• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Mekanisme Dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Mekanisme Dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(2)

Dengan ini kegiatan selama kerja praktek Penulis mempunyai tugas yang diberikan oleh pembimbing lapangan dengan menganalisa Sistem informasi mekanisme dan tata cara pemberian informasi publik dan menginformasikan nya kepada setiap pemohon atau publik yang ingin memohon informasi pada DISKOMINFO JABAR .

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis tertarik untuk mengambil judul “Sistem informasi mekanisme dan tata

cara pemberian informasi public “SISTEM INFORMASI MEKANISME DAN TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI PUBLIK SECARA ONLINE ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dengan adanya masalah yang dijelaskan pada latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut.

Masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Untuk proses pemohonan informasi masih secara manual dan dalam pengajuannya pun para pemohon harus datang pada kantor DISKOMINFO JABAR. Sehingga kemudahan yang dimiliki customer menjadi berkurang.

(3)

informasinya disetujui oleh DISKOMINFO JABAR atau tidak disetujui oleh pihak DISKOMINFO JABAR.

1.3. Rumusan Masalah

Seperti yang terdapat pada identifikasi masalah yang ada maka rumusan masalah nya adalah bagaimana menganalisa sistem informasi mekanisme dan tata cara pemberian informasi publik secara online agar mempermudah pemohon atau publik untuk mendapatkan akses informasi yang diinginkan kepada DISKOMINFO JABAR.

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisa sistem informasi mekanisme dan tata cara pemberian informasi publik secara online yang diterapkan oleh DISKOMINFO JABAR.

Adapun tujuan dari penulisan Praktek Kerja Lapangan yaitu:

1. Mengetahui sistem sistem informasi mekanisme dan tata cara pemberian informasi publik secara online yang mempermudah pemohon atau publik mendapatkan akses informasi yang diinginkan. 2. Untuk mengetahui apakah pengajuan informasi pemohon disetujui

(4)

pengejuan minformasinya disetujui atau tidaknya oleh pihak DISKOMINFO JABAR.

1.5. Batasan Masalah

Hanya menganalisis sistem informasi mekanisme dan tata cara pemberian informasi publik secara online yang sedang berjalan pada DISKOMINFO JABAR.

1.6. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di pada DISKOMINFO JABAR, yang berlokasi di Jl.Taman sari no 55 Bandung. Penulis memulai praktek kerja lapangan ini dikerjakan kurang lebih selama 1 bulan dan pelaksanaannya dimulai dari tanggal 21 Juni – 20 Juli . Dimana DISKOMINFO JABAR merupakan sebuah dinas pemerintahan yang mengelola:

a. Meningkatkan sarana dan prasana dan profesionalisme sumber daya aparatur bidang Komunikasi dan Informatika;

b. Mengoptimalkan pengelolaan pos dan telekomunikasi;

c. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana Komunikasi dan Informasi pemerintah dan masyarakat, serta melaksanakan diseminasi informasi; d. Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan pemerintah berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi;

(5)

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktek

No keterangan

5 juli 5 agustus (minggu ke-)

1 oktober – 7 oktober (minggu ke-)

1 2 3 4

1 Pengumpulan data V 2 Pengolahan data V

3

Penyusunan laporan kerja praktek lapangan

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Definisi sistem menurut buku analisis desain dan informasi dapat dilihat dari dua kelompok pendekatan yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

1. Berdasarkan Penekanan Prosedur

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan sesuatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Jogiyanto, H.M, 1999:1)

2. Berdasarkan Penekanan Komponen

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogiyanto, H.M, 1999:2)

2.1.1. Elemen Sistem

(7)

a. Tujuan

Dalam suatu sistem pasti memiliki suatu tujuan, mungkin hanya satu atau mungkin juga banyak. Dalam suatu tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan akan suatu sistem. Tanpa adanya suatu tujuan, maka suatu sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Hal ini dapat menyebabkan tujuan yang tidak akan tercapai dengan baik. b. Masukan

Masukan input sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem yang kemudian menjadi bahan yang nantinya menjadi bahan untuk diproses. Masukan sistem ini dapat berupa hal-hal yang berwujud (kenyataan) ataupun yang tidak tampak (khayalan). Adapun beberapa contoh, seperti masukan sistem yang berjalan yang berupa bahan mentah yang berwujud. Sedangkan masukan sistem yang tidak tampak atau tidak berwujud adalah sebuah informasi, dikarnakan sebuah informasi tidak berwujud atau tidak tampak dengan kasat mata. c. Proses

(8)

d. Keluaran

Keluaran atau output disini adalah lanjutan tahapan dari tahapan proses. Dalam output yang dihasilkan dari tahapan-tahapan sebelumnya ialah dapat berupa informasi yang diinginkan, laporan dan lain-lain.

e. Batas atau boundary

Adalah pemisah antara suatu sistem dengan daerah di luar sistem atau yang bisa disebut juga lingkungan. Dalam batas suatu sistem akan menentukan konfigurasi, ruang lingkup dan kemampuan suatu sistem. Contohnya adalah suatu perusahaan yang memiliki peraturan akan tetapi perusahaan atau organisasi tersebut memilik keterbatasan kemampuan karyawan atau pegawainya. Tentu saja batas suatu sistem dapat dikurangi atau diperbaharui sehingga sistem tersebut akan mengubah perilaku sistem itu sendiri.

f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian disini dapat diwujudkan dengan menggunakan umpan balik, yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan dengan tujuan untuk mengendalikan suatu masukan maupun proses. Tujuannya utamanya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

g. Lingkungan

(9)

arti bisa merugikan atau menguntungkan suatu sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus dihindari dan dikendalikan supaya tidak mengganggu akan kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, dikarena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem tersebut.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung {interface), masukan (input), pengolahan (process) keluaran (output) dan sasaran (objektif) atau tujuan (goals). (Jogiyanto, H.M, 1999:3)

a) Komponen Sistem

(10)

b) Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c) Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dengan demikian harus dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugiakan harus ditahan dan dikendalikan kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

d) Penghubung Sistem

(11)

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

e) Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan (signal input). maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluarannya.

f) Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g) Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

(12)

akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila megenai sasaran aturan tertentu.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem-sistem dapat diklasifikasikan sebagai beikut : a. Sistem menurut bentuk fisiknya :

1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide yang tak tampak secara fisik. Contoh : sistem teologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai Tuhan, manusia dan alam.

2. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik. Contoh : sistem peredaran darah, sistem seko lah, sistem transportasi, sistem computer.

b. Sistem menurut terjadinya sistem :

1. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena adanya proses alam. Contohnya : pergantian siang dan malam, erosi dan bencana alam.

2. Sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi karena sengaja dibuat oleh manusia. Contohnya : sistem Komputer dan sistem irigasi.

(13)

1. Sistem Deterministik adaiah suatu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Contoh : hasil pertadingan sepak bola, dan prestasi.

2. Sistem Probabilistik adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi. Contoh : sistem kematian. d. Sistem menurut sifatnya

1. Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan atau tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya sistem ini bekerja otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Contoh : Sistem adat masyarakat baduy.

Gambar 2.1 Sistem Tertutup (Jogiyanto, H.M, 1999)

(14)

3. Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya sistem ini menerima masukan dan menghasilkan pengeluaran untuk subsistem iainya. Contoh : sistem musyawarah.

Gambar 2.3 Sistem Terbuka (Jogiyanto, H.M, 1999)

2.2. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. (Jogiyanto,H.M, 1999:8)

a. Siklus Informasi

(15)

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

Gambar 2.4 Proses Pengolahan Data (Jogiyanto, H.M, 1999)

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerimaan kemudian menerima informasi tersebut. Membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti melakukan suatu yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali data tersebuat akan dianggap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus informasi (information cycles) atau ada yang menyebutnya dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).

b. Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi menurut buku analisis desain dan informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. (Jogiyanto,H.M, 1999:10)

1. Akurat

(16)

Informasi harus akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau dapat merusak informasi tersebut.

2. Tepat Pada Waktunya

Informasi harus tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan

Informasi harus relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

c. Nilai Informasi

(17)

dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem, informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivennes atau cost benefit. (Jogiyanto,H.M,1999:11)

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto, H. M, 1999:11)

a. Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah building block yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan biok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut tnembentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. (Jogiyanto, H. M 1999:12)

(18)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang akan rmemanipulasi data input dan data yang tersimpan didasar data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Teknologi

Teknologi merupakan "kotak alat" (toolbox) dari pekerjaan sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendaliaan dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari dua bagian utama, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

4. Blok Basis Data

(19)

memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat yang disebut dengan DBMS (Data Base Management Sistem).

5. Blok Kendali

Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

b. Sistem Informasi Manajemen

Yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen adalah penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Menurut para ahli:

(20)

"Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari

interaksi-interaksi sistem informasi yang menyediakan informasi

baik untuk kebutuhan manajerial maupun operasional" (Jogiyanto,

H.M, 1999:14)

2. Menurut Frederick H.Wu

"Sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari

sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung

manajemen" (Jogiyanto, H.M, 1999:14)

3. Menurut Gordon B Davis

"Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin

yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi

manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu

organisasi" (Jogiyanto,H. M,1999:15)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah:

1. Kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi.

(21)

secara sistem sehingga mencapai tindakan optimal.

2.4. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 2.4.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem ini untuk menyelesaikan sebuah proyek suatu sistem informasi banyak ragamnya, salah satunya adalah model prototipe. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan yang jelas dan disetujui oleh calon pemakai.

Menurut Lucas, sasaran prototipe secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai (user) kepada pengembang (sistem developer).

2. Membantu menggambarkan akan kebutuhan pemakai (user) dengan kesalahan yang lebih sedikit.

3. Meningkatkan pemahaman akan suatu pengembang (sistem developer) dan pemakai (user) terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh suatu sistem.

(22)

Seluruh metode pengembangan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, berikut ini adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari model prototipe.

Kelebihan mode prototipe yaitu :

1. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik dikarena keterlibatannya pemakai yang lebih intensif.

2. Memperkecil suatu kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.

3. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta suatu perubahan-perubahan.

4. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan suatu sistem secara keseluruhan.

5. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan menggunakan metode SDLC tradisional.

Kekurangan metode prototipe yaitu :

1. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya untuk menggarap prototipe tersebut.

2. Dokumentasi sering terabaikan, dikarena pengembang lebih berkonsentrasi pada tahap pengujian dan pembuatan prototipe tersebut. 3. Waktu yang singkat dapat menghasilkan suatu sistem yang tidak lengkap

(23)

4. Jika proses pengulangan terlalu sering, maka dapat mengakibatkan pemakai jenuh serta memberikan respon yang negatif.

5. Apabila prototipe tak dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan prototipe tidak pernah berakhir, dikarena usulan perubahan terlalu sering dipenuhi.

2.4.2. Alat Bantu Analisis

Dalam mengerjakan suatu tahapan-tahapan yang ada dalam metode pendekatan suatu sistem, maka dibutuhkan alat agar lebih mudah dalam melaksanakannya. Adapun alat yang digunakan, umumnya berupa suatu gambar diagram atau grafik karena gambar dipandang akan lebih mudah untuk dipahami.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sebagai berikut :

1) Flow Map

Flow map adalah bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari simbol-simbol untuk menggambarkan secara urut dari arus data dan dokumen baik yang diperlukan maupun yang dihasilkan.

2) Diagram Kontek

(24)

menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan.

3) Data Flow Diagram

Data flow diagram adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.

4) Kamus Data

Kamus Data adalah suatu penjelasan tertulis tentang suatu data yang berada dalam database. Kamus data pertama berbasis kamus dokumen tersimpan dalam suatu bentuk hard copy dengan mencatat semua penjalasan data dalam bentuk yang dicetak.

5) Perancangan Basis Data

a) Normalisasi

Normalisasi adalah proses yang berkaitan dengan model relasional untuk mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat. Himpunan-himpunan data dalam bentuk normal (normal form).

(25)
(26)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.

(27)

Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti : IPTN, PJKA, ITB dan pihak Swasta lainnya.

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(28)

Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(29)

Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.

Dasar Hukum :

1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.

(30)

Nomenklatur :

BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di Jalan Tamansari no. 55 Bandung.

Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.

Berdasarkan Perda tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika berada diperingkat 20 dengan sruktur organisasi sebagai berikut di bawah ini.

1. Kepala

2. Sekretariat, membawahkan :

(31)

b. Subbagian Keuangan

c. Subbagian Kepegawaian dan Umum

3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi, membawahkan :

a. Seksi Pos Dan Telekomunikasi

b. Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi

c. Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi

4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi, membawahkan :

a. Seksi Komunikasi Sosial

b. Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah

c. Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media

5. Bidang Telematika, membawahkan :

a. Seksi Pengembangan Telematika

b. Seksi Penerapan telematika

c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika

6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan:

a. Seksi Kompilasi Data

(32)

c. Seksi Penyajian Data dan Informasi

7. Balai LPSE

a. Tata Usaha LPSE

b. Layanan Informasi LPSE

c. Dukungan dan Pendayagunaan TIK LPSE

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan

(33)

3.3. Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja merupakan suatu rincian yang menunjukan posisi, tanggung-jawab, wewenang, fungsi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh seorang personil di dalam suatu organisasi.

Deskripsi kerja pada DISKOMINFO JABAR :

1. Kepala

a. Sebagai pimpinan dinas

b. Bertindak sebagai, jabatan tertinggi yang ada di DISKOMINFO JABAR

c. Sebagai pemegang jabatan tertinggi maka kepala dinas mempunyai tanggung jawab penuh terhadap aktifitas karyawannya.

d. Melakukan pengawasan terhadap jalannya kerja pada DISKOMINFO JABAR.

e. Melakukan evaluasi tiap masa kerja tertentu akan efektifitas tiap-tiap unit kerja.

f. Berhak memberhentikan karyawan yang melanggar tata tertib yang berlaku di DISKOMINFO JABAR.

(34)

2. Sekertaris

a. Sebagai bagian yang dapat dikatakan sebagai penghubung antara client dan karyawan dengan kepala dinas.

b. Menyusun, dan melaporkan apa saja kegiatan kepada kepala dinas.

3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi.

a. Posisi ini bertugas untuk mengatur akan telekomunikasi yang ada pada DISKOMINFO JABAR.

4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi.

b. Mengelola suatu informasi yang ada pada DISKOMINFO JABAR. c. Mengelola dan membuat arsip, surat dan lain-lain.

5. Bidang Telematika.

a. Memegang penuh kendali pemberdayaan sistem informasi

b. Membangun akan pengembangan teknologi sistem informasi yang sudah ada

c. Dapat memanfaatkan teknologi informasi

6. Balai LPSE

a. Bagian yang mengurus akan pembuatan laporan-laporang termasuk laporan keuangan.

(35)

7. Bidang Pengolahan Data Elektronik

a. Melaksanakan sebagian tugas sekertaris dalam penyusunan kebijakan pengelolaan data elektronik dan teknologi informasi

b. Penyusunan rencana dan program dibidang pengelola data elektronik c. Penyusunan dan analisis data serta penyiapan sistem aplikasi yang

dibutuhkan pada DISKOMINFO JABAR

(36)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalam

Analisis sistem yang berjalan pada DISKOMINFO JABAR bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem untuk dijadikan landasan usulan perancangan analisis sistem yang sedang berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada pada DISKOMINFO JABAR.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan pengumpulan informasi mengenai dokumen-dokumen yang digunakan dalam suatu sistem. Tujuan dari analisis dokumen adalah mengetahui dan memahami dokumen-dokumen apa saja yang terlibat dan mengalir dalam suatu sistem yang sedang berjalan. Dokumen yang digunakan pada sistem informasi pada DISKOMINFO JABAR adalah sebagai berikut :

1. Nama Dokumen : Data Pemohon Sumber : Pemohon

Rangkap : 1

(37)

Item Data : Nama_Pemohon, No_Telp, No_Identitas KTP, Jenis_Informasi, Alamat_Pemohon,

2. Nama Dokumen : Bukti Pemohonan Sumber : Bag Administrasi

Rangkap : 2

Fungsi : Sebagai Bukti Permohonan Suatu Informasi

Item Data : Nama_Pemohon, Nama_Bag_Admidnistrasi No_Telp_Pemohon,\No_Telp_Dinas,

Alamat_Pemohoon, Alamat_Dinas, Jenis_Informasi, Tanggal.

3. Nama Dokumen : Data Informasi Penerimaan

Sumber : Bagian Umum

Rangkap : 1

Fungsi : Sebagai Bukti Pemberian Informasi Publik

Item Data : Nama_Pemohon, Jenis_Informasi, Tanggal_Permohona_Informasi,

Tanggal_Informasi_Diterima, Alasan_Informasi_Diterima.

(38)

Rangkap : 1

Fungsi : Sebagai Bukti Penolakan Informasi Publik

Item Data : Nama_Pemohon, Jenis_Informasi, Tanggal_Permohona_Informasi,

Tanggal_Informasi_Ditolak, Alasan_Informasi_Ditolak.

4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Prosedur kerja yang terlibat dalam sistem informasi mekanisme dan tata cara iinformasi publik adalah sebagai berikut.

Prosedur pemberian informasi yang sedang berjalan:

1. Pemohon datang pada bagian administrasi yang ada di DISKOMINFO JABAR.

2. Bag administrasi mengecek jenis informasi apa yang di inginkan oleh pemohon .

3. Bagian administrasi akan memberikan bukti permohonan kepada pemohon.

(39)

5. Bila informasi yang di inginkan oleh pemohon tidak tersedia pada DISKOMINFO JABAR, maka bagian umum akan mengembalikan data permohonan kepada pemohon.

6. Akan tetapi bila informasi yang di inginkan oleh pemohon tersedia, maka bagian umum yang ada pada DISKOMINFO akkan langsung diserahkan kepada pemohon.

4.1.2.1 Flow Map

(40)

4.1.2.2 Diagram Kontek

Gambar 4.2 sistem informasi pemberian informasi publik (diagram konteks)

4.1.2.3 Data Flow Diagram Lv0 Pemohon

Data pemohon Catat Data pemohon

(41)

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan

Dalam evaluasi sistem yang berjalan ini penulis melihat, bahwa sistem yang sedang berjalan ini sudah cukup memadai, akan tetapi penulis menyarankan untuk menuju sistem yang lebih baik lagi, yaitu sistem yang sudah terkomputerisasi. Hal ini dapat menambah keunggulan dari sistem yang telah ada. Tidak dapat menutup kemungkinan bahwa dengan adanya sistem yang terkomputerisasi pada DISKOMINFO JABAR dapat membantu data, arsip dan laporan yang penting pada dinas tersebut akan tersimpan aman pada database, hal ini dikarenakan segala jenis dokument atau arsip tidak akan termakan oleh waktu, melainkan haya ada satu kendala pada penyimpanan arsip atau dokument yaitu bahayanya virus yang dapat merusak file arsip atau dokument tersebut, akan tetapi bahaya itu dapat dicegah dengan penggunaan anti virus yang selalu update.

4.2. Usulan Perancangan Sistem

Sub bab ini menerangkan mengenai suatu usulan perancangan terhadap sistem “ Mekanisme dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online “. Analisis yang dilakukan yaitu analisis dokumen dan analisis proses / prosedur kerja.

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

(42)

Maka pada tahap perancangan ini penulis berencana akan membuat sebuah rancangan system informasi Mekanisme dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online. Yang merupakan sebuah usulan yang diharapkan dapat membantu pihak DISKOMINFO JABAR dalam melakukan aktifitasnya .

4.2.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Prosedur kerja yang terlibat dalam sistem informasi mekanisme dan tata cara iinformasi publik adalah sebagai berikut.

Prosedur pemberian informasi yang diusulkan:

1. Pemohon hanya perlu mengakses website DIISKOMINFO JABAR yang memiliki halaman dalam pelayanan pemberian informasi, dalam halaman ini bagian administrasi 1 lah yang akan melayani. 2. Setelah memasuki halaman tersebut, pemohon mengisikan biodata

diri, email dan jenis informasi apakah yang dibutuhkan.

3. Setelah itu, data pemohon pun akan masuk pada sistem yang ada. Kemudian bagian administrasi 1 akan memberikan kepada bagian administrasi 2 untuk diproses.

4. Kemudian bagian administrasi 1 akan memberikan pemohon sebuah bukti permohonan informasi, yang berujuan untuk sebagai bukti bahwa pemohon mebutuhkan informasi tersebut.

(43)

akan dikirim langsung oleh bagian administrasi 2 kepada pemohon, akan tetapi bagian administrasi 2 memiliki waktu dalam pencariannya yaitu maksimal 10 hari, bila melebihi jangka waktu tersebut maka pemohon berhak membatalkan pengajuan informasi tersebut.

6. Bila pemberitahuan bahwa informasi telah ditemukan oleh bagian administrasi 2, maka pemohon memiliki waktu maksimal 7 hari untuk merespon dari informasi tersebut, bila melewati masa tenggang tersebut maka bagian administrasi 2 berhak menolak pengajuan informasi pemohon tersebut dengan alasan yang jelas.

4.2.2.1 Flow Map

(44)

4.2.2.2. Diagram Kontek

gambar 4.5 usulan sistem informasi permohonan informasi (diagram konteks)

4.2.2.3. Data Flow Diagram lv.0

Gambar 4.6 usulan sistem informasi dalam permohonan informasi (DFD)

pemohon

Data pemohon Catat Data pemohon

(45)

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di Usulkan/dirancang

(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalam

Analisis sistem yang berjalan pada DISKOMINFO JABAR bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem untuk dijadikan landasan usulan perancangan analisis sistem yang sedang berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada pada DISKOMINFO JABAR.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan pengumpulan informasi mengenai dokumen-dokumen yang digunakan dalam suatu sistem. Tujuan dari analisis dokumen adalah mengetahui dan memahami dokumen-dokumen apa saja yang terlibat dan mengalir dalam suatu sistem yang sedang berjalan. Dokumen yang digunakan pada sistem informasi pada DISKOMINFO JABAR adalah sebagai berikut :

1. Nama Dokumen : Data Pemohon Sumber : Pemohon

Rangkap : 1

(47)

Item Data : Nama_Pemohon, No_Telp, No_Identitas KTP, Jenis_Informasi, Alamat_Pemohon,

2. Nama Dokumen : Bukti Pemohonan Sumber : Bag Administrasi

Rangkap : 2

Fungsi : Sebagai Bukti Permohonan Suatu Informasi

Item Data : Nama_Pemohon, Nama_Bag_Admidnistrasi No_Telp_Pemohon,\No_Telp_Dinas,

Alamat_Pemohoon, Alamat_Dinas, Jenis_Informasi, Tanggal.

3. Nama Dokumen : Data Informasi Penerimaan

Sumber : Bagian Umum

Rangkap : 1

Fungsi : Sebagai Bukti Pemberian Informasi Publik

Item Data : Nama_Pemohon, Jenis_Informasi, Tanggal_Permohona_Informasi,

Tanggal_Informasi_Diterima, Alasan_Informasi_Diterima.

(48)

Rangkap : 1

Fungsi : Sebagai Bukti Penolakan Informasi Publik

Item Data : Nama_Pemohon, Jenis_Informasi, Tanggal_Permohona_Informasi,

Tanggal_Informasi_Ditolak, Alasan_Informasi_Ditolak.

4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Prosedur kerja yang terlibat dalam sistem informasi mekanisme dan tata cara iinformasi publik adalah sebagai berikut.

Prosedur pemberian informasi yang sedang berjalan:

1. Pemohon datang pada bagian administrasi yang ada di DISKOMINFO JABAR.

2. Bag administrasi mengecek jenis informasi apa yang di inginkan oleh pemohon .

3. Bagian administrasi akan memberikan bukti permohonan kepada pemohon.

(49)

5. Bila informasi yang di inginkan oleh pemohon tidak tersedia pada DISKOMINFO JABAR, maka bagian umum akan mengembalikan data permohonan kepada pemohon.

6. Akan tetapi bila informasi yang di inginkan oleh pemohon tersedia, maka bagian umum yang ada pada DISKOMINFO akkan langsung diserahkan kepada pemohon.

4.1.2.1 Flow Map

(50)

4.1.2.2 Diagram Kontek

Gambar 4.2 sistem informasi pemberian informasi publik (diagram konteks)

4.1.2.3 Data Flow Diagram Lv0 Pemohon

Data pemohon Catat Data pemohon

(51)

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan

Dalam evaluasi sistem yang berjalan ini penulis melihat, bahwa sistem yang sedang berjalan ini sudah cukup memadai, akan tetapi penulis menyarankan untuk menuju sistem yang lebih baik lagi, yaitu sistem yang sudah terkomputerisasi. Hal ini dapat menambah keunggulan dari sistem yang telah ada. Tidak dapat menutup kemungkinan bahwa dengan adanya sistem yang terkomputerisasi pada DISKOMINFO JABAR dapat membantu data, arsip dan laporan yang penting pada dinas tersebut akan tersimpan aman pada database, hal ini dikarenakan segala jenis dokument atau arsip tidak akan termakan oleh waktu, melainkan haya ada satu kendala pada penyimpanan arsip atau dokument yaitu bahayanya virus yang dapat merusak file arsip atau dokument tersebut, akan tetapi bahaya itu dapat dicegah dengan penggunaan anti virus yang selalu update.

4.2. Usulan Perancangan Sistem

Sub bab ini menerangkan mengenai suatu usulan perancangan terhadap sistem “ Mekanisme dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online “. Analisis yang dilakukan yaitu analisis dokumen dan analisis proses / prosedur kerja.

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

(52)

Maka pada tahap perancangan ini penulis berencana akan membuat sebuah rancangan system informasi Mekanisme dan Tata Cara Pemberian Informasi Publik Secara Online. Yang merupakan sebuah usulan yang diharapkan dapat membantu pihak DISKOMINFO JABAR dalam melakukan aktifitasnya .

4.2.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Prosedur kerja yang terlibat dalam sistem informasi mekanisme dan tata cara iinformasi publik adalah sebagai berikut.

Prosedur pemberian informasi yang diusulkan:

1. Pemohon hanya perlu mengakses website DIISKOMINFO JABAR yang memiliki halaman dalam pelayanan pemberian informasi, dalam halaman ini bagian administrasi 1 lah yang akan melayani. 2. Setelah memasuki halaman tersebut, pemohon mengisikan biodata

diri, email dan jenis informasi apakah yang dibutuhkan.

3. Setelah itu, data pemohon pun akan masuk pada sistem yang ada. Kemudian bagian administrasi 1 akan memberikan kepada bagian administrasi 2 untuk diproses.

4. Kemudian bagian administrasi 1 akan memberikan pemohon sebuah bukti permohonan informasi, yang berujuan untuk sebagai bukti bahwa pemohon mebutuhkan informasi tersebut.

(53)

akan dikirim langsung oleh bagian administrasi 2 kepada pemohon, akan tetapi bagian administrasi 2 memiliki waktu dalam pencariannya yaitu maksimal 10 hari, bila melebihi jangka waktu tersebut maka pemohon berhak membatalkan pengajuan informasi tersebut.

6. Bila pemberitahuan bahwa informasi telah ditemukan oleh bagian administrasi 2, maka pemohon memiliki waktu maksimal 7 hari untuk merespon dari informasi tersebut, bila melewati masa tenggang tersebut maka bagian administrasi 2 berhak menolak pengajuan informasi pemohon tersebut dengan alasan yang jelas.

4.2.2.1 Flow Map

(54)

4.2.2.2. Diagram Kontek

gambar 4.5 usulan sistem informasi permohonan informasi (diagram konteks)

4.2.2.3. Data Flow Diagram lv.0

Gambar 4.6 usulan sistem informasi dalam permohonan informasi (DFD)

pemohon

Data pemohon Catat Data pemohon

(55)

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di Usulkan/dirancang

(56)

DAFTAR RIWAYAT

Nama : Indra Irmawan

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 11 Juni 1988 Anak Ke : 1 (Pertama) dari 3 bersaudara Alamat : Jalan Cikutra No.201

SD : SDN 1 Cikutra Bandung SMP : SMP 25 Bandung SMA : SMAN 1 Palembang

Nama : Subastian Eko Wibowo Tempat / Tanggal Lahir: Bandung / 26 Februari 1990 Anak Ke : 1 (Pertama) dari 2 bersaudara Alamat : Komplek Bumi Asri C.296 SD : Cijerah 5dan Tilil 3

(57)

Nama : Ryan Ferdi Irawan

(58)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT, karena atas izin, kehendak, dan taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul “SISTEM

INFORMASI MEKANISME DAN TATA CARA PEMBERIAN

INFORMASI PUBLIK SECARA ONLINE“.

Penyusun Laporan Kerja Praktek ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir Sarjana I Jurusan Managemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, hal ini karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami, oleh karena itu kami dengan senang hati menerima saran serta kritik dari semua pihak yang sifatnya mendorong, membangun serta memberikan peningkatan kwalitas pada Laporan Kerja Praktek ini di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini secara khusus kami sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini diantaranya kepada:

1. Bpk Ir. Eddy Suryanto Soegoto M. Mc, selaku Rektor UNIKOM 2. Bpk Prof. Ir. Ukun Sastraprawira, M. Se, selaku Dekan Fakultas teknik

3. Bpk Dadang Munandar, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Managemen Informatika

(59)

5. Dosen-dosen di Jurusan Managemen Informatika.

6. Bpk Erawan Hayat selaku Seksi Pengolahan Data Elektronik DISKOMINFO dan seluruh staf DISKOMINFO Bandung.

7. Keluarga Kami Tercinta, terutama Ayah dan Ibu, Kakak, Adik yang selalu memberikan semangat dan dukungan, Serta doa yang tak pernah henti-hentinya.

8. Kepada teman terdekat kami, yang selalu memberikan bantuan dukungan dan motivasi kepada Penulis.

9. Rekan – rekan Mahasiswa Managemen Informatika 2007, terkhusus untuk teman-teman di kelas MI-08.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu kami selaku Penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Kami selaku Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini jauh dari kesempurnaan, tapi dari kekurangan itulah Penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini dapat menumbuhkan minat untuk lebih mengembangkan pembahasan tentang masalah ini pada kesempatan lain, akhirnya semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama Penulis.

Bandung, 9 Oktober 2010

(60)

Sistem Informasi Mekanisme dan Tata Cara Pemberian

Informasi Publik Secara Online

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Program Strata Satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh:

Indra irmawan NIM. 10507336 Subastian eko wibowo NIM. 10507344 Ryan ferdi irawan NIM. 10507364

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(61)

Gambar

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Gambar 2.1 Sistem Tertutup (Jogiyanto, H.M, 1999)
Gambar 2.2 Sistem Relatif Terbuka/Tertutup
Gambar 2.4 Proses Pengolahan Data (Jogiyanto, H.M, 1999)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aminuddin (2012:83) juga mengungkapkan bahwa pada umumnya, alur dalam sebuah karya fiksi merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa

lokasi kerja + + 10,50 km dan berat dump truck

Banyak yang menganggap bahwa sumber dari sedimen di pantai adalah hasil erosi tebing (cliff) pantai, namun pada kenyataannya erosi pada tebing pantai tidak berkontribusi besar

Oleh karena itu, dapat juga dilakukan penelitian pada lembaga keagamaan yang lain, yang juga telah berkontribusi kepada umat dalam pengelolaan dana zakat, infak, dan

Dari amatan sepintas dapat diperoleh pemahaman bahwa keberadaan kelompok komunitas Tionghoa di ketiga wilayah kerja BPNB Manado dapat diklasifikasikan atas:

Number Head Together is one of an interesting techniques from cooperative learning that can stimulate students‟ reading comprehension and cooperation in reading

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi ilmiah kepada para pembudidaya tentang pemanfaatan tepung keong mas yang efektif untuk meningkatkan

Persentase tertinggi pada kesesuaian bahan ajar dengan dengan komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) terdapat pada aspek mengkonstruksi pengetahuan siswa, mengandung