• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki

tentang krisis energi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terkait nuklir dipercaya

dapat membangkitkan tenaga yang berlimpah, murah, dan bersih yang dapat

membebaskan ketergantungan terhadap beberapa jenis sumber energi seperti

bahan bakar fosil, batu bara, gas dan minyak yang menjadi sumber yang terbatas

dan suatu saat nanti pasti akan habis. Pada 16 September 1954, Lewis Strauss,

Ketua Energi Atom Amerika Serikat,di hadapan sebuah pertemuan para penulis

ilmu pengetahuan alam di New York, mendeklarasikan bahwa generasi yang akan

datang dapat menikmati listrik yang dapat dikatakan “terlalu murah untuk diukur”

sebagai keuntungan penelitian bom atom.1

Energi nuklir merupakan salah satu energi dasar yang diperlukan manusia

diantara beberapa energi lain seperti, energi panas, energi mekanik, energi

potensial, energi kimia, dan energi listrik.Energi merupakan kebutuhan mutlak

dalam kehidupan masyarakat modern, terutama bagi negara-negara industri yang

menjadi pemasok kebutuhan masyarakat dunia. Tak bisa dikesampingkan, energi

menjadi indikator kemajuan ekonomi dan kemakmuran warganya.2

1

Marek Walisiewicz, alih bahasa : Dwi Satya Palupi, Essential Science : Energi Alternatif – Panduan ke masa depan teknologi energi, Erlangga, Jakarta. 2003, hal 22

2

Agus Mustofa, Indonesia Butuh Nuklir, Padma Press, Padang Makhsyar. 2006, hal 10 Sebagian besar

sumber energi dihasilkan oleh bahan bakar fosil, batu bara, gas, dan minyak yang

(2)

Perilaku terhadap penggunaan energi kemudian dibayangi oleh persoalan yang

lebih mendesak yaitu kerusakan lingkungan sebagai akibat dari penggunaan bahan

bakar fosil. Bahkan lebih dari dua dasawarsa terakhir, perubahan lingkungan telah

menunjukkan bahaya tersembunyi dari penggunaan bahan bakar fosil dan menjadi

perhatian dunia.3

Nuklir menjadi salah satu alternatif yang menarik. Negara-negara maju

beramai-ramai mengembangkan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik melalui

reaktor nuklir.4 Salah satu pertimbangannya adalah energi yang demikian besar terkandung di dalamnya. Jika dibandingkan secara kasar, antara energi nuklir

dengan sumber energi lain, misalnya batubara, yaitu bahwa setiap pembakaran 1

gram uranium akan menghasilkan energi setara 1 ton batubara. Hanya dengan

volume yang kecil saja bahan bakar nuklir berdaya guna dalam banyak hal

dibandingkan dengan batubara.Begitu dahsyatnya efek tersebut apalagi kalau

reaksi nuklir dikendalikan secara benar, maka akan diperoleh energi yang sangat

besar.5

Energi nuklir sering pula dikaitkan dengan bom atau sejenis sistem

persenjataan. Bila dikaitkan dengan sejarah, hal ini bisa saja disebabkan

penggunaan bom atas kota Nagasaki dan Hiroshima yang dapat dikatakan menjadi

3

Marek Walisiewicz, Op. cit., hal 18 4

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir. Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk pembangkit listrik. pembangkit listrik tenaga nuklir (stasiun pembangkit listrik memperoleh panas dari satu atau lebih reaktor nuklir. Hingga saat ini terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia. (Sebagaimana dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir {terakhir diakses pada 13 Februari 2014})

5

(3)

insiden yang paling bersejarah terkait senjata nuklir.6

Ketika kemudian terbukti bahwa Jerman tidak memiliki senjata nuklir

seperti yang diberitakan sebelumnya, giliran Leo Szilard menulis surat kepada

Presiden Amerika Serikat, tetapi kali ini memperingatkan bahaya yang dimiliki

senjata ini terhadap umat manusia. Banyak ahli fisika yang kemudian bergabung

menandatangani petisi menentang penggunaan senjata ini terhadap Jepang dan

menyarankan untuk memberikan kesempatan kepada Jepang agar menyerah.

Kontroversi mengenai

senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata ini menjadi kenyataan.

Hal ini bermula karena kekhawatiran para ahli fisika di barat pada awal Perang

Dunia II, bahwa Hitler telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata

nuklir. Atas permintaan Leo Szilard, ilmuwan pertama yang menemukan teori

bahwa energi dapat dilepaskan secara berantai, meminta Albert Einstein menulis

surat kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt, yang

intinya menyarankan agar Amerika Serikat mengembangkan bom atom sebelum

Nazi membuatnya.

7

Penggunan bom atas kota Hiroshima dan Nagasaki memang telah berhasil

mengakhiri Perang Dunia II untuk kemenangan pihak sekutu. Namun dilain pihak

pengalaman itu juga telah mengubah sikap sebagian masyarakat dunia akan

bahaya penggunaan senjata nuklir pada umumnya dalam situasi perang. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk menghentikan bahaya

6

Senjata nuklir adalah alat peledak yang mendapatkan daya ledaknya dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah dahsyat. Bahkan alat peledak nuklir kecil dapat menghancurkansebuah kota dengan ledakan, api dan radiasi. Senjata nuklir disebut sebagai senjata pemusnah massal (dirangkum dari id.wikipedia.org/wiki/Senjata_Nuklir {diakses pada 17 Februari 2014})

7

(4)

penggunaan senjata nuklir justru telah dirasakan oleh masyarakat internasional

sejak permulaan abad nuklir. Buktinya, resolusi pertama yang dihasilkan oleh

Sidang Majelis Umum PBB pada tanggal 24 Januari 1946 (Resolusi No.1 (I)

“Establishment of a commission to deal with the problems raised by the discovery

of atomic energy”, memberi mandat kepada komisi yang dibentuk untuk

memberikan rekomendasi mengenai cara-cara penghapusan senjata-senjata nuklir

dari sistem persenjataan negara-negara dunia.8

Kekhawatiran ini kemudian terbukti karena tidak lama setelah berakhirnya

Perang Dunia II justru muncul Perang Dingin dalam kerangka perbedaan ideologi

dan persaingan untuk merebut dominasi atau hegemoni di dunia.Sejak saat itu

pula kontroversi mengenai senjata nuklir ini mulai menjadi salah satu topik utama

dalam hubungan internasional, khususnya dalam kerangka Perang Dingin antara

Amerika Serikat beserta sekutu-sekutu mereka dalam North Atlantic Treaty

Organization (NATO) dan Pakta Warsawa (Warsaw Pact)9

8

Nama resmi komisi ini adalah United Nations Atomic Energy Commission. Dalam resolusi tertera, bahwa komisi tersebut akan menangani masalah yang timbul akibat penemuan tenaga atom. Kaitan komisi tersebut dengan Organ PBB yaitu dalam hal penyampaian laporan dan rekomendasi kepada Dewan Keamanan PBB terkait perdamaian dan keamanan internasional. Komisi ini kemudian secara resmi dibubarkan pada tahun 1952 setelah sebelumnya memang sudah tidak aktif sejak Juli 1949 (lihat iaea.org/Publications/Magazines/Bulletin/Bull393/Chronology.pdf (terakhir diakses 20 Februari 2014)

9

NATO adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didasarkan pada Pakta Atlantik Utara yang ditandatangani pada 4 April 1949. Organisasi ini merupakan sebuah sistem pertahanan bersama dimana negara-negara anggota sepakat untuk mempertahankan keamanan terhadap serangan dari pihak luar. (dimuat dalam en.wikipedia.org/wiki/NATO)

Warsaw Pact adalah sebuah aliansi militer negara-negara Eropa Timur yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO. Pakta tersebut merupakan inisiatif dari negara Uni Soviet dan ditandatangani pada 14 Mei 1955. (dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Pakta_Warsawa) [terakhir diakses 20 Februari 2014]

, yang notabene adalah

sesama pemenang dalam Perang Dunia II. Bahkan pada puncak Perang Dingin,

(5)

jenis peluru kendali/rudal yang dimiliki oleh kedua negara adidaya, dengan

kemampuan ribuan kali lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan tahun 1945

dan dapat menjangkau seluruh pelosok dunia.10

Persoalan mengenai senjata nuklir dan pengaruhnya terhadap keamanan

juga masih tetap relevan untuk diperbincangkan. Perlucutan senjata tidak dengan

sendirinya menghapus ilmu pengetahuan dan teknologi tentang persenjataan. Pada

saat Non-Proliferation Treaty11 ditandatangani tahun 1968 hanya ada 5 negara nuklir.12

Penggunaan energi nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak

memunculkan perdebatan. Ada beberapa suara yang menghendaki kepercayaan

yang lebih besar pada energi nuklir di dunia barat. Mereka merupakan pihak yang

pro terhadap energi nuklir dan memiliki sebuah alasan yaitu nuklirtidak

menghasilkan gas rumah kaca karbon dioksida sehingga sedikit sumbangannya

pada pemanasan global. Demikian pula perbaikan yang sangat besar pada Negara-negara tersebut antara lainAmerika Serikat, Uni Soviet, Britania

Raya, Perancis dan Cina. Akan tetapi kemudian muncul beberapa negara yang

mempunyai potensi untuk mengembangkan senjata nuklir seperti Israel, India, dan

Pakistan yang disebut dengan istilah “negara-negara ambang nuklir” (threshold

countries) yang sampai saat ini belum meratifikasi traktat NPT dan keadaan ini

tentu saja mengkhawatirkan.

10

Ibid., hal 11-14 11

Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (bahasa Inggris : Treatyon the Non-Proliferation of Nuclear Weapons atau yang lebih dikenal dengan nama Non-Proliferation Treaty atau NPT) adalah suatu perjanjian multilateral yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 1968 yang mencegah penyebaran kepemilikan senjata nuklir. (dimuat dalam en.wikipedia.org/wiki/Treaty_on_the_Non-proliferation_of_Nuclear_Weapons {terakhir diakses 13 Februari 2014})

12

(6)

keamanan dan efisiensi reaktor serta banyaknya negara yang sekarang

menemukan teknologi baru selama beberapa tahun terakhir dipercaya akan

memperbaiki tenaga nuklir di abad-21.

Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa energi nuklir sering

dihadapkan pada beberapa masalah antara lain, biayanya, keamanannya, dan

kesulitan yang disebabkan produk limbahnya. Bencana hampir tidak terhindarkan

yang muncul di Reaktor Three Mile Island di Pennsylvenia, Amerika Serikat pada

tahun 1979 mempengaruhi tanggapan publik tentang energi nuklir. Kemudian

pada tahun 1986 diikuti oleh kecelakaan pada Reaktor Chernobyl yang terletak di

dekat Pripyat, Ukraina yang semakin mengubah pandangan dunia terhadap energi

nuklir.13

Selain itu, dalam perkembangan dunia saat ini dapat dikatakan bahwa disain

senjata nuklir bukan lagi merupakan rahasia. Bahan baku utama untuk senjata Semua konferensi internasional dalam kerangka global menyangkut energi

nuklir yang diadakan sejak akhir Perang Dunia II pada dasarnya diarahkan pada

dua hal, yaitu : Pertama, mengawasi dan menghapuskan “atoms for war” , dan

kedua, mempromosikan dan mengupayakan “atoms for peace”. Kedua hal

tersebut kerapkali menimbulkan dilema karena pada dasarnya pengembangan

energi nuklir untuk tujuan apapun akan meningkatkan atau mengembangkan

potensi yang lainnya atau dengan kata lain “as countries acquired nuclear

facilities, material and know-how from their peaceful power programs, they

would also acquired the know-how for making nuclear weapons”.

13

(7)

nuklir yaitu Plutonium, dapat diproduksi secara besar-besaran dalam

reaktor-reaktor nuklir. Dengan demikian, setiap negara yang memiliki reaktor-reaktor nuklir pada

dasarnya memiliki potensi untuk membuat senjata nuklir. Sebagaimana yang

pernah dinyatakan oleh Hannes Alfven, pemenang Nobel Fisika tahun 1970 asal

Swedia, bahwa “The Peaceful atom and the military atom are Siamese twins”.14 Ilmu pengetahuan dan teknologi memang mengandung segi-segi positif,

tetapi dilain pihak juga mengandung segi-segi negatif yang dapat menimbulkan

akibat yang mengerikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan

berbagai masalah, baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.

Segala masalah yang ditimbulkan itu membutuhkan pengaturan-pengaturan pada

semua tingkat tersebut. Dengan kata lain, dibutuhkan campur tangan hukum untuk

mengaturnya baik hukum nasional maupun hukum internasional. Dengan

demikian, akan semakin banyak bermunculan prinsip-prinsip yang disebabkan

oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.15

Melihat dari sejarahnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

pemanfaatan nuklir bisa mempengaruhi keamanan internasional. Oleh sebab itu

selain instrumen hukum, sebuah organisasi dapat dijadikan sebuah wadah oleh

masyarakat internasional untuk melakukan pengawasan atas pemanfaatan nuklir. Salah satu contoh dari kemajuan

bidang hukum yang tumbuh dan berkembang sebagai konsekuensi dari kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat yaitu di bidang nuklir.

14

William Epstein, “A Nuclear-Weapon-Free-Zone in Africa?”, dalam Dian Wirengjurit, Op.cit., hal 12

15

(8)

Hal ini wajar mengingat nuklir merupakan teknologi yang dapat dipergunakan

untuk tujuan damai, tetapi dapat juga disalahgunakan untuk kepentingan militer.

Organisasi internasional merupakan salah satu anggota dari masyarakat

internasional. Hukum internasional merupakan tatanan hukum yang mengatur

hubungan antara masyarakat internasional. Berbicara mengenai hubungan antara

hukum internasional dan organisasi internasional, maka berbicara mengenai status

organisasi internasional dalam hukum internasional.Status organisasi internasional

dalam hukum internasional adalah :16

a. Sebagai subjek hukum internasional

b. Membantu pembentukan hukum internasional

c. Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi

oleh anggotanya

d. Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional

ditaati

Organisasi internasional diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan

dan mencari kompromi untuk memecahkan persoalan bersama. Lebih jauh lagi

organisasi internasional penting sebagai wadah untuk menjajagi sikap bersama

dengan ciri yang mencolok yaitu merupakan suatu organisasi permanen yang

melanjutkan fungsinya yang telah ditetapkan.17

16

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 2004, hal 7

17

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 1990, hal 10

Demikian pula International

Atomic Energy Agency(Badan Tenaga Atom Internasional) sebagai organisasi

(9)

kerjasama yag bersifat teknis dan ilmiah atas penggunaan teknologi nuklir dan

kekuatan nuklir secara damai di seluruh dunia. Program-program International

Atomic Energy Agency(selanjutnya disebut IAEA)ialah mendorong

pengembangan secara damai dari penggunaan teknologi nuklir, mengadakan

pengawasan internasional terhadap penyalahgunaan teknologi nuklir dan bahan

nuklir, dan mempromosikan keamanan nuklir (termasuk proteksi radiasi) dan

standar keamanan nuklir serta implementasinya.

Sampai pada Februari 2014, IAEA memiliki 162 negara anggota, dimana

Iran merupakan salah satu negara anggota.Berkaitan dengan program nuklir Iran,

IAEA pernah menyatakan tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa program nuklir

Iran merupakan program nuklir yang sepenuhnya damai. Isu tentang program

nuklir Iran telah dibawa ke Dewan Keamanan PBB pada Februari 2006. Hal ini

terkait program pengayaan uranium. Namun Iran merespon bahwa aktivitas

nuklirnya merupakan program yang damai. Dalam beberapa waktu terakhir,

serangkaian perundingan terus dilakukan namun belum mencapai kesepakatan.

Hasil perundingan terbaru yaitu pada 24 November 2013 dengan nama Joint Plan

of Action 2013.18

18

Dirangkum dari

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang menjadi pembahasaan

dalam penulisan skripsi ini antara lain :

dan

(10)

1. Bagaimana aspek organisasi internasional International Atomic Energy Agency

menurut hukum internasional?

2. Bagaimana pemanfaatan nuklir serta pengaturannya menurut hukum

internasional?

3. Bagaimana peranan International Atomic Energy Agency untuk mengawasi

program nuklir Iran dalam kaitannya dengan implementasi Kesepakatan Joint

Plan of Action 2013?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi Tujuan Penulisan dalam penulisan skripsi ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aspek International Aomic Energy Agency sebagai

Organisasi Internasional

2. Untuk mengetahuipemanfaatan energi nuklirterhadap kehidupan manusia serta

pengaturannya dalam hukum internasional

3. Untuk mengetahui peranan International Atomic Energy Agency sebagai

Organisasi Internasional dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam

pengawasan program nuklir negara-negara dunia, khususnya terhadap negara Iran

(11)

Manfaat Penulisan

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka penulisan ini diharapkan

dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

Pembahasan tentang masalah yang dirumuskan dapat menjadi dasar bagi

penelitian selanjutnya. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

akademis dalam hal menambah literatur bagi Hukum Internasional pada umunya

dan Hukum organisasi internasional khususnya.

2. Secara praktis

Pembahasan tentang masalah yang diangkat diharapkan dapat memberikan

masukan tentang kepada Pemerintah Republik Indonesia mengenai pembuatan

kebijakan yang berkaitan dengan energi nuklir.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan ini merupakan karya tulis asli, sebab isi dalam penulisan ini

bukan merupakan hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat

merugikan pihak-pihak tertentu. Penulisan ini juga dapat dipertanggungjawabkan

keasliannya dan belum ada judul yang sama sebelumnya berdasarkan pemeriksaan

oleh Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi, tertanggal 04 Desember 2013. Dalam

hal mendukung penulisan ini, digunakanberbagai referensi antara lain buku-buku,

jurnal ilmiah, media cetak dan elektronik yang ada hubungannya dengan masalah

(12)

semata-mata digunakan sebagai penunjang yang diperlukan demi penyempurnaan

skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan yang

berkaitan dengan pembahasan skripsi ini:

1) Negara dengan negara Hukum Internasional

Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur

hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara:

2) Negara dengan subjek hukum lain19

Pembahasan tentang subjek hukum internasional haruslah terlebih dahulu

berpangkal pada pengertian tentang subjek hukum internasional itu sendiri.

Subjek hukum internasional adalah pemegang (segala) hal dan kewajiban menurut

hukum internasional.

Perkembangan hukum internasional dewasa ini mengenal subjek hukum

internasional yang antara lain :

1. Negara

2. Takhta Suci

3. Organisasi Internasional

4. Individu

19

(13)

5. Komite Internasional Palang Merah (International Committee od red

Cross)

6. Pihak-pihak yang bersengketa

Hukum Organisasi Internasional merupakan bagian dari Hukum

Internasional. Pembahasan hukum organisasi internasional dalam penulisan ini

hanya menyangkut pada organisasi-organisasi internasional pada tingkat

pemerintahan karena lebih melibatkan pada pemerintah negara-negara anggotanya

sebagai pihak, oleh sebab itu organisasi internasional dalam pengertian ini dapat

disebut sebagai organisasi internasional publik (public international

organization).20

Badan Tenaga Atom Internasional (bahasa Inggris: International Atomic

Energy Agency, disingkat IAEA) adalah sebuah organisasi yang menjadi pusat

kerjasama di bidang nuklir. IAEA didirikan sebagai organisasi “Atoms for Peace”

dunia pada tahun 1957 dan berada dalam lingkup PBB. Badan ini bekerja dengan

negara-negara anggotanya dan partner di seluruh dunia untuk mempromosikan

penggunaan teknologi nuklir yang aman, terjamin dan damai. International Atomic Energy Agency

21

20

Sumaryo Suryokusumo, Op cit., hal 5 21

(14)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan serta

usaha yang akan dijalankan. Program Nuklir

22

Sedangkan menurut The Oxford English

Dictionary, program adalah serangkaian tindakan atau aktivitas yang

dimaksudkan untuk jangka waktu yang lama.23 Selanjutnya dari kedua sumber tersebut, nuklir diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan inti atom.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik batasan pengertian program nuklir

adalah serangkaian tindakan serta usaha yang dijalankan yang berkaitan dengan

inti atom.

Joint Plan of Action 2013 adalah nama resmi dari Geneva Interim

Agreement, yaitu sebuah persetujuan terkait program nuklir iran yang

ditandatangani oleh Iran dengan 6 negara pada 24 November 2013 di Jenewa,

Swiss. Joint Plan of Action 2013 ini termasuk kedalam kategori perjanjian

internasional yang berbentuk Agreement (persetujuan) dan diadakan antara

negara-negara. Hal ini sesuai dengan pengertian perjanjian yang dimuat dalam

Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian (Vienna Convention on the Law

of Treaties) berikut adalah uraian pengertian “Perjanjian” yang dimuat dalam

(15)

“Treaty” means an international agreement concluded between states in

written form and governed by international law, whatever embodied in a single

instrument or in two or more related instruments and whatever its particular

designation.25

25

Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional

(Perjanjian diartikan sebagai persetujuan internasional yang diadakan

diantara negara-negara dalam bentuk tertulis yang diatur oleh hukum internasional

baik itu berbentuk suatu instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang

saling berhubungan dalam nama apapun juga)

Banyak istilah-istilah yang dipakai untuk menggambarkan perjanjian

internasional yang ada atau pernah dibuat dalam masyarakat internasional.

Istilah-istilah itu antara lain :

a. Treaty g. Pact

b. Convention h. Agreement

c. Declaration i. Statute

d. Charter (Piagam) j. Covenant

e. Protocol (Protokol) k. Modus Vivendi

f. General Act

F. Metode Penulisan

Adapun metode penelitian yang ditempuh dalam memperoleh data-data atau

(16)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian

yang menganalisis baik hukum yang diartikan sebagai kaedah atau norma

yang terdapat dalam hukum positif yang tertulis, maupun hukum sebagai

keputusan dari pejabat, misalnya keputusan hakim.26

2. Sumber Data

Metode penelitian ini

merupakan metode yuridis normatif (kaedah atau norma yang terdapat

dalam hukum positif)yaitu metode untuk meneliti pasal-pasal dalam

berbagai Perjanjian Internasional baik yang berbentuk Statuta, Piagam,

Konvensi maupun Persetujuan (Agreement).

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang berupa peraturan

yang mengikat, yang merupakan landasan dalam penulisan dan

berhubungan dengan objek penulisan ini , yaitu berupa Piagam

PBB, Statuta IAEA, Konvensi Internasional dan berbagai Perjanjian

Internasional lainnya.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa buku-buku, jurnal

ilmiah, media massa dan pendapat para ahli hukum internasional

yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan.

26

(17)

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus hukum dan kamus bahasa dan sebagainya.27 3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan

(library research) yaitu mengumpulkan berbagai data yang berhubungan

dengan ruang lingkup penulisan. Materi-materi tersebut diperoleh dari

berbagai bahan kepustakaan seperti buku-buku, jurnal ilmiah, media

massa, serta dokumen perjanjian internasional yang terkait dengan

pembahasan dalam skripsi ini.

4. Analisis Data

Data – data yang diperoleh selanjutnya disusun secara sistematis

kemudian dianalisa dengan analisis kualitatif untuk menguraikan secara

menyeluruh tentang jawaban atas permasalahan dan memperoleh

kesimpulan atas permasalahan yang dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penulisan ini diuraikan secara garis besar melalui

sistematika penulisan. Secara sistematis, terbagi atas ringkasan garis besar lima

bab dan setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab. Sistematika penulisannya

terperinci sebagai berikut :

27

(18)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan masalah, Tujuan dan

Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II :ASPEK ORGANISASI INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Bab ini menguraikan tentang IAEA sebagai Organisasi Internasional,

Hak dan kewajiban negara anggota, Personalitas dan Kewenangan

IAEA sebagai Organisasi Internasional

BAB III : RUANG LINGKUP DAN PEMANFAATAN NUKLIR SERTA

PENGATURANNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Bab ini menguraikan tentang Tinjauannuklir secara umum dan

Perkembangan program nuklir negara-negara di dunia. Kemudian

dibahas juga pemanfaatan nuklir serta resiko yang mungkin

ditimbulkan. Selanjutnya dibahas tentang pengaturannya dalam

hukum internasional.

BAB IV : PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK

MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA

DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

Bab ini menguraikan tentang program nuklir Iran secara umum. Selain

itu diuraikan juga Pengawasan IAEAterhadap program nuklir

negara-negara di dunia. Bab ini juga membahas Implementasi Joint Plan of

(19)

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Sebagai bagian akhir dari

skripsi, maka dalam bab ini dirangkum intisari dari penulisan, serta

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan IAEA untuk mengurangi proliferasi (pengembangan) senjata nuklir adalah dengan mempromosikan energi nuklir untuk tujuan damai

Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan IAEA untuk mengurangi proliferasi (pengembangan) senjata nuklir adalah dengan mempromosikan energi nuklir untuk tujuan

Dalam kaitannya dengan kasus penolakan Iran terhadap pemeriksaan pengembangan energi nuklir oleh IAEA ke dalam wilayah negaranya terutama wilayah militer Iran yaitu

Pelarangan atau pembatasan terhadap pengembangan senjata nuklir sendiri telah diatur dalam Treaty on the non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT). of control over such