Jin. Raya Pondok Gede Jakarta Timllr)
-OLEH:
ROSAN AH
NIM: 103011026788JURUSAN PENDIDIKAN
A
GAMA ISLAM
FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAR
Jin.
Raya Pondok Gede Jakan·ta Timur)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar (S 1) Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Disusun oleh :
Rosanah
NIM: 103011026788
Di Bawah Bimbingan
A'
ャGヲNNOOセ@
Siti Khadijah,
MA
NIP. 150 283 322Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah
Timur)" diajukan kepada Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah
pada 20 November 2008 di hadapa1 dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar sa!"jana SI (S.Pd1) dalarn bidang Pendidikan Agarna.
Jakarta, l Desernber 2008
Panita Ujian Munaqasyal1
Ketua Panitia (ketua Jurusan/Pflgrarn Studi)
P
ᄋtᄋ
P
ᄋ
Q
ᄋ。ョ
Q
N
QR
ᄋァᄋᄋァᄋᄋᄋ。ᄋゥᄋセᄋᄋM
Or. H. Abd. Falah Wibisono. f{A INIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Juruan/Prodi)
Ors. Sapiuddin Shiddiq, lf.Ag
NIP: 150 299 477
Pen!,>uji I
Ors. Ghufran Ilisan .v!A
NIP: 150 202 340
Penguji II
Ors Sapiuddiuhidiq, M.Ag
NIP: 150 299' 77
Mengetahui:
Dekan Fakultas llmu Tarbiyal1 dan Keguruan
2
"'-..,
セセ|@
.
l'"f. ·:r•,MA
NIP. 150 2
356
Tanda Tangan
^LセL@
セ@ ... -... ...
.. kt
-···No. Induk Mahasiswa: 103011026788 Jurusan
Alamat
.ludul Skripsi
: Pendidikan Agama Islam
: JI. Al-Baidlo I no 71 Lubang buaya : Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif (Studi Kasus MA Yusufiyahjl. Raya Pondok Gede Jakaiia Timur)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatullahJakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku diFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakartn.
Jakmia, 30 Juli 2008
Profesionalisme guru Pcndidikan Agama Islam Dalam !Proses Pcmbelajaran Yang Efektif (Stndi Kasns Madrasah Aliyah Ynsnfiy:alt J1. Raya Pondok Gede .Jakarta Timur)
Pada era globalisasi pada saat sekarang ini, pendidikan diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah kehidupan. Pendidikan barus mampu memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbubkan kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat dibutuhkan figur guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat, dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberbasilan dan kekurang berbasilan siswa, serta mampu menafrsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dihidang profesinya.
Kompetensi professional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam bidang pendidikan dan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai basil proses belajar mengajar.
Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk mengetabui profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif. Untuk itu metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektifmengenai, 1. Kepribadian guru pendidikan agama islam ketika mengajar 2. kualitas pengajaran guru. Dan penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis.
Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI berjumlah 30 siswa MA Yusufiyah. Pengumpulan data pada penelitian ini adalab dengan cara 1. Observasi 2. Angket 3. wawancara.
Dan untuk melibat bagai mana profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif yang direalisasikan dalam bentuk penampilan, membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan keterampilan menutup pelajaran, penulis menggunakan metode deskript:if analisis
dengan rumus P = F x 100%. Dari basil perhitungan yang dilakukan penulis
N
penelitian yang penulis lakukan di sekolah tersebut, serta para guru clan
para si swa MA Y usufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur, yang tel ah ban yak
membantu penulis clalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hiclaya.tullah Jakarta, climana
clalam penulisan skripsi ini turut memberikan anclil besar clalam ha!
penyecliaan bahan pustaka clan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran
penulisan skripsi ini.
8. Keclua orang tua tercinta, Ayahancla Musa clan Ibuncla Masenah, yang
telah mencliclik clan mengasuh clengan segala jerih payah clan kasih
sayangnya hingga penulis clapat menempuh jenjang pencliclikan clasar
sampai pencliclikan tinggi clengan baik. Semoga segala jerih payah clan
usaha yang cliberikan manjacli amal sholeh clan cliterima di sisi Allah swt.,
amm.
9. Suamiku tercinta, Rudi yang clengan setia rnenemani penulis clalarn
menyelesaikan skripsi ini, clan membantu penulis baik materil maumun
inmateril
I 0. Kakak clan aclikku serta keponakan-keponakanku, Rosclayani, Dewi
Sartika, M. Ananda Farhan, Ari clan Anclro, terima kasih atas segala do'a,
semangat, clan motivasi clan juga bantuan yang diberikan kepacla penulis
sehingga skripsi ini clapat terselesaikan.
l l. Teman-leman mahasiswa FITK angkatan 2003 khususnya mahasiswa PAI
kelas D, klrnsusya !is St Aisyah, Eka Rianti, clan Nia, yang selalu
menghiasi hari-hari penulis clengan keceriaan clan kebersamaan yang
begitu erat. Semoga persahabatan kita clirahmati Allah swt.
Akhirnya, hanya kepacla Allah swt., jualah semuanya clikembalikan.
Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan manclapatkan balasan yang
lebih baik clan menjacli amal kebaikan di akhirat nanti.
LEMBAR PERNY AT AAN ... ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGU.JI ... .iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR. ... v
DAFT AR ISi ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... : ... I A. Latar Belakang Masalah ... I B. ldentifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
1. ldentifikasi Masai ah ... 4
2. Pembatasan Masalah ... 4
3. Perumusan Masai ah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
A. Profesionalisme keguruan ... 6
I. Penge11ian Profesionalisme ... 6
2. Kompetensi Profesionalisme guru ... 10
3. Tugas dan Tanggung .Tawab Guru ... 15
4. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ... 20
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 22
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 22
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 24
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 27
C. Definisi Operasional ... 41
D. Tempat .dan Waktu ... セ@ E. Populas1 dan Sampel ... : ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46
A. Gambaran Umum MA YUSUFIY AH .Jakarta-Timur ... 46
I. Sejarah Berdirinya MA YUSUFIY AH Jakarta- Timur .... 46
2. Visi dan Misi ... 46
3. Struktttr Organisasi MA YUSUFIYAH ... 47
4. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar ... 49
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik ... 49
6. Sarana dan Prasaran ...
51
B. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses Pembelajaran yang Efektif ... 52
1 . Profesionalisme Guru Pendidikan Agarna Islam Dalam Merencakan atau Menyusun Pembelajaran ... 52
2. Profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran ... 53
3. Upaya sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam ... 78
C. Interprestasi Data ... 79
BAB V PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran-saran ... 83
Tabel 3 Sarana dan Prasarana
Tabel 4 Guru Berpakaian Rapih
Tabel 5 Guru Datang Tepat Waktu
Tabel 6 Guru Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran dengan Salam
Tabel 7 Guru Bersifat Pilih Kasih Terhadap Siswa
Tabel 8 Guru Bersifat Humoris dan Demokratis
Tabel 9 Guru Mempunyai Perhatian yang Besar
Tabel I 0 Guru Bersikap sabar Terhadap Siswa
Tabel 11 Guru Tidak Mau Tahu Terhadap Siswa yang Bermasalah
Tabel 12 Memperhatikan Sikap dan Tempat Duduk Siswa
Tabel 13 Mencoba Mencairkan Suasana
Tabel 14 Memulai Pelajaran Setelah Siswa Siap
Tabel 15 Menjelaskan Materi Pokok/Tujuan Pembelajaran
Tabel 16 Memberi Pujian Siswa yang Bertanya
Tabel 17 Mempehatikan Sungguh-sungguh Respon Siswa
Tabel 18 Memandang Siswa Sebagai Anak Sendiri
Tabel 19 Memberikan Kekuatan Pisik
Tabel 20 Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti
Tabel 21 Mengaitkan Pembahasan Materi Pelajaran Dengan Kehidupan
Sehari-hari
Tabel 22 Uraian Materi Tidak Fokus (Ngelantur)
Tabel 23 Mengulang Hal-ha! Penting dalam Penjelasan
Tabel 24 Siswa Mempehatikan Sungguh-sungguh
Tabel 25 Menyelingi Penjelasan Dengan Pertanyaan-perlanyaan
Tabel 26 Mengambil referensi lain
Tabel 27 Media bervariasi
[image:9.595.73.422.115.507.2]Tahet 32 Memberi Waktu Sejenak Untuk Berfikir
Tabet 33 Menyampaikan Pertanyaan Terlebih Dahutu
Tabet 34 Memberi Respon Yang Ramah Dan Menyanangkan
Tabel 35 Menghindari Jawaban Serempak
Tabet 36 Menuntun Jawaban Siswa
Tabel 37 Memberi Penjelasan Yang Cukup
Tabet 38 Menilai Jawaban Bersama-sama
Tabel 39 Mencela Jawaban Siswa
Tabel 40 Jawaban Mendalam dan Memuaskan
Tabel 41 Ragu-ragu Ketika menjawab
Tabel 42 Metode Beraneka Ragam
Tabel 43 Metode Yang Digunakan Membantu Memahami Pelajaran
Tabel 44 Metode Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran
Tabel 45 Melakukan Penilaian Diakhir Pembelajaran
Tabel 46 Memberikan Soal-soal Tertulils
Tabel 47 Mengulang Kembali Materi Yang Sudah Dibahas
Tabel 48 Merangkum Materi Bersama-sama
Tabel 49 Memberikan Arahan dan Nasehat
[image:10.595.72.441.179.648.2]A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang RI No 26 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan pada pasal
3
bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa betuj uan untuk mrngembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri clan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1
Perwujudan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pese1ia didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang bertanggung
jawab, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap
sistem pendidikan secara
Kaffe1h
(menyeluruh) terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat clan dunia ke1ja. Dalam ha! ini perlu adanya perubahan sosial yang memberiarah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan itu.
Pada era globalisasi saat 1111, pendidikan diharapkan mampu
memecahkan berbagai masalah kehidupan, pendidikan hams mampu
memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan clan menumbuhkan kesecliaan, bakat, minat,
dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberhasilan siswa, serta
mampu menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan
untuk pengambilan keputusan dibidang profesinya.2
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah melakukan
berbagai macam usaha, diantaranya dengan membuka program madrasah
model, secara statistik prestasi siswa madrasah model mengalami
perkembangan yang signifikan. Indikator utama penilaian ini adalah penilaian
ujian akhir madrasah dan penilaian ujian akhir nasional serta prestasi lainnya.
Dari data observasi, perkembangan perolehan hasil studi pada ujian akhir
meningkat secara tajam adalah mata pelajaran eksak, ウᄋセ、。ョァォ。ョ@ yang lainnya mengalami perkembangan namun tidak terlalu signifikan.3
Keberhasilan madrasah model tidak terlepas dari unsur-unsur sistematik
yang menunjangnya seperti sarana dan prasarana, SDM (guru dan tenaga
kependidikan lainnya) yang profesional, dan manajemen madrasah yang baik
namun sebagai mana dikemukakan, faktor guru memiliki peran yang sangat
penting, guru merupakan manajer kelas yang berfungsi mempromosikan
fasilitas pembelajaran yang kondusif, bagi siswa untuk belajar secara aktif dan
untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya.
Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan, maka seorang guru
hendalmya harus memiliki kriteria sebagai berikut:
I. Memiliki back ground pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang
diasuh.
2. Memiliki gelar kesarjanaan.
3. Beban mengajar tidak melebihi ketetapan.
4. Memilliki kemampuan dasar mengajar (Basic teaching competencies)
2
Abdul Rahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi, dan Aksi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004). Cet I, H. 5. 3
Keempat kriteria guru di atas telah sesuai dengan tiga pilar pokok yang
ditunjukan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan
akademik.4
Dengan kriteria guru di atas maka tidak mengherankan kalau siswa/i
madrasah model mengalami perkembangan bel<rjar yang sangat pesat.
Menurut hemat penulis jika semua guru memiliki kualitas yang baik maka
akan mudah mencapai tujuan pendidikan, karena guru yang profesional
dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya maka akan mampu mengatasi
berbagai masalah pembelajaran.
Guru pendidikan agama di samping melaksanakan tugas pengajaran
yaitu menyampaikan pengetahuan dan ia juga harus melaksanakan tugas
pendidikan dan pembinaan
kepribadian, pembinaan
bagi peserta didik, ia ュゥセュ「。ョエオ@ pembentukan
akhlak di samping menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan dan ketakwaan para peserta didik.'
Oleh sebab itu agar proses penbelajaran bidang studi Pendidikan Agama
Islam di sekolah menengah dapat diterima, dihayati, dan diamalkan oleh siswa
dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat dibutuhkan guru yang memiliki
kemampuan profesional yang mampu mengelola proses belajar mengajar,
sehingga akan tercipta kondisi belajar yang efektif dan efisien.
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut, penulis bermaksud
mengkaji "PROFESIONALISME GURU PKNHIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF" (Studi
Kasus di Madrasah aliyah Yusufiyah Jin. Raya I'ondok gede Jakarta
Timur).
Alasan penulis memilih lokasi penelitian di MA Yusufiyah, karena
letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, selain itu kurangnya sarana
dan prasarana yang memadaj di sekolah tersebut.
4 Sudarwan Danim, lnovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia. 2002;. :· ·
5
B. Identifikasi, Pembatasan dan Pernmnsan Masalah I. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain:
a. Gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam
proses pelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur.
b. Usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam proses
pembelajaran yang efektif.
c. Usaba yang dilakukan guru pendidikan agama dalam meningkatkan
profesionalismenya
d. Usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru Pendidikan Agama Islam
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini terfokus dan
operasional, maka penulis membatasi penelitian ini pada:
a. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam menyusun atau
merencanakan program pengajaran.
b. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan
pengajaran di MA Yusufiyah.
3. Pe rum usan Mas a I ah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis
merumuskan permasalahan penelitian ini kepada:
a. Bagaimana gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta
Timur yang dititik beratkan pada kompetensi dalam merencanakan
atau menyusun pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran?
b. Usaha apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MA Yusufiyah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama
Islam dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah
Jakarta Timur
b. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
2. Manfaat Penelitian
a. Basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
guru agama dalam rangka meningkatkan professonalismenya.
b. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya, dan
dapat memberi informasi tentang pentingnya keprofesionalan bagi
A. Profesionalisme Kcgnruan
I. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari bahasa lnggris "Profession" yang
berarti rnata pencarian atau ー・ォ・セェ。@ yang rnemeriukan keahlian yang di peroleh melalui pendidikan atau latihan khusus. 1 Seclangkan clalam bahasa Latin kata "Pr()fession" berarli "pengakuan" atau "pernyataan" kata ke1ja untuk ticlak mengaku atau ticlak menyatakan ialah profeteri. Dan apa yang telah dinyatakan atau cliakui clisebut professus.2
Jacli Profesionalisme ialah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekeijaan harus clilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang yang memiliki profesi. Apa profesi itu? Dalam
kamus besar bahasa Indonesia profesi aclalah: "Bidang peke1jaan yang clilanclasi penclidikan keahlian (keterampilan, kejuruan clan sebagainya) tertentu. Profesional berarti (1) Bersangkutan dengan profesi. (2) memerlukan kepanclaian khusus untuk menjalankannya, clan (3) mengharuskan aclanya pembayaran untuk melakukannya.3
Good's Dictionary Of Education
sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. Oteng Sutisna, Msc. Menjelaskan profesi sebagai: "suatupeke1jaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kocle etik yang khusus.4
1 M. John Echols, et. All,
Ka11111S lnggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), cet. XXJll, h. 499.
1
tvtuchtar Bukhari, Pendidikan dalan1 Pen1bangunan, (Jakarta: II<IP Muhan1adiyah
Jakarta Press, J 994), cet. I, h. 36.
:; Syafruddin Nurdin, M.Pd, Guru Prq/'esional clan /J1111!e111entasi Kurikuhon, (Jakarta:
Ciputat Press, 2002), h. 55.
-Menurul Mc Culty bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang rnernerlukan teknik dan prosedur ke1ja yang hams dipelajari secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabadikan sebagai layanan untuk kemaslahatan orang lain serta ditandai oleh ketanggapan yang bijaksana
(i11formed responsiveness) yang didasari oleh filosofis tentang pekerjaan. 5
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh balai Pustaka rnenjelaskan bahwa profesi adalah bidang peke1jaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kata profesionalisme berarti bersangkutan dengan profesi,
rnemerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme adalah rnutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Seclangkan profesionalitas aclalah perihal profesi, keprofesian, kernarnpuan untuk bertindak secara professional.6
Pengertian profesionalisrne clalarn buku pendidikan clalam perspektif
Islam, clijelaskan bahwa "profesionalisme adalah suatu paham yang rnengajarkan bahwa setiap peketjaan harus dapat dilakukan oleh orang
professional. 7
Profesionalisrne juga cliartikan sebagai pandangan tentang bidang
peke1jaan yang menganggap bidang peke1jaan sebagai suatu pengabclian melalui keahlian tertentu clan rnenganggap keahlian itu sebagai suatu yang harus cliperbaharui secara terns menerus clengan memanfaat kemajuan. Kernajuan yang terclapat dalarn biclang ilmu pengetahuan.8
Menurut Muchtar Lutfi, acla clelapan kriteria yang harus clipenuhi oleh suatu peketjaan agar dapat clisebut sebagai suatu profesi yaitu: 9
5 T. Raka Joni, Pene/itian Pengen1bangan da!a1n Pe111baharuan Pendidikan, (Jakarta:
P21, PTK Ditjen Depdikbud, 1984), h. 3.
6 Departe111en
Pendidikan Nasional, Kannts Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), eel. 11, h. 897 edisi ke-3. 7
Ahn1ad Tafsir, //Jnu Pendic/;kan dalan1 Pers1Jekt1f !sla1n, (Bandung: Re1naja Rosda
Karya, 200 I), cet. ke-4, h. I 07.
a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu
Profesi adalah peke1jaan yang menjadi panggilan hidup seseorang
yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu
lama, bahkan seumur hiclup.
b. Memiliki ilmu pengetahuan, kecakapan/keahlian khusus yang
clipelajari
c. Kebakuan Yang Universal
Profesi aclalah peke1jaan yang clilakukan menurut teori, prinsip,
proseclur clan anggapan clasar yang suclah baku secara universal
sehingga clapat clijaclikan pegangan atau pedoman clalam pemberian
pelayanan terhaclap mereka yang membutuhkan.
cl. Pengabclian
Profesi aclalah peke1jaan yang mengutamakan pengabclian pacla
masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau
financial bagi diri sencliri
e. Kecakapan cliagnostik clan kompetensi aplikatif terhaclap
orang/lembaga yang clilayani.
f.
OtonomiProfesi aclalah pcke1jaan yang clilakukan secara otonomi atas dasar
prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetaparmya hanya clapat diuji
dan clinilai oleh rekan-rekan seprofesinya.
g. Kode Etik
Profesi adalah peke1jaan yang mempunyai kode etik yaitu
norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pecloman yang diakui serta
clihargai oleh masyarakat, clan.
h. Klien, obyek yang cliberikan layanan oleh seorang profesionalisme.
Dalam Islam setiap peke1jaan harus dilakukan secara professional
oleh orang yang ahli. Pentingnya keahlian ini tercermin dalam sabda
Rasulullah SAW.
"" ,.. .,, ,.. ..\ .,, \
セ@
iセI@
rL)
セ@
セi@
J.:o
.Jli
t;
セエー|@
セ@
Artinya: "lvfuhammad Jbnu Sinan mencerminkan kepada kami: Fulaihu Jbnu Sulaiman menceritakan kepada kami:Hilal Jbnu 'Ali menceritakan kepada. kami dari lbnu Yasar, dart Abi Hurairah ra. la berkata: "Apabila kejujuran telah diabadikan, maka nantikanlah hari kiamat, "seorang Badui bertanya, "Bagaimana mengabaikan kejujuran itu, wahai Rasulu/lah? Be/iau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan kepada seseorang yang tidak ah!i (dalam bidangnya) maka
nantikan/ah hari kiamat. "(HR. Shohih Bukhori).10
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpul kan bahwa secara um um
profesionalisme diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan
pendidikan lanjutan di dalam sciens dan technology yang digunakan
sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan
yang bermanfaat. peke1jaan professional akan senantiasa menggunakan
teknik clan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus
dipelajari secara sengaja, terencana dan kernuclian clipergunakan demi
kemaslahatan orang lain. Sejalan dengan apa yang diutarakan di atas
firrnan Allah SWT. Dalam surat Al-an' am, 135 yang berbunyi:
be
Artinya: "Katakanlah, 1-/ai kaun1ku, beke1jalah n1enurut prq_fesbnu n1asing-111asing, sesungguhnya aku ada/ah orang yang beke1ja. (Al-An 'arn: J 35)
Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai
orang yang rnemiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagai guru dengan maksimal dan proses pendidikan berhasil dengan
baik, jika ia guru Pendidikan Agama Islam, maka harus menguasai
pengetahuan bidang studi yang diajarkannya selain memiliki keahlian
dalam bidang keguruan. Berikut ini adalah ayat yang berhubungan dengan
persoalan tersebut:
..JI/ah akan 1111:11J!,angkat derajat orang-orang yang beri111an dan
orang-orang yang beri/11111 pengetahuan. (Al-Mujadillah: I 1)
Dengan dasar petunjuk Allah sebagai tersirat di dalam firmannya
tersebut di atas itulah seorang pendidik harus mempunyai landasan
keimanan, akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan tentang kehidupan
duniawi dan ukhrawi yang clidasari dengan nilai-nilai ajaran agama yang
amaliyah clisetiap bidang kehidupan manusia.
2. Kompctcnsi Profesional Keguruan
Seorang guru dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi
dalam bahasa Inggris adalah competence yang berarti kemampuan,
wewenang atau kecakapan. 11
Menurut Glasser yang dikutip Nana Sudjana .. ada empat ha] yang
harus dikuasai guru yaitu: "menguasai bahan pelajaran, kemampuan
mendiagnosa tingkah laku siswa, kemampuan melaksanakan proses
pengajaran, dan kemampuan mengukur hasil belajar siswa. 12
Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesionalisme guru adalah kemampuan clan kewenangan guru clalam menjalankan profesi keguruannya.13
Berkenaan clengan kemampuan atau kompetensi yang perlu climiliki oleh staf pengajar/closen/guru professional, Nana Sucljana, A. Muri Yusuf, clan Rochman Natawicljaya mengatakan bahwa acla tiga kompetensi yang harus climiliki seorang guru yaitu: kompetensi personal/pribadi, kompetensi profesional,· kompetensi sosial/kemasyarakatan.14
Menurut Zakiah Daracljat bahwa pacla clasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu:
a. Kompetensi kepribaclian meliputi
1) Mengenal clan mengakui harkat clan potensi clari setiap indiviclu atau murid yang cliajarkan.
2) Membina Interaksi sosial yang meliputi internksi belajar-mengajar,
sehingga sangat bersifat menunjang secara moral terhaclap muricl
bagi terciptanya kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan
muricl clan guru.
3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung
jawab, clan saling mempercayai antara guru clan murid.
b. Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran, meliputi:
1) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan clan apa-apa yang
harus cliajarkan clalam bentuk komponen-kornponen clan
informasi-informasi yang sebenarnya clalam bidang ilmu atas yang
bersangkutan.
2) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi
sedemikian baiknya akan memudahkan muricl untuk mempelajari
pelajaran yang cliterimanya.
c. Kornpetensi dalam cara-cara rnengajar, meliputi:
1) Menyusun atau merencanakan setiap program satuan pelajaran,
demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan untuk satuan-satuan waktu.
2) Menggunakan dan mengembangkan media pendidikan bagi murid dalam proses pelajaran yang diperlukan.
3) Mengembangkan dan rnempergunakan semua metode-metode
mengajar sehingga te1jadilah kombinasi-kornbinasi dan variasinya
yang efektif. 15
Adapun jenis-jenis kompetensi menurut Denda Surona dalam buku pembinaan kompetensi guru sebagai berikut:
a. Kompetensi Personal
Adalah kemampuan dan ciri-ciri yang ada pada diri guru dan yang dapat mengembangkan kondisi belajar, sehingga hasil belajar itu dapat dicapai dengan lebih efektif yang tennasuk ciri-ciri kompetensi
personal adalah ciri-ciri tingkah laku guru dan kepribadian guru itu sendiri yang dapat dijadikan panutan anak didik di dalam proses
belajarnya.
b. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan yang ada pada guru seyogyanya tidak hanya bermanfaat terhadap siswa dan dia secara pribadi, melainkan juga dapat memberi rnanfaat bagi masyarakat, jadi clalam hal ini terdapat kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. c. Kompetensi Profesional
Aclalah kemampuan yang dimiliki seorang guru sebagai pengajar yang
kemampuan dasar tentang materi atau bahan pelajaran yang diajarkan
tersebut. 16
Selain itu ada juga yang membagi kompetensi me11jadi dua jenis
yaitu:
a. Kompetensi Pribadi
Kompetensi pribadi atau personal rnengharuskan tiap guru pendidikan
agama Islam memiliki staf yang cerdas, terampil, kreatif, inofatif,
clemokratis, sabar, penyayang, tidak muclah emosi, clapat clipercaya,
pemberani, tegas, sopan santun, dan menghormati orang lain.
b. Kompetensi Profesional
Pacla kompetensi profesional, guru pendidikan agama Islam harus
mampu mengolah pembelajaran secara baik dan tetap mencangkup
beberapa ha! clalam merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi setelah program
dilaksanakan.
Ada sepuluh kompetensi guru menurut proyek pembinaan pendiclikan
guru (P3G) Depdikbucl, yang erat kaitannya clengan tugas mengajar di
kelas (professional) yaitu:
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan meclia/sumber belajar
5) l'vlenguasai lanclasan kepenclidikan 6) Mcngelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi clan layanan bimbingan penyeluhan
9) Mengenal clan menyelenggarakan administrasi sekolah
I 0) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
Kemampuan profesional tersebut oleh Moch. Uzer Usman
dikelompokan secara sistematis dengan perincian sebagai berikut:
a. Menguasai Landasan Kependidikan
I) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar
b. Menguasai bahan ー・ョァセェ。イ。ョ@
I) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
2) Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun Program Pengajaran
I) Menetapkan tujuan pembelajaran
2) Memilih dan mengembangkan strategi belajar-mengajar
3) Memilih dan mengembangkan pengajaran yang sesuai
4) Memilih dan mernanfaatkan sumber belajar
d. Melaksanakan program pengajaran
I) Menciptakan iklim belajar mengajar tenang dan tepat
2) Mengatur ruangan belajar
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e. Menilai hasil dan proses belajar pembelajaran
I) ivlenilai prestasi murid untuk kepentingan pernbelajaran
2) Mcnilai proses belajar pembelajaran yang te!B.h dilaksanakan 18
17
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belc!jar /\1engajar, (Bandung: Sinar Baru
Kompetensi profesional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam biclang pendidikan dan pengajaran. Seperti menguasai landasan kepenclidikan, menguasai bahan pengapran,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai hasil proses belajar mengajar. Itu sernua ada yang dilakukan sebelum guru mengajar yaitu harus menguasai bahan pengajaran serta menyusun program pengajaran, ada juga yang dilakukai1 ketika proses belajar mengajar berlangsung, sepe1ti melaksanakan program peng[\jaran yaitu menciptakan iklim belajar yang tenang, mengatur ruangan belajar clan sebagainya. Sedangkan yang dilakukan ketika proses bel[\jar berlangsung maupun setelah selesai proses belajar mengajar yaitu menilai hasil dan proses belajar pembelajaran seperti menilai prestasi siswa.
Profesionalisme guru selain menuntut semua kompetensi
professional yang telah diuraikan seperti yang di atas, profesionalisme
guru juga harus diikuti oleh tiga ha! yaitu kerajinan, sungguh-sungguh, dan tekun. Karena tanpa ketiganya, profesionalisme guru tidak akan mencapai tingkat yang baik, terlebih lagi seorang guru Pendidikan Agama Islam
yang menjadi panutan bagi siswanya. Misalkan cara guru agama yang telah memiliki semua kornpetensi profesionalismenya, tetapi malas atau
jarang masuk serta ticlak acla sikap sungguh-sungguh untuk menjalankan tugasnya, maka profesionalisme guru tersebut dapat dikatakan tidak baik
clan proses pembelajarannyapun tidak akan berhasil.
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru
Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah
menjaclikannya sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah SAW
,i ) J. セj@ J. ;f,; ,,, ,.. ,, ,,, /
';.
jGセ@
;,_sJs-',
y1',
;,_sJs- ')
f :
JL;
セ|@
·;:;.
.;1
セi@
.J.:P '.;_
)
.
"' / .,, ). / ,, ;;. ,.. ,,,セMIiI@
±)
セ@
jセ@
;,:,
セ|I@
y"8\
lfa'
セセ|@
セ|[セ@
±)
,.. " " ' ) , , 0 "' " ,, ,,
)
セ@
c:;;
セ@
セI@
ol'.;Ji)
セ@
jセ@
;.:,
セ@
セ|@
セ@
セQI@
,.
'
jセ@
Q . , , , J . ,,
¥1)
セL@
Zjセ@
セI@
o.U)
Artinya: "Dari Abdi!/ ah bin Umar dari Rasulullah SAW, sabdanya: Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya /entang apa yang dipimpinnya, seorang Amir (pengusaha)
adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya akan
kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan ana/mya dan akan dilanya /entang keluargaya, dan seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggungjawab atas apa yang
dipimpinnya (HR. Muslim).19
Dalam ha! ini H. Zuhairini dkk mengatakan bahwa tugas seorang
guru agama adalah:
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam
b. Menambah keluasan dalamjiwa anak
c. Mencliclik anak agar taat menjalankan agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
Mengingat lingkup guru, seperti yang telah dilukiskan di atas,
maka tugas itu meliputi: pertarna, tugas pengajaran atau bahan sebagai
pengajar, kedua tugas clan bimbingan penyuluhan atau guru sebagai
pembimbing clan pemberi bimbingan, clan ketiga, tugas administrasi atau
guru sebagai pemimpin (manajer kelas).
Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi
berkaitan dalam menuju keberhasilan kepend idikan sebagai suatu
keseluruhan yang tidak terpisahkan
a. Tugas Pengajaran atau Guru Sebagai Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan, sikap clan keterampilan. Guru mengetahui bahwa pacla
akhir setiap satuan pengajaran kadang-kadang hanya te1jadi perubahan
dan perkembangan pengetahuan saja mungkin pola para guru telah
bersenang hati bila telah te1jadi perubahan dan perkembangan dibidang
pengetahuan dan keterampilan karena clapat cliharapkannya efek tidak
langsung melalui proses transfer bagi perkembangan dibidang sikap clan minat muricl ha! clernikian tampaknya bersifat umum, walaupun
sesungguhnya kurang memenuhi harapan dari pengajaran agama. Dari
kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru sebagai pendidik,
clan pembimbing masih berlangsung terns walaupun tugasnya sebagai
pengajar telah selesai.
b. Tugas Bimbingan atau Guru Sebagai Pembimbing dan Pemberi
Bimbingan
Guru sebagai pembimbing clan pemberi bimbingan adalah dua macarn peranan yang mengandung banyak perbedaan dan
persamaannya keduanya sering dilakukan guru yang mendidik dan
yang bersifat mengasihi dan mencintai muridnya.
Sebagai pembimbing, guru lebih suka kalau mendapat kesempatan menghaclapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar mengajar ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat, menggiring mereka sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.
Sebagai pemberi bimbingan, guru sering berhadapan dengan
atau rnurid-rnurid yang rnemerlukan bantuan khusus diberikannya
bantuan klmsus pula. Bimbingan khusus secara individual yang
dilakukan pada yang disediakan untuk itu, dinamakan penyuluhan ,
penyuluhan adalah birnbingan yang intensif sekali.
c. Guru Bertugas Sebagai Tenaga Administrasi
Bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai
pengelola kelas, atau pengelola interaksi belajar mengajar meskipun
masalah pengelolaan itu dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan
birnbingan, tetapi tidak banyak dapat dengan mudah diidenfikasi
sesungguhnya ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan
dari mengajar itu sendiri.20
Pembagian tugas dan tanggung jawab guru menurut Amstrong
sebagaimana dikutip oleh Dr. Nana Sudjana dalam b1tlcunya
"Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar" ada lima kategori sebagai berikut:
I) Tanggungjawab dalam pengajaran
2) Tanggung jawab dalam rnernberi bimbingan
3) Tanggung jawab dalam rnengembangkan kurikulum
4) Tanggungjawab dalam mengernbangkan profesi
5) Tanggungjawab dalam membina hubungan clengan masyarakat.21
Ada tiga hal tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan
Amstrong yang tidak terclapat pacla pembagian sebelumnya, yaitu
tanggung jawab clalam pengembangan kurikulum, tanggung jawab
dalam mengembangkan profesi clan tanggung jawab clalam membina
hubungan dengan masyarakat.
Tanggung jawab rnengembangkan kurikulum berarti bahwa
guru clituntut untuk mencari gagasan barn, pendidikan khususnya
clalam praktek pengajaran seperti mencari rnetode, media barn atau
bersikap kreatif clalam memberikan pengajaran, jacli tidak hanya
Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya
ialah tuntutan atau panggilan bagi seorang guru untuk selalu mencintai,
menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab
profesinya seperti ia hams peka terhadap perubahan-perubahan yang
te1jadi khususnya clalam biclang pencliclikan dan pengajaran serta pada
masyarakat umumnya.
Membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus
dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat. Karena pencliclikan bukan hanya tanggung jawab guru atau
pemerintah tapi juga tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu guru
dituntut untuk clapat menumbuhkan partisipasi masyarakat clalam
meningkatkan pendidikan clan pengajaran di sekolah.
Selain itu ada juga yang mengelompokan tiga jenis tugas guru
menurut biclang-biclangnya yaitu tugas guru dalam bidang profesi,
tugas guru dalam bidang kemanusiaan clan dalam biclang
I (emasyarakatan. -'2
Tugas guru clalam bidang profesi tentu meliputi tugas guru
yang berkaitan dengan profesinya yaitu mengaJar, menclidik,
rnembimbing clan melatih. Mengajar berarti guru memberikan atau
menyampaikan ilrnu pengetahuan yang ia miliki kepacla siswanya.
Mendiclik berarti meneruskan clan mengembangkan nilai-nilai hiclup.
Membimbing dan melatih berarti senantiasa membantu mengarahkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru clalam bidang kemanusiaan berarti guru harus bisa
menjacli orang tua keclua bagi siswanya yang dapat mendiclik clan
membimbingnya setelah orang tua kanclungnya .. Oleh karena itu guru
harus mampu menarik perhatian dan simpati clari siswanya serta jacli
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia yang berdasarkan pancasila.23
Dari semua pembagian tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, aclministrasi, serta tugas dan tanggung jawab guru untuk masyarakat.
4. Upaya Peningkatan Profcsionalisme Guru
Peningkatan profesionalisme guru memiliki beberapa persyaratan yaitu:
a. Persyaratan profesionalisme yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi pendidikan
Tatkala guru masih berada di dalam era yang tidak banyak
menuntu, yakni yang tidak menuntut dari kemampuan rutin sajapun, kehidupan guru tenang-tenang saja. Ukuran keteladanan guru adalah kepatuhan dan konformisme. Bagaimanakah kondisi guru sekarang
dan besok, ketika sustainabilitas dan akuntabilitas kepemilikan
sernakin banyak dituntut dari guru? Apakah guru-guru masa lalu akan rnampu mengantisipasi, beradaptasi, dan berkreasi dimasa depan?
Pada saat ini tidak ada alasan untuk menyimpulkan demikian, karena itu, upaya peningkatan profesionalisme guru harus memperhitungkan demensi baru tersebut. Setelah kurang berhasil
membangun kekuatan pendidikan alas keseragaman dengan angkatan guru yang sama belajar membangun kekuatan di atas keberagaman.
Perubahan ini jelas menuntut perubahan sikap profesional yang sejalan. Setelah pendiclikan masalalu berpijak pada Indonesia yang semu. kita berharap agar desentralisasi pendidikan menemukan
belum dilihat sebagai titik rnasuk reformasi yang mendasar dan sistimatik. Persoalan guru yang paling elementerpun, penyaringannya,
pendiclikannya, penempatannya, pembinaannya. Untuk sementara masih terkatung-katung.
Di dalarn konclisi seperti ini, masih sulit untuk mengharapkan agar guru sekarang rnemikirkan
education for a(!
(pendiclikan untuk semua). Memaknai konsep manajemen berbasis sekolah serta memahami pencliclikan untuk persaingan clan ke1jasama global. Apabila kesan negatif ini benar menggambarkan hakekat yang sedangberkembang, dan apabila perkembangan ini berlangsung tanpa
kendala, maka guru akan menjacli kurang potensial untuk menciptakan pencliclikan yang mempersatukan, bahwa yang rnungkin terjadi adalah justru terbentuknya pencliclikan sebagai disintegratif, dalam waktu
yang sangat singkat.
b. Persyaratan profesional yang berkaitan dengan perubahan global Persyaratan ini harus dilihat sehubungan clengan dengan tantangan yang berimplikasi jauh di dalam pengembangan clan
pengelolaan penclidikan selanjutnya. Bagi dunia yang telah lama
maju, kuat, dan kaya. Globalisasi aclalah perkembangan yang wajar. Persiapannya telah berlangsung lama yakni dalam proses menempa
kemajuan clan kekuatan, ketika Negara-negara maju itu mulai berbicara tentang
"knowledge based development"
perkembangan yang telah bertumpu pacla pengetahuan dan teknologi. Jelas, ini mempunyai implikasi yang serius terhaclap penclidikan.Upaya peningkatan profesionalisme guru bukan hanya sekeclar dari clefinisi akan tetapi clari segi prestasi. Selain persyaratan yang
dikernukakan seperti yang di atas, upaya peningkatan profesionalisrne guru juga rnernpunyai persyaratan yang lain seperti:
2) Guru menghormati kode etik yang dirumuskan oleh organisasi terse but
3) Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti belajar
4) Guru memiliki integritas keilmuan moraL, dan spiritual
Dengan ringkas, upaya peningkatan profesionalisme guru yang
harus mencerminkan lima karakteristik dasar yang clituntut dari padanya, clan yang dijadikan modal terpenting untuk semakin meningkatkan kompetensinya ialah: yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah, yang memiliki sifat interpersonal yang kuat, yang
berpanbangan hidup moral, yang beradap, yang menjadi teladan dalam kehidupan, clan yang mempunyai hasrat terns berkembang.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidilrnn Agama Islam
1.
Pengertian Pendidikan Agama IslamSebelum penulis lebih jauh membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam. Untuk memudahkan pembahasan terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti penclidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah, "Proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang clalam usaha
menclewasakan manusia melalui upaya pengajaran clan latihan, proses, perbuatan, cara mencliclik.24
Dalam Unclang-unclang Sistem Pencliclikan Nasional no 2 tahun
1989 bab I pasal I ayat I menyatakan bahwa pendiclikan adalah" Usaha
sadar untuk menyiapkan peserta cliclik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran clan latihan peranannya climasa yang akan clatang.25
24
Yunus Namsa, Metodologi Pengantar Agama !slam, (Jakmia: Pustaka Firdaus, 2000),
cet. Ke- I, h. 22
Menurut Achmad D Marimba pendidilwn adalah bimbingan atau p1mp111 secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian
1. 26 nms 1m.
Sedangkan dalam Undang-undang RI No:20 Tentang Sisdiknas pada pasal I menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.27 Seclangkan pengertian Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Rosul Muhammad SAW untuk diteruskan kepada
seluruh manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (Aqidah), muamalah (lnteraksi Sosial) dan ahklak yang menentukan
proses berfikir, merasa, berbuat, dan terbentuknya kata hati.28
Secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan,
antara lain :
a. Menurut Zakiah Daradjat, "Pendidikan agama Islam adalah usaha
berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak diclik agar kelak setelah selesai pendiclikannya dapat memahami clan mengamalkan l:\iaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.29
b. Pendiclikan agama Islam adalah upaya saclar dan terencana dalam menyiapkan peserta cliclik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa clan berakhlak mulia clalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-quran clan haclits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, se1ia
penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati agama
26
Achn1ad D Marin1ba, Pe11ga111ar F;/s({fal Pendidikan !s/cnn, (Bandung: NU Al Maarif,
1990). cet IV. h. 19
-lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan
bangsa.30
c. Menurut A. Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai denga ajaran Islam.
Jacli pencliclikan agarna Islam merupakan usaha saclar yang dilakukan penclidik clalam rangka mempersiapkan peserta cliclik untuk meyakini, memahami, clan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran alau pelatihan yang telah clitentukan untuk mencapai tujuan yang telah clitetapkan.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, sebaiknya selalu terarah clan tertuju. Apa yang clicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan ialah suatu yang cliharapkan akan clicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam tahun 2004 di sebutkan bahwa:
Pencliclikan agama Islam di sekolah atau Madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan clan meningkatkan keimanan melalui pemberian clan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjacli manusia muslirn yang terns berkembang clalarn ha! keimanan, ketakwaannya, berbangsa clan bemegara, serta untuk clapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.31
Menurut Zakiah Darajat tujuan pendidikan agama Islam acla empat macam yaitu:
a. Tujuan umum, aclalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendiclikan, baik clengan pengajaran, atau dengan cara yang lain.
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam bisa dicapai melalui pendidikan dengan berbagai cara dan jalur, baik jalur formal maupun nonformal dan informal dan takwa kepada Allah SWT
b. Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam secara subtansi adalah rnempertahankan pola iman dan takwa yang telah dicapai, karena iman dan takwa seseorang dalam pe1jalanannya akan fluktuatif, karena dipengaruhi perasaan jiwa agama, pemikiran intelektual yang ter!alu rasional, lingkungan dan pengalaman, karena itulah Pendidikan Agama
Islam harus berlaku seumur hidup (life education) dalam rangka
menumbuhkan, memupuk, memelihara, mengembangkan, dan memperahankan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah dicapai. c. Tujuan sementara. adalah tqjuan yang akan dicapai setelah anak diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum pendidikan formal.
d. Tujuan operasional, adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
.
1 I 1 .
32seJUm a 1 (egiatan tertentu.
Tujuan kurikuler bidang studi agama Islam di Madrasah adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-quran Hadist
Mata pelajaran Al-quran hadist bertujuan agar peserta didik bergairaJ1 untuk membaca Al-quran dan Hadist dengan baik dan benar serta mem pelaj arinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkanclung di clalamnya sebagai petunjuk dan landasan dalarn kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan kurikuler bidang stucli Aqiclah clan Akhlak.
Mata pelajaran aqidah bertujuan untuk menumbuhkan clan rneningkatkan keimanan peserta diclik yang diwujudkan dalarn
akhlaknya yang terpuji. melalui pemberian clan pemupukan
tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga manusia muslim yang terns berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya kepacla Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, clan bernegara, serta untuk clapat
melanjutkan je11jang pendidikan yang lebih tinggi. c. Tuj uan kurikuler Bi dang Studi Fiqih
Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta diclik agar dapat: I. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa clalil naqli dan aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjacli pedoman hiclup clalam kehidupan pribacli maupun sosial. 2 Melaksanakan clan
mengamalkan ketentuan rukun Islam clengan benar pengalaman tersebut diharapkan clapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin clan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.
cl. Tuj uan kurikuler bi clang studi sejarah kebuclayaan Islam
Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai
berikut:
I) Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam clan
kebuclayaan Islam kepacla para peserta cliclik, agar memiliki data
yang objektif clan sistematis tentang sejarah Islam.
2) Mengapresiasi clan mcngambil ibrah, nilai clan makna yang
terclapat clalam sejarah
3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta
sej arah yang acla.
4) Membekali peserta clic!ik untuk membentuk kepribdiannya melalui
imitasi terhaclap tokoh-tokoh telaclan sehingga terbentuk
3. Ruang Lingkup Pcndidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam itu mencangkup lima
unsur pokok yaitu: Al-quran, Hadits, Keimanaan, Akhlak, Fiqih, dan
Bimbingan Ibadah serta tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada
perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sekaligus
menggambarkan bahwa ringkup penclidikan agama Islam mencangkup
perwuj uclan keserasiaan, keselarasan, clan keseimbangan baik itu lrnbungan
manusia clengan Allah, hubungan manusia clengan cliri sencliri, hubungan
manusia clengan sesama dan manusia dengan makhluk lain serta
I. I mg rnngannya. 33
4. Karakteristik Bidang Stu di Pendidikan Agam:a Islam
Karakteristik bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah
aspek-aspek suatu biclang stucli yang terbangun clalam struktur isi clan konstruk.
Tipe isi biclang stucli Pencliclikan Agama Islam berupa fakta, konsep,
clalil/hukum, prinsip/kaiclah, proseclur clan keimanan yang menjacli clasar
salam mencleskripsikan strategi pembelajaran.
Al-quran clan Haclits merupakan sumber utama ajaran Islam clalam
arti merupakan sumber akiclah (keimanan). syariah, ibaclah, muamalah,
clan akhlak sehingga ォセェゥ。ョョケ。@ beracla clisetiap unsur tersebut.
Aqiclah (Ushuluclin) atau keimanan merupakan pokok agama.
Unsur-unsur yang termasuk aqiclah aclalah beriman kepacla Allah SWT,
Malaikat. Kitab-kitab, Rosul, Hari kiamat serta Qada clan Qadar. Tttjuan
yang henclak clicapai clalam bidang studi aqidah aclalah menanamkan
keyakinan ketauhiclan yang kuat pada cliri peserta cliclik.
Syariah merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur
hubungan manusia clengan Allah, clengan sesarna manusia clan dengan
makhluk lain. Dalam hubungannya clengan Allah cliatur clalam ibaclah
dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Pada tingkat Madrasah Aliyah tujuan yang hendak dicapai dalam bidang studi ini adalah siswa clapat memahami ketentuan-ketentuan hukum Islam clalam mengenai ibaclah dan muamalah pacla tingkat Maclrasah bidang studi ini lebih clikenal clengan sebutan fiqih.
Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribaclian hiclup manusia, clalam arti bagairnana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibaclah dalam arti khas) clan hubungan manusia dengan rnanusia dan makhluk lainnya (Muamalah) itu menjacli sikap hiclup clan kepribaclian hiclup rnanusia clalam menjalankan sistem kehiclupannya (politik, ekonorni, sosial, pencliclikan, kekeluargaan, kebuclayaan, seni,
iptek, olah raga, kesehatan, clan lain-lain), yang clilanclasi oleh aqiclah yang kokoh. Biclang stucli ini berisikan mengenai sikap-sikap terpuji yang harus clirniliki rnanusia clan sifat-sifat tercela yang harus clitinggalkan manusia. Dengan clemikian biclang stucli ini bertujuan untuk menclewasakan siswa
untuk berprilaku clengan sifat terpuji clan mampu menghinclari sifat-sifat tercela clalam kehiclupan sehari-hari.
Seclangkan tarikh (sejarah kebuclayaan) Islam merupakan perkembangan pe1jalanan manusia muslim clari rnasa kernasa clalam usaha
bersyariah (beribaclah clan bermuamalah) clan berakhlak serta clalam mengembangkan sistem kehiclupannya yang clilanclasi oleh aqiclah.34
5. Steratcgi Efektif Pcmbela.iaran Pendidikan Agama Islam
Dalam proses pendiclikan cliperlukan perhitungan tentang konclisi dan situasi climana proses itu berlangsung clalarn jangka panjang, konclisi ini cliistilahkan clalam proses pembelajaran clengan istilah sterategi belajar
mengajar. Yaitu claya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan te1:jaclinya proses belajar mengajar, agar
guna. 35 Dengan sterategi terse but pula tujuan yang hendak dicapai menjadi
terarah karena segala sesuatunya direncanakan secara matang.
Menurut Nana Sudjana clalam bukunya dasar-dasar proses belajar meng<ijar bahwa sterategi belajar mengajar merupakan tinclakan guru clalam melaksanakan rencana mengajar, artinya.: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran, seperti tujuan, bahan, metode
clan alat serta evaluasi. agar clapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah clitetapkan.
ltulah sebabnya pendidikan agama Islam memerlukan sterategi yang mantap dalam melaksanakan proses pendidikan dengan melihat situasi clan kondisi yang acla, juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak ditemui hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.
Sterategi penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam
aclalah metocle-metocle penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam yang clikembangkan untuk membuat siswa dapat menampung dan
menerima pelajaran pencliclikan agama Islam dengan muclah, cepat clan menyenangkan.36
Sesuai clengan tingkat perkembangan siswa, sterategi pembelajaran
harus lebih variatif sehingga mampu menyentuh dasar lubuk hatinya sehingga clengan kesaclarannya sencliri menghayati norma-norma clan nilai-nilai agamanya, clengan secara ticlak langsung membentuk kepribacliannya untuk menjacli siswa yang beriman clan bertakwa bagi dirinya sendiri,
masyarakat maupun negaranya.
Dalam proses belajar di kelas seorang guru hendaknya memperhatikan tiga ha! pokok clalam mengajar, yaitu antara lain:
a. Tahapan Mengajar
Secara umum acla tiga tahapan pokok dalam tahapan mengajar,
yakni tahapan pemula (pra Intruksional), tahapan pengajaran
(lntruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut ketiganya, tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan penga.1aran.
b. Tahapan Pra Intruksional
Tahapan pra Intruksional ialah tahapan yang clitempuh guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang clapat clilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini cliantaranya guru menanyakan kehacliran siswa, mencatat siswa yang tidak hadir, tidak perlu mengabsen satu persatu cukup menanyakan yang tidak haclir saja. Dapat juga bertanya kepada siswa sampai climana
pembahasan pelajaran sebelumnya. Ini climaksudkan untuk mengetahui
dan menguji ingatan siswa terhadap bahan yang telah dipelajarinya, clan mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya, setidaknya kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran hari itu.
Aclapun tujuan clari tahapan ini pada hakikatnya adalah
mengungkap kembali tanggapan siswa terhadap bahan ー・ャセゥェ。イ。ョ@ yang telah diterimnya, clan menumbuhkan kondisi belajar clalam hubungannya dengan pelajaran hari itu.
c. Tahapan Intruksional
Tahapan Intruksional disebut juga dengan tahap pembelajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang
telah disusun guru sebelumnya. Kegiatan-kegiatan dari tahapan ini
seperti menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu dan selanjutnya membahas pokok materi yang telah dituliskan. Selanjutnya sangat diperlukan penggunaan alat bantu pengajaran untuk mempe1jelas pembahasan setiap pokok materi, yang diakhiri dengan
menyimpulkan hasil-hasil pembahasan clari semua materi.
cl. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut
adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahapan yang kedua. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahapan ini seperti mengajukan pertanyaan kepada kelas atau beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua. Selanjutnya dilanjutkan dengan memperkaya pengetahuan siswa yaitu dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada kaitannya dengan topik atau pokok materi yang tekab dibahas. Selanjutnya diakhiri dengan rnemberitahukan pembelajara.n yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.37
e. Pendekatan Mengajar
Selain dari tahapan-tahapa mengajar seorang guru juga harus rnernahami pendekatan rnengajar. Hal ini penting dipelajari untuk
rnembantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada tahapan Instruksional sebab tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang dipakai oleh seorang guru.
Ada beberapa pendapat mengenai pendapat rnengajar, Richard Anderson, rnengajukan clua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru atau disebut juga dengan teacher oriented clan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau disebut juga dengan
student oriented. Pendekatan yang pertama disebut dengan type
pendekatan otokratis seclang yang kedua disebut dengan type pendekatan clemokratis.
Pendekatan lain JUga diungkapkan oleh Massialas yang
membagi penclekatan kepada dua bagian pula dengan istilah yang berbecla yaitu pendekatan ekspositori clan pendekatan inguiry, yang
clilengkapi clengan dua pendekatan lain Bruce Joyce yaitu pendekatan model interaksi sosial dan penclekatan tingkah laku.
[ Penclekatan Ekspositori atau Model Informasi
dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahua kepada siswa. Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru.
Pendekatan Ekspositoris atau model informasi biasanya dihasilkan dari komunikasi satu arah dimana guru IJlil(nyampaikan
>\I/
materi pelajaran dengan menggunakan metod1! lisan, ceramah atau
Lecture
g. Pendekatan Inquiry/Discovery
Pendekatan Inquiry/discovery menganggap bahwa siswa sebagai objek dan subjek dalam belajar, mempunyai kemampuan-kemampuan dasar untuk berkembang optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pemimpin atau pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau kelompok dalam memecahkan masalah dengan bimbingan guru.00
Pendekatan Inquiry/discovery dalam belajar termasuk pendekatan belajar modern yang sangat did.ambakan untuk bisa diterapkan dalam setiap sekolah.
h. Pendekatan Interaksi Sosial
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan inquiry terutama sosial inquiry. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga konteks yang luas te1jadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan
38
Ahn1ad Sabri, Strategi Be/ajar Alengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quanturn Teaching,
perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan
belajar siswa.
Metode-metode mengajar yang diutamakan dalam pendekatan
ini antara lain diskusi, problem solving, simulasi, dan metode bekerja
kelompok. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh
guru dalam pendekatan ini bisa berupa guru melemparkan persoalan
dalam bentuk situasi sosial kepada siswa, ke:mudian siswa dengan
bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat
dalam situasi tersebut.
1. Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Models)
Ada beberapa istilah yang dilakukan dalam model pendekatan
ini seperti behavior modivication, Behavior Therapy, Sosial Leaming
Theori. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku individu
pada dasarnya dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan
individu.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam
menggunakan pendekatan tingkah laku (Behavioral Models) adalah
guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa kemudian mengamati
tingkah laku siswa dalam menanggapi1 stimulus, selanjutnya
memperkuat respon siswa yang dipandang tepat sebagai jawaban
sebagai stimulus.
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknis penyajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan
bahan pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan oleh seorang guru dapat tercapai dengan baik
maksimal.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
I. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat dan gairah belajar.
2. Metode digunakan harus dapat memberikan kesempatan pada
siswa dalam mewujudkan hasil karya.
3. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi
4. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Macam-macam Metode Mengajar dan Penggunaan
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang digunakan guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan.
lnteraksi siswa dan guru banyak menggunakan bahasa lisan. Di
dalam metode ceramah ini yang mempunyai penman utama adalah
guru.39
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat 1\vo
Way Traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara murid
dan siswa.Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa yang
bertanya guru yang menjawab
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, unt