ANALISIS KEPUASAN
DAMPAKNYA
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT
ANALISIS KEPUASAN
DAMPAKNYA
KARYAWAN
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
NAMANIM
ANALISIS KEPUASAN
DAMPAKNYA
TERHADAP
KARYAWAN
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ITS IMPACT ON TURNOVER INTENTIONS
ON PT. ASIA PARAGON BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
NAMA : RURI HERNI KUSWARA HERLIANI
: 21207901
ANALISIS KEPUASAN KERJA
TERHADAP
KARYAWAN
PT. ASIA PARAGON BANDUNG
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ITS IMPACT ON TURNOVER INTENTIONS
ON PT. ASIA PARAGON BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
: RURI HERNI KUSWARA HERLIANI : 21207901
KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI
TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH PADA
PT. ASIA PARAGON BANDUNG
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ITS IMPACT ON TURNOVER INTENTIONS
ON PT. ASIA PARAGON BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen
Oleh :
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
: RURI HERNI KUSWARA HERLIANI
KOMITMEN ORGANISASI
KEINGINAN BERPINDAH PADA
PT. ASIA PARAGON BANDUNG
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ITS IMPACT ON TURNOVER INTENTIONS
ON PT. ASIA PARAGON BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
: RURI HERNI KUSWARA HERLIANI
KOMITMEN ORGANISASI
KEINGINAN BERPINDAH PADA
PT. ASIA PARAGON BANDUNG
ANALYSIS JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ITS IMPACT ON TURNOVER INTENTIONS
ON PT. ASIA PARAGON BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
: RURI HERNI KUSWARA HERLIANIKOMITMEN ORGANISASI
KEINGINAN BERPINDAH PADA
ABSTRAK
Ruri Herni Kuswara Herliani: Analisis Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Dampaknya Terhadap Keinginan Berpindah Pada Karyawan PT. Asia Paragon Bandung , dibawah bimingan Lita Wulantika, SE., M. Si.
Tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi, hal ini seperti menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia yakni yang berupa biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan sampai biaya rekrutmen dan pelatihan kembali. Turnover yang tinggi juga mengakibatkan organisasi tidak efektif karena perusahaan kehilangan karyawan yang berpengalaman dan perlu melatih kembali karyawan baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan, tingkat komitmen organisasi tingkat keinginan berpindah karyawan, untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan keinginan berpindah karyawan serta untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung baik secara parsial maupun secara simultan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini berjumlah 30 dan tehnik penarikan sampel menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis sampel jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode analisis menggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan masuk kedalam kriteria rendah, komitmen organisasi masuk kedalam kriteria cukup sedangkan keinginan karyawan untuk berpindah masuk kedalam kriteria tinggi. Tingkat keeratan hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah sangat rendah, sedangkan hubungan antara kepuasan kerja dengan keinginan untuk berpindah masuk dalam kategori sedang dan hubungan antara komitmen organisasi dengan keinginan untuk berpindah masuk dalam kategori kuat. Secara simultan pengaruh kepuasan dan komitmen terhadap keinginan berpindan adalah sebesar 34,8% dan secara parsial kepuasan kerja lebih besar pegaruhnya dibandingkan komitmen organisasi terhadap keinginan berpindah.
ABSTRACT
Ruri Herni Kuswara Herliani: analysis Job Satisfaction And Organizational Commitment its impact on Turnover Intention On PT. Asia Paragon Bandung , under the tutorial of Lita Wulantika, SE., M. Si.
The high employee s turnover rate will create negative effects for the organization, such effects including the instability and uncertainty for the current working employees condition and the increase of human resource costs for new employees recruitment and training. The high employee s turnover rate also indicates an ineffective organization because the company subsequently lost their experienced employees and need to retrain their new employees. The objectives of this research are (1) to measure the employee s job satisfaction, the level of organizational commitment, the level of employees motivation to find new jobs; (2) to understand the relationship between employees job satisfaction and organizational commitment with the employees motivation to find new jobs; (3) to analyze how significant are the effects of job satisfaction and organizational commitment toward the employees motivation to find new jobs in PT Asia Paragon Bandung, either partially or simultaneously.
This research uses the descriptive research methodology with a quantitative approach. Population for this research is 30 and the technique of sample drawing is non-probabilistic sampling with the kind of sample is saturated sample. The technique for data gathering is using questionnaire and the analysis method using path analysis.
The result of this research has measured that the population have a low level of employee s job satisfaction, a medium level of organizational commitment, while the employees motivation to find new jobs is high. The second result showed that the tightness of relationship between job satisfaction and organizational commitment is very weak, the tightness of relationship between job satisfaction and employees motivation to find new jobs is medium, while the tightness of relationship between organizational commitment and employees motivation to find new jobs is strong. The last conclusion is that simultaneously, the effect of job satisfaction and organizational commitment on the employees motivation to find new jobs is 34.8%; and partially, the effect of job satisfaction is more significant than the organizational commitment on the employees motivation to find new jobs.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Dampaknya Terhadap Keinginan Berpindah
Karyawan Pada PT. Asia Paragon Bandung.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi salah satu syarat Dalam
menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer
Indonesia.
Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis memukan
hambatan dan kesulitan, namun dengan bantuan Lita Wulantika,SE., M.Si sebagai Dosen
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan , dan
memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini , akhirnya
dengan doa, semangat ikhtiar penulis mampu melewatinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, tidak sedikit kekurangan dan
kelemahan baik dalam teknik penulisan maupun penyajian skripsi. Hal ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Dalam melaksanakan penyusunan skripsi, tidak
jarang penulis temui berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan dorongan,
baik berupa materil maupun moril yang diberikan semua pihak akhirnya penulis mampu
melewatinya.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan rasa hormat,
penghargaan, dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :
iv
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan manajemen sekaligus dosen Mn4
karyawan.
4. Para staf dan dosen Fakultas ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Karyawan PT. Asia Paragon Bandung selaku objek penelitian ini.
6. Almarhumah mamah tercinta, Bapak, Teh Neng, Teh Nina, Teh Iya, Teh Rora, Kimkim,
Thanjia serta suami Helmi Makdiansyah terima kasih atas kasih sayang, cinta, serta
dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.
7. Teman teman MN4 karyawan, Bunda Irma Yunita, Dedeh, Icha, Ayu, Marsya, Fitri,
Anna, Chima, Dini, Lisa, Rifqi, Helmi, Denis, Rangga, Dadang, Johan, Jefri, Ari Setio,
Ari Khaerudin, Tegi, yang senantiasa memberikan dukungan selama ini, terima kasih atas
waktu dan kebersamaannya.
Semoga Allah SWT. Membalas kebaikan seluruh pihak yang telah membantu penulis
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dunia usaha dan organisasi yang saat ini semakin berkembang pesat,
banyak menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang untuk turut serta dalam
perkembangan tersebut termasuk adanya unsur manusia dalam dunia industri dan
organisasi menyebabkan tidak akan pernah kehilangan objek dalam kancah dan
akan selalu mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produktivitas
perusahaan dari segi sumber daya manusia.
Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting,
karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan
dalam tiap proses produksi barang maupun jasa. Menurut Cascio dalam
mengemuka, 1987 dalam Ferry Novliadi (2007:4 )mengemukakan manusia
adalah sumber daya yang sangat penting dalam bidang industri dan organisasi ,
oleh karena itu pengelolaan sumber daya mencakup penyediaan tenaga kerja yang
bermutu, mempertahankan kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.
Perkembangan manajemen perusahaan dewasa ini khususnya dalam manajemen
sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih memperhatikan
kebijaksanaan yang diterapkan perusahaan terhadap pekerjanya. Kebijakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pekerja akan
2
Kepuasan kerja bagi karyawan sangat diperlukan karena kepuasan kerja
karyawan akan meningkatkan produktifitas perusahaan. Adanya ketidakpuasan
pada para karyawan dalam bekerja akan membawa akibat-akibat yang kurang
menguntungkan baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri. Menurut
Stephen P Robbins dan Timonthy Judge (2008: 104) mengemukakan bahwa :
Apabila individu merasa sangat terlibat dalam pekerjaan mereka (keterlibatan pekerjaan yang tinggi), tidakkah mungkin bahwa mereka menyukainya (kepuasan kerja yang tinggi)? Demikian pula, tidakkah individu yang berfikir bahwa organisasi mereka suportif (dukungan organisasional yang dirasa)juga merasa berkomitmen terhadapnya (komitmen organisasi yang kuat)
Komitmen karyawan pada organisasi dapat dijadikan sebagai salah satu
jaminan untuk menjaga kelangsungan organisasi dan dapat dijadikan sebagai salah
satu jaminan untuk menjaga kelangsungan organisasi atau perusahaan tersebut.
Dalam sebuah komitmen terjadi ikatan yang mengarah kepada tujuan yang lebih
luas yaitu tujuan organisasi. Apabila karyawan merasa tidak puas karena
pekerjaan yang telah dilakukan tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima
secara langsung dapat memepengaruhi kepuasan kerja karyawan dan komitmen
karyawan pada organisasi.
Oleh karena itu perusahaan berusaha harus lebih peduli dan menghargai
pekerjaan karyawan baik itu pada posisi jabatan rendah ataupun yang menempati
posisi atas. Sehingga akan terjalin suatu komitmen organisasi yang kuat antara
seluruh karyawan dengan perusahaan. Menurut Stephen P Robbins dan Timonthy
Judge (2008101) mengemukakan bahwa: keterlibatan pekerjaan yang tinggi
3
organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu
tersebut .
Individu yang memiliki tingkat komitmen organisasional yang tinggi
akan memiliki pandangan positif dan akan berusaha berbuat yang terbaik untuk
kepentingan organisasi. Menurut (Koch,1978 dalam Sopiah, 2008:166)
mengemukakan Ditinjau dari segi organisasi , karyawan yang berkomitmen
rendah akan berdampak pada turnover .
Terjadinya keinginan berpindah (Turnover intention) pada karyawan
merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan. Tingkat
perpindahan kerja yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi,
seperti menciptakan ketidakstabilan terhadap kondisi tenaga kerja dan
peningkatan biaya sumber daya manusia. Hal tersebut menjadikan organisasi tidak
efektif karena perusahaan kehilangan karyawan yang berpengalaman dan perlu
melatih kembali karyawan baru.
Secara langsung yang diderita perusahaan akibat tingginya tingkat
keinginan berpindah antara lain berupa waktu yang terbuang untuk rekrutmen,
seleksi, dan training bagi pegawai atau karyawan baru, sedangkan yang
ditanggung antara lain peningkatan beban kerja (workload) pada personil tertentu
yang ditugaskan untuk mengambil alih pekerjaan yang ditinggalkan pejabatnya,
munculnya goncangan organisasi yang dapat mempengaruhi moral kerja
karyawan secara keseluruhan, dan juga citra perusahaan yang buruk akibat
publisitas negatif high turnover intention tersebut. Beberapa kerugian lain yang
4
terhadap kemampuan karyawan yang baru direkrut, berkurang atau hilangnya
kerjasama tim yang sudah terbentuk.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis berusaha mengkaji lebih dalam
mengenai analisis kepuasan kerja dan komitmen organisasi dampaknya terhadap
keinginan berpindah pada PT. Asia Paragon Bandung, pada saat ini perusahaan
dihadapkan pada persaingan yang begitu ketat, karena banyak
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang yang sama yaitu konsultan kontraktor.
Persaingan antar perusahaan merupakan suatu tantangan besar yang harus disikapi
dan dihadapi dengan kemampuan manajemen perusahaan yang handal. Apabila
hal ini dapat dilakukan maka perusahaan akan mendapat keunggulan bersaing.
Kondisi demikian menuntut PT. Asia Paragon Bandung untuk terus
meningkatkan kinerja perusahaan, melalui pencapaian kepuasan kerja, komitmen
organisasi dan menghindari terjadinya keinginan berpindah pada karyawan
sehingga pada akhirnya tercapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan survey yang penulis lakukan terhadap beberapa karyawan
PT. Asia Paragon Bandung, melalui wawancara dengan karyawan penulis
memperoleh permasalahan-permasalahan yang dihadapi dimana dilihat dari
kepuasan kerja, diantaranya: (1) gaji yang tidak sesuai, (2) tidak adanya
penghargaan terhadap karyawan teladan, (3) pemberian kompensasi yang tidak
sesuai,(4) pekerjaan yang diberikan diluar job description,(5) cara penyampaian
pimpinan yang kurang menyenangkan, dan (6) perubahan status karyawan yang
5
Dilihat dari komitmen organisasi fenomena yang terjadi, diantaranya :
(1)karyawan melakukan job side di perusahaan lain pada saat jam kerja, (2)
karyawan memberikan peluang project ke perusahaan lain dengan harapan
mendapat commitment fee relatif tinggi.
Sedangkan dilihat dari fenomena keinginan berpindah, diantaranya :
(1)sering terjadi pengunduran diri pada karyawan, (2) adanya rotasi penempatan
karyawan yang tidak diharapkan karyawan, (3) karyawan malas menyelesaikan
pekerjaan, (4) karyawan sering melakukan protes terhadap atasan, (5) absensi
yang meningkat.
Alasan lainnya sebagai dasar penelitian ini dilakukan adalah data pada PT.
Asia Paragon Bandung yang menunjukkan tingkat keinginan berpindah (turnover
intention) karyawan yang relatif tinggi seperti terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Data Turnover Karyawan PT. Asia Paragon Bandung
Tahun 2008 s/d 2011
THN KET JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JML %
MASUK 3 0 4 0 0 2 0 1 0 3 0 0 13
KELUAR 0 2 0 1 2 1 2 0 0 0 1 0 9
MASUK 7 0 2 0 1 0 2 0 0 0 0 0 12
KELUAR 2 2 0 1 0 5 0 0 1 0 0 0 11
MASUK 1 1 1 0 0 1 5 0 0 1 0 0 10
KELUAR 1 0 0 1 2 0 1 2 0 0 4 0 11
MASUK 2 1 0 3
KELUAR 0 3 3 6
2008 2009 2010
2011 2
1,1 0,9 0,7
6
Sumber : (Data Divisi HRD PT. Asia Paragon Bandung, 2011) Grafik dan Gambar 1.1
Turnover Karyawan PT. Asia Paragon Bandung Tahun 2008 s/d 2011
Berdasarkan Tabel 1.1 dan Grafik 1.2 diatas mengambarkan adanya
permasalahan yang ada di PT. Asia Paragon Bandung, dimana setiap tahunnya
selalu terjadi keinginan berpindah pada karyawan yang relatif cukup tinggi
dibandingkan dengan jumlah total karyawannya. Dari beberapa alasan penyebab
tersebut diduga faktor kepuasan kerja, dan komitmen organisasi memegang
peranan penting yang cukup signifikan, hal ini berarti perlu adanya suatu
tindakan dari manajemen PT. Asia Paragon Bandung.
0 2 4 6 8 10 12 14
2008 2009 2010 2011
JU
M
L
A
H
7
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI DAMPAKNYA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KARYAWAN PADA PT. ASIA PARAGON BANDUNG
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas,
maka identifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Gaji yang tidak
sesuai, (2) Tidak adanya penghargaan terhadap karyawan teladan, (3) Pemberian
kompensasi yang tidak sesuai (4) Pekerjaan yang diberikan diluar job description,
(5) Cara penyampaian pimpinan terhadap karyawan yang kurang
menyenangkan,(6) Perubahan status karyawan yang menjadi tenaga ahli dalam
suatu project, (7) Karyawan melakukan job side di perusahaan lain di jam kerja,
(8) Karyawan memberikan peluang project ke perusahaan lain dengan harapan
mendapat commitment fee relatif tinggi, (9) Sering terjadi pengunduran diri pada
karyawan, (10) Adanya rotasi penempatan karyawan yang tidak sesuai dan tidak
diharapkan karyawan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kepuasan kerja dan
komitmen organisasi terhadap keinginan berpindah sehingga masalah yang diteliti
8
1. Bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT. Asia Paragon
Bandung.
2. Bagaimana tingkat komitmen organisasi karyawan pada PT. Asia Paragon
Bandung.
3. Bagaimana tingkat keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon
Bandung.
4. Bagaimana hubungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan
keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung.
5. Seberapa besar tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap
keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung baik
secara parsial maupun secara simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis kepuasan
kerja dan komitmen organisasional dampaknya terhadap keinginan berpindah
karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan inti permasalahan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PT. Asia Paragon
9
2. Untuk mengetahui tingkat komitmen organisasi karyawan pada PT. Asia
Paragon Bandung.
3. Untuk mengetahui tingkat keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia
Paragon Bandung.
4. Untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi
dengan keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung.
5. Untuk menganalisis seberapa besar tingkat kepuasan kerja dan komitmen
organisasi terhadap keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon
Bandung baik secara parsial maupun secara simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai 2 (dua)
kegunaan utama, yaitu (1) Kegunaan Praktis dan (2) Kegunaan Akademis.
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah :
1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Perusahaan
Diharapkan agar dapat memberikan masukan kepada PT. Asia Paragon
Bandung untuk mengambil langkah langkah yang tepat dalam upaya menghindari
terjadinya keinginan berpindah pada karyawan kantor.
2. Pihak Terkait (Karyawan)
Diharapkan agar dapat mengembangkan dan menambahwawasan serta
masukan informasi mengenai analisis kepuasan kerja dan komitmen organisasi
dampaknya terhadap keinginan berpindah karyawan pada PT. Asia Paragon
10
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis kepuasan
kerja dan komitmen organisasional dampaknya terhadap turnover intention
karyawan pada suatu perusahaan.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil peneitian ini mudah-mudahan dapat menjadi tambahan informasi dan
menambah ilmu pengetahuan mengenai analisis kepuasan kerja dan komitmen
organisasional dampaknya terhadap keinginan berpindah.
3. Bagi Pengembang Ilmu
Sebagai informasi khususnya mengenai analisis kepuasan kerja dan
komitmen organisasional dampaknya terhadap keinginan berpindah.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan cara mengumpulkan dan memperoleh
data-data yang diperlukan dalam penyusunan. Penulis melaksanakan penelitian di
PT. Asia Paragon Bandung yang beralamat di komplek Setra Sari Mall B.3 No. 51
Sarijadi Bandung Tlp. 022-2004156 Fax. 022-2000962. Dengan jadwal kegiatan
11
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan dan Penyusunan Skripsi
Perencanaan Penulis, 2011
No Keterangan April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011
1 3 4 4 4 1 2 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Menentukan tempat penelitian, dan
2 pengambilan data,
3 penyusunan dan Bimbingan UP
4 Sidang dan Revisi UP
5 Penyusunan dan Bimbingan Skipsi
6 Pengolahan data
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki oleh setiap
karyawan dalam organisasi. Karena dengan dimilikinya kepuasan kerja pada diri
seorang karyawan dalam bekerja akan lebih memacu partisipasinya dalam setiap
kegiatan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Menuru Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009:856) pengertian
kepuasan kerja adalah Evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja .
Pengertian yang menyatakan kepuasan kerja Menurut Edy Sutrisno (2010:74)
suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja,
kerjasama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang
menyangkut faktor fisik dan psikologis .
Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2009:117), Kepuasan kerja
adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya .
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa: pengertian kepuasan kerja adalah perasaan senang dan puas yang dialami
13
2.1.1.2 Teori Kepuasan Kerja
Menurut Veithzal Rivai (2009:856), teori kepuasan kerja antara lain:
1. Teori ketidaksetaraan (Discrepancy Theory)
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung
selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi yang diterimanya maka
orang akan lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy tetapi merupakan
discrepancy yang positif. Kepuasan seseorang tergantung pada selisih antara
sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
2. Teori Keadilan (Equety Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas/ tidak puas,
tergantung pada ada/ tidak adanya keadilan (equity) dalam suatu system,
khususnya system kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori
keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan. Input adalah faktor
bernilai bagi pegawai yang dianggap mendukung pekerjaanya seperti,
pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan/
perlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaanya. Hasilnya
adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang
diperolehnya dari pekerjaanya, seperti : upah atau gaji, keuntungan
sampingan, symbol, status penghargaan, dan kesempatan untuk berhasil atau
14
3. Teori dua Faktor (Two Factor Theory)
Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu
merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan itu bukan satu
variabel yang continue. Teori ini menunjukan karakteristik pekerjaan menjadi
2 kelompok yaitu satisfieas atau motivator dan dissatisfieas. Satisfieas adalah
faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber yang dibutuhkan.
Kepuasan kerja yang terdiri dari : Pekerjaan yang menarik, penuh tantangan,
ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan untuk memeperoleh
penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor tersebut akan menimbulkan
kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan
ketidakpuasan. Dissatisfieas (Hegein Factor) adalah faktor-faktor yang
menjadi sumber ketidakpuasan yang terdiri darigaji atau upah pengawasan,
hubungan antara pribadi, kondisi kerja dan status.
Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta
kebutuhan dasar karyawan . Jika tidak terpenuhi faktor ini, karyawan tidak
akan puas. Jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, karyawan tidak akan kecewa meskipun belum terpuaskan.
Menurut Edy Sutrisno (2010:80) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
1. Faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan, yang meliputi minat, keterampilan kerja, sikap kerja,bakat dan
15
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
baik antara sesama karyawan dengan atasannya atau dengan karyawan
yang berbeda jenis pekerjaannya.
3. Faktor Fisik Financial, merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis
pekerjaan, waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja , keadaan ruang,
suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur
dan sebagainya.
4. Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas-fasilitas promosi, dan
sebagainya.
2.1.1.3 Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Veithzal Rivai (2009:860) menyatakan faktor-faktor yang biasanya
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah:
1. Isi pekerjaan,penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol
terhadap pekerjaan.
2. Supervisi.
3. Organisasi dan manajemen.
4. Kesempatan untuk maju.
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
16
7. Kondisi pekerjaan.
2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Edy Sutrisno (2010:80), faktor yang memepengaruhi kepuasan
kerja adalah:
1. Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan, yang meliputi minat, ketenteraman dalamkerja, sikap terhadap
kerja, bakat dan keterampilan
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
antara karyawan maupun karyawan dengan atasan.
3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat,
perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara,
kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan
sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan
17
A. A Anwar Prabu Mangkunegara (2009:120) mengatakan bahwa ada
dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Faktor Pegawai
Yaitu, kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi
fisik, pendididkan, pengalaman kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir,
persepsi dan sikap kerja.
b. Faktor Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan
promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja.
2.1.1.5 Pengukuran Kepuasan Keja
Menurut A. A Anwar Prabu Mangkunegara untuk mengukur kepuasan kerja
apat digunakan digunakan skala indeksdeskripsi jabatan, skala kepuasan kerja
berdasarkan ekspresi wajah, dan kuesioner kepuasan kerja minnesota.
a. Pengukuran kepuasan kerja dengan skala indeks deskripsi jabatan
Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Smith, Kendal dan Hulin pada
tahun 1969. Dalam penggunaanya, pegawai ditanyamengenai pekerjaan
maupun jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk, dalam skala
mengukur sikap dari lima area, yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi, dan
co-worker. Setiap pertanyaan yang diajukan harus dijawaboleh pegawai
18
b. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Berdasarkan Ekspresi Wajah
Mengukur kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Kunin pada tahun 1955.
Skala ini terdiri dari seri gambar wajah-wajah orang mulai dari sangat
gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai diminta
untuk memilih ekspresi wajah yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang
dirasakan pada saat itu.
c. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Kuesioner Minnesota
Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Weiss, Dawis, dan
England pada tahun 1967. Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan
sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan.
Pegawai diminta memilih satu alternatif jawabanyang sesuai dengan kondisi
pekerjaannya.
2.1.1.6 Korelasi Kepuasan Kerja
Korelasi kepuasan kerja menurut Wibowo (2007, 304) adalah :
1. Motivasi
Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
motivasi dengan kepuasan kerja. Karena kepuasan kerja dengan supervisi juga
mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi, manajer disarankan
mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan
pekerja. Manajer secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui
19
2. Pelibatan kerja
Pelibatan kerja mununjukan kanyataan di mana individu secara pribadi
dilibatkan dengan peran kerjanya.
3. Organizational citizenship behavior
Organizational citizenship behavior merupakan perilaku pekerja di luar dari apa
yang menjadi tugasnya. Organizational citizenship behavior lebih banyak
ditentukan oleh kepemimpinan dan karakteristik lingkungan kerja daripada oleh
kepribadian pekerja.
4. Komitmen organisasi
Komitmen organisasi mencerminkan tingkatan di mana individu
mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap
tujuannya. Manajer disarankan meningkatkan kepuasan kerja dengan maksud
untuk menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi dapat memfasilitasi
produktivitas lebih tinggi.
5. Kemangkiran
Kemangkiran merupakan hal mahal dan manajer secara tetap mencari cara untuk
menguranginya. Satu rekomendasi telah meningkatkan kepuasan kerja. Apabila
rekomendasinya sah, akan terdapat korelasi negatif yang kuat antara kepuasan
kerja dan kemangkiran. Dengan kata lain, apabila kepuasan meningkat,
kemangkiran akan turun. Oleh karena itu, manajer akan menyadari setiap
20
6. Turnover
Turnover sangat penting bagi manajer karena mengganggu kontinuitas
organisasi dan sangat mahal. Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
negatif mederat antara kepuasan dan turnover. Dengan kata lain kekuatan
hubungan tertentu, manajer disarankan untuk mengurangi perputaran dengan
meningkatkan kepuaan kerja pekerja.
7. Perasaan stres
Stres dapat berpengaruh sangat negatif terhadap prilaku organisasi dan kesehatan
individu. Stres secara positif berhubungan dengan kemangkiran, perputaran,
sakit jantung koroner dan pemeriksaan virus.
8. Prestasi kerja
Kontroversi tersebar dalam penelitian organisasi adalah tentang hubungan antara
kepuasan kerja dan prestasi kerja atau kinerja. Ada yang menyatakan bahwa
kepuasan mempengaruhi prestasi kerja lebih tinggi, sedangkan lainnya
berpendapat bahwa prestasi kerja mempengaruhi kepuasan kerja.
2.1.2 Komitmen Organisasi
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal,
karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan
tingkat upaya yang lebih tinggi bagi kepentingan organisasinya demi pencapaian
tujuan. Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas
21
2.1.2.1Pengertian Komitmen Organisasi
Porter (1998:27) Oleh Zainuddin (2002) mendefinisikan Komitmen
organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian organisasi
hal ini dapat ditandai dengan tiga hal yaitu:
1. Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi
2. Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama
organisasi
3. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan didalam organisasi.
Selanjutnya Stephen P. Robbins & Timothy A Judge (2008:100)
mendefinisikan komitmen organisasi adalah Suatu keadaan dimana seorang
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi .
Sedangkan menurut Sopiah (2008:156), Mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap
suatu organisasi . Dengan kata lain komitmen organisasional merupakan sikap
mengenai loyalitas pekerja terhadap organisasi dan merupakan proses yang
berkelanjutan dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya pada
organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
22
terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam
organisasi tersebut. Adapun Menurut Meyer dan Allen (2002), oleh Ummi
Narimawati (2005:17) :
Karyawan yang memiliki komitmen adalah seseorang yang tetap tinggal dengan organisasi, melakukan pekerjaan dengan teratur, bekerja dengan penuh waktu atau mungkin lebih menjaga aset perusahaan, berbagi dalam mencapai tujuan perusahaan
2.1.2.2Model Pengukuran Komitmen Organisasi
Adapun model pengukuran komitmen organisasi menurut Ummi Narimawati
(2005:19) menyatakan bahwa:
Komitmen organisasi diukur berdasarkan tingkat kekerapan identifikasi dan tingkat keterikatan individu kepada organisasi tertentu yang dicerminkan dengan karakteristik : a. Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai tujuan organisasi, b. Adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi .
Sedangkan menurut Sopiah (2008:165) menyatakan bahwa:
mengembangkan suatu skala yang disebut self report scales untuk mengukur komitmen karyawan terhadap organisasi yang merupakan penjabaran daritiga aspek komitmen, yaitu a. Penerimaan terhadap tujuan organisasi, b. Keinginan untuk bekerja keras, c. Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi.
2.1.2.3Jenis-Jenis Komitmen Organisasi
Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge (2008:101) membedakan tiga
23
1. Komitmen Afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional
untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.
2. Komitmen Berkelanjutan (continuance commitmen) adalah nilai
ekonomi yang dirasa bertahan dengan sebuah organisasi bila
dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut.
3. Komitmen normative (normative commitment) adalah komitmen
untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.
2.1.2.4Menumbuhkan Komitmen Organisasi
Menurut Zainuddin (2002:19): Komitmen organisasi memiliki tiga aspek
utama yaitu : identifikasi, keterlibatan dan loyalitas pegawai terhadap organisasi dan
organisasinya .
1. Identifikasi
identifikasi yang mewujud dalam bentuk kepercayaan pegawai terhadap
organisasi, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi
sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan
kata lain organisasi memasukan pula kebutuhan dan keinginan pegawai
dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling
mendukung diantara para pegawai dengan rela menyumbangkan sesuatu
bagi tercapainya tujuan organisasi, karena pegawai menerima tujuan
organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan
24
2. Keterlibatan
keterlibatan atau partisipasi dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk
diperhatikan karena adanya keterlibatan pegawai menyebabkan mereka
akan mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan
sesama teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing
partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuat keputusan, yang
dapat menumbuhkan keyakinan pada pegawai bahwa apa yang telah
diputuskan adalah merupakan keputusan bersama.
3. Loyalitas
Loyalitas pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesedian seseorang
untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan
mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.
Kesediaan pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi
adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen pegawai terhadap
organisasi dimana mereka bekerja.
2.1.2.5Membangun Komitmen Organisasi
Herwan Abdul (2005:31) mengemukakan beberapa cara untuk membangun
komitmen karyawan terhadap organisasi sebagai berikut :
1. Fairness and satisfaction (keadilan dan kepuasan)
2. Job Security (kemanan kerja)
3. Organizational Comprehension (organisasi secara keseluruhan)
25
5. Trusteeng Employee (kepercayaan karyawan)
Komitmen karyawan terhadap organisasi dapat terus ditingkatkan Herwan
Abdul (2006:31) mengemukakan beberapa hal yang dapat meningkatkan komitmen
keryawan terhadap organisasi :
1. Berusaha meningkatkan input karyawan kedalam organisasi. Karyawan yang
merasa bahwa suara mereka didengar cenderung lebih terikat secara efektif.
2. Perkuat dan komunikasikan nilai-nilai dasar, sikap dan tujuan organisasi. Hal
ini tidak berarti bahwa peruasaan harus dirubah menjadi kelompok tanggung
jawab sosial.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian Komitmen Organisasi adalah keadaan dimana seorang karyawan
memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dan memajukan organisasi .
2.1.2.6Dampak Komitmen Organisasi
Menurut Sopiah (2008:166) mengemukakan komitmen karyawan, baik yang
tinggi maupun yang rendah akan berdampak pada:
1. Karyawan itu sendiri, misalnya terhadap perkembangan karier karyawan
itu diorganisasi atau perusahaan,
2. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan
menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang,
26
2.1.3 Keinginan Berpindah (Turnover Intention)
Tingkat keinginan berpindah yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif
bagi organisasi, hal ini seperti menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian
terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia yakni
yang berupa biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan sampai biaya
rekrutmen dan pelatihan kembali. keinginan berpindah yang tinggi juga
mengakibatkan organisasi tidak efektif karena perusahaan kehilangan karyawan yang
berpengalaman dan perlu melatih kembali karyawan baru.
Keinginan berpindah menggambarkan pikiran individu untuk keluar, mencari
pekerjaan di tempat lain, serta keinginan meninggalkan organisasi. Penyebab
keinginan berpindah antara lain pekerja memiliki kepuasan gaji, kepuasan kerja dan
komitmen organisasi yang rendah atas pekerjaannya yang ada sekarang dan
termotivasi untuk mencari pekerjaan lain, dalam Rita Andini (2006:2).
2.1.3.1Pengertian Turnover Intention
intensi turnover menurut Cascio, 1987 dalam Ferry Novliadi (2007:9)
mendefinisikan turnover sebagai berhentinya hubungan kerja secara permanen
antara perusahaan dengan karyawannya .
Menurut Harninda (1999:27): Turnover intention pada dasarnya adalah sama
dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja
lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa turnover intention adalah keinginan
untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan
27
Harnoto (2002:2) menyatakan:
turnover intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Pendapat tersebut juga relatif sama dengan pendapat yang telah diungkapkan
sebelumnya, bahwa turnover intention pada dasarnya adalah keinginan untuk
meninggalkan keluar dari perusahaan.
Berdasarkan pada teori tersebut penulis berpendapat bahwa pengertian keinginan
berpindah, adalah niat, kemauan atau kehendak individu untuk keluar dengan sendirinya dari
organisasi atau perusahaan dengan harapan dapat pekerjaan yang lebih baik di tempat lain
2.1.3.2Indikasi Turnover Intention
Indikasi turnover intention menurut Harnoto (2002:2):
Turnover intention ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain(1) absensi yang meningkat,(2) mulai malas kerja, (3) naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, (4) keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan, (5) maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya.
Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksikan
keinginan berpindah karyawan dalam sebuah perusahaan.
28
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya ditandai
dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab karyawan
dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumnya.
2. Mulai Malas Bekerja
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malas
bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yang
dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan bersangkutan.
3. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja
Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering
dilakukan karyawan yang akan melakukan keinginan turnover. Karyawan lebih
sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun
berbagai bentuk pelanggaran lainnya.
4. Peningkatan protes terhadap atasan
Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih sering
melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan.
Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau
aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan.
2.1.4 Keterkaitan Antara Variabel Penelitian
2.1.4.1 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi
Kepuasan kerja sangat berperan dalam meningkatkan komitmen organisasi
karyawan. Karyawan akan loyal dan merasa betah serta tidak ingin meninggalkan
29
tersebut. Sehingga dampaknya akan terlihat dalam komitmen karyawan untuk
memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi di dukung
oleh pendapat Edy Sutrisno (2009:82) menyatakan bahwa:
Ketidakpuasan dalam kerja akan dapat menimbulkan perilaku agresif, atau sebaliknya akan menunjukkan sikap menarik diri dari kontak dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, dengan mengambil sikap berhenti dari perusahaan, suka bolos, dan perilaku lain yang cenderung bersifat menghindari dari aktivitas organisasi .
Adapun menurut pendapat Stum (1998) dalam Sopiah (2008:164) mengemukakan :
ada lima faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasional : (1) Budaya Keterbukaan (2) Kepuasan kerja (3) kesempatan personal untuk berkembang (4) arah organisasi dan (5) penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan .
2.1.4.2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap keinginan berpindah
Karyawan yang merasa puas dengan apa yang diterima serta dengan
kerjaanya dari perusahaan maka cenderung betah dan tidak ingin meninggalkan
perusahaan tersebut. Adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah
di dukung oleh pendapat Stephen P Robbins dan Timonthy A Judge (2008:111-112) :
Ketika karyawan tidak menyukai pekerjaan mereka atau konsekuensi dari ketidakpuasan menunjukan empat respons, respons tersebut salah satunya keluar yaitu prilaku yang ditunjukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri
2.1.4.3.Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap keinginan berpindah
Komitmen organisasi yang tinggi pada karyawan terhadap perusahaan akan
30
keikutsertaannya terhadap perusahaan membuat karyawan tidak ingin meninggalkan
perusahaan tersebut.
Adanya pengaruh komitmen organisasi terhadap keinginan berpindah di
dukung oleh pendapat menurut Sopiah (2008:167) :menyatakan bahwa:
Dampak dari komitmen organisasional yang tinggi adalah rendahnya niat untuk meninggalkan organisasi .
2.1.4.4.Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
Terhadap keinginan berpindah (Turnover Intention)
Keinginan untuk mengakhiri kerja atau meninggalkan organisasi
berhubungan dengan rasa puas atau tidak puas individu terhadap pekerjaannya.
Keinginan berpindah menggambarkan pikiran individu untuk keluar, mencari
pekerjaan di tempat lain, serta keinginan meninggalkan organisasi. Adapun menurut
Hackett, Guinon dan Spector dalam Sopiah (2008:166):
Karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi akan berdampak pada karyawan tersebut, yaitu dia lebih puas dengan pekerjaanya, tingkat absensinya menurun dan karyawan tersebut akan tetap tinggal dalam organisasi
Adanya pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap keinginan
berpindah di dukung oleh pendapat Maertz dan Champion, dalam Mitchell dkk,
(2001:1102) Banyak faktor yang mempengaruhi turnover intention diantaranya
adalah kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan alternatif kerja
31
[image:36.611.69.576.158.726.2]
Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
NO PENULIS TAHUN JUDUL KESIMPULAN PERBEDAAN PERSAMAAN
1. Lia Witasari 2009 Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja danKomitmen Organisasional Terhadap Turnover Intentions
(Studi Empiris pada Novotel Semarang)
Hasilnya
menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen
organisasional secara independen
mempunyai kontribusi besar terhadap turnover intentions
karyawan dan akhirnya membuat karyawan tersebut memutuskan
untuk keluar dari perusahaan Vaiabel dependenya: menggunakan variabel keinginan berpindah. Sama-sama meneliti pengaruh kepuasan kerja komitmen organisasi karyawan dan keinginan berpindan (intensi turnover.)
2. Abdul Rohman Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
2009 Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja dan Keinginan Berpindah
(Studi Pada Karyawan Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah)
Komitmen memilikipengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan Komitmen
continuance
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kepuasan kerja
Kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan berpindah karyawan. Semakin seorang akuntan merasakan kepuasan atas hasil pekerjaannya, maka semakin berkurang keinginan untuk berpindah dari organisasi tempat dia bekerja.
2. Sumarto 2009 Meningkatkan Komitmen dan Kepuasan untuk
Semakin tinggi kepuasan kerja ternyata diikuti oleh
Vaiabel dependenya: menggunakan variabel keinginan
Sama-sama
32
Menyurutkan Niat Keluar
semakin tinggi komitmen organisasi, dan semakin tinggi komitmen organisasi diikuti oleh semakin rendah niat keluar.
berpindah. komitmen organisasi
karyawan dan keinginan
berpindan( intensi turnover.)
3. Ferry Novliadi
2007 Intensi turnover
karyawan ditinjau dari budaya perusahaan dan kepuasan kerja
Perusahaan dan kepuasan kerja berhubungan dengan intensi turnover
karyawan bersifat negatif, dimana semakin tinggi tingkat kepuasan kerj a karyawan dan semua perusahaan maka semakin rendah tingkat intensi
turnover karyawan
Vaiabel dependenya: menggunakan variabrel bebas yaitu budaya perusahaan.
Sama-sama
meneliti pengaruh kepuasan kerja karyawan dan intensi turnover.
4 Hendra Reza 2007 Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keinginan
Berpindah Pekerja (Studi Empiris pada Pekerja INdonesia
Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dipersepsikan oleh pekerja maka semakin tinggi tingkat komitmen organisasional . Semakin tinggi komitmen
organisasional pekerja maka akan semakin rendah keinginan berindah.
Vaiabel dependenya: menggunakan variabel keinginan berpindah.
Sama-sama
meneliti pengaruh kepuasan kerja komitmen
organisasi
karyawan dan keinginan
berpindan (intensi turnover.)
5. Rita Andini 2006 Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji , Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang)
dengan program AMOS 5.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi terbukti melalui pengujian yang menghasilkan nilai
CR = 6,066. Kepuasan gaji
Vaiabel dependenya: menggunakan variabrel Turnover intention
Sama-sama
meneliti pengaruh kepuasan,
komitmen
33
berpengaruh negative terhadap turnover terbukti
melalui pengujian yang menghasilkan nilai CR = -4,308. Kepuasan kerja berpengaruh negative terhadap turnover terbukti melalui pengujian yang menghasilkan nilai CR = -4,875 serta komitmen organisasi berpengaruh negative terhadap turnover terbukti melalui pengujian yang menghasilkan nilai CR = -
2,852. 6. Fahrudin Js
Pareke
2004 Hubungan Keadilan dan Kepuasan dengan Keinginan Berpindah: Peran Komitmen
Organisasional sebagai variabel Pemediasi
Upaya untuk mengendalikan dan menurunkan tingkat perpindahan
karyawan dapat dimulai dengan menurunkan tingkat keinginan berpindah mereka. Untuk tujuan tersebut aspek, aspek-aspek keadilan distributif, prosedural maupun kepuasan kerja perlu mendapat perhatian serius. Karyawan mendapatkan kepuasan kerja merupakan langkah awal dalam upaya untuk menciptakan dan menumbuhkan komitmen
organisasional serta menurunkan tingkat keinginan berpindah karyawan.
Vaiabel dependenya: menggunakan variabel keinginan berpindah.
Sama-sama
meneliti pengaruh kepuasan kerja komitmen
organisasi
karyawan dan keinginan
34
2.2 Kerangka Pemikiran
Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki oleh setiap
karyawan dalam organisasi. Karena dengan dimilikinya kepuasan kerja pada diri
seorang karyawan dalam bekerja akan lebih memacu partisipasinya dalam setiap
kegiatan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Pengertian yang menyatakan kepuasan kerja menurut Veithzal Rivai dan
Ella Jauvani Sagala (2009:856) adalah Evaluasi yang menggambarkan seseorang
atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam
bekerja . Menurut Veithzal Rivai (2009:860) menyatakan faktor-faktor yang
biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah:
1. Isi pekerjaan,penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol
terhadap pekerjaan.
2. Supervisi.
3. Organisasi dan manajemen.
4. Kesempatan untuk maju.
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
6. Rekan kerja.
7. Kondisi pekerjaan.
Dengan kepuasan kerja yang dialami karyawan maka akan tercapai komitmen
organisasi yang baik sehingga tercapai pula tujuan organisasi atau perusahaan.
35
ada lima faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasional : (1) Budaya keterbukaan (2) Kepuasan kerja (3) kesempatan personal untuk berkembang (4) arah organisasi dan (5) penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan .
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan
formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk
mengusahakan tingkat upaya yang lebih tinggi bagi kepentingan organisasinya demi
pencapaian tujuan.
Stephen P. Robbins & Timothy A Judge (2008:100) mendefinisikan
komitmen organisasi adalah Suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak
organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi .
Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge (2008:101) membedakan tiga
dimensi terpisah komitmen organisasional adalah :
1. Komitmen Afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional untuk
organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.
2. Komitmen Berkelanjutan (continuance commitmen) adalah nilai ekonomi
yang dirasa bertahan dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan
meninggalkan organisasi tersebut.
3. Komitmen normative (normative commitment) adalah komitmen untuk
36
Adanya pengaruh komitmen organisasi terhadap keinginan berpindah di
dukung oleh pendapat menurut Sopiah (2008:167) menyatakan bahwa: Dampak
dari komitmen organisasional yang tinggi adalah rendahnya niat untuk meninggalkan
organisasi .
Keinginan berpindah menggambarkan pikiran individu untuk keluar,
mencari pekerjaan di tempat lain, serta keinginan meninggalkan organisasi.
Devinisi turnover menurur Harnoto (2002:2) menyatakan:
Turnover intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Indikasi keinginan berpindah Menurut Harnoto (2002:2):
Keinginan berpindah ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku
karyawan, antara lain :
1. Absensi yang meningkat,
2. Mulai malas kerja,
3. Naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja,
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, salah satu faktor
yang mempengaruhi tujuan perusahaan adalah faktor sumber daya manusia yang
bertanggung jawab, mempunyai keterampilan, sikap dan tingkah laku yang baik.
Kepuasan kerja harus diperhatikan oleh perusahaan, karena dengan
dimilikinya kepuasan kerja pada karyawan dalam bekerja maka karyawan akan
37
mengevaluasi alternatif pekerjaan lain dan juga akan lebih memacu partisipasinya
dalam setiap kegiatan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Kepuasan kerja sangat penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan
komitmen organisasi pada karyawan. Menurut Mathiew dan Zajak dalam Yulianto
(2001: 35) menyatakan bahwa:
dengan adanya komitmen karyawan yang tinggi, perusahaan akan mendapatkan dampak positif seperti meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kepuasan kerja, serta menurunnya tingkat keterlambatan, absensi dan turnover .
Adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah di dukung
oleh pendapat Anwar Prabu (2009:117-119) bahwa: Kepuasan kerja berhubungan
dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan
dan ukuran organisasi perusahaan .
Seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki identifikasi
terhadap organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam bekerja dan loyalitas serta
terhadap perusahaan. Selain itu, tampil tingkah laku berusaha ke arah tujuan
organisasi dan keinginan untuk tetap bergabung dengan organisasi dalam jangka
waktu lama. Pernyataan ini sesuai dengan menurut (Maertz & Campion, dalam
Mitchell dkk.,2001:1102): Banyak faktor yang mempengaruhi turnover intention
diantaranya adalah kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan alternatif kerja
Kepuasan kerja sangat mempengaruhi komitmen organisasi karyawan untuk
loyal terhadap perusahaan dengan mengungkapkan perhatiannya terhadap
38
organisasi berpengaruh terhadap keinginan berpindah atau turnover intentions
karyawan.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan paradigma
mengenai analisis kepuasan kerja dan komitmen organisasi dampaknya terhadap
keinginan berpindah (turnover intention) seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini:
Kepuasan Kerja (X1)
1. Isi pekerjaan,penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan.
2. Supervisi.
3. Organisasi dan manajemen. 4. Kesempatan untuk maju.
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
6. Rekan kerja. 7. Kondisi pekerjaan.
Veithzal Rivai (2009:860)
Komitmen Organisasi (X2)
1. Komitmen Afektif (affective commitment)
2. Komitmen Berkelanjutan (continuance commitmen) dengan meninggalkan organisasi tersebut. 3. Komitmen normative (normative
commitment)
Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge (2008:101)
Keinginan berpindah (Turnover Intention)
(Y)
1. Absensi yang meningkat, 2. Mulai malas kerja, 3. Naiknya keberanian
untuk melanggar tata tertib kerja,
4. keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan,
Harnoto (2002:2)
Stephen P Robbins dan Timonthy A Judge (2008:111-112) Maertz dan Campion, dalam Mitchell dkk, (2001:1102) Stum (1998) dalam Sopiah (2008:164)
39
Gambar 2.1 : Paradigma Penelitian
Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Kepuasan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Dampaknya Terhadap Keinginan Berpindah pada Karyawan
PT. Asia Paragon Bandung.
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2000:161) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan
variabel yang akan diuji sebenarnya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya
mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dibuat sebuah hipotesis
yaitu terdapat Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap
Keinginan Berpindah Karyawan pada PT. Asia Paragon Bandung baik secara
40
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menjelaskan tentang apa
dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian
dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu .
Objek penelitian yang penulis lakukan yaitu mengenai analisis pengaruh
kepuasan kerja dan komitmen organisasi dampaknya terhadap keinginan berpindah
pada karyawan PT. Asia paragon Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2009:3)
mendefinisikan bahwa: Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu .
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode penulisan studi
kasus dan metode deskriptif dan verifikatif, menurut sugiyono (2005:21)
mendifinisikan bahwa: Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisa suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
41
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh X1 dan X2
terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang
signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori
sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk
dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab
masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik
42
penelitian ini telah disebutkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci
dalam identifikasi masalah dan perumusan masalah. Masalah-masalah atau
fenomena yang terjadi, nantinya akan dibahas pada bab IV pada saat penyusunan
skripsi.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka,
peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan
berpikir. Selain itu penemuan