• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SMA NEGERI 07 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SMA NEGERI 07 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

RIEN GUSMI MARISA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Tabel Halaman

2.1. Ragam Gerak tari Melinting (putra) ... 22

2.2. Ragam Gerak tari Melinting (putri) ... 26

3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 36

3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Presentase untuk Skala Lima ... 38

3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 39

3.4. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning ... 42

3.5. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 44

4.1. Prestasi Bidang Akademik ... 53

4.2. Prestasi Bidang Non Akademik ... 53

4.3. Jumlah Pendaftar dan Diterima ... 54

4.4. Jumlah Siswa ... 54

4.5. Jumlah Guru dan Tenaga Teknis Pendidikan ... 55

4.6. Tanah dan Bangunan ... 56

4.7. Data Bangunan dan Ruang ... 56

4.8. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 62

4.9. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 63

4.10. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 70

4.11. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 73

4.12. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 80

4.13. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 82

4.14. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 89

4.15. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 91

4.16. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 97

4.17. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 99

4.18. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 105

4.19. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 107

4.20. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 114

4.21. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 116

4.22. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 123

4.23. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 125

4.24. Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 129

4.25. Pelaksanaan Model Discovery Learning Pada Setiap Pertemuan ... 133

4.26. Akumulasi Hasil Pengamatan Model Discovery Learning ... 137

4.27. Akumulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 140

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan (Amri, 2013:1). Oleh karena itu perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan, pendidikan

pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan

yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada

pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa. Dalam proses

pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan,

(4)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Proses pendidikan tersebut mengharuskan guru menjadi pemeran utama dalam

menciptakan situasi interaktif yang edukatif, interaksi antara guru dan siswa,

antara siswa dan siswa, antara siswa dan sumber pembelajaran, yang bertujuan

untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Terwujudnya proses belajar

mengajar seperti itu dibutuhkan upaya guru untuk mengaktualisasikan

keprofesionalannya, utamanya dalam aspek metode atau cara-cara yang dilakukan

dalam proses belajar mengajar. (Amri, 2013:2).

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap

individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

sepanjang hidupnya. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan

orang atau makhluk belajar (Mustofa, Thobroni, 2011: 18). Proses belajar

mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat siswa belajar dan guru

mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan

siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat

(5)

Pembelajaran terjadi ketika seseorang memadukan pengetahuan dan keterampilan

baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Sejauh ini pendidikan kita

didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta

yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai

sumber utama pengetahuan.

Tari Melinting merupakan tari yang berasal dari peninggalan Ratu Melinting yang berada di Kabupaten Lampung Timur. Tari Melinting sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama. Sebagai sebuah kesenian daerah, tari

Melinting memiliki corak dan ragam berbagai variasi yang merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Tari Melinting adalah Tari Tradisional dari kerabat suku Lampung yang beradat Melinting. Tari Melinting diperkirakan diciptakan Ratu Melinting II pada abad XVI yang bergelar Pangeran Penembahan Mas. Pada abad ke-16 yaitu pada silsilah ke-2 keratuan Melinting Pangeran Penembahan Mas. (Ratu Idil, 2012). Alasan mengapa peneliti memilih tari

Melinting sebagai pembelajaran tari yang akan diteliti karena tari Melinting sudah ditetapkan oleh guru seni budaya SMA Negeri 07 Bandar Lampung sebagai salah

satu tari Lampung yang wajib diketahui oleh siswa siswi di sekolah tersebut. Oleh

sebab itu peneliti memilih materi tari Melinting sebagai pembelajaran tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

(6)

perangkat pembelajaran yang didalamnya termasuk buku, media,

program-program. Model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk

mengajar (Soekanto dalam Trianto, 2010:22).

Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam

bentuk akhirnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi pembelajaran itu

sendiri. Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara

aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran (Hosnan, 2014:279).

SMA Negeri 07 Bandar Lampung merupakan salah satu SMA yang berada di kota

Bandar Lampung. SMA ini terdapat guru-guru yang berkompeten, sehingga dapat

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kreativitas anak didik dalam bidang

seni tari. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru seni

budaya yaitu Devielia Vebriana Junete, S.Pd pada hari sabtu tanggal 25 Oktober

2014, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 07 Bandar

Lampung cukup baik karena siswa siswi disekolah ini memiliki keaktifan dalam

kegiatan pembelajaran yang tinggi, namun tidak semua kelas memiliki siswa yang

aktif dalam pembelajaran tari, terdapat satu kelas jurusan IPA yaitu XI IPA 4 yang

siswa dan siswinya tidak bersemangat dalam aktifitas pembelajaran tari sehingga

(7)

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pendahuluan pada hari sabtu tanggal

25 Oktober 2014 di SMA Negeri 07. Pada tahun ajaran 2014 yang lalu guru seni

budaya SMA Negeri 07 Bandar Lampung menerapkan metode demonstrasi untuk

berlangsungnya pembelajaran tari, namun metode tersebut dirasa tidak cukup

membantu siswa dalam memahami makna, nama ragam gerak tari, dan sejarah tari

yang dipelajari, oleh karena itu guru seni budaya SMA Negeri 07 Bandar

Lampung beralih menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk pembelajaran tari. Karena pada model Discovery Learning terdapat satu kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif

sendiri. Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai serta meningkatkan

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran seni budaya oleh sebab itu peneliti

tertarik, dan memilih materi tari Melinting sebagai pembelajaran tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah yang diperoleh :

1. Bagaimana proses pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung ?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian pada penelitian ini

yaitu:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung ?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, adalah menjadikan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran tari Melinting di kelas.

2. Bagi sekolah, adalah dapat memberikan sumbangsih pemikiran upaya dalam

mengadakan perbaikan dalam proses peningkatan mutu siswa.

3. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap kesenian

khususnya seni tari, selain itu mengenalkan kepada mereka jenis tarian daerah

Lampung yang belum mereka ketahui yaitu tari Melinting.

4. Bagi mahasiswa Program Studi Seni Pertunjukkan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dapat memanfaatkan hasil peneitian

(9)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah Devielia Vebriana Junete, S.Pd sebagai guru seni

budaya di SMA Negeri 07 Bandar Lampung serta siswi-siswi yang mengikuti

kegiatan pembelajaran tari Melinting berjumlah 39 siswa terdiri dari 32 perempuan dan 7 laki-laki.

2. Objek penelitian adalah pembelajaran tari Melinting menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 07

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Pembelajaran

adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang

mempelajari sesuatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses

yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam

konteks kegiatan belajar. Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang

relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (Thobroni dan

Mustafa, 2011).

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual

Dalam Pembelajaran Abad 21’. Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan keterampilan kognitif, yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan

kemahiran intelek.

(11)

dan atau suber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaiaan tujuan

belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran subsistem dari suatu

penyelenggaran pendidikan atau pelatihan (traning).

Amri, 2013 dalam buku yang berjudul ’ Pengembangan dan Model Pembelajaran

Dalam Kurikulum 2013’. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan

kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi

individu dengan lingkungannya.

Hosnan, Teori belajar konstruktivisme, 2013, dalam buku ’Pengembangan dan

Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013’. Belajar adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman yang sudah dimilikinya, sehingga

pengetahuannya dapat dikembangkan.

2.2 Model Pembelajaran

Amri, 2013 dalam buku yang berjudul ’ Pengembangan dan Model Pembelajaran

Dalam Kurikulum 2013’. Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan

pada diri siswa.

2.3 Model Discovery Learning

(12)

(pembelajaran melalui penemuan) merupakan suatu model pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekan

pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,

melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada

pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui

keterlibatan aktif dengan konsep – konsep dan prinsip – prinsip . Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan

memungkinkan mereka menemukan prinsip – prinsip atau konsep – konsep belajar bagi diri mereka sendiri.

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Model discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak

disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa

mengorganisasi sendiri. Dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing

dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Hendaknya guru

harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi

siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,

membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,

mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Sedangkan

(13)

2.3.1 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Bell dalam Hosnan (2014 : 284) dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Mengemukakan beberapa tujuan

spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut.

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif

dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi banyak

siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola

dalam menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang

bermanfaat dalam menemukan.

c. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja

sama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

menggunakan ide-ide orang lain.

d. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa

keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.

2.3.2 Langkah Operasional Proses Pembelajaran Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan langkah persiapan mengaplikasikan

(14)

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,minat, gaya

belajar, dan sebagainya).

3. Memilih materi pelajaran.

4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari

contoh-contoh generalisasi).

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi,

tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang

konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif ikonik sampai ke simbolik.

a. Langkah pelaksanaan mengaplikasikan teknik discovery learning dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar

timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai

kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan

aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar

yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah

yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan

(15)

c) Data collection (Pengumpulan Data).

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membuktikan benar atau tidaknya (Syah dalam Hosman 2014 : 290). Pada tahap

ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya

hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan

(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan

sebagainya.

d) Data Processing (Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu

ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,

semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu .

e) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,

dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru

(16)

aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan konsep umum didalam pembelajaran.

2.3.3 Peran Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan beberapa peranan guru dalam

pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut.

1. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu berpusat

pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.

2. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa

untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat

mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan,

misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.

3. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, dan simbolik.

4. Apabila siswa memecahkan masalah secara teoretis, maka guru hendaknya

berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan

mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari,

tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai

(17)

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran discovery learning sebagai berikut.

a. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning mempunyai kelebihan sebagai berikut : 1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci

dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh

karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki

dan berhasil.

4. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan

melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

6. Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai

(18)

8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah

pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik

10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses

belajar baru;

11. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;

12. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;

13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi

lebih terangsang;

Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan

manusia seutuhnya;

1. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;

2. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar;

3. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Marzano dalam Hosnan (2014 : 288) dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.

Selain kelebihan yang telah diuraikan di atas, masih ditemukan beberapa

kelebihan dari model penemuan itu, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

(19)

4. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan

demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan

lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuan.

6. Belajar menghargai diri sendiri.

7. Memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer.

8. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

9. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir bebas.

10. Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning mempunyai kelemahan sebagai berikut: 1. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.

Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir

atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,

sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

2. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori

atau pemecahan masalah lainnya.

3. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan

(20)

2.4 Pendidikan Seni Tari

Tari dimasukan sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan seni atau kesenian

dalam kurikulum sekolah formal, melalui pendidikan tersebut ada tujuan-tujuan

yang hendak dicapai. Antara lain untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat

mendukung kelestarian budaya setempat.

2.5 Tari Melinting

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak

tubuh yang diperhalus melalui estetika. Unsur utama yang paling pokok dalam tari

adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu, dan

tenaga. Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang

digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat

bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunkasi yang

universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.

Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan

masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya.

Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis,melainkan

dibutuhkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat.

Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada

dalam kehidupan manusia memanfaatkan tarian untuk mendukung profesi sesuai

kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan hanya sebagai kepuasan

(21)

2.5.1 Sejarah Tari Melinting

Ratu Idil, 2012 dalam buku yang berjudul ‘Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung’, diperkirakan bahwa asal usul orang Lampung salah satunya menyebutkan Lampung berasal dari daratan tinggi Sekala Brak di lereng Gunung

Pesagi Lampung Barat yang kemudian menyebar membentuk keratuan yaitu

Keratuan Pemanggilan, Keratuan dipuncak, Keratuan dibalau, dan Keratuan

dipugung. Keratuan Ratu Darah Putih adalah keturunan Keratuan Dipugung

adalah yang ada di kampung Meringggai Marga Melinting. “Keratuan Di Pugung” adalah Taman Purbakala Pugung Raharjo desa Pugung Raharjo Kecamatan

Sekampung Udik Lampung Timur. Kata Pugung Raharjo mempunyai 2 (dua)

suku kata yaitu Pugung adalah nama yang sudah ada terlebih dahulu menurut

bahasa daerah setempat berarti “tempat yang tinggi” dan Raharjo adalah kata yang ditambah setelah datangnya para transmigran di daerah itu yang berarti “subur”.

Melinting merupakan nama daerah yang berada di Lampung Timur. Saat ini wilayah Melinting adalah desa Meringgai, Tanjung Aji, Tebing, Wana, Nibung, Pempeng dan Negeri Agung Kabupaten Lampung Timur. Melinting berasal dari kata meninting yang berarti membawa. Timbulnya Melinting pada masa penyebaran agama Islam, jadi arti kata Melinting adalah membawa misi Islam.

(22)

Minak Kejala Bidin. Tari cetik kipas adalah tarian adat yang dimainkan pada acara adat (begawi) pada saat menyambut tamu-tamu agung dan penarinya adalah keluarga Ratu atau bangsawan Melinting.

Tari Melinting Tari Adat Tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada acara Gawi Adat. Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan (tahun 1958), adalah mutlak sebagai tarian

keluarga Ratu Melinting yang pementasanya hanya pada saat Gawi Adat/Keagungan Keratuan Melinting saja. Penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting dan di pentaskan di Sesat/Balai Adat. Tari tersebut yang menggambarkan pemudi dan pemuda dalam menjaga wilayah Keratuan

Melinting.

Menjelaskan pada tahun 1935 tari cetik melinting dipentaskan di Teluk Betung pada zaman Residen Lampung G.W. Mein Derma. Pada saat tari cetik kipas ditampilkan tari ini memiliki perbedaan dengan tari Lampung lainnya, sehingga

(23)

2.5.2 Fungsi Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012) Fungsi tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sesat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanyapada saat Gawi Adat Kagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.

Namun dalam perkembangan tari Melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan pada saat penyambutan

tamu-yamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya

seperti menyambut para tamu agung (Bupati, Mentri, Gubernur dan Lainnya)

yang datang ke daerah Melinting atau Lampung Timur.

Tari cetik kipas bermakna keperkasaan putra-putri Lampung dalam membela

keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab seorang laki-laki untuk

melindungi dan mensejahterakan keluarga ini terpancar dari gerakannya yang

gagah dan lincah. Tari ini memperlihatkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti

putri-putri Lampung yang dapat dilihat dari gerakannya yang lemah gemulai

sesuai dengan sifat kewanitaannya, dan juga mencerminkan sikap ramah dan

gembira terhadap kedatangan tamu agung yang ditampilkan pada permulaan

acara. Jenis tari Melinting menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan

(24)

2.5.3 Penari Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tari Melinting ditarikan oleh 4 wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 penari merupakan jumlah yang umum dipakai saat ini, dan dapat pula

jumlahnya lebih dari jumlah yang telah ditetapkan.

2.5.4 Ragam Gerak Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Ragam gerak, tari Melinting memiliki beberapa perbedaan antara putra dan putri, yaitu sebagai berikut

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Melinting (Putra)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

1. Babar Kipas Hitung ke 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada Dengan kipas dirapatkan

Hitungan ke 2

Kedua tangan membuka kipas sampai ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitunga ke 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

(25)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan 2.

3.

Sukhung Sekapan

Balik Palau

Sebuah gerakan yang bergantian tangan kanan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan atau bisa juga mundur.

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan

Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang sperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1

Tangan kanan dan kiri disamping dan didepan dada dengan membentuk huruf

“L” lalu digerakkan sedikit kekiri, kaki

di depan dihentakan Hitungan ke 2

(26)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

4.

5.

Salaman

Suali

Mengulang hitungan 1 Hitungan ke 6

Mengulang hitungan 2 Hitungan ke 7

Mengulang hitungan 1 Hitungan ke 8

Mengulang hitungan 2

Hitungan ke 1-2

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian ke 2 kedua tangan menggeser ke kanan

Hitunganke 3-4

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser kembali ke tengah

Hitungan ke 5-6

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser ke kiri

Hitungan ke 7-8

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan ke depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser kembali ke tengah

(27)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

6. Niti Batang

Seperti sukhung sekapan dan kaki kanan dan kiri secara bergantian ke depan

Hitungan 5-6

Posisi jongkok dengan kedua tangan babar kipas

Hitungan 7-8

Posisi berdiri badan condong ke belakang, dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 1-2

Kaki kanan melangkah, dengan tangan kakan ke atas dan tangan kiri di tekuk di depan dada

Hitungan ke 3-6

Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah

Hitungan ke 7-8

Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan kanan ditekuk di depan dada

(28)

Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Melinting Putri

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

1. dada. Dengan kipas dirapatkan Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai kesamping badanmdengan kaki melangkah ke depan.

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 8

Sama seperti hitungan 1

Hitungan ke 1-2

Kedua tangan merapat di depan dada degan posisi jongkok, kemudian di sambung dengan hitungan ke 2 tangan diayunkan membuka kesamping sejajar dada

Hitungan 3-4

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan

Hitungan ke 5-6

Kedua tangan diayunkan membukadan menutup kipas, dengan badan kembali ke tengah

Hitungan 7-8

(29)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan 3.

4.

Sukhung Sekapan

Ngiyau Bias

Sebuah gerakan yang berganti tangan kanan dan kiri mendorong depan, lalu kaki kiri maju ke depan Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1-4

Posisi badan tegak , kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemuadian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari tegak

Hitungan ke 5-8

(30)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

Posisi badan tegak tangan kanan ke atas dengankipas tegak, tangan kiri ke bawah dengan kipas tegak pula, kipas di ukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado

Dilakukan berulang dari hitungan 1 sampai hitungan ke 8

Hitungan ke 1-2 menyentuh lantai. Kedua tangan diluruskan ke depan sejajar pinggang.

Hitungan 5-8

Posisi badan tegak dengan memutarkan badan searah 180o dengan kedua tangan lurus ke depan pinggang.

Hitungan 1-8

Posisi badan berdiri tegak. Kedua tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas ditegakkan. Kemuadian kipas diputar ke arah dalam (diukel). Gearakan kaki adalah gerakan Injak Lado.

Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan berulang ulang

(31)

2.5.5 Tata Rias Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tata rias yang dipergunakan adalah tata rias koretif pipi,

(corrective make-up),yakni rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir, pipi, dan hidung. Warna pokok yang dipakai pada tata rias tari Melinitng yaitu warna putih, kuning pada kelopak mata, sedangkan warna merah dipakai

pada bagian pipi.

2.5.6 Busana dan Aksesoris Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Busana tari Melinting tidak sama dengan pakaian sehari-hari. Fungsi fisik busana adalah sebagai penutup dan pelindung tubuh, sedangkan

fungsi estetiknya merupakan unsur keindahan dan keserasian bagi tubuh penari.

Fungsi busana juga tidak jauh berbeda dengan tata rias, yaitu mendukung tema

atas isi dan memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Dalam

perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tari tersebut.

Busana tari yang baik tidak hanya sekedar untuk menutup tubuh semata,

melainkan juga harus dapat mendukung penampilan tari. Busana tari

dipergunakan untuk melukiskan sesuatu oleh penciptanya dan dipakai oleh

penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk.

Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan warna, garis dan

bentuk, juga bias mendalami kejiwaan seni tari, serta akan memberi suasana yang

dimaksudkan.

(32)

2. Bunga Pandan 3. Subang

4. Kalung Buah Jukum 5. Gelang Kano

6. Bulu Seretei

7. Gelang Rui Sesapurhanda 8. Tapis

9. Jungsarat

Adapun busana penari putra adalah :

1. Kopiah Emas 2. Kembang Melur 3. Bunga Pandan 4. Buah Jukum 5. Jungsarat 6. Papan Jajar 7. Bulu Seretei 8. Sesapur Handap 9. Injang Tuppal

10.Celana Reluk Belanga

(33)

2.5.7 Properti Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Properti tari Melinting adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan

yang ikut ditarikan oleh penari. Property adalah semua peralatan yang

dipergunakan untu kebutuhan suatu penampilan tataan tari atau koreografi.

Propreti adalah alat-alat yang dibawa dan digunakan penari sebagai pelengkap

sesuai tuntutan tari tersebut. Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra

pada tari Melinting adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari.

Gambar 2.3 Teknik memegang kipas yang benar (Foto : Rien, 2014)

2.5.8 Iringan Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tari Melinting diiringi oleh alat musik tradisional Lampung yang disebut dengan kolintang. Kolintang menjadi instrumen yang dimainkan secara bersama-sama atau sebagian saja sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian

hasil permainan alat musik kolintang ini disebut dengan istilah tabuhan. Kolintang merupakan penentu irama dasar.

(34)

1. Kolintang, terdiri dari delapan buah.

2. Piang, terdiri dari dua buah.

3. Petuk, terdiri dari satu buah.

4. Canang, terdiri dari satu buah.

5. Gong, terdiri dari dua buah ( gong besar dan gong kecil).

6. Ketapak / Redep / Gendang terdiri dari satu buah.

Tabuh pengiring tari melinting menggunakan instrument kolintang yang terdapat berbagai lagu (tabuhan), yaitu:

1. Tabuh arus, yaitu tabuh pembukaan.

2. Tabuh cetik dialunkan pada saat tarian dimulai.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang

sistematis berdasarkan pendekatan tertentu (Subana, 2009:20). Penelitian adalah

semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam

suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru

yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan menaikkan tingkat ilmu serta

teknologi (Margono, 2007:1).

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan

menganalisis kualitas-kualitasnya, ahli-ahli mengubahnya menjadi etnis-etnis

(36)

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model discovery learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati guru dalam mempersiapkan langkah pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada

pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan

berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tari Melinting setiap pertemuan.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Devielia Vebriana Junete, S.Pd sebagai

guru seni budaya di SMA Negeri 07 Bandar Lampung serta siswa-siswi yang

mengikuti kegiatan pembelajaran tari yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 32

perempuan dan 7 laki-laki.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

(37)

(Sugiyono, 2011:308). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

observasi, dokumentasi, wawancara, tes praktik, dan nontes.

3.4.1 Pengamatan (observasi)

Pengamatan adalah pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian (Margono, 2010:158). Metode ini dipilih untuk mengamati

proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning pada kelas IPA 4 di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010:180).

Wawancara dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari

informan yaitu guru seni budaya dan siswa kelas MIA 4 di SMA Negeri 07

Bandar Lampung dan siswa siswi yang mengikuti pembelajaran tari Melinting.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

(38)

dokumentasi yang berbentuk foto, video dan catatan-catatan selama pembelajaran

di SMA Negeri 07 Bandar Lampung. Alat dokumentasi yang digunakan berupa

handphone ,handycame , dan juga catatan-catatan tertulis.

3.4.4 Tes Praktik

Konsep tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa

(perbuatan) sebagai output siswa yang dapat diamati (Sagala, 2011: 25). Jenis tes

yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menarikan tari

Melinting dengan kemampuan mendemonstrasikan tari Melinting menggunakan model discovery learning. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini.

Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik

No Aspek Keterangan

a. Siswa mampu memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5 b. Siswa memeragakan 11 ragam

gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali pada 13 ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali pada 13 ragam gerak.

3

d. Siswa memeragakan 7 ragam gerak tari Melinting akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali pada 13 ragam gerak.

2

e. Siswa tidak hafal kurang 5 dari ragam gerak tari Melinting sehingga siswa tidak tertib gerak dan tidak beraturan.

(39)

2. Teknik Ragam Gerak

a. Siswa mampu memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5 b. Siswa memeragakan 11 ragam

gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali pada 13 ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali pada 13 ragam gerak.

3

d. Siswa memeragakan 7 ragam gerak tari Melinting akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali pada 13 ragam gerak.

2

e. Siswa tidak hafal kurang 5 dari ragam gerak tari Melinting sehingga siswa tidak tertib gerak dan tidak beraturan.

1

3. Ketepatan Gerak dengan Hitungan

a. Siswa memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dengan ketepatan hitungan gerak dan musik.

5

b. Siswa memeragakan 11 ragam gerak tari Melinting 1-2 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting 3-4 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

3 5

d. Siswa memeragakan 7 ragam gerak tari Melinting 5-6 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

2

e. Siswa memeragakan 5 ragam gerak tari Melinting tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak.

1

(40)

Hasil belajar gerak tari Melinting siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga hasil belajar

siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk skala

lima, sebagai berikut.

Tabel 3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Nilai untuk Skala Lima

Interval Nilai Tingkatan

Penguasaan Keterangan

80 – 100 Baik sekali

66 - 79 Baik

56 - 65 Cukup

40 - 55 Kurang Baik

30 - 39 Gagal

(Arikunto,2010)

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua

aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan gerak dan ketepatan

gerak dengan musik pada saat menari.

3.4.5 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas guru

(41)

Tabel 3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Descriptor Penilaian skor Skor

Maksimum 1. Visual

Activities

a. Seluruh siswa memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

5

5 b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa

yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

4

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

3

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

2

e. Kurang dari 20 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah

disampaikan oleh guru.

1

2. Mental Activities

a. Seluruh siswa mampu

menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan seluruh siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

5

b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh

(42)

guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru

5 c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa

yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru

3

d. Dari 39 siswa 25 siswa yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah dimodelkan oleh guru

2

e. Kurang dari 20 siswa yang

mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan seluruh siswa mampu

menirukan sesuai dengan apa yang telah dimodelkan oleh guru

1

3. Motor Activities

a. Seluruh siswa mampu

memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru.

5

5 b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa

yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

4

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

3

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru.

(43)

e. Kurang dari 20 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

1

Total Skor Maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk

mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator

penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki

skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka

diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Terdapat tiga aspek dalam instrumen pengamatan proses pembelajaran

menggunakan model discover learning yaitu aspek memerhatikan, menganalisis dan berlatih sungguh-sungguh. Ketiga aspek tersebut adalah gabungan dari

(44)

Tabel 3.4 Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning

No Aspek Keterangan Skor Skor

Maksimum 1. Memerhatikan a. Seluruh siswa mampu

memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru

b. Dari 39 siswa hanya 35 siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru

c. Dari 39 siswa hanya 30 siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru

d. Dari 39 siswa hanya 25 siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru

e. Kurang dari 20 siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru

2. Menganalisis a. Seluruh siswa mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya

b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya.

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

5

4

3

(45)

Melinting bersama kelompoknya

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya.

e. Kurang dari 20 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari Melinting bersama kelompoknya

a. Seluruh siswa berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

b. Dari 39 siswa hanya 35 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

c. Dari 39 siswa hanya 30 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

d. Dari 39 siswa hanya 25 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

e. Kurang dari 20 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari

Melinting yang telah

disampaikan oleh guru

5

(46)

indikator penilaian pembelajaran siswa yaitu memerhatikan, menganalisis, dan

berlatih dengan sungguh-sungguh pada saat proses pembelajaran di kelas dengan

pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian model

discovery learning yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor pemodelan siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Menentukan tujuan pembelajaran Melakukan identifikasi karakteristik siswa

Memilih materi pelajaran

Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa

Mengembangkan bahan ajar berupa contoh,ilustrasi dll

perumpamaan ragam gerak tari dan mengaitkan materi dengan realita kehidupan.

Mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk

merespons.

Mengarahkan siswa agar membentuk kelompok.

Problem Statement (pernyataan / identifikasi masalah

Memberikan pengarahan agar siswa mengidentifikasi

(mengumpulkan pertanyaan) ragam gerak tari melinting dengan

berdiskusi bersama kelompok.

Data Collection (pengumpulan data)

(47)

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

informasi materi tari dari masing-masing anggota kelompok kemudian menganalisis serta menuliskan hasil pengamatan tentang materi tari

melinting yang meliputi nama ragam

gerak tari melinting, makna ragam gerak tari melinting, definisi ragam gerak tari melinting.

Data Processing (pengolahan data)

Memeriksa data yang telah dibuat siswa untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

Verification (pembuktian)

Penilaian proses dan hasil belajar

Menugaskan masing-masing perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil pengamatan mereka.

Memberikan jawaban,dan mencontohkan ragam gerak tari

melinting yang benar kepada siswa

Memberikan penilaian berdasarkan hasil presentasi siswa selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Memberikan arahan kepada siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pertemuan

Penutup

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan

(48)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada

saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila

telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah Peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada

observasi, dokumentasi, dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan,

tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

2. Panduan wawancara

Penelitaan ini adalah wawancara dilakukan kepada guru seni tari SMA Negeri

07 Bandar Lampung yakni Devielia Vebriana Junete,S.Pd dan siswa siswi

yang mengikuti pembelajaran tari untuk mengetahui proses belajar- mengajar.

3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto

dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto atau handphone.

4. Tes Praktik

Tes praktik digunakan untuk memperoleh dataterhadap hasil belajar tari

(49)

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas

siswa dan guru dalam pembelajaran tari Melinting melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau

interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau

katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian.

Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara

deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan proses dan hasil

pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:

1. Mengamati guru dalam mempersiapkan langkah pelaksanaan dan evaluasi.

2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada

pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan

berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal

yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

5. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data

(50)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

1. Pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model discovery learning memiliki 12 langkah pembelajaran, dimulai dengan guru menentukan tujuan pembelajaran. Melakukan

identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya). Memilih

materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari

contoh-contoh generalisasi). Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh,

ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang

sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif ikonik sampai ke

simbolik. Menstimulus siswa melalui pengajuan pertanyaan dan memeragakan

perumpamaan ragam gerak tari Melinitng , siswa memerhatikan ketika guru memeragakan perumpamaan ragam gerak tersebut, yaitu siswa dengan posisi duduk

pandangan terpusat pada saat guru memeragakan, kemudian guru membentuk siswa

dalam kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahkan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa

mengungkapkan definisi ragam gerak, kemudian guru membentuk siswa dalam

kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa mengungkapkan

definisi ragam gerak,makna ragam gerak, simbol ragam gerak. Memeragakan yang telah

(51)

Setelah menganalisis maka ditunjuk salah satu kelompok yang lebih baik dari kelompok

yang lain untuk memeragakan ragam gerak tari Melinting di depan kelas. Guru membimbing siswa untuk berlatih ragam gerak tari Melinting, yitu dengan cara siswa memeragakan ragam gerak yang sudah dianalisis oleh siswa, bersama dengan siswa yang

lain akan saling memerhatikan dan memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam gerak,

saat berlatih salah satu siswaditunjuk untuk menjadi contoh dan memeragakan ragam

gerak tari Melinting di depan dan diikuti oleh siswa yang lainnya di belakang. Kegiatan penutup pembelajaran guru melibatkan siswa dalam membuat rangkuman terkait materi

yang telah diajarkan. Selanjutnya siswa diminta agar mencari referensi mengenai ragam

gerak yang belum dipelajarai, dan menugaskan siswa untuk berlatih tari Melinting saat kegiatan ekstrakurikuler dan berlatih dirumah.

2. Hasil pengamatan aktivitas siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di

SMA Negeri 07 Bandar Lampung mengalami penurunan pada setiap pertemuannya

dikarenakan siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran yang disajikan oleh guru,

guru kurang mengembangkan bahan ajar dan cenderung menyajikan materi dengan cara

yang sama pada setiap pertemuannya sehingga antusias siswa dalam belajar menurun,

dengan demikian akumulasi aktivitas siswa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model discovery learning memeroleh jumlah nilai 185 dengan rat-rata nilai 62 dengan kriteria cukup.

(52)

menarikan tari Melinting berdasarkan hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan dan masih mengalami kesalahan 5-6 kali.

5.2 Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada siswa agar disiplin dalam proses pembelajaran berlangsung supaya

waktu untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Diharapkan kepada siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan model discovery learning dengan baik terutama pada aspek wirasa dalam menari supaya rasa atau ekspresi ketika menari dapat dinikmati oleh penikmat seni.

3. Diharapkan kepada siswa agar memerhatikan saat guru menyampaikan materi tari

Melinting, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tari tradisi.

4. Diharapkan pada sekolah agar memfasilitasi pada proses pembelajaran tari dengan

dibuatkan ruangan khusus untuk digunakan praktik tari, sehingga akan mempermudah

siswa dalam belajar tari.

5. Diharapkan pada sekolah dapat menyediakan sound system atau spiker demi memperlancar proses pembelajaran tari.

6. Diharapkan kepada guru untuk mengidentifikasi karakteristik siswa sehingga

mempermudah dalam mengajar.

7. Diharapkan kepada guru untuk lebih mengembangkan bahan ajar sehingga siswa tidak

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan.2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustika, I Wayan.2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Lampung : Anugrah Utama Raharja.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ratu Idil M, Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar Lampung:Bukit Ilmu.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta Trianto, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Unila. 2012. ‘Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung’. Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Gambar

Tabel
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Melinting (Putra)
Gambar 2.3 Teknik memegang kipas yang benar
Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik
+5

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran gerak tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang dilakukan guru menggunakan metode demonstrasi ada 4

Teori konstruktivisme digunakan untuk melihat proses dan hasil pembelajaran tari halibambang menggunakan model discovery learning pada kegiatan ekstrakurikuler, yang

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran tari melinting dengan 15 ragam gerak tari melinting menggunakan

Dikatakan dalam penelitian ini, dapat diperoleh data bahwa pembelajaran tari yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler SMA Perintis 2 Bandar Lampung menggunakan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan hambatan- hambatan yang terjadi selama pembelajaran tari Melinting menggunakan strategi PAILKEM di SMA

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran tari melinting dengan 15 ragam gerak tari melinting menggunakan

Berdasarkan proses penelitian penggunaan metode drill dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Bandar Lampung sudah berjalan dengan

Proses pembelajaran gerak tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang dilakukan guru menggunakan metode demonstrasi ada 4