• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY (IAEA) DALAM PENGAWASAN PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY (IAEA) DALAM PENGAWASAN PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Admawiria, Suhaidi. 1996. Penghantar Hukum Internasional (II). CV. Aula. Jakarta

AK, Syahmin. 1992. Hukum Internasional Publik (dalam Kerangka Studi Analitis). Binacipta. Bandung.

Bowett, D.W., Q.C., LL.D. 1982. The Law of International Institutional,

diterjemahkan oleh, Bambang Iriana Djajaatmadja, S.H. Hukum Organisasi Internasional, 1992. Sinar Grafika. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2, Balai pustaka, Jakarta

Ero Ha. Roshidy, 1984,Organisasi dan manajemen, Alumni, Bandung. Griffin, Ricky W, 1984,Management, Hougthon Mifflin Conpani, Bosston

Jones, Walter, S, 1993, Logika Hubungan Internasional kekuasaan Ekonomi-Politik Internasioonal, dan Tatanan Dunia 2., PT. Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

Mauna, Boer, D.R. 2005. Hukum Internasional, Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam era Dinamika Global edisi ke-2.Alumni. Bandung.

Muhammad, Abdulkadir. Prof. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Muttaqien, Raisul. 2007. Teori Hukum Murni : Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Hans Kelsen. Penerbit Nusamedia dan Penerbit Nuansa. Bandung. Diterjemahkan dari Hans Kelsen. 1978. Pure Theory of Law. Berkely University California Press. California

Sudarsono. 2002.Kamus Hukum. PT. Rineka Cipta. Jakarta

(2)

http://svaradarajan.blogspot.com/2006/03/sawers-letter-game-plan-on-iran-is.html 12/01/2007

Ngadisah, Jalil, 2002,Makna Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan,

Jurnal Forum Inovasi, Juli–Agustus, Jakarta. Republika.,Edisi sabtu 21 Juni 2008., Kolom Ekonomi

Kedutaan Iran di Indonesia, “Jawaban terhadap Pertanyaan-pertanyaan tentang

Masalah Teknologi Nuklir Damai Republik Islam Iran”, melalui Email irembjkt@indo.net.id

Suplemen Informasi Nuklir Indonesia. 2008. “Pokok-Pokok Peraturan Internasional Ketenaganukliran dalam Mendukung Promosi Penggunaan

Nuklir Tujuan Damai”, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf

http://www.batan-bdg.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=13 http://www.farsnews.com/newstext.php?nn=8610220673.

Jurnal IAEA “Promoting nuclear security, what IAEA doing?”

http://www.depkominfo.go.id/portal/?act=detail&mod=berita&view=1&id=BRT0 70508134701

IAEA bulletin vol. 42 nomor 2, March 2008 IAEA-GOV/2006/15

(3)

Pada bab kesimpulan ini, penulis menarik beberapa konklusi dari hasil pembahasan berkenaan dengan rumusan masalah penulisan ini, yaitu :

1. IAEA telah menjalankan perannya secara formal, yaitu dalam pengawasan energi nuklir di dunia, berupa :

a) Kampanye IAEA terkait pegembangan energi nuklir untuk tujuan damai, yaitu keperluan kesehatan, ketenaga listrikan, dan energi lain yang dimungkinkan tidak untuk dmaai telah dilaksanakan yang bertolak ukur pada keikut sertaan negara-negara di dunia untuk bergabung sebagai peserta.

b) Sampai saat ini, IAEA telah melakukan kerjasama dengan negara-negara anggota guna mencegah hal-hal yang dapat menciptakan proliferasi tenaga nuklir melalui Traktat Non Proliferasi Senjata nuklir yang telah ditandatangani oleh 111 negara pengembang energi nuklir. c) International Atomic Energy Agency (IAEA) telah membentuk

berbagai peraturan internasional sebagai instrumen/dasar hukum bagi setiap kegiatan dan tindakan tenaga nuklir untuk tujuan damai.

(4)

peranannya sebagai bagaian dari konfiguarasi politik internasional, di antaranya :

a) Sejarah dunia mencatat bagaimana antusias negara-negara di dunia menginginkan kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian. Dari sudut ini IAEA adalah salah satu harapan negara-negara tersebut untuk mewujudkannya, namun IAEA tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut yang dikarenakan besarnya pengaruh politik negara adi daya terhadap IAEA, melalui dewan keamanan PBB.

b) Meskipun demikian, kendala lain yang ditangkap oleh penulis ialah sebagian negara-negara anggota IAEA bersikap kurang koorporatif yaitu kurang transparanya laporan aktivitas nuklir mereka kepada IAEA, sehingga IAEA sulit menjalankan peranannya.

2. Safeguard systemyang diberlakukan IAEA terhadap pengembangan energi nuklir di negara-negara pengembang energi nuklir sejauh ini sangat terbantu dengan instrumen NPT dan instrumen hukum lanjutannya , yaitu : a) Berhasil mengembalikan Afrika Selatan dari negara bersenjata nuklir

ke negara non senjata nuklir pada tahun 1991,

b) Bertambahnya negara penandatangan NPT seperti Argentina, Chili (1995) dan 10 negara bekas USSR (1994), dan pernyataan berlakunya NPT dalam waktu yang tidak terbatas.

(5)

nuklir untuk menyusun 10 laporan terkait dengan aktivitas pengembangan energi nuklirnya kepada IAEA.

d) Inspeksi rutin yang terjadwal dari pihak IAEA di negara pemilik fasilitas nuklir.

Adapun saran yang penulis kemukakan dari hasil penulisan ini yaitu:

1. Keberadaan IAEA jelas memberikan manfaat bagi perdamaian dunia dari ancaman kenukliran, namun meskipun demikian, IAEA belum memberikan peranan informalnya secara maksimal, sehingga belum mengakomodir kebutuhan atas krisis energi di setiap negara di dunia tanpa ada deskriminasi sedikitpun.

(6)

Penelitian merupakan sarana pokok pengembangan ilmu pengetahuan, karena penelitian bertujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis berarti menggunakan siostem tertentu, metodologis artinya menggunakan metode tertentu dan konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan atau diolah1

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan Masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara yuridis normatif dan deskriptif yaitu pendekatan yang di lakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yaitu dengan cara membaca, mempelajari, serta mengkaji bahan-bahan yang berupa teori-teori, peraturan perundang-undangan, Perjanjian Internasional yang terkait dengan energi nuklir dan Statuta IAEA secara khusus. Deskriptif yaitu menggambarkan keadaan IAEA sebagai subjek hukum yang memiliki peranan yang diatur statuta IAEA 1957.

1Bayu sujatmiko S.H., Skripsi,Analisis Yuridis Tentang Pelaksanaan Nota Kesepahaman

(7)

Metode penelitian yuridis normatif dan deskriptif pada penelitian ini menggunakan sumber-sumber data sekunder saja yaitu peraturan-peraturan perundang-undangan, hasil perjanjina internasional dan Statuta IAEA, dan Traktat Non-Proliferasi (NPT) khususnya, teori hukum dan pendapat para sarjana terkemuka dan sejarah perkembangan energi nuklir di negara-negara pengembang energi nuklir.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari:

1. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum dalam hal ini bahan hukum primer adalah Statuta International Atomic Energy Agency (IAEA) serta konvensi-konvensi setelahnya sebagai tindak lanjut dan pelaksana dari Statuta tersebut, yaitu:

1) Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear

Weapons-NPT-(Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir).

2) Additional Protocol to Safeguards (Protokol tambahan penyempurna NPT secara Komprehensif

3) Convention on Early Notification of a Nuclear Accident(Konvensi Pemberitahuan Dini Terjadinya Kecelakaan Nuklir),

(8)

5) Convention on the Physical Protectioin of Nuclear Material

(Konvensi Perlindungan Fisik Bahan Nuklir),

6) Convention on Nuclear Safety(Konvensi Keselamatan Nuklir 7) Protocol to Amed the Viena Convention on Civil Liability for

Nuclear Damage (Protokol Perubahan Konvensi Wina tentang Pertanggungan Perdata Kerugian Nuklir).

8) Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty –CTBT, (Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-Coba Nuklir),

9) The Joint Convention on the safety of Spent Fuel Management and the Safety of radioactive Waste management (Konvensi Gabungan tentang Keselamatan Pengelolaan Bahan Bakar Bekas dan Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif),

10)Treaty on The South-East Asia Nuclear Weapon Free Zone

(Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara).

2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan terhadap literatur-literatur tentang hukum perjanjian, dokumen dan bahan pustaka lain.

(9)

C. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan. Sedangkan proses pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat, menelaah dan mengutip hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan pada literatur-literatur perundang-undangan dan bahan tertulis lainya.

2. Pengolahan Data

Setelah semua data diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan cara:

1. Identifikasi data, yaitu data yang diperoleh kemudian diperiksa untuk mengetahui apakah di dalam data tersebut terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Klasifikasi data, yaitu menyusun data yang yang telah di identifikasi tersebut kemudian di analisa sesuai dengan permasalahan.

3. Sistematisasi data, yaitu menyusun kembali data yang telah di identifikasi dan di klasifikasi secara sistematis agar tercipta keteraturan dalam menjawab permasalahan.

D. Analisis Data

(10)

dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis, objektif dan komprehensif sehingga diperoleh suatu gambaran dan hubungan hukum yang jelas terhadap peranan IAEA dalam pengawasan pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai, yang disertai contoh kasus pada negara pengembang energi nuklir.

E. Penyusunan Data

(11)

A. Pengertian Peran

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peranan2.

Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : (1) ketentuan peranan, (2) gambaran peranan, dan (3) harapan peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus

ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang

terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya. Dalam skripsi ini, yang dimaksud dengan peranan adalah ketentuan prilaku formal

International Atomic Energy Agency(IAEA) yang harus dilakukan secara terbuka berdasarkan Statuta IAEA 1957.

B. International Atomic Energy Agency (IAEA)

IAEA adalah badan atom internasional di bidang kenukliran. Badan ini disiapkan oleh world´s Atoms for Peace organization (organisasi atom untuk damai milik

(12)

Amerika) beserta United Nations(Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tahun 1957. Bertujuan untuk membentuk badan atom internasional yang dapat mempercepat dan memperbesar kontribusi dari tenaga atom untuk keperluan damai, yaitu kesehatan dan kemakmuran di seluruh dunia, serta memberikan jaminan atau kepastian, bahwa setiap negara yang mengembangkan energi nuklir berada di bawah kendali IAEA dan tidak dipergunakan untuk keperluan militer. Sehingga dapat dipastikan badan nuklir dunia ini berperan untuk memberikan jaminan keamanan dan teknologi nuklir yang aman kepada seluruh negara di dunia.

Kantor Pusat IAEA berada di Viena, Austria, sedangkan badan pelaksananya berada di Geneva, New York, Toronto dan Tokyo. IAEA juga didukung oleh 187 negara-negara di dunia dan 2200 tenaga ahli dan terlatih di bidangnya masing-masing dalam pengembangan dan menjalankan riset teknologi nuklir3.

Misi IAEA berpedoman kepada tiga pilar utama, yaitu : Safety atau keselamatan dan keamanan; Science atau ilmu pengetahuan dan teknologi; serta surat pengantar dan verifikasi. Sebagai suatu organisasi internasional yang mandiri, dan berhubungan langsung dengan United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa, IAEA diatur dengan persetujuan khusus. Kewajiban IAEA yaitu melaporkan setiap tahun kepada Majelis Umum PBB dan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai negara yang tidak memenuhi kewajiban mereka berkenaan dengan keamanan dan perdamaian internasional.

3United Nation,Basic Facts About United Nations, Departemnet of Public Information, New

(13)

C. Pengawasan dan Pengembangan

1. Pengertian Pengawasan.

Pengawasan merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan publik. Karena memungkinkan analisis mendiskripsikan hubungan antara operasi program kebijakan dan hasilnya, maka pengawasan merupakan sumber informasi utama tentang implementasi kebijakan4. Dalam bahasa yang sederhana, pengawasan dilakukan untuk mengetahui sudah sampai dimana rencana dilaksanakan, bagaimana tindak lanjut keputusan yang telah di ambil, adakah kemajuan dalam pelaksanaan program, bila ada kemacetan sampai dimana macetnya dan apa sebabnya, apakah target sudah dicapai dan sebagainya5. Ditemukan banyak batasan pengertian mengenai pengawasan. “Control is assurance that the

performance conform to plan”6; Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan. Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan,

apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.”

Istilah pengawasan dikenal dan dikembangkan dalam ilmu manajemen, karena memang pengawasan ini merupakan salah satu unsur dalam kegiatan pengelolaan.

4William N. Dunn: pengantar Analisis kebijakan Publik (terj) UGM Press, (2000) hal. 509 5Ero Ha. Roshidy:Organisasi dan manajemen, Bandung: Alumni 1984 hal. 126

6Newman dalam Muchsan (2000); Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat

(14)

Wajarlah apabila pengertian tentang istilah ini lebih banyak diberikan oleh ilmu manajemen dari pada ilmu hukum.

Mengenai pengertian pengawasan, Goerge R. Terry seperti yang dikutip Muchsan menyatakan “Control is to determine what is accomplished evaluate it, and apply

corrective measures, if needed to insure result in keeping with the plan”, dari

pengertian ini nampak bahwa pengawasan dititikberatkan kepada tindakan evaluasi serta koreksi terhadap hasil yang telah dicapai, dengan maksud agar hasil tersebut sesuai dengan rencana. Dengan demikian tindakan pengawasan ini tidak dilakukan terhadap suatu proses kegiatan yang sedang berjalan, tetapi justru pada akhir suatu kegiatan, setelah kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu. Pada dasarnya pelaksanaan pengawasan diarahkan pada bidang-bidang strategis, dan secara operasional difokuskan pada kegiatan yang dapat memberikan masukkan yang lebih bermakna bagi manajemen dalam rangka menyusun akuntabilitas (pertanggungjawaban) keberhasilan/kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi.

Akuntabilitas yang dilaksanakan oleh organisasi atau perorangan memerlukan suatu pengawasan atau penilaian mengenai aspek akuntabilitas itu sendiri dari pihak lain, sebelum dilaporkan kepada pihak yang memberi otorisasi pengelolaan sumber daya milik negara. Pengawasan setidaknya memainkan empat fungsi dalam analisis kebijakan yaitu: eksplanasi, akuntansi, pemeriksaan dan kepatuhan.

Pertama, pengawasan menghimpun informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program yang dicanangkan berbeda. Kedua,

(15)

atas perubahan sosial ekonomi yang terjadi setelah dilaksanakannya sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu. Ketiga, pengawasan membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran maupun konsumen tertentu memang telah sampai kepada mereka. Keempat, pengawasan bermanfaat untuk menentukan apakah tindakan dari para administrator program, staf dan pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator, instansi pemerintah dan atau lembaga profesional7.

Proses pengawasan haruslah melalui beberapa tahapan, diantaranya menetapkan standar (establishing standard). Standar dimaksudkan sebagai ukuran untuk menetukan berhasil, gagal, atau sekedar adanya penyimpangan pencapaian rencana8. Disamping itu tahapan penting lainnya adalah menyiapkan pengukur kinerja (measuring performance), membandingkan kinerja dan standar (comparing performance against standard), mengevaluasi dan melakukan tindakan (evaluation and action). Tindak lanjut dari evaluasi itu adalah mempertahankan status-quo (maintain status quo) atau mengoreksi penyimpangan (corect the deviation) dan atau merubah standar (change standard)9, Griffin juga

menyarankan langkah-langkah mengefektifkan pengawasan. Menurutnya perlu: mengintegrasikan pengawasan dan perencanaan (integrating control and planning); Membuat sistem pengawasan fleksibel (flexibility); Mengawasi secara

7Dunn William N:Pengantar Analisis kebijakan Publik(terj) UGM Press, 2000 hal. 510 8Ngadisah Jalil: “Makna Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan”,Jurnal Forum Inovasi,

Juli–Agustus 2002 hal. 45

(16)

akurat (accuracy); Ada penentuan alur waktu pengawasan yang tetap (timelines); Pengawasan dilakukan secara objektif (objectivity).

Dalam penulisan ini, pengawasan yang dimaksudkan adalah berdasarkan petunjuk tekhnis khusus pengembangan energi nuklir IAEA yaitu Non-Proliferation Traktat (NPT) atau traktat anti pengembangan tenaga nuklir untuk tujuan militer. Traktat ini memuat Protokol tambahan yang selanjutnya disebut safeguards system.

Negara nuklir yang menjadi peserta pada Traktat ini, maka negara tersebut akan menerima peraturan pengamanan/pengawasan (safeguard system) Badan Tenaga Atom lnternasional (IAEA) dan untuk itu, antara negara peserta dan badan tersebut akan dibuat persetujuan mengenai pengamanan/pengawasan itu yang berbeda pada setiap negara peserta. Selanjutnya negara dan IAEA -dengan iktikad baik- akan merundingkan tindakan-tindakan efektif yang bertalian dengan penghentian perlombaan senjata-senjata nuklir menuju suatu perlucutan senjata nuklir, yang pada gilirannya sampai pada perjanjian tentang perlucutan senjata secara lengkap dan menyeluruh di bawah pengawasan internasional yang ketat dan efektif. Terhadap negara non nuklir yang menjadi negara peserta, perlakuan ynag sama juga dilakukan oleh IAEA di samping bantuan lain yang terkait pada pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai, misalkan bantuan tenaga ahli, pendidikan khusus, dan lain sebagainya10.

10 baca Statute of IAEA Article III about function, terdapat 7 kewenangan IAEA dalam

(17)

2. Pengertian Pengembangan.

Secara epistemologi, pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan membangun secara bertahap dan teratur yang menuju ke sasaran yang dikehendaki11.

Setiap pengembangan segala sesuatu, adalah rangkaian kegiatan atau tahapan dalam mencapai sasaran atau tujuan yang dikehendaki. Maka pengembangan tak dapat dipisahkan dengan mekanisme atau proses yang secara langsung membutuhkan aturan atau hukum.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan konsepsi pengembangan sebagaimana diatas untuk memahami pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai yang berdasarkan pada peraturan atau hukum internasional yang berlaku, dalam hal ini statuta IAEA pasal 2 dan protokol tambahan NPT, safeguards system.

D. Energi Nuklir Untuk Tujuan Damai

Terdapat dua pandangan umum mengenai nuklir untuk tujuan damai, pertama, para ahli stategi perang berpendapat perdamaian di dunia hanya terjadi jika terdapat perimbangan senjata antara negara-negra di dunia sehingga tidak ada pengancaman atas kedaulatan suatu negara oleh negra lain. Pandangan kedua, berdasarkan harapan banyak negara dan peneliti reactor nuklir yang selanjutnya tertulis di dalam Statuta IAEA dan konvensi lain ynag lahir darinya, mereka 11Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2, Balai

(18)

menjelaskan bahwa, penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai adalah penggunaan yang ditujukan pada pengembangan pembangkit tenaga listrik, keperluan medis, pertanian, dan banyak lainnya.

Menurut Statuta IAEA tahun 1957, pada pasal 2 menyatakan;

Article 2: Objectives

The Agency shall seek to accelerate and enlarge the contribution of atomic energy to peace, health and prosperity throughout the world. It shall ensure, so far as it is able, that assistance provided by it or at its request or under its supervision or control is not used in such a way as to further any military purpose.

“Pasal 2: Tujuan”

“Agen (istilah untuk IAEA) berkewajiban untuk mempercepat dan

memperbesar kontribusi tenaga atom ke arah perdamaian, kesehatan dan kemakmuran keseluruh dunia. Serta memberikan jaminan atau kepastian, bahwa setiap negara yang mengembangkan energi nuklir tersebut dibawah kendali IAEA dan tidak untuk dipergunakan untuk

keperluan militer”.

Sesuai anggaran dasar (Statuta) Badan Atom Internasional (IAEA), Tujuan (Objective) penggunaan tenaga nuklir adalah untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia. Maksudnya yaitu untuk memberikan rasa aman dan jaminan bahwa tidak terjadinya penyalahgunaan tenaga nuklir oleh suatu negara, IAEA telah menetapkan berbagai peraturan internasional berupa traktat, konvensi, protokol dan peraturan internasional lainnya di bidang kenukliran sebagai instrumen/dasar hukum bagi setiap kegiatan dan tindakan yang berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai.

(19)

obyektif terhadap perangkat peraturan internasional dalam hal pemanfaatan Ilmu dan Tekhnologi Nuklir demi kepentingan nasional suatu negara.

Peraturan internasional yang berfungsi sebagai instrumen/dasar hukum bagi setiap kegiatan dan tindakan pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai12 adalah

sebagai berikut :

1. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons-NPT- (Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir). Traktat ini ditetapkan di New York 12 Juni 1968. Secara berkala setiap lima tahun, NPT ditinjau kembali, sejak 1975, 1980, 1985, 1990, 1995. sejak tahun 1995 di New York, diputuskan bahwa NPT diperpanjang dan berlaku secara tak terbatas. Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional sampai saat ini berkisar 180-an Negara nuklir dan nonnuklir ynag telah menandatanganinya.

2. Additional Protocol to Safeguards (Protokol tambahan penyempurna NPT secara Komprehensif), adalah protocol tambahan untuk setiap negara yang meratifikasinya. Protokol ini lahir sesuai pasal tiga ayat 1 dari NPT ditetapkan bahwa negara-negara peserta Traktat NPT khususnya Non Nuclear Wapon states diwajibkan untuk menandatangani “safeguard Agreement”denagn IAEA, sebagai bagian dari pelaksanaan Statuta IAEA dan Safeguards System IAEA, terutama sebgai alat verifikasi pelaksanaan NPT dalam rangka pembatasan penyebaran senjata-senjata nuklir.

12Suplemen Informasi nuklir Indonesia,Pokok-pokok Peraturan internasional ketenaganukliran

(20)

3. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident (Konvensi Pemberitahuan Dini Terjadinya Kecelakaan Nuklir), Disahkan di Wina, Austria pada 27 Oktober 1986. Konvensi ini lazim disebut konvensi “early

Notification” menyusul peristiwa kecelakan reactor nuklir Chernobyl (April 1986). Konvensi ini menetapkan suatu system pemberitahuan dini atas terjadinya kecelakaan nuklir yang mempunya potensi pelepasan bahan-bahan radioaktif yang melintasi batas-batas internasional antar negara-negara yang mempunyai dampak keselamatan radiologis bagi negara lain. Lima negara bersenjata nuklir (Amerika, Cina, Inggris, Prancis, dan Rusia) semuanya telah menyatakan kerelaan mereka untuk melaporkan setiap kecelakaan nuklir yang melibatkan senjata dan uji coba senjata nuklir.

4. Convention on Assistance in the Case of Nuclear Accident or Radiological Emergency. (Konvensi Pemberian Bantuan dalam hal Terjadinya Kecelakaan Nuklir atau Ke-daruratan Radiologis). Disahkan di Wina, Austria pada 26 September 1986. walaupun terkesan kembar denganEarly Notification, konvensi ini menetapkan suatu kerangka kerja internasional bagi kerja di antara negara0negara anggota dan IAEA untuk memfasilitasi bantuan dan dukungan segera dalam peristiwa kecelakaan nuklir ataupun kedaruratan nuklir. Konvensi ini juga mengharuskan negara-negara pihak untuk memberitahu IAEA tentang:

1. Ketersediaan Ahli (expert)

2. Perlengkapan, dan

(21)

5. Convention on the Physical Protectioin of Nuclear Material (Konvensi Perlindungan Fisik Bahan Nuklir), Proteksi Fisik sebagai Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Bahan-bahan nuklir, ditetapkan di Wina, Austria pada 26 Oktober 1979. dalam praktek proteksi fisik bahan nuklir erat kaitannya dengan penyajian informasi mengenai jenis, kuantitas dan loksi bahan nuklir yang berada di dalam fasilitas dan pendeteksian adanya kehilangan yang dapat disebabkan oleh pencurian atau pengambilan secara illegal atau tidak sah.

Pengertian bahan nuklir yang diatur dalam konvensi Proteksi Fisik meliputi (pasal 1 huruf a konvensi) :

a. Plutonium, kecuali yang mempunyai konsentrasi isotopic plutonium 23B melebihi 80%

b. Uranium 233

c. Uranium diperkaya dalam isotop Uranium 235 atau Uranium 233 d. Uranium yang mengandung isotop seperti yang terjadi di alam dan

bukan bentuk bijih atau sisi bijih.

e. setiap bahan yang mengandung satu atau lebih bahan yang disebut di atas.

(22)

7. Protocol to Amed the Viena Convention on Civil Liability for Nuclear Damage (Protokol Perubahan Konvensi Wina tentang Pertanggungan Perdata Kerugian Nuklir). Konsep kekinian nilai kompensasi dan mekanisme Internasional atas kerugian Nuklir, sebenarnya telah diatur di dalam Konvensi Wina tahun 1963.

8. Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty –CTBT, (Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-Coba Nuklir), pelarangan menyeluruh uji coba nuklir membuat dunia lebih aman dan nyaman, ditetapkan di wina, Austria pada 10 September 1996, markas Besar PBB.

9. The Joint Convention on the safety of Spent Fuel Management and the Safety of radioactive Waste management (Konvensi Gabungan tentang Keselamatan Pengelolaan Bahan Bakar Bekas dan Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif), berisikan perpaduan pengawasan pengelolaan bahan bakar bekas dan limbah radioaktif, disahkan pada Konfrensi Diplomatic 5 september 1997 di Wina, Austria.

(23)

Penulis menilai, meskipun terminology “untuk damai” memiliki banyak arti (dari

(24)

A. Latar Balakang

Setiap negara, baik negara maju ataupun berkembang tersudut di dalam pilihan yang sangat sulit terhadap masalah energi yang disebabkan pada tingginya harga minyak. Terus melambungnya harga minyak dunia, bahkan sempat menyentuh angka 132,16 dolar AS per barel pada perdagangan di Asia Jum’at 20 Juni 2008.1)

dianggap sebagai harga tertinggi sepanjang sejarah perminyakan dunia. Krisis ini juga berakibat pada meningkatnya nilai inflasi di seluruh dunia yang pada gilirannya menimbulkan efek berantai pada harga-harga kebutuhan lainnya.

Krisis energi yang saat ini terjadi di seluruh dunia menyulut kembali keinginan negara-negara untuk mengembangkan energi nuklir bertujuan damai yaitu dikembangkan untuk dipergunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, alat-alat medis, pertanian, dan lain sebagainya. Pilihan ini dinilai memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi dibandingkan dengan sumber energi yang lain, namun memiliki sejarah kelam yang meresahkan masyarakat dunia.2)

Nuklir sebagaimana kita kenal adalah energi yang berasal dari bahan dasar uranium yang diproses melalui pengayaan tertentu untuk menghasilkan energi baru dengan memanfaatkan setiap unsur dari udara sebagai elemennya. Proses ini

1Harian Media Masa.,Republika.,Edisi sabtu 21 Juni 2008., Kolom Ekonomi

(25)

adalah proses yang sangat rumit namun memiliki tingkat efektifitas dan efesiensi yang tinggi dibandingkan jenis energi lain.

Energi nuklir pertama kali dikenal dengan sebutan Atom, sebab pengayaan uranium tersebut meliputi unsur atom sebagai partikel terkecil untuk diuraikan dan dikendalikan sedemikian rupa sehingga memiliki hasil ledak yang luar biasa. Kedahsyatan atom ini dikenal luas negara – negara di dunia sejak Amerika menjatuhkan bom atom ke Hirosima dan Nagasaki, dan Enrico Fermi adalah perancang senjata nuklir tersebut sebagaimana Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) 3) jelaskan dalam situsnya, dimana perakitannnya selesai pada tahun

1942.

Implikasi dari kedahsyatan bom atom yang dijatuhkan di atas kota Nagasaki dan Hirosima antara lain ialah pobia masyarakat internasional terhadap bom nuklir, yang mana hal ini mendorong masyarakat dunia untuk memperjuangkan adanya pengaturan yang ketat mengenai kepemilikan, pengembangan, dan uji coba letusan tenaga nuklir. Dalam perkembangannya, bom atom ini pernah berfungsi sebagai penyeimbang kekuatan dunia dengan genjatan senjata antara blok Barat dan Timur, yang terbukti dapat meredakan perang dingin.4)

Pobia mayarakat terhadap energi nuklir mereda setelah pada tahun 1957, United Nation (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengesahkan Statuta International Atomic Energy Agency (IAEA). Masyarakat internasional pada saat itu, mendukung

3http://www.batan-bdg.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=13

4 Walter S. Jones., Logika Hubungan Internasional kekuasaan Ekonomi-Politik Internasioonal,

(26)

langkah PBB ini walau dipelopori oleh Amerika Serikat sebagai poros blok Barat5.

Walter S. Jones menjelaskan lebih jauh, fase awal dalam terbentuknya IAEA, adalah sejak pidato bersejarah ”Atom for Peace” (Atom untuk Perdamaian) oleh Presiden Amerika Serikat, Dwight Eishenhower pada 8 Desember 1953 di Majelis Umum – PBB, dan Konferensi Penggunaan Tenaga Atom Tujuan Damai yang diselenggarakan di Jenewa pada 1954. Konferensi itu menjadi pendorong utama bagi minat masyarakat dunia terhadap teknologi nuklir di berbagai negara termasuk Indonesia, yang kemudian memulai program-program riset nuklirnya sendiri.

Presiden Eishenhower dalam lanjutan pidatonya mengusulkan perlunya kerjasama Internasional gabungan untuk mengembangkan aplikasi damai tenaga nuklir. Dia menjanjikan tekad Amerika Serikat untuk membantu menyelesaikan dilema atom yang menghantui. Kemudian ia menyarankan agar semua negara nuklir menyerahkan senjata nuklirnya dan bahan terkait lainnya ke sebuah badan yang baru saja diusulkan, IAEA, untuk kemudian akan digunakan bagi keperluan pertanian, kedokteran, energi listrik, dan penggunaan damai lainnya. Ketika IAEA akhirnya dibentuk pada 1957, Badan Tenaga Atom Amerika (AEC) menawarkan 5000 kg uranium kepada IAEA. Dua bulan setelah pidatonya tersebut, Presiden Eishenhower mengusulkan suatu amandemen pada Undang-undang Tenaga

5Puncak perang dingin 1950, diasumsikan oleh banyak pengamat militer , setiap negara di dunia

(27)

Atomnya untuk mengizinkan kerja sama internasional yang diucapkannya dan mengizinkan perusahaan listrik untuk membangun PLTN-nya. Fase ini berlangsung hingga permulaan tahun 1970-an dan ditandai dengan hilangnya monopoli uranium, ketersediaan uranium yang diperkaya dari Amerika di pasar dunia, dan tumbuhnya perdagangan internasional pertama kali dalam reaktor riset dan kemudian dalam reaktor daya, dengan kerahasiaan saintifik dan teknologi hilang dari pentas (kecuali menyangkut pengayaan). Fase ini juga ditandai oleh penerimaan institusional yang berskala besar untuk pertama kali dalam sejarah dunia atas pengawasan internasional yang hakiki, yaitu pengewasan penggunaan tenaga atom untuk tujuan damai. Saat ini segi pengawasan merupakan segi yang paling esensial dalam setiap kolaborasi dan kerja sama nuklir antar negara, berupa

Non-proliferation Traktat(dikenal sebagai NPT).

(28)

Kantor Pusat IAEA berada di Viena, Austria, sedangkan badan pelaksananya berada di Geneva, New York, Toronto dan Tokyo. IAEA juga di dukung oleh 187 negara-negara di dunia sebagai anggota dan 2257 tenaga ahli dan terlatih di bidangnya masing-masing dalam pengembangan dan menjalankan riset teknologi nuklir6.

Misi IAEA berpedoman kepada tiga pilar utama, yaitu : Safety atau keselamatan dan keamanan; Science atau ilmu pengetahuan dan teknologi; serta surat pengantar dan verifikasi. Sebagai suatu organisasi internasional yang mandiri, dan berhubungan langsung dengan United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IAEA diatur dengan persetujuan khusus. Kewajiban IAEA yaitu melaporkan setiap tahun kepada Majelis Umum PBB dan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai negara yang tidak memenuhi kewajiban mereka berkenaan dengan keamanan dan perdamaian internasional.

Sesuai anggaran dasar (Statuta) Badan Atom Internasional (IAEA), Tujuan (Objective)7 penggunaan tenaga nuklir adalah untuk perdamaian dan

kesejahteraan umat manusia. Memberikan rasa aman dan jaminan bahwa tidak terjadinya penyalahgunaan tenaga nuklir oleh suatu negara, IAEA telah menetapkan berbagai peraturan internasional berupa traktat, konvensi, protokol dan peraturan internasional lainnya di bidang kenukliran sebagai instrumen/dasar hukum bagi setiap kegiatan dan tindakan yang berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai.

6United Nation,Basic Facts About United Nations, Departemnet of Public Information, New

York, 2004, Hal. 61.

(29)

Adapun statuta IAEA tersebut adalah Anggaran Dasar (AD) yang memuat 23 pasal, di pasal 2 menyatakan;

Article 2: Objectives

The Agency shall seek to accelerate and enlarge the contribution of atomic energy to peace, health and prosperity throughout the world. It shall ensure, so far as it is able, that assistance provided by it or at its request or under its supervision or control is not used in such a way as to further any military purpose8.

“Pasal 2: Tujuan”

“Agen (istilah untuk IAEA) berkewajiban untuk mempercepat dan

memperbesar kontribusi tenaga atom ke arah perdamaian, kesehatan dan kemakmuran keseluruh dunia. Serta memberikan jaminan atau kepastian, bahwa setiap negara yang mengembangkan energi nuklir tersebut di bawah kendali IAEA dan tidak untuk dipergunakan untuk

keperluan militer”.

Beberapa tahun setelah pendiriannya, IAEA memulai inspeksi pada fasilitas nuklir di bawah persetujuan safeguard. Safeguard System merupakan instrumen teknis

verifikasi yang harus sesuai dengan kewajiban legal yang relevan dengan penggunaan damai tenaga nuklir. Tujuan utama safeguard System adalah politis, yaitu untuk memberi jaminan kepada masyarakat internasional rasa damai terhadap aktivitas nuklir, dengan mencegah penyimpangan atau penyalahgunaan bahan-bahan atau fasilitas melalui tindakan deteksi dini. Dengan demikian,

safeguard dapat memberi jaminan penuh bagi masyarakat internasional bahwa sebuah Negara senantiasa akan mematuhi hak dan kewajibannya dalam pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai.

Meskipun demikian, dengan instrumen Statuta IAEA 1957, dan dukungan dari 187 negara pendukung, IAEA tetap berkewajiban menjalankan sebuah 8http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Tenaga_Atom_Internasional, diambil pada 02:06, 6 Juni

(30)

kewajibannya yaitu diantaranya memperkecil peluang pengembangan tenaga nuklir untuk kepentingan militer, baik oleh negara ataupun subjek hukum lain, misalnya teroris.

Pemboman atas Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom telah membuktikan betapa kuat dan dahsyatnya tenaga itu bertambah menyebarnya pemilikan senjata-senjata nuklir akan sangat membahayakan perdamaian dunia, karena berarti bertambah besarnya kemungkinan pecahnya perang nuklir.9 Negara-negara menyadari bahwa pada tingkat sekarang ini, bila timbul perang nuklir maka tidak satu pun negara yang akan dapat mengelakkan diri dari kehancuran, disadari pula bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara tidak selalu berarti meningkatnya keamanan nasionalnya, melainkan justru dapat mengundang kecurigaan dari negara-negara lain dan dengan demikian menimbulkan ketegangan-ketegangan antar negara.

Atas usaha Perserikatan Bangsa Bangsa telah dicapai perjanjian mengenai Pencegahan Penyebaran Senjata-senjata Nuklir ("Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons"). Perjanjian ini telah mulai berlaku sejak tanggal 5 Maret 1970 dan sampai saat ini lebih kurang 111 (seratus sebelas) negara telah meratifikasinya, termasuk tiga negara utama pemilik senjata-senjata nuklir Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet.

Indonesia sendiri telah menandatangani perjanjian ini 38 tahun yang lalu (Maret 1970) dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa ratifikasinya akan

9Walter S. Jones, Logika Hubungan Internasional kekuasaan Ekonomi-Politik Internasioonal, dan

(31)

dilaksanakan pada waktu yang tepat. Perjanjian ini bertujuan untuk membatasi kepemilikan senjata nuklir dengan berusaha menghentikan penyebarannya kepada negara-negara yang sama sekali belum memiliki senjata nuklir, khususnya negara yang potensial mampu memilikinya tetapi karena berbagai hal belum memilikinya10.

Jika negara nuklir yang menjadi peserta pada perjanjian ini, maka negara tersebut akan menerima peraturan pengamanan/pengawasan (safeguard system) Badan Tenaga Atom lnternasional (IAEA) dan untuk itu, antara negara peserta dan badan tersebut akan dibuat persetujuan mengenai pengamanan/pengawasan itu yang berbeda pada setiap negara peserta. Selanjutnya negara dan IAEA -dengan iktikad baik- akan merundingkan tindakan-tindakan efektif yang bertalian dengan penghentian perlombaan senjata-senjata nuklir menuju suatu perlucutan senjata nuklir, yang pada gilirannya sampai pada perjanjian tentang perlucutan senjata secara lengkap dan menyeluruh di bawah pengawasan internasional yang ketat dan efektif. Terhadap negara non nuklir yang menjadi negara peserta, perlakuan ynag sama juga dilakukan oleh IAEA di samping bantuan lain yang terkait pada pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai, misalkan bantuan tenaga ahli, pendidikan khusus, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis ingin mnegetahui lebih luas tentang ”Peranan International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam pengawasan

pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai”. Melalui penelitian tesebut, diharapkan penulis dapat mendeskripsikan peranan IAEA secara formal, sehingga

10Suplemen Informasi Nuklir Indonesia “Pokok-Pokok Peraturan Internasional Ketenaganukliran

(32)

dapat menjadi referensi bagi Indonesia untuk mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.

B. Permasalahan dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis melihat permasalahan mendasar yang mengemuka yaitu :

1. Bagaimana peranan IAEA di dalam pengawasan pengembangan energi nuklir di dunia berdasarkan statuta IAEA 1957 ?

2. Sejauhmana IAEA menerapkansafeguard system dalam peran pengawasannya terhadap pengembangan energi nuklir di negara-negara pengembang energi nuklir?

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan pada Peran

International Atomic Energy Agency (IAEA) Dalam Pengawasan Pengembangan Energi Nuklir Untuk Tujuan Damai, dan kaitannya pada Hak dan Kewajiban Negara–negara peserta dalam mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

(33)

pengembangan teknologi dan kebutuhan energi dunia dan kemajuan karya ilmiah yang dapat meningkatkan daya analisis yang mengacu kepada perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya Hukum Internasional.

Kegunaan

a. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap peningkatan kebutuhan energi dunia.

b. Sebagai literatur dan sumber data kepustakaan

c. Sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan penulis di Fakultas Hukum Universitas Lanpung.

D. Sistematika Penulisan

Agar memudahkan dalam memahami alur penulisan skripsi ini, maka keseluruhan sistematikanya di susun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah.

B. Permasalahan dan Batasan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan D. Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Peranan

B. International Atomic Energy Agency (IAEA) C. Pengawasan dan Pengembangan

(34)

Bab III Metode Penelitian A. Pendekatan Masalah B. Sumber Data

C. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 1. Pengumpulan data

2. Pengolahan Data D. Analisis Data E. Penyusunan Data

Bab IV Pembahasan

A. Peranan IAEA di dalam pengawasan pengembangan energi nuklir di dunia berdasarkan statuta IAEA 1957.

B. Peranan IAEA dalam menerapkan safeguard system terhadap pengembangan energi nuklir di negara-negara pengembang energi nuklir.

Bab V. Kesimpulan

(35)

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Balakang ... 1

B. Permasalahan Batasan Masalah... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ... 9

D. Sistematika Penulisan ... 10

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA... 12

A. Pengertian Peranan ... 12

B. International Atomic Anergy Agency (IAEA)... 12

C. Pengawasan dan Pengembangan ... 14

1. Pengertian Pengawasan ... 14

2. pengertian Pengembangan ... 18

D. Energi Nuklir Untuk Tujuan Damai... 18

BAB. III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 25

B. Sumber Data ... 25

C. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 28

1. Pengumpulan Data ... 28

2. Pengolahan Data... 28

D. Analisis Data ... 28

(36)

pengawasan pengembangan energi nuklir di dunia berdasarkan statuta IAEA 1957 ... 30 1. IAEA mempromosikan energi nuklir untuk tujuan damai ... 31 2. Kerjasama International Atomic Energy Agency (IAEA) dengan

negara-negara anggota guna mencegah hal-hal yang dapat menciptakan Proliferasi tenaga nuklir... 34

a) Deskripsi Kerjasama IAEA dengan Negara Pemilik Nuklir dan atau Pengembang Energi Nuklir. ... 36 b) Deskripsi Sejumlah Issue Seputar Pengembangan Energi

Nuklir Negara Republik Islam Iran, Terkait Kerjasamanya Dengan DK PBB dan IAEA... 41 3. International Atomic Energy Agency (IAEA) membentuk berbagai

peraturan internasional sebagai instrumen/dasar hukum bagi setiap kegiatan dan tindakan tenaga nuklir untuk tujuan damai ... 50 B. Pekaksanaan safeguards system oleh IAEA terhadap negara

pengembang tenaga nuklir. ... 54 1. Pengaturan pengamanan/pengawasan (safeguards system)... 54 2. Regulasi keselamatan nuklir di negara pengembang tenaga nuklir,

contoh kasus, negara Jepang ... 57 BAB. V. KESIMPULAN... 62 DAFTAR PUSTAKA

(37)

Assallammua’laikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Sang pemilik alam semesta, Zat yang Maha sempurna, yang Maha mengetahui dan Maha berkehendak. Tak ada Tuhan selain Dia, dan tak ada daya dan upaya selain atas izin-Nya. Skripsi ini hanya setitik atom dijagat kekuasaan-Nya. Tak ada satu hurufpun yang dapat penulis kerjakan tanpa izin-Nya. Allhamdullillahi robbilalamin.

Sholawat dan salam kepada rahmat terbesar bagi seluruh alam, cahaya kehidupan ruhani yang termegah, sosok manusia yang pantas ditauladani, Nabi Muhammad SAW. Bersamanya bangsa yang kecil menjadi raja, bangsa yang besar menjadi hamba, ditebarnya kebenaran dengan akhlak, disucikannya pengetahuan dengan amal, dan dibukanya jalan kehidupan tanpa batas menuju kesempurnaan.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana program strata satu (S-1) pada Universitas Lampung, Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Internasional. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam penyajian materi maupun dalam pembahasan materi serta analisa-analisa penulis, karena itu skripsi ini masih jauh dari sempurna.

(38)

1. Bapak Adius Semenguk, S.H., M.S selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Bapak Abdul Muthalib T. S.H., M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Lampung, Pembahas I pada seminar I dan II penulis, dan penguji utama dalam ujian skripsi ini. Beliau juga sekaligus Pembimbing Akademik (PA) penulis selama kuliah di Fakulatas Hukum. Merupakan kehormatan bagi penulis dapat mengenal secara langsung dan belajar banyak hal dari beliau.

3. Bapak Ahmad Baharuddin Naim, S.H., M.H selaku Ketua Program Non-Reguler, sekaligus Dosen Pembimbing I yang keikhlasannya terasa sangat berarti bagi penulis disetiap tahap penulisan skripsi ini, dan sebagai kakak bagi penulis di kampus.

4. Bapak Naek Siregar, S.H., M.H selaku Sekretaris Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Lampung, sekaligus Dosen Pembimbing II penulis, terima kasih atas pencerahan yang diberikannya dengan segala ketekunan dan kesabaran menyikapi sikap penulis, penulis tidak akan lupa pada profile bapak yang begitu professional.

(39)

mencari ilmu, kerendahan hati mas marji membuat banyak pengetahuan melekat. Kepada Mas Pendi, adalah beruntung badri bisa mengenal mas pendi yang banyak membantu penulis selama kuliah 5 tahun lebih di Fakultas Hukum.

7. Staf Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bu Harnia, Mbak yani, dan seluruh team work yang luar biasa. Semoga ibu-ibu menyadari berharganya kalian di fakultas Hukum bagi seluruh mahasiswa.. semoga tetap sehat.

8. Terima Kasih untuk Kedua Orang Tua ku, untuk ibu, ibu, ibu…, maafkan penulis yang belum mampu berbakti, skripsi ini hanya setangkai bunga mawar dari penulis semoga bisa membuat ibu merasa nyaman sejenak. Ayah , penulis melihat ada kehormatan, nilai, atas garis perjuangan ayah. Skripsi ini belum pantas untuk mewadahinya, tapi terimalah sebagai bentuk bhakti penulis, semoga lain kali penulis bisa membuat ayah lebih bangga lagi atas penulis.

9. Wim Toharidaniealdi, bagai gunung yang pemperkuat bumi, guru yang menunjukan realitas, tabib yang membasuh luka, teman berbagi cerita. Setiap waktu selama 24 tahun, penulis deklarasikan bendera kebanggaan menjadi adik, menjadi murid, menjadi prajurit, dan menjadi teman. Skripsi ini, bukan untuk ata, karna sesungguhnya sripsi ini punya ata, ata lah nilai dasarnya.

(40)

Buat Fadel… Wim Fadel Azmilhuda, sejujurnya kakak akui fadel cerdas,

setidaknya melewati kecerdasan anak-anak seusia fadel,.. Skripsi ini skripsi kedua sejak kak aldi.. hanya untuk mengingatkan kalian berdua, kalau kalian berdua punya misi untuk menambah jumlahnya. Karena kita berempat adalah harapan, harta, dan garis perjuangan ayah dan ibu, mari kita lanjutkan cita-cita Ayah dan Ibu untuk membangun masyarakat, bangsa dan agama Islam!!!

11. Teruntukmu wahai hati, kamu berarti bagiku, banyak hal pernah kita diskusikan, kamu memberiku warna, goresan, dan mimpi. Mimpi yang kita pilih dalam setiap diskusi kita, disetiap senyum kita, disetiap air mata kita. Skripsi ini semoga dapat menjadi monumen cerita kita. Terima kasih Dinna Safitri S.Hum.

12. Saudaraku dari pihak ayah, dan ibu, seluruh kalian berharga bagi penulis, rasanya lembaran ini bisa habis untuk mendeskripsikan besarnya rasa terima kasih penulis kepada kalian semuanya sehingga selesai jugaskripsi ini. Semoga skripsi bernilai bagi kalian, dan maaf jika penulis belum mampu memberikan yang terbaik bagi klaian, karena pantas bagia kalian.

13. Saudaraku di HMI, Ardi, Ijal, Ade, Bayu, Wendy, Joe, Indra, Gunsu, dan artis kita Amel dan Fitri.. luar biasa kalian. Abang-abangku, adik-adiku, khususnya yoni dan mumuk, mohon maaf kalau kurang berkenan, tapi sejak melihat kalian pertama kali, abang merasakan bangga kepada kalian.

(41)

setiap kalian yang penulis sebutkan, kalian adalah bagian terpenting dari hidup

penulis, dulu, sekarang, dan penulis berdo’a di masa depan.

15. Seluruh teman-teman di Universitas Lampung yang mungkin kita pernah berdealektika bersama, teman-teman seperjuangan, teman-teman sependakian, kalian semua istimewa.

16. PT. Indo Multi Karya, yang di Pimpin Mr. Choi Sung Ho, yang pintar, Mr. Han, maaf kita belum lama kenal, Bu Isna, ynag Istimewa, pak Fevin, zaki melihat kharisma pada bapak. Ayahanda Sunjaya, ynag selalu mendorong, ibu muda beranak satu mbak ningsih, bapak-bapak yang selalu muda beranak dua pak subandi, saudaraku Andika, dan segenap karyawan nya Mr. Choi, penulis ucapkan terimakasih atas semuanya, kalian semua membuat penulis berguna dan bermanfaat. Suatu kebanggaan bagi penulis bergabung bersama kalian.

17. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis tuliskan satu-satu, karna itu penulis haturkan maaf, karena kalian semunnya adalah bagian dari penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat, bagi kemanusiaan dan masa depan.

Bandar Lampung, 11 November 2008 Penulis

(42)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk setiap tetesan darah, keringat dan air mata

kedua orang tua penulis, dan setiap kasih sayang, yang penulis dapatkan dari

siapapun yang darinya, penulis dapat menikmati belaian dan ridho Allah SWT.

IZINKAN

Teruntuk kenangan yang berserak di antara hamparan makna Jiwa-jiwa yang melepuh diterkam api sejarah

Mata-mata yang terluka disiksa belati kerinduan Telinga yang renta di hadapan bisikan surga

Andai ada sebuah kalimat yang dapat kupakai,

Maka akan kulumat jiwamu yang angkuh dengan kerinduan. Andai ada sebaris lagu yang dapat ku pakai,

Maka akan kuhiasi keberadaan mu dengan rantai nada yang kumiliki

Detik perdetik melintas bak mimpi

Serpihan napas yang terungkap menjejakkan kakinya dalam barisan sejarah Kemana arah yang akan didaki ?

Sedang dimensi kehidupan telah habis didandani.

Aku tak mungkin kembali

Sungguhpun hamparan masa lalu itu begitu menggoda untuk kembali di nikmati, sungguhpun sahabat, dan tarian jiwa dari setiap momen itu adalah surga, dan walaupun masa depan belum ada, jiwaku harus tetap melangkah.

Dibalik kebesaran sebuah makna, selalu ada rasa.

Rasa kecewa yang menebar keangkuhannya disetiap langkah. Rasa bahagia yang menyelimuti jiwa,

Rasa marah yang menggugat kedewasaan, Dan rasa sesal akan rasa yang tak terselesaikan

Dalam bingkai makna ini,

Izinkan aku meminta maaf atas kecurangan yang kulakukan dalam persahabatan ini, dalam kekeluargaan ini, dalam setupuk gagasan raksasa yang menyatukan kita.

Izinkan aku memohon kucuran Do a yang ikhlas atas langkahku.

Izinkan aku menyemai momentum ini bersama kearifan makna keberadaan mu Dan izinkan aku memohon restu untuk sisa garis kehidupan ku.

(43)

Tuhan ku, bereskan akalku dari cengraman kerumitan.

Tuhan ku, jangan cegah perkembangan ilmu dan akalku, hanya karena

terlalu fanatik, sentimental, dan tercerahkan.

Tuhan ku, bunuhlah, atau setidaknya cabutlah egoisme dalam diriku,

supaya aku tidak peduli dan tersiksa dengan egoisme orang lain.

Tuhan ku, anugrahkan padaku iman kepada ketaatan mutlak ,

sampai aku selalu merasa berada dalam kemaksiatan mutlak .

Tuhan ku, ajarkan aku taqwa dalam bentuk jihad, sehingga aku tidak

pusing dengan padatnya kesibukan.

Dan hindarkan aku dari kesibukan dalam bentuk kehati-hatian,

sehingga aku hilang dalam pengasingan.

Tuhan ku, jangan Engkau jadikan ketololanku sebagai bulan-bulanan

mereka yang membenciku, untuk menjadi bumerang bagi teman

sendiri.

(Ali Syari ati)

Ilmu itu liar, maka ikat dia dengan tulisan

(Ali Syari ati)

Tak ada Yang Sia-Sia

(44)

Penulis dilahirkan di Kayu Agung, Sumatra Selatan, pada tanggal 8 november 1984 dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Ayahanda Drs. Masiran Malkan dan Ibunda Sazanawari J.

Pendidikan penulis berawal dari Taman Kanak-kanak (TK) Idata Kayu Agung dan lulus pada tahun 1990. Sekolah Dasar (SD) pertama penulis adalah SD 3 Kayu Agung dan pindah pada tahun ketiga ke SD 1 Langkapura Bandar Lampung sampai dengan selesai pada tahun 1996, lalu penulis melanjutkan ke Sekolah Tingkat Pertama (SMP) Al-Kautsar Bandar Lampung, lulus tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 1999, untuk selanjutnya penulis masuk kejenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Bandar Lampung, pada jurusan Management Pemasaran dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis tertarik pada kajian ilmu hukum khususnya pada Hukum Internasional, Syukur Alhamdulillah penulis diterima di program Non-reguler Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(45)

1. Tim Penguji

Ketua

: Ahmad Baharuddin Naim, S.H., M.H

….……

Sek/Anggota

: Naek Siregar, S.H., M.H

….……

Penguji Utama : Abdul Muthalib Thahar, S.H., M.H.

….……

2. Dekan Fakultas Hukum

H. Adius Semenguk, S.H., M.S.

NIP. 130934469

(46)

ENERGI NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI

Nama Mahasiswa :

Wim Badri Zaki

No. Pokok Mahasiswa : 0342011386

Bagian : Hukum Internasional

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Ahmad Baharuddin Naim, S.H., M.H.

Naek Siregar, S.H., M.H.

NIP. 131925386 NIP. 131461850

2. Ketua Bagian Hukum Internasional

(47)

PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR UNTUK

TUJUAN DAMAI

Oleh

Wim Badri Zaki

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

(48)

ABSTRAK

PERANANINTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY (IAEA)

DALAM PENGAWASAN PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI

OLEH : WIM BADRI ZAKI

Energi nuklir memiliki potensi menyediakan pasokan energi dengan biaya efektif dan efisien secara langsung maupun tidak langsung bagi negara pengembangnya. Namun, energi nuklir memiliki dualisme yakni, di satu sisi dapat menjadi energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun di sisi lain energi nuklir dapat ditujukan untuk keperluan militer. Proliferation (pengembangan) senjata nuklir tentu saja tidak dikehendaki oleh masyarakat internasional, IAEA

(International Atomic Energy Agency) yang dibentuk pada tahun 1957 memiliki misi untuk mengawasi penggunaan energi nuklir dunia berdasarkan statutanya. Tujuan utama IAEA adalah untuk membantu perlucutan dan pemusnahan senjata nuklir dari muka bumi; serta untuk membantu negara-negara di dunia mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai. Instrumen penting dalam peranan IAEA untuk mengurangi proliferasi senjata nuklir di dunia adalah NPT. NPT (Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons), dan protokol tambahannya safeguards system, merupakan alat terpenting untuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia, khususnya dari ancaman perang nuklir dan pengembangan energi nuklir bukan untuk tujun damai.

Permasalahannya, bagaimanakah peranan IAEA di dalam pengawasan pengembangan energi nuklir di dunia berdasarkan statuta IAEA 1957?, dan sejauhmana IAEA menerapkan safeguard system dalam peran pengawasannya terhadap pengembangan energi nuklir di negara-negara pengembang energi nuklir? , sedang metode yang digunakan adalah yuridis normatif dan deskriptif analisis.

(49)

Tenaga Atom lnternasional (IAEA) dan untuk itu antara negara peserta dan IAEA akan dibuat persetujuan mengenai pengamanan/pengawasan itu secara terpisah pada setiap negara peserta, yang pada gilirannya sampai pada perjanjian tentang perlucutan senjata secara lengkap dan menyeluruh di bawah pengawasan IAEA yang ketat dan efektif dengan cara memberikan laporan berkala setiap tahunnya kepada IAEA berkenaan aktivitas pengembangan energi nuklirnya. Pemberian sanksi administratif, sampai dengan embargo dilaksanakan oleh dewan keamanan PBB (security council of united nations) melalui resolusi kepada negara-negara yang melanggar ketentuan perjanjian internasional terkait kenukliran yang dilaporkan oleh IAEA.

(50)

NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI

(

skripsi

)

Oleh

Wim Badri Zaki

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi merupakan organisasi yang berazaskan kekeluargaan, sehingga dapat terlihat secara jelas bagaimana hubungan serta kerja sama antar individu didalamnya.Adapun tujuan yang

Faktor yuridis meliputi, Adapun tidak ditemukannya bukti yang cukup terjadinya tindak pidana atas LHA yang disampaikan oleh PPATK, masih terdapatnya kelemahan dalam UU

Salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan ini adalah dengan pemberdayaan masyarakat kecil dalam usaha yang dibantu dengan modal dari wakaf produktif/wakaf uang

Pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian adalah pengujian tahan luntur warna bahan tekstil dalam larutan pencuci dengan menggunakan salah satu kondisi

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

[r]

4.55 Taburan Kekerapan Dimensi Niat Untuk Menggunakan E-Aduan PBT 261 4.56 Keputusan Ujian Korelasi Antara Dimensi Sikap Dengan Niat/Hasrat 263 4.57 Keputusan Ujian Korelasi

Melakukan penelitian lebih jauh mengenai model pengorganisasian dalam meningkatkan kesadaran lingkungan yang dilakukan oleh Harini Bambang Wahono ini tentunya menjadi