• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah Dan Total Kolesterol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah Dan Total Kolesterol"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPLEMENTASI KAPSUL SERBUK DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour) DAN KONSUMSI IKAN SECARA RUTIN

TERHADAP TEKANAN DARAH DAN TOTAL KOLESTEROL

SITTI ALVIANTI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

SITTI ALVIANTI. Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK dan SRI ANNA MARLIYATI.

Prevalensi hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini cukup tinggi. Faktor yang mempengaruhi diantaranya aktifitas fisik, status gizi dan konsumsi pangan. Mengonsumsi kapsul serbuk daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan ikan secara rutin memungkinkan adanya pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan awal faktor risiko penyakit degeneratif khususnya hipertensi dan hiperkolesterol.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan konsumsi ikan secara rutin terhadap tekanan darah dan total kolesterol. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control design. Subjek penelitian adalah masyarakat kota Kendari yang tergabung dalam lembaga kerukunan masyarakat WAKATOBI provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah diseleksi berdasarkan syarat inklusi dan menyetujui Informed Consent diperoleh 32 orang subjek berpartisipasi dalam penelitian ini dan selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok (16 perlakuan kapsul serbuk daun Torbangun dan 16 kontrol).

Data karakteristik subjek, pola konsumsi pangan, tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Pengaruh konsumsi ikan dan kapsul serbuk daun Torbangun pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji t.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi gemuk, berumur 30 - 60 tahun, berprofesi sebagai dosen dengan latar belakang sarjana serta berasal dari daerah Sulawesi. Hasil penelitian di empat titik pengukuran (H0, H14, H22, H35) menunjukkan bahwa pada awal penelitian tekanan darah sistol, diastol, maupun total kolesterol subjek kelompok perlakuan tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan kelompok kontrol. Demikian pula yang terjadi pada hari ke empat belas. Pada hari ke 22 penelitian, tekanan darah sistol subjek kelompok perlakuan berbeda nyata (P<0.05) dengan kelompok kontrol sedangkan tekanan darah diastol dan total kolesterolnya tidak berbeda nyata. Pada hari ke 35 penelitian, tekanan darah sistol dan diastol subjek kelompok perlakuan berbeda nyata dengan kelompok kontrol sedangkan total kolesterolnya tidak berbeda nyata.

Kata kunci: daun torbangun (Coleus amboinicus Lour), ikan, tekanan darah, total kolesterol

(5)

SUMMARY

SITTI ALVIANTI. Effect of Supplementation with Capsules Containing Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder and Regular Fish Consumption on Blood Pressure and Cholesterol Total. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and SRI ANNA MARLIYATI.

The objective of this study was to determine the effect of supplementation Torbangun leaves (Coleus amboinicus Lour) powder capsules and regular fish consumption on blood pressure and cholesterol tota level. This research was a quasi-experimental study. Subjects were Kendari city community joined in harmony society institutions WAKATOBI Southeast Sulawesi province. Retrieved 32 subjects participated in this study and further divided into 2 groups (16 treatment group and 16 control group).

Data subject characteristics, food consumption, blood pressure and cholesterol total subjects were presented descriptively. Influence of the fish consumption and leaves powder capsules Torbangun in the treatment group and the control group with values of blood pressure and cholesterol total were analyzed using t-test.

Most of the study subjects had an overweight nutritional status, aged 30-60 years, works as a lecturer with an undergraduate background and came from Sulawesi. Results of research on the four-point measurement (H0, H14, H22, H35) showed that at baseline systolic blood pressure, diastolic, and cholesterol total subjects treatment group are not significantly different (P>0.05) in the control group. Similarly, what happened on day fourteen. On day 22 the study, subjects systolic blood pressure treatment groups was significantly different (P<0.05) in the control group, while diastolic blood pressure and cholesterol total were not significantly different. On day 35 the study, systolic and diastolic blood pressure of subjects treatment group were significantly different from the control group while cholesterol total was not significantly different.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Gizi Masyarakat

PENGARUH SUPLEMENTASI KAPSUL SERBUK DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour) DAN KONSUMSI IKAN SECARA RUTIN

TERHADAP TEKANAN DARAH DAN TOTAL KOLESTEROL

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)
(9)

Judul Tesis : Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol

Nama : Sitti Alvianti NIM : I151114011

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Prof drh M. Rizal M. Damanik, MRepSc PhD Ketua

Dr Ir Sri Anna Marliyati, MS Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah hipertensi dan kolesterol, dengan judul Pengaruh Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan Konsumsi Ikan Secara Rutin Terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof drh M. Rizal M. Damanik, MRepSc PhD dan Ibu Dr Ir Sri Anna Marliyati, MS selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk selalu membimbing dan memberi saran, serta Bapak Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS yang telah banyak memberi saran pada ujian tesis. Ucapan terima kasih kepada Bapak Alm. La Ode Djarumadi, SP MKes dari Laboratorium Rumah Sakit Bahtera Mas Kendari dan kerukunan masyarakat Wakatobi sebagai sampel penelitian yang telah membantu selama pengumpulan data. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan atas bantuan dana pendidikan magister yang diperoleh dari Beasiswa Unggulan DIKTI dan biaya penelitian yang diperoleh dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) KemenKeu RI. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

1. PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 3

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Hipotesis 3

Manfaat Penelitian 4

2. TINJAUAN PUSTAKA 4 Tekanan Darah 4

Asupan Zat Gizi yang Berkaitan dengan Tekanan Darah 6

Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat di Kontrol 8

Rokok dan Alkohol Berlebih 9

Hiperkolesterolemia 10

Torbangun 12

Ikan 15

3. KERANGKA PEMIKIRAN 17 4. METODE 18 Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 18

Teknik Penarikan Subyek 18

Jenis dan Cara Pengambilan Data 19

Tahapan Penelitian 20

Pengolahan dan Analisis Data 22

Definisi Operasional 22

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 Karakteristik Subjek penelitian 25

Gaya Hidup 27

Pola Konsumsi 31

Asupan dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Subjek 34

Pengaruh Suplementasi Terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol 38

6. SIMPULAN DAN SARAN 42

Simpulan 42

Saran 42

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN 48

(12)

DAFTAR TABEL

1 Klasifikas itekanan darah orang dewasa menurut JNC-VII 2003 4

2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 20

3 Karakteristik sampel pada kelompok perlakuan dan kontrol 25 4 Sebaran Sampel berdasarkan kebiasaan merokok pada kelompok

perlakuan dan kontrol 27

5 Sebaran sampel berdasarkan jumlah dan jenis rokok yang dikonsumsi pada kelompok perlakuan dan kontrol

27 6 Sebaran sampel berdasarkan kebiasaan minum kopi pada kelompok

perlakuan dan kontrol 28

7 Sebaran sampel berdasarkan jumlah dan jenis rokok yang dikonsumsi pada kelompok perlakuan dan kontrol

29 8 Sebaran sampel berdasarkan kebiasaan olahraga pada kelompok

perlakuan dan kontrol 29

9 Sebaran sampel bersasarkan jenis, durasi, dan frekuensi olahraga pada kelompok perlakuan dan kontrol

30 10 Sebaran sampel berdasarkan frekuensi konsumsi makanan sehat pada

kelompok perlakuan dan kontrol 31

11 Sebaran sampel berdasarkan frekuensi konsumsi makanan berisiko

pada kelompok perlakuan dan kontrol 34

12 Rata-rata asupan dan kecukupan zat gizi sampel pada kelompok

perlakuan dan kontrol 35

13 Rata-rata tekanan darah dan total kolesterol kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol pada H-0 sampai H-38 38

14 Hasil analisis perubahan tekanan darah dan total kolesterol pada

kelompok perlakuan dan kontrol 40

15 Subjek yang tekanan darahnya menjadi normal 40

DAFTAR GAMBAR

1 Tanaman Torbangun 13

2 3

Kerangka Pemikiran Penelitian Alur Penelitian

18 21

4 Skema Pola Intervensi dan Pengukuran 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Informed Concern 44

2 Hasil T-Test Tekanan Darah Sistol Antara Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol

50 3 Hasil T-Test Tekanan Darah Diastol Antara Kelompok Perlakuan Dan

(13)

4 Hasil T-Test Tekanan Total kolesterol Antara Kelompok Perlakuan

Dan Kelompok Kontrol 55

5 Hasil T-Test perubahan angka tekanan darah Sistol pada kelompok

perlakuan dan kontrol 58

6 Hasil T-Test perubahan angka tekanan darah Diastol pada kelompok

perlakuan dan kontrol 60

7 Hasil T-Test perubahan tekanan darah Kolesterol kelompok perlakuan dan kontrol

(14)
(15)

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes 2007). Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi polemik bagi masyarakat di dunia adalah penyakit kardiovaskuler. Catatan terakhir melaporkan bahwa tingginya angka kematian sekitar 80% di negara maju dan 86% di negara-negara berkembang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Tingginya persentase kematian akibat penyakit kardiovaskuler merupakan refleksi dari perubahan yang signifikan dalam kebiasaan pola makan dan gaya hidup di seluruh dunia sebagai akibat dari industrialisasi, perkembangan urbanisasi, ekonomi, dan globalisasi pasar makanan. Di negara-negara berkembang orang dapat terkena faktor-faktor risiko untuk waktu yang lebih lama dan proporsi yang tinggi penyakit kardiovaskuler terjadi pada orang usia produktif (Subbulakshmi 2005).

Penyakit kardiovaskuler yang banyak dijumpai pada saat ini diantaranya diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, alzheimer, kanker, dan Parkinson. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan tekanan darah dan kolesterol.

Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia lanjut, hipertensi dan hiperkolesterolemia saat ini juga sudah diderita oleh kalangan remaja berusia 15 - 17 tahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa angka prevalensi hipertensi pada penduduk usia >18 tahun adalah sebesar 29,8%. Sementara untuk hiperkolesterolemia, menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25 - 34 tahun sebesar 9,3%.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol diantaranya pola makan yang tinggi natrium, lemak dan kolesterol serta kurangnya asupan protein dan serat seperti pada makanan-makanan siap saji. Faktor lainnya adalah gaya hidup seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan rendahnya kebiasaan olahraga akibat sedentary life style, psikososial (tingkat stres), genetik, usia, jenis kelamin dan status gizi (Depkes 2007).

Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan tinggi energi, lemak dan natrium. Sementara kandungan protein, serat, vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan tubuh biasanya jarangsekali dijumpai pada makanan-makanan tersebut. Pola makan tinggi natrium dan rendah serat yangsering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu hipertensi dan hiperkolesterolemia (Depkes 2007).

(16)

Indonesia karena memiliki senyawa alami yang baik buat kesehatan. Ikan mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah mengandung omega 3 dan omega 6 serta kelengkapan komposisi asam amino.

Dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa omega 3 yang terdapat pada minyak ikan dapat mencegah penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Studi epidemiologi pada awal tahun 1970 menunjukkan bahwa kurangnya penderita penyakit jantung koroner di kalangan orang Eskimo, kemungkinan berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan khususnya ikan yang kaya akan asam lemak tak jenuh. Beberapa studi telah membuktikan bahwa mengonsumsi ikan menurunkan kadar LDL (Low-density lipoprotein) atau kolesterol jahat. Selain itu mengonsumsi ikan juga dapat menjaga tekanan darah dalam batas normal, sehingga sangat membantu bagi orang yang menderita hipertensi (Garaiova et al. 2013). Studi lain menyebutkan bahwa kandungan omega 3 dalam minyak ikan juga mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Alasan dasar dari serangan jantung dan stroke adalah arteri yang tersumbat. Ketika plak menumpuk di dinding arteri, membuat tekanan pada aliran darah dan ketika tekanan melintasi batas maka menghasilkan serangan jantung atau stroke (Virtanen et al. 2008).

Secara nasional rata-rata konsumsi ikan perkapita penduduk Indonesia sebesar 35,40 kg/kapita/tahun, jumlah tersebut telah melebihi Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 30,40 kg/kapita setiap tahunnya (KKP 2013). Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi dengan prevalensi terbesar dalam mengonsumsi ikan sebesar 47,71 kg/kapita/tahun (BPS 2010).

Tingginya kejadian penyakit degeneratif di masyarakat menyebabkan penggunaan bahan alami saat ini cenderung meningkat, terutama dalam upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Ditambah lagi dengan adanya isu back to nature, maka selain konsumsi ikan, masyarakat menggunakan tanaman fungsional dan tanaman obat sebagai pengobatan tradisional. Salah satu tanaman fungsional yang sering digunakan dalam pengobatan adalah daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Bahkan tanaman ini dijadikan panganan pendamping nasi, misalnya sebagai sayuran. Oleh masyarakat batak di propinsi Sumatra Utara daun Torbangun biasanya disajikan dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan.

(17)

3 penelitian Andriani et al (2012) kapsul serbuk daun Torbangun secara signifikan mampu mempertahankan total kolesterol dalam kondisi normal.

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh ikan dan daun Torbangun seperti kaya akan zat-zat gizi, serat serta antioksidan, peneliti tertarik untuk mengkombinasikan konsumsi ikan secara rutin dan suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) pada masyarakat Kendari Sulawesi Tenggara. Kedua senyawa alami dari ikan dan daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) memungkinkan adanya pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan awal faktor risiko penyakit degeneratif khususnya hipertensi dan hiperkolesterol.

Rumusan Masalah

1. Apakah suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun dan konsumsi ikan secara rutin dapat menormalkan tekanan darah pada penderita hipertensi. 2. Apakah suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun dan konsumsi ikan

secara rutin dapat menormalkan kadar kolesterol total pada subjek yang beresiko hiperkolesterolemia.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan konsumsi ikan secara rutin terhadap tekanan darah dan total kolesterol.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik subjek penelitian meliputi: umur, status gizi, pekerjaan, pendidikan dan asal daerah.

2. Menganalisa pola konsumsi subjek penelitian meliputi: asupan zat gizi, dan tingkat kecukupan energi, protein, karbohidrat, lemak, natrium, serat dan kolesterol.

3. Mengetahui dan menganalisa angka tekanan darah dan total kolesterol subjek penelitian.

4. Mengetahui perubahan angka tekanan darah dan total kolesterol subjek penelitian sebelum dan setelah mengonsumsi ikan dan kapsul serbuk daun Torbangun.

Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh konsumsi ikan secara rutin dan suplementasi daun Torbangun terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol pada penderita hipertensi dan resiko hiperkolesterol.

(18)

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya informasi tentang manfaat konsumsi ikan dan daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dikaitkan dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah dan total kolesterol.

2. Diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada peran tanaman obat-obatan sebagai suplemen dalam dunia kesehatan.

2

TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri, dimana tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat pengisian darah di jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh (tekanan yang terjadi saat jantung beristirahat). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal 120/80 mmHg (Smeltzer dan Bare 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat untuk memompa darah. Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Komite Nasional Gabungan Amerika Serikat untuk prevensi, deteksi, valuasi dan pengobatan tekanan darah tinggi (Joint National Committee on Prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure) selanjutnya disingkat JNC mengklasifikasikan tekanan darah dalam empat kelompok yaitu tekanan darah normal, pra-hipertensi, hipertensi stadium I dan hipertensi stadium II. Keempat kelompok tekanan darah tersebut dapat dilihat seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah orang dewasa menurut JNC-VII 2003

Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)

Tekanan Darah Sistolik Diastolik

Normal

Pra-Hipertensi

Hipertensi Stadium I

Hipertensi Stadium II

< 120

120 – 139

140 – 159 ≥ 160

Dan < 80

Atau 80 – 89

Atau 90 – 99 ≥ 100

(19)

5 Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh hasil dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai tekanan darah normal. Gangguan tekanan darah dapat berupa hipertensi (tekanan darah tinggi) maupun hipotensi (tekanan darah rendah). Gangguan tekanan darah tersebut dapat menimbulkan gangguan pada pembuluh darah seperti stroke, jantung dan bahkan sampai gangguan ginjal (Depkes 2006).

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer dan Bare 2001). Selain itu, dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg dalam tiga kali pengukuran dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular sebanyak dua kali (Denio 2005).

Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan dimana keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens 2003).

Pada waktu tidur malam hari tekanan darah berada dalam kondisi rendah, sebaliknya tekanan darah dipengaruhi oleh kegiatan harian sehingga bila semakin aktif seseorang maka semakin naik tekanan darahnya. Dapat dibayangkan semakin tinggi tekanan darah seseorang maka semakin tinggi kekuatan yang mendorong darah dan dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan perdarahan yang dapat terjadi di otak dan jantung sehingga dapat mengakibatkan stroke, gagal jantung bahkan kematian (Hayens 2003).

Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala (silent killer), sementara tekanan darah yang terus meningkat akibat kesalahan pola hidup dan pola makan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Seseorang baru merasakan dampak hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke (Lenny 2008).

Menurut Dalimartha et al. (2008) faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi penyebab yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur), serta penyebab yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, konsumsi garam dan konsumsi alkohol yang berlebih).

(20)

Gangguan tekanan darah selain hipertensi, bisa juga terjadi hipotensi. Penyebab hipotensi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor eksternal seperti (1) dehidrasi (disebabkan karena kurang minum, diare dan muntah), (2) konsumsi obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, jantung, anti-depresi, obat disfungsi ereksi atau obat Parkinson, (3) penggunaan obat berefek diuretik secara berlebihan (seperti obat pelangsing), (4) anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endoktrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah) serta (5) terlalu lama berada di udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit atau lanjut usia.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Lenny (2008) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya pemeliharaan kondisi fisik, mental dan sosial agar tetap berada dalam keadaan yang baik. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami.

Sejalan dengan pendapat Hayens (2003) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit.

Enam langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu mengatur pola makan (batasi sodium, tingkatkan asupan potasium dan magnesium), mengonsumsi jenis makanan sereal, aktivitas (olah raga) secara teratur, bantuan dari kelompok pendukung (teman maupun keluarga), berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol berlebih.

Asupan Zat Gizi yang Berkaitan dengan Hipertensi

Asupan Natrium

Hayens (2003) menyarankan agar dalam sehari sebaiknya mengonsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 2000 sampai 2500 mg. Karena tekanan darah dapat meningkat bila asupan garam meningkat. Dimana pembatasan asupan sodium dapat mempertinggi efek sebagian besar obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (seperti catopril).

Natrium atau sodium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular.30-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, natrium terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium. Angka kebutuhan gizi natrium pria dan wanita yang berusia >18 tahun adalah sebesar 1500 mg (WKNPG 2004).

(21)

7 Natrium berfungsi dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan cairan dalam sel ini dapat menurunkan tekanan darah, (2) menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, (3) pengaturan kepekaan otot dan saraf, yaitu berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontraksi otot, (4) berperan dalam absorpsi glukosa dan (5) berperan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus. Sumber natrium dapat diperoleh dari garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur. Perkiraan kebutuhan natrium makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 1500 mg. Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg natrium. Apabila dikonversikan ke dalam ukuran rumah tangga maka 4 gram garam dapur setara dengan ½ sendok teh atau sekitar 1600 mg natrium (Meikemayasari 2008).

Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet rendah garam, sedangkan kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi cairan. Kelebihan asupan natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi (Meikemayasari 2008).

Asupan Kalium

Pola makan yang rendah kalium atau potasium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium melalui cairan urin akan meningkat, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Kalium merupakan kation utama intraseluler. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraselular. Menurut Angka Kecukupan Gizi berdasarkan WKNPG (2004), kebutuhan kalium pria dan wanita pada usia > 18 tahun adalah sebesar 2000 mg/hari.

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat serta cairan lambung. Kadar kalium normal dalam darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.

(22)

kalsium, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta (3) di dalam sel berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein).

Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah dan diare kronis) serta kebanyakan menggunakan obat pencuci perut atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung akan berdebar-debar dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah, sedangkan kelebihan kalium adalah hiperkalemi akut yang dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal (Meikemayasari 2008).

Kebutuhan minimum akan kalium adalah sebanyak 2000 mg sehari. Sumber kalium diantaranya daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar). Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut untuk menurunkan tekanan darah (Dalimartha et al. 2008). Kandungan kalium yang tinggi antara lain terdapat pada air kelapa, pisang, alpukat, tomat dan nangka.

Asupan Makanan Jenis Serealia

Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition yang ditulis dalam Dalimartha et al. (2008), menyatakan bahwa pria yang mengonsumsi sedikitnya satu porsi sereal dari jenis padi-padian per hari mempunyai kemungkinan yang sangat kecil (0-20%) untuk terkena penyakit jantung. Semakin banyak konsumsi padi-padian, semakin rendah resiko penyakit jantung koroner, termasuk terkena hipertensi (Dalimartha et al. 2008).

Makanan jenis serealia, sayur-sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang mengandung serat yang larut dalam air berjenis musilase. Musilase sangat berperan didalam membantu pencernaan makanan di usus halus selain itu juga berfungsi sebagai penghancur flak dalam dinding arteri (Ramos et al. 2011). Penelitian Ramos et al. (2011) dengan subjek penderita hiperkolesterolemia menunjukkan bahwa mengonsumsi 26 gram serat larut per hari, menghasilkan perubahan yang signifikan pada total kolesterol, LDL-kolesterol, dan trigliserida namun tidak ada perubahan pada HDL-kolesterol. Lebih lanjut pada penelitian dengan subjek vegetarian menunjukkan konsentrasi kolesterol lebih rendah dan tingkat terjadinya penyakit jantung koroner pada kelompok ini lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lain yang mengonsumsi daging sehingga semakin tinggi kolesterol jika tidak diimbangi dengan asupan serat yang cukup maka akan terjadi atherosklerosis, dimana terjadi penyumbatan padapembuluh koroner karena kolesterol plasma yang menumpuk (Koli et al. 2015).

Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Dikontrol

Aktivitas (Olah Raga)

(23)

9 terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada saat istirahat makan siang tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan atau bersepeda bersama keluarga dan teman satu hari dalam satu minggu. Lakukan aktivitas baru misalnya bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis, yang terakhir pilih tangga dibandingkan lift atau eskalator. Karena dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat menjaga kesehatan jantung yang merupakan organ pemompa darah.

Frekuensi olahraga yang baik yaitu bila seseorang melakukan olahraga dalam waktu seminggu dilakukan 3-5 kali dan dilakukan secara teratur dengan intensitas yang sedang dapat menurunkan tekanan darah (Divine 2009). Aktifitas fisik dapat memperbaiki kecepatan jantung saat kondisi istirahat, kadar kolesterol total, kadar LDL serta tekanan sistolik dan diastolik selama 6 minggu (Nurrahmani 2012).

Olahraga bermanfaat karena memperbaiki fungsi paru-paru dan pemberian O2 ke miokard, menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang

bersamaan dengan menurunnya LDL, menurunkan kolesterol darah total, trigliserida, dan kadar gula darah pada penderita DM, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kesegaran jasmani (Lindvall et al. 2015). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat keuntungan dari pengaruh olahraga pada tekanan darah. Analisis pertama menunjukkan bahwa berjalan kaki mengurangi tekanan darah pada orang dewasa rata-rata sebesar 2% (Wu T et al. 2009). Analisis kedua, menunjukkan bahwa aerobik menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 4 mmHg dan tekanan darah diastolik 2 mmHg pada pasien dengan atau tanpa tekanan darah tinggi (Lindvall et al. 2015).

Rokok, Kopi dan Alkohol Berlebih

Rokok adalah racun yang bekerja lambat tetapi pasti. Sebatang rokok mengandung kurang lebih delapan belas racun. Apabila sebatang rokok disulut, maka berhamburanlah aneka macam racun bersama asap yang keluar, diantaranya gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol, perylene, hydrogen cyanide, acrolein, acetilen, benzaldehyde, arsenikum, benzopyrene, urethane, coumarin, ortocresol, nikotin, tar, dan lainlain (Bangun 2008). Ketika suatu rokok dihisap, nikotin dengan seketika masuk ke aliran darah dan menjangkau otak dalam waktu enam detik, dimana lebih dari 15% nikotin diserap. Saat nikotin menjangkau otak, sinyal kelenjar adrenal melepaskan norepinefrin dan epinefrin (adrenalin) yang meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Kolahdooz 2013).

Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan darah. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Dalam beberapa detik nikotin mencapai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin), sehingga dengan pelepasan hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi (Sheps 2005).

(24)

menyempit. Debar jantung yang lebih cepat akan meningkatkan kebutuhan akan oksigen pada otot jantung. Sementara itu, persediaan oksigen jadi menurun karena oksigen yang ada akan diikat oleh karbon monoksida yang dihasilkan oleh rokok. Dalam hal ini, nikotin yang berperan membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan kerusakan lapisan dalam pembuluh darah dan menimbulkan penggumpalan darah sehingga serangan jantung mengikutinya.

Kopi mengandung kafein yang dapat meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan darah. Kafein merupakan salah satu zat yang terdapat dalam kopi yang meningkatkan pelepasan hormon norepinefrin yang akan menyebabkan vasokontriksi dan membatasi aliran darah. Selain itu, kafein juga menstimulasi pelepasan hormon katekolamin dan kartisol yang akan memobilitasi metabolisme trigliserida menjadi asam lemak bebas pada saat beraktivitas fisik tetapi justru dapat menambah penyimpanan trigliserida pada keadaan kurang aktivitas fisik. Kafein ini bekerja secara langsung pada jaringan adiposa dan berinteraksi dengan reseptor untuk melepaskan asam lemak bebas (Wijayakusuma 2005).

Demikian juga dengan alkohol, efek semakin banyak mengonsumsi alkohol maka semakin tinggi tekanan darah, sehingga peluang terkena hipertensi semakin tinggi (Hayens 2003). Menurut Sheps (2005) alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Selain itu minum alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium, rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah (Sheps 2005). Beberapa laporan menyimpulkan bahwa efek alkohol dimulai dari asupan alkohol yang paling rendah. Jadi, seseorang yang tidak mengonsumsi alkohol maka cenderung memiliki tekanan darah yang normal. Laporan lain menunjukkan ada batas atau ambang tertentu dari alkohol yang dapat mempengaruhi tekanan darah (Hayens 2003).

Alkohol bersifat meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena dapat merangsang sekresi corticotropin releasing hormone (CRH) yang berujung pada peningkatan tekanan darah (Irza 2009). Konsumsi alkohol diakui sebagai faktor penting yang berhubungan dengan tekanan darah. Kebiasaan konsumsi alkohol harus dihilangkan untuk menghindari peningkatan tekanan darah (Hartono 2006). Jika dibandingkan dengan orang yang bukan peminum alkohol, maka terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal tingginya tekanan darah. Konsumsi alkohol 3 kali per hari dapat menjadi pencetus meningkatnya tekanan darah dan berhubungan dengan peningkatan 3 mmHg. Konsumsi alkohol seharusnya kurang dari 2 kali per hari (24 oz bir, 10 oz wine, atau 2 oz whiskey murni) pada laki-laki untuk pencegahan peningkatan tekanan darah. Bagi perempuan dan orang yang memiliki berat badan berlebih, direkomendasikan tidak lebih dari 1 kali minum per hari (Krummel 2004).

Hiperkolesterolemia

(25)

11 Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah, jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah (aterosklerosis), sedangkan kolesterol HDL mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak, karbohidrat dan protein yang berlebihan (Dalimartha et al. 2008).

Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan namun dapat meningkat karena makanan yang kita makan mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat penumpukan di pembuluh darah dan dapat menimbulkan penyempitan, karena itulah dapat menyebabkan seseorang terserang stroke dan jantung.

Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan termasuk jantung dan otak, sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh HDL menuju hati yang kemudian diurai dan masuk ke empedu sebagai asam empedu. LDL memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan HDL. LDL dianggap lemak yang jahat karena dapat menempel di dinding pembuluh darah sedangkan HDL dianggap lemak yang baik karena membawa lemak yang berlebih menuju hati.

Mekanisme kenaikan kolesterol dalam darah dapat terjadi karena sintesa kolesterol berlebih dalam tubuh dan asupan kolesterol dari bahan pangan harian, terutama yang tinggi kolesterol, seperti hati, kuning telur, otak, dan makanan-makanan cepat saji (fast food). Naiknya kolesterol darah lebih banyak disebabkan oleh peningkatan pembentukannya dalam hati yang dalam keadaan normal mencapai 500 mg/hari. Penyebab lain adalah meningkatnya penyerapan kolesterol kembali dalam usus halus (Hartono 1996).

Plak pada kolesterol bersifat rapuh dan mudah pecah, apabila terjadi luka pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembentukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka keberadaan bekuan darah dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi ini disebut aterosklerosis dan dapat terjadi di arteri pada jantung, otak, ginjal atau organ vital lainnya. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membuat darah menjadi kental sehingga mengurangi oksigen dan gejalanya dapat dirasakan seperti sakit kepala dan pegal-pegal, namun tidak sedikit yang tanpa gejala (National Cardiovascular Center Harapan Kita 2011).

Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas (sedentary life style). Dalimartha et al. (2008) menyarankan asupan lemak <30% dari asupan kalori sehari. Mengonsumsi banyak lemak akan berdampak pada kadar kolesterol yang tinggi dan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung (Sheps 2005).

(26)

penurunan HDL, meningkatkan fibrinogen dan memacu agregasi trombosit, serta mengurangi daya angkut oksigen ke jaringan perifer. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok.

Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. Risiko infark akan turun 50% dalam waktu 5 tahun setelah berhenti merokok (Yundhini 2006).

Asupan serat makanan yang cukup dapat menurunkan kolesterol darah 10-15% (Elita dan Eri 2008). Rata-rata pengurangan kadar kolesterol dengan terapi pengaturan makanan hanya 12%. Apabila dengan terapi pengaturan makanan tidak memberikan respon positif, maka diperlukan bantuan dengan terapi obat (Simatupang 1997). Dari beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemberian serat pada tikus percobaan dapat menurunkan kolestrol 8%. Serat pangan (dietary fiber), khususnya yang bersifat larut dalam air, diketahui berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma (Schneeman dan Tietyen 1994). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rumput laut yang mengandung komponen agar, alginat, dan karagenan mempunyai pengaruh kuat dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Komponen agar dapat menurunkan kolesterol darah hingga 39% (Ren et al. 1994), sedangkan alginat mempunyai potensi tinggi dalam menurunkan kolesterol darah melalui penghambatan absorpsi kolesterol di usus (Suzuki et al. 1993).

Potter et al. (1993) berpendapat bahwa penambahan beberapa jenis serat pada diet manusia dapat menurunkan kadar LDL. Sekitar 65% komponen LDL adalah kolesterol yang sangat berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner. Hasil penelitian Hayati (2005) juga mengatakan bahwa penambahan serat ke dalam ransum tikus hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar total kolesterol dan LDL. Selain dari serat, hormon terutama pada wanita juga dapat mempengaruhi kolesterol.

Hormon estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Selain itu terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol HDL. Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung (Prasodjo 2010).

Torbangun

(27)

13 menyebutnya dengan nama daun jintan. Orang Sunda menamakan daun ajeran. Di Madura disebut daun majha nereng atau daun kambing, sedangkan orang Bali menamakan daun iwak. Sementara orang Batak menyebutnya bangun-bangun atau Torbangun (Damanik et al.2001; Damanaik at al 2004; Damanik at al 2009). Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu spesies dari family Labiatae yang banyak mengandung zat gizi mikro dan zat aktif yang telah diteliti manfaatnya bagi kesehatan. Manfaat yang telah dirasakan masyarakat selama ini adalah sebagai tanaman obat sariawan, batuk, demam, perut kembung dan asma (Katno dan Pramono 2005).

Gambar 1 Tanaman Torbangun

Tanaman Torbangun merupakan tanaman yang mengandung mineral kalsium, magnesium, zat besi dan flavonoid. Efek farmakologi dari daun Torbangun adalah sebagai anti inflamasi, memperlancar peredaran darah dan sebagai pembersih darah. Kandungan zat aktif tanaman Torbangun berhubungan dengan hormon reproduksi. Selain itu keluarga dari tanaman Torbangun mengandung zat aktif yang secara langsung memiliki efek terhadap jaringan produksi hormon progesteron. Torbangun kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida (Batubara 2004).

Menurut tradisi masyarakat Batak di Provinsi Sumatera Utara, daun Torbangun diyakini berkhasiat sebagai lactagogum, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI (Damanik et al. 2001) dan dapat meningkatkan status gizi anak yang dilahirkan (Damanik 2005). Selain berkhasiat sebagai lactagogum, masyarakat Batak juga meyakini khasiat daun Torbangun sebagai pembersih rahim ibu yang baru melahirkan (uterine cleansing agent), penambah tenaga (tonikum), pengurang rasa nyeri (analgesik), antimikroba/antibakteri (Khattak at al 2014) dan obat untuk menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan batuk (Damanik et al. 2004).

(28)

Di Asia Torbangun jenis Coleus amboinicus dan Plectranthus mollis adalah spesies yang paling sering dikutip. Secara keseluruhan, Coleus amboinicus dan Plectranthus barbatus memiliki jangkauan geografis terluas yang terdapat di luar Afrika dan Benua Asia hingga benua Amerika. Torbangun atau Coleusamboinicus Lour populer dalam pengobatan dispepsia, gangguan pencernaan seperti diare di India dan Afrika dan di Brasil digunakan untuk pengobatan ulserasi kulit. Selain itu, jenis ini juga digunakan untuk mengobati luka bakar dan sebagai tapal untuk gigitan lipan dan kalajengking di Melayu. Di India, jus dari daunnya digunakan untuk mengobati alergi kulit. Coleus amboinicus Lour juga sering dipakai dalam pengobatan batuk kronis, asma, bronkitis dan sakit tenggorokan di India dan Karibia dan di Kuba digunakan untuk mengobati infeksidan asma. Daun Coleus amboinicus Lour telah ditemukan memiliki anti-Mycobacterium tuberculosis (Lukhoba et al. 2006).

Coleus amboinicus Lour di Asia dan Selatan Amerika digunakan untuk pengobatan demam dan sebagai obat kolera di Rodrigues. Selain itu daun ini jugamemiliki aktivitas antimikroba dan antivirus terhadap virus herpes simpleks-1 dananti-HIV inhibisi. Daun Coleus amboinicus Lour sering dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit kencing di Amazon dan India (Yoganarasimhan, 2000). Spesies ini juga dilaporkan dapat digunakan untuk meringankan masalah ginjal, mengobati discharge vagina dan diminum setelah melahirkan. Jenis Coleus amboinicus Lour dan Plectranthus barbatus digunakan untuk mengobati leher kaku dan sakit punggung. Di Karibia bahkan digunakan untuk mengobati kegagalan jantung kongestif (Morton 1992).

Coleus amboinicus Lour, Plectranthus barbatus, Plectranthus bojeri dan Plectranthus mollis telah digunakan untuk mengobati gigitan ular di India, Gabondan Kenya. Plectranthus barbatus dan Coleus amboinicus Lour digunakan untuk mencegah atau mengurangi peradangan (Chifundera 2001).

Selain untuk berbagai macam penyakit, daun Coleus amboinicus Lour digunakan dalam stuffings makanan, untuk aroma dan pengasinan daging sapi danayam, untuk menutupi bau yang kuat terkait dengan kambing, ikan dan kerang (Morton 1992) dan untuk rempah-rempah piring berisi saus tomat (Mayenda 1991). Daun kadang-kadang dimakan mentah dengan roti dan mentega, dan di India mereka dapat ditambahkan untuk bir dan anggur (Morton 1992).

Torbangun sangat kaya akan mineral kalsium. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/100 ml dengan rentang 9-11 mg/100 ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik.

(29)

15 absorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.

Faktor-faktor yang meningkatkan absorpsi kalsium diantaranya yaitu pada saat pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan, dan absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium diantaranya akibat kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif, asam oksalat, asam fitat, serat, stres mental dan stres fisik serta proses penuaan.

Kalsium memiliki fungsi dalam pembentukan tulang (sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat penyimpanan kalsium), gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologis (absorpsi vitamin B12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll), kontraksi otot, meningkatkan fungsi transport membran sel (sebagai stabilisator membran dan transmisi ion melalui membran organel sel, memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission) serta mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase dan ATP-ase.

Sumber kalsium bisa diperoleh dari susu, keju, kuning telur, kangkung atau sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan dan hasil olahannya serta udang. Angka Kecukupan Gizi Kalsium bagi usia >18 tahun yang dianjurkan oleh WKNPG (2004) adalah 800mg/hari baik untuk laki-laki maupun perempuan (Meikemayasari 2008).

Torbangun juga kaya akan antioksidan. Akhir-akhir ini penggunaan senyawa antioksidan berkembang dengan pesat baik untuk makanan maupun pengobatan. Penggunaan sebagai obat makin berkembang seiring dengan makin bertambahnya pengetahuan tentang aktifitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan kanker (Boer 2000).

Ikan

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat, selain harga yang umumnya lebih murah, absorpsi protein ikan lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam, karena daging ikan mempunyai serat protein lebih pendek dari pada serat-serat protein daging sapi atau ayam. Jenisnya pun sangat beragam dan mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah mengandung omega 3 dan omega 6, dan kelengkapan komposisi asam amino.

Ikan adalah bahan pangan yang mengandung protein tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia (FAO 2013).

(30)

Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Masyarakat yang gemar mengonsumsi ikan memiliki umur harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada masyarakat yang kurang mengonsumsi ikan (Pandit 2008). Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi dibandingkan dengan daging hewan, terutama bagi mereka yang menderita kolesterol dan gangguan tekanan darah ataupun jantung. Namun, ikan segar mudah sekali menjadi busuk, oleh sebab itu kita perlu mengetahui sifat-sifat fisik yang membedakan antara ikan yang segar dan ikan yang busuk, karena ikan yang busuk tidak baik untuk dikonsumsi karena mengandung banyak bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Bakteri pseudomonas dan achromobacter merupakan bakteri psikhlorofil yang paling sering menyebabkan kebusukan ikan karena daging ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging mamalia dan unggas (Nurwantoro 1994)

Ikan pada umumnya dan ikan laut pada khususnya merupakan bahan pangan yang kaya akan iodium. Zat ini diperlukan oleh tubuh untuk dapat membentuk hormon tiroksin. Kandungan iodium yang terkandung dalam ikan mencapai 83 mikogram/100 gram ikan. Sementara daging hanya mengandung 5 mikrogram/100 gram. Dengan demikian konsumsi ikan laut yang tinggi dapat mencegah penyakit gangguan akibat kurangnya asupan iodium (GAKY). Selain mengandung protein, ikan yang kaya akan mineral seperti kalsium, phospor yang diperlukan untuk pembentukan tulang, serta zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin darah. Sementara kandungan lemak pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid), sedangkan pada daging sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid).

Kelebihan produk perikanan Jika dibanding dengan produk hewani lainnya, diantaranya ;

1) Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam amino yang berpola mendekati pola kehidupan dalam tubuh manusia,

2) Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon),

3) Daging ikan mudah dicerna oleh karena mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,

4) Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar, Cu dan I, serta vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Disamping itu, ternyata ikan juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :

1) Kandungan air yang tinggi (80%), pH tubuh ikan mendekati netral, dan daging ikan yang sangat mudah dicerna oleh enzim autolisis yang menyebabkan daging ikan sangat lunak, sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk.

(31)

17 busuk, daging menjadi kaku, sorot mata pudar, serta adanya lendir pada insang maupun tubuh bagian luar (KKP 2011).

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer dan Bare 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal.

Menurut Siswono (2006), kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah, jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan.

Hipertensi dan hiperkolesterol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terdapat faktor-faktor yang tidak dapat diubah dan faktor-faktor yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin dan genetik, sedangkan faktor-faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup diantaranya kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan olahraga serta diet atau pola konsumsi pangan yang tidak sehat. Adapun stress merupakan faktor pemicu hipertensi dan hiperkolesterol, namun sulit untuk diukur.

Tingginya kejadian penyakit degeneratif di masyarakat, ditambah lagi dengan adanya isu back to nature, maka keanekaragaman hayati dari jenis hewan dan tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan tanaman di kalangan suku Batak Provinsi Sumatera Utara yang mengandung serat tinggi, terutama serat larut air. Selain mengandung serat juga kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten. Selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai antioksidan (Batubara 2004).

(32)

Keterangan : : Diamati

: Tidak di Amati

Gambar 2 kerangka pemikiran suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun dan konsumsi ikan terhadap faktor risiko tekanan darah darah dan total kolesterol

4

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control design. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus UNHALU kota Kendari Sulawesi Tenggara dan dilaksanakan pada bulan September 2013 hingga Maret 2014.

Teknik Penarikan Subjek

Populasi penelitian adalah masyarakat kota Kendari yang tergabung dalam lembaga kerukunan masyarakat WAKATOBI provinsi Sulawesi tenggara. Penarikan subjek menggunakan cara purposive sampling dikarenakan subjek harus memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Jumlah subjek dari tiap kelompok perlakuan akan dihitung menggunakan rumus Federer.

Karakteristik Subjek  Usia

 Jenis kelamin  Pekerjaan  Pendidikan  Pengetahuan gizi  Asal daerah

Status Gizi

Gaya Hidup  Kebiasaan Merokok  Kebiasaan Minum Kopi  Kebiasaan Olahraga

Konsumsi pangan (Energi Protein, Lemak, serat; Na,

K, Ca dan Mg)

Tekanan Darah dan

Total Kolesterol Stress

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kombinasi suplemen kapsul serbuk

daun Torbangun dan konsumsi ikan

(33)

19

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah subjek yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 16 orang bagi satu kelompok perlakuan.

Kriteria inklusi yang harus dipenuhi oleh subjek adalah sebagai berikut : 1. Pria berusia lebih dari 35 tahun serta memiliki tingkat tekanan darah at risk

(>140/90 mmHg) dan total kolesterol >200 mg/dl.

2. Tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengonsumsi obat-obatan secara rutin. 3. Tidak dan belum menerima intervensi yang serupa sebelumnya.

4. Bersedia mengisi informed consent.

Adapun kriteria eksklusi bagi subjek pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menderita sakit dan harus mengonsumsi obat-obatan secara rutin.

2. Pindah atau berada diluar lokasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga tidak dapat mengikuti pemerikasaan tekanan darah serta total kolesterol pada saat penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan meliputi data karakteristik subjek (umur, pendidikan, pekerjaan, dan asal daerah), pola konsumsi (frekuensi konsumsi pangan dan asupan energi, protein, lemak, natrium, dan sebagainya), serta status gizi subjek. Sementara data kandungan gizi ikan dan kapsul serbuk daun Torbangun merupakan data sekunder. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Variabel Data Waktu

pendidikan dan asal daerah

1 Kali Wawancara Kuesioner

Pola Konsumsi pangan

Frekuensi konsumsi pangan,

Asupan energi, protein, lemak dan natrium

4 Kali Pengukuran Tensi meter ‘omron

Total Gaya Hidup Kebiasaan merokok,

(34)

Tahapan Penelitian

Tahap pembuatan kapsul serbuk daun torbangun

Tahap pembuatan kapsul diawali dengan pembuatan serbuk Torbangun. Tanaman Torbangun yang digunakan diambil dari kebun budidaya di daerah Bogor. Tanaman Torbangun yang dijadikan bahan pembuatan kapsul, adalah tanaman yang berusia 2,5 bulan. Pembuatan serbuk Torbangun menggunakan bagian daun dan batang dari tanaman Torbangun.

Daun dan batang-batang lunak tanaman Torbangun yang masih segar dipilih, dicuci kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 40°C selama tiga jam. Satu kilogram tanaman Torbangun segar menghasilkan 100 g serbuk daun Torbangun yang telah dikeringkan. Setelah itu tanaman Torbangun kemudian dihaluskan dengan cara digiling menggunakan alat blender. Setelah mengalami proses penggilingan, kandungan air dalam serbuk daun Torbangun berkurang menjadi <5 %. Hal tersebut akan menjaga kualitas serbuk daun Torbangun dan menjadi lebih awet pada saat penyimpanan kapsul selama intervensi. Serbuk Torbangun kemudian dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 0 (nol), dengan dosis 250 mg per kapsul (Andriani 2012). Dosis yang umum dilakukan dalam pengobatan tradisional yaitu 750 mg serbuk daun torbangun atau 10 gram dalam bentuk daun segar (tanaman obat Indonesia, 2005). Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dosis yang digunakan adalah 750 mg serbuk daun torbangun perhari. Dosis yang digunakan pada herbal komersil adalah sebesar 300 mg per hari yang berdasarkan informasi dari perusahaan yang memproduksi herbal komersil tersebut.

Tehnik Pemberian Suplemen

Sebelum dilakukan suplementasi dilakukan survey untuk mencari calon subjek penelitian dan mengetahui jenis keluhan yang banyak dialami oleh penderita hipertensi dan kolesterol. Responden yang mengikuti identifikasi diambil dari beberapa pasien Rumah Sakit Bahteramas Kendari Sulawesi Tenggara dan beberapa anggota organisasi perhimpunan masyarakat WAKATOBI yang ada di Kendari. Selanjutnya dari hasil observasi awal sekitar 90 orang yang terdiri dari pria dan wanita ingin menjadi subjek dalam penelitian ini, namun setelah diseleksi berdasarkan syarat inklusi dan menyetujui Informed Consent diperoleh 32 orang pria dewasa berpartisipasi dalam penelitian ini.

(35)

21 diberi kebebasan untuk mengonsumsi sesuai dengan kebiasaan sehari-hari dan tidak diberi kapsul serbuk daun torbangun.

Tahap Intervensi

Tahap intervensi kapsul dilakukan selama 2 x 14 hari. Setelah intervensi selama empat belas hari kemudian diselingi dengan tujuh hari tanpa suplementasi kapsul sebagai masa istirahat. Masa istirahat selama tujuh hari dilakukan agar tubuh subjek sudah beradaptasi terlebih dahulu dengan perlakuan intervensi yang dilakukan sebelumnya. Intervensi diulang pada empat belas hari berikutnya, setelah masa istirahat.

Penentuan kelompok perlakuan (mendapatkan intervensi kapsul daun Torbangun dan konsumsi ikan) maupun kelompok kontrol (konsumsi makanan sehari hari) dilakukan secara random. Alur proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Alur Penelitian

Untuk menentukan subjek penelitian, dilakukan pengukuran tekanan darah dan kolesterol plasma darah. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat pengukuran digital merk Omron. Kalibrasi alat pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara di terra (di nol-kan). Posisi yang disarankan untuk pengukuran tekanan darah adalah duduk di kursi dengan sandaran punggung untuk menyangga, kaki menapak di lantai, lengan di julurkan setinggi jantung di atas meja. Posisi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih baik daripada berbaring atau duduk di dipan pemeriksaan atau dengan lengan ditekuk kesamping. Angka tekanan darah sistol sangat sensitif terhadap perubahan gerakan tubuh. Oleh karena itu, jika hasil pengukuran pertama dan kedua tidak jauh berbeda (5-10 mmHg), maka angka tekanan darah akan dirata-ratakan. Bila hasil pengukuran pertama dan kedua berbeda nyata (>10 mmHg), maka akan diulang dengan posisi pengukuran yang benar.

Diukur tekanan darah dan kolesterol awal

Dikelompokkan secara random

16 orang kelompok perlakuan 16 orang kelompok kontrol

- Diukur tekanan darah dan total kolesterol

- Tidak diberi perlakuan selama 7 hari

(36)

Pengukuran kolesterol dilakukan oleh tenaga medis RS Bahteramas Kendari. Kolesterol darah puasa diperiksa dari darah perifer dengan alat EasyTouch UGC. Data kolesterol berasal dari subjek yang berpuasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah yang diambil sebanyak 1-2 ul (2 tetes). Subjek disarankan berpuasa selama kurang 8 jam agar hasil pemeriksaan kolesterol lebih akurat dan tidak dipengaruhi oleh makanan (seperti makanan yang diolah dengan cara ditumis maupun digoreng).

Subjek yang terpilih adalah yang memenuhi kriteria inklusi tekanan darah at risk (>140/90 mmHg) dan total kolesterol >200 mg/dl.

Pelatihan (uji coba) penggunaan alat pengukuran tekanan darah dan total kolesterol dilakukan selama 2 (dua) hari sebelum pengukuran terhadap subjek oleh paramedis yang membantu dalam penelitian. Proses pemberian intervensi kapsul bersamaan dengan proses pengukuran tekanan darah dan total kolesterol darah. Skema pola intervensi serta pengukuran tekanan darah dan total kolesterol darah dapat dilihat pada Gambar 4.

Keterangan:

: Pengukuran tekanan darah dan total kolesterol Gambar 4 Skema pola intervensi dan pengukuran

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara bertahap mulai dari data yang terkumpul di lapangan sampai data siap untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan di lapangan dilakukan tahap editing, coding, kemudian entry. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, pola konsumsi serta pengukuran tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Perbedaan nyata pengaruh konsumsi ikan dan kapsul serbuk daun Torbangun serta kelompok kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan t-test.

Data jumlah pangan yang dikonsumsi yang didapatkan dengan metode recall dikonversikan ke dalam satuan energi (Kkal), karbohidrat (g), protein (g), lemak total (g), kolesterol (mg), natrium (mg) dan serat (g) dengan menggunakan tabel komposisi pangan Indonesia (TKPI) 2010 dan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) Singapura. Untuk makanan kemasan, kandungan zat gizi didapatkan dengan melihat label kemasan. Kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi dihitung menggunakan rumus berikut (Hardinsyah dan Briawan 1994):

KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Dimana :

KGij = Penjumlahan zat gizi i dari setiap bahan makanan yang dikonsumsi

14 hari intervensi 7 hari istirahat 14 hari intervensi

2 3 4

Gambar

Gambar 1  Tanaman Torbangun
Gambar 2  kerangka pemikiran suplementasi kapsul serbuk daun Torbangun dan
Tabel 2  Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Gambar 3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1)WAJIB PAJAK RESTORAN WAJIB MELEGALISASI BON PENJUALAN ( BILL ) KEPADA KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH, KECUALI DITETAPKAN LAIN OLEH KEPALA DINAS PENDAPATAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan maka sepintas saja telah jelas bahwa

Dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk menentukan pegawai teladan di UPT Puskesmas Pringsewu diharapkan akan sangat membantu dalam memberikan penilaian pegawai

Observasi terhadap pelaksanaan program tindakan dilakukan selama implementasi. Hal-hal yang terjadi dalam implementasi tindakan baik yang sesuai dengan skenario.

Kondisi tinggi ini dapat diinterpretasikan bahwa subjek penelitian pada dasarnya memiliki sikap yang terbentuk dari aspek kepuasan kerja seperti yang dikemukakan oleh

This final project report describe the problems faced by Tourism and Culture Office Boyolali to promote Boyolali tourism attraction and the strategies to overcome the problems..

Pola ritmis yang dimainkan oleh gitar pada bagian akhir ini untuk. menggambarkan semangat