ANALISIS PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN
TESIS
Oleh
ZUMRI SULTHONY
077019117/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ZUMRI SULTHONY
077019117/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENERAPAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN
Nama Mahasiswa : Zumri Sulthony
Nomor Pokok : 077019117
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) Ketua
(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si)
Direktur
Telah diuji pada
Tanggal : 2 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS:
Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS
Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si
2. Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si
3. Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ANALISIS
PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA
DI MEDAN”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
benar dan jelas.
Medan, 2 September 2009 Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di Akademi Pariwisata Medan pada tahun akademik 2005/2006 karena adanya kebijakan pemerintah tentang pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, dan juga karena ada fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa yaitu rata-rata di bawah 3.00. Setelah diterapkan konsep KBK ada peningkatan yaitu di atas 3.00. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?, Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dan juga untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa.
Teori yang dipergunakan pada penelitian ini adalah teori Manajemen Strategik yang berhubungan dengan penerapan konsep untuk pencapaian tujuan organisasi. Selain itu juga dipergunakan teori tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata sebanyak 349 orang mahasiswa dan ditentukan sampel sebanyak 78 mahasiswa. Variabel independen pada hipotesis pertama penelitian ini terdiri dari Silabus, Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran dengan Variabel dependen yaitu Hasil Belajar Mahasiswa. Sedangkan untuk Variabel independen pada hipotesis kedua terdiri dari: Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar dengan Variabel dependen yaitu Pembelajaran.
Hasil analisis pada hipotesis penelitian pertama diperoleh nilai koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 48.20% dan pada uji secara F atau uji serempak, silabus, pembelajaran, dan evaluasi berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Tetapi pada uji t atau secara parsial diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti hanya variabel pembelajaran saja yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis pada hipotesis kedua diperoleh nilai Koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 58.60% dan seluruh variabel bebas penelitian yaitu persiapan mengajar, metode dan sumber belajar secara serempak berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa dari ketiga variabel bebas yang diteliti secara signifikan berpengaruh terhadap pembelajaran.
dilaksanakan sesuai dengan strategi penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap Pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Pembelajaran yang berlangsung di Akademi Pariwisata Medan, baik secara serempak maupun parsial dipengaruhi oleh persiapan mengajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
ABSTRACT
The concept of Competency Based Curriculum (KBK) applied in Medan Tourism Academy in the 2005/2006 academic year due to government policies on curriculum development demands of the real working world, and also because there is the phenomenon of low student learning outcomes are seen in the cumulative achievement index of students The average below 3.00. After applied the concept of KBK was increased an average that is above 3.00. Formulation of the problem in this research is how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes Medan Tourism Academy?, As far as the influence of teaching preparation, methods, and learning resources for student learning Medan Tourism Academy?. The purpose of this research is to determine and analyze how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes and also to determine and analyze how far the influence of the preparation of teaching, methods, and learning resources for student learning.
The theory used in this research is the theory of Strategic Management related to the implementation of the concept for the achievement of organizational goals. It is also used on the application of the theory of competency-based curriculum.
This research was conducted using a survey approach, with the type of quantitative descriptive research. The population in this research were students of the Medan Tourism Academy, its 349 students and is given a sample of 78 students. Independent variable on the first hypothesis of this research consisted of Teaching, Learning, and Evaluation of Learning with the dependent variable of Student Learning Results. As for the independent variable on the second hypothesis consists of: Teaching preparation, Methods, and Resources Learning with the dependent variable of learning.
The results of the analysis on the first research hypothesis derived Determination coefficient values (R square) of 48.20% and in the F test or tests simultaneously, syllabus, learning, and evaluation of impact on student learning outcomes. But the t test or partially known that the three variables studied only just learning variables that have an impact on student learning outcomes. Analysis results obtained in the second hypothesis Determination coefficient values (R square) of 58.60% and the independent variable is the preparation of research teaching methods and learning resources simultaneously affect the learning process. Based on the results of t test is known that from the three independent variables studied significantly affect learning.
the same time or partial significantly influenced by the preparation of the lecturers in providing teaching materials, methods and sources used in learning.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang atas segala karuniaNya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan
tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian
penulis adalah: “Analisis Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata di Medan”.
Selama melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan moril maupun meteril dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Ketua
Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga
selesainya penulisan tesis ini.
4. Bapak Drs. Syahyunan M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu
Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga
selesainya penulisan tesis ini.
5. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si, Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec,
Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, Ak, MBA selaku Komisi Pembanding atas saran dan
kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai di Sekolah Pascasarjana di Universitas
Sumatera Utara.
7. Drs. Renalmon Hutahaean, MM selaku Direktur Akademi Pariwisata Medan.
8. Seluruh rekan-rekan angkatan XIII dan mahasiswa di Program Studi Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Penulis ketika
masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna,
namun diharapkan akan dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca.
Medan, 2 September 2009
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Zumri Sulthony lahir di Gunung Bayu Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 4 Mei 1972, putra ketiga dari lima bersaudara pasangan
Ayahanda JK. Sinaga dan Ibunda Saliyam (Alm). Menikah pada tahun 2001 dengan
Siti Fatimah Br. Gurusinga dan dikaruniai putra bernama Dzaki Satia Sinaga dan
putri bernama Jasmine Azura Sinaga.
Menempuh pendidikan Sekolah Dasar tahun 1979 di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 29 Pontianak Kalimantan Barat, tamat dan lulus tahun 1985. Melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 09 di Medan, tamat dan
lulus tahun 1988. Selanjutnya menempuh pendidikan ke Sekolah Menengah Umum
(SMU) Negeri 3 Medan, tamat dan lulus tahun 1991. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Medan (BPLP) untuk
mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma 3 pada tahun 1992 dan lulus pada tahun
1995, kemudian menempuh pendidikan Strata Satu (S1) pada tahun 2000 pada
Fakultas Sosial Politik Jurusan Hubungan Masyarakat di Universitas Islam Sumatera
Utara (UISU) tamat dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2007 melanjutkan studi
di Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana.
Pada tahun 1998 hingga saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan ditempatkan
sebagai dosen di salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen yaitu
DAFTAR ISI
II.2. Teori tentang Manajemen Strategis ... 14
II.2.1. Penerapan Manajemen Strategis pada Lembaga Pendidikan ... 16
II.2. Teori Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 17
III.2. Populasi dan Sampel ... 34
III.2. Metode Pengumpulan Data ... 35
III.2. Jenis dan Sumber Data ... 35
III.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 36
III.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama ... 36
III.6.2. Definisi Operasional Hipotesis Pertama ... 36
III.6.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ... 37
III.6.4. Definisi Operasional Hipotesis Kedua ... 37
III.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38
III.7.1. Uji Validitas ... 38
III.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 44
III.2. Model Analisis Data ... 46
III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 46
III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua... 49
III.2. Uji Asumsi Klasik ... 51
III.9.1. Uji Normalitas ... 51
III.9.2. Uji Multikolinearitas... 52
III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
IV.2. Hasil Penelitian ... 54
IV.1.1. Gambaran Umum Akademi Pariwisata Medan .... 54
IV.2. Karakteristik Responden ... 56
IV.2.1. Karakteristik Responden Usia Responden ... 56
IV.2.2. Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 57
IV.2.3. Karakteristik Responden Semester ... 57
IV.2.4. Karakteristik Responden Jurusan ... 58
IV.2.5. Karakteristik Responden Asal Sekolah ... 59
IV.2. Analisis Deskripsi Variabel ... 60
IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Silabus ... 60
IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Pembelajaran ... 61
IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Evaluasi Pembelajaran ... 62
IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Hasil Belajar ... 63
IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Persiapan Mengajar ... 65
IV.3.7. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel
Sumber Belajar ... 67
IV.2. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ... 68
IV.4.1. Uji Normalitas ... 68
IV.4.2. Uji Multikolonieritas ... 71
IV.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 73
IV.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 75
IV.5.1. Pengujian Hipotasis Pertama ... 75
a. Koefisien Determinasi (R Square) Hipotesis Pertama ... 75
b. Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 76
c. Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial . 79
IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 81
a. Koefisien Determinasi (R Square) Hipotesis Kedua ... 81
b. Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak 82 c. Pengujian Hipotesis Kedua Secara Parsial .... 85
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
V.2. Kesimpulan ... 88
V.2. Saran ... 89
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 36
III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 37
III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Silabus ... 39
III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Pembelajaran ... 40
III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran ... 40
III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar ... 41
III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Persiapan Mengajar ... 42
III.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Metode ... 43
III.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Sumber Belajar ... 43
III.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 46
IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 56
IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester ... 58
IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 58
IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 59
IV.6. Penjelasan Responden terhadap Pertanyaan Silabus ... 60
IV.7. Penjelasan Responden terhadap Pertanyaan Pembelajaran ... 61
IV.8. Penjelasan Responden terhadap Evaluasi Pembelajaran ... 63
IV.9. Penjelasan Responden terhadap Hasil Belajar ... 64
IV.10. Penjelasan Responden terhadap Persiapan Mengajar ... 65
IV.11. Penjelasan Responden terhadap Metode Pembelajaran... 66
IV.12. Penjelasan Responden terhadap Sumber Belajar ... 67
IV.13. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 71
IV.14. Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Pertama ... 72
IV.16. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 76
IV.17. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 77
IV.18. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial ... 80
IV.19. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua... 81
IV.20. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak... 82
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
I.1. Kerangka Berpikir ... 12
III.1. Bagan Struktur Organisasi AKPAR Medan ... 55
IV.1. Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar ... 69
IV.2. Hasil Uji Normalitas Variabel Pembelajaran ... 69
IV.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama... 74
ABSTRAK
Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di Akademi Pariwisata Medan pada tahun akademik 2005/2006 karena adanya kebijakan pemerintah tentang pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, dan juga karena ada fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa yaitu rata-rata di bawah 3.00. Setelah diterapkan konsep KBK ada peningkatan yaitu di atas 3.00. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?, Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dan juga untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa.
Teori yang dipergunakan pada penelitian ini adalah teori Manajemen Strategik yang berhubungan dengan penerapan konsep untuk pencapaian tujuan organisasi. Selain itu juga dipergunakan teori tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata sebanyak 349 orang mahasiswa dan ditentukan sampel sebanyak 78 mahasiswa. Variabel independen pada hipotesis pertama penelitian ini terdiri dari Silabus, Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran dengan Variabel dependen yaitu Hasil Belajar Mahasiswa. Sedangkan untuk Variabel independen pada hipotesis kedua terdiri dari: Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar dengan Variabel dependen yaitu Pembelajaran.
Hasil analisis pada hipotesis penelitian pertama diperoleh nilai koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 48.20% dan pada uji secara F atau uji serempak, silabus, pembelajaran, dan evaluasi berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Tetapi pada uji t atau secara parsial diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti hanya variabel pembelajaran saja yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis pada hipotesis kedua diperoleh nilai Koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 58.60% dan seluruh variabel bebas penelitian yaitu persiapan mengajar, metode dan sumber belajar secara serempak berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa dari ketiga variabel bebas yang diteliti secara signifikan berpengaruh terhadap pembelajaran.
dilaksanakan sesuai dengan strategi penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap Pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Pembelajaran yang berlangsung di Akademi Pariwisata Medan, baik secara serempak maupun parsial dipengaruhi oleh persiapan mengajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
ABSTRACT
The concept of Competency Based Curriculum (KBK) applied in Medan Tourism Academy in the 2005/2006 academic year due to government policies on curriculum development demands of the real working world, and also because there is the phenomenon of low student learning outcomes are seen in the cumulative achievement index of students The average below 3.00. After applied the concept of KBK was increased an average that is above 3.00. Formulation of the problem in this research is how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes Medan Tourism Academy?, As far as the influence of teaching preparation, methods, and learning resources for student learning Medan Tourism Academy?. The purpose of this research is to determine and analyze how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes and also to determine and analyze how far the influence of the preparation of teaching, methods, and learning resources for student learning.
The theory used in this research is the theory of Strategic Management related to the implementation of the concept for the achievement of organizational goals. It is also used on the application of the theory of competency-based curriculum.
This research was conducted using a survey approach, with the type of quantitative descriptive research. The population in this research were students of the Medan Tourism Academy, its 349 students and is given a sample of 78 students. Independent variable on the first hypothesis of this research consisted of Teaching, Learning, and Evaluation of Learning with the dependent variable of Student Learning Results. As for the independent variable on the second hypothesis consists of: Teaching preparation, Methods, and Resources Learning with the dependent variable of learning.
The results of the analysis on the first research hypothesis derived Determination coefficient values (R square) of 48.20% and in the F test or tests simultaneously, syllabus, learning, and evaluation of impact on student learning outcomes. But the t test or partially known that the three variables studied only just learning variables that have an impact on student learning outcomes. Analysis results obtained in the second hypothesis Determination coefficient values (R square) of 58.60% and the independent variable is the preparation of research teaching methods and learning resources simultaneously affect the learning process. Based on the results of t test is known that from the three independent variables studied significantly affect learning.
the same time or partial significantly influenced by the preparation of the lecturers in providing teaching materials, methods and sources used in learning.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap
masing-masing daerah atau lembaga pendidikan untuk mengembangkan pendidikan
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka akan terdapat variasi
baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada masing-masing daerah dan
institusi pendidikan. Dengan demikian, kurikulum konvensional-sentralistik yang
berlaku untuk semua daerah dan lapisan masyarakat tampaknya sudah tidak relevan
lagi diterapkan saat ini. Keadaan seperti itu memberikan konsekuensi terhadap
perubahan paradigma tentang kurikulum di mana diperlukan suatu kurikulum yang
dapat mengakomodasi semua potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah atau
lembaga pendidikan. Menurut Mulyasa (2002), Sistem Pendidikan yang hanya
berbasis pada input dan proses dianggap kurang dinamis, kurang efisien dan
mengarah pada stagnasi pedagogik.
Hal yang mendasari dan mendorong dilakukan perubahan orientasi kurikulum
dan keluaran perguruan tinggi adalah sebagai berikut: (1) Adanya kurikulum yang
disarankan oleh UNESCO (The International Comission on Education for the 21st
Century) agar lulusan mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat (life long
kemampuan yaitu learning to know, learning to do, learning to be and learning to
live together, (2) Adanya persyaratan yang dituntut dari dunia kerja yaitu penguasaan
pengetahuan dan keterampilan (melakukan analisis dan sintesis, penguasaan teknologi
informasi, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan minimal dalam dua bahasa),
sikap (kepemimpinan dan bekerja dalam grup) dan pengenalan sikap terhadap
pekerjaan terkait (terlatih dalam etika kerja, memaknai globalisasi, fleksibel terhadap
pilihan pekerjaan), (3) Adanya usaha penyepadanan terhadap persyaratan kerja,
belajar sepanjang hayat, kurikulum inti dan institusional.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terjadi perubahan dalam
proses pembelajaran yang menyangkut pula perubahan dalam peran dosen,
perencanaan kurikulum, pelaksanaan proses pembelajaran, pengembangan proses
pembelajaran, evaluasi program pembelajaran.
Akademi Pariwisata Medan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang merupakan institusi pendidikan
kejuruan yang bertujuan mendidik dan menghasilkan tenaga terampil untuk industri
pariwisata dan perhotelan. Sesuai dengan visi yang telah ditetapkan oleh manajemen
Akademi Pariwisata Medan yaitu menjadi Akademi pariwisata terbaik di Sumatera
maka institusi ini yang berdiri sejak 1991 berupaya menghasilkan produk atau
lulusannya dengan hasil belajar yang terbaik dan dapat diterima oleh industri. Maka
dari itu, Akademi ini membuat dan menerapkan program dan strategi yang berguna
untuk pencapaian tujuan lembaga. Salah satunya adalah menerapkan konsep
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum pendidikan
di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004. Sistem ini sangat berguna
terutama untuk sekolah-sekolah kejuruan baik bisnis manajemen atau teknologi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi mulai diterapkan di Akademi Pariwisata
Medan tahun ajaran 2005/2006, dengan dikeluarkannya peraturan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/DL.107/MKP/05 tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Program Diploma pada Pendidikan Tinggi Pariwisata
di Lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Tujuan penerapan KBK ini adalah agar mahasiswa Akademi Pariwisata
Medan setelah menempuh pendidikan dan pelatihan di Akademi ini memperoleh hasil
belajar yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pencapaian kompetensi yang ada pada
industri sesungguhnya. Untuk mencapai tujuan itu maka silabus, pembelajaran, dan
evaluasi atau penilaian hasil belajar perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi diterapkankan di Akademi
Pariwisata Medan selain karena adanya kebijakan pemerintah terhadap
pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, juga karena adanya
fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) Mahasiswa untuk lulusan tahun 2005 yaitu rata-rata 2.51 (dua koma
tujuh satu), lulusan tahun 2006 rata-rata Indeks Prestasi Komulatif yaitu 2.63 (dua
koma enam tiga) dan untuk lulusan tahun 2007 rata-rata Indeks Prestasi Komulatif
AKPAR Medan memiliki pencapaian minimal IPK rata-rata yaitu 3.00 (tiga koma nol
nol).
Keseluruhan perangkat yang terkait dengan pembelajaran di Akademi ini
mulai tahun akademik 2005/2006 diarahkan untuk menerapkan KBK yaitu melakukan
perubahan kurikulum dan silabus, metode pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi
terhadap hasil belajar mahasiswa.
Sebelum penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) banyak
kekurangan dan kelemahannya sebagai sebuah institusi pendidikan kejuruan. Pada
pelaksanaan pembelajaran masih berorientasi kepada sistem standar akademis belum
merujuk kepada sistem standar kompetensi. Sehingga hasil belajar yang dicapai oleh
mahasiswa belum memiliki kompetensi tertentu, selain itu belum maksimalnya
penerapan silabus, sistem pembelajaran dan evaluasi yang seharusnya menjadi acuan
untuk memperoleh hasil belajar mahasiswa. Pada penilaian hasil belajar mahasiswa
sebelum penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi cenderung mempergunakan
hasil test satu jenis test saja dan tidak melihat kepada indikator kompetensi yang
mestinya akan dicapai yaitu meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Setiap sumber daya yang dihasilkan diharapkan dalam menghadapi era
globalisasi akan memiliki kemampuan atau kompetensi tertentu yang dapat diterima
oleh industri yang membutuhkan tenaga kerja. Untuk itu Akademi Pariwisata Medan
mengalami reformasi dalam hal penerapan sebuah konsep kurikulum yang diharapkan
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri
dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar
mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?
2. Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap
pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?
I.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar,
metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi
Pariwisata Medan.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi Direktur Akademi Pariwisata Medan yang berkaitan
dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga dapat memudahkan
2. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan
hal-hal yang berhubungan dengan manajemen strategi khususnya terhadap penerapan
konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi.
4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
sama di masa yang akan datang.
I.5. Kerangka Berpikir
Konsep kurikulum sebagai sebuah program atau rencana pembelajaran harus
mendapat perhatian yang serius karena kurikulum bukan hanya berisi tentang tujuan
yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan di samping itu, tentu saja berisi tentang alat atau media yang diharapkan dapat
menunjang terhadap pencapaian tujuan. Pemberlakuan kurikulum 2004 atau KBK
bertujuan meningkatkan kualitas hasil belajar karena sampai saat ini hasil belajar
secara klasikal masih tergolong rendah (Subagia dkk, 2006).
Dalam implementasi kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang berbasis kompetensi setiap lembaga pendidikan memiliki kebebasan
untuk menekankan dan mengedepankan kompetensi tertentu sesuai dengan visi, misi
lembaga dan daerah masing-masing.
Menurut Wina (2006) sebuah rencana akan bermakna jika dilakukan
sebenarnya terkandung makna implementasi artinya apa yang dilakukan peserta didik
semestinya tidak keluar dari program yang telah direncanakan. Sebab pendidikan
sebagai suatu proses yang bertujuan maka harus di desain agar implementasinya tidak
melenceng dari tujuan yang ditetapkan.
Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetansi (KBK) dirumuskan bahwa
KBK merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas, 2002).
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh sebab proses
pembelajaran harus berorientasi pada mahasiswa, artinya peserta didik harus
ditempatkan sebagai subjek belajar. Namun peran pendidik tidak bisa dilepaskan
begitu saja. Dosen merupakan faktor terpenting dalam menentukan sistem atau
metode pengajaran terhadap peserta didiknya mulai dari menyiapkan bahan ajar,
menerapkan metode dan lainya. Mereka berperan membentuk sikap-sikap kritis
sebagai pembentukan citra diri peserta didik. Selama ini sistem pengajaran
di Indonesia tetap masih dianggap konvensional, meski era globalisasi sudah
membius gaya hidup pendidikan. Watak dan pola pikir peserta didik masih bersifat
tradisional. Di sinilah dibutuhkan kesadaran para dosen untuk menjadikan proses
pembelajaran sebagai ruang eksplorasi bersama dalam membentuk sistem belajar
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan kurikulum baru baik
di Perguruan Tinggi memberi ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk bereksplorasi
bersama dalam proses pembelajaran. Bahkan KBK menyaratkan bahwa proses
pembelajaran harus berpusat pada mahasiswa. Proses pembelajaran harus memberi
kesempatan dan ruang yang lebih besar bagi mahasiswa untuk bereksplorasi,
mengalami, menemukan, dan juga menguji pemahaman sendiri dengan terus-menerus
bertanya dan mempertanyakan apa yang dipelajari.
Menurut Mulyasa (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.
Dalam pencapaian tujuan kurikulum yang telah ditetapkan tentu diperlukan
perangkat pendukung seperti perencanaan silabus yang sesuai, pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan (persiapan
mengajar dosen, metode pembelajaran, dan sumber belajar), dan evaluasi
pembelajaran.
Ashan dalam Mulyasa (2004) mengatakan bahwa tiga hal perlu diperhatikan
dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu penetapan kompetensi
yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Nasution (2008) menyatakan bahwa,
kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan.
Kompetensi yang hendak dicapai merupakan pernyatakan tujuan (goal
statement) yang hendak diperoleh mahasiswa, menggambarkan hasil belajar (learning
outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
Strategi mencapai kompetensi adalah upaya untuk membantu peserta didik
dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan, misalnya membaca, menulis,
mendengarkan, berkreasi dan observasi sampai terbentuknya suatu kompetensi.
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaian kompetensi bagi
mahasiswa.
Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dan
diberikan kepada mahasiswa. Karena hal ini merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan
ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif
dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
Dalam pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi harus menggunakan
pendekatan atau metode yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
diantaranya:
a. Apersepsi: Dosen memberi motivasi mahasiswa dengan tanya jawab agar
mereka benar-benar siap menerima proses pembelajaran yang
berlangsung.
b. Ekplorasi: Dosen mengajukan beberapa soal atau masalah yang
merupakan upaya agar peserta didik mencari jawaban/informasi dari
berbagai sumber (buku-buku, koran, majalah, lingkungan, nara sumber,
percobaan dan instansi terkait). Pendekatan semacam ini bisa secara
individual atau kelompok.
c. Diskusi dan penjelasan konsep: Dosen mengajak peserta didik untuk
membahas masalah-masalah yang didiskusikan oleh peserta didik dengan
memberi bimbingan dan penjelasan untuk memecahkan masalah, mencoba
mencari ide pemecahannya, dan menyelesaikannya, kemudian memeriksa
kembali atau meluruskan konsep peserta didik yang belum benar.
Dalam pembelajaran, agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan maka
diperlukan persiapan mengajar karena hal ini pada hakikatnya memperkirakan tentang
apa yang akan disampaikan pada proses pembelajaran. Selain itu metode yang
digunakan dalam proses sangat besar sekali pengaruhnya. Pemilihan metode pada
Sarana dan sumber belajar sangat melengkapi proses pembelajaran karena
tuntutan dalam pembelajaran adalah mahasiswa diharapkan proaktif untuk
mendapatkan hal-hal yang baru, tidak hanya tergantung dari dosen.
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran yang berdasarkan design silabus
yang telah dirancang dan ditetapkan maka evaluasi pembelajaran akan menunjukkan
hasil belajar mahasiswa. Sebagaimana dikatakan oleh Gronlund (1981) dalam Arie
Senduperdana (2007) Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang
setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diukur dengan menggunakan
instrument tes yang disusun/dinyatakan berdasarkan kemampuan observasi.
Sedangkan menurut Taufik, (2006), Hasil belajar adalah “suatu nilai yang
menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dapat dicapai menurut kemampuan
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar I.1. Kerangka Berpikir
I.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: Silabus,
Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar
mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.
2. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap
pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. SILABUS
HASIL BELAJAR MAHASISWA
PEMBELAJARAN
EVALUASI PEMBELAJARAN
SUMBER BELAJAR METODE MENGAJAR PERSIAPAN MENGAJAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Amin (2005) dengan judul Pengaruh Implementasi Sistem
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Akademi Pariwisata Semarang. Permasalahan dalam penelitian adalah:
(1) Sejauhmana pengaruh implementasi sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang?
(2) Seberapa besar pengaruh pelaksanaan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang?.
Populasi yang berjumlah 223 dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi
Pariwisata Semarang, dengan sampel sebanyak 69 mahasiswa dengan persentase
ketidaktelitian 10% dari populasi 223 orang. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam
penelitian ini, yaitu (1) Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi (X) yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran,
(2) Hasil Belajar sebagai variabel (Y) yaitu Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi,
metode angket atau kuesioner, metode observasi, dan metode wawancara. Data yang
sama-sama meneliti tentang pengaruh Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap
Hasil Belajar. Dan memiliki kesamaan beberapa faktor yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pelaksanaan sistem
pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa
Akademi Pariwisata Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan sistem pembelajaran kurikulum Berbasis Kompetensi
berpengaruh langsung terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata
Semarang.
II.2. Teori tentang Manajemen Strategis
Membangun keunggulan sebuah organisasi mengharuskan para pelaku
menemukan strategi yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan
persaingan.
“Kemampuan perusahaan bertahan lama, dan bahkan berkembang dari tahun ke tahun bukan karena ukuran keberuntungannya, tetapi karena organisasi tersebut mampu menunjukkan kapasitas beradaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan kondisi tuntutan lingkungannya, terus-menerus melakukan inovasi, dan mengambil keputusan yang tepat untuk menggerakkan organisasinya kearah tujuan yang diinginkan” (Sangkala, 2007).
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah
pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu
mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah cara dengan jalan
mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.
menerapkan konsep maka manajemen strategis sangat bermanfaat membantu
organisasi seperti yang dikatakan oleh David (2004), Manajemen strategis
menawarkan manfaat berwujud seperti meningkatnya kesadaran ancaman eksternal,
pemahaman yang lebih baik mengenai strategi pesaing, meningkatnya produktivitas
karyawan, berkurangnya penolakan terhadap perubahan dan pemahaman yang lebih
jelas mengenai hubungan prestasi - penghargaan.
Menurut David (2004), Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai seni
dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.
Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003) dalam Triton
(2007) ada tiga pertanyaan kunci strategis yang harus diajukan dan sekaligus harus
dijawab oleh manajemen strategis, yaitu:
1. Di mana organisasi sekarang?
2. Jika tidak ada perubahan yang dibuat, di mana perusahaan atau organisasi
akan berada dalam satu tahun ini; dua tahun; lima tahun; sepuluh tahun?
Apakah jawabannya dapat diterima?
3. Jika jawabannya tidak dapat diterima, tindakan khusus apa yang sebaiknya
dilakukan oleh manajemen? Risiko dan hasil apa yang dilibatkan?
Untuk pencapaian tujuan organisasi yang unggul maka diperlukan sebuah
penerapan strategi. Saat ini lembaga pendidikan harus lebih responsif terhadap apa
II.2.1. Penerapan Manajemen Strategis pada Lembaga Pendidikan
Di lingkungan organisasi profit manajemen harus diwujudkan dengan teknik
yang dapat mengantarkannya agar menjadi organisasi yang unggul dalam lingkungan
bisnis yang bersifat kompetitif. Sedangkan di lingkungan organisasi bidang
pendidikan/persekolahan yang lingkungannya tidak bersifat kompetitif untuk profit
teknik pelaksanaannya harus diarahkan pada menciptakan dan mengembangkan
kegiatan yang efektif, efisien dan saling menunjang/mendukung agar eksistensinya
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan bersama dalam bentuk
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Meskipun suatu lembaga pendidikan milik pemerintah tidak berorientasi profit
tetapi penerapan manajemen strategik dapat dilakukan untuk tujuan menjadi lebih
baik. Menurut Nawari (2005), Pengimplementasian manajemen Strategik dapat
dipergunakan juga oleh semua organisasi non profit. Implementasi di bidang
pendidikan/persekolahan didasari juga oleh peranan pengelolaan dan pengendalian
aspek kehidupan tertentu, sangat besar pengaruhnya terhadap usaha mempersiapkan
warga negara.
Penerapan manajemen strategik pada bidang pendidikan akan memberikan
pengaruh positif bagi lembaga tersebut seperti yang dikatakan oleh Nawawi (2005),
Kesediaan dan kemampuan mengadaptasi Manajemen Strategik untuk
diimplementasikan di lingkungan organisasi non profit bidang pendidikan/
penyelenggara atau pengelola negara dan warga negaranya yang baik untuk masa
mendatang.
Keberhasilan penerapan suatu strategi atau program banyak faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Nawawi (2005),
“Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai system, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas pengimplementasiannya di lingkungan suatu organisasi non profit. Tingkat intensitas dan formalitas itu dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan sebagai pelayanan umum (public service) yang efektif, efisien dan berkualitas (di bidang pendidikan misalnya menetapkan metode/sistem instruksional, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, dan lain-lain)”.
II.3. Teori Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Menurut Mulyasa (2004), Implementasi merupakan suatu proses penerapan
ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah: “put something into effect” diartikan sebagai penerapan sesuatu
yang memberikan efek atau dampak. Untuk mengimplementasikan suatu konsep
maka diperlukan strategi yang tepat agar pencapaian tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Menurut Nurhadi (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebuah
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu.
Berdasarkan definisi implementasi dan KBK di atas maka penerapan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu
aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi
tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan
oleh Miller dan Seller dalam Mulyasa (2006), bahwa, “in some case implementation
has been identified with instruction….”.
Kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil
pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai sebuah kurikulum memiliki 3
karakteristik utama, yaitu:
Pertama, KBK memuat sejumlah kompetesi dasar yang harus dicapai peserta didik.
Kedua, Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses
pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Jadi
yang diukur adalah tidak hanya aspek pengetahuan saja tetapi juga sikap dan
Menurut Mulyasa (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat diterapkan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan.
Kompetensi menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004)
mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan
Terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntuan KBK
yaitu:
1. Kompetensi akademik artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen.
2. Kompetensi okupasional artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan
mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus menempatkan diri
sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani
kehidupanya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah
dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.
II.4. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
pengembangan kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan
Menurut Mulyasa (2006), Silabus merupakan kerangka inti dari kurikulum
2004 atau KBK yang berisi tiga komponen utama: kompetensi apa yang akan
ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran, kegiatan
apakah yang harus dilakukan untuk menanamkan kompetensi tersebut dan upaya
apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah
dimiliki peserta didik.
Pengembangan silabus harus dilakukan secara sistematis, dan mencakup
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar yang
telah ditetapkan.
Kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran berhubungan
dengan kemampuan dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun
silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas mengajarnya.
Menurut Mulyasa (2006), Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.
Komponen-komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi dasar, adalah target pembelajaran yang harus dicapai.
2. Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik.
3. Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik.
4. Langkah pembelajaran yaitu memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh pendidik secara berurutan untuk mencapai target kompetensi yang harus
5. Alokasi waktu, yaitu menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari
sesuatu materi.
6. Sarana dan sumber belajar, penentuan sarana dan sumber belajar akan sangat
membantu dalam proses pencapaian kompetensi yang diharapkan.
7. Penilaian, merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
II.5. Pembelajaran
Menurut Mulyasa (2006), Pembelajaran sebagai inti dari implementasi
Kurikulum 2004 dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pada fungsi kedua adalah pelaksanaan
atau sering juga disebut implementasi, adalah proses yang memberikan kepastian
bahwa proses pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehingga dapat membentuk
kompetensi yang inginkan.
Menurut Sukmadinata (2002), Keseluruhan pertautan kegiatan yang
memungkinkan dan berkenan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar disebut
Pembelajaran (instruction). Lebih jauh dikatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran
a. Menekankan pembelajaran bermakna.
b. Menggunakan metode dan media yang bervariasi. c. Menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
d. Memberikan pengalaman belajar yang kaya; mendapatkan, mengolah/ mengembangkan, mengaplikasikan teori/konsep memecahkan masalah dan menemukan hal baru.
e. Memberikan keseimbangan antara kegiatan klasikal, kelompok dan individu.
f. Memprioritaskan suasana pembelajaran yang atraktif, memotivasi, kooperatif dan bersahabat.
Keberhasilan implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh pendidik, oleh sebab itu kepiawaian dosen sebagai
perencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi (Mulyasa, 2004).
Kompetensi dalam mengimplementasikan kurikulum berhubungan dengan
kemampuan mengelola proses pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
mahasiswa secara optimal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan
pembelajaran:
1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi peserta
didik untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan.
2. Rancangan pembelajaran harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan
sarana belajar yang tersedia.
3. Pembelajaran harus dirancang dengan mengkombinasikan berbagai pendekatan
4. Pembelajaran harus memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu seperti;
bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi, budaya dan lain
sebagainya.
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan
pendidik dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang telah diprogramkan. Dalam implementasi KBK pembelajaran efektif
dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pemanasan dan apersepsi.
2. Eksplorasi.
3. Konsolidasi pembelajaran.
4. Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku.
5. Penilaian formatif.
II.5.1. Persiapan Mengajar
Menurut Mulyasa (2006) Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa
yang akan dilakukan. Dengan demikian persiapan mengajar merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Pada KBK Pengembangan Persiapan Mengajar sedikitnya mencakup tiga
kegiatan yaitu; Identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan
Menurut Mulyasa (2006), terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan persiapan mengajar dalam menyukseskan implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, sebagai berikut:
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas; makin
konkrit kompetensi makin mudah diamati dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar
harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di lembaga.
Cyntia dalam Mulyasa (2006), menyatakan bahwa proses pembelajaran yang
dimulai dengan fase pengembangan persiapan mengajar, ketika kompetensi dan
metodologi telah diidentifikasikan akan membantu pendidik dalam
mengorganisasikan materi standar serta mengantisipasi peserta didik dan
masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya tanpa persiapan
mengajar, seorang pendidik akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan.
Kutipan di atas mengukuhkan pentingnya persiapan mengajar bagi suksesnya
mengorganisasikan kompetensi standar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara
terarah.
II.5.2. Metode
Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK, strategi dapat dikatakan
sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan
pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian
strategi itu dalam proses dinamakan dengan Metode Pembelajaran (Wina, 2006).
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan: apakah metode/teknik dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana, 1997).
Menurut pendapat Rowntree, Roy Killen dalam Wina (2006), Metode atau
strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran langsung (direct Instruction).
2. Pembelajaran dengan diskusi.
3. Pembelajaran kerja dengan kelompok kecil.
4. Pembelajaran cooperative learning.
5. Pembelajaran Problem Solving.
Menurut Nurhadi (2004), Pendekatan atau metode yang sesuai dengan KBK
yaitu: Menekankan pada pemecahan masalah. Lebih jauh dikatakan oleh Wina
b. Aktivitas, berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
c. Individualistis, mengembangkan setiap individu walaupun belajar dalam
kelompok.
d. Integritas, pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik.
II.5.3. Sumber Belajar
Secara sederhana Sumber Belajar menurut Wina (2006) dapat dirumuskan
sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik
dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
dalam proses belajar mengajar.
Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan dalam
pembelajaran pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung.
2. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran.
3. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat di mana sumber-sumber dapat berinteraksi
dengan para peserta didik.
4. Alat dan peralatan yaitu; sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan
sumber-sumber lain.
5. Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara teknik
dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.
Hal yang harus diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum
maupun non fisik. Iklim belajar yang kondusif ditunjang oleh berbagai fasilitas
belajar yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan,
penampilan dan sikap guru.
Berikut adalah hal yang harus diperhatikan dalam menyukseskan
implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah pengembangan fasilitas dan
sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat
dilaksanakan secara optimal. Secara umum fasilitas dan dan sumber belajar terdiri
dari dua kelompok yaitu: fasilitas dan sumber belajar yang direncanakan dan yang
dimanfaatkan. Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan
kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran.
II.6. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar menurut Mulyasa (2006) adalah merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi.
Dalam kaitanya dengan evaluasi pembelajaran, Moekijat (1992) dalam
Mulyasa (2006) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sebagai berikut:
Menurut Wina (2006), “Evaluasi adalah merupakan suatu proses artinya
dalam pelaksanaan suatu evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan
yang harus dilakukan”. Lebih jauh dikatakan pula bahwa evaluasi itu merupakan
suatu proses memberikan pertimbangan dan arti sesuatu yang dinilai, sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu
kesatuan tertentu.
Menurut Nurhadi (2004), “Sumber data penilaian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti portofolio (kumpulan kerja), product (hasil karya), project (penugasan), performances (unjuk kerja), dan paper & pen (tes tertulis). Prinsip penilaian yang digunakan dalam konsep KBK adalah:
1. Penilaian berorientasi pada pencapaian kompetensi.
2. Dasar pemikiranya, dosen menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan melulu mengukur pengetahuan mahasiswa.
3. Proses penilaian berlangsung terus menerus. Data nilai diambil dari berbagai sumber dan berbagai cara, tidak hanya hasil tes. Dosen menilai dari penampilan, kinerja, dan hasil karya mahasiswa. Penilaian menekankan pada hasil dan proses.
4. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan dan mencakup semua aspek. 5. Menilai dengan berbagai cara dan berbagai sumber.
6. Mengukur pengetahuan dan keterampilan.
7. Mempersyaratkan penerapan dan pengetahuan atau pengalaman.
8. Isi, perintah, dan tugas-tugas yang berhubungan dengan penilaian bersifat kontekstual dan relevan.
9. Proses dan produk kedua-duanya dapat diukur”.
Melalui evaluasi ini pendidik dapat menilai sejauhmana kompetensi telah
dicapai peserta didik. Evaluasi hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil
belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta akan mempunyai
(2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik
setahap atau dua tahap.
II.7. Hasil Belajar
Menurut Mulyasa (2006), Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta
didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan.
Menurut S. Nasution (1983), Hasil belajar atau prestasi siswa adalah hasil
yang telah dicapai dalam bentuk perubahan kelakuan peserta didik berdasarkan
pengalaman dan pelatihan.
Lebih lanjut dikatakan: hasil belajar dirumuskan sebagai tujuan Instruksional
umum yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen
dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa
yang akan dapat dilakukan atau dikuasai peserta didik sebagai hasil pelajaran
(Hendyat dan Wasty, 1993).
Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan,
yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan implementasi KBK harus
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu Mulyasa (2006)
menyatakan, “Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus
Menurut Gagne (1975) dalam Senduperdana (2007) ada lima kapabilitas hasil
belajar, yaitu (1) Keterampilan intelektual (intellectual skills), (2) informasi verbal
(verbal information), (3) Strategi Kongitif (cognitive strategy), (4) Keterampilan
Motorik (motoric skill), (5) Sikap (attitude). Dan diperkuat oleh Bloom (1986) dalam
Senduperdana (2007) yaitu membagi perilaku hasil belajar atas tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, psikomotor.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (faktor internal), yang meliputi:
A. Kondisi Fisiologis
Kondisi Fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Orang yang dalam keadaan segar jasmani, akan berlainan belajarnya dengan
keadaan orang yang dalam keadaan kelelahan. Di samping kondisi fisiologis umum,
hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, tertama penglihatan dan
pendengaran, karena sebagian besar yang dipelajari oleh manusia adalah
menggunakan penglihatan dan pendengaran.
B. Kondisi Psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologis sangatlah berpengaruh terhadap proses
belajar yang telah bersifat psikologis. Beberapa faktor psikologis yang utama antara
lain adalah:
a) Minat: Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak
berminat untuk mempelajarai sesuatu, jangan diharapkan dia akan berhasil.