• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA OLEH SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA OLEH SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN

TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA

OLEH SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SARI AZIWIRDAH

NIM 2122111020

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Sari Aziwirdah, NIM 2122111020. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia/ S-1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran time token terhadap kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang berjumlah 334 siswa. Dari populasi ini diambillah sampel secara acak yang terdiri dari 42 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian one group pre-test post-test design yang hanya dilakukan pada satu kelas saja. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes berbicara.

Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Distribusi data yang diperoleh: rata-rata pre-test sebesar 66.33 dengan standar deviasi 8.42, sedangkan rata-rata post-test sebesar 80.12 dengan standar deviasi 7.16. Hasil perhitungan uji normalitas: data pre-test Lhitung < Ltabel (0.1110 0.1367). Hal ini menunjukkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Data post-test diperoleh harga Lhitung < Ltabel (0.1089 0.1367). Hal ini menunjukkan bahwa data post-test berdistribusi normal. Untuk menguji homogenitas data dilakukan uji F. Hasil perhitungan homogenitas diperoleh Fhitung < Ftabel yakni 1.38 1.68. Hal ini membuktikan bahwa sampel berasal dari populasi yang

homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Hasil perhitungan uji “t” diperoleh thitung = 7.75, sedangkan ttabel = 2.02. Karena thitung yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 7.75 2.02. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Time Token berpengaruh positif terhadap kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/ 2016.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan anugerah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016.” Penulisan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan.

Penulis menerima berbagai masukan dan dukungan dari berbagai pihak,

baik segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, rasa hormat dan ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan selaku Dosen Penguji.

6. Dra. Rosmaini, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Drs. T.R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik.

8. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Dosen Penguji.

9. Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

10.Kepala Sekolah dan Seluruh Guru, Staf Pegawai MTs Negeri 2 Medan.

11.Ayahanda Sarkawi dan Ibunda Hasraini Pasaribu, serta Adinda

Sazriani Wisna beserta seluruh keluarga atas segala kasih, doa,

perhatian, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis.

12.Teman-teman seperjuangan di Reguler C 2012 yang tak henti-hentinya

memberikan semangat, terkhusus untuk Azureku (Dedek Harianty

(8)

iii

Ningsih Br. Aritonang), Dian Novita Sari, Tity Wahyuni Daulay, Nur

Rizqi Syafitri, Cimi-Cimi Grup.

13.Teman dekat yang memberikan dorongan, menemani, dan membantu

yaitu Aga H. Aritonang dan teman-teman yang memberikan waktunya

Riska Oktavia, Juni Novita Sari, Rini Paramitha, Rahma Sofatul Zain,

Mentari Ahida Putri, Fitri Yani Dasopang, Dewi Anggraini Hutabarat.

14.Teman-teman PPLT 2015 di SMP Negeri 1 Galang yang memberikan

semangat dan doa, terkhusus untuk Ridwan Hakim, Eka Wahyuni,

Anis Qurly, Heni Nurdianti Pratama, Nike Indrayani, Dicky Syahputra,

Harry Akbar, Rizki Anhari Siregar, Ridha Lestari, Azizul Adhar Lubis.

15.Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya

satu-persatu.

Semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

Medan, Juli 2016

Penulis,

Sari Aziwirdah

(9)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Hakikat Model Pembelajaran Time Token ... 8

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

b. Pengertian Model Pembelajaran Time Token ... 9

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Time Token ... 11

d. Kelebihan Model Pembelajaran Time Token ... 11

e. Kekurangan Model Pembelajaran Time Token ... 12

2. Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola ... 12

a. Pengertian Bercerita ... 12

b. Tujuan Bercerita ... 13

c. Pengertian Tokoh Idola ... 14

d. Langkah-langkah Menceritakan Tokoh Idola ... 16

e. Penilaian Menceritakan Tokoh Idola ... 16

B. Kerangka Konseptual ... 17

C. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

1. Lokasi Penelitian ... 19

2. Waktu Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi Penelitian ... 19

2. Sampel Penelitian ... 20

C. Metode Penelitian ... 21

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22

E. Desain Penelitian ... 23

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Jalannya Eksperimen ... 26

H. Organisasi Pengolahan Data ... 28

(10)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

1. Analisis Data Kemampuan Siswa Menceritakan Tokoh Idola Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Time Token (Pre-Test) ... 32

2. Analisis Data Kemampuan Siswa Menceritakan Tokoh Idola Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Time Token (Post-Test) ... 37

B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

a. Uji Normalitas Hasil Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Time Token ... 43

b. Uji Normalitas Hasil Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Time Token ... 45

2. Uji Homogenitas ... 47

C. Uji Hipotesis ... 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

1. Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Time Token ... 49

2. Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Time Token ... 51

3. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

(11)

vi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan

Tahun Pembelajaran 2015/2016 ... 20

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-test dan Post-test ... 23

Tabel 3.3 Aspek Penilaian Menceritakan Tokoh Idola ... 24

Tabel 3.4 Keterangan Kategori Skor pada Tiap-tiap Aspek dalam Penilaian Menceritakan Tokoh Idola ... 24

Tabel 3.5 Kategori Penilaian ... 26

Tabel 3.6 Jalannya Eksperimen One Group Pre-test Post-test Design Pengaruh Model Pembelajaran Time Token terhadap Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola ... 26

Tabel 4.1 Data Hasil Kemampuan Siswa Menceritakan Tokoh Idola Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Time Token (Pre-Test) ... 32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test ... 35

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test ... 36

Tabel 4.4 Data Hasil Kemampuan Siswa Menceritakan Tokoh Idola Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Time Token (Post-Test) ... 37

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test ... 39

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 41

Tabel 4.7 Analisis Data Pre-test dan Post-test ... 42

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pre-test ... 43

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Post-test ... 45

Tabel 4.10 Pengujian Normalitas Data Penelitian ... 47

(12)

vii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 59

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 61

Lampiran 3 Tes Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola (Pre-Test) ... 67

Lampiran 4 Tes Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola (Post-Test) ... 68

Lampiran 5 Gambar Dokumentasi Penelitian ... 73

Lampiran 6 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ... 79

Lampiran 7 Tabel Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar (Tabel Z) ... 80

Lampiran 8 Tabel Harga Distribusi F ... 85

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

jenjang pendidikan. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat

keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan bahasa

tersebut adalah menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Salah satu

keterampilan bahasa yang telah dipelajari sebelum memasuki sekolah serta

digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan wawasan secara lisan adalah

berbicara.

Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), salah satu

standar kompetensi di kelas VII SMP adalah berbicara dan salah satu kompetensi

dasar dari berbicara adalah menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan

identitas dan keunggulan tokoh, serta alasan mengidolakannya dengan pilihan

kata yang sesuai yang terdapat pada KD 10.1.

Tarigan (2007:15) menyatakan bahwa “Berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.” Jadi, dengan

berbicara, siswa dapat mengekspresikan pemikiran, gagasan, maupun perasaan

yang sedang dialami, dilihat dan dirasakannya. Selain itu, berbicara sering

dikaitkan dengan bercerita. Telah kita ketahui bahwa bercerita adalah hal yang

(14)

2

kegiatan tersebut, dapat melatih imajinasi anak dalam bercerita, khususnya

menceritakan tokoh idola.

Menurut Nurhadi (2007:205), “Tokoh idola adalah tokoh yang dikagumi.

Tokoh tersebut dapat siapa saja dan dari kalangan apa saja. Tokoh idola adalah

sosok orang atau kelompok orang yang memiliki suatu kelebihan sehingga dapat

menarik perhatian seseorang.” Ketika menceritakan tokoh idola, siswa harus

memiliki ketertarikan pada seorang tokoh, sehingga membuat siswa ingin mencari

tahu segala hal yang berhubungan dengan tokoh yang ia idolakan, setelah itu

barulah ia mampu menceritakan tentang tokoh yang diidolakannya. Menceritakan

tokoh idola adalah menceritakan kehidupan seseorang yang sangat diidolakan oleh

para penggemar tokoh tersebut karena dianggap mempunyai kelebihan dalam

suatu bidang dan juga memiliki sifat baik serta dapat dicontoh.

Namun, masih banyak siswa yang kurang mampu untuk bercerita, seperti

yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Nirmala, salah satu guru bahasa Indonesia di

MTs Negeri 2 Medan. Beliau mengatakan masih banyak siswa yang kurang dalam

aspek berbicara, khususnya menceritakan tokoh idola. Hal tersebut juga didukung

oleh penelitian Purwaningrum yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menceritakan Tokoh Idola dengan Teknik Simulasi Team Games Tournament

pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011.” Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa dalam

menceritakan tokoh idola masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari nilai

rata-ratanya yaitu 57.48.

Menurut Ibu Dra. Nirmala, banyak faktor yang menyebabkan siswa kurang

(15)

3

membaca sehingga kosakata yang dimiliki siswa untuk bercerita masih tergolong

rendah. Hal tersebutlah yang membuat siswa gerogi, malu, kurang ekspresif, dan

tersendat-sendat ketika bercerita. Selain itu, siswa juga kurang berani berbicara di

depan kelas, hanya sekitar 5 dari 40 siswa yang berani bercerita. Ada juga siswa

yang beranggapan bahwa bercerita bukan suatu hal yang penting dalam

pembelajaran, sehingga membuat siswa tidak serius ketika belajar. Hal tersebut

membuat siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), yaitu 80.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara atau bercerita,

peran guru sangat dibutuhkan, terutama dalam hal memilih model pembelajaran

yang sesuai dan mampu membuat siswa lebih aktif terutama dalam hal bercerita.

Model pembelajaran yang dilakukan guru juga menjadi faktor yang menyebabkan

siswa kurang mampu dalam bercerita. Dalam hal ini, guru harus bisa memilih

model-model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran sesuai

dengan bahan ajarnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berusaha memperbaiki keadaan

dengan menawarkan suatu model pembelajaran yang diyakini dapat mengatasi

masalah tersebut. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran time

token. Istarani (2011:194) menyatakan bahwa Model pembelajaran time token

digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa untuk berbicara di

depan orang lain atau di depan umum, sehingga siswa memiliki skill atau

kemampuan untuk berbicara/bercerita.” Dengan model pembelajaran time token,

dapat memacu motivasi siswa untuk bercerita karena model ini mempunyai

(16)

4

Time token berasal dari kata “time” artinya waktu dan “token” artinya

tanda. Time token merupakan model pembelajaran dengan ciri adanya tanda waktu

atau batasan waktu. Batasan waktu bertujuan untuk memacu motivasi siswa

mengeksploitasi kemampuan berpikir dan mengemukakan gagasannya. Model

pembelajaran ini melibatkan semua siswa dalam pelaksanaannya sehingga pikiran

dan perhatian siswa akan tetap tertuju pada kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

Penggunaan model pembelajaran time token mampu meningkatkan

kemampuan berbicara siswa. Kenyataan ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian

dari Gultom dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap

Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XI SMA Swasta Free Methodist Medan

Tahun Pembelajaran 2013/2014” yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran

time token berhasil meningkatkan kemampuan berbicara karena model ini

memacu motivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berpikir dan

mengemukakan gagasannya serta memacu keberanian siswa dalam berkomunikasi

di depan umum (aspek berbicara).

Berdasarkan penelitian tersebut, ternyata model pembelajaran time token

ini sangat baik dalam hal berbicara karena model ini mengharapkan peserta didik

untuk aktif dalam bercerita dan dapat meningkatkan keberanian siswa untuk

bercerita. Dengan adanya batasan waktu, dapat membuat siswa yang sering

mendominasi pembicaraan di dalam kelas untuk mempergunakan waktu dengan

sebaik-baiknya dan bagi siswa yang sering diam di kelas dapat terpacu untuk

(17)

5

penulis ingin mengujicobakan apakah model pembelajaran time token ini

benar-benar efektif khususnya dalam kegiatan menceritakan tokoh idola.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Kemampuan

Menceritakan Tokoh Idola Oleh Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. kemampuan berbicara siswa masih kurang, khususnya ketika menceritakan

tokoh idola;

2. kurangnya kosakata yang dimiliki siswa;

3. kurangnya keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas;

4. kurangnya keseriusan siswa ketika belajar;

5. banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran yang tepat dan terarah maka perlu

dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, permasalahan

dibatasi dan difokuskan pada kemampuan berbicara siswa masih kurang,

khususnya ketika menceritakan tokoh idola. Penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas VII MTs Negeri 2 Medan pada semester genap tahun pembelajaran

(18)

6

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan menceritakan tokoh idola siswa kelas VII MTs

Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan

model pembelajaran time token?

2. Bagaimana kemampuan menceritakan tokoh idola siswa kelas VII MTs

Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan

model pembelajaran time token?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran time token terhadap kemampuan

menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan tahun

pembelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian, yaitu

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kemampuan menceritakan tokoh idola siswa kelas VII

MTs Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum

menggunakan model pembelajaran time token.

2. Untuk mengetahui kemampuan menceritakan tokoh idola siswa kelas VII

MTs Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah

(19)

7

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran time token terhadap

kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs Negeri 2

Medan tahun pembelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis dan

praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menceritakan tokoh idola.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, setelah menerapkan model pembelajaran time token

diharapkan dapat semakin meningkatkan keterampilan berbicara,

khususnya dalam hal menceritakan tokoh idola.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberi solusi dan

masukan bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran yang

kreatif dan inovatif dalam pembelajaran menceritakan tokoh idola,

sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, terarah, dan

tetap terkondisi.

c. Bagi kepala sekolah maupun sekolah, sebagai bahan masukan agar

dapat meningkatkan kualitas pengajarannya.

d. Bagi pihak lain, Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti-peneliti

(20)

55 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penilaian tentang pengaruh model pembelajaran time

token terhadap kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs

Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perolehan nilai rata-rata kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa

kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum

menggunakan model pembelajaran time token (pre-test) adalah 66.33

kategori cukup.

2. Perolehan nilai rata-rata kemampuan menceritakan tokoh idola oleh siswa

kelas VII MTs Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah

menggunakan model pembelajaran time token (post-test) adalah 80.12

kategori baik.

3. Ada pengaruh yang signifikan setelah adanya perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran time token terhadap kemampuan

menceritakan tokoh idola oleh siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan

(21)

56

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis juga menyampaikan beberapa sara

sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran menceritakan tokoh idola,

model pembelajaran time token mempunyai pengaruh yang baik terhadap

hasil belajar menceritakan tokoh idola siswa dengan adanya peningkatan

nilai rata-rata siswa. Sehingga model pembelajaran ini dapat menjadi salah

satu alternative mengajar bagi guru karena terbukti bahwa nilai rata-rata

siswa meningkat setelah adanya perlakuan dengan pembelajaran ini.

2. Pada penelitian selanjutnya, hendaknya peneliti dapat menyesuaikan

waktu dengan baik sehingga data yang diperoleh akan lebih baik dan

maksimal.

3. Sebaiknya siswa, guru dan sekolah mampu bekerjasama mengembangkan

(22)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Hariningsih, Dwi dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Indrastuti, R.R.Novi Kussuji dan Diah Erna Triningsih. 2010. Cakap Berbahasa Indonesia Untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Lubis, Effi Aswita dan Marusul Hasibuan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Unimed.

Maryati dan Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyati, Yeti dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurhadi dkk. 2007. Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Santosa, Puji dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: UT.

Sapari, Nia Kurniati. 2008. Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(23)

58

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, Hadi dkk. 2008. Seribu Pena Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Susanti, Ratna. 2008. Kompetensi Berbahasa Indonesia 1 Untuk SMP/MTs Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, Henry Guntur. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gultom, Berliana Fenny. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XI SMA Swasta Free Methodist Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. E-Jurnal Unimed.

Kencana, Prasetiya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dipadukan dengan Time Token Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA. Skripsi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Mursid, R. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Suatu Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produksi Pada Pendidikan Teknik Mesin. Medan: Unimed.

Referensi

Dokumen terkait

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Berpijak dari keadaan tersebut bahwa kondisi siswa yang sangat bervariasi dalam menerima materi dan menguasai materi pembelajaran dari guru serta dewasa ini metode

[r]

Untuk mengetahui pemberian buah pisang kluthuk saat pertumbuhan tanaman buah stroberi pada media tanam tanah liat dan pasir yang paling efektifE. Menambah penggetahuan bagi

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, pencahayaan alami rumah, kelembaban rumah, lantai rumah, dinding

Masalah gizi rentan terjadi pada semua kelompok umur, terutama       bayi dan anak yang sedang mengalami masa tumbuh kembang (Arisman, 2009).. Anak mulai memahami bahwa makanan yang  

Penulis menghaturkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikan kepada Penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir kajian pengembangan