• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif : Studi kasus di Madrasah Aliyah Yusufiyah Jln.Raya Pondok Gede Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif : Studi kasus di Madrasah Aliyah Yusufiyah Jln.Raya Pondok Gede Jakarta Timur"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Jin. Raya Pondok Gede Jakarta Timllr)

-OLEH:

ROSAN AH

NIM: 103011026788

JURUSAN PENDIDIKAN

A

GAMA ISLAM

FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDAY A TULLAR

(2)

Jin.

Raya Pondok Gede Jakan·ta Timur)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar (S 1) Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Disusun oleh :

Rosanah

NIM: 103011026788

Di Bawah Bimbingan

A'

ャGヲNNOOセ@

Siti Khadijah,

MA

NIP. 150 283 322

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah

(3)

Timur)" diajukan kepada Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah

pada 20 November 2008 di hadapa1 dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar sa!"jana SI (S.Pd1) dalarn bidang Pendidikan Agarna.

Jakarta, l Desernber 2008

Panita Ujian Munaqasyal1

Ketua Panitia (ketua Jurusan/Pflgrarn Studi)

ᄋtᄋ

ᄋ。ョ

QR

ᄋァᄋᄋァᄋᄋᄋ。ᄋゥᄋセᄋᄋM

Or. H. Abd. Falah Wibisono. f{A I

NIP: 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Juruan/Prodi)

Ors. Sapiuddin Shiddiq, lf.Ag

NIP: 150 299 477

Pen!,>uji I

Ors. Ghufran Ilisan .v!A

NIP: 150 202 340

Penguji II

Ors Sapiuddiuhidiq, M.Ag

NIP: 150 299' 77

Mengetahui:

Dekan Fakultas llmu Tarbiyal1 dan Keguruan

2

"'-..,

セセ|@

.

l'"f. ·:r•,MA

NIP. 150 2

356

Tanda Tangan

^LセL@

セ@ ... -... ...

.. kt

-···
(4)

No. Induk Mahasiswa: 103011026788 Jurusan

Alamat

.ludul Skripsi

: Pendidikan Agama Islam

: JI. Al-Baidlo I no 71 Lubang buaya : Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif (Studi Kasus MA Yusufiyahjl. Raya Pondok Gede Jakaiia Timur)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakartn.

Jakmia, 30 Juli 2008

(5)

Profesionalisme guru Pcndidikan Agama Islam Dalam !Proses Pcmbelajaran Yang Efektif (Stndi Kasns Madrasah Aliyah Ynsnfiy:alt J1. Raya Pondok Gede .Jakarta Timur)

Pada era globalisasi pada saat sekarang ini, pendidikan diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah kehidupan. Pendidikan barus mampu memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbubkan kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat dibutuhkan figur guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat, dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberbasilan dan kekurang berbasilan siswa, serta mampu menafrsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dihidang profesinya.

Kompetensi professional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam bidang pendidikan dan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai basil proses belajar mengajar.

Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk mengetabui profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif. Untuk itu metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektifmengenai, 1. Kepribadian guru pendidikan agama islam ketika mengajar 2. kualitas pengajaran guru. Dan penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis.

Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI berjumlah 30 siswa MA Yusufiyah. Pengumpulan data pada penelitian ini adalab dengan cara 1. Observasi 2. Angket 3. wawancara.

Dan untuk melibat bagai mana profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif yang direalisasikan dalam bentuk penampilan, membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan keterampilan menutup pelajaran, penulis menggunakan metode deskript:if analisis

dengan rumus P = F x 100%. Dari basil perhitungan yang dilakukan penulis

N

(6)

penelitian yang penulis lakukan di sekolah tersebut, serta para guru clan

para si swa MA Y usufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur, yang tel ah ban yak

membantu penulis clalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hiclaya.tullah Jakarta, climana

clalam penulisan skripsi ini turut memberikan anclil besar clalam ha!

penyecliaan bahan pustaka clan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran

penulisan skripsi ini.

8. Keclua orang tua tercinta, Ayahancla Musa clan Ibuncla Masenah, yang

telah mencliclik clan mengasuh clengan segala jerih payah clan kasih

sayangnya hingga penulis clapat menempuh jenjang pencliclikan clasar

sampai pencliclikan tinggi clengan baik. Semoga segala jerih payah clan

usaha yang cliberikan manjacli amal sholeh clan cliterima di sisi Allah swt.,

amm.

9. Suamiku tercinta, Rudi yang clengan setia rnenemani penulis clalarn

menyelesaikan skripsi ini, clan membantu penulis baik materil maumun

inmateril

I 0. Kakak clan aclikku serta keponakan-keponakanku, Rosclayani, Dewi

Sartika, M. Ananda Farhan, Ari clan Anclro, terima kasih atas segala do'a,

semangat, clan motivasi clan juga bantuan yang diberikan kepacla penulis

sehingga skripsi ini clapat terselesaikan.

l l. Teman-leman mahasiswa FITK angkatan 2003 khususnya mahasiswa PAI

kelas D, klrnsusya !is St Aisyah, Eka Rianti, clan Nia, yang selalu

menghiasi hari-hari penulis clengan keceriaan clan kebersamaan yang

begitu erat. Semoga persahabatan kita clirahmati Allah swt.

Akhirnya, hanya kepacla Allah swt., jualah semuanya clikembalikan.

Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan manclapatkan balasan yang

lebih baik clan menjacli amal kebaikan di akhirat nanti.

(7)

LEMBAR PERNY AT AAN ... ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGU.JI ... .iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR. ... v

DAFT AR ISi ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... : ... I A. Latar Belakang Masalah ... I B. ldentifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1. ldentifikasi Masai ah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 4

3. Perumusan Masai ah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

A. Profesionalisme keguruan ... 6

I. Penge11ian Profesionalisme ... 6

2. Kompetensi Profesionalisme guru ... 10

3. Tugas dan Tanggung .Tawab Guru ... 15

4. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ... 20

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 22

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 22

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 24

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 27

(8)

C. Definisi Operasional ... 41

D. Tempat .dan Waktu ... セ@ E. Populas1 dan Sampel ... : ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

A. Gambaran Umum MA YUSUFIY AH .Jakarta-Timur ... 46

I. Sejarah Berdirinya MA YUSUFIY AH Jakarta- Timur .... 46

2. Visi dan Misi ... 46

3. Struktttr Organisasi MA YUSUFIYAH ... 47

4. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar ... 49

5. Keadaan Guru dan Peserta Didik ... 49

6. Sarana dan Prasaran ...

51

B. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses Pembelajaran yang Efektif ... 52

1 . Profesionalisme Guru Pendidikan Agarna Islam Dalam Merencakan atau Menyusun Pembelajaran ... 52

2. Profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran ... 53

3. Upaya sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam ... 78

C. Interprestasi Data ... 79

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran-saran ... 83

(9)

Tabel 3 Sarana dan Prasarana

Tabel 4 Guru Berpakaian Rapih

Tabel 5 Guru Datang Tepat Waktu

Tabel 6 Guru Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran dengan Salam

Tabel 7 Guru Bersifat Pilih Kasih Terhadap Siswa

Tabel 8 Guru Bersifat Humoris dan Demokratis

Tabel 9 Guru Mempunyai Perhatian yang Besar

Tabel I 0 Guru Bersikap sabar Terhadap Siswa

Tabel 11 Guru Tidak Mau Tahu Terhadap Siswa yang Bermasalah

Tabel 12 Memperhatikan Sikap dan Tempat Duduk Siswa

Tabel 13 Mencoba Mencairkan Suasana

Tabel 14 Memulai Pelajaran Setelah Siswa Siap

Tabel 15 Menjelaskan Materi Pokok/Tujuan Pembelajaran

Tabel 16 Memberi Pujian Siswa yang Bertanya

Tabel 17 Mempehatikan Sungguh-sungguh Respon Siswa

Tabel 18 Memandang Siswa Sebagai Anak Sendiri

Tabel 19 Memberikan Kekuatan Pisik

Tabel 20 Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti

Tabel 21 Mengaitkan Pembahasan Materi Pelajaran Dengan Kehidupan

Sehari-hari

Tabel 22 Uraian Materi Tidak Fokus (Ngelantur)

Tabel 23 Mengulang Hal-ha! Penting dalam Penjelasan

Tabel 24 Siswa Mempehatikan Sungguh-sungguh

Tabel 25 Menyelingi Penjelasan Dengan Pertanyaan-perlanyaan

Tabel 26 Mengambil referensi lain

Tabel 27 Media bervariasi

[image:9.595.73.422.115.507.2]
(10)

Tahet 32 Memberi Waktu Sejenak Untuk Berfikir

Tabet 33 Menyampaikan Pertanyaan Terlebih Dahutu

Tabet 34 Memberi Respon Yang Ramah Dan Menyanangkan

Tabel 35 Menghindari Jawaban Serempak

Tabet 36 Menuntun Jawaban Siswa

Tabel 37 Memberi Penjelasan Yang Cukup

Tabet 38 Menilai Jawaban Bersama-sama

Tabel 39 Mencela Jawaban Siswa

Tabel 40 Jawaban Mendalam dan Memuaskan

Tabel 41 Ragu-ragu Ketika menjawab

Tabel 42 Metode Beraneka Ragam

Tabel 43 Metode Yang Digunakan Membantu Memahami Pelajaran

Tabel 44 Metode Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran

Tabel 45 Melakukan Penilaian Diakhir Pembelajaran

Tabel 46 Memberikan Soal-soal Tertulils

Tabel 47 Mengulang Kembali Materi Yang Sudah Dibahas

Tabel 48 Merangkum Materi Bersama-sama

Tabel 49 Memberikan Arahan dan Nasehat

[image:10.595.72.441.179.648.2]
(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam undang-undang RI No 26 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan pada pasal

3

bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa betuj uan untuk mrngembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri clan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

Perwujudan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pese1ia didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang bertanggung

jawab, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap

sistem pendidikan secara

Kaffe1h

(menyeluruh) terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat clan dunia ke1ja. Dalam ha! ini perlu adanya perubahan sosial yang memberi

arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan itu.

Pada era globalisasi saat 1111, pendidikan diharapkan mampu

memecahkan berbagai masalah kehidupan, pendidikan hams mampu

memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan clan menumbuhkan kesecliaan, bakat, minat,

(12)

dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberhasilan siswa, serta

mampu menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan

untuk pengambilan keputusan dibidang profesinya.2

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah melakukan

berbagai macam usaha, diantaranya dengan membuka program madrasah

model, secara statistik prestasi siswa madrasah model mengalami

perkembangan yang signifikan. Indikator utama penilaian ini adalah penilaian

ujian akhir madrasah dan penilaian ujian akhir nasional serta prestasi lainnya.

Dari data observasi, perkembangan perolehan hasil studi pada ujian akhir

meningkat secara tajam adalah mata pelajaran eksak, ウᄋセ、。ョァォ。ョ@ yang lainnya mengalami perkembangan namun tidak terlalu signifikan.3

Keberhasilan madrasah model tidak terlepas dari unsur-unsur sistematik

yang menunjangnya seperti sarana dan prasarana, SDM (guru dan tenaga

kependidikan lainnya) yang profesional, dan manajemen madrasah yang baik

namun sebagai mana dikemukakan, faktor guru memiliki peran yang sangat

penting, guru merupakan manajer kelas yang berfungsi mempromosikan

fasilitas pembelajaran yang kondusif, bagi siswa untuk belajar secara aktif dan

untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya.

Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan, maka seorang guru

hendalmya harus memiliki kriteria sebagai berikut:

I. Memiliki back ground pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang

diasuh.

2. Memiliki gelar kesarjanaan.

3. Beban mengajar tidak melebihi ketetapan.

4. Memilliki kemampuan dasar mengajar (Basic teaching competencies)

2

Abdul Rahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi, dan Aksi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004). Cet I, H. 5. 3

(13)

Keempat kriteria guru di atas telah sesuai dengan tiga pilar pokok yang

ditunjukan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan

akademik.4

Dengan kriteria guru di atas maka tidak mengherankan kalau siswa/i

madrasah model mengalami perkembangan bel<rjar yang sangat pesat.

Menurut hemat penulis jika semua guru memiliki kualitas yang baik maka

akan mudah mencapai tujuan pendidikan, karena guru yang profesional

dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya maka akan mampu mengatasi

berbagai masalah pembelajaran.

Guru pendidikan agama di samping melaksanakan tugas pengajaran

yaitu menyampaikan pengetahuan dan ia juga harus melaksanakan tugas

pendidikan dan pembinaan

kepribadian, pembinaan

bagi peserta didik, ia ュゥセュ「。ョエオ@ pembentukan

akhlak di samping menumbuhkan dan

mengembangkan keimanan dan ketakwaan para peserta didik.'

Oleh sebab itu agar proses penbelajaran bidang studi Pendidikan Agama

Islam di sekolah menengah dapat diterima, dihayati, dan diamalkan oleh siswa

dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat dibutuhkan guru yang memiliki

kemampuan profesional yang mampu mengelola proses belajar mengajar,

sehingga akan tercipta kondisi belajar yang efektif dan efisien.

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut, penulis bermaksud

mengkaji "PROFESIONALISME GURU PKNHIDIKAN AGAMA

ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF" (Studi

Kasus di Madrasah aliyah Yusufiyah Jin. Raya I'ondok gede Jakarta

Timur).

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di MA Yusufiyah, karena

letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, selain itu kurangnya sarana

dan prasarana yang memadaj di sekolah tersebut.

4 Sudarwan Danim, lnovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia. 2002;. :· ·

5

(14)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Pernmnsan Masalah I. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain:

a. Gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam

proses pelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur.

b. Usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam proses

pembelajaran yang efektif.

c. Usaba yang dilakukan guru pendidikan agama dalam meningkatkan

profesionalismenya

d. Usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

guru Pendidikan Agama Islam

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini terfokus dan

operasional, maka penulis membatasi penelitian ini pada:

a. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam menyusun atau

merencanakan program pengajaran.

b. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan

pengajaran di MA Yusufiyah.

3. Pe rum usan Mas a I ah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis

merumuskan permasalahan penelitian ini kepada:

a. Bagaimana gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam

dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta

Timur yang dititik beratkan pada kompetensi dalam merencanakan

atau menyusun pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran?

b. Usaha apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan

profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MA Yusufiyah

(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama

Islam dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah

Jakarta Timur

b. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan sekolah dalam

meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam

2. Manfaat Penelitian

a. Basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

guru agama dalam rangka meningkatkan professonalismenya.

b. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah

ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya, dan

dapat memberi informasi tentang pentingnya keprofesionalan bagi

(16)

A. Profesionalisme Kcgnruan

I. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari bahasa lnggris "Profession" yang

berarti rnata pencarian atau ー・ォ・セェ。@ yang rnemeriukan keahlian yang di peroleh melalui pendidikan atau latihan khusus. 1 Seclangkan clalam bahasa Latin kata "Pr()fession" berarli "pengakuan" atau "pernyataan" kata ke1ja untuk ticlak mengaku atau ticlak menyatakan ialah profeteri. Dan apa yang telah dinyatakan atau cliakui clisebut professus.2

Jacli Profesionalisme ialah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekeijaan harus clilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang yang memiliki profesi. Apa profesi itu? Dalam

kamus besar bahasa Indonesia profesi aclalah: "Bidang peke1jaan yang clilanclasi penclidikan keahlian (keterampilan, kejuruan clan sebagainya) tertentu. Profesional berarti (1) Bersangkutan dengan profesi. (2) memerlukan kepanclaian khusus untuk menjalankannya, clan (3) mengharuskan aclanya pembayaran untuk melakukannya.3

Good's Dictionary Of Education

sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. Oteng Sutisna, Msc. Menjelaskan profesi sebagai: "suatu

peke1jaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kocle etik yang khusus.4

1 M. John Echols, et. All,

Ka11111S lnggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), cet. XXJll, h. 499.

1

tvtuchtar Bukhari, Pendidikan dalan1 Pen1bangunan, (Jakarta: II<IP Muhan1adiyah

Jakarta Press, J 994), cet. I, h. 36.

:; Syafruddin Nurdin, M.Pd, Guru Prq/'esional clan /J1111!e111entasi Kurikuhon, (Jakarta:

Ciputat Press, 2002), h. 55.

(17)

-Menurul Mc Culty bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang rnernerlukan teknik dan prosedur ke1ja yang hams dipelajari secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabadikan sebagai layanan untuk kemaslahatan orang lain serta ditandai oleh ketanggapan yang bijaksana

(i11formed responsiveness) yang didasari oleh filosofis tentang pekerjaan. 5

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh balai Pustaka rnenjelaskan bahwa profesi adalah bidang peke1jaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kata profesionalisme berarti bersangkutan dengan profesi,

rnemerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme adalah rnutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Seclangkan profesionalitas aclalah perihal profesi, keprofesian, kernarnpuan untuk bertindak secara professional.6

Pengertian profesionalisrne clalarn buku pendidikan clalam perspektif

Islam, clijelaskan bahwa "profesionalisme adalah suatu paham yang rnengajarkan bahwa setiap peketjaan harus dapat dilakukan oleh orang

professional. 7

Profesionalisrne juga cliartikan sebagai pandangan tentang bidang

peke1jaan yang menganggap bidang peke1jaan sebagai suatu pengabclian melalui keahlian tertentu clan rnenganggap keahlian itu sebagai suatu yang harus cliperbaharui secara terns menerus clengan memanfaat kemajuan. Kernajuan yang terclapat dalarn biclang ilmu pengetahuan.8

Menurut Muchtar Lutfi, acla clelapan kriteria yang harus clipenuhi oleh suatu peketjaan agar dapat clisebut sebagai suatu profesi yaitu: 9

5 T. Raka Joni, Pene/itian Pengen1bangan da!a1n Pe111baharuan Pendidikan, (Jakarta:

P21, PTK Ditjen Depdikbud, 1984), h. 3.

6 Departe111en

Pendidikan Nasional, Kannts Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), eel. 11, h. 897 edisi ke-3. 7

Ahn1ad Tafsir, //Jnu Pendic/;kan dalan1 Pers1Jekt1f !sla1n, (Bandung: Re1naja Rosda

Karya, 200 I), cet. ke-4, h. I 07.

(18)

a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu

Profesi adalah peke1jaan yang menjadi panggilan hidup seseorang

yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu

lama, bahkan seumur hiclup.

b. Memiliki ilmu pengetahuan, kecakapan/keahlian khusus yang

clipelajari

c. Kebakuan Yang Universal

Profesi aclalah peke1jaan yang clilakukan menurut teori, prinsip,

proseclur clan anggapan clasar yang suclah baku secara universal

sehingga clapat clijaclikan pegangan atau pedoman clalam pemberian

pelayanan terhaclap mereka yang membutuhkan.

cl. Pengabclian

Profesi aclalah peke1jaan yang mengutamakan pengabclian pacla

masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau

financial bagi diri sencliri

e. Kecakapan cliagnostik clan kompetensi aplikatif terhaclap

orang/lembaga yang clilayani.

f.

Otonomi

Profesi aclalah pcke1jaan yang clilakukan secara otonomi atas dasar

prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetaparmya hanya clapat diuji

dan clinilai oleh rekan-rekan seprofesinya.

g. Kode Etik

Profesi adalah peke1jaan yang mempunyai kode etik yaitu

norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pecloman yang diakui serta

clihargai oleh masyarakat, clan.

h. Klien, obyek yang cliberikan layanan oleh seorang profesionalisme.

Dalam Islam setiap peke1jaan harus dilakukan secara professional

(19)

oleh orang yang ahli. Pentingnya keahlian ini tercermin dalam sabda

Rasulullah SAW.

"" ,.. .,, ,.. ..\ .,, \

セ@

iセI@

rL)

セ@

セi@

J.:o

.Jli

t;

セエー|@

セ@

Artinya: "lvfuhammad Jbnu Sinan mencerminkan kepada kami: Fulaihu Jbnu Sulaiman menceritakan kepada kami:Hilal Jbnu 'Ali menceritakan kepada. kami dari lbnu Yasar, dart Abi Hurairah ra. la berkata: "Apabila kejujuran telah diabadikan, maka nantikanlah hari kiamat, "seorang Badui bertanya, "Bagaimana mengabaikan kejujuran itu, wahai Rasulu/lah? Be/iau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan kepada seseorang yang tidak ah!i (dalam bidangnya) maka

nantikan/ah hari kiamat. "(HR. Shohih Bukhori).10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpul kan bahwa secara um um

profesionalisme diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan

pendidikan lanjutan di dalam sciens dan technology yang digunakan

sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan

yang bermanfaat. peke1jaan professional akan senantiasa menggunakan

teknik clan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus

dipelajari secara sengaja, terencana dan kernuclian clipergunakan demi

kemaslahatan orang lain. Sejalan dengan apa yang diutarakan di atas

firrnan Allah SWT. Dalam surat Al-an' am, 135 yang berbunyi:

be

(20)

Artinya: "Katakanlah, 1-/ai kaun1ku, beke1jalah n1enurut prq_fesbnu n1asing-111asing, sesungguhnya aku ada/ah orang yang beke1ja. (Al-An 'arn: J 35)

Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai

orang yang rnemiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagai guru dengan maksimal dan proses pendidikan berhasil dengan

baik, jika ia guru Pendidikan Agama Islam, maka harus menguasai

pengetahuan bidang studi yang diajarkannya selain memiliki keahlian

dalam bidang keguruan. Berikut ini adalah ayat yang berhubungan dengan

persoalan tersebut:

..JI/ah akan 1111:11J!,angkat derajat orang-orang yang beri111an dan

orang-orang yang beri/11111 pengetahuan. (Al-Mujadillah: I 1)

Dengan dasar petunjuk Allah sebagai tersirat di dalam firmannya

tersebut di atas itulah seorang pendidik harus mempunyai landasan

keimanan, akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan tentang kehidupan

duniawi dan ukhrawi yang clidasari dengan nilai-nilai ajaran agama yang

amaliyah clisetiap bidang kehidupan manusia.

2. Kompctcnsi Profesional Keguruan

Seorang guru dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi

dalam bahasa Inggris adalah competence yang berarti kemampuan,

wewenang atau kecakapan. 11

Menurut Glasser yang dikutip Nana Sudjana .. ada empat ha] yang

harus dikuasai guru yaitu: "menguasai bahan pelajaran, kemampuan

mendiagnosa tingkah laku siswa, kemampuan melaksanakan proses

pengajaran, dan kemampuan mengukur hasil belajar siswa. 12

(21)

Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesionalisme guru adalah kemampuan clan kewenangan guru clalam menjalankan profesi keguruannya.13

Berkenaan clengan kemampuan atau kompetensi yang perlu climiliki oleh staf pengajar/closen/guru professional, Nana Sucljana, A. Muri Yusuf, clan Rochman Natawicljaya mengatakan bahwa acla tiga kompetensi yang harus climiliki seorang guru yaitu: kompetensi personal/pribadi, kompetensi profesional,· kompetensi sosial/kemasyarakatan.14

Menurut Zakiah Daracljat bahwa pacla clasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu:

a. Kompetensi kepribaclian meliputi

1) Mengenal clan mengakui harkat clan potensi clari setiap indiviclu atau murid yang cliajarkan.

2) Membina Interaksi sosial yang meliputi internksi belajar-mengajar,

sehingga sangat bersifat menunjang secara moral terhaclap muricl

bagi terciptanya kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan

muricl clan guru.

3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung

jawab, clan saling mempercayai antara guru clan murid.

b. Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran, meliputi:

1) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan clan apa-apa yang

harus cliajarkan clalam bentuk komponen-kornponen clan

informasi-informasi yang sebenarnya clalam bidang ilmu atas yang

bersangkutan.

2) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi

sedemikian baiknya akan memudahkan muricl untuk mempelajari

pelajaran yang cliterimanya.

(22)

c. Kornpetensi dalam cara-cara rnengajar, meliputi:

1) Menyusun atau merencanakan setiap program satuan pelajaran,

demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan untuk satuan-satuan waktu.

2) Menggunakan dan mengembangkan media pendidikan bagi murid dalam proses pelajaran yang diperlukan.

3) Mengembangkan dan rnempergunakan semua metode-metode

mengajar sehingga te1jadilah kombinasi-kornbinasi dan variasinya

yang efektif. 15

Adapun jenis-jenis kompetensi menurut Denda Surona dalam buku pembinaan kompetensi guru sebagai berikut:

a. Kompetensi Personal

Adalah kemampuan dan ciri-ciri yang ada pada diri guru dan yang dapat mengembangkan kondisi belajar, sehingga hasil belajar itu dapat dicapai dengan lebih efektif yang tennasuk ciri-ciri kompetensi

personal adalah ciri-ciri tingkah laku guru dan kepribadian guru itu sendiri yang dapat dijadikan panutan anak didik di dalam proses

belajarnya.

b. Kompetensi Sosial

Adalah kemampuan yang ada pada guru seyogyanya tidak hanya bermanfaat terhadap siswa dan dia secara pribadi, melainkan juga dapat memberi rnanfaat bagi masyarakat, jadi clalam hal ini terdapat kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan apa yang

dibutuhkan oleh masyarakat. c. Kompetensi Profesional

Aclalah kemampuan yang dimiliki seorang guru sebagai pengajar yang

(23)

kemampuan dasar tentang materi atau bahan pelajaran yang diajarkan

tersebut. 16

Selain itu ada juga yang membagi kompetensi me11jadi dua jenis

yaitu:

a. Kompetensi Pribadi

Kompetensi pribadi atau personal rnengharuskan tiap guru pendidikan

agama Islam memiliki staf yang cerdas, terampil, kreatif, inofatif,

clemokratis, sabar, penyayang, tidak muclah emosi, clapat clipercaya,

pemberani, tegas, sopan santun, dan menghormati orang lain.

b. Kompetensi Profesional

Pacla kompetensi profesional, guru pendidikan agama Islam harus

mampu mengolah pembelajaran secara baik dan tetap mencangkup

beberapa ha! clalam merencanakan program pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi setelah program

dilaksanakan.

Ada sepuluh kompetensi guru menurut proyek pembinaan pendiclikan

guru (P3G) Depdikbucl, yang erat kaitannya clengan tugas mengajar di

kelas (professional) yaitu:

1) Menguasai bahan

2) Mengelola program belajar mengajar

3) Mengelola kelas

4) Menggunakan meclia/sumber belajar

5) l'vlenguasai lanclasan kepenclidikan 6) Mcngelola interaksi belajar mengajar

7) Menilai prestasi belajar

8) Mengenal fungsi clan layanan bimbingan penyeluhan

9) Mengenal clan menyelenggarakan administrasi sekolah

I 0) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

(24)

Kemampuan profesional tersebut oleh Moch. Uzer Usman

dikelompokan secara sistematis dengan perincian sebagai berikut:

a. Menguasai Landasan Kependidikan

I) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar

b. Menguasai bahan ー・ョァセェ。イ。ョ@

I) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan

menengah.

2) Menguasai bahan pengajaran

c. Menyusun Program Pengajaran

I) Menetapkan tujuan pembelajaran

2) Memilih dan mengembangkan strategi belajar-mengajar

3) Memilih dan mengembangkan pengajaran yang sesuai

4) Memilih dan mernanfaatkan sumber belajar

d. Melaksanakan program pengajaran

I) Menciptakan iklim belajar mengajar tenang dan tepat

2) Mengatur ruangan belajar

3) Mengelola interaksi belajar mengajar

e. Menilai hasil dan proses belajar pembelajaran

I) ivlenilai prestasi murid untuk kepentingan pernbelajaran

2) Mcnilai proses belajar pembelajaran yang te!B.h dilaksanakan 18

17

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belc!jar /\1engajar, (Bandung: Sinar Baru

(25)

Kompetensi profesional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam biclang pendidikan dan pengajaran. Seperti menguasai landasan kepenclidikan, menguasai bahan pengapran,

menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai hasil proses belajar mengajar. Itu sernua ada yang dilakukan sebelum guru mengajar yaitu harus menguasai bahan pengajaran serta menyusun program pengajaran, ada juga yang dilakukai1 ketika proses belajar mengajar berlangsung, sepe1ti melaksanakan program peng[\jaran yaitu menciptakan iklim belajar yang tenang, mengatur ruangan belajar clan sebagainya. Sedangkan yang dilakukan ketika proses bel[\jar berlangsung maupun setelah selesai proses belajar mengajar yaitu menilai hasil dan proses belajar pembelajaran seperti menilai prestasi siswa.

Profesionalisme guru selain menuntut semua kompetensi

professional yang telah diuraikan seperti yang di atas, profesionalisme

guru juga harus diikuti oleh tiga ha! yaitu kerajinan, sungguh-sungguh, dan tekun. Karena tanpa ketiganya, profesionalisme guru tidak akan mencapai tingkat yang baik, terlebih lagi seorang guru Pendidikan Agama Islam

yang menjadi panutan bagi siswanya. Misalkan cara guru agama yang telah memiliki semua kornpetensi profesionalismenya, tetapi malas atau

jarang masuk serta ticlak acla sikap sungguh-sungguh untuk menjalankan tugasnya, maka profesionalisme guru tersebut dapat dikatakan tidak baik

clan proses pembelajarannyapun tidak akan berhasil.

3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru

Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah

menjaclikannya sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah SAW

(26)

,i ) J. セj@ J. ;f,; ,,, ,.. ,, ,,, /

';.

jGセ@

;,_sJs-',

y

1',

;,_sJs- ')

f :

JL;

セ|@

·;:;.

.;1

セi@

.J.:P '.;_

)

.

"' / .,, ). / ,, ;;. ,.. ,,,

セMIiI@

±)

セ@

jセ@

;,:,

セ|I@

y"8\

lfa'

セセ|@

セ|[セ@

±)

,.. " " ' ) , , 0 "' " ,, ,,

)

セ@

c:;;

セ@

セI@

ol'.;Ji)

セ@

jセ@

;.:,

セ@

セ|@

セ@

セQI@

,.

'

jセ@

Q . , , , J . ,,

¥1)

セL@

Zjセ@

セI@

o.U)

Artinya: "Dari Abdi!/ ah bin Umar dari Rasulullah SAW, sabdanya: Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya /entang apa yang dipimpinnya, seorang Amir (pengusaha)

adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya akan

kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan ana/mya dan akan dilanya /entang keluargaya, dan seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggungjawab atas apa yang

dipimpinnya (HR. Muslim).19

Dalam ha! ini H. Zuhairini dkk mengatakan bahwa tugas seorang

guru agama adalah:

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam

b. Menambah keluasan dalamjiwa anak

c. Mencliclik anak agar taat menjalankan agama

d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia

Mengingat lingkup guru, seperti yang telah dilukiskan di atas,

maka tugas itu meliputi: pertarna, tugas pengajaran atau bahan sebagai

pengajar, kedua tugas clan bimbingan penyuluhan atau guru sebagai

pembimbing clan pemberi bimbingan, clan ketiga, tugas administrasi atau

guru sebagai pemimpin (manajer kelas).

Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi

(27)

berkaitan dalam menuju keberhasilan kepend idikan sebagai suatu

keseluruhan yang tidak terpisahkan

a. Tugas Pengajaran atau Guru Sebagai Pengajar

Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan

pengetahuan, sikap clan keterampilan. Guru mengetahui bahwa pacla

akhir setiap satuan pengajaran kadang-kadang hanya te1jadi perubahan

dan perkembangan pengetahuan saja mungkin pola para guru telah

bersenang hati bila telah te1jadi perubahan dan perkembangan dibidang

pengetahuan dan keterampilan karena clapat cliharapkannya efek tidak

langsung melalui proses transfer bagi perkembangan dibidang sikap clan minat muricl ha! clernikian tampaknya bersifat umum, walaupun

sesungguhnya kurang memenuhi harapan dari pengajaran agama. Dari

kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru sebagai pendidik,

clan pembimbing masih berlangsung terns walaupun tugasnya sebagai

pengajar telah selesai.

b. Tugas Bimbingan atau Guru Sebagai Pembimbing dan Pemberi

Bimbingan

Guru sebagai pembimbing clan pemberi bimbingan adalah dua macarn peranan yang mengandung banyak perbedaan dan

persamaannya keduanya sering dilakukan guru yang mendidik dan

yang bersifat mengasihi dan mencintai muridnya.

Sebagai pembimbing, guru lebih suka kalau mendapat kesempatan menghaclapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar mengajar ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat, menggiring mereka sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.

Sebagai pemberi bimbingan, guru sering berhadapan dengan

(28)

atau rnurid-rnurid yang rnemerlukan bantuan khusus diberikannya

bantuan klmsus pula. Bimbingan khusus secara individual yang

dilakukan pada yang disediakan untuk itu, dinamakan penyuluhan ,

penyuluhan adalah birnbingan yang intensif sekali.

c. Guru Bertugas Sebagai Tenaga Administrasi

Bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai

pengelola kelas, atau pengelola interaksi belajar mengajar meskipun

masalah pengelolaan itu dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan

birnbingan, tetapi tidak banyak dapat dengan mudah diidenfikasi

sesungguhnya ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan

dari mengajar itu sendiri.20

Pembagian tugas dan tanggung jawab guru menurut Amstrong

sebagaimana dikutip oleh Dr. Nana Sudjana dalam b1tlcunya

"Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar" ada lima kategori sebagai berikut:

I) Tanggungjawab dalam pengajaran

2) Tanggung jawab dalam rnernberi bimbingan

3) Tanggung jawab dalam rnengembangkan kurikulum

4) Tanggungjawab dalam mengernbangkan profesi

5) Tanggungjawab dalam membina hubungan clengan masyarakat.21

Ada tiga hal tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan

Amstrong yang tidak terclapat pacla pembagian sebelumnya, yaitu

tanggung jawab clalam pengembangan kurikulum, tanggung jawab

dalam mengembangkan profesi clan tanggung jawab clalam membina

hubungan dengan masyarakat.

Tanggung jawab rnengembangkan kurikulum berarti bahwa

guru clituntut untuk mencari gagasan barn, pendidikan khususnya

clalam praktek pengajaran seperti mencari rnetode, media barn atau

bersikap kreatif clalam memberikan pengajaran, jacli tidak hanya

(29)

Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya

ialah tuntutan atau panggilan bagi seorang guru untuk selalu mencintai,

menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab

profesinya seperti ia hams peka terhadap perubahan-perubahan yang

te1jadi khususnya clalam biclang pencliclikan dan pengajaran serta pada

masyarakat umumnya.

Membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus

dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari

masyarakat. Karena pencliclikan bukan hanya tanggung jawab guru atau

pemerintah tapi juga tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu guru

dituntut untuk clapat menumbuhkan partisipasi masyarakat clalam

meningkatkan pendidikan clan pengajaran di sekolah.

Selain itu ada juga yang mengelompokan tiga jenis tugas guru

menurut biclang-biclangnya yaitu tugas guru dalam bidang profesi,

tugas guru dalam bidang kemanusiaan clan dalam biclang

I (emasyarakatan. -'2

Tugas guru clalam bidang profesi tentu meliputi tugas guru

yang berkaitan dengan profesinya yaitu mengaJar, menclidik,

rnembimbing clan melatih. Mengajar berarti guru memberikan atau

menyampaikan ilrnu pengetahuan yang ia miliki kepacla siswanya.

Mendiclik berarti meneruskan clan mengembangkan nilai-nilai hiclup.

Membimbing dan melatih berarti senantiasa membantu mengarahkan

keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru clalam bidang kemanusiaan berarti guru harus bisa

menjacli orang tua keclua bagi siswanya yang dapat mendiclik clan

membimbingnya setelah orang tua kanclungnya .. Oleh karena itu guru

harus mampu menarik perhatian dan simpati clari siswanya serta jacli

(30)

guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia yang berdasarkan pancasila.23

Dari semua pembagian tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, aclministrasi, serta tugas dan tanggung jawab guru untuk masyarakat.

4. Upaya Peningkatan Profcsionalisme Guru

Peningkatan profesionalisme guru memiliki beberapa persyaratan yaitu:

a. Persyaratan profesionalisme yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi pendidikan

Tatkala guru masih berada di dalam era yang tidak banyak

menuntu, yakni yang tidak menuntut dari kemampuan rutin sajapun, kehidupan guru tenang-tenang saja. Ukuran keteladanan guru adalah kepatuhan dan konformisme. Bagaimanakah kondisi guru sekarang

dan besok, ketika sustainabilitas dan akuntabilitas kepemilikan

sernakin banyak dituntut dari guru? Apakah guru-guru masa lalu akan rnampu mengantisipasi, beradaptasi, dan berkreasi dimasa depan?

Pada saat ini tidak ada alasan untuk menyimpulkan demikian, karena itu, upaya peningkatan profesionalisme guru harus memperhitungkan demensi baru tersebut. Setelah kurang berhasil

membangun kekuatan pendidikan alas keseragaman dengan angkatan guru yang sama belajar membangun kekuatan di atas keberagaman.

Perubahan ini jelas menuntut perubahan sikap profesional yang sejalan. Setelah pendiclikan masalalu berpijak pada Indonesia yang semu. kita berharap agar desentralisasi pendidikan menemukan

(31)

belum dilihat sebagai titik rnasuk reformasi yang mendasar dan sistimatik. Persoalan guru yang paling elementerpun, penyaringannya,

pendiclikannya, penempatannya, pembinaannya. Untuk sementara masih terkatung-katung.

Di dalarn konclisi seperti ini, masih sulit untuk mengharapkan agar guru sekarang rnemikirkan

education for a(!

(pendiclikan untuk semua). Memaknai konsep manajemen berbasis sekolah serta memahami pencliclikan untuk persaingan clan ke1jasama global. Apabila kesan negatif ini benar menggambarkan hakekat yang sedang

berkembang, dan apabila perkembangan ini berlangsung tanpa

kendala, maka guru akan menjacli kurang potensial untuk menciptakan pencliclikan yang mempersatukan, bahwa yang rnungkin terjadi adalah justru terbentuknya pencliclikan sebagai disintegratif, dalam waktu

yang sangat singkat.

b. Persyaratan profesional yang berkaitan dengan perubahan global Persyaratan ini harus dilihat sehubungan clengan dengan tantangan yang berimplikasi jauh di dalam pengembangan clan

pengelolaan penclidikan selanjutnya. Bagi dunia yang telah lama

maju, kuat, dan kaya. Globalisasi aclalah perkembangan yang wajar. Persiapannya telah berlangsung lama yakni dalam proses menempa

kemajuan clan kekuatan, ketika Negara-negara maju itu mulai berbicara tentang

"knowledge based development"

perkembangan yang telah bertumpu pacla pengetahuan dan teknologi. Jelas, ini mempunyai implikasi yang serius terhaclap penclidikan.

Upaya peningkatan profesionalisme guru bukan hanya sekeclar dari clefinisi akan tetapi clari segi prestasi. Selain persyaratan yang

dikernukakan seperti yang di atas, upaya peningkatan profesionalisrne guru juga rnernpunyai persyaratan yang lain seperti:

(32)

2) Guru menghormati kode etik yang dirumuskan oleh organisasi terse but

3) Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti belajar

4) Guru memiliki integritas keilmuan moraL, dan spiritual

Dengan ringkas, upaya peningkatan profesionalisme guru yang

harus mencerminkan lima karakteristik dasar yang clituntut dari padanya, clan yang dijadikan modal terpenting untuk semakin meningkatkan kompetensinya ialah: yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah, yang memiliki sifat interpersonal yang kuat, yang

berpanbangan hidup moral, yang beradap, yang menjadi teladan dalam kehidupan, clan yang mempunyai hasrat terns berkembang.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidilrnn Agama Islam

1.

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis lebih jauh membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam. Untuk memudahkan pembahasan terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti penclidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah, "Proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang clalam usaha

menclewasakan manusia melalui upaya pengajaran clan latihan, proses, perbuatan, cara mencliclik.24

Dalam Unclang-unclang Sistem Pencliclikan Nasional no 2 tahun

1989 bab I pasal I ayat I menyatakan bahwa pendiclikan adalah" Usaha

sadar untuk menyiapkan peserta cliclik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran clan latihan peranannya climasa yang akan clatang.25

24

Yunus Namsa, Metodologi Pengantar Agama !slam, (Jakmia: Pustaka Firdaus, 2000),

cet. Ke- I, h. 22

(33)

Menurut Achmad D Marimba pendidilwn adalah bimbingan atau p1mp111 secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian

1. 26 nms 1m.

Sedangkan dalam Undang-undang RI No:20 Tentang Sisdiknas pada pasal I menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.27 Seclangkan pengertian Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Rosul Muhammad SAW untuk diteruskan kepada

seluruh manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (Aqidah), muamalah (lnteraksi Sosial) dan ahklak yang menentukan

proses berfikir, merasa, berbuat, dan terbentuknya kata hati.28

Secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan,

antara lain :

a. Menurut Zakiah Daradjat, "Pendidikan agama Islam adalah usaha

berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak diclik agar kelak setelah selesai pendiclikannya dapat memahami clan mengamalkan l:\iaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.29

b. Pendiclikan agama Islam adalah upaya saclar dan terencana dalam menyiapkan peserta cliclik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa clan berakhlak mulia clalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci

Al-quran clan haclits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, se1ia

penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati agama

26

Achn1ad D Marin1ba, Pe11ga111ar F;/s({fal Pendidikan !s/cnn, (Bandung: NU Al Maarif,

1990). cet IV. h. 19

(34)

-lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan

bangsa.30

c. Menurut A. Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan

Dian Andayani Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai denga ajaran Islam.

Jacli pencliclikan agarna Islam merupakan usaha saclar yang dilakukan penclidik clalam rangka mempersiapkan peserta cliclik untuk meyakini, memahami, clan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran alau pelatihan yang telah clitentukan untuk mencapai tujuan yang telah clitetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, sebaiknya selalu terarah clan tertuju. Apa yang clicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan ialah suatu yang cliharapkan akan clicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan

telah selesai dilaksanakan. Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam tahun 2004 di sebutkan bahwa:

Pencliclikan agama Islam di sekolah atau Madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan clan meningkatkan keimanan melalui pemberian clan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang

agama Islam sehingga menjacli manusia muslirn yang terns berkembang clalarn ha! keimanan, ketakwaannya, berbangsa clan bemegara, serta untuk clapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.31

Menurut Zakiah Darajat tujuan pendidikan agama Islam acla empat macam yaitu:

a. Tujuan umum, aclalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendiclikan, baik clengan pengajaran, atau dengan cara yang lain.

(35)

Tujuan umum Pendidikan Agama Islam bisa dicapai melalui pendidikan dengan berbagai cara dan jalur, baik jalur formal maupun nonformal dan informal dan takwa kepada Allah SWT

b. Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam secara subtansi adalah rnempertahankan pola iman dan takwa yang telah dicapai, karena iman dan takwa seseorang dalam pe1jalanannya akan fluktuatif, karena dipengaruhi perasaan jiwa agama, pemikiran intelektual yang ter!alu rasional, lingkungan dan pengalaman, karena itulah Pendidikan Agama

Islam harus berlaku seumur hidup (life education) dalam rangka

menumbuhkan, memupuk, memelihara, mengembangkan, dan memperahankan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah dicapai. c. Tujuan sementara. adalah tqjuan yang akan dicapai setelah anak diberi

sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum pendidikan formal.

d. Tujuan operasional, adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan

.

1 I 1 .

32

seJUm a 1 (egiatan tertentu.

Tujuan kurikuler bidang studi agama Islam di Madrasah adalah

sebagai berikut:

a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-quran Hadist

Mata pelajaran Al-quran hadist bertujuan agar peserta didik bergairaJ1 untuk membaca Al-quran dan Hadist dengan baik dan benar serta mem pelaj arinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkanclung di clalamnya sebagai petunjuk dan landasan dalarn kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan kurikuler bidang stucli Aqiclah clan Akhlak.

Mata pelajaran aqidah bertujuan untuk menumbuhkan clan rneningkatkan keimanan peserta diclik yang diwujudkan dalarn

akhlaknya yang terpuji. melalui pemberian clan pemupukan

(36)

tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga manusia muslim yang terns berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya kepacla Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa, clan bernegara, serta untuk clapat

melanjutkan je11jang pendidikan yang lebih tinggi. c. Tuj uan kurikuler Bi dang Studi Fiqih

Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta diclik agar dapat: I. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa clalil naqli dan aqli.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjacli pedoman hiclup clalam kehidupan pribacli maupun sosial. 2 Melaksanakan clan

mengamalkan ketentuan rukun Islam clengan benar pengalaman tersebut diharapkan clapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin clan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan

pribadi maupun sosialnya.

cl. Tuj uan kurikuler bi clang studi sejarah kebuclayaan Islam

Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai

berikut:

I) Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam clan

kebuclayaan Islam kepacla para peserta cliclik, agar memiliki data

yang objektif clan sistematis tentang sejarah Islam.

2) Mengapresiasi clan mcngambil ibrah, nilai clan makna yang

terclapat clalam sejarah

3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta

sej arah yang acla.

4) Membekali peserta clic!ik untuk membentuk kepribdiannya melalui

imitasi terhaclap tokoh-tokoh telaclan sehingga terbentuk

(37)

3. Ruang Lingkup Pcndidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam itu mencangkup lima

unsur pokok yaitu: Al-quran, Hadits, Keimanaan, Akhlak, Fiqih, dan

Bimbingan Ibadah serta tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada

perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sekaligus

menggambarkan bahwa ringkup penclidikan agama Islam mencangkup

perwuj uclan keserasiaan, keselarasan, clan keseimbangan baik itu lrnbungan

manusia clengan Allah, hubungan manusia clengan cliri sencliri, hubungan

manusia clengan sesama dan manusia dengan makhluk lain serta

I. I mg rnngannya. 33

4. Karakteristik Bidang Stu di Pendidikan Agam:a Islam

Karakteristik bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah

aspek-aspek suatu biclang stucli yang terbangun clalam struktur isi clan konstruk.

Tipe isi biclang stucli Pencliclikan Agama Islam berupa fakta, konsep,

clalil/hukum, prinsip/kaiclah, proseclur clan keimanan yang menjacli clasar

salam mencleskripsikan strategi pembelajaran.

Al-quran clan Haclits merupakan sumber utama ajaran Islam clalam

arti merupakan sumber akiclah (keimanan). syariah, ibaclah, muamalah,

clan akhlak sehingga ォセェゥ。ョョケ。@ beracla clisetiap unsur tersebut.

Aqiclah (Ushuluclin) atau keimanan merupakan pokok agama.

Unsur-unsur yang termasuk aqiclah aclalah beriman kepacla Allah SWT,

Malaikat. Kitab-kitab, Rosul, Hari kiamat serta Qada clan Qadar. Tttjuan

yang henclak clicapai clalam bidang studi aqidah aclalah menanamkan

keyakinan ketauhiclan yang kuat pada cliri peserta cliclik.

Syariah merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur

hubungan manusia clengan Allah, clengan sesarna manusia clan dengan

makhluk lain. Dalam hubungannya clengan Allah cliatur clalam ibaclah

(38)

dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Pada tingkat Madrasah Aliyah tujuan yang hendak dicapai dalam bidang studi ini adalah siswa clapat memahami ketentuan-ketentuan hukum Islam clalam mengenai ibaclah dan muamalah pacla tingkat Maclrasah bidang studi ini lebih clikenal clengan sebutan fiqih.

Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribaclian hiclup manusia, clalam arti bagairnana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibaclah dalam arti khas) clan hubungan manusia dengan rnanusia dan makhluk lainnya (Muamalah) itu menjacli sikap hiclup clan kepribaclian hiclup rnanusia clalam menjalankan sistem kehiclupannya (politik, ekonorni, sosial, pencliclikan, kekeluargaan, kebuclayaan, seni,

iptek, olah raga, kesehatan, clan lain-lain), yang clilanclasi oleh aqiclah yang kokoh. Biclang stucli ini berisikan mengenai sikap-sikap terpuji yang harus clirniliki rnanusia clan sifat-sifat tercela yang harus clitinggalkan manusia. Dengan clemikian biclang stucli ini bertujuan untuk menclewasakan siswa

untuk berprilaku clengan sifat terpuji clan mampu menghinclari sifat-sifat tercela clalam kehiclupan sehari-hari.

Seclangkan tarikh (sejarah kebuclayaan) Islam merupakan perkembangan pe1jalanan manusia muslim clari rnasa kernasa clalam usaha

bersyariah (beribaclah clan bermuamalah) clan berakhlak serta clalam mengembangkan sistem kehiclupannya yang clilanclasi oleh aqiclah.34

5. Steratcgi Efektif Pcmbela.iaran Pendidikan Agama Islam

Dalam proses pendiclikan cliperlukan perhitungan tentang konclisi dan situasi climana proses itu berlangsung clalarn jangka panjang, konclisi ini cliistilahkan clalam proses pembelajaran clengan istilah sterategi belajar

mengajar. Yaitu claya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan te1:jaclinya proses belajar mengajar, agar

(39)

guna. 35 Dengan sterategi terse but pula tujuan yang hendak dicapai menjadi

terarah karena segala sesuatunya direncanakan secara matang.

Menurut Nana Sudjana clalam bukunya dasar-dasar proses belajar meng<ijar bahwa sterategi belajar mengajar merupakan tinclakan guru clalam melaksanakan rencana mengajar, artinya.: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran, seperti tujuan, bahan, metode

clan alat serta evaluasi. agar clapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah clitetapkan.

ltulah sebabnya pendidikan agama Islam memerlukan sterategi yang mantap dalam melaksanakan proses pendidikan dengan melihat situasi clan kondisi yang acla, juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak ditemui hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.

Sterategi penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam

aclalah metocle-metocle penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam yang clikembangkan untuk membuat siswa dapat menampung dan

menerima pelajaran pencliclikan agama Islam dengan muclah, cepat clan menyenangkan.36

Sesuai clengan tingkat perkembangan siswa, sterategi pembelajaran

harus lebih variatif sehingga mampu menyentuh dasar lubuk hatinya sehingga clengan kesaclarannya sencliri menghayati norma-norma clan nilai-nilai agamanya, clengan secara ticlak langsung membentuk kepribacliannya untuk menjacli siswa yang beriman clan bertakwa bagi dirinya sendiri,

masyarakat maupun negaranya.

Dalam proses belajar di kelas seorang guru hendaknya memperhatikan tiga ha! pokok clalam mengajar, yaitu antara lain:

a. Tahapan Mengajar

Secara umum acla tiga tahapan pokok dalam tahapan mengajar,

yakni tahapan pemula (pra Intruksional), tahapan pengajaran

(40)

(lntruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut ketiganya, tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan penga.1aran.

b. Tahapan Pra Intruksional

Tahapan pra Intruksional ialah tahapan yang clitempuh guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang clapat clilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini cliantaranya guru menanyakan kehacliran siswa, mencatat siswa yang tidak hadir, tidak perlu mengabsen satu persatu cukup menanyakan yang tidak haclir saja. Dapat juga bertanya kepada siswa sampai climana

pembahasan pelajaran sebelumnya. Ini climaksudkan untuk mengetahui

dan menguji ingatan siswa terhadap bahan yang telah dipelajarinya, clan mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya, setidaknya kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran hari itu.

Aclapun tujuan clari tahapan ini pada hakikatnya adalah

mengungkap kembali tanggapan siswa terhadap bahan ー・ャセゥェ。イ。ョ@ yang telah diterimnya, clan menumbuhkan kondisi belajar clalam hubungannya dengan pelajaran hari itu.

c. Tahapan Intruksional

Tahapan Intruksional disebut juga dengan tahap pembelajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang

telah disusun guru sebelumnya. Kegiatan-kegiatan dari tahapan ini

seperti menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu dan selanjutnya membahas pokok materi yang telah dituliskan. Selanjutnya sangat diperlukan penggunaan alat bantu pengajaran untuk mempe1jelas pembahasan setiap pokok materi, yang diakhiri dengan

menyimpulkan hasil-hasil pembahasan clari semua materi.

cl. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut

(41)

adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahapan yang kedua. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahapan ini seperti mengajukan pertanyaan kepada kelas atau beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua. Selanjutnya dilanjutkan dengan memperkaya pengetahuan siswa yaitu dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada kaitannya dengan topik atau pokok materi yang tekab dibahas. Selanjutnya diakhiri dengan rnemberitahukan pembelajara.n yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.37

e. Pendekatan Mengajar

Selain dari tahapan-tahapa mengajar seorang guru juga harus rnernahami pendekatan rnengajar. Hal ini penting dipelajari untuk

rnembantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada tahapan Instruksional sebab tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang dipakai oleh seorang guru.

Ada beberapa pendapat mengenai pendapat rnengajar, Richard Anderson, rnengajukan clua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru atau disebut juga dengan teacher oriented clan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau disebut juga dengan

student oriented. Pendekatan yang pertama disebut dengan type

pendekatan otokratis seclang yang kedua disebut dengan type pendekatan clemokratis.

Pendekatan lain JUga diungkapkan oleh Massialas yang

membagi penclekatan kepada dua bagian pula dengan istilah yang berbecla yaitu pendekatan ekspositori clan pendekatan inguiry, yang

clilengkapi clengan dua pendekatan lain Bruce Joyce yaitu pendekatan model interaksi sosial dan penclekatan tingkah laku.

[ Penclekatan Ekspositori atau Model Informasi

(42)

dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahua kepada siswa. Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru.

Pendekatan Ekspositoris atau model informasi biasanya dihasilkan dari komunikasi satu arah dimana guru IJlil(nyampaikan

>\I/

materi pelajaran dengan menggunakan metod1! lisan, ceramah atau

Lecture

g. Pendekatan Inquiry/Discovery

Pendekatan Inquiry/discovery menganggap bahwa siswa sebagai objek dan subjek dalam belajar, mempunyai kemampuan-kemampuan dasar untuk berkembang optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pemimpin atau pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau kelompok dalam memecahkan masalah dengan bimbingan guru.00

Pendekatan Inquiry/discovery dalam belajar termasuk pendekatan belajar modern yang sangat did.ambakan untuk bisa diterapkan dalam setiap sekolah.

h. Pendekatan Interaksi Sosial

Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan inquiry terutama sosial inquiry. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga konteks yang luas te1jadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan

38

Ahn1ad Sabri, Strategi Be/ajar Alengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quanturn Teaching,

(43)

perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan

belajar siswa.

Metode-metode mengajar yang diutamakan dalam pendekatan

ini antara lain diskusi, problem solving, simulasi, dan metode bekerja

kelompok. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh

guru dalam pendekatan ini bisa berupa guru melemparkan persoalan

dalam bentuk situasi sosial kepada siswa, ke:mudian siswa dengan

bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat

dalam situasi tersebut.

1. Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Models)

Ada beberapa istilah yang dilakukan dalam model pendekatan

ini seperti behavior modivication, Behavior Therapy, Sosial Leaming

Theori. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku individu

pada dasarnya dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan

individu.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam

menggunakan pendekatan tingkah laku (Behavioral Models) adalah

guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa kemudian mengamati

tingkah laku siswa dalam menanggapi1 stimulus, selanjutnya

memperkuat respon siswa yang dipandang tepat sebagai jawaban

sebagai stimulus.

6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknis penyajian

bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan

bahan pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan oleh seorang guru dapat tercapai dengan baik

maksimal.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam

(44)

I. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,

minat dan gairah belajar.

2. Metode digunakan harus dapat memberikan kesempatan pada

siswa dalam mewujudkan hasil karya.

3. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi

4. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Macam-macam Metode Mengajar dan Penggunaan

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang digunakan guru

dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan.

lnteraksi siswa dan guru banyak menggunakan bahasa lisan. Di

dalam metode ceramah ini yang mempunyai penman utama adalah

guru.39

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat 1\vo

Way Traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara murid

dan siswa.Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa yang

bertanya guru yang menjawab

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, unt

Gambar

Tabel I Data Tenaga Pengajar MA Yusufiyah
Tabel 35 Menghindari Jawaban Serempak
Tabel 2 Data Pengajar MA Yusufiyah
Sarana Tabel 4 Dan Prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “Gambaran Irama Sirkadian Sistem Kardiovaskuler (Studi Observasi pada Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman

Artinya modeling partisipan juga dapat dipergunakan untuk mengurangi perasaan dan perilaku menghindar pada diri seseorang yang dikaitkan dengan aktivitas atau

PERBANDINGAN SENAM SEHAT GEMBIRA DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

karena pengujian secara bertahap maka proses relatif lebih mudah (walaupun untuk software skala besar). Dan identifikasi kesalahan dan koreksi lebih mudah, walaupun dengan

Pada penelitian sejenis terdahulu yang mengandung kekerasan dilakukan oleh “Muhammad Ihsan” dengan tujuan untuk mengetahui bentuk kekerasan dan prosentase kekerasan yang

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pola usahatani pada SIMANTRI 074 adalah integrasi antara tanaman perkebunan (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang), tanaman hijauan

bahwa Indonesia merupakan negara dengan prevalensi perokok pasif di rumah.. tertinggi (78 %) dan prevalensi perokok pasif di tempat umum tertinggi

Pada kondisi dimana petugas tidak yakin/ tidak pasti dengan identitas pasien (misalnya saat pemberian obat), petugas dapat menanyakan nama dan tanggal lahir5. pasien (jika