• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

Daftar Perusahaan Sampel No. Perusahaan Pengakuisisi

Kriteria

Memenuhi Kriteria

1 2 3

1 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk √ √ √ √

2 PT. Aneka Tambak, Tbk √ √ √ √

3 PT. Jasa Marga (Persero), Tbk √ √ √ √

4 PT. Pertamina Hulu Energi √ √ √ √

5 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero),

Tbk √ √ √ √

6 PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) √ √ √ √

(2)

Lampiran II

Data Variabel Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return

on Investment (ROI), dan Current Ratio (CR) BUMN yang melakukan merger dan akuisisi.

Nama Perusahaan Tahun NPM ROE DR DER TATO ROI CR PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk

2010 0.26 0.41 0.91 10.02 0.11 0.03 2.60 2011 0.32 0.38 0.89 8.43 0.10 0.03 2.59 PT. Aneka Tambak,

Tbk

2010 0.19 0.24 0.22 0.28 0.72 0.14 3.82 2011 0.19 0.24 0.29 0.41 0.68 0.13 10.64 PT. Jasa Marga

(Persero), Tbk

2010 0.28 0.14 0.56 1.27 0.23 0.06 1.65 2011 0.25 0.13 0.57 1.32 0.23 0.06 1.06 PT. Pertamina Hulu

Energi

2012 0.30 0.86 0.55 1.25 0.21 0.40 0.73 2013 0.30 0.60 0.60 1.51 0.15 0.55 1.04 PT. Telekomunikasi

Indonesia (Persero), Tbk

2013 0.24 0.24 0.39 0.65 0.65 0.16 1.12 2014 0.16 0.22 0.39 0.81 0.64 0.10 1.06 PT. Pelabuhan

Indonesia III (Persero)

2013 0.31 0.19 0.40 0.67 0.15 0.31 1.43 2014 0.27 0.24 0.57 1.31 0.10 0.16 3.05 PT. Bank Mandiri

(Persero), Tbk

(3)

Lampiran III

Hasil Statistika Deskriptif 1 tahun Sebelum Merger dan Akuisisi Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

NPM 7 .19 .38 .2800 .05972

ROE 7 .14 .86 .3271 .24951

DR 7 .22 .91 .5586 .25661

DER 7 .28 10.02 3.0614 3.90945

TATO 7 .07 .72 .3057 .26557

ROI 7 .03 .40 .1614 .14392

CR 7 .73 3.82 2.0614 1.12894

Valid N

(listwise) 7

Hasil Statistika Deskriptif 1 tahun Sesudah Merger dan Akuisisi Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

NPM 7 .16 .33 .2591 .06432

ROE 7 .13 .60 .2853 .15587

DR 7 .29 .89 .5974 .22500

DER 7 .41 8.43 2.9919 3.32206

TATO 7 .07 .68 .2809 .26324

ROI 7 .02 .55 .1516 .18308

CR 7 1.04 10.64 3.1699 3.41063

Valid N

(4)

Lampiran IV

Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 7

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .33042481

Most Extreme Differences Absolute .336

Positive .336

Negative -.307

Kolmogorov-Smirnov Z .890

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran V

Hasil Uji Hipotesis Paired Sample T-test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

NPM Sebelum –

(5)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

TATO Sebelum -

TATO Sesudah .02484 .02538 .00959 .00137 .04831 2.590 6 .041 Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

ROE Sebelum –

ROE Sesudah .04187 .10082 .03811 -.05137 .13511 1.099 6 .314

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

DR Sebelum –

DR Sesudah -.03883 .06484 .02451 -.09879 .02113 -1.584 6 .164

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

DER Sebelum –

(6)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

ROI Sebelum –

ROI Sesudah .00986 .08796 .03324 -.07149 .09120 .297 6 .777

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

CR Sebelum –

(7)

Daftar Pustaka

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF- YOGYAKARTA.

Beams, Floyd A, Joseph H Antony, Robin P. Clement, Suzanne H Lownshon, 2006. Advanced Accounting, Eight Edition, Pearson Internasional Edition.

Dharmasetya, dan Sulaimin, 2002. Merger dan Akuisisi Tinjauan dari Sudut Akuntansi dan Perpajakan. Gramedia, Jakarta.

Estanol, Albert B dan Jo Seldeslachts. 2005. Merger Failures, University of Western Ontario, Jerman.

Farid Harianto dan Siswanti Sudomo. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakrta: PT Bursa Efek Jakarta.

Hitt, M. A, 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para Pemegang Saham , Terjemahan, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2015. Standar Akuntansi Keuangan, per Januari 2015, Salemba Empat, Jakarta.

James C, Van Home dan John M.Wachowicz. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba Empat

Kuncoro, Mudrajad. 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif Erlangga, Jakarta.

Moin, Abdul. 2010. Merger, Akuisisi dan Divestasi, Edisi Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima Belas. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Schermerhorn, J., J. Hunt, & R. Osborn 1991. Managing Organizational Behavior. 4th.Ed. John Wiley & Sons.

Situmorang, Syafizal Helmi dan Muslich Lufti, 2012. Analisis Data : Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 2, USU Press, Medan

(8)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pada pengujian yang dilakukan seluruhnya terhadap rasio keuangan yang

digunakan pada penelitian ini menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan.

Sedangkan hasil pengujian yang dilakukan secara parsial, hampir pada seluruh

variabel-variabel yang digunakan pada penilitian ini menunjukan tidak ada perbedaan yang

signifikan. Adapun kesimpulan yang didapat dari masing-masing variabel pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Pada variabel Net Profit Margin, Return On Equty, Debt Ratio, Debt to Equity

Ratio, Return On Investment dan Current Ratio yang diuji dengan metode

Paired Sample T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

antara periode 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi.

2. Pada variabel Total Asset Turn Over yang diuji dengan metode Paired Sample T-test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara periode 1 tahun

sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi.

Dari ketujuh rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian tersebut, hampir

semuanya tidak ada berbeda secara signifikan kecuali Total Asset Turn Over

(TATO). Hal ini menunjukkan bahwa keputusan merger dan akuisisi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan Badan Usaha Milik Negara

(10)

5.2 Saran

1. Bagi perusahaan

Perusahaan yang akan melakukan kegiatan merger dan akuisisi sebaiknya mempertimbangkan dan mempersiapkan rencana merger dan akuisisi lebih baik

sebelum memutuskan melakukan merger dan akuisisi. Seperti melihat kondisi perusahaan dari berbagai aspek termasuk aspek kinerja keuangan perusahaan terkait. Karena berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa merger dan

akuisisi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikanterhadap kinerja keuangan perusahaan pada 1 tahun dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi.

2. Bagi investor

Sebaiknya investor lebih berhati-hati dalam menyikapi kegiatan merger dan

akuisisi yang dilakukan perusahaan terkait karena merger dan akuisisi tidak selalu membawa dampak yang positif bagi perusahaan terkait yang melakukan merger dan akuisisi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti di masa mendatang hendaknya melakukan pengamatan pada periode

yang lebih diperpanjang, baik sebelum dan setelah merger dan akuisisi, sehingga hasil penelitian mendekati kenyataan yang sesungguhnya. Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan, peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat melanjutkan

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Merger dan Akuisisi

Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan. Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang sebelumnya

terpisah, meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah profitabilitas, penggabungan juga ditujukan untuk memperoleh efisiensi melalui integrasi

operasi secara horizontal atau vertikal dan atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui operasi konglomerat. Secara teori penggabungan usaha dapat

berupa merger, akuisisi, dan konsolidasi.

Pengertian Penggabungan Usaha (Business Combination) berdasarkan PSAK No. 22 (IAI, 2015) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang

terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva

dan operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, maka dua atau lebih perusahaan akan saling menggabungkan diri dengan cara perusahaan yang satu menyatu dengan perusahaan yang lain guna memperluas usahanya

serta memperoleh keuntungan atas usahanya tersebut.

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang

(12)

Penggabungan usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. Penggabungan

usaha dapat dilakukan dengan penerbitan saham atau dengan penyerahan kas, aktiva setara kas atau aktiva lainnya. Transaksi dapat terjadi antar pemegang

saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain. Selain itu, penggabungan usaha dapat berupa pembentukan suatu badan usaha baru (new enterprise) untuk

mengendalikan perusahaan yang bergabung, pengalihan aktiva neto dari satu atau lebih badan usaha yang bergabung kepada badan usaha lain atau

pembubaran satu atau lebih badan usaha yang bergabung.

Alasan-alasan penggabungan usaha menurut Beams, Anthony, dan

Clement (2006:2-4) antara lain adalah: 1. Keunggulan biaya

Seringkali lebih mudah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas

yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini berlaku terutama pada periode inflasi.

2. Risiko yang lebih rendah

Membeli lini produk dan pasar yang telah ada biasanya kurang berisiko ketimbang mengembangkan produk dan pasar baru. Risiko akan

(13)

Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha diharapkan segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan

dengan lingkungan dan peraturan pemerintah lainnya. 4. Menghindari pengambilalihan ( avoidance of takeovers )

Banyak perusahaan bergabung untuk menghindari pengambilalihan diantara perusahaan itu. Perusahaan yang lebih kecil cenderung rentan untuk diambilalih, karena itu, banyak di antaranya memakai strategi pembeli yang

agresif sebagai pertahanan terbaik terhadap usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.

5. Akuisisi aktiva tak berwujud

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak

berwujud maupun berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak penambangan mineral, riset database pelanggan atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.

6. Alasan-alasan lain

Selain untuk perluasan, perusahaan dapat memilih penggabungan

usaha untuk memperoleh keuntungan pajak ( misalnya, tax-loss carryforward), atas pendapatan pribadi dan keuntungan pajak real estate,

(14)

2.1.1.1 Pengertian Merger

Merger menurut Sjahrial (2007:433) adalah peleburan secara

lengkap satu perusahaan dengan perusahaan lain. Perusahaan yang utama mempertahankan nama dan identitasnya, dan memperoleh

aktiva dan hutang dari perusahaan yang meleburkan diri. Merger berasal dari kata merger (Latin) yang berarti bergabung, bersama, berkombinasi yang menyebabkan hilangnya identitas akibat

penggabungan ini.

Menurut Tampubolon (2013:227), merger biasanya akan dapat

dilaksanakan apabila perusahaan yang diambil alih menerima penawaranpada tingkat premium yang dapat diterima menurut present

market price dari saham (acceptable premium over the present market

price of its stock). Apabila negoisasi gagal, biasanya tender offer dapat

dilakukan langsung kepada pemegang saham perusahaan. Tender offer

merupakan penawaran cash untuk saham-saham yang dimiliki pemegang saham. Perusahaan yang masih ada keberadaannya

dinamakan surviving firm. Sementara itu perusahaan yang berhenti dan bubar setelah terjadinya merger dinamakan mergerd firm. Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran yang semakin besar

karena seluruh aset dan kewajiban dari mergerd firm dialihkan ke surviving firm. Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status

(15)

berubah menjadi bagian (unit bisnis) di bawah surviving firm. Dengan demikian mergerd firm tidak dapat bertindak hukum atas namanya

sendiri.

2.1.1.2 Pengertian Akuisisi

Akuisisi atau pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang

dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009:6).

Sedangkan dalam PSAK No.22 mendefinisikan akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu

pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut.

Hanya saja perlu diingat adanya dilema dalam pengakuisisian

perusahaan, yaitu akan menghadapi pembayaran dengan harga yang mahal atau premium untuk pembelian perusahaan yang sukses.

(16)

2.1.1.3 Jenis Merger dan Akuisisi A. Tipe Merger

Secara umum merger/penggabungan usaha dapat dibagi menjadi empat kelompok (Agus Sartono, 2001) :

1. Merger Horisontal

Merger horisontal terjadi bila suatu perusahaan menggabungkan diri dengan perusahaan yang ada pada satu jenis

usaha yang sama. Contohnya sebuah perusahaan telekomunikasi melakukan merger dengan perusahaan telekomunikasi lainnya, dimana

sekarang ini yang sedang hangat diperbincangkan adalah merger antara perusahaan XL dengan Axis dimana kedua perusahaan

memiliki usaha dalam bidang yang sama yaitu penyedia jasa telekomunikasi.

2. Merger Vertikal

Merger vertikal terjadi bila sebuah perusahaan melakukan penggabungan dengan perusahaan yang masih memiliki keterkaitan

dengan usahanya. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan penghematan biaya operasi karena perusahaan memiliki akses langsung ke hulu maupun hilir usaha. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan

pengecoran baja melakukan penggabungan usaha dengan suppliernya. Atau bisa juga sebuah perusahaan pengolahan hasil pertambangan

(17)

3. Merger Kongeneric

Merger Kongeneric adalah penggabungan dua usaha yang

sejenis tetapi mempunyai produk yang berbeda. Contoh sebuah perusahaan komputer melakukan merger dengan perusahaan software,

dua perusahaan memiliki bidang usaha yang sama yaitu dalam bidang teknologi tetapi mereka memproduksi barang yang berbeda.

4. Merger Konglomerat

Merger Konglomerat yaitu penggabungan usaha dari dua atau lebih industri yang sama sekali tidak terkait. Contoh perusahaan

pertambangan membeli perusahaan real estate.

Sedangkan menurut prosesnya merger dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Friendly Merger adalah merger yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana kedua pihak sepakat untuk melakukan penggabungan

dan percaya bahwa penggabungan ini akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.

2. Hostile Merger adalah ketika kedua belah pihak tidak mencapai kata sepakat dalam penggabungan usaha dimana perusahaan target merasa harga yang ditawarkan terlalu rendah dan juga dimungkinkan

dengan ketakutan para manajer akan kehilangan jabatan ketika terjadi penggabungan usaha. Bila terjadi seperti ini pihak perusahaan pembeli

(18)

membelinya langsung dari mereka sehingga tidak diperlukan lagi persetujuan dari para manajer perusahaan target.

B. Tipe Akuisisi

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005) Akuisisi

dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Akuisisi Strategis

Akuisisi strategis terjadi ketika sebuah perusahaan

mengakuisisi perusahaan lain sebagai bagian dari strategi keseluruhan perusahaan. Hasil dari akuisisi jenis ini adalah keunggulan biaya.

Contoh dari akuisisi jenis ini adalah ketika sebuah perusahaan minuman ringan mengakuisisi perusahaan minuman ringan lainnya

yang memiliki kapasitas produksi berlebih atau bahkan bisa juga meningkatkan dominasinya di pasar sehingga memberi peningkatan pendapatan bagi perusahaan.

2. Akuisisi Keuangan

Akuisisi Keuangan merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap

satu atau beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial. Kecenderungannya adalah sebuah usaha untuk membeli perusahaan target dengan harga

(19)

Namun demikian apabila transaksi tersebut dilaksanakan antar perusahaan yang berada dalam satu grup bisnis atau kepemilikan yang

sama, maka harga belinya dapat menjadi lebih mahal ataupun lebih murah, tergantung pada kepentingan dan keuntungan yang akan

diperoleh pemilik mayoritas perusahaan yang bersangkutan.

Motif utama akuisisi tipe ini adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Seringkali perusahaan yang menjadi target akuisitor

adalah perusahaan yang sedang mengalami kemerosotan dan dalam kondisi yang relatif lemah. Indikasinya adalah adanya beban hutang

yang relatif besar, kemacetan pemasaran dan distribusi, harga saham yang semakin melemah di bursa, kapasitas produksi yang

menganggur, dan sebaliknya.

Tindakan akuisisi terhadap suatu perusahaan target tidak selalu mencerminkan indikasi-indikasi seperti tersebut diatas, karena dalam

prakteknya yang menjadi target justru perusahaan yang memiliki posisi keuangan yang cukup likuid dan perolehan laba yang relatif

tinggi serta memiliki prospek yang cukup baik.

2.1.1.4 Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

Menurut Mudrajad (2006:168) , ada beberapa alasan

(20)

1. Economies of Scale

Dengan melakukan merger dan akuisisi, perusahaan dapat

mencapai skala operasi yang ekonomis. Yang dimaksud dengan skala yang ekonomis adalah skala operasi dengan biaya rata-rata terendah.

Skala ekonomis dapat dicapai dengan cara horizontal, vertical dan conglomerate. Dengan alasan ini skala operasi perusahaan memang

menjadi semakin ekonomis, namun skala distribusi untuk penjualan

dapat meningkat karena pelanggan dua perusahaan digabungkan. 2. Memperbaiki Manajemen

Beberapa perusahaan dikelola dengan cara yang kurang efisien, akibatnya profitabilitasnya menjadi rendah. Kurangnya motivasi untuk

mencapai profit yang tinggi, kurangnya keberanian untuk mengambil risiko sering mengakibatkan perusahaan kalah dalam persaingan yang semakin sengit. Dengan melakukan merger maka perusahaan dapat

mempertahankan karyawannya hanya pada tingkat yang memang benar-benar diperlukan. Tidak jarang perusahaan yang dimerger

memiliki manajemen yang lebih baik, sehingga perusahaan yang memerger memiliki aset tidak berwujud secara tidak langsung.

3. Penghematan Pajak

Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi karena perusahaan tidak pernah dapat

(21)

baik menggabungkan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitabel

dapat lebih kecil. Perusahaan yang sebelumnya biaya pajaknya adalah sebesar biaya pajak kedua perusahaan, namun setelah merger otomatis

biaya pajak hanya dikenakan pada satu perusahaan saja. 4. Meningkatkan Corporate Growth Rate

Dengan merger dan akuisisi, dimungkinkan penguasaan

jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan

pertumbuhannya secara signifikan.

Sedangkan alasan yang mendukung digunakannya strategi

akuisisi secara aktif diungkapkan oleh Hitt (2001, 296-305) adalah : 1. Meningkatkan kekuatan pasar. Dilakukannya akuisisi adalah untuk mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Walau terkadang tidak

semua seperti itu.

2. Mengatasi hambatan untuk memasuki pasar. Untuk memasuki pasar

baru seringkali mengalami kesulitan maka untuk itu akuisisi sering digunakan untuk mengatasinya.

3. Biaya pengembangan produk baru. Akuisisi merupakan cara lain

(22)

pengembangan produk pun dipastikan lebih cepat dari sebelum akuisisi.

4. Meningkatkan kecepatan memasuki pasar. Dibandingkan dengan pengembangan produk internal, akuisisi lebih cepat meningkatkan

kecepatan memasuki pasar.

5. Risiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru. terdapat pendapat proses pengembangan produk internal lebih

berisiko, dan para manajer melihat akuisisi sebagai salah satu cara untuk menurunkan tingkat risiko karena mudah di prediksi. Risiko

yang seharusnya hanya ditanggung oleh satu perusahaan, kini dapat ditanggung pula oleh anak perusahaan yang diakuisisi, sehingga risiko

berkurang.

6. Meningkatkan diversifikasi. Perusahaan biasanya lebih mudah mengenalkan produk baru dalam pasar yang baru-baru ini dilayani

oleh perusahaan, dan sebaliknya semakin sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan produk untuk pasar yang kurang dikuasainya.

7. Membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan. Untuk mengurangi dampak negatif dari tingginya tingkat persaingan terhadap kinerja keuangan, maka perusahaan dapat menggunakan akuisisi

(23)

2.1.1.5 Tahapan Merger dan Akuisisi

Dalam pelaksanaan M&A biasanya perusahaan akan melewati

beberapa proses. Secara umum tahapan-tahapan M&A adalah sebagai berikut, pertama perusahaan besar akan menentukan perusahaan target

yang akan mereka beli. Lalu dilanjutkan dengan sebuah negosiasi yang mana bila negosiasi berjalan dengan lancar akan diikuti dengan pembelian perusahaan target dengan nilai yang telah dikehendaki

bersama.

Sangat jarang sebuah perusahaan menawarkan untuk di

ambilalih oleh perusahaan lain, kecuali dalam kasus ketika perusahaan tersebut memiliki masalah / kesulitan keuangan. Menurut Agus

Sartono (2001) tahapan pertama dalam M&A adalah perusahaan yang akan melakukan pengambilalihan akan mengindentifikasi perusahaan target. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan harga beli yang

bersedia dibayarkan. Dalam tahapan selanjutnya manajemen perusahaan pengambilalih akan menghubungi manajemen perusahaan

target untuk dilakukan sebuah negosiasi. Bila kedua perusahaan sepakat maka manajemen perusahaan target akan melakukan pendekatan kepada para pemegang saham untuk meyakinkan mereka

(24)

penggabungan dapat dilaksanakan baik dalam bentuk pembayaran tunai maupun dalam bentuk pembayaran dengan saham perusahaan.

Langkah-langkah untuk melakukan merger dan akuisisi menurut Etanol dan Seldeslachts (2005), dapat dibagi menjadi tiga

bagian yaitu: 1. Pre – Merger

Tahap ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam

tahap ini, tugas dari seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perusahaan adalah mengumpulkan informasi yang

kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses merger perusahaan – perusahaan tersebut sehingga dapat terjadi sinergi dari merger yang

akan dilakukan. 2. Merger

Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan merger, hal

yang harus dilakukan untuk pertama kalinya dalam tahap ini adalah penyesuaian diri dan saling mengintegrasikan diri dengan partner

mereka agar dapat terjadi sinergi. 3. Post – Merger

Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus

dilakukan oleh perusahaan. Langkah pertama (1) yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi, dimana

(25)

akan membawa pengaruh buruk dalam organisasi. Langkah kedua (2) yang diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru dimana

kultur atau budaya baru ini dapat merupakan gabungan dari keunggulan kedua budaya perusahaan atau dapat juga merupakan

budaya yang sama sekali baru bagi perusahaan. Langkah ketiga (3) yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu

kerjasama, dapat berupa tim gabungan ataupun kerjasama mutual.

2.1.1.6 Kelebihan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi 1. Kelebihan dan Kelemahan Merger

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kelemahan Merger

Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kelemahan , yaitu

(26)

2. Kelebihan dan Kelemahan Akuisisi Kelebihan Akuisisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

- Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan

tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

- Dalam Akuisisi Saham, perusahaan yang membeli dapat

berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan

manajemen perusahaan.

- Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk

pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover). - Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan

(27)

Kelemahan Akuisisi

- Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak

menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua

per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi. - Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.

Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang

tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643) 2.2 Kinerja Keuangan

2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja menurut(Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991) adalah sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan

oleh individu, kelompok maupun perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini

manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal

(28)

2.2.2 Metode Analisis Kinerja dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan

hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah(Munawir, 2010):

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah: Net Profit Margin, Return on Invesment dan Return on Equity. 2. Rasio Pasar

Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan

dibanding dengan nilai buku. Lebih dari itu rasio ini mengukur bagaimana nilai perusahaan saat ini dan dimasa yang akan dating dibandingkan dengan nilai

perusahaan di masa lalu. Pada sudut pandang investor, apa bila sebuah perusahaan memiliki nilai-nilai yang tinggi pada rasio ini maka semakin baik prospek perusahaan. Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per

(29)

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan

mengelola aktivanya. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar kecepatan aset-aset perusahaan dikelola dalam rangka menjalankan bisnisnya.

Rasio aktivitasyang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turnover (TATO).

4. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang

segera jatuh tempo. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR) .

5.Rasio Solvabilitas

Variabel solvabilitas merupakan variable dari kondisi keuangan yang digunakan untuk menunjukkan besarnya hutang perusahaan dibanding dengan

asset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang semakin besar. Variabel solvabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio . 2.3 Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh merger dan

akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun hasilnya tidak selalu signifikan.Pada tahun 2004 Payamta kembali meneliti pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan

(30)

(Payamta & Setiawan, 2004). Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset

Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating

Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan

signifikan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

Dyaksa Widyaputra (2006) dalam penelitiannya menemukan kinerja

perusahaan setelah merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan signifikan sedangkan secara parsial beberapa rasio mengalami perbedaaan secara signifikan.

Pada penelitian Yulianto (2008) secara umum menunjukkan ada perbedaan yang positif signifikan pada FATO, TAT, DER, OPM, dan GPM. Namun pada CR,

QR, DTA, IT, ROI, ROE dan NPM tidak ada perbedaan yang signifikan walaupun hasilnya positif.

Annisa dan Prasetiono (2010) yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan

terhadap kinerja perusahaan dimana total asset turnover (TATO) mengalami kenaikan sesudah merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan akuisisi, sedangkan

NPM dan ROA mengalami penurunan sesudah merger dan akuisisi.

Pada penelitian Hamidah & Noviani (2013) menunjukkan perbedaan pada CR, ROA, dan PER, sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan. Hasil

(31)

2005-2007. Uji statistik yang dilakukan adalah uji normalitas data dengan metode kolmogrov-smirnov test dan uji t-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun setelah merger.

[image:31.612.109.580.316.700.2]

Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan secara ringkas ditunjukkan tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variaberl yang Digunakan

Analisis Data Hasil Penelitian

1. Payamta &

Setiawan (2004)

Analisis Pengaruh

Merger dan

Akuisisi Terhadap Kinerja

Perusahaan Publik di Indonesia

Rasio keuangan: (likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas) dan Abnormal return

Uji Wilcoxon, uji Manova

keuangan(likuiditas , solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas) perusahaan

manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak mengalami

(32)

2. Dyaksa Widyaput ra (2006) Analisis Perbandingan Kinerja

Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger Dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004)

PER, PBV EPS, OPM, NPM,

TATO,ROA,

ROE dan

abnormal return

Kolmogorov-Smirnov Wilcoxon Signed Ranks Test

Penelitian 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi terdapat perbedaan signifikan pada rasio Earning Per Share, Net Profit Margin, Return On Equity, dan

3. Yulianto (2008)

Analisis Kinerja Keuangan

Perusahaan Publik yang Melakukan

Merger dan

Akuisisi Selama dan Sesudah Krisis Moneter

Rasio keuangan: FATO, TAT, DER, OPM, GPM, CR, QR, DTA, IT, ROI,

ROE, dan

NPM

Independen sample t-test

Ada perbedaan yang positif signifikan pada rasio FATO, TATO, DER, OPM dan GPM. CR, QR, DTA, IT, ROI, ROE dan NPM tidak ada perbedaan 4. Annisa

dan Prasetion o (2010).

Analisis

Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan

Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009

Discreationary accrual, Total Asset

Turnover, Net Profit Margin, Return On Asset.

Independent sample t test, Paired Sample T-test

Hasilnya adalah terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja perusahaan dimana total asset turnover (TATO) mengalami

kenaikan sesudah merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan akuisisi, sedangkan NPM

dan ROA

mengalami

(33)

5. Hamidah dan Noviani (2013)

Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuissisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006)

Rasio keuangan: TATO, DR, CR, ROA, dan PER

Paired sample t-test

Ada perbedaan pada rasio CR, ROA, dan PER, sedangkan pada rasio TATO dan

DR tidak

mengalami perubahan

6. Putri Novaliza (2013)

Analisis Pengaruh

Merger dan

akuisisi terhadap Kinerja

Perusahaan Publik di Indonesia (periode 2004-2011)

Current ratio, Quick Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin

Kolmogorov-Smirnov Test, Paired sample t test

Tidak ada

perbedaan yang signifikan satu tahun sebelum dan empat tahun setelah merger dan akuisisi

Di dalam penelitian-penelitian terdahulu memiliki perbedaan dalam periode penelitian, sampel yang digunakan, jenis, maupun rasio keuangan yang digunakan.

Dalam penggunaan periode penelitian ada yang menggunakan periode penelitian selama satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah atau dua tahun sebelum dan dua

(34)

Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Adapun persamaannya adalah sama-sama menganalisis kinerja keuangan

perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini sampel yang digunakan

merupakan BUMN yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 2010-2014 dengan periode penelitian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah merger dan akuisisi.

2.4 Kerangka Konseptual

Merger dan akuisisi adalah tindakan strategis dari perusahaan untuk

mengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat di lihat dari kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan. Untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Banyak rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan. Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio

profitabilitas yang diukur dengan return on assets, rasio nilai pasar yang diukur dengan earnings per share, rasio solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio, rasio likuditas yang diukur dengan current ratio, dan rasio aktivitas yang diukur

dengan total assets turnover.

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh

(35)

profitabilitas perusahaan tersebut akan lebih baik dari sebelum melakukan merger dan akuisisi, dimana Return on Assets (ROA) juga akan meningkat.

Rasio nilai pasar mengukur seberapa besar nilai saham perusahaan dibanding dengan nilai buku. Maka perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi berharap

bahwa strategi tersebut dapat memberikan keuntungan perusahaan yang diperoleh dari tiap harga saham (EPS).

Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban-kewajiban jangka panjang. Jika terjadi sinergi dari kegiatan merger dan akuisisi, maka secara umum kesertaan modal perusahaan tersebut akan cukup baik,

sehingga ekuitas perusahaan (DER) dapat diminimalisir.

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek. Dengan melakukan merger dan akuisisi maka semestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek (CR).

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan mengelola aktivanya. Dengan melakukan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat

meningkatkan efektifitasnya sehingga aset yang dimiliki dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan penjualan (TATO).

Banyak dari rasio-rasio keuangan yang lain yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan

(36)

solvabitias atau financial leverage (DR dan DER), rasio aktivitas (TATO), rasio pasar (EPS) dan rasio likuiditas (CR) variabel penelitian yang mencerminkan perbedaan

[image:36.612.114.540.199.502.2]

setelah melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

2.5 Hipotesis

Berdasarkan penelaahan literatur mengenai perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang ditunjukkan dengan rasio keuangan perusahaan pengakuisisi maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

HA : Tingkat kinerja perusahaan BUMN pada masa sesudah merger dan akuisisi berbeda dengan tingkat kinerja perusahaan tersebut sebelum merger dan akuisisi.

Kinerja keuangan sebelum Merger dan Akuisisi

Kinerja keuangan sesudah Merger dan Akuisisi

Dibandingkan

1. Net Profit Margin

2. Return on Equity

3. Debt Ratio

4. Debt Equity Ratio

5. Total Assets Turn Over

6. Return on Investment

(37)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara

perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya. Perusahaan diharapkan dapat memilih strategi ditingkat perusahaan (corporate

strategy) yang dapat dijadikan tujuan jangka panjang perusahaan. Pemilihan stategi

yang baik dan tepat akan membawa perusahaan bertahan pada ketatnya persaingan

saat ini dan bahkan akan membawa perusahan menuju kemakmuran. Dalam membuat corporate strategy, perusahaan tidak dapat terlepas dari keputusan-keputusan

strategik yang harus diambilnya.

Keputusan strategik dapat dikelompokkan menjadi keputusan investasi, keputusan deviden, dan keputusan pembiayaan. Salah satu keputusan investasi yang dapat

digunakan perusahaan adalah dalam bentuk ekspansi dimana perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi sendiri ada dua jenis yaitu

ekspansi internal dan eksternal. Salah satu strategi ekspansi eksternal adalah dengan penggabungan beberapa usaha.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 tentang

(38)

ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali (kontrol) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Merger adalah salah satu bentuk absorsi/penyerapan yang dilakukan

oleh satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Jika terjadi merger antara perusahaan A dan perusahaan B, maka pada akhirnya hanya akan ada satu perusahaan saja, yaitu perusahaan A atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang

memilki ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang berukuran

lebih kecil atau perusahaan yang dimerger akan menghentikan aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009: 10)

Bentuk lain dari penyatuan perusahaan adalah pengambilalihan perusahaan, yang sering disebut dengan akuisisi. Pada akuisisi, masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambil alih maupun perusahaan yang diambil alih tetap

mempertahankan aktivitasnya, identitasnya, dan kedudukannya sebagai perusahaan yang mandiri. Praktik akuisisi melahirkan hubungan indukperusahaan (perusahaan

yang mengambil alih) dan anak perusahaan (perusahaan yang diambil alih) (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009:11)

Merger dan akuisisi merupakan suatu cara pengembangan dan pertumbuhan

perusahaan. Keduanya merupakan alternatif investasi modal pertumbuhan secara internal atau organis. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan

(39)

Merger dan akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan harapan mendatangkan sejumlah keuntungan. Kondisi saling menguntungkan akan terjadi bila kegiatan

merger dan akuisisi tersebut memperoleh sinergi. Menurut Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa sinergi adalah keadaan dimana dua buah perusahaan yaitu

masing-masing perusahaan A dan perusahaan B bergabung menjadi satu perusahaan C, dan dalam penggabungan ini nilai perusahaan C menjadi lebih tinggi dari nilai perusahaan A dan perusahaan B bila berdiri sendiri, hal inilah yang dinamakan

sinergi. Pengaruh sinergi sendiri akan timbul dalam empat sumber: yang pertama yaitu penghematan operasi yang dihasilkan dari skala ekonomis manajemen,

pemasaran, produksi atau distribusi. Kedua penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh analisis sekuritas.

Ketiga perbedaaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lebih lemah akan lebih produktif setelah merger, dan yang keempat peningkatan penguasaan pasar akibat berkurangnya

pesaingan. Jadi, nilai perusahaan setelah merger dan akuisisi seharusnya lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi.

Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset dan kewajiban perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah

besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja setelah

(40)

dan akuisisi. Namun demikian, pada beberapa kasus, merger dan akuisisi dapat tidak berpengaruh sama sekali pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi bahkan

menurunkan kinerja perusahaan. Ada beberapa merger maupun akuisisi dengan kinerja yang memprihatinkan. Glassman (dalamHitt, Harrison, dan Ireland, 2002)

memberikan contoh kegagalan merger Quaker Oats dengan Snapple Beverage Co. Quaker Oats membeli Snapple Beverage Co. seharga USD 1,7 milyar pada tahun 1994. Tetapi pada tahun 1997, Quaker menjual bisnis Snapple hanya dengan USD

300 juta, rugi USD 1,4 milyar. Kemudian pembelian McDonnell Douglas Corp. oleh Being Co. pada tahun 1997. Dalam tiga tahun sebelum akuisisi, saham McDonnell

Douglas bernilai empat kali lipat, tetapi dalam beberapa bulan setelah akuisisi McDonnell Douglas, nilai saham Boeing turun hingga 15%.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan juga telah dilakukan di Indonesia seperti Payamta dan Setiawan (2004) yang menunjukkan bahwa kejadian merger dan akuisisi justru berpengaruh negatif

terhadap beberapa indikator kinerja keuangan. Sebaliknya hasil positif ditunjukkan oleh penelitian Widyaputra (2006) dan penelitian Shinta (2008) .

Merger dan akuisisi di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan. Belakangan ini juga pemerintah Indonesia sudah mulai menggalakkan merger dan akuisisi bagi

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mengacu pada peta jalan BUMN 2015-2019, pemerintah menyiapkan serangkaian rencana untuk mengurangi jumlah BUMN

(41)

Sebagai contohnya upaya agar Bank Tabungan Negara diakuisisi oleh Bank Mandiri , walaupun mengalami banyak pertentangan dan pada akhirnya dibatalkan, pemerintah

tetap saja berusaha melakukan pegabungan usaha dengan mengajukan lagi usul merger Bank Mandiri dengan Bank Negara Indonesia agar Indonesia memiliki bank

yang bisa menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Yang terbaru adalah rencana disektor konstruksi dan infrastruktur yang dimana pada saat ini terdapat 16 perusahaan BUMN, akan dikurangi menjadi hanya 5 perusahaan.

Penggabungan usaha bagi BUMN di Indonesia diperlukan karena banyaknya BUMN memiliki kesamaan bisnis dan tidak memiliki spesialisasi. Dengannya adanya merger

dan akuisisi, emiten pelat merah diharapkan lebih efisien dan tidak berebut proyek. yang sama dan malah bersaing satu dengan lain.

Penggabungan usaha memang menjadi semakin sulit dibendung karena pemerintah sebagai regulator maupun sebagai fasilitator memandang perlu untuk mendorong perusahaan-perusahaan baik swasta maupun BUMN untuk memperkuat

diri dalam menghadapi tantangan globalisasi ekonomi dunia. Tujuannya memang sangat baik yakni untuk memperkuat ekonomi nasional lewat daya saing yang tinggi.

Dan untuk itu perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN perlu menyatukan kekuatan mereka agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan multinasional. Kita tidak bisa membendung apalagi melarang perusahaan-perusahaan dunia untuk

(42)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai, “Analisis Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).”

1.2Perumusan Masalah

Praktik merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) , mendapat perhatian banyak publik, karena menyangkut kepentingan yang berbeda dari banyak pihak, diantaranya pemerintah,

pemegang saham, calon investor, kreditur dan masyarakat umum. Manfaat merger dan akuisisi dapat dilihat baik dari segi ekonomi maupun non ekonomi. Selain itu

merger dan akuisisi juga diharapkan mendatangkan perubahan yang signifikan terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi sehingga dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

Permasalahan yang ingin diteliti dalam hal ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Apakah merger dan akuisisi berpengaruh positif atau

negatif terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Memberikan bukti empiris pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun sebelum pelaksanaan merger dan akuisisi

(43)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang merger dan akuisisi serta permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan merger dan akuisisi, sehingga strategi perusahaan yang diambil menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Bagi investor ,hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dengan melihat dampak merger dan akuisisi terhadap

kinerja perusahaan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan atau referensi dan sumber

(44)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN).

Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu keputusan investasi yang dapat digunakan perusahaan adalah dalam bentuk ekspansi dimana perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi sendiri ada dua jenis yaitu ekspansi internal dan eksternal. Salah satu strategi ekspansi eksternal adalah dengan penggabungan beberapa usaha.

Merger dan akuisisi adalah termasuk strategi ekspansi eksternal. Namun banyak merger dan akuisisi yang justru tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang diharapkan atau diinginkan oleh perusahaan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja keuangan dengan rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return on Investment (ROI), dan Current Ratio (CR).

Studi dilakukan pada Badan Usaha Milik Negara yang melakukan merger dan akusisi pada periode 2010-2014. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan yang diteliti dari situs resmi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yaitu www.kppu.go.id dan Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode 2010-2011, tersedia laporan keuangan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah aktivitas merger dan akuisisi, tanggal dilakukan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 7 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif dengan menggunakan uji normalitas data dengan kolmogrov smirnov dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM, ROE, DR, DER,ROI dan CR tidak ada perbedaan yang signifikan dan hanya TATO yang mengalami perbedaan antara sebelum dan sesudah merger dan akusisi.

(45)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CORPORATE PERFORMANCE BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITIONS OF STATE-OWNED ENTERPRISES.

Entering the era of free trade, competition among enterprises increasing sharply. Such a condition requires the company to constantly develop the company's strategy in order to maintain its existence. One investment decisions can be used by the company is in the form of expansion in which companies can expand and develop their business. There are two types of expansion itself, internal and external expansion. One external expansion strategy is the merger of several businesses.

Mergers and acquisitions are included external expansion strategy. But many mergers and acquisitions that it does not generate financial returns as expected or desired by the company. This is what drives this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of companies whether an increase or decrease. This study was conducted to examine the financial performance ratios Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return on Investment (ROI ), and Current Ratio (CR).

This studies conducted on State Owned Enterprises that do mergers and acquisitions in the period 2010-2014. This research was conducted by taking the company's financial report data studied from the official website of the Business Competition Supervisory Commission is www.kppu.go.id and the Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id Criteria for determining the sample in this study is : conduct merger and acquisition activity in the period 2010-2011, available financial statements for one year before and one year after the merger and acquisition activity, the date the merger and acquisition is clear. Based on these criteria, there are seven companies sampled in the study. This study uses analysis used to test the hypothesis of this study is quantitative analysis with descriptive statistical methods using data normality test with Kolmogrov Smirnov and different test by using Paired Sample T Test.

The results showed that the variables NPM, ROE, DR, DER, ROI and CR no significant difference and only TATO who experience the difference between before and after mergers and acquisitions.

(46)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

OLEH

Kevin Setio 120503283

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2016

(48)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN).

Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi demikian menuntut perusahaan-perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu keputusan investasi yang dapat digunakan perusahaan adalah dalam bentuk ekspansi dimana perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi sendiri ada dua jenis yaitu ekspansi internal dan eksternal. Salah satu strategi ekspansi eksternal adalah dengan penggabungan beberapa usaha.

Merger dan akuisisi adalah termasuk strategi ekspansi eksternal. Namun banyak merger dan akuisisi yang justru tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang diharapkan atau diinginkan oleh perusahaan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja keuangan dengan rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return on Investment (ROI), dan Current Ratio (CR).

Studi dilakukan pada Badan Usaha Milik Negara yang melakukan merger dan akusisi pada periode 2010-2014. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan yang diteliti dari situs resmi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yaitu www.kppu.go.id dan Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode 2010-2011, tersedia laporan keuangan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah aktivitas merger dan akuisisi, tanggal dilakukan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 7 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif dengan menggunakan uji normalitas data dengan kolmogrov smirnov dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM, ROE, DR, DER,ROI dan CR tidak ada perbedaan yang signifikan dan hanya TATO yang mengalami perbedaan antara sebelum dan sesudah merger dan akusisi.

(49)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CORPORATE PERFORMANCE BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITIONS OF STATE-OWNED ENTERPRISES.

Entering the era of free trade, competition among enterprises increasing sharply. Such a condition requires the company to constantly develop the company's strategy in order to maintain its existence. One investment decisions can be used by the company is in the form of expansion in which companies can expand and develop their business. There are two types of expansion itself, internal and external expansion. One external expansion strategy is the merger of several businesses.

Mergers and acquisitions are included external expansion strategy. But many mergers and acquisitions that it does not generate financial returns as expected or desired by the company. This is what drives this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of companies whether an increase or decrease. This study was conducted to examine the financial performance ratios Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return on Investment (ROI ), and Current Ratio (CR).

This studies conducted on State Owned Enterprises that do mergers and acquisitions in the period 2010-2014. This research was conducted by taking the company's financial report data studied from the official website of the Business Competition Supervisory Commission is www.kppu.go.id and the Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id Criteria for determining the sample in this study is : conduct merger and acquisition activity in the period 2010-2011, available financial statements for one year before and one year after the merger and acquisition activity, the date the merger and acquisition is clear. Based on these criteria, there are seven companies sampled in the study. This study uses analysis used to test the hypothesis of this study is quantitative analysis with descriptive statistical methods using data normality test with Kolmogrov Smirnov and different test by using Paired Sample T Test.

The results showed that the variables NPM, ROE, DR, DER, ROI and CR no significant difference and only TATO who experience the difference between before and after mergers and acquisitions.

(50)

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas kasih

karunia dan hadiratNyalah skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Terhadap Badan Usaha

MilikNegara(BUMN)” ini dapat diselesaikan tepat waktu sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, Ak, MAFIS, CPA selaku Ketua

Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang

(51)

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Pembanding yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

8. Kepada orang tua yang yang saya sayangi, terimakasih untuk kasih sayang yang sangat berlebih buat saya, dan kepada semua pihak yang membantu

skripsi ini

9. Teman-teman seperjuangan yaitu mahasiswa S-1 Akuntansi FE USU stambuk

2012 atas motivasi dan kerjasamanya selama ini.

Penulis memohon Maaf atas segala kekurangan dan kesalahan pada penulisan

skripsi ini dan sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Mei 2016 Penulis,

(52)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Merger dan Akuisisi ... 8

2.1.1.1 Pengertian Merger ... 11

2.1.1.2 Pengertian Akuisisi ... 12

2.1.1.3 Jenis Merger dan Akuisisi ... 13

2.1.1.4 Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi ... 16

2.1.1.5 Tahapan Merger dan Akuisisi ... 20

2.1.1.6 Kelebihan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi ... 22

2.2 Kinerja Keuangan... 24

2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 24

2.2.2 Metode Analisis Kinerja dengan Rasio Keuangan ... 25

2.3 Penelitian Terdahulu ... 26

2.4 Kerangka Konseptual ... 31

2.5 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 35

3.4 Definisi Operasional... 35

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.6 Jenis Data ... 39

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 40

(53)

3.8.1 Statistika Deskriptif ... 40

3.8.2 Uji Normalitas ... 41

3.8.3 Uji Hipotesis ... 41

3.8.3.1 Paired Sample T-test ... 42

3.8.3.2 Wilcoxon Signed Ranks Test ... 42

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Statistika Deskriptif... 44

4.1.1 Analisis Statistika Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi... 44

4.1.2 Analisis Statistika Deskriptif Sesudah Merger dan Akuisisi... 47

4.2 Analisis Data... 51

4.2.1 Uji Normalitas... 51

4.3 Uji Hipotesis... 52

4.4 Pembahasan... 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(54)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu... 28

3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... 39

4.1 Hasil Statistika Deskriptif 1 tahun Sebelum Merger dan Akuisisi... ... . 45

4.2 Hasil Statistika Deskriptif 1 tahun Sesudah Merger dan Akuisisi... 48

4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test... 52

4.4 Uji Paired Sample T-test pada Net Profit... 53

4.5 Uji Paired Sample T-test pada Return Of Equity... 54

4.6 Uji Paired Sample T-test pada Debt Ratio... 54

4.7 Uji Paired Sample T-test pada Debt to Equity Ratio... 55

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengambil keputusan dengan cepat tidak akan membuang- buang waktu, Contoh: jika ada karyawan yang tidak masuk dan pesanan banyak segera mencari pengganti. Jika barang habis

kg.mm 500. Dari pengujian balok profil dengan cor beton sebanyak 8 buah benda uji, diperoleh hasil seperti yang diberikan pada tabel 4 atau gambar 11. Dari hasil

Setelah itu, cuci biji mentimun di air mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan abu halus pada benih

Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh non performing financing dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas dengan Capital Adequacy Ratio

COBOY programme is an educational activity based on environmenta l awareness for children in Kampung Bojong, Pamagersari Village, Bogor Regency. With this activity,

Untuk menaikkan kembali produksi sumur, hal ini dapat diatasi dengan memberi rangsangan atau stimulasi pada sumur yang mengalami kerusakan formasi, dan adanya pembentukan scale

biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan petani untuk usahatani jeruk nipis per. tahun di daerah penelitian adalah Rp 44.530.000,-

Salah satu aspek dalam peningkatkan derajat kesehatan adalah tingkat pengetahuan masyarakat, berbagai hasil penelitian telah menemukan adanya perbedaan signifikan