• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan International Atomic Energy Agency Untuk Mengawasi Program Nuklir Iran Dalam Kaitannya Dengan Implementasi Joint Plan Of Action 2013"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA

DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

EKPI YOSSSARA SIMBOLON NIM: 100200073

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA

DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

EKPI YOSSSARA SIMBOLON NIM: 100200073

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Ketua Departemen

NIP: 196403301993031002 Arif, SH, MH

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Sutiarnoto SH, M.Hum

NIP: 195610101986031003 NIP:197308012002121002 Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur bagi Bapa didalam Tuhan Yesus Kristus atas anugerah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan (skripsi) ini. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.Adapun yang Penulis pilih sebagai judul Skripsi adalah :

PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, terdapat adanya kekurangan baik dalam penyusunan serta pemilihan kata-kata. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun.

Pada kesempatan ini juga, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepadakedua orang tua tercinta, A. Simbolon / GB. Togatorop, atas kasih sayang, dukungan dan pengertian yang selalu penulis dapatkan. Ucapan terimakasih ini juga ditujukan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MH, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Bapak Syafrudin Hasibuan, SH, MH, DFM, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

3. Bapak Arif, SH, MH, selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Sutiarnoto SH, MHum, selaku Dosen Pembimbing I, untuk dukungan, bimbingan, dan nasihat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II, untuk nasihat, motivasi, bimbingan penuh suka cita dan kesabaran, serta bantuanyang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, untuk bimbingan selama masa perkuliahan.

7. Kedua abangku : Eko Johan S. Simbolon dan Prima Perkasa Putra, untuk kasih sayang, kesabaran dan rasa mengalah yang kalian punya selama ini. 8. Opung boru S br. Hutauruk

9. Melda Rosalina Siregar, untuk menjadi sahabat layaknya saudara dan menjadi teman sejati dalam melewati banyak masa.

Byebella Ruth Matondang, untuk menjadi teman berbagi cerita kapanpun dan dimanapun.

(5)

kusimpan. Sejak awal telah kurencanakan pasti mencantumkan namamu disini, hanya tak pernah kusangka akan menambahkan kata “mendiang” didalamnya. Beristirahat dengan tenang disana ya nur..aku mengasihimu... 11.Seluruh teman-teman Grup B stambuk 2010, terkhusus kepada Rezski

Ananias, Cynthia Wirawan, Diana Wijaya, Anggi Yosephine Sinaga, Defina Simangunsong, Maharanni, Febrina Permatasari, Dessi Saida dan Tari Sitepu.

12.International Law Student Association (ILSA) 2013 “kalian luar biasaaaaaa dalam hal makan” dan bang Dedi

13.Semua orang yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk dukungan yang penulis dapatkan.

14.Noranta-tres/ Noventa y tres

Terima kasih, Terima kasih banyak.

Medan, April 2014

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Permasalahan...9

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan...10

D. Keaslian Penulisan...11

E. Tinjauan Pustaka...12

F. Metode Penulisan...15

G. Sistematika Penulisan...17

BAB II : ASPEK ORGANISASI NTERNASIONAL DARI INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY DAN KEWENANGANNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL A.Aspek International Atomic Energy Agency sebagai organisasi internasional...20

B.Personalitas International Atomic Energy Agency sebagai organisasi internasional...30

C.Hak dan kewajiban negara-negara anggota International Atomic Energy Agency...44

D.Kewenangan International Atomic Energy Agency menurut hukum internasional...46

BAB III : PEMANFAATAN NUKLIR DAN PENGATURANYA

(7)

1. Sejarah Penemuan dan Perkembangan...51 2. Bahan Bakar...54 B. Pemanfaatan nuklir dan resiko yang mungkin ditimbulkan

1. Pemanfaatan untuk :

Tujuan Damai...57 Tujuan Militer...60 2. Resiko yang Mungkin Timbul...62 C.Perkembangan program nuklir negara-negara di dunia

1. Negara Nuklir...66 2. Negara Non-nuklir...72 3. Negara Ambang Nuklir...75 D.Pengaturan hukum internasional tentang nuklir dalam

tingkat multilateral dan regional...78

BAB IV : PERAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

A. Urgensi Program Nuklir Iran...83 B. Sejarah Pengawasan IAEA pada Program Nuklir Iran

Hingga Pelaporan Kepada Dewan Keamanan PBB...88 C. Implementasi Joint Plan of Action 2013...95 D. Pengawasan International Atomic Energy Agency

untuk program nuklir Iran dalam kaitannya dengan

Kesepakatan Joint Plan of Action 2013...101

BAB V : PENUTUP

(8)

ABSTRAK Sutiarnoto S.H., M.Hum* Dr. Jelly Leviza, S.H M. Hum**

Ekpi Yossara Simbolon***

International Atomic Energy Agency atau IAEA memiliki peran utama di bidang nuklir. Merupakan program IAEA untuk mempromosikan penggunaan damai teknologi nuklir dan juga memastikan bahwa aktivitas nuklir di suatu negara tidak disalahgunakan untuk tujuan militer. Caranya yaitu dengan mengaplikasikan safeguard sebagai langkah verifikasi nuklir yang efektif.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan meneliti pasal-pasal dalam berbagai Perjanjian Internasional baik yang berbentuk Statuta, Piagam, Konvensi maupun Persetujuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan IAEA terkait program nuklir Iran pasca Joint Plan of Action (JPA) 2013 adalah untuk melakukan pengawasan dan verifikasi dalam kaitannya dengan langkah-langkah atas nuklir seperti yang dikemukakan dalam JPA2013.Pengawasan dan verifikasi dilakukan untuk mengkonfirmasi usaha Iran dalam melaksanakan “voluntary measures” dalam jangka waktu enam bulan pertama. IAEA telah memulai dan masih tetap melakukan pengawasan dan verifikasi terkait langkah-langkah yang ditentukan dalam JPA.

Kata Kunci : IAEA, Program Nuklir Iran, Joint Plan of Action 2013

* Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II

(9)

ABSTRACT

Sutiarnoto S.H., M.Hum* Dr. Jelly Leviza, S.H M. Hum**

Ekpi Yossara Simbolon***

International Atomic Energy Agency has the main role in the nuclear field. It is the Agency’s programmes for promoting peaceful uses of nuclear technology, and also ensuring that State’s nuclear activities is not used to such any military purpose. It applies safeguard to deliver effective nuclear verification.

The method used in this thesis is normative legal research by analyzing articles of International Treaties such as Statute, Charter, Convention and Agreement.

The results showed that IAEA has the authority to implement monitoring and verification in relation to the nuclear-related measures set out in the Joint Plan of Action. Monitoring and verification is to confirm that Iran has undertaken the “voluntary measures” during the first six months. IAEA has started to undertake monitoring and verification in relation to the measures set out in Joint Plan of Action.

Keywords : IAEA, Iran’s Nuclear Programme, Joint Plan of Action 2013

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki tentang krisis energi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terkait nuklir dipercaya dapat membangkitkan tenaga yang berlimpah, murah, dan bersih yang dapat membebaskan ketergantungan terhadap beberapa jenis sumber energi seperti bahan bakar fosil, batu bara, gas dan minyak yang menjadi sumber yang terbatas dan suatu saat nanti pasti akan habis. Pada 16 September 1954, Lewis Strauss, Ketua Energi Atom Amerika Serikat,di hadapan sebuah pertemuan para penulis ilmu pengetahuan alam di New York, mendeklarasikan bahwa generasi yang akan datang dapat menikmati listrik yang dapat dikatakan “terlalu murah untuk diukur” sebagai keuntungan penelitian bom atom.1

Energi nuklir merupakan salah satu energi dasar yang diperlukan manusia diantara beberapa energi lain seperti, energi panas, energi mekanik, energi potensial, energi kimia, dan energi listrik.Energi merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan masyarakat modern, terutama bagi negara-negara industri yang menjadi pemasok kebutuhan masyarakat dunia. Tak bisa dikesampingkan, energi menjadi indikator kemajuan ekonomi dan kemakmuran warganya.2

1

Marek Walisiewicz, alih bahasa : Dwi Satya Palupi, Essential Science : Energi Alternatif – Panduan ke masa depan teknologi energi, Erlangga, Jakarta. 2003, hal 22

2

Agus Mustofa, Indonesia Butuh Nuklir, Padma Press, Padang Makhsyar. 2006, hal 10

(11)

Perilaku terhadap penggunaan energi kemudian dibayangi oleh persoalan yang lebih mendesak yaitu kerusakan lingkungan sebagai akibat dari penggunaan bahan bakar fosil. Bahkan lebih dari dua dasawarsa terakhir, perubahan lingkungan telah menunjukkan bahaya tersembunyi dari penggunaan bahan bakar fosil dan menjadi perhatian dunia.3

Nuklir menjadi salah satu alternatif yang menarik. Negara-negara maju beramai-ramai mengembangkan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik melalui reaktor nuklir.4 Salah satu pertimbangannya adalah energi yang demikian besar terkandung di dalamnya. Jika dibandingkan secara kasar, antara energi nuklir dengan sumber energi lain, misalnya batubara, yaitu bahwa setiap pembakaran 1 gram uranium akan menghasilkan energi setara 1 ton batubara. Hanya dengan volume yang kecil saja bahan bakar nuklir berdaya guna dalam banyak hal dibandingkan dengan batubara.Begitu dahsyatnya efek tersebut apalagi kalau reaksi nuklir dikendalikan secara benar, maka akan diperoleh energi yang sangat besar.5

Energi nuklir sering pula dikaitkan dengan bom atau sejenis sistem persenjataan. Bila dikaitkan dengan sejarah, hal ini bisa saja disebabkan penggunaan bom atas kota Nagasaki dan Hiroshima yang dapat dikatakan menjadi

3

Marek Walisiewicz, Op. cit., hal 18

4

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir. Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk pembangkit listrik. pembangkit listrik tenaga nuklir (stasiun pembangkit listrik memperoleh panas dari satu atau lebih reaktor nuklir. Hingga saat ini terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia. (Sebagaimana dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir {terakhir diakses pada 13 Februari 2014})

5

(12)

insiden yang paling bersejarah terkait senjata nuklir.6

Ketika kemudian terbukti bahwa Jerman tidak memiliki senjata nuklir seperti yang diberitakan sebelumnya, giliran Leo Szilard menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat, tetapi kali ini memperingatkan bahaya yang dimiliki senjata ini terhadap umat manusia. Banyak ahli fisika yang kemudian bergabung menandatangani petisi menentang penggunaan senjata ini terhadap Jepang dan menyarankan untuk memberikan kesempatan kepada Jepang agar menyerah.

Kontroversi mengenai senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata ini menjadi kenyataan. Hal ini bermula karena kekhawatiran para ahli fisika di barat pada awal Perang Dunia II, bahwa Hitler telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Atas permintaan Leo Szilard, ilmuwan pertama yang menemukan teori bahwa energi dapat dilepaskan secara berantai, meminta Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt, yang intinya menyarankan agar Amerika Serikat mengembangkan bom atom sebelum Nazi membuatnya.

7

Penggunan bom atas kota Hiroshima dan Nagasaki memang telah berhasil mengakhiri Perang Dunia II untuk kemenangan pihak sekutu. Namun dilain pihak pengalaman itu juga telah mengubah sikap sebagian masyarakat dunia akan bahaya penggunaan senjata nuklir pada umumnya dalam situasi perang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk menghentikan bahaya

6

Senjata nuklir adalah alat peledak yang mendapatkan daya ledaknya dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah dahsyat. Bahkan alat peledak nuklir kecil dapat menghancurkansebuah kota dengan ledakan, api dan radiasi. Senjata nuklir disebut sebagai senjata pemusnah massal (dirangkum dari id.wikipedia.org/wiki/Senjata_Nuklir {diakses pada 17 Februari 2014})

7

(13)

penggunaan senjata nuklir justru telah dirasakan oleh masyarakat internasional sejak permulaan abad nuklir. Buktinya, resolusi pertama yang dihasilkan oleh Sidang Majelis Umum PBB pada tanggal 24 Januari 1946 (Resolusi No.1 (I) “Establishment of a commission to deal with the problems raised by the discovery of atomic energy”, memberi mandat kepada komisi yang dibentuk untuk memberikan rekomendasi mengenai cara-cara penghapusan senjata-senjata nuklir dari sistem persenjataan negara-negara dunia.8

Kekhawatiran ini kemudian terbukti karena tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II justru muncul Perang Dingin dalam kerangka perbedaan ideologi dan persaingan untuk merebut dominasi atau hegemoni di dunia.Sejak saat itu pula kontroversi mengenai senjata nuklir ini mulai menjadi salah satu topik utama dalam hubungan internasional, khususnya dalam kerangka Perang Dingin antara Amerika Serikat beserta sekutu-sekutu mereka dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Pakta Warsawa (Warsaw Pact)9

8

Nama resmi komisi ini adalah United Nations Atomic Energy Commission. Dalam resolusi tertera, bahwa komisi tersebut akan menangani masalah yang timbul akibat penemuan tenaga atom. Kaitan komisi tersebut dengan Organ PBB yaitu dalam hal penyampaian laporan dan rekomendasi kepada Dewan Keamanan PBB terkait perdamaian dan keamanan internasional. Komisi ini kemudian secara resmi dibubarkan pada tahun 1952 setelah sebelumnya memang sudah tidak aktif sejak Juli 1949 (lihat iaea.org/Publications/Magazines/Bulletin/Bull393/Chronology.pdf (terakhir diakses 20 Februari 2014)

9

NATO adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didasarkan pada Pakta Atlantik Utara yang ditandatangani pada 4 April 1949. Organisasi ini merupakan sebuah sistem pertahanan bersama dimana negara-negara anggota sepakat untuk

mempertahankan keamanan terhadap serangan dari pihak luar. (dimuat dalam

en.wikipedia.org/wiki/NATO)

Warsaw Pact adalah sebuah aliansi militer negara-negara Eropa Timur yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO. Pakta tersebut merupakan inisiatif dari negara Uni Soviet dan ditandatangani pada 14 Mei 1955. (dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Pakta_Warsawa) [terakhir diakses 20 Februari 2014]

(14)

jenis peluru kendali/rudal yang dimiliki oleh kedua negara adidaya, dengan kemampuan ribuan kali lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan tahun 1945 dan dapat menjangkau seluruh pelosok dunia.10

Persoalan mengenai senjata nuklir dan pengaruhnya terhadap keamanan juga masih tetap relevan untuk diperbincangkan. Perlucutan senjata tidak dengan sendirinya menghapus ilmu pengetahuan dan teknologi tentang persenjataan. Pada saat Non-Proliferation Treaty11 ditandatangani tahun 1968 hanya ada 5 negara nuklir.12

Penggunaan energi nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak memunculkan perdebatan. Ada beberapa suara yang menghendaki kepercayaan yang lebih besar pada energi nuklir di dunia barat. Mereka merupakan pihak yang pro terhadap energi nuklir dan memiliki sebuah alasan yaitu nuklirtidak menghasilkan gas rumah kaca karbon dioksida sehingga sedikit sumbangannya pada pemanasan global. Demikian pula perbaikan yang sangat besar pada

Negara-negara tersebut antara lainAmerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya, Perancis dan Cina. Akan tetapi kemudian muncul beberapa negara yang mempunyai potensi untuk mengembangkan senjata nuklir seperti Israel, India, dan Pakistan yang disebut dengan istilah “negara-negara ambang nuklir” (threshold countries) yang sampai saat ini belum meratifikasi traktat NPT dan keadaan ini tentu saja mengkhawatirkan.

10

Ibid., hal 11-14

11

Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (bahasa Inggris : Treatyon the Non-Proliferation of Nuclear Weapons atau yang lebih dikenal dengan nama Non-Proliferation Treaty atau NPT) adalah suatu perjanjian multilateral yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 1968 yang mencegah penyebaran kepemilikan senjata nuklir. (dimuat dalam en.wikipedia.org/wiki/Treaty_on_the_Non-proliferation_of_Nuclear_Weapons {terakhir diakses 13 Februari 2014})

12

(15)

keamanan dan efisiensi reaktor serta banyaknya negara yang sekarang menemukan teknologi baru selama beberapa tahun terakhir dipercaya akan memperbaiki tenaga nuklir di abad-21.

Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa energi nuklir sering dihadapkan pada beberapa masalah antara lain, biayanya, keamanannya, dan kesulitan yang disebabkan produk limbahnya. Bencana hampir tidak terhindarkan yang muncul di Reaktor Three Mile Island di Pennsylvenia, Amerika Serikat pada tahun 1979 mempengaruhi tanggapan publik tentang energi nuklir. Kemudian pada tahun 1986 diikuti oleh kecelakaan pada Reaktor Chernobyl yang terletak di dekat Pripyat, Ukraina yang semakin mengubah pandangan dunia terhadap energi nuklir.13

Selain itu, dalam perkembangan dunia saat ini dapat dikatakan bahwa disain senjata nuklir bukan lagi merupakan rahasia. Bahan baku utama untuk senjata Semua konferensi internasional dalam kerangka global menyangkut energi nuklir yang diadakan sejak akhir Perang Dunia II pada dasarnya diarahkan pada dua hal, yaitu : Pertama, mengawasi dan menghapuskan “atoms for war” , dan kedua, mempromosikan dan mengupayakan “atoms for peace”. Kedua hal tersebut kerapkali menimbulkan dilema karena pada dasarnya pengembangan energi nuklir untuk tujuan apapun akan meningkatkan atau mengembangkan potensi yang lainnya atau dengan kata lain “as countries acquired nuclear facilities, material and know-how from their peaceful power programs, they would also acquired the know-how for making nuclear weapons”.

13

(16)

nuklir yaitu Plutonium, dapat diproduksi secara besar-besaran dalam reaktor-reaktor nuklir. Dengan demikian, setiap negara yang memiliki reaktor-reaktor nuklir pada dasarnya memiliki potensi untuk membuat senjata nuklir. Sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh Hannes Alfven, pemenang Nobel Fisika tahun 1970 asal Swedia, bahwa “The Peaceful atom and the military atom are Siamese twins”.14

Ilmu pengetahuan dan teknologi memang mengandung segi-segi positif, tetapi dilain pihak juga mengandung segi-segi negatif yang dapat menimbulkan akibat yang mengerikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan berbagai masalah, baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Segala masalah yang ditimbulkan itu membutuhkan pengaturan-pengaturan pada semua tingkat tersebut. Dengan kata lain, dibutuhkan campur tangan hukum untuk mengaturnya baik hukum nasional maupun hukum internasional. Dengan demikian, akan semakin banyak bermunculan prinsip-prinsip yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.15

Melihat dari sejarahnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pemanfaatan nuklir bisa mempengaruhi keamanan internasional. Oleh sebab itu selain instrumen hukum, sebuah organisasi dapat dijadikan sebuah wadah oleh masyarakat internasional untuk melakukan pengawasan atas pemanfaatan nuklir. Salah satu contoh dari kemajuan bidang hukum yang tumbuh dan berkembang sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat yaitu di bidang nuklir.

14

William Epstein, “A Nuclear-Weapon-Free-Zone in Africa?”, dalam Dian Wirengjurit, Op.cit., hal 12

15

(17)

Hal ini wajar mengingat nuklir merupakan teknologi yang dapat dipergunakan untuk tujuan damai, tetapi dapat juga disalahgunakan untuk kepentingan militer.

Organisasi internasional merupakan salah satu anggota dari masyarakat internasional. Hukum internasional merupakan tatanan hukum yang mengatur hubungan antara masyarakat internasional. Berbicara mengenai hubungan antara hukum internasional dan organisasi internasional, maka berbicara mengenai status organisasi internasional dalam hukum internasional.Status organisasi internasional dalam hukum internasional adalah :16

a. Sebagai subjek hukum internasional

b. Membantu pembentukan hukum internasional

c. Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi oleh anggotanya

d. Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional ditaati

Organisasi internasional diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan dan mencari kompromi untuk memecahkan persoalan bersama. Lebih jauh lagi organisasi internasional penting sebagai wadah untuk menjajagi sikap bersama dengan ciri yang mencolok yaitu merupakan suatu organisasi permanen yang melanjutkan fungsinya yang telah ditetapkan.17

16

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 2004, hal 7

17

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 1990, hal 10

(18)

kerjasama yag bersifat teknis dan ilmiah atas penggunaan teknologi nuklir dan kekuatan nuklir secara damai di seluruh dunia. Program-program International Atomic Energy Agency(selanjutnya disebut IAEA)ialah mendorong pengembangan secara damai dari penggunaan teknologi nuklir, mengadakan pengawasan internasional terhadap penyalahgunaan teknologi nuklir dan bahan nuklir, dan mempromosikan keamanan nuklir (termasuk proteksi radiasi) dan standar keamanan nuklir serta implementasinya.

Sampai pada Februari 2014, IAEA memiliki 162 negara anggota, dimana Iran merupakan salah satu negara anggota.Berkaitan dengan program nuklir Iran, IAEA pernah menyatakan tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa program nuklir Iran merupakan program nuklir yang sepenuhnya damai. Isu tentang program nuklir Iran telah dibawa ke Dewan Keamanan PBB pada Februari 2006. Hal ini terkait program pengayaan uranium. Namun Iran merespon bahwa aktivitas nuklirnya merupakan program yang damai. Dalam beberapa waktu terakhir, serangkaian perundingan terus dilakukan namun belum mencapai kesepakatan. Hasil perundingan terbaru yaitu pada 24 November 2013 dengan nama Joint Plan of Action 2013.18

18

Dirangkum dari

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang menjadi pembahasaan dalam penulisan skripsi ini antara lain :

dan

(19)

1. Bagaimana aspek organisasi internasional International Atomic Energy Agency menurut hukum internasional?

2. Bagaimana pemanfaatan nuklir serta pengaturannya menurut hukum internasional?

3. Bagaimana peranan International Atomic Energy Agency untuk mengawasi program nuklir Iran dalam kaitannya dengan implementasi Kesepakatan Joint Plan of Action 2013?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi Tujuan Penulisan dalam penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aspek International Aomic Energy Agency sebagai Organisasi Internasional

2. Untuk mengetahuipemanfaatan energi nuklirterhadap kehidupan manusia serta pengaturannya dalam hukum internasional

(20)

Manfaat Penulisan

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

Pembahasan tentang masalah yang dirumuskan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis dalam hal menambah literatur bagi Hukum Internasional pada umunya dan Hukum organisasi internasional khususnya.

2. Secara praktis

Pembahasan tentang masalah yang diangkat diharapkan dapat memberikan masukan tentang kepada Pemerintah Republik Indonesia mengenai pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan energi nuklir.

D. Keaslian Penulisan

(21)

semata-mata digunakan sebagai penunjang yang diperlukan demi penyempurnaan skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini:

1) Negara dengan negara Hukum Internasional

Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara:

2) Negara dengan subjek hukum lain19

Pembahasan tentang subjek hukum internasional haruslah terlebih dahulu berpangkal pada pengertian tentang subjek hukum internasional itu sendiri. Subjek hukum internasional adalah pemegang (segala) hal dan kewajiban menurut hukum internasional.

Perkembangan hukum internasional dewasa ini mengenal subjek hukum internasional yang antara lain :

1. Negara 2. Takhta Suci

3. Organisasi Internasional 4. Individu

19

(22)

5. Komite Internasional Palang Merah (International Committee od red Cross)

6. Pihak-pihak yang bersengketa

Hukum Organisasi Internasional merupakan bagian dari Hukum Internasional. Pembahasan hukum organisasi internasional dalam penulisan ini hanya menyangkut pada organisasi-organisasi internasional pada tingkat pemerintahan karena lebih melibatkan pada pemerintah negara-negara anggotanya sebagai pihak, oleh sebab itu organisasi internasional dalam pengertian ini dapat disebut sebagai organisasi internasional publik (public international organization).20

Badan Tenaga Atom Internasional (bahasa Inggris: International Atomic Energy Agency, disingkat IAEA) adalah sebuah organisasi yang menjadi pusat kerjasama di bidang nuklir. IAEA didirikan sebagai organisasi “Atoms for Peace” dunia pada tahun 1957 dan berada dalam lingkup PBB. Badan ini bekerja dengan negara-negara anggotanya dan partner di seluruh dunia untuk mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang aman, terjamin dan damai.

International Atomic Energy Agency

21

20

Sumaryo Suryokusumo, Op cit., hal 5

21

(23)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan serta usaha yang akan dijalankan.

Program Nuklir

22

Sedangkan menurut The Oxford English Dictionary, program adalah serangkaian tindakan atau aktivitas yang dimaksudkan untuk jangka waktu yang lama.23 Selanjutnya dari kedua sumber tersebut, nuklir diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan inti atom. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik batasan pengertian program nuklir adalah serangkaian tindakan serta usaha yang dijalankan yang berkaitan dengan inti atom.

Joint Plan of Action 2013 adalah nama resmi dari Geneva Interim Agreement, yaitu sebuah persetujuan terkait program nuklir iran yang ditandatangani oleh Iran dengan 6 negara pada 24 November 2013 di Jenewa, Swiss.

Joint Plan of Action2013

24

22

Lihat http://kbbi.web.id

23

Lihat http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/programme

24

http://en.wikipedia.org/wiki/Geneva_interim_agreement_on_Iranian_nuclear_program

(24)

“Treaty” means an international agreement concluded between states in written form and governed by international law, whatever embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation.25

25

Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional

(Perjanjian diartikan sebagai persetujuan internasional yang diadakan diantara negara-negara dalam bentuk tertulis yang diatur oleh hukum internasional baik itu berbentuk suatu instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang saling berhubungan dalam nama apapun juga)

Banyak istilah-istilah yang dipakai untuk menggambarkan perjanjian internasional yang ada atau pernah dibuat dalam masyarakat internasional. Istilah-istilah itu antara lain :

a. Treaty g. Pact

b. Convention h. Agreement

c. Declaration i. Statute

d. Charter (Piagam) j. Covenant

e. Protocol (Protokol) k. Modus Vivendi f. General Act

F. Metode Penulisan

(25)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisis baik hukum yang diartikan sebagai kaedah atau norma yang terdapat dalam hukum positif yang tertulis, maupun hukum sebagai keputusan dari pejabat, misalnya keputusan hakim.26

2. Sumber Data

Metode penelitian ini merupakan metode yuridis normatif (kaedah atau norma yang terdapat dalam hukum positif)yaitu metode untuk meneliti pasal-pasal dalam berbagai Perjanjian Internasional baik yang berbentuk Statuta, Piagam, Konvensi maupun Persetujuan (Agreement).

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang berupa peraturan yang mengikat, yang merupakan landasan dalam penulisan dan berhubungan dengan objek penulisan ini , yaitu berupa Piagam PBB, Statuta IAEA, Konvensi Internasional dan berbagai Perjanjian Internasional lainnya.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa buku-buku, jurnal ilmiah, media massa dan pendapat para ahli hukum internasional yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan.

26

(26)

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum dan kamus bahasa dan sebagainya.27

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan berbagai data yang berhubungan dengan ruang lingkup penulisan. Materi-materi tersebut diperoleh dari berbagai bahan kepustakaan seperti buku-buku, jurnal ilmiah, media massa, serta dokumen perjanjian internasional yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini.

4. Analisis Data

Data – data yang diperoleh selanjutnya disusun secara sistematis kemudian dianalisa dengan analisis kualitatif untuk menguraikan secara menyeluruh tentang jawaban atas permasalahan dan memperoleh kesimpulan atas permasalahan yang dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penulisan ini diuraikan secara garis besar melalui sistematika penulisan. Secara sistematis, terbagi atas ringkasan garis besar lima bab dan setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab. Sistematika penulisannya terperinci sebagai berikut :

27

(27)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II :ASPEK ORGANISASI INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Bab ini menguraikan tentang IAEA sebagai Organisasi Internasional, Hak dan kewajiban negara anggota, Personalitas dan Kewenangan IAEA sebagai Organisasi Internasional

BAB III : RUANG LINGKUP DAN PEMANFAATAN NUKLIR SERTA PENGATURANNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL Bab ini menguraikan tentang Tinjauannuklir secara umum dan Perkembangan program nuklir negara-negara di dunia. Kemudian dibahas juga pemanfaatan nuklir serta resiko yang mungkin ditimbulkan. Selanjutnya dibahas tentang pengaturannya dalam hukum internasional.

BAB IV : PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013

(28)

BAB V : PENUTUP

(29)

BAB II

ASPEK ORGANISASI INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. International Atomic Energy Agency Sebagai Organisasi Internasional

1. Sejarah Pembentukan

IAEA merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1957 untuk merespon kekhawatiran sekaligus harapan yang tinggi sebagai akibat penemuan energi nuklir. Hal ini terkait keunikan nuklir sebagai teknologi yang kontroversial yang penggunaannya dapat dijadikan sebagai senjata, ataupun sebagai teknologi praktis yang bermanfaat.28

Kemudian pada 8 Desember 1953, Presiden Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower, berpidato di hadapan Majelis Umum PBB. Pidato tersebut kemudian dikenal dengan pidato “Atoms for Peace” yang berisi usulan dibentuknya suatu “badan tenaga atom internasional” yang berfungsi mempromosikan penggunaan Bermula pada tahun 1946 tetang adanya suatu rencana bernama “Baruch Plan” yaitu usulan pembentukan sebuah Otorita Pengembangan Atom Internasional. Amerika Serikat mengusulkan bahwa negara-negara harus menyerahkan pengawasan aktivitas nuklir berbahaya dan material nuklir kepada suatu badan atom internasional. Namun rencana tersebut gagal karena realita politik pada saat itu.

28

(30)

energi nuklir secara damai “untuk kebaikan seluruh umat manusia”.29 Perang Dingin dan perlombaan senjata nuklir menjadi hal-hal yang melatarbelakangi pidato tersebut. Presiden Eisenhower dalam pidatonya, tidak hanya terfokus pada bahaya dari perang atom, tetapi juga menyanjung penggunaan nuklir dalam bidang sipil seperti pertanian, ilmu kedokteran, dan pembangkit tenaga.30

Sebagai tindak lanjut pidato, dimulailah perancangan Statuta untuk organisasi internasional baru tersebut. Naskah rancangan diajukan oleh 12 negara

IAEA kemudian dibentuk. Program “Atoms for Peace” berubah ke skala yang lebih besar, yaitu penyerahan teknologi nuklir untuk tujuan damai diseluruh dunia, diawali oleh Amerika Serikat, Prancis, Britania Raya, dan Uni Soviet. Dibawah program ini, reaktor riset yang berbahan bakar uranium ditransfer ke banyak negara non-nuklir. Teknologi, peralatan dan transfer material yang dikombinasikan dengan pelatihan, membantu ilmuwan nuklir di banyak negara untuk mempelajari pengetahuan dan keahlian di bidang fisi nuklir serta variasi pemanfaatannya.

31

di hadapan sebuah konferensi yang diadakan di Markas PBB di New York pada Oktober 1956, dimana Statuta terbuka untuk penandatanganan. Statuta IAEA berlaku kemudian pada 29 Juli 1957. Sampai pada Februari 2014, IAEA memiliki 162 negara anggota.

29

http://www.iaea.org/newscenter/multimedia/videos/iaea/061213/eisenhower

30

60 years of “Atoms for Peace” dalam http://www.iaea.org/newscenter/news/2013/ atomsforpeace60

31

(31)

2. Tujuan dan Fungsi

Tujuan pembentukan IAEA adalah berupaya untuk mempercepat dan memperbesar sumbangan tenaga atom untuk perdamaian, kesehatan dan kemakmuran di seluruh dunia, memastikan sedapat mungkin bahwa bantuan yang disediakannya berdasarkan permintaan atau dibawah pengawasan atau kendalinya tidak digunakan untuk hal yang lebih jauh seperti tujuan militer. Sedangkan fungsi IAEA antara lain :

1. Mendorong dan membantu penelitian, pengembangaan dan penerapan praktis dari penggunaan damai energi atom di seluruh dunia; dan jika diminta, untuk bertindak sebagai perantara untuk tujuan keamanan pelaksanaan dari pelayanan atau penyediaan material, peralatan, atau fasilitas, dan untuk menyelenggarakan tiap-tiap operasi atau jasa dalam riset, pengembangan atau penerapan praktis dari penggunaan damai energi atom

2. Membuat ketentuan, sesuai dengan Statuta, mengenai material, pelayanan, peralatan, dan fasilitas demi keperluan riset, pengembangan dan penerapan praktis dari penggunaan damai energi atom. Termasuk produksi tenaga listrik

3. Membantu perkembangan pertukaran informasi teknis dan ilmiah dalam penggunaan damai energi atom

(32)

5. Membentuk dan mengurus “safeguard”32

6. Untuk membangun atau menyetujui standar keamanan untuk perlindungan kesehatan dan memperkecil bahaya terhadap jiwa dan properti (termasuk standar untuk pekerja) kemudian menetapkan penerapan standar-standar tersebut dalam operasi penggunaan material, jasa, peralatan, fasilitas dan informasi yang disediakan oleh IAEA, dengan berkonsultasi dan bekerja sama dengan organ-organ PBB yang berkompeten dan dengan badan-badan khusus terkait; dan untuk menetapkan standar-standar tersebut, atas permintaan pihak-pihak dalam rencana yang bersifat bilateral atau multilateral maupun atas permintaan dari suatu negara terhadap aktivitas negara lain dalam bidang energi atom.

yang dirancang untuk memastikan bahwa material yang mengalami pembelahan khusus atau material lainnya, jasa, peralatan, fasilitas, dan informasi disediakan IAEA atau dibawah pengawasan dan kendalinya tidak digunakan untuk tujuan yag lebih jauh seperti tujuan militer; dan untuk menerapkan “safeguard” atas permintaan pihak-pihak dalam rencana yang bersifat bilateral atau multilateral maupun atas permintaan dari suatu negara terhadap aktivitas negara lain dalam bidang energi atom.

7. Mempelajari atau membangun fasilitas, bangunan dan peralatan yang dalam mengadakan fungsinya dianggap tidak memadai atau tidak memuaskan.

32

(33)

IAEA dalam melaksanakan fungsinya wajib memimpin aktivitas yang berkenaan dengan tujuan dan prinsip PBB untuk mempromosikan kerjasama dan perdamaian internasional, dan sesuai dengan kebijakan PBB untuk membentuk “safeguard” di seluruh dunia dengan perjanjian internasional berdasarkan kebijakan tersebut. Kemudian membentuk pengawasan penggunaan special fissionable materials yang diterima IAEA, dan memastikan bahwa material tersebut hanya digunakan untuk tujuan damai. Oleh karena itu harus ditempatkan sedemikian rupa untuk menjamin pemanfaatannya.

IAEA tidak diperkenankan memberikan bantuan kepada anggota untuk alasan politik, ekonomi, militer atau alasan lain yang bertentangan dengan ketentuan Statuta. Melainkan harus tunduk kepada ketentuan Statuta dan persetujuan yang ditandatangani antara suatu negara atau kelompok negara, dan memperhatikan hak berdaulat tiap-tiap negara.33

Hubungan yang dilakukan oleh organisasi internasional dapat dilakukan antara organisasi internasional itu dengan negara anggotanya. Hubungan yang demikian disebut dengan hubungan intern. Dikenal pula istilah hubungan ekstern, yaitu hubungan yang diadakan antara organisasi internasional itu dengan organisasi internasional lainnya.

3. Hubungan IAEAdengan PBB

34

Berdasarkan pasal 57 Piagam PBB, organisasi internasional yang didirikan berdasarkan perjanjian antar-pemerintah dan mempunyai tanggung jawab yang

33

Pasal III Statuta IAEA

34

(34)

luas di bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan maupun bidang yang berkaitan dengan itu ditempatkan dalam suatu hubungan dengan PBB. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 63 Piagam PBB. Badan-badan tersebut disebut sebagai badan-badan khusus. Selanjutnya pasal 63 Piagam PBB menentukan bahwa Dewan Ekonomi dan Sosial ikut serta dalam setiap persetujuan dengan tiap-tiap badan sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 57 Piagam PBB, dan persetujuan yang demikian harus mendapatkan persetujuan Majelis Umum PBB.35

PBB menjadi organisasi internasional yang paling besar selama ini dalam sejarah pertumbuhan kerjasama semua bangsa di dunia di dalam berbagai sektor kehidupan internasional. Organisasi ini telah meletakkan kerangka konstitusionalnya melalui suatu instrumen pokok berupa Piagam dengan tekad semua angotanya untuk menghindari terulangnya ancaman perang dunia yang pernah dua kali terjadi dan telah menimbulkan bencana seluruh umat manusia. Piagam PBB juga telah meletakkan tujuan dan prinsip mulia dalam rangka memelihara perdamaian dan keamanan internasional, meningkatkan hubungan bersahabat dan mencapai kerjasama internasional di semua bidang.36

Dewan Gubernur, dengan persetujuan Konferensi Umum, berwenang dalam hal pembuatan perjanjian untuk membentuk hubungan antara IAEA dengan PBB

3.1 Ketentuan Menurut Statuta IAEA

37

35

Lihat Piagam PBB

36

Sumaryo Suryokusumo, Op. cit., hal 5

37

Perjanjian yang membentuk hubungan antara IAEA dengan PBB adalah “Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency”.

(35)

Perjanjian-perjanjian untuk membentuk hubungan IAEA dengan PBB ditujukan untuk :

1. Penyampaian laporan atas aktivitas tahunannya kepada Majelis Umum, dan ketika dibutuhkan, menyampaikannya kepada Dewan Keamanan : jika dalam aktivitas tersebut IAEA mengajukan pertanyaan yang menjadi kompetensi Dewan Keamanan. IAEA harus memberitahukan hal tersebut kepada Dewan Keamanan sebagai organ yang memikul tanggung jawab utama atas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, dan juga mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu yang sesuai dengan Statuta.38

Termasuk langkah-langkah atas perolehan dan verifikasi laporan yang menjadi tanggung jawab staf inspektur yang dikirim ke tiap-tiap negara, dimana mereka wajib mendapatkan akses dan data kapanpun serta ke semua tempat yang berhubungan dengan material, peralatan dan fasilitas yang ditentukan untuk dilakukan tindakan “safeguard”. Hal tersebut diperlukan untuk melaporkan sumber dan penyediaan “special fissionable materials” dan produk fissionable lainnya dan untuk menentukan apakah terpenuhi usaha menangkal penggunaan yang lebih jauh yaitu untuk tujuan militer (sebab bantuan yang disediakan bukanlah untuk penggunaan tujuan militer dan proyek tersebut harusah tunduk kepada ketentuan safeguard).

38

(36)

Selain itu, juga menyampaikan laporan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial dan organ-organ PBB lainnya yang memiliki kompetensi terkait hal ini.39 2. Dengan pertimbangan resolusi dan laporan IAEA yang disetujui oleh Majelis

Umum atau Dewan Keamanan, ketika diminta, disampaikan kepada organ PBB yang tepat.40

3.2 Ketentuan Menurut Perjanjian Mengenai Hubungan PBB dan IAEA

Ketentuan dalam “Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency” menyatakan bahwa PBB mengenal IAEA sebagai organisasi yang berada dibawah sistem PBB dan bertanggungjawab atas segala aktivitas internasional yang berkaitan dengan penggunaan energi atom secara damai, tanpa mengabaikan hak-hak dan tanggungjawab PBB. IAEA dikenal sebagai badan yang berkarakter antar-pemerintah serta berfungsi sebagai organisasi internasional bersifat otonom yang berhubungan dengan PBB.

Sebaliknya, IAEA mengakui tanggungjawab PBB, dalam kaitannya dengan Piagam PBB, yaitu tanggung jawab dalam bidang perdamaian, keamanan, perekonomian, dan perkembangan sosial dalam lingkup internasional. Oleh karena itu IAEA turut berusaha menjalankan aktivitasnya sesuai dengan Tujuan dan Prinsip yang termuat dalam Piagam PBB untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional, dan sesuai dengan kebijakan PBB dalam

39

Lihat pasal III huruf B-5

40

(37)

pembentukan sistem safeguard perlucutan senjata di seluruh dunia dan persetujuan internasional lainnya.41

a. Menyampaikan laporan tahunannya di hadapan Majelis Umum IAEA wajib melaporkan aktivitasnya kepada PBB, antara lain:

b. Menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan dan memberitahukan kepada Dewan, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi Dewan Keamanan

c. Menyampaikan laporan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial dan kepada organ PBB lainnya yang berkenaan dengan kompetensi masing-masing. IAEA juga wajib menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum atas setiap kasus yang tidak memenuhi kriteria pasal XII Statua IAEA.42

Resolusi yang dikeluarkan oleh PBB, apabila berkaitan dengan IAEA, dan telah disetujui oleh Majelis Umum atau Dewan lainnya wajib diperhitungkan oleh IAEA. Tiap-tiap resolusi diserahkan kepada IAEA. Atas permintaan, IAEA akan menyampaikan laporan atas setiap langkah yang telah diambilnya menurut Statuta IAEA bekerjasama dengan Dewan Keamanan dalam menyediakan segala sesuatu yang diminta Dewan Keamanan seperti informasi dan bantuan yang sedapat mungkin membantu Dewan Keamanan dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemelihara atau pemulih perdamaian dan keamanan internasional.

41

Pasal 1 huruf c dan d Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency

42

(38)

IAEA atau negara-negara anggotanya sebagai hasil pertimbangan atas resolusi yang telah diserahkan.

Terdapat pula pertukaran informasi dan dokumen diantara PBB dan IAEA, dimana informasi tersebut harus sangat lengkap dan tepat. IAEA menyediakan keterangan-keterangan dan studi khusus yang diminta oleh PBB. Sebaliknya atas permintaan juga, PBB menyediakan keterangan-keterangan dan studi khusus atas hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi IAEA.43

PBB dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal memungkinkan Dewan Gubernur IAEA untuk mencari pendapat hukum Mahkamah Internasional44 atas tiap-tiap pertanyaan hukum yang timbul dalam lingkup aktivitas IAEA, maupun pertanyaan mengenai hubungan IAEA dengan PBB ataupun badan khusus lainnya. Lebih jauh lagi Mahkamah Internasional dapat meminta IAEA untuk menyediakan informasi yang diminta dalam kaitannya dengan Statuta Mahkamah.45

43

Pasal 6 Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency

44

Lihat Pasal 96 ayat (2) Piagam PBB

45

Pasal 10 Agreement Governing the Relationship Between the United Nations and the International Atomic Energy Agency

(39)

Bantuan teknis di bidang energi atom dapat diberikan oleh PBB kepada IAEA dalam rangka kerjasama keduanya. Baik PBB dan IAEA berusaha untuk menghindari perbanyakan pelayanan dan aktivitas yang tidak perlu terkait bantuan teknis. Sebaliknya keduanya menyetujui untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi mencapai kerjasama yang efektif. Selain gubungan dalam bantuan teknis, terdapat hubungan lain seperti finansial dan budgeting serta bidang informasi publik.

B. Personalitas International Atomic Energy Agency sebagai Organisasi Internasional

Hukum internasional positif tidak meberikan batasan tentang apa yang dimaksud dengan organisasi internasional, namun demikian para ahli berusaha mengemukakan pendapat mereka. Menurut Leroy Bennet, ada 5 ciri-ciri yang dimiliki organisasi internasional :

1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions 2. Voluntary membership of eligable parties

3. Basic instrument stating goals, structure and methods of operation 4. A broadly representative consultative conference organ

5. Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research and information functions

(40)

1. Organisasi permanen untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang berkesinambungan

IAEA adalah pusat kerjasama nuklir di dunia yang didirikan pada tahun 1957 dan termasuk dalam sistem PBB. Termasuk ke dalam organisasi permanen yang melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dalam hal dukugan terhadap penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai. Kemudian bekerja bersama negara-negara anggota dan rekanan di seluruh dunia untuk mempromosikan keamanan dan penggunaan damai dari teknologi nuklir. Misi IAEA dijalankan berdasarkan kepentingan dan kebutuhan negara-negara anggota, rencana strategis dan perwujudan visi dalam Statuta.46

2. Keanggotaan yang sukarela dari pihak-pihak yang memenuhi syarat

Pemutusan untuk penerimaan keanggotaan di dalam suatu organisasi internasional merupakan tindakan bilateral. Organisasi internasional tidak akan ikut campur dalam proses pemutusan apakah suatu negara menurut hukum nasional akan ikut dalam organisasi internasional. Biasanya ada dua prosedur yang harus ditempuh dalam proses penerimaan keanggotaan yaitu Pertama, adanya permintaan dari calon anggota. Kedua, negara bersangkutan telah meratifikasikan anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota.47

IAEA sebagai organisasi internasional menentukan sistem keanggotaannya sebagai berikut :

46

The "Atoms for Peace" Agency dalam http://iaea.org/About/about-iaea

47

(41)

Anggota awal adalah negara-negara anggota PBB atau negara-negara anggota dari badan khusus lain yang telah menandatangani Statuta dalam waktu sembilanpuluh hari setelah dibuka untuk penandatanganan dan setelah menyimpan instrumen ratifikasi.

Anggota lain dari IAEA adalah negara-negara baik yang merupakan anggota PBB atau badan khusus lain, yang telah menyimpan instrumen ratifikasi penerimaan setelah keanggotaan mereka disetujui oleh rekomendasi Dewan Gubernur melalui Konferensi Umum. Proses pengusulan dan penerimaan sebuah negara menjadi anggota yaitu ditentukan oleh Dewan Gubernur dan Konferensi Umum bahwa negara tersebut memiliki kesanggupan dan kemauan untuk melaksanakan kewajiban keanggotaan IAEA, dengan mempertimbangkan kemampuan dan keamuan negara tersebut untuk bertindak sesuai dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.

IAEA didasari oleh prinsip persamaan kedaulatan semua negara anggota. Semua anggota, dalam hal untuk memastikan hak-hak dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari keanggotaan, harus memenuhi semua kewajibannya dengan etikad baik yang dipikul sesuai dengan Statuta IAEA.48

48

Pasal IV Statuta IAEA

(42)

tetapi pengunduran diri tidak mempengaruhi kewajiban kontraktual negara tersebut.49

3. Anggaran dasar yang berisi tujuan, struktur dan cara-cara bertindak

Organisasi internasional yang dibentuk oleh negara-negara anggotanya melalui instrumen pokok yang telah disetujui bersama pada hakikatnya merupakan suatu mekanisme untu mengadakan kerjasama di berbagai sektor kehidupan. Pembentukan badan-badan utama PBB seperti Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Dewan Keamanan, Mahkamah Internasional dan Sekretariat, kesemuanya itu dibentuk tidak memerlukan perjanjian tersendiri melainkan dengan suatu Piagam PBB yang merupakan instrumen pokok organisasi itu. Berbeda dengan badan-badan khusus yang termasuk di dalam suatu sistem PBB, tiap-tiap badan hukum mempunyai instrumen pokok tersendiri.50

Statuta tersebut mulai berlaku pada 29 Juli 1957, setelah terpenuhinya ketentuan yaitu 18 (delapan belas) negara menyimpan instrumen ratifikasi dari Statuta, dimana dari kedelapanbelas negara tersebut haruslah (paling sedikit) termasuk didalamnya tiga dari negara-negara berikut : Kanada, Perancis, Uni IAEA adalah badan yang termasuk di dalam sistem PBB. Sebagai organisasi internasional yang berada dibawah PBB, IAEA juga didirikan berdasarkan perjanjian. Perjanjian yang menjadi instrumen pokok pendirian IAEA adalah Statuta IAEA. Pada tanggal 23 Oktober 1956 diadakan sebuah konferensi yaitu Konferensi Statuta IAEA.

49

Pasal XVIII huruf D dan E

50

(43)

Soviet, Britania Raya, dan Amerika Serikat.51

Statuta IAEA telah mengalami 3 kali amandemen, sesuai dengan ketentuan pasal XVIII Statuta.

Penyimpanan instrumen ratifikasi oleh negara penandatangan dan istrumen penerimaan dari negara yang keanggotaannya telah disetujui tersebut disimpankan kepada Pemerintah Amrika Serikat.

52

Konferensi Umum terdiri dari wakil-wakil seluruh anggota yang mengadakan sidang rutin setiap tahunnya, dan dapat bersidang secara khusus

Amandemen pertama yaitu pada 31 Januari 1963. Kemudian pada 1 Juni 1973 dilakukan amandemen kedua. Terakhir adalah pada 28 Desember 1989. Keseluruhan amandemen tersebut telah digabungkan dalam sebuah naskah Statuta yaitu naskah amandemen ketiga, yang secara keseluruhan telah menggantikan edisi-edisi Statuta sebelumnya.

Berdasarkan Statuta IAEA, bahwa tujuan IAEA adalah berupaya untuk mempercepat dan memperbesar sumbangan tenaga atom untuk perdamaian, kesehatan dan kemakmuran di seluruh dunia, memastikan sedapat mungkin bahwa bantuan yang disediakannya berdasarkan permintaan atau dibawah pengawasan atau kendalinya tidak digunakan untuk hal yang lebih jauh seperti tujuan militer.

Selanjutnya, struktur organisasi IAEA terdiri atas : General Conference (Konferensi Umum)

51

Pasal XXI hurufE Statuta IAEA

52

Amandemen pada Statuta dapat diusulkan oleh anggota. Usulan naskah amandemen dipersiapkan oleh Direktur Jenderal dan disampaikan kepada seluruh anggota paling lambat 90 hari sebelum dipertimbangkan Konferensi Umum. Amandemen berlaku terhadap seluruh anggota ketika :

i. Disetujui oleh Konferensi Umum oleh dua per tiga mayoritas yang hadir dan dua per tiga suara setelah mempertimbangan apa yang disampaikan oleh Dewan Gubernur dalam setiap usulan amandemen

(44)

dengan dikumpulkan oleh Direktur Jenderal atas permintaan Dewan Gubernur atau mayoritas anggota. setiap anggota diwakili oleh satu utusan yang dapat ditemani oleh wakil dan penasehatnya. Konferensi Umum merupakan alat perlengkapan utama IAEA yang bertugas membicarakan semua pertanyaan dalam lingkup Statuta atau yang berkaitan dengan wewenang dan fungsinya. Selain itu juga membicarakan semua pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan wewenang dan fungsi dari tiap-tiap organ yang tercantum dalam Statuta. Laporan kepada PBB (sesuai perjanjian IAEA dengan PBB) harus terlebih dahulu disetujui oleh Konferensi Umum, demikian juga perjanjian atau rencana yang diadakan antara IAEA dengan PBB dan organisasi lainnya. Lebih jauh lagi Konferensi Umum berfungsi :

a. Memilih anggota Dewan Gubernur b. Menyetujui keanggotaan suatu negara

c. Menangguhkan suatu anggota dari hak dan keistimewaan keanggotaan d. Mempertimbangkan laporan tahunan Dewan

e. Menyetujui anggaran belanja IAEA yang direkomendasikan Dewan.53 Board of Governors (Dewan Gubernur)

Dewan Gubernur terdiri dari 35 anggota Dewan54

53

Pasal V Statuta IAEA

54

Anggota Dewan Gubernur periode 2013-2014 adalah : Afrika Selatan, Algeria, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Austria, Bosnia Herzegovina, Brazil, Britania Raya, Cina, Finlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Kenya, Kosta Rika, Libya, Nigeria, Norwegia, Pakistan, Perancis, Peru, Polandia, Qatar, Rusia, Slovakia, Sudan, Swedia, Thailand, Uni Emirat Arab, Uruguay, Venezuela, Vietnam dan Yunani. (dimut dalam http://www.iaea.org/About/ Policy/ Board)

(45)

dengan sistem perwakilan yang adil yaitu : lima wakil dari wilayah Amerika Latin, empat dari Eropa Barat, tiga dari Eropa Timur, empat dari wilayah Afrika, dua dari Timur Tengah dan Asia Selatan, satu dari Asia Tenggara dan Pasifik, dan satu dari wilayah Timur Jauh, dimana setiap anggota memiliki 1 suara. Kemudian dua tambahan lainnya dipilih dari wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik, Timur Jauh, dan Afrika. Dewan Gubernur berwenang untuk menjalankan fungsi IAEA sesuai Statuta, dan tunduk terhadap pertanggungjawabannya kepada Konferensi Umum. Pertanggungjawaban tersebut antara lain menyiapkan laporan tahunan terkait urusan dan proyek yang disetujui oleh IAEA serta menyampaikan laporan yang dibutuhkan kepada PBB atau organisasi lain yang terkait.55

Direktur Jenderal menjadi kepala administratif IAEA dan bertanggungjawab atas penunjukan, pengoraganisasian, dan pekerjaan para staf dan berada di bawah wewenang pengawasan Dewan Gubernur.Direktur Jenderal dan para staf dilarang Staff (Staf)

Staf adalah mereka yang dikualifikasikan secara ilmiah dan teknis. Staf juga termasuk personil lainnya yang dibutuhkan dalam memenuhi tujuan dan fungsi IAEA. Staf IAEA dikepalai oleh seorang Direktur Jenderal. Direktur Jenderal ditunjuk oleh Dewan Gubernur dengan persetujuan Konferensi Umum untuk masa kerja empat tahun.

55

(46)

untuk menerima instruksi dari pihak diluar IAEA dan membuka rahasia industri atau informasi rahasia yang mereka ketahui berdasarkan tugas mereka.56

Departemen yang berfungsi menangkal penyebarluasan senjata nuklir, melalui dua cara. Pertama, menjamin bahwa negara-negara menghormati 4. Badan perwakilan, konsultatif dan perundingan yang bersifat luas

1) Department of Nuclear Sciences and Applications

Departemen lintas sektor sosio-ekonomi, mulai dari kesehatan, makanan, pertanian, dampai masalah lingkungan, sumber air, serta industri. Ilmuwan IAEA bekerja bersama para ahli dari negara anggota untuk membantu memenuhi kebutuhan melalui ilmu, teknologi dan inovasi nuklir.

2) Department of Nuclear Energy

Departemen yang membantu perkembangan energi nuklir yang berkelanjutan untuk masa depan serta efisiensi da penggunaan yang aman dari energi nuklir dengan mendukung keberadaan dan program nuklir di seluruh dunia, serta membantu perencanaan, analisis, informasi dan pengetahuan nuklir.

3) Department of Nucler Safety and Security

Departemen yang bertujuan untuk melindungi manusia, masyarakat dan lingkungan dari akibat ionisasi radiasi membahayakan.

4) Department ofSafeguard

56

(47)

kewajiban internasionalnya. Kedua, kesanggupan untuk mendeteksi penyalahgunaan darii material teknologi nuklir.

5) Department of Technical Cooperation

Departemen yang membantu negara-negara dalam penggunaan dari teknik nuklir.57

Sekretariat atau markas IAEA berada di Wina, Austria. Kemudian pada tahun 1979 Pemerintah Austria menyelesaikan pembangunan Vienna International Centre (VIC)

5. Sekretariat permanen untuk melaksanakan fungsi, penelitian dan informasi yang berkesinambungan

58

di dekat Donaupark, yang menjadi markas permanen IAEA dan organisasi PBB lainnya. Sebelumnya, markas sementara IAEA berada di the Grand Hotel di the Ringstrasse, pusat kota Wina.59

Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, maka IAEA diklasifikasikan sebagai organisasi internasional. Suatu organisasi internasional yang dibentuk melalui suatu perjanjian dengan bentuk “instrumen pokok” apapun akan memiliki suatu personalitas hukum di dalam hukum internasional. Personalitas hukum ini mutlak penting guna memungkinkan organisasi internasional itu dapat berfungsi dalam hubungan internasional, khususnya kapasitasnya untuk melaksanakan fungsi

57

Dimuat dalam http://www.iaea.org/OurWork

58

Vienna International Centre adalah komplek bangunan yang menjadi rumah bagi beberapa kantor PBB di Wina, Austria. VIC merupakan wilayah ekstrateritorial yang kebal dari jurisdiksi hukum lokal (dimuat dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Vienna_International_Centre)

59

(48)

hukum seperti membuat kontrak, membuat perjanjian dengan suatu negara atau mengajukan tuntutan dengan negara lainnya.

Personalitas hukum di dalam kaitannya dengan hukum internasional juga menyangkut masalah keistimewaan dan kekebalan organisasi innternasional, termasuk wakil-wakil negara anggotanya dan para pejabat sipil internasional yang bekerja pada organisasi internasional tersebut.60 Kehadiran organisasi internasional sebagai sebuah pribadi internasional dan atribusi pada fungsi-fungsinya seringkali dianalogikan dengan kedaulatan negara, yang untuk pelaksanaan efektifnya memerlukan hak-hak istimewa (privileges) dan kekebalan-kekebalan (immunities). Analogi hak-hak istimewa dan kekebalan-kekebalan diplomatik dengan sendirinya memberi kesan sebagai dasar perkembangan ini.61

Instrumen pokok IAEA menentukan bahwa keistimewaan dan kekebalan yang dinikmati oleh IAEA di setiap wilayah negara anggota memang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsinya. Utusan negara angota bersama dengan wakil dan penasihatnya, Dewan Gubernur beserta wakil dan penasihatnya, Direktur Jenderal beserta para staf, juga menikmati keistimewaan dan kekebalan untuk menjalankan fungsinya secara mandiri. Kapasitas hukum demikian dtetapkan dalam perjanjian terpisah antara IAEA dengan negara-negara anggota.62

Pasal 2 Perjanjian mengenai hak-hak istimewa dan kekebalan IAEA (Agreement on the Privileges and Immunities of the International Atomic Energy

60

Sumaryo Suryokusumo, Op. cit., hal 120

61

D.W. Bowett, penerjemah : Bambang Iriana Djajaatmadja, Hukum Organisasi Internasional (cetakan ketiga), Sinar Grafika, Jakarta. 2007, hal438

62

(49)

Agency)63

a. Membuat kontrak

menyebutkan bahwa IAEA memiliki personalitas hukum, berupa kapasitas untuk :

b. Memperoleh serta menjual benda bergerak dan tak bergerak c. Mengajukan tuntutan hukum

Selain itu gedung, dana dan aset dimanapun berada, menikmati kekebalan dari proses hukum. Tempat kedudukan IAEA tidak dapat diganggugugat. Properti dan aset menikmati kekebalan dari tindakan penggeledahan, pengambilalihan, penyitaan, dan gangguan lain baik karena tindakan yang berasal dari eksekutif, administratif, yudikatif maupun legislatif. Keistimewaan dan kekebalan lainnya adalah :

1. Kebebasan komunikasi

IAEA menikmati kebebasan atas komunikasi resminya dan mendapatkan perlakuan yang baik di setiap wilayah negara pihak pada perjanjian sepanjang sesuai dengan konvensi dan regulasi internasional. Tidak diperkenankan juga penyensoran terhadap surat-menyurat dan komunikasi resminya, termasuk hak untuk mengunakan kode dalam tas tersegel, untuk mengirim dan menerima dokumen, surat-menyurat dan material resmi lainnya.

2. Kekebalan terhadap Wakil-wakil negara

Wakil-wakil negara dalam pertemuan yang diadakan IAEA menikmati keistimewaan dan kekebalan dalam melaksanakan fungsi dan sepanjang perjalanannya, antara lain :

63

(50)

a. Imunitas terhadap diri dan keluarganya dari penangkapan ataupun penahanan serta perampasan barang-barang pribadi mereka.

b. Tidak dapat diganggugugatnya kertas, dokumen dan material resmi lainnya

c. Hak untuk menggunakan kode dalam tas tersegel, untuk mengirim dan menerima dokumen, surat-menyurat dan material resmi lainnya

d. Pembebasan diri dan keluarganya dari pelarangan imigrasi e. Fasilitas yang sama dalam hal pertukaran mata uang

f. Kekebalan dan fasilitas yang sama sebagaimana misi diplomatik 3. Kekebalan terhadap Pejabat Sipil

a. Kekebalan dari proses hukum

b. Pembebasan dari pajak atas gaji dan penghasilan tambahan yang dibayarkan oleh IAEA sebagaimana kondisi yang sama dinikmati para pejabat PBB

c. Kekebalan dari larangan imigrasi atas keluarga dan sanak saudara yang bersama dengan mereka

d. Fasilitas yang sama dalam hal pertukaran mata uang e. Hak untuk mengimpor perkakas

4. Kekebalan terhadap Ahli dalam Misi

(51)

a. Kekebalan dari penahanan dirinya dan perampasan tas pribadinya

b. Kekebalan dari proses hukum demi menghormati ucapan dan tindakan mereka dalam melaksanakan fungsi resminnya

c. Tidak diganggugugatnya surat-surat dan dokumen

d. Hak untuk menggunakan kode dalam tas tersegel, untuk mengirim dan menerima dokumen atau surat-menyurat demi tujuan komunikasinya dengan IAEA

e. Fasilitas yang sama dalam hal pertukaran mata uang

f. Kekebalan dan fasilitas yang sama sebagaimana misi diplomatik

Hal-hal yang terkait hak-hak istimewa dan kekebalan demikian juga terdapat dalam perjanjian tentang markas besar (headquarters agreement) yang diadakan antara IAEA dengan pemerintah Austria64

Semua komunikasi yang berhubungan langsung dengan IAEA, atau komunikasi kepada pejabat di tempat kedudukan markas besarnya, atau semua komunikasi resmi IAEA keluar, dengan cara atau bentuk pengiriman apapun, terbebas dari penyensoran dan segala bentuk gangguan atau campur tangan. Imunitas ini diperluas dengan tanpa pembatasan hal-hal berikut, yaitu untuk dipublikasikan, digambarkan, difilmkan, atau direkam. Hak untuk menggunakan kode dalam tas tersegel, untuk mengirim dan menerima surat-menyurat dan

disebutkan beberapa kekebalan, antara lain :

1. Kebebasan komunikasi

64

(52)

pemberitahuan resmi oleh kurir, yang keistimewaan dan kekebalannya sama dengan tas diplomat.

2. Imunitas terhadap Gedung IAEA dan Pembebasan dari Pembayaran Pajak Gedung IAEA menikmati imunitas dari semua proses hukum kecuali dalam hal tertentu IAEA melepaskan imunitasnya. IAEA menikmati kekebalan dari tindakan penggeledahan, pengambilalihan, penyitaan, dan gangguan lain baik karena tindakan yang berasal dari eksekutif, administratif, yudikatif maupun legislatif. Arsip-arsipnya juga tidak dapat diganggu-gugat serta menikmati pembebasan dari pembayaran pajak.

3. Imunitas terhadap Wakil negara anggota dan Pejabat Sipil IAEA

Wakil-wakil dari negara anggota dan Pejabat Sipil IAEA menikmati kekebalan dan keistimewaan dalam melaksanakan fungsinya dan perjalanan dinasnya, dapat dinikmati dengan tetap menghormati Republik Austria. Hal tersebut antara lain :

a. Imunitas terhadap diri dan keluarganya dari penangkapan ataupun penahanan serta perampasan barang-barang pribadi mereka.

b. Imunitas dari proses hukum atas tindakan yang dilakukan

c. Tidak dapat diganggugugatnya kertas, dokumen dan material resmi lainnya

d. Hak untuk menggunakan kode dalam tas tersegel, untuk mengirim dan menerima dokumen, surat-menyurat dan material resmi lainnya

(53)

f. Pembebasan pajak atas gaji, penghasilan tambahan, ganti rugi dan dana pensiun yang dibayarkan oleh IAEA atau terkait tugas mereka sebagai pejabat IAEA

4. Imunitas terhadap Ahli, Anggota Misi, Komite dan Perwakilan Organisasi a. Imunitas dari proses hukum

b. Imunitas dari penyitaan barang-barang yang bersifat resmi dan pribadi c. Imunitas dari pemeriksaan

C. Hak dan Kewajiban Negara Anggota

1. Hak Negara Anggota IAEA

a. Mendapatkan bantuan dalam riset, perkembangan dan penggunaan praktis dari penggunaan damai energi atom

b. Mendapatkan pelatihan ilmuwan dan ahli di bidang penggunaan damai energi atom

c. Mendapatkan bantuan untuk membuat rencana demi menjamin pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan proyek. Akan tetapi dalam hal ini, IAEA tidak wajib menjamin atau memikul tanggung jawab pendanaan untuk proyek.

2. Kewajiban Negara Anggota IAEA 1. Pertukaran Informasi

(54)

b. Setiap anggota wajib menyedikan semua informasi ilmiah kepada IAEA sebagai hasil bantuan yang diberikan IAEA sesuai dengan Statuta

Sebaliknya, atas informasi yang diterima IAEA wajib memajang dan menyediakan informasi dalam sebuah bentuk yang mudah diperoleh dan informasi tersebut tersedia sesuai dengan huruf a dan b. IAEA mengambil langkah-langkah positif untuk mendorong pertukaran informasi diantara anggota-anggota terkait penggunaan energi atom secara alamiah dan damai. Peran sebagai penengah diantara anggota juga diemban IAEA untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Penyerahan Material

a. Seluruh anggota menyediakan sejumlah ”special fissionable materials”65

b. Seluruh anggota juga wajib menyerahkan sumber material

sebagaimana yang telah disetujui dengan IAEA. Material yang disediakan kepada IAEA, dimungkinkan, dengan kebijaksanaan anggota, disimpan baik oleh negara angota itu sendiri, maupun oleh IAEA (dengan berdasarkan persetujuan)

66

65

Istilah “special fissionable materials” :

Plutonium-239, Uranium-233, Pengayaan uranium pada isotop 235 atau 233, material apapun yang sebelumnya bermuatan satu atau lebih, dan pembelahan lain dari material yang dari waktu ke waktu akan ditentukan oleh Dewan Gubernur. Akan tetapi istilah “special fissionable materials”

tidak termasuk sumbernya.

66

Sumber material adalah uranium yang mengandung isotop campuran di alam; uranium yang susut pada isotop 235; thorium; tiap-tiap bahan yang dalam bentuk logam, logam campuran, senyawa kimia, atau intisarinya; tiap-tiap material lain yang mengandung istisari yang demikian sebagaimana ditentukan Dewan Gubernur dari waktu ke waktu; dan material-material lain yang akan ditentukan oleh Dewan Gubernur dari waktu ke waktu

(55)

c. Setiap anggota wajib memberitahukan kepada IAEA tentang jumlah, bentuk, dan komposisi dari “special fissionable materials”, sumber bahan, dan sesui dengan pengaturanya, menyediakannya dengan segera mungkin atau dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Dewan Gubernur.

d. Atas permintaan IAEA bahwa sebuah anggota wajib dan tanpa penundaan menyampaikan kepada anngota lain atau kelompok anggota mengenai material yang disediakan seperti kuantitas material sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA, dan tanpa penundaan juga menyampaikan kepada IAEA mengenai kuantitas material yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan riset ilmiah di fasilitas IAEA.

e. Jumlah, bentuk dan komposisi bahan yang disediakan oleh setiap anggota dapat berubah pada waktu tertentu dengan persetujuan Dewan Gubernur f. Pemberitahuan awal dalam kaitannya dengan huruf c harus dibuat dalam

tiga bulan sejak berlakunya Statuta dengan memperhatikan kepentingan anggota.

D. Kewenangan International Atomic Energy Agency Menurut Hukum Internasional

(56)

proyek atau rencana lainnya dimana IAEA diminta untuk menerapkan safeguard, kewenangan yang dimiliki dalam proyek antara lain:

1. Memeriksa dan menyetujui disain peralatan khusus termasuk reaktor nuklir, dengan keyakinan bahwa peralatan dan reaktor tersebut tidak akan digunakan untuk tujuan militer.67

2. Memastikan ditaatinya penerapan standar kesehatan dan keselamatan yang telah ditentukan.

Memeriksa bahwa proyek tersebut mentaati standar kesehatan dan keselamatan, dan memperbolehkan penerapan dari ketentuan safeguard.

3. Memastikan adanya dokumen operasi terkait pemeliharaan dan produksi yang memastikan sumber dan special fissionable materials yang digunakan atau diproduksi tersebut dapat dipertanggungjawabkan.68

4. Meminta dan menerima laporan tentang perkembangan proyek.69

67

Pemeriksaan terbaru ketikapara inspektur berkunjung ke Reaktor Arak di Iran pada Desember 2013. Kunjungan IAEA ke reaktor Arak berlangsung setelah kesepakatan antara Iran dengan negara-negara Barat tentang program

Referensi

Dokumen terkait

Setelah didapatkan hasil dari perhitungan dengan metode optimasi, maka hasil yang diperoleh digunakan untuk memperhitungkan syarat kestabilan pipa di dasar !aut

In addition, the possibility to use a combination of automatic and manual tools for enhancing parameterization, respectively coming from photo-modelling

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

[r]

Media massa pun berhasil menampilkan sebuah realita sosial seperti apa sosok presiden Republik Indonesia yang pada setiap pidato seringkali menyebut demi

4.55 Taburan Kekerapan Dimensi Niat Untuk Menggunakan E-Aduan PBT 261 4.56 Keputusan Ujian Korelasi Antara Dimensi Sikap Dengan Niat/Hasrat 263 4.57 Keputusan Ujian Korelasi

Boru 2. Tetapi pada saat sekarang eksistensi alat musik Saligung sudah hampir hilang dari masyarakat Simalungun, untuk penyajiannya hanya bapak Setia Dermawan purba yang

Seiring dengan konsep pengembangan bahan komposit berpenguat serat rami bermatrik karet ebonit (Hard Natural Ebonite) dengan penambahan sulfur 35 phr yang akan