• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAl RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAl RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi Empiris pada perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

(Skripsi)

Oleh

Afri Puspita Sari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INFLUENCE CHARACTERISTICS OF THE COMPANY AND CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Empirical Study on Mining Companies Listed on the Stock Exchange of Indonesia during 2010-2012)

By

AFRI PUSPITA SARI

This study purposed to analyze the influence of the characteristics of the company and corporate governance on the disclosure of corporate social responsibility in the annual reports of mining companies registered in Indonesian Stock Exchange (BEI). Characteristics tested in this study is the size of the company and

profitability. As for testing the level of corporate governance using a variable independent commissioner, the concentration of ownership and public ownership.

Data collecting in this study using purposive sampling method in companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) during 2010-2012. There are 27

companies were used as a samples in this study, and there are 79 items of disclosure by GRI index.

This study uses multiple regression analysis to examine the factors that affect the level of disclosure of corporate social responsibility. The results showed that the variables that affect the disclosure of corporate social responsibility is a

company's size, profitability and ownership concentration.Meanwhile the independent commissioner and public ownership does not show a significant effect on the disclosure of corporate social responsibility.

Keywords: Characteristics of Companies, Corporate Governance, the size of the company, profitability, independent commissioner, conpublic

(3)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCETERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi Empiris pada perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

Oleh

Afri Puspita Sari

SKRIPSI

Sebagai Salah satu Syarat Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah... 8

1.2.2 Batasan Masalah... 9

1.3tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 12

2.1. Teori Legitimasi... 12

2.1.3 Teori Stakeholder... 13

2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 14

2.1.5 Karakteristik Perusahaan 2.1.5.1 Ukuran Perusahaan ... 16

2.1.5.2 Profitabilitas ... 18

(5)

2.1.6.2 Konsentrasi kepemilikan... 19

2.1.6.3 Kepemilikan publik ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu... 21

2.3 Model Penelitian ... 26

2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR ... 26

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap CSR... 27

2.4.3 Pengaruh Komisaris independen terhadap pengungkapan CSR ... 28

2.4.4 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap pengungkapan CSR... 29

2.4.5 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Pengungkapan CSR ... 30

III. METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data Penelitian ... 32

3.2 Opearsional Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Dependen... 33

3.2.2 variabel Independen... 34

3.3 Alat Analisis 3.3.1 Uji Statistik Deskriptif... 38

3.3.2 Uji Asumsi Klasik... 38

3.3.3 Pengujian hipotesis 3.3.3.1 Uji Statistik F... 43

3.3.3.2 Uji Koefisien regresi... 43

3.3.3.3 Uji Koefisien Determinasi... 44

(6)

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 46

4.1.3 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Uji Normalitas ... 50

4.1.3.2 Uji Multikolonearitas... 53

4. 1.3.3 Uji Heterokesastisitas... 54

4.1.4 Hasil pengujian Hipotesis 4.1.4.1 Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi... 55

4.1.4.2 Uji Statistik F... 57

4.1.4.3 Uji Koefisien Regresi... 59

4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Hipotesis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan CSR... 62

4.2.2 Uji Hipotis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 63

4.2.3 Uji Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Socia Responsibility... 63

4.2.4 Uji Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility.... 65

4.2.5 Uji Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 65

V. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 67

5.2 Keterbatasan penelitian ... 68

5.3 Saran ... 69

(7)
(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Model Penelitian ... 25

4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik)... 50

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian

Lampiran 2 Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosia Perusahaan

Lampiran 3 Data CSDI, Size, ROA . KOMIN, KK dan KP

Lampiran 4 Logaritma Total Aset (ukuran Perusahaan )

Lampiran 5 Profitabilitas

Lampiran 6 Jumlah komisaris Independen

Lampiran 7 Presentase Konsentrasi Kepemilikan

Lampiran 8 Presentase Kepemilikan publik

Lampiran 9 Corporate Social Disclousure Indeks (CSDI)

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 20

4.1 Prosedur pemilihan sampel... 45

4. 2 Hasil uji statistik Deskriptif... 46

4.3 Hasil Uji Normalitas... 50

4.4 hasi Uji Multikolonearitas...52

4.5 Hasil uji Koefisien determinasi... 55

4.6 Hasil uji statistik F... 57

(11)

MOTO

“Berlelah lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah berjuang “ (Imam

Syafi’i).

“ Sesungguhnya bersama kesulitan akan ada kemudahan. Maka apabila

(12)
(13)
(14)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillah kupersembahkan karya kecil ini yang penuh perjuangan kepada:

Allah SWT, yang maha Kuasa yang menjadi kekuatan terbesar dalam hidupku, hingga akhirnya karya kecil ini mampu terselesaikan dengan baik. Alhamdulillahi

Rabbil’alamin, terimakasih ya Allah.

Yang tercinta, Bapak dan Ibuku, yang selalu memberikan cinta dan do’a terbaik

yang tulus sepanjang hidup dan tak akan pernah mampu terbalaskan. Yang kusayang adikku Aditya Prasetio. Saudara-saudaraku, teman-teman Akuntansi 2008 yang sekarang sudah menemukan jalan hidupnya masing-masing.

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Sukoharjo 3, kabupaten Pringsewu, pada 01 April 1990, sebagai

anak sulung dari pasangan Bapak Tasa Susanto dan Ibu Katini.

Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo 3,

Pringsewu, tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah menengah pertama

(SMP) di SMP N 2 Sukoharjo, dan pada tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Sukoharjo, Pringsewu.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan akademik san Bakat (PKAB)

pada tahun 2008. Selama dibangku perkuliahan, penulis aktif di organisasi ROIS FEB,

(16)

SANWACANA

Dengan penuh kerendahan hati. Penulis panjatkan puji syukur yang terhingga kepada

allah SWT yang dengan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN DANCORPORATE GOVERNANCETERHADAP

PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(Studi empiris pada

perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)”.

Skripsi ini disusun segai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Unila;

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty D.S.E.,M.Si.,Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan bantuan, saran, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan

selama maas perkuliahan.

4. Ibu Yuztittya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping ayng

telah memberikan bantuan, saran, da waktunya selamapenyusunan skipsi dan

selamamasa perkuliahan.

(17)

6. Bapak Nurdiono selaku pembimbing akademik.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan kebutuhan dan do’a terbaik

untukku.

8. Adikku tersayang Aditya Prasetio, dan saudara-saudara semua.

9. Orang-orang yang sangat berjasa di kampus Pak Sobari, Pakde Samiran, Mpok, Mas

Yana.

10. Keluarga besar Aradio 101.1 FM, terimakasih memberikanku banyak pengalaman

dan kenangan berharga.

11. Sahabat-sahabatku tersayang, Desti Aripika, Rosi Setiana, Putri, dan semua

teman-teman akuntansi 2008 yang saya banggakan.

12. Keluarga besar Lembaga Bimbingan Nurul Fikri Lampung yang banyak

memberikanku pembelajaran didunia pendidikan.

13. Keluarga besar ROIS FE, PILAR FE, KSPM, UKM Penelitian, Caring Center dan

Forum Lingkar Pena Lampung.

14. Saudaraku tercinta Mas Setiawan, Mbak istiqomah, Kak Hendranto dan semua

orang yang selau hadir didalam hidup saya. Terimakasih banyak.

Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2015

Penulis

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas

kepadastakeholdersdanbondholders, yang secara langsung memberikan

kontribusinya bagi perusahaan, sedangkan pihak-pihak lain sering diabaikan. Oleh

diperlukan tinjauan kritis mengenai akuntansi konvensional yang dinilai hanya

berfokus pada laba dan kurang memperhatikan kesejahteraan sosial maupun

lingkungan disekitar usahanya. Dalam penelitian Aulia dan kartawijaya (2011)

disebutkan bahwaCorporate Social Responsibilitymerupakan konsep akuntansi

baru yang muncul setelah adanya banyak kritik terhadap akuntansi konvensional

yang dianggap tidak dapat mengordinir kepentinganstakeolder.

CSR menggiring perusahaan yang dulunya hanya berorientasi pada maksimalisasi

laba (profit) kini menjadi peduli terhadap kesejahteraan masyarakat (people) serta

keseimbangan sosial (planet). CSR memainkan peran penting bagi perusahaan

karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya

memiliki dampak sosial dan lingkungan. Menurut Ghozali dan Chariri (2007),

pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan alat manajerial yang digunakan

(20)

2

pengungkapan CSR dapat dipandang sebagai wujud akuntabilitas perusahaan

kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial yang ditimbulkan

perusahaan.

Di Indonesia, tanggung jawab sosial semakin mendapat perhatian dari kalangan

perusahaan. Masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial

terhadap dunia usaha.

KonsepCorporate Social Responsibility(CSR) melibatkan tanggungjawab

kemitraan bersama antara perusahaan, pemerintah, lembaga sumber daya

masyarakat, serta komunitas setempat. Tanggung jawab sosial perusahaan

berasumsi bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi kepada

shareholder(pemegang saham) tetapi juga terhadapstakeholder(pemangku

kepentingan) yaitu pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan seperti

karyawan, masyarakat, negara, supplier, pasar modal, pesaing, badan industri,

pemerintah asing dan lain-lain (Rustiarini,2011). Perusahaan mengharapkan

respon yang positif dari masyarakat atas kinerja lingkungan dan sosial yang telah

dilakukan oleh perusahaan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

akan bertambah dan akan berdampak pada peningkatan harga saham (Sissandly

dan Sudarno, 2014)

Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadaran

baru terhadap perusahaan tentang pentingnya melakukancorporate social

(21)

3

Keberadaan konsep CSR dibidang usaha saat ini tidak bisa dipandang sebelah

mata. Survei Reputation Institute (perusahaan konsultan di New York pada tahun

2012, menyatakan bahwa sebesar 42 % pandangan masyarakat terhadap suatu

masyarakat terhadap suatu perusahaan didasari oleh persepsi mereka mengenai

tanggung jawab sosial perusahaan (Smith, 2012). CSR di indonesia sendiri telah

ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 66

ayat 2 bagian c menyebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan,

perseroan terbatas juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab

sosial dan lingkungan, serta pasal 74 menguraikan tentang tanggung jawab sosial

lingkungan khususnya perseroan yang usahanya di bidang dan/atau usahanya

berkaitan dengan sumber daya alam. Selain itu terdapat dalam PP No.47 tahun

2012, pasal 5 yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan suber daya alam dalam menyusun

dan menetapkan rencana kegiatan dan anggaran harus memperhatikan keputusan

dan kewajaran. Penelitian ini menggunakanGlobal Reporting Invinitive(GRI)

sebagai indeks pengungkapan CSR dengan pertimbangan bahwa GRI merupakan

indeks yang telah digunakan secara internasional.

Dampak dari aktivitas sosial masing-masing perusahaan tentu berbeda-beda,

tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik operasi

perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut

pemenuhan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi pula. Dalam hal ini

(22)

4

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk

menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini

jika dikaitkan dengan teori agensi, mengindikasikan bahwa perusahaan besar akan

mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan

tersebut. Selain itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,

pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai

wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring,2005).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam

upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Widiastuti (2004),

menyatakan bahwa rentabilitas ekonomi danprofit marginyang tinggi akan

mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih terperinci. Hal itu

disebabkan manajer ingin meyakinkan investor akan profitabilitas perusahaan dan

selanjutnya mendorong kompensasi manajemen. Hasil tersebut sesuai dengan

signalling hyphotesisyang menyatakan bahwa perusahaan yang unggul dan

mempunyai laba yang baik akan mengungkapkan laba yang lebih rinci, termasuk

kebebasan dan keleluasaan untuk menunjukan dan mempertanggungjawabkan

seluruh program sosialnya.

Selain karakteristik perusahaan, penulis juga meneliti tentang implementasi

corporate governanceterhadap CSR. Praktik dan pengungkapan tanggung jawab

sosial merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsepgood corporate

governance, yang menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan

kepentinganstakeholder-nya demi kelangsungan hidup jangka panjang

(23)

5

Corporate governancemerupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah

kinerja perusahaan (Haruman, 2008). Isu mengenai corporate governance mulai

mengemuka , khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika indonesia

mengalami krisis yang berkepanjangan . Banyak pihak yang mengatakan lamanya

proses perbaikan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor

mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek pengungkapan

corporate governance.

Mekanismegood corporate gavernance (GCG), akan bermanfaat dalam

mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah

untuk semuastakeholders. Untuk mendukung hal tersebut pelaksanaan GCG

harus didukung dengan pelaksanaancorporate governanceyang terdiri dari organ

utama yaitu RUPS, dewan direksi, dan dewan komisaris.Menurut Organization

for Economic Cooperation ed Development(OECD) pengelolaan perusahaan

yang sesuai dengan GCG adalah pengelolaan yang menerapkan prinsip-prinsip

GCG, yaitu kewajaran (fairness), transparansi (disclousure), akuntabilitas

(accountability), dan pertanggjawaban (responsibility). Keempat komponen

tersebut penting karena penerapan prinsipgood corporate governancesecara

konsisten terbukti meningkatkan kualitas laporan keuangan (Sulistyanto dan

Wibisono, 2003).

Salah satu penerapan daricorporate governaceadalah proporsi dewan komisaris

independen, dewan komisaris bertugas dan bertanggung jawab untuk

(24)

6

memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG sesuai aturan yang

berlaku. Menurut Ratnasari (2011) dewan komisaris merupakan wakil dari

pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak

ditangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan

apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.

corporate governance. Saidet al. (2009) berpendapat bahwa konsentrasi

kepemilikan yang tinggi mengakibatkan pemegang saham minoritas menjadi

powerless untuk mencegah pemegang saham mayoritas dan penerapan rencana

mereka terhadap perusahaan.

Selain konsentrasi kepemiikan komponen lain yang tidak kalah penting dari

corporate governanceyaitu kepemilikan saham publik. Kepemilikan saham

publik adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik atau

masyarakat terhadap saham perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki oleh

publik, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan

keuangan tahunan, investor ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang

tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen, sehingga

kepentingan dalam perusahaan terpenuhi (Amalia,2005).

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh karakteristik dancorporate

governanceterhadap pengungkapancorporate social responsibility. Penelitian ini

(25)

7

berjudul Pengaruh IndikatorGood Corporate Governancedan Profitabilitas pada

PengungkapanCorporate Social Responsibility. Perbedaan dari penelitian

sebelumnya adalah terletak pada sampel penelitian yang digunakan, pada

penelitian sebelumnya yaitu menggunakan properti dan real estate tahun

2009-2011 sedangkan pada penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan

tahun 2010-2012. Pada penelitian sebelumnya karakteristik perusahaan hanya

dijelaskan melalui profitabilitas yang di proksikan dengan menggunakan ROE,

sedangkan pada penelitian ini menggunakan proksi ROA dan menambah variabel

ukuran perusahaan yang diharapkan mampu menjelaskan lebih bagaimana ukuran

perusahaan yang merupakan karakteristik dari perusahaan mampu berpengaruh

terhadap CSR.

Modifikasi juga dilakukan yaitu dengan mengganti beberapa variabel. Penelitian

sebelumnya menggunakan variabel dewan komisaris, komisaris independen,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan variabel komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan

kepemilikan publik. Dari banyaknya variabelcorporate governancepenulis

membatasi dengan tiga variabel penelitian, dikarenakan ketiga variabel penelitian

tersebut mampu diproksikan dengan baik dan memiliki pengaruh terhadap

pengungkapancorporate social responsibility.

Sedangkan menurut penelitian Vina, Yuliawati dan Aurelia (2013) yang meneliti

tentang studi Hubungan Antara MekanismeCorporate Governancedengan

PengungkapanCorporate Social Responsibilitypada Perusahaan Manufaktur

(26)

8

kontrol laveragedan ROA berpengaruh positif terhadap variabel CSRDI, dengan

menggunakanannual reportsebagai sebuah sarana untuk mempublikasikan citra

perusahaan dan melegitimasi kegiatan-kegiatan perusahaan.

Skripsi ini mengacu pada penelitian terdahulu, bahwa terdapat beberapa tingkat

signifikansi yang berbeda pada hasil penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan danCorporate Governance terhadapCorporate social responsibility(Studi Pada Perusahaan

Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI 2010-2012).

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas. Maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporatesocial responsibility?

3. Apakah komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility?

4. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporatesocial responsibility?

5. Apakah kepemilikan publik berpengaruh positif terhadapcorporate social

(27)

9

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup

dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa data-data kuantitatif berupa

ukuran perusahaan,profitabilitasdanleverageterhadap pengungkapan

corporate sosial responsibility yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Periode penelitian selama 3 tahun yaitu 2010-2012.

3. Sampel yang digunakan hanya berfokus pada perusahaan pertambangan di

Indonesia.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh karakteristik

perusahaan dancorporate governanceterhadap pengungkapancorporate social

responsibilitykhususnya untuk menjelaskan:

1. Mendapatkan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadapcorporate social responsibility.

2. Mendapatkan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadapcorporate social responsibility.

3. Mendapatkan bukti empiris bahwa komisaris independen berpengaruh

terhadapcorporate social responsibility.

4. Mendapatkan bukti empiris bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh

(28)

10

5. Mendapatkan bukti empiris bahwa kepemilikan publik berpengaruh positif

terhadapcorporate social responsibility.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan serta akan memberikan pengalaman dalam pengembangan kemampuan

ilmiah serta bukti empiris pengaruh Karakteristik Perusahaan danCorporate

governanceterhadap pengungkapancorporate social responsibility serta sebagai

sarana dalam memahami, menambah dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis

(29)

11

Selain itu juga dapat memberikan informasi lain kepada investor maupun kreditor

untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada perusahaan yang

memiliki pelaporan pengungkapancorporate social responsibility.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna mengembangkan literatur

ilmu akuntansi dan bagi perusahaan dapat memberikan pemahaman tentang

pengungkapan corporate social responsibility sehingga mempermudah dalam

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan teori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Agency theory menekankan pada pentingnya pemilik modal (investor)

menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga professional (agent)

yang lebih mengerti dalam menjalan bisnis sehari-hari.

Hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah ketika pihak-pihak yang

berkepentingan mempunyai tujuan yang berbeda.Herawaty (2008) menyatakan

bahwa konflik kepentingan antara pemilik (investor) dengan manajer (agent)

muncul ketika pemilik modal menghendaki kekayaan dan kemakmurannya

bertambah, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan

bagi para manajer.

Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu komitmen manajemen

untuk meningkatkan kinerjanya terutama dalam kinerja sosial. Dengan demikian,

manajemen akan mendapatkan penilaian positif dari stakeholders.

2.1.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi menyatakan suatu perusahaan akan bisa bertahan, jika masyarakat

(31)

13

berdasarkan sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai yang dimiliki oleh

masyarakat sekitarnya. Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi

perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan. Hal itu, dapat dijadikan

sebagai wahana untuk mengontruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan

upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju

(Komalasari dan Anna, 2013). Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau

perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa

organisasi beroprasi untuk sistem nilai organisasi itu sendiri. Teori legitimasi

menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya

dapat diterima oleh masyarakat (Winarsih dkk., 2014).

2.1.3 Teori Stakeholder

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal tahun

1970 an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai

kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,

nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,

serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara

berkelanjutan.

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

stakeholdernya, dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat

dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

(32)

14

Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan

memaksimalkan laba untuk kepentingan masing-masing pemegang saham

(stakeholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan

oleh perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham,

tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai

keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan. Mereka adalah pemasok, pelanggan,

pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan asosiasi

perdagangan.

Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan

perusahaan.Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya

power yang dimiliki stakeholderatas sumber tersebut.Power tersebut dapat berupa

kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal

dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk

mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas

barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, ketika stakeholder

mengendalikan sumber daya ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka

perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan

stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Meythi dkk, 2012).

2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk

(33)

15

kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk

memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya.Masyarakat membutuhkan

informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas

sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan

karyawan, dan keamanan penggunaan produk dapat terpenuhi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang tertuang dalam pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9 yang menyatakan bahwa :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value edded statement),

khususnya bagi industry dimana factor-faktor lingkungan hidup memegang

peranan penting bagi insustry yang menganggap pegawai sebagai kelompok

pengguna laporan yang memegang peranan penting “.

Dengan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu

bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya yang turut serta

merasakan dampak atas aktivitas operasional perusahaan.CSR diwujudkan agar

terjaga keseimbangan diantara pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya agar

semua pihak tidak ada yang dirugikan.

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses

pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi

perusahaan terhadap masyarakat (Rustiarini, 2010).

Dalam penelitian ini yaitu menggunakan indeks GRI yang dalam hal ini memiliki

(34)

16

menjelaskan bagaimana data dapat diproksikan berdasarkan kriteria-kriteria yang

ada.Oleh karena itu pertanggungjawaban sosial harus diungkapkan dalam bentuk

laporan keuangan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan tahunan

(annual report) perusahaan. Pelaporan kegiatan CSR dapat dilakukan dengan tiga

pendekatan, yaitu pengungkapan (1) Pelaporan keuangan, (2) melalui format

terpisah atau (3) melalui sosial (Darwin, 2004) dalam Kartadjumena et al (2011).

Ketika pengungkapan CSR dilakukan dalam laporan keuangan yang disusun

dalam format laporan tahunan, maka laporan tersebut harus mendukung perbaikan

karakteristik kualitatif laporan keuangan. Oleh karena itu, pengungkapan CSR

merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

2.1.5 karakteristik Perusahaan

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan

Size perusahaan adalah variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan

pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang

dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih

banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan

menghadapi risiko politis yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban

sosial.

Size atau ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size,

(35)

17

dalam tiga katagori yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah

(medium size), dan perusahaan kecil (small firm).

Besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.Perusahaan

besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh karena itu semakin besar

perusahaan maka semakin besar informasi untuk memenuhi kebutuhan para

pemegang kepentingan (Amran et al., 2009).

Ukuran yang biasa digunakan adalah penjualan, total aset dan juga kapitalisasi

pasar.Semakin besar nilai total penjualan, total aset dan kapitalisasi pasar maka

semakin besar ukuran perusahaan.Penelitian ini menggunakan total asset sebagai

proksi dari ukuran perusahaan.Dalam hal ini penulis mengambil total aset dalam

penelitian, dikarenakan total aset merupakan ukuran yang relative stabil

dibandingkan dengan ukuran lain dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmaji

dan Sulastro,2007). Meningkatnya total aset diikuti dengan meningkatnya modal

yang ditanam sehingga tingkat penjualan semakin tinggi. Ketika penjualan

perusahaan meningkat, perputaran uang akan semakin besar menyebabkan

tingginya kapitalisasi pasar.Kapitalisasi pasar yang tinggi akan menyebabkan

semakin dikenal oleh masyarakat sehingga menyebabkan pengungkapan risiko

yang dilakukan perusahaan semakin besar (Sudarmadji dan Sulastro, 2007).

Perusahaan dengan ukuran yang besar tentu saja memiliki usaha yang lebih

kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap

(36)

18

yang lebih untuk menunjukan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik

(Milne, 1996).

2.1.5.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam

upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang

saham sehingga semaikin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan

semakin besar pengungkapan informasi sosial (Gray, et al. 1976).

Perusahaan harus melaporkan pengungkapan CSR yang merupakan cerminan

suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan

multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan

reaksi kebutuhan masyarakat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan ROA untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada.

2.1.6Corporate Governance

Menurut Organization for Economic Corporation and Development/ OCED

(2004), corporate governance adalah suatu struktur untuk menetapkan tujuan

perusahaan, saran untuk mencapai tujuan tersebut untuk menentukan pengawasan

atas kinerja perusahaan. Corporate Governance penting untuk dilakukan, karena

pengungkapan Corporate Governance yang akurat, tepat waktu, dan terbuka

(37)

19

Sebaliknya, tanpa adanya pengungkapan Corporate Governance yang jelas, para

stakeholder tidak dapat mengetahui bahwa kegiatan pengelolaan perusahaan yang

dilakukan oleh manajemen benar-benar untuk kepentingan mereka (Emirzon,

2006).

Menurut komite nasional kebijakan corporate governace menyebutkan bahwa

setiap perusahaan harus memiliki prinsip transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan.

Corporate governance yang dilakukan dalam penelitian ini adalah komisaris

independen, konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan publik.

2.1.6.1 Komisaris Independen

Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas bisnis yang

berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan

perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab

untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Nur

dan Priatinah,2012). Sedangkan komisaris independen adalah anggota dewan

komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung

dengan organisasi tersebut dan tidak terafiliasi dengan pemegang saham

pengendali. Dalam hal ini dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam

tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam

(38)

20

Komisaris independen berfungsi untuk melerai sengketa antara manajemen

(direksi), antara pemegang saham atau dewan komisaris. Selain itu menurut

Hanifa dan Cooke (2005) dalam Oktariani dan Mimba (2014) menyatakan bahwa

komisaris independen berusaha mempublikasikan aktivitas perusahaan dan

memberikan tekanan pada perusahaan untuk mengungkapkan laporan

keberlanjutan dalam rangka memastikan tindakan perusahaan dengan nilai sosial.

2.1.6.2 Konsentrasi Kepemilikan

Konsentrasi kepemilikan merupakan hak suara terbanyak yang dipegang oleh

suatu institusi maupun perorangan.

Said et al. (2009) berpendapat bahwa konsentrasi kepemilikan yang tinggi

mengakibatkan pemegang saham minoritas menjadi powerless untuk mencegah

pemegang saham mayoritas dan penerapan rencana mereka terhadap perusahaan.

2.1.6.3 Kepemilikan Publik

Kepemilikan saham publik adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh

publik atau masyarakat terhadap saham perusahaan. Nilai ini digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai pengaruh kepemilikan saham publik terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Semakin besar saham

yang dimiliki oleh publik, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan

dalam laporan keuangan tahunan, investor ingin memperoleh informasi

seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen,

(39)

21

2.2Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai karakteristik dan corporate governace terhadap

pengungkapan CSR yang banyak diteliti adalah sebagai berikut:

No

Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1 Jurica Lucianda

(2012

The Influence of Company

Characteristics Toward Corporate Social

Responsibility Disclosure.Proceeding

The 2012 IBSM International

Conference on Business Management.

Phuket, Thailand, 6-7 September 2012.

Leverage, ukuran dewan

komisaris, size,

kepemilikan manajemen,

dan peluang

pertumbuhan, dan tidak

memiliki pengaruh

sitnifikan, terhadap

disclousure.

Ukuran perusahaan,

profitabilitas, profil

perusahaan, earning

pershare, kepedulian

lingkungan mempunyai

pengaruh yang sitnifikan

terhadap CSR

disclousure.

2 Rita Yuliana

(2008)

Pengaruh karakteristik perusahaan

terhadap pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) dan

Tingkat keluasan CSR

berpengaruh positif

terhadap reaksi investor

(40)

22

dampaknya terhadap reaksi investor.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia. Volume 5- Nomor 2,

Desember 2008.

menggunakan upnormal

returndan volum

perdagangan saham.

Hasil ini menunjukan

bahwa investor sudah

mulai merespon dengan

baik informasi-informasi

sosial yang disajikan

dalam laporan keuangan

tahunan.

3 Jayanti dan Drs.

Sudarno

Analisis pengaruh size, profitabilitas,

dan laverage terhadap pengungkapan

CSR pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi

Indonesia. UNDIP. 2009.

Secara simultan variabel

ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan

leverage berpengaruh

secara sitnifikan terhadap

pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan

yang terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2009.

Secara parsial ukuran

perusahaan berpengaruh

positif dan sitnifikan

(41)

23

tanggung jawab sosial

perusahaan yang

terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia tahun 2009.

4 Riskia Anggita

(2012)

Pengaruh karakteristik Corporate

Governance terhadap luas

pengungkapan CSR. Jurnal/ Vol.1/

No:1 2012.

Variabel ukuran

perusahaan (size) yang

diukur denga log natural

(total asset) berpengaruh

positif terhadap CSR.

Semakin besar aset suatu

perusahaan maka biaya

keagenan yang muncul

juga semakin besar

sehingga untuk

mengurangi biaya

keagenan tersebut,

perusahaan cenderung

mengungkapkan

informasi yang lebih

luas.

5 Said et al. (2009) Hubungan karakteristik corporate

governance dan pengungkapan CSR

pada perusahaan-perusahaan publik

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

kepemilikan pemerintah,

(42)

24

yang terdaftar di Malaysia dan komite audit

berpengaruh positif dan

sitnifikan terhadap luas

pengungkapan CSR.

Variabel yang paling

berpengaruh adalah

kepemilikan pemerintah

6 Khan et al. (2012 Hubungan corporate governance

dengan luas pengungkapan CSR pada

perusahaan-perusahaan publik yang

terdaftar di Bangladesh .

Perusahaan ini

menggunakan sampel

116 perusahaan yang

terdaftar di Dhaka Stock

Exhchange tahun

2005-dan keberadaan komite

audit berpengaruh positif

terhadap luas

pengungkapan CSR.

7 Ahmad Nurkhin

(2010)

Corporate governance dan profitabilitas

pengaruhnya terhadap pengungkapan

CSR sosial perusahaan. Jurnal.

Unnes.ac.id/index.php/jda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

kepemilikan institusional

tidak berpengaruh

signifikan terhadap CSR,

yang kedua dewan

komisaris independen

(43)

25

terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial

perusahaan dan ketiga

profitabilitas dengan

proksi ROE terbukti

secara signifikan

berpengaruh positif

terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial

perusahaan.

(44)

26

2.3Model Penelitian

Adapun model penelitian ini adalah :

Gambar 2.1

Hipotesis

2.4Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR

Ukuran perusahaan akan menentukan banyaknya sumber daya yang digunakan

dalam perusahaan. Bersarnya sumber daya, seperti sumber daya manusia dan

sumber daya modal akan menjadikan suatu ukuran atau besarnya perusahaan.

Ukuran perusahaan (size) mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan

dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan Karakteristik Perusahaan

- Ukuran Perusahaan - Profitabilitas

Corporate Governance

- Komisaris Independen

- Konsentrasi kepermilikan

- Kepemilikan Publik

Pengungkapan Corporate Social Responcibility

(45)

27

perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang dapat mengakses ke pasar modal,

maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang

relatif cepat.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar tentu saja memiliki usaha yang lebih

kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap

masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan pengungkapan informasi

yang lebih untuk menunjukan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik

(Milne, 1996).

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Corporate Social Responcibility.

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap CSR

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam

menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai

ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri

(shareholders equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009:205).

Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut

Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Angling (2010) paling baik jika

menggunakan profitabilitas, hal ini disebabkan karena pandangan bahwa

tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang

diminta untuk membuat perusahaan memperoleh laba. Selain itu tingkat

profitabilitas dapat menunjukan seberapa baik pengelolaan manajemen

(46)

28

semakin luas. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar

akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.

ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur besarnya laba bersih yang dapat

diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh

kekayaannya.Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset

perusahan yang perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional

perusahaan.Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan.

Sedangkan profitabilitas menurut penelitian Lucianda (2012), menyatakan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pengungkapan CSR

2.4.3 Pengaruh Komisaris independen terhadap Pengungkapan CSR

Keefektifan pengawasan dan aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh

bagaimana dewan komisaris dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan komisaris

akan mampu mewujutkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam

penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari

dewan komisaris yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan.

Jumlah dewan komisaris yang semakin banyak menandakan bahwa dewan

komisaris yang melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam perusahaan

(47)

29

merupakan pihak yang tidak terafiliasi, yaitu pihak yang tidak memiliki hubungan

bisnis dan kekeluargaan terhadap para pemegang saham pengendali, anggota

direksi dan dewan komisaris lain serta dengan perusahaan itu sendiri (KNKG,

2006).

Karena semakin banyak anggota dewan komisaris independen maka tingkat

integritas pengawasan terhadap dewan direksi yang dihasilkan semakin tinggi,

dengan begitu maka akan semakin mewakili kepentingan stakeholder lainnya

selain daripada kepentingan pemegang saham mayoritas atas dampaknya akan

semakin baik terhadap nilai pasar.

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpukan hipotesis yang akan

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Pengungkapan CSR

2.4.4 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap pengungkapan CSR

Konsentrasi kepemilikan ditunjukan dari besarnya hak suara (voting right)

pemegang saham (baik individu maupun institusi) dalam suatu perusahaan. Suatu

perusahaan dikatakan terkonsentrasi apabila hak suara terbanyak dipegang oleh

suatu institusi maupun perorangan.Said et al. (2009) berpendapat bahwa

konsentrasi kepemilikan yang tinggi mengakibatkan pemegang saham minoritas

menjadi powerless untuk mencegah pemegang saham mayoritas dalam penerapan

rencana mereka terhadap perusahaan. Semakin tinggi konsentrasi kepemilikan,

(48)

30

pemegang saham mayoritas beranggapan bahwa pelaksanaan CSR akan

mengurangi return yang diperoleh,maka pemegang saham mayoritas dapat

memaksa manajemen untuk tidak melaksanakan CSR, sehingga hipotesis yang

akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H4: Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

2.4.5 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Pengungkapan CSR

Adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan (disclousure) oleh perusahaan. Hal ini

karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang

perusahaan,semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka

dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin lebih luas.

Khan et al. (2012) menyebutkan bahwa ketika perusahaan mulai go public, secara

langsung akuntabilitas terhadap publik yang merupakan pemegang saham sangat

diperlukan. Ada penekanan terhadap akuntabilitas akan menyebabkan perusahaan

akan mengungkapkan informasi-informasi tambahan yang berkaitan dengan

visibility dan accountability perusahaan terhadap sejumlah besar stakeholder.

Untuk itu diperlukan keterlibatan perusahaan yang lebih dalam kegiatan sosial

diungkapkan.Hal ini berarti konsentrasi kepemilikan publik berpengaruh terhadap

luas kegiatan sosial.Penelitian oleh Khan et al. (2012) menemukan bahwa

kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate

(49)

31

perusahaan agar lebih akuntabel sehingga dapat mendorong perusahaan untuk

mengungkapkan CSR, maka hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh karakteristik

perusahaan dancorporate governanceterhadap luas pengungkapancorporate

social responcibility.Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian atas

hipotesis-hipotesis analisis yang dirancang sesuai variabel-variabel yang diteliti agar

memperoleh hasil akurat.

Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive samplingyaitu mengambil

sampel berdasarkan ketersediaan informasi dan kesesuaian kriteria atau memiliki

item-item pengungkapancorporate social responsibility.

Pemilihan sampel dengan criteria sebagai berikut:

1. Sampel dipilih adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

2010-2012.

2. Perusahaan yang selama tahun 2010-2012 tidak mengalami delisted.

3. Perusahaan yang secara lengkap mempublikasikan lapran pengungkapan

CSR dalam laporan keuangan (annual report) dan informasi-informasi

(51)

33

4. Laporan keuangan yang memiliki informasi dewan komisaris dan komite

audit.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data

diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara.

Data tersebut dikumpulkan melaui:

1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD)

2. www.idx.co.id

3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang terbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut:

3.2.1 Variabel Dependen

Menurut Said et al. (2009) pengungkapan CSR merupakan informasi yang

diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan

perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan

corporate social responsibility. Pengungkapan CSR merupakan informasi yang

diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan

perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

(52)

34

informasi yang terdapat dalamannual reportyang berhubungan dengan

pengungkapan corporate social responsibility.

Disclousure index digunakan untuk mengetahui seberapa luas pengungkapan CSR

yang dilakukan perusahaan. Perhitungan indeks yaitu dengan cara membagi

jumlah item yang diungkapkan dengan jumlah item keseluruhan.

Dalam indeks GRI terbagi menjadi 3 indikator yaitu aspek ekonomi / keuangan,

aspek lingkungan dan aspek sosial.

Pengukuran pengungkapan CSR dilakukan dengan cara mengamati ada atau

tidaknya item informasi yang ditentukan dalam GRI yang diungkapkan dalam

annual report. Bila informasi tersedia maka akan diberi skor 1, sementara jika

tidak ada akan diberi skor 0.

1.5.1.2 Variabel Independen

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik

perusahaan dancorporate governance. Untuk karakteristik perusahaan yang

digunakan yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas sedangkan untuk corporate

governance variabel yang digunakan adalah komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, komite audit dan kepemilikan publik.

3.2.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,

komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan publik.

(53)

35

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk

menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.

Besarnya ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan, oleh karena itu

semakin besar perusahaan maka semakin besar informasi untuk memenuhi

kebutuhan para pemegang saham (Amranet al., 2009 ).

Proksi yang digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan adalahdengan log

naturaldaritotal assetyang dimiliki perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan

rumus sebagai berikut:

Ukuran perusahaan :

2. Profitabilitas

Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba dari kegiatan operasinya. Sedangkan menurut penelitian

Capaldi (2006) yang menemukan bukti bahwa hubungan profitabilitas dan

pengungkapan CSR yang dipengaruhi oeh cara pandang pengusaha terkait

dengan dualisme hubungan CSR dengan laba. Ada sebagian pengusaha yang

(54)

36

memandang CSR sebagai pengurang laba dan ada sebagian yang jstru

berpandangan sebaliknya.

Terdapat beberapa ukuran yang untuk menentukan profitabilitas perusahaan,

yaitureturn of equity,return on asset, earning per share, net profit margin.

Dalam penelitian ini indicator yang digunakan untuk mengukur tingkat

ukuran perusahaan adalahReturn on Asset (ROA), karena rasio ini lebih tepat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menghasilkan laba

pada jumlahassettertentu. Rasio ini juga merupakan rasio terpenting untuk

mengetahui profitabilitas perusahaan.Return on asset(ROA) merupakan

ukuran efektivitas perusahan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Variabel ini diukur dengan laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total

aktiva. Hasilnya dirumuskan sebagai berikut:

3. Komisaris Independen

Independensi dewan komisaris diukur dari presentase jumlah anggota

komisaris independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris yang

ada diperusahaan, seperti yang terdapat dalam penelitian Saidet al. (2009).

Profitabilitas (ROA) = Laba bersih setelah pajak Total Asset

Komisaris Independen = Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

(55)

37

4. Konsentrasi Kepemilikan

Penerbitan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

memutuskan untuk pendanaan perusahaan, pada sisi yang lain saham

merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena

saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat

didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan

usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas(Jogiyanto, 2008: 112).

Apabila terdapat perusahaan yang menggunakan saham dalam mendanai

aktivitas bisnisnya kemungkinan besar perusahaan tersebut juga memiliki hak

atas kepemilikan persahaan, atas dana yang mereka investasikan, sehingga

kepemilikan perusahaan secara otomatis akan terkonsentrasi pada kelompok

yang dimaksud. Konsentrasi kepemilikan menggambarkan tentang

bagaimana dan siapa saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau

sebagian besar atas kepemilikan perusahaan serta aktivitas bisnis

perusahaan.

Konsentrasi kepemilikan dapat dihitung dengan proksi sebagai berikut:

( )

(56)

38

5. Kepemilikan Publik

Kepemilikan saham publik mengindikasikan bahwa kepentingan perusahaan

tidak hanya pada manajerial akan tetapi secara luas ada ditangan publik

(Stakeholder). Tipe kepemilikan saham publik adalah perbandingan jumlah

pemegang saham publik dengan yang dimiliki oleh perusahaan (Sudarmaji

dan Sulastro, 2007).

3.3 Alat Analisis

3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan

variabel-variabel dalam penelitian ini, dengan analisis ini akan dihasilkan rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kuortosis, dan

skewness (kemencengan distribusi). Sehingga mudah dipahami secara konstektual

oleh pembaca.

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,

variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi data

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

(57)

39

mendekati normal. Untuk menguji normalitas data digunakan uji metode grafik,

yaitu menggunakanNormal probability plot. Deteksi normalitas dilakukan dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali

(2009), dasar pengambilan keputusan untuk menentukan asumsi normalitas

adalah:

• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain dengan menggungakanNormal P-Plot Regresion Of Standardzed

Residual, uji normalitas data juga menggunakan ujikolomogorov-smirnov.

Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel

dengan kriteria sebagai berikut:

• Jika angka signifikan > taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

Normal

• Jika angka signifikan < taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi dikatakan

tidak normal.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

(58)

40

multikolinieritas yang terjadi mendekati sempurna maka koefisien regresi dapat

ditentukan, meskipun memiliki penyimpangan standar yang besar sehingga

koefisien tidak dapat diestimasi secara tepat. Jika multikolinieritas yang terjadi

adalah sempurna maka koefisien regresi variabel-variabel independen tidak dapat

ditentukan dan penyimpangan standarnya tidak terbatas.Menurut Ghozali (2009)

untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas adalah dengan

memperhatikan:

• Besaran korelasi antar variabel independen.

Pedoman suatu model regresi bebas multikolinearitas memiliki kriteriakriteria

sebagai berikut:

a) Koefisien korelasi antara variabel-variabel independen dengan

variabel dependen harus lemah tidak lebih besar dari 95% (dibawah 0,95)

b) Jika korelasi kuat antara variabel independen dengan variabel

Independen lainnya yaitu korelasi diatas 95% (0,95). Maka hal ini

menunjukkanmultikolinearitasyang serius.

• Nilai tolerance dan VIF yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi.

Persamaan yang digunakan adalah:

VIF = 1 / Tolerance

Nilai yang dipakai untuk menandai adanya faktor multikolinearitas adalah

nilai tolerance > 0,05 atau sama dengan nilai VIF < 5.

Dalam penelitian ini untuk adanya masalahmultikolinearitasdigunakan kedua

(59)

41

3. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2009). Dalam pengujian ini, apabila hasil pengolahan data yaitu tingkat

probabilitas signifikansi variabel independen < 0,05 maka dapat dikatakan

mengandung heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanyaheterokedastisitas

adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafikscatter plot. Yang

mendasari dalam pengambilan keputusan adalah:

• Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur

(gelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi masalah

heterokedastisitas

• Jika tidak ada pola jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalahheterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah

Heterokedastisitas.

3.3.3 Pengujian Hipotesis

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti akan

melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data tersebut, agar

dapat didukung dengan hipotesis yang telah diajukan.

Adapun tahap-tahap perhitungan data sebagai berikut:

1. Menghitung indeks CSR, yaitu dengan cara membandingkan total item

yang diungkapkan perusahaan dalamannual reportdansubtainability

(60)

42

2. Menghitung karakteristik perusahaan yang diproksikan dalam ukuran

perusahaan,leveragedan profitabilitas, sertacorporate governance

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit dan

kepemilikan publik.

3. Model regresi

Model regresi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan regresi linear berganda (Multiple regression) untuk

mempredisi hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Hubungan antara karakteristik perusahaan dancorporate governance

terhadapcorporate social responcibilitydapat dihitung dengan rumus

berikut ini:

Y= β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ e

Keterangan:

Y : Indeks Pengungkapan CSR

X1 : Ukuran Perusahaan

X2 : Profitabilitas

X3 : Komisaris Independen

X4 : Konsentrasi Kepemilikan

X5 :Kepemilikan Publik

e : Komponen eror

(61)

43

3.3.3.1 Uji Statistik F (Anova)

Pengujian ini bertujan untuk mengetahui fit atau tidaknya model regresi yang

digunakan. Pengujian ini juga bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam model yang mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dengan tingkat sitnifikansi sebesar 5 % maka criteria pengujian adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilaisignifikansi > α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan)

2. Jika nilai signifikansi <αmaka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan)

3.3.3.2 Uji Koefisien Regresi

Menurut Ghozali 2009 uji statistit t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakansignificance level

0,05 ( α = 5% ). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

(1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

sigifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

(2) Jika nilai signifikan≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai

(62)

44

3.3.3.3 Uji koefisien determinasi

Nilai R2digunakan untuk mengukur tingkat kemapuan model dalam menerangkan

variasi variabel independen . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang

menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai yang mendekati

satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Nilai R2yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen, tapi karena R2mengandung kelemahan

mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukan ke dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2

berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjested R2semakn mendekati 1 maka makin

(63)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapancorporate social responsibilitydalam laporan

tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia pada

tahun 2010-2012. Sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 30

perusahaan pertambangan. Sampel penelitian ini adalah 27 perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan

indeks pengungkapan GRI sebanyak 79 item pengungkapan. Indeks ini dibangun

berdasarkan standar penerapan penyusunan keberlanjutan organisasi.

Dari analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan

corporate social responsibilitysecara signifikan. Perusahaan dengan

ukuran perusahaan yang besar dengan total aset yang baik dapat

menerapkan pengungkapan CSR secara luas.

2. Profitabilitas mempengaruhi pengungkapancorporate social

responsibilitysecara positif. Semakin tinggi laba perusahaan, semakin

(64)

68

3. Tidak terdapat pengaruh signifikan komisaris independen terhadap

pengungkapancorporate social responsibility.Hal ini dapat diartikan

bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap luar

pengungkapancorporate sosial responsibility.

4. konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan

corporate social responsibility.

5. kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan

corporate social responsibility.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan pertambangan di Bursa

Efek Indonesia Periode 2010-2012.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapancorporate social

responsibilitydalam penelitian ini hanya terdiri dari 5 variabel yaitu ukuran

perusahaan, profitabilitas, komisaris independen, konsentrasi kepemiliakn dan

kepemilikan publik.

3. Penggunaan instrumen penelitian belum mencakup informasi yang

komprehensif mengenai praktik danpengungkapan corporate social

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo,

Dengan adanya landasan mengenai keberadaan desa yang dapat mendirikan BUMDes tersebut seharusnya dalam peraturan yang lebih operasional seperti peraturan menteri

Dari hasil penelitian terhadap siswa SD Inpres Tiwoho yang berusia 9-12 tahun dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan

Tempat yang digunakan dalam penelitian adalah untuk pembuatan serbuk daun kelor dilakukan di Perkebunan daun kelor Blora Jawa Tengah, selanjutnya menjadikan

Dalam Renstra (Strategic Plan) ini termuat rumusan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan program dan kegiatan sebagai suatu rangka dari proses kinerja yang

Penggunaan dan Jumlah Barang yang Digunakan dalam Usahatani Jeruk Keprok untuk Satu Hektar per Tahun di Desa Terentang III Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah

“Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan suatu masyarakat adii dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila dar. Sebagai negara berkembang Indonesia