• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Akhadi, Mukhlis. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta :Rineka Cipta

Anggoro, Kusnanto. 1996. “Senjata Nuklir, Doktrin Penangkalan, dan Kerjasama

Keamanan Pasca Perang Dingin” dalam buku Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan. Jakarta : Pustaka Jaya

D.W. Bowett, penerjemah : Bambang Iriana Djajaatmadja. 2007.Hukum Organisasi Internasional (cetakan ketiga). Jakarta : Sinar Grafika

Departemen Luar Negeri, Berbagai Konsep Keamanan (Suatu Kajian Komprehensif tentang Konsep-konsep Keamanan), 1987

Fischer, David. 1997.History of the International Atomic Energy Agency : the first forty years, Vienna : The Agency

I Wayan Parthiana. 2003.Pengantar Hukum Internasional. Bandung : Mandar Maju

Krane, Kenneth S. 1987. Introductory Nuclear Physics, USA : John Wiley & Sons Inc

Kusumaatmadja, Mochtar. 2003.Pengantar Hukum Internasional (edisi kedua). Bandung :PT. Alumni

Mustofa, Agus. 2006. Indonesia Butuh Nuklir. Padang Makhsyar : Padma Press Soekanto, Soerjono. 1986.Pengantar Penelitian Hukum, (edisi kedua). Jakarta : UI Press

(2)

Suryokusumo, Sumaryo. 1990. Hukum Organisasi Internasional. Jakarta : UI Press

Sutrisno Eddy dan Suci Centhini. 2002.Kisah Penemuan Sepanjang Zaman – Energi. Jakarta : Inovasi

Suwardi, Sri Setianingsih. 2004. Pengantar Hukum Organisasi Internasional,

Jakarta :UI Press

Walisiewicz,Marek alih bahasa : Dwi Satya Palupi. 2003. Essential Science : Energi Alternatif – Panduan ke masa depan teknologi energi. Jakarta :Erlangga Wirengjurit, Dian. 2002.Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir. Bandung : PT Alumni

Dokumen IAEA

Agreement Between the International Atomic Energy Agency and the Republic of Austria Regarding The Headquarters of International Atomic Energy Agency Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency

Agreement on the Privileges and Immunities of the International Atomic Energy Agency

Convention on Early Notification of a Nuclear Accident

Implementation of the NPT Safeguards Agreement and relevant provisions of security Council resolutions in the Islamic Republic of Iran(IAEA Doc GOV/2014/10)

Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic of Iran

(GOV/2003/75)

Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic of Iran

(3)

Islamic Republic of Iran (updated on March 2009)

Joint Plan of Action (INFCIRC/855)

Monitoring and Verification in the Islamic Republic of Iran in the relation to the Joint Plan of Action (IAEA Doc. GOV/2014/2)

Status ofIran’s Nuclear Programme in relation to the Joint Plan of Action(IAEA Doc GOV/INF/2014/1)

Statute of IAEA

Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in the Atmosphere, in Outer Space and under Water

Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons

Resolusi Dewan Keamanan PBB

SC Resolution 1696 (2006)

SC Resolution 1737 (2006)

SC Resolution 1747 (2007)

SC Resolution 1803 (2008)

SC Resolution 1835 (2008)

SC Resolution 1929 (2010)

Website

http://kbbi.web.id

http://www.bbc.co.uk/ indonesia

http://www.dw.de

http://www.icrp.org

http://www.isisnucleariran.org

(4)

https://www.nss2014.com

http://www.oxforddictionaries.com

http://www.pbs.org

http://www.theguardian.com

http://www.un.org

http://iaea.org

(5)

BAB III

PEMANFAATAN NUKLIR DAN PENGATURANYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A.Tinjauan Umum tentang Nuklir

1. Sejarah Penemuan dan Perkembangan

Inti atom disebut juga nuklir. Massa dari suatu atom terpusatkan pada

bagian inti atomnya. Jadi, nuklir merupakan bagian yang sangat kecil dari atom

dimana massa suatu atom terpusatkan. Setiap peristiwa yang berkaitan dengan

nuklir selalu terjadi dalam inti atom.73

Pencarian sifat alami sebuah zat telah dimulai oleh spekulasi sejak zaman

Filosof Yunani kuno. Secara khusus, Democritus pada sekitar abad ke-4 SM

percaya bahwa setiap benda dapat dibagi-bagi menjadi mater-materi terkecil

sampai batas bahwa materi tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi (atom). Materi ini

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, inilah yang merupakan unsur pokok

partikel suatu zat.74

Teori tentang atom yang didasarkan pada hasil percobaan pertama kali

dikemukakan oleh John Dalton. Menurut Dalton, atom merupakan partikel

terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Penemuan-penemuan baru di bidang kimia

dan fisika membuka cakrawala baru pemahaman atom oleh manusia. Penemuan

elektron oleh J.J. Thomson membawanya pada teori yang lain sebagaimana

sebelumnya telah dikemukakan John Dalton. Percobaan lain dilakukan oleh

73

Mukhlis Akhadi, Pengantar Teknologi Nuklir, Rineka Cipta, Jakarta. 1997, hal 8

74

(6)

Ernest Rutherford yang menguji model atom J.J. Thomson. Rutherford kemudian

menyusun model atom baru. Kelemahan model atom Rutherford selanjutnya

disempurnakan oleh Niels Bohr dalam teori atomnya yang dikemukakan pada

1913.75

Dua tahun kemudian, pasangan suami-istri ahli kimia berkebangsaan

Perancis menemukan unsur Polonium (Po) dan Radium (Ra) yang

memperlihatkan gejala yang sama dengan unsur Uranium yang telah ditemukan

sebelumnya, yaitu mampu memancarkan radiasi secara spontan. Penelitian yang

terus dilanjutkan membawa Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938

menemukan reaksi pembelahan inti atom.

Awal penguasaan teknologi nuklir oleh umat manusia dimulai ketika

Wilhelm K. Roentgen, fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895

menemukan sejenis sinar aneh yang belum pernah diketahui sebelumnya. Oleh

karena belum pernah dikenal maka diberi nama sinar-X, yang kemudian disebut

sinar Roentgen Satu tahun setelahnya, fisikawan Prancis Antonie Henry Becquerel menemukan unsur Uranium (U) yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.

Bahan yang memiliki sifat demikian kemudian disebut bahan radioaktif.

76

Ketika Albert Einstein di awal tahun 1905 mengeluarkan bukunya “Special Theory of Relativity” (Teori Khusus tentang Relativitas). Einstein menerangkan bahwa benda dapat diubah menjadi tenaga, sedikit saja materi dapat diubah

menjadi tenaga yang besar sekali. Pernyataan tersebut diprotes di dunia ilmu

pengetahuan. Rumusnya yang sangat terkenal yaitu E=mc², dimana E = energi ; m

75

Mukhlis Akhadi, Op. cit., hal 2

76

(7)

= masa ; c² = kuadrat kecepatan cahaya. Jika suatu masa yang sangat kecil

dihancurkan, maka ia akan digantikan oleh jumlah energi yang sangat besar.

Inilah prisip di balik tenaga atom.77

Demi mewujudkan reaksi nuklir78 yang aman manusia berusaha

mewujudkan reaktor nuklir, yaitu tempat dimana reaksi nuklir terkendali79 dapat

berlangsung. Reaktor nuklir pertama di dunia dibuat oleh para fisikawan di

Universsitas Chicago yang dipimpin oleh Enrico Fermi. Reaktor nuklir itu

dibangun dibawah stadion olahraga universitas tersebut. Reaksi nuklir berantai

yang terkendali pertama kali ditemukan pada saat dimulainya operasi reaktor

tersebut pada 2 Desember 1942.80

Arah perkembangan teknologi nuklir berikutnya tidak terlepas dari keadaan

situasi politik pada saat itu, hingga mengalami perkembangan ke arah senjata

yaitu bom nuklir. Kenyataan inilah yang memulai anggapan bahwa istilah nuklir

seringkali dikaitkan dengan senjata. Perang Dunia II menjadi pengalaman pahit

sejarah umat manusia karena bom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan

Nagasaki.

77

Sutrisno Eddy dan Suci Centhini, Kisah Penemuan Sepanjang Zaman – Energi, Inovasi, Jakarta. 2002, hal 53

78

Reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei (pusat dari inti atom) atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. (dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_nuklir ; diakses pada 17 Maret 2014)

79

Reaksi nuklir terkendali adalah reaksi nuklir dimana jumlah atom yang melakukan reaksi dan jumlah pana syang dilepaskan dapat diatur atau dikendalikan disesuaikan dengan kebutuhan. Reaksi nuklir terkendali ini hanya dapat terjadi di dalam teras reaktor nuklir.

Sebaliknya ada reaksi nuklir tidak terkendali yang melakukan reaksi beserta panas yang dilepaskannya selalu meningkat. Reaksi jenis inilah yang terdapat pada saat terjadinya ledakan bom nuklir untuk jenis reaksi fisi dan untuk reaksi fusi. Reaksi yang terjadi sengaja tidak dikendalikan dimaksudkan untuk menghasilkan panas yang luar biasa dan menghasilkan daya rusak yang luar biasa pula.

80

(8)

2. Bahan Bakar

Bahan yang dapat melakukan reaksi nuklir disebut bahan bakar nuklir.

Masing-masing jenis reaksi membutuhkan bahan bakar nuklir yang berbeda. Perlu

bahan bakar nuklir yang disebut bahan fisi untuk mendapatkan reaksi fisi dan

reaksi fusi81 membutuhkan bahan bakar nuklir yang disebut bahan fusi.82

Bahan bakar yang paling umum digunakan adalah Uranium-235 (U-235)

yang ditambang di seluruh dunia dalam bentuk biji-biji campuran. Biji tersebut

dimurnikan, dipadatkan dan disusun rapi menjadi butir-butir sebelum disegel ke

dalam batang yang panjang, yang menjadi bahan bakar untuk dimasukkan ke

dalam reaktor nuklir.83

81

Reaksi fisi atau pembelahan inti, yaitu inti atom pecah menjadi inti-inti yang lebih kecil. Inilah yang terjadi di dalam teras reaktor nuklir atau pada ledakan bom nuklir.

Reaksi fusi atau penggabungan inti, yaitu inti-inti atom bergabung menjadi satu membentuk inti ataom yang lebih besar. Reaksi jenis ini dapat terjadi pada matahari atau bintang-bintang di angkasa dan ledakan bom hidrogen.

82

Mukhlis Akhadi, Op. cit., hal 46

83

Marek Walisiewicz,Op.cit., hal 25

Proses untuk mendapatkan bahan bakar uranium dari tambang sampai

dengan proses pembakarannya di reaktor nuklir hingga ke pengolahan limbah

raioaktif merupakan proses yang cukup kompleks, rumit dan beberapa diantaranya

memerlukan teknologi tinggi. Keseluruhan dari tahapan tersebut disebut daur

bahan bakar nuklir. Pertama sekali yang dilakukan adalah ekspolarasi dan

penambangan. Eksplorasi dimulai dari penentuan suatu lokasi ditempat yang

diharapkan ditemukan bahan galian nukir. Metode eksplorasi yang dianut sampai

sekarang adalah metode konvensional, penelitian geologi, pegukuran tingkat

(9)

Biji-biji yang ditemukan kemudian diolah karena kadar uranium dalam biji

pada umumnya sangat rendah, sehingga diperlukan pengolahan untuk mengurangi

sebanyak mungkin bahan lain yang tidak diperlukan. Hasil akhir yang diperoleh

adalah endapan kuning yang disebut pekatan atau konsentrat atau “yellowcake”. Setelah Uranium diolah kemudian dimurnikan dengan tujuan untuk mengubah

“yellowcake” menjadi bahan dengan tingkat kemurnian yang tinggi, sehingga bebas dari unsur-unsur lainnya.84

Selanjutnya ada proses yang disebut sebagai pengayaan. Pengayaan

dimaksudkan untuk meningkatkan kadar U-235 dalam bahan bakar nuklir hasil

pemurnian. Perlu diketahui, bahwa dalam uranium alam hasil penambangan

terdapat tiga jenis uranuim yaitu U-238, U-235 dan U-234. Bahan bakar yang

dapat berperan adalah U-235. Kemudian dipabrikasi untuk menyiapkan bahan

bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh

reaktor nuklir yang akan memakai bahan bakar tersebut.85

Bahan bakar U-235 dibakar untuk mendapatkan panas yang dapat

dimanfaatkan harus dilakukan, dengan cara dilakukan pembakaran dalam reaktor.

Umumnya bahan bakar rata-rata berada dalam teras reaktor nuklir selama 3-4

tahun. Setelah U-235 dimanfaatkan dalam reaktor nuklir dan mencapai derajat

bakar tertentu, elemen bakar nuklir menjadi sangat radioaktif. Unsur ini ini bisa

sangat berbahaya karena memancarkan radiasi tinggi yang dapat merusak jaringan

tubuh manusia. Oleh sebab itu bahan bakar bekas tersebut perlu disimpan

84

Mukhlis Akhadi, Op. cit., hal 52-53

85

(10)

sementara (pendinginan) agar radiasi yang dipancarkannya menjadi sangat

rendah.86

Setelah dipakai atau dibakar dalam reaktor selama 3-4 tahun, komposisinya

berubah membentuk bahan bakar baru yang disebut Plutonium (Pu-239)87

Proses terakhir adalah penyimpanan atau pembuangan lestari. Bahan bakar

bekas yang tidak mengalami proses olah ulang maupun bahan-bahan radioaktif

sisa hasil proses ulang akan diperlakukan sebagai limbah radioaktif. Pembuangan

lestari suatu limbah radioaktif secara aman merupakan tujuan akhir dari

pengolahan limbah radioaktif.

.

Sedangkan untuk mengambil sisa bahan bakar fisi yang belum terbakar dan bahan

bakar baru yang terbentuk selama proses pembakaran bahan bakar nuklir akan

dilakukan proses olah ulang. Perlu diketahui bahwa proses pembakaran U-235 di

dalam teras reaktor nuklir tidak dapat membakar habis U-235 tersebut.

88

86

Ibid

87

Berlambang Pu dan bernomor atom 94. Awalnya merupakan Pu-238 yang pada tahun 1934, Enrico Fermi dan sekelompok ilmuwan Universitas Roma La Sapienza melaporkan bahwa mereka telah menemukan unsur 94 tersebut. Plutonium (Pu-238) pertama kali diproduksi dan diisolasi pada tanggal 14 Desember 1940 oleh Dr. Glenn T. Seaborg, Edwin M. McMillan, J.W. Kennedy, Z.M. Tatom, dan A.C. Wahl.Sebuah laporan ilmiah yang mendokumentasikan penemuan unsur plutonium dipersiapkan oleh para ilmuwan Universitas California, Berkeley tersebut. Akan tetapi laporan tersebut ditarik kembali sebelum publikasi, setelah ditemukan bahwa isotop unsur baru tersebut (Pu-239) dapat menjalani fisi nuklir yang dapat digunakan pada bom atom. Publikasi penemuan unsur tersebut kemudian ditunda setahun setelah akhir Perang Dunia II

oleh karena kekhawatiran pada masalah keamanan dunia. (dimuat dalam

id.wikipedia.org/wiki/Plutonium ; diakses 17 Maret 2014)

88

(11)

B.Pemanfaatan Nuklir dan Resiko yang mungkin Timbul

1. Pemanfaaatan Nuklir

Ketika mendengar kata “nuklir” seringkali yang terbayang adalah bom atau

sejenisnya. Jarang sekali yang mengaitkan nuklir sebagai energi yang membantu

kesejahteraan pembangunan dan kelangsungan hidup. Hal ini disebabkan

sepanjang sejarah nuklir pernah digunakan sebagai pemusnah, seperti pada Perang

Dunia II untuk menaklukkan Jepang.89

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Pemanfaatan nuklir terdiri atas

pemanfaatan untuk tujuan damai dan pemanfaatan untuk tujuan militer.

1.1 Pemanfaatan Untuk Tujuan Damai

Pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai jauh lebih besar dibandingkan

sebagai teknologi pemusnah massal. Manfaat tersebut dapat dilihat dalam uraian

di bawah ini :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

90

adalah stasiun pembangkit

listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari reaktor nuklir

pembangkit listrik. Sampai pada 16 Januari 2013, IAEA melaporkan terdapat 439

reaktor tenaga nuklir yang dioperasikan di 31 negara. Keseluruhan reaktor

tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.91

89

Agus Mustofa, Op. cit., hal 82

90

Pembangkit Listrik Nuklir Obninsk di Uni Soviet menjadi pembangkit listrik nuklir pertama di dunia yang memproduksi listrik sebesar 5 kiloWatt yang dibangun tahun 1954, tetapi pembangkit listrik nuklir pertama di dunia yang memproduksi energi nuklir dalam skala komersial adalah Pembangkit Listrik Nuklir Calder Hall di Britania Raya. (dimuat dalam http://id.wikipedia.org /wiki/Daya_nuklir)

91

(12)

b. Bidang Kedokteran

Kedokteran nuklir merupakan suatu kegiatan yang relatif baru, yang

perkembangannya semakin pesat setelah terbukti bahwa teknik ini mampu

mngungkapkan patofisiologi berbagai jenis penyakit. Kedokteran nuklir

memungkinkan pemeriksaan medik dilakukan secara in-vitro (dalam sel tubuh hidup), maupun secara in-vivo (dalam gelas percobaan). Bahkan untuk beberapa kasus, kedokteran nuklir mampu memberikan informasi yang lebih baik dalam

mengungkapkan informasi dari pengamatan anatomik. Hampir seluruh organ

dalam tubuh dapat didiagnosis dengan teknik nuklir kedokteran, seperti

pemeriksaan otak, hati, limpa, jantung, ginjal, tulang, darah, pembuluh darah,

paru-paru, saluran pncernaan, kelenjar gondok dan lain-lain.

Teknik nuklir kedokteran juga dapat dipakai untuk mengetahui secara dini

ada tidaknya penyakit jantung kororner dan memeriksa penyebaran penyakit

kanker tulang dimana hanya dengan teknik ini penyakit kanker tulang dapat

dideteksi semenjak dini, sedangkan teknik lainnya hanya bisa mendeteksinya bila

penyakit tersebut telah berlanjut. Selain itu ada teknik baru dalam terapi kanker

otak dengan radiasi yang saat ini sedang dikembangkan bersama para ahli

radio-terapi dan fisika nuklir. Metode radio-radio-terapi kanker ini dikenal dengan Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) yang memanfaatkan reaksi tangkapan nuklir antara unsur kimia dengan partikel nuklir neutron.92

92

(13)

c. Bidang Pertanian

Teknologi nuklir dapat juga dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan

dengan cara memanfaatkan radiasi yang dipancarkan, beberapa contohnya antara

lain dalam hal pemuliaan tanaman, yang bertujuan untuk mendapatkan jenis

tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik dari tanaman induknya dan studi pola

perakaran, dimana pola perakaran merupakan bidang yang sangat penting dalam

pertanian karena pertumbuhan tanaman ditentukan oleh pola perkembangan akar.

d. Bidang Peternakan

Teknik nuklir dapat dimanfaatkan untuk mempelajari parameter-parameter

tertentu dalam kaitannya dengan proses fermentasi di dalam perut lemk. Tujuan

utama dari studi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan hewan dalam

memanfaatkan pakan secara efisien, melaui pendekatan-pendekatan yang

memperhatikan prinsip dan konsep dasar tertentu.

e. Pengawetan Bahan Makanan

Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization, International Atomic Energy Agency dan World Health Organization menyimpulkan bahwa makanan yang diradiasi hingga dosis 10 kGy93 aman untuk dikonsumsi. Irradiasi94

93

kGy (baca : kilo Grays) ; Gy (Gray) adalah satuan yang dipakai dalam hal radiasi ionisasi.

94

Irradiasi (radiasi ionisasi) merupakan metode pengurangan mikroba untuk bahan pangan tertentu, termasuk rempah-rempah, daging ayam, telur, daging merah, makanan laut, kecambah, buah-buahan, dan sayur-mayur.Irradiasi mencakup penggunaan sinar gamma, sinar beta, dan sinar X (dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_keamanan_pangan ; diakses 17 Maret 2014)

bahan makanan ini sudah dipelajari secara intensif sejak tahun 1950, setelah

teknik ini diketahui mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan denga sistem

(14)

menggantikan semua proses pengawetan konvensional, melainkan untuk

melengkapi atau dipakai bersama-sama dengan teknologi yang telah ada.95

Radioisotop digunakan sebagai perunut berbagai masalah di bidang

hidrologi yang dapat dipecahkn dengan cara langsung dan lebih cepat, antara lain :

dalam pengukuran debit air sungai, menentukan arah gerak air tanah, menentukan

gerakan sedimen, menentukan umur dan asal air tanah, menentukan kebocoran

bendungan dan menetukan sumber pencemar lingkungan. f. Bidang Hidrologi

96

Selain yang telah disebutkan di atas, keuntungan yang diperoleh dari

pemanfaatan-pemanfaatan di berbagai bidang tersebut adalah tidak dihasilkannya

emisi gas rumah kaca dan sedikit limbah padat (jika operasi berjalan normal),

tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas-gas berbahaya (seperti

karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate

atau asap fotokimia), biaya bahan bakar rendah serta ketersedian bahan bakar

yang melimpah karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan97

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa “as countries acquired nuclear facilities, material and know-how from their peaceful power programs, they would also acquired the know-how for making nuclear weapons”. Umat manusia dihadapkan pada pilihan untuk menghentikan pacuan senjata dan memulai 1.2 Pemanfaatan Untuk Tujuan Militer

95

Mukhlis Akhadi, Op. cit., hal 175

96

Ibid

97

(15)

perlucutan senjata atau menghadapi kemusnahan. Adanya senjata nuklir menjadi

ancaman dalam keberlangsungan hidup manusia.

Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta strategi

militer mendorong pacuan senjata, khususnya di bidang nuklir ke tingkat yang

lebih tinggi. Sistem dan teknologi baru senjata-senjata seperti sistem anti satelit,

senjata-senjata laser dan sinar partikel, rudal jelajah jarak jauh berpengaruh dalam

merubah pola hubungan militer di kalangan negara-negara, khususnya negara

adikuasa.98

Sebagai contoh adalah masa Perang Dingin

Jika tidak ada pembatasan, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi

keamanan internasional.

99

yang ditandai dengan

perlombaan senjata (nuklir) secara besar-besaran antara kedua blok NATO dan

Pakta Warsawa untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi negara adidaya

(superpower). Bersamaan dengan itu kesadaran masyarakat internasional akan bahaya dan ancaman perang nuklir juga semakin meningkat. Terlihat dua

kenyataan yang saling bertolak belakang, yaitu meningkatnya produksi-produksi

senjata nuklir di satu pihak dan meningkatnya upaya untuk membatasi proliferasi

senjata nuklir tersebut, baik oleh negara-negara nuklir maupun negara-negara non

nuklir.100

98

Berbagai Konsep Keamanan (Suatu Kajian Komprehensif tentang Konsep-konsep Keamanan), Terjemahan Departemen Luar Negeri, 1987, hal 3

99

Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu beberapa konflik militer regional, salah satu yang terkait persenjataan adalah Krisis Rudal Kuba (Cuban Missile Crisis) dimana Uni Soviet pernah menempatkan rudal-rudal berukuran sedang di Kuba, yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir karena kemarahannya terhadap terungkapnya fakta bahwa AS mensponsori Serangan ke Teluk Babi di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam waktu singkat setelah diluncurkan. (dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_Rudal_Kuba)

100

(16)

Hal mendesak lainnya adalah negara-negara nuklir beserta sebagian besar

sekutunya menduduki tempat tertinggi dalam presentasi anggaran militer.

Besarnya jumlah biaya yang dipakai setiap tahunnya untuk membuat dan

mengembangkan senjata sangatlah kontras dengan kemelaratan dan kemiskinan

yang diderita sebagian penduduk dunia. Pemborosan sumber daya yang sangat

besar ini bahkan menjadi lebih serius mengingat potensi yang dialihkan untuk

tujuan militer, tidak hanya menyerap sumber daya materi, akan tetapi juga sumber

daya teknik dan sumber daya manusia. Akibat-akibat ekonomi dan sosial dari

pacuan senjata sangat merugikan sehingga bila terus berlanjut maka akan

berlawanan dengan tata ekonomi dunia baru yang berlandaskan keadilan,

persamaan dan kerjasama.101

Albert Einstein sendiri, yang merupakan ahli fisika sekaligus tokoh penting

dalam perkembangan teknologi nuklir, pernah menyatakan “Karena saya tidak

meramalkan bahwa energi atom akan menjadi anugerah besar untuk waktu

panjang, saya harus mengatakan bahwa untuk mengadakannya merupakan sebuah

ancaman”.

2. Resiko Yang Dapat Timbul

102

101

Berbagai Konsep Keamanan (Suatu Kajian Komprehensif tentang Konsep-konsep Keamanan),Op. cit, hal 40

102

Marek Walisiewicz, alih bahasa : Dwi Satya Palupi, Op. cit., hal 23

Energi atom memang merupakan suatu penemuan besar dalam

sejarah yang dapat membantu berbagai bidang kehidupan. Akan tetapi,

sebagaimana filosofi resiko, bahwa setiap teknologi memiliki resiko. Berikut

(17)

a. Radiasi

Studi intensif tentang efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus

dilakukan oleh paar ahli biologi radiasi, hingga akhirnya secara pasti diketahui

bahwa radiasi dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel

jaringan tubuh yang memberi peluang timbulnya kanker dan kerusakan genetik

berupa mutasi sel-sel reproduksi sehingga memberi peluang terjadinya cacat pada

keturunan. Radiasi dapat meberikan manfaat, tetapi juga ancaman yang perlu

diwaspadai. Sebagai contoh para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki

yang selamat hingga kini masih terus dipantau dan menjadi objek penelitian oleh

para ahli. Data yang dikumpulkan sejak tahun 1985 sampai 1982 menunjukkan,

bahwa sejumlah korban yang diperkirakan menerima radiasi dengan dosis

0,12-036 Sievert103 tercatat adanya tingkat kematian akibat leukimia.104

Organisasi internasional yang mengembangkan, mengurus dan menekuni

Sistem Proteksi Radiasi Internasional adalah International Commission on

Radiological Protection (ICRP), yang dibentuk sejak tahun 1928. Sistem proteksi

radiasi dikembangkan berdasarkan pemahaman tentang ilmu dan pencahayaan

radiasi serta penilaian akan kelayakan dan pengalaman yang timbul dari

penerapan sistem tersebut. ICRP adalah badan independen yang dibentuk untuk

memberikan manfaat dari perlindungan terhadap radiasi, terutama dengan

menyediakan rekomendasi dan pedoman di semua aspek perlindungan untuk

103

Sievert (simbol: Sv) adalah satuan standar internasional untuk dosis ekuivalen. Satuan ini menggambarkan efek biologis dari radiasi. Digunakan untuk mengukur efek radiasi pada tubuh manusia. Nama satuan ini diambil dari dokter Swedia bernama Rolf Maximilian Sievert, yang menekuni pengukuran dosis radiasi dan penelitian pengaruh radiasi secara biologi. (dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Sievert)

104

(18)

menangkal radiasi ionisasi. Selain itu organisasi ini juga bekerja untuk membantu

mencegah kanker dan penyakit lain serta akibat yang ditimbulkan pencahayaan

radiasi ionisasi, serta untuk melindungi lingkungan.105

105

About ICRP dimuat dalam http://www.icrp.org/index.asp (diakses 17 Maret 2014)

b. Resiko Kecelakaan Nuklir

IAEA menentukan skala yang disebut sebagai International Nuclear and Radiological Event Scale (INES), berfungsi untuk memungkinkan pemberitahuan informasi keselamatan jika suatu saat terjadi kecelakaan nuklir yang

diperkenalkan pada tahun 1990. Skala tersebut mencakup :

Level 0 : Deviasi (Tidak ada ancaman keselamatan)

Level 1 : Anomali

Peristiwa diluar aturan operasi tetapi tidak mencakup kelalaian yang

berarti terkait ketentuan keselamatan.

Level 2 : Insiden serius

Peristiwa yang mencakup kelalaian terkait ketentuan keselamatan, tetapi

kelalaian tersebut masih dapat ditanggulangi.

Level 3 : Insiden serius

Peristiwa yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak yang

sangat kecil dan dosis paparan radiasi berada pada level dibawah batas

yang diperbolehkan.

Level 4 : Kecelakaan berdampak kecil

Kecelakaan yang berdampak pada kerusakan instalasi dimana lepasan

(19)

Level 5 : Kecelakaan berdampak besar

Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan besar pada instalasi.

Contohnya adalah kecelakaan Reaktor Three Mile Island106

Contohnya adalah Kecelakaan Reaktor Chernobyl

, Amerika

Serikat pada tahun 1979.

Level 6 : Kecelakaan serius

Kecelakaan dengan pelepasan sejumlah material radioaktif ke lingkungan

dalam jumlah yang signifikan dan mungkin membutuhkan implementasi

secara menyeluruh, tetapi tidak sampai pada level kecelakaan besar.

Level 7 : Kecelakaan Besar

Kecelakaan yang melepaskan material radioaktif dengan akibat kesehatan

dan lingkungan yang besar.

107

Uni Soviet

(sekarang Ukraina) pada tahun 1986.108

106

Kecelakaan Three Mile Island terjadi tepatnya di Dauphin County, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 28 Maret 1979. Terjadi karena pencairan inti sebagian di Unit 2 di PLTN tersebut. Sejumlah orang memandang musibah ini sebagai titik balik bagi industri nuklir di Amerika Serikat. Kecelakaan ini menjadi yang terpenting dalam sejarah industri pembangkit nuklir AS dan mengakibatkan pembebasan gas radioaktif yang amat berbahaya. Peristiwa yang menimbulkan krisis di PLTN itu mencakup beberapa kegagalan peralatan kecil dan kesalahan operator. Kerusakan serius itu tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa, sebagian besar karena rancangannya yang kuat. Pembersihan TMI-2 terjadi dalam 11 tahun dan menghabiskan biaya sebanyak US$1 milyar. Kecelakaan ini menimbulkan kritik meluas. (dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Musibah_Pulau_Three_Mile ; diakses 17 Maret 2014)

107

(20)

C.Perkembangan Program Nuklir Negara-negara di Dunia

Perkembangan program nuklir negara-negara yang akan diuraikan di bawah

ini dibagi ke dalam tiga kategori yaitu negara nuklir, negara non-nuklir, dan

negara ambang nuklir. Khusus untuk negara-negara nuklir diuraikan program

pemanfaatan nuklir baik untuk tujuan militer maupun untuk tujuan damai.

Perkembangan-perkembangan tersebut berbeda di setiap negara, misalnya

pemanfaatan dalam hal PLTN yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan akan

pasokan untuk memenuhi konsumsi energi nasional.

A. Negara-negara Nuklir (Nuclear Weapon States) 1. Amerika Serikat

Amerika Serikat menjadi negara pertama yang mengembangkan senjata

nuklir, sekaligus menjadi satu-satunya negara yang menggunakannya dalam

peperangan, yaitu pemboman atas Nagasaki dan Hiroshima pada Perang Dunia II.

Pengembangan nuklir pertama kali dilakukan pada Perang Dunia II dibawah

pemerintahan Presiden Franklin D. Roosevelt pada tahun 1939, yang dimotivasi

oleh ketakutan bahwa Nazi telah mengembangkan senjata serupa. Kemudian pada

tahun 1942, proyek tersebut diserahkan dengan bantuan militer AS dan kemudian

dikenal dengan Manhattan Project (Proyek Manhattan).109

108

INESdimuat dalamhttp://www.iaea.org/ns/tutorials/regcontrol/intro/glossaryi.htm#I (diakses 17 Maret 2014)

109

(21)

Lebih dari 30 tempat berbeda dijadikan tempat riset, produksi, dan uji

komponen yang berkaitan dengan pembuatan bom. Termasuk Laboratorium Los Alamos National di Los Alamos, New Mexico dibawah pimpinan fisikawan Robert Oppenheimer, fasilitas Hanford Plutonium di Washington, dan fasilitas pengayaan uranium di Oak Ridge, Tennessee. Melalui cara menanamkan

Plutonium di dalam reaktor nuklir, magnet listrik dan difusi gas, Amerika Serikat

telah mampu mengembangkan tiga senjata nuklir di pertengahan tahun 1945.

Uji coba nuklir pertama yang pernah dilakukan diberi kode “Trinity” yang dilaksanakan pada 16 Juli 1945 sebagai hasil dari Proyek Manhattan. Kemudian

dibawah perintah Presiden Harry S. Truman pada 6 Agustus 1945, bom dengan

desain senjata uranium dengan kode “Little Boy” dijatuhkan di kota Hirsoshima, Jepang. Selanjutnya pada tanggal 9 Agustus, bom dengan desain ledakan

plutonium dengan kode “Fat Man” dijatuhkan di kota Nagasaki. Kedua senjata tersebut membunuh sekitar 120.000 – 140.000 jiwa termasuk warga sipil dan

personil militer serta lebih dari ribuan jiwa selama bertahun-tahun karena penyakit

yang disebabkan radiasi dan beberapa penyakit kanker.

Sepanjang Perang Dingin, antara tahun 1945-1990, lebih dari 70.000

peledak senjata nuklir dikembangkan, dalam lebih dari 65 jenis berbeda, berkisar

dari 0,1 kiloton sampai 25 megaton. Selama tahun 1940-1946, Amerika Serikat

telah menghabiskan sedikitnya 8.75 triliun US$ untuk pengembangan senjata

nuklir. Setelah Perang Dingin yang diikuti pembubaran Uni Soviet, program

nuklir Amerika Serikat dibatasi secara besar-besaran, antara lain menghentikan uji

(22)

penimbunan sampai dengan setengahnya pada pertengahan tahun 1990-an dalam

masa pemerintahan Presiden Bill Clinton.

Sampai pada September 2009, Amerika Serikat memiliki 5.113 peledak

nuklir. Terdiri dari cadangan aktif maupun yang disimpan dalam keadaan tidak

aktif. Perbandingannya yaitu 31.225 peledak nuklir pada tahun 1967 dan

berjumlah 22.217 pada 1989, dan belum termasuk “beberapa ribu” peledak nuklir

yang telah diasingkan dan dijadwalkan untuk dibongkar.

Tahun 2009 dan 2010 dibawah masa pemerintahan Presiden Barack Obama

diumumkan tentang tidak berlakunya kebijakan pada era-pemerintahan Presiden

Bush untuk menggunakan senjata nuklir dan mosi untuk pengembagan senjata

nuklir yang baru. Demi tujuan tersebut, Preside Barack Obama bertemu dengan

Presiden Rusia pada saat itu, Dmitry Medvedev, untuk menandatangani perjanjian

Strategic Arms Reduction Treaty (START)110 yang baru pada 8 April 2010, untuk mengurangi jumlah senjata nuklir yang aktif dari yang berjumlah 2.200 sampai

1.550. Kemudian pada minggu yang sama, Presiden Obama merevisi kebijakan

Amerika Serikat dalam Nuclear Posture Review111, menyatakan untuk pertama kalinya bahwa Amerika Serikat tidak akan menggunakan senjata nuklir untuk

melawan negara non-nuklir.112

110

START adalah perjanjian bilateral yang diadakan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet tentang Pengurangan dan Pembatasan Persenjataan. Perjanjian tersebut ditandatangani pada 31 Juli 1991 dan berlaku efektif pada 5 Desember 1994. START merupakan perjanjian perundingan pembatasan persenjataan yang paling besar dan rumit sepanjang sejarah. START I berakhir pada 5 Desember 2009 dan digantikan dengan START yang baru. (dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/START_I ; diakses pada 19 Maret 2014)

111

Nuclear Posture Review adalah sebuah proses untuk menentukan peran senjata nuklir dalam strategi militer Amerika Serikat (dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_Posture_Review ; diakses 9 maret 2014)

112

Nuclear weapons and the United States dimuat dalam

(23)

Berbicara mengenai nuklir untuk tujuan damai, semua pembangkit listrik

temasuk reaktor mulai dibangun pada tahun 1974. Kecelakaan reaktor Three Mile Island pada tahun 1979 yang membuat perubahan ekonomi mengakibatkan banyak rencana proyek ditunda. Sampai pada tahun 2013, AS memiliki lebih dari

100 reaktor komersial yang memproduksi 790 TWh listrik atau 19,2% total listrik

Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadi penyuplai terbesar pembangkit listrik

komersial.113

Jumlah persis peledak nuklir yang dimiliki Rusia tetap hanya seputar

perkiraan saja. Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Rusia memiliki 4.650

peledak nuklir, sementara AS hanya memiliki 2.468 peledak. Selanjutnya

pertengahan 2007 Rusia diperkirakan memiliki sekitar 3.281 peledak nuklir

strategis di dalam gudang persenjataanya. Rusia juga memiliki jumlah senjata

nuklir taktis yang lebih besar. Tidak adanya perjanjian yang mewajibkan untuk

mempublikasikan data tentang persenjataan demikian mengakibatkan tidak

diketahui jumlah pasti persenjataannya.Kekuatan senjata nuklir Rusia termasuk : 2. Rusia

Pasca bubarnya Uni Soviet pada 1991, senjata nuklir Uni Soviet disebarkan

kepada empat negara baru yaitu : Rusia, Ukraina, Belarusia dan Kazakhstan.

Empat negara ini kemudian menandatangani Protokol Lisbon, yang menyepakati

untuk bergabung dalam NPT, dengan Rusia sebagai negara pengganti Uni Soviet

sebagai negara nuklir, sedangkan ketiga negara selebihnya bergabung sebagai

negara non-nuklir.

113

Nuclear power in the United States dimuat dalam

(24)

a. Pangkalan Darat Roket : 489 rudal mengangkut 1.788 peledak

b. Pangkalan di dasar Laut : 12 kapal selam mengangkut 609 peledak

c. Udara : 79 bom dengan 884 rudal siap luncur.114

PLTN di Rusia memasok 17,78% listrik Rusia. Rusia berencana menambah

jumlah reaktor nuklir dari 31 menjadi 59. Negara ini mengalokasikan 80.6 miliar

Rubles (setara US$ 2,4 miliar) pada tahun 2013 untuk pertumbuhan industri

nuklir.115

Britania Raya menjadi negara ketiga yang melakukan uji coba

pengembangan dan uji coba senjata nuklir, setelah Amerika Serikat dan Uni

Soviet. Uji coba senjata nuklir pertama dilakukan pada 3 Oktober 1952 dengan

kode “Hurricane” di Pulau Montebello, Australia. 3. Britania Raya

116

Negara ini memiliki 16 reaktor nuklir. Reaktor nuklir komersial pertama

kali dibangun tahun 1956. Pembangkit listrik tenaga nuklir menyumbang sekitar

26% listrik pada tahun 1997.

Sedangkan uji coba bom

hidrogen pertama dilakukan pada tahun 1957 dengan kode “Operation Grapple”.

117

Perancis menjadi negara keempat yng melakukan uji coba senjata nuklir

pada tahun 1960. Terdapat lebih dari 210 uji coba nuklir yang dilakukan Perancis 4. Perancis

114

Russia and Weapons of mass destruction dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Russia_and_weapons_of_mass_ destruction#Soviet_era(diakses 9 maret 2014)

115

Nuclear power in Russia dimuat dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_power_in_Russia (diakses 9 Maret 2014)

116

United Kingdom and Weapons of mass destruction dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/United_Kingdom_and_weapons_of_mass_destruction (diakses 9 maret 2014)

117

Nuclear power in the United Kingdom dimuat dalam

(25)

pada selang waktu tahun 1960 – 1995. Sebanyak 17 uji coba diantaranya

dilakukan di Sahara, dan 193 uji coba selebihnya dilakukan di Polinesia Perancis.

Presiden Jacques Chirac pada 2006, menyatakan bahwa Perancis akan

menggunakan senjata nuklir untuk melawan negara yang melawan Perancis

melalui terorisme. Selanjutnya pada 21 Maret 2008, Presiden Nicolas Sarkozy

mengumumkan bahwa Perancis akan mengurangi cadangan pesawat terbang

pemngangkut senjata nuklir. Kini tidak sampai 300 peledak yang dimiliki di

gudang persenjataan nuklir.118

PLTN menjadi sumber energi utama di Perancis. Konsumsi terbesar terjadi

pada tahun 2004, dan embangkit nuklir menyumbang 39% dayanya. Industri

nuklir menempatkan Perancis menjadi negara dengan “cerita sukses” yang

menyediakan energi termurah dengan emisi terendah.119

Cina melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 1964. Sedangkan uji

coba terakhir dilakukan pada 29 Juli 1996. Jumlah pasti peledak nuklir yang ada

dalam gudang persenjataan tetap menjadi rahasia negara ini karena sejauh ini

hanya ada beberapa versi perkiraan tentang ukuran gudang persenjataannya. 5. Republik Rakyat Cina

120

118

France and Weapons of mass destruction dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/France_and_weapons_of_mass_destruction (diakses 9 Maret 2014)

119

Nuclear power in France dimuat dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_power_in_France (diakses 9 Maret 2014)

120

China and weapons of mass destruction dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/China_and_weapons_of_mass_destruction (diakses 9 Maret 2014)

Negara ini memiliki 17 reaktor, yang pembangunan pertamanya dilakukan pada 8

(26)

B. Negara-negara Non-Nuklir (Non-Nuclear Weapon States) 1. Indonesia

Perkembangan tenaga nuklir di Indonesia diawali dengan diterbitkannya

Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia untuk Penyelidikan

Radioaktivitet pada tahun 1954. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh percobaan bom

hidrogen yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Costa Bravo, di Samudera

Pasifik, yang ternyata kekuatan ledaknya dua kali lipat dari yang diperkirakan

sebelumnya sehingga banyak debu radioaktif terangkat ke atmosfer dan menyebar

di Samudera Pasifik. Penduduk di kepulauan terdekat terpaksa diungsikan dan

sebuah kapal nelayan mengalami hujan debu radioaktif yang menyebabkan cedera

terhadap para nelayan. Panitia dipimpin oleh Prof. G.A.Siwaessy dan bertugas

menyelidiki apakah terdapat jatuhan debu radioaktif yang sampai di perairan

Indonesia dan hasil penyelidikan panitia adalah negatif. 121

Selanjutnya panitia menyusun laporan yang pada intinya mengusulkan

kepada Pemerintah supaya Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang bertugas

menangani tenaga atom yang kemudian dikenal sebagai Badan Tenaga Atom

Nasional (BATAN). BATAN membangun reaktor nuklir pertama (reaktor riset) di

Bandung yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 16 Oktober 1954.

Gagasan pembentukan PLTN pernah dicetuskan oleh Prof. Ong Ping Hok pada

tahun 1959. Selanjutnya pada tahun 1970-an dibentuk Sub-Komisi Pemilihan

Lokasi yang selama beberapa tahun bertugas meneliti, mengkaji, dan memilih

beberapa calon lokasi PLTN di pantai pulau Jawa dan calon lokasi yang dipilih

121

(27)

terletak di Semenanjung Muria. Tenaga ahli dari IAEA juga datang ke Indonesia

unttuk mengkonfirmasi pilihan lokasi yang ditetapkan.

Studi kelayakan PLTN pun terus dilakukan, mencakup kelayakan ekonomi,

pembiayaan dan studi penyelidikan lapangan namun pada akhirnya PLTN tidak

jadi dibangun. Kesempatan untuk mengkaji kembali prospek pembangunan PLTN

di Indonesia ketika kunjungan Direktur Jenderal IAEA El Baradei pada tahun

2000. Tawaran bantuan disambut baik dan dbentuk Pnitia Sumber Daya Energi,

yang menghasilkan laporan berjudul “Comprehensive Assessment of Different Energy Sources or Poower Generation in Indonesia” (CADES) yang menyimpulkan PLTN di Indonesia akan dimulai pada tahun 2020.122

Energi nuklir merupakan prioritas nasional di Jepang, tapi belakangan ini

sudah muncul kecemasan terhadap kemampuan pembangkit-pembangkit nuklir di

Jepang dalam menghadapi aktivitas seismik. 2. Jepang

Jepang mengalokasikan dana 230 juta yen untuk energi nuklir, yang

menandai awal program nuklir di negara ini pada tahun 1954. Hukum Dasar

Energi Atom membatasi aktivitas hanya untuk tujuan damai. Pembangkit nuklir

pertama di Jepang, bernama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tōkai, dibangun

oleh perusahaan Britania Raya General Electric Company.

123

122

Ibid

Adanya tsunami dan gempa bumi

123

(28)

tahun 2011 serta kegagalan sistem pendingin di PLTN Fukushima I pada bulan

Maret 2011, maka pemerintah Jepang mengumumkan keadaan bahaya nuklir.

Pernyataan bahya nuklir ini merupakan pernyataan bahaya nuklir pertama kalinya

di Jepang. Ada 140.000 orang penduduk yang tinggal di sekitar 20 kilometer dari

pembangkit listrik terpaksa mengungsi. Jumlah material radioaktif yang terlepas

sampai saat ini belum diketahui, karena krisisnya masih berlangsung sampai

sekarang.124

C. Negara Ambang Nuklir (Treshold Countries) 1. Israel

Israel dipercaya memiliki senjata nuklir dan menjadi negara keenam yang

mengembangkannya. Israel menjadi satu dari empat negara bersenjata nuklir

tetapi bukan negara yang diakui sebagai negara nuklir dalam Non-Proliferation Treaty disamping India, Pakistan dan Korea Utara. Israel tidak pernah secara resmi mengakui tentang kepemilikan senjata nuklir, justru berulangkali selama

bertahun-tahun menyatakan tidak akan menjadi negara pertama yang

“memperkenalkan” senjata nuklir di Timur Tengah, memberi kesan ambigu

apakah berarti negara ini tidak akan menciptakan, tidak akan menyingkapkan,

tidak akan menggunakan senjata atau barangkali terdapat beberapa tafsiran lain

dari ungkapan tersebut.

fenomena gempa bumi. (dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismik ‘ diakses 18 Maret 2014)

124

(29)

Negara Israel tidak pernah mempublikasikan perincian dari kemampuan

nuklir ataupun persenjataannya. Israel diduga terlibat dalam kemungkinan uji

coba bom nuklir yang dikenal sebagai Vela Incident125di bagian selatan Samudera Hindia. Sebuah komite rahasia dibentuk dibawah pemerintahan Presiden Amerika

Serikat, Jimmy Carter. Komite tersebut dipimpin oleh Prof. Jack Runia dari

Massachusetts Institute of Technology. Sebagian besar dari komite menganggap bahwa kapal Angkatan Laut berlayar dari pelabuhan Simonstown, dekat Cape

Town, Afrika Selatan, ke lokasi rahasia di Samudera Hindia dimana mereka

melakukan uji coba nuklir. Kemudian terungkap bahwa Afrika Selatan hanya

memiliki enam pesawat terbang pengangkut bom atom yang sangat sederhana

dengan pembangunan yang ketujuh, tetapi tidak terdapat peralatan canggih.126

Pakistan selama beberapa dekade secara diam-diam mengembangkan

senjata nuklirnya dimulai pada akhir 1970-an. Pakistan pertama kali berkembang

menjadi negara nuklir setelah pembangunan reaktor nuklir pertamanya di dekat

Karachi dengan peralatan dan bahan yang disediakan oleh negara-negara barat.

Setelah uji coba senjata nuklir India, Pakistan secara bertahap memulai program

pengembangan senjata nuklirnya dan secara rahasia membangun fasilitas

nuklirnya kebanyakan berada di bawah tanah dekat ibu kota Islamabad. Beberapa

sumber mengatakan Pakistan telah memiliki kemampuan senjata nuklir pada akhir 2. Pakistan

125

Vela Incident sering disebut sebagai South Atlantic Flashadalah “kilauan” cahaya yang dideteksi oleh Satelit Vela Hotel Amerika pada 22 September 1979, yang dipercayai kilauan tersebut berasal dari uji coba nuklir. (dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Vela_Incident ; diakses 17 Maret 2014) )

126

Nuclear weapons and Israel dimuat dalam

(30)

1980-an. Hal tersebut masih bersifat spekulatif sampai pada 1998 ketika Pakistan

melakukan uji coba pertamanya di Chagai Hills, beberapa hari setelah India

melakukan uji cobanya.127

India tidak pernah menandatangani NPT. India menguji coba apa yang

disebutnya sebagai “alat nuklir yang damai” atau dikenal sebagai “Smiling Buddha” tahun 1974. Pengembangan secara diam-diam ini memunculkan perhatian dan kemarahan yang besar dari banyak negara, termasuk Kanada yang

menyuplai reaktor nuklir kepada India untuk tujuan damai. India diperkirakan

memiliki 90-110 peledak pada awal tahun 2013. 3. India

128

Pembangunan reaktor dimulai dari pembangunan reaktor nuklir model Uni

Soviet untuk tujuan penelitian di Yongbyeon, Korut pada tahun 1965 dan

pembangunan keduapada tahun 1970. Krisis nuklir pernah terjadi tahun 1994

karena penolakan memberikan izin penyelidikan kepada IAEA terhadap fasilitas

nuklir di Yongbyeon. Korut meluncurkan rudal dengan jangkauan jelajah

1.700-2.200 km sebagai uji coba tahun 1998. 4. Korea Utara

Beberapa literatur tidak menyebut Korea Utara sebagai salah satu dari

treshold countries, seperti Israel, India dan Pakistan. Hal tersebut bisa jadi karena negara ini pernah menjadi pihak dalam NPT pada tahun 1985. Namun

mengundurkan diri pada tahun 2003.

127

Daftar negara dengan senjata nuklir dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/ Daftar_negara_dengan_senjata_nuklir (diakses 18 Maret 2014)

128

Other states declaring possession of nuclear weapons dimuat dalam

(31)

IAEA menuduh Korut memiliki 1-2 senjata nuklir. Korut mengakui kepada

utusan khusus AS pada waktu itu bahwa terdapat program untuk mengembangkan

senjata nuklir dan pengayaan uranium, yang membuat Amerika Serikat

menghentikan pemasokan minyak solar. Sampai pada tahun 2007 AS dan Korea

Utara mengadakan pertemuan di Jenewa untuk membahas normalisasi hubungan

antara kedua negara. Uji coba ke-3 dilakukan pada Februari 2013 yang membawa

Dewan Keamanan PBB menetapkan rancangan resolusi nomor 2094 untuk

memberlakukan sanksi secara lebih keras.129

D.Pengaturan Hukum Internasional Tentang Nuklir Dalam Tingkat Multilateral dan Regional

Berbagai pengaturan hukum internasioal dalam bentuk perjanjian

internasional berhasil disepakati untuk penggunaan energi nuklir. Khusus dalam

tingkat IAEA sendiri, terdapat banyak sekali persetujuan internasional baik dalam

hal keamanan dan keselamatan, sains dan teknologi, sistem safeguard dan

verifikasi. Selain itu ada juga persetujuan lainnya yang masih yang terkait nuklir

seperti pelarangan penyebaran senjata nuklir (Non-Proliferation Treaty). Uraian di bawah ini hanya akan menjelaskan beberapa persetujuan yang penting dan

paling sering dikaitkan dengan energi nuklir antara lain :

1. Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in the Atmosphere, in Outer Space and under Water (Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir di Atmosfer, di Angkasa Luar, dan di Bawah Laut)

129

(32)

Traktat ini berusaha untuk mengadakan penghentian atas uji coba senjata

nuklir untuk selamanya dan keinginan untuk mengakhiri kontaminasi radioaktif

pada lingkunga hidup. Ketentuan utamanya adalah bahwa setiap pihak dalam

perjanjian harus berusaha untuk mencegah, dan tidak melaksanakan uji coba ledak

nuklir atau peledak nuklir lainnya di setiap tempat dalam jurisdiksi atau

pengawasan di atmosfer, termasuk luar angkasa atau di bawah laut, di laut bebas

maupun di wilayah perairan teritorial. Selain itu, di setiap kawasan dimana

ledakan yang ditimbulkan akan menimbulkan puing radioaktif yang timbul dari

ledakan. 130

Setiap negara yang memiliki senjata nuklir yang menjadi peserta traktat

tidak boleh mentransfer kepada suatu negara penerima manapun senjata-senjata

nuklir atau perangkat-perangkat peledak nuklir. Termasuk melakukan kontrol

terhadap senjata-senjata atau perangkat peledak nuklir itu secara langsung atau

tidak langsung. Serta tidak boleh membantu, mendukung, atau membujuk suatu 2. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons atau NPT(Traktat Non-Proliferasi Nuklir)

Traktat ini dilatarbelakangi pertimbangan bahwa penyebaran senjata nuklir

dapat memperbesar kemungkinan timbulnya perang nuklir. Perang nuklir yang

dapat membinasakan seluruh umat manusia, untuk itu diperlukan usaha untuk

mencegah bahaya dari perang nuklir serta mengambil langkah yang diperlukan

untuk melindungi keamanan banyak orang. Oleh karena itu terdapat kerjasama

dengan IAEA untuk penerapan safeguard atas aktivitas nuklir yang damai.

130

(33)

negara non-senjata nuklir untuk membuat atau memperoleh atau menguasai

senjata-senjata atau perangkat nuklir demikian.131

Sebaliknya, setiap negara non-senjata nuklir yang menjadi peserta pada

traktat tidak boleh menerima pengalihan dari suatu pihak pemasok senjata-senjata

atau perangkat-perangkat peledak nuklir dalam bentuk apapun, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya tidak boleh membuat atau

mempelajari pembuatan senjata nuklir atau perangkat peledak nuklir demikian.

Termasuk mencari atau menerima bantuan dalam bentuk pabrik pembuatan

senjata nuklir.132

Negara-negara non-senjata nuklir yang menjadi peserta untuk menerima

sistem safeguard, melalui perjanjian yang dirundingkan dengan IAEA. Hal tersebut sesuai tujuan verifikasi dalam hal pemenuhan kewajiban negara tersebut

untuk mencegah pengalihan dari penggunaan damai energi nuklir menjadi senjata

nuklir atau peledak lain.133

Traktat ini dilatarbelakangi perhatian atas aktivits nuklir yang dilaksanakan

sejumlah negara, membawa suatu keinginan untuk membentuk adanya suatu

kerjasama internasional yang kuat. Oleh karena itu dirasa perlu untuk mengambil

langkah untuk memastikan kemanan tingkat tinggi dalam aktivitas nuklir, Hak para peserta, dengan tunduk kepada Pasal I dan

Pasal II NPT, untuk memanfaatkan energi nuklir bagi tujuan-tujuan damai adalah

dilindungi.

3. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident (Pemberitahuan Dini atas Kecelakaan Nuklir)

131

Pasal I NPT

132

Pasal II NPT

133

(34)

termasuk juga mencegah kecelakaan nuklir dan meminimalisasi konsekuensi

akibat kecelakaan tersebut. Kemudian setiap negara perlu untuk menyediakan

informasi relevan sedini mungkin terkait kecelakaan nuklir sehingga efek radiasi

bisa diperkecil.

Suatu negara, memikul kewajiban untuk memberitahukan, baik kepada

negara-negara yang mungkin terkena pengaruh yang merugikan, di satu pihak,

dan kepada IAEA di Wina.134 Pemberitahuan tersebut menyangkut terjadinya

suatu kecelakaan nuklir terutama lokasi dan waktu kejadian, fasilitas-fasilitas dan

aktivitas-aktivitas, karakteristik umum tentang pelepasan radiasi, hasil

pemantauan lingkungan, serta langkah yang telah diambil. Informasi demikian

harus diberikan dalam keadaan darurat.135

134

Pasal 2Convention on Early Notification of a Nuclear Accident

135

Pasal 5 Convention on Early Notification of a Nuclear Accident

Upaya mencegah proliferasi nuklir secara global juga dikuti oleh upaya

serupa dalam kerangka regional di berbagai kawasan di dunia. Hal ini juga diakui

dalam pasal VII NPT yang menegaskan hak negara-negara untuk membuat traktat

regional demi adanya jaminan “total absence” senjata nuklir di masing-masing kawasan. Upaya ini dilakukan dengan membentuk kawasan-kawasan bebas

senjata nuklir dan juga kawasan damai yang telah berhasil membuahkan berbagai

(35)

Sedangkan untuk kawasan berpenghuni (inhabited atau populated region) ada beberapa perjanjian regional seperti Traktat Tlatelolco (Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America and the Carribbean) tahun 1967 yang berlaku di Amerika Latin dan Karibia, Traktat Rarotonga (South Pacific Nuclear Free Zone Treaty) tahun 1985 yang berlaku di Pasifik Selatan, Traktat Bangkok (Treaty on the Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free Zone) tahun 1995 yang berlaku di Asia Tenggara, Traktat Pelindaba (Treaty on African Nuclear-Weapon-Free-Zone) tahun yang berlaku di Afrika. Kawasan semacam ini dapat membantu mekanisme pengawasan dan perlucutan senjata. Efektivitasnya

bergantung pada pengaturan dan pengertian secara umum diantara

negara-negara.136

Perkembangan terakhir dalam hukum internasional terkait nuklir adalah

Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorismyang merupakan perjanjian multilateral yang diadakan tahun 2005. Nuclear Security Summit atau KTT Keamanan Nuklir terkait terorisme nuklir telah dilaksanakan tiga kali sejak

tahun 2010, kedua diadakan pada tahun 2012 dan yang terbaru diadakan pada 24 –

25 Maret 2014 di Den Haag, Belanda. Ini bermula dari pidato Presiden Amerika

Serikat, Barack Obama di Praha yang menyebut terorisme nuklir sebagai salah

satu ancaman terhadap keamanan internasional. Fokus pertemuan ini adalah

mencegah terorisme nuklir terjadi di seluruh dunia dengan upaya memperkecil

jatuhnya material nuklir atau radioaktif ke tangan teroris dengan berbagai cara.137

136

Dian Wirengjurit, Op. cit., hal 393

137

(36)

BAB IV

PERAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA

DENGAN JOINT PLAN OF ACTION 2013

A. Urgensi Program Nuklir Iran

Iran terletak di Timur Tengah dengan luas wilayah 1.648.195 km2 dan

memiliki cadangan minyak yang besar. Iklim dan temperatur di Iran berubah-ubah

secara tiba-tiba dari utara ke selatan negara, yang secara keseluruhan memiliki

empat musim berbeda. Gambaran situasi energi di Iran terdiri dari : lebih dari

98,12% energi utama diperoleh dari minyak dan gas, serta sisa 1,87% berasal dari

hidro, batu bara dan energi non komersial.138

Meskipun ekspansi sektor gas bertumbuh cepat dalam beberapa tahun

belakangan ini, minyak masih tetap memainkan peranan peting dalam sistem

energi demikian juga dalam sistem perekonomian negara. Sedangkan untuk Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia

dimana terdapat tiga daerah geografis penghasil gas di dalam wilayah negara ini.

Lebih dari 83% sektor elektrik berkapasitas 40.897 megawatts (MW) berasal dari

minyak dan turbin gas. Menurut data statistik terbaru yang dilakukan oleh

Kementerian Energi menyebutkan ekspolitasi cadangan minyak sekitar 138,22

milyar barrel.

138

(37)

cadangan gas diperkirakan sekitar 28,13 triliun kubik meter pada tahun 2006.

Cadangan demikian secara teoritis dapat dieksploitasi selama 166 tahun pada level

produksi.

Cadangan lain seperti batubara di Iran diperkirakan sebesar 11 milyar ton.

Akan tetapi melihat pada teknologi yang ada, hanya 8.5% dari sumber ini yang

dapat dieksploitasi dan dalam harga yang lebih tinggi daripada level harga

internasional. Inilah mengapa batubara hanya memainkan peranan kecil dalam

persediaan energi Iran dan tidak dianggap sebagai pilihan yang dapat digiatkan

secara terus-menerus dalam ramalan energi masa depan. Sedangkan potensi hidro

diproyeksikan hanya 35.427 MW, dimana sampai saat ini hanya sekitar 6.572

MW yang telah dieksploitasi dan sisanya masih dalam proses dan masih dalam

tahap dipelajari.139

Sumber uranium di Iran masih belum dipelajari secara lengkap dan ringkas

tetapi dipertimbangkan bukan sumber yang kaya. Hasil aktivitas eksplorasi yang

dilakukan Atomic Energy Organization of Iransingkat AEOI (Organisasi Energi Atom Iran) menunjukkan adanya cadangan 3.000 ton uranium sejauh ini.

Selanjutnya menurut index yang diketahui dan hasil penemuan lapangan, sumber

yang diperkirakan mencapai 20.000-30.000 ton U308140

Menurut survey yang diadakan di semua sektor, nuklir menjadi pilihan yang

paling kompetitif untuk menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil jika harga di seluruh pelosok

negara. Oleh karena itu cadangan dalam negeri tersebut dianggap cukup untuk

menyuplai material mentah yang dibutuhkan PLTN di masa depan.

139

Ibid

140

(38)

bahan bakar fosil dalam negeri rendah secara berangsur-angsur dinaikkan atas

biaya kesempatan yang hilang pada level harga internasional. Beberapa potensi

lain seperti energi angin dan geotermal dalam beberapa wilayah di negara, dapat

dipertimbangkan untuk menangani kebutuhan energi lokal. Selain itu terdapat

juga potensi energi terbarukan seperti cahaya matahari dengan jumlah 1.800 kWh

per m2.

Program nuklir Iran dimulai dengan pembangkit nuklir di Bushehr (Bushehr Nuclear Power Plant atau BNPP) di Teluk Persia pada pertengahan tahun 1970an. Iran melanjutkan lagi program nuklirnya itu pada tahun 1991 dengan

menandatangani perjanjian bilateral dengan Cina untuk menyediakan dua unit

PLTN PWR 300 MW (e) yang mirip dengan desain PLTN Qinshan di Cina.

Kemudian pada tahun 1992, Iran menandatangani persetujuan bilateral dengan

Rusia dalam hal penggunaan damai energi atom. Sebagai tindak lanjutnya, AEOI

dan Ministry of Atomic Energy of the Russian Federation singkat MINATOM (Kementerian Energi Atom Rusia) mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan

BNPP Unit 1 dengan tipe reaktor WWER-1000.141

Keputusan untuk memulai kembali proyek Bushehr dengan desain baru

menempatkan tanggung jawab yang besar kepada AEOI. AEOI menjadi

organisasi utama dalam aktivitas riset dan pengembangan di bidangn teknologi

nuklir. Tanggung jawab atas program nasional terkait pembangkit nuklir dan

141

(39)

penerapannya khususnya pada Departemen Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

Penyelesaian PLTN Bushehr kemudian memasok 1000 MW listrik nasional.142

Iran memiliki program yang luas untuk menyediakan bahan bakar nukir

untuk PLTN terdahulunya dan program PLTN di masa depan. Bahan bakar nuklir

di Iran termasuk eksplorasi, pertambangan, produksi U308, konversi uranium,

pengayaan uranium dan pabrikasi, yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu

dan telah dicapai progres yang berbeda beberapa tahun ini. Aktivitas-aktivitas

seperti bidang eksplorasi, pertambangan, produksi U308 dan pabrikasi

dikembangkan untuk menjamin produksi bahan bakar nuklir yang akan

dibutuhkan untuk mengembangkan program PLTN.143

Iran berpartisipasi di berbagai konferensi, pertemuan komite teknis,

pertemuan umum, pertemuan advisory group, program pelatihan dan beasiswa undang Energi Atom di Iran diumumkan pada tahun 1974.

Undang-undang tersebut menjadi pelindung bagi aktivitas yang dilaksanakan AEOI.

Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk dalam hal penggunaan energi atom dan

radiasi di industri, industri pertanian, pengadaan stasiun pembangkit atom dan

yang terkait dengan bahan bakar dan pabrikasi desalinasi, memproduksi sumber

material untuk industri atom, membangun infrastruktur ilmiah dan teknis, dan

juga koordinasi dan supervisi semua hal yang berhubugan dengan energi atom di

negara itu. Hingga saat ini telah ada privatisasi di bidang elektrik tapi belum ada

di bidang nuklir, akan tetapi Pemerintah Iran sudah mulai mempertimbangkan hal

ini.

142

Ibid

143

(40)

yang disponsori IAEA dalam kerangka kerja proyek Kerjasama Teknis.144

Sampai saat ini, Iran memiliki 17 fasilitas nuklir antara lain Anarak, Arak,

Ardakan, Bonab, Bushehr, Chalus, Darkovin, Fordow, Isfahan, Karaj, Lashkar

Abad, Lavizan, Natanz, Parchin, Saghand, Tehrandan Yazd.

Iran

menjadi negara anggota IAEA sejak 16 September 1959. Kemudian

menandatangani NPT pada tahun 1968 dan meratifikasinya tahun 1970. Hal ini

membuat Iran menjadi subjek dari sistem verifikasi IAEA. Menurut perjanjian

bilateral antara negara anggota NPT dengan IAEA sebagai pelaksana NPT itu,

maka suatu negara harus mempunyai apa yang disebut sebagai State System of Accounting for and Control of Nuclear Material (SSAC). Berdasarkan perjanjian ini, inspektur dari IAEA akan mengadakan inspeksi secara rutin terhadap

pemakaian bahan nuklir di fasilitas-fasilitas nuklir di suatu negara.

145

Kesepakatan yang mulai berlaku 20 Januari 2014 merupakan pertama

kalinya negara-negara barat setuju Iran tetap melakukan pengayaan uranium

dengan kadar rendah. Sejak itu, beberapa negara seperti Inggris dan Perancis Pembangkit listrik

tenaga nuklir di Bushehr inilah yang menjadi satu-satunya pemasok energi ke

jaringan pipa Iran. Instalasi ini menggunakan dua reaktor air dengan kapasitas

1,000 MW. Akan tetapi bukan Bushehr ini yang dicurigai sebagai proyek

pembangunan senjata nuklir.Kecurigaan atas Iran, terutama karena program

pengayaan uranium, dicurigai dioperasikan di reaktor Natanz. Terdapat 3.000

sentrifugal di reaktor tersebut untuk menghasilkan bahan bakar atom dari

uranium-235.

144

Ibid

145

Nuclear facilities in Iran dimuat dalam

(41)

mulai melakukan pembicaraan langsung dengan Iran tentang kemungkinan

investasi ekonomi.146Tujuan kesepakatan akhir bagi Iran adalah untuk

mempertahankan program nuklir sipil, tapi mungkin dengan pengurangan skala

dan dengan peningkatan pengawasan untuk memastikan program itu tidak

mungkin dipakai membangun senjata nuklir.Iran telah membentangkan batas

terkait program rudal balistik, reaktor nuklir dan pengayaan uranium pada waktu

menjelang perundingan mengenai nuklir dengan negara-negara kekuatan dunia.147

Sejak awal IAEA telah berulang kali mengunjungi fasilitas nuklir di Iran.

Sebagai contoh pada tahun 1992, Iran pernah mengundang IAEA untuk

melakukan inspeksi. Kunjungan tersebut termasuk melakukan ispeksi atas fasilitas

nuklir yang belum dilaporkan. Isu tentang kecurigaan program nuklir Iran dimulai

sekitar tahun 2003. Sebuah laporan menyebutkan tentang sejumlah kegagalan Iran

untuk melaporkan tentang fasilitas dan aktivitas nuklirnya sebagaimana yang

ditentukan terkait kewajibannya dalam memenuhi safeguard dan tidak adanya

B. Sejarah Pengawasan IAEA pada Program Nuklir Iran Hingga Pelaporan Kepada Dewan Keamanan PBB

146

Perundingan Program Nuklir Iran dilanjutkan di Wina dimuat dalam http://www.dw.de/perundingan-program-nuklir-iran-dilanjutkan-di-wina/a-17440270 (diakses 26 Maret 2014)

147

Teheran sepakati Kerangka Perundingan Nuklir dimuat dalam

(42)

upaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Iran diminta untuk bekerjasama dan

terbuka tentang program nuklirnya.148

Berbagai laporan terus dirilis oleh IAEA dalam tahun-tahun berikutnya.

Kemudian IAEA mengeluarkan resolusi pada 4 Februari 2006 yang isinya tentang

pemberitahuan kepada Iran bahwa terdapat krisis kepercayaan terkait maksud Iran

untuk mengembangkan produksi material rudal, dimana kapabilitas

pengembangan tersebut bertentangan dengan latar belakang safeguard. Resolusi

IAEA tersebut kemudian dilaporkan ke Dewan Keamanan PBB.149

Dewan Keamanan dibentuk agar berfungsi sebagai organ utama dalam

sistem keamanan kolektif dunia dan untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan

untuk membuat keputusan yang mengikat negara-negara anggota. Usaha

memperkuat PBB tergantung pada efektif tidaknya Dewan Keamanan sebagai

penanggungjawab utama pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa IAEA memiliki

hubungan dengan PBB. Pasal III huruf B-4 menyebutkan IAEA menyampaikan

laporan kepada Dewan Keamanan jika dalam aktivitas tersebut terkait kompetensi

Dewan Keamanan. IAEA harus memberitahukan hal tersebut kepada Dewan

Keamanan sebagai organ yang memikul tanggung jawab utama atas pemeliharaan

perdamaian dan keamanan internasional, dan juga mengambil langkah-langkah

yang dianggap perlu yang sesuai dengan Statuta.

148

Lihat naskah Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic

of Iran (GOV/2003/75) dapat diakses di

http://www.iaea.org/Publications/Documents/Board/2003/gov2003-75.pdf

149

Lihat naskah Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic

of Iran (GOV/2006/14), dapat diakses di

(43)

dimana keputusan-keputusannya harus dapat dilaksanakan oleh seluruh negara

anggota. Oleh karenanya, usaha memperkuat peran Dewan Keamanan dan

pelaksanaan keputusan-keputusannya merupakan faktor-faktor penentu bagi

seluruh struktur PBB dalam melaksanakan tanggungjawabnya sessuai semangat

Piagam.150

Pelaksanaan terhadap keputusan Dewan Keamanan secara efektif

merupakan hal yang sentral bagi keseluruhan struktur PBB dalam memikul

tanggung jawabnya bagi perdamaian dan keamanan internasioal menurut

ketentuan Piagam. Diperkuatnya PBB sangat tergantung pada efektivitas Dewan

Keamanan, yang memikul tanggung jawab utama untuk mempertahankan

perdamaian dan keamanan internasional yang segala keputusannya harus

dilaksanakan oleh negara anggota.

Tujuan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa menurut Piagam PBB adalah

memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Piagam menyediakan sarana

yang memungkinkan PBB mempertahankan perdamaian dan keamanan

internasional dengan efektif. Piagam PBB menyatakan bahwa para anggota PBB

setuju untuk menerima dan melaksanakan keputusan Dewan Keamanan sesuai

dengan Piagam. Kesimpulannya ialah apabila negara anggota tidak melaksanakan

keputusan Dewan Keamanan, maka hal itu merupakan pelanggaran terhadap

kewajiban-kewajiban Piagam.

151

Resolusi Dewan Keamanan PBB merupakan ekspresi formal dari opini atau

keinginan organ-organ PBB. Resolusi terdiri dari dua bagian yaitu pembukaan

150

Berbagai Konsep Keamanan (Suatu Kajian Komprehensif tentang Konsep-konsep Keamanan, Op. cit, hal 65

151

(44)

dan bagian operasi. Pembukaan menyajikan pertimbangan yang mendasari

diambilnya suatu tindakan dan bagian operasi menyajikan opini organ mengenai

tindakan yang diambil.152

1. SC Resolution 1696 (2006) pada 31 Juli 2006

Sejak kasus nuklir Iran dibawa ke PBB, terdapat beberapa resolusi Dewan

Keamanan yang ditujukan kepada Iran terkait program nuklirnya antara lain :

Resolusi ini berisi himbauan kepada Iran dengan tanpa penundaan, untuk

mengambil langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolusi

GOV/2006/14, yang sangat esensil untuk membangun kepercayaan semata-mata

untuk tujuan damai atas program nuklirnya untuk menyelesaikan pertanyaan yang

belum terselesaikan. Selanjutnya meminta Iran untuk menangguhkan aktivitas

proses ulang dan pengayaan termasuk riset dan pengembangan untuk diverifikasi

oleh IAEA.153

2. SC Resolution 1737 (2006) pada 27 Desember 2006

Resolusi ini dikeluarkan dengan mengingat Pasal 41 Bab VII Piagam

PBB154

152

Dimuat dalam http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/index.shtml

153

Naskah S/RES/1969 (2006)

154

Sesuai pasal 41 bahwa Dewan Keamanan dapat menentukan langkah-langkah tanpa menggunakan kekuatan militer agar ditaatinya keputusan-keputussan yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamanan, dimana dalam hal ini Dewan Keamanan dapat menyerukan kepada setiap anggota PBB untuk menentukan langkah-langkah semacam ini antara lain guna memutuskan hubungan ekonomi, komunikasi udara, laut, kereta api, radio dan komunikasi lainnya baik sebagian maupun seluruhnya.

, berisi penegasan bahwa Iran dengan tanpa penundaan, untuk mengambil

langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolus

Referensi

Dokumen terkait

4.55 Taburan Kekerapan Dimensi Niat Untuk Menggunakan E-Aduan PBT 261 4.56 Keputusan Ujian Korelasi Antara Dimensi Sikap Dengan Niat/Hasrat 263 4.57 Keputusan Ujian Korelasi

Perancangan Moeslim Culture Artspace Di Kota Denpasar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat baik Muslim maupun non-Muslim mengenai kebudayaan umat Muslim yang

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

[r]

Dalam rangka pencapaian target kebijakan moneter melalui operasi pasar terbuka dan operasi pasar terbuka syariah dengan instrumen SBI dan SBIS akan mempengaruhi

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi Elastisitas melalui model pembelajaran

Kohesi leksikal berupa kata atau frase bebas yang mampu mempertahankan hubungan kohesif dengan kalimat mendahului atau yang mengikuti.Kohesi leksikal terdiri atas

Dari 81 orang mahasiswa yang mengikuti Perkuliahan Dasar Gerak Senam di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Universitas Negeri Yogyakarta tahun 201 0; sebanyak 34,6%