• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obama dan Gubernur Perubahan Iklim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Obama dan Gubernur Perubahan Iklim"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Obam a dan Gubernur Peduli Perubahan Iklim

Fachruddin M. Mangunjaya, pencinta lingkungan

Agaknya, pertemuan para gubernur yang peduli terhadap perubahan iklim, yang diadakan di Beverly Hills, California, 18-19 November 2008, memberi harapan akan percepatan tindakan dalam upaya menanggulangi perubahan iklim. Alasannya, perubahan iklim adalah suatu fakta traumatis yang menunggu sikap proaktif dan "political will" para pengambil kebijakan untuk segera bertindak.

Ilmuwan sudah memberikan fakta-fakta yang jelas tentang air laut yang sudah mulai meninggi, garis-garis pantai yang sudah mulai tenggelam, pergeseran musim yang menambah tingginya curah hujan secara ekstrem, termasuk juga catatan akan panas atau kekeringan yang lebih panjang dibanding sebelumnya. Kita juga menyaksikan beberapa kali badai yang lebih kuat menghantam beberapa negara yang kemudian menimbulkan korban tidak sedikit.

Salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang disebut “Pertemuan Gubernur Menghadapi Iklim Global” tersebut adalah kesepakatan untuk aksi pencegahan perusakan hutan dan di negara-negara bagian atau provinsi yang kaya akan hutan. Pertemuan tersebut membuahkan perjanjian kesepahaman (MOU) yang ditandatangani oleh Gubernur California Arnold Schwarzenegger dengan para gubernur dari Amazon, Pará, Mato Grosso, negara-negara Amapá dari Brasil, serta Provinsi Papua dan Nanggroe Aceh Darussalam dari Indonesia.

Kesepahaman ini tentu menjadi “kejutan” yang selama ini memang diharapkan oleh negara pemilik hutan, yaitu--dengan upaya mereka yang telah bersusah payah mempertahankan hutannya--mereka boleh berharap akan keadilan, yakni kesanggupan negara-negara industri selaku emitter (yang mencemari udara) untuk membayar bagi jasa yang disediakan oleh hutan tropis (yang dimiliki negara pemilik hutan) guna menyerap dan mengikat karbon dioksida yang mereka keluarkan.

Para ilmuwan mencatat bahwa karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang paling banyak menyelimuti bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Anehnya, sementara ini

perdebatan perihal perubahan iklim berfokus pada upaya menurunkan emisi karena adanya penggunaan energi yang berbasis pada bahan bakar fosil semisal batu bara dan minyak, padahal pembakaran dan penggundulan hutan berkontribusi sebesar 20 persen dari total emisi CO2.

Conservation International (2008) menyebutkan jumlah kehilangan daya serap emisi 20 persen akibat hilangnya hutan totalnya melebihi emisi yang dikeluarkan oleh gabungan mobil, truk, dan pesawat yang ada di dunia. Sebagaimana pernah saya tulis di harian ini (Koran Tempo, 12 Februari 2007), upaya tidak mengindahkan pencegahan perusakan hutan dan pembukaan lahan sama halnya dengan mengisikan air pada sebuah ember bocor: alias sebuah pekerjaan yang sia-sia. Masifnya kerusakan hutan alam tentu sangat mengkhawatirkan, dan upaya mencegah melajunya kerusakan tersebut tampaknya tidak dapat dilakukan dengan cara yang biasa. National Geographic edisi November 2008 menurunkan tulisan dan ironi atas pembukaan lahan yang masif di Kalimantan yang sulit dicegah dengan adanya perluasan dan pembukaan hutan untuk keperluan kelapa sawit.

Sungguh sulit membayangkan target upaya penurunan emisi melalui skema mekanisme pembangunan bersih (CDM) atas kesepakatan dalam Protokol Kyoto, sementara keberhasilannya dibayangi dengan kegagalan perawatan atas hutan alam, karena negara pemilik hutan masih bernafsu membuka lahan untuk mengubah kawasan ini menjadi area perkebunan atau peternakan.

Di lain pihak, hutan konservasi kita pun semakin rusak dan ikut dirambah karena bias pembukaan lahan dan kekurangan dana untuk menjaga kawasan tersebut dari ancaman ekonomi masyarakat dan perambahan liar. Padahal tindakan melestarikan hutan tropis sudah pasti memberikan keuntungan jangka panjang yang tidak sedikit dengan berbagai alasan. Pertama, hutan tropis dihuni oleh lebih dari berbagai spesies yang jumlahnya lebih dari setengah kekayaan hayati yang ada di muka bumi. Kedua, hutan tropis seperti yang dimiliki Indonesia menyediakan pelayanan sumber daya dan mendasar bagi kehidupan manusia, seperti misalnya air bersih, makanan, obat-obatan, penyerbuk, mempertahankan kesuburan lahan, sumber daya genetika tumbuhan komersial di masa yang akan datang, dan seterusnya.

OPI NI OLAHRAGA

Dana Asing Kem bali Masuk ke Indonesia

Edisi 05 Desember 2008 cari

English Edition|Tempo Interaktif|Majalah Tempo|PDAT|Photostock| U-Mag |Ruang Baca|Blog| Jurnalisme Publik | iTempo | Video | Audio | Infografis |Arsip

Halaman utama Nasional Ekonomi dan Bisnis Nusa Metro Internasional Ilmu dan Teknologi Budaya Opini Gaya Hidup

Olah Raga Teknologi Informasi Editorial Berita Utama - Jatim Berita Utama-Jateng

Page 1 of 2

KORAN TEMPO

(2)

Custom Search

Ketiga, hutan tropis mempunyai simpanan dan daya serap karbon yang sangat tinggi sebagai regulator iklim yang sangat menentukan kestabilan ekosistem secara berkesinambungan. Karena itu, upaya mempertahankan hutan ini dari tekanan, pembakaran, dan pembukaan hutan yang disebabkan oleh kebutuhan negara-negara industri untuk keperluan kayu dan minyak sawit perlu diadvokasi.

Janji Obama

Salah satu support penting bagi para gubernur peduli perubahan iklim itu rupanya datang dari Presiden AS terpilih, Barack Husein Obama. Dalam pidato yang dikirimkannya dari jarak jauh, Presiden Obama memberikan pesan dan sinyal yang kuat akan dukungannya pada gubernur yang pro terhadap perubahan iklim. Menurut Obama, walaupun menghentikan perubahan iklim bukanlah perkara mudah dan tidak akan terjadi dalam semalam, dia mengatakan: "Ketika saya menjadi presiden, gubernur mana saja yang ingin mempromosikan energi bersih akan mempunyai mitra di Gedung Putih. Perusahaan apa pun yang menginginkan investasi pada energi bersih akan mendapatkan teman di Washington. Dan bangsa mana pun yang ingin bergabung untuk mencegah adanya perubahan iklim akan mendapatkan bantuan dan teman dari Amerika Serikat."

Selain itu, dalam pidato jarak jauhnya itu, dengan tegasnya pula Obama memberikan target tahunan yang kuat sebagai upaya menurunkan tingkat emisi pada 2020 agar menyamai emisi tahun 1990, dan kemudian akan mereduksi lagi 80 persennya pada 2050. Untuk komitmen itu, Obama

mengatakan pemerintahnya akan menginvestasikan US$ 15 miliar setiap tahun untuk mengkatalisasi upaya swasta dalam upaya mencari energi bersih masa depan. *

Search

English|

Majalah Tempo|English Edition|Koran Tempo|PDAT|Photostock| U-Mag |Ruang Baca|Blog| Jurnalisme Publik | iTempo | Video | Audio | Infografis

Nasional|Metro|Bisnis|Olahraga|Teknologi |Gaya Hidup|Seni & Hiburan|Internasional|Selebritas|Kolom Copyright TEMPOinteraktif 2008

Page 2 of 2

KORAN TEMPO

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila cedera yang diuraikan dalam Pasal 2 merupakan sebab langsung dari kematian Tertanggung dalam jangka waktu 365 hari sejak tanggal terjadinya

Setiap Oarang atau Badan yang menjalankan kegiatan Usaha Jasa Konstruksi yang telah dicabut Izin Operasionalnya berdasarkan ketentuan sebagaiamana diatur dalam

Hasil penelitian menunjukan hasil tes akhir/pos tes dengan menggunakan model pembelajaran langsung berbasis proyek terhadap hasil belajar konsep perubahan wujud benda

Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, sebagaimana diuraikan dan dibuktikan pada Menyatakan TERDAKWA telah terbukti secara sah dan meyakinkan

Simpangan baku(S) adalah nilai yang menunjukan tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya... X = nilai rata-rata data n = jumlah data

Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap sistem akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku yang sedang berjalan di dalam perusahaan, telah ditemukan beberapa

Nantinya metode akan berubah yaitu bila ingin membuka kunci rumah cukup dengan pintunya diketuk dengan berbagai nada maka slot kunci tersebut akan terbuka atau akan

Yang berjudul “ Potensi Dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Malang Jawa Timur”dimana penelitain ini membahas