• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wisata Agraris Merupakan Potensi Dalam Pengembangan Objek Wisata Kawasan Lau Kawar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Wisata Agraris Merupakan Potensi Dalam Pengembangan Objek Wisata Kawasan Lau Kawar"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

REFELINO NIM : 072204047 Pembimbing

Mukhtar, S.Sos, S Par, MA. NIP : 1958 0615 1987 03 01 001

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian program pendidikan non gelar Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR PROGRAM STUDI DIII PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN

(2)

WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

KERTAS KARYA

DISUSUN

O L E H

REFELINO NIM : 072204047

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

(3)

DISETUJUI OLEH :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Juni 2010

Program Studi Pariwisata Ketua,

(4)

Pengesahan

Diterima oleh:

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SATRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

Pada :

Tanggal :

Dari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan

Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D NIP : 1965 5090

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum ( )

2. Drs. Mukhtar Madjid, S.Sos ( )

3. Drs. Marzaini Manday, MSPD ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa aras berkat dan karunia yang dicerikanNya kepada penulis dalam mrnyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan kertas karya ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar M.Hum, selaku Ketua Program Studi D3 Pariwisata Universitas Umatera Utara

3. Bapak Drs. Mukhtar Madjid, S. Sos selaku Sekretaris Program Studi D3 Pariwisata Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing Penulis

4. Bapak Drs. Marzaini Manday MSPD.

5. Bapak Solahuddin Nasution, SE selaku Dosen Koordinator praktek bidang keahlian Usaha Wisata Program Studi D3 Pariwisata Universitas Sumatera Utara.

6. Keluarga, khususnya Ibunda tercinta yang telah mendukung saya Selama ini.

7. Teman teman satu angkatan yang telah mendukung saya selama ini dalam hal moral dan finansial.

(6)

9. Keluarga besar Ten Nina yang telah menjadi rumah kedua bagi penulis. 10. Sahabat- sahabatku, Indah, Ardi, Husnul, Rima, Budi, Bagus, Duin, Amri,

dan Bang Dedi yang telah membantu saya selama ini, dan

11. Buat Rina (almarhum) yang telah memberikan Penulis apa itu arti hidup, dan menjadi penyemangat hidup Penulis sampai sekarang.

Penulis menyadari kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat menghargai kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan dating. Semoga Kertas Karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Juni 2010 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Pembatasan Masalah .. 2

1.3 Tujuan Penelitian . .. 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

2.1 Pengertian Wisata Agraris .. 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata . 6

2.1.2 Pengertian Wisata Agraris .. 8

2.1.3 Potensi dan Daya Tarik Wisata Agraris . 9

2.1.4 Landasan Hukum Wisata Agraris . 11

2.1.5 Arah dan Azas Wisata Agraris 12

2.2 Pengertian Potensi Dalam Pengembangan Wisata Agraris

Lau Kawar .. 16

2.2.1 Pengertian Potensi 16

2.2.2 Pengertian Pengembangan . 17

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KABUPATEN KARO

3.1 Letak Geografis 18

3.2 Sejarah Kabupaten Karo 20

3.3 Objek Wisata yang Terdapat Di Tanah Karo . 24

(8)

3.4.1 Legenda Terjadinya Lau Kawar ... 33 BAB IV WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

4.1 Gambaran Singkat Kawasan Lau Kawar .. 37

4.2 Upaya Menjadikan Wisata Agaris Menjadi Suatu Objek Wisata Di Lau

Kawar 38

4.2.1 Upaya Dan Peranan Pemerintah . 39

4.2.2 Peranan Swasta 40

4.2.3 Peranan Masyarakat . 41

4.3 Potensi Pengembangan Wisata Agraris di Kawasan Lau Kawar ... 42 4.3.1 Kondisi Sarana Dan Prasarana Kawasan Lau Kawar . 43 4.3.2 Fasilitas Pelayanan Umum Kawasan Lau Kawar .. 44 4.4 Wisata Agraris Dalam Pengembangan Sebagai Objek Wisata

Di Lau Kawar .. 46

4.5 Dampak Pengembangan Wisata Agraris Lau Kawar .. 47

4.5.1 Dampak Ekonomi ... 47

4.5.2 Dampak Politik 48

4.5.3 Dampak Lingkungan .. 48

BAB V PENUTUP .. 50

DAFTAR PUSTAKA

(9)

ABSTRAKSI

Melakukan perjalanan dari suatu penduduk dari Negara-Negara yang maju sudah menjadi salah satu kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan dan kebutuhan tersebut tidak lagi bersifat umum, tetapi sudah lebih spesifik, sehingga melahirkan kelompok wisatawan dengan keinginan yang berbeda-beda.

Untuk itulah keberadaan agrowisata sudah saatnya dimanfaatkan secara optimal, mengingat kebutuhan spesifik wisatawan yang lebih cenderung tertarik menyaksikan dan menikmati objek wisata yang memilikidaya tarik tersendiri.

(10)

ABSTRAKSI

Melakukan perjalanan dari suatu penduduk dari Negara-Negara yang maju sudah menjadi salah satu kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan dan kebutuhan tersebut tidak lagi bersifat umum, tetapi sudah lebih spesifik, sehingga melahirkan kelompok wisatawan dengan keinginan yang berbeda-beda.

Untuk itulah keberadaan agrowisata sudah saatnya dimanfaatkan secara optimal, mengingat kebutuhan spesifik wisatawan yang lebih cenderung tertarik menyaksikan dan menikmati objek wisata yang memilikidaya tarik tersendiri.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Indonesia merupakan Negara yang memiliki begitu banyak keindahan alam yang dapat dijadikan daaerah daerah tujuan wisata. Beberapa daerah tertentu sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang sangat diminati baik oleh wisatawan local maupun wisatawan mancanegara. Seperti Bali contohnya, keindahan pulau bali sudah dikenal oleh hampir sebahagian penduduk bumi. Dari satu sisi kita sangat bangga akan hal itu, tetapi dari sisi lain kita wajib prihatin akan hal tersebut. Hal ini dikarenakan bukan hanya Bali yang ada di tanah air tercinta ini, masih banyak lagi keindahan alam yang bias dijadikan daerah tujuan wisata yang tidak kalah menariknya dari pulau Bali.

Pengembangan kepariwisataan membawa banyak manfaat dan keuntungan, oleh karena itu dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, dinyatakan bahwa, pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan Daerah, dan pendapatan Negara serta pendapatan Devisa meningkat.melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional.

(12)

Berdasarkan keterangan di atas, Penulis memilih kepriwisataan di daerah Lau Kawar sebagai bahan kajian dalam bentuk Kertas Karya dengan judul Wisata Agraris Merupakan Potensi Dalam Pengembangan Objek Wisata Kawasan Lau Kawar .

Danau Lau Kawar, berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran (dulu Kecamatan Simpang Empat ) di bawah kaki gunung berapi Sinabung.Danau Lau Kawar yang memiliki luas sekitar 135 hektare ini memiliki sejumlah potensi wisata yang dapat menjadi alternatif bagi para wisatawan. Dari kota Wisata Brastagi hanya berjarak tempuh sekitsr 2 jam 30 menit. Di sekitar danau terdapat begitu banyak perkebunan rakyat, salah satu diantaranya dan salah satu perkebunan rakyat yang cukup banyak dijumpai di daerah tersebut adalah perkebuan jeruk.

Menurut penulis daerah ini memiliki potensi yang begitu besat untuk dijadikan salah satu objek wisata unggulan di Sumatera Utara.namun dalam proses pengembangannya akan menemukan berbagai macam masalah. Tetapi dengan cara kerja pemerintah yang berkerja sama dengan masyarakat sekitar masalah tersebut akan dapat diatasi.

1.2 Batasan Masalah

Dalam pembatasan masalah, penulis membahas mengenai bagaimana cara meningkatkan potensi Wisata Agraris, cara pengembangan Wisata agraris, dan bagaimana cara meningkatkan potensi dan pengembangan Wisata Agraris di daerah Lau Kawar,

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi beberapa tujuan penelitian dari penulisan kertas karya ini adalah

(13)

2. Mengetahui sejauh mana proses pengembangan kepariwisataan di daerah Lau Kawar

3. Mengetahui bagaimana peranan masyarakat dalam pengembangan objek wisata

4. Mengetahui pentingnya pengembangan kepariwisataan dalam lingkungan masyarakat.

1.4 Metode Penelitian

Dalam penyusunan Kertas Karya ini untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan dalam mengumpulkan berbagai data pendukung dengan cara menggunakan dua metode, yaitu:

1. Library Research

Metode penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, brosur,maupun hasil laporan penelitian dari peneliti yang terdahulu.

2. .field Research

Dengan mengumpulkan data ataupun informasi langsung dari lokasi penelitian. Hal itu dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung (observasi) juga dengan melakukan wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan (interview).

1.5 Sistematika Penulisan

Secara sistematis penulisan Kertas Karya ini dibagi atas lima bab, dan masing-masing

bab terdiri dari sub bab sebagai berikut :

(14)

Dalam bab ini diuraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

Dalam bab ini menguraikan tentang wisata agraris, potensi dan daya tarik wisata agraris, landasan hokum wisata agraris, arah dan azas wisata agraris.

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG KABUPATEN KARO

Dalam hal ini membahas tentang letak geograbis, sejarah Kabupaten Karo, objek wiaaea, sarana dan prasarana, serta penduduk dan mata pencaharian.

BAB IV :WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

Dalam bab ini menguraikan tentang potensi dan pengembangan daerah Lau Kawar menjadi daerah tujuan wisata agraris di kawasan Sumatera Utara. Diuraikan juga tentang peranan pemerintah, peranan swasta, peranan masyarakat, serta manfaat dilakukannya pengembangan kepariwisataan dalam lingkungan masyarakat.

(15)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA

AGRARIS

2.1 Pengertian Wisata Agraris

Wisata Agraris merupakan salah satu dari beberapa wisata alternatif yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Sebelum membahas lebih jauh tentang Wisata Agraris, disini penulis akan menerangkan secara rinci tentang pengertian Wisata Agraris dan juga menerangkan tentang pengertian pariwisata. Hal ini dikarenakan menerangkan tentang Wisata Agraris harus berdasarkan dengan konsep konsep kepariwisataan yang telah diatur oleh Undang-Undang.

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Istilalah pariwisata terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata . Pari yang berarti lengkap, banyak, berputar-putar, dan wisata yang artinya perjalanan atau berpetgian. Dengan demikian maka secara tata bahasa arti pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang lengkap. Pengertian lengkap disini adalah berangkat dari rumahnya sampai ke tujuan dan kembali lagi kerumahnya dengan tidak ada maksud untuk tinggal menetap di daerah tersebut.

Pada tahun 1960 istilah pariwisata mulai dipakai untuk menggantikan istilah bertamasya, melancong, atau piknik yang lazim dipakai pada waktu itu yang pengertiannya sempit dan sederhana yang diartikan sebagai berpergian ke suatu tempat untuk sekedar menikmati keindahan alam, pergi untuk makan dan minum di alam terbuka, bersantai, disamping itu tempat yang menjadi tujuan pun tidak jauh.

(16)

sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di zaman pemerintahan Presiden Soeharto. Sejak saat itu istilah pariwisata resmi menjadi pengganti turism untuk pengembangan kegiatan wisata di Indonesia.

Menurut undang-undang No. 9 Tahun 1990 objek dan daya tarik wisata diklasifikasikan sebabagai berikut ;

1. Objek dan daya tarik wisata terdiri dari .

a. Objek dan daya tarik ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna

b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, seni budaya, agrowisata taman rekreasi dan tempat hiburan

2. Pemerintah menetapkan objek dan daya tarik wisata selain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b.

Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang terdapat disuatu daerah yang memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk dikunjungi

Secara garis besar ada dua jenis objek dan daya tarik wisata yaitu; yang pertama keindahan alam dari kekayaan alam, dan yang kedua adalah hasil karya manusia. Keindahan alam dapat berupa pegunungan yang hijau, lembah, air terjun, pantai yang berpasir putih, dan berbagai panorama. Kekayaan alam dapat berupa Taman Nasional yang berisi flora dan fauna.

2.1.2 Pengertian Wisata Agraris

(17)

Objek wisata agro dapat dikembangkan pada kawasan usaha pertanian dan perkebunan yang telahada sebagai kegiatan tambahan, maupun kawasan baru yang khusus untuk wisata agro. Pengembangan dan pembinaanwisata agro adalah segala upaya memperkenalkan, membimbing, menumbuhkan, memperluas, dan mengendalikan kegiatan wisata agro yang dilakukan secara terus menerus.

Di dalam Undang-Undang No.9 tahun 1990 berisi tentang kepariwisataan yang menyatakanbahwa objek dan daya tarik wisata terdiri dari :

a) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujuf keadaan alam, serta flora dan fauna.

b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Disisi lain wisata agro merupakan perluasan dari kegiatan agro bisnis yang memanfaatkan aset pertanian dan perkebunan sebagai objek wisata. Jadi pertanian dan perkebunan memegang peranan penting falam pengembangan kegiatan pariwisata Indonesia.

2.1.3 Potensi dan Daya Tarik Wisata Agro

(18)

Begitu juga dengan potensi pertanian dan perkebunan yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata yang menonjol dari perkebunan, baik yang dikelola oleh negara, swasta, dan perkebunan rakyat yaitu :

- Kelapa Sawit - Karet

- Coklat - The - Kelapa - Kopi - Tembakau - Aren - Cengkeh - Jeruk

Komoditi-komoditi di atas yang dapat dipromosikan daya tariknya sebagai objek wisata agro karena keunikan, keaslian, kelangkaan, keindahan, cita rasa, serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.

Selain adanya komoditi-komoditi yang dimiliki dalam pengembangan wisata agro maka diperlukan juga fassilitas-fasilitas dan pelayanan dari objek wisata agro seperti :

1. Sarana dan prasarana

- Akomodasi, yaitu berupa penginapan yang disediakan bagi wisatawan yang berkunjung yang dapat memberikan rasa nyaman dan ketenangan

(19)

- Fasilitas pengelolaan berupa kantor pengelolaan, pusat informasi,dan fasilitas lainnya berupa air bersih, listrik, sarana komunikasi, dan sarana pengaman.

2. Tenaga kerja

Pengelolaan secara terpadu dan terarah sangat diperlukan dalam keberhasilan pembangunan objek wisata agro, yang terdiri dari tenaga pembina, pelaksana-pelaksana, pemandu wisata local, untuk itu sangat diperlukan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya.

3. Keamanan dan Keselamatan

Untuk menjaga keamanan dan keselamatan jiwa wisatawan diperlukan pengaturan untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak unsure objek wisata agro tersebut, ketenangan bagi pengunjung, maka dari itu perlu adanya penyediaan fasilitas informasi yang jelas bagi pengunjung

2.1.4 Landasan Hukum Wisata Agro

Landasan hukum pengembangan wisara agro didasarkan atas putusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yakni No. 204/KPTS/HK.050/4/1989 tentang kordinasi pengembangan wisata agro. Maksud dan tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan koordinasi antar Departemen Pertanian dan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dalam rangka memanfaatkan pertanian sebagai objek wisata agro untuk pengembangan produk wisatayang menyatakan tentang antara lain :

(20)

- Sumber daya wisata adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai objek wisata

- Daya tarik wasata adalah sifat yang dimiliki suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, yang menimbulkan semangat dan nilaio bagi wisatawan

- Produk wisata adalah seluruh unsur kepariwisataan baik berupa jasa dan pelayanan, dan fasilitas-fasilitas wisata dan kemudahan-kemudahan yang dinikmati wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnyasampai ia kembali.

2.1.5 Arah dan Azas Wisata Agro a) Arah

Arah pengembangan dari wisata agro adalah pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan wisata agro yang baik sehingga wisata agro sebagai salah satu produk wisata dapat dilestarikan dalam rangka menunjang usaha pertanian dan periwisara. Pelaksanaan dari arah tersebut diatas ditempuh dengan upaya :

1. Peningkatan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata agro

2. Peningkatan sikap kesediaan dalam berperan serta untu; melestarikan potensi wisata agro dan lingkungan hidup serta manfaat yang diperoleh.

3. Peningkatan sikap, daya kreasi dan inovasi para pengusaha/pemilik usaha dibidang agro dan kepariwisataan.

4. Peningkatan mutu asesibilitas dan bahan-bahan promosi untuk mendorong usaha wisata agro.

(21)

Pengembangan wisata agro didasarkan kepada azas manfaatdan pelestarian seperti yang dijelaskan dibawah ini :

1. Azas manfaat

Dalam arti bahwa penyelenggaraan program wisata agro diarahkan agar dapat memberikan manfaat dan dampak positif baik politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan.

2. Azas pelestarian

Dalam arti bahwa pwnyelenggaraan program wisata agro diarahkan agar berperan dalam meningkatkan pelestarian plasma nutfah sebagai sumber daya utama bagi kelestarian alam lingkungan.

Kegiatan kepariwisataan tidak akan berjalan lancar apabila unsur-unsur yang mendukungnya tidak lengkap, seperti sarana dan prasarana, misalnya, merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pariwisata, yang mana sarana dan prasarana tersebut harus diusahakan untuk lebih ditingkatkanbaik dari segi kualitas maupun kuantitas agar dapat memuaskan para wisatawan yang berkunjung.

Pengertian sarana (superstructure) yaitu semua fasilitas dan perusahaan yang disediakan dan beroperasi langsung dalam kegiatan kepariwisataan. Sarana kepariwisataan ini dibagi dalam tiga kelompo besat yaitu :

(22)

b. Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)

Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya.

c. Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure)

Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan ini adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkaptetapi fungsinya yang lebih penting adalah agar wisarawan lebih banyak membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya tersebut.

Prof. Salah Wahab membagi sarana kepariwisataan dalam tiga kelompok, yaitu 1. Receptive Tourist Plant

Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang mengurus kedatangan wisatawan, seperti biro perjalanan umum, dan agen perjalanan.

2. Residential Tourist Plant

Semua fasilitas yang disiapkan utuk menampung wisatawan seperti hotel, restoran dan sejenisnya.

3. Recreative dan Sportive Tourist Plant

Semua fasilitas yang dapat digunakan untuk kegiatan olah raga seperti lapangan golf dan kolam renang.

(23)

a) Prasarana umum (general infrastructure)

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya :

- Sistem penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik - Jalan raya dan jembatan

- Airport, Seaport, Terminal, dan Stasiun - Sistem telekomunikasi

- Kapal ferry, kereta api, kapal terbang.

b) Kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life)

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak dan termasuk dalam kelompok ini adalah :

- Rumah sakit - Apotik - Bank - Kantor pos

Jadi secara umum pembatasan sarana kepariwisataan itu adalah : semua fasilitas yang memungkinkan secara kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk bermacam-macam kebutuhan mereka dalam perjalanan wisata.

2.2 Pengertian Potensi dan Pengembangan

Potensi dan pengembangan mempunyai hubungan yang erat dalam wisata agro.hal ini dikarenakan kedua faktor ini saling mendukung satu sama lainnya.

2.2.2 Pengertian Potensi

(24)

untuk dikembangkan. Atau dalam arti yang lain potensi mempunyai arti kekuatan, kesanggupan, atau daya.

Dalam dunia pariwisata kata potensi mempunya fungsi yang sangat mendukung dalam hal pengembangan kepariwisataan itu sendiri. Dari arti kata potensi itu sendiri kita dapat menarik kesimpulan bahwa dituntut kekuatan dan kesanggupan berbagai pihak untuk menembangkan potensi dari suatu objek wisata. Begitu pula dalam wisata agro, diperlukan kemampuan untuk mengembangkan suatu daerah yang akan dijadikan objek wisata agro.

Hal diatas berarti dituntut kerja sama yang sangat mendasar dan sangat menyeluruh dalam berbagai bidang antara pihak pemerintah, swasta, maupun masyarakat sekitar daerah yang akan dijadikan objek wisata agro tersebut. Kalau tidak adakerja sama yang baik dari ketiga pihak di atas maka ppotensi dari kawasan tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan sacara maksimal.

2.2.3 Pengertian Pengembangan

Kata pengembangan berasal dari bahasa Indonesia asli. Atau dari melayu deli

yangmempunyai dasar katakembangyang ditambahkan imbuhanpengdanan. Arti dari kata pengembangan itu sendiri adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan yang dilakukan oleh pemerintah secara bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki.

Dapat diartikan bahwa kata atau arti kata pengembangan adalah membuat atau mengembangkan sesuatu menjadi atau kearah yang lebih baik. Dalam dunia pariwisata kata pengembangan berarti mengolah, membuat atau mengembangkan suatu daerah tujuan wisata menjadi jauh lebih baik

(25)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG KABUPATEN KARO

3.1 Letak Geografis

Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius.

Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.

Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derakat 55 menit Bujur Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.

Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:

(26)

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Daerah Istimewa Aceh)

Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:

- Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)

- Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)

- Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)

- Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)

Ibukota : Kabanjahe

Luas Wilayah: 2.127,25 km ²

Letak : 140 - 1,400 m di atas permukaan laut

Jumlah Penduduk : 276.763

Kepadatan Penduduk : 130 jiwa/km ²

PDRB/Kapita : US$ 491

Iklim : Tropis basah

(27)

3.2 Sejarah Kabupaten Karo

Pada awal mulanya tanah karo juga seperti kebanyakan daerah di Sumatera Utara yang menggunakan system kerajaan yang merupakan awal mula sistem kekerabatan di daerah tersebut. Di tanah karo dahulunya terdapat 5 kerajaan. Kelima kerajaan tersebut adalah:

1. Kerajaan Sibayak Lingga (asal mula Marga Karo-Karo Sinulingga) 2. Kerajaan Sibayak Sarinembah (asal mula Marga Sembiring Meliala) 3. Kerajaan Sibayak Suka (asal mula Marga Ginting Suka)

4. Kerajaan Sibayak Barusjahe (asal mula Karo-Karo, Barus) 5. Kerajaan Sibayak Kutabuluh (asal mula Marga Perangin-angin)

Meletusnya revolusi sosial di Sumatera Utara yang dikumandangkan oleh Wakil Gubernur Sumatera Dr. M. Amir pada tanggal 3 Maret 1946, tidak terlepas dari sikap sultan-sultan, raja-raja dan kaum feodal pada umumnya, yang tidak begitu antusias terhadap kemerdekaan Indonesia. Akibatnya rakyat tidak merasa puas dan mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur supaya daerah istimewa seperti Pemerintahan swapraja/kerajaan dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan demokrasi rakyat sesuai dinamika perjuangan kemerdekaan. Sistem yang dikehendaki ialah pemerintah yang demokratis berporos kepada kedaulatan rakyat.

(28)

Sumatera Timur ada 21 swapraja atau kerajaan-kerajaan dan kesultanan-kesultanan yang dalam Bahasa Belanda dinamakan Inlands Zelfbestuur (swapraja bumiputera).

Demikian pula sebagai follow up dari revolusi sosial itu, pada tanggal 8 Maret 1946, keadaan pun semakin genting di Tanah Karo. Pemimpin pemerintahan di Tanah Karo Ngerajai Meliala beserta pengikut-pengikutnya ditangkap dan diungsikan ke tanah alas Aceh Tenggara. Menghadapi keadaan yang semakin tidak menentu ini, Panglima Divisi X Sumatera Timur, memperlakukan keadaan darurat. Khusus untuk Tanah Karo Panglima mengangkat Mayor M. Kasim, komandan resimen I Devisi X Berastagi menjadi pejabat sementara kepala pemerintahan sebagai pengganti Ngerajai Meliala.

Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 1946, Komite Nasional Indonesia Tanah Karo bersama barisan pejuang Tanah Karo, dalam sidangnya berhasil memutuskan antara lain: membentuk pemerintahan Kabupaten Karo dengan melepaskan diri dari keterikatan administrasi kerajaan dan menghapus sistem pemerintahan swapraja pribumi di Tanah Karo dengan sistem pemerintahan demokratis berdasarkan kedaulatan rakyat, kemudian Kabupaten Karo diperluas dengan memasukkan daerah Deli Hulu dan daerah Silima Kuta Cingkes dan selanjutnya mengangkat Rakutta Sembiring Brahmana menjadi Bupati Karo, KM Aritonang sebagai Patih, Ganin Purba sebagai Sekretaris dan Kantor Tarigan sebagai Wakil Sekretaris dan mengangkat para lurah sebagai penganti raja urung yang sudah dihapuskan

Usul itu disetujui sepenuhnya oleh peserta sidang dan Mr. Luat Siregar mewakili Gubernur Sumatera Utara dan disahkan oleh residen Yunus Nasution yang saat itu ikut di dalam rapat tersebut. Dengan demikian terbentuklah sudah Tanah Karo sebagai suatu daerah dan Rakutta Sembiring ditetapkan sebagai Bupati Kar yang pertama.

(29)

diabaikan oleh pusat serta masalah ketertiban dan keamanan yang sangat mengganggu sehingga otomatis menghambat roda pemerintahan daerah.

Salah satu contohnya, jika beberapa hari sebelumnya oleh KNI diangkat para Lurah sebagai pengganti Raja Urung dengan wilayah kekuasaan pemerintahan yang sama, maka untuk menyesuaikan kebijaksanaan sesuai dengan keputusan Komite Nasional Provinsi tertanggal 18 April 1946, diputuskan bahwa Tanah Karo terdiri dari tiga kewedanan dan tiap kewedanan terdiri dari lima kecamatan.

Kewedanan itu adalah : Kewedanan Karo Tinggi berkedudukan di Kabanjahe dengan wedanannya Netap Bukit, Kewedanan Karo Hilir berkedudukan di Tiga Binanga dengan wedanannya Tama Sebayang dan Kewedanan Karo Jahe berkedudukan di Pancur Batu, dengan wedanannya Keras Surbakti.

a) Kewedanan Karo Tinggi terdiri dari lima kecamatan : 1. Kecamatan Kabanjahe dengan camatnya Nahar Purba

2. Kecamatan Simpang Empat dengan camatnya Djeneng Ginting

3. Kecamatan Payung dengan camatnya Tampe Perangin-angin/Kendal Keliat 4. Kecamatan Barusjahe dengan camatnya Matang Sitepu

5. Kecamatan Tiga Panah dengan camatnya Djamin Karo Sekali b) Kewedanan Karo Hilir terdiri dari lima kecamatan :

1. Kecamatan Tiga Binanga dengan camatnya Mulai Sebayang/ Likat Ginting 2. Kecamatan Munthe dengan camatnya Ngembar S. Meliala

3. Kecamatan Juhar dengan camatnya Pulung Tarigan

4. Kecamatan Kuta Buluh dengan camatnya Masa Sinulingga

5. Kecamatan Mardinding dengan camatnya Nuriken Ginting/Tambaten S. Berahmana

(30)

2. Kecamatan Sibiru-biru dengan camatnya Selamat Tarigan 3. Kecamatan Kutalimbaru dengan camatnya Kelang Sinulingga 4. Kecamatan Namorambe dengan camatnya Ya far Ketaren

Kemudian pada bulan September 1974, Residen Sumatera Timur Abubakar Ja ar mengeluarkan SK Pembentukan Kewedanan Batu Karang dan Tiga Panah, masing-masing dipimpin oleh Hasan Basri dan Matang Sitepu

3.3 Objek Wisata Yang Terdapat di Tanah Karo

Di kawasan Tanah Karo terdapat begitu banyak objek wisata yang dapat dikembangkan.

Dan beberapa diantaranya sudah dikenal luas oleh masyarakat dan wisatawan local maupun mancanegara. Objek-objek wisata tersebut adalah:

a) Gunung Sibayak

Gunung Berapi Sibayak dalam keadaaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 m dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 Km dari Desa Raja Berneh 15 Km. Lama pendakian diperkirakan lebih kurang 2 sampai dengan 3 jam.

b) Gunung Sinabung

(31)

c) Bukit Gundaling

Bukit ini ditumbuhi oleh pohon kayu dan bunga-bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda yang merupakan tempat rekreasi bagi remaja, keluarga, para Wisatawan Mancanegara dan Nusantara. Dari puncak bukit terlihat panorama Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, dan Kota Berastagi. Dari Berastagi ke Bukit Gundaling berjarak 2 Km dan untuk sampai kesana seseorang dapat menggunakan bus ukuran kecil dan besar.

d) Danau Toba

Danau ini merupakan suatu keajaiban karena berlokasi di atas dataran tinggi lebih kurang 800 m dari permukaan laut yang merupakan asset nasional menduduki rangking ke 2 (dua) sebagai danau terbesar di dunia dan memiliki keindahan alam yang sulit mencari tandinganya. Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi hutan pinus dan air berwarna biru. Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 Km dan dapat menggunakan kendaraan ukuran kecil dan besar.

e) Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas lebih kurang 200 Ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu kayuan hutan tropis dan dipinggir danau terbentang lahan seluas 3 Ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan, dari obyek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung melewati hutan belantara. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 27 Km dan dapat menggunakan kenderaan roda empat melewati beberapa desa dan lahan pertanian (Agro Wisata).

f) Air Panas Lau Debuk-Debuk

(32)

biasa dibuat sebagai pengganti mandi sauna. Pada waktu waktu tertentu ada kegiatan ritual seperti : Erpangir Ku Lau (mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh roh jahat dan niat niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 10 Km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

g) Air Panas Semangat Gunung

Obyek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam kolam renang yang suhunya berbeda beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata air ini bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal gatal. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 13 Km dan dapat menggunakan bus ukuran kecil atau besar.

h) Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Obyek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas lebih kurang 7 Ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai species kupu kupu langka. Di obyek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 5 Km.

i) Goa Liang Dahar

Gua Liang Dahar mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing masing 500 m², 400 m² dan 300 m², serta ruang ukuran kecil lainya. Di dalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan diatas dinding gua terdapat sarang burung layang layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 Km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kenderaan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki lebih kurang 30 menit.

(33)

Di sekeliling kota Berastagi dapat dilihat banyak daerah objek wisata yang memiliki daya tarik yang sangat kuat seperti Bukit gundaling, Kolam Renang, Kebun Bunga, Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Deleng Kutu, Rumah Tradisional dan melakukan aktivitas para wisatawan seperti menunggang kuda, naik sado, bermain golf dan menyaksikan kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan setiap hari Minggu. k) Gunung Sipiso-Piso

Daerah wisata gunung Sipiso-piso dapat dipergunakan untuk olahraga air, lokasi untuk terjun payung, dimana lokasi start dimulai dari puncak gunung Sipiso-piso dan lokasi untuk mendarat berada pada pinggir Danau Toba Tongging. Lokasi ini sudah lama dikenal sebagai lokasi olahraga air paralayang. Lokasi ini berada 34 Km dari Berastagi. Pemandangan di lokasi ini sungguh menarik.

l) Para Layang

Gunung sipiso-piso adalah tempat ideal untuk paralayang ,mungkin merupakan salah satu tempat yang terbaik di Asia Tenggara karena memiliki cuaca yang baik. Sejauh ini hanya di pergunakan tahap percobaan dan belum di dukung oleh peralatan yang memadai. Sangat diharapkan ini akan segera terwujud. Pemeritah sedang mencari investor.

m) Arum Jeram

(34)

n) Perjalanan

Ada beberapa hutan yang terdapat di sekitar Berastagi. Perjalanan antara Berastagi dan Bandar Baru melalui Gunung Barus selama 1,5 hari. Perjalanan ini mulai dari Desa Basam, 6 km dari Berastagi. Perjalanan antara Berastagi dan Bukit Lawang membutuhkan waktu selama 2 malam. Anda akan melihat Thomas si Monyet Daun, Orang Utan, burung-burung dan beberapa tempat menarik. Perjalanan ini mulai dari desa Rakyat. Rute lain perjalanan ini melalui Berastagi dan Ketambe Aceh tetapi membutuhkan waktu beberapa malam di hutan. Jika Anda hanya memiliki waktu yang pendek, cobalah untuk melakukan perjalan dari Berastagi ke Semangat Gunung (pemandian air panas). Perjalanan ini hanya membutuhkan waktu beberapa jam. Dimulai dari desa Lau Gumba.

o) Oukup

Oukup adalah sejenis mandi uap Tradisional Karo. Campuran rempah-rempah termasuk kulit jeruk yang direbus. Secara tradisional seseorang akan membungkus dirinya dengan selimut dan meletakkan tempat dengan air panas yang menguap dibawahnya. Saat ini proses tersebut telah di moderenisasi dan orang yang mandi duduk dalam sebuah bilik kecil dan uap di masukkan melalui pipa. Bentuk modern ini telah menjadi populer dalam beberapa tahun ini, khususnya di Medan. Dimana ratusan tempat oukup dibuka. Mandi uap cocok untuk membasmi flu, sakit kepala dan masalah tidur. p) Desa Budaya Lingga

(35)

q) Tongging

Tongging adalah tempat yang nyaman untuk santai dan juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Terletak di sebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Jalan yang curam dan berliku-liku dari Merek. Dari sebelah kanan jalan ini, kita dapat melihat keindahan air terjun Sipiso-piso.Tongging berada di tengah-tengah daerah yang didiami tiga suku Batak Toba, Pakpak dan Karo yang bercampur baur dan menggunakan bahasa lokal dengan menggunakan bahasa dari ketiga suku tersebut.

r) Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, bukit-bukit, bentangan pulau Samosir berwarna biru, pematang sawah dan

ladang. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 35 Km dan dapat menggunakan bus ukuran kecil dan besar.

s) Air Terjun Sikulikap

Air Terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 m dan jarak dari monumen Berastagi ke obyek wisata ini lebih kurang 11 Km. Dikelilingi hutan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadangkala berteriak bersahut-sahutan dan di sekitar lokasi ini terdapat bajing, burung gagak, phyton dan kupu-kupu berwarna-warni. Disepanjang jalan objek wisata ini dapat dinikmati jagung bakar dan rebus. Untuk sampai ketempat ini dapat menggunakan bus besar atau kecil menuju Medan atau Berastagi dan menuruni tangga dari jalan pada perbatasan Karo-Deli Serdang.

t) Penatapan Doulu

(36)

tempat ini. Untuk sampai ke tempat ini dapat menggunakan kenderaan roda dua dan empat.

u) Agrowisata

Selain objek-objek wisata diatas di Kabupaten Karo juga terdapat agrowisata berupa kebun buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan dan juga perkebunan-perkebunan rakyat yang dapat dijangkau dari kota kabupaten maupun kecamatan seperti yang yang terlihat pada tabel berikut:

No. Jenis Tanaman Tempat (Location) Jarak dari kota Berastagi (Kinds of Crops) (Distance from Berastagi) 1. Panili (Vanilla) Desa Batu Karang 25 Km

Desa Rimo Kayu 23 Km 2. Cengkeh (Clove) Desa Tigapanah 15 Km 3. Kayu Manis (Cinnamon) Desa Tigapanah 15 Km

4. Jeruk (Orange) 5. Tembakau (Tobbaco) Desa Tigapanah 15 Km

6. Markisah (Marquise) Desa Bunuraya 14 Km Desa Dolat Rayat 4 Km

7. Kelapa (Coconut)

Desa Lau Baleng 90 Km Desa Mardingding 100 Km Desa Dolat Rayat 4 Km

8. Kemiri Desa Lau Baleng 90 Km

Desa Mardingding 100 Km

9. Nenas (Pineapple) Desa Garingging 31 Km Desa Mardingding 100 Km

11. Asparagus Desa Tongkoh 4 Km

(37)

Kecamatan Simpang Empat 7 Km Kecamatan Tigapanah 15 Km

14. Pembibitan Hortikultura Desa Kutagadung 3 Km (Horticulture Seeding)

15. Padi (Sawah) (paddy) Desa Munte sekitarnya 40 Km

16. Jagung (Maize) Kecamatan Tigabinanga 47 Km Desa Mardingding 100 Km

3.4 Danau Lau Kawar

Selain Danau Toba, Provinsi Sumatra Utara juga memiliki danau lain yang tak kalah cantiknya. Berada di kaki pegunungan Sinabung, Danau Lau Kawar yang memiliki luas sekitar 135 hektare ini memiliki sejumlah potensi wisata yang dapat menjadi alternatif bagi para wisatawan.

Dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dari Kota Wisata Brastagi atau dua jam tiga puluh menit dari Kota Medan, Danau Lau Kawar menyajikan panorama indah yang tak kalah dengan danau-danau lain di Indonesia. Terletak di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, Tanah Karo, Danau Lau Kawar banyak memiliki varietas ikan tawar, seperti ikan mas, cen-cen, pora dan ikan nila.

3.4.1 Legenda terjadinya lau kawar

Menurut masyarakat setempat, sebelum terbentuk menjadi sebuah danau yang indah, Danau Lau Kawar adalah sebuah desa yang bernama Kawar . Dahulu, daerah tersebut merupakankawasan pertanian yang sangat subur. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bercocok tanam. Hasil pertanian mereka selalu melimpah ruah, meskipun tidak pernah memakai pupuk dan obat-obatan seperti sekarang ini. Suatu waktu, terjadi malapetaka besar, sehingga desa Kawar yang pada awalnya merupakan sebuah desa yang subur menjelma menjadi sebuah danau. Apa sebenarnya yang terjadi dengan desa Kawar itu?

(38)

meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lumbung-lumbung mereka penuh dengan padi. Bahkan banyak dari mereka yang lumbungnya tidak muat dengan hasil panen. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka pun bergotong-royong untuk mengadakan selamatan dengan menyelenggarakan upacara adat.

Pada hari pelaksanaan upacara adat tersebut, Desa Kawar tampak ramai dan semarak. Para penduduk mengenakan pakaian yang berwarna-warni serta perhiasan yang indah. Kaum perempuan pada sibuk memasak berbagai macam masakan untuk dimakan bersama dalam upacara tersebut. Pelaksanaan upacara juga dimeriahkan dengan pagelaran Gendang Guro-Guro Aron , musik khas masyarakat Karo. Pada pesta yang hanya dilaksanakan setahun sekali itu, seluruh penduduk hadir dalam pesta tersebut, kecuali seorang nenek tua renta yang sedang menderita sakit lumpuh. Tidak ketinggalan pula anak, menantu maupun cucunya turut hadir dalam acara itu.

Tinggallah nenek tua itu seorang sendiri terbaring di atas pembaringannya. Ia ingin sekali menghadiri pesta itu. Tapi, jangankan berjalan, berdiri pun dia sudah tak sanggup lagi. Dalam keadaan demikian, ia hanya bisa membayangkan betapa meriahnya suasana pesta itu. Jika terdengar sayup-sayup suara Gendang Guro-guro Aron didendangkan, teringatlah ketika ia masih remaja. Pada pesta Gendang Guro-Guro Aron itu, remaja laki-laki dan perempuan menari berpasang-pasangan. Alangkah bahagianya saat-saat seperti itu. Namun, semua itu hanya tinggal kenangan di masa muda si nenek. Kini, tinggal siksaan dan penderitaan yang dialami di usia senjanya. Ia menderita seorang diri dalam kesepian. Tak seorang pun yang ingin mengajaknya bicara. Hanya deraian air mata yang menemaninya untuk menghilangkan bebannya. Ia seakan-akan merasa seperti sampah yang tak berguna, semua orang tidak ada yang peduli padanya, termasuk anak, menantu serta cucu-cucunya.

(39)

si nenek itu. Mereka benar-benar lupa ibu mereka yang sedang terbaring lemas sendirian di rumah.

Sementara itu, si nenek sudah merasa sangat lapar, karena sejak pagi belum ada sedikit pun makanan yang mengisi perutnya. Kini, ia sangat mengharapkan anak atau menantunya ingat dan segera mengantarkan makanan. Namun, setelah ditunggu-tunggu, tak seorang pun yang datang.

Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia mencoba mencari makanan di dapur, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa. Rupanya, sang anak sengaja tidak memasak pada hari itu, karena di tempat upacara tersedia banyak makanan.

Akhirnya, si nenek tua terpaksa beringsut-ingsut kembali ke pembaringannya. Ia sangat kecewa, tak terasa air matanya keluar dari kedua kelopak matanya. Ibu tua itu menangisi nasibnya yang malang.

Beberapa saat kemudian, pesta makan-makan dalam upacara itu telah usai. Rupanya sang anak baru teringat pada ibunya di rumah. Ia kemudian segera menghampiri istrinya,dan menanyakan apakah si istri sudah mengantarkan makanan untuk ibunya? Ternyata si istri lupa.

Wanita itu pun segera membungkus makanan lalu menyuruh anaknya mengantar makanan tersebut kerumah. Sesampainya di rumah, anak itu segera menyerahkan makanan itu kepada neneknya, lalu berlari kembali ke tempat upacara. Alangkah senangnya hati sang nenek. Pada saat-saat lapar seperti itu, tiba-tiba ada yang membawakan makanan. Dengan perasaan gembira, sang nenek pun segera membuka bungkusan itu. Namun betapa kecewanya ia, ternyata isi bungkusan itu hanyalah sisa-sisa makanan. Sebetulnya bungkusan itu berisi daging panggang yang masih utuh. Namun, di tengah perjalanan si cucu telah memakan sebagian isi bungkusan itu, sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang.

(40)

sangat sedih dan terhina. Air matanya pun tak terbendung lagi. Ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar mengutuk anak dan menantunya itu.

Ya, Tuhan! Mereka telah berbuat durhaka kepadaku. Berilah mereka pelajaran! perempuan tua itu memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Baru saja kalimat itu lepas dari mulut si nenek tua, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat. Langit pun menjadi mendung, guntur menggelegar bagai memecah langit, dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya.

Seluruh penduduk yang semula bersuka-ria, tiba-tiba menjadi panik. Suara jerit tangis meminta tolong pun terdengar dari mana-mana. Namun, mereka sudah tidak bisa menghindar dari keganasan alam yang sungguh mengerikan itu.

Dalam sekejap, desa Kawar yang subur dan makmur tiba-tiba tenggelam. Tak seorang pun penduduknya yang selamat dalam peristiwa itu. Beberapa hari kemudian, desa itu berubah menjadi sebuah kawah besar yang digenangi air. Oleh masyarakat setempat, kawah itu diberi nama Lau Kawar .

(41)

BAB IV

WISATA AGRARIS MERUPAKAN POTENSI DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KAWASAN LAU KAWAR

4.1 Gambaran Singkat Kawasan Lau Kawar

Danau Lau Kawar dikelilingi hutan lindung. Spesies hewan, seperti rusa, beruang, srigala, siamang dan monyet telah lama berkembang -biak di kawasan ini. Di Danau Lau Kawar, pengunjung juga dapat melihat tanah terapung ataukekeyang berada di tengah-tengah danau. Tanah terapung ini menjadi tempat berkumpul sejumlah hewan untuk singgah, bermain dan minum. Di lokasi ini juga banyak ditumbuhi rumput pandan, bahan baku pembuatan tikar. Kalau dilihat dari segi agrowisata, di sekeliling danau Lau Kawar terdapat begitu banyak perkebunan dan pertanian rakyat yang apat dijadikan modal dasar dalam pengembangan wisata agro.

Berbagai jenis perkebunan dan pertanian yang terdapat di daerah Lau Kawar meliputi tanaman sayur-sayuran, seperti cabai, tomat, kopi, jeruk, dan lain sebagainya. Dan keseluruhan perkebunan ini dimiliki oleh masyarakat setempat.

Fungsi daerah lau Kawar yang dikenal orang salama ini adalah sebagai tempat persinggahan bagi para pendaki gunung Sinabung. Danau Lau Kawar di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, adalah satu dari dua danau di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), selain Danau Marpunge. Danau ini merupakan salah satu pintu gerbang utama para pendaki untuk mencapai puncak Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.451 meter dpl. Selama ini gunung tertinggi di Sumut ini merupakan salah satu gunung favorit bagi para pendaki.

(42)

bersusah-susah mendaki Sinabung. Dan tanah lapang di sekitar danau bisa menjadi tempat favorit untuk menginap dengan mendirikan tenda selama pendakian ke Gunung Sinabung. Pada saat liburan, jumlah pengunjung di Lau Kawar rata-rata 400-500 orang. Para pengunjung ini biasanya membawa perlengkapan tenda dan makan sendiri. Tiket pengunjung yang relatif murah, sebesar Rp 2.000 per orang, memang terjangkau bagi pelajar dan mahasiswa.

Dari tinjauan di atas dapat diketahui ada potensi yang belum terlihat dari kawasan Lau kawar yang seharusnya bias dikembangkan, yaitu wisata agraris.

4.2 Upaya Menjadikan Wisata Agraris Menjadi Suatu Objek Wisata Di Lau Kawar

Dalam setiap sektor pengembangan, ada tiga unsur utama yang saling mendukung dan saling mengisi yaitu : Pemeritah, dunia usaha dan masyarakat. Apabila salah satu diantara ketiga unsur diatas yang tidak terlibat akan mengakibatkan kegagalandalam pelaksanaan pengembangan itu sendiri. Dari ketiga unsure ini masing-masing sudah mempunyai fungsi yang sudah digariskan, baik dalam bentuk perundang-undangan maupun dalam bentuk keputusan lainnya. Hal tersebut diatur untuk menghindari kesalah pahaman dalam pelaksanaan pembangunan. Demikian juga halnya dalam sektor pariwisata. Pemerintah sebagai salah satu instansi yang mempunyai posisi sebagai pemegang kekuatan dalam menentukan kebijakan-kebijakanyang akan ditempuh serta yang menentukan berhasil tidaknya suatu program pariwisata dalam suatu daerahmempunyai peran yang sangat besar.

Pengertian pengembangan adalah segala kegiatan dan usahayang berkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana dan prasarana, barang dan jasa, fasilitas yang diperlukanguna melayani kebutuhan wisatawan.

(43)

Dalam hal ini peranan pemerintah dalam mengelola kepariwisataan di daerah Lau Kawar, khususnya wisata agraris adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam bidang pariwisata agraris yang merupakan tulang punggung dari industri pariwisata.

b. Mengawasi serta memberikan pembinaan dan pengarahan kepada instansi yang bergerak dalam bidang paeiwisata.

c. Memacu partisipasi masyarakat dengan meningkatkan gairah masyarakat dalam pembangunan, khususnya pembangunan pariwisata setempat.

d. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat melalui berbagai bimbingan penyuluhan, sehingga dapat berpartisipasi secara optimal dalam pelaksanaan

pembangunan dalam pengembangan objek wisata agraris.

e. Memberikan fasilitas-fasilitas serta kemudahan kepada dunia usaha yang bergerak di bidang pariwisata dan wisatawan.

f. Memperbaiki lingkungan hidup yang sudah terlanjur rusak selama ini dan menghentikan semua kegiatan yang dapat merusak kelestarian lingkungan untuk

menjaga kelestarian lingkungan yang sudah ada.

g. Melaksanakan promosi Wisata Agraris dengan pihak yang bersangkutan. 4.2.2 Peranan Swasta

Instansi swasta merupakan instansi yang berhubungan langsung dengan wisatawan serta memberikan pelayanan secara bergantian dalam rangkaian perjalanan wisatawan. Instansi ini juga memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kepariwisataan nasional. Citra yang ditunjukan oleh dunia usaha sebagai perantara adalah juga merupakan citra bangsa Indonesia secara nasional.

Adapun tugas yang dilaksanakan oleh dunia usaha adalah sebagai berikut : a. Menyediakan sarana pariwisatayang dibutuhkan wisatawan seperti : hotel, restoran,

(44)

b. Membuat paket wisata dan melaksanakan acara perjalanan wisata agraris ke daerahtujuan wisata agraris.

c. Menyetor sebagian besar keuntungan yang berupa pajakyang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah.

d. Mengadakan promosi wasata agragis yang berkerjasama dengan pemerintah daerah e. Sebagai pengusaha yang bergerak di wilayah hukum Indonesia, dunia usaha

jugabertugas memelihara nama baik bangsa Indonesia serta mengamankan Negara dari gangguan Negara lain (termasuk wisatawan) .

Sedangkan fungsi dari Dunia Swasta adalah :

a. Sebagai perantara dari pemerintah dengan wisatawan b. Sebagai wakil dari bangsa (duta bangsa)

c. Sebagai pelaksana teknis di lapangan (memberikan pelayanan) langsung kepada wisatawan

Untuk menjadikan objek wisata ysng sangat dikenal oleh masyarakat dan dikunjungai oleh banyak wisatawan, maka keberadaannya harus tetap dijaga dan dilestarikan. Selain itu juga objek wisata tersebut juga harus diadakan pengembangan-pengembangan agar\ memudahkan wisatawan untuk datang, menikmati dan memenuhi yang mereka inginkan, sehingga wisatawan akan merasa senang dan puas ketika berkunjung ke daeerah wisata agraris tersebut. Hal ini yang akan membuat wisatawan menjadi betah dan akhirnya datang kembali ke daerah wisata agraris tersebut.

4.2.3 Peranan Masyarakat

(45)

pembangunan dari sektor ini, tetapi juga ikut dilibatkan dalam proses perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, sampai pemeliharaan.

Mengingat luasnya kegiatan yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata agraris, maka perlu dukungan dan peran serta yang aktif dari masyarakat agar berhasil dan mencapai tujuannya. Peranan yang diharapkan dari seluruh lapisan masyarakat.seperti pemerintah, petugas keamanan dan ketertiban, tokoh adat, tokoh agama, cendikiawan, budayawan, seniman, pemuda, mahasiswa, pelajar, pengusaha, pedagang dan sebagainya adalah sebagai berikut ;

1. Memperbesar manfaat dan keuntungan yang dapat diraih dengan cara wajar dan sebaiknya memperkecil dampak yang dapat merugikan

2. Menjadi tuan rumah yang baik. 3. Menjadi tuan rumah yang baik

4. Secara aktif ikut meningkatkan keamanan dan ketertiban.

5. Secara aktif ikut memelihara dan mengembangkan daya tarik pariwisata agrari. 6. Menyediakan fasilitas akomodasi.

7. Membangun auditorium.

8. Memberikan pelayanan yang baikpada wisatawan yang berkunjung

Disini dapat dikatakan bahwa ketiga unsur di atas mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing. Akan tetapi akan sangat dibutuhkan kerja sama yang dinamis antara ketiga unsur tersebut. Kalau ada ketimpangan atau terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang akan membuat pengembangan wisata agraris akan mengalami kegagalan. Sikap akan sadar tugas dan kewajiban dari ketiga unsure tersebut akan mempercepat pengembangan wisata agraris tersebut.

(46)

sumber daya alam yang bias dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan Domestik maupun wisatawan Internasional.

Meskipun kawasan Lau Kawar ini mempesona tapi masih harus banyak berbenah dalam menghadapi proses pengembangan daerah terdebut menjadi daerah atau tujuan wisata agraris. Disini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat Lau Kawar itu sendiri.

4.3.1 Kondisi Sarana Dan Prasarana Kawasan Lau Kawar

Perbaikan sarana dan prasarana yang mengadi faktor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan suatu daerah menjadi daerah wisata agraris. Hal ini dikarenakan para pengunjung yang akan datang ke daerah wisata agraris adalah orang orang yang memiliki keperluan bisnis disamping kebutuhan untuk berlibur. Untuk menunjukan juga bahwa daerah tersebut siap dipromosikan menjadi daerah tujuan wisata yang akan diperkenalkan kepada para wisatawan baik lokal maupun internasional.

Disamping itu, perlu juga diperhatikan Instruksi Presiden Republik IndonesiaNomor 9 Tahun 1969,khususnya Bab II Pasal 3 yang menyebutkan Usaha-usaha pembangunan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan Industri Pariwisatadan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan Negara berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :

1) Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnyadan pendapatan Negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja,dan mendorong kegiatan-kegiatanindustri penunjangdan industry-industri sampingan lainnya.

(47)

Danau Lau Kawar, berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran (dulu Kecamatan Simpang Empat ) di bawah kaki gunung berapi Sinabung kini mulai berbenah agar bisa menjadi daerah tujuan wisata Primadona Kabupaten/Kota di Sumut. prasarana infrastruktur, jalan propinsi jurusan Kabanjahe-Kutarayat menuju danau ini tahap demi tahap mulai dibenahi dan ditingkatkan.

Termasuk peningkatan jalan dari simpang Kutarayat menuju danau ini juga turut dibenahi melalui dana APBD Karo. Juga peningkatan jalan lingkar mengelilingi taman danau ini dan pembangunan bronjong di pinggir danau. Pembangunan ini, diharapkan membawa angin segar bagi peningkatan wisatawan ke daerah tujuan wisata (DTW) Danau Lau Kawar dan ke DTW lainnya di Kabupaten Karo.

4.3.2 Fasilitas Pelayanan Umum Kawasan Lau Kawar

Pembangunan fssilitas pariwisata merupakan pembangunan fasilitas umum yang akan digunakan oleh masyarakat satempat. Dengan kata lain, prasarana pariwisata adalah sekaligus menyediakan prasarana bagi kehidupan masyarakat setempat. Masyarakat yang tidak bergerak di sektor pariwisata pun akan merasakan manfaat yang sangat besar dengan lancarnya prasarana pariwisata ke objek wisata. Lalu lintas yang baik dan memadai akan dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengangkut hasil pertaniannya dan hasil ternak dan perikanannya ke kota.

(48)

yang cukup tinggi dan di sisi satu lagi ada jurang yang cukup dalam. Ini seharusnya menjadi perhatin khusus bagi Pemerintah Daerah setempat agar kawasan Lau Kawar ini dapat segera berbenah. Masyarakat setempat sangat mengharapkan perhatian pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan DPRD Sumut mengalokasikan anggaran pembangunan jalan propinsi ini ke depan. Sebab, tanpa kucuran anggaran tersebut, pemeliharaan atau peningkatan jalan propinsi ini akan sulit untuk terealisasikan atau dapat diwujudkan. Kerusakan jalan propinsi saat ini memang sangat memprihatinkan. Tapi kalau dana belum ada atau terbatas, tentu pembangunannya hanya dapat diwujudkan secara bertahap dan memakan waktu yang lama.

4.4 Wisata Agraris Dalam Pengembangan Sebagai Objek Wisata Di Lau Kawar

Kawasan Lau Kawar yang berada tepat di kaki Gunung Sinabung dikelilingi oleh berbagai jenis perkebunan rakyat yang menjadi modal awal dalam mengembangkan suatu daerah mejadi daerah tujuan wisata agraris. Berbagai jenis perkebunan rakyat tersebut seperti sayur sayuran dan uah buahan.

Jika dilihat dari keadaan alamnya, kawasan Lau Kawar memiliki keindahan alam yang tidak disangkal keindahan alamnya dan keanekaragaman hayatinya.

Dengan dikembangkannya wisata agraris di daerah ini akan lebih memperkenalkan daerah Lau Kawar ini ke dunia luar. Yang selama ini Lau Kawar hanya dikenal oleh para pecinta alam dan pengusaha perkenan saja akan menjadi dikenal oleh para wisatawan yang mencari pilihan lain dari dunia kepariwisataan, contohnya wisata agraris.

(49)

Dengan dijadikannya kawasan Lau Kawar menjadi kawasan wisata agraris, secara langsung maupun tidak langsung akan membangkitkan kesadaran masyarakat yang selama ini tidak sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam menjadi lebih menghargai betapa pentingnya untuk menjaga keindahan alam bagi mereka yang merupakan mata pencaharian mereka.

4.5 Dampak Pengembngan Wisata Agraris Lau Kawar

Proses pengembangan wisata agraris si kawasan Lau Kawar mempunyai beberapa dampak yang positif, yaitu dampak yang dapat dilihat dari segi ekonomi dan dampak yang dapat dilihat dari segi lingkungan.

4.5.1 Dampak Ekonomi

Setiap pendirian dan pengembangan suatu usaha pasti memiliki suatu dampak baikdan bernilai positif bagi daerah tersebut. Salah satunya adalah dampak ekonomi. Kalau dilihat dari pengaruh ekonomi yang timbul akibat pengembangan Wisata Agraris di kawasan Lau Kawar ini, sudah pasti akan sangat menguntungkan bagi masyarakat Lau Kawar itu sendiei. Dari segi pengenalan, promosi, hingga pemasaran produk yang dihasilkan oleh petani itu sendiri akan sangat berpengaruh posirif. Hal iti dikarenakan pengetahuan para wisatawan akan mengetahui lebih banyak mengenai tanaman yang dihasilkan oleh para petani. Dengan demikian pengetehuan para wisatawan akan semakin bertambah mengenai bidang pertanian dan perkebunan. Dan para wisatawan akan merasakan kepuasan tersendiri dan akan menceritakan kepada kerabat dekat dan teman-temannya tentang perkebunan di kawasan Lau Kawar.

(50)

4.5.2 Dampak politik

Ditinjau dari dampak politik, pengembangan wisata agraris di kawasan Lau Kawar akan memberikan andil besar. Hal iti dikarenakan dengan meningkatnya kungungan wisatawan ke kawasan tersebut akan membuat daerah tersebut akan merasa aman untuk didatangai oleh para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan internasional. Dengan demikian citra Indonesia di mata dunia Internasional akan menjadi jauh lebih baik. Dengan merasa nyamanya para wisatawan berkunjung di daerah tersebut, maka jumlah kunjungan para wisarawan ke daerah wisata agraris Lau Kawar akan meningkat tajam. Dengan demikian sumbangan dari wisata agraris untuk Negara tidak hanya dari segi ekonomi saja melalui devisa, tetapi juga dalam bidang politik.

4.5.3 Dampak Lingkungan

(51)
(52)

BAB V PENUTUP

Pengembangan potensi wisata agraris di kawasan Lau Kawar yang berada di Kabupaten Karo mempunyai peluang yang sangat besar untuk mengadi kawasan wisata alternatif yang diminati wisatawan lokal dan internasional. Bukan hanya ditinjau dari segi geografisnya saja yang memiliki keindahan alam yang begitu indah, akan tetapi juga kawasan tersebut memiliki begitu banyak jenis tanaman dari perkebunan rakyat yang posisinya adalah mengadi cikal bakal pengembangan wisata agraris di kawasan tersebut.

Dengan dikembangkannya kawasan Lau Kawar menjadi daerah pengembangan wisata alternatif khususnya wisata agraris di Sumatera Utara maka akan menambah jumlah kunjungan para wisatawan ke Sumatera Utara. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian pemerintah dan penduduk lokal di kawasan Lau Kawar. Jika dilihat dari berbagai bidang, keuntungan yang didapat dari pengrmbangan dari potensi yang dimiliki daerah Lau Kawar menjadi daerah tujuan wisata agraris tidak hanya dari segi ekonomi saja, tetapi banyak segi-segi kehidupan yang terbantu dari pengembangan wisata agraris di kawasan Lau Kawar tersebut.

5.1 Kesimpulan

(53)

b) Sumatera Utara memiki potensi dalam wisata agro yang berupa perkebunan karet, kopi, tembakau, kelapa sawit, the, jeruk, dan lain sebagainya yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

c) Ada upaya dan langkah pembinaan dan pengembangan wisata agro agar lebih berkembang.

d) Daerah Lau Kawar yang terletak di Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah yang subur, dan juga suatu daerah yang mrmiliki potensi untuk dijadikan andalan wisata agro di Sumatera Utara.

e) Daerah lau kawar mempunya variasi tanaman yang begitu banyak, dari buah-buahan hingga sayur-sayuran. Dengan demikian akan lebih menambah ketertarikan para wisatawan.

f) Terjaganya kebersihan disekitar daerah perkebunan mengadikan pemandangan lebih asri dan indah, besarnya resppon masyarakat setempatsebagai kunjungan wisatawan dan pengembangan sebagai daerah tujuan wisata serta tidak adanya pencemaran yang ditimbulkan oleh pabrik.

5.2 Saran

a) Untuk meningkatkan mutu dan pelayanan dan hal-hal yang berhubungan dengan wisata agro, perlu dimaksimalkan usaha pengelolaan perkebunan.

b) Potensi kawasan perkebunan Lau Kawar masih memerlukan perencanaan yang matang sebelum dikembangakan menjadi daerah tujuan wisata agraris;

c) Diharapkan bagi pemerintah daerah setempat untuk menambah sarana transportasi yang melintas ke daerah ini.

(54)

e) Kepada dinas pariwisata Propinsi Sumatera Utara diharapkan memberikan tanggapan untuk pengembangan daerah perkebunan di Lau Kawar menjadi kawasan wisata agraris. Dan juga memberikan penyuluhan kepada para penduduk sekitar agar sadar wisata. Karena kelemahan dari pengembangan pariwisata di Sumatera Utara adalah faktor penduduk setempat yang kurang sadar wisata.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Depari,T.S. Tanaman kecintaanku.tanpa judul.

Dinas Pariwisata Sumatera Utara, 2001. Potensi Wisata Tanah Karo

Direktorat Jenderal Pariwisata,1988, Informasi Pelaksanaan Wisata Agro, Jakarta. Direktorat Jenderal Pariwisata,1988, Pariwisata Nusantara, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pariwisata,1988, pariwisata Agraris Indonesia. Jakarta Dzoeli, H, 1998, Diktat Travel Terminologi. Medan.

Nazaruddin, 1993, Seri Komoditi Ekspor Pertanian Tanaman. Jakarta Perkebunan Rempah dan Obat, Jakarta Swadaya.

Yoeti Oka, A, 1992, penganter Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa

(Tanpa Judul)Rencana dan Realisasi Tanaman Perkebunan Swadaya Rakyat

(56)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Refelino

Tempat, Tgl Lahir : 31 Desember 1985

Agama : Islam

Alamat : Jl. Rahmadsyah Gg. Cempaka No. 24 B Medan Status : Anak Pertama Dari Lima Bersaudara

Hobi : Sepak Bola Dan Musik

Nama Orang Tua

Ayah : Akhiruddin

Ibu : Nani Herawati

Alamat : Jl. Rahmadsyah Gg. Cempaka No. 24 B Medan

Jenjang Pendidikan

1991-1997 ; SD N 060816

1997-2000 : SLTP SWASTA ISLAM AFIFIYAH 2002-2005 : SMU SWASTA DWI WARNA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kawasan Dare Memorial Museum yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, kondisi lingkungan internal dan eksternal serta

Temuan penelitian adalah bahwa penataan kawasan wisata Pantai Cermin perlu ditingkatkan dengan optimalisasi penempatan kegiatan wisata sesuai dengan ketentuan wilayah sempadan

Salah satu hal yang sangat penting dalam pengelolaan kawasan Gua Potro Bunder ke depan adalah dengan menumbuhkembangkan kelembagaan pengelola karst, yang tumbuh dan

Dalam memecahkan masalah, langkah yang penting adalah menentukan populasi karena menjadi sumber data dan sekaligus sebagai objek penelitian. Populasi adalah

Beberapa hal penting yang dicatat dalam kaijan ini adalah adanya potensi kawasan untuk berkembang lebih dari yang sekarang ada dan memberikan manfaat yang lebih optimal

Namun hal ini sangat berbeda dengan fenomena yang terjadi di kota Dumai dimana kawasan tepi air pada umumnya dimiliki oleh pihak swasta dan diorientasikan dengan

Hal ini, peneliti melihat bahwa perlu adanya pengembangan desa wisata sangat penting di kota yang mulai berkembang karena kegiatan tersebut dapat dijadikan suatu sumber

permasalahan permukiman yakni munculnya kawasan kumuh serta masalah lingkungan seperti polusi udara berupa asap buangan pabrik, polusi air yang berupa limbah cair