PAILKEM DI SMA NEGERI 9 BANDARLAMPUNG Oleh
ARUM CHANDRAWATI
STRATEGY AT SMAN 9 BANDARLAMPUNG By
ARUM CHANDRAWATI
Oleh:
Arum Chandrawati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Progrm Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada 4 Juli 1993, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sadmoko dan Ibu Mawarti Suherlina.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:
1. TK AISYAH Mataram Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 1999. 2. SD Negeri 3 Mataram Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2005. 3. MTs YASMIDA Ambarawa Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun
2008.
4. SMA Negeri 1 Gadingrejo Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui (PKAB) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Seni Tari.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan nikmat yang telah diberikan. sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, dengan ketulusan dan keikhlasan kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti sayangku kepada :
Teristimewa kupersembahkan kepada Bapak dan Ibuku, yang tak hentinya berdo’a, memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan, nasehat-nasehat yang membangun serta kebutuhan jasmani serta rohani yang selama ini dicurahkan kepadaku, yang dengan setia menanti keberhasilanku, hanya dengan untaian kata yang sederhana inilah yang dapat kupersembahkan, “TERIMAKASIH” Bapak dan Ibu, dengan segala dukungan dan motivasimulah anakmu mampu mencapai ini semua, mencapai harapan yang dahulu hanya sebuah angan-angan. Aku sayang Bapak dan IBU.
Aset paling berharga (dalam belajar) yang anda miliki adalah sikap positif ( Bobbi DePorter)
Pikiran bukanlah sebuah wadah untuk diisi, melainkan api yang harus dinyalakan (Plutarch)
Karena otak tidak bisa memerhatikan semua hal, maka pelajaran yang tidak menarik, membosankan, atau tidak menggugah emosi, pastilah tidak akan diingat.
Bismillahirohmanirohim
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP Unila.
Terselsaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan uang datang baik dari luar maupun dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini terselesaikan berkat dukungan, bimbingan, bantuan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hasyimkan, S.Sn, M.A., selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat, dan saran-saran demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing dua yang telah rela mengorbankan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, nasihat yang membangun serta dengan kesabarannya menuntun penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd., selaku penguji dan pembahas, terima kasih untuk masukan dan saran-saran serta nasihat yang telah diberikan.
4. Fitri Daryanti, S.Sn, M.Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari sekaligus selaku Pembimbing Akademik.
5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.
8. Mas Jaya, Mbak Eva, dan seluruh staf Kampus Seni Tari FKIP Unila atas dukungan serta partisipasinya.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sadmoko dan Ibu Mawarti Suherlina terima kasih atas do’a tulusmu serta motivasi yang tiada
henti, kesabaran moral, dan finansial yang tidak akan pernah terbayarkan oleh apapun.
10. Saudaraku tersayang, Agri Sihana, Eky Apryandi, M. Danu Aktabri, Putri Apri Tyas.S, Avin Ainun Biru Anim dan Amnur M Arya Nugroho yang selama ini selalu memberikan semangat , kehangatan dalam setiap canda dan tawa.
11. Drs. Hendro Suyono, selaku Kepala Sekolah, dan Maryana S.Pd selaku guru mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 9 Bandarlampung.
12. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI.MIA 7 SMA Negeri 9 Bandarlampung atas kerjasamanya yang baik selama penelitian berlangsung, 13. Keluarga besarku tercinta terima kasih atas nasehat, dan Do’a yang telah
diberikan sebagai motivasi yang tak ternilai harganya.
14. Seluruh adik-adik KKN-PPL SMA N 1 Sukau terima kasih atas motivasi yang tiada hentinya selama masa penyusunan skripsi hingga diselesaikan. 15. Teman tersayangku Nurcahya Surya Barunawati (jeme), Rendry Feriana
Lazorgi, Evi Kristianingsih, dan Nengah Sekar yang selama kuliah ini telah memberikan banyak pengalaman dalam hidupku.
16. Teman kelompok tugas, Ariyadi, Bambang Sutejo, dan Bella Aulia Rahmah yang telah menjadi rekan terbaik dalam bertukar fikiran.
17. Rekan-rekan Seni Tari angkatan 2011 terima kasih atas semangat dan dukungannya selama masa penelitian hingga diselsaikan.
18. Teman KKN-PPL Pagar Dewa Kec.Sukau, Ave, Noris, Mukhlis, Muthi, Ingga, Nova, Devi, Neli, dan Lusi yang selalu memberikan semangat.
19. Sahabat SMA yang selalu memberi motivasi, Lia, Yuli, Dian.K, Dian.A, Yori, dwi, binar, Agis dan Umam.
diterimam Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat kelak. Tak kalah besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Bandarlampung, Juni 2015
Penulis,
HALAMAN JUDUL ... i 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penulisan ... 9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian ... 12
2.2. Pembelajaran ... 14
2.3. TariMelinting... 15
2.3.1. Sejarah TariMelinting ... 16
2.3.2. Jumlah Penari ... 18
2.3.3. Ragam Gerak Dasar TariMelinting... 18
2.3.4. Makna Gerak Tari ... 32
2.3.5. Teknik Menggunakan Kipas ... 36
2.3.6. Iringan ... 37
2.4.3. Pembelajaran Menggunakan Lingkungan ... 49
2.4.4. Pembelajaran yang Kreatif ... 51
2.4.5. Pembelajaran yang Efektif ... 52
2.4.6. Pembelajaran yang Menarik ... 54
2.5. Model dan Metode dalam Strategi PAILKEM ... 56
2.5.1. Model dalam Strategi PAILKEM ... 56
2.5.2 Metode dalam Strategi PAILKEM ... 57
2.6. Kekurangan Strategi Pembelajaran PAILKEM ... 58
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 59
3.2. Sumber Data ... 60
3.2.1. Variabel Penelitian ... 60
3.2.2. Subjek Penelitian ... 60
3.2.3. Objek Penelitian ... 61
3.2.4. Responden Penelitian ... 61
3.2.5. Sumber Data ... 61
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.3.1. Observasi (Pengamatan) ... 62
3.3.2. Wawancara ... 62
3.3.3. Dokumentasi ... 63
3.3.4. Nontes ... 63
3.4. Instrumen Penelitian ... 71
3.4.1. Panduan Observasi ... 72
3.4.2. Panduan Wawancara ... 73
3.4.3. Panduan Dokumentasi ... 73
3.4.4. Panduan Nontes ... 73
3.5. Teknik Analisis Data ... 74
3.6. Tahap Pelaksanaan Strategi Pembelajaran PAILKEM ... 74
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 76
4.1.1. Data Sekolah ... 77
4.1.2. Visi dan Misi Sekolah ... 79
4.1.3. Prestasi Sekolah ... 80
4.1.4. Kepala SMA yang Pernah Menjabat ... 81
4.2. Persiapan Penelitian ... 81
4.2.1. Permohonan Izin ... 82
4.3. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 84
4.3.1. Pertemuan Pertama ... 84
4.3.1.1. Deskripsi Pertemuan Pertama ... 84
4.3.1.2. Pembahasan Pertemuan Pertama ... 90
4.3.1.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Pertama ... 91
4.3.2.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan
Strategi PAILKEM Pertemuan Kedua ... 101
4.3.2.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedua ... 102
4.3.3. Pertemuan Ketiga ... 105
4.3.3.1. Deskripsi Pertemuan Ketiga ... 105
4.3.3.2. Pembahasan Pertemuan Ketiga ... 111
4.3.3.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Ketiga ... 112
4.3.3.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 114
4.3.4. Pertemuan Keempat ... 116
4.3.4.1. Deskripsi Pertemuan Keempat ... 116
4.3.4.2. Pembahasan Pertemuan Keempat ... 121
4.3.4.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Keempat ... 123
4.3.4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keempat ... 124
4.3.5. Pertemuan Kelima ... 126
4.3.5.1. Deskripsi Pertemuan Kelima ... 126
4.3.5.2. Pembahasan Pertemuan Kelima ... 132
4.3.5.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Kelima ... 133
4.3.5.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kelima ... 134
4.3.6. Pertemuan Keenam ... 137
4.3.6.1. Deskripsi Pertemuan Keenam ... 137
4.3.6.2. Pembahasan Pertemuan Keenam ... 142
4.3.6.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Keenam ... 143
4.3.6.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keenam ... 144
4.3.7. Pertemuan Ketujuh ... 147
4.3.7.1. Deskripsi Pertemuan Ketujuh ... 147
4.3.7.2. Pembahasan Pertemuan Ketujuh ... 153
4.3.7.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Ketujuh ... 154
4.3.7.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketujuh ... 155
4.3.8. Pertemuan Kedelapan ... 158
4.3.8.1. Deskripsi Pertemuan Kedelapan ... 158
4.3.8.2. Pembahasan Pertemuan Kedelapan ... 162
4.3.8.3. Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM Pertemuan Kedelapan ... 163
4.3.8.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedelapan ... 164
4.4 Pembahasan Pembelajaran TariMelintingMenggunakan Strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandarlampung Kelas XI.MIA 7 ... 165
4.5. Hambatan dan Solusi yang Terjadi Selama Proses Pembelajaran ... 167
5.2. Saran ... 177
Tabel Halaman
2.1. Deskripsi Gerak TariMelintingPutra... 19
2.2. Deskripsi Gerak TariMelintingPutri... 25
2.3. Musik Pengiring TariMelinting ...37
2.4. Diskripsi Uraian Penyajian TariMelinting(Tradisional) ... 39
3.1. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan Strategi PAILKEM ... 63
3.2. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 67
3.3. Contoh Tabel Catatan Lapangan ... 72
Lampiran Halaman I. Perangkat Pembelajaran
Silabus ... 181 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 186 II. Panduan Wawancara
Hasil Wawancara Guru ... 202 Hasil Wawancara Siswa Kelas XI.MIA 7 ... 205 III. Panduan Nontes
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Menggunakan
Strategi PAILKEM ... 208 IV. Panduan Observasi
Gambar Halaman
2.1. Teknik Memegang Kipas yang Benar ... 36
2.2. Busana dan Aksesoris Penari Putra TariMelinting ... 44
2.3. Busana dan Aksesoris Penari Putra TariMelinting ... 46
4.1. Gedung SMA Negeri 9 Bandarlampung ... 76
4.2. Guru Mengabsen Siswa Sebelum Memulai Pembelajaran ... 85
4.3. Siswa Mengerjakan Lembar Evaluasi Proses Pembelajaran Siswa .. 89
4.4. Siswa Mempersentasikan Materi Tari ... 95
4.5. Guru Mengamati dan Menilai Persentasi Siswa ... 97
4.6. Antusias Siswa Memperhatikan Persentasi ... 106
4.7. Siswa Mengerjakan Lembar Evalusai ... 110
4.8. Kipas TariMelintingHasil Buatan Siswa ... 118
4.9. Siswa Ikut Praktik Memeragakan Tari Kipas ... 118
4.10. Siswi yang Menguasai Gerak Berdiri Paling Depan ... 120
4.11. Guru Sedang Mengatur Barisan Siswa ... 127
4.12. Guru Mendemonstrasikan Gerak KakiInjak Lado ... 129
4.13. Guru Mengamati Gerak dan Pola Lantai ... 130
4.14. Pemanasan yang Dipimpin Oleh Siswa ... 138
4.15. Peragaan Gerak TanganKenui Melayang ... 139
4.16. Proses Pemanasan Siswa di Aula ... 148
4.17. Siswa Menyiapkan Pengeras Suara ... 149
4.18. Proses Perapihan Bentuk Pola Lantai ... 150
4.19. Bentuk Pola Lantai TariMelinting ... 152
4.20. Siswa Berdiskusi ... 160
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan serta terpadu (Daryanto dan Sudjendro, 2014: 1). SMA Negeri 9
Bandar Lampung masih menerapkan kurikulum 2013 disemester berikutnya hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk mencantum kurikulum 2013.
“Pembelajaran merupakan perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau
dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya” (Schunk, 2012: 5). “Apabila kita analisis
kegiatan tari, maka ranah pendidikan yang meliputi aspek psikomotor, kognitif, dan afektif akan dicapai dengan baik. Pada kegiatan tersebut pun, para guru dapat menanamkan nilai-nilai religius, estetis, historis, sosial, dan budaya” (Masunah
dan Narawati, 2003: 248).
Tari pendidikan, tari atau gerak merupakan media atau alat ungkapan yang
digunakan untuk mengembangkan sikap, pola pikir, dan motorik anak menuju, ke arah kedewasaannya. Anak tidak dituntut terampil menari karena bukan untuk menjadi penari, tetapi lebih kepada proses kreativitas dan merasakan pengalaman
estetik melalui kegiatan berolah tari (Masunah dan Narawati, 2003: 246).
Berdasarkan observasi dalam pembelajaran tari Melinting pada 13 Oktober 2014 dengan ibu Mariana di SMA Negeri 9 Bandar Lampung bahwa, bekal kemampuan siswa yang sedikit dalam praktik menari disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal, faktor internal pada umumnya seni memiliki sifat dari manusia itu
Sama halnya dengan siswa laki-laki di SMA Negeri 9 yang cenderung menyukai
seni musik dari pada seni tari. Selain itu guru kurang memperhatikan pada saat proses belajar atau berlatih sendiri sehingga seringkali siswa salah namun tidak
diberi penjelasan atau teguran. Faktor eksternal adalah kurang pedulinya masyarakat untuk melestarikan kesenian daerah sehingga para generasi penerus kurang memahami budaya yang dimiliki daerahnya sendiri. Maka pemilihan
strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami. Guru harus teliti dan cermat ketika mengajarkan setiap ragam gerak agar
siswa dapat memahami teknik, bentuk, ruang dan sikap menari yang benar agar selanjutnya bisa menyesuaikan dengan iringan musik.
Berdasarkan observasi dengan ibu Mariana di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
bahwa, siswa sudah menghafal semua ragam gerak yang diberikan guru, namun guru cenderung diam dan memperhatikan kekompakan antar penari tanpa
memperhatikan kesesuaian ragam gerak dengan irama musik. Pada akhirnya siswa cenderung kurang memahami dan melakukan gerak yang belum sesuai dengan ketukan musik yang seharusnya. Konsentrasi siswa cenderung tertuju pada
hafalan ragam gerak saja, sementara usaha untuk menyesuaikan gerak dengan musik terabaikan. Kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan menurunnya tingkat
konsentrasi belajar siswa, sehingga dapat menghambat keefektifan dalam proses belajar mengajar. Untuk menanggapi masalah pembelajaran ini, penyampaian pembelajaran praktik seni tari tidak hanya menggunakan metode yang sesuai saja,
„Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu‟ Gerlach dan Ely (Uno dan Mohamad, 2011: 5). Oleh sebab itu digunakannya strategi pembelajaran
PAILKEM sebagai strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Strategi pembelajaran mencakup model dan metode, model dan metode yang ada
dalam strategi pembelajaran PAILKEM merupakan model dan metode yang sering digunakan oleh guru dalam pemebelajaran seni tari, selain itu strategi
pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kurikulum 2013 karena strategi PAILKEM merangsang siswa untuk lebih aktif, inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran yang menarik dapat tercipta
itulah yang menjadi alasan guru memilih strategi pembelajaran PAILKEM.
Penjabaran dari strategi pembelajaran PAILKEM itu sendiri yang pertama adalah
aktif. Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif (Uno dan Mohamad,
2011: 10). “Selanjutnya inovatif, maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pemebelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai
fasilitator belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar” (Uno dan Mohamad, 2011: 11). Strategi pembelajaran PAILKEM memiliki konsep
Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih
mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya (Uno dan Mohamad, 2011: 11). “Adanya
konsep pembelajaran lingkungan siswa juga dituntut untuk kreatif. Pembelajaran yang kreatif juga sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari” (Uno dan Mohamad, 2011: 12).
Meskipun pembelajaran sudah berlangsung dengan aktif, inovatif, lingkungan dan kreatif akan kurang sempurna jika pembelajaran itu tidak berjalan dengan efektif,
untuk itu pentingnya konsep pembelajaran yang efektif. Strategi pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa
sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik atau tuntas (Uno dan Mohamad, 2011: 14).
Muara dari bagian strategi PAILKEM dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak akan berjalan tanpa
dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Jadi inti dari strategi pembelajaran yang
menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Dengan adanya konsep-konsep
Tari Melinting adalah salah satu tarian daerah lampung yang sudah di akui keasliannya oleh pemerintah daerah lampung. Diperkirakan pada abad ke 16 yaitu pada masa silsilah ke 2 keratuan Melinting pangeran panembahan mas, berpengaruh agama Islam mulai mendominasi tata cara tari Melinting (Novrida dan Nurhayati, 2004: 1).
Tari Melinting telah menjadi pembelajaran di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Melalui tari Melinting siswa dapat mengembangkan pribadinya dan menumbuhkan rasa estetis serta kecintaan terhadap budaya melalui kegiatan tari.
Pembelajaran tari dengan menggunakan strategi pembelajaran ini siswa mampu bersikap aktif, inovatif, berwawasan lingkungan, kreatif, efektif, dan menarik dalam pembelajaran. Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh
data bahwa pembelajaran tari Melinting cocok menggunakan strategi pembelajaran PAILKEM sebab dengan diterapkannya pembelajaran PAILKEM
siswa yang mulanya hanya memiliki sedikit kemampuan dalam menari, jadi termotivasi untuk berusaha menjadi lebih baik terlebih pada siswa laki-laki yang cenderung kurang menyukai seni tari, mereka akan giat berlatih jika
pembelajarannya berlangsung dengan aktif, inovatif, berwawasan lingkungan,
kreatif, efektif, dan menarik.
Strategi pembelajaran yang digunakan mata pelajaran seni budaya di SMA Negeri 9 yang guru tahu hanya membuat pembelajaran tari menjadi menyenangkan dan kreatif. Selain itu dalam pembelajaran seni tari guru menggunakan banyak metode
Penggunaan strategi PAILKEM sesuai dengan masalah yang ada karena dalam
strategi PAILKEM mencakup konsep menyenangkan dan kreatif yang telah guru gunakan. Selain itu dalam strategi ini terdapat beberapa metode dan model yang
sering digunakan oleh guru. Strategi yang telah diterapkan selama ini terdapat aspek yang belum tercapai, misalnya siswa kurang tertarik dengan pembelajaran tari dengan alasan kurang menyukai pembelajaran tari, sehingga terdapat beberapa
siswa yang kurang memerhatikan, meskipun siswa tersebut mampu menggerakkan gerak tari yang telah disampaikan akan tetapi siswa tersebut masih
kurang dalam menggerakan ragam gerak tari dengan benar.
Berdasarkan wawancara pada hari yang sama guru juga menggunakan kelas, aula, lapangan terbuka, studio, dan halaman sekolah sebagai lingkungan belajarnya.
Mengetahui hal ini dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan strategi PAILKEM, karena dalam pembelajaran yang guru terapkan terdapat aspek
pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, dan menarik. Di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pembelajaran tari Melinting telah dilaksanakan pada kegiatan intrakurikuler.
Salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tari Melinting adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Peneliti tertarik untuk meneliti pembelajaran tari
Melinting menggunakan strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Karena strategi PAILKEM memiliki beberapa kelebihan yaitu, siswa dapat berperan aktif, inovatif, berwawasan lingkungan, dan kreatif dalam kegiatan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka peneliti mengangkat
sebuah judul penelitian yaitu pembelajaran tari Melinting menggunakan startegi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Peneliti berharap strategi ini dapat
mempermudah siswa dalam mempelajari tari, khususnya tari Melinting. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai referensi bagi calon pendidik dan menambah variasi strategi pembelajaran tari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya maka dengan ini peneliti merumuskan masalah yaitu.
1. Bagaimana proses pembelajaran tari Melinting menggunakan strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran tari
Melinting menggunakan strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pada penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari Melinting menggunakan strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
2. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses
1.4. Manfaat Penulisan
Penelitian ini memiliki manfaat, yaitu manfaat praktis.
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan siswa.
1.2.2. Memberikan gambaran bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran, terutama bagi guru tentang bagaimana penerapan strategi pembelejaran tari yang ia terapkan selama ini.
1.2.3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang seni budaya, yakni dapat memberikan referensi penelitian dalam bidang seni tari, dapat menambah referensi bagi guru dalam menggunakan
strategi pembelajaran.
1.2.4. Mengenalkan pada semua pihak yang terlibat mengenai jenis tari tradisional daerah Lampung dan sebagai wujud pelestarian seni tari di
daerah Lampung.
1.2.5. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian.
1.5.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari Melinting menggunakan strategi pembelajaran PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
1.5.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa di SMA Negeri
9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2014/2015.
1.5.3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 1.5.4. Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
November Desember Januari Maret April
Keterangan :
x = Satu kali pertemuan/satu hari
x
= Dua kali petemuan/dua hari x
€ = Satu minggu No Kegiatan
Bulan
November Desember Januari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6 Bimbingan dan
koreksi € 7 Seminar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:
a. Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah TP 2011/2012. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Bulan mahasiswi Pendidikan
Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata keseluruhan hasil tes kemampuan manari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori baik.
hasil ini dapat dikategorikan dari rata-rata skor kemampuan menari siswa secara keseluruhan dengan skor rata-rata 75,03, indikator warama diperoleh
b. Hubungan Bakat dan Hasil Belajar Tari Melinting siswa kelas VII SMP Negeri
Gisting Tanggamus. Penelitian ini dilakukan oleh Zuliana Aprianti mahasiswi Pendidikan Seni Tari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil bakat menari siswa menjadi 3 bagian yaitu, siswa yang memiliki bakat tinggi berjumlah 8 orang, siswa yang memiliki bakat sedang berjumlah 16 orang. Data kemampuan menari Melinting diperoleh hasil kemampuan menari Melinting menjadi 5 bagian yaitu, siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting cukup baik berjumlah 10 orang, siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting kurang baik berjumlah 5 orang, dan siswa yang memperoleh kemampuan menari Melinting sangat kurang baik
berjumlah 5 orang.
Dari penjabaran tingkat persentase perolehan tes bakat, kemampuan menari hasil belajar tari Melinting dapat dilihat bahwa bakat memiliki hubungan yang sangat kuat dengan hasil belajar tari Melinting. Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisa data menggunakan rumus triserial maka diperoleh hasil koefisien
korelasi r tris = 0,94 dan
r
tabel = 0,361nilair
tris yang diperolehsignifikan sebab rtris >
r
tabel dengan N = 30 pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0,05.Berdasarkan perhitungan tersebut maka, hipotesis dinyatakan diterima, karena
terlihat dari analisa data bahwa maka hasil yang diperoleh
r
tris =0,94≥r
tabel =Ditinjau dari kedua hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu pembelajaran tari Melinting. Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut masalah yang akan diteliti tidak ada
yang benar-benar sama. Pada hasil penelitian yang pertama dan kedua persamaannya terletak pada hasil belajar siswa. Hal ini merupakan titik perbedaannya karena pada penelitian ini akan meneliti Pembelajaran Tari
Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM. Dilakukannya penelitian ini guna menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan terdahulu, karena pada kedua
penelitian yang telah dilakukan hanya mendeskripsikan hasil belajar saja tanpa menjelaskan proses dan strategi pembelajaran apa yang digunakan oleh guru.
Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Melinting Menggunakan Strategi PAILKEM di SMA Negeri 9 Bandarlampung” dapat
dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari
penelitian-penelitian yang sebelumnya.
2.2. Pembelajaran
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Schunk (2012: 5) bahwa, “pembelajaran merupakan perubahan
yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berprilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya.”
Sedikit berbeda dengan pendapat Rusman (2012: 3) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pemebelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Hal
ini sejalan dengan pendapat Uno dan Muhammad (2011: 3) bahwa, tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu
tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik.
Pencapaian tujuan pemebelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan
hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi
belajar peserta didik yang dihadapi.
2.3. Tari Melinting
Novrida dan Nurhayati (2004: 1) mengemukakan bahwa, kesenian merupakan salah satu perwujutan kebudayaan, berbagai corak ragam kesenian di Indonesia
perlu dilestarikan dan disebarluaskan kepada masyarakat sebagai aset daerah warisan leluhur yang dapat diberdayakan. Khususnya di daerah provinsi Lampung
dengan bermacam-macam tari tradisionalnya baik yang bersifat klasik maupun tari rakyat sesuai dengan adat istiadat atau kesukuan daerah setempat salah satu
warisan budaya yang perlu mendapatkan perhatian dan dilestarikan adalah tari Melinting dari daerah Meringgai dan Wana Lampung Timur Provinsi Lampung, ini sebagai wujud kebijaksanaan pemerintah yang mengacu kepada pembangunan
Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dapat dikategorikan tari klasik. Tari ini sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, sejak masuknya agama islam ke Indonesia. Dalam perkembangan sekarang
tari Melinting belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah Lampung sendiri maupun masyarakat di luar Provinsi Lampung. Dengan pertimbangan inilah, maka dirasa perlu untuk terus menyebar luaskan seni tari
Melinting baik secara tertulis maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan dalam bentuk eksibisi lainnya.
2.3.1. Sejarah Tari Melinting
Berdasarkan data yang diperoleh dari S.Ag. Zakaria (Pangeran Mergo Agung) dan MR. Darman (2012: 5) berpendapat bahwa tari Melinting atau dengan nama panjangnya tari cetik kipas melinting adalah sebuah tarian tradisional yang berasal
dari masyarakat adat Keratuan Melinting- Lampung. Tarian ini merupakan sebuah kesenian peninggalan dari Sultan Keratuan Melinting pada abad ke-XVI yang diciptakan dan ditarikan langsung oleh Sultan Melinting. Dimana pada waktu itu
Sultan Melinting sedang mengadakan Gawi Adat (upacara adat), dengan maksud untuk menghibur dan menjamu tamu yang datang Sultan beranjak memperagakan
tarian dan mengajak tamu yang hadir untuk menari bersama. Sehingga seorang punggawa bernama Talaban menari bersama Sultan yang di ikuti oleh
Pada awalnya Tari Melinting ini hanya bisa dipentaskan oleh keluarga Keratuan
yang dipentaskan dalam acara-acara adat Keratuan serta dalam penyambutan tamu-tamu agung Keratuan. Gambaran secara umum tarian ini menggambarkan
tentang kehidupan flora dan fauna yang hidup di alam semesta ini, sehingga nama ragam dan geraknyapun banyak diangkat dari cerita flora dan fauna.
Yusuf (Igama 2011: 20) mengatakan bahwa “pada tahun 1965 presiden Soekarno
meminta kepada Pemda Lampung Tengah (pada waktu itu Bupatinya adalah Bp. Hasan Basri) untuk mementaskan tari Melinting pada acara 17 Agustus 1965 di
Istora Senayan Jakarta, pada saat itulah atas saran protocol Istana Kepresidenan untuk menambah keindahan tari maka disepakati terjadinya perubahan pada tari Cetik Kipas yang berubah nama menjadi tari kreasi Melinting karena pementasan dalam ruangan yang lebar, maka untuk penyesuaian pada waktu itu jumlah penari 12 laki-laki dan 12 wanita.”
Igama (2011: 21) berpendapat bahwa, adanya perubahan irama tabuhan adanya pergantian dari tabuh recik ke tabuh kedanggung tabuhan yang lainnya tetap (arus dan cetik) adanya perubahan gerakan penari keluar menuju pentas begitu pula saat
kembali ketempat asalnya, adanya penambahan sedikit formasi, namun gerakan dasar penari masih memakai gerakan tari cetik kipas, adanya penambahan kostum
2.3.2. Jumlah Penari
Igama (2011: 56) menjelaskan dalam bukunya bahwa tarian ini dimainkan oleh 4 wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 (delapan) penari merupakan jumlah yang
umum dipakai saat ini, dan dapat pula jumlahnya lebih dari itu misal bila ingin ditampilkan secara kolosal 100 atau lebih dari itu, dan biasanya jumlah penari
genap.
Menurut Igama (2011: 56) jenis tari ini dilihat dari tariannya adalah tari kelompok, serta dilihat dari jenis tari berdasarkan gayanya adalah tari tradisional
klasik artinya tari ini dahulunya hanya ditarikan di kalangan bangsawan atau keluarga Ratu. Untuk saat ini siapapun diperbolehkan menarikannya asalkan tetap memakai gerakan khas Melinting (Kreasi asli Melinting ).
2.3.3. Ragam Gerak Dasar Tari Melinting
Gerak yang dipakai didalam tari Melinting dibedakan antara gerak penari putra dan gerak penari putri yang meliputi:
a. Gerak Putra : 1. Babar Kipas 4. Jong Sembah 7. Salaman
2. Sukhung Sekapan 5. Suali
3. Balik Palau 6. Niti Batang
Tabel 2.1. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putra
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
1. Babar Kipas Hitungan 1
Kedua tangan diletakan di depan dada, Dengan kipas dirapatkan.
Hitungan 2
Kedua tangan membuka kipas sampai ke
samping badan, dengan kaki melangkah ke depan.
Hitungan 3
Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 4
Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 5
Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 6
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 7
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 8
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
2. Sukhung Sekapan Sebuah gerak yang bergantian tangan kanan dan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan
maju ke depan atau bisa juga mundur. Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke
depan, dengan kaki kanan maju ke depan.
Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 8
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN 3. Balik Palau
Hitungan 1
Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf “L” lalu digerakan sedikit ke
kiri, kaki depan dihentakan. Hitungan 2
Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf “L” lalu digerakan sedikit ke
kanan, kaki depan dihentakan. Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 8
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
4. Salaman Hitungan 1-2
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 2, kedua tangan menggeser ke kanan.
Hitungan 3-4
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 4, kedua tangan menggeser kembali ke tengah. Hitungan 5-6
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian
pada hitungan ke 6, kedua tangan menggeser ke kiri.
Hitungan 7-8
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
5. Suali Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke depan, dengan kaki kanan maju ke
depan. Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke depan,
lalu kaki kiri maju ke depan. Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2
Hitungan 5-6
Posisi jongkok dengan kedua tangan Babar Kipas.
Hitungan 7-8
Posisi berdiri badan condong ke
NO NAMA GERAK (PUTRA) KETERANGAN
6. Niti Batang Hitungan 1-2
Kaki kanan melangkah, dengaan tangan kanan ke atas dan tangan kiri ditekuk di
depan dada. Hitungan 3-6
Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah
Hitungan 7-8
Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan
kanan ditekuk di depan dada.
Tabel 2.2. Deskripsi Gerak Tari Melinting Putri
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
1. Babar Kipas Hitungan 1
Kedua tangan diletakan di depan dada, Dengan kipas dirapatkan.
Hitungan 2
Kedua tangan membuka kipas sampai
ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan.
Hitungan 3
Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 4
Gerakannya sama dengan hitungan 2 Hitungan 5
Gerakannya sama dengan hitungan 1 Hitungan 6
Gerakannya sama dengan hitungan 2
Hitungan 7
Gerakannya sama dengan hitungan 1
Hitungan 8
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
2. Jong Sembah Hitungan 1-2
Kedua tangan merapat di depan dada dengan posisi jongkok, kemudian
dilanjutkan dengan hitungan ke 2 tangan diayun membuka ke samping sejajar dada.
Hitungan 3-4
Kedua tangan diayunkan membuka
dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan.
Hitungan 5-6
Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan
kembali ke tengah. Hitungan 7-8
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
3. Sukhung Sekapan Sebuah gerak yang bergantian tangan kanan dan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan
maju ke depan atau bisa juga mundur. Hitungan 1
Tangan kanan mendorong kipas ke
depan, dengan kaki kanan maju ke depan.
Hitungan 2
Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan.
Hitungan 3
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 4
Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 5
Mengulang seperti gerakan hitungan 1 Hitungan 6
Mengulang seperti gerakan hitungan 2 Hitungan 7
Mengulang seperti gerakan hitungan 1
Hitungan 8
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
4. Ngiyau Bias Hitungan 1-4
Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan
memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan
posisi jari tegak.
Hitungan 5-8
Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kiri, kedua tangan
memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 5.
6.
Kenui Melayang
Timbangan
Hitungan 1-8
Posisi badan tegak, tangan kanan ke atas dengan kipas tegak, tangan kiri ke
bawah dengan kipas tegak, kipas diukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado. Dilakukan berulang dari
hitungan 1 sampai hitungan ke 8.
Hitungan 1-8
Posisi badan berdiri tegak. Kedua
tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas diputar kearah dalam (diukel) gerakan
kaki adalah injak lado.
Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN 7. Injak Tai Manuk Hitungan 1-2
Posisi badan tegak, kaki kanan ujung jari menyentuh lantai (tidak menapak),
kedua tangan di depan pinggang memegang kipas.
Hitungan 3-4
Posisi badan tegak, kaki kanan maju ke depan dengan jari menyentuh
lantai. Kedua tangan diluruskan kedepan sejajar pinggang.
Hitungan 5-6
Posisi badan tegak dengan
memutarkan badan searah 180º dengan
NO NAMA GERAK (PUTRI) KETERANGAN
8. Lapah Ayun Hitungan 1
Kaki kanan melangkah ke depan, kedua tangan berada di samping
pinggang, posisi badan berdiri tegak, arah pandang ke depan.
Hitungan 2
Kaki kiri melangkah ke depan, kedua tangan berada di samping pinggang,
posisi badan berdiri tegak, arah pandang ke depan.
Hitungan 3
Mengulangi gerak hitungan 1 Hitungan 4
Mengulangi gerak hitungan 2 Hitungan 5
Mengulangi gerak hitungan 1
Hitungan 6
Mengulangi gerak hitungan 2
Hitungan 7
Mengulangi gerak hitungan 1 Hitungan 8
Mengulangi gerak hitungan 2
2.3.4. Makna Gerak Tari
Menurut Igama (2011: 43) makna dalam tari Melinting dibedakan antara gerak putra dan putri.
a. Gerakan Putra 1. Babar Kipas
Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan
menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan dan kesiapan dalam mencari rezeki guna mensejahterakan kebahagiaan hidup.
2. Sukhung Sekapan
Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran di mana penghuni rumah mendorong dan membuka daun jendela.
3. Balik Palau
Sebuah gerakan tangan kanan berada disamping sejajar dengan bahu dan tangan kiri di depan dada dengan membentuk huruf “L” dilakukan dengan bergantian
tangan. Sedangkan posisi kaki di depan secara bergantian injing (jinjit) kaki belakang ditekuk dan posisi badan tegap, pandangan ke depan. Gerakan ini
4. Jong Sumbah
Gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu agung yang
hadir, yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.
5. Suali
Gerakan tangan pada hitungan 1-4 seperti Sukhung Sekapan, kaki kanan dan kiri
secara bergantian ke depan lalu pada hitungan 5-6 jongkok, kedua tangan Babar Kipas lalu hitungan terakhir posisi berdiri badan condong ke belakang . Gerakan ini mempunyai arti ketangkasan pemuda Lampung.
6. Niti Batang
Gerakan degan langkah panjang sambil berputar dalam posisi setengah jongkok
dengan posisi tangan diputar ke depan. Gerakan ini melambangkan kepiawaian dan kelincahan pria Lampung.
7. Salaman
Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada diayun ke kanan dan ke kiri (dilakukan berpasangan). Gerakan ini mempunyai arti bahwa secara
b. Gerakan Putri
1. Babar Kipas
Sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan
menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan dan kesiapan dalam mencari rezeki guna menyejahterakan kebahagiaan hidup.
2. Sukhung Sekapan
Sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran dimana penghuni rumah mendorong dan membuka daun jendela.
3. Timbangan/Terpipih Mabel
Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan kedua tangan ditarik ke belakang lurus gerakan pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam. Gerakan ini
melambangkan kelembutan seorang gadis.
4. Jong Sembah
5. Ngiyau Bias
Sebuah gerakan kedua pergelangan tangan ke depan yang diukel/putar dan kemudian ke samping kanan kiri, sedangkan posisi kaki tetap di lantai dengan
gerak Nginjak Lado. Gerakan ini memiliki makna gadis Lampung yang sedang menyuci beras.
6. Kenui Melayang
Kenui Melayang atau „elang melayang” yaitu sebuah gerakan yang lincah, dengan lengan yang melambai ke belakang dan ke samping. Posisi kaki tetap di lantai
seperti gerakan Nginjak Lado. Gerakan ini melambangkan kebebasan dan kemerdekaan dalam berkreasi untuk untuk membangun jati diri.
7. Lapah Ayun
Adalah gerakan pergantian formasi atau pola lantai. Gerakan ini berarti berjalan dengan pelan.
8. Nginjak Lado
Gerakan ini merupakan bahwa wanita mempunyai sifat kelembutan dan memahami nilai-nilai kewanitaan yang harus pandai menjaga kepribadian serta
mampu mengatur rumah tangga.
Menurut Igama (2011: 34) tari Cetik Kipas bermakna keperkasaan putera-putera Lampung dalam membela keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab seorang laki-laki untuk melindungi dan mensejahterakan keluarganya ini
dan juga mencerminkan sikap ramah dan gembira terhadap kedatangan tamu
agung. Jenis tari ini menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan untuk
menyambut tamu-tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara.
2.3.5. Teknik Menggunakan Kipas
Tari Melinting merupakan sebuah tarian yang menggunakan properti, yaitu kipas. Biasanya dalam menari keberadaan properti menjadi salah satu kendala dalam
melakukan gerak tari, untuk itu agar properti tidak menjadi penghambat dalam menari, dibutuhkan teknik memegang kipas yang baik dan benar. Teknik
memegang kipas yang benar adalah jari tengah dan jari manis masuk ke dalam pegangan kipas, kemudian jari telunjuk dan jari kelingking menahan kipas dari atas, sedangkan ibu jari menahan kipas dari bawah.
2.3.6. Iringan
Novrida dan Nurhayati (2004: 7) memperkirakan pada abad ke XVI yaitu pada masa silsilah ke 1 Keratuan Melinting Pangeran Panembahan Mas, pengaruh agama Islam mulai mendominasi tata cara kehidupan masyarakat di wilayah Keratuan Melinting. Tari Melinting mempunyai ciri musik pengiring tari yng khas dan baku, disiplin tidak ditabuh secara asal-asalan. Jenis tabuhan yang
dipakai untuk mengiringi tari Melinting antara lain : tabuh arus, tabuh cetik, dan tabuh kedanggung.
Adapun perangkat tabuhan yang dipakai meliputi:
Tabel 2.3. Musik Pengiring Tari Melinting
Nama Keterangan
a. Kolintang terdiri dari sembilan atau 12 buah
b. Piang Piang adalah alat musik sejenis
gong yang lebih besar dari canang
dengan ketukan 1/2. Piang yang biasa digunakan terdiri dari satu
Nama Keterangan
c. Petuk Petuk berbentuk sama dengan Piang
hanya saja petuk dibunyikan dengan 1/4 ketukan. Petuk yang digunakan terdiri
dari satu buah.
d. Canang Canang yang digunakan terdiri dari satu
buah.
e. Gong Terdiri dari dua buah, yaitu Gong besar
dan Gong kecil.
f. Ketapak/Redep/Gendang Terdiri dari satu buah.
Tabel 2.4 Diskripsi Uraian Penyajian Tari Melinting (Tradisional)
Penari Hitungan Musik Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 No Pola
lantai
Nama ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
No Pola
lantai
Nama ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 No Pola
lantai
Nama ragam
Penari Hitungan Musik Keterangan
14 Mapang
(S.Ag Zakaria dan MR. Darman, 2012: 12)
2.3.7. Busana dan Aksesoris Tari Melinting 2.3.7.1. Busana dan Aksesoris Penari Putra A.Busana
1. Baju putih
2. Celana putih panjang 3. Sarung tumpal
B. Aksesoris
1. Kopiah emas Melinting 2. Pandan
3. Gelang burung 4. Gelang kano 5. Gelang rawi
6. Papan jajar 3 susun 7. Buturan 3 buah
8. Punduk (keris) 9. Kipas
2.3.7.2. Busana dan Aksesoris Penari Putri A.Busana
1. Tapis cukil
2. Selendang jung sarat dan kain putih tengah 3. Baju putih
4. Kerimbung putih
5. Ikat pinggang bebiting
B.Aksesoris
1. Mahkota / siger Melinting
2. Sanggul dan rambut panjang 3. Anting giwir
4. Gelang burung
5. Gelang kano 6. Gelang rawi
7. Papan jajar 3 susun
8. Buturan 5 susun 9. Kipas
10. Gaharu
2.4. Strategi Pembelajaran PAILKEM
Sebagaimana dikemukakan oleh Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan bahwa strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
(3) mengolah pembelajaran Sereigeluth dan Merill yang telah melakukan dasar-dasar intruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran. PAILKEM
merupakn sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut ini.
2.4.1. Pembelajaran yang Aktif
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 10) konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini
adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta
belajar yang harus aktif. Proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber
Menurut Amri (2013: 175) manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke
arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat dapat merusak keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih
tinggi, dan kontruksi sosial penegtahuan. Uno dan Mohamad (2011: 10) mengatakan bahwa, dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi. Strategi pembelajaran yang aktif ini
diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.
2.4.2. Pembelajaran yang Inovatif
Uno dan Mohamad (2011: 11) mengemukakan dalam bukunya bahwa, “pembelajarn inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong
aktivitas belajar. Maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, baik oleh guru maupun siswa.” Shoimin (2014: 21)
menjelaskan dalam bukunya bahwa kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode, dan strategi
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 11) dalam strategi pembelajaran yang inovatif
ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok
dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat
menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu
merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan
mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini.
Uno dan Mohamad (2011: 11) dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh
hal-hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pembelajaran inovatif ini berjalan dengan baik di sekolah, maka dapat dipastikan bahwa semboyan sekolah sebagai pusat pengembangan kebudayaan benar-benar
terwujud.
2.4.3. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan
Uno dan Mohamad (2011: 11) berpendapat bahwa, strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar
Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih
mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Uno dan Mohamad (2011: 11) memberikan
contoh dalam bukunya misalnya, siswa yang sekolahannya berada di kompleks perkantoran, maka bagaimana memanfaatkan hal-hal yanga ada di kota itu menjadi sumber belajar siswa. Mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya,
maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebgai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang
dapat memberikan nilai tambah baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alat-alat transportasi kepada siswa, sebaiknya berikan contoh transportasi yang ada di
kota atau di desa di mana siswa belajar. Jangan memberikan contoh transportasi “kereta api” bagi siswa yang ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian, sebab alat
transportasi “kereta api” tidak ada di tiga pulau itu. Mungkin cocok bagi mereka
diberikan contoh dokar dan sepeda motor ada di Sulawesi, Maluku, dan Irian. Pendek kata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran
dan meningkatkan hasil pembelajaran.
Menurut Hosnan (2014: 443) yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
lingkungan fisik berupa tempat dan ruang pembelajaran. Lingkungan ini amat penting dan perlu untuk dibina, dan dikembangkan oleh guru, karena bukan hanya
Lingkungan tempat dan ruang belajar yang bersih, nyaman, tenang, indah, terang
dan terasa apik akan memberikan energi positif dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif pula.
2.4.4. Pembelajaran yang Kreatif
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 12) pembelajaran kreatif juga sebagai salah
satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari. Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yng kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Uno dan Mohamad (2011: 12) berpendapat bahwa, pembelajaran yang kreatif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam teori homosfir disebutkan bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linear dan teratur, sementara
belahan otak kanan sifatnya difergen degan ciri utamanya berpikir konstruktif, kreatif, dan holistik. Hasil penelitian para pakar psikologi pendidikan dan ahli-ahli
Kurikulum pendidikan di Indonesia belum menyentuh bagaimana menggali
potensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran banyak bersifat konstruktif dengan menekankan pada garapan domain kognitif. Hal ini bisa terlihat dari
sistem pendidikan kita yang masih lebih banyak mengandalkan hafalan dan ukuran keberhasilan siwa ditentukan oleh bagaimana kemapuan siswa menuliskan jawaban atau memilih pilihan jawaban secara objektif dari masalah yang
dihadapkan kepada siswa. Sementara domain menciptakan sesuatu setelah belajar belum menjadi tujuan pembelajaran kita.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 13) akibatnya lulusan sekolah kita masih kaya dengan teori, sementara pasar kerja menghendaki sumber daya yang mampu melahirkan sesuatu sebagai bagian dari penguasaan pendidikan. Pembelajaran
yang kreatif menghendaki guru harus kreatif, dan siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Kreativiitas adalah
kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui
pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif. Di sinilah esensi pembelajaran yang kreatif perlu dikembangkan
dalam proses pemebelajaran di Indonesia.
2.4.5. Pembelajaran yang Efektif
Uno dan Mohamad (2011: 13) mengatakan dalam bukunya bahwa, “pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
Menurut Amri (2013: 87) manajemen kelas yang efektif dapat memaksimalkan
kesempatan belajar anak-anak. Para ahli mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik dalam mengelola kelas.
Pandangan sebelumnya lebih menekankan perbuatan penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Sedangkan pandangan baru lebih memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan untuk
meregulasi diri.
Uno dan Mohamad (2011: 14) mengatakan bahwa, strategi pembelajaran yang
efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar di mana dia telah membawa sejumlah potensi lalu. Menerapkan strategi ini tentu tujuan yang akan disusun dalam kompetensi dasar, indikator, dan tujuan perlu mempertimbangkan
karakteristik siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan,
terlebih dahulu siswa dilakukan analisis karakteristiknya berupa analisis minat,
bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka. Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Uno dan Mohamad (2011: 14) dengan strategi ini akan
terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karkteristik siswa yang menjadi dasar
penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran. Dengan kata lain, strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang mempertimbangkan karakteristik siswa, bagaimana kemampuannya, metode apa yang cocok
Uno dan Mohamad (2011: 14) mengemukakan dalam bukunya bahwa, segala
pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan, kemapuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan,
penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media yang pas serta eveluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran.
2.4.6. Pembelajaran yang Menarik
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 14) “muara dari semua strategi yang
digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar. Khanifaatul (2013: 33) mengemukakan dalam bukunya bahwa pembelajaran yang menarik dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa. Selain itu, dapat mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar-mengajar di kelas. Pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerja sama yang kompak
antara guru dan siswa.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 15) keefektifan lebih mengarah pada besarnya
persentase penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran dalam limit waktu tertentu, sementara efesiensi juga melihat hasil yang dicapai
siswa dengan mempertimbangkan aspek biaya atau berapa besar dana yang dikeluarkan untuk menghasilkan persentase penguasaan, termasuk berapa lama
Khususnya kemenarikan pembelajaran adalah ukuran keberhasilan yang
indikatornya makin lama seorang belajar, maka makin tertarik dia mempelajari sesuatu atau makin dia perdalam. Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak
akan berjalan tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Terkait dengan ini seorang guru yang baik, sebagaimana disebutkan bahwa peran guru sekarang ini
sangat efektif jika guru memosisikan sebagai fasilitator belajar. Artinya guru menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran itu berjalan dengan baik. Hal
yang perlu disiapkan guru adalah (1) media pembelajaran disiapkan dengan baik, (2) lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari, (3) metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, (4)
siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.
Menurut Uno dan Mohamad (2011: 16) inti dari strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan, maka siswa merupakan
pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Jika kegiatan guru sudah seperti yang digambarkan di atas, maka diprediksi bahwa siswa benar-benar tertarik untuk
belajar dan mungkin juga siswa merasa lebih suka di sekolah, dekat dengan gurunya daripada di rumah. Karena di sekolah dia memperoleh layanan yang
prima yang selama ini belum pernah ia dapatkan. Pertanyaannya dapatkah lembaga sekolah dan guru menciptakan strategi pembelajaran yang menarik?
2.5. Model dan Metode dalam Strategi PAILKEM 2.5.1. Model dalam Strategi PAILKEM
1. Model Berbagi Penngalaman
2. Model Kartu Arisan
3. Model Example Non Example 4. Model Picture and Picture
5. Model Cooperative Script
6. Model Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Numbered Head Together)
7. Model Artikulasi 8. Model Mind Mapping
9. Model Make a Match (Mencari Pasangan) 10. Model Debat
11. Model Role Playing
12. Model Talking Stik 13. Model Bertukar Pasangan 14. Model Snowball Throwlinng
15. Model Student Facilitator and Explaining 16. Model Cours Review Horay
17. Model Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
18. Model Cooperative Integrated Reading and Composision (CIRC) (Cooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
19. Model Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar) 20. Model Tebak Kata