• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN I IDENTIFIKASI KEPARIWISATAAN MELALUI 4A DI KOTA BATU, MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN I IDENTIFIKASI KEPARIWISATAAN MELALUI 4A DI KOTA BATU, MALANG"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN I

IDENTIFIKASI KEPARIWISATAAN

MELALUI 4A

DI KOTA BATU, MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

(2)

2

PROSIDING

PENELITIAN LAPANGAN I

PEMBINA

Dra. AA Putri Sri, M.Si

TIM PENYUNTING

Dr. Putu Sucita Yanthy,SS.,M.Par

Ni Made Ariani, SE.,M.Par

Ida Bagus Ketut Astina, M.Si.

Ni Ketut Arismayanti, SST.Par. M.Par

I Gusti Ngurah Widyatmaja, SST.Par. M.Par

Nyoman Jamin Ariana,M.Par

Fanny Maharani Suarka, SST.Par., M.Par

Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par.M.Par

Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par

Ni Putu Ratna Sari, SST.Par. M.Par

Agung Sri Sulistyawati,SSt.Par.,M.Par

Putu Ratih Pertiwi, SST.Par., M. Par.,M.Rech

Ida bagus Dwi Setiawan,SST.Par.,M.Par

Putu Diah Kesuma Dewi, SST.Par.,M.Par

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah

yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga buku Prosiding Penelitian

Lapangan i prosiding penelitian lapangan I Identifikasi Kepariwisataan Melalui

4A Di Kota Batu, Malang yang merupakan hasil penelitian dari para mahasiswa

angkatan 2018 dapat terwujud. Buku prosiding ini memuat sejumlah artikel hasil

penelitian para mahasiswa yang dibimbing oleh para Dosen Program Studi

Diploma IV Pariwisata yang dikumpulkan dan ditata oleh tim penyunting. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih

kepada seluruh pihak yang telah mewujudkan kegiatan ini, yang telah

meluangkan waktu tenaga dan pemikirannya demi kesuksesan kegiatan ini.

Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk

kepentingan pengembangan ilmu pariwisata. Di samping itu diharapkan juga

dapat menjadi referensi bagi semua pihak

Kami mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama kegiatan hingga

penyusunan prosiding ini, Saran dan kritik yang membangun tetap kami tunggu

demi kesempurnaan buku prosiding ini.

Denpasar, 8 Oktober 2019

Koordinator Prodi Diploma IV Pariwisata

(4)

4

DAFTAR ISI

1. Persepsi wisatawan tentang 4a (attraction, accesability, amenities,

ancilary) wisata coban rondo ... 1

2. Potensi wisata selecta kota batu malang dikaji melalui konsep 4a 1h ... 14

3. Identifikasi potensi 4a (attraction, amenities, accessibility, ancilliary) di

daya tarik wisata museum angkut ... 35

4. Identifikasi dan potensi 4A (atrraction, accessibility, amenities,

ancelarry) di kawasan wisata jatim park 3 kota batu ... 60

5. Identifikasi potensi wisata berdasarkan 4a (attraction, amenity,

accessibility, ancilliary) di taman rekreasi selecta ... 82

6. Identifikasi kepariwisataan melalui 4a di kota Batu (museum angkut)

(5)

1

Persepsi wisatawan tentang 4a (attraction, accesability,

amenities, ancilary) wisata coban rondo

Agung Sri Sulistyawati, SST.Par.M.Par1), Drs. I Nyoman Jamin Ariana,M.Par2), Nurhaliza3)

1)

Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Univesitas Udayana Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi wisatawan tentang 4A(Attraction, Accesability, Amenitis dan Ancillary), di Wisata Coban Rondo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data-data ini digali dengan cara pengamatan langsung ke objek wisata, wawancara dengan beberapa informan dan dokumentasi di sekitar Objek Wisata Coban Rondo. Semua data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan disajikan dalam bentuk laporan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Objek Wisata Coban Rondo sudah mencapai kelayakan maksimal untuk dikunjungi hal tersebut dapat dilihat dari 4A. Objek wisata coban rondo memiliki potensi wisata alam yang menarik dan memiliki fasilitas yang memadai. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan persepsi wisatawan terhadap 4A. Usaha pengembangan yang dilakukan oleh pihak pengelola sudah baik, akan tetapi masih terdapat beberapa kendala. Kendala yang dihadapi adalah alam itu sendiri dimana dari pihak pengelola Air Terjun Coban Rondo tidak diperbolehkan membangun karna berdampak tehadap kerusakan alam. Secara umum dapat disimpulkan bahwa Objek Wisata Coban Rondo memiliki potensi yang dapat menarik wisatawan. Serta berbagai atraksi air terjun unggulan yang dapat dikembangkan.

Kata Kunci : persepsi wisatawan , teori 4A Abstract

This study aims to find out the perception of tourists about 4A (Attraction, Accessibility, Amenitis and Ancillary), at Coban Rondo Tourism.This research is qualitative research. These data are extracted by direct observation of tourist objects, interviews with several informants and documentation around Coban Rondo Tourism Object. All data were analyzed descriptively qualitatively and presented in the form of reports.The results showed that Coban Rondo Tourism Object had achieved maximum feasibility to visit it can be seen from 4A. Coban Rondo attractions have interesting natural tourism potential and have adequate facilities. This can be proven based on tourist perceptions of 4A. The development efforts carried out by the management have been good, but there are still some obstacles. The constraints faced are nature itself where the manager of Coban Rondo Waterfall is not allowed to build because it affects the damage to nature.In general it can be concluded that Coban Rondo Tourism Object has the potential to attract tourists. As well as various excellent waterfall attractions that can be developed.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan sektor pariwisata yang cukup besar, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah aktivitas kepariwisataan serta wisatawan yang berkunjung untuk melakukan kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Selain itu, industri pariwisata juga merupakan salah satu mata pencarian alternatif bagi masyarakat Indonesia dengan membangun usaha-usaha di bidang pariwisata. Pariwisata Indonesia terkenal akan wisata alam dan wisata budaya. Hal itu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Melalui keindahan alam, keberagaman seni dan budaya, serta tradisi, adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat lokal yang berbeda di setiap daerah. Seperti contohnya Kabupaten Malang.

Kabupaten Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Kabupaten Malang memiliki luas 3.535 K . Penduduk Kabupaten Malang berasal dari berbagai kalangan dan etnik antara lain Suku Jawa, Madura, sebagian kecil keturunan Arab, Cina. Kabupaten Malang merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan, dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang semakin naik dari tahun ke tahun.

Tabel 1 Jumlah Kujungan Wisatawan Wisata Coban Rondo tahun 2010-2017

Tahun Wisatawan mancanegara Wisatawan domestik Jumlah 2010 4.187 1.938.066 1.942.253 2011 9.983 2.101.822 2.111.805 2012 29.504 2.014.105 2.043.609 2013 33.226 2.517.248 2.550.474 2014 80.792 3.170.575 3.251.367 2015 99.873 3.554.609 3.654.482 2016 129.663 5.719.881 5.849.544 2017 10.669 2.084.553 2.095.222

(7)

3

Kabupaten Malang terkenal sebagai Paris for East Java, Kota Pendidikan dan Kota Bunga. Selain itu, Kabupaten Malang juga terkenal dengan kota wisata. Kabupaten Malang merupakan kota wisata tepatnya di Kota Batu. Kota Batu adalah sebuah kota yang terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700 - 1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12- 19 derajat Celsius. Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang. Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa. Kota Batu disebut sebagai kota wisata, banyak berbagai macam objek wisata yang ditawarkan oleh Kota Batu. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata minat khusus hingga wisata belanja. Adapun objek wisata yang ditawarkan di Kota Batu antara lain Coban Rondo, Jatimpark 1, Jatimpark 2, Jatimpark 3, Selecta, Museum Angkut, Batu Secret Zoo Jawa Timur Park 2, Batu Night Spectacular, Omah Kayu Batu Malang, Air Terjun Coban Talun, Eco Green Park, Rumah Terbalik Batu, Jelajah Lima Benoa, Dan Alun-Alun Kota Batu. Objek wisata yang paling populer tidak hanya dikalangan wisatawan domestik bahkan hingga wisatawan asing salah satunya kawasan wisata Coban Rondo.

Coban Rondo merupakan salah satu daya tarik wisata yang ada di Indonesia tepatnya di daerah Malang, terletak di Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Coban Rondo terletak pada ketinggian 1135 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini memiliki ketinggian 84 meter dengan debit air berkisar antara 90 liter per detik pada musim kemarau sampai dengan 150 liter per detik pada musim penghujan. Air terjun ini menarik minat wisatawan akan keindahannya, selain itu wisatawan yang datang banyak yang tertarik dengan cerita legenda di wisata coban rondo sehingga wisatwan termotivasi untuk melihat langsung air terjun coban rondo. Wana Wisata Coban Rondo menyimpan legenda unik. Konon, di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal seorang wanita bernama Dewi Anjarwati. Suaminya Raden Baron Kusuma bertempur melawan Joko Lelono, pemuda yang tertarik akan kecantikan Dewi Anjarwati dan hendak menculiknya. Raden Baron tewas dalam pertempuran itu dan istrinya disembunyikan di gua oleh para punokawan-nya. Karena itulah tempat ini diberi nama Air Terjun Coban Rondo. Melalui latar belakang diatas, penulis akan membahas tentang “Persepsi Wisatawan Tentang 4A (Attranction,

Accesability, Amenities, Ancillary) di Wisata Coban Rondo“ untuk mencari

tahubagaimana implementasi komponen 4A di kawasan tersebut, sebagai suatu destinasi wisata. Adanya tujuan yang diharapkan dari adanya kegiatan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Persepsi Wisatawan Terhadap 4A Di Objek Wisata Coban Rondo.

(8)

4

2. METODE PENELITIAN

Adapun penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dina Mudayanti, 2008. Yang berjudul “ Potensi Dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Malang Jawa Timur”dimana penelitain ini membahas tentang potensi yang dimiliki Wana Wisata Coban Rondo dan mengetahui usaha – usaha pengembangan Wana Wisa Coban Rondo adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif dan hasilnya Penelitian ini menunjukkan bahwa Coban Rondo memiliki potensi wisata yang menarik sebagai wisata alam unggulan di Kabupaten Malang. Wana Wisata Coban Rondo merupakan salah satu potensi wisata yang bisa dikembangkan. Kawasan Wana Wisata Coban Rondo adalah kawasan wana wisata yang paling mudah ditempuh. Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal, sehingga sangat memudahkan wisatawan apabila ingin mengunjungi obyek wana wisata ini.

Wana Wisata Coban Rondo juga merupakan salah satu obyek wisata yang dimiliki di Kabupaten Malang. Terletak sekitar 12 km dari Kota Batu, atau tepatnya di Desa Pandasari Kecamatan Pujon. Di obyek wana wisata ini terdapat sebuah air terjun dengan ketinggian 84 m. Di sekitar air terjun Coban Rondo, dipenuhi pohon-pohon pinus dan cemara gunung, membuat suasana di obyek wisata ini serasa sejuk. Tidak hanya air terjun yang ada di obyek wana wisata ini. Di objek ini juga dapat melihat panorama keindahan kota Batu, aneka tanaman obat keluarga, aneka satwa, sayuran organik, kios hijau atau tanaman hias, sarana bermain anak, outbound serta penginapan. Wana Wisata Coban Rondo menyimpan legenda unik.

Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik suatu daerah tersebut kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika disuatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata.Persamaan telaah sebelumnya dengan sekarang yaitu sama sama membahas Potensi Wisata Coban Rondo. Metodelogi yang dipakai dalam laporan ini sama seperti laporan penelitian oleh Dina Mudayanti yaitu menggunakan metodelogi penelitian kualitatif. Data yang diperoleh digali dengan cara pengamatan langsung ke objek, wawancara dengan beberapa informan, dan studi dokumen yang tersimpan di kantor pengelola Coban Rondo. Wana Wisata Coban Rondo memiliki potensi untuk dikembangkan mulai dari aksesibilitas maupun akomodasi.

Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya yang berjudul “Potensi Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Malang Jawa Timur” yang membahas Wana Wisata Coban Rondo , bahwa telaah sebelumnya tidak menggunakan konsep 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, dan Ancillary). Sementara penelitian yang dilakukan sekarang menggunakan konsep 4A (Attraction, Amenities, Accessibility, dan Ancillary). Lokasi kegiatan penelitian dilaksanakan di Daerah Kota Malang tepatnya di Kawasan wisata Coban Rondo yang terletak di Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada hari Senin, tanggal 8April 2019.

(9)

5

Definisi Operasional Variabel memiliki tujuan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti untuk membatasi ruang lingkup permasalahan

penelitian, adapun variabel-variabel tersebut mengenai persepsi wisatawan tentang 4A di objek wisata Coban Rondo.

Tabel 2 Indikator Variabel Kuesioner

VARIABEL INDIKATOR SUB

INDIKATOR

POTENSI ATTRACTION - Alam

DAYA - Buatan TARIK - Budaya WISATA COBAN RONDO AMENITIES - Penginapan - Warung makan/minum - Ticketing - Toilet - Toko souvenir - Fasilitas umum lainnya(wifi, tempat istirahat,tempat penitipan barang) - Pos Keamanan ACCESBILITY - Akses Jalan

- Kemudahan transportasi - Tempat Informasi - Lokasi objek wisata - Petunjuk arah ANCILLARY - Tersedianya organisasi atau lembaga pariwisata

(10)

6 - Tersedianya organisasi sadar wisata - Tersedianya organisasi promosi pariwisata - Tersedianya pengelola pariwisata

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:Metode observasi adalah cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan langsung terhadap fisik objek penelitian. Dalam penelitian ini kegiatan observasi dilakukan untuk mengidentifikasi komponen 4A di kawasan wisata Coban Rondo. Metode wawancara ini dilakukan dengan cara wawancara mengajukan sederet pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai objek yang diteliti. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak pengelola kawasan wisata Coban Rondo.Metode dokumentasi ini berupa pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati benda mati disertai dengan pengambilan gambar. Metode kuesioner ini adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang berupa pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari suatu kelompok orang melalui wawancara atau melalui daftar pertanyaan yang disediakan.

Tabel 3 Skala Pengukuran Sikap Responden

Nomor Kategori Persepsi Nilai/Skor Rentang Nilai

1. Sangat Bagus 4 3.25 - 4.00

2. Bagus 3 2.51 – 3.24

3. Tidak Bagus 2 1.76 – 2.50

4. Sangat Tidak Bagus 1 1.00 – 1.75

Sumber: Skala Likert dalam Indrawan dan Yaniawati (2016)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Objek Wisata Coban Rondo

Coban Rondo adalah air terjun yang terletak di Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kabupaten

Malang, Jawa Timur. Kata coban sendiri berarti air terjun, sedangkan rondo berarti janda. Jadi coban rondo berarti air terjun janda. Penamaan ini berdasarkan kejadian yang pernah terjadi di lokasi air terjun ini. Coban rondo merupakan wisata air terjun yang memiliki ketinggian 84 meter, berada pada ketinggian 1.135 meter

(11)

7

diatas permukaan laut. Air yang mengalir merupakan air yang berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Objek wisata Coban Rondo ini pertamakali dibuka tahun 1987 oleh Perum Perhutani yang berstatus BUMN dan merupakan bagian dari wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Pada tahun 1987 karena objek wisata Coban Rondo yang dikelolah oleh Perum Perhutani dalam pengembangannya belum terfokus dan terminits dengan baik maka Perum Perhutani membentuk anak perusahaan yang khusus bergerak dibidang pariwisata yaitu PT. Palari Risotis. Alasan dibentuknya anak perusahaan yang bergerak khusus di bidang pariwisata adalah karena bidang perum perhutani sangat banyak seperti, urusan hutan, kayu, hasil hutan, wisata dan sebagainya sehingga dibentuklah PT. Palari Risotis. Pada tahun 2002 November perum perhutani menyerahkan wisata coban rondo kepada PT. Palari Risotis untuk lebih memfokuskan dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata ini. Awal berdirinya, coban rondo hanya mengandalkan air terjun sebagai daya tarik wisatanya, karena hanya mengandalkan air terjun maka otomatis pengunjung akan bosan jadi pihak pengelola berencana mendirikan wahana wisata berebeda akan tetapi kendalanya adalah alam itu sendiri karena lokasi coban rondo yang berada di tengah hutan yang berbatasan dengan hutan limba, hutan produksi dan hutan penyangga dilarang untuk membangun sehingga langkah yang diambil adalah sonasi dimana harus ada sona inti, sona penyangga dan sona pengembang. Sona inti, dimana tidak diperbolehkan adanya campur tangan manusia artinya tidak dibolehkan untuk membangun di sona ini, sona pengembangan dimana area ini diperbolehkan untuk membangun. Setelah sonasi, pada tahun 2002 mulai adanya pengembangan di sona pengembangan dimana mulai di bangunnya bumikperkemahan dan telah didirikan penginapan sederhana.

Di tahun 2009 wisata coban rondo mulai dikembangkan dengan mendirikan/membuat wahana lain yang berasal dari alam itu sendiri sehingga wisata coban rondo tidak hanya mengandalkan air terjun sebagai aikon utamanya saja. Pada tahun 2009 dibuatlah taman labirin coban rondo, taman labirin coban rondo ditanam selama 3 tahun, tujuan didirikan taman labirin coban rondo yaitu agar aikon yang ditawarkan bukan hanya air terjunnya saja melainkan labirin coban rondo sehingga aikonnya bergeser. Tahun 2015 adanya pengembangan sarana akomodasi dimana penginapan- penginapan yang ada direnofasi dan dikembangkan lagi. Ada 4 tujuan utama pengembangan wisata coban rondo yaitu air terjun, bumiperkemahan, villa (sarana akomodasi), dan outdoor activity. Dalam pengembangannya wisata coban rondo juga telah menerapkan program wisata edukasi dimana dari pihak pengelolah wisata coban rondo bekerjasama dengan petani dari desa setempat gunakan untuk mengembangkan wisata edukasi. Jadi disini ada dua program wisata edukasi Jaberpetani dan saberpeternak disini pasar yang dituju adalah pelajar dimana para pelajar yang ingin belajar berternak akan diajak mengenal seluk belum peternakan sapi peras sedangkan bagi para pelajar yang ingin belajar bertani akan diajak mengenal seluk beluk pertanian sayur mayur. Pengalaman yang paling menarik dari kedua progran ini adalah bagi pelajar yang memilih belajar saberpeternak akan diajak langsung memeras susu sapi, sedangkan bagi yang memilih jabertani akan diajak memanen sayur mayur. Ada 3 Prospekstif pengelolaan dan pengembangan coban rondo kedepannya yang produknya harus terpenuhi yaitu

(12)

8

leaser (hiburan/wisata), unsur pertualangan dan unsur edukasi. Saat ini pihak pengelola wisata coban rondo telah memikirkan pengembangan wisata kedepannya dalam arti memenuhi kebutuhan pengunjung. Objek wisata coban rondo saat ini telah mengalami pembangunan atau pembenahan terhadap berbagai sarana dan prasarana yang ada. Mulai dari jalan, penginapan berupa villa,pintu gerbang masuk, areal parkir hingga semakin banyaknya kedai-kedai makanan yang didirikan berjajar rapi sehingga memberi kemudahan bagi pengunjung.

2. Sejarah Objek Wisata Coban Rondo

Konon Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang sarat dengan legenda yang berkembang yang

berawal dari sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro mereka hidup dengan sangat damai. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari atau dikenal dengan istilah selapan (dalam bahasa Jawa), Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro untuk menemui mertuanya. Walaupun Sempat dilarang pergi oleh orang tuanya, tetapi keduanya bersikeras melanjutkan keinginannya menurut tradisi Jawa apabila pasangan yang baru menikah dilarang untuk pergi jauh apabila usia pernikahannya baru selapan. Hingga pada akhirnya, sesampainya di tengah jalan, pasangan suami istri itu bertemu dengan Joko Lelono. Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha untuk merebutnya dari tangan Raden Baron. Perkelahian pun terjadi, Raden Baron lalu meminta agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada air terjunnya. Sementara itu, perkelahian sengit selama tiga hari tiga malam terjadi antara Joko Lelono dan Raden Baron. Hingga akhirnya keduanya sama - sama meninggal. Sejak saat itu, Dewi Anjarwati berstatus janda atau rondo. Coban merupakan kata lain dari air terjun. Sementara rondo berarti janda.

Air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya itu pun diberi nama Coban Rondo yang artinya air terjun janda. Konon, batu besar yang ada di bawah air terjun itu merupakan tempat duduk Dewi Anjarwati sembari menunggu suaminya. Kini, lokasi air terjun yang ada di dalam kawasan Perhutani itu menjadi lokasi wisata yang digemari masyarakat. Tidak ada petunjuk khusus yang menjadi bukti tentang cerita di balik penamanaan air terjun tersebut. Cerita yang melatari air terjun itu dikenal sebagai legenda yang berkembang di masyarakat setempat. Air terjun itu dibuka sebagai lokasi wisata sejak tahun 1980-an. Kemudian pada Tahun 2002, lokasi wisata itu dikelola oleh PT Palawi Risorsis, sebuah perusahaan di bawah Perhutani.

Karena mitos di baliknya tak sedikit yang percaya kalau air terjun ini membawa kutukan bagi pasangan. Konon pasangan yang berpacaran di tempat ini bakal berakhir putus. Mitos itu dikaitkan dengan legenda berujung tragis yang melatarbelakangi penamaan air terjun. Tersebutlah Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro yang jatuh cinta. Sampai sekarang, banyak yang percaya kalau ratapan Dewi Anjarwati mendatangkan kesialan bagi pasangan-pasangan yang datang ke sana. Tetapi belum ada bukti nyata

(13)

9

yang dapat membuktikan kebenaran dari legenda ini jika dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.

3. Potensi Objek Wisata Coban Rondo

1.Attaction (Atraksi)

a) Air Terjun Coban Rondo

Air terjun Coban Rondo merupakan air terjun yang terletak di Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Air terjun ini berada di area pegunungan yang berada diketinggian

1.135 meter diatas permukaan laut. Udara yang sangat sejuk dan pemandangan alam yang masih natural menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang datang. Tinggi air terjun Coban

Rondo mecapai 84 meter. Air terjun ini pertama kali diresmikan menjadi tempat wisata pada tahun

1980. Sumber air terjun ini berasal dari mata air yang berada di sisi lereng Gunung Kawi yaitu mata air Cemoro Mudo. Debit air yang ditimbulkan mencapai 90 hingga 150 liter/detik. Tempat wisata ini dibuka mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Untuk harga tiket bagi pengunjung lokal pada hari biasa harga tiket Rp.15.000, akhir minggu harga tiket Rp.18.000. Dan bagi pengunjung mancanegara harga tiket pada hari biasa Rp.25.000, akhir minggu Rp.30.000.

2.Amenities (Fasilitas)

a) Pusat Layanan Informasi

Pusat layanan informasi di wisata air terjun coban rondo menyediakan informasi mengenai

tata tertib wisatawan yang berkunjung seperti wisatawan dilarang mendekati air terjun karena debit air yang sangat deras. Selain itu tata tertib lain wisatawan tidak diperbolehkan membuang sampah di area air terjun dan wisatawan dihimbau agar berhati- hati membawa barang bawaan dan sanak saudara karena di area wisata air terjun terdapat Hewan yaitu Monyet yang berkeliaran. Selain memberikan informasi mengenai tata tertib yang ada, pusat informasi Air Terjun Coban Rondo juga menyediakan alat bantu keselamatan seperti kursi roda, tandu dan tentunya menyediakan P3K. Jika wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai sejarah Air Terjun Coban Rondo mereka juga dapat menyanyakan pada petugas informasi yang menjaga tempat informasi.

3.Accessibility (Aksesibilitas)

Lokasi Wisata Coban Rondo adalah di Kota Wisata Batu, yaitu di Desa Pandesari, Kecamatan

Pujon. Jika ingin menuju ke sana, dari pusat Kota Malang hanya perlu mengendarai kendaraan

sejauh 20 km saja. Atau sekitar 1 jam perjalanan (tergantung kondisi jalan). Dari pusat Kota Wisata Batu, Wisata Coban Rondo ini berjarak 12 km saja dan bisa dicapai dalam 30 menit perjalanan. Rute menuju Coban Rondo juga sangat mudah. Anda bisa menggunakan transportasi umum selain kendaraan pribadi. Kendaraan

(14)

10

pribadi yang menuju Coban Rondo langsung dari Malang ke Wisata Batu. Selanjutnya, mengikuti arah menuju pujon. Dan rute yang biasanya digunakan oleh bus adalah Malang – Kediri. Transportasi umum dari malang, anda bisa menuju ke terminal Landungsari. Lalu naik bus jurusan Malang – Kediri. Turunlah tepat di pertigaan patung sapi pujo. Dari sana bisa naik ojek untuk diantar ke gerbang Wisata Coban Rondo.

4. Ancillary (Organisasi Kelembagaan Pariwisata)

Dalam Organisasi Kelembagaan Pariwisata Air Terjun Coban Rondo dikelola oleh PT. Palawi Risorsis. Yang bertugas untuk memantau jalannya perkembangan dari Wisata Air Terjun Coban Rondo. PT ini memiliki visi yakni menjadikan PT. Perhutani Alam wisata PT. palawi sebagai perusahaan pariwisata unggulan yang peduli terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan dikelola secara professional. Selain itu, PT. Palawi memiliki misi yakni; (1) Memberikan kepuasaan terhadap pelanggan dengan memberikan jasa pelayanan yang bermutu tinggi dan professional; (2) Melestarikan dan meningkatkan Sumber Daya Alam Wisata dn lingkungan; (3) memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pengembangan Wisata Alam. Upaya yang telah dilakukan oleh PT. Palawi untuk Coban Rondo sudah maksimal. Pihak pengelola mempromosikan Coban Rondo melalui beberapa cara agar Coban Rondo lebih dikenal di masyarakat luas melalui brosur, pamphlet, Koran, majalah, radio, dan TV, bahkan melalui pendekatan langsung terhadap masyarakat luas. Selain upaya mempromosikan Coban Rondo pihak pengelola juga menyediakan fasilitas – fasilitas bagi pengunjung yang cukup memadai. Fasilitas – fasilitas yang tersedia seperti tempat parkir, toilet, tempat beribadah rumah makan, kios souvenir, pos keamanan, sarana kesehatan, serta pusat informasi.

(15)

11

4. Persepsi Hasil Keseluruhan Dari Kuesioner Mengenai Tanggapan Responden

Sumber: Data diolah dari hasil keseluruhan kuesioner, 2019

Berdasarkan rincian deskriptif variabel diatas, jumlah responden dengan uraian hasil prentase menunjukkan tanggapan responden mengenai sejauh mana responden menilai penerapan komponen 4A di Coban Rondo. Terdiri dari 20 pertanyaan yang mewakili masing-masing komponen 4A (Atraksi, ksesibilitas,

(16)

12

Fasilitas, dan Pelayanan). Rata-rata responden memberikan jawaban sangat bagus pada aksesibilitas dan fasilitas di objek wisata Coban Rondo. Sedangkan jawaban terendah ada pada pelayanan tepatnya pada variabel pelayanan dari masyarakat setempat yang mendapatkan penilaian terendah diantara variabel-variabel yang lainnya. Dari data keseluruhan responden peneliti menemukan jawaban dari responden dengan kategori tidak bagus dan sangat tidak bagus pada pertanyaan mengenai daya tarik meliputi keragaman atraksi dengan indikator tidak bagus mendapatkan skor 5, mengenai aksesibilitas meliputi tersedianya transportasi umum dengan indikator tidak bagus mendapatkan skor 11 dan sangat tidak bagus mendapatkan skor 3, mengenai fasilitas meliputi lokasi penginapan coban rondo mendapatkan indikator tidak bagus mendapatkan skor 8, toliet umum mendapatkan indikator tidak bagus dengan skor 7 dan indikator sangat tidak bagus mendapatkan skor 2 dan mengenai pelayanan meliputi pelayanan lembaga pariwisata kepada wisatawan mendapatkan indikator tidak bagus dengan skor 7 begitupun dengan adanya pelayanan dari masyarakat setempat mendapatkan skor yang sama.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kelompok kami dengan judul “Persepsi Wisatawan tentang 4A (Attracion, Accessability, Amenities, Anciliary) Wisata Coban Rondo” maka kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa objek wisata Coban Rondo yang terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur adalah objek wisata yang berupa air terjun. Dari data responden yang didapatkan mengenai presepsi wisatawan terhadap objek wisata Coban Rondo, kami menyimpulkan bahwa obyek wisata Coban Rondo sudah bagus. Hal ini dapat dilihat dari panorama alam yang terdapat di Objek wisata Coban Rondo yang dilengkapi beberapa fasilitas untuk melayani para wisatawan. Obyek wista Coban Rondo sudah masuk dalam kaegori terbagus. Hal ini juga dibuktikan dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung dari tahun ke tahun. Obyek Wisata Coban Rondo sudah bagus untuk mengingkat para wisatawan yang berkunjung. Walaupun demikian ada beberapa hal yang harus diperbaiki atau dibenahi di obyek Wisata Coban Rondo diantarannya yaitu : sistem pelayanan dan harus bisa menghadirkan inovasi tebaru terkait dengan industri pariwisata yang cocok dengan Wahana Coban Rondo.

Ucapan terima kasih

Pembuatan laporan akhir ini tentu tidak terlepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak.Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas segala dukungan, bantuan dalam penyelesaian laporan akhir ini.

5. DAFTAR PUSTAKA

Angki Muhammad Aulia, 2013, pendekatan dan metode penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia (resipatory.upi.edu)

Cohen, 1974. Who Is a Tourist. https://doi.org/10.1111/j.1467- 954X.1974.tb00507.x

(17)

13

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Malang(Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta : Delta Pamungkas, 2004), hlm.187.

Gamal, 2002. Dasar-Dasar Pariwisata: Penerbit Andi

H. Kodhyat, 1998. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta. Grasindon

Host and Guest, 1989. Jenis-jenis pariwisata: Bandung : Kusumanegara (2009:3) Indrawan, R & Yuniawati, 2014. Pengertian dan contoh skala likert, Bandung:

Penerbit PT Refika Aditama

James , Spillane, J. (1982:20). Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya. Kusdianto, 1996. Pengembangan Pariwisata. Jakarta: UI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung : CV Angkasa, 1987), hlm.102.

Pendit, 1999, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita Soekadijo, 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum Sofianti, 2016 Metode Pengumpulan Data Kuesioner Atau Angket. Jakarta Sugiyono, 1999. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bandung, CV. Alfa Beta.

Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1

Undang-Undang Republik Indoneisa No.9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan World Tourism Organization

(18)

Potensi wisata selecta kota batu malang dikaji melalui konsep 4a

1h

I Gusti Ayu Putu Indira Viveka Puspadewi1, Putu Ratih Pertiwi2, Ida Bagus Astina3

Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata E-mail : indiraxx.id@gmail.com

Abstrak

Pariwisata saat ini mempunyai peran penting dalam pembangunan Nasional, disamping itu juga sebagai sumber perolehan devisa juga banyak memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya yaitu di sektor pariwisata. Pada penelitian lapangan kali ini, akan membahas mengenai potensi wisata Selecta Malang di lihat dari aspek 4A 1H (attraction, amenities, accesibility, ancillary dan hospitality yang dimana dalam pengembangan kepariwisataan nya berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia dengan menggunakan metode penyebaran kuisioner. Sehingga di dapatkan kesimpulan bahwa Taman Selecta memiliki potensi alam,buatan dan budaya. Ketiga potensi tersebut sudah berjalan dan hingga saat ini masih terus dilakukan pengembangan. Namun masih terdapat kekurangan terkait fasilitas, keamanan, pelayanan maupun akses yang belum merata.

Kata Kunci : Aspek 4A 1H, Pariwisata, Potensi dan Sumber Daya Alam. Abstrack

Tourism currently has an important role in National development, besides that it also serves as a source of foreign exchange earnings and also contributes to other fields. Indonesia has a lot of potential and natural resources that have not been fully developed, including in the tourism sector. In this field research, we will discuss about the tourism potential of Selecta Malang in terms of 4A 1H aspects (attraction, amenities, accessibility, ancillary and hospitality which in the development of tourism are closely related to the preservation of personality values and development of national culture, by utilizing all the potential of the beauty and natural wealth of Indonesia by using a questionnaire distribution method, so that the conclusion that Selecta Park has natural, artificial and cultural potential.The three potentials are already underway and development is still underway, but there are still shortcomings regarding facilities, security , uneven service and access.

(19)

15

1. PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa. Peranan pariwisata dalam pembangunan Nasional, disamping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya. Diantaranya menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan lain sebagaianya.

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 700-2.000 meter dan ketinggian rata- rata yaitu 871 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 11-19 derajat Celsius.

Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang. Batu dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia karena potensi keindahan alam yang luar biasa. Kekaguman bangsa Belanda terhadap keindahan dan keelokan alam Batu membuat wilayah kota Batu disejajarkan dengan sebuah negara di Eropa yaitu Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).

Kota Batu merupakan salah satu daerah yang dikelilingi oleh Pengunungan yang ada di wilayah Jawa Timur, yang secara geografis merupakan daerah tropis. Kota Batu memiliki beberapa daerah wisata penggunungan atau wisata alam semisal air panas, air terjun, bumi perkemahan dan lain-lain. Selain itu Kota Batu juga banyak terdapat Wisata Buatan yang hawa pengunungannya tetap terasa. Kota Batu merupakan tujuan utama wisatawan baik manca maupun domestik.

(20)

Selecta merupakan salah satu daerah wisata yang berada pada daerah Malang. Keindahan Selecta terlihat alami nan mempesona karena memang letaknya di ketinggian 1150 m dpl dan sangat mudah dijangkau. Taman Selecta berlokasi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Wisata Batu Jawa Timur. Dari pusat pemerintahan kota Batu hanya berjarak 6 km, setengah jam perjalanan dari kota Malang kea rah barat dan 2 jam perjalanan dari Surabaya ke arah selatan.Selecta sudah Lama dikenal sebagai tempat untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kota besar. Selecta selain sebagai tempat liburan dan refreshing, ternyata juga memiliki sisi sejarah heroik dalam rangakian peristiwa berdirinya republik indonesia.

2. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini menggunakan Operasional Variabel yang memiliki tujuan untuk menjelaskan variable – variable yang akan diteliti untuk membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian, adapun variable – variable tersebut mengenai identifikasi potensi wisata berdasarkan komponen 4A 1H, diantaranya :

Penjabaran Indikator Komponen 4A 1H

Variabel Indikator Sub Indikator

Potensi Wisata Selecta Kota Batu Malang Dikaji Melalui Konsep 4A 1H Daya tarik (Attractions)

Keindahan alam dan buatan Keragaman atraksi

Kebersihan dan kelestarian lingkungan Aksesbilitas

(Accessibility)

Kemudahan transportasi dalam menjangkau Selecta

Infrasturktur taman Selecta Tersedianya transportasi umum

Fasilitas Komunikasi sekitar area taman Selecta

Kenyamanan (Aminities)

Fasilitas informasi mengenai Selecta (media cetak & media elektronik)

Kelengkapan akomodasi bagi wisatawan Fasilitas pendukung (money changer, supermarket, mini market, dll) di sekitar area taman Selecta

Organisasi Kelembagaan

Pariwisata (Ancialleries)

Tersedianya lembaga pariwisata yang

menaungi pihak pengelola Selecta , masyarakat lokal, dan wisatawan

Pelayanan lembaga pariwisata pada wisatawan Badan promosi wisata selecta

Aturan (Code of Conduct) Tersedianya dinas kesehatan

Pelayanan

Tersedianya jasa pelayanan untuk wisatawan Tersedianya jasa pelayanan dari berbagai komponen di Selecta

(21)

17 *Keterangan :

1. Atraksi (Attractions) yaitu hal yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan wisata baik itu berupa alam maupun buatan

2. Fasilitas (Aminities) yaitu hal penunjang kebutuhan wisatawan berupa fasilitas sarana prasarana untuk menumbuhkan rasa nyaman sehingga wisatawan akan menghabiskan waktu lebih lama di sebuah daerah tujuan wisata.

3. Aksesbilitas (Accesability) yaitu merupakan sarana dan infrastruktur yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk bergerak dari satu daerah ke daerah lain.

4. Organisasi Kelembagaan (Ancillary) yaitu pelayanan tambahan merupakan adanya lembaga kepariwisataan yang dapat memberikan wisatawan rasa aman dan terlindungi (protection of tourism).

5. Pelayanan (Hospitality) yaitu sikap keramah tamahan dalam artian merujuk pada hubungan antara guest/tamu dan host/pelayanan dan juga merujuk pada aktivitas/kegiatan keramah-tamahan yaitu:penerimaan tamu dan pelayanan untuk para tamu dengan kebebasan dan kenyamanan.

Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis deskriptif dimana data yang telah terhimpun dilapangan diolah yang kemudian digunakan untuk menganalisis data, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab masalah yang diteliti. Analisis deskriptif kualitatif yaitu gambaran yang disusun secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta- fakta yang ada. Pada prinsipnya data kualitatif lebih cenderung berbentuk kata-kata (Arikunto, 1997:139), data yang muncul dalam analisis ini lebih banyak berupa deskripsi atau penggambaran tentang lokasi penelitian serta diperkuat dengan gambar dan keterangan yang mendukung kesimpulan penelitian.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Skala Guttman

Menurut Djaali (2008) Skala Guttman yaitu skala pengukuran untuk memperoleh tipe jawaban responden yang tegas, seperti : jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negative, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan

(Hospitality) Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan

(22)

dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal. Jadi, skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Pada skala Guttman, hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar checklist. Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya diberi skor 0.

Pariwisata Kota Batu

Kota Batu adalah sebuah kota di provinsi Jawa Timur Indonesia. Kota Batu terletak 90 km sebelah barat daya surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah Utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah Kota ini berada di ketinggian 700-1.700 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat celsius.

Kota Batu sudah dikenal semenjak dahulu sebagai daerah tujuan wisata andalan di wilaayah Kabupaten Malang dan juga menjadi salah satu primadona objek wisata di Provinsi Jawa Timur. Kota Batu mempunyai kekayaan wisata alam yang mempunyai panorama indah dan menawan, suhu udara yang terasa sejuk dan tidak lembab. Kondisi Kota Batu yang demikian ini sangat baik untuk pertanian dan perkebunan, dengan pengembangan pariwisata, sehinngga menjadikan Kota Batu sebagai sentra pertanian dan pariwisata.

Perkembangan pariwisata merupakan peran yang sangat penting bagi pembangunan suatu wilayah. Dengan adanya berbagai kegiatan pariwisata maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan dapat lebih berkembang maju. Selain itu, pariwisata juga dapat memberikan dampak positif terutama dalam pemasukan devisa. Dengan adanya berbagai misi kepariwisataan, maka daerah yang memiliki potensi daerah pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga diharapkan mampu menarik wisataan dalam jumlah yang banyak.

Kota Batu yang dijuluki negri kincir angin sebagai Swiss-nya pulau jawa, dengan daya tarik yang dimiliki Kota Batu ini mengundang banyak investor untuk ikut menanamkan modal dalam pembangunan pariwisata di Kota Batu. Pembangunan pariwista Kota Wisata Batu (KWB) terbilang bilang cukup berhasil hal ini terlihat dari banyaknya wisata di Kota Batu yakni kawasan wisata bunga Sidomulyo, obyek wisata Cangar, obyek wisata alam Gunung Panderman, , obyek wisata alam Cuban Talun dan obyek wisata alam Cuban Rais. Dan untuk pembangunan pariwisata buatan yaitu, obyek wisata Songgoriti, obyek wisata Jatim park 1, Museum Satwa (Jatim

(23)

19

Park 2), obyek wisata Selecta, obyek wisata Taman Rekreasi Agro Wisata, Batu Night Spectaculer (BNS) dan Predator Fun Park.

Sejarah Taman Rekreasi Selecta

Selecta merupakan bagian dari perusahaan PT.Selecta yang dimiliki oleh 1110 orang pemegang saham yang sebagian besar berdomisili di wilayah Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis jasa pariwisata. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 1 tahun 1975 tentang Perseroan Terbatas, maka dilakukan penyesuaian sehingga bentuk perusahaan menjadi Perseroan Terbatas Taman Rekreasi dan Hotel Selecta atau disingkat menjadi PT SELECTA. PT Selecta memiliki luas mencapai 6 hektar yang terdiri dari Hotel, Taman Rekreasi, Restoran, dan Perkebunan Apel. Selain merupakan salah satu obyek wisata tertua di Jawa Timur, secara historis Selecta memiliki kisah sejarah perjuangan nasional Indonesia. Selecta sudah dibangun sekitar tahun 1930 oleh warga Negara Belanda bernama De Ruyter De Wildt dengan nama Bath Hotel Selecta. Tujuan Selecta di bangun adalah sebagai tempat wisata dan peristirahatan bagi warga negara Belanda ketika berada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1942-1945 pengelolaan diambil alih oleh Jepang. Lalu setelah kemerdekaan pada tanggal 19 Januari 1950 Selecta dibangun kembali.

Disisi lain, Selecta memiliki keunikan dalam iklim organisasi perusahaan. Budaya kerjanya sangat mementingkan konsep kekeluargaan, tidak ada kesenjangan social yang dialami oleh individu. Seluruh karyawan saling berbaur satu sama lain, baik dari jabatan tertinggi sampai terendah. Saat ini jumlah karyawan PT Selecta telah mencapai 130 orang yang memiliki tugas dan jabatan masing-masing.

Identifikasi Komponen 4A 1H di Kawasan Wisata Taman Rekreasi Selecta

Wisata Taman Selecta merupakan ikon wisata di Kota Batu yang selain menyediakan wisata rekreasi juga menyediakan wisata kuliner dan berbagai macam wahana permainan. Dalam pengembangannya Taman Rekreasi Selecta terus mengalami pembaharuan guna memenuhi komponen 4A 1H (Attraction, Amenities, Accessbility, Ancilliary, Hospitality) dalam pengelolaan industry pariwisata, komponen-komponen tersebut yaitu : Atraksi (Attration)

Atraksi atau attraction merupakan komponen pertama dalam penyelenggaraan aktivitas pariwisata. Hal inilah yang menjadi tolak ukur wisatawan dalam mengunjungi suatu destinasi wisata, karena adanya faktor penarik atau daya tarik di suatu destinasi sehingga menyebabkan wisatawan ingin berkunjung ke tempat tersebut. Adapun jenis atraksi yang disediakan di kawasan Taman Selecta sebagai berikut :

(24)

Tabel 2. Jenis Atraksi di Taman Selecta No Jenis

Atraksi

Nama

Atraksi Keterangan Harga

1 Alam Perbukitan Perbukitan hijau di Area Selecta

Gratis

2 Buatan

Taman Bunga

Terdiri dari 1000 jenis bunga seperti kana (tasbeh), ajisai,

hortensia, krisan dan dandelion

Gratis

Taman Selo Brojo

Taman dengan nuansa zaman purbakala seperti batu ukir

hewan langka

Gratis

Kolam

Renang Terdapat 3 kolam renang

Kolam renang Biasa Rp.

Waterboom Rp. Waterpark Rp. Kolam

Ikan Kolam ikan mas dan ikan koi Gratis Aquarium

Raksasa

Aquarium ikan mas dan ikan

koi Gratis

Aktivities Terdiri dari beberapa wahana permainan Playground Water Cycle Sky Bike Family Coaster Goa Singa Flying Fox Arena Kuda 4D Cinema

(25)

21 Sumber data : Hasil Observasi (2019)

Daya tarik utama dari kawasan wisata Selecta ialah taman rekreasi. Taman rekreasi Selecta sendiri berupa taman dengan 1000 jenis bunga seperti jenis bunga ceplok piring, bunga walisongo, bunga lily, bunga lely, bunga hortensia, bunga terompet, bunga alamanda, bunga dendron, bunga kana (tasbeh), bunga ajisai, bunga hortensia, bunga krisan, bunga dandelion, bunga honje kecombrang dan sebagainya. Tetapi yang paling dominan adalah bunga kana, krisan, dan ajisai. Selain itu terdapat juga pohon-pohon yang tumbuh besar seperti pohon cemara, pohon randu, dan lain sebagainya. Keberagaman bunga-bunga inilah yang menjadi ikon dari selecta sebagai taman rekreasi. Taman 1000 bunga ini terbentang seluas sekitar 18 Hektar yang memiliki fungsi hidrologi, kesehatan, ekologi, sosial, dan estetika.

Aksesbilitas (Accesbility)

Aksesbilitas dalam penelitian ini merupakan sarana atau infrastruktur yang digunakan untuk menuju ke Taman Selecta .Tingkat aksesbilitas dapat diukur dari ketersediannya fasilitas- fasilitas seperti kemudahan menemukan transportasi umum. Aksesbilitas secara terminology merupakan derajat/tingkatan kemudahan yang dicapai oleh orang terhadap suatu objek, pelayan ataupun lingkungan. Adapun pengertian nya :

a. Menurut Black (1981) dalam Miro (2005), merupakan suatu konsep yang menghubungkan (mengkombinasikan): sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya, di mana perubahan tata guna lahan, yang menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah atau kota, akan mudah dihubungkan oleh penyedia prasarana atau sarana angkutan.

b. Menurut Simmonds (2001), aksesibilitas merupakan hubungan kedekatan suatu tempat dengan tempat lain yang diindikasikan dengan kemudahan dalam mencapai tujuan dari lokasi asal. Aksesibilitas dimaksudkan agar wisatawan nusantara dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke suatu destinasi wisata. Asas- asas fasilitas dan aksesibilitas antara lain yaitu :

1) Keselamatan; setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.

2) Kemudahan; setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. 3) Kegunaan; setiap orang harus dapat mempergunakan semua

tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

Bahtera Ayun 3 Budaya Pagelaran Pagelaran Wayang Kulit

(26)

4) Kemandirian; setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Tabel 3 Jenis Aksesbilitas

No Akses Nama Akses

1 Transportasi Transportasi Darat Transportasi Udara Transportasi Laut 2 Komunikasi Telepon Rumah GSM Internet

Sumber data : Hasil Observasi (2019)

Menuju Taman Rekreasi Selecta tidaklah sulit jika menggunakan kendaraan pribadi. Keuntungan membawa kendaraan pribadi adalah para wisatawan tidak terikat oleh waktu kapanpun dan memiliki kebebasan untuk melanjutkan perjalalan ke tempat wisata lain tidak terkendala seperti halnya saat menggunakan kendaraan umum dengan jam operasionalnya terbatas. Rute dari Surabaya menggunakan Jalur darat, udara dan laut adalah sebagai berikut:

JALUR DARAT

1). Kendaraan pribadi

a) Dari Surabaya, melewati lewat jalan utama Surabaya - Malang b) Saat tiba dipertigaan Bentoel, belok menuju arah kota Batu c) Jalan lurus terus hingga pertigaan kemudian belok ke kanan

(arah Selecta, Cangar)

d) Kemudian ikuti rambu-rambu yang menunjukkan arah ke Selecta hingga sampai ke Selecta.

2). Kendaraan Umum

a) Dari Surabaya, menaiki bus jurusan Malang turun di Terminal Arjosari

b) Dari terminal Arjosari, menaiki angkot AL atau ADL menuju terminal Landungsari.

c) Dari Terminal Landungsari, menaiki angkot berwarna merah muda atau pink untuk menuju Terminal Batu.

d) Dari Terminal Batu, menaiki angkot berwarna orange (jurusan Terminal Batu - Selecta - Coba Talun)

e) Turun digerbang Selecta JALUR UDARA

(27)

23 Surabaya

2) Menuju Terminal Bungurasih (Surabaya), menaiki Bus Damri, tarifnya sekitar Rp.30.000,- dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, dengan catatan kondisi jalan. Jadwal operasional bus damri dari bandara Juanda ke terminal Bungurasih adalah:

07.00 WIB – 21.00 WIB (Berangkat setiap 1 jam).

3) Sesampainya di Terminal Bungurasih, Surabaya selanjutnya menaiki bus tujuan terminal Arjosari, Malang dengan tarif sekitar Rp.15.000-Rp.25.000. Waktu tempuhnya ± 2 jam (kondisi lancar). Jadwal operasionalnya ada di setiap waktu. (Berangkat setiap 10 menit).

4) Tiba di Terminal Arjosari, menaiki angkot menuju terminal Landungsari. Tersedia angkot ADL (Arjosari-Dinoyo-Landungsari) atau AL (Arjosari-(Arjosari-Dinoyo-Landungsari) dengan tarif sekitar Rp.4.000. Waktu tempuhnya ± 30 menit.

5) Tiba di Terminal Landungsari, lanjut menuju terminal Batu yang terletak di depan pasar Batu. Menaiki angkot yang berwarna ungu dengan tarifnya sekitar Rp. 10.000 dengan waktu tempuh ± 30 menit. Sampai di kota Batu

6) Mengikuti rambu-rambu menuju Taman Selecta JALUR LAUT

1) Dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, menaiki bus kota P1/PAC1 jurusan Bungusari turun di terminal Purabaya Bungurasih

2) Menaiki bis Surabaya-Malang lalu turun di Terminal Arjosari 3) Menaiki salah satu angkot ADL/AL Arjosari-Landungsari

kemudian turun di Terminal Landungsari

4) Menaiki angkot pink landingsari-Batu lalu turun di Terminnal Batu 5) Menaiki Angkot orange Batu-Selecta lalu turun di Taman Selecta

Melihat lingkup fisik kawasan Taman Selecta mengenai kemudahan aksesbilitas dan transportasi sudah sangat baik penataan tata ruangnya. Selecta menyediakan transportasi umum yang mengantarkan wisatawan keliling area wisata yang berada di seputaran Taman Selecta. Sayangnya transportasi umum yang disediakan oleh pengelola ini belum memperhatikan faktor kenyamanannya. Dapat di lihat bahwa transportasi umum berupa bemo itu berkapasitas 10 orang dengan jarak duduk yang berdesak-desakan. Disisi lain transportasi umum ini tidak menyediakan fasilitas untuk masyarakat berkebutuhan khusus. Untuk itu disarankan bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus agar membawa kendaraan pribadi.

Aksesbilitas yang jelas dalam kawasan perancangan dirancang untuk memberikan petunjuk bagi pengunjung dan masyarakat setempat dalam pergerakan mereka. Aksesbilitas yang jelas menuntun pengunjung untuk

(28)

dapat bepetualang dalam kawasan perancangan sehingga tidak merasa tersesat mengingat kawasan taman selecta memiliki kawasan yang amat luas. Seiring dengan perkembangan transportasi ini dilakukan juga pengembangan infrastruktur dengan melakukan perbaikan akses lalu lintas baik untuk transportasi roda dua maupun roda empat. Akses jalan yang diperbaiki merupakan jalan yang rusak atau tidak layak dilalui, dengan perbaikan infrastruktur ini dapat meminimalisir dampak-dampak negatif dari kemacetan maupun kecelakaan.

Selain perbaikan jalan dilakukan juga perbaikan bangunan.Selain itu juga mulai dikembangkannya aksesbilitas komunikasi dengan memasang Wifi di area Taman Selecta, telpon rumah serta jaringan GSM. GSM merupakan kepanjangan dari Global System for Mobile yang merupakan sebuah jaringan komunikasi yang dapat bekerja dengan mengirimkan data pada sebuah slot waktu tertentu. Kemudian hal ini akan membentuk jalur untuk setiap sambungan yang ada dengan timeslot atau rentang paket waktu yang sangat cepat.

Fasilitas (Aminities)

Unsur ketiga dalam penelitian ini adalah amenities atau fasilitas penunjang yang memfasilitasi wisatawan ketika berkunjung ke suatu objek wisata Taman Selecta sebagai salah satu destinasi yang memiliki berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawannya. Hal-hal itu adalah upaya pemerintah setempat atauupun pengelola untuk terus menyediakan fasilitas yang memadai sehingga nantinya wisatawan yang berkunjung semakin ramai. Sehingga kedepannya wisatawan yang berkunjung semakin bertambah jumlahnya dan indeks kepuasan terhadap kawasan wisata Taman Selecta terus meningkat. Adapun fasilitas- fasilitas maupun sarana dan prasarana penunjang yang telah tersedia di kawasan wisata Taman Selecta diantaranya :

Tabel 4.Fasilitas-Fasilitas Penunjang Di Kawasan Taman Selecta

No Jenis Fasilitas Nama Fasilitas Harga

1 Rumah Makan Restoran Asri RP.5000 – Rp. 40.000 Restoran Bahagia Rp.5000 – Rp. 40.000 Restoran Cantik Rp.5000 – Rp. 40.000 Foodcourt Rp.5000 – Rp. 25.000 2 Pasar Wisata Pasar Bunga Rp.2000 – RP. 100.000 Pasar Buah Rp.2000 – RP. 40.000 Pasar Sayur Rp.2000 – RP. 40.000 3 Penginapan Hotel Selecta Rp.350.000 - Rp.700.000 Villa Bima Shakti

RP.2.220. 000 – RP.3.300.

(29)

25

000

4 Layanan Kesehatan Pijat Mitra Rp.10.000 – Rp.40.000

P3K Gratis

5 Internet Wifi Gratis

6 Lain-Lain

Paseban Sri Agung Tidak diketahui

Gazebo Gratis

Mushola Gratis

Toilet Rp. 2000

Percetakan foto Rp. 10.000 – Rp.35.000 Kamar mandi air panas Rp. 5000

Penitipan Barang Rp.5000 per barang Persewaan Alat

Renang Rp.10.000 – Rp. 25.000

Ruang ganti Gratis

Tempat pembilasan Gratis Mobil Penjemputan Rp.10.000

Area Parkir Rp. 5000 – Rp. 20.000 Sumber data : Hasil Observasi (2019)

Penilaian Wisatawan Terhadap Konsep Penerapan 4A 1H di Taman Selecta Deskripsi Identitas Responden

Deskripsi karakteristik responden adalah menguraikan atau memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini, karena dengan menguraikan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui sejauh mana identitas responden dalam penelitian ini. Oleh karena itulah deskripsi identitas responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu : Jenis kelamin

1. Usia

2. Tingkat pendidikan 3. Jenis pekerjaan

Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian responden mengenai sejauh mana penerapan komponen 4A 1H (Daya Tarik (Attractions), Aksesbilitas (Accessibility), Fasilitas (Aminities), Organisasi Kelembagaan Pariwisata (Ancilleries), dan Pelayanan (Hospitality))di Taman Selecta.

Dalam melakukan penelitian ini ditetapkan sebanyak 50 orang wisatawan yang datang berkunjung ke Taman Selecta sebagai responden. Dalam pelaksanaan penelitian ini, ditetapkan sebesar 50 orang responden,

(30)

dimana dari 50 kuesioner yang dibagikan kepada responden maka semua kuesioner telah dikembalikan dan semuanya dapat diolah lebih lanjut. Oleh karena itulah akan disajikan deskripsi identitas responden yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu kelompok laki-laki dan wanita, untuk lebih jelasnya akan disajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Tanggapan Responden

Orang %

1 Laki-Laki 25 50%

2 Perempuan 25 50%

50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Dari tabel 1 yakni karakteristik responden menurut jenis kelamin responden, maka dari 50 orang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki yakni sebanyak 25 orang atau 50% sama halnya dengan wanita.

Umur Responden

Deskripsi responden menurut umur menguraikan atau memberikan gambran mengenai umur responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Oleh karena itulah dalam deskripsi karakteristik responden menurut umur dapat disajikan deskripsi karakteristik responden menurut umur yang paling dominan yaitu sebagai berikut: Tabel 6. Karakteristik Responden Menurut Usia

No Umur Tanggapan Responden

Orang % 1 20 tahun ke bawah 20 40% 2 30 tahun ke bawah 14 28% 3 40 tahun kebawah 11 22% 4 40 tahun ke atas 5 10% 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Bedasarkan tabel 2 diatas yakni tanggapan responden mengenai umur responden, maka didominasi oleh umur 20 tahun kebawah yakni sebesar 20 orang atau 40%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengujung di objek wisata Coban Rondo memiliki umur 20 tahun kebawah.

(31)

27

Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang dimiliki oleh seorang responden. Oleh karena itulah dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu :, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Karakteristik Responden Menurut Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Tanggapan Responden

Orang %

1 SMP 6 12%

2 SMA 18 36%

3 Perguruan Tinggi 26 52%

50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel mengenai hasil responden menurut jenis pendidikan terakhir, terlihat bahwa sebagian besar responden lebih banyak memiliki jenjang pendidikan sebagai sarjana yakni sebesar 26 orang atau 52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis pendidikan terakhir wisatawan yang berkunjung ke Taman Selecta adalah mempunyai pendidikan sebagai sarjana.

Jenis Pekerjaan

Deskripsi karakteristik responden menurut jenis pekerjaan yaitu menguraikan atau memberikan gambaran mengenai identitas responden menurut jenis pekerjaan responden. Dalam deskripsi karakteristik responden, dikelompokkan menurut jenis pekerjaan responden yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 7 Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Tanggapan Responden

Orang %

1 Pegawai Swasta 8 16%

2 Wiraswasta 8 16%

3 Ibu Rumah Tangga 5 10%

4 Pelajar/Mahasiswa 19 38%

5 Lain-Lain 10 20%

50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar jenis pekerjaan responden yang menjadi sampel dalam penelitian di objek wisata Taman Selecta adalah pelajar atau

(32)

mahasiswa, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata pengujung di objek wisata tersebut adalah para pelajar atau mahasiswa.

Hasil Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Konsep 4A 1H di Taman Selecta

Untuk menunjang keberhasilan kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh penyedia jasa dan layanan pariwisata sudah seharusnya menyusun dan mengimplementasikan rencana dan menjalankan strategi yang tepat. Penyediaan jasa dan layanan yang dimaksud adalah konsep 4A 1H dimana dalam menjalankan kegiatan ini diperlukan kewajiban-kewajiban sebagai bentuk

pertanggungjawaban dan kesungguhan perusahaan pengelola jasa dan layanan pariwisata untuk mendapatkan kepercayaan atau loyalitas pengunjung. Dengan penerapan konsep 4A 1H yang dilakukan tersebut, maka diharapkan dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam menentukan tujuan kegiatan wisatanya seperti salah satunya wisata Taman Selecta.

Adapun konsep 4A 1H yang diterapkan oleh perusahaan PT.Selecta selaku pengelola Taman Selecta adalah adalah terdiri dari : daya tarik (attractions), aksesbilitas (accessibility), fasilitas (aminities), organisasi kelembagaan pariwisata (ancilleries), dan pelayanan (hospitality). Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, maka untuk lebih jelasnya akan disajikan deskripsi jawaban responden mengenai penerapan Konsep 4A 1H yang dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut:

Daya Tarik (Attractions)

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan atau kegiatan pariwisata adalah adanya daya tarik (attraction) yang memiliki keunikan, dan nilai berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi penarik kunjungan wisatawan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai variabel Daya Tarik (Attractions) di Taman Selecta yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 8. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik (Attractions) Di Taman Selecta

No Variabel

Tanggapan Responden

Keterangan Tidak

Setuju Setuju 1 Kondisi Taman Selecta masih

terawat dengan sangat baik 3 47 Baik

2

Kelestarian dan kebersihan di Taman Selecta terjaga dengan sangat baik

12 38 Baik

3 Keberagaman lokasi/spot foto

(33)

29 4 Keberagaman flora atau fauna di

Taman Selecta 12 38 Baik

5 Beberapa wahana permainan di

Taman Selecta menarik 1 49 Baik

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 tanggapan responden mengenai daya tarik (attractions) di Taman Selecta dengan pernyataan kondisi Taman Selecta masih terawat dengan sangat baik memperoleh skor setuju sebesar 47 (94%). Sedangkan untuk kelestarian dan kebersihan di Taman Selecta terjaga dengan sangat baik mendapatkan skor 38 (76%), selanjutnya keberagam lokasi/spot foto yang sangat menarik mendapatkan skor 43 (86%). Untuk keberagam flora atau fauna di Taman Selecta mendapatkan skor 38 (76%), dan untuk wahana permainan yang menarik mendapatkan skor tertinggi yaitu sebanyak 49 responden atau sebanyak 98%. Dari keseluruhan penilaian responden terdahap ke-lima variabel yang diwakili melalui 5 pernyataan, bahwa penerapan konsep 4A yakni atraksi disimpulkan penilaiannya baik.

Aksesbilitas (Accessibility)

Aksesbilitas (Accessibility) merupakan salah satu aspek penting untuk diperhatikan oleh perusahaan pariwisata, mengingat bahwa aksesbilitas adalah salah satu faktor yang menjadi

keputusan wisatawan dalam melakukan kegiatan pariwisata yang mudah. Dalam pengertian yang lain bahwa aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran keterjangkauan atau aksesbilitas meliputi kemudahan waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antar tempat-tempat atau kawasan.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai variabel Aksesbilitas (Accessibility) yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 9. Tanggapan Responden Mengenai Aksesbilitas (Accessibility) Di Taman Selecta

No Variabel

Tanggapan Responden

Keterangan Tidak

Setuju Setuju 1 Semua signal telekomunikasi dapat

dijangkau 16 34 Cukup

2 Moda tranportasi umum menuju objek

wisata Selecta mudah ditemui 4 46 Baik

3 Kondisi jalan menuju Selecta terawat

Gambar

Tabel 1 Jumlah Kujungan Wisatawan Wisata Coban Rondo tahun 2010-2017  Tahun  Wisatawan  mancanegara  Wisatawan domestik  Jumlah  2010  4.187  1.938.066  1.942.253  2011  9.983  2.101.822  2.111.805  2012  29.504  2.014.105  2.043.609  2013  33.226  2.517.2
Tabel 3 Skala Pengukuran Sikap Responden
Tabel 3 Jenis Aksesbilitas
Tabel 4.Fasilitas-Fasilitas Penunjang Di Kawasan Taman Selecta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat keberagaman atraksi yang dimiliki oleh Desa Wisata Pentingsari, penulis melihat bahwa atraksi-atraksi yang dimiliki menjadi daya tarik yang dapat diolah

Judul : Resort di Komplek Agrowisata di Kota Batu, Malang, Jawa Timur Tema Desain : Arsitektur Organik.. Fokus Kajian : Kolaborasi Dua Fungsi antara Resort

Berdasarkan hasil analisis, strategi potensi pariwisata perkotaan Kota Malang berdasarkan stakeholder, yaitu (a) mensosialisasikan kebijakan setiap daya tarik wisata pariwisata;

Kota Malang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur di Indonesia yang memliki banyak potensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata yang dapat

Keterkaitannya dengan banyak destinasi wisata yang ada di Kota Malang memberikan potensi untuk pengembangan gastronomy tourism, ditambah dengan nilai historis yang ada pada

Dari kesimpulan analisis SWOT diatas Desa Tawaang Timur mempunyai daya tarik potensi alam, seni dan budaya untuk dikembangkan menjadi desa wisata, tetapi pemenuhan unsur

satu daerah wisata yang cukup dikenal masyarakat di Jawa Timur ( Malang ) dipilih sebagai lokasi proyek kolam renang dan rekreasi , karena memiliki potensi potensi

Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi dan daya tarik wisata tersendiri untuk menarik para wisatawan, dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta