang saham mayoritas dan penerapan rencana
mereka terhadap perusahaan.
Selain konsentrasi kepemiikan komponen lain yang tidak kalah penting dari
corporate governanceyaitu kepemilikan saham publik. Kepemilikan saham
publik adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik atau
masyarakat terhadap saham perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki oleh
publik, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan tahunan, investor ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang
tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen, sehingga
kepentingan dalam perusahaan terpenuhi (Amalia,2005).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh karakteristik dancorporate
governanceterhadap pengungkapancorporate social responsibility. Penelitian ini
7
berjudul Pengaruh IndikatorGood Corporate Governancedan Profitabilitas pada
PengungkapanCorporate Social Responsibility. Perbedaan dari penelitian
sebelumnya adalah terletak pada sampel penelitian yang digunakan, pada
penelitian sebelumnya yaitu menggunakan properti dan real estate tahun
2009-2011 sedangkan pada penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan
tahun 2010-2012. Pada penelitian sebelumnya karakteristik perusahaan hanya
dijelaskan melalui profitabilitas yang di proksikan dengan menggunakan ROE,
sedangkan pada penelitian ini menggunakan proksi ROA dan menambah variabel
ukuran perusahaan yang diharapkan mampu menjelaskan lebih bagaimana ukuran
perusahaan yang merupakan karakteristik dari perusahaan mampu berpengaruh
terhadap CSR.
Modifikasi juga dilakukan yaitu dengan mengganti beberapa variabel. Penelitian
sebelumnya menggunakan variabel dewan komisaris, komisaris independen,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan variabel komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan
kepemilikan publik. Dari banyaknya variabelcorporate governancepenulis
membatasi dengan tiga variabel penelitian, dikarenakan ketiga variabel penelitian
tersebut mampu diproksikan dengan baik dan memiliki pengaruh terhadap
pengungkapancorporate social responsibility.
Sedangkan menurut penelitian Vina, Yuliawati dan Aurelia (2013) yang meneliti
tentang studi Hubungan Antara MekanismeCorporate Governancedengan
PengungkapanCorporate Social Responsibilitypada Perusahaan Manufaktur
8
kontrol laveragedan ROA berpengaruh positif terhadap variabel CSRDI, dengan
menggunakanannual reportsebagai sebuah sarana untuk mempublikasikan citra
perusahaan dan melegitimasi kegiatan-kegiatan perusahaan.
Skripsi ini mengacu pada penelitian terdahulu, bahwa terdapat beberapa tingkat
signifikansi yang berbeda pada hasil penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut “
Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan danCorporate Governance terhadapCorporate social responsibility(Studi Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI 2010-2012).
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas. Maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate social responsibility?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporatesocial responsibility?
3. Apakah komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate social responsibility?
4. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporatesocial responsibility?
5. Apakah kepemilikan publik berpengaruh positif terhadapcorporate social
9
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup
dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa data-data kuantitatif berupa
ukuran perusahaan,profitabilitasdanleverageterhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Periode penelitian selama 3 tahun yaitu 2010-2012.
3. Sampel yang digunakan hanya berfokus pada perusahaan pertambangan di
Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh karakteristik
perusahaan dancorporate governanceterhadap pengungkapancorporate social
responsibilitykhususnya untuk menjelaskan:
1. Mendapatkan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadapcorporate social responsibility.
2. Mendapatkan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadapcorporate social responsibility.
3. Mendapatkan bukti empiris bahwa komisaris independen berpengaruh
terhadapcorporate social responsibility.
4. Mendapatkan bukti empiris bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh
10
5. Mendapatkan bukti empiris bahwa kepemilikan publik berpengaruh positif
terhadapcorporate social responsibility.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan serta akan memberikan pengalaman dalam pengembangan kemampuan
ilmiah serta bukti empiris pengaruh Karakteristik Perusahaan danCorporate
governanceterhadap pengungkapancorporate social responsibility serta sebagai
sarana dalam memahami, menambah dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis
11
Selain itu juga dapat memberikan informasi lain kepada investor maupun kreditor
untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada perusahaan yang
memiliki pelaporan pengungkapancorporate social responsibility.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna mengembangkan literatur
ilmu akuntansi dan bagi perusahaan dapat memberikan pemahaman tentang
pengungkapan corporate social responsibility sehingga mempermudah dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan teori
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)
Agency theory menekankan pada pentingnya pemilik modal (investor)
menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga professional (agent)
yang lebih mengerti dalam menjalan bisnis sehari-hari.
Hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah ketika pihak-pihak yang
berkepentingan mempunyai tujuan yang berbeda.Herawaty (2008) menyatakan
bahwa konflik kepentingan antara pemilik (investor) dengan manajer (agent)
muncul ketika pemilik modal menghendaki kekayaan dan kemakmurannya
bertambah, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan
bagi para manajer.
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu komitmen manajemen
untuk meningkatkan kinerjanya terutama dalam kinerja sosial. Dengan demikian,
manajemen akan mendapatkan penilaian positif dari stakeholders.
2.1.2 Teori Legitimasi
Teori legitimasi menyatakan suatu perusahaan akan bisa bertahan, jika masyarakat
13
berdasarkan sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai yang dimiliki oleh
masyarakat sekitarnya. Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi
perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan. Hal itu, dapat dijadikan
sebagai wahana untuk mengontruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan
upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju
(Komalasari dan Anna, 2013). Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau
perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa
organisasi beroprasi untuk sistem nilai organisasi itu sendiri. Teori legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya
dapat diterima oleh masyarakat (Winarsih dkk., 2014).
2.1.3 Teori Stakeholder
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal tahun
1970 an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya, dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
14
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan
memaksimalkan laba untuk kepentingan masing-masing pemegang saham
(stakeholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan
oleh perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham,
tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai
keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan. Mereka adalah pemasok, pelanggan,
pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan asosiasi
perdagangan.
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan
perusahaan.Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya
power yang dimiliki stakeholderatas sumber tersebut.Power tersebut dapat berupa
kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal
dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk
mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, ketika stakeholder
mengendalikan sumber daya ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka
perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan
stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Meythi dkk, 2012).
2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk
15
kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk
memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya.Masyarakat membutuhkan
informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas
sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan
karyawan, dan keamanan penggunaan produk dapat terpenuhi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang tertuang dalam pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9 yang menyatakan bahwa :
“ Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value edded statement),
khususnya bagi industry dimana factor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting bagi insustry yang menganggap pegawai sebagai kelompok
pengguna laporan yang memegang peranan penting “.
Dengan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya yang turut serta
merasakan dampak atas aktivitas operasional perusahaan.CSR diwujudkan agar
terjaga keseimbangan diantara pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya agar
semua pihak tidak ada yang dirugikan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
perusahaan terhadap masyarakat (Rustiarini, 2010).
Dalam penelitian ini yaitu menggunakan indeks GRI yang dalam hal ini memiliki
16
menjelaskan bagaimana data dapat diproksikan berdasarkan kriteria-kriteria yang
ada.Oleh karena itu pertanggungjawaban sosial harus diungkapkan dalam bentuk
laporan keuangan.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan tahunan
(annual report) perusahaan. Pelaporan kegiatan CSR dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, yaitu pengungkapan (1) Pelaporan keuangan, (2) melalui format
terpisah atau (3) melalui sosial (Darwin, 2004) dalam Kartadjumena et al (2011).
Ketika pengungkapan CSR dilakukan dalam laporan keuangan yang disusun
dalam format laporan tahunan, maka laporan tersebut harus mendukung perbaikan
karakteristik kualitatif laporan keuangan. Oleh karena itu, pengungkapan CSR
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.1.5 karakteristik Perusahaan
2.1.5.1 Ukuran Perusahaan
Size perusahaan adalah variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan
pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang
dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan
menghadapi risiko politis yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban
sosial.
Size atau ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size,
17
dalam tiga katagori yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah
(medium size), dan perusahaan kecil (small firm).
Besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.Perusahaan
besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh karena itu semakin besar
perusahaan maka semakin besar informasi untuk memenuhi kebutuhan para
pemegang kepentingan (Amran et al., 2009).
Ukuran yang biasa digunakan adalah penjualan, total aset dan juga kapitalisasi
pasar.Semakin besar nilai total penjualan, total aset dan kapitalisasi pasar maka
semakin besar ukuran perusahaan.Penelitian ini menggunakan total asset sebagai
proksi dari ukuran perusahaan.Dalam hal ini penulis mengambil total aset dalam
penelitian, dikarenakan total aset merupakan ukuran yang relative stabil
dibandingkan dengan ukuran lain dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmaji
dan Sulastro,2007). Meningkatnya total aset diikuti dengan meningkatnya modal
yang ditanam sehingga tingkat penjualan semakin tinggi. Ketika penjualan
perusahaan meningkat, perputaran uang akan semakin besar menyebabkan
tingginya kapitalisasi pasar.Kapitalisasi pasar yang tinggi akan menyebabkan
semakin dikenal oleh masyarakat sehingga menyebabkan pengungkapan risiko
yang dilakukan perusahaan semakin besar (Sudarmadji dan Sulastro, 2007).
Perusahaan dengan ukuran yang besar tentu saja memiliki usaha yang lebih
kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap
18
yang lebih untuk menunjukan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik
(Milne, 1996).
2.1.5.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang
saham sehingga semaikin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan
semakin besar pengungkapan informasi sosial (Gray, et al. 1976).
Perusahaan harus melaporkan pengungkapan CSR yang merupakan cerminan
suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan
multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan
reaksi kebutuhan masyarakat.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan ROA untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada.
2.1.6Corporate Governance
Menurut Organization for Economic Corporation and Development/ OCED
(2004), corporate governance adalah suatu struktur untuk menetapkan tujuan
perusahaan, saran untuk mencapai tujuan tersebut untuk menentukan pengawasan
atas kinerja perusahaan. Corporate Governance penting untuk dilakukan, karena
pengungkapan Corporate Governance yang akurat, tepat waktu, dan terbuka
19
Sebaliknya, tanpa adanya pengungkapan Corporate Governance yang jelas, para
stakeholder tidak dapat mengetahui bahwa kegiatan pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen benar-benar untuk kepentingan mereka (Emirzon,
2006).
Menurut komite nasional kebijakan corporate governace menyebutkan bahwa
setiap perusahaan harus memiliki prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan.
Corporate governance yang dilakukan dalam penelitian ini adalah komisaris
independen, konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan publik.
2.1.6.1 Komisaris Independen
Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas bisnis yang
berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan
perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab
untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Nur
dan Priatinah,2012). Sedangkan komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung
dengan organisasi tersebut dan tidak terafiliasi dengan pemegang saham
pengendali. Dalam hal ini dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam
tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam
20
Komisaris independen berfungsi untuk melerai sengketa antara manajemen
(direksi), antara pemegang saham atau dewan komisaris. Selain itu menurut
Hanifa dan Cooke (2005) dalam Oktariani dan Mimba (2014) menyatakan bahwa
komisaris independen berusaha mempublikasikan aktivitas perusahaan dan
memberikan tekanan pada perusahaan untuk mengungkapkan laporan
keberlanjutan dalam rangka memastikan tindakan perusahaan dengan nilai sosial.
2.1.6.2 Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan merupakan hak suara terbanyak yang dipegang oleh
suatu institusi maupun perorangan.
Said et al. (2009) berpendapat bahwa konsentrasi kepemilikan yang tinggi
mengakibatkan pemegang saham minoritas menjadi powerless untuk mencegah
pemegang saham mayoritas dan penerapan rencana mereka terhadap perusahaan.
2.1.6.3 Kepemilikan Publik
Kepemilikan saham publik adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
publik atau masyarakat terhadap saham perusahaan. Nilai ini digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai pengaruh kepemilikan saham publik terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Semakin besar saham
yang dimiliki oleh publik, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan tahunan, investor ingin memperoleh informasi
seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen,
21
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai karakteristik dan corporate governace terhadap
pengungkapan CSR yang banyak diteliti adalah sebagai berikut:
No
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1 Jurica Lucianda
(2012
The Influence of Company
Characteristics Toward Corporate Social
Responsibility Disclosure.Proceeding
The 2012 IBSM International
Conference on Business Management.
Phuket, Thailand, 6-7 September 2012.
Leverage, ukuran dewan
komisaris, size,
kepemilikan manajemen,
dan peluang
pertumbuhan, dan tidak
memiliki pengaruh
sitnifikan, terhadap
disclousure.
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, profil
perusahaan, earning
pershare, kepedulian
lingkungan mempunyai
pengaruh yang sitnifikan
terhadap CSR
disclousure.
2 Rita Yuliana
(2008)
Pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) dan
Tingkat keluasan CSR
berpengaruh positif
terhadap reaksi investor
22
dampaknya terhadap reaksi investor.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Volume 5- Nomor 2,
Desember 2008.
menggunakan upnormal
returndan volum
perdagangan saham.
Hasil ini menunjukan
bahwa investor sudah
mulai merespon dengan
baik informasi-informasi
sosial yang disajikan
dalam laporan keuangan
tahunan.
3 Jayanti dan Drs.
Sudarno
Analisis pengaruh size, profitabilitas,
dan laverage terhadap pengungkapan
CSR pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi
Indonesia. UNDIP. 2009.
Secara simultan variabel
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
leverage berpengaruh
secara sitnifikan terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan
yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2009.
Secara parsial ukuran
perusahaan berpengaruh
positif dan sitnifikan
23
tanggung jawab sosial
perusahaan yang
terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2009.
4 Riskia Anggita
(2012)
Pengaruh karakteristik Corporate
Governance terhadap luas
pengungkapan CSR. Jurnal/ Vol.1/
No:1 2012.
Variabel ukuran
perusahaan (size) yang
diukur denga log natural
(total asset) berpengaruh
positif terhadap CSR.
Semakin besar aset suatu
perusahaan maka biaya
keagenan yang muncul
juga semakin besar
sehingga untuk
mengurangi biaya
keagenan tersebut,
perusahaan cenderung
mengungkapkan
informasi yang lebih
luas.
5 Said et al. (2009) Hubungan karakteristik corporate
governance dan pengungkapan CSR
pada perusahaan-perusahaan publik
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
kepemilikan pemerintah,
24
yang terdaftar di Malaysia dan komite audit
berpengaruh positif dan
sitnifikan terhadap luas
pengungkapan CSR.
Variabel yang paling
berpengaruh adalah
kepemilikan pemerintah
6 Khan et al. (2012 Hubungan corporate governance
dengan luas pengungkapan CSR pada
perusahaan-perusahaan publik yang
terdaftar di Bangladesh .
Perusahaan ini
menggunakan sampel
116 perusahaan yang
terdaftar di Dhaka Stock
Exhchange tahun
2005-dan keberadaan komite
audit berpengaruh positif
terhadap luas
pengungkapan CSR.
7 Ahmad Nurkhin
(2010)
Corporate governance dan profitabilitas
pengaruhnya terhadap pengungkapan
CSR sosial perusahaan. Jurnal.
Unnes.ac.id/index.php/jda
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
kepemilikan institusional
tidak berpengaruh
signifikan terhadap CSR,
yang kedua dewan
komisaris independen
25
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
perusahaan dan ketiga
profitabilitas dengan
proksi ROE terbukti
secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
perusahaan.
26
2.3Model Penelitian
Adapun model penelitian ini adalah :
Gambar 2.1
Hipotesis
2.4Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
Ukuran perusahaan akan menentukan banyaknya sumber daya yang digunakan
dalam perusahaan. Bersarnya sumber daya, seperti sumber daya manusia dan
sumber daya modal akan menjadikan suatu ukuran atau besarnya perusahaan.
Ukuran perusahaan (size) mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan
dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan Karakteristik Perusahaan
- Ukuran Perusahaan - Profitabilitas
Corporate Governance
- Komisaris Independen
- Konsentrasi kepermilikan
- Kepemilikan Publik
Pengungkapan Corporate Social Responcibility
27
perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang dapat mengakses ke pasar modal,
maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang
relatif cepat.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar tentu saja memiliki usaha yang lebih
kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap
masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan pengungkapan informasi
yang lebih untuk menunjukan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik
(Milne, 1996).
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Corporate Social Responcibility.
2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap CSR
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam
menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai
ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri
(shareholders equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009:205).
Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut
Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Angling (2010) paling baik jika
menggunakan profitabilitas, hal ini disebabkan karena pandangan bahwa
tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang
diminta untuk membuat perusahaan memperoleh laba. Selain itu tingkat
profitabilitas dapat menunjukan seberapa baik pengelolaan manajemen
28
semakin luas. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar
akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.
ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur besarnya laba bersih yang dapat
diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh
kekayaannya.Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset
perusahan yang perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional
perusahaan.Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan.
Sedangkan profitabilitas menurut penelitian Lucianda (2012), menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pengungkapan CSR
2.4.3 Pengaruh Komisaris independen terhadap Pengungkapan CSR
Keefektifan pengawasan dan aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh
bagaimana dewan komisaris dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan komisaris
akan mampu mewujutkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari
dewan komisaris yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan.
Jumlah dewan komisaris yang semakin banyak menandakan bahwa dewan
komisaris yang melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam perusahaan
29
merupakan pihak yang tidak terafiliasi, yaitu pihak yang tidak memiliki hubungan
bisnis dan kekeluargaan terhadap para pemegang saham pengendali, anggota
direksi dan dewan komisaris lain serta dengan perusahaan itu sendiri (KNKG,
2006).
Karena semakin banyak anggota dewan komisaris independen maka tingkat
integritas pengawasan terhadap dewan direksi yang dihasilkan semakin tinggi,
dengan begitu maka akan semakin mewakili kepentingan stakeholder lainnya
selain daripada kepentingan pemegang saham mayoritas atas dampaknya akan
semakin baik terhadap nilai pasar.
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpukan hipotesis yang akan
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Pengungkapan CSR
2.4.4 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap pengungkapan CSR
Konsentrasi kepemilikan ditunjukan dari besarnya hak suara (voting right)
pemegang saham (baik individu maupun institusi) dalam suatu perusahaan. Suatu
perusahaan dikatakan terkonsentrasi apabila hak suara terbanyak dipegang oleh
suatu institusi maupun perorangan.Said et al. (2009) berpendapat bahwa
konsentrasi kepemilikan yang tinggi mengakibatkan pemegang saham minoritas
menjadi powerless untuk mencegah pemegang saham mayoritas dalam penerapan
rencana mereka terhadap perusahaan. Semakin tinggi konsentrasi kepemilikan,
30
pemegang saham mayoritas beranggapan bahwa pelaksanaan CSR akan
mengurangi return yang diperoleh,maka pemegang saham mayoritas dapat
memaksa manajemen untuk tidak melaksanakan CSR, sehingga hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H4: Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
2.4.5 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Pengungkapan CSR
Adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat
mempengaruhi kelengkapan pengungkapan (disclousure) oleh perusahaan. Hal ini
karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang
perusahaan,semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka
dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin lebih luas.
Khan et al. (2012) menyebutkan bahwa ketika perusahaan mulai go public, secara
langsung akuntabilitas terhadap publik yang merupakan pemegang saham sangat
diperlukan. Ada penekanan terhadap akuntabilitas akan menyebabkan perusahaan
akan mengungkapkan informasi-informasi tambahan yang berkaitan dengan
visibility dan accountability perusahaan terhadap sejumlah besar stakeholder.
Untuk itu diperlukan keterlibatan perusahaan yang lebih dalam kegiatan sosial
diungkapkan.Hal ini berarti konsentrasi kepemilikan publik berpengaruh terhadap
luas kegiatan sosial.Penelitian oleh Khan et al. (2012) menemukan bahwa
kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate
31
perusahaan agar lebih akuntabel sehingga dapat mendorong perusahaan untuk
mengungkapkan CSR, maka hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh karakteristik
perusahaan dancorporate governanceterhadap luas pengungkapancorporate
social responcibility.Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian atas
hipotesis-hipotesis analisis yang dirancang sesuai variabel-variabel yang diteliti agar
memperoleh hasil akurat.
Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive samplingyaitu mengambil
sampel berdasarkan ketersediaan informasi dan kesesuaian kriteria atau memiliki
item-item pengungkapancorporate social responsibility.
Pemilihan sampel dengan criteria sebagai berikut:
1. Sampel dipilih adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
2010-2012.
2. Perusahaan yang selama tahun 2010-2012 tidak mengalami delisted.
3. Perusahaan yang secara lengkap mempublikasikan lapran pengungkapan
CSR dalam laporan keuangan (annual report) dan informasi-informasi
33
4. Laporan keuangan yang memiliki informasi dewan komisaris dan komite
audit.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara.
Data tersebut dikumpulkan melaui:
1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
2. www.idx.co.id
3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut:
3.2.1 Variabel Dependen
Menurut Said et al. (2009) pengungkapan CSR merupakan informasi yang
diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan
perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan
corporate social responsibility. Pengungkapan CSR merupakan informasi yang
diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan
perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
34
informasi yang terdapat dalamannual reportyang berhubungan dengan
pengungkapan corporate social responsibility.
Disclousure index digunakan untuk mengetahui seberapa luas pengungkapan CSR
yang dilakukan perusahaan. Perhitungan indeks yaitu dengan cara membagi
jumlah item yang diungkapkan dengan jumlah item keseluruhan.
Dalam indeks GRI terbagi menjadi 3 indikator yaitu aspek ekonomi / keuangan,
aspek lingkungan dan aspek sosial.
Pengukuran pengungkapan CSR dilakukan dengan cara mengamati ada atau
tidaknya item informasi yang ditentukan dalam GRI yang diungkapkan dalam
annual report. Bila informasi tersedia maka akan diberi skor 1, sementara jika
tidak ada akan diberi skor 0.
1.5.1.2 Variabel Independen
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik
perusahaan dancorporate governance. Untuk karakteristik perusahaan yang
digunakan yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas sedangkan untuk corporate
governance variabel yang digunakan adalah komisaris independen, ukuran dewan
komisaris, komite audit dan kepemilikan publik.
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,
komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan publik.
35
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk
menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.
Besarnya ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh karena itu
semakin besar perusahaan maka semakin besar informasi untuk memenuhi
kebutuhan para pemegang saham (Amranet al., 2009 ).
Proksi yang digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan adalahdengan log
naturaldaritotal assetyang dimiliki perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan
rumus sebagai berikut:
Ukuran perusahaan :
2. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dari kegiatan operasinya. Sedangkan menurut penelitian
Capaldi (2006) yang menemukan bukti bahwa hubungan profitabilitas dan
pengungkapan CSR yang dipengaruhi oeh cara pandang pengusaha terkait
dengan dualisme hubungan CSR dengan laba. Ada sebagian pengusaha yang
36
memandang CSR sebagai pengurang laba dan ada sebagian yang jstru
berpandangan sebaliknya.
Terdapat beberapa ukuran yang untuk menentukan profitabilitas perusahaan,
yaitureturn of equity,return on asset, earning per share, net profit margin.
Dalam penelitian ini indicator yang digunakan untuk mengukur tingkat
ukuran perusahaan adalahReturn on Asset (ROA), karena rasio ini lebih tepat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
pada jumlahassettertentu. Rasio ini juga merupakan rasio terpenting untuk
mengetahui profitabilitas perusahaan.Return on asset(ROA) merupakan
ukuran efektivitas perusahan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Variabel ini diukur dengan laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total
aktiva. Hasilnya dirumuskan sebagai berikut:
3. Komisaris Independen
Independensi dewan komisaris diukur dari presentase jumlah anggota
komisaris independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris yang
ada diperusahaan, seperti yang terdapat dalam penelitian Saidet al. (2009).
Profitabilitas (ROA) = Laba bersih setelah pajak Total Asset
Komisaris Independen = Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
37
4. Konsentrasi Kepemilikan
Penerbitan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan, pada sisi yang lain saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas(Jogiyanto, 2008: 112).
Apabila terdapat perusahaan yang menggunakan saham dalam mendanai
aktivitas bisnisnya kemungkinan besar perusahaan tersebut juga memiliki hak
atas kepemilikan persahaan, atas dana yang mereka investasikan, sehingga
kepemilikan perusahaan secara otomatis akan terkonsentrasi pada kelompok
yang dimaksud. Konsentrasi kepemilikan menggambarkan tentang
bagaimana dan siapa saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau
sebagian besar atas kepemilikan perusahaan serta aktivitas bisnis
perusahaan.
Konsentrasi kepemilikan dapat dihitung dengan proksi sebagai berikut:
( )
38
5. Kepemilikan Publik
Kepemilikan saham publik mengindikasikan bahwa kepentingan perusahaan
tidak hanya pada manajerial akan tetapi secara luas ada ditangan publik
(Stakeholder). Tipe kepemilikan saham publik adalah perbandingan jumlah
pemegang saham publik dengan yang dimiliki oleh perusahaan (Sudarmaji
dan Sulastro, 2007).
3.3 Alat Analisis
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan
variabel-variabel dalam penelitian ini, dengan analisis ini akan dihasilkan rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kuortosis, dan
skewness (kemencengan distribusi). Sehingga mudah dipahami secara konstektual
oleh pembaca.
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi data
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
39
mendekati normal. Untuk menguji normalitas data digunakan uji metode grafik,
yaitu menggunakanNormal probability plot. Deteksi normalitas dilakukan dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali
(2009), dasar pengambilan keputusan untuk menentukan asumsi normalitas
adalah:
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain dengan menggungakanNormal P-Plot Regresion Of Standardzed
Residual, uji normalitas data juga menggunakan ujikolomogorov-smirnov.
Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel
dengan kriteria sebagai berikut:
• Jika angka signifikan > taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan
Normal
• Jika angka signifikan < taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi dikatakan
tidak normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
40
multikolinieritas yang terjadi mendekati sempurna maka koefisien regresi dapat
ditentukan, meskipun memiliki penyimpangan standar yang besar sehingga
koefisien tidak dapat diestimasi secara tepat. Jika multikolinieritas yang terjadi
adalah sempurna maka koefisien regresi variabel-variabel independen tidak dapat
ditentukan dan penyimpangan standarnya tidak terbatas.Menurut Ghozali (2009)
untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas adalah dengan
memperhatikan:
• Besaran korelasi antar variabel independen.
Pedoman suatu model regresi bebas multikolinearitas memiliki kriteriakriteria
sebagai berikut:
a) Koefisien korelasi antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen harus lemah tidak lebih besar dari 95% (dibawah 0,95)
b) Jika korelasi kuat antara variabel independen dengan variabel
Independen lainnya yaitu korelasi diatas 95% (0,95). Maka hal ini
menunjukkanmultikolinearitasyang serius.
• Nilai tolerance dan VIF yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi.
Persamaan yang digunakan adalah:
VIF = 1 / Tolerance
Nilai yang dipakai untuk menandai adanya faktor multikolinearitas adalah
nilai tolerance > 0,05 atau sama dengan nilai VIF < 5.
Dalam penelitian ini untuk adanya masalahmultikolinearitasdigunakan kedua
41
3. Uji Heterokedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2009). Dalam pengujian ini, apabila hasil pengolahan data yaitu tingkat
probabilitas signifikansi variabel independen < 0,05 maka dapat dikatakan
mengandung heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanyaheterokedastisitas
adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafikscatter plot. Yang
mendasari dalam pengambilan keputusan adalah:
• Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur
(gelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi masalah
heterokedastisitas
• Jika tidak ada pola jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalahheterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah
Heterokedastisitas.
3.3.3 Pengujian Hipotesis
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data tersebut, agar
dapat didukung dengan hipotesis yang telah diajukan.
Adapun tahap-tahap perhitungan data sebagai berikut:
1. Menghitung indeks CSR, yaitu dengan cara membandingkan total item
yang diungkapkan perusahaan dalamannual reportdansubtainability
42
2. Menghitung karakteristik perusahaan yang diproksikan dalam ukuran
perusahaan,leveragedan profitabilitas, sertacorporate governance
komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit dan
kepemilikan publik.
3. Model regresi
Model regresi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan regresi linear berganda (Multiple regression) untuk
mempredisi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Hubungan antara karakteristik perusahaan dancorporate governance
terhadapcorporate social responcibilitydapat dihitung dengan rumus
berikut ini:
Y= β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ e
Keterangan:
Y : Indeks Pengungkapan CSR
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Komisaris Independen
X4 : Konsentrasi Kepemilikan
X5 :Kepemilikan Publik
e : Komponen eror
43
3.3.3.1 Uji Statistik F (Anova)
Pengujian ini bertujan untuk mengetahui fit atau tidaknya model regresi yang
digunakan. Pengujian ini juga bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model yang mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dengan tingkat sitnifikansi sebesar 5 % maka criteria pengujian adalah sebagai
berikut:
1. Jika nilaisignifikansi > α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan)
2. Jika nilai signifikansi <αmaka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan)
3.3.3.2 Uji Koefisien Regresi
Menurut Ghozali 2009 uji statistit t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakansignificance level
0,05 ( α = 5% ). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
(1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
sigifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
(2) Jika nilai signifikan≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
44
3.3.3.3 Uji koefisien determinasi
Nilai R2digunakan untuk mengukur tingkat kemapuan model dalam menerangkan
variasi variabel independen . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang
menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Nilai R2yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangkan variabel independen, tapi karena R2mengandung kelemahan
mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukan ke dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2
berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjested R2semakn mendekati 1 maka makin
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapancorporate social responsibilitydalam laporan
tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia pada
tahun 2010-2012. Sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 30
perusahaan pertambangan. Sampel penelitian ini adalah 27 perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan
indeks pengungkapan GRI sebanyak 79 item pengungkapan. Indeks ini dibangun
berdasarkan standar penerapan penyusunan keberlanjutan organisasi.
Dari analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
corporate social responsibilitysecara signifikan. Perusahaan dengan
ukuran perusahaan yang besar dengan total aset yang baik dapat
menerapkan pengungkapan CSR secara luas.
2. Profitabilitas mempengaruhi pengungkapancorporate social
responsibilitysecara positif. Semakin tinggi laba perusahaan, semakin
68
3. Tidak terdapat pengaruh signifikan komisaris independen terhadap
pengungkapancorporate social responsibility.Hal ini dapat diartikan
bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap luar
pengungkapancorporate sosial responsibility.
4. konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
corporate social responsibility.
5. kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan
corporate social responsibility.
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan pertambangan di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2012.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapancorporate social
responsibilitydalam penelitian ini hanya terdiri dari 5 variabel yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, komisaris independen, konsentrasi kepemiliakn dan
kepemilikan publik.
3. Penggunaan instrumen penelitian belum mencakup informasi yang
komprehensif mengenai praktik danpengungkapan corporate social