• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA S ISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA S ISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS

BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS

Oleh :

Agustina Simorangkir NIM 4123331002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Pada

Materi Reaksi Reaksi Redoks

Agustina Simorangkir (NIM 4123331002)

ABSTRAK

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS

BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd , Bapak Agus Kembaren S.Si, M.Si, dan Ibu Dr. Ir.Nurfajriani, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan nasehat dan saran penyelesaian skripsi ini, serta Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti M.Si selaku dosen pembimbing akademik saya, yang telah memberikan masukan dan saran-saran selama masa perkuliahan penulis. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen, staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda tersayang Hotmatua Simorangkir dan Ibunda tersayang Tiandar Panjaitan yang telah

(5)

v

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni sahabatku Jelongop yaitu Novera Sebayang, Khairatunnisa, Indira Lukman, Siti Khadijah, Hotmian Sibarani, Gladys Gebriella, dan Nurul Indah Pratiwi yang selalau memberi semangatdan dukungan semasa perkuliahan dan juga kepada teman-teman Kelas Ekstensi B 2012. Terima kasih juga kepada Eva Pratiwi Rajagukguk dan Anggi Paramita Siagian rekan satu pembimbing skripsi yang

telah banyak membantu dan memberi semangat penulis dalam skripsi ini. Terimaksih kepada Sahabatku Viva Hotmauli Napitupulu, Dea Rizky Amanda Panjaitan, Aryokta Ismawan yang terus memberikan dukungan. Juga kepada kakak Anisa Zulaika S.Pd yang selalu memberi dukungan. Dan kepada semua teman teman yang memberikan dukungan dan semangat yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Freddy T.M. Panggabean S.Pd, M.Pd yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,namun penulis sadar masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini.Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoretis 8

2.1.1. Konsep Belajar 8

2.1.2. Hasil Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.2. Model Pembelajaran 9

2.2.1. Hakikat Model Pembelajaran 9

2.2.2. Model Pembelajaran PBL 10

2.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model PBL 12

(7)

vii

2.3.1.3. Pengertian Reaksi Redoks Berdasrkan Konsep Perubahan

Bilangan Oksidasi 16

2.3.2. Bilangan Oksidasi 17

2.3.2.1. Penentuan Bilangan Oksidasi 17

2.3.3. Pengoksidasi dan Pereduksi 18

2.3.4. Reaksi Autoredoks 19

2.3.5. Reaksi Redoks di sekitar kita 20

2.4. Kerangka Konseptual 21

3.4.2.1. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 28

(8)

viii

4.1.3.1.1. Uji Normalitas Pretest dan Postets 40

4.1.3.1.2. Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar 41

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 41

4.1.3.2.1. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest 41

4.1.3.2.2. Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar 42

4.1.3.3. Uji Hipotesis I 43

4.1.3.4. Aktivitas Hasil Belajar 43

4.1.3.4.1. Uji Normalitas Aktivitas Hasil Belajar 44

4.1.3.4.2. Uji Homogenitas Aktivitas Hasil Belajar 45

4.1.3.4.3. Uji Hipotesis II 45

(9)

ix

Belajar 46

4.1.3.5.1. Uji Korelasi Aktivitas Belajar dengan Peningkatan

Hasil Belajar 46

4.2. Pembahasan 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1 Kesimpulan 51

5.2 Saran 51

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mobil berkarat 20

Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian 31

Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-Rata Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol 39

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah 13

Tabel 2.2 Reaksi Redoks dari Unsur Na, Mg, K, dan Cl 16

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 28

Tabel 3.2 Observasi Aktivitas Belajar Siswa 29

Tabel 3.3 Persentase Nilai Aktivitas Belajar Siswa 30

Tabel 3.4 Rancangan Penelitian 30

Tabel 3.5 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol 33

Tabel 3.6 Makna Koefisien Korelasi 36

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Siswa 38

Tabel 4.2 Data Hasil Postetst Siswa 38

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kontrol 39

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 40

Tabel 4.5 Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar Siswa 41

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 42

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar Siswa 42

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa 43

Tabel 4.9 Uji Normalitas Aktivitas Belajar Siswa 44

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Aktivitas Siswa 45

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Data Aktivitas Belajar Siswa 46

Tabel 4.12 Korelasi Antara Aktivitas dengan Peningkatan Hasil Belajar

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 56

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 61

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 80

Lampiran 4 Instrumen Tes Sebelum Validasi 97

Lampiran 5 Kunci Jawaban Sebelum Validasi 107

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 108

Lampiran 7 Instrumen Tes Setelah Validasi 117

Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Setelah Validasi 123

Lampiran 9 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 124

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 125

Lampiran 11 Lembar Analisis Masalah Kelas Eksperimen 126

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa 127

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa 130

Lampiran 14 Jawaban Lembar Jawaban Analisis Masalah 131

Lampiran 15 Jawaban Lembar Kerja Siswa 132

Lampiran 16 Jawaban Lembar Kerja Siswa 134

Lampiran 17 Tabel Validitas 135

Lampiran 18 Perhitungan Validitas Tes 136

Lampiran 19 Tabel Reliabilitas 138

Lampiran 20 Perhitungan Reliabilitas Tes 139

Lampiran 21 Tabel Tingkat Kesukaran 140

Lampiran 22 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 141

Lampiran 23 Tabel Daya Pembeda 142

Lampiran 24 Perhitungan Daya Pembeda 143

Lampiran 25 Tabulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas Siswa Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol 144

Lampiran 26 Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Data Penelitian

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 148

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas 150

Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas 154

Lampiran 29 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 156

Lampiran 30 Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Data Gain Hasil

Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 160

Lampiran 31 Perhitungan Uji Normalitas 161

Lampiran 32 Perhitungan Uji Homogenitas 164

Lampiran 33 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I 166

Lampiran 34 Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa 168

(13)

xiii

Lampiran 36 Tabulasi Nilai Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa 177

Lampiran 37 Rata-rata, Simpangan Baku, Varians Data Aktivitas Belajar

Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 181

Lampiran 38 Perhitungan Uji Normalitas 182

Lampiran 39 Perhitungan Uji Homogenitas 184

Lampiran 40 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II 186

Lampiran 41 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah III 188

Lampiran 42 Tabel Nilai r-Product Moment 191

Lampiran 43 Nilai-Nilai Chi Kuadrat 192

Lampiran 44 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 193

Lampiran 45 Nilai-Nilai Dalam Distribusi f (Tabel t) 194

Lampiran 46 Tabel Krejcie 195

Lampiran 47 Jadwal Kegiatan Penelitian 196

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar berupa pembinaan (pengajaran) pikiran dan jasmani anak didik berlangsung sepanjang hayat untuk

meningkatkan kepribadiannya agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Purwanto, 2014). Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa beserta unsur yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor yang paling dominan yang menentukan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik, tentu akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula (Wulandari dan Surjono, 2013).

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan belajar peserta didik secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai adalah hasil belajar yang dilakukannya sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan dan menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau tahu, sehingga Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah untuk digunakan dalam proses pembelajaran ( Pratiwi, dkk, 2014). Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM 75), terutama untuk mata pelajaran MIPA (Wasonowati, dkk, 2014).

Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit, hal ini menyebabkan sebagian besar siswa kurang berminat

(15)

konsep-2

konsep yang ada pada setiap materi kimia serta keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu cara menghafal yang digunakan akan membuat materi kimia menjadi lebih sulit dipahami dan konsep-konsep pokok yang diharapkan tidak tercapai, sehingga diperlukan cara lain untuk membantu siswa memahami materi yang bersifat abstrak tesebut. Saat ini disinyalir bahwa pembelajaran kimia hanya ditekankan pada konsep matematis, hal ini semakin membuat siswa enggan untuk

belajar kimia. Padahal, walaupun siswa dapat memecahkan masalah matematis dalam materi kimia, tidak menjamin siswa tersebut mengerti konsep dari fenomena yang terjadi, karena mereka masih mengalami miskonsepsi (Wigiani, dkk, 2012).

Materi pokok Reaksi Redoks merupakan salah satu materi pelajaran kimia kelas X SMA yang dianggap sulit. Karakteristik materi ini adalah bersifat abstrak, memerlukan kemampuan pemahaman, menghafal, menghitung dan menganalisis serta keaktifan siswa untuk berlatih sehingga siswa benar-benar memahami konsep. Selain itu materi pokok Reaksi Redoks merupakan salah satu materi dasar pelajaran kimia yang memiliki pengaruh penting untuk materi selanjutnya seperti materi Elektrokimia dan Elektrolisis (Purnamawati, dkk, 2014).

Salah satu penyebab rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar kimia disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan yang kurang tepat, dimana guru masih sering menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru atau teacher centered learning (TCL). Metode pembelajaran konvensional menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran (Anggara, dkk, 2014). Untuk mengimplementasikan pendekatan ilmiah pada penyampaian materi reaksi redoks

dapat digunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ada tiga ciri utama pembelajaran berbasis masalah; (1) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,

(16)

3

untuk menyelesaikan masalah. Tanpa masalah pembelajaran tidak akan terjadi; (3) pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah (Pratiwi, dkk, 2014).

Model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa dituntut untuk belajar melalui pengalaman langsung berdasarkan masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan

berpikir siswa betul-betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Sintaks dalam PBL yaitu: 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing pengalaman individual/kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Magdalena, dkk, 2014).

Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model pembelajaran

pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah peneliti dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa,

diantaranya adalah menurut Wasonowati, dkk, (2014), hasil belajar siswa dengan model PBL dikategorikan baik dengan rata rata nilai 81,83 dan 79. Proses belajar

(17)

4

yaitu dari 51,64% meningkat menjadi 81,69%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk, (2013), menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid secara signifikan baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik setelah siswa dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Persentase prestasi belajar siswa hasil tes kognitif, afektif dan psikomotor pada siklus I adalah 18,75%; 34,38% dan

50,00%, sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II yaitu 90,63%; 53,13% dan 53,00%.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Pada Materi Reaksi Redoks”.

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa sulit memahami konsep reaksi redoks yang bersifat kompleks

2. Penyajian materi yang kurang melibatkan siswa pada pembelajaran dan cenderung berpusat pada guru

3. Kecenderungan siswa belajar tanpa bermakna hanya melalui hafalan

1.3. Batasan Masalah

Untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan terfokus, maka diperlukan adanya batasan masalah, antara lain:

1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X IPA, dalam pelajaran kimia pada pokok bahasan Reaksi Redoks

2. Sekolah yang akan diteliti SMU SWASTA RAKSANA

(18)

5

4. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning lebih tinggi daripada model konvensional pada

materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA RAKSANA?

2. Apakah aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada model konvensional pada materi Reaksi

Redoks siswa kelas X SMU SWASTA RAKSANA?

3. Apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi positif dan signifikan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA

RAKSANA?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada model konvensional pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA RAKSANA

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada model konvensional pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA

RAKSANA

(19)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan dapat memerikan manfaat kepada tenaga pendidik atau guru yang bersifat teoritis dan praktis: Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoretis, hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan

pemikiran bagi guru-guru, pengelola, pengembangan, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam dinamika kebutuhan siswa, bahan masukan bagi sekolah

sebagai bagian aplikasi teoretis dari teknologi pembelajaran, bandingan bagi peneliti yang lain, yang akan membahas dan meneliti permasalahan yang sama.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan guru, khususnya guru-guru kimia agar bisa menggunakan model pembelajaran untuk meningkatkn hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.

1.7. Definisi Operasional

Adapaun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Reaksi Reduksi dan Oksidasi yang akan dibelajarkan kepada siswa/i SMU SWASTA RAKSANA tahun ajaran 2015/2016 meliputi konsep reaksi oksidasi reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen serta contohnya, konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron serta contohnya, konsep reaksi oksidasi-reduksi ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi serta contohnya, bilangan oksidasi dan penentuan bilangan oksidasi atom unsur, bilangan oksidasi atom unsur atau ion dalam senyawanya, reaksi oksidasi-reduksi untuk menentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor, dan

reaksi redoks disekitar kita.

2. Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model pembelajaran

(20)

7

kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika mendatangkan (memunculkan) suatu ide baru dengan menggabungkan ide-ide yang sebelumnya dilakukan (Utomo, dkk, 2014).

3. Pembelajaran konvensional yang dilakukan adalah ceramah dengan situasi yang kurang menyenangkan. Hal ini dapat menyebabkan minat belajar siswa rendah karena proses pembelajaran kurang menarik, monoton, membatasi daya

(21)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA RAKSANA.

2. Aktivitas belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU SWASTA RAKSANA.

3. Ada korelasi positif dan signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Reaksi Redoks siswa kelas X SMU

SWASTA RAKSANA.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberi saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar mengajar kimia, khususnya pada materi pada Reaksi Redoks, sebaiknya para guru menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning agar semua aktif belajar.

2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, hendaknya topik

pembelajaran dikaitkan dengan pemecahan masalah dengan model pembelajran Problem Based Learning..

(22)

52

(23)

53

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, A.A., Sukardjo, S.J., dan Susilowati, E., (2014), Penerapan Pembelajaran Cooperative Problem Solving (CPS) Disertai Demosntrasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI IPA 2 SMA NEGERI GONDANGREJO Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(1): 8-13.

Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Baskoro,F., Saputro,S., dan Hastuti,B., (2013), Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran NHT ( Numbered Head Togther) Dilengkapi LKS Pada Materi Termokimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA NEGERI 6 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(2) : 85-91.

Dewantari, A., Ashadi, dan Sugiharto, (2013), Studi Komparasi Penggunaan Macromedia Flash dan Worksheet Dalam Pembelajaran Kooperatif Metode Learning Cycle 5E Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4): 142-150.

Dewi., S.R., Haryono, dan Utomo, B.S., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar Siswa Deng an Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(1): 15-20.

Gafur, Abdul., (2012), Desain Pembelajaran, Konsep, Model, dan Aplikasinya Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Juniar, A., Nasution, H., dan Simangunsong, C.J., (2013), Pengaruh Penerapan Media e-Learning Berbasis Weblog Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed 5(3) : 155 – 161.

Justiana,S, dan Muchtaridi, (2009), Kimia 1, PT Ghalia Indonesia Printing,Jakarta.

(24)

54

Pratiwi, Y., Redjeki,T., dan Masyukuri,M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3): 40-48).

Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Media Kartu Dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Prestasi belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 KarangAnyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(4):100-108.

Purwanto, N., (2014), Pengantar Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Purwanto, N., (2009), Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, A Ruzz Media, Yogyakarta.

Siagian, F.E.R., (2012), Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika, Jurnal Formatif 2(2) : 122 – 131.

Silitonga, M., P., (2011), STATISTIK: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, UNIMED, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sunarto, W., Sumarni, W., dan Suci, E., (2008)., Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran Metode Think-Phare-Share Dan Metode Ekspositori, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1): 244-249

Sudarmo, U., (2013), KIMIA Untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED, Medan.

Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Unimed Press, Medan.

(25)

55

Nurhayati, L., Martini, S.K., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4): 151-158.

Utomo, T., Wahyuni, D., dan Hariyadi, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ( Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Edukasi UNEJ 1(1): 5-9.

Wasonowati, T.R.R., Redjeki, T., dan Ariani, D.R.S., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum – Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA NEGERI 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3): 66-75.

Wiqiani, A., Ashadi., Hastuti, B., (2014), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Problem Posing Dan MIND MAPPING Terhadap Prestasi Belajar Dengan Memperhatikan Kreativitas Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 1(1): 1-7.

Gambar

Gambar 2.1 Mobil berkarat

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan mengenai pentingnya memberikan MP-ASI bagi anak juga disampaikan oleh WHO/UNICEF pada program Global Strategy for Infant and Young Child Feeding dan Aksi

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan

Melalui observasi, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa, selanjutnya melalui

PENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PEKERJAAN PENGADAAN BIBIT TANAMAN PERKEBUNAN DINAS EKHUTANAN DAN PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2012.. Nomor : 14/ PBJ-ULP.MRS/ 32.L.14/ DAU/

PS PICE dot-model statement for the ideal bipolar transistor: β = Bf, Early voltage Vaf, and scale current Is; as shown by curly braces {}, these values are set using variables

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris mengenai praktik perataan laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan manufaktur yang

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan