• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN-VAK (VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK) DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN-VAK (VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK) DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN-VAK (VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK) DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING PADA KEGIATAN

EKSTRAKULIKULER DI SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

Oleh Bambang Sutejo

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan tari melinting pada kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur menggunakan pendekatan VAK. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan VAK dan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran tari

melinting.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah guru SMP N 1 Sekampung Udik, 12 siswi perempuan dan ragam gerak tari melinting. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Visual, auditori, kinestetik merupakan jenis pendekatan pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik dan aktivitas siswa dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya sehingga membantu melatih pola pikir siswa dalam pemahaman konsep dengan kritis, logis, cepat, dan tepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan pendekatan VAK pada pembelajaran tari melinting. Penerapan VAK melalui tiga aspek yaitu visual, guru memberikan contoh gerak tari melinting dan menunjukkan video tari melinting. Aspek auditori guru memberikan hitungan dan musik tari melinting. Aspek kinestetik guru memberikan teknik gerak dan urutan ragam gerak tari melinting. Hasil penilaian penelitian ini menggunakan 2 kategori. pertama penilaian empat aspek yaitu wiraga, wirama, wirasa dan hafalan yang mendapat kriteria cukup dengan nilai 69,58. Kedua, penilaian aktivitas belajar siswa menggunakan pendekatan VAK yang mendapat kriteria cukup dengan rata-rata nilai 73,33.

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN VAK

(VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK) DALAM PEMBELAJARAN TARI

MELINTING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DI SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

BAMBANG SUTEJO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Bambang Sutejo dilahirkan di Pugung Raharjo pada Tanggal 4 Juni 1993, merupakan anak kedua dari dua bersaudara buah hati dari hasil pernikahan ayah kandung yang bernama Siswaji dengan ibu kandung yang bernama Sukarni.

Penulis telah menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sidorejo pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SMP YPS Sidorejo pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur penerimaan Ujian Masuk (SMNPTN Undangan) Universitas Lampung 2011, S1 Reguler.

(4)

Moto

Kesabaran memang penuh ujian, jika anda selalu lulus, kemenangan itu akan permanen selamanya

(Mario Teguh)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)

(5)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan barokah,

nikmat, dan kemudahan yang diberikan-Nya,,,

Ku persembahkan karya ini kepada:

Ayah dan Bunda tercinta atas doa, kesabaran, perjuangan, dan jerih

payah dalam mendidik ananda

kakakku Siska untuk setiap motivasi dan semangat yang tercipta

Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan

Para pendidik yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepadaku

(6)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pendekatan VAK (Visual-Auditori-Kinestetik) Dalam Pembelajaran Tari Melinting Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP N 1 Sekampung Udik Lampung Timur ini sebagai syarat menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Susi Wendhaningsih, S. Pd., M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi dan memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

2. Fitri Daryanti, S. Sn., M. Sn.,selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Dr. I Wayan Mustika, M. Hum., selaku dosen pembahas yang telah mem-berikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

(7)

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

6. Agung Kurniawan, S.Sn. M.Sn., selaku dosen pembimbing akademik yang telah menyetujui judul penelitian.

7. Bapak dan Ibu dosen pendidikan Seni Tari di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Drs. Sunyoto, MM. selaku Kepala SMP Negeri 1 Sekampung Udik beserta

Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penelitian.

9. Nurasih, S.Pd., selaku guru ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sekampung Udik yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian. 10. Siswa-siswi ekstrakurikuler tari Kelas VII SMP Negeri 1 Sekampung Udik

yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian. 11. Ayahanda Siswaji, Ibunda Karni, Adinda Siska Puspita Sari, dan keluarga 12. Putri Afriyani, yang selalu memberi dukungan, semangat dan keceriaan 13. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2011 yang memberikan

persaudaraan dan kebersamaannya selama ini : Ariyadi, Agus, Doni, Pungki, Fredi, Ardan, Andri, Surya, Rio, Agnes, Andini, Fiski, Anisa, Arum, Evi, Tia, Cahya, Rendri, Dewi, Sekar, Dona, Vita, Geby, Risa, Helda, Prami, Fani, Bela, Resa, Rien, Rora, Zeni, dll.

14. Kakak tingkat, 2008, 2009 dan 2010 serta adik tingkat 2012, 2013 dan 2014 atas kebersamaannya.

(8)

Diah atas persaudaraannya selama ini, dan semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, agustus 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 6

1.3 Tujuan penelitian ... 7

1.4 Manfaat penelitian ... 7

1.5 Ruang lingkup penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 9

2.2 Pendekatan ... 10

2.3 Pendekatan VAK ... 11

2.4 Ekstrakulikuler ... 16

2.5 Seni Tari ... 16

2.6 Tari Melinting ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian ... 30

(10)

3.3 Teknik pengumpulan data ... 31

3.4 Tes Praktik ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitiaan ... 44

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 47

4.2.1 Permohonan izin ... 48

4.2.2 Pertemuan Pertama ... 48

A. Deskripsi pertemuan pertama ... 48

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan pertama ... 51

4.2.3 Pertemuan Kedua ... 60

A. Deskripsi pertemuan kedua ... 60

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan kedua... 63

4.2.4 Pertemuan Ketiga ... 73

A. Deskripsi pertemuan ketiga ... 73

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan ketiga ... 76

4.2.5 Pertemuan keempat ... 86

A. Deskripsi pertemuan keempat ... 86

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan keempat... 89

4.2.6 Pertemuan Kelima ... 98

A. Deskripsi pertemuan kelima ... 98

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan kelima ... 101

4.2.7 Pertemuan Keenam ... 108

A. Deskripsi pertemuan keenam ... 108

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan keenam ... 110

4.2.8 Pertemuan Ketujuh ... 117

A. Deskripsi pertemuan ketujuh ... 117

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan ketujuh ... 119

4.2.9 Pertemuan Kedelapan ... 126

A. Deskripsi pertemuan kedelapan ... 126

B. Pembahasan pelaksanaan pertemuan kedelapan ... 128

4.3 Temuan ... 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 142

5.2 Saran ... 144

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Proses Pembelajaran... 15

2.2 Ragam Gerak Tari Melinting Putra... 20

2.3 Ragam Gerak Tari Melinting Putri ... 25

3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 34

3.2 Presentase Skala Lima... 38

3.3 Penerapan Pendekatan VAK oleh Guru ... 38

3.4 Penilaian Pendekatan VAK... 39

3.5 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 41

4.1 Sarana dan prasarana SMP N 1 Sekampung Udik ... 46

4.2 Daftar nama siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tari melinting... 51

4.3 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 52

4.4 Penerapan Pendekatan VAK ... 53

4.5 Lembar penilaian pendekatan VAK... 54

4.6 Hasil belajar gerak tari melinting ... 59

4.7 Hasil pembagian kelompok putra dan putri ... 61

4.8 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 64

4.9 Penerapan pendekatan VAK ... 66

4.10 Lembar penilaian pendekatan VAK... 67

4.11 Hasil belajar gerak tari melinting... 72

4.12 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 77

4.13 Penerapan pendekatan VAK ... 79

4.14 Lembar penilaian pendekatan VAK... 80

4.15 Hasil belajar gerak tari melinting ... 85

4.16 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 89

4.17 Penerapan pendekatan VAK ... 91

4.18 Lembar penilaian pendekatan VAK... 92

4.19 Hasil belajar gerak tari melinting ... 97

4.20 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 101

4.21 Penerapan pendekatan VAK ... 103

4.22 Lembar penilaian pendekatan VAK... 104

4.23 Hasil belajar gerak tari melinting... 107

4.24 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 110

4.25 Penerapan pendekatan VAK ... 112

(12)

4.27 Hasil belajar gerak tari melinting... 116

4.28 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 119

4.29 Penerapan pendekatan VAK ... 121

4.30 Lembar penilaian pendekatan VAK... 122

4.31 Hasil belajar gerak tari melinting... 124

4.32 Langkah-langkah pendekatan VAK ... 128

4.33 Lembar penilaian pendekatan VAK... 130

4.34 Hasil belajar gerak tari melinting ... 132

4.35 Langkah-langkah pendekatan VAK pertama hingga kedelapan ... 136

(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Pertemuan pertama... 56

4.2 Pertemuan kedua ... 69

4.3 Pertemuan ketiga ... 81

4.4 Pertemuan keempat ... 94

4.5 Pertemuan kelima... 106

4.6 Pertemuan keenam ... 115

4.7 Pertemuan ketujuh... 123

4.8 Pertemuan kedelapan ... 131

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(15)

PENERAPAN PENDEKATAN-VAK

(VISUAL-AUDITORY-KINESTETIK) DALAM PEMBELAJARAN TARI

MELINTING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DI SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

Oleh Bambang Sutejo

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(16)
(17)
(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi tuntutan global. Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, intelektual, dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan (Wanger, 2004:11).

(20)

2

era globalisasi ini menguasai pelajaran seni telah menjadi suatu keharusan. Secara umum, siswa mengalami kesulitan memahami materi yang diberikan oleh guru. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi proses pemahaman siswa adalah penyampaian pola materi yang tidak melalui langkah terstruktur, padahal dalam pelajaran seni harus menekankan kepada kreatifvitas siswa yang terus meningkat. Untuk itu siswa harus dibiasakan mendapatkan materi seni yang sistematis dan terstruktur (Wanger, 2004:11).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran seni terutama seni tari metode yang sering digunakan guru adalah metode demontrasi karena metode ini berupa praktik. Akan tetapi berasarkan pengamatan di SMP N 1 Sekampung Udik Lampung Timur pembelajaran menggunakan metode demonstrasi memiliki kelemahan-kelemahan seperti: siswa tidak mendapatkan pengetahuan tentang tari secara teori, membutuhkan guru yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan dibidang seni tari. Hal inilah yang dirasa perlu menerapkan metode-metode yang baru untuk meningkatkan kemampuan siswa. Salah satunya adalah mengubah pembelajaran yang monoton menjadi pembelajaran yang efektif. Untuk itu, guru harusnya mampu menawarkan pendekatan, metode, model, strategi, dan teknik dalam mengajar yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar.

(21)

3

pendekatan visual, auditori, dan kinestetik (pendekatan VAK). Pembelajaran dengan pendekatan VAK ( Visual, Auditori, dan Kinestetik ) yaitu pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik dan aktivitas siswa dengan menggunakan indera yang dimilikinya. Dalam pembelajaran ini penerapan belajar Visual dapat dilakukan dengan melihat, memperhatikan, dan mengamati benda-benda yang dipelajarinya, Auditori bermakna bahwa siswa belajar dari suara dengan bercerita (mempresentasikan sesuatu), berdiskusi, dan mengemukakan pendapat dan Kinestetik bermakna mengandalkan kepada gerak seperti gerak – gerak pada sebuah tarian dan emosi untuk dapat mengingat suatu informasi (Soleh hamid, 2011:87).

Apabila sebuah pembelajaran dapat melibatkan seluruh unsur VAK (visual, auditori, kinestetik) maka pembelajaran akan berlangsung efektif. Dikarenakan, dalam pembelajaran perlu adanya keaktifan secara fisik sehingga membantu melatih pola pikir siswa dalam memecahkan masalah dengan kritis, logis, cepat, dan tepa. Semua itu ada dalam pendekatan VAK. Pembelajaran, dengan pendekatan VAK menekankan bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa harus memanfaatkan penggunaan indera, kecerdasan dan kreativitasnya secara maksimal (De Poter, 2010:200).

(22)

4

pembelajaran visual seperti siswa mengamati video tari melinting. Kemudian siswa melakukan dalam kelompok putra dan putri. Dalam kelompok, siswa akan menganalisis bentuk-bentuk gerak sehingga siswa dapat memperagakan tari melinting tersebut, serta menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan materi seperti sejarah tari melinting, busana tari melinting, fungsi tari melinting. Dalam diskusi kelompok ini seluruh unsur VAK dapat diterapkan. Selanjutnya, beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusinya sementara siswa yang lain memberikan tanggapan sebagai bentuk penerapan visual, auditori, dan kinestetik. Sebagai kegiatan akhir, siswa bersama guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan ide-ide pada proses pembelajaran.

Dipilihnya pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam pembelajaran tari

(23)

5

Tari melinting merupakan tari adat yang berasal dari kecamatan melinting

kabupaten Lampung Timur. Tari tradisional masyarakat keratuan melinting yang merupakan peninggalan dari ratu melinting pada abad ke 16 yang lalu, tari ini dulunya digelar untuk menyambut tamu agung (Mentri, Gubernur, Bupati dll) yang datang ke daerahmelintingatau Lampung Timur (Sulan Ratu Idil, 2012:23). Pada saat ini tari melinting sudah berubah fungsi digunakan sebagai pertunjukan biasa yang mungkin dilombakan seperti tingkat sekolah. Tetapi masih ada pula yang digunakan untuk menyambut tamu. Pembelajaran tari melinting yang diajarkan di sekolah-sekolah saat ini sangatlah bagus, sebab akan menciptakan generasi-generasi penerus untuk melestarikan tari adat.

Ekstrakurikuler yaitu kegiatan tambahan, diluar struktur program yang ada. Pada umumnya merupakan kegiatan pilihan yang ada di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287). Kegiatan pembelajaran tari melinting di SMP N 1 Sekampung udik merupakan kegiatan ekstrakurikuler. Guru seni budaya yang mengajar memberikan pembelajaran di kegiatan tambahan, karena kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan praktik khususnya tari akan memerlukan waktu yang lumayan lama, untuk itu kegiatan belajar mengajar di kegiatan intrakulikuler lebih menekankan pada kognitifnya.

(24)

6

olah raga. Namun, untuk bidang seni tarinya sangatlah kurang. Tari yang pernah diajarkan di SMP N 1 Sekampung Udik terutama dipembelajaran ektrakurikuler adalah tari pendet, tari remo, tari sigeh pengunten, dan tari melinting. Dari keempat tari yang ada di SMP N 1 Sekampung Udik peneliti memilih tari

melinting untuk penelitiannya dikarenakan adanya pelatih tari melinting. kemudian tari melinting adalah tari berpasangan sehingga menghilangkan anggapan bahwa penari itu perempuan. Dan juga tari melinting bertujuan untuk melestarikan kebudayaan setempat. Sehingga sangatlah cocok bahwa tari

melinting diajarkan di sekolah tersebut. tidak hanya untuk pembelajaran materi dan praktik tetapi juga dapat melestarikan kebudayaan daerah setempat.

Pembelajaran di SMP Negeri 1 Sekampug Udik Lampung Timur telah menerapkan pendekatan VAK untuk pembelajaran tari melinting. Peneliti ini hanya mengamati proses pendekatan VAK dalam pembelajaran tari melinting. Dari beberapa pernyataan di atas pembelajaran tari melinting yang diajarkan di SMP N 1 Sekampung Udik dengan menggunakan pendekatan VAK akanlah menjadi sangat bermanfaat dan berguna sebagai pembelajaran yang berkarakter dan juga dapat melestarikan kebudayaan daerah setempat.

1.2 Rumusan Masalah

(25)

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1.3.1 Mendiskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan pedekatan VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) di SMP Negeri 1 Sekampung Udik. 1.3.2 Mendiskripsikan hasil pembelajaran dengan menggunakan pedekatan

VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) di SMP Negeri 1 Sekampung Udik.

1.4 Manfaat Penelitian

Gambaran tentang penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1.4.1 Bagi guru seni, diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang inovatif dalam melakukan proses pembelajaran seni setelah mengetahui pendekatan VAK dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan siswa.

1.4.2 Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang inovatif setelah mengetahui pendekatan VAK dan diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran seni baik dalam kelas maupun luar kelas. 1.4.3 Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan refrensi

(26)

8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berikut ini beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menari tarimelinting

1.5.2 Subjek dalam penelitian ini adalah siswi SMP Negeri 1 Sekampung Udik 1.5.3 Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Sekampung Udik

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pada penelitian ini teori yang digunakan yaitu teori pembelajaran pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik). Secara umum dalam kamus besar bahasa Indonesia, dalam (Fadlillah, 2014:172) pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

(28)

10

Menurut Fadlillah (2014:174) prinsip-prinsip melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut.

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik menjadi tahu.

2. Dari guru sebagai satu satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguat penggunaan pendekatan ilmiah.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

2.2 Pendekatan

2.2.1 Pengertian Pendekatan

(29)

11

Menurut Kozma dan Gafur dalam (Hamzah, 2013: 4) secara umum menjelaskan bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

2.3 Pendekatan VAK

Pendekatan VAK menggunakan tiga indera utama penerima: Visual, Auditory, dan Kinestetik (gerakan) untuk menentukan pendekatan yang dominan. Vak (Visual-Auditory-Kinestetik) berasal dari dunia belajar cepat dan populer karena kesederhanaanya. Seseorang akan mempunyai satu atau dua gaya VAK yang dominan, hal inilah yang dapat dikembangkan sebagai cara belajar yang efektif bagi seseorang dalam mempelajari informasi baru. Menurut ahli teori VAK, perlunya menyajikan informasi dengan menggunakan ketiga gaya. Hal ini memungkinkan semua pelajaran mempunyai kesempatan untuk terlibat, tidak perduli apa gaya pilihan mereka DePoter (2010: 214).

Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian DePoeter (2010:214), yaitu “kita

belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 79% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”.

(30)

12

2.3.1 Visual

Pada intinya pelajaran visual menggunakan apa yang mereka lihat untuk me-nyerap informasi yang didapatnya. Karakteristik khas pelajar visual adalah sebagai berikut: memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan (Deporter, 2010: 123).

DePorter (2010: 216) menyatakan bahwa, pelajar dengan gaya visual akan membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pe-mahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi pelajar visual dalam mata pelajaran apapun. Para pelajar visual belajar terbaik saat mereka

melihat “gambaran keseluruhan”.

Menurut Hamid, (2011: 90) cara mengajar gaya pembelajaran visual:

1. Gunakan kertas dengan tulisan berwarna untuk menggambarkan grafis. Lalu, gantungkan grafis berisi informasi penting disekeliling ruangan pada saat kita menyajikannya, dan saat melakukan pembelajaran, rujukan pada grafis tersebut.

2. Dorong siswa untuk menggambarkan informasi dengan menggunakan peta, diagram, dan warna. Berikan waktu yang cukup untuk membuat semua itu.

3. Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi dan bergeraklah diantara segmen tersebut.

(31)

13

5. Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, serta dorong siswa untuk menyusun pelajarannya dengan anek warna.

6. Gunakan bahasa ikon dalam presentasi anda, dengan menciptakan simbol visual atau ikon yang memiliki konsep kunci.

2.3.2 Auditory

DePorter (2010: 216) menyatakan bahwa, para pelajar auditory mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang dikatakan pendidik.

Menurut Hamid, (2011: 92) Cara gaya pembelajaran Auditori:

1. Gunakan Variasi Vokal, Seperti Perubahan Nada, Kecepatan, dan Volume dalam presentasi pendidikan.

2. Ajarkan sesuai dengan cara kita menguji. Jika kita menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.

3. Gunakan pengulangan, lalu meminta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk.

4. Setelah segmen pendidikan disampaikan, mintalah siswa memberitahu teman disebelahnya mengenai satu hal yang telah ia pelajari.

5. Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu mengenai konsep itu.

(32)

14

2.3.3 Kinestetik

Belajar dengan kinestetik lebih mengandalkan kepada sentuhan seperti gerak dan emosi untuk dapat mengingat suatu informasi. Mereka memiliki dua saluran yaitu kinestetik (gerakan) dan taktil (sentuhan). Mereka cenderung kehilangan konsentrasi jika ada sedikit atau tidak ada stimulasi eksternal atau gerakan. Ketika mendengarkan ceramah mereka tidak selalu mencatat. Ketika membaca, mereka suka untuk mengamati materi terlebih dahulu, dan kemudian fokus pada rincian (mendapatkan gambaran besar pertama). Karakteristik khas pelajar kinestetik adalah berbicara perlahan belajar dengan menunjukkan tulisan saat membaca, mengingat sambil berjalan dan melihat (Deporter, 2010:217).

Melalui kombinasi yang baik antara visual-auditory-kinestetik dalam belajar, akan mempermudah siswa menyerap, menyaring, dan mengolah informasi serta dalam memahami konsep-konsep matematis yang mereka dapatkan selama proses belajar berlangsung.

Menurut Hamid, (2011: 95) Cara mengajar gaya pembelajaran kinestetik.

1. Gunakan alat bantu saat mengajar, untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep–konsep kunci.

2. Ciptakan stimulasi konsep agar siswa mengalaminya.

3. Jika bekerja dengan seorang siswa, berikan bimbingan pararel dengan duduk disebelahnya, bukan didepan atau dibelakangnya.

(33)

15

5. Peragakan konsep sambil berikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya selangkah demi selangkah.

6. Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar kita kepada siswa dan dorong siswa untuk melakukan hal yang sama.

2.3.4 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahap sebagai berikut: Tabel 2.1 Proses Pembelajaran

No. Pendekatan (VAK)

1. Kegiatan Pendahuluan a. Salam, tegur, dan sapa. b. Melakukan absensi kelas c. Apersepsi:

- Peserta didik mengingat kembali mengenai materi. d. Motivasi:

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. - Sekilas menginformasikan materi pembelajaran.

e. Guru memberikan pengarahan tentang topik yang dipelajari. 2. Kegiatan Inti

a. Siswa menggali pengetahuannya tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.

b. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.

c. Beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusinya sementara siswa yang lain memberikan tanggapan.

d. Selama pembelajaran berlangsung guru memonitoring kegiatan siswa dan meluruskan persepsi siswa yang belum tepat sehingga seluruh siswa memiliki persepsi yang sama.

3. Kegiatan Penutup

a. Dengan melibatkan siswa menutup pelajaran dengan menyimpulkan ide-ide penting hari ini.

(34)

16

2.4 Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang ada pada umumnya yang merupakan kegiatan pilihan (Suryosubroto, 2009: 287). Kegiatan-kegiatan ekstrakurikurer seperti ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.

Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri (Suryosubroto, 2009: 288).

2.5 Seni Tari

Mustika (2012: 22) seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi. Dalam tari juga dikenal wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud). Menurut Mustika (2012: 22) keempat unsur dalam tarian.

1. Wiraga : Raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan media pokok gerak tari.

(35)

17

3. Wirasa : tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas, marah.

4. Wirupa : rupa dan wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya.

2.6 Tari Melinting

2.6.1 Sejarah Tari Melinting

Pada abad ke- 16 yaitu pada masa silsilah ke- 2 keratuan melinting pangeran penembahan mas, pengaruh agama islam mulai mendominasi tata cara tari melinting. Sejauh informasi yang diperoleh tari melinting belum dapat dipastikan berasal dari kata apa, namun menurut Djuwita dan Titik (2004: 2) sementara yang

didapat melinting berasal dari kata “Melitting” dengan riwayatnya sebagai

berikut:

Ayahanda pangeran penembahan mas yang bergelar minak gejala biddin dan saudaranya yang bergelar minak kejala ratu mengirim kabar kepada orang tuanya yaitu sultan maulana hasanidin yang masih berada di Banten, meminta pertolongan karena dikampung mereka sering diserang perompak. Oleh sultan

Banten dikirim “Petunggu Batang” berupa bibit tumbuh – tumbuhan untuk menjaga serangan perompak:

1. Bibit Jati

(36)

18

4. Katang–Katang

Pohon jati ditanam dari bibit yang dikirim tersebut diantaranya tumbuh alang –

alang dengan batang melitting (melinting). Oleh kedua sultan Banten terebut daerah tersebut dinamakan daerah melinting sampai saat ini Ratu Melinting (Djuwita dan Titik, 2004: 2).

2.6.2 Fungsi TariMelinting

Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan (tahun 1958) adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting yang pementasannya hanya ada saat acara Gawi Adat/ Keagungan Keratuan Melinting saja, yang mana penarinya hanya sebatas putra dan putri Ratu Melinting dan dipentaskan di Sesat/ Balai Adat. Seiring dengan perkembangan jaman Tari Melinting mengalami pergeseran fungsi yaitu merupakan tarian hiburan lepas sebagai tari penyambutan Tamu Agung yang datang ke daerah Lampung Djuwita dan Titik (2004:5).

2.6.3 Tata Rias dan Busana TariMelinting

(37)

19

oleh penciptanya dan dipakai oleh penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk. Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan warna, garis dan bentuk, juga bias mendalami kejiwaan seni tari, serta akan memberi suasana yang dimaksudkan.

Dalam tarimelinting, busana yang digunakan penari putri adalah a. Siger bercadar bunga pandan Subang

b. Kalung buah jukum c. Gelang kano

d. Bulu seretei

e. Gelang rui sesapurhanda f. Tapis

g. Jungsarat

Adapun busana penari putra adalah a. Kopiah emas

b. Kembang melur bunga pandan c. Buah jukum

d. Jungsarat e. Papan jajar f. Bulu seretei g. Sesapur handap h. Injang tuppal

i. Celana reluk belanga j. Lengan tanpa aksesoris

(38)

0

2.6.4 Gerak Tari Melinting

Teknik gerak adalah suatu cara untuk melakukan suatu gerak tari agar lebih baik. Teknik tari merupakan metode atau cara latihan tari yang sangat baik dan efektif, sebagai persiapan fisik disamping juga untuk menujang ketrampilan gerak dibidang tari, atau untuk mempersiapkan seorang penari, terutama pada siswa maupun terhadap mahasiswa Mustika (2012:33).

Tabel 2.2 Ragam Gerak TariMelinting(Putra)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

1. Babar Kipas Hitung ke 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada Dengan kipas dirapatkan

Hitungan ke 2

Kedua tangan membuka kipas sampai ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitunga ke 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

(39)

✁1

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

2.

3.

Sukhung Sekapan

Balik Palau

Sebuah gerakan yang bergantian tangan kanan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan atau bisa juga mundur.

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan

Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang sperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1

Tangan kanan dan kiri disamping dan didepan dada dengan membentuk huruf

“L” lalu digerakkan sedikit kekiri, kaki

(40)

✂ ✂

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

4. Salaman

Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf

“L” lalu digerakkan sedikit ke kanan,

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian hitungan ke 2 kedua tangan menggeser ke kanan

Hitunganke 3-4

(41)

✄ ☎

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

5.

6.

Suali

Niti Batang

Hitungan ke 5-6

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 6 kedua tangan menggeser ke kiri

Hitungan ke 7-8

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan ke depan dada, kemudian pada hitungan ke 8 kedua tangan menggeser kembali ke tengah

Hitungan 1-4

Gerak tangan babar kipas dan kaki kanan dan kiri secara bergantian ke depan

Hitungan 5-6

Posisi jongkok dengan kedua tangan babar kipas

Hitungan 7-8

Posisi berdiri badan condong ke belakang, tangan babar kipas dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 1-2

(42)

✆ ✝

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

7. Jong sumbah

kiri ke atas dan tangan kanan di tekuk di depan dada

Hitungan ke 3-6

Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah

Hitungan ke 7-8

Tangan kiri lurus ke samping kanan tangan kiri ditekuk di depan dada

Hitungan ke 1-7

Gerak tangan babar kipas dan badan turun kebawah (jongkok)

Hitungan ke 8

Kedua tangan berhenti di depan dada dan kaki dilipat kebelakang dan diduduki (simpuh)

(43)

✞ ✟

Tabel 2.3 Ragam Gerak TariMelinting(Putri)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

1.

2.

Babar Kipas

Jong Sumbah

Hitungan 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada. Dengan kipas dirapatkan

Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai kesamping badan dengan kaki melangkah ke depan.

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 8

Sama seperti hitungan 1

Hitungan ke 1-2

Kedua tangan merapat di depan dada degan posisi jongkok, kemudian di sambung dengan hitungan ke 2 tangan diayunkan membuka kesamping sejajar dada

(44)

✠6

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

3. Sukhung Sekapan

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan

Hitungan ke 5-6

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan kembali ke tengah

Hitungan 7-8

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kiri

Sebuah gerakan yang berganti tangan kanan dan kiri mendorong ke depan. Kaki bisa maju atau mundur

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

(45)

✡ ☛

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

4. Ngiyau Bias

Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1-4

Posisi badan tegak , kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari tegak

Hitungan ke 5-8

(46)

☞8

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

5. kipas di ukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado

Dilakukan berulang dari hitungan 1 sampai hitungan ke 8

Hitungan ke 1-2

Posisi badan tegak, kaki kanan ujung jari menyentuh lantai (tidak menapak), kedua tangan di depan pinggang memegang kipas

Hitungan ke 3-4

Posisi badan tegak. Kaki kanan maju ke depan dengan jari menyentuh lantai.kedua tangan diluruskan ke depan sejajar pinggang

Hitungan 5-8

(47)

✌9

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

7. Timbangan Hitungan 1-8

Posisi badan berdiri tegak. Kedua tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas ditegakkan. Kemudian kipas diputar ke arah dalam (diukel). Gearakan kaki adalah gerakan Injak Lado. Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan berulang ulang

(48)

✍0

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan tata cara pengumpulan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan serasi / sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendiskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan prilaku yang dapat diamati (Margono, 2010: 36).

Sementara menurut Moleong (Margono, 2010: 36) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya.

(49)

✎1

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati kesiapan rencana kegiatan harian guru pada pembelajaran tari

melintingsebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran.

2. Mengamati pembelajaran tari melinting dengan menggunakan pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tarimelintingsetiap pertemuan.

3.2 Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah data pembelajaran tarimelintingyang dilakukan di SMP Negeri 1 Sekampung Udik dengan menggunakan Pendekatan VAK yaitu guru bidang studi seni budaya, siswa yang akan mengikuti pembelajaran dengan pendekatan VAK sebanyak 12 siswi dan ragam gerak tari melinting yaitu babar kipas, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan injak lado, injak tai

manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, balik palo, suali,

kenui melayang, nyiduk, dan lapah ayun.

3.3 Teknik pengumpulan data

(50)

✏ ✑

3.3.1 Observasi

Observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi, mengumpulkan data, dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian suatu penelitian dan yang terpenting yaitu proses – proses pengamatan dan ingatan (Sugiono 2013: 203).

Observasi dalam penelitian ini adalah mengamati proses pembelajaran tari

melinting menggunakan pendekatan VAK pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 1 Sekampung Udik. Melalui observasi ini dapat diperoleh data tentang pembelajaran tarimelintingmenggunakan pendekatan VAK.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono 2013: 194).

(51)

✒ ✒

3.3.3 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini menggunakan dokumentasi untuk memperoleh informasi berupa data dan laporan dalam bentuk video maupun foto yang diambil dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakulikuler di SMP N 1 Sekampung Udik. yang bertujuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar siswa dan siswi. Teknik yang digunakan pada dokumentasi ini yaitu langsung mengambil foto dan video ketika pembelajaran ekstrakurikuler berlangsung.

3.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena pada penelitian pengambilan data, observasi dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Materi yang diberikan adalah pokok bahasan tarimelinting.

Dalam instrumen penelitian digunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi, dan tes praktik.

1. Panduan observasi

Lembar observasi digunakan peneliti pada saat melakukan pengamatan dilapangan secara langsung, tentang apa yang dilihat peneliti.

2. Panduan wawancara

(52)

✓ ✔

3. Panduan dokumentasi

Lembar dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto–foto atau pun video.

4. Lembar Pengamatan Tes praktik

Lembar tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari Melinting dengan menggunakan gaya belajar VAK (visual, auditori, kinestetik). Lembar tes praktik yang digunakan menggunakan ketentuan aspek–aspek penilaian yang sudah ditentukan.

3.4 Tes Praktik

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pembelajarn tari melinting yang berbentuk praktik untuk memperoleh hasil belajar siswa dan siswi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti dibawah ini:

Tabel 3.1 Lembar pengamatan tes praktik

No Aspek Diskripsi Skor Keterangan

1 Hafalan Urutan Gerak

a. Siswa dan siswi mampu

b. Siswa dan siswi mampu belas ragam gerak (8

(53)

✕ ✖

untuk ragam gerak laki–laki dan 7 untuk ragam gerak perempuan) c. Siswa dan siswi

mampu belas ragam gerak (8 untuk ragam gerak laki–laki dan 7 untuk ragam gerak perempuan)

3 Cukup

d. Siswa dan siswi mampu belas ragam gerak (8 untuk ragam gerak laki–laki dan 7 untuk ragam gerak perempuan)

2 Kurang

e. Siswa dan siswi tidak hafal urutan

a. Siswa dan siswi mampu

b. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting1-2 kali terlambat atau

(54)

✗6

c. Siswa dan siswi memeragakan gerak

d. Siswa dan siswi memeragakan gerak

e. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelintinglebih dari 6 kali terlambat atau mendahului

3 Teknik Gerak a. Siswa dan siswi memeragakan semua gerak tarimelinting

sesuai dengan teknik

–tenkniknya

5 Baik Sekali

b. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting1-2 gerakan tidak sesuai

(55)

✘ ✙

dengan tekniknya c. Siswa dan siswi

memeragakan gerak tarimelinting3-4 gerakan tidak sesuai dengan tekniknya

3 Cukup

d. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting5-6 gerakan tidak sesuai dengan tekniknya

2 Kurang

e. Siswa dan siswi memeragakan semua

a. Siswa dan siswi memeragakan setiap gerak tarimelinting

dengan penghayatan

5 Baik Sekali

b. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting1-2 gerakan tidak dengan penghayatan

4 Baik

c. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting3-4 gerakan tidak dengan penghayatan

3 Cukup

d. Siswa dan siswi memeragakan gerak tarimelinting5-6 gerakan tidak dengan penghayatan

2 Kurang

(56)

✚8

Hasil belajar gerak tari melinting siswa dan siswi dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 20. Hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan presentase untuk skala lima sebagai berikut :

Tabel 3.2 Presentase Skala Lima

Interval Preentase Tingka Penguasaan Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

(Sugiyono, 2013: 257)

Dalam penerapan pendekatan VAK, guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan indra yang ada pada tubuh seperti penglihatan, pendengaran dan gerak. Penerapan pendekatan VAK dilakukan oleh guru akan diberi tanda

ceklist(√)sebagai bentuk terlaksananya proses pembelajaran. Berikut adalah tabel penerapan VAK yang dilaksanakan oleh guru.

Tabel 3.3 Penerapan Pendekatan Visual Auditori Kinestetik Oleh Guru

No Aspek P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

A Visual

1 Guru menyampaikan materi dengan memberikan contoh gerak tarimelinting

(57)

✛9

B Auditori

1 Guru menyampaikan materi dengan memberikan hitungan pada setiap bentuk gerak tari

melinting

2 Guru menyampaikan materi dengan memutar musik tari

melinting

C Kinestetik

1 Guru menyampaikan materi dengan memberikan teknik gerak setiap ragam gerak tari

melinting

2 Guru menyampaikan materi dengan memberikan urutan gerak tarimelinting

Keterangan : P1 = Pertemuan Pertama P5 = Pertemuan Kelima P2 = Pertemuan Kedua P6 = Pertemuan Keenam P3 = Pertemuan Ketiga P7 = Pertemuan Ketujuh P4 = Petemuan Keempat P8 = Pertemuan Kedelapan

Tabel 3.3 Penilaian Pendekatan Visual Auditori Kinestetik

A.

Kategori penilaian VAK

Skor Keterangan Visual

1. Jika seluruh siswa memperhatikan gerak atau siswa

memperhatikan video tarimelinting 5 Baik Sekali

2. Jika ke 10 siswa memperhatikan gerak atau siswa memperhatikan video tarimelintingdan 2 siswa tidak memperhatikan

4 Baik

3. Jika ke 8 siswa memperhatikan gerak atau siswa memperhatikan video tarimelintingdan 4 siswa tidak memperhatikan

3 Cukup

4. Jika ke 6 siswa memperhatikan gerak atau siswa

(58)

✜0

tidak memperhatikan

5. Jika ke 4 siswa memperhatikan gerak atau siswa memperhatikan video tarimelintingdan 8 siswa tidak memperhatikan

1 Gagal

B. Auditori

1. Jika semua siswa mendengarkan hitungan atau siswa

mendengarkan musik tarimelinting 5 Baik Sekali

2. Jika ke 10 siswa mendengarkan hitungan atau siswa mendengarkan musik tarimelintingdan 2 siswa tidak mendengarkan

4 Baik

3. Jika ke 8 siswa mendengarkan hitungan atau siswa mendengarkan musik tarimelintingdan 4 siswa tidak mendengarkan

3 Cukup

4. Jika ke 6 siswa mendengarkan hitungan atau siswa mendengarkan musik tarimelintingdan 6 siswa tidak mendengarkan

2 Kurang

5. Jika ke 4 siswa mendengarkan hitungan atau siswa mendengarkan musik tarimelintingdan 8 siswa tidak mendengarkan

1 Gagal

C. Kinestetik

1. Jika semua siswa suka bergerak tari atau siswa

menghafal gerak tari 5 Baik Sekali

2. Jika ke 10 siswa suka bergerak tari atau siswa menghafal gerak tari dan 2 siswa kesulitan memperagakan gerak

4 Baik

3. Jika ke 8 siswa suka bergerak tari atau siswa menghafal gerak tari dan 4 siswa kesulitan memperagakan gerak

3 Cukup

4. Jika ke 6 siswa suka bergerak tari atau siswa menghafal gerak tari dan 6 siswa kesulitan memperagakan gerak

2 Kurang

(59)

✢1

menghafal gerak tari dan 8 siswa kesulitan memperagakan gerak

Tabel di atas digunakan oleh guru untuk memaksimalkan pendekatan VAK (Depoter, 2010:214).

Dalam proses pembelajaran VAK yang akan dilakukan oleh guru adalah langkah-langkah pendekatan visual, auditori, kinestetik. Langkah-langkah-langkah ini akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan penilaian kepada guru.

Tabel 3.5 Langkah Langkah Pendekatan Visual,Auditori, Kinestetik

No Aspek P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Kegiatan Awal

1 Membuka kegiatan dengan memberikan salam

2 Mengulang materi yang sudah diajarkan

Kegiatan Inti

3 Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari siswi

4 Mengajarkan gerak tari melinting

5 Siswi mempraktikkan garak tari melinting

6 Evaluasi dari hasil belajar dengan siswi

memperagakan gerak yang telah diajarkan

Kegiatan Penutup

7 Menutup kegiatan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya

(60)

✣ ✤

P2 = Pertemuan Kedua P6 = Pertemuan Keenam P3 = Pertemuan Ketiga P7 = Pertemuan Ketujuh P4 = Pertemuan Keempat P8 = Pertemuan Kedelapan

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sesuai sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013:224).

Hasil analisis disusun untuk mendiskripsikan pembelajaran gaya belajar VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam pembelajaran tari melinting pada kegiatan ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Sekampung Udik.

Langkah–langkah analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran pendekatan VAK (visual, auditori, kinestetik) dalam pembelajaran tarimelinting.

2. Menganalisis hasil tes tari melinting menggunakan gaya belajar VAK (visual, auditori, kinestetik).

3. Memberi nilai hasil tes praktik siswa dan siswi.

Nilai = Skor perolehan X 100

Skor maksimal

(61)

✥ ✦

5. Menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

(62)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pembelajaran tari melinting dengan menggunakan pendekatan VAK dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tarimelinting siswasangat aktif melakukan gerak terlihat dari rasa ingin tahu yang tinggi ketika guru mengajarkan gerak putra siswi kelompok putri mengikut dibelakang begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan pendekatan VAK diperoleh simpulan berikut ini:

Proses pembelajaran VAK (visual, auditori, kinestetik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan. Terlihat dari 3 aspek VAK, yaitu: aspek visual terlihat siswa yang memperhatikan pembelajaran tarimelinting

dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedelapan yaitu gerak babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan, injak lado, injak

tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti batang, suali, kenui

(63)

✧★ ✩

babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan,

injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam, niti

batang, suali, kenui melayang, namun pada pertemuan kelima dan keenam siswa mengalami penurunan. Aspek kinestetik siswa menari dengan teknik dan urutan gerak tari melinting dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan yaitu gerak babar kipas, lapah ayun, babar kipas duduk, jong sembah, sukhung sekapan, injak lado, injak tai manuk, melayang, timbangan, nginyou bias, salam,

niti batang, suali, kenui melayang, namun siswa mengalami penurunan pada pertemuan keenam. Adanya peningkatan pemahaman siswa yang mendapat pembelajaran pendekatan VAK karena adanya Faktor utama yang menyebabkan ada peningkatan pemahaman, yaitu: (a) siswa; masih memiliki sifat sosial (saling membantu), (b) guru; cukup menggali kemampuan siswa. Aspek sikap siswa terhadap pembelajaran tari melinting memperlihatkan pencapaian pembentukan karakter dan keterampilan sosial siswa berupa: teliti, kreatif, pantang menyerah, rasa ingin tahu, kerja sama, dan tenggang rasa yang mengikuti pembelajaran VAK.

Terdapat temuan- temuan ketika guru melakukan pembelajaran yaitu dalam menerapkan VAK guru mengajar dengan caranya sendiri, ada ragam gerak tari

melinting yang belum diajarkan, guru tidak mempunyai instrumen dalam penilaian pendekatan VAK dan guru tidak objektif dalam menilai siswa.

(64)

✪✫✫

mendapatkan kriteria cukup sesuai dengan topik pembelajaran. Penilaian diberikan melalui empat aspek, yaitu: wirama yang mendapat kriteria cukup dengan skor 60,00. Hafalan yang mendapat kriteria baik sekali dengan skor 86,66. Wiraga yang mendapat kriteria baik dengan skor 73,33. Wirasa yang mendapat kriteria kurang dengan skor 58,33. Dari seluruh hasil pembelajaran yang artinya bahwa rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran tari melinting

dengan menggunakan pendekatan VAK pada kegiatan ekstrakurikuler sangan cocok untuk diterapkan, hal ini terbukti dari siswa yang sangat aktif terlihat dari aspek VAK yaitu siswa melihat, siswa mendengarkan dan siswa memperagakan, pada saat pembelajaran berlangsung.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam melakukan pembelajaran kesesuaian antara metode yang digunankan haruslah sama dengan cara guru mengajar dikelas.

2. Ketika memberikan materi tari melinting hendaknya guru menuntaskan ragam gerak yang diajarkan.

3. Dalam melakukan pembelajaran guru diharuskan untuk mempunyai instrumen proses dan hail pembelajaran.

(65)

✬✭ ✮

5. Diharapkan guru dapat lebih menggali kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan membentuk karakter siswa dengan menerapkan pembelajaran VAK secara optimal.

6. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas ekstrakurikuler tari untuk dapat melakuan pembelajaran gerak tari, karena peminat ekstrakurikuler tari cenderung hanya siswi perempuan

(66)

66

DAFTAR PUSTAKA

Deporter, B. (2010).Quantum Teaching. Bandung:KAIFA.

Fadlillah M. 2014.Implmentasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA Hamid Sholeh. 2011.Metode Edu Tainment. Jogjakarta: DIFA

Hamzah, Mohamad. 2013.Belajar dengan pendekatan PAIKEM.Jakarta: Remaja Rosdakarya

Margono S. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mustika I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:

AURA

Mustika I Wayan. 2013.Tari Muli Siger. Bandar Lampung: AURA

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Universitas Lampung. 2012. Bandar Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung Lampung: Universitas Lampung

UPTD Taman Budaya Propinsi Lampung. 2004. Diskripsi Tari Melinting. Bandar Lampung

Gambar

Tabel 2.1 Proses Pembelajaran
Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Melinting (Putra)
Tabel 2.3 Ragam Gerak Tari Melinting (Putri)
Tabel 3.1 Lembar pengamatan tes praktik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengemasan program acara Khazanah juga dianggap sudah baik, hanya saja gambar-gambar (feature) hanya diambil dari youtube bukan langsung produksi sendiri

[r]

2542 เป็นกฎหมายหลักใน การควบคุมป้องกันมิให้เกิดการผูกขาด หรือลดการแข่งขัน หรือจ ากัดการแข่งขันในตลาดสินค้าใด สินค้าหนึ่ง ตามเจตนารมณ์ของกฎหมายจะเป็นการช่วยให้วิสาหกิจขนาดกลางและขนาดย่อม

Dari sisi hukum acara pidana, yang dimaksud dengan saksi verbalisan atau disebut juga dengan saksi penyidik adalah seorang penyidik yang kemudian menjadi saksi atas suatu perkara

Masalah yang ada pada Dinas Perhubungan Kominfo khususnya pada bagian Pengawasan Dan Pengendalian Lalu Lintas Jalan adalah proses pembuatan laporan dari kegiatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kondisi hubungan sosial pedagang dengan pedagang yang lebih dulu sudah menempati lokasi berdagang yang baru di Jalan Kembang Kuning dan Pasar Grand Medaeng

Hubungan gaya hidup dan kelas sosial ini sangat berdekatan, karena terlihat sekali semakin tinggi kelas sosialnya, maka semakin mereka mengoleksi dan membeli benda

Berdasarkan hasil pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK DI TK BUSTANUL ATHFAL 5 SRAGEN TAHUN